LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2015
KERJASAMA DEPUTI BIDANG EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN NEGARA PPN / BAPPENAS DENGAN UNIVERSITAS UDAYANA
2015
Universitas Udayana- Bali 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, kami telah dapat menyusun Laporan Akhir Evaluasi Kinerja Pembangunan di Daerah Bali Tahun 2015. Dalam Laporan Akhir ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran serta ruang lingkup, dan anggota tim evaluasi provinsi, hasil evaluasi dan data base, serta penutup. Laporan ini disusun oleh Tim Independen Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah Bali dari Universitas Udayana.
Berdasarkan atas analisis data awal serta
diskusi dari para anggota Tim dan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Bali. Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) di 34 Provinsi bertujuan untuk melaksanakan evaluasi tematik berdasarkan dimensi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 dan membuat database data baseline terkait pelaksanaan RPJMN 2015-2019 di daerah. Oleh karena ini merupakan Laporan Akhir, tentunya masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. Berkaitan dengan hal itu Tim sangat mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak agar nantinya apa yang menjadi tujuan Evaluasi Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah 2015 dapat dilaksanakan secara optimal. Pada kesempatan ini Tim sangat berterimakasih kepada Ketua Bappeda Provinsi Bali serta semua pihak yang telah membantu sehingga Laporan Akhir ini dapat terwujud. Denpasar, Nopember 2015 Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr.dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD NIP : 19550329 198012 1 001
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
ii
Universitas Udayana- Bali 2015
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .........................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... .
iii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
v
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup .......................................
2
C. Anggota Tim Evaluasi ...............................................................
3
HASIL EVALUASI DAN DATA BASE A. Evaluasi Tematik ........................................................................ A.1. Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi Mental di Provinsi Bali .....................................................................................
4
A.2. Pembangunan Pariwisata di Provinsi Bali ..................
31
B. Data Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 untuk menyusun database ................................................................................... BAB III.
4
60
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
80
B. Rekomendasi .............................................................................
82
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
iii
Universitas Udayana- Bali 2015
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kunjungan Wisman ke Bali, Tahun 1969 - 2014 ................... 2.2. Perkembangan Kedatangan Wisman ke Bali
31 35
Berdasarkan Benua Asal, Tahun 2000 - 2014 ............... 2.3. Pangsa Pasar Wisman di Bali Menurut Negara Asal Tahun 2014 ...................................................................................
35
2.4. Peta Destinasi Pariwisata Bali ...............................................
45
2.5. Perkembangan Luas Sawah di Bali, Tahun 1998 – 2012 ......
51
2.6. Produktivitas Tenaga Kerja Pertanian dan Non-Pertanian (RpJuta/orang/tahun), Tahun 2014 ........................................
53
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
iv
Universitas Udayana- Bali 2015
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman 2.1. Sasaran Nawa Cita Revolusi Mental di Provinsi Bali .............
23
2.2 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Asing Langsung Ke Bali dan Indonesia, Tahun 2010 – 2014 ................................
32
2.3. Kunjungan Wisman di Provinsi Bali Menurut Negara Asal, Tahun 2013 dan 2014 .........................................................
33
2.4. Distribusi Panjang Jalan, Dirinci Menurut Status Jalan dan Kondisinya di Provinsi Bali, 2013 ..........................................
38
2.5. Perkembangan Jumlah dan Jenis Sarana Transportasi Darat di Provinsi Bali Selama Periode 2010 – 2013 .......................
39
2.6. Daerah dan Atraksi Pariwisata ..............................................
46
2.7. Akomodasi Pariwisata Menurut Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2014 .......................................................................................
52
2.8. Investasi di Kabupaten Badung dan Kabupaten Lainnya di Provinsi Bali, Tahun 2013 ..................................................
52
2.9. Investasi Menurut Tiga Sektor Utama di Provinsi Bali, Tahun 2014 .......................................................................................
53
2.10. Kunjungan Wisman dan Penduduk Miskin di Provinsi Bali, Tahun 2000 – 2014 ................................................................
54
2.11. Ringkasan Hasil Evaluasi Tematik Pembangunan Pariwisata
55
2.12. Sasaran Pokok RPJMN 2015 – 2019 ………………………….
61
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
v
DRAFT LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2015
KERJASAMA DEPUTI BIDANG EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN NEGARA PPN / BAPPENAS DENGAN UNIVERSITAS UDAYANA
2015
Universitas Udayana- Bali 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, kami telah dapat menyusun Draft Laporan Akhir Evaluasi Kinerja Pembangunan di Daerah Bali Tahun 2015. Dalam Draft Laporan Akhir ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran serta ruang lingkup, dan anggota tim evaluasi provinsi, hasil evaluasi dan data base, serta penutup. Laporan ini disusun oleh Tim Independen Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah Bali dari Universitas Udayana.
Berdasarkan atas analisis data awal serta
diskusi dari para anggota Tim dan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Bali. Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) di 34 Provinsi bertujuan untuk melaksanakan evaluasi tematik berdasarkan dimensi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 dan membuat database data baseline terkait pelaksanaan RPJMN 2015-2019 di daerah. Oleh karena ini merupakan Draft Laporan Akhir, tentunya masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. Berkaitan dengan hal itu Tim sangat mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak agar nantinya apa yang menjadi tujuan Evaluasi Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah 2015 dapat dilaksanakan secara optimal. Pada kesempatan ini Tim sangat berterimakasih kepada Ketua Bappeda Provinsi Bali serta semua pihak yang telah membantu sehingga Draft Laporan Akhir ini dapat terwujud. Denpasar, September 2015 Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr.dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD NIP : 19550329 198012 1 001
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
ii
Universitas Udayana- Bali 2015
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .........................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... .
iii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
v
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup .......................................
2
C. Anggota Tim Evaluasi ...............................................................
2
HASIL EVALUASI DAN DATA BASE A. Evaluasi Tematik ........................................................................ A.1. Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi Mental di Provinsi Bali .....................................................................................
4
A.2. Pembangunan Pariwisata di Provinsi Bali ..................
24
B. Data Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 untuk menyusun database ................................................................................... BAB III.
4
49
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
68
B. Rekomendasi .............................................................................
69
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
iii
Universitas Udayana- Bali 2015
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kunjungan Wisman ke Bali, Tahun 1969 - 2014 ................... 2.2. Perkembangan Kedatangan Wisman ke Bali
25 28
Berdasarkan Benua Asal, Tahun 2000 - 2014 ............... 2.3. Pangsa Pasar Wisman di Bali Menurut Negara Asal Tahun 2014 ...................................................................................
28
2.4. Peta Destinasi Pariwisata Bali ...............................................
39
2.5. Perkembangan Luas Sawah di Bali, Tahun 1998 – 2012 ......
45
2.6. Produktivitas Tenaga Kerja Pertanian dan Non-Pertanian (RpJuta/orang/tahun), Tahun 2014 ........................................
47
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
iv
Universitas Udayana- Bali 2015
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman 2.1. Sasaran Nawa Cita Revolusi Mental di Provinsi Bali .............
22
2.2 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Asing Langsung Ke Bali dan Indonesia, Tahun 2010 – 2014 ................................
25
2.3. Kunjungan Wisman di Provinsi Bali Menurut Negara Asal, Tahun 2013 dan 2014 .........................................................
26
2.4. Distribusi Panjang Jalan, Dirinci Menurut Status Jalan dan Kondisinya di Provinsi Bali, 2013 ..........................................
32
2.5. Perkembangan Jumlah dan Jenis Sarana Transportasi Darat di Provinsi Bali Selama Periode 2010 – 2013 ......................
32
2.6. Akomodasi Pariwisata Menurut Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2014 .......................................................................................
46
2.7. Investasi di Kabupaten Badung dan Kabupaten Lainnya di Provinsi Bali, Tahun 2013 ..................................................
46
2.8. Investasi Menurut Tiga Sektor Utama di Provinsi Bali, Tahun 2014 .......................................................................................
47
2.9. Kunjungan Wisman dan Penduduk Miskin di Provinsi Bali, Tahun 2000 – 2014 ................................................................
48
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
v
Universitas Udayana - Bali
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Evaluasi Pembangunan diartikan sebagai suatu proses perubahan ke arah kondisi yang lebih baik secara terencana. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan pada daerah tersebut satu sama lainnya ada dalam
suatu
keterkaitan
dan
keterpaduan
membentuk
dan
menghasilkan
pembangunan nasional, sehingga keberhasilan pembangunan nasional tergantung dan ditentukan oleh keberhasilan pembangunan daerah. Berdasarkan Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(SPPN),
diamanatkan
5
(lima)
tujuan
pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan nasional, yaitu : (1) untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan, (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, serta antara pusat dan daerah, (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan, (4) mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan (5) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Mengacu pada 5 (lima) tujuan tersebut, maka dalam Rencana Strategis (Renstra) Bappenas dijelaskan bahwa pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas mencakup 4 peran yang saling terkait, yaitu peran sebagai : (1) pengambil kebijakan/keputusan (policy maker) dengan penjabaran pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan, (2) koordinator, (3) think-tank, dan (4) administrator dengan penjabaran dan pengelolaan laporan hasil pemantauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan dan penyusunan laporan hasil evaluasi.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
1
Universitas Udayana - Bali
Terkait dengan peran utama Bappenas tersebut, maka evaluasi tahunan terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019 mutlak diperlukan. Untuk mengevaluasi pelaksanaan RPJMN di daerah, Bappenas bekerjasama dengan 34 Perguruan Tinggi Negeri di setiap provinsi melaksanakan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD). Mengingat RPJMN baru saja mulai dilaksanakan pada tahun ini dan EKPD merupakan evaluasi tahunan untuk mengevaluasi pelaksanaan RPJMN di daerah, maka pelaksanaan EKPD 34 provinsi tahun 2015 akan lebih fokus pada membangun database berdasarkan sasaran pokok RPJMN di daerah. Database ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja pembangunan daerah di tahun-tahun berikutnya. Selain membangun database, pelaksanaan EKPD tahun ini juga akan mencakup evaluasitematik dari prioritas bidang pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 dan analisis kesiapan daerah. Pelaksanaan evaluasi RPJMN 2015-2019 dilakukan secara eksternal dengan harapan agar seluruh proses evaluasi tersebut beserta rekomendasinya berlangsung dalam proses yang lebih independen. Walaupun bersifat independen, peran institusi perencana di daerah (Bappeda) sangat penting sebagai mitra koordinasi dengan Tim EKPD Provinsi. Oleh karena itu, Bappenas c.q. Deputi Evaluasi Kinerja pembangunan melaksakan kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) bekerja sama dengan Universitas Udayana Provinsi Bali yang melaksanakan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di Provinsi Bali. B. Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup B.1. Tujuan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) di 34 Provinsi bertujuan untuk melaksanakan evaluasi tematik berdasarkan dimensi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 dan membuat database data baseline terkait pelaksanaan RPJMN 20152019 di daerah. B.2. Sasaran Sasaran dari EKPD 34 Provinsi adalah melaksanakan evaluasi tematik berdasarkan dimensi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 dan membuat database data baseline terkait pelaksanaan RPJMN 2015-2019 di daerah.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
2
Universitas Udayana - Bali
B.3. Ruang Lingkup Ruang Lingkup EKPD 34 Provinsi adalah: 1. Melakukan evaluasi tematik berdasarkan dimensi pembangunan. 2. Menyusun rekomendasi (model) berdasarkan hasil evaluasi. 3. Mengidentifikasi indikator sesuai dengan RPJMN 2015–2019. 4. Identifikasi ketersediaan data berdasarkan indikator yang telah disinkronisasikan. 5. Mengumpulkan data baseline berdasarkan indikator yang telah ditentukan. 6. Membuat data Proyeksi berdasarkan data capaian indikator yang telah ditentukan. C. Anggota Tim Evaluasi Provinsi Para anggota Tim Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bali / Universitas Udayana tahun 2014 terdiri dari 8 orang narasumber sebagai berikut. 1) Prof. Dr. I Komang Gde Bendesa, M.A.D.E., (Koordinator), dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, ahli di bidang ekonomi. 2) Prof. Dr.dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, dosen Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, ahli di bidang kesehatan. 3) Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS. (Wakil kordinator), dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, ahli di bidang ekonomi pembangunan. 4) Prof. Dr. Ketut Sudibia, SU., dosen Tetap Fakultas Ekonomi
Universitas
Udayana, ahli di bidang ekonomi dan kependudukan. 5) Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS., dosen Tetap Fakultas Pertanian Universitas Udayana, ahli di bidang sosial ekonomi pertanian. 6) Prof. Dr. Ir. Made Sudiana Mahendra, MSc., dosen Tetap Fakultas Pertanian Universitas Udayana, ahli di bidang lingkungan. 7) Prof. Dr. dr. Putu Gde Adiatmika, M.Kes, dosen Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, ahli di bidang kesehatan. 8) Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan, DEA., dosen Tetap Fakultas Teknik Universitas Udayana, ahli di bidang teknik sipil.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
3
Universitas Udayana - Bali
BAB II HASIL EVALUASI DAN DATABSE A. Evaluasi Tematik Evaluasi tematik yang dilakukan pada EKPD 2015 merupakan exante dalam proses evaluasi. Hasil dari evaluasi tematik diharapkan dapat membantu dalam perencanaan RKPD tahun-tahun berikutnya. Evaluasi Tematik Provinsi Bali akan menganalisis prioritas dimensi pembangunan revolusi mental dan pembangunan pariwisata. A.1. Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi Mental di Provinsi Bali Pendahuluan Revolusi mental menyangkut keadaan kejiwaaan, roh, spiritual dan nilai-nilai (vested interest) yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang dalam sebuah ruang lingkup kecil atau bahkan dalam sebuah Negara. Secara istilah, ada dua kata yang membutuhkan penjelasan, yaitu revolusi dan mental. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), revolusi adalah perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang, sedangkan mental adalah bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan dan tenaga. Dengan demikian dapat ditarik benang merah dari istilah ini bahwa revolusi mental adalah perubahan yang cukup mendasar terhadap kejiwaaan, roh, spiritual dan nilai-nilai (vested interest) dalam diri seseorang atau sekelompok orang dalam sebuah ruang lingkup kecil atau bahkan dalam sebuah Negara dalam meningkatkan kesejahteraan bersama. Revolusi Mental berawal dari alam pikiran untuk menuntun bangsa dalam meraih cita-cita bersama dan mencapai tujuan kolektif bernegara:(1) memajukan kesejahteraan umum; dan (2) meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
4
Universitas Udayana - Bali
Indonesia. Revolusi Mental bertujuan membangkitkan kesadaran bahwa bangsa Indonesia memiliki kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif danberpotensi menjadi bangsa maju dan modern, serta mengubah cara pandang, pikiran, sikap, perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Provinsi Bali terdiri dari satu pulau utama, yaitu Pulau Bali dan beberapa pulau kecil lainnya. Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi 8 kabupaten, 1 kota, 57 kecamatan, 715 desa/kelurahan, 1.480 desa pakraman (desa adat), dan 1.604 subak sawah serta 1.107 subak abian. Luas wilayah Provinsi Bali secara keseluruhan adalah 5.636,66 km2 atau hanya 0,29 persen dari luas wilayah Indonesia. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Bali berjumlah 3.890.757 jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada Sensus Penduduk 2000 adalah 3.146.999 jiwa. Secara rata-rata pertumbuhan penduduk Bali dalam periode tahun 2000-2010 adalah 2,15% per tahun dan termasuk rangking 13 tertinggi di Indonesia. Mayoritas penduduk di Provinsi beragama Hindu. Pemerintah Provinsi Bali melalui RPJMD tahun 2013 – 2018 sebenarnya telah menuangkan pembangunan revolusi mental melalui Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2. Disebutkan bahwa tujuan pembangunan daerah di Provinsi Bali adalah untuk perbaikan pada seluruh tatanan penyelenggara pemerintahan dan pembangunan, serta perbaikan pada pola pikir dan perilaku seluruh komponen masyarakat yang sejalan dengan cita-cita dan semangat pembangunan nasional. Keselarasan program-program Bali Mandara dengan revolusi mental karena sama-sama bertujuan melakukan perubahan dan perbaikan di seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan pola terintegrasi. Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2 dilandasi 5 prinsip dasar pembangunan, yaitu: Peningkatan Pertumbuhan (Pro-Growth), Pengentasan Kemiskinan (Pro-Poor), Perluasan Lapangan Kerja (Pro-job), dan pelesatrian lingkungan (Pro-environment) serta pengembangan dan pelestarian kebudayaan (Pro-Culture). Visi Pembangunan Bali Mandara ini merupakan kelanjutan dari visi Bali Mandara sebelumnya (Bali Mandara Jilid I). Visi Bali Mandara Jilid II ini diharapkan akan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Bali dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat provinsi Bali, selaras dengan RPJM Nasional 2010-2014, dan RPJPD Provinsi Bali 2005-2025.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
5
Universitas Udayana - Bali
“Bali Maju” adalah Bali yang dinamis, Bali yang terus bergerak menurut dinamika pergerakan dan perkembangan dunia. Bali yang senantiasa bergerak dan maju dengan tetap menjunjung kesucian dan keiklasan demi tegaknya dharma. Bali yang maju adalah Bali yang harus tetap “metaksu” yang senantiasa meningkatkan kualitas dirinya sebagai daerah tujuan wisata yang handal, berkharisma dan religius. Bali yang maju adalah Bali yang modern menurut ukuran dan tuntutan nilai-nilai universal yang tidak menyimpang dan atau bertentangan dengan nilai-nilai agama Hindu (Bali) serta adat istiadat Bali. Kemodernan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan peradaban sebagai masyarakat yang berada di perkampungan dunia yang terbuka. “Bali Aman” adalah Bali yang ”dabdab” teratur sekala niskala. Bali yang memiliki keseimbangan antara korelasi kebutuhan hubungan antar manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhan nya sejalan dengan konsep Tri Hita Karana. Bali yang aman adalah Bali yang terhindar dari ancaman intervensi virus-virus ideologi yang bertentangan dengan Tri Hita Karana seperti: terorisme, anarkisme dan virus non traditional threat lainnya yang mewarnai jaman Kali. “Bali Damai” adalah Bali yang diselimuti atmosfir kesejukan lahir bathin serta selalu dalam kondisi “tis” dan kondusif. Bali Damai adalah Bali yang menggambarkan adanya komunitas masyarakat Bali, baik di perkotaan maupun pelosok pedesaan yang kental dengan suasana “briyag-briyug, pakedek pakenyem”. Hal tersebut sebagai indikator optimisme masyarakat dalam menatap masa depan yang menjanjikan. “Bali yang Sejahtera” adalah Bali yang “sukerta sekala niskala” sebagai diperolehnya kemajuan, keamanan dan kedamaian yang sejati. Artinya, segala aspek kejadian yang bervibrasi spiritual dan kontekstual potensial menyebabkan Daerah dan Masyarakat Bali maju, aman serta terasanya kedamaian, akan mengantarkan Daerah dan Masyarakat Bali pada kesejahteraan hidup sepanjang masa. Perwujudan visi pembangunan Provinsi Bali jangka menengah ditempuh melalui misi pembangunan daerah. Misi merupakan komitmen untuk melaksanakan agendaagenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan. Untuk mewujudkan visi “Bali Mandara” di atas, maka ditetapkan “Misi Pembangunan Provinsi Bali 2013-2018”, sebagai berikut. 1) Mewujudkan Bali yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
6
Universitas Udayana - Bali
2) Mewujudkan Bali yang Aman, Damai, Tertib, Harmonis, serta Bebas dari Berbagai Ancaman. 3) Mewujudkan Bali yang Sejahtera dan Sukerta Lahir Bhatin.
Sasaran Nawacita dan Kegiatan Pendukung Pembangunan Revolusi Mental di Provinsi Bali Sasaran nawacita dalam
pembangunan revolusi mental di Provinsi Bali
meliputi tujuh (7) sasaran sebagai berikut. 1) Peningkatan kepatuhan dan penegakan hukum dan reformasi birokrasi lembaga peradilan. 2) Perkuatan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi pemerintahan. 3) Peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa. 4) Pembangunan pendidikan yang berkualitas dan kebudayaan yang memacu daya cipta dan inovasi. 5) Pemanfaatan modal sosial dan modal budaya. 6) Pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa. 7) Peningkatan peran lembaga sosial, agama, keluarga dan media publik.
1) Peningkatan kepatuhan dan penegakan hukum dan reformasi birokrasi lembaga peradilan Produk hukum yang dikeluarkan bukan saja hukum nasional, namun banyak sekali yang dibuat di daerah. Oleh karena dalam RPJMD Provinsi Bali arah kebijakan dalam melaksanakan strategi ”Menjaga Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan” disebutkan bahwa dalam hal pembuatan, pelaksanaan tertib hukum, yang dapat meningkatkan citra dan wibawa pemerintah dan pengawasan produkproduk hukum agar benar-benar aspiratif. Demikian juga dalam penegakan hukum dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, yaitu DPRD, kepolisian, kejaksaan, TNI, lembaga tradisional, LSM dan masyarakat luas. Peningkatan kinerja reformasi birokrasi lembaga peradilan dilakukan dengan meningkatkan profesionalitas aparatur dan efektivitas lembaga peradilan, karena akan berdampak bagi masyarakat mengenai citra lembaga peradilan dan sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pembangunan. Berkaitan dengan hal itu, kebijakan umum yang dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali tahun
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
7
Universitas Udayana - Bali
2013 - 2018 berkaitan dengan pembangunan revolusi mental tertera dalam arah dan strategi bidang “Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian” yang diuraikan sebagai berikut. (1)
Memantapkan penegakan hukum dalam rangka menciptakan kepastian hukum dan menegakkan supremasi hukum dalam pembangunan yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, untuk menciptakan rasa aman dan damai lahir bathin.
(2)
Melibatkan masyarakat dan lembaga-lembaga adat sejak awal, berkaitan dangan pembuatan ataupun sosialisasi produk-produk hukum.
(3)
Meningkatkan kualitas SDM dan profesionalisme aparat penegak hukum dan juga senantiasa melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran hukumnya.
(4)
Mewujudkan penyelesaian kasus sosial dan adat di Bali secara damai.
2) Perkuatan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi pemerintahan Dalam
upaya
meningkatkan
diperlukan terciptanya mindset
kecerdasan
masyarakat
dalam
berpolitik
yang sama dalam pembangunan politik yang
ditempuh melalui forum komunikasi dan konsultasi ormas, LSM, dan yayasan provinsi
Bali.
Memfasilitasi
kegiatan
organisasi
pengembangan dan pemberdayaan partai politik,
kemasyarakatan,
dan
sebagai bagian infrastruktur
politik untuk menunjang program pemerintah dalam pembangunan politik. Dalam rangka perkuatan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi pemerintahan, dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 – 2018 antara lain dituangkan melalui
arah kebijakan dalam melaksanakan strategi ”Menjaga
Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan”, yaitu: (1) Memujudkan kehidupan politik dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat luas, serta mampu memberikan pelayanan prima, sejalan dengan prinsip Clean Government dan Good Governance. (2) Mengupayakan peningkatan kecerdasan dan kedewasaan masyarakat dalam berpolitik, melalui pendidikan politik yang teratur dan berkesinambungan serta bekerjasama dengan lembaga pendidikan, LSM, Media massa dan partai politik.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
8
Universitas Udayana - Bali
Untuk perkuatan reformasi birokrasi pemerintahan, dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 – 2018 antara lain dituangkan dalam kebijakan umum Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, antara lain: (1) Meningkatkan profesionalisme aparat pemerintahan mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota sampai pada tingkat provinsi melalui pendidikan, pelatihan dan koordinasi yang lebih baik guna meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat. (2) Meningkatkan
kualitas
aparatur,
meningkatkan
kesadaran
partisipasi
masyarakat, membuat perencanaan pembangunan yang aspiratif, serta meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar berbagai sektor. (3) Mengupayakan efektivitas dan efisiensi, serta transparansi dalam penggalian dan pengelolaan sumber-sumber dana bagi penyelenggara pemerintah daerah.
Mengacu pada ketentuan pasal 40 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan bahwa DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memiliki fungsi sesuai pasal 41 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai legislasi, penganggaran dan pengawasan. Sesuai Perda Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali menetapkan sekretariat dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada dibawah dan bertanggungjawab kepada gubernur melalui sekretaris daerah. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan yaitu: (1) Untuk mendukung fungsi legislasi dilaksanakan kegiatan pembahasan perda dan kebijakan daerah lainnya. (2) Untuk mendukung fungsi penganggaran dilaksanakan kegiatan pembahasan Ranperda mengenai LKPJ Gubernur, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD, Perubahan APBD, dan Penyusunan APBD Tahun berikutnya. (3) Untuk
mendukung
kunjungan kerja
fungsi
pimpinan
pengawasan dan
anggota
dilaksanakan DPRD,
kegiatan
pengaduan
reses, aspirasi
masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintahan dan meningkatkan efisiensi dalam birokrasi, pada tahun 2010 telah diwujudkan sistem tata kelola
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
9
Universitas Udayana - Bali
pemerintahan yang berbasis pada Teknologi Informasi (TI) yang disebut dengan sistem E-Government. Pada tahun 2010 diadakan penyempurnaan sistem jaringan serta perangkat lunak dan perangkat keras yang nantinya secara bertahap akan dapat menghubungkan secara on-line seluruh SKPD yang ada di Pemerintahan Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali pada tahun 2011 membentuk Komisi Informasi di tingkat provinsi dengan tugas yakni; Menerima, memeriksa, dan memutus permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi; Menetapkan kebijakan umum pelayanan Informasi Publik; dan Menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. 3) Peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa Peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa Provinsi Bali sesuai dengan penjelasan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa
pemberian
mempercepat
otonomi
peningkatan
yang
luas
kesejahteraan
kepada
daerah
masyarakat
diarahkan
melalui
untuk
peningkatan
pelayanan, pemberdayaan serta peran serta masyarakat, disamping itu untuk meningkatkan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsif-prinsif demokrasi, pemerataan, keadilan dan seterusnya. Berkenaan dengan peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa, strategi dan arah pembangunan daerah di Provinsi Bali sesuai dengan RPJMD tahun 2013 - 2018 dituangkan dalam tiga pilar ekonomi, yaitu: (1) peningkatan pengembangan pariwisata budaya dan ekonomi kreatif, (2) pengembangan industri kecil, koperasi dan UMKM, serta (3) mempercepat peningkatan produksi pertanian dalam memantapkan ketahanan pangan daerah serta meningkatkan pendapatan petani. Arah Kebijakan dalam Melaksanakan Strategi ”Peningkatan Pengembangan Pariwisata Budaya dan Ekonomi Kreatif”. (1) Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas, berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan menjunjung kearifan lokal guna memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. (2) Mengembangkan “pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan efek ganda (multiflier effect) bagi sebagian besar masyarakat lokal Bali.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
10
Universitas Udayana - Bali
(3) Melakukan
demokratisasi
usaha
pariwisata,
dalam
rangka
lebih
memberdayakan masyarakat lokal, seperti: memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal melalui koperasi untuk mengelola peningkatan kontribusi dunia pariwisata terhadap pelestarian budaya. (4) Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi rejuvenation atau penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga terhindar dari stagnasi dan penurunan drastis (decline) kegiatan pariwisata. (5) Mewujudkan suasana dan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri pariwisata Bali, yang didukung oleh bersinerginya berbagai komponen pariwisata. (6) Meningkatakan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana, pemeliharaan obyek wisata baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga kelestarian dan keamanannya, memberdayakan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar obyek wisata sebagai penyangga utamanya. (7) Memberikan perlindungan dan insentif khusus kepada lembaga, perorangan, pelaku pariwisata yang benar-benar mengabdikan dirinya pada kelestarian pariwisata yang menjadi daya tarik wisatawan. (8) Peningkatan pengelolaan destinasi, pemasaran dan SDM pariwisata. (9) Pengembangan ekonomi kreatif.
Arah Kebijakan dalam Melaksanakan Strategi ”Peningkatan Investasi, Pengembangan Industri Kecil, Koperasi dan UMKM”. (1) Meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat Bali. (2) Pengembangan industri kecil dan rumah tangga berdaya saing tinggi, melalui berbagai
usaha
perbaikan
mutu
disain
dan
akses
pasar
dengan
memanfaatakan kemajuan teknologi olahan terkini yang sesuai. (3) Mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dengan meminimalisir resiko kredit modal kerja dan kredit investasi. (4) Mewujudkan
ekonomi
kerakyatan
yang
tangguh
sehingga
mampu
mengembangkan ekonomi kerakyatan yang mantap dan stabil, serta terwujudnya distribusi, komposisi yang berimbang, dan terwujudnya iklim berinvestasi yang sehat. (5) Penyederhanaan kebijakan dan aturan main berinvestasi, sehingga dapat menarik investor yang dibutuhkan.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
11
Universitas Udayana - Bali
(6) Peningkatan Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida). (7) Peningkatan dan pemerataan iklim investasi. (8) Peningkatan dukungan terhadap pengusaha lokal dan kemitraan pemasaran hasil industri kecil dan menengah. (9) Peningkatan kualitas dan kuantitas ekspor. (10) Peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM.
Arah Kebijakan dalam Melaksanakan Strategi ” Mempercepat Peningkatan Produksi Pertanian dalam Memantapkan Ketahanan Pangan Daerah serta Meningkatkan Pendapatan Petani”. (1)
Peningkatan peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali terutama dalam memperkokoh ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani melalui optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan SDM Bali, penguatan kelembagaan, memperbaiki akses petani terhadap permodalan, teknologi, pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya.
(2)
Mengembangkan
pertanian
dalam
arti
luas,
yang
tangguh
menuju
kemandirian, sejahtera dan berkeadilan. (3)
Menetapkan kebijakan untuk memberikan insentif bagi petani dalam usaha meningkatkan produksi hasil pertanian, seperti: keringanan pajak, subsidi pupuk, subsidi pakan ternak, subsidi benih dan bibit ternak, kemudahan kredit, terlebih lagi yang ada dalam jalur hijau atau kawasan wisata.
(4)
Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya pertanian, disertai dengan pelatihan pemanfaatan kemajuan teknologi, termasuk pengembangan penanganan pasca panen, guna memberi nilai tambah terhadap hasil industri pertanian.
(5)
Peningkatan Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri).
(6)
Peningkatan
kerjasama
pengembangan
budidaya,
pelatihan
dan
pemanfaatan teknologi pertanian. (7)
Pengembangan dan pemantapan komoditas andalan/unggulan pertanian.
(8)
Peningkatan produktivitas dan produksi pertanian dalam arti luas.
(9)
Peningkatan pengelolaan sumberdaya ikan serta ekosistem perairan, pesisir dan daratan.
(10) Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang tangguh. (11) Penuntasan kasus penyakit asal hewan dan penyakit ternak.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
12
Universitas Udayana - Bali
(12) Meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan terhadap kesejahteraan masyarakat Bali. (13) Meningkatakan kerja sama penelitian dan pengelolaan potensi laut, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
Dalam hal peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa Provinsi Bali secara umum memiliki kesamaan dengan arah pembangunan daerah yang digariskan oleh pemerintah pusat. Sesuai dengan Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 – 2018 peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa dijabarkan lebih rinci ditekankan pada aspek-aspek: (1) peningkatan kualitas SDM sehingga bisa menjadi aset utama keunggulan kompetitif provinsi; (2) pembangunan
dan
pemeliharaan
infrastruktur
untuk
mempercepat
pemerataan pembangunan ekonomi; (3) pengembangan pertanian dalam arti luas sehingga dapat menghasilkan produk unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional; (4) perbaikan lingkungan hidup; dan (5) penanganan kemiskinan dengan prioritas pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Kelima prioritas pembangunan tersebut dipadukan dalam kerangka vitalisasi dan aktualisasi melalui pelaksanaan strategi, seperti peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan publik yang sulit terlaksana tanpa diimbangi oleh peningkatan kualitas SDM. Selain itu, untuk meningkatkan daya saing penduduk Bali dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional, dilakukan pengendalian laju pertumbuhan penduduk sebagai akibat meningkatnya migrasi masuk. 4) Pembangunan pendidikan yang berkualitas dan kebudayaan yang memacu daya cipta dan inovasi Dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 – 2018 menyebutkan bahwa strategi pembangunan di Provinsi Bali sesuai dengan program revolusi mental Pemerintah Pusat, yang mana dalam rangka melaksanakan Misi I Program Bali Mandara Jilid II, yaitu strategi dalam mewujudkan bali yang berbudaya, metaksu, dinamis, maju dan modern. Berdasarkan analisis kekuatan dan potensi yang ada serta memperhatikan ketersediaan pendanaan pembangunan maka arah kebijakan
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
13
Universitas Udayana - Bali
yang diwujudkan dalam pelaksanaan prioritas program pendidikan tahun 20132018 adalah “Meningkatkan Akses Pendidikan dan Mengimplementasikan Sistem Pendidikan Disesuaikan dengan Kebutuhan Pasar Kerja”. Strategi ini merupakan upaya untuk mendukung capaian sasaran yang akan dilakukan pada tujuan misi pertama. Suatu perbaikan system pendidikan memerlukan perencanaan yang holistik terhadap seluruh pelaku sistem, baik aspek manajemen (organisasi, prosedur, dan pengendalian), aparatur (tenaga pendidik dan kependidikari), sarana dan prasarana, faktor penunjang lain bagi peserta didik, dan infrastruktur pendidikan, dan komponen lainnya. Suatu perbaikan sistem diharapkan dapat mengefisiensikan biaya dan mengefektifkan tujuan sistem pendidikan antara lain menghasilkan siswa yang bermutu dan sesuai kriteria. Sementara itu, sistem pendidikan yang telah diperbaiki, khususnya pendidikan dasar, ditindaklanjuti dengan agenda pembangunan untuk memenuhi syarat aksesibilitas; baik secara geografis maupun teraksesnya pendidikan dasar oleh masyarakat ekonomi lemah. Arah Kebijakan dalam Melaksanakan Strategi ”Meningkatkan Akses Pendidikan dan Mengimplementasikan Sistem Pendidikan Disesuaikan dengan Kebutuhan Pasar Kerja”, dirinci sebagai berikut. (1) Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan kualitas dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK. (2) Memantapkan paradigma baru pembangunan pendidikan yang bertumpu pada tiga pilar utama, yakni: kemandirian dalam pengelolaan, akuntabilitas (accountability) dan jaminan mutu (quality assurance). (3) Mensinergikan pembangunan pendidikan yang mengacu pada 2 dimensi dasar, yakni: dimensi lokal yang menekankan pada keharusan untuk mengakomodir dan mengintegrasikan unsur-unsur akuntabilitas, relevansi, kualitas, otonomi dan jaringan kerjasama; sementara dimensi global menuntut agar segala aktivitas didasari oleh aspek kompetitif, kualitas dan jaringan kerjasama. (4) Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan dengan kekhasan yang dimiliki masyarakat Bali. (5) Mengupayakan untuk memperkokoh lembaga-lembaga pendidikan sebagai pusat pengembangan kebudayaan dan memelihara kelestarian budaya yang adiluhung.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
14
Universitas Udayana - Bali
(6) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan termasuk kualitas pengelolanya, serta memberikan perhatian khusus (bea sisiwa) kepada penduduk yang kurang mampu. (7) Mengembangkan pendidikan berbasis kejuruan sesuai kebutuhan pasar. (8) Meminimalkan
ketimpangan
kualitas
pendidikan
antar
sekolah
antar
kabupaten/kota. (9) Meningkatkan kualifikasi guru. (10) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 5) Pemanfaatan modal sosial dan modal budaya Salah satu dimensi pembangunan revolusi mental seharusnya didukung oleh pemanfaatan modal sosial dan modal budaya yang sudah berkembang di masyarakat. Modal sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu, konsep ini juga diartikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama. Modal sosial dan modal budaya di Bali banyak dilatarbelakangi oleh budaya Bali yang selalu menjaga dan menjunjung tinggi keseimbangan hidup sesuai dengan warisan filsafat leluhur yang terus masih berlangsung di Bali yang berlandaskan ajaran agama Hindu dengan falsafah tersebut adalah Tri Hita Karana. Tri Hita Karana sebagai pola kehidupan masyarakat Bali yang dimaknai sebagai tiga unsur yang menyebabkan kesejahteraan masyarakat yaitu; parhyangan, pawongan, dan palemahan.
Aspek parhyangan mempunyai makna keterikatan
manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang dilandasi oleh nilai-nilai kehidupan masyarakat Bali yang religious. Aspek pawongan dimaknai sebagai hubungan manusia dengan sesama di dalam kehidupan yang terorganisir di dalam keluarga, warga, desa pekraman, kecamatan, lkabupaten/kota, dan provinsi sebagai wadah interaksinya. Aspek palemahan dimaknai sebagai hubungan manusia dengan lingkungannya. Ketiga aspek tersebut saling terkait dalam mewujudkan keserasian dan keseimbangan. Strategi untuk melindungi dan melestarikan budaya adat Bali seperti yang dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali 2013 – 2018 merupakan suatu roh dalam
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
15
Universitas Udayana - Bali
meningkatkan pembangunan di segala bidang. Pelestarian budaya adat Bali secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pula pada pelestarian pariwisata di Bali sebagai lokomotif pembangunan ekonomi di Bali. Kondisi seni budaya
di
Bali
perkembangannya
selama
lima
tahun
ini
cukup
baik,
penyelenggaran event-event seni budaya selalu banyak diminati masyarakat Bali. Strategi dan arah kebijakan pembangunan yang berkaitan dengan revolusi mental pada dimensi pemanfaatan modal sosial dan modal budaya dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 – 2018
yang merupakan untuk mendukung capaian
sasaran yang akan dilakukan pada tujuan misi pertama program Bali Mandara Jilid II dalam Mewujudkan Bali yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern Meningkatkan Peran Lembaga Adat dalam Mengembangkan Nilai-nilai Budaya dan Kearifan Lokal. Pada dasarnya strategi ini berupaya untuk melindungi dan melestarikan budaya adat Bali sebagai roh dalam meningkatkan pembangunan di segala bidang. Pelestarian budaya adat Bali secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak
pula
pada
pelestarian
pariwisata
di
Bali
sebagai
lokomotif
pembangunan ekonomi di Bali. Pembangunan ekonomi yang sangat pesat di Bali, merupakan salah satu keberhasilan masyarakat Bali dalam mempertahankan sendi-sendi budaya lokal. Pemerintah daerah akan selalu berupaya proaktif memfasilitasi proses dan agenda pembangunan yang dapat memelihara nilai-nilai budaya daerah serta memberikan kesempatan ruang gerak yang lebih banyak untuk pembangunan yang berorientasi pada pengembangan budaya lokal/adat. Pemerintah daerah berupaya melindungi kelestarian budaya dan eksistensi lembaga-lembaga
adat
yang
ada,
memperkuat
kelembagaan
tradisional
kemasyarakatan guna mengusung dan mengawal pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali sesuai dengan dinamika dan perubahan lingkungan strategis. Modal sosial dan modal budaya yang merupakan bagian dari kelembagaan. Oleh karena itu, Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali
dalam rangka
pembangunan revolusi mental yang berkaitan dengan peningkatan modal sosial dan modal budaya yang dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali 2013 – 2018 adalah sebagai berikut. (1) Pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali, sesuai dengan dinamika dan perubahan lingkungan strategis yang terjadi, dengan memperkuat kelembagaan tradisional kemasyarakatan.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
16
Universitas Udayana - Bali
(2) Mewujudkan ketentraman, kedamaian, kenyamanan dan kerukunan hidup bermasyarakat dalam kemajemukan, serta meminimalkan dampak patologi sosial, dengan mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga tradisional penunjang kebudayaan daerah, seperti: desa pakraman, banjar dan berbagai sekaa. (3) Mengedepankan kemandirian, sikap toleransi dan tenggang rasa, kepedulian sosial, saling hormat menghormati dan meningkatkan rasa kekeluargaan serta persaudaraan dalam konteks NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila dengan meningkatkan fungsi lembaga tradisional yang ada Bali. (4) Meningkatkan kuantitas maupun kualitas pelestarian nilai-nilai budaya dan apresiasi terhadap kearifan budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat. 6) Pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa Salah satu bidang pembangunan nasional yang sangat penting dan menjadi fondasi
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara
adalah
pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa. Pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa atau yang juga dikenal sebagai pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal itu tecermin dari kesenjangan sosial-ekonomi-politik yang masih besar, kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai di seluruh pelosok negeri, masih terjadinya ketidakadilan hukum, pergaulan bebas dan pornografi yang terjadi di kalangan remaja, kekerasan dan kerusuhan, korupsi yang dan merambah pada semua sektor kehidupan masyarakat. Saat ini banyak dijumpai tindakan anarkis, konflik sosial, penuturan bahasa yang buruk dan tidak santun, dan ketidaktaataan berlalu lintas. Ruang lingkup sasaran pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa meliputi: (1) Lingkup
Keluarga.
Keluarga
merupakan
wahana
pembelajaran
dan
pembiasaan karakter yang dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa lain dalam keluarga terhadap anak sebagai anggota keluarga sehingga diharapkan dapat terwujud keluarga berkarakter mulia yang tecermin dalam perilaku keseharian. Proses itu dapat dilakukan melalui komunitas keluarga dan partisipasi keluarga dalam pengelolaan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama di
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
17
Universitas Udayana - Bali
mana orang tua bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak. Proses
itu
dapat
dilakukan dalam
bentuk
pendidikan,
pengasuhan,
pembiasaan, dan keteladanan. Pendidikan karakter dalam lingkup keluarga dapat juga dilakukan kepada komunitas calon orang tua dengan penyertaan pengetahuan
dan
keterampilan,
khususnya
dalam
pengasuhan
dan
pembimbingan anak. (2) Lingkup Lembaga Pendidikan. Satuan pendidikan merupakan wahana pembinaan dan pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa yang dilakukan dengan menggunakan (a) pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran, (b) pengembangan budaya satuan pendidikan, (c) pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, serta (d) pembiasaan perilaku berbudaya dalam kehidupan di lingkungan lembaga pendidikan. Pembangunan karakter melalui satuan pendidikan dilakukan mulai dari pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi
Dalam rangka pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa secara implisit telah dicanangkan dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 – 2018 antara lain melalui arah kebijakan: (1) Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan dengan kekhasan yang dimiliki masyarakat Bali. (2) Mengupayakan untuk memperkokoh lembaga-lembaga pendidikan sebagai pusat pengembangan kebudayaan dan memelihara kelestarian budaya yang adiluhung.
Secara eksplisit lembaga-lembaga pendidikan formal di Provinsi Bali, khususnya di Universitas Udayana telah memberikan pendidikan karakter untuk meningkatkan pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa. Pendidikan karakter diberikan melalui kurikulum pendidikan Kewarganegaraan, Agama dan Pancasila yang merupakan mata kuliah wajib. Pemberian pendidikan karakter di Universitas Udayana juga dilakukan dengan mengandeng TNI agar para mahasiswa mendapatkan pencerahan terkait karakter dan bela negara. 7) Peningkatan peran lembaga sosial, agama, keluarga dan media publik. Lembaga-lembaga sosial berperan dan dan berfungsi mengatur kehidupan masyarakat, karena masyarakat tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan akan
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
18
Universitas Udayana - Bali
makanan, pakaian, dan perumahan, akan tetapi terdapat banyak kebutuhan lain seperti kebutuhan untuk rekreasi, keadilan, keamanan, pendidikan, spiritual dan lain sebagainya. Lembaga sosial mempunyai sejumlah ciri atau karakteristik. Ciri-ciri umum dari lembaga sosial adalah: (1) Lembaga sosial biasanya memiliki kekekalan tertentu yang berlangsung lama. Hal ini terjadi sebab adanya anggapan bahwa lembaga sosial berisi sekumpulan norma-norma yang harus dipertahankan. Norma tersebut dibutuhkan untuk mengatur kehidupan atau hubungan antar manusia, contohnya kehidupan atau hubungan dalam keluarga.
(2) Lembaga sosial memiliki satu atau lebih tujuan tertentu, misalnya lembaga pendidikan memiliki tujuan untuk mentransfer nilai, norma, dan ilmu pengetahuan kepada generasi berikutnya.
(3) Lembaga sosial memiliki sejumlah perangkat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya bendera atau lambang pada lembaga politik, uang sebagai alat tukar pada lembaga ekonomi, dan lain-lain. Dalam masyarakat yang heterogen seperti di Indonesia, terdapat berbagai jenis lembaga sosial yang saling berhubungan dan saling melengkapi satu sama lain.
Lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat tersebut adalah (1) keluarga, (2) lembaga agama, (3) lembaga ekonomi, (4) lembaga pendidikan, (5) lembaga budaya, dan lembaga politik. Strategi peningkatan peran lembaga sosial, agama, keluarga dan media publik merupakan roh dalam meningkatkan pembangunan di segala bidang. Pembangunan ekonomi yang sangat pesat di Bali, merupakan salah satu keberhasilan masyarakat Bali dalam mempertahankan sendi-sendi budaya lokal. Pemerintah daerah berupaya melindungi kelestarian budaya dan eksistensi lembaga-lembaga
adat
yang
ada,
memperkuat
kelembagaan
tradisional
kemasyarakatan guna mengusung dan mengawal pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali sesuai dengan dinamika dan perubahan lingkungan strategis yang terjadi dan meningkatan Pemberdayaan Desa Pekramaan dan Subak/Subak Abian.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
19
Universitas Udayana - Bali
Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali dalam rangka pembangunan revolusi mental yang berkaitan dengan peningkatan peran lembaga keluarga
secara
implisit dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali 2013 – 2018 melalui pemberdayaan masyarakat desa adalah sebagai berikut. (1) Menggiatkan empowering yakni ”memotivasi” warga masyarakat untuk sadar akan masalah yang dihadapi, sadar akan potensi yang dimiliki untuk memecahkan masalah tersebut, mampu melihat alternatif yang dapat diambil serta mampu memutuskan alternatif mana (dari yang tersedia) yang paling mungkin dan paling menguntungkan untuk diambil. (2) Meningkatkan
kemampuan
dan
kemandirian
masyarakat
dalam
pembangunan melalui Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu). (3) Mendorong dan membangkitkan potensi yang dimiliki keluarga dan masyarakat serta penguatan kelembagaannya. (4) Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat. (5) Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi tepat guna serta pemantapan keterpaduan pembangunan. (6) Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat. Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali dalam rangka pembangunan revolusi mental yang berkaitan dengan peningkatan peran lembaga agama, lembaga politik, dan media masa secara implisit dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali 2013 – 2018 melalui arah kebijakan dalam melaksanakan strategi menjaga ketentraman, ketertiban dan keamanan, yaitu: (1) Memujudkan kehidupan politik dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat luas, serta mampu memberikan pelayanan prima, sejalan dengan prinsip Clean Government dan Good Governance. (2) Mengupayakan peningkatan kecerdasan dan kedewasaan masyarakat dalam berpolitik, melalui pendidikan politik yang teratur dan berkesinambungan serta bekerjasama dengan lembaga pendidikan, LSM, Media massa dan partai politik. Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali dalam rangka pembangunan revolusi mental yang berkaitan dengan peningkatan peran lembaga budaya
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
secara
20
Universitas Udayana - Bali
eksplisi dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali 2013 – 2018 melalui arah kebijakan dalam bidang kebudayaan, yaitu: (1) Memperkuat kelembagaan tradisional kemasyarakatan guna mengusung dan mengawal pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali, sesuai dengan dinamika dan perubahan lingkungan strategis yang terjadi. (2) Mengoptimalkan
peran
dan
fungsi
lembaga
tradisional
penunjang
kebudayaan daerah, seperti: desa pakraman, banjar dan berbagai sekaa dalam mewujudkan ketentraman, kedamaian, kenyamanan dan kerukunan hidup bermasyarakat dalam kemajemukan, serta meminimalkan dampak patologi sosial. (3) Meningkatkan
fungsi
lembaga
tradisional
Bali
yang
ada
dengan
mengedepankan kemandirian, sikap toleransi dan tenggang rasa, kepedulian sosial, saling hormat menghormati dan meningkatkan rasa kekeluargaan serta persaudaraan dalam konteks NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila. Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali dalam rangka pembangunan revolusi mental yang berkaitan dengan peningkatan peran lembaga ekonomi dan lembaga pendidikan
telah bibahas dalam dimensi peningkatan daya saing
bangsa. Penentuan Target Pencapaian Sasaran Nawacita di Provinsi Bali Provinsi Bali terdiri dari satu pulau utama, yaitu Pulau Bali dan beberapa pulau kecil 2 lainnya, yang luas wilayahnya secara keseluruhan adalah 5.636,66 km atau hanya 0,29 persen dari luas wilayah Indonesia. Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi 8 kabupaten, 1 kota, 57 kecamatan, 715 desa/kelurahan, 1.480 desa pakraman (desa adat), dan 1.604 subak sawah serta 1.107 subak abian. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Bali berjumlah 3.890.757 jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada Sensus Penduduk 2000 adalah 3.146.999 jiwa. Secara ratarata pertumbuhan penduduk Bali dalam periode tahun 2000-2010 adalah 2,15% per tahun dan termasuk rangking 13 tertinggi di Indonesia. Mayoritas penduduk di Provinsi beragama Hindu dengan falsafah kehidupan dengan konsep Tri Hita Karana Bali. Falsafan ini mengajarkan keseimbangan antara kebutuhan hubungan antar manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhan. Dengan falsafah tersebut, dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 -2018 Pemerintah Provinsi Bali telah merealisasikan program revolusi mental dalam program pembangunan Daerah Bali melalui Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2. Pembangunan daerah melalui revolusi mental di Provinsi Bali adalah perbaikan pada seluruh tatanan penyelenggara pemerintahan dan pembangunan, serta perbaikan pada pola pikir dan perilaku seluruh komponen masyarakat yang sejalan dengan cita-cita dan semangat pembangunan nasional. Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2 yang dilandasi 5 prinsip dasar pembangunan, yaitu:
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
21
Universitas Udayana - Bali
Peningkatan Pertumbuhan (Pro-Growth), Pengentasan Kemiskinan (Pro-Poor), Perluasan Lapangan Kerja (Pro-job), dan pelesatrian lingkungan (Pro-environment) serta pengembangan dan pelestarian kebudayaan (Pro-Culture). Program-program Bali Mandara pada hakekatnya merupakan revolusi mental dengan perubahan dan perbaikan di seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan pola terintegrasi. Visi dan Misi Bali Mandara Jilid II ini diharapkan akan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Bali dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat provinsi Bali, selaras dengan RPJM Nasional 2010-2014, dan RPJPD Provinsi Bali 2005-2025. Dengan dukungan berbagai lembaga dari tingkat pusat sampai ke daerah baik yang formal atau non formal serta masyarakat program pembangunan revolusi mental yang dijabarkan dalam sasaran nawacita akan berhasil dalam jangka waktu 4 tahun ke depan.
Adapun ringkasan sasaran Nawa Cita dan kegiatan pendukung pembangunan revolusi mental di Provinsi Bali disajikan pada Tabel 2.1.
EKPD
Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015
22
Tabel 2.1.a Ringkasan Hasil Evaluasi Tematik Revolusi Mental Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi Mental No.
Sasaran Nawa Cita
1.
Peningkatan kepatuhan dan penegakan hukum dan reformasi birokrasi lembaga peradilan.
2.
Perkuatan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi pemerintahan.
EKPD
Target Provinsi Bali 100 persen tahun 2018
Pembinaan thd 996 ormas, LSM, OKP
Kegiatan Pendukung
Durasi Pelaksanaan
Nasional Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Kemenkum &HAM, Porli, Kejagung, KPK
Stakeholders Provinsi Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda
Kab/Kota Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda
1) Meningkatkan profesionalitas aparatur lembaga peradilan;
2016 - 2018
2) Penegakan hukum bekerjasama dengan DPRD, kepolisian, kejaksaan, TNI, lembaga tradisional, LSM dan masyarakat;
2016 – 2018
Kemenkum &HAM, Porli, Kejagung, KPK
Pemda, DPRD, Polisi, TNI
LSM, Masyarakat
Pemda, DPRD, Polisi, TNI
LSM, Masyarakat
3) Sosialisasi produk-produk hukum
2016 – 2018
Kemenkum &HAM, Porli, Kejagung, KPK
Pemda, Polisi
LSM, Masyarakat, Media masa
Pemda, Polisi
LSM, Masyarakat, Media masa
1) Pendidikan politik yang teratur dan berkesinambungan
2016 – 2018
Pemda
LSM, Masyarakat, Media masa
Pemda
LSM, Masyarakat, Media masa
2) Meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparat pemerintahan
2016 – 2018
Kemendagri, Kemen PAN, KPK, Kemendiknas Kemendagri, Kemen PAN, KPK, Kemendiknas
Pemda
Perguruan Tinggi
Pemda
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
23
No.
Sasaran Nawa Cita
3.
Peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa.
EKPD
Target Provinsi Bali Pertumbuhan ekonomi 7,5 – 8,5 persen, pertumbuhan ekspor 12,5 persen tahun 2018
Stakeholders Provinsi Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda
Kab/Kota Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda
Kemen Par, Kemen BUMN
Pemda
Pemda
2016 – 2018
Kemen Ekraf, Kemenindag, Kemenkop
Pemda
Pemda
4) Meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat
2016 – 2018
Pemda
Pemda
5) Peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM
2016 – 2018
Kemen Ekraf, Kemenindag, Kemenkop Kemen Ekraf, Kemenindag, Kemenkop
Pemda
Pemda
6) Penguatan kelembagaan petani, memperbaiki akses petani terhadap permodalan, teknologi, pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya
2016 – 2018
Kemen Ekraf, Kemenindag, Kemenkop
Pemda
Pemda
Durasi Pelaksanaan
Nasional Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Kemen Par, Kemen PU
2) Peningkatan pengelolaan destinasi, pemasaran dan SDM pariwisata
2016 – 2018
3) Pengembangan ekonomi kreatif
Kegiatan Pendukung 1) Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana, pemeliharaan obyek wisata
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
24
Stakeholders Provinsi Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda
Kab/Kota Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda
Kemendikbud, Kem Ristek & Dikti,
Pemda
Pemda
2016 – 2018
Kemendikbud, Kem Ristek & Dikti,
Pemda
CSR BUMD
Pemda
4) Memberikan bea siswa kepada penduduk yang kurang mampu
2016 – 2018
Kemendikbud, Kem Ristek & Dikti,
Pemda
BUMD
Pemda
5) Meningkatkan kualifikasi guru
2016 – 2018
Kemendikbud, Kem Ristek & Dikti,
Pemda
1) Pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali
2016 – 2018
Pemda
Perguruan Tinggi
Pemda
2) Mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga tradisional penunjang kebudayaan daerah
2016 – 2018
Kemensos, Kemendikbud,, Kemen Desa, PDT Kemensos, Kemendikbud,, Kemen Desa, PDT
Pemda
Perguruan Tinggi, LSM
Pemda
Durasi Pelaksanaan
Nasional Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Kemendikbud, Kem Ristek & Dikti,
2) Meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK.
2016 – 2018
3) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan termasuk kualitas pengelolanya
No.
Sasaran Nawa Cita
Target Provinsi Bali
Kegiatan Pendukung
4.
Pembangunan pendidikan yang berkualitas dan kebudayaan yang memacu daya cipta dan inovasi.
Target melek huruf 90,92, RLS 9,97 tahun 2018
1) Meningkatkan kualitas dan akses pendidikan
5.
Pemanfaatan modal sosial dan modal budaya.
EKPD
Target pembinaan 11.950 grup kesenian, terbangun 15 gedung kesenian
BUMN
BUMD
Pemda
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
25
No.
Sasaran Nawa Cita
6.
Pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa.
7.
Peningkatan peran lembaga sosial, agama, keluarga dan media publik.
EKPD
Target Provinsi Bali
Target pembinaan terhadap 996 LSM, Ormas dan OKP
Kegiatan Pendukung
Durasi Pelaksanaan
Nasional Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Kemensos
Stakeholders Provinsi Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda Perguruan Tinggi, LSM
Kab/Kota Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda
3) Pemberian pendidikan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa yang terintegrasi dalam semua mata pelajaran
2016 - 2018
4) Pembiasaan perilaku berbudaya dalam kehidupan di lingkungan lembaga pendidikan
2016 – 2018
Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Kemensos
Pemda
LSM
Pemda
1) Memotivasi warga masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan ekonomi
2016 – 2018
Pemda
Majelis Agung Desa Pekraman (MADP), PHDI, LSM
Pemda
Majelis Madya Desa Pekraman (MMDP), LSM
2) Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat
2016 – 2018
Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Kemensos, Kemenkominfo, Kemen PP & PA, BKKBN, Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Kemensos, Kemenkominfo, Kemen PP & PA, BKKBN,
Pemda
MADP
Pemda
MMDP
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
26
No.
Sasaran Nawa Cita
EKPD
Target Provinsi Bali
Kegiatan Pendukung
Durasi Pelaksanaan
3) Mengoptimalkan kerjasama dengan lembaga pendidikan, LSM, Media massa untuk peningkatan kecerdasan dan kedewasaan masyarakat dalam berpolitik, melalui pendidikan politik yang teratur dan berkesinambungan
2016 – 2018
4) Mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga tradisional penunjang kebudayaan daerah
2016 – 2018
Nasional Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Kemensos, Kemenkominfo, Kemen PP & PA, BKKBN,
Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Kemensos, Kemenkominfo, Kemen PP & PA, BKKBN,
Stakeholders Provinsi Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda LSM
Kab/Kota Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda LSM
Pemda
Pemda
LSM
LSM
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
27
Tabel 2.1.b Ringkasan Hasil Evaluasi Tematik Revolusi Mental Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi Mental No.
Sasaran Nawa Cita
Target Provinsi Bali
Kegiatan Pendukung
Durasi Pelaksanaan
1.
Peningkatan kepatuhan dan penegakan hukum dan reformasi birokrasi lembaga peradilan.
100 persen tahun 2018
1) Meningkatkan profesionalitas aparatur lembaga peradilan;
2016 - 2018
2) Penegakan hukum bekerjasama dengan DPRD, kepolisian, kejaksaan, TNI, lembaga tradisional, LSM dan masyarakat;
2016 – 2018
3) Sosialisasi produk-produk hukum
2016 – 2018
Perkuatan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi pemerintahan.
Pembinaan thd 996 ormas, LSM, OKP
1) Pendidikan politik yang teratur dan berkesinambungan
2016 – 2018
2) Meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparat pemerintahan
2016 – 2018
Peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa.
Pertumbuhan ekonomi 7,5 – 8,5 persen, pertumbuhan ekspor 12,5 persen tahun 2018
1) Meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana, pemeliharaan obyek wisata
2016 – 2018
2) Peningkatan pengelolaan destinasi, pemasaran dan SDM pariwisata
2016 – 2018
3) Pengembangan ekonomi kreatif
2016 – 2018
4) Meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat
2016 – 2018
2.
3.
EKPD
Pendanaan Agak sulit merealisasi anggaran
Terbatasnya anggaran pemda untuk prasaran dan sarana pariwisata
Kendala dan Rekomendasi
Regulasi
Kelembagaan
Lainnya
Bukan merupakan urusan wajib daerah
Kurang terkordinasi nya antar pelaku pariwisata dalam melakukan promosi Kurang jaringan kerjasama UKM
Meningkatnya tenaga kerja asing di Bali
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
28
Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi Mental No.
4.
Sasaran Nawa Cita
Pembangunan pendidikan yang berkualitas dan kebudayaan yang memacu daya cipta dan inovasi.
EKPD
Target Provinsi Bali
Target melek huruf 90,92, RLS 9,97 tahun 2018
Kegiatan Pendukung
Durasi Pelaksanaan
5) Peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM
2016 – 2018
6) Penguatan kelembagaan petani, memperbaiki akses petani terhadap permodalan, teknologi, pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya
2016 – 2018
1) Meningkatkan kualitas dan akses pendidikan
2016 – 2018
2) Meningkatkan penguasaan dan penerapan IPTEK.
2016 – 2018
3) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan termasuk kualitas pengelolanya
2016 – 2018
4) Memberikan bea siswa kepada penduduk yang kurang mampu
2016 – 2018
5) Meningkatkan kualifikasi guru
2016 – 2018
Pendanaan
Kendala dan Rekomendasi
Regulasi
Kelembagaan
Lainnya
Akses modal UMKM rendah Petani kurang termotivasi karena Luas garapan petani kurang dari 0,5 ha.
Tingginya alih fungsi lahan
Sekolah jauh dari pemukiman warga. Daya tampung SLP/SLA masih terbatas
Masih ada Kab/ kota yang anggaran pendidikannya kurang 20% Biaya sekolah masih belum terjangkau oleh masy. Miskin
Apresiasi orang tua masih rendah, shg masih mempekerjakan anak usia sekolah
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
29
Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi Mental No.
Sasaran Nawa Cita
Target Provinsi Bali
Kegiatan Pendukung
Durasi Pelaksanaan
5.
Pemanfaatan modal sosial dan modal budaya.
Target pembinaan 11.950 grup kesenian, terbangun 15 gedung kesenian
1) Pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali
2016 – 2018
2) Mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga tradisional penunjang kebudayaan daerah
2016 – 2018
1) Pemberian pendidikan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa yang terintegrasi dalam semua mata pelajaran 2) Pembiasaan perilaku berbudaya dalam kehidupan di lingkungan lembaga pendidikan
2016 – 2018
1) Memotivasi warga masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan ekonomi 2) Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan masyarakat
2016 – 2018
3) Mengoptimalkan kerjasama dengan lembaga pendidikan, LSM, Media massa untuk peningkatan kecerdasan dan kedewasaan masyarakat dalam berpolitik, melalui pendidikan politik yang teratur dan berkesinambungan.
2016 – 2018
4) Mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga tradisional penunjang kebudayaan daerah
2016 – 2018
6.
7.
Pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa.
Peningkatan peran lembaga sosial, agama, keluarga dan media publik.
EKPD
Target pembinaan terhadap 996 LSM, Ormas dan OKP
Pendanaan
Kendala dan Rekomendasi
Regulasi
Kelembagaan
Lainnya
2016 – 2018
2016 – 2018
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
30
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
31
Universitas Udayana - Bali
A.2. Evaluasi Tematik Pembangunan Pariwisata di Provinsi Bali Perkembangan Kedatangan Wisatawan Sebagai daerah tujuan wisata Pulau Bali sudah dikenal oleh wisatawan asing pada tahun 1920-an. Dengan potensi kepariwisataan yang dimiliki Provinsi Bali, yaitu panorama yang indah, keanekaragaman kesenian dan budaya, maka dalam sejak dilaksanakannya program Pembangunan Lima Tahun Tahap I (1969 – 1974) pembangunan ekonomi diletakkan pada sektor pertanian dan pengembangan pariwisata serta industri kerajinan tangan. Pemberian prioritas pada sektor pariwisata dalam program pembangunan di Provinsi Bali juga didasari pertimbangan karena luas wilayah ini sangat sempit, yaitu hanya 0,29 persen dari wilayah Republik Indonesia. Di samping itu, daerah ini tidak memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi, serta kurang memungkinkannya pengembangan sektor industri pengolahan yang berskala besar. Dengan semakin dikenalnya Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, menyebabkan Bali menjadi primadona bagi para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali, demikian juga andil terhadap pariwisata nasional juga meningkat. Kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Bali meningkat terus sejak tahun 1969, kecuali disela penurunan pada tahun 2002 dan 2006 yang disebabkan karena Bom Bali (lihat Gambar 2.1). Gambar 2.1 Kunjungan Wisman ke Bali, Tahun 1969 - 2014 (orang)
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
31
Universitas Udayana - Bali
Perkembangan kedatangan wisatawan asing yang langsung ke Indonesia dan Bali selama tahun 2010 - 2014 dapat dilihat
pada Tabel 2.2. Pada tahun 2010
kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2.385.122 orang, mengalami pertumbuhan sebesar 8,01 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selama tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 kunjungan wisatawan asing terus meningkat, dan pada tahun 2014 kunjungan wisatawan asing mencapai 3.766.638 orang atau dengan peningkatan 14,89 persen dari tahun 2013. Pada tahun 2010 andil kunjungan wisatawan asing ke Bali sebesar 34,06 persen, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 39,92 persen. Tabel 2.2 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Asing Langsung Ke Bali dan Indonesia, Tahun 2010 - 2014
2010
2.385.122
8,01
Kunjungan Wisman ke Indonesia (orang) 7.002.944
2011
2.576.142
9,73
7.649.731
33,68
2012
2.826.709
4,34
8.044.462
35,14
2013
3.278.598
11,16
8.802.129
37,25
2014
3.766.638
14,89
9.435.411
39,92
Tahun
Kunjungan Wisman ke Bali Jumlah Pertumbuhan (orang) (%)
Andil Bali Terhadap Indonesia (%) 34,06
Sumber: Biro Pusat Statistik, Tahun 2015 (diolah) Pariwisata merupakan sektor penggerak lokomotip ekonomi di Bali, dengan pariwisata
seluruh
perkembangan
ekonomi
kerakyatan
di
perdesaan
dapat
berkembang dengan pesat di Bali. Pemerintah Provinsi Bali dalam menjaga pertumbuhan pariwisata telah membuat berbagai program, baik program promosi di dalam atau di luar negeri, juga melakukan program-program pemeliharaan dan peningkatan kualitas sumberdaya pariwisata yang ada di Bali. Tingkat capain kinerja dari program-program yang telah dilaksanakan dalam bidang pariwisata dilakukan dengan melihat dari beberapa indikator diuraikan sebagai berikut. 1) Perkembangan kunjungan wisatawan manca negara selama tahun 2010 sampai tahun 2014 terus meningkat, pada tahun 2010 kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2.385.122 jiwa, dan pada tahun 2014 menjadi 3.766.638 jiwa,
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
32
Universitas Udayana - Bali
2) Kunjungan wisatawan nusantara juga mengalami peningkatan dari tahun 2010 s/d tahun 2014. Pada tahun 2010 sebanyak 4.646.343 jiwa, sedangkan pada tahun 2014 menjadi sebanyak 6.392.460 jiwa. 3) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB dari tahun 2010 sd tahun 2014 juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 61,78%, pada tahun 2014 meningkat menjadi 66,29 %. 4) Rata-rata lama tinggal kunjungan wisatawan ke daerah Bali khususnya manca pada tahun 2010 selama 9,49 hari, pada tahun 2014 selama selama 9,1 hari. Wisatawan nusantara pada tahun 2010 memiliki lama tinggal rata-rata selama 4,20 hari, sedangkan pada tahun 2014 selama 3,6 hari.
Kunjungan Wisman berdasarkan negara asal seperti ditunjukkan pada Tabel 2.3 menunjukkan bahwa sumber utama Wisman masih berasal dari Asia, termasuk juga anggota Asean. Tabel 2.3 Kunjungan Wisman di Provinsi Bali Menurut Negara Asal, Tahun 2013 dan 2014 Negara Asal I.
ASEAN Pertumbuhan (%)
II.
418.012
483.487
11,89
15,66
199.223
2013 (%)
2014 (%)
12,7
12,8
223.205
6,1
5,9
Malaysia
2
Philippines
29.840
32.727
0,9
0,9
3
Singapore
138.397
178.174
4,2
4,7
4
Thailand
34.722
30.247
1,1
0,8
5
Lainnya
15.830
19.134
0,5
0,5
995.423
1.236.816
30,4
32,8
Pertumbuhan (%)
19,32
24,25
1
Hongkong
37.414
35.552
1,1
0,9
2
India
64.421
88.049
2,0
2,3
3
Japan
208.115
217.159
6,3
5,8
4
South Korea
134.452
145.498
4,1
3,9
5
Taiwan
127.443
113.132
3,9
3,0
6
China
387.533
585.922
11,8
15,6
7
Lainnya
36.045
51.504
1,1
1,4
164.666
177.940
5,0
4,7
6,41
8,06
105.863
111.610
3,2
3,0
AMERIKA Pertumbuhan (%)
EKPD
2014 (orang)
1
ASIA (Non Asean)
III.
2013 (orang)
1
USA
2
Canada
30.565
37.532
0,9
1,0
3
Lainnya
28.238
28.798
0,9
0,8
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
33
Universitas Udayana - Bali
IV.
EROPA
712.418
736.188
12,14
3,34
Pertumbuhan (%)
V.
19,5
1
France
125.065
128.288
3,8
3,4
2
Germany
99.508
105.467
3,0
2,8
3
Italy
28.755
30.762
0,9
0,8
4
Holland
72.275
76.082
2,2
2,0
5
Spain
19.949
22.789
0,6
0,6
6
Sweden
16.857
27.345
0,5
0,7
7
Switzerland
8
United Kingdom
9 10
25.406
24.924
0,8
0,7
122.406
127.013
3,7
3,4
Russia
79.330
72127
2,4
1,9
Lainnya
122867
121391
3,7
3,2
892.615
1.050.422
27,2
27,9
3,8
17,68
826.385
988.786
25,2
26,3
57.520
58.142
1,8
1,5
8.710
3.494
0,3
0,1
19.385
18.137
0,6
0,5
4,00
-6,44
0,0
(0,0)
OSEANIA Pertumbuhan (%)
VI.
21,7
1
Australia
2
New Zealand
3
Lainnya
AFRIKA Pertumbuhan (%) 1
South Africa
9.563
9.744
0,3
0,3
2
Egypt
2.060
2.798
0,1
0,1
3
Lainnya
7.762
5.595
0,2
0,1
VII. CREW
76.079
63.648
2,3
1,7
Total :
3.278.598
3.766.638
100,0
100,0
11,16
14,89
Pertumbuhan (%) Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Perkembangan Wisman berdasarkan benoa ditunjukkan pada Gambar 2.2 Tampak bahwa perkembangan yang paling besar bersumber dari Asia Pacifik, diikuti oleh Eropa dan Amerika. Eropa merupakan pasar potensial bagi Wisman yang berkualitas, apabila dilihat dari waktu masa tinggal dan pengeluaran selama mereka tinggal di Bali. Pada tahun 2014, sesuai perkembangan Wisman yang datang ke Bali, pangsa pasar di dominasi oleh Asia (33.1%) tanpa Asean dan menjadi 46,2% apabila digabung dengan Asean, diikuti oleh Eropa sebesar 19,8%. Bali harusnya bisa lebih banyak mendatangkan Wisman dari Eropa yang memiliki karakteristik lebih memberikan penghargaan pada budaya lokal.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
34
Universitas Udayana - Bali
Gambar 2.2 Perkembangan Kedatangan Wisman ke Bali Berdasarkan Benua Asal, Tahun 2000 - 2014
Gambar 2.3 Pangsa Pasar Wisman di Bali Menurut Negara Asal Tahun 2014
Arah Kebijakan Pengembangan Pariwisata Arah kebijakan pengembangan pariwisata di Provinsi Bali yang dituangkan dalam RPJMD 2013 – 2018 dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama periode tersebut. Berdasarkan analisis kekuatan dan potensi yang ada serta memperhatikan ketersediaan pendanaan pembangunan maka arah kebijakan yang diwujudkan
dalam
pelaksanaan
prioritas
program.
Arah
Kebijakan
dalam
Melaksanakan Strategi ”Peningkatan Pengembangan Pariwisata Budaya dan Ekonomi Kreatif” tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
35
Universitas Udayana - Bali
1) Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas, berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan menjunjung kearifan lokal guna memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 2) Mengembangkan “pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan efek ganda (multiflier effect) bagi sebagian besar masyarakat lokal Bali. 3) Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih memberdayakan masyarakat lokal, seperti: memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal melalui koperasi untuk mengelola peningkatan kontribusi dunia pariwisata terhadap pelestarian budaya. 4) Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi rejuvenation atau penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga terhindar dari stagnasi dan penurunan drastis (decline) kegiatan pariwisata. 5) Mewujudkan suasana dan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri pariwisata Bali, yang didukung oleh bersinerginya berbagai komponen pariwisata. 6) Meningkatakan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana, pemeliharaan obyek
baik
keaslian
maupun
kebersihannya,
menjaga
kelestarian
dan
keamanannya, memberdayakan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar obyek wisata sebagai penyangga utamanya. 7) Memberikan perlindungan dan insentif khusus kepada lembaga, perorangan, pelaku pariwisata yang benar-benar mengabdikan dirinya pada kelestarian pariwisata yang menjadi daya tarik wisatawan. 8) Peningkatan pengelolaan destinasi, pemasaran dan SDM pariwisata. 9) Pengembangan ekonomi kreatif. Penentuan Target Pencapaian Sasaran Nawacita Pembangunan Pariwisata Provinsi Bali Pulau Bali sudah dikenal oleh wisatawan asing sebagai daerah tujuan wisata sejak tahun 1920-an. Dengan potensi kepariwisataan yang dimiliki Provinsi Bali, yaitu panorama yang indah, keanekaragaman kesenian dan budaya, maka dalam sejak 1969 – 1974 pembangunan ekonomi diletakkan pada sektor pertanian dan pengembangan pariwisata serta industri kerajinan tangan. Dengan semakin dikenalnya Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, menyebabkan Bali menjadi primadona bagi para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali, demikian juga andil terhadap pariwisata nasional juga meningkat. Pada tahun 2010 kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2.385.122 orang, mengalami pertumbuhan sebesar 8,01 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selama tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 kunjungan wisatawan asing terus meningkat, dan pada tahun 2014 kunjungan wisatawan asing mencapai 3.766.638 orang atau dengan peningkatan 14,89 persen dari tahun 2013. Pada tahun 2010 andil kunjungan wisatawan asing ke Bali sebesar 34,06
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
36
Universitas Udayana - Bali
persen, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 39,92 persen. Untuk mengakomodasi meningkatnya kunjungan wisatawan yang datang ke Bali, maka terus ditingkatkan jumlah dan kualitas pelayanan serta fasilitas penunjang pariwisata, antara lain peningkatan jumlah hotel dan kamar hotel. Pengembangan kawasan wisata dan pembenahan pengelolaannya terus dilakukan. Di samping itu, pembangunan sektor pariwisata juga terus didukung dengan pembangunan sektor lainnya seperti akses transportasi, informasi dan komunikasi, serta fasilitas pendukung lainnya. Dengan berbagai upaya tersebut diperkirakan kunjungan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkan akan meningkat pada 5 tahun ke depan. Meningkatnya kunjungan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkan diperkirakan akan meningkatnya capaian kinerja sasaran Nawa Cita dari pembangunan pariwisata. Adapun perkiraan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkan ditunjukkan berikut ini. No.
Sasaran
Satuan
1. 2.
Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara
Ribu orang Ribu orang
2015 2.385 4.646
Target Capaian 2016 2017 2018 2.576 2.827 3.279 5.675 6.064 6.977
2019 3.767 6.392
Sasaran Nawa Cita: Prioritas Pembangunan Pariwisata Berikut ini adalah sasaran Nawa Cita dari tiap prioritas dimensi pembangunan pariwisata yang menitik beratkan pada infrastruktur, yaitu: 1. Akses transportasi 2. Akses informasi dan komunikasi 3. Pengembangan budaya lokal 4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata 5. Kualitas SDM masyarakat lokal 6. Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism 7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata 8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata 9. Peningkatan jumlah investor nasional 1. Akses transportasi Sektor pariwisata sering pula disebut sebagai motor penggerak perekonomian Bali, karena sektor ini tidak hanya memberikan imbas ke depan (forward linkage) akan tetapi juga imbas ke belakang (backward linkage). Kaitan antarsektor membutuhkan ketersediaan fasilitas-fasilitas pendukung seperti prasarana dan sarana transportasi. Jenis fasilitas prasarana dan sarana transportasi yang akan dibahas berikut ini
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
37
Universitas Udayana - Bali
mencakup (1) transportasi darat; (2) transportasi laut; dan (c) transportasi udara. Masing-masing jenis fasilitas prasarana dan sarana transportasi tersebut akan dibahas berturut-turut berikut ini. a. Transportasi Darat Fasilitas prasarana dan sarana transportasi darat mencakup dua subsistem, yaitu prasarana dan sarana angkutan darat dan pelabuhan penyeberangan yang merupakan jembatan apung untuk menghubungkan simpul kegiatan dari satu wilayah ke wilayah lainnya yang dipisahkan oleh wilayah perairan. (1) Prasarana dan Sarana Angkutan Jalan Jalan merupakan sarana vital dalam mendukung perkembangan suatu wilayah. Kemudahan akses yang ditimbulkan oleh ketersediaan jalan secara otomatis akan memberi dampak positif bagi kelangsungan transaksi perekonomian. Sesuai dengan data Bali Dalam Angka tahun 2014 diperoleh keterangan bahwa panjang jalan di Provinsi Bali pada tahun 2013 mencapai 7.844,02 km, meliputi jalan nasional 535,23 km, jalan provinsi 860,53 km, dan jalan kabupaten 6.448,26 km. Dilihat dari kondisi permukaan jalan secara keseluruhan dari jalan tersebut, yang dalam hal ini dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu (1) baik; (2) sedang; (3) rusak; dan (4) rusak berat. Untuk menanggulangi kemacetan lalulintas pada jalur padat, pemerintah telah menyelesaikan jalan baypass Tohpati-Kusamba. Mulai tahun 2012 pemerintah juga telah membangun underpass di kawasan patung Dewa Ruci Kuta, dan jalan tol Serangan-Nusa Dua. Tabel 2.4 Distribusi Panjang Jalan, Dirinci Menurut Status Jalan dan Kondisinya di Provinsi Bali, 2013 (dalam km)
Baik 491,13
Sedang 36,70
Kondisi Jalan Rusak 4,10
Rusak Berat 3,30
Jumlah 535,23
366,48
317,89
176,16
-
860,53
3.233,86
1.388,30
1.293,72
532,38
6.448,26
Total 2013
4.091,47
1.742,89
1.473,98
535,68
7.844,02
2012
3.360,75
2.012,51
1.654,92
537,82
7.566,00
2011
3.195,17
2.152,04
1.723,77
433,17
7.504,15
2010
3.884,44
2.103,80
1.511,76
-
7.500,00
Status Jalan Nasional Provinsi Kabupaten
Sumber: Bali Dalam Angka 2014
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
38
Universitas Udayana - Bali
Berkaitan dengan transportasi darat, berikut ini diungkapkan jenis dan perkembangan sarana transportasi darat, yang meliputi (1) mobil penumpang; (2) mobil gerobak (truck); (3) oto bis (buses); dan (4) sepeda motor. Mobil penumpang masih dapat dirinci lagi menjadi jenis kendaraan seperti sedan, jeep, dan station wagon. Demikian pula oto bis masih dapat dibedakan menjadi bis besar dan bis kecil. Perkembangan jumlah dari masing-masing jenis sarana transportasi darat yang diuraikan di atas disajikan pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Perkembangan Jumlah dan Jenis Sarana Transportasi Darat di Provinsi Bali Selama Periode 2010 - 2013 (buah) Jenis Sarana Transportasi
Jumlah Sarana Transportasi 2011 2012
2010
2013
Sedan
29.037
38.862
39.214
39.844
Jeep
31.501
38.037
39.136
41.574
136.373
168.009
188.158
214.985
3.731
5.605
5.983
6.533
Pic Up
46.033
61.173
70.115
78.720
Truk
19.721
26.989
30.169
35.217
1.449.279
2.154.568
2.374.604
2.586.715
Lainnya
-
1.325
1.785
100
Jumlah
1.715.675
2.494.568
2.749.164
3.003.688
Minibus Bus
Sepeda Motor
Sumber: Bali Dalam Angka, 2011, 2012, 2013, dan 2014 (diolah). Informasi yang dapat dipetik dari Tabel 2.5 menunjukkan bahwa jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Bali cenderung meningkat selama periode 2010 2013. Mobil penumpang yang terdiri dari sedan, jeep, bus, mini bus juga meningkat selama periode tersebut. Di samping peningkatan jumlah mobil penumpang yang menggambarkan kecenderungan peningkatan, fenomena yang tidak kalah menariknya dari Tabel 2.4 adalah besarnya jumlah sarana transportasi darat jenis sepeda motor pada tahun 2013 yang sudah mencapai sekitar dua setengah juta buah. Uraian di atas secara khusus mengupas jumlah bus yang melayani trayek antar-kabupaten/kota di Provinsi Bali, dan sama sekali belum menyoroti banyaknya bus yang melayani trayek antarprovinsi. Trayek antarprovinsi yang dilayani oleh bus atau sarana transportasi darat di Provinsi Bali adalah Denpasar-Malang, DenpasarJember.
Denpasar-
Surabaya,
Denpasar-Yogyakarta,
Denpasar-Jakarta,
dan
sebagainya. Bus atau sarana transportasi darat yang melayani arus mobilitas
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
39
Universitas Udayana - Bali
penumpang
antarprovinsi
tidak
hanya
dilayani
oleh
perusahaan
bus
yang
berkedudukan di Bali, namun banyak juga dilakukan oleh perusahaan bus yang berkedudukan di luar Bali. Secara keseluruhan jumlah perusahaan angkutan yang melayani trayek antarprovinsi pada tahun 2012 yang berkedudukan di Bali berjumlah 34 buah perusahaan. Di samping itu terdapat banyak perusahaan angkutan yang berkedudukan di luar Bali. Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 202 bus dengan daya angkut seluruhnya sebanyak 6.060 orang penumpang. Sementara itu perusahaan angkutan yang berkedudukan di Bali mengerahkan sebanyak 147 bus antarprovinsi dengan total daya angkut sebanyak 5.648 orang penumpang. b. Pelabuhan Angkutan Penyeberangan Sesuai dengan fungsinya, di Provinsi Bali terdapat 3 (tiga) pelabuhan penyeberangan yaitu pelabuhan penyeberangan Gilimanuk-Ketapang yang terletak di ujung Barat Pulau Bali dan Padangbai–Lembar terletak di ujung Timur Pulau Bali, yang merupakan pelabuhan penyeberangan lintas nasional serta pelabuhan penyeberangan Nusa Penida-Gunaksa yang berfungsi untuk memperlancar arus lalu lintas dari Bali daratan ke Pulau Nusa Penida. c. Prasarana Angkutan Laut Pelabuhan yang difungsikan untuk melayani angkutan penumpang adalah pelabuhan Benoa terletak di bagian Selatan Pulau Bali, dengan fasilitas dermaga untuk peti kemas, umum, dan untuk cruise. Data muat penumpang mencapai 380.529 penumpang. Selain itu, pelabuhan benoa juga difungsikan sebagai pelabuhan ikan dan ekspor dan impor dengan total tonase barang dan mencapai 1.093.462 ton. Pelabuhan Tanah Ampo merupakan pelabuhan alami yang sudah dikenal sejak lama yang sering dikunjungi oleh kapal-kapal pesiar Internasional. Pembangunan Pelabuhan Kapal Cruise Tanah ampo ini akan menyeimbangkan pembangun Bali selatan dengan Bali bagian timur. Pelabuhan Celukan Bawang terletak di bagian Utara Pulau Bali. Sesuai dengan kondisi prasarana yang tersedia, Pelabuhan Celukan Bawang hanya mampu untuk melayani kapal barang dengan kapasitas maksimum 10.000 DWT atau setara dengan kapasitas kapal penumpang 20.000 DWT.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
40
Universitas Udayana - Bali
d. Prasarana Transportasi Udara Sarana dan prasarana angkutan udara di Bali ditunjang oleh keberadaan Bandar Udara Ngurah Rai
yang terletak di bagian Selatan Pulau Bali dan
berfungsi untuk pelayanan penerbangan domestik dan internasional, serta lapangan terbang Letkol Wisnu yang terletak di bagian Utara Pulau Bali dan masih berfungsi untuk pelayanan pesawat sejenis Cassa. Bandara Internasional Ngurah Rai mempunyai luas area 295,30 ha. Berdasarkan data sampai tahun 2007, jumlah prasarana yang tersedia di Bandara Internasional Ngurah Rai mencakup landasan pacu (runway) 45X3.000 meter untuk pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang maksimum jenis B-747; parallel taxiway 23X3.000 meter dan exit taxiway 7 buah; tempat parkir pesawat (apron) seluas 214.457 m2 untuk target penerbangan 81.100 pergerakan pesawat per tahun. Di samping itu juga tersedia terminal penumpang internasional seluas 63.246 m2 untuk target penumpang 6.100.000 orang per tahun, terminal penumpang domestik seluas 10.250 m2 untuk target penumpang 3.400.000 orang per tahun. Jumlah airlines yang beroperasi melalui Bandara Internasional Ngurah Rai pada tahun 2007 terdiri atas 26 airlines penerbangan internasional ke 20 kota tujuan dan 11 airlines domestik ke 16 kota tujuan. Meningkatnya jumlah kunjungan wiswan yang akan datang ke Bali, tentunya sudah diantisipasi melalui pengembangan Bandar Udara tersebut hingga mampu menampung penumpang sampai 25 juta orang per tahun sampai dengan tahun 2025.
Pemerintah
Daerah
sudah
mengantisipasinya
dengan
rencana
pembangunan suatu bandar udara baru di daerah Bali Utara, mengingat kapasitas bandar
udara
Ngurah
Rai
yang
tidak
dapat
ditingkatkan
lagi
setelah
pengembangan ini, baik meliputi run way ataupun apron pesawat. Hal itulah yang melandasi adanya kebijakan Pemerintah Provinsi Bali untuk Membangun Bandar Udara Baru yang terintegrasi (multi airport system) di Kabupaten Buleleng. 2. Akses Komunikasi dan Informasi Selain fasilitas prasarana dan sarana transportasi, ketersediaan fasilitas prasarana dan sarana telekomunikasi sangat penting dalam menunjang aktivitas kepariwisataan. Prasarana dan sarana telekomunikasi yang ada di Provinsi Bali untuk sambungan rumah dilayani oleh PT Telekomunikasi Indonesia Kandatel Bali. Hingga tahun 2010 telah dilayani oleh 27 lokasi STO yang memiliki kapasitas sentral terpasang 202.809 sst dengan jumlah tersambung 180.778 sst.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
41
Universitas Udayana - Bali
Sarana telekomunikasi selain sambungan rumah, juga diselenggarakan dengan menggunakan mobile phone atau telepon bergerak. Dewasa ini perkembangan penggunaan mobile phone sangat pesat yang ditunjukkan oleh semakin banyaknya penyelenggara/operator
seluler
yang
beroperasi
di
wilayah
Bali,
baik
yang
menggunakan sistem GSM maupun CDMA. 3. Pengembangan budaya lokal Sebagai daerah tujuan wisata, keberhasilan pengembangan pariwisata di Bali sudah dikenal secara luas dengan sebutan pariwisata budaya. Pengembangan pariwisata telah memperkuat budaya lokal, seperti memperkuat ikatan sosial orang Bali pada tradisi budaya. Hal ini banyak dilatarbelakangi oleh landasan falsafah Tri Hita Karana, sehingga orang Bali yang selalu menjaga dan menjunjung tinggi keseimbangan hidup sesuai dengan warisan filsafat leluhur yang terus masih berlangsung di Bali. Tri Hita Karana sebagai pola kehidupan masyarakat Bali yang dimaknai sebagai tiga unsur yang menyebabkan kesejahteraan masyarakat yaitu; parhyangan, pawongan, dan palemahan.
Aspek parhyangan mempunyai makna keterikatan
manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang dilandasi oleh nilai-nilai kehidupan masyarakat Bali yang religious. Aspek pawongan dimaknai sebagai hubungan manusia dengan sesama di dalam kehidupan yang terorganisir di dalam keluarga, warga, desa pekraman, kecamatan, lkabupaten/kota, dan provinsi sebagai wadah interaksinya. Aspek palemahan dimaknai sebagai hubungan manusia dengan lingkungannya. Ketiga aspek tersebut saling terkait dalam mewujudkan keserasian dan keseimbangan. Orang Bali memiliki kemampuan untuk melestarikan warisan budayanya dan mempertegas identitas budayanya ketika mereka berhadapan dan berinteraksi dengan para wisatawan yang membawa-serta budaya mereka masing-masing. Penghasilan atau keuntungan yang diperoleh dari industri pariwisata telah merangsang kreativitas orang Bali untuk menghidupkan kembali berbagai tradisi budayanya yang terancam punah. Pariwisata justru telah menumbuhkan kesadaran orang Bali akan pentingnya melindungi dan melestarikan kebudayaan mereka sebagai asset penting dalam kemajuan industri pariwisata Bali. Kesadaran itu yang kemudian mendorong orang Bali untuk memperkuat jati diri dan ikatan sosialnya dalam rangka usaha mereka untuk menjaga keberlanjutan tradisi serta budaya Bali.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
42
Universitas Udayana - Bali
Pelaksanaan Pekan Kesenian Bali (PKB) yang diselengggarakan setiap tahun merupakan
bukti
dari
cara
pemerintah
melestarikan
budaya
lokal
sambil
melaksanakan promosi pariwisata. Imbauan pemerintah menggunakan style atau khas Bali kepada pemilik bangunan gedung, toko, hotel dan restoran yang dibangun di Bali juga merupakan upaya pelestarian budaya lokal. Perda Pariwisata Budaya tahun 1991 yang diperbaharui menjadi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali telah mengatur beberapa permasalah dalam pengembangan pariwisata di Provinsi Bali. Antara lain tujuan pariwisata budaya diarahkan untuk usaha mempertahankan nilai kebudayaan dan keindahan alam Bali, pembinaan dan pengembangan objek wisata, tata cara pengusahaan objek wisata, peran serta masyarakat dan pembinaan kepariwisataan dengan penekanan pelestarian budaya, bangunan dengan arsitektur gaya-Bali. Di samping itu, pembinaan kebudayaan untuk mengikat nilai dan kelestarian pariwisata budaya. 4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata di Provinsi Bali Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa Perda Pariwisata Budaya tahun 1991 yang diperbaharui menjadi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali telah mengatur beberapa permasalah dalam pengembangan pariwisata di Provinsi Bali, antara lain tujuan untuk pembinaan dan pengembangan objek wisata, tata cara pengusahaan objek wisata, peran serta masyarakat dan pembinaan kepariwisataan. Dalam pasal 15
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor
2
tahun 2012
disebutkan bahwa Pemerintah Provinsi berkoordinasi dengan instansi terkait dalam pengembangan daya tarik wisata. Pasal 16 juga menyebutkan bahwa pengelolaan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, desa pakraman, lembaga tradisional, perorangan dan badan usaha. Untuk peningkatan mutu, pengelolaan, dan pelayanan daya tarik wisata dilaksanakan penilaian secara berkala. Untuk dapat terlaksananya proses penilaian tersebut ditetapkan standar mutu sarana, prasarana, dan pelayanan daya tarik wisata dengan Peraturan Gubernur (Pasal 17). Dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata Pemerintah Provinsi Bali secara rinci mengaturnya dalam Pasal 27 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012 sebagai berikut. Ayat 3 Setiap pengusaha pariwisata wajib:
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
43
Universitas Udayana - Bali
a. melestarikan kebudayaan Bali, menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat; b. membangun sarana kepariwisataan dengan langgam arsitektur Bali atau sekurang-kurangnya diperindah dengan menonjolkan ciri-ciri seni budaya daerah Bali, tata ruang dan komponen-komponennya; c. memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab; d. memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif; e. memberikan
kenyamanan,
keramahan,
perlindungan
keamanan,
dan
keselamatan wisatawan; f.
memberikan jaminan asuransi kepada wisatawan dan
tenaga kerja yang
melaksanakan kegiatan wisata beresiko tinggi; g. mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro, kecil dan koperasi setempat yang saling memerlukan, memperkuat, dan menguntungkan; h. mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat, terutama hasil komoditas pertanian dan produk dalam negeri; i.
meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan, pendidikan dan sertifikasi;
j.
berperan aktif dalam program pemberdayaan masyarakat;
k. mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usahanya; l.
memelihara lingkungan yang sehat, asri dan bersih;
m. memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya; n. menjaga citra daerah dan masyarakat melalui kegiatan usaha pariwisata yang bertanggung jawab; dan o. menerapkan standar usaha dan standar kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Di Provinsi Bali ditetapkan 15 kawasan pariwisata terbuka seluas 99.226 ha (18,0 persen luas daerah Bali) yang di dalamnya bisa terdapat kawasan pariwisata yang bersifat tertutup dan berada di bawah satu badan pengelola. Luas daerah efektif pariwisata untuk akomodasi dan fasilitas penunjang kepariwisataan adalah 12.497 ha (2,2 persen luas daerah Bali). Kawasan-kawasan pariwisata terbuka tersebut tersebar di berbagai wilayah kabupaten/kota, yaitu sebagai berikut.
(a) Kabupaten Jembrana: Kawasan Pariwisata Candikesuma dan Kawasan Pariwisata Perancak;
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
44
Universitas Udayana - Bali
(b) Kabupaten Tabanan: Kawasan Pariwisata Soka; (c) Kota Denpasar: Kawasan Pariwisata Sanur; (d) Kabupaten Badung: Kawasan Pariwisata Kuta, Kawasan Pariwisata Tuban, dan Kawasan Pariwisata Nusa Dua;
(e) Kabupaten Gianyar: Kawaan Pariwisata Ubud dan Kawasan Pariwisata Lebih; (f) Kabupaten Klungkung: Kawasan Pariwisata Nusa Penida; (g) Kabupaten Karangasem: Kawasan Pariwisata Candidasa, Kawasan Pariwisata Ujung, dan Kawasan Pariwisata Tulamben;
(h) Kabupaten Buleleng: Kawasan Pariwisata Kalibukbuk dan Kawasan Pariwisata Batu Ampar. Selain perencanaan yang dibuat oleh Provinsi Bali, pemerintah pusat membuat pula perencanaan kawasan pariwisata yang disebut KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional), yang diatur dalam PP No. 50: 2011 (Ripparnas). Bali merupakan salah satu destinasi pariwisata nasional seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4. Seperti ditunjukkan pada Tabel 2.4, daerah pariwisata di Bali sesuai KSPN meliputi 11 destinasi. Namun dari ke 11 destinasi tersebut ada dua destinasi yang mendapat penolakan dari masyarakat, yaitu Taman Nasional Bali barat dan Kawasan Besakih, karena Besakih merupakan kawasan suci dan Taman Nasional rentan terhadap kerusakan lingkungan. Gambar 2.4 Peta Destinasi Pariwisata Bali
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
45
Universitas Udayana - Bali
Tabel 2.6 Daerah dan Atraksi Pariwisata No
Daerah Pariwisata
1
Kuta – Sanur – Nusa Dua
2
Bali Utara dan sekitarnya
3
Karangasem – Amuk dan sekitarnya Menjangan – Pemuteran dan sekitarnya Taman Nasional Bali Barat
4 5 6 7
Tulamben – Amed dan sekitarnya Bedugul dan sekitarnya
8 9
Nusa Penida dan sekitarnya Ubud dan sekitarnya
10
Besakih – Mount Agung dan sekitarnya Kintamanai – danau Batur
11
Atraksi Pariwisata Kelautan/pantai, Flora dan Fauna, Situs sejarah, Situs persembahyangan Pemandangan, Kelautan, Situs sejarah, Situs persembahyangan Pemandangan, Kelautan/pantai, Flora dan Fauna, Situs sejarah, Situs persembahyangan Pemandangan, Kelautan/pantai, Flora dan Fauna, Situs sejarah, Situs persembahyangan Pemandangan, Kelautan/pantai, Flora dan Fauna, Situs sejarah, Situs persembahyangan Kelautan, Perjalanan laut, Situs sejarah, Situs persembahyangan, Kerajinan, Museum Flora and Fauna Pemandangan, Situs sejarah, Situs persembahyangan Pemandangan, kelautan/pantai, Taman laut Pemandangan, Situs sejarah, Situs persembahyangan, Kerajinan, Flora dan Fauna, Festival budaya, Taman, MICE Pemandangan, Flora dan Fauna, Situs sejarah, Situs persembahyangan Pemandangan, Tradisi lokal, Situs sejarah, Situs persembahyangan
5. Kualitas SDM pariwisata dari masyarakat lokal Salah satu prinisp pembangunan pariwisata adalah economically viable, yaitu harus mampu meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pembangunan industri pariwisata di Bali menyebabkan tingkat penyerapan tenaga kerja semakin tinggi, khususnya tenaga kerja lokal. Dalam pengembangan pariwisata ada kecenderungan yang cukup menonjol yakni tuntutan terhadap standarisasi kualitas produk dan pelayanan wisata, khususnya dalam kegiatan pariwisata internasional. Permintaan yang sangat tinggi dalam pasar wisata global adalah produk-produk langka dan unik yang bermutu tinggi (highvalue production of unique commoditics). Semakin besarnya jumlah ecotourist dalam pasar wisatawan internasional dapat dijadikan petunjuk fenomena itu. Untuk merespon kecenderungan itu, maka setiap daerah tujuan wisata (destinasi) dituntut untuk mampu meningkatkan mutu sumberdaya manusia, karena sesungguhnya kualitas SDM inilah yang diyakini secara langsung akan menentukan mutu produk dan pelayanan wisata. Artinya, peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu kunci untuk memenangkan persaingan global yang semakin kompetitif.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
46
Universitas Udayana - Bali
Prasyarat untuk itu adalah sistem pendidikan dan pelatihan kepariwisataan yang mendukung, penyusunan dan penerapan standar kompetensi tenaga kerja pariwisata. Penyediaan SDM Pariwisata saat ini berasal dari SMK, SMU, pendidikan tinggi dan balai latihan kerja. Bidang kejuruan pariwisata dan perhotelan diprogramkan pada dua jenis SMK yaitu SMK di mana bidang studi pariwisata dan perhotelan merupakan salah satu alternative yang ditawarkan SMK yang bersangkutan dan SMIP yang merupakan SMK khusus menawarkan bidang studi pariwisata dan perhotelan. Untuk mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang pariwisata di Bali telah berdiri Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali, Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, dan beberapa perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vocasional pada jenjang D1, D2, dan D3. Pada tingkat sekolah lanjutan atas juga telah banyak menyelenggarakan bidang studi pariwisata dan perhotelan melalui sekolah kejuruan, yaitu SMK dan SMIP yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di provinsi Bali. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di sektor pariwisata, secara berkala pemerintah daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat mengadakan pelatihan-pelatihan. Tenaga yang Kompeten dihasilkan oleh Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang menerapkan program Competency Based Training (CBT) atau Program Berbasis Kompetensi (PBK) dimana pelatihannya akan menekankan pada kompetensi kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan pasar kerja. Disamping itu selain mampu melatih LPK harus mampu menempatkan dan sertifikasi lulusannya atau yang sering disebut Program Tree In One (Melatih, Mensertifikasi dan Menempatkan). Pemerintah daerah juga melakukan proses sertifikasi kepada usaha dan pekerja pariwisata untuk mendukung mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan dalam dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau dikenal dengan ASEAN Economic Community (AEC) akan diberlakukan akhir tahun 2015. Dengan kondisi ini tentunya dibutuhkan langkah konkrit untuk menyiapkan diri terutama terkait kompetensi SDM yang Kompeten agar bersaing dengan tenaga kerja yang datang dari luar negeri. Setifikat Kompetensi diperoleh melalui Uji Kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
6. Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
47
Universitas Udayana - Bali
pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya dikemukakan dan dibuktikan oleh para ahli lingkungan tapi juga para budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata itu sendiri. Dampak berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat setempat. Pembangunan pariwisata yang sangat pesat di Bali, merupakan salah satu keberhasilan masyarakat Bali dalam mempertahankan sendi-sendi budaya lokal. Pemerintah daerah akan proaktif memfasilitasi proses dan agenda pembangunan yang dapat memelihara nilai-nilai budaya daerah, serta memberikan kesempatan ruang gerak yang lebih banyak untuk pembangunan yang berorientasi pada pengembangan budaya lokal dan ekonomi kreatif. 7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata Di samping aspek ekonomi, prinsip lain dari pembangunan pariwisata dituntut mengaplikasikan socially acceptable, yaitu harus mampu mewujudkan keadilan sosial, melestarikan
serta
memperkokoh
jatidiri,
kemandirian
bangsa,
memperkaya
kepribadian, mempertahankan nilai-nilai agama, serta berfungsi sebagai media menciptakan ketertiban dan kedamaian dunia (objek wisata yang potensial, jika dikelola dengan baik akan menyedot minat wisatawan manca negara untuk berkunjung, berkumpul, saling mengenal dan menjalin persahabatan antar sesama). Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengembangkan pariwisata daerah adalah dengan konsep pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Konsep ini digunakan sebagai alat untuk pemahaman terhadap lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan bersama dengan masyarakat untuk mengetahui, menganalisa, dan mengevaluasi hambatan dan kesempatan melalui multidisiplin dan keahlian untuk menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan Perda No. 2 tahun 2012 pengelolaan daya tarik wisata atau obyek wisata di Provinsi Bali diatur dalam pasal 16 yang mana dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, desa pakraman, lembaga tradisional, perorangan dan badan usaha. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata bertujuan agar masyarakat tidak hanya menjadi objek tapi juga berperan selaku objek sehingga dapat menikmati keuntungan yang optimal dari pengelolaan pariwisata, sehingga dapat
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
48
Universitas Udayana - Bali
menambah sumber pendapatan masyarakat, dari biasanya, sumber pendapatan utama masyarakat tetap seperti semula, misalnya pertanian, perkebunan atau nelayan. 8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata Dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan kepariwisataan di Provinsi Bali sumber utama pendanaannya adalah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali. Lembaga lainnya yang berbentuk asosiasi seperti ASITA dan PHRI juga telah banyak menyumbangkan dana, khususnya dalam bidang promosi pariwisata. Dalam rangka membangun sektor pariwisata di Provinsi Bali pemerintah dalam melalui RPJMD 2013 – 2018 melakukan program-program pembangunan yang dibiayai melalui APBD Provinsi Bali dengan rincian sebagai berikut: (1) Program pengembangan pemasaran pariwisata. Program ini memiliki sasaran untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan asing dengan terget 4,8 juta wisatawan pada tahun 2018. Total dana yang disediakan untuk kegiatan tersebut sampai dengan tahun 2018 berjumlah Rp 14,646 milyar. (2) Program pengembangan distinasi pariwisata. Jumlah desa yang menjadi sasarannya adalah sebanyak 32 desa sampai dengan tahun 2018, dengan total anggaran Rp 1,284 milyar. (3) Program pengembangan kemitraan. Program ini merupakan kerjasama antar lembaga, baik antar daerah provinsi, atau luar negeri. Dana yang disediakan sampai dengan tahun 2018 berjumlah Rp 4,648 milyar. (4) Program pengembangan jasa pariwisata. Program ini merupakan kegiatan pengawasan usaha kepariwisataan untuk mengurangi persaingan tidak sehat antar pelaku pariwisata dan tidak merugikan wisatawan. Total anggaran yang disediakan untuk program ini sampai dengan tahun 2018 berjumlah Rp 3,27 milyar. (5) Program pengembangan dan pengelolaan produk wisata. Program ini dilaksanakan dengan melakukan pemilihan Jegeg Bagus masing-masing 9 pasangan per tahun. Jumlah anggaran yang disediakan sampai dengan tahun 2018 adalah Rp 3,923 milyar. (6) Program
pelayanan
admisntrasi
perkantoran.
Jumlah
anggaran
yang
dialokasikan untuk program ini sampai dengan tahun 2018 adalah Rp 4,368 milyar.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
49
Universitas Udayana - Bali
(7) Program peningkatan prasarana dan sarana aparatur. Anggaran yang disediakan untuk program ini sampai dengan tahun 2018 adalah Rp 5,515 milyar.
9. Peningkatan jumlah investor nasional Dalam pembangunan di sektor pariwisata, pemerintah mengharapkan keterlibatan investor domestik. Investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi memberikan peranan kunci, karena memiliki watak ganda melalui proses akselerasi dan proses multipier. Penanaman modal di Provinsi Bali, baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menunjukkan bahwa sektor pariwisata yang diwakili oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran merupakan primadona penanaman modal di Provinsi Bali, diikuti oleh sektor jasa. Permasalah yang Dihadapi dalam Bidang Pariwisata Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata, al: a. Indikasi penurunan lama tinggal wisatawan mancanegara, penurunan rata rata pengeluaran wisman per orang/perhari, rata rata tingkat hunian hotel wisman. Hal ini karena pariwisata sangat rentan terhadap berbagai isu seperti isu politik, keamanan, kesehatan dan lain-lain baik disebabkan faktor internal maupun eksternal. b. Pengembangan pariwisata banyak memerlukan sumberdaya alam khususnya tanah dan air. Air semakin langka di Bali oleh karena meningkatkan kebutuhan untuk hotel dan restoran. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup sektor pertanian. Dengan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan pertumbuhan sektor pariwisata yang pesat dibandingkan dengan persediaan air tanah yang terpusat di Bali Selatan akan cenderung terjadi penurunan muka air tanah akibat pengambilan yang berlebihan. c. Alih fungsi lahan telah banyak terjadi, terutama untuk hotel dan restoran. Alih fungsi lahan sawah yang terjadi di Bali dalam 11 tahun terakhir rata-rata sekitar 0,5% per tahun dan apabila dilihat lima tahun terakhir, terjadi penurunan alih fungsi lahan sawah sebesar 0,18% pertahun. Alih fungsi lahan sawah ini terutama terjadi di kabupaten yang memiliki pembangunan yang pesat akibat perkembangan pariwisata, seperti di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar. Perkembangan luas sawah di Bali ditunjukkan pada Gambar 2.5.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
50
Universitas Udayana - Bali
Gambar 2.5 Perkembangan Luas Sawah di Bali, Tahun 1998 - 2012
d. Pengembangan sektor pariwisata yang ada di Bali selama ini telah melahirkan disparitas pembangunan ekonomi. Kabupaten/kota yang tergabung dalam wilayah Sarbagita, yaitu Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan yang banyak memiliki akomodasi pariwisata memiliki pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih tinggi, sementara di kabupaten lainnya yang tidak banyak memiliki objek dan akomodasi wisata pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan ekonominya relatif lebih rendah. Disparitas dalam fasilitas pariwisata khususnya akomodasi atau hotel ditunjukkan pada Tabel 2.6. Tampak bahwa akomodasi paling banyak ada di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, daerah yang sudah maju. e. Pengembangan sektor pariwisata juga melahirkan disparitas pada investasi baik secara sektoral maupun lokasi investasi per kabupaten kota. Ketimpangan ini merupakan refleksi pembagian hasil-hasil pembangunan yang tidak merata yang disebabkan terlalu terkonsentrasinya pembangunan di daerah atau kabupaten maju serta terpusatnya pembangunan di sektor pariwisata di Bali Selatan dengan mengabaikan perkembangan sektor lain, khususnya pertanian, dan kawasan Bali lainnya, yaitu Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
51
Universitas Udayana - Bali
Tabel 2.7 Akomodasi Pariwisata Menurut Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2014
Pertumbuhan tinggi
Pertumbuhan rendah
Pendapatan tinggi
Pendapatan rendah
BADUNG, DENPASAR (177*H, 723H)
BULELENG GIANYAR (32*H, 602H)
KLUNGKUNG (7*H, 96H)
JEMBERANA, BANGLI TABANAN, KARANGASEM (11*H, 395H)
Keterangan: * hotel bintang, H-hotel dan akomodasi pariwisata lainnya.
Ketimpangan sebagai dampak penerapan strategi pertumbuhan takseimbang dapat dicermati dari konsentrasi investasi di daerah atau kabupaten pada tahun 2013, yang tampak pada Tabel 2.8 sebagai berikut: Tabel 2.8 Investasi di Kabupaten Badung dan Kabupaten Lainnya di Provinsi Bali, Tahun 2013 Wilayah
Investasi PMA (%)
Investasi PMDN (%)
Kab. Badung
83.1
38.4
Kab. Lainnya
16.9
61.6
100.0
100.0
Total
Lebih dari 80 persen daripada investasi PMA berada di Kabupaten Badung, kabupaten yang paling kaya dan maju. Hal yang sama untuk investasi PMDN, hampir 40 persen dari total ditanam di Kabupaten Badung, sementara delapan kabupaten dan kota menerima sekitar 62 persen. Ketimpangan dapat pula dilihat dari sektor dimana investasi di tanam pada tiga sector utama. Tabel 6 menunjukkan bahwa lebih dari 95 persen dari total investasi di tanamkan pada sektor tersier dimana salah satunya adalah pariwisata yang meliputi akomodasi, transportasi, dan jasa lainnya. Dengan demikian, ketimpangan terjadi secara sektoral ekonomi dan geografis dibawah kendali administrasi pemerintahan. Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang paling banyak menerima manfaat dari investasi ini, diikuti oleh Kota Denpasar.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
52
Universitas Udayana - Bali
Tabel 2.9 Investasi Menurut Tiga Sektor Utama di Provinsi Bali, Tahun 2014
Sektor Primer
PMA US$ribu
PMDN Rpmilyar
PMA (%)
PMDN (%)
315.0
4,134.6
0.1
0.1
15,648.6
159,605.1
4.0
2.1
Tersier
374,857.8
7,407,126.9
95.9
97.8
Total
390,821.4
7,570,866.6
100.0
100.0
Sekunder
Disparitas lainnya yang cukup tinggi adalah pada produktivitas tenaga kerja antara sektor pertanian dan non-pertanian, dimana sektor non-pertanian didominasi oleh pariwisata. Perbedaan ini membuat mereka yang bekerja di sektor pertanian, yaitu generasi mudanya, ingin memburu mata pencaharian di sektor non-pertanian (pariwisata). Gambar 6 menunjukkan perbedaan yang cukup besar tersebut. Gambar 2.6 Produktivitas Tenaga Kerja Pertanian dan Non-Pertanian (RpJuta/orang/tahun), Tahun 2014
e. Penduduk Miskin di Daerah Pariwisata Masalah lain yang masih menonjol adalah masih adanya penduduk miskin di daerah pariwisata. Penduduk miskin di Bali yang mencapai angka tidak lebih dari 5% merupakan ngka terendah di Indonesia. Persoalannya adalah bukannya tingkat kemiskinan rendah, namun kenapa masih ada penduduk miskin di daerah pariwisata yang bahkan sudah maju seperti Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Sebagai gambaran umum, Tabel 2.10 menyajikan Kunjungan Wisman dan Jumlah Pendduk Miskin.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
53
Universitas Udayana - Bali
Tabel 2.10 Kunjungan Wisman dan Penduduk Miskin di Provinsi Bali, Tahun 2000 - 2014 Tahun
Kunjungan Wisman Penduduk Miskin
2000 1,376.80 2001 1,358.60 2002 1,286.60 2003 995.3 2004 1,460.40 2005 1,389.00 2006 1,262.50 2007 1,668.50 2008 2,085.10 2009 2,385.10 2010 2,576.10 2011 2,826.70 2012 2,949.30 2013 3,278.60 Sumber: BPS, beberapa terbitan
176.8 248.4 221.8 246.1 231.9 228.4 243.5 229.1 215.7 181.7 174.9 165.8 166.9 159.9
Penutup 1. Pariwista telah membawa kemakmuran bagi masyarakat Bali. Demikian pula pariwisata telah membawa perubahan-perubahan sosial dan budaya pada masayarakat setempat. 2. Meskipun demikian, perkembangan pariwisata yang demikian pesat telah meninggalkan sektor pertanian sehingga ketimpangan pembangunan terjadi antara ke dua sektor tersebut. 3. Ketimpangan terjadi pula antar wilayah, yaitu wilayah selatan yang tergolong maju pesat sedangkan wilayah lainnya tergolong relatif terbelakang. 4. Penduduk miskin masih ada di daerah pariwisata yang tergolong maju seperti di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, disertai pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Adapun ringkasan sasaran Nawa Cita dan kegiatan pendukung pembangunan pariwisata di Provinsi Bali disajikan pada Tabel 2.12.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
54
Tabel 2.11. Ringkasan Hasil Evaluasi Tematik Pembangunan Pariwisata Prioritas Dimensi Pembangunan Pembangunan Pariwisata No.
Sasaran Nawa Cita
Target Provinsi Bali
1.
Akses transportasi
197 km jalan tol
Kegiatan Pendukung
2016 - 2018 Pembangunan jalan dari Antosari -Tabanan, Mengwi – Singaraja, dll. Pembangunan bandara di Buleleng
2.
3.
Akses informasi dan komunikasi
Pengembangan budaya lokal
EKPD
Target 4,8 juta wisman tahun 2018
11.950 grup kesenian, 15 gedung kesenian
Durasi Pelaksanaan
2016 - 2018
2016 - 2018 Mengupayakan adanya penambahan penerbangan langsung ke beberapa negara 2016 – 2018 Meningkatkan promosi pariwisata
Nasional Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Kemen PU Kerjasama Swasta dan Pemerintah Kemen PU
Kerjasama Swasta dan Pemerintah
Kemen Hub
Maskapai penerbanyan internasional
Kemenpar, Kemenkominfo
meningkatkan jaringan internet ke seluruh kawasan wisata
2016 – 2018
Kemenpar, Kemenkominfo
Pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali dengan memperkuat kelembagaan tradisional kemasyarakatan
2016 – 2018
Kemendikbud
Kerjasama Swasta dan Pemerintah
Stakeholders Provinsi Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda
Kab/Kota Pemerintah/ Non BUMN pemerintah
Pemda
Pemda
Pemda
PHRI, Asita
Pemda
Pemda
Kerjasama Swasta dan Pemerintah
Pemda
Pemda
PHDI
Pemda
PHRI, Asita
Desa Pekraman
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
55
No.
Sasaran Nawa Cita
4.
Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata
5.
Kualitas SDM masyarakat lokal
6.
Ekonomi kreatif berbasis ecotourism
7.
8.
Kegiatan Pendukung
Durasi Pelaksanaan
Peningkatan kemampuan manajemen pengelolaan kawasan wisata serta peningkatan fasilitas umum di kawasan wisata Meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan penguasaan serta penerapan IPTEK Program Gerakan Interpreneurship (Kewirausahaan) dan daya saing pengusaha kecil dan menengah
2016 – 2018
Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata
Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata
EKPD
Target Provinsi Bali
Nasional Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Kemenpar, Kemen PU
Stakeholders Provinsi Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda PHRI
Kab/Kota Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda PHRI
Pemda, Per guruan Tinggi
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), PHRI LSM
Pemda (Disnaker)
LSM, PHRI
Pemda, Per guruan Tinggi
2016 – 2018
Kemendikbud, KemenNaker, Pemda
2016 - 2018
Kemenpar, Kemennaker, BUMN
LSM
Pemda, Per guruan Tinggi, BUMN
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata
2016 – 2018
Kemenpar, Kemennaker
LSM
Pemda, Per guruan Tinggi
Meningkatkan anggaran pembangunan pariwisata
2016 – 2018
Kemenku, Kemenpar, Kemen PU,
Kerjasama Swasta dan Pemerintah
Pemda
Pemda
Desa Pekraman
Pemda
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
56
No.
Sasaran Nawa Cita
9.
Kebijakan investasi
EKPD
Target Provinsi Bali
Kegiatan Pendukung Menarik lebih banyak investor dalam negeri
Durasi Pelaksanaan 2016 – 2018
Nasional Pemerintah/ Non BUMN pemerintah BKPM Kerjasama Swasta dan Pemerintah
Stakeholders Provinsi Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda LSM, PHRI
Kab/Kota Pemerintah/ Non BUMN pemerintah Pemda LSM, PHRI
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
57
Tabel 2.5.b Ringkasan Hasil Evaluasi Tematik Pembangunan Pariwisata Prioritas Dimensi Pembangunan Pariwisata No. 1.
2.
Sasaran Nawa Cita Akses transportasi
Akses informasi dan komunikasi
3.
Pengembangan budaya lokal
4.
Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata
5.
Kualitas SDM masyarakat lokal
EKPD
Target Provinsi Bali 197 km jalan tol
Target 4,8 juta wisman tahun 2018
11.950 grup kesenian, 15 gedung kesenian
Kegiatan Pendukung Pembangunan jalan dari SokaTanah Lot, Beringkit – Mas
Durasi Pelaksanaan 2016 - 2018
Pendanaan Dana pendam ping yang disediakan Pem Prov
Pembangunan bandara di Buleleng
2016 - 2018
Mengupayakan adanya penambahan pener bangan langsung ke beberapa negara Meningkatkan promosi pariwisata
2016 - 2018
meningkatkan jaringan internet ke seluruh kawasan wisata
2016 – 2018
Pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali dengan memperkuat kelembagaan tradisional kemasyarakatan Peningkatan kemampuan manajemen pengelolaan kawasan wisata serta peningkatan fasilitas umum di kawasan wisata Meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan penguasaan serta penerapan IPTEK
2016 – 2018
Dana untuk kegiatan ini masih kurang
2016 – 2018
Anggaran Pemda lebih banyak untuk biaya administrasi
2016 – 2018
Kurang dana untuk meningkatkan kualitas SDM
2016 – 2018
Kendala dan Rekomendasi
Regulasi
Harus merevisi Perda RTRW
Kelembagaan
Sikap masy Bali yang kurang setuju jalan layang
Lainnya Pembebasan lahan
Dana pendamping Perlu promosi dan kerjasama antar Negara Dana promosi yang dikelola pemerintah dan asosiasi kurang transparan
Masih kurang, sebaiknya menggunakan standar per target wisatawan
Kerjasama dengan operator swasta Seharusnya pemerintah meninjau bagi hasil VOA
Pemanfaatan Dana transfer pajak HR dari Badung dan Denpasar tidak jelas
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
58
No.
Sasaran Nawa Cita
6.
Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism
7.
Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata Kebijakan investasi
8. 9.
EKPD
Target Kegiatan Pendukung Provinsi Bali 300.000 UKM Program Gerakan Interpreneurship tahun 2018 (Kewirausahaan) dan daya saing pengusaha kecil dan menengah
Durasi Pelaksanaan 2016 - 2018
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata
2016 – 2018
Meningkatkan anggaran pembangunan pariwisata
2016 – 2018
Menarik lebih banyak investor dalam negeri
2016 – 2018
Pendanaan
Kendala dan Rekomendasi
Regulasi
Kelembagaan
Lainnya
Kurang dana untuk member dayakan UKM
Pembagian VOA yang tidak adil Kewenangan Pemprov/Kab yang sering berubah
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
59
Universitas Udayana - Bali
B. Data Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 untuk menyusun database Tim EKPD Provinsi mengumpulkan data-data capaian kinerja pembangunan provinsi berdasarkan indikator-indikator sasaran pokok RPJMN 2015-2019. Tim Provinsi dapat bekerjasama dengan stakeholders terkait untuk melengkapi data yang terdapat dalam sasaran pokok RPJMN 2015-2019 baik untuk capaian daerah maupun dalam penyusunan rekomendasi target tahun-tahun yang akan datang. Adapun sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 ditunjukkan pada Tabel 2.12 terlampir.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
60
Universitas Udayana - Bali
Tabel 2.12. Sasaran Pokok RPJMN 2015 - 2019 No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
Keterangan
Sasaran Makro
Pembangunan Manusia dan Masyarakat: 1.
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks
2.
Indeks Pembangunan Masyarakat
Indeks
3.
Indeks Gini
Indeks
4.
Persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan
Persen
70,1
70,87
71,62
72,09
72,48
-
-
-
-
-
0,370
0,410
0,430
-
-
-
0,403
-
0,442
BPS
75,1
BPS
0,428
75,5
-
0,436
76,0
-
0,444
76,5
-
0,451
77,0
-
0,459
-
Diproyeksi dgn Trend Linier Data belum tersedia Diproyeksi dgn Trend Linier Data belum tersedia
Jumlah kepersertaan Program SJSN Ketengakerjaan: 5.
Pekerja Formal
Orang
778
960
549
1.094
1.131
1.153
1.241
1.331
1.424
1.519
6.
Pekerja Informal
Orang
1.399
1.244
620
1.179
1.242
1.025
983
939
892
843
EKPD
Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
61
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
Keterangan
Ekonomi Makro 7.
Pertumbuhan ekonomi
Persen
8.
PDRB per Kapita tahun dasar 2010
9.
5,83
6,49
6,65
6,05
5,58
Juta Rp
23,99
25,27
26,69
28,13
29,67
PDRB per Kapita tahun dasar 2000
Juta Rp
7,40
7,75
8,11
8,44
10.
Inflasi
Persen
8,10
3,75
4,71
5,76
8,43
11.
Tingkat Kemiskinan
Persen
4,88
4,20
4,18
3,95
4,76
12.
Rasio Pajak (Tax Ratio) tahun dasar 2010
Persen
8,8
3,9
5,8
5,3
13.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Persen
2,32
2,04
1,79
1,9
3,06
-
BPS BPS BPS BPS BPS Bappenas
6,80
6,94
7,09
7,24
7,38
31,02
32,44
33,86
35,28
36,70
9,31
9,70
10,09
10,47
10,86
5,35
5,22
5,08
4,95
4,82
3,90
3,84
3,81
3,77
3,74
5,9
6,4
6,9
7,3
7,8
BPS
1,67
1,59
1,48
1,40
1,36
Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier
Kependudukan dan Keluarga Berencana 14.
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk
15.
Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR)
16.
Angka prevalensi Pemakaian kontrasepsi (CPR) suatu cara (all methods)
EKPD
Persen
2,15
1,95
1,75
1,55
1,35
SP 2010 & BPS
1,17
1,14
1,11
1,08
1,05
Diproyeksi dgn Trend Linier
Per wanita
2,10
2,20
2,30
2,21
2,12
SP 2010 SDKI’12
2,040
2,026
2,012
1,998
1,984,
Diproyeksi dgn Trend Linier
Persen
83,77
85,67
86,11
85,11
83,59
BPS
85,00
85,00
85,00
85,00
85,00
Diproyeksi dgn Trend Linier
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
62
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
Keterangan
Pendidikan Tahun
8,21
8,35
8,57
8,58
8,70 BPS
8,82
8,94
9,06
9,18
9,30 Diproyeksi dgn Trend Linier
Persen
88,40
89,17
90,17
91,15
82,07 BPS
92,99
93,91
94,83
95,75
96,67 Diproyeksi dgn Trend Linier
-
-
17.
Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun
18
Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun
19.
Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B
-
-
20.
Persentase SD/MI berakreditasi minimal B
-
-
-
-
-
-
21. 22. 23. 24.
Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B Persentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B
-
Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
-
EKPD
-
-
38,28
32,65
96,34
82,84
83,45
80,00
89,07
90,06
91,67
73,65
63,74
74,70
-
-
-
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
-
-
-
-
97,15
98,17
99,15
99,24
100,0
85,92
87,00
88,08
89,15
90,23
92,86
94,16
95,46
96,75
98,05
78,81
81,99
85,16
88,34
91,52
-
-
-
-
-
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier
63
Universitas Udayana - Bali
No 25.
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
-
Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
2011
2012
2013
2014
-
-
-
-
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
-
-
-
-
-
Keterangan
Kesehatan 26.
Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran
Jiwa
57,5
84,2
89,6
72,1
70,6
Profil Kes Bali
69,19
67,78
66,37
64,96
63,55
Diproyeksi dgn Trend Linier
27.
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
Bayi
6,7
7,2
5
5,5
5,9
Profil Kes Bali
5,07
4,74
4,41
4,08
3,75
Diproyeksi dgn Trend Linier
28.
Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita
persen
9,2
9,2
9,2
10,2
10,2
Profil Kes Indo
9,9
9,6
9,3
9
8,7
Diproyeksi dgn Trend Linier
29.
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta
persen
29,3
29,3
29,3
32,6
32,6
Profil Kes Indo
31,61
30,62
29,63
28,64
27,65
Diproyeksi dgn Trend Linier
30.
Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk
persen
83,7
83,3
87,1
73,1
69,7
Profil Kes Indo
68,0
64,1
60,3
56,5
52,7
Diproyeksi dgn Trend Linier
31.
Prevalensi HIV
persen
0,0114 0,0123 0,0207 0,0186 0,0320
32.
Prevalensi tekanan darah tinggi
persen
2,2928 3,3367 2,4144 2,6160 2,7079
33.
Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun
persen
EKPD
10,4
10,4
10,4
15,46
15,46
Profil Kes Indo Profil Kes Bali Profil Kes Indo
0,0333 0,0380 0,0428 0,0475 0,0523 2,706
2,717
2,728
2,739
2,750
16,9
16,9
16,9
18,5
18,5
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
Diproyeksi dgn Trend Linier Program mulai 2014 Laju peningkatan obesitas dibatasi
64
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
34.
Persentase merokok penduduk usia 15-19 tahun
35.
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
Prev rate
40,8
n.a
n.a
n.a
n.a
Riskesdas
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas terakreditasi
Buah
0
0
0
0
0
Dinkes
0
9
18
57
57
36.
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
%
100
100
100
100
100
Profil Kes Bali
100
100
100
100
100
37.
Jumlah puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan
unit
114
114
115
120
120
Sarana Kesehatan Bali 2014
120
120
120
120
120
70,90
72,01
73,11
74,21
75,32
61,16
62,14
63,12
64,10
65,08
Keterangan Usia pertama merokok
sesuai jumlah puskesmas
Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak 38.
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
67,81
68,24
69,02
--
--
Bappenas
39.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
58,53
58,59
58,49
--
--
Bappenas
40.
Prevalensi Kekerasan terhadap Anak Laki-laki
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
41.
Prevalensi Kekerasan terhadap Anak Perempuan
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier
65
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target
Keterangan
2015
2016
2017
2018
2019
871,3
871,9
872,4
873,0
873,6
Diproyeksi dgn Trend Linier
67,64
Diproyeksi dgn Trend Linier
9,32
Diproyeksi dgn Trend Linier
Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan Kedaulatan Pangan 42.
Padi
Ribu ton
43.
Jagung
Ribu ton
44.
Kedelai
Ribu ton
45.
Gula
Ribu ton
46.
Daging Sapi
Ribu ton
66,35 5,56 N.a.
856,8 64,61 8,50 N.a.
884,2 61,87 8,21 N.a.
882,1 57,57 7,43 N.a.
6,25
8,08
8,76
7,67
239,4
250,5
243,6
256,4
857,4
Bali Membangun 2015
40,61
Bali Membangun 2015
8,19
Bali Membangun 2015
N.a.
7,68
63,85 8,44 N.a.
Bali Membangun 2015
Bali Memba240,1 ngun 2015
64,80 8,66 N.a.
65,75 8,88 N.a.
66,69 9,10 N.a.
N.a.
8,02
8,07
8,11
8,16
8,20
248,2
248,9
249,7
250,4
251,1
47.
Produksi perikanan
48.
Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi air permukaan, air tanah dan rawa
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
49.
Rehabilitasi jaringan irigasi permukaan, air tanah dan rawa
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
50.
Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
EKPD
Ribu ton
867,2
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier
66
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
51.
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
Pembangunan waduk
--
--
--
--
52.
Lahan sawah baru
--
--
--
53.
Penambahan lahan kering
--
--
54.
Jumlah pasar
--
55.
Jumlah Desa Mandiri Benih
56. 57.
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
239
239
239
239
242
245
250
255
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
Jumlah Desa Pertanian Organik
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
Luas reforma agrarian
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
201,8
Keterangan
Maritim dan Kelautan 58.
Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol laut
59.
Produksi Hasil Perikanan
60. 61.
Ribu ton
237,7
251,8
224,9
248,4
Pengembangan pelabuhan perikanan
--
--
--
--
--
Peningkatan luas kawasan konservasi laut
--
--
--
--
--
EKPD
Bali Memba242,4 ngun 2014
242,8
243,3
243,8
244,3
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
Diproyeksi dgn Trend Linier
67
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
62.
Satuan
Jumlah sentra perikanan baru
Capaian Daerah 2013
Sumber Data
2010
2011
2012
2014
--
--
--
--
--
61,78
62,25
63,73
65,21
66,29
Dinas Pariwisata
2.493
2.757
2.892
3.767
Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
--
--
--
--
--
Keterangan
Pariwisata 63.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
Persen
64.
Wisatawan Mancanegara
Ribu orang
65.
Wisatawan Nusantara
Ribu orang
66.
Devisa
$ Juta
3.279
4.646
5.675
6.064
6.977
6.392
3.487
3.957
4.086
4.637
5.474
BPS
Diproyeksi dgn Trend Linier
74,64
77,13
79,63
82,13
84,62
3.958
4.265
4.572
4.879
5.186
Diproyeksi dgn Trend Linier
7.389
7.868
8.348
8.827
9.307
Diproyeksi dgn Trend Linier
5.724
6.190
6.655
7.120
7.586
Diproyeksi dgn Trend Linier
7,12
7,59
8,05
8,52
8,99
Diproyeksi dgn Trend Linier
Industri 67.
Pertumbuhan sektor industri
Persen
6,08
3,12
6,04
6,75
6,60
BPS
68.
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Persen
9,16
8,92
8,90
8,72
8,70
BPS
69.
Penambahan jumlah Industri skala menengah dan besar
Unit
-40
3
-9
5
-
BPS
70.
Pembukaan lahan industri baru
EKPD
--
--
--
--
--
8,54 7
8,43 9
--
8,32 12
--
--
8,21 14 --
8,10 17
Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier
--
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
68
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
71.
Kinerja PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
--
--
--
--
--
6.426
6.426
6.426
6.426
6.269
--
--
--
--
--
--
--
1.500
1.500
1.500
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
--
--
--
--
--
6.269
6.269
6.238
6.206
6.175
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
1.540
1.000
600
600
600
600
600
Keterangan
Ketahanan Air 72.
Kapasitas air baku Provinsi
Milyar M
73.
Ketersedian air irigasi bersumber dari waduk
74.
Terselesaikannya status DAS lintas Provinsi
75.
Berkurangnya luasan lahan kritis melalui rehabilitasi dalam KPH
yang
Ha
3
Dinas Kehuatnan
Diproyeksi dgn Trend Linier
Infrastruktur Dasar dan Konektivitas 76.
Kapasitas pembangkit
77.
Rasio elektrifikasi
Persen
78.
Konsumsi Listrik Perkapita
KWH/Th
79.
Kawasan permukiman kumuh perkotaan
EKPD
643.5
626.10 739.15 796.50 898.90
87,11
90,92
91,91
93,49
96,14
794
812
879
965
1.056
--
--
--
--
--
PLN PLN BPS
97,00
98,43
99,92
100,0
100,0
Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier
1.104
1.172
1.239
1.307
1.375
Diproyeksi dgn Trend Linier
--
--
--
--
--
922.50 922.50 922.50 922.50 922.50
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
69
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
--
--
--
2013
Sumber Data
2014
--
--
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
--
--
--
--
--
Keterangan
80.
Kekurangan tempat tinggal (backlog) berdasarkan perspektif menghuni
81.
Akses Air Minum Layak
%
79,25
82,16
87,87
88,21
91,35 Bappeda Bali
92
93
94
96
96
82.
Akses Sanitasi Layak
%
80,45
80,62
82,71
82,51
84,23 Bappeda Bali
85
86
87
88
90
83.
Kondisi mantap jalan nasional
Km
405.47 396.97 472.39
357.21 405,81
Bali Membangun 2015
450
84.
Pengembangan jalan nasional
Km
501,64 535,23 535,23
535,23 535,23
Bali Membangun 2015
535,23 535,23 535,23 535,23 535,23
85.
Pengembangan jalan provinsi
Km
883.07 860,53 860,53
860,53 860,53
Bali Membangun 2015
860,53 860,53 860,53 860,53 860,53
86.
Pembangunan jalan baru
Km
na
11,05
11,05
11,05 607.89
Bali Membangun 2015
607.89 607.89 607.89 607.89 607.89
87.
Pengembangan jalan tol
Km
0
0
0
12,7
12,7
Bali Membangun 2015
12,7
12,7
12,7
169,4
169,4
88.
Panjang jalur kereta api
Km
0
0
0
0
0
Bali Membangun 2015
0
0
0
0
0
89.
Jumlah bandara
Bh
2
2
2
2
2 Dishub
2
2
2
3
3
90.
Kab/Kota yang dijangkau Broadband
Bh
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
91.
Jumlah Dermaga Penyeberangan
Bh
4
4
6
6
6
6
6
8
8
8
92.
Pangsa Pasar Angkutan Umum Perkotaan
EKPD
--
--
--
--
--
Dishub Dishub
--
500 535,23 535,23 535,23
--
--
--
Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier
Sudah semua Kab/Kota
--
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
70
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2013
2014
Sumber Data
2010
2011
2012
99,65
56,62
59,11
57,5
59,81
BLH
155,0
35,0
120,0
540,5
Bali Membangun
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
60,50
61,10
67,70
62,00
60,40
250
250
250
250
250
Keterangan
Lingkungan 93.
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Indeks
94.
Tambahan Rehabilitasi Hutan
Ha
Diproyeksi dgn Trend Linier Diproyeksi dgn Trend Linier
Sasaran Pembangunan Dimensi Pemerataan Meningkatkan cakupan pelayanan dasar dan akses terhadap ekonomi produktif masyarakat kurang mampu Cakupan pada 40% penduduk miskin: 95.
Kepesertaan Jaminan Kesehatan
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
96.
Akses Pangan Bernutrisi
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
97.
Akses Terhadap Layanan Keuangan
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
98.
Kepemilikan akte lahir (2013)
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
99.
Akses air bersih
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
100.
Akses sanitasi layak
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
71
Universitas Udayana - Bali
No 101.
Sasaran
Satuan
Akses penerangan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
35,76
43,57
46,95
48,15
47,68
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
--
--
--
--
--
Keterangan
Peningkatan daya saing tenaga kerja 102.
Penyediaan lapangan kerja (20152019)
Ribu orang
103.
Persentase tenaga kerja formal
Persen
104.
Jumlah pekerja formal
Ribu orang
105.
Jumlah pekerja Informal
Ribu orang
106.
Jumlah Pelatihan
107.
2.378
2.424
2.470
2.516
2.562
Diproyeksi dgn Trend Linier
48,95
50,79
52,63
54,47
56,32
Diproyeksi dgn Trend Linier
778
960
1.018
1.094
1.131
1.259
1.352
1.448
1.547
1.648
Diproyeksi dgn Trend Linier
1.399
1.244
1.151
1.179
1.242
1.119
1.071
1.022
969
914
Diproyeksi dgn Trend Linier
Unit
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
Jumlah Sertifikasi
Buah
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
108.
Proporsi tenaga kerja keahlian menengah yang berkpeten
Persen
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
109.
Kinerja lembaga pelatihan negara menjadi berbsis kompetensi
Skor
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
72
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
1,42
1,43
1,45
1,46
1,47
Keterangan
Sasaran Pembangunan Kewilayahan Dan Antar Wilayah Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah 110.
Peran PDRB Provinsi terhadap Pembentukan PDB Nasional
Persen
1,37
1,37
1,38
1,40
1,42
BPS
Proyeksi dgn Trend Linier
Pembangunan Perdesaan 111.
Penurunan desa tertinggal
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
112.
Peningkatan desa mandiri
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
Pengembangan Kawasan Perbatasan 113.
Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN)
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
114.
Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
115.
Jumlah Daerah Tertinggal
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
116.
Kabupaten terentaskan
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
73
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
117.
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal
--
--
--
--
118.
Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal
--
--
--
119.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal
--
--
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
Keterangan
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi 120.
Jumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Provinsi
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
121.
Jumlah Kawasan Industri
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
122.
Jumlah Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
Pembangunan Kawasan Perkotaan 123.
Jumlah Pembangunan Metropolitan sebagai PKN dan Pusat Investasi
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
74
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
Keterangan
124.
Optimalisasi 20 kota otonomi berukuran sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
125.
Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
126.
Pembangunan 10 Kota Baru Publik
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
73.87
74.18
74.49
74.79
75.10
70,98
72,78
74,57
76,36
78,16
100
100
100
100
100
--
--
--
--
--
Data tidak ada
--
--
--
--
--
Data tidak ada
Sasaran Pembangunan Sektor Polhuhankam Politik & Demokrasi 127.
Tingkat Partisipasi Politik Pemilu
Indeks
72,44
74,2
71,75
72,22
73,57
RPJMD Bali
128.
Indeks Demokrasi Provinsi
Poin
63,17
65,48
62,63
63,68
73,04
BPS
100
100
100
100
32,00
32,00
34,00
Diproyeksikan secara linear Diproyeksikan secara linear
Penegakan Hukum 129.
Indeks Penegakan Hukum
Persen
100
130.
Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
Indeks
--
131.
Indeks Perilaku Anti Korupsi
Indeks
--
EKPD
---
--
--
--
RPJMD Bali
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
75
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
100
100
100
100
100
Keterangan
TATA KELOLA DAN REFORMASI BIROKRASI Kualitas Pelayanan Publik 132.
Integritas Pelayanan Publik (Daerah)
Indeks
100
100
100
100
100
133.
Nilai Indeks Reformasi Birokrasi
Indeks
--
--
--
--
--
70
70
75
80
100
134.
Persentase Kabupaten/Kota dengan Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B)
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
135.
Opini WTP atas Laporan Keuangan Provinsi
Opini
WDP
WDP
WDP
WTP
WTP
BPK
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
136.
Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki status WTP
Persen
0
11,11
22,22
11,11
66,66
BPK
77,77
88,88
100,0
100,0
100.0
RPJMD Bali
Persentase Instansi Pemerintah yang Akuntabilitas Kinerjanya Baik (Skor B) 137.
Provinsi
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
138.
Kabupaten/Kota
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
76
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
Keterangan
PENGUATAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH Kinerja Keuangan Daerah 139.
Rata-rata persentase belanja pegawai Kab/Kota
Persen
140.
Rata-rata pajak retribusi Kab/Kota terhadap total PAD
Persen
141.
Rata-rata belanja modal Kab/Kota
Persen
142.
Rata-rata presentase belanja pegawai Kab/Kota
Persen
143.
Rata-rata rasio ketergantungan dana transfer Kab/Kota
Persen
144.
Rata-rata nasional WTP Pemda Kabupaten
145.
45,98
52,45
50,20
86,01
86,14
86,45
50,96 86,67
51,95 86,32
11,28
12,09
15,70
15,51
17,72
45,98
52,45
50,20
50,96
51,95
62,00
56,56
59,37
55,92
54,61
Poin
2,36
2,46
2,58
1,52
1,78
Rata-rata nasional WTP Pemda Kota
Poin
58,76
52,01
52,14
54,36
46,15
146.
Rata-rata pajak retribusi Prov terhadap total PAD
Persen
147.
Rata-rata belanja modal Prov
Persen
EKPD
89,12 10,15
88,66 8,95
91,26 9,65
88,34 11,75
90,45 10,87
Biro Bali
Keu
Biro Keu Bali Biro Keu Bali Biro Keu Bali Biro Keu Bali
50,24 86,66
49,68 86,78
49,13 86,89
48,57 87,01
48,02 87,12
19,34
20,97
22,60
24,23
25,86
50,24
49,68
49,13
48,57
48,02
Proyeksi dgn Trend Linier Proyeksi dgn Trend Linier Proyeksi dgn Trend Linier Proyeksi dgn Trend Linier Proyeksi dgn Trend Linier
53,06
51,52
49,98
48,43
46,89
Biro Keuangan
2,17
2,11
2,05
1,99
1,93
Proyeksi dgn Trend Linier
Biro Keuangan
53,70
53,39
53,07
52,75
52,43
Proyeksi dgn Trend Linier
Biro Keu Bali Biro Keu Bali
90,27 11,55
90,50 11,97
90,74 12,39
90,97 12,82
91,20 13,24
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
Proyeksi dgn Trend Linier Proyeksi dgn Trend Linier
77
Universitas Udayana - Bali
No
Sasaran
Satuan
148.
Rata-rata presentase belanja pegawai Prov
Persen
149.
Rasio ketergantungan dana transfer Prov
Persen
150.
Rata-rata nasional WTP Pemda Prov
Capaian Daerah 2010 24,36
2011 21,80
2012 17,45
2013 17,22
2014 17,11
Sumber Data Biro Keu Bali Biro Keu Bali
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
17,07
16,36
15,65
14,95
14,24
21,77
20,78
19,79
18,80
17,81
29,01
26,49
25,00
23,87
23,07
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
Keterangan Proyeksi dgn Trend Linier Proyeksi dgn Trend Linier
. Kinerja Kelembagaan .151.
PTSP Kondisi Mantap
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
.152.
Perda bermasalah
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
. Rata-rata kinerja Daerah Otonomi Baru 153.
Rata-rata kinerja maksimal
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
.154.
Rata-rata kinerja minimal
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
.155.
Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah yang ideal (sesuai PP 41)
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
.156.
Penerapan SPM di daerah (Prov)
--
--
--
--
--
--
--
--
--
--
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
78
Universitas Udayana - Bali
No .157.
Sasaran Penerapan (Kab/Kota)
SPM
Satuan di
daerah
Capaian Daerah 2010
2011
2012
2013
--
--
--
--
3.259
3.427
3.454
1,73
1,78
1,8
2014
Sumber Data
Rekomendasi Target 2015
2016
2017
2018
2019
--
--
--
--
--
--
3.431
3.472
3.538
3.581
3.624
3.667
3.710
1,82
2,22
2,24
2,25
2,27
2,29
2,91
Keterangan
. Kinerja Aparatur .158.
Tingkat pendidikan aparatur Pemda Bali S1, S2 dan S3
Orang
Diproyeksi dgn Trend Linier
. PERTAHANAN DAN KEAMANAN .159.
Laju Peningkatan Prefalensi Penyalahgunaan Narkoba
EKPD
Persen
BNNP Bali
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
Hasil Penelitian Tahun 2008, 2011 dan 2014
79
Universitas Udayana - Bali
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1) Tim Evaluasi Kinerja Pembangunan Provinsi Bali menetapkan evaluasi tematik revolusi mental sebagai evaluasi wajib, dan pariwisata sebagai evaluasi tematik khusus.
2) Secara konsisten Pemerintah Provinsi Bali telah merealisasikan program revolusi mental dalam program pembangunan Daerah Bali melalui Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2. Program-program Bali Mandara pada hakekatnya merupakan revolusi mental dengan perubahan dan perbaikan di seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan pola terintegrasi. Pembangunan daerah melalui revolusi mental di Provinsi Bali adalah perbaikan pada seluruh tatanan penyelenggara pemerintahan dan pembangunan, serta perbaikan pada pola pikir dan perilaku seluruh komponen masyarakat yang sejalan dengan cita-cita dan semangat pembangunan nasional. Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2 yang dilandasi 5 prinsip dasar pembangunan, yaitu: Peningkatan Pertumbuhan (Pro-Growth), Pengentasan Kemiskinan (ProPoor), Perluasan Lapangan Kerja (Pro-job), dan pelesatrian lingkungan (Pro-environment) serta pengembangan dan pelestarian kebudayaan (ProCulture), yang berlandasan falsafah Tri Hita Karana. Dengan kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat di Provinsi Bali dalam 5 tahun ke depan program revolusi mental yang dicanangkan pemerintah pusat akan tercapai dengan baik. 3) Provinsi Bali secara konsisten memprioritaskan sektor pariwisata sebagai leading sector dalam program pembangunan, karena ulau Bali sudah
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
80
Universitas Udayana - Bali
dikenal oleh wisatawan asing sebagai daerah tujuan wisata sejak tahun 1920-an. Dengan potensi kepariwisataan yang dimiliki Provinsi Bali, yaitu panorama yang indah, keanekaragaman kesenian dan budaya, maka dalam sejak 1969 – 1974 pembangunan ekonomi diletakkan pada sektor pertanian dan pengembangan pariwisata serta industri kerajinan tangan. Dengan semakin dikenalnya Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, menyebabkan
Bali menjadi primadona
bagi para
wisatawan
yang
berkunjung ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali, demikian juga andil terhadap pariwisata nasional juga meningkat. Untuk mengakomodasi meningkatnya kunjungan wisatawan yang datang ke Bali, maka terus ditingkatkan jumlah dan kualitas pelayanan serta fasilitas penunjang pariwisata, antara lain
peningkatan
jumlah hotel dan kamar hotel. Pengembangan kawasan wisata dan pembenahan
pengelolaannya
terus
dilakukan.
Di
samping
itu,
pembangunan sektor pariwisata juga terus didukung dengan pembangunan sektor lainnya seperti akses transportasi, informasi dan komunikasi, serta fasilitas pendukung lainnya. Dengan berbagai upaya tersebut diperkirakan kunjungan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkan akan meningkat pada 5 tahun ke depan. Meningkatnya kunjungan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkan diperkirakan akan meningkatnya capaian kinerja sasaran Nawa Cita dari pembangunan pariwisata. Dan Pariwista telah membawa kemakmuran bagi masyarakat Bali. Demikian pula pariwisata telah membawa perubahan-perubahan sosial dan
budaya
pada
masayarakat
setempat.
Meskipun
demikian,
perkembangan pariwisata yang demikian pesat telah meninggalkan sektor pertanian sehingga ketimpangan pembangunan terjadi antara ke dua sektor tersebut. Ketimpangan terjadi pula antar wilayah, yaitu wilayah selatan yang tergolong
maju
pesat
sedangkan
wilayah
lainnya
tergolong
relatif
terbelakang. 4) Capaian kinerja pembangunan daerah di Provinsi Bali dari tahun 2010 – 2014 secara umum menunjukkan kecenderungan kondisi yang lebih baik.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
81
Universitas Udayana - Bali
B. Rekomendasi 1) Pemerintah daerah diharapkan sebagai pioner pelaksanaan revolusi mental di Provinsi Bali dengan falsafah Tri Hita Karana, karena masih lemahnya penegakan hukum, terutama pelanggaran terhadap aturan tata ruang di kabupaten/kota sehingga pembangunan daerah terkesan kurang serasi dan seimbang yang pada akhirnya menimbulkan disparitas pembangunan. 2) Pembangunan
sektor
pariwisata
terus
dilakukan
terutama
dalam
hal
peningkatan kualitasnya dan menyebar ke seluruh wilayah.
EKPD
Laporan Akhir EKPD Bali 2015
82