Edisi 203 Tahun XIV / 2015
ISSN 1412-2170
MITRA WACANA
Media Usaha Kecil Menengah Makanan Berbasis Tepung
Agar Usaha tetap Sehat
Lakukan Efisiensi Kiriman GRATIS dari: PT ISM Tbk. bogasari �our mills PORTO DIBAYAR / TAXE PERCUE Nomor: 05/PRTD/JKU/DIVRE IV/2015 Berlaku: s.d. 31 Desember 2015
LAGANSA (Layanan Pelanggan Bogasari): 0807-1800-888,
[email protected], www.bogasari.com,
@KreasiBogasari
Jendela Kontrol Sebagai Bagian dari E�siensi .................. Hal. 6 Persaingan usaha berlangsung kian ketat. Pengusaha bukan cuma dituntut untuk memproduksi produk berkualitas baik plus pelayanan prima, tetapi juga menjalankan efisiensi.
Kerja di Bank ditinggalkan, Lalu Bisnis Roti ................. Hal. 10 Posisi yang sudah mapan sebagai karyawan di sebuah bank swasta nasional, ternyata tidak membuatnya berhenti mengembangkan hobbynya, untuk dijadikan sebuah usaha.
P
Benarkah Pelanggan Adalah Raja? .................... Hal. 12 Pelanggan adalah sumber penghidupan utama bagi setiap usaha, dari merekalah semua kegiatan usaha menerima aliran darah segar yang disebut sebagai arus kas positif yang memberikan energi bagi aktivitas usaha yang menjalankannya.
Sajian Utama ...................................................... 4-7 Manajemen ......................................................... 8 Pemasaran ............................................................ 12 Tips .......................................................................... 14 Resep ...................................................................... 15 Peluang ................................................................. 16 Info .......................................................................... 17
embaca yang budiman, memasuki tahun baru 2015, tentunya banyak harapan yang digantungkan. Namun, nampaknya situasi perekonomian ke depan perlu juga dicerma�, apalagi keadaan ekonomi nasional diperkirakan memasuki masa sulit. Dari hari ke hari, persaingan di dunia usaha, berlangsung kian ketat. Para pengusaha, bukan cuma dituntut melancarkan berbagai jurus jitu untuk menggaet konsumen, tapi juga mengelola perusahaannya secara efisien. Sebagian pengusaha malah percaya, dalam kancah persaingan yang makin berat, hanya tersedia dua pilihan ekstrim: Efisiensi atau ma�! Untuk itu, pada Wacana Mitra edisi ini, kami mengangkat masalah efisiensi sebagai Sajian Utama. Kami tahu, sebagai pengusaha yang berpengalaman, Anda tentu sudah paham betul soal pen�ngnya efisiensi, sekaligus piawai menjalankannya. Karena itu, di sini kami sedikit pun �dak bermaksud menggurui, tapi sekadar ingin menyegarkan kembali ingatan Anda. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Selamat membaca, sukses untuk Anda. M
PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, Iwan Santosa, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Beatrix Sudibyo, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Louis M. Djangun, Rudianto Pangaribuan, Kontributor: Ahmad Hadiyanto; Uluan DP. Manurung; J .M. Qayyuum; Sylvia, Joko Pramono, Josaphat S. Wijaya, Julius Ronadi. Desain & Lay-out: Melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME & BBC Development Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail:
[email protected], http//www.bogasari.com DISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN
Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap informasi BMC akan disampaikan melalui SMS. Wacana Mitra * Edisi 203/Tahun XIV/2015
Sajian Utama
Ayo Lakukan Efisiensi B
ayangkan tubuh manusia, yang terus menerus menghimpun lemak seiring dengan usianya yang makin tua. Maka, tubuh itu pun bertambah tambun. Geraknya tak lagi gesit, dan mudah dijangkiti bermacam penyakit. Jika si pemilik tubuh segera menyadari keadaan, niscaya ia segera melakukan diet. Sebuah perusahaan, bisa juga diibaratkan dengan tubuh manusia itu. Semakin lama, boleh jadi perusahaan tersebut makin besar. Tapi, belum tentu makin sehat. Banyak perusahaan yang berhasil meningkatkan omset penjualannya, tapi tidak diimbangi dengan pe-ningkatan yang berarti dalam perolehan laba bersih. Pasalnya, biaya operasional yang dikeluarkan, terus membengkak. Ketika mengalami tahap pengembangan, biasanya pengusaha banyak melakukan investasi baru, seperti membeli mesin baru, kendaraan, membuka cabang, dan sebagainya. Bahkan, jumlah karyawan pun ditambah. Ketika itu, perhitungannya memang jelas dan realistis. Semua langkah yang menyedot biaya itu, diproyeksikan bakal mendongkrak volume penjualan dan laba bersih. Dalam jangka waktu beberapa tahun, boleh jadi proyeksi itu tidak meleset. Skala usaha perusahaan, benar-benar terus membesar. Pada tingkat ini, kepekaan pengusaha (terlebih para karyawannya) terhadap penghematan, seringkali melemah. Sebab, segala sesuatunya sudah berjalan secara rutin. Contoh kecil, jika sebelumnya penggunaan telepon benar-benar dibatasi, sekarang sudah longgar. Begitu juga penggunaan listrik, kendaraan, dan sebagainya. Masalahnya, perusahaan tidak berada dalam iklim yang tetap. Seba-
Dalam keadaan serba mahal sekarang ini, pengusaha benarbenar diuji untuk menyelamatkan bisnisnya. Termasuk dalam melakukan penghematan biaya secara tepat. liknya, iklim bisnis itu justru berubah sangat dinamis. Peta persaingan cenderung makin sengit. Selera konsumen pun berubah. Jika perubahan-perubahan tersebut gagal diantisipasi, cepat atau lambat, omset penjualan perusahaan yang sudah mapan pun, bisa tergerogoti. Lebih parah lagi, jika perubahan iklim usaha itu bergerak secara drastis ke arah yang tidak kondusif. Seperti kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, atau bahan kebutuhan pokok. Keadaan ini, mau
tidak mau, menghadapkan setiap pengusaha pada situasi yang sangat dilematis. Di satu sisi dituntut untuk menaikkan harga, untuk mengimbangi melonjaknya biaya operasional. Di sisi lain, daya beli masyarakat justru melemah. Tentu saja, banyak langkah yang harus dilakukan pengusaha, untuk mengantisipasi keadaan yang kemungkinan besar bakal membuat anjlok omset penjualan itu. Salah satunya yang terpenting, adalah melakukan penghematan besar-besaran.
Mesin-mesin tua atau yang �dak terawat, juga bisa menyebabkan pemborosan
Edisi 203/Tahun XIV/2015 * Wacana Mitra
Sajian Utama
Langkah penghematan, bisa dimulai dengan meneliti secara terus-menerus, apakah semua aset yang dimiliki bisa menghasilkan pendapatan, atau berapa besar pendapatan yang dihasilkan. Pendapatan yang dimaksud, terutama adalah laba bersih, setelah dikurangi semua biaya yang dikeluarkan untuk merawat aset itu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bisa memperoleh pendapatan sebesar itu. Pada prinsipnya, pengusaha dituntut untuk mampu meningkatkan pendapatan, dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Bukan sekadar biaya yang sesuai dengan anggaran. Biasanya, tidak terlalu sulit untuk menyesuaikan pengeluaran yang sebenarnya terhadap anggaran. Masalahnya, apakah pendapatan yang diperoleh sesuai dengan yang dianggarkan? Jika ternyata meleset, maka persentase biaya jadi melambung. Terutama biaya-biaya tetap yang mudah menggelembung, jika pendapatan meleset dari perkiraan. Biaya tetap tersebut antara lain biaya karyawan (gaji) atau sewa ruangan, yang tidak bisa disesuaikan begitu saja kalau target pendapatan tidak tercapai. Pemotongan Biaya Sekarang, marilah kita melihat beberapa langkah penghematan yang kemungkinan bisa dilakukan. Di sini, ada dua bagian besar yang perlu diperhatikan, yaitu biaya-biaya yang terkait dengan produksi atau harga pokok, dan biaya-biaya opera-
KEGIATAN penghematan, bisa dimulai dari pembuatan pembukuan yang baik. Dengan melihat angka-angka yang dicatat secara rapih dan benar di pembukuan, se�ap biaya yang keluar dan pendapatan yang diperoleh, akan jelas terlihat. Dari situ, bisa diperhitungkan kembali, biaya mana yang masih memungkinkan untuk dipangkas. Untuk membuat sistem pembukuan yang tepat, jika �dak mempunyai tenaga yang memadai, bisa memanfaatkan jasa akuntan. Memang ada biaya yang harus dikeluarkan. Tapi, manfaatnya sangat be-
sional. Umumnya, komponen paling besar dari biaya produksi, adalah harga beli dari bahan baku dan bahan tambahan. Kalau pembelian dilakukan dalam jumlah kecil, pemasok cenderung memberikan harga yang agak tinggi, dan sebaliknya. Karena itu, usahakan untuk membeli berbagai bahan baku di satu pemasok saja. Selanjutnya, biaya karyawan yang terlibat langsung dalam produksi. Tidak ada patokan berapa persentase biaya karyawan, karena sangat tergantung pada kompleksitas produksi. Ada yang membutuhkan sedikit karyawan yang mempunyai keterampilan tinggi, ada pula yang sifatnya padat karya dan tidak butuh keterampilan istimewa. Maka, jumlah orang yang bekerja sebenar-nya tidak terlalu penting. Yang penting adalah, berapa besar total biaya karyawan terhadap penjualan. Untuk menyesuaikan dengan fluktuasi produksi, jika memungkinkan, jumlah karyawan dibuat tidak tetap dan pembayarannya dilakukan dengan sistem borongan menurut besarnya produksi. Komponen biaya lain seperti listrik, bisa dihemat dengan hanya menggunakannya untuk keperluan penting saja. Biaya perbaikan mesin pun, bisa ditekan dengan pemeliharaan yang baik. Mesin-mesin tua atau yang tidak terawat, juga bisa menyebabkan pemborosan, misalnya, dalam penggunaan bahan bakar atau banyaknya produk
sar. Jasa akun�ng juga bisa dimanfaatkan untuk memeriksa dan menyusun laporan keuangan, sehingga mudah dimenger�. Hal yang paling mendasar perlu dilakukan, adalah membuat da�ar barang atau inventaris pada waktu tertentu. Kemudian, hitunglah berapa biaya untuk se�ap barang yang diperlukan dalam produksi. Biaya Produksi 1. Biaya bahan. 2. Biaya karyawan (gaji) bagian produksi. 3. Biaya operasional, penyusutan, dsb.
Wacana Mitra * Edisi 203Tahun XIV/2015
yang gagal. Jika perusahaan sudah melaksanakan kegiatan produksi secara efisien, perhatian selanjutnya bisa diarahkan pada biaya operasi. Biaya penjualan, jelas harus ada dan bahkan mesti dialokasikan. Tapi, pasti masih bisa dilakukan kegiatan penjualan dan pemasaran yang menggunakan biaya lebih kecil dari sebelumnya. Pengusaha harus melihat hasil kerja dan selalu memperhatikan persentase biaya operasi, agar tidak lebih besar dari laba kotor. Biaya produksi memang tidak dapat dihapuskan sama sekali, tapi dapat dikurangi atau disesuaikan, agar tetap berada dalam batas-batas yang wajar, sesuai dengan besarnya penjualan dan besarnya laba kotor. Hanya dengan cara itu, perusahaan bisa bertahan. Akhirnya, keadaan ekonomi yang kurang bersahabat seperti sekarang ini, sejatinya bisa merangsang setiap pengusaha, untuk mencari alternatif dalam mengelola perusahaannya, termasuk mengkreasi produkproduk baru dan sistem produksi baru. Kegiatan seperti ini bukan hanya ditujukan untuk penghematan, tetapi juga untuk terus memantapkan posisi produk yang dihasilkan dalam pasar. Kelak, tidak mungkin kita hanya mengandalkan pada produksi rutin. Makin banyak pesaing yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas lebih unggul, tapi harganya sama bahkan lebih murah. (pam)
Biaya Penjualan 1. Biaya pengiriman dan pemeliharaan. 2. Gaji karyawan bagian pemasaran. 3. Iklan, dsb. Biaya Umum 1. Bunga modal yang ditanam dan bunga pinjaman, aruransi dan pajak. 2. Sewa ruangan, penerangan dan biaya lainnya. 3. Tagihan yang belum pas� dibayar. 4. Penyusutan (pada semua bagian) yang �dak dibebankan pada penjualan dan pengolahan.
Sajian Utama
Kontrol Sebagai Bagian dari Efisiensi Persaingan usaha berlangsung kian ketat. Pengusaha bukan cuma dituntut untuk memproduksi produk berkualitas baik plus pelayanan prima, tetapi juga menjalankan efisiensi. eorang pengusaha ro�, sebut saja Abdullah, seper� tak habis pikir dengan keadaan usaha-nya yang dari hari ke hari cenderung menurun. Padahal, di seantero kotanya, usaha ro�nya terbilang paling besar. Persaingan bisnis ro� di kota itu, memang berlangsung makin ketat. Banyak perusahaan baru yang bermunculan. Tapi Abdullah yakin, kualitas ro�nya �dak kalah. Buk�nya, omset penjualan tak pernah terganggu. Hanya saja, ya itu tadi, belakangan dia sadar, bahwa keuntungan yang diperoleh terasa berkurang, sehingga usahanya cenderung menurun. Lantas, Abdullah pun melakukan evaluasi besar-besaran. Semua karyawan dikumpulkan, untuk mendapat masukan. Dari situ, akhirnya diketahuilah biang masalahnya. Ternyata, selama ini terjadi pemborosan di beberapa lini, sehingga biaya yang dikeluarkan jadi lebih besar dari yang seharusnya. Sebagian pemborosan itu, memang �dak terlalu jelas terlihat. Misalnya, dalam penggunaan listrik. Banyak lampu yang terus saja menyala di siang hari, padahal penerangan dari
S
cahaya matahari sudah cukup, karyawan �dak teli� dalam mengeluarkan adonan dari mesin pengadon, sehingga banyak sisa adonan yang terbuang percuma. Penggunaan beberapa peralatan yang sudah tua, juga kerap menyebabkan inefisiensi, karena banyak terjadi kerusakan pada ro� yang dihasilkan. Belum lagi pembelian bahan baku yang jumlahnya �dak tepat, baik kurang maupun berlebih. Beruntung Abdullah segera melakukan evaluasi, dan melakukan langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki berbagai masalah yang menyebabkan perusahaan �dak bekerja secara efisien itu. Jika masalah itu dibiarkan berlangsung, boleh jadi perusahaan ro� yang dibesarkan dengan susah payah itu, bakal terus menurun dan berakhir di jurang kebangkrutan. Untuk mengan�sipasi masalah tersebut, tentu saja, akan lebih baik bagi perusahaan, jika efisiensi diterapkan sejak awal secara konsisten. Dalam hal ini, pengusaha harus rajin melakukan kontrol atau pengecekan. Jika �dak dilakukan, para karyawan bisa tergoda untuk mengambil ja-
lan pintas yang mempermudah kerjanya. Misalnya, karyawan di bagian pengadaan bahan baku. Meskipun awalnya tampak rajin dan teli�, boleh jadi dia kemudian lebih tertarik untuk membeli dari pemasok yang memberikan banyak kemudahan, meskipun harganya lebih mahal. Lebih bahaya lagi, kalau stok bahan baku �dak sesuai dengan jumlah pembelian, bahkan selalu ada yang hilang. Kegiatan kontrol tersebut, harus dilakukan sedemikian rupa, sehing-
Untuk menghemat penggunaan listrik, ruang pr
Edisi 203/Tahun XIV/2015 * Wacana Mitra
Sajian Utama
ga �dak menimbulkan kesan �dak mempercayai atau curiga kepada karyawan. Karena itu, pada se�ap karyawan perlu dibangun rasa kebersamaan dan rasa memiliki perusahaan. Jika perusahaan mengalami kerugian, maka mereka juga akan ikut rugi, dan sebaliknya. Salah satu metode kontrol yang efek�f, adalah dengan cara mengikutsertakan tanggung jawab karyawan atas barang-barang yang hilang atau rusak, karena kesalahan atau ketelodoran. Di sini, Anda sebagai pemilik usaha, harus fair menetapkan siapa-siapa yang bersalah dan seberapa jauh mereka harus ikut menggan� kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan itu. ***
roduksi didesain dengan memanfaatkan cahaya dari luar sebagai sumber penerangan.
Efisiensi Dimulai dengan Pembukuan
L
angkah efisiensi sebetulnya bisa dimulai dengan menyusun perencanaan dan anggaran secara tepat, baik untuk kebutuhan pengadaan bahan baku, produksi maupun pemasaran. Jangan lupa untuk membuat pembukuan yang ter�b, akurat dan mudah dipahami. Catatan yang lengkap tentang se�ap rupiah yang keluar dan masuk, adalah hal yang sangat pen�ng. Meskipun kita sudah mempekerjakan ahli keuangan untuk mengurus pembukuan, namun sungguh keliru jika lantas kita bersikap �dak ambil pusing terhadap aspek yang satu ini. Sebab, pembukuan boleh dibilang sebagai jantung yang mengendalikan sekaligus mengontrol semua gerak perusahaan. Dengan mengacu pada catatan-catatan akurat di pembukuan, kita juga bisa membuat berbagai keputusan strategis secara tepat pula. Misalnya, untuk pengembangan usaha, menetapkan harga jual baru, penambahan produk baru, mengurangi jumlah produk yang kurang laku, dan sebagainya. Jika �dak mengacu pada pembukuan, langkah kita cenderung berbau unsur untung-untungan, main tebak dan �dak terukur. Seorang pengusaha, umumnya memang mempunyai ins�ng yang cukup baik dalam membaca peta bisnis. Tapi, jika segala sesuatunya hanya mengandalkan ins�ng, niscaya akan berhadapan dengan risiko yang lebih besar. Di samping pembukuan, langkah efisiensi juga bisa dilakukan menggunakan tenaga dari luar (outsourcing), untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu. Misalnya, ahli akuntansi yang mampu menyusun laporan keuangan se�ap akhir bulan atau akhir tahun secara lengkap, atau tenaga produksi jika mendapat pesanan dalam jumlah besar. Dengan begitu, perusahaan bisa menekan biaya tetap (fix cost) untuk gaji karyawan. Langkah Efisiensi 1. Buat perencanaan dan anggaran yang detail dan realis�s, untuk se�ap kegiatan perusahaan. Dalam pelaksanaannya, usahakan untuk disiplin mengacu pada perencanaan tersebut. 2. Menerapkan sistem kontrol yang efek�f, tanpa menciptakan kesan �dak percaya (curiga) pada karyawan. 3. Libatkan karyawan untuk ikut bertanggung jawab terhadap kerugian yang diakibatkan oleh keteledoran mereka, melalui aturan main yang dilaksanakan secara konsisten dengan per�mbangan yang fair. 4. Pas�kan semua peralatan yang digunakan, masih bisa berfungsi dengan baik. 5. Sedapat mungkin, catat jumlah produk yang rusak akibat proses produksi yang �dak sempurna. 6. Ketat terhadap penggunaan listrik, telepon, kendaraan operasional perusahaan dan fasilitas perusahaan lainnya. 7. Segera mengambil langkah an�sipasi, jika menemukan produk yang pasarnya mulai berkurang. 8. Lakukan evaluasi secara ru�n, baik untuk se�ap bidang pekerjaan maupun secara menyeluruh, dengan melibatkan karyawan.
Wacana Mitra * Edisi 203/Tahun XIV/2015
Manajemen
Tetapkan Gaji untuk Diri Sendiri Agar uang usaha dan pribadi tidak tercampur, pengusaha jangan ragu menetapkan gaji untuk diri sendiri.
S
eorang pengusaha skala kecil-menengah, seringkali kebingungan ketika ditanya, keadaan usahanya secara detil. Misalnya, tentang nilai aset atau jumlah modal usahanya. Pasalnya, kebanyakan dari mereka, tidak bisa lagi membedakan, mana harta perusahaan, mana harta pribadi. “Semuanya kan milik saya. Buat apa dipisah-pisah,” begitu, mungkin, pikir mereka. Pikiran semacam itu, memang sah-sah saja. Tapi, pencampuran harta usaha dengan pribadi, niscaya akan menyulitkan si pengusaha sendiri, ketika mereka ingin melihat keadaan usahanya secara persis. Padahal, informasi itu sangat diperlukan, antara lain, untuk melakukan kontrol serta sebagai acuan dalam melakukan pengembangan. Lantas, bagaimana cara memisahkan harga usaha dan pribadi? Gampang. Langkah pertama, tetapkan gaji untuk Anda sendiri. Jangan ragu untuk mengambil jumlah yang besar, karena toh perusahaan itu punya Anda. Jika sudah ditetapkan, maka “sebagai gaji” pengambilannya sebulan sekali. Gunakanlah gaji itu untuk keperluan Anda dan keluarga. Jangan mengganggu uang usaha, apalagi modal kerja. Kemudian, terapkankan sistem pembukuan. Jika usahanya belum terlalu besar, cukup berupa catatancatatan sederhana saja. Misalnya, tentang pemasukan kas dan pengeluaran kas. Catat pula pemasukan bahan baku dan pengeluaran produk, dan jangan lupa untuk selalu dicek.
Foto: TribunNews
Buatlah laporan laba/rugi setiap akhir bulan. Kalau keuntungan ditetapkan 20 persen, tinggal mengalikan 20 persen dengan total omset. Dari situ, diperoleh laba kotor. Misalnya, jika nilai omset per hari adalah Rp 1 juta, maka laba kotornya 20% x Rp 1 juta, yaitu Rp 100 ribu. Untuk informasi laba kotor perbulan, tinggal mengalikan Rp 100 ribu dengan 30 hari. Dari laba kotor itu, Anda tinggal menggunakan untuk membayar berbagai pengeluaran perusahaan, termasuk gaji Anda. Hasilnya, adalah laba bersih. Meskipun bisa dibuat secara sederhana, namun Anda tetap harus memahami dasar-dasar akuntansi atau pembukuan. Karena itu, jangan malas untuk bertanya atau belajar dari buku.
Edisi 203/Tahun XIV/2015 * Wacana Mitra
Manajemen
6 Jenis Pembukuan Sederhana yang Wajib Dimiliki Usaha Kecil Meskipun usaha Anda masih Kecil, Anda tetap harus belajar tentang pembukuan, karena pembukuan adalah salah satu tugas terpen�ng yang seringkali dilalaikan oleh pemilik usaha. Apalagi karena dianggap �dak berdampak secara langsung terhadap usaha. Belum lagi, �dak semua pemilik usaha diberkahi dengan ketelatenan dan latar belakang bidang akuntansi. Padahal, sekali Anda melalaikannya, maka akibatnya akan Anda rasakan di kemudian hari. Untuk itu, Anda bisa menghindarinya dengan membuat pembukuan sederhana. Tidak perlu yang rumit-rumit, cukup sebuah pembukuan yang lengkap dan �dak membuat Anda merasa terbebani. Berikut adalah 6 di antaranya. 1. Buku Pengeluaran. Berisi catatan sehari-hari untuk se�ap pengeluaran yang terjadi di bisnis Anda. Mulai dari beli barang sekecil klip, hingga memenuhi kembali stok barang jualan di gudang.
2. Buku Pemasukan. Se�ap sen yang keluar dan masuk ke dalam usaha HARUS dicatat ke dalam buku arus kas. Buku pemasukan berisi tentang catatan se�ap uang yang masuk ke dalam usaha Anda sehari-harinya. 3. Buku Arus Kas. Arus kas usaha harus terus menerus dikontrol agar Anda tahu apakah perusahaan masih punya cadangan biaya untuk beroperasi, atau justru sudah lama pailit. Maka, pencatatan dan pelaporan harus dilakukan dengan seksama dan teli�. 4. Buku Catatan Stok. Dengan catatan ini, Anda bisa mengawasi operasional sehari-hari usaha, bisa membandingkan antara pemasukan, pengeluaran untuk stok, dan jumlah barang yang keluar dari gudang. Apabila �dak sesuai, maka ada beberapa hal yang patut dicurigai. 5. Buku Inventaris Barang. Dengan catatan ini, bisa menjaga se�ap
Foto: hartaku.com
Wacana Mitra * Edisi 203/Tahun XIV/2015
aset yang dimiliki tetap ada di bawah kendali Anda. Caranya, catat se�ap barang yang dibeli di sini, setelah mencatatnya pada buku pengeluaran. Secara berkala, bandingkan antara aset di buku inventaris dengan buku pengeluaran. Buku ini sangat efek�f untuk usaha restoran. Misalnya untuk mengetahui dengan pas� jumlah peralatan masak dan peralatan makan yang dimiliki. 6. Buku Laba Rugi. Buku laba rugi adalah pembukuan sederhana pada suatu periode akuntansi yang di dalamnya terdiri dari unsur-unsur seper� pendapatan dan beban perusahaan. Dari sini, Anda bisa mengetahui laba (atau justru rugi) bersih yang dihasilkan usaha Anda. TIPS Berikut adalah �ps yang perlu diterapkan ke�ka menyusun pembukuan sederhana: 1. KISS - Keep It Super Simple. Pas�kan orang lain �dak perlu ekstra la�han untuk bisa membaca pembukuan Anda. Tidak perlu mengejar kesempurnaan. Apalagi jika Anda adalah pemilik usaha yang sama sekali �dak memiliki latar belakang akuntansi. Be�er done than perfect. Yang pen�ng adalah Anda punya pembukuan yang mudah dibaca, jika kelak usaha Anda perlu untuk menyewa satu orang khusus untuk bagian akuntansi. 2. Gunakan teknologi. Meski namanya buku, bukan berar� pembukuan harus berbentuk buku. Pencatatan dengan so�ware seper� Microso� Excel akan membuat pengelolaan unsaha Anda lebih mudah. Namun jangan lupa untuk mencetak pembukuan Anda secara berkala. (Studentpreneur).
Pro�l
Evy Fitriany, SE.
Posisi Mapan di sebuah Bank Di�ngga usaha Ro� dan Cake Posisi yang sudah mapan sebagai karyawan di sebuah bank swasta nasional, ternyata �dak membuatnya berhen� mengembangkan hobbynya, untuk dijadikan sebuah usaha.
A
dalah Evy Fitriany, sarjana ekonomi berusia 39 tahun ini memutuskan untuk berhen� bekerja dan membuka usaha ro� dan kue, setelah ikut pela�han di Bogasari Baking Center (BBC) Palembang. “Pada tahun 2013, saya ikut pela�han di BBC awalnya hanya untuk menambah ilmu bagaimana membuat ro� yang empuk dan enak”. Ternyata setelah ikut pela�han, banyak ragam jenis pela�han di BBC seper� Ro�, Mie Sehat, Pastry, Sus, Cake Buah, yang membuatnya mengambil keputusan untuk mengembangkan menjadi sebuah bisnis. “Saya mulai serius usaha setelah mendapat pela�han di BBC dan mulai percaya diri memasarkan hasil jualan saya walau masih sebatas baking di rumah dengan varian yang terbatas.” Ujar ibu �ga orang anak ini. Setelah berjalan beberapa waktu, ternyata permintaan dari customer semakin banyak yang tentunya meningkatkan juga omset penjualannya. Oleh karena itu dibantu modal dari suami tercinta, ia kemudian memutuskan untuk membuka toko ro� dan kue dengan memanfaatkan lahan keluarga di Jl.Demang Lebar Daun No.168 B Palembang.
10
Walaupun masih tergolong baru, sistem penjualan dengan cara menerima pesanan baik melalui telepon maupun online melalui media sosial, ternyata mampu mendongkrak penjualannya setelah ia membuka toko, karena sudah ada pelanggan se�a. “Alhamdullilah perkembangan usaha semakin meningkat dengan omset penjualan yang semakin naik” katanya bangga. Dengan bahan baku terigu Cakra Kembar Emas kemasan 5 kg untuk ro� dan Segi�ga Biru untuk cake dan aneka snack, kini usaha yang diberi nama Bella Cake, mampu menyediakan berbagai macam ro� dan kue seper� ro� manis, ro� tawar, cake, pastry, jajan pasar, kue ultah, dan kue tampahan yang dibuatnya bersama 9 orang karyawan. Berkisah tentang pengalamannya mengiku� pela�han di Bogasari Baking Center, Evy yang masih terus se�a berkunjung ke BBC Palembang, merasakan bahwa peran BBC sangat besar dalam meningkatkan ketrampilan dan pengembangan usahanya. Bahkan semua karyawannya sudah diikutkan pela�han di BBC. Menurutnya ia banyak mendapat-
Edisi 203/Tahun XIV/2015 * Wacana Mitra
Pro�l
alkan, Setelah Sukses Membangun kan pelajaran proses produksi aneka makanan berbasis terigu, selain juga dalam hal pengenalan usaha ke masyarakat. Ia memberikan contoh dengan diajaknya ikut peran serta di Bogasari Expo sebagai salah satu peserta UKM, Ia mendapatkan kesempatan untuk melihat dunia usaha secara luas sekaligus bisa menjaring konsumen baru. Harapan ke depan, ibu yang hobbynya wisata kuliner, baking dan cooking ini bisa mempunyai tempat produksi yang terpisah, sehingga bisa memproduksi ro� ataupun snack dengan skala yang lebih besar. Mengenai terigu produk Bogasari menurutnya sangat bagus dan juga mudah didapatkan. Sedangkan untuk Bogasari Baking Center ia merasakan bahwa instruktur sangat koopera�f, �dak hanya pada saat pela�han saja bisa ditanya seputar masalah produksi, tetapi se�ap saat siap membimbing dan sesekali mengadakan demo atau kunjungan gra�s. (Qoyyum/BBC Palembang).
Kontak: Evy Fitriany, SE , Bella Cake Jl. Demang Lebar Daun No.168 B Palembang Telp: 08127123735
Wacana Mitra * Edisi 203/Tahun XIV/2015
11
Pemasaran
Benarkah Pelanggan Adalah Raja? Pelanggan Adalah Raja!, siapa pun yang merasa sebagai pelaku usaha, entah kecil atau besar, pas� akan setuju dengan pepatah tersebut. Pelanggan adalah sumber penghidupan utama bagi se�ap usaha, dari merekalah semua kegiatan usaha menerima aliran darah segar yang disebut sebagai arus kas posi�f yang memberikan energi bagi ak�vitas usaha yang menjalankannya.
K
arena itu dapat dimenger� apabila sebagian besar ak�vitas dan sumber daya dari usaha yang dipercayakan kepada bagian marke�ng dan penjualan dicurahkan untuk ‘mengamankan’ atau mempertahankan jumlah pelanggan yang dimiliki, tentu saja agar usaha dapat bertahan dan terus bertumbuh. Bicara soal ‘mengamankan’ pelanggan, berar� kita bicara bagaimana memuaskan mereka dan menjaga, bahkan bila mungkin menaikkan �ngkat kepuasan tersebut. Seluruh pelaku usaha yang sadar betul akan pelanggan mereka sebagai aset pas� akan melakukan hal ini. Akan tetapi, upaya ini juga bukan tanpa konsekuensi. Pelanggan kita yang pas�nya adalah manusia juga itu, memiliki sifat-sifat dasar yang persis sama jika menyangkut tentang kepuasan: Bila sudah mencapai �ngkat kepuasan tertentu, mereka ingin lebih dan lebih lagi. Hal ini tentu saja lumrah, namanya juga manusia. Tetapi dari sisi pengelolaan perusahaan, se�ap usaha menanggung konsekuensi untuk menge-
luarkan biaya yang �dak sedikit demi memuaskan pelanggannya. Tentu saja, biaya itu memang harus dikeluarkan untuk menjaga keutuhan asset pelanggan dari sebuah usaha. Akan tetapi, hal ini sebenarnya masih dapat dikri�si lebih jauh lagi. Pertanyaan pen�ng mengenai hal ini adalah “Apakah biaya yang dikeluarkan sepadan dengan hasil yang kita dapatkan?” Di sinilah pen�ngnya bagi seorang marketer untuk juga mampu memahami indikator-indikator yang biasa digunakan untuk mengetahui lebih jauh biaya marginal yang harus dikeluarkan. Untuk mempertahankan seorang pelanggan dengan cara memuaskan mereka dapat saja lebih �nggi daripada kontribusi pelanggan itu sendiri. Oleh karena itu, kemudian berkembang pemikiran untuk ‘memilah’ pelanggan menjadi kategori-kategori tertentu. Dengan memilah pelanggan, upaya dan biaya yang dikerahkan untuk memuaskan mereka dapat menjadi lebih fokus pada kategori-kategori tertentu yang memang mem-
Edisi 203/Tahun XIV/2015 * Wacana Mitra
berikan dampak yang signifikan terhadap penjualan dan pertumbuhan perusahaan. Kategori I : “Vulnerable Customer” Pelanggan kategori ini memiliki nilai atau kontribusi yang �nggi bagi perusahaan, namun pelanggan tersebut hanya menerima nilai produk atau layanan yang rendah dari perusahaan. Pelanggan dengan kategori seper� ini sangat potensial untuk menjadi pelanggan kecewa dan beralih pada produk lain. Apabila terjadi hal seper� itu, maka itu berar� potensi kerugian bagi perusahaan, mengingat kontribusi pelanggan seper� ini cenderung �nggi.
Foto: Superadrianme.com
Kategori II: “Lost Causes” Pelanggan yang memberikan kontribusi yang rendah pada perusahaan dan pelanggan tersebut juga hanya menerima produk atau layanan ‘seadanya’. Tipikal pelanggan seper� ini tentu �dak tepat untuk diberikan treatment marke�ng yang jor-joran apabila kita mengharapkan pe-ningkatan kontribusi pelanggan. Kategori III: “Free Rider” Pelanggan yang hanya memberi kontribusi rendah tetapi karena satu dan lain hal menikma� layanan ‘berlebih’. Memelihara pelanggan seper� ini cenderung hanya akan mengikis kas perusahaan dan menghalangi perusahaan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan yang lain. Kategori IV: “STAR“ Pelanggan yang benar-benar merupakan Raja bagi perusahaan. Pelanggan seper� ini memberikan kontribusi yang �nggi sekaligus juga menerima layanan �ngkat dan produk dengan nilai yang �nggi dari perusahaan. Contoh pelanggan seper� ini adalah nasabah priority banking dan penumpang pesawat kelas ekseku�f. Jumlah mereka biasanya �dak terlalu besar, namun memberi kontribusi yang signifikan terhadap perusahaan. Dengan demikian, apabila anda sudah merencanakan untuk mengalokasikan anggaran dan program untuk memuaskan dan mempertahankan pelanggan anda de-ngan memperlakukan mereka sebagai raja, yakinkan bahwa anda hanya memperlakukan raja yang sebenarnya sebagai raja! (dari berbagai sumber)
Wacana Mitra * Edisi 203/Tahun XIV/2015
Tips
Etos Kerja Semut Semut hewan yang dianggap mengganggu keberadaan manusia ternyata memilki etos kerja dan karakter posi�f yang perlu diteladani dalam kehidupannya. Hebatnya karakter semut yang seakan sudah menjadi filosofi hidup para semut, dapat dijadikan pedoman untuk bekerja. Memang filosofi itu sangat sederhana, namun jika kita dapat menerapkannya, kita akan menjadi pekerja handal untuk melangkah dalam bisnis network marke�ng. Se�daknya bagaimana semut mempertahankan hidup dengan lingkungan dapat kita jadikan pedoman posi�f untuk mengembangkan bisnis yang notabene diperlukan pekerja handal, ulet, dan tak pantang menyerah. Berikut ini etos kerja semut yang bisa membuka wacana kita dalam mengarungi bisnis.
1. Semut Selalu Bekerjasama.
Coba perha�kan cara kerja semut, mulai dari mengangkat sebu�r nasi sampai memakannya. Mereka selalu bekerja sama. Sebu�r nasi yang cukup berat bagi semut, diangkat beramai-ramai ke tempat mereka. Begitu seterusnya hingga bu�ran nasi yang mereka angkut mencukupi kebutuhan makan mereka. Kemudian mereka akan menyantapnya pula bersama-sama. Kerjasama dan kekompakan para semut bisa Anda jadikan teladan. Misalnya, saat rekan kerja Anda kesulitan, apa salahnya Anda
membantu. Toh hasilnya bukan untuk kepen�ngan pribadi namun demi kepen�ngan kelompok atau bersama.
2. Semut Saling Peduli.
Kebiasaan semut yang saling bersentuhan (mungkin dalam bangsa manusia, menegur atau bersalaman) jika bertemu, menandakan bahwa bangsa semut memiliki kepedulian dan keakraban yang �nggi. Mereka merasa bahwa �dak ada yang berbeda di antara mereka. Dalam dunia kerja, sentuhan yang berar� ‘care’ memberi ar� tersendiri bagi karyawan. Bayangkan, apa jadinya jika di lingkungan kerja kita, sudah �dak saling peduli? Sangat menyiksa bukan..? So, sikap ini dapat ditumbuhkan untuk menjaga kekompakan dan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif.
3. Semut Tidak Pernah Menyerah.
Bila kita menghalang-halangi dan berusaha menghen�kan langkah para semut, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan keluar. Pesan ini mengatakan bahwa jangan
sekali-kali menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuan Anda.
4. Semut Menganggap Semua Musim Panas Sebagai Musim Dingin dan Semua Musim Dingin Sebagai Musim Panas.
“Musim dingin atau musim panas takkan berlangsung selamanya. Segera kita akan melalui masa sulit ini.” Ini adalah cara pandang yang pen�ng. Semutsemut mengumpulkan makanan musim dingin mereka di pertengahan musim panas. Karena sangat pen�ng bagi kita untuk bersikap reali�s. Di musim panas kita harus memikirkan tentang halilintar, memikirkan badai sewaktu menikma� pasir dan sinar matahari. Berpikirlah ke depan, seper� halnya ‘sedia payung sebelum hujan’. Dengan bahasa lain, etos kerja semut dapat kita teladani dalam dunia kerja dengan menjaga kerjasama, kekompakan, saling peduli, kerja keras, pantang menyerah, dan op�mis memandang masa depan. Bagaimana? Tentu saja karena kita lebih hebat dari bangsa semut, kita bisa mencapai sukses yang luar biasa, jika berusaha! (dari berbagai sumber)
Edisi 203/Tahun XIV/2015 * Wacana Mitra
Resep Bahan:
Dark chocolate compound White chocolate compound Bu�er Gula pasir Telur Kuning telur Terigu Segi�ga Biru Cokelat bubuk
75 gram 75 gram 75 gram 90 gram 150 gram 36 gram 75 gram 12 gram
Bahan Filling:
Whipping cream 100 gram White chocolate compound 200 gram Alpukat (lumatkan) 75 gram
Cara Membuat :
1. Cairkan dark chocolate, white chocolate, dan bu�er. 2. Di tempat terpisah kocok telur, kuning telur dan gula pasir (cukup dengan balloon wisk) hingga sedikit mengental, kemudian masukkan campuran lelehan cokelat (no.1) aduk rata. 3. Masukkan terigu Segi�ga Biru dan cokelat bubuk yang sudah diayak sebelumnya, aduk rata. 4. Siapkan loyang muffin yang sudah dipoles margarin dan ditaburi cokelat bubuk. 5. Tuang adonan lava cake hingga ± 1/2 dari �nggi loyang, kemudian masukkan filling dan tuang adonan lava hingga ¾ dari �nggi loyang. 6. Panggang pada suhu 2200C selama ± 7-8menit.
Bahan :
Gula pasir (1) 100 gram Garam 2 gram Kuning telur 160 gram Susu cair 80 gram Bu�er (lelehkan) 120 gram Kacang mede (roast,blender) 80 gram Terigu Kunci Biru 140 gram Cokelat bubuk 40 gram Baking soda 6 gram Pu�h telur 320 gram Cream of tartar 2 gram Gula pasir (2) 120 gram
Avocado Lava Cake Cara Membuat Bahan Filling :
1. Panaskan whipping cream hingga mulai mendidih, ma�kan api kompor masukkan white chocolate compound yang telah di cincang sebelumnya. Aduk rata. 2. Masukkan alpukat, aduk rata dan masukkan ke dalam freezer hingga mengeras.
Cashewnut Roll Cake Cara Membuat :
1. Campur gula pasir (1), garam dan kuning telur hingga rata. 2. Masukkan susu cair dan bu�er, aduk rata. 3. Masukkan kacang mede, terigu Kunci Biru, cokelat bubuk dan baking soda yang telah diayak sebelumnya. 4. Di tempat terpisah, kocok pu�h telur dan
5. 6. 7. 8.
cream of tartar hingga berbuih dengan mixer kecepatan �nggi. Masukkan gula pasir (2) secara bertahap, kocok hingga agak kaku (so� peak). Masukkan kocokkan pu�h telur ke campuran kuning telur (no. 3) secara bertahap. Tuang ke dalam loyang 30x40cm yang telah dialasi kertas ro�. Bakar pada suhu 2000C selama ± 12-15 menit.
Bahan Isi :
Whipping cream 150 gram Selai kacang 105 gram Kacang mede (roast,blender) 45 gram
Cara Membuat :
1. Kocok whipping cream hingga lembut. 2. Masukkan selai kacang dan kacang mede, aduk rata dan siap digunakan.
Penyelesaian:
Poles cake dengan filling, kemudian gulung cake dan siap disajikan
Wacana Mitra * Edisi 203/Tahun XIV/2015
Peluang
Ini Kenapa Anda Tidak Akan Pernah Mulai Berbisnis Bagi Anda yang Masih belum berani berbisnis, Akuilah !! Berikut adalah hal-hal yang menjadi alasan klasik bagi Anda untuk �dak berbisnis. Atasi alasan tersebut! Dunia entrepreneur itu tampak sangat menantang. Saking menantangnya, sekalipun Anda merasa siap, Anda �dak bisa segera mulai-mulai. Ada saja alasan yang menghambat Anda memulai bisnis sendiri. Di antara sekian banyak alasan tersebut, berikut adalah alasan-alasan yang paling sering kita gunakan, sekaligus bagaimana Anda mengatasinya. 1. Ilmu saya masih cetek. Seringkali kita perlu meyakinkan diri kita dulu sebelum ber�ndak. Tapi pernahkah Anda merasa penasaran, kenapa orang-orang yang Anda anggap siap pun seringkali �dak segera mulai-mulai bisnis? Terimalah, Anda �dak akan pernah merasa siap. Proses belajar terbaik adalah ke�ka Anda menjalaninya langsung. Untuk meringankan beban pikiran Anda, maka Anda bisa merancang sebuah business plan yang matang. 2. Semua ide bisnis yang bagus sudah diambil. Kita hidup di negara dengan segudang permasalahan dan tantangan. Pengangguran, krisis air bersih, listrik yang �dak merata, wabah penyakit, ke-
miskinan, pendidikan yang buruk, dan beberapa masalah krusial lain yang bisa Anda pecahkan dengan bisnis Anda. Jika Anda merasa kurang inova�f, maka gunakan metode ATM (Ama�, Tiru, Modifikasi). Dari model bisnis yang sudah ada, cari tahu apa yang bisa Anda lakukan dengan lebih baik dan lebih murah. Facebook bisa sukses besar bahkan ke�ka ia bukanlah yang pertama mengenalkan model sosial media. 3. Tidak punya modal yang cukup. Anda mungkin menganggap perbankan menyebalkan. Karena mereka seolah dengan mudah meloloskan pinjaman pada perusahaan besar, namun mempersulit pinjaman bagi bisnis Anda karena skalanya kecil. Padahal �dak. Manusia adalah makhluk yang an� repot. Maka, wajar jika kita menganggap sedikit birokrasi tambahan berar� merepotkan. Sebesar apa niat Anda mengembangkan bisnis tercermin pada sejauh apa Anda bersedia untuk repot. Lagipula, modal toh �dak hanya berasal dari perbankan. Ada orang tua, saudara, relasi, atau investor. 4. Menunggu waktu yang tepat. Alasan ini seringkali dipakai oleh mahasiswa atau pelajar. Beberapa merasa harus menunggu sampai lulus dulu se-
belum memulai bisnis. Padahal, kampus dan instansi pendidikan adalah salah satu lingkungan terbaik untuk memulai bisnis. Anda memiliki segudang mentor yang bersedia membantu dengan konsultasi gra�s. Belum lagi peer support dari teman seangkatan Anda yang ingin melihat teman seangkatannya sukses. Kadang, ke�ka Anda menunggu, justru Anda �dak akan pernah memulai. Hidup terus berjalan. Anda mendapat pekerjaan, menikah, punya anak, merasa nyaman, dan menghindari se�ap hal yang beresiko. 5. Takut gagal. Bisnis akan gagal. Ide bisnis mungkin �dak menjual. Anda �dak akan pernah tahu hasilnya ke�ka Anda �dak pernah mencoba. Lagipula, hanya satu atau dua orang di antara seribu entrepreneur yang sukses pada percobaan pertamanya. Sebuah kata bijak dari Nelson Mandela: “Pemberani bukanlah orang yang �dak pernah merasa takut, akan tetapi mereka yang menaklukkan rasa takut itu”. Salah satu hal yang bisa meringankan rasa takut Anda adalah dengan membuat sebuah rencana bisnis yang matang. Dari sini, Anda tahu fokus dan hasil yang ingin Anda capai. (Studentpreneur)
Edisi 203/Tahun XIV/2015 * Wacana Mitra
Info
Meminimalkan Dampak Kerugian dalam Produksi
Dalam menjalankan produksi, selalu ada risiko kerugian. Pengusaha perlu cermat menditeksi kerugian tersebut, agar dampaknya �dak terlalu parah. idak ada gading yang tak retak. Jika diterapkan pada dunia usaha, pepatah lama itu mengandung ar�: �dak ada usaha yang betul-betul bebas dari kerugian, berapapun kecilnya. Jadi, jangan terlalu panik kalau �ba�ba Anda mendapa� sesuatu yang merugikan usaha. Asal �dak fatal. Nah, untuk mencegah terjadinya kerugian besar yang berakibat fatal itu, kita harus jeli mencerma� kerugian-kerugian kecil yang mungkin saja terjadi. Terlebih, bentuk kerugian tersebut �dak semuanya tampak nyata. Ada juga kerugian yang �dak tampak, atau �dak disadari, jika �dak diselidiki. Ambil contoh, pengusaha yang memproduksi ro�. Karena produksi ro�nya sudah berjalan secara ru�n se�ap hari, bisa saja �dak menyadari bahwa
T
sebetulnya terjadi inefisiensi dalam proses peragian, karena penguapan adonan, perbedaan berat adonan dengan berat menurut resep, dan sebagainya. Kerugian-kerugian semacam itu, hanya dapat diketahui secara nyata bila diselidiki dengan seksama. Tetapi jika sudah terbiasa menimbang adonan setelah percampuran dan sebelum mengirimkannya ke meja adonan, maka beberapa kerugian yang tak nyata akan menjadi nyata. Sedangkan kerugian dalam proses produksi yang nyata atau mudah dilihat dengan jelas, misalnya cacat waktu dalam oven, kesalahan saat membungkus dan mengepak sehingga menyebabkan ro� mudah apek, dan sebagainya. Bila kerugian-kerugian yang nyata ini dicatat dengan terperinci, maka pengusaha bisa segera memperhitungkan-
Sering terjadi inefisiensi dalam proses peragian, karena penguapan adonan, perbedaan berat adonan dengan berat menurut resep.
Wacana Mitra * Edisi 203/Tahun XIV/2015
nya. Disarankan agar semua adonan yang rusak dibakar saja, walaupun nan�nya �dak dijual bersama dengan ro� atau kue yang baik. Yang cacat ini dapat disatukan dengan yang rusak dalam oven atau produk yang apek, untuk digunakan sebagai makanan ternak atau untuk tujuan lainnya, sehingga hasil penjualannya akan menurunkan jumlah kerugian ne�o. Sudah barang tentu semua pengusaha inginnya bisa terbebas dari kerugian, termasuk yang kecil-kecil, atau mampu menjalankan efisiensi 100 persen. Tapi, kenyataannya, sangat sulit mencapai kesempurnaan. Hal ini bukan cuma berlaku pada usaha skala kecil-menengah yang tradisional, tapi juga perusahaan besar yang menjalankan manajemen modern. Tapi, yang paling pen�ng ialah, pengusaha harus berupaya untuk mengetahui segala kerugian yang terjadi, dapat menetapkan alasannya serta mengambil �ndakan seperlunya untuk mengurangi kerugian-kerugian itu sampai batas minimal. Pembuatan catatan yang melipu� ak�vitas seluruh pabrik, merupakan salah satu cara yang paling mendasar untuk mengetahui dan mengontrol kerugian yang nyata dan yang �dak nyata, serta menentukan penanggulangannya. Hanya dengan mengecek seper� itulah, efisiensi yang sebenarnya dapat ditegakkan. Karena itu, pelaksanaan sistem pencatatan dan pembukuan yang sistema�s, sudah merupakan keharusan. Termasuk buat usaha skala kecil. ***
Info BMC
Edisi 203/Tahun XIV/2015 * Wacana Mitra
Info BBC
Saatnya Hobi Anda Menjadi Duit 15 cm
Temukan Peluang Usaha Makanan Berbasis Terigu Melalui Pelatihan di Bogasari Baking Center
BBC menyelenggarakan program pelatihan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemula yang ingin menjadi wirausahawan, ataupun para profesional di bidang makanan berbasis terigu. Instruktur BBC yang handal, akan memberikan pelatihan secara lengkap melalui 20% teori dan 80% praktik langsung, dengan fasilitas yang memadai, modern dan nyaman. BBC juga memberikan konsultasi gratis bagi para alumnus
• PAKET CUSTOMIZE:
• PAKET UTAMA:
Jenis pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan
- Paket Roti - Paket Cake - Paket Pastry - Paket Kue Kering - Paket Mi - Paket Steambun
• PAKET HARI SPESIAL - Lebaran - Natal - dll.
Alamat Bogasari Baking Center (BBC) BBC BANDA ACEH
Jl. Tgk Imum Leungbata, Simpang Surabaya No. 3, Banda Aceh Telepon/Fax: 0651-27337 e-mail:
[email protected]
BBC JAKARTA UTARA I (BBC Pusat Jakarta)
BBC MEDAN
Komp. PT. ISM Divisi Bogasari Jl. Raya Cilincing No.1 Tanjung Priok Jakarta Utara Telepon: 021- 43920144; 021- 4301048 Ext. 62-391 Fax: 021- 43920126 e-mail: bbc_priok@bogasariflour.com
BBC PADANG
Kelapa Gading Saquare Blok B-17 Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading Jakarta Utara Telepon/Fax: 021-45869850 e-mail:bbc.gading@�tanbaking.com
Komp. Ruko Tata Plaza No. 31 A, Jl. Kapten Muslim, Medan. Telepon/Fax: 061-8468081 e-mail:
[email protected]
Jl. S. Parman No. 197, Padang Telepon/Fax: 0751-7058384 e-mail:
[email protected]
BBC PALEMBANG
Palembang Square Mall (PS Mall), Kanto R 127 Jl. Angkatan 45/POM IX Palembang Telepon/Fax: 0711-380039 e-mail:
[email protected]
BBC BUMI SERPONG DAMAI
Pasar Modern BSD Blok R 83 A-86 Sektor 1-2, Tangerang Telepon: 021-53158366, Fax: 021-53159377 e-mail:
[email protected]
BBC JAKARTA UTARA II
BBC JAKARTA SELATAN
Jl. RS. Fatmawa� No. 22A Jakarta Selatan Telepon: 021-7692329, Fax: 021-7668137 e-mail: bbc@�tanbaking.com
BBC SALATIGA
Jl. Yos Sudarso no. 21, Sala�ga Telepon: 0298-321340 e-mail: evan�
[email protected]
BBC BOGOR
Jl. Pajajaran No. 133A, Bantar Ja�, Bogor Telepon/Fax: 0251-8390613, e-mail:
[email protected]
BBC CIREBON
Cirebon Super Block (CSB Mall), Orange Blossom No. 18 Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo 26 Cirebon Telepon/Fax: 0231-8291104, e-mail:
[email protected]
BBC BANDUNG
BBC KEDIRI
Ruko Hayam Wuruk Trade Center Blok D-3 Jl. Hayam Wuruk - Kediri 64121 Telepon/Fax: 0354-672697 e-mail:
[email protected]
BBC BANDUNG Astana Anyar
BBC Semarang
Jl. Astana Anyar No. 23, Bandung Telepon/Fax: 022-4214401 e-mail:
[email protected]
BBC PURWOKERTO
JL. Jend. Sudirman No. 612, Purwokerto Telepon: 0281-7604198; Fax: 0281-633733 e-mail: bbc@in�prima.com
BBC SURABAYA (BBC Pusat Surabaya)
Plaza Surabaya, Shop House Blok A No. 8-17 Lt, 1 Jl. Pemuda No. 33-37 Surabaya Telepon: 031-5453066, Fax:031-5347679 e-mail:
[email protected]
kreasi kogasari
Wacana Mitra * Edisi 203/Tahun XIV/2015
Jalan Gajah Mada no. 373 Jember 68133 Telepon/Fax: 0331-489902 e-mail:
[email protected]
Jl. Karapitan no. 88 E, Bandung Telepon/Fax: 022-4262821 e-mail:
[email protected]
Jadwal pela�han bisa dilihat di:
www.bogasari.com. Layanan Pelanggan Bogasari (Lagansa) 0807-1-800-888
BBC JEMBER
@kreasibogasari
Jl. Tentara Pelajar no. 67B, Semarang Telepon/Fax: 024-76585088 e-mail:
[email protected]
BBC Banjarmasin
Jl. Pangeran H. Muhammad Noor No.88 Kel. Pelambuan (Samping Polsek Bjm Barat) Telepon/Fax: 0511-4411799 e-mail:
[email protected]
BBC SAMARINDA
Ruko Mahakam Square B-01, Jl. Untung Suropa�, Kel. Karang Asem, Kec. Sungai Kujang, Samarinda Telepon: 081-75078027 e-mail:
[email protected]