Edisi199TahunXIII/2014
ISSN 1412-2170
MITRA WACANA
MediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung
Mengoptimalkan Peran SDM * Keberadaan karyawan sangat menentukan hidup dan matinya sebuah perusahaan. * Perlu cara tersendiri untuk mengelolanya, sehingga kontribusi mereka bisa optimal
KirimanGRATISdari: PT ISM Tbk. bogasari �our mills PORTODIBAYAR/TAXEPERCUE Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2014 Berlaku:s.d.31Desember2014
LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888,
[email protected],www.bogasari.com,@KreasiBogasari
Jendela Modal tak Selamanya Uang .......................... Hal. 6 Dalam dunia bisnis baik dalam skala kecil menengah maupun besar tidak lepas dari yang namanya modal. Modal apa untuk mulai usaha? Modal bagaimana untuk mulai usaha kecil ? Edy Winarto & Elly Herawati: Ciri Khas Roti dan Kuenya Membuat Konsumen Ketagihan ................. Hal. 10 Kegemaran yang sama membaca dan rasa ingin tahunya yang tinggi untuk mencari pengetahuan dari manapun ternyata mengantarkan pasangan suami isteri, Edy Winarto dan Elly Herawati sukses mengembangkan usaha Cake & Bakery Gita Mas, di Pemalang Jawa Tengah.
Bogasari serahkan Klaim Asuransi ..... Hal. 12 Bogasari kembali menyerahkan klaim asuransi Ke-sehatan kepada Hendrik Stefanus, pemilik PT Gizindo Pangan Sejati, sebuah usaha yang memproduksi waferstick dan Chocolate Snack di daerah Tigaraksa, Tangerang.
SajianUtama......................................................4-7 Manajemen...........................................................8 Tips..........................................................................14 Resep......................................................................15 Pemasaran.............................................................16 InfoBogasari.................................................................17
UKM peserta Factory Visit antusias mengikuti acara demo pembuatan aneka kue dengan tepung Chesa
P
embaca yang budiman, dalam rangka menambah wawasan tentang produk bogasari dan produk makanan berbasis terigu skala industri, UKM roti, cake, mie dan kulit lumpia dari Purwakarta, Subang, Karawang dan Lampung mengadakan kunjungan ke Bogasari pabrik Jakarta, dan Sari Roti, pada 15 April 2014 dan 16 Mei 2014. Walapun terlihat lelah karena perjalanan jauh, para peserta tampak antusias dan bersemangat mengikuti rangkaian acara. Diantara acara yang menarik minat mereka adalah pada saat mengikuti demo pembuatan aneka kue dari tepung Chesa. Acara dilanjutkan dengan keliling mill untuk melihat secara langsung proses pembuatan terigu, dilanjutkan kunjungan ke pabrik Sari Roti di Cikarang. Dengan factory visit ini diharapkan para UKM mitra Bogasari mengetahui persis proses pembuatan terigu sehingga benar-benar yakin akan kualitas bahan baku yang mereka gunakan. Kegiatan lainnya adalah UKM Garamiro mengikuti pembekalan mengenai BPJS di Ruang Sumatera Bogasari Baking Center Jakarta, 30 April 2014. Dalam penjelasannya tim dari BPJS Jakarta Utara memaparkan mengenai perlunya pengusaha skala kecil dan menengah memahami program Jaminan ketenagakerjaan, hal ini penting untuk melindungi usaha dan karyawannya. Pada hari yang sama UKM Mitra Bogasari Jakarta juga mengikuti kegiatan Penyuluhan Keamanan Pangan yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat. Dalam acara tersebut peserta diberikan materi tentang: Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPIRT), Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga, Pengawetan dan Pengolahan Pangan, Bahan Tambahan Pangan, serta Pengemasan, Penyimpanan dan Pelabelan Pangan IRT. Mudah-mudahan seluruh rangkaian acara dapat memberikan tambahan pengetahuan dan bermanfaat bagi pengembangan usaha para UKM mitra Bogasari. M
PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Beatrix Sudibyo, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Louis M. Djangun, Rudianto Pangaribuan, Kontributor: Effendi Lie; Ahmad Hadiyanto; Uluan DP. Manurung; J .M. Qayyuum; Sylvia, Joko Pramono, Josaphat S. Wijaya, Julius Ronadi. Desain & Lay-out: Melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME Relations Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail:
[email protected], http//www.bogasari.com DISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN
Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap informasi BMC akan disampaikan melalui SMS. Wacana Mitra * Edisi 199/Tahun XII/2014
Sajian Utama
Mengoptimalkan Peran Tenaga Kerja
G
erak roda perusahaan, sangat dipengaruhi oleh peran manusia, termasuk yang berperan sebagai tenaga kerja atau karyawan. Tidak ada perusahaan yang dapat beroperasi tanpa manusia. Tetapi, sesuai sifat manusiawinya, karyawan cende-rung menjauhi pengendalian dan pengawasan. Karena itu, pihak pengelola atau pimpinan perusahaan, tidak bisa seenaknya main atur atau main awasi saja, tanpa memperhatikan nilai serta watak kemanusiaannya. Agar tujuan perusahaan tercapai, maka yang harus dijadikan objek pengendalian dan pengawasan jangan manusianya, tetapi tekankan pada kegiatan atau pelaksanaan tugas yang dilakukannya. Dengan kata lain, kegiatan pengendalian itu mesti dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak merusak hakekat hubungan antar manusia yang sebenarnya. Dilihat dari tujuan perusahaan, pengendalian karyawan diperlukan, paling tidak dua hal utama yaitu membina kemampuan mereka bagi kepentingan ope-rasi perusahaan dan membatasi biaya personalia perusahaan. Setiap perusahaan, pasti mempunyai berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan. Misalnya proses produksi, penjualan, dan lain-lain. Untuk melaksanakan kegiatan itu, diperlukan jumlah karyawan yang memadai. Pengelola harus tahu, berapa jumlah pekerjaan yang harus disele-
Dalam sebuah perusahaan, peran tenaga kerja sangat vital. Perlu cara tersendiri untuk mengelolanya, sehingga kontribusi mereka bisa optimal saikan, bagaimana batas-batas tuntutan kerja itu, dan berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan. Dia juga harus paham, apakah karyawan yang telah dimilikinya sudah mencukupi, baik dari segi jumlah maupun kemampuannya. Mekanisme pengendalian yang sederhana ini, dimaksudkan untuk mendapatkan kemampuan yang memadai sekaligus membatasi
biaya berdasarkan beban tugasnya. Ambil contoh dalam bidang produksi. Harus jelas betul, apa- kah tenaga kerja sudah mencukupi untuk keperluan produksi yang diinginkan? Apakah jumlah yang ada cukup imbang dengan kapasitas produksinya? Dalam penjualan, semua tenaga kerja termasuk wiraniaga dan agen penjualan, harus selalu dihubung-
kan dengan luas wilayah pemasaran, jumlah pelanggan potensial dan hasil kerja mereka. Untuk mewujudkan hal itu, ada baiknya sejak semula pengelola, walaupun perusahaannya masih kecil, telah menggariskan kebijaksanaan personalia yang mantap, di antaranya meliputi: 1. Pedoman kerja, standar kerja, jam kerja, dan lain-lain. 2. Adanya upah/gaji dan tunjangan lain, yang jumlahnya mi-nimal cukup untuk hidup wajar bersama keluarganya. 3. Menetapkan cara pemilihan tenaga kerja, pesyaratan sangsi dan kenaikan pangkat. 4. Memperhatikan ketentuan peraturan perburuhan seperti cuti, keselamatan kerja, dan lain-lain. Lantas, bagaimana kegiatan pengendaliannya harus dilakukan? Untuk pengendalian yang efektif, diperlukan berbagai tindakan, antara lain meliputi penentuan standar kerja, mengukur hasil kerja, menilai prestasi kerja dan mengendalikannya. Prestasi kerja digunakan untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja tiap karyawan, yaitu membandingkan hasil kerja dengan standar yang telah ditentukan. Sumber: Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil, Penebar Swadaya - Singgih Wibowo,
Edisi199/TahunXII/2014* Wacana Mitra
Sajian Utama
Meminang dan Menimang Karyawan Keberadaan karyawan sangat menentukan hidup dan matinya sebuah perusahaan. Karena itu, proses perekrutannya tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Karyawan yang bagus pun tidak akan memberikan kontribusi yang maksimal, jika pengelolaannya tidak tepat.
K
arena perannya yang sangat penting itu, maka setiap pengusaha dituntut untuk mencari dan merekrut karyawan yang benar-benar tepat. Pada perusahaan besar, proses rekrutmen karyawan biasanya dilakukan secara selektif, melalui sederetan testing ketat yang dilakukan oleh ahli di bidangnya. Tapi, proses semacam ini hampir mustahil dilakukan oleh perusahaan kecil, antara lain karena butuh biaya besar dan terasa ribet. Sebaliknya, proses rekrutmen pada perusahaan kecil dilakukan dengan sangat sederhana dan cenderung tidak selektif, karena seringkali dilakukan asal comot saja. Umumnya berasal dari lingkungan keluarga, tetangga, teman atau orang terdekat. Cara semacam ini memang sangat berisiko ibarat beli kucing dalam
karung. Tapi, bukan berarti tidak ada sisi positifnya sama sekali. Hanya saja, keputusan untuk mengambilnya, benar-benar dijauhkan dari unsur terpaksa. Misalnya, karena perasaan sungkan atau tidak enak hati kalau menolak tetangga, padahal perusahaan tidak membutuhkan tambahan karyawan. Di samping mudah, sisi positif lain proses rekrutmen karyawan dari kalangan orang dekat, juga karena si pengusaha relatif sudah mengenal wataknya. Soal keterampilan, bisa diasah sambil jalan terutama untuk bidang pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan khusus, seperti peracik resep dan adonan. Pengusaha makanan, umumnya masih menangani sendiri soal resep ini. Karena jumlah lingkup pekerjaan yang relatif terbatas dan jumlah karyawannya
Wacana Mitra * Edisi 199/Tahun XII/2014
pun tidak banyak, pemilik usaha masih bisa memantau secara langsung kerja karyawannya. Di sinilah kesempatan pentingnya proses pembinaan, agar keterampilan karyawan terus meningkat dan motivasi mereka tetap tinggi. Agar proses pembinaan kepada karyawan bisa berlangsung “sambil jalan” dengan baik, hendaknya pengusaha menghindari cara pengawasan yang berlebihan, bagikan seorang mata-mata. Setiap gerak-gerik karyawan diperhatikan. Sepintas, pengawasan model begini memang cukup efektif. Tapi, cenderung tidak mendidik. Karyawan merasa dirinya kurang dipercaya dan selalu dicurigai. Akibatnya, mereka merasa tidak nyaman dalam bekerja. Pengawasan seperti itu juga, pada gilirannya, akan menimbulkan sikap apatisme dalam diri karyawan. Mereka bekerja semata-mata karena diawasi. Kalau yang mengawasi lengah, mereka pun bermalas-malasan. Hampir tidak ada kesungguhan bekerja. Jika ini terjadi, jangan harap perusahaan bakal berkembang. Pembinaan terhadap karyawan, terutama yang baru, hanya bisa berlangsung, apabila pengusaha selalu membuka komunikasi dua arah. Membimbing dengan memberi contoh, bukan sekadar perintah. Komunikasi juga diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan motivasi karyawan. Namun perlu disadari, sering terjadi, motivasi karyawan baru yang sebelumnya menggebu, kemudian melemah di tengah jalan karena mereka mengalami macam-macam kejadian yang mengecewakan mulai dari kurangnya perhatian dan pembinaan, gaji dan kompensasi kerja ekstra, sampai pembagian tugas dan wewenang yang tidak jelas. Masalah yang tidak segera terselesaikan, kondisi peralatan dan ruang kerja yang tidak nyaman, serta kecenderungan pemilik yang menganakemaskan karyawan tertentu, juga bisa melunturkan motivasi karyawan baru. Untuk mencegahnya, perlu kebijakan dan aturan main dalam menimang karyawan, yang jelas, fair dan berwibawa.M
Sajian Utama
Modal Tidak Selamanya Uang Dalam dunia bisnis baik dalam skala kecil menengah maupun besar tidak lepas dari yang namanya modal. Modal apa untuk mulai usaha? Modal bagaimana untuk mulai usaha kecil ?
P
ada kenyataannya dua pertanyaan itulah yang selalu muncul untuk memulai usaha. Bahkan “modal apa dan bagaimana” sering menjadi penghambat atau momok dalam memulai usaha kecil terutama bagi mereka yang baru mengenal dunia bisnis. Seringkali kita terhambat untuk memulai usaha dengan alasan “uang”. Baik usaha kecil, menengah apalagi yang besar selalu dikaitkan dengan uang. Uang pada umumnya dijadikan sesuatu yang berharga karena sulit untuk mendapatkan dan mudah untuk mengeluarkan. Sehingga kehilangan uang adalah sebuah momok yang menakutkan. Seseorang yang akan berbisnis jika mempunyai image bahwa uang adalah utama dan segalanya
maka akan sulit bisa mewujudkan bisnis yang sehat dan akan sulit berkembang karena menjadikan uang sebagai modal utama. Hatihati dengan pola pikir bahwa “Biarlah uang bekerja untuk anda” berarti kita harus mempunyai uang dulu baru uang itu bekerja untuk si empunya uang. Persoalannya adalah, uang tersebut kerjanya seperti apa, hasilnya bagaimana dan seberapa. Kalau tidak berhasil bagaimana? sesuatu yang indah tapi menakutkan. Dalam bisnis modal bukan berarti uang semata-mata, karena uang itu bagian kecil dari modal. Pada umumnya orang-orang memahami sebuah usaha perlu modal, dan modal itu uang. Kenyataannya banyak orang punya uang tapi tidak bisa berbisnis. Mereka bingung jika diajak bicara bisnis.
Banyak dari mereka mengambil langkah untuk mengamankan uangnya dengan deposito ada juga yang diinvestasikan berupa aset seperti rumah ataupun apartement yang diharapkan nilai jual nantinya semakin naik dari harga waktu belinya. Karenanya uang belum tentu menjamin seseorang dapat berbisnis. Modal akan lebih menggairahkan dan membangkitkan semangat jika diartikan bukan hanya uang, tetapi lebih berupa: 1. Niat: Bagaimana niat kita untuk usaha. Ini wajib ditata karena semua perbuatan itu tergantung dari niatnya. 2. Keberanian: Jika mau bisnis harus berani rugi. Kalo memang dengan rugi akhirnya dapat pengalaman untuk modal bangkit kenapa takut. 3. Kemauan berkembang: Berkembang disini bisa berupa konsep bisnis masa depan dan selalu belajar untuk membenahi dan menyempurnakan yang dijalankan.
Edisi199/TahunXII/2014* Wacana Mitra
Sajian Utama
4. Tahan banting: Tidak mudah menyerah jika berhadapan dengan masalah terutama masalah yang komplex atau masalah yang datangnya bersamaan dan beruntun seakan akan tidak ada habis habisnya. 5. Bisa baca situasi dan kondisi: Dengan mempunyai kemampuan membaca situasi dan kondisi anda akan mudah memulai dan menjalankan usaha yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Bagaimanapun juga, akan lebih tepat bila hendak memulai bisnis adalah dengan modal sesuatu yang unik. Unik berarti berbeda dengan yang lain. Unik itu adalah diri kita sendiri. Manusia diciptakan unik yang artinya satu dengan yang lainnya berbeda. inilah sebenarnya modal utama yang kita butuhkan. Manusia adalah modal yang paling mendasar. Jika unik kita artikan sebagai uang, maka yang perlu ditanyakan seberapa unik uang kita itu? Kalau kita punya uang 5 juta apakah itu unik? berapa orang disekitar kita yang punya uang 5 juta. 50 juta, 500 juta, 5 milyar, 5 triliun mana
diantaranya yang bisa dikatakan unik? Besaran uang yang jarang dimiliki orang itukah yang dapat dikatakan unik? Untuk usaha kecil lebih baik lupakan keunikan uang tersebut. Pertanyaannya adalah, ketika melihat diri kita sebagai sesuatu yang unik terus apanya yang dapat
dijadikan modal? Mulai dari tenaga, pikiran, perasaan termasuk di dalamnya insting ataupun naluri bahkan hobby yang dapat diolah lebih lanjut menjadi potensi yang menghasilkan, begitu pula dengan naluri sosial yaitu pertemanan, persahabatan, persaudaraan yang dapat berbuah kepercayaan dalam hubungan bisnis. Dalam menentukan keunikan dalam diri kita sendiri sangat di-
Wacana Mitra * Edisi 199/Tahun XII/2014
perlukan keberanian untuk menjadi diri sendiri. Artinya bukan atas dasar tiru meniru, ikut-ikutan atau angin anginan. Oleh karena itu, Jadilah diri sendiri dalam berbisnis. Untuk lebih mudahnya mengenal diri coba ta-nyakan pertanyaan berikut pada diri sendiri? 1. Apa kesukaan Anda? 2. Apa yang Anda bisa? 3. Hal apa yang paling Anda kuasai? 4. Seberapa luas hubungan dan relasi anda? Jika kesukaan anda terjawab, dari yang disukai, hal apa yang paling bisa dilakukan. Jika sudah ketemu apa yang anda kuasai maka seberapa luas hubungannya untuk hobby anda. Dari banyaknya teman yang ada seberapa bisa anda untuk menambah teman yang sehobby, dst… Dari contoh di atas anda bisa mencari dalam diri anda sendiri usaha apa yang bisa anda lakukan sesuai dengan keunikan yang ada pada diri anda sendiri. Jika semua modal tersebut telah anda punyai biarlah uang berposisi sebagai pendukung saja. Uang tersebut tidak harus dari kantong sendiri dan bukan harus milik personal. (sumber: Artikel.co)
Manajemen
“Menjinakkan” Faktor di Luar Perusahaan Manajemen pemasaran, dituntut untuk mampu ‘menjinakkan’ faktor-faktor yang ada di luar perusahaan, yang seringkali sulit untuk dikendalikan. Membuat produk yang berkualitas, memang penting. Tapi yang lebih penting lagi, adalah membuat produk yang laku di pasar. Ini bukan akrobat kalimat. Dalam berbisnis, pasar memang harus menjadi tujuan utama. Sebagus apapun sebuah produk dibuat, tanpa kegiatan pemasaran yang baik, niscaya bisa tidak ada artinya. Tapi, ada kemungkinan, dalam menghadapi masalah-masalah pemasaran, pimpinan perusahaan akan menemui kesulitan yang lebih besar dibanding menjalankan manajemen atau pengelolaan perusahaan itu sendiri. Sebabnya, jelas. Dalam pemasaran, yang harus dihadapi adalah faktor-faktor eksternal (lingkungan luar perusahaan) yang tidak bisa begitu saja dikendalikan. Sangat beda, misalnya, dengan manajemen keuangan, produksi atau personalia, yang relatif lebih mudah dikendalikan, lantaran berada dalam internal perusahaan. Karena lingkungan luar perusahaan berada di luar kemampuan atau jangkauan manajemen dalam menguasai atau mengendalikannya, maka yang dapat dilakukan adalah “melunakkan” pengaruhnya, agar
memungkinkan perusahaan bekerja mencapai tujuan perusahaan, atau menyesuaikannya untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya. Perusahaan saingan contohnya,
sudah barang tentu tidak selalu dapat dikendalikan, misalnya, agar mereka menetapkan harga yang sama dengan harga yang kita tetapkan, atau dengan harga pasar. Oleh karena itu, perlu ditetapkan kebijakan dengan gagasan yang jelas dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pemasaran. Dalam menetapkan kebijakan pemasaran tersebut, ada sejumlah faktor
yang harus diperhitungkan, yaitu: Pertama: Kebijakan perusahaan dalam persaingan di pasar, dan peran perusahaan terhadap perusahaan saingan yang memberikan gambaran penguasaan pasar. Kedua: Sumber daya perusahaan, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Faktor-faktor lingkungan yang dihadapi, akan memperlihatkan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Ketiga: Kebijakan pemasaran dari perusahaan saingan. Keempat: Perilaku dari para pembeli (konsumen) dan sasaran pasar, yang memungkinkan melakukan pembagian pasar. Kelima: Tahap dari daur hidup barang dalam pasar memungkinkan dilakukannya koordinasi dan integrasi berbagai kebijaksanaan pemasaran. Keenam: Ciri-ciri keadaan ekonomi, misalnya, apakah sedang berkembang, bertumbuh atau resesi. Kebijakan pemasaran diartikan sebagai himpunan pedoman dan asas yang dianut secara konsisten, sesuai dengan kebutuhan dan dapat dilaksanakan guna mencapai tujuan dan sasaran jangka panjang dalam suatu lingkungan tertentu. (Sumber: Manajemen Usaha Kecil, Depkop & PPK dan Lembaga Manajemen Universitas Indonesia).
Edisi199/TahunXII/2014* Wacana Mitra
Manajemen
Pentingnya Pembukuan Bagi UKM catatan pengeluaran dan catatan pendapatan. Dari catatan harian ini dibuat rekapitulasi per bulan. Inilah yang disebut laporan arus kas (cash-flow).
airengine-indonesia.com
anyak pelaku usaha kecil yang tidak paham keuntungan memiliki pembukuan. Dengan memiliki pembukuan pemilik usaha dapat mengetahui kesehatan usaha yang dijalankannya. Tak hanya untuk pihak pemilik, untuk pihak luar seperti pemasok, partner usaha, perbankan, dan pihak lain seperti pemerintah juga sangat berguna dalam melihat kelayakan dan kepercayaan terhadap usaha yang kita jalankan. Khususnya pihak bank, ketentuan umum untuk mendapatkan pinjaman modal hanya catatan yang ada di pembukuanlah yang bisa memberikan informasi apakah pinjaman akan dapat dikembalikan atau tidak. Untuk usaha skala mikro misalnya dengan omset paling banyak Rp
B
300 juta per tahun hanya diperlukan informasi tentang pembukuan pengeluaran dan pendapatan. Data ini akan memberikan informasi apakah ada selisih positif atau tidak. Kalau ada selisih positif berarti perusahaan itu untung dan kalau diberi pinjaman pasti akan bisa kembali. Untuk membuat pembukuan sederhana yang diperlukan adalah catatan semua pengeluaran dan semua pemasukan. Berikut beberapa langkah membuat pembukuan secara sederhana: 1. Buat Catatan Arus Kas. Yaitu catatan harian mengenai pengeluaran dan pemasukan keuangan. Pokoknya, setiap ada pengeluaran dan pemasukan harus dicatat. Sebaiknya, dibedakan buku untuk
Wacana Mitra * Edisi 199/Tahun XII/2014
2. Buat Laporan Rugi Laba. Dari laporan arus kas tadi, dibuat laporan rugi laba. Intinya, laporan rugi laba ini berisi pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya sehingga diketahui apakah usaha tersebut mengalami untung atau malah rugi. Tapi ingat, Anda harus mengeluarkan faktor aset, modal, barang, dan utang dari laporan rugi laba ini. 3. Buat Neraca. Neraca dibuat untuk mengetahui nilai perusahaan dari waktu ke waktu. Saat awal perusahaan, neraca perusahaan biasanya hanya terdiri dari modal awal dan utang serta aset yang diperoleh dari belanja modal tersebut. Aset termasuk sebagai aktiva, sementara utang dan modal masuk sebagai pasiva. Seiring waktu, aset perusahaan bisa bertambah, bisa pula terjadi utang-piutang, atau cadangan kas menjadi berkurang atau bertambah, dan lain-lain. Intinya, nilai perusahaan bisa saja bertambah atau berkurang karena perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian.***
Pro�l
Edy Winarto & Elly Herawati: Pengusaha Cake & Bakery Roti Gita Mas:
Ciri Khas Roti dan Kuenya Membuat Konsumen Ketagihan Kegemaran yang sama membaca dan rasa ingin tahunya yang tinggi untuk mencari pengetahuan dari manapun ternyata mengantarkan pasangan suami isteri, Edy Winarto dan Elly Herawati sukses mengembangkan usaha Cake & Bakery Gita Mas, di Pemalang Jawa Tengah.
10
S
etiap ada majalah ataupun bukubuku yang berkaitan dengan manajemen, pemasaran dan resep-resep, sudah pasti dibacanya sampai tuntas, kemudian mereka terapkan untuk pengembangan usaha baik itu dalam hal inovasi produk maupun manajemen usahanya. “Tetapi kalau soal mencoba resep-resep, suami saya ternyata lebih telaten,” ungkap Elly yang sempat belajar membuat cake dan tart. “Pernah suatu kali ada resep chifon cake di majalah, saya coba beberapa kali gagal, tetapi ketika suami saya coba sekali langsung berhasil” kenangnya. Mengenai coba-coba resep baru ini ternyata menurut Edy ada rahasianya. Setiap resep sebaiknya tidak ditelan mentah-mentah, harus ada modifikasi. Ini untuk menentukan ciri khas terutama jika mau dijual. Edy mencontohkan sekarang ini banyak sekali tepung premix siap saji, bagi mereka yang membuat untuk dikonsumsi sendiri tentu tidak ada masalah, tetapi jika hendak dijual, tentunya tepung semacam itu tidak ada ciri khas yang spesifik seperti milik sendiri. Untuk itu lanjut Edy, perlu meramu dengan formula sendiri. “Ciri khas inilah yang membuat orang tertarik dan datang mencari roti atau kue
Edisi199/TahunXII/2014* Wacana Mitra
Pro�l
bikinan kita.” Lanjutnya. Menelusuri perjalanan usaha Toko Roti dan Kue Gita Mas, sepintas biasabiasa saja, terlihat dari penampilan tokonya yang terkesan konvensional. Tetapi ternyata usaha yang dimulai pada tahun 1986 ini menyimpan liku-liku usaha yang cukup menarik. Kebiasaan masa kecilnya membuat kue untuk iseng, mengantarkan Elly Herawati belajar membuat cake dan tart di Bogor pada 1979, ketika itu statusnya belum menikah. Dari kecil memang gemar membuat kue untuk iseng karena memang jaman itu tidak banyak warung atau toko yang jualan makanan kecil jajanan seperti sekarang.”Jadi kalau kepingin makanan ya harus bikin sendiri.” Cerita Elly Hasil dari kursus itu mulailah Elly membuat kue dibantu oleh papanya, dan dijual pakai “tenong” keliling kampung dari rumah-ke rumah, oleh orang yang khusus digaji untuk jualan. “Ketika itu paling hanya habis 2 kg terigu” kenang Ibu 3 orang anak ini.
Setelah menikah, bersama suaminya mulailah mengembangkan usaha. Selain tetap membuat kue “tenongan”, mereka mulai membuat kue/bolu pasar dan roti tawar yang dijual di pasar tempat orang tua Edy berjualan. Ternyata kue buatannya digemari banyak orang dan selalu habis. Melihat perkembangan yang cukup menjanjikan, atas bantuan orang tua Edy mereka dikontrakkan sebuah rumah yang dijadikan toko di Jln. Jenderal Sudirman 221, Pemalang, dan sekarang ini sudah menjadi miliknya. Hal yang menarik adalah, walapun kedua orangtua mereka cukup berada, namun mereka berkomitmen tidak mau bergantung pada orang tua dan memilih untuk berdikari, bahkan bantuan rumah dari orangtuanyapun tetap dikembalikan dengan cara mengangsur. Kini, selain toko kue dan roti, pasutri ini juga telah mengembangkan sayap usahanya di bidang rumah
Wacana Mitra * Edisi 199/Tahun XII/2014
makan. Salah satu menu andalannya adalah mi dan baso yang juga dibuatnya sendiri dari resep secara tidak sengaja ditemukan kembali setelah beberapa tahun hilang. “lumayan saat ini untuk mi bisa habis 4-5 kg sehari.” Katanya penuh syukur. Berkat ciri khas yang dikembangkan selama ini, beberapa instansi seperti Pemda, DPRD, dan instansi lain seperti sekolah-sekolah secara rutin memesan snackbox untuk kebutuhan rapat-rapat mereka. Beberapa kue produknya yang saat ini sangat digemari pelanggannya adalah chifon cake, brwonies, dan roti pisang cokelat. Bahkan untuk pisang cokelat, banyak pelanggan yang merasa kehilangan ketika kami sempat tutup beberapa hari. Jelas Edy. Dari tokonya selain kue bikinan sendiri Gita Mas, juga menerima titipan dari warga sekitar terutama kue basah, sedangkan roti dan bolu dibuat sendiri, dibantu oleh 27 orang karyawan untuk produksi dan di toko. Mengenai kualitas dan kesehatan produknya, Edy dan Elly, menjamin tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang dilarang pemerintah, dan menggunakan bahan baku yang berkualitas. Mereka menekankan bahwa roti dan kue bikinannya dimakan oleh banyak orang termasuk anak-anak dan familinya. Bagaimana mungkin kami mau meracuni mereka? Tegasnya. (pam) Kontak: Edy Winarto & Elly Herawati Cake & Bakery Gita Mas Jln. Jenderal Sudirman 221, Pemalang Telepon: 0284 321462
11
BMC
Hendrik Stefanus,
Untuk Kedua Kalinya Menerima klaim Asuransi Kesehatan dari Bogasari Bogasari kembali menyerahkan klaim asuransi Kesehatan kepada Hendrik Stefanus, pemilik PT Gizindo Pangan Sejati, sebuah usaha yang memproduksi waferstick dan Chocolate Snack di daerah Tigaraksa, Tangerang. Hendrik menerima santunan untuk yang kedua kalinya sebesar Rp 50 juta dari Bogasari setelah menjalani operasi dan perawatan penyakit jantung koroner. Santunan pertama diterima pada tahun 2012 lalu.
P
emegang kartu Platinum Bogasari Mitra Card (BMC) no. 0127064 itu, sebelumnya pernah mengalami serangan jantung pada tahun 2000 saat sedang bermain bulutangkis, disusul serangan kedua pada akhir 2012, dan terakhir serangan ketiga dialami pada Februari 2014 lalu, ketiga serangan tersebut berlanjut dengan tindakan operasi pemasangan ring. Sebagai anggota BMC sejak tahun 2006, dua tindakan operasi yang terakhir klaim asuransi kesehatan yang diajukan Hendrik,
disetujui oleh pihak Bogasari, masing-masing sebesar Rp 50 juta. Menceritakan tentang pengalamannya mengajukan klaim asuransi ke Bogasari, ayah 2 orang dan 1 cucu ini mengaku sempat tidak ingat kalau bogasari ada program asuransi melalui BMC. Ketika itu saat mau menjalani operasi yang kedua tahun 2012, sepintas teringat bahwa sering mendapat informasi melalui kiriman pemberitahuan tentang program-program BMC, yang salah satunya adalah asuransi kesehatan.
Setelah salah seorang staf di perusahaannya menghubungi Bogasari, ternyata langsung disetujui untuk diajukan sebagai penerima klaim asuransi kesehatan, setelah melengkapi persyaratan administrasi. Demikian juga ketika mengajukan klaim untuk tindakan operasi berikutnya, Hendrik menilai bahwa bogasari cukup tanggap dan cepat dalam menangani UKM terutama masalah klaim asuransi ini. Menurutnya program asuransi BMC ini sangat meringankan bagi UKM walaupun biaya perawatan lebih banyak dibandingkan nilai santunannya. “Tetapi ini sudah sangat membantu,” tegasnya. Ditambahkannya selama berhubungan dengan bogasari, baik itu produk, pelayanan maupun program-program BMCnya, Ia merasa puas. Apalagi Hendrik adalah salah satu pemenang ziarah rohani ke Jerusalem pada program undian Umroh yang diadakan Bogasari pada 2011 lalu. Masalah kesehatan tidak boleh dianggap enteng. Untuk menjaganya pengusaha yang se-
Edisi199/TahunXII/2014* Wacana Mitra
BMC
Hendrik Stefanus saat menerima klaim asuransi Kesehatan Rp 50 juta di lokasi Usahanya, 12 Mei 2014
tia menggunakan terigu produk Bogasari sejak awal usaha tahun 1993 ini mengatakan bahwa ketika usia sudah tidak muda lagi, perlu melakukan keseimbangan dalam hidup, yaitu menjaga pola makan terutama hindari makanan yang dapat memicu masalah kesehatan, olahraga ringan, dan yang paling penting keseimbangan dalam hidup sosial kemasyarakatan disela-sela aktivitas usahanya. Asuransi Kesehatan dan Kecelakaan Diri adalah benefit program perlindungan usaha yang diberikan Bogasari kepada para anggota BMC yang memenuhi syarat. Program Asuransi Kesehatan dan Kecelakaan Diri ini diluncurkan pada tahun 2004. Empat tahun kemudian yaitu tahun 2008 Bogasari kembali meluncurkan program asuransi untuk kebakaran. BMC adalah program keanggotaan khusus bagi UKM makanan berbasis terigu mitra Bogasari yang berskala usaha kecil menengah atau masih bersifat
tradisional, sebagai bentuk penghargaan atas kepercayaan dan kesetiaan menggunakan produkproduk Bogasari. Keanggotannya dibagi dalam tiga kategori yaitu Silver untuk pemakaian di bawah 250 sak per bulannya, Gold (250 – 749 sak), dan Platinum untuk pemakaian 750 sak ke atas. Hingga Juni 2014 ini total anggota BMC secara nasional sudah mencapai angka 54.644 anggota. Dari angka ini, sebanyak 35 anggota sudah mendapatkan manfaat klaim Asuransi Kesehatan, 12 anggota untuk Asuransi Kecelakaan dan 17 anggota untuk Asuransi Kebakaran, dengan total klaim Rp 1,223,065,812.00. Persyaratan untuk mendapatkan manfaat asuransi kesehatan dan kecelakaan diri adalah sudah menjadi anggota BMC aktif pada 2 Periode hadiah langsung (HL) dan jumlah HL 2 Periode terakhir lebih dari 50 poin. Usia peserta maksimal 65 tahun saat polis berakhir dan dilakukan review setiap 6 bulan. Sedangkan untuk mendapatkan manfaat asuransi
Wacana Mitra * Edisi 199/Tahun XII/2014
kebakaran untuk tempat usaha, UKM harus sudah menjadi anggota aktif pada 3 Periode HL dengan jumlah HL 3 Periode terakhir di atas 75 poin. Program asuransi kesehatan ini merupakan nilai tambah bagi anggota BMC dan bentuk dukungan nyata Bogasari bagi kelangsungan usaha. Termasuk meningkatkan rasa aman bagi UKM anggota BMC dalam menjalankan usahanya, sekaligus memberikan pemahaman asuransi sebagai sarana mengelola risiko usaha UKM. Banyak manfaat lainnya yang didapat dengan menjadi anggota BMC. Seperti hadiah langsung berupa uang tunai yang dibayarkan setiap periode. Program penukaran point reward yang dapat ditukar dengan hadiah menarik. Langganan gratis majalah bulanan Wacana Mitra yang berisikan beragam edukasi mulai dari resep, kiat marketing, teknologi peralatan dan profil kisah sukses anggota BMC sebagai sharing inspirasi bagi anggota BMC lainnya. Manfaat lainnya dalam upaya peningkatan usaha adalah mendapatkan diskon pelatihan di seluruh cabang BBC, rekomendasi kredit mikro dari perbankan bahkan pemegang kartu BMC dapat memanfaatkannya sebagai media transfer dana poin BMC yang dapat digunakan untuk penarikan tunai di ATM Permata Bank, atau bank lain di jaringan ALTO, ATM Bersama dan ATM Prima/BCA, atau belanja di toko yang menyediakan mesin EDC (Electronic Data Capture) yang telah bekerjasama dengan Permata Bank (pam).
Tips
Menyiapkan Adonan 1. Ayak selalu tepung terigu yang akan digunakan dengan tujuan untuk menyaring kotoran atau benda asing lainnya dan juga agar kualitas tepung yang akan dipakai menjadi lebih maksimal karena dengan cara mengayaknya tepung akan lebih bersih.
- Saat adonan diambil dengan spatula dan spatula dibiarkan, adonan akan terlihat turun namun tidak menetes atau jatuh, jika menetetes berarti adonan belum mengembang sempurna.
3. Pengadukan adonan roti hingga kalis, kalis ditandai dengan adonan telah homogen, mengaret dan elastis bila ditarik, bila dilihat adonan telah mengkilat, dan bila direntangkan adonan akan tipis rata dan tidak mudah robek. 2. Jika anda ingin memulai mengocok cake, kocokan awal gunakan kecepatan rendah, ketika mulai berbusa banyak, tingkatkan ke kecepatan sedang, kemudian naikkan ke tinggi. Teknik ini menghasilkan adonan yang lembut dan tidak terlalu berpori besar. Setelah adonan mengembang, berjejak atau lambat turun ketika diambil dengan spatula, maka adonan siap dicampur dengan tepung dan coklat.
6. Pada proses pengisian adonan cake ke dalam cetakan, jangan mengisi cetakan dengan adonan hingga penuh, isi 3/4 cetakan saja. Ini akan membuat permukaan Cake anda ketika dipanggang membulat dengan cantik bukan flat atau bahkan meluber keluar.
4. Dalam pembuatan cookies, pengadukkan adonan jangan terlalu lama karna gluten (protein di dalam terigu) akan terbentuk, akibatnya cookies akan keras dan dianjurkan gunakan spatula kayu. 5. Cara mengetahui adonan cake sudah mengembang atau belum yaitu : - Adonan sudah mengental - Adonan berjejak (bekas kocokkan mixer terlihat dan tidak akan hilang selama 2 menit).
7. Sebelum mengocok adonan cake, panaskan oven terlebih dahulu hingga suhu telah ideal untuk memanggang, jangan masukkan adonan jika oven belum siap karena akan membuat adonan bantat atau tidak mengembang sempurna.
Edisi199/TahunXII/2014* Wacana Mitra
Resep
Custard Bread Bahan: 800 gram 200 gram 6 gram 20 gram 150 gram 50 gram 100 gram 3 gram 600 gram 100 gram 60 gram 12 gram
Terigu Cakra Kembar Terigu Segitiga Biru Bread improver Ragi instan Gula pasir Susu bubuk Custard powder Telur Air es Margarin Mentega Garam
Bahan Topping: 100 gram Vla instan 200 gram Susu cair Campur vla instan dan susu cair, aduk hingga mengental dan siap digunakan. 200 gram Secukupnya Secukupnya
Keju cheddar (taburan) Shortening putih Susu evaporasi
Cara Membuat: 1. Campur semua bahan kering (terigu, bread improver, ragi, gula pasir, susu bubuk, custard powder) 2. Masukkan telur, air es, aduk hingga adonan menyatu. Masukkan margarin, mentega, dan garam, aduk hingga kalis. 3. Istirahatkan 10 menit. 4. Bagi adonan @ 40 gram, lalu bulatkan. 5. Istirahatkan 10 menit. 6. Buang gasnya, bulatkan. 7. Masukkan ke cetakan roti tawar yang telah dioles dengan shortening putih. 8. Istirahatkan selama 90 menit. 9. Setelah setengah mengembang, oles permukaannya dengan susu evaporasi, beri bahan topping vla dan taburi dengan keju parut, kemudian masukkan lagi ke dalam proofer hingga adonan cukup mengembang. 10. Bakar dalam oven pada suhu 220oC selama 35-40 menit. Tips : 1. Gunakan air es agar pengembangan adonan oleh kerja ragi dapat terkontrol 2. Tutup adonan yang telah dibulatkan dengan plastik agar kulit adonan tidak mudah kering
1 gram Garam 5 lembar Daun jeruk purut 4 butir Kuning telur 6 butir Telur 200 gram Gula pasir 125 gram Tepung sagu/tapioka 1 gram Vanili essence 2 gram Pewarna kuning 20 gram Wijen sangrai, untuk taburan Cara membuat: 1. Campur air, terigu, dan ragi instan hingga larut. Diamkan selama 1 jam. (fermentasi) 2. Masak santan, daun pandan, serai, garam, dan daun jeruk hingga mendidih, sambil terus diaduk. Angkat, dinginkan, saring. 3. Kocok kuning telur, telur, dan gula hingga gula larut dengan menggunakan kocokan tangan. 4. Campur tepung sagu/tapioka, santan dingin, dan vanili essence. 5. Masukkan ke kocokan telur. Aduk rata. 6. Campur dengan adonan yang sudah
Bika Ambon Bahan: 900 ml 50 gram 8 gram 250 ml 3 lembar 1 batang
Air Terigu Segitiga Biru Ragi instan Santan kental dari 3 buah kelapa Daun pandan Serai, dimemarkan
Wacana Mitra * Edisi 199/Tahun XII/2014
fermentasi 1 jam. Aduk rata. 7. Tambahkan pewarna kuning. Aduk rata. 8. Tutup adonan dengan serbet basah, diamkan selama 3 jam. 9. Tuangkan adonan ke dalam loyang yang telah dioles minyak dan telah dipanaskan di oven. 10. Bakar dalam oven pada suhu 1600C dengan api bawah selama ±30 menit, (pintu oven sedikit dibuka), hingga berlubang-lubang. 11. Setelah 3/4 matang, taburi permukaannya dengan wijen yang telah disangrai. Masak lagi hingga matang.
Tips : 1. Sebaiknya gunakan santan segar dan daun jeruk dipotong kecil–kecil agar aroma bika ambon lebih wangi 2. Loyang setelah dipoles dengan minyak jangan diberi taburan tepung karena kan menyebabkan bika ambon lengket di loyang saat setelah matang.
Pemasaran
Memahami Perilaku Konsumen
J
ika ditinjau dari minat konsumen, maka produk yang ditawarkan itu mempunyai dua nilai, yaitu nilai tentang kemasan dan mutunya, termasuk merek nama barang. Jika terhadap mutu maka konsumen, mempunyai pandangan de-ngan sejumlah pertanyaan, apakah kualitas barang yang dikenalnya itu mampu menjamin kepuasan keinginannya. Sedangkan terhadap kemasan, maka konsumen akan menilai apa-kah kemasannya menarik, bernilai seni tinggi dan bergengsi. Sebab kebanyakan konsumen suka dengan produk yang kemasannya agak mewah sementara harga dan mutunya menjamin. Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa antara kemasan dan mutu barang saling ketergantungan. Bila kemasannya menarik maka akan menutupi kekurangan mutu, dan sebaliknya jika kemasan kurang menarik akan dibantu oleh kualitas yang terjamin. Kedua variabel itu tak dapat dipisahkan. Lebih baik dan ideal lagi jika antara kemasan dan mutu bisa sama-sama memberi kepuasan. Namun demikian hal-hal diatas bukanlah merupakan standar baku yang sudah dapat dipastikan. Sebab konsumen di pasar berbagai macam jenis dan perbedaannya. Antara konsumen yang satu dengan yang lainnya mempunyai pandangan yang berbeda-beda mengenai merek serta mutu barang.
Tapi, hal di atas ditinjau dari pandangan umum saja. Jadi ada dua alternatif mengenai pandangan konsumen terhadap suatu merek dan mutu barang. Di satu sisi konsumen mempunyai persepsi yang berbeda
mengenai produk dan mereknya, di sisi lain, masing-masing konsumen mempunyai persepsi yang hampir sejalan. Kondisi yang pertama memberikan gambaran bahwa salah satu merek mungkin dirasa sangat menarik dan lebih diutamakan dibandingkan mutunya. Sedangkan yang lain lebih mementingkan mutu dibandingkan kemasannya serta mereknya. Sementara yang pula menganggap keduan-
ya sama-sama berperan. Dari berbagai variasi seperti ini, maka timbulah anggapan sebagai berikut : 1. Kemungkinan konsumen yang satu dengan yang lainnya belum berpengalaman terhadap produk yang dibeli. Sehingga mereka belum mempunyai kesatuan pen-dapat mengenai hubungan antara kemasan dengan mutu barang yang bersangkutan. 2. Antara merek barang yang satu dengan yang lainnya memberikan kepuasan yang sulit dibedakan. Artinya, keduanya mempunyai perbedaan kecil mengenai mutu serta daya tariknya sehingga kebanyakan konsumen sulit untuk membedakan. Dengan menyadari adanya variasi anggapan yang terdapat pada konsumen itu, maka pengusaha atau produsen dituntut kemampuannya untuk menilai daya tarik barang yang dijaya. Apakah sementara ini konsumen sudah mempunyai banyak kesamaan mengenai tanggapannya terhadap produk yang dijual. Jika memang keadaannya kurang menyenangkan, maka sebaiknya produsen merubah kondisi produk yang dijualnya itu. Merubah dalam hal ini berarti menyempurnakannya, baik kemasan maupun mutu. Dengan jalan ini maka diharapkan penjualan akan lebih jauh menanjak dibandingkan keadaan sebelum ada perbaikan.***
Edisi199/TahunXII/2014* Wacana Mitra
Info Bogasari
bogasari e-order:
Beli Produk Bogasari Secara Online
U
ntuk menjawab tantangan perkembangan teknologi dalam memudahkan dan mempercepat pelayanan kepada pelanggan, kini bogasari telah menerapkan sistem Bogasari e-order yaitu memanfaatkan jaringan internet sebagai sarana pemesanan terigu secara online. Ide pembelian terigu online ini adalah salah satu terobosan bogasari dalam melayani pelanggannya. Pa-ling tidak ada 2 alasan mendasar dari gagasan ini yaitu 1. Solusi terhadap keluhan mengenai keterbatasan akses pembelian, terutama jika ada gangguan jaringan telepon, faks dll; 2. Solusi terhadap keluhan lamanya customer menerima dokumen DO. Sebenarnya customer yang hendak disasar dari program bogasari eorder ini adalah customer modern industry termasuk di dalamnya pabrik mi, atau roti; distributor/grosir modern adalah para distributor di pasar basah, dan distributor modern outlet seperti minimarket, supermarket dan sejenisnya, namun dalam perkembangannya customer yang tertarik dan menggunakan fasilitas e-order ini tidak terbatas hanya pada ketiga kelompok customer tersebut saja. Mereka yang dapat menggunakan fasilitas e-order adalah customer yang telah terdaftar di Bogasari dan atau sudah pernah membeli produk Bogasari secara langsung, minimal 3 bulan terakhir. Cara melakukan e-order Customer yang tertarik dapat
Dengan sistem bogasari e-order, di www.bogasari.com, customer cukup memesan dari rumah, tidak perlu lagi mengirimkan orang hanya untuk mengambil DO di Bogasari. mendaftar melalui sales admin Bogasari dan mengisi formulir pendaftaran e-order. Admin sistem e-ordering akan membuat user ID dan Password untuk setiap customer yang mendaftar dan memberikan user ID dan Password tersebut kepada costomer yang bersangkutan, kemudian customer
Wacana Mitra * Edisi 199/Tahun XII/2014
harus mengganti password sendiri untuk keamanan. Setelah diverifikasi oleh Bogasari, maka customer bisa mengakses sistem e-order melalui website Bogasari di www.bogasari.com. Selanjutnya setiap kali akan melakukan pemesanan, diawali dengan login user id dan memasukkan password masing-masing customer. Setelah login, customer mengisi aplikasi PO (Purchase Order) yang sudah tersedia dalam sistem e-order dan melakukan pembayaran sesuai harga produk yang dipesan. Pembayaran disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Copy/scan bukti pembayaran dapat langsung di-attach pada website e-order tersebut. “Setelah semua proses pemesanan selesai dilakukan dan sales admin Bogasari telah memberikan konfirmasi, lalu diterbitkan DO (Delivery Order) dan customer dapat langsung mencetak sendiri dokumen DO di tempat masing-masing lewat e-order tadi. Sebagai bukti keabsahan dari DO yang dicetak, tandatangan dan stempel resmi Bogasari digantikan dengan sistem barcode. Dengan sistem bogasari e-order customer cukup memesan dari rumah, tidak perlu lagi mengirimkan orang hanya untuk mengambil DO di Bogasari. Terlebih tingkat kemacetan seperti sekarang ini, banyak menyita waktu, biaya dan tenaga. Oleh karena itu dengan memanfaatkan bogasari e-order ini customer bisa mendapatkan “nilai tambah” yaitu penghematan. (pam)
Info Bogasari
Wacana Mitra * Edisi 196/Tahun XII/2013