ISSN 1412-2170
MITRA WACANA
MediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung
Edisi188TahunXII/2012
Jelang Akhir Tahun:
Saatnya Melakukan Evaluasi Usaha
KirimanGRATISdari: PT ISM Tbk. bogasari �our mills PORTODIBAYAR/TAXEPERCUE Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2012 Berlaku:s.d.31Desember2012
LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888,
[email protected],www.bogasari.com,@KreasiBogasari
Laporan Keuangan Apa Perlunya .... Hal. 6
Tidak saja untuk kepentingan internal, tetapi juga diperlukan untuk urusan eksternal, sebagai persyaratan pengajuan pinjaman usaha ke bank atau lembaga keuangan lainnya Persiapan Membuka Usaha ............. Hal. 8
Merancang dan membangun bisnis sen-diri sangatlah penting terutama bisa membuka lapangan kerja bagi banyak orang. Meskipun demikian, bukan berarti menjalankan perusahaan sendiri itu mudah. Belajar di Perusahaan Sendiri ...... Hal. 10
Sebagai seorang juragan mi, Arief Komara juga seorang kepala cabang sebuah bank dan aktif dalam kegiatan sosial SajianUtama.....................................................3-7 Pemasaran..........................................................12 Tips.......................................................................14 Resep....................................................................15 InfoBMC..............................................................16 InfoBBC...............................................................17 Kuis ..................................................................... 18
41 tahun Tumbuh bersama mitra UKM
PEMBACA budiman, pada 29 November 2012, PT ISM Tbk. Bogasari Flour Mills pabrik Jakarta genap berusia 41 tahun. Dengan rentang waktu yang cukup lama itu, Bogasari telah berkembang menjadi produsen tepung terigu terkemuka di negeri ini, bahkan di dunia. Tentu saja, pencapaian yang diraih Bogasari tersebut, tak lepas dari dukungan Anda semua, terutama pelaku usaha kecil menengah (UKM) makanan berbahan baku tepung terigu. Karena itu, Bogasari juga berkepentingan dengan perkembangan UKM. Dengan mengibarkan prinsip “tumbuh bersama”, Bogasari sudah lama menjalankan berbagai program dan kegiatan, untuk mendorong perkembangan UKM, dan melahirkan UKM-UKM baru. Bagi Bogasari, UKM seperti Anda tidak diposisikan sebagai pelanggan. Tapi lebih jauh lagi, yaitu sebagai mitra usaha. Akhirnya, kepada Bogasari, kita ucapkan dirgahayu semoga di masa-masa mendatang akan terus tumbuh dan berkembang, sekaligus berperan lebih besar lagi dalam mendukung perkembangan UKM di seluruh tanah air. Khusus kepada Anda, pelaku UKM, selamat melakukan evalusi di akhir tahun. Salam sukses M
PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Beatrix Sudibyo, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Louis M. Djangun, Rudianto Pangaribuan, Kontributor: Effendi Lie; Ahmad Hadiyanto; Uluan DP. Manurung; J .M. Qayyuum; Roy Hudiana, Sylvia, Joko Pramono, Josaphat S. Wijaya, Julius Ronadi, Suhaeli Ali. Desain & Lay-out: Melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME Relations Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail:
[email protected], http//www.bogasari.com DISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN
Edisi188/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Sajian Utama
Evaluasi untuk Pengembangan Usaha Percaya Diri Harus, tapi Jangan Remehkan Pesaing Menjelang akhir tahun seperti sekarang, adalah saat yang tepat untuk melakukan evaluasi bisnis secara keseluruhan. Hasilnya, bisa digunakan untuk merumuskan langkah di tahun depan. Evaluasi harus dilakukan secara kritis, agar kelemahan dan potensi bisnis kita bisa dilihat secara objektif SEKARANG saatnya pengusaha melakukan evaluasi menyeluruh, terhadap langkah dan kinerja bisnisnya sepanjang 2012. Hasil evaluasi yang objektif, akan sangat menentukan langkah pengembangan pada 2013 mendatang. Bagaimana keadaan perusahaan sepanjang 2012, yang sebentar lagi bakal berlalu? Dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh dan tepat, pengusaha bisa mengetahui secara persis, keadaan perusahaan, termasuk pencapaian yang diraihnya selama satu tahun. Masalah-masalah yang pernah terjadi pun, kemungkinan bisa dicarikan solusinya yang tepat, sehingga tidak terulang lagi di masa mendatang.
Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap informasi BMC akan disampaikan melalui SMS. Wacana Mitra * Edisi 188/Tahun XII/2012
Sajian Utama
Perusahaan yang sudah berkembang dan memiliki banyak konsumen sering kali lengah sehingga pelayanan pada konsumen pun menurun
Tentu saja, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, agar evaluasi bisa benarbenar dilakukan dengan baik. Salah satu yang paling mendasar, adalah adanya sistem pembukuan yang rapi, mudah dimengerti dan akurat. Dengan mencermati angka-angka yang tercatat dalam pembukuan, keadaan perusahaan dan perkembangannya selama setahun, sudah bisa diketahui. Kemudian, setiap bagian dalam perusahaan, mempunyai laporan atas hasil kegiatan yang telah dilakukannya. Agar pencapaiannya mudah diukur, dalam laporan tersebut harus disebutkan juga anggaran atau target yang dicanangkan sebelumnya. Sebetulnya, laporan-laporan tersebut semestinya memang tidak dibuat hanya pada akhir tahun. Lebih sering, lebih baik. Minimal sebulan sekali. Dengan begitu, evaluasi pun bisa dilakukan dengan lebih sering, sehingga jika ada sebuah masalah,
bisa diselesaikan pada saat itu juga.
Fokus pada Kelemahan Jadi, evaluasi yang dilakukan pada akhir tahun, cenderung terarah pada aspek-aspek yang lebih luas dan bersifat strategis. Namun, tetap saja, fokus evaluasi hendaknya lebih banyak pada upaya mencari masalah atau kelemahan-kelemahan yang terjadi, atau sesuatu yang tidak berjalan sesuai target. Meskipun penting, upaya untuk mencari kelemahan seringkali tidak mudah. Terlebih pada perusahaan kecil yang biasanya sangat identik dengan pemiliknya. Sebab, secara manusiawi, orang sulit melihat kelemahannya sendiri. Apalagi jika perusahaan tersebut sudah dinilai berhasil, dan memang menguasai pasar di wilayahnya. Rasa percaya dirinya bisa menjulang terlalu tinggi, sehingga cenderung meremehkan para pesaingnya. Rasa percaya diri terlalu tinggi yang melahirkan pandangan menyepelekan pesa-
ing, itu sangat berbahaya. Sebab, dalam bisnis, segalanya bergerak secara dinamis. Perubahan bisa berlangsung secara cepat. Perusahaan yang hari ini menguasai pasar, bisa saja besoknya dilewati pesaing karena lengah dan menganggap enteng. Padahal, justru karena posisinya sebagai penguasa pasar, pemilik perusahaan itu harus lebih waspada. Sebab, para pesaing justru bekerja keras untuk merebut posisi tersebut. Sering terjadi, ketika sebuah perusahaan kecil sudah berkembang dan mapan, berbagai faktor yang mendukung efisiensi, malah melemah. Sang pemilik perusahaan, misalnya, sudah merubah gaya hidupnya secara drastis menjadi cenderung boros. Penggunaan telepon, listrik dan sebagainya, tidak terkontrol lagi lantaran dianggap soal sepele. Lebih celaka lagi, jika pelayanan kepada konsumen juga ikut menurun. Karena selalu didatangi banyak pembeli, si pengusaha dan seluruh karyawannya, merasa
Edisi188/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Sajian Utama
bahwa pihak konsumenlah yang butuh, bukan perusahaan. Kehilangan satu atau dua konsumen yang cerewet, dianggap bukan masalah besar. Maka, perusahaan pun berjalan dengan biaya tinggi karena tidak efisien. Kosumen yang pergi karena kecewa dengan memburuknya pelayanan, akan mempengaruhi konsumen lainnya, sehingga sedikit demi sedikit, jumlah konsumen yang datang terus berkurang. Sementara itu, para pesaing yang masih serba terbatas, justru bergerak dengan efisiensi tinggi, agar bisa menekan biaya
operasional. Pelayanan pada konsumen pun, jauh lebih baik agar memperoleh banyak konsumen baru. Dengan berbagai cara, mereka juga berupaya untuk terus menerus memperbaiki kualitas produknya, sehingga setara bahkan lebih dari sang penguasa pasar. Hasilnya, perusahaan mapan itu pun terlewati. Gantian pesaingnya yang memimpin pasar. Dalam bisnis, kejadian seperti ini sangat sering terjadi. Karena itu, sekali lagi, dalam melakukan evaluasi, fokus pada kelemahan sangat penting. Supaya mendapatkan masukan yang lebih bervariasi dan valid, libatkan
karyawan dalam proses evaluasi itu. Lebih baik lagi, kalau konsumen juga dilibatkan. Misalnya, melalui kuisioner atau dengan mengundang sejumlah konsumen, yang sudah jadi pelanggan maupun belum. Jika perlu, undang juga ahli pemasaran untuk memperoleh masukan yang lebih luas. Tapi, sekali lagi, pengusaha harus bersedia membuka hati dan pikiran terhadap semua kritik atau pandangan yang menunjukkan titik lemah. Pikiran terbuka itu sangat penting. Sebab, seperti parasut, otak juga akan berfungsi jika terbuka. (pam)
Kriteria Evaluasi Rugi Laba ASPEK pertama yang paling menjadi perhatian dalam evaluasi, biasanya soal laba rugi. Pengusaha boleh jadi akan terbelalak, jika mengetahui perolehan laba usahanya merosot tajam, padahal omset penjualan stabil, bahkan sedikit lebih tinggi. Faktanya, penurunan laba memang bukan hanya diakibatkan oleh satu faktor, seperti omset penjualan. Bahkan, bukan mustahil, perolehan laba justru naik, meskipun omset sedikit menurun. Ini bisa terjadi, misalnya, karena perusahaan berhasil menetapkan kenaikan harga produk secara tepat. Karena itu, upaya melacak biang penurunan laba, harus dilakukan secara luas. Beberapa kemungkinan berikut (di luar penurunan omset penjualan), patut diperhatikan: 1. Peningkatan biaya operasional yang sangat tinggi (misalnya karena pengaruh kenaikan harga BBM), tidak diikuti dengan kenaikan harga jual produk. 2. Kegiatan perusahaan makin tidak efisien. Misalnya, penggunaan mesin tua yang lebih boros bahan bakar atau listrik, cara pembelian bahan baku yang tidak tepat, penyimpanan bahan baku yang salah sehingga sering terjadi kerusakan atau kehilangan,dsb. 3. Gaya hidup pemilik perusahaan yang meningkat dan membutuhkan biaya lebih besar, tanpa diimbangi dengan produktivitas. 4. Penambahan karyawan yang tidak diiringi peningkatan produktivitas yang berarti. 5. Kinerja karyawan yang makin melemah, baik karena minimnya insentif maupun kejenuhan. 6. Pembukuan tidak akurat, sehingga banyak penyimpangan yang tidak terlacak.
Wacana Mitra * Edisi 188/Tahun XII/2012
Sajian Utama
Laporan Keuangan Apa Perlunya Tidak saja untuk kepentingan internal, tetapi juga diperlukan untuk urusan eksternal, sebagai persyaratan pengajuan pinjaman usaha ke bank atau lembaga keuangan lainnya
M
ang Atep, seorang pedagang goreng-gorengan, tidak habis pikir ketika usahanya tiba-tiba saja merosot bahkan nyaris bangkrut. Padahal, seperti biasa, dagangannya selalu laris manis. Bahkan, dibanding pedagang gorengan lain yang mangkal di dekatnya, tempat Mang Atep termasuk yang paling ramai. Ketika ditanya tentang penyebab kemerosotannya, Mang Atep cuma bisa menjawab, “Ya, mungkin lagi apes saja. Namanya juga dagang.” Tentu saja, jawaban semacam ini tidak menjelaskan persoalan yang sebenarnya terjadi. Betul, yang namanya da-
gang, selalu berhadapan dengan kemungkinan untung dan risiko rugi. Persoalannya, perlu diketahui secara persis, apa yang menjadi penyebabnya. Untuk itu, diperlukan adanya pembukuan yang mencatat masalah keuangan yang menyangkut kegiatan usaha. Sayangnya, banyak pengusaha kecil yang meremehkan soal ini. Mereka menganggap, karena duit yang berputar dalam roda usahanya masih sedikit, mengandalkan ingatan saja sudah cukup. “Buat apa repot-repot mencatat pemasukan dan pengeluaran yang sedikit itu, ngurusin usaha saja sudah setengah mati,” begitu mereka biasa berdalih. Padahal, bagi sebuah perusahaan, pembukuan merupakan salah satu kegiatan yang penting. Tidak peduli apakah perusahaan itu kecil atau besar. Sebab, bagaimanapun,
Edisi188/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Sajian Utama
ingatan manusia pada akhirnya terbatas juga. Makin berkembang usaha yang ditangani, makin banyak dan beranekaragam pula persoalanpersoalan yang harus diingatnya. Apalagi jika persoalan itu menyangkut deretan angka-angka dalam susunan yang berbeda-beda. Jika terjadi kesalahan sedikit saja dalam mengingat angka-angka itu, akibatnya bisa fatal. Yang dirugikan bukan cuma si pengusaha itu sendiri, tetapi bisa saja orang lain baik pelanggan ataupun yang mempunyai hubungan usaha dengannya. Belum lagi kalau si pengusaha itu berhalangan, sehingga usahanya untuk sementara dijalankan orang lain. Ini bisa jadi masalah, karena pengganti itu tidak mungkin meminjam ingatan pengusaha yang digantikannya, meskipun untuk sementara. Bahaya lainnya, tanpa catatan keuangan yang akurat dan jelas, bisa terjadi si pengusaha keliru menghitung laba. Kekeliruan semacam inilah yang sebetulnya dialami Mang Atep si pedagang goreng-gorengan itu. Sekadar contoh, untuk membuat 100 buah bakwan, dia menghabiskan modal Rp 70.000. Jika habis terjual, dia mengantongi duit Rp 100.000. Jika laba cuma diartikan sebagai selisih biaya produksi dan penjualan, mungkin benar Mang Atep memperoleh laba Rp 30.000. Persoalannya adalah, apabila kemudian tanpa terasa biaya produksi sebetulnya sudah membengkak menjadi Rp 90.000. Apa yang terjadi? Terlebih, jika hasil penjualan ternyata tidak cukup untuk membeli bahan baku dan menutup biaya produksi 100 buah bakwan.
Benar-benar celaka. Lebih celaka lagi, kalau kemudian selisih biaya dan harga jual Rp 30.000 yang semula dianggap laba itu, dipakai untuk keperluan lain yang tidak ada hubungannya dengan usaha. Jelas, jumlah modal akan menyusut. Jika praktik ini terus berulang, tinggal menunggu kebangkrutan saja. Nampaknya cara dan pola kehidupan menjalankan usaha di masyarakat sangat beragam. Untuk soal laba saja, si pengusaha harus mempunyai pemahaman yang benar. Jika pemahamannya keliru, ditambah hanya dicatat dalam ingatan, bisa dibayangkan bagaimana ruwetnya perhitungan laba. Karena kacaunya ingatan, bisa-bisa jumlah uang yang sebetulnya bukan laba dalam pengertian “keliru” sekali pun, mungkin akan dianggap sebagai laba, lantas digunakan untuk keperluan lain. Belum lagi, soal konsumen yang membeli dengan cara “ngutang”. Ada transaksi tunai, “anda membayar saya kasih barangnya.” Ada juga yang
“ Yang namanya dagang, selalu berhadapan dengan kemungkinan untung dan risiko rugi. Perlu diketahui apa yang menjadi penyebabnya ”
Wacana Mitra * Edisi 188/Tahun XII/2012
dengan cara kredit satu hari, “besok ya bayarnya”, atau “nanti uangnya diantar anak saya”. Atau malah ada yang masih punya utang yang harus dibayar, ngambil barang lagi. “Bayarnya ntar sekalian kalau belanja lagi.” Ada juga praktik uang muka, di mana pembeli harus setor uang terlebih dahulu, baru kemudian barangnya menyusul diserahkan pada lain hari. Ada yang bayarnya kelebihan atau kurang karena tidak ada uang recehan untuk kembalian dll. Manfaat lain yang tidak kalah pentingnya adalah ketika kita hendak mengajukan kredit atau pinjaman untuk usaha ke bank atau lembaga keuangan lainnya, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah apakah perusahaan kita memiliki catatan keuangan yang cukup rapi atau tidak. Artinya, siapa-siapa yang pantas dan memenuhi syarat diberi atau boleh ngutang dipilihpilih atau disaring oleh pihak yang memberi utang, karena ada prinsip kehati-hatian yang diterapkan oleh bank pemberi kredit. Laporan keuangan ini tidak bisa ditawar-tawar lagi karena ternyata dapat menguak setiap sudut kegiatan perusahaan, dari sisi marketing, SDM, produksi, keuangan, bahkan langkah stratejik perusahaan. Karena itu, sekali lagi, meskipun usaha Anda masih kecil-kecilan, kalau mau maju, sejak awal harus dibiasakan melakukan pembukuan. Pada dasarnya pembukuan itu tidak ruwet atau bikin repot. Ada yang sangat sederhana. Siapapun bisa menjalankannya dengan mudah.(pam)
Manajemen
PERLU Persiapan Sebelum MEMBUKA Usaha USAHA Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peranan yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Memulai usaha kecil-kecilan seperti ini, juga turut membuka lapangan kerja bagi orang lain. Membuka usaha sendiri memerlukan strategi yang tepat supaya bisa sukses dan berkembang menjadi besar. Namun sebelum membuka usaha, beberapa hal perlu diperhatikan yaitu:
1. Konsumen
MERANCANG dan membangun bisnis sendiri sangatlah penting terutama bisa membuka lapangan kerja bagi banyak orang. Meskipun demikian, bukan berarti menjalankan perusahaan sendiri itu mudah. Dengan pemahaman manajemen usaha yang cukup diharapkan bisa bertahan dan tumbuh dengan baik.
Konsumen adalah hal utama yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha karena mereka adalah urat nadi dalam semua bisnis. Konsumen juga lah yang memberi omzet sehingga perusahaan terus bergerak. Usaha tidak akan jalan tanpa ada yang terjual. Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam mempertahankan dan menggaet konsumen baru, antara lain: Iklan: Ketika memulai usaha, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyebarkan luaskan usaha tersebut supaya banyak orang tahu. Caranya dengan memasang iklan. Tempat dan medianya bisa apa saja, seperti koran lokal, iklan radio, brosur yang dikirim dari rumah ke rumah, laman situs pribadi, iklan baris dan lain sebagainya. Promosi: Banyak para pelaku usaha yang memberikan promosi di awal-awal membangun bisnisnya. Biasanya, promosi dilakukan memakai kupon potongan harga atau hadiah langsung jika mencapai pembelian di harga tertentu. Efektivitas program seperti ini tergantung kepada target konsumen dan hadiah yang diberikan. Brosur dari rumah ke rumah: Menyebarkan brosur dengan cara dari rumah ke rumah bisa cukup efektif dan efisien. Cara ini paling banyak dilakukan di awal-awal membangun bisnis dengan target konsumen masyarakat sekitar.
Diskon: Cara yang paling klasik dalam menggaet dan mempertahankan konsumen. Supaya tidak terlalu rugi dalam memberikan potongan harga, usahakan ada syarat khusus terlebih dahulu. Salah satu yang efektif adalah dengan syarat jika si konsumen berhasil membawa calon pembeli maka akan diberi diskon. Dengan demikian, lambat laun jumlah konsumen akan selalu bertambah. Pelayanan Konsumen (customer service): Dengan menyediakan bagian pelayanan konsumen sangatlah penting bagi semua pelaku usaha. Jika tidak cukup sumber daya, si pemilik bisnis bisa sekaligus merangkap posisi ini. Yang penting, keluhan dan kepuasan konsumen bisa terdeteksi dengan baik. Tapi hati-hati, cara customer service berkomunikasi dengan konsumen bisa mengangkat atau menghancurkan citra perusahaan. Jaringan: Mengembangkan jaringan bisa berujung pada bertambahnya konsumen. Caranya, anda bisa mengikuti pameran atau bergabung dalam sebuah asosiasi. Di sana anda bisa berbagi pengalaman dan mencari ide-ide baru.
2. Arus Kas
Arus kas yang lancar dan sehat kadang lebih penting ketimbang ozmet dalam usaha yang baru berdiri. Anda harus bisa mengatur keseimbangan antara arus dana keluar
Edisi188/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Manajemen
dan masuk. Arus kas yang tidak seimbang bisa memberikan kejutan yang kurang enak di bisnis anda ke depan. Salah satunya adalah kekurangan biaya untuk bayar karyawan, telat bayar kredit ke bank sampai kurang dana untuk bayar pajak. Kejutan-kejutan seperti ini yang biasanya menghancurkan bisnis anda secara perlahan-lahan. Ada baiknya rencanakan pengeluaran dan pemasukan dalam satu atau dua bulan ke depan, sehingga jika ada kejutan di tengah jalan anda masih punya waktu untuk bertindak sehingga pada akhirnya arus kas anda masih tetap positif. Dalam membuat prediksi arus kas, anda harus terlebih dahulu memperkirakan omzet yang akan masuk, lalu bandingkan dengan ongkos operasional perusahaan anda. Atur sedemikian rupa sehingga proyeksi arus kasnya tetap positif.
“
Hal pertama yang
harus dilakukan ketika memulai usaha adalah menyebarkan luaskan informasi supaya banyak orang tahu. Caranya dengan memasang iklan
“
3. Kredit
Pinjaman dari bank ataupun tempat lain merupakan salah satu instrumen yang bisa dimanfaatkan secara bijaksana untuk beberapa alasan, seperti: - Mencicil berbagai keperluan ope-rasional tanpa menggunakan uang sendiri, sehingga arus kas bisa diputar untuk digunakan di pos lain. - Bisa mendapatkan diskon dengan membeli barang dalam jumlah ba-nyak. Pinjaman dari bank bisa digunakan untuk keperluan ini. - Lebih mudah mengatur arus kas. Memiliki akses ke sebuah pinjaman saat dibutuhkan sangatlah membantu terutama dalam menutup kebutuhan antara arus kas keluar dan masuk.
4. Kredibilitas
Salah satu kelemahan yang biasa melanda perusahaan kecil baru berkembang adalah kurangnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan konsumen. Sehingga, saat berniat bergerak maju ke cakupan yang lebih luas biasanya kalah duluan oleh kompetitor yang lebih besar. Para pelanggan setianya mungkin saja tahu mengenai perusahaan ini dengan baik. Presentasi secara profesional, testimoni dari konsumen, sertifikasi pemerintah dan referensi dan promosi dari mulut ke mulut oleh konsumen bisa membantu mengangkat kredibilitas perusahaan. Kredibilitas juga bisa dibentuk dengan cara si pemilik perusahaan terjun langsung ke lapangan dan melayani konsumen.
5. Modal
Presentasi secara profesional, testimoni dari konsumen, dan promosi dari mulut ke mulut oleh konsumen bisa membantu mengangkat kredibilitas usaha
Wacana Mitra * Edisi 188/Tahun XII/2012
Modal yang cukup tinggi akan sangat membantu perusahaan saat ingin berekspansi, seperti menyewa tempat, beli peralatan atau kendaraan operasional. Dengan adanya hubungan baik dengan bank, ditambah dengan rekam jejak kredit yang cukup baik bisa menjadi sumber modal yang mudah dicairkan. ***
Pro�l
Arif Komara: Pengusaha Mi Mekarwangi, Kuningan, Jawa barat
Belajar Sambil Jadi Karyawan di Perusahaan Sendiri MEMANG tidak mudah membagi waktu untuk beberapa aktivitas dalam waktu yang bersamaan, namun tidak untuk Arief Komara yang setiap hari melakukan rutinitas di kantor, tetapi masih sempat mengelola tiga lokasi pabrik mi. Walaupun operasional ditangani oleh Tuti Sriwidyastuti, isterinya, tetapi untuk manajemen secara umum masih tetap di bawah kendalinya.
A
da yang unik dari Arief Komara, juragan Mi yang sukses dengan 3 lokasi pabrik mi, pria kelahiran Ciamis, 12 Juni 1974 ini, berangkat bukan sebagai seorang pengusaha tetapi seorang pegawai yang sampai saat inipun masih tetap menekuni dua pekerjaan yang sama-sama menyita waktu dan perhatiannya. Basic saya sebagai pegawai, katanya mengawali cerita perjalanan usahanya. Waktu itu sekitar tahun 1999 Arief yang bekerja di sebuah BPR di kota Kuningan, tergerak untuk membantu salah seorang tetangga di samping rumahnya mengambil alih usaha mi, yang terpaksa tidak bisa melanjutkan. Jadi kalau cerita orang usaha mi biasanya berawal dari mendorong gerobak, tetapi saya melanjutkan warisan tetangga. jelas suami Tuti Sriwidyastuti. Soal pengetahuan dan kemampuan membuat mi pada waktu itu, jelas tidak ada sama sekali, apalagi soal pemasarannya. Namun ia tidak kehilangan akal, untuk bisa membuat dan mengelola usaha barunya itu ia pun menerapkan kiat yang jitu. Ketika usaha milik tetangganya itu dibeli lengkap dengan karyawan dan konsumennya, ia tidak langsung mengambil alih kepemilikan dan
manajemennya. Pada waktu transaksi dibuatlah komitmen bahwa selama 6 bulan secara operasional perusahaan tetap dipegang pemilik lama. Saya belum berani mengambil alih secara penuh, kalau belum menguasai betul, oleh karena itu proses peralihan dibuat sedemikian rupa sehingga saya bisa belajar sambil jadi karyawan dari pemilik lama. Baru setelah saya pikir mampu maka sudah saatnya mengambil alih secara penuh. Tuturnya memberi alasan. Dengan cara itu Ia bisa belajar mulai dari pengadaan bahan, membuat dan menjual mi sampai soal manajemen usahanya. Jadi sebelum berangkat ke kantor pukul 2-3 pagi sudah ada di pabrik untuk bekerja
membuat mie. Barulah pukul tujuh mulai siap-siap ke kantor. Uniknya dengan menyamar sebagai karyawan tanpa diketahui oleh karyawan yang lain bahwa sebenarnya ia adalah pemilik baru dari usaha mi tersebut. Cara menyamar seperti itu menurut Arief penting untuk menjaga kesan dan perasaan karyawan lain agar tidak ada rasa canggung. Hasilnya walaupun saat ini posisinya sebagai pemilik hubungan dengan karyawan tetap dekat
Edisi188/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Pro�l
dan baik. Ini penting agar operasional usaha tetap terjaga dan berjalan dengan baik. Tegasnya. Kini setelah kurang lebih 13 tahun mengelola usaha mi yang diberi nama Mekarwangi , Ayah tiga putri dan satu putra ini sudah memperluas usaha dengan membuka cabang di daerah Cidahu, dan Ciamis dengan total konsumsi rata-rata 500 zak terigu merek Segitiga Biru Mie dan Terigu merek Kendi produksi Bogasari, setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan 100 penjaja mi gerobak miliknya dan 300-an pelanggan di daerah Kuningan, Ciamis, Majalengka, dan sekitarnya. Mengenai kiat suksesnya, Kepala Cabang BPR Kuningan yang juga mantan karyawan perusahaan kayu ini mengatakan bahwa rahasianya adalah keterbukaan menerima maKONTAK: Arief Komara Pengusaha Mi Mekarwangi Jln. Siliwangi no. 45, Kuningan, JAWA BARAT (belakang Toko Ban Enggal)
Telepon : 0232 87248, 085224889988
“Ternyata selain sebagai juragan mi, Arief Komara, juga seorang Kepala Cabang sebuah Bank Daerah di Kuningan dan juga aktif dalam kegiatan sosial “ sukan dan mengutamakan pelayanan yang prima. Ini diterapkan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya di bidang jasa seperti perbankan atau usaha lainnya. Dalam hal pelayanan, ia mencontohkan berapapun dan kapanpun pesanan akan dilayani dengan sepenuh hati, bahkan ia melarang karyawannya untuk menolak pesanan walau hanya satu kg sekalipun. Bahkan dalam setiap kesempatan ia selalu mengingatkan kepada karyawan bahwa jangan hanya memandang yang besar, awalnya pandang dulu yang kecil. Mereka itu ingin besar, siapa tahu suatu ketika bisa menjadi besar. Besar itu kan diawali dari kecil, dari satu kilo. Tandasnya. Bagi mereka yang kurang mampu, menurut Arief, satu kilo itu
Wacana Mitra * Edisi 188/Tahun XII/2012
sangat berarti untuk menghidupi keluarganya. Saya menghargainya, karena bagi mereka itu besar. Lanjutnya. Dari kepeduliannya yang sangat tinggi itu pula, ternyata ada usaha lain yang juga ia kembangkan dengan tujuan untuk membantu para santri sebuah pondok pesantren di kota kelahirannya Ciamis. Usaha itu adalah ternak domba dan pembuatan pupuk organik yang pengelolaannya diserahkan kepada pondok pesantren dengan tujuan agar ada pemasukan yang rutin untuk operasional pondok. Menurut Arief, dasar pemikirannya adalah dari pada memberikan bantuan berupa uang yang habis setelah dibelanjakan, akan lebih baik memberikan ketrampilan usaha, hasilnya sangat luar biasa, dan berkelanjutan. Selain keuntungan materi yang bisa manambah pemasukan pesantren, juga memberikan ketrampilan para santri dalam bidang usaha ternak domba dan pupuk dengan manajemennya. Cara ini jauh lebih efektif dibanding dengan memberikan sumbangan dalam bentuk uang tunai. Tegas calon sarjana ekonomi ini. Menutup cerita perjalanan usahanya, Arief yang juga menjabat sebagai bendahara merangkap tugas ketua Paguyuban Mi Tunggalrasa Cirebon ini mengatakan bahwa Suksesnya tidak lepas dari peranan dan dukungan Bogasari seperti pelatihan di BBC, festival, pendampingan, pembagian kompor, dan jaminan ketersediaan bahan baku terigu terutama merek Segitiga Biru Mie dan Kendi. Nama Mekarwangi diberikan dengan harapan mie produknya jadi mekar, dan baunya yang wangi ini menjadi berkah bagi usahanya karena digemari oleh konsumen. Semoga (pam)
Pemasaran
KEGAGALAN dalam membangun sebuah bisnis merupakan tonggak awal menuju sukses, karena para wirausaha pemula dapat belajar dari kesalahan mereka, dan menggunakan pengalaman untuk memperbaiki kinerjanya. Ada beberapa penyebab para wirausaha pemula gagal dalam membangun bisnis antara lain:
Tidak ada rencana tertulis Banyak wirausaha pemula yang gagal dalam memulai bisnis, karena mereka tidak mencatat ide bisnisnya ke dalam tulisan. Disiplin mencatat rencana bisnis merupakan cara terbaik bagi para wirausaha pemula untuk mengerti dan mewujudkan ide menjadi sebuah bisnis.
Tidak ada model pendapatan Untuk sebuah lembaga non-profit pun harus menghasilkan pendapatan berupa donasi guna mengimbangi biaya operasional. Untuk itu, seorang wirausaha pemula harus membuat model pendapatan agar tidak mengalami kerugian, walaupun barang yang ditawarkan itu gratis.
Peluang bisnis yang kecil Tidak semua ide bisnis dapat meledak. Walaupun yakin ide itu sangat bagus dan semua orang membutuhkan. Tetap harus melakukan riset pasar tentang ide itu sebelum meluncurkan ke pasaran.
Penyebab Kegagalan Pengusaha Pemula dan Solusinya Kegagalan bagi seorang wirausaha pemula adalah hal yang wajar. Data statistik menunjukkan hampir 50 persen wirausaha pemula mengalami kegagalan dalam lima tahun pertama. Terlalu banyak kompetisi
M eremehkan Sumber D aya
Tidak memiliki pesaing adalah sebuah tanda bahwa pasar untuk produk dan jasa itu tidak ada. Namun, menemukan 10 perusahaan di bidang yang sama juga merupakan tanda bahwa pasar yang akan dimasuki itu sangat ramai.
Sumber daya berupa dana segar merupakan hal yang penting, namun sumber daya lain seperti relasi dan sumber daya manusia untuk memasarkan produk lebih penting.
Tidak ada kekayaan intelektual Jika seorang wirausaha pemula ingin mencari investor, Ia harus memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan terhadap pesaing yang sudah menjelma menjadi perusahaan raksasa. Untuk itu, hak paten, merek dagang, dan hak cipta sangat penting dan elemen terbesar dari tahap penilaian perusahaan bagi investor profesional.
Tidak bisa mengeksekusi
Tidak memiliki tim berpengalaman
Ide bisnis yang bernilai jutaan rupiah pun akan percuma, jika tidak berani mengambil risiko untuk mengeksekusinya. Harus benar-benar menyiapkan diri mengambil risiko guna memasarkan ide bisnis untuk pertama kalinya.
Para investor sebelum berinvestasi akan melihat siapa orang-orang yang ada di balik perusahaan tersebut. M enemukan tim yang berpengalaman dalam perusahaan akan membuat investor masuk dan siap menyokong ide bisnis tersebut.
M arketing yang lemah Walaupun produk anda diperbincangkan dalam masyarakat karena strategi dari mulut ke mulut, namun itu tidak menjadi jaminan suatu produk akan laku keras. M arketing tetap diperlukan, walaupun produk sudah dikenal masyarakat, pemasaran yang efektif dan inovatif di berbagai media merupakan hal yang harus dijalankan.
M enyerah terlalu dini Penyebab umum para wirausaha awal gagal dalam merintis usaha adalah saat mereka sekali mengalami kegagalan, lalu mereka menyerah dan menutup usaha. Banyak contoh pengusaha seperti Steve Jobs dan Thomas Edison yang pada awal mengalami kegagalan, namun melesat sukses karena terus berusaha memperbaiki visi. (Youngentrepreneur.com)
Edisi188/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Pemasaran
Menghitung Keuntungan Usaha Setiap pengusaha, mempunyai falsafah usaha sendirisendiri, yang berpengaruh pada perolehan keuntungan yang ditargetkan. Falsafah apa yang Anda anut? SEBAGAI pengusaha, Anda tentu saja berharap agar perusahaan Anda bisa bertahan dan berkembang, dalam segala situasi perekonomian. Untuk mewujudkan harapan itu, harus diusahakan agar perkembangan perusahaan senantiasa berjalan selaras dengan perkembangan masyarakat, konsumen, teknologi, dan situasi lain-lain di sekitar usaha. Perkembangan ini menuntut perusahaan untuk ikut berkembang. Nah, perkembangan perusahaan hanya mungkin bila dalam kegiatannya menghasilkan keuntungan. Lagi pula, tak bisa diingkari lagi, tujuan akhir perusahaan adalah keuntungan. Malah, tingkat keuntungan yang berhasil diraih sering dijadikan ukuran keberhasilan. Keuntungan juga menunjukkan betapa efektifnya sumberdaya digunakan. Selain itu, keuntungan dapat merangsang pemilik untuk menambah modal lebih besar lagi. Dengan keuntungan yang diperoleh, pengelola akan dapat melakukan penyempurnaan mutu, pengembangan teknologi dan pelayanan lebih bagus kepada konsumen. Dengan keuntungan pula usaha dapat diperluas, produksi diperbanyak sehingga konsumen akan memperoleh jaminan mutu, jumlah, dan harga yang memuaskan. Lantas, bagaimana dan berapa besar keuntungan itu diperoleh? Ini bisa tergantung falsafah yang dianut pengusaha. Secara umum, ada tiga falsafah usaha yang
mempengaruhi perolehan keuntungan. Pertama, falsafah maksimalisasi. Memperoleh keuntungan setinggitingginya. Pengusaha yang menganut falsafah ini, selalu terdorong untuk bekerja keras. Tetapi, kalau dorongan itu terlalu kuat, si pengusaha bisa tergoda untuk melanggar etika usaha dan menghalalkan segala cara, demi mencapai keuntungan. Ini tidak dapat dibenarkan. Dalam mengejar keuntungan dianjurkan untuk selalu ingat pada etika usaha. Kedua, falsafah optimalisasi. Di sini pengusaha berupaya mengejar keuntungan tinggi, tetapi tidak harus setinggi-tingginya. Semua kepentingan yang terikat dalam usaha termasuk konsumen, masyarakat, lingkungan hidup dan juga negara, perekonomian nasional dan sebagainya, dia diperhatikan. Jika falsafah ini digunakan, maka akan dapat diperoleh suatu tindakan perjuangan yang wajar, yaitu dari keuntungan yang kecil dulu untuk memikat konsumen. Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya konsumen dalam jangka waktu panjang, akan diperoleh peningkatan keuntungan yang semakin besar.
Wacana Mitra * Edisi 188/Tahun XII/2012
Ketiga, adalah falsafah alakadarnya. Pengusaha penganut falsafah ini ditandai dengan sikap apa adanya. Yang penting usaha tetap berjalan terus, asal ada keuntungan, berapapun besarnya. Bahkan, tingkat keuntungan tidak dinaikkan meskipun peluang itu sudah di depan mata. Namun, apapun falsafah usaha yang dianut, setiap pengusaha perlu merencanakan keuntungan. Soal besar kecilnya, tergantung pada falsafah yang dianutnya tadi. Apakah falsafah maksimalisasi dengan konsekuensi sanggup membanting tulang, atau falsafah optimalisasi, yaitu dengan mengingat situasi dan kondisi, ataukah falsafah nrimo yaitu asal ada keuntungan. Rencana keuntungan dapat diperkirakan dari selisih antara perkiraan hasil penjualan, dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Bagi usaha yang cukup mantap, biasanya keuntungan sekitar 25%-30% sudah cukup layak. Keuntungan juga dapat direncanakan dengan melihat daya keuntungan yang diinginkan untuk mendapatkan kembali investasi yang ditanamnya. Sumber: “Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil”, Penebar Swadaya,
Tips
Tips Mengelola Bagi Bisnis Pemula Bisnis itu perlu dikelola agar bisa semakin maju, Mengelola bisnis itu tidak ada kata baku bahwa pengusaha ini harus bertindak seperti ini dan seperti itu. Yang penting adalah bagaimana mengelola setiap hambatan bisnis menjadi sebuah peluang bisnis di masa depan. Beberapa Tips dalam berbisnis. 1. Barang atau jasa yang ditawarkan itu tidak harus baru, tetapi yang lebih penting lagi adalah unik. Misalnya tahu goreng semua orang sudah pasti kenal dan pernah merasakannya, tetapi ketika tahu tersebut diberi rasa yang sangat pedas, perhatian orang akan menjadi beda. Dengan keunikan ini, orang akan melihat apa yang kita tawarkan dan orang akan tertarik untuk membeli. 2. Menciptakan merek (brand) sendiri. Buatlah merek yang khas dan gampang diingat oleh konsumen. Dengan merek yang gampang diingat,
contoh bisnis ayam goreng bukan hal yang baru, namun dengan ciri dan merek yang khas yang cukup berhasil
pembeli juga akan gampang mengingatnya dan selalu ingin untuk membelinya. Tapi merek ini bisa diciptakan dari sebuah produk yang dibuat oleh orang lain. Misalnya kita membeli kue dari orang lain, lalu kemasan dan mereknya kita buat sendiri. Keuntungannya kita tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk investasi, dan tenaga kerja. Beberapa pengusaha kue sudah menerapkan cara seperti ini 3. Pasarkan secara online. Sekarang ini sudah marak
berbisnis via dunia maya. Dengan cara ini, produk atau jasa bisa langsung tersebar ke pelosok. 4. Tinggalkan cara bisnis konvensional. Pakailah agen. Di sini bisa saja barang atau jasa itu dijual melalui agenagen penjualan. Ini akan lebih mempercepat penjualan bisnis. Lebih dahsyat lagi, bila bisnis yang kita kelola bisa diciptakan model bisnis secara waralaba. (tips mengelola bisnis ala Ciputra)
Edisi188/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Resep
Bahan Kulit Tartlet - 300 gram - 150 gram - 100 gram - 1 butir - Vanilli essence - Polesan loyang - Terigu Segitiga Biru bahan taburan)
Fruit Tartlet
Terigu Segitiga Biru Mentega Orchid Gula halus Kuning telur secukupnya secukupnya secukupnya (untuk
Cara membuat 1. Aduk mentega Orchid dan gula halus sampai lembut 2. Tambahkan kuning telur dan vanilli essence 3. Masukan terigu Segitiga Biru aduk lagi sampai rata 4. Istirahatkan, bungkus dengan plastik simpan dalam lemari pendingin selama ± 15 menit 5. Siapkan cetakan tartlet lalu poles tipis dengan polesan loyang, kemudian taburi sedikit Terigu Segitiga Biru 6. Roll adonan di atas plastik menggunakan rolling pin, dengan ketebalan ± 0,5 mm 7. Potong adonan menggunakan ring cutter, dan letakkan dalam cetakan, kemudian rapihkan bagian pinggir atas sampai rata 8. Tusuk-tusuk bagian tengah adonan yang sudah dicetak dengan garpu
Filling Cream - 200 gram Vla Instant - 600 gram Susu cair Indomilk - 50 gram Cream cair Kocok semua bahan sampai lembut, filling cream siap digunakan Hiasan Buah - 250 gram Coklat compound dicairkan - Cherry merah Secukupnya - Peach Secukupnya - Daun mint Secukupnya - Apricot gel Secukupnya
Bahan Cake :
- Telur - Mentega (dicairkan) - Terigu Segitiga Biru - Susu kental manis - Baking powder - Bumbu spekuk - Soda kue - Garam
: : : : : : : :
5 butir 100 gram 200 gram 221 ml 1 sdt 1 sdt 1 sdt ½ sdt
Cake Caramel
Bahan Karamel : - Gula pasir - Air panas
Cara Membuat:
9. Panggang dalam oven pada suhu 1700 C selama ± 20 menit, sampai berwarna kuning kecoklatan Penyelesian: - Ambil kulit tartlet yang sudah matang polesi dengan coklat cair pada bagian bawah sampai rata, beri filling cream lalu susun buah di atasnya dan poles dengan Apricot gel - Tart siap dihidangkan dengan kopi atau teh hangat.
: 350 gram : 250 ml
• Terigu, soda kue, baking powder, bumbu spekuk dan garam, aduk hingga rata, lalu diayak.
• Karamel :
Masak gula pasir hingga gosong (berwarna kecoklatan) dengan api sedang, Lalu tuang dengan air panas dan aduk hingga gula larut. Angkat dan dinginkan.
• Cake :
Wacana Mitra * Edisi 188/Tahun XII/2012
1. Kocok telur hingga tercampur rata. 2. Masukkan campuran terigu dan karamel sedikit demi sedikit hingga rata. 3. Tambahkan mentega cair sedikit demi sedikit bergantian dengan susu kental manis sambil diaduk terus hingga tercampur rata dan lembut. 4. Tuang adonan ke dalam loyang yang sudah diolesi mentega 5. Panggang dengan suhu 175 °C selama 40 menit hingga matang.
Info BMC
Manfaatkan Kartu BMC untuk Penarikan Tunai di ATM
Kumpulkan dan Kirim e-kuponnya ke Bogasari, lalu ambil uangnya di ATM
SEBAGAIMANA diketahui bahwa Bogasari telah meluncurkan berbagai program dalam rangka apresiasi kepada para mitra UKM. Salah satunya adalah program Bogasari Mitra Card (BMC) yaitu program keanggotaan yang diselenggarakan khusus untuk Mitra Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memproduksi aneka makanan berbahan baku terigu Bogasari dan atau retailer/ pengecer kiloan terigu Bogasari yang ditandai dengan kartu magnetic keanggotaan BMC. Tentu saja beberapa manfaat sekaligus dapat diperoleh dalam keanggotaan BMC ini, salah satunya adalah Mendapatkan Point Reward dengan cara mengirimkan label e-kupon yang terdapat pada kemasan terigu bogasari 25 kg, yang secara triwulan dapat ditukar dengan aneka hadiah menarik atau uang tunai. Khusus bagi mitra UKM yang memilih point rewardnya dalam bentuk uang tunai, secara otomatis akan ditransfer oleh Bogasari ke pemegang rekening kartu BMC. Agar Point Reward tersebut dapat benar-benar bermanfaat, para mitra UKM diharapkan dapat mengecek saldo Point Reward tersebut segera setelah mendapatkan pemberitahuan melalui SMS dari pihak bogasari, dan menarik tunai melalui ATM
UKM diharapkan segera mengambil dan memanfaatkan point reward berupa uang tunai di ATM Permata Bank atau bank lain di jaringan Alto, ATM Bersama, dan Prima (BCA)
Permata bank atau bank lain di jaringan ALTO, ATM Bersama dan PRIMA (BCA) Perlu diketahui kartu BMC hanya digunakan sebagai media pembayaran hadiah langsung BMC. Tidak seperti kartu ATM pada umumnya, kartu BMC ada masa daluwarsanya. Oleh karena itu agar mendapatkan manfaat semaksimal mungkin, sangat diharapkan bagi para mitra UKM pemegang kartu BMC dapat menggunakan fasilitas kartu BMC ini, baik untuk penarikan tunai di ATM maupun belanja di toko yang menyediakan mesin EDC (Electronic Data Capture), yang telah bekerjasama
dengan Permata Bank. Untuk melakukan penarikan uang tunai atau cek saldo, pilih rekening tabungan pada layar ATM, dengan ketentuan limit transaksi per hari untuk penarikan tunai maksimal Rp 10.000.000, transfer online Rp 25.000.000 dan transaksi pembelanjaan di merchant-merchant maksimal Rp 5.000.000. Apabila masa berlakunya sudah habis (expired), kartu rusak, hilang, atau ada kendala dalam penggunaan kartu BMC, segera menghubungi LAGANSA 08071-800-888 atau BMC Center 021292638000 ext. 62335 agar dapat diterbitkan kartu yang baru. (pam)
Edisi188/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Info BBC
Bogasari Baking Center Palembang Tempati Gedung Baru kan keahlian, membuat aneka makanan berbasis terigu, dengan memberikan pengetahuan mengenai proses pengolahan makanan dan pengelolaan usaha makanan secara benar. “Agar memudahkan para peserta dalam memahami materi pelatihan, kami mengembangkan metode praktek langsung atau Pengguntingan pita oleh Manager PT Indofood Sukses Makmur “Hands On” dengan Divisi Bogasari Area Sumbagsel, Achmad Hadianto modul-modul praktis dan ilmiah, di samping ntuk lebih memantapkan komit- memberikan konsultasi bagi para alummen dalam meningkatkan keah- ni,” jelas Beatrix lian pengolahan makanan berDikatakannya bahwa dari tahun ke basis terigu, kepada masyarakat Palem- tahun animo masyarakat terhadap usaha bang dan sekitarnya, Bogasari Baking makanan sangat tinggi, tercatat ada lebih Center Palembang, mulai tanggal 22 dari 175 ribu alumni BBC secara nasiNopember 2012 menempati gedung onal, 53 ribu diantaranya sudah berhasil baru di Komplek Palembang Square membuka usaha di bidang makanan berMall, Kanto R127, Palembang. basis terigu. Peresmian yang dihadiri UKM mitra Di wilayah Sumatera Selatan, khususBogasari dan alumni BBC, ditandai de- nya kota Palembang, Bogasari Baking ngan pengguntingan pita oleh Manager Center sudah melahirkan sekitar 3 ribu PT Indofood Sukses Makmur Divisi Bo- UKM yang tergabung dalam Bogasari gasari Area Sumbagsel, Achmad Hadi- Mitra Card, dari sekitar 11.000 alumni. anto dilanjutkan dengan keliling lokasi “Bahkan beberapa calon pengusaha baru dan demo membuat roti manis oleh chef saat ini sudah tercatat mengikuti berSyah dan chef Rosyid. bagai program pelatihan di lokasi baru Dalam sambutannya Beatrix P. Soe- BBC ini.” jelasnya dibyo, Manajer SME & BBC DeveDengan dibukanya tempat pelatihan lopment, mengatakan bahwa Bogasari yang baru ini, manajemen Bogasari Baking Center sengaja dihadirkan di berharap ke depan akan lebih banyak kota Palembang semata-mata untuk lagi anggota masyarakat yang berminat membantu masyarakat Sumatera Se- mengembangkan pengetahuannya di latan, khususnya masyarakat Palembang Bogasari Baking Center, sehingga kehadalam menciptakan dan mengembang- dirannya di Palembang menjadi sarana
U
Wacana Mitra * Edisi 188/Tahun XII/2012
yang bermanfaat bagi pertumbuhan perekonomian Propinsi Sumatera Selatan khususnya Palembang. Sebagaimana diketahui untuk pertama kali Bogasari Baking Center diluncurkan di lokasi Pabrik Bogasari Jakarta, pada 15 Oktober 1981 dengan nama Baking School, dan kini sudah hadir 21 cabang di kota-kota besar seluruh Indonesia, salah satunya di Palembang. Di sela-sela acara, Achmad Hadianto mengatakan bahwa Bogasari Baking Center hadir di Palembang pada tanggal 17 Januari 2001, ketika itu berlokasi di Komplek Ilir Barat Permai, yang hingga saat ini sudah beberapa kali pindah lokasi antaralain tahun 2003 di Jalan Jenderal Sudirman, tahun 2005 di Jl. R. Sukamto dan sekarang ini di Palembang Square Mall. “Sekarang kita sudah punya gedung baru dengan fasilitas yang lebih baik” ungkap Hadianto Selain program-program reguler yaitu kelas umum dan kelas khusus, BBC juga membuka kerjasama dengan instansi atau lembaga untuk program edukasi anak-anak yang disebut Boga Kids, dan Pre Retirement Program atau Program Persiapan Pension bagi karyawan perusahaan yang akan pension. Beberapa perusahaan baik swasta maupun pemerintah sudah secara rutin dan berkesinambungan bekerjasama dengan BBC untuk program Pre Retirement tersebut. Bahkan beberapa tahun terakhir ini sudah ada Lembaga Swadaya Masyarakat yang bekerjasama dengan BBC dalam rangka menyiapkan masyarakat umum membuka lapangan kerja baru di bidang usaha makanan. (pam)
Kuis
Jawaban Kuis Teka Teki Sedap Wacana Mitra no. 33 Berhadiah total Rp 450.000,- untuk 3 orang pemenang MENDATAR 1. Terigu 4. Aren 9. Iba 10. Adonan 11. Bor 12. Tua 13. Asa 15. Garpu 16. Margarine 22. Aksara 23. Roti 24. Mau 26. Ir. 27. Koran 30. Anak 31. Ujian 32. Pilih 33. Utang
MENURUN: 2. Radar 3. Gandum 5. Rebana 6. Nira 7. Laga 8. Antar 14. Sun 15. Gula 17. Adam 18. Guru 19. Rotan 20. Ekor 21. Usir 25. Adik 26. Ikan 28. Oli 29. Nuh 30 Anu
Pemenang :
Ny. Tjutju S. Jln. Sederhana III/171F Bandung - Jawa Barat - 40161 Yenny Lawi Jl. Dobi V no. 42C Padang - Sumatera Barat - 25119
Linche Herawati Alianto Jln. Rahayu no. 16, RT 018/005 Kel Sungai Paring, Martapura Kalimantan Selatan - 70613
Selamat kepada para pemenang, hadiah masing-masing-masing sebesar Rp 150.000, akan dikirim melalui weselpos. Bagi pengirim yang belum beruntung, masih ada kesempatan untuk mencoba lagi pada Teka Teki Sedap Wacana Mitra berikutnya
Edisi188/TahunXII/2012* Wacana Mitra
Bogasari Mitra Card
Bogasari Mitra Card Cara Mudah Mendapatkan Manfaat Lebih
”Tumbuh Bersama” adalah komitmen PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari dalam membangun kemitraan dengan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) makanan berbasis terigu. Berbagai program telah diluncurkan, salah satunya adalah loyalti program Bogasari Mitra Card (BMC). Program keanggotaan yang diselenggarakan Bogasari khusus untuk Mitra Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memproduksi aneka makanan berbahan baku terigu Bogasari dan atau retailer/ pengecer kiloan terigu Bogasari yang ditandai dengan kartu magnetic keanggotaan BMC. Manfaat Keanggotaan
• Mendapatkan Point Reward, yang secara triwulan dapat ditukar dengan aneka hadiah menarik atau uang cash yang akan ditransfer oleh Bogasari ke pemegang rekening kartu BMC. • Gratis berlangganan majalah bulanan Wacana Mitra yang berisikan peluang usaha, sharing pengalaman sesama UKM dan tips-tips lainnya. • Fasilitas asuransi kesehatan rawat inap* dan kecelakaan diri. • Fasilitas asuransi kebakaran. • Rekomendasi kredit mikro dari perbankan. • Diskon biaya pelatihan di seluruh cabang Bogasari Baking Center (BBC). • Kesempatan berbagi pengalaman dan pengetahuan melalui wadah edukasi dan pelatihan. • Diikutsertakan dalam setiap program consumer promo lainnya yang diselenggarakan oleh Bogasari.
Syarat & Ketentuan
• Pengrajin, pengguna tepung terigu Bogasari yang masih dalam taraf usaha kecil menengah serta pengecer kiloan. • Pengelolaan usaha masih dilakukan secara sederhana (tradisional). * Syarat dan Ketentuan Berlaku
Wacana Mitra * Edisi 188/Tahun XII/2012
• Minimum pembelian tepung terigu 1 sak @25 kg tiap kali transaksi. • Dilakukan pengecekan lapangan oleh staf Bogasari setempat. • Keputusan Bogasari untuk menerima, menolak atau memperpanjang keanggotaan tak dapat diganggu gugat.
Klasi�kasi Keanggotaan
• Kartu Platinum, total konsumsi terigu > 750 sak/ bulan. • Kartu Gold, total konsumsi terigu 250 - 749 sak/ bulan. • Kartu Silver, total konsumsi terigu < 250 sak/ bulan.
12
Bo Po Pe rio ga in de sa t : J ri Re ul i- M w De itr a se a rd m C be a r 2 rd 0
Dapatkan BMCnya, Kumpulin Pointnya, Pilih hadiahnya! Syarat dan Ketentuan: 1. 2.
Penukaran Point Reward ini hanya bisa dilakukan oleh pemegang Kartu BMC. Pemegang Kartu BMC mendapatkan 1 (satu) Point Reward untuk setiap pengumpulan 5 (lima) label e-kupon produk Bogasari. 3. Penggabungan Point Reward 2 (dua) atau lebih Kartu BMC tidak diperbolehkan. 4. Penukaran Point Reward didasarkan atas akumulasi jumlah Point Reward yang tercatat di sistem database BMC hingga satu hari kerja sebelum hari permohonan penukaran Point Reward (H-1) dan berdasarkan atas form pemesanan yang telah diisi dan disampaikan anggota BMC kepada Bogasari. Permintaan penukaran Point Reward akan dibatalkan secara otomatis tanpa pemberitahuan apapun apabila jumlah Point Reward tidak mencukupi. 5. Perpajakan mengikuti ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku. 6. Formulir pemesanan yang tidak diisi dengan lengkap tidak akan diproses (termasuk nomor telpon yang dapat dihubungi) 7. Barang yang sudah ditukar tidak dapat dibatalkan atau ditukar dengan barang lain. 8. Barang akan dikirim kepada anggota BMC selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak permintaan penukaran Point Reward diterima dan disetujui oleh Bogasari. Untuk anggota BMC wilayah Pemasaran Bogasari Jakarta meliputi : DKI Jakarta, Jawa Barat, P. Sumatera, Jawa Tengah (Tegal & Purwokerto), Banten, dan Kalimantan Barat. Wilayah Pemasaran Bogasari Surabaya meliputi : Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Maluku, Papua, NTT, NTB, Bali. 9. Jika persediaan barang tidak ada, maka Bogasari berhak mengganti dengan barang yang senilai. 10. Jika tidak ada kon�rmasi penukaran point dengan barang-barang yang ada dalam brosur ini, maka nilai point yang memenuhi kriteria akan ditukarkan dengan uang tunai pada periode hadiah langsung berjalan. 11. Point dapat dikumpulkan lebih dari satu periode masa berlaku brosur dan hanya dapat ditukarkan dengan barangbarang pada brosur pada periode berjalan, dengan kon�rmasi terlebih dahulu ke staff Bogasari terdekat atau telepon ke LAGANSA.
Bogasari TIDAK PERNAH meminta uang atau bentuk apapun dalam rangka penukaran Point Reward, atau hadiah lainnya yang diselenggarakan oleh Bogasari Mitra Card