Edisi 195 Tahun XII / 2013
ISSN 1412-2170
MITRA WACANA
Media Usaha Kecil Menengah Makanan Berbasis Tepung
KE MANA ARAH TREN ROTI INDONESIA?
Kiriman GRATIS dari: PT ISM Tbk. bogasari �our mills PORTO DIBAYAR / TAXE PERCUE Nomor: 05/PRTD/JKU/DIVRE IV/2013 Berlaku: s.d. 31 Desember 2013
LAGANSA (Layanan Pelanggan Bogasari): 0807-1800-888,
[email protected], www.bogasari.com,
@KreasiBogasari
Jendela Roti Hitam Lezat dan Sehat ...............Hal. 7 Bagi yang tidak ingin memiliki masalah dengan kolesterol, bisa mengonsumsi roti alternatif yang disebut roti hitam atau Charcoal Bread
Ahong : Usaha Roti Iseng-Iseng Jadi Serius ............................ Hal. 10 Tak pernah terlintas dalam pikirannya untuk serius menekuni usaha roti, karena penghasilan sebagai sales plastik lebih menjanjikan. Kini Ahong menguasai pasar roti di Pontianak
Bogasari Dukung Kreativitas Robotic Indonesia ............. Hal. 12 Sebagai industri bahan pangan Bogasari mendukung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan kecerdasan intelektual, salah satunya adalah Robotic Exhibition 2013.
Sajian Utama .................................................... Pemasaran ........................................................... Info Bogasari ....................................................... Tips ......................................................................... Resep ..................................................................... Manajemen ............................................................ Info ...........................................................................
4-7 8 13 14 15 16 18
Kemana arah tren roti di Indonesia?
P
embaca yang budiman, perkembangan kuliner di Indonesia sangat pesat, demikian juga selera yang mau tidak mau harus menyesuaikan. Roti bukan makanan asli Indonesia. Roti dikenal oleh masyarakat Indonesia karena dibawa oleh bangsa Eropa. Selama ini masyarakat mengenal roti konvensional, namun kini tersedia berbagai pilihan berbagai jenis roti yang memadukan citarasa, budaya dan unsur kesehatan. Selain dari Eropa, Indonesia menjadi pasar roti dari berbagai negara Asia, antara lain, Jepang, Korea dan Taiwan. Persoalannya, tren roti dari mana dan jenis seperti apa yang saat ini sedang disukai oleh masyarakat Indonesia? Dalam Wacana Mitra edisi ini kami mencoba mengupas mengenai arah tren roti di Indonesia. Dalam tulisan yang lain, kami mengutip apa yang disampaikan oleh Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, Franky Welirang bahwa untuk menghadapi masuknya beragam makanan dari luar negeri, UKM khususnya mi, sudah saatnya untuk naik kelas, sehingga mereka bisa lebih kreatif dan inovatif untuk memenangkan pasar. Artikel lain yang tidak kalah menarik adalah mengenai dukungan Bogasari untuk kreativitas anak Indonesia, dan tips membuat roti dengan metode boiled dough. Selamat membaca semoga bermanfaat. M
PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Beatrix Sudibyo, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Louis M. Djangun, Rudianto Pangaribuan, Kontributor: Effendi Lie; Ahmad Hadiyanto; Uluan DP. Manurung; J .M. Qayyuum; Roy Hudiana, Sylvia, Joko Pramono, Josaphat S. Wijaya, Julius Ronadi. Desain & Lay-out: Melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME Relations Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail:
[email protected], http//www.bogasari.com DISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN
Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap informasi BMC akan disampaikan melalui SMS. Wacana Mitra * Edisi 195/Tahun XII/2013
Sajian Utama
Tren Roti Taiwan:
nutsaboutmynuts.wordpress.com
Kombinasi Selera Eropa dan Asia dengan Konsep Healty Bread
Salah satu contoh Charcoal Bread di sebuah toko roti terkenal di Taipei
Kuliner di Indonesia terus berkembang. Selera juga mengalami penyesuaian. Jika biasanya masyarakat akrab dengan ro� konvensional, kini tersedia berbagai pilihan jenis ro� yang dibuat dengan percampuran budaya dan citarasa. Termasuk ro� asal Eropa yang dibuat dengan penyesuaian terhadap lidah orang Indonesia. Kebutuhan akan pilihan ro� yang lebih beragam juga kian bertumbuh.
M
asyarakat Indonesia, terutama mereka yang �nggal di kota besar, juga semakin terbuka dengan berbagai selera kuliner internasional, termasuk pada kreasi ro�. Meski makan ro� belum menjadi gaya hidup kalangan mayoritas, kebutuhan akan variasi jenis ro� tetap dicari. Terutama bagi orangtua yang butuh solusi untuk menarik minat anak makan, teru-
tama sarapan. Makan ro� bukan hanya bicara selera tapi juga menjadi gaya hidup dan tren terutama yang menginginkan hidangan prak�s, simpel, varia�f sehingga makan bukan menjadi ak�vitas yang membosankan. Sebenarnya kebiasaan makan ro� sudah ada sejak lama di Indonesia. Hanya saja memang kebanyakan orang lebih
sering makan ro� konvensional. Sementara saat ini ro� disajikan dengan lebih moderen dan inova�f. Ro� konvensional cenderung memiliki isi di bagian dalam ro�. Sedangkan konsep yang lebih modern adalah orang makan ro� bukan hanya sekadar enak dan kenyang tapi juga memiliki sajian menarik. Isi ro� juga tak lagi diletakkan di dalam tapi disajikan sebagai topping yang menggoda selera Beberapa tahun belakangan ini, banyak produk franchise ro� yang masuk ke pasaran di Indonesia dengan konsep moderen dan inova�f. Mereka mengusung ro� dengan bervariasi yang bisa memenuhi ragam selera. Bahkan secara periodik mereka mengeluarkan varian baru atau pengembangan produk untuk memberikan lebih banyak pilihan pada penikmatnya. Misalnya dengan mengkombinasikan ro� selera Eropa dengan citarasa dan kebiasaan makan masyarakat Asia Untuk Indonesia makanan jenis baru bisa diterima, namun harus dipas�kan makanan tersebut sudah akrab dengan lidah masyarakat. Jadi kalaupun ingin membuat kreasi baru, se�daknya masyarakat sudah mengenal jenis makanan tersebut, misalnya mengkreasikan pizza yang memang sudah diterima baik oleh selera lokal. Penyesuaian dengan selera lokal sangat pen�ng di mana orang Asia cenderung menyukai ro� yang lembut dengan kombinasi rasa asin dan manis. Di Indonesia, selain ro� yang lembut, masyarakat juga cenderung menggemari ro� berukuran besar yang lebih mengenyangkan.
Edisi 195/Tahun XII/2013 * Wacana Mitra
Sajian Utama
ro� yang lembut dan �dak alot yang dikonsumsi sebagai makanan selingan yang �dak mengenyangkan. Sedangkan ro� Eropa cenderung keras dan alot lebih cocok sebagai makanan pokok yang mengenyangkan. “Secara teknis salah satu ciri khas ro� Taiwan yang lembut dan �dak alot adalah dengan metode “boiled dough”, yaitu sebagian terigunya diadon dengan air panas terlebih dahulu agar pa�nya
lau dulu biasanya untuk pewarna hitam, digunakan �nta cumi”, lanjutnya. Walapun harga bahan Charcoal masih rela�f mahal, namun kini sudah bisa diperoleh di toko bahan kue terkemuka di bilangan Kepala Gading Jakarta. Dari segi tampilan dan dan bentuk, rupanya masyarakat di Taiwan, �dak terlalu persoalkan, karena rata-rata ro� di sana bentuknya besar dan �dak menarik seper� ro� Eropa, tetapi teksturnya
nutsaboutmynuts.wordpress.com
Untuk memenuhi selera masyarakat Indonesia, dengan tetap mengiku� tren ro� saat ini, ada beberapa pilihan ro� inova�f yang bisa dicoba dikembangkan misalnya mengkombinasikan ro� yang sedang digemari di Jepang, Hongkong atau Taiwan. Di negara-negara tersebut, saat ini selain ro� konvensional, saat ini sedang berkembang dan digemari masyarakatnya adalah ro� dengan konsep healthy bread, seper� ro� gandum, dan charcoal bread, ro� yang dibuat khusus dengan campuran carbon atau arang yang berfungsi untuk menyerap racun dalam tubuh. “Walaupun penampakannya berwarna hitam, tetapi ternyata ro� ini sedang tren dan sangat dicari oleh masyarakat Taiwan,” jelas Triana Murdiastan� salah satu instruktur Bogasari Baking Center Jakarta yang berkesempatan mempelajari tren bisnis ro� di Taiwan bulan Juni lalu. Bersama dengan Manajer SME & BBC Development, Beatrix P. Soedibyo dan instruktur BBC Surabaya, Eleonora Indira B, Triana menceritakan pengalamannya mengama� dan mengiku� pela�han pembuatan ro� yang sedang tren di Taiwan. Triana mengatakan bahwa sebenarnya apa yang sedang tren di Taiwan, rata-rata hampir sama dengan di kotakota besar di Indonesia, Hal itu karena masyarakat Indonesia lebih menyukai
Selain bentuknya yang besar dan tidak menarik, roti dihampar di meja di salah satu bakery terkenal di kota Taipei, namun teksturnya yang lembut dengan konsep healty sangat disukai oleh masyarakat Taiwan
nutsaboutmynuts.wordpress.com
tergela�nasi, sehingga ro�nya lembut, ringan dan tahan lama sehingga ke�ka dimakan �dak alot dan “membal”nya enak, jelas Triana. Menjelaskan Charcoal Bread yang lagi tren di Taiwan, Triana yang sudah 13 tahun menjadi Instruktur di BBC, mengatakan untuk mendapatkan efek warna hitam sekaligus mendapat manfaat kesehatan sekarang ini digunakan karbon, yang terbuat dari arang bambu dicampur dengan cokelat untuk memberikan rasa Salah satu daya tariknya adalah disediakan potongan roti kecil-kecil untuk yang lezat. “ Kaicip-icip
Wacana Mitra * Edisi 195/Tahun XII/2013
lembut dan sehat. Kebanyakan bakery di Taiwan menyajikan ro� yang tampilan dan bentuknya seadanya itu dihampar di atas meja, sehingga konsumen �nggal memilih mana yang hendak di belinya. “Bentuk �dak menjadi hal yang utama, jelek-jelek,” jelas Triana, tetapi, lanjutnya, soal kemasan ternyata menjadi perha�an konsumen. Ro� yang rata-rata �dak menarik tersebut dikemas dengan aneka ragam kemasan menarik dengan ide yang krea�f, dan konsumen tetap mau membeli walaupun dengan harga yang rela�h cukup mahal. Prospek untuk dikembangkan di Indonesia, Triana yakin sangat bisa dengan beberapa modifikasi terutama bentuk yang menarik dengan konsep healty dipadu dengan kemasan yang can�k. (pam dari berbagai sumber)
Sajian Utama
Tren Roti Taiwan Melanda Indonesia Perkembangan tren bisnis bakery di Indonesia, boleh dibilang sangat pesat setelah masuknya bakery waralaba dari Singapura yang muncul dengan ide roti baru dengan konsep toko yang beda.
K
ehadiran roti di Indonesia diperkenalkan oleh bangsa Belanda yang notabene sangat dipengaruhi roti Eropa yang cenderung berkestur keras dan hambar. Namun kini perkembangannya telah meng-alami modifikasi menjadi roti bertekstur empuk dengan isi yang lebih banyak bercita rasa manis. Perbedaan ini karena di negara-negara Eropa roti disantap sebagai makanan pokok sehingga cita rasanya harus netral saat berpadu dengan aneka lauk atau sup. Sedangkan masyarakat Indonesia menikmati roti sebagai snack, sehingga ukuran roti dibuat lebih kecil dengan ragam rasa yang bermacam-macam. Meski belum menjadi kebutuhan pokok seperti halnya nasi, menyantap roti sebagai salah satu menu sarapan atau selingan pada beberapa kalangan sudah menjadi kebiasaan. Jenis-jenis isian roti pun tak melulu yang manis sep-
erti cokelat, selai nanas, kelapa, atau selai sarikaya, roti isi daging ayam atau sapi juga banyak diminati.
Hingga kini, sejak beberapa tahun terakhir, muncul genre roti baru yang digandrungi banyak orang. Tren roti Taiwan melanda warga kota besar, terutama ibu kota. Roti yang biasanya diisi di bagian tengah, berubah wajah dengan meletakkan isi justru sebagai topping (di atas permukaan roti). Penampilan roti tentu semakin menggiurkan. Seperti make up yang menghiasi wajah seorang
model, topping pada roti Taiwan juga mempercantik ‘wajah’ roti masa kini. Selain perbedaan letak isi roti, roti Taiwan pun memiliki tekstur yang sangat ringan. Secara fisik terlihat besar tetapi tidak membuat kenyang berlebih karena tekstur bagian dalamnya ‘kosong’. Perbedaan metode pembuatannya membuat tekstur roti ini berbeda. Konsep open kitchen yang ditawarkan sebuah bakery waralaba terkenal pun memberi warna baru dalam penataan toko roti di Indonesia. Bisa melihat sendiri proses pembuatan roti favorit hingga siap disantap, tentu menjadi tontonan asyik bagi para pembeli. Selanjutnya, industri bakery yang menghadirkan jenis roti Taiwan pun semakin banyak bermunculan. Bahkan, untuk menangkap tren ini, bakery-bakery lama pun tak kalah kreatif dalam membuat variasi topping pada rotinya. Tak hanya itu, pembuat roti rumahan yang biasa menawarkan rotinya berkeliling (tidak punya toko) juga ikut menjadi ‘korban’ tren roti isi ala Taiwan. (diolah dari Kulinologi Indonesia)
Edisi 195/Tahun XII/2013 * Wacana Mitra
Sajian Utama
Roti Taiwan Jadi Pilihan Masyarakat Indonesia Sebagaimana negara Asia lainnya, masyarakat Indonesia le-bih menyukai roti dengan tekstur lembut. Meskipun beberapa tahun belakangan marak brand bakery dari Jepang dan Korea yang membuka cabang di Indonesia, roti Taiwan masih tetap menjadi favorit bagi orang Indonesia. Pada awal tahun 2000an, BreadTalk hadir mempopulerkan tren roti Taiwan modern. Kesuksesan BreadTalk membuat brand bakery dari Jepang dan Korea tertarik untuk membuka cabang di Indonesia. “Salah satu kunci sukses roti Taiwan di Indonesia adalah memiliki pilihan rasa yang bervariasi.
Roti Taiwan lebih menekankan pada inovasi pada rasa dan filling roti, sementara roti Jepang lebih mengutamakan konsep healthy dengan presentasi produk yang lebih elegan. Sementara untuk roti Korea, kehadiran di Indonesia masih relatif baru sehingga pasarnya belum terbentuk secara jelas.
“Orang Indonesia memiliki kecenderungan untuk latah terhadap sesuatu yang baru. Antusiasme masyarakat terhadap roti Korea bisa jadi hanya sesaat, namun bisa saja berkelanjutan seterusnya Semakin banyaknya perusahaan bakery dari luar negeri yang membuka cabang di Indonesia menandakan bahwa pangsa pasar Indonesia cukup potensial. Sampai saat ini, roti Taiwan tampaknya akan terus menjadi tren di Indonesia karena memiliki karakter yang sesuai dengan taste masyarakat Indonesia. Tentu saja tren akan terus berubah seiring berjalannya waktu dan bukan tidak mungkin masyarakat Indonesia akan beralih jika ada bakery baru dengan konsep yang unik. (Bakery Magazine)
om
t.c
po
gs
lo
.b
ell
2t
id
:in
ce ur
so
Roti Hitam Lezat dan Sehat BAGI sebagian masyarakat Indonesia, sarapan dengan sepotong sandwich mungkin bukan sebuah kebiasaan. Namun, pada era modern ini, makanan olahan yang diadopsi dari Eropa tersebut cukup efektif sebagai camilan atau menu sarapan.
Sandwich bisa diartikan sebagai roti yang diiris dan diisi dengan berbagai bahan di tengah-tengahnya. Pada umumnya sandwich disajikan dengan daging sapi, sosis, omelet,dan keju. Namun, tak selamanya makanan praktis baik bagi kesehatan. Seperti
halnya sandwich, roti isi ini juga mengandung lemak tinggi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Bagi yang tidak ingin memiliki masalah dengan kolesterol, bisa mengonsumsi sandwich alternatif yang dibuat dari roti hitam. Dalam istilah
Wacana Mitra * Edisi 195/Tahun XII/2013
asing, roti hitam dijuluki roti charcoal. Warnanya hitam pekat. Warna tersebut diambil dari arang kayu oak yang biasa digunakan sebagai tabung penyimpanan wine. Selain menyumbang warna hitam, arang dari bara oak juga memberikan sensasi aroma dan khasiat bagi kesehatan. Konon kolesterol bisa diatasi dengan charcoal ini. Kandungan arang kayu oak di dalamnya sanggup meredam lemak jahat, sekaligus memberikan efek nyaman pada organ sekitar perut. Bahkan, sebagian orang mempercayai roti hitam sebagai obat awet muda. Meski sejauh ini belum ada penelitian khusus terkait hal itu.
(dari berbagai sumber)
Pemasaran
Franky Welirang:
Sudah Saatnya UKM Naik Kelas Sudah saatnya UKM makanan berbasis terigu naik kelas kalau tidak mau ketinggalan. Demikian disampaikan oleh Direktur PT Indofood Sukses Makmur tbk, yang juga Kepala Divisi Bogasari, Franky Welirang, saat memberikan sambutan pada acara Halal bi Halal UKM Mitra Bogasari 11 September 2013 di Bogasari Jakarta.
D
alam acara yang dihadiri oleh pengurus dan anggota Paguyuban Mi Ayam Tunggalrasa, Garamiro, Samiraos, dan Paguyuban Kulit Lumpia Jatabek itu, Franky mengingatkan bahwa untuk menghadapi situasi ekonomi saat ini kita harus sudah mulai berpikir untuk naik kelas, ar�nya walaupun selama ini kita bermain di level menengah bawah, tetapi coba pikirkan untuk sebagian kecil diarahkan kepada konsumen menengah atas. “Ini pen�ng, karena kalau �dak kita akan ter�nggal jauh.” Ujarnya. Ia memberikan contoh Indonesia mempunyai makanan khas yang dinamakan lemper. Dari sejak pertama diciptakan lemper itu sampai hari ini tetap saja �dak ada perubahan, baik bentuk, isi, rasa, kualitas, dan harganya rela�f �dak ada peningkatan sama sekali. Terutama imagenya tetap saja �dak meningkat. Celakanya, kata Franky, saat ini masuk “sushi” makanan yang aslinya dari Jepang, nasi dipulungpulung, dalamnya ikan mentah, sepotong sayur atau �mun, terus
Direktur PT Indofood Sukses Makmur tbk, Franky Welirang, saat memberikan sambutan pada acara Halal Bi Halam Paguyuban Pengusaha Kecil Menengah Mitra Bogasari
dicocol kecap, bentuk, bahan dan rasanya kurang lebih sama dengan lemper, tetapi kenapa makanan ini lebih laku dan dicari orang terutama oleh orang-orang berduit, sementara lemper �dak bisa. Kita juga ada bakcang, aremarem dll, juga �dak berubah, terus ke�ka kita makan �dak ada daya tariknya. “Ini masalah kualitas,” tegas Franky Berkaitan dengan usaha para
“Ada pandangan bahwa, selain gengsi, semakin mahal tentu lebih terjamin soal rasa, kualitas dan keamanannya”
Edisi 195/Tahun XII/2013 * Wacana Mitra
Pemasaran
mitra Bogasari, sangat beralasan jika saat ini muncul kekhawa�ran bahwa �dak lama lagi di Indonesia bakal dibanjiri oleh makanan yang namanya ramen. Lagi-lagi ini makanan dari Jepang yang sebenarnya sama dengan mi. Lebih celaka lagi, ramen ini masuk ke mal-mal yang banyak dikunjungi oleh orang berduit. Sementara yang terjadi di masyarakat kita adalah lebih mahal lebih laku, lebih murah jangan harap laku. Selain gengsi, ada pandangan bahwa semakin mahal tentu lebih terjamin soal rasa, kualitas dan keamanannya. “Beranikah kita melakukan hal semacam itu?” Tantang Franky. Hal ini bisa terjadi mungkin karena ke�daktauan, atau �dak berani berkreasi, sehingga ujungujungnya itu-itu saja. Franky mengingatkan bahwa dunianya sudah berubah, terus ujung-ujungnya bilang kita dijajah sama makanan dari luar negeri. Masalahnya kita sendiri yang
�dak mau berubah, menyesuaikan dengan tata cara kenapa ada perubahan budaya makan. Kalau kita lihat, ada perubahan budaya makan di masyarakat, makin hari seseorang makannya makin cepat, �dak sekedar enak saja. Anakanak dengan 5-6 biji sushi sudah kenyang dan sudah terukur. Sama, mi ayam makin hari juga makin berubah. Saat ini kita selalu diberikan pilihan. Ternyata di Indonesia ini ada generasi muda yang mau mencoba sesuatu yang baru menjadi pilihan mereka. Memberikan pilihan ini adalah salah satu pola pemasaran
“Ada perubahan budaya makan di masyarakat, makin hari seseorang makannya makin cepat, �dak sekedar enak saja”
Wacana Mitra * Edisi 195/Tahun XII/2013
yang bisa kita coba kembangkan. Tentunya ini berkembang di �ngkat menengah ke atas, walaupun �dak menutup kemungkinan akan turun ke bawah. Sebagai pengusaha hendaknya kita bisa memanfaatkan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Walaupun segmen pasar kita menengah ke bawah, ada sebagian yang ditargetkan untuk menengah ke atas untuk menangkap fenomena yang terjadi di Indonesia ini bahwa kalau uangnya banyak, makin mahal sesuatu makin dibeli orang, sedangkan makin murah, orang semakin ha�-ha�, khawa�r, dan curiga. Jadi ada satu hal yang sangat aneh dalam budaya yang berkembang di masyarakat kita. Ada barang yang semakin mahal justru semakin dibeli karena mereka merasa percaya, aman dll. Oleh karena itu peluang semacam ini jangan sampai terlepas. Di satu sisi walaupun mungkin anda melayani masyarakat segmen menengah ke bawah, mungkin ada sebagian konsumen kelas atas yang juga dilayani, supaya �dak ke�nggalan. Sisi kedua yang harus diperha�kan adalah, semakin hari pendapatan masyarakat semakin meningkat, pilihannya makanan maunya yang mahal, banyak macam tuntutan masyarakat konsumen, mereka maunya makan di mall-mall, padahal di dekatnya ada warung makan yang lebih murah. Persoalannya adalah kalau warungnya bisa berubah, ia �dak akan makan di mall dan rela membayar mahal. Konsumen seper� inilah yang perlu disasar. (pam)
Pro�l
Ahong & Mariati Pengusaha Royal Bakery:
Berawal dari Iseng untuk Menambah Belanja Sayur Awalnya iseng saja kemudian jadi serius. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk secara serius menekuni usaha roti, karena penghasilannya sebagai sales plastik jauh lebih menjanjikan dibandingkan dengan usaha roti yang tidak pernah ia pahami sebelumnya. Chin Fung atau lebih dikenal dengan Ahong, nama pengusaha Royal Bakery yang kini menguasai pasar roti di Pontianak dan sekitarnya.
T
ahun 2003 Ahong iseng membeli pralatan bakery dari seorang pengusaha roti yang mulai bangkrut seharga 21 juta rupiah. Ia ber�kir siapa tau buka usaha roti bisa buat tambahan beli sayur kelak jika sudah menikah. Ketika itu ia masih berpacaran dengan Mariati karyawati salah satu perusahaan farmasi di Pontianak. Setelah mereka menikah, Mariati mengundurkan diri dari tempatnya bekerja dan mulai merintis usaha roti, sedangkan Ahong masih tetap aktif bekerja sebagai sales. Na-
Kontak: Royal Bakery Chin Fung (Ahong) Jalan Paris 1 no. 16, Pontianak Telp: 0561 6714289
mun dalam perjalanan aktivitas masing-masing, tiba-tiba isterinya mengatakan, “Sekarang kamu masih bisa kerja pakai tenaga yang oke, tapi kalau nanti sudah tidak bisa kerja lagi bagaimana?” Sejak saat itu Ahong mulai ber�kir berhenti menjadi sales, untuk serius menekuni usaha roti dan terjun langsung bergabung membantu Mariati, isterinya. Ketika memutuskan untuk menekuni usaha roti, Ahong mengaku pusing tujuh keliling, jangankan membuat adonan, latar belakang ilmu rotipun tidak ada, sedangkan isterinyapun tidak bisa mengajarinya karena ia juga bisa karena belajar sendiri. Dengan modal kemampuan yang pas-pasan, peralatan bekas seadanya dan satu zak terigu, Mariati membuat roti tawar dengan
Edisi 194/Tahun XII/2012 * Wacana Mitra
Pro�l
oven sederhana yang dipanggang di atas kompor minyak tanah. Pada awalnya banyak kritik. Walaupun dikemas dengan plastik yang menarik tetapi temantemannya mengatakan rotinya tidak enak. Namun meski tidak enak Ahong mengaku rotinya tetap laku, karena saat itu belum banyak saingan. “Masih ketolong karena di sini banyak yang lebih tidak enak lagi” canda lulusan SMEA Imanuel ini Karena mereka tidak terlalu menguasai teknik membuat roti dan hanya mengandalkan perasaan saja, maka mulailah mereka berkeliling mencari informasi mengenai teknik pembuatan roti. Alhasil dapatlah pengetahuan baru, bahwa untuk menghasilkan roti yang enak, harus menggunakan bahan yang berkualitas dan ditimbang secara tepat dan benar. Ahong dan istrinya bertekad tidak mau menyerah. Mereka kemudian belajar kesana kemari. Hanya dalam waktu 6 bulan roti mereka sedikit demi sedikit mulai disukai konsumen. Usaha baru Ahong mulai menunjukkan hasil. “Saat itu kami optimis, karena melihat masyarakat mulai terbiasa sarapan roti sehingga peluangnya pasti ada,” ucap pria kelahiran 9 April 1979 ini. Belajar tak pernah berhenti, Ahong pun terus mendampingi dan mendorong istrinya yang lulusan akuntasi untuk terus mau belajar. Mulai dari belajar kepada para sales bahan, pengusaha roti lainnya, dan yang paling utama belajar kepada konsumen. Alhasil semangat dan tekad mau belajar sepasang suami istri ini pun tidak sia-sia. Dari awal-
nya 1 sak per hari dan hanya memiliki 2 karyawan menjadi 30 sak terigu Cakra Kembar Emas (CKE) produksi Bogasari per hari, yang menyerap 21 karyawan bagian produksi dan 2 orang bagian distribusi. Seperti dikatakan bahwa untuk menghasilkan roti yang enak dan disukai konsumen, dibutuhkan bahan yang berkualitas. Untuk itu Ahong tidak mau asal pakai terigu sembarangan. Sejak masih belajar dan awal usahanya anggota Bogasari Mitra Card yang mempunyai motto usaha “Selalu Mengutamakan Mutu” ini Proses produksi yang bersih dan higienes sudah menggunakan terigu Cakra Kembar, bahkan se- dilengkapi dengan berbagai jenis karang menggunakan terigu Cakra surat ijin usaha, saat ini Royal BaKembar Emas yang sudah terbukti kery yang memasok kebutuhan menghasilkan roti yang berkuali- roti tawar dan 5 jenis roti manis tas. di lebih dari 50 minimart ini meAhong mengaku, dengan terigu nempati pabrik baru, setelah lokasi Cakra Kembar Emas, adonan men- pabrik yang lama dirasa sudah tidak jadi cepat kalis, sehingga memper- memadai lagi dan sedang dalam cepat proses kerja, hasilnya lebih renovasi. halus dan lembut. Kelebihan lain Sukses, tidak membuat Ahong dari terigu produk bogasari ini dan Mariati cepat puas. “Kami maadalah mudah didapat dan terja- sih terus belajar dan melakukan min pasokannya. inovasi untuk memperluas pasar.” Kini, setelah kurang lebih 10 Jelas pasutri yang menikah pada tahun membuka usaha, hasilnya 2005 ini. (pam) terbilang maju pesat. Selain sudah
Wacana Mitra * Edisi 194/Tahun XII/2013
Info Bogasari
Bogasari Dukung Kreativitas Anak “Robotic” Indonesia Memiliki IQ atau kecerdasan intelektual adalah harapan setiap anak bangsa. Untuk mewujudkan harapan tersebut tidak cukup hanya mengandalkan peran negara, tapi juga para pemangku kepentingan seperti kalangan industri atau perusahaan.
nilah yang mendasari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari sebagai industri bahan pangan khususnya terigu untuk mendukung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan kecerdasan intelektual, termasuk diantaranya kegiatan “Robo�c Exhibi�on 2013” yang melibatkan anak bangsa dari berbagai �ngkatan pendidikan, dari TK hingga SMA pada 28 September 2013 di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Ajang krea�vitas dunia robot dengan tema “Sail Komodo (Robot) For Indonesia”, ditujukan untuk memperkenalkan kepada anak-anak Indonesia bahwa komodo adalah fauna asli dan hanya terdapat di Indonesia lewat beragam aksi robo�c dalam bentuk komodo, sekaligus untuk merangsang pembentukan kecerdasan intelektual anak sejak dini. “Untuk membantuk kecerdasan intelektual tentu dibutuhkan asupan makanan yang bergizi. Sesuai dengan mo�o “Turut
I
Membangun Gizi Bangsa”, tentunya Bogasari sangat mendukung kegiatan Robo�c Exibi�on 2013 ini,” jelas Direktur Indofood, Franciscus Welirang, Sabtu 28 September 2013. Selain finansial, dukungan lain Bogasari dalam kegiatan ini adalah dengan menghadirkan ro� raksasa berbentuk komodo berukuran 2,8 meter. “Ar�nya lewat makanan berbasis terigu ini, Bogasari ingin menguatkan pesan Sail Komodo,” ujar Franky. Komitmen Gizi Komitmen Bogasari terhadap gizi terusmenerus diwujudkan dalam inovasi produk terigu untuk keanekaragaman pangan. Satu diantaranya adalah, tahun 2013 ini meluncurkan New Consumer Pack (CP) Cakra Kembar, Segi�ga Biru, dan Kunci Biru dengan penambahan vitamin A, B3 dan D3. “Inovasi ini sekaligus menandai sejarah terigu di Indonesia, karena menjadi satu-satunya terigu di Indonesia yang sudah mengandung vitamin A, B3 dan D3,” jelas Franky. Atas inovasi itulah Bogasari mendapatkan “Penghargaan Inovasi Produk Pangan Peduli Gizi 2013” dari Pergizi Pangan dan GAPMMI pada 25 Juni 2013 lalu. Lebih jauh Franky mengatakan, bahwa latar belakang penambahan ke�ga vitamin ini mengacu pada rekomendasi WHO (Mee�ng Report : Interim Consensus Statement. Geneva, 2009) untuk memfor�fikasi tepung dengan vitamin A sebagai cara untuk mengatasi kekurangan vitamin A pada
masyarakat yang berisiko. “Manfaat dari Vitamin A ini untuk membantu mempertahankan keutuhan lapisan permukaan (mata, saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kulit,” tambahnya. Selanjutnya penambahan Vitamin B3 sebagai faktor pembantu dalam reaksi pembentukan energi dan pembentukan jaringan, didasarkan pada Standar Makanan For�fikasi Bantuan dari Negara Amerika untuk Perdamaian (PL-480). Sedangkan penambahan Vitamin D3 yang berperan dalam pembentukan jaringan tulang yang kuat mengacu pada Flour For�fica�on Ini�a�ve (FFI). “Karena itulah inovasi Bogasari ini sangat bernilai karena kami percaya hasil terbaik berawal dari pilihan terbaik,” tegas Franky. Ia menambahkan, komitmen gizi �dak hanya dilakukan Bogasari lewat produk dan pelayanan, tapi juga beragam kegiatan yang ditujukan untuk merangsang pembentukan kecerdasan intelektual. Misalnya pela�han membuat aneka makanan berbasis terigu seper� Boga Kids untuk anak TK dan SD, dan Boga School untuk anak SMP dan SMA atau sederajat. Bahkan Bogasari membuka kesempatan magang untuk anak SMA dan mahasiswa dari berbagai bidang studi serta daerah. “Lewat berbagai kegiatan edukasi yang krea�f, termasuk Robo�c Exibi�on 2013 ini, Indonesia punya harapan besar terhadap anak bangsa di masa mendatang,” harap Franky. (*)
Edisi 195/Tahun XII/2013 * Wacana Mitra
Info Bogasari
Inovasi Baru, Terigu Spesial Hasil Sempurna:
Cakra Kembar Emas, Persembahan dari Bogasari
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama, bersama Direktur Indofood, Franciscus Welirang dan SVP Commercial, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari, Hans R. Aditio, saat peluncuran Terigu Cakra Kembar Emas kemasan 5 kg
P
esatnya pertumbuhan industri bakery selain mendorong krea�vitas yang �nggi juga menuntut kualitas, baik dari citarasa, maupun tampilan yang pada gilirannya akan berdampak pada hasil penjualan. Ke�ka itulah, sebuah produk layak disebut spesial. Untuk menghasilan produk spesial tentunya dimulai dari proses dan bahan yang spesial pula. Cakra Kembar Emas (CKE) adalah salah satu terigu spesial hasil inovasi baru, persembahan dari Bogasari, yang dibuat dari gandum khusus untuk produk yang khusus pula. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya bou�que bakery dan horeka (hotel, restoran, dan kafe), terigu Cakra Kembar Emas hadir dalam kemasan @ 5 kg, dengan �ga varian yaitu spesial untuk Ro�; Ro� Pao dan Mantao; dan Ro� Oriental. Produk bou�que bakery dan horeka biasanya �dak massal tetapi sangat concern dengan kualitas. “Oleh sebab itu kami siapkan dengan kemasan 5 kg, mengingat produk bou�que bakery dan horeka sangatlah spesifik dan menuntut kualitas spesial. Cakra Kembar Emas dikemas dengan bahan yang aman dan kedap udara agar kualitas terigu tetap terjaga dan terhindar dari kontaminasi bahan yang dapat mempengaruhi kualitas produk,” ucap Hans R. Adi�o, Senior Vice President Commercial, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari, saat peluncuran perdana terigu Cakra Kembar Emas, bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama di lokasi Bogasari Expo Juni lalu. M. Syah Nuriman, kepala baker Bogasari Baking Center, memaparkan bahwa terigu Cakra Kembar Emas, memiliki banyak keis�mewaan karena dibuat dari gandum khusus dan diproses dengan teknologi canggih oleh para ahli serta melalui pengujian laborato-
Wacana Mitra * Edisi 195/Tahun XII/2013
rium yang memiliki ser�fikasi internasional. Syah mengungkapkan, Cakra Kembar Emas spesial untuk Ro� dan Ro� Oriental memiliki daya serap air yang �nggi sehingga menghasilkan produk jauh lebih banyak. Dengan kandungan gluten dan karak-teri�k adonan yang �nggi, produk menjadi lebih kokoh, mengembang maksimal dan memiliki volume lebih banyak. “Bahkan di saat terjadi sedikit kelebihan waktu dalam proses proofing, kekokohan produk tetap terjaga. Disamping itu, Cakra Kembar Emas Ro� dan Ro� Oriental memiliki kadar abu yang rendah (patent flour) sehingga tekstur ro� sangat lembut dan crumb ro� memiliki warna pu�h alami,” tambah Syah. Cakra Kembar Emas Ro� Oriental diproses dengan teknologi yang sedikit berbeda dibandingkan dengan Cakra Kembar Emas Ro�, sehingga dapat menghasilkan produk ro� oriental yang memiliki tekstur ro� yang empuk dan tahan lebih lama. Sedangkan Cakra Kembar Emas spesial Ro� Pao dan Mantao memiliki karakteris�k adonan yang spesifik sehingga menghasilkan produk dengan tekstur yang lembut. Dengan adanya kandungan kadar abu yang rendah (patent flour), maka Pao dan Mantao yang dihasilkan memiliki warna pu�h alami. Jadi tunggu apa lagi. Dapatkan terigu Cakra Kembar Emas kemasan 5 kg di Bogasari Baking Center atau distributor di kota anda! Terigu Spesial untuk Hasil Sempurna. (pam)
Cakra Kembar Emas terbukti sebagai Terigu Spesial untuk Hasil Sempurna
Terigu Cakra Kembar Emas kemasan 5 kg tersedia di: -
Bogasari Baking Center setempat Bandung : PT Adyaceda Amandelis, telp. 022 70617567, 022 70702102 J akarta : PT Adyaceda Amandelis, telp. 021 5404646 Lampung : PD Sinar Setia, telp. 0721 482544 Medan : PT Asia Jaya, telp. 061 4528868 Palembang : CV Bumi Makmur Perkasa, telp. 0711 822484
Tips
Metode Boiled Dough
K
arakteris�k ro� Taiwan bukan hanya terletak dari segi rasa tapi juga mengutamakan penampilan. Permainan bentuk dan keunikan variasi dari segi ragam serta cita rasa khas membuat ro� ini menjadi tren dan digandrungi oleh masyarakat. Untuk mendapatkan bentuk dan kelembutan teksturnya, salah satu metode yang digunakan dalam menyiapkan adonan ro� Taiwan ini adalah dengan metode Boiled Dough. Berikut tahapan metode Boiled Dough: Ada 3 tahap dalam pembuatan Boiled Dough: 1. Membuat pre-dough : Yaitu campuran antara air panas dan tepung terigu protein �nggi “Cakra Kembar”, lalu didinginkan. 2. Membuat Adonan Biang (sponge) : Adalah campuran yang terdiri dari terigu protein �nggi “Cakra Kembar”, ragi, air, dan gula pasir yang diuleni, diis�rahatkan selama sekitar 90 menit. 3. Membuat Adonan Utama : Adonan Utama terdiri dari gula pasir halus, garam, mentega, bread improver, telur, serpihan es, terigu protein protein �nggi, susu bubuk full cream, madu, dan air es.
Cara Membuat: - Masukkan pre-dough ke dalam sponge dough, - Tambahkan bahan-bahan utama dan diuleni hingga adonan menjadi kalis, - Is�rahatkan sekitar 5 menit, selanjutnya proofing (pembentukan adonan), - Is�rahatkan kembali untuk penyempurnaan pengembangan adonan (30-45 menit). - Siap dipanggang. Karakteris�k ro� dengan metode Boiled Dough: Ro� lebih lembut, ringan, dan tahan lama Contoh aplikasi: lihat resep Mango Yoghurt Bread
Edisi 195/Tahun XII/2013 * Wacana Mitra
Resep
Mango Yoghurt Bread Bahan Pre Dough (Boiled Dough): - 300 gram - 150 gram
Air panas (900 C) Terigu Cakra Kembar Emas Roti
Aduk semua bahan hingga rata, Istirahatkan ± 120 menit (dalam chiller).
Bahan Adonan Sponge: - 900 gram - 15 gram - 30 gram - 540 gram
Terigu Cakra Kembar Emas Roti Ragi instan Gula kastor Air
Aduk semua bahan hingga rata selama ± 6 menit. Istirahatkan ± 90 menit.
Bahan Adonan Utama: - 300 gram - 45 gram - 60 gram - 120 gram - 120 gram - 5 gram - 600 gram - 200 gram - 17 gram
Gula kastor Madu Susu bubuk Telur Air es / es serut Bread improver Terigu Cakra Kembar Emas Roti Mentega Garam
Mango Yoghurt Cream: - 130 gram - 300 gram - 100 gram - 50 gram - 15 gram - 100 gram - 100 gram - 13 gram
Mexico Topping: - 1 butir - 50 gram - 50 gram - 50 gram
Telur Margarin Terigu Kunci Biru Gula halus
1. Kocok margarin dan gula halus sampai lembut, lalu masukkan telur, kocok kembali sampai rata. 2. Masukkan Terigu Kunci Biru, aduk rata. Masukkan adonan ke pipping bag.
Cara membuat:
- Masukkan boiled dough ke dalam adonan sponge. - Tambahkan gula kastor, madu, susu bubuk, telur, air es/es serut, dan bread improver. Aduk rata. - Masukkan Terigu Cakra Kembar Emas Roti. Aduk rata. - Tambahkan mentega dan garam, aduk hingga kalis. - Istirahatkan selama 10 menit. Balik adonan, istirahatkan lagi selama 10 menit. - Potong timbang adonan @ 50 gram. Bulatkan. - Istirahatkan ± 20 menit. - Pipihkan, gulung memanjang, letakkan pada loyang. - Istirahatkan hingga mengembang, semprot dengan mexico topping. - Bakar di oven pada suhu 200o C. - Setelah matang gunting bagian tengahnya lalu semprotkan topping mango yoghurt cream.
Vla instan Air es Cream cheese Gula halus Susu bubuk Mango puree Mango yoghurt Vanila essence
1. Campur vla instan dan air es, kocok hingga mengental. 2. Ditempat terpisah kocok cream cheese dan gula halus hingga lembut. lalu masukkan ke dalam campuran vla instan. 3. Masukkan susu bubuk, mango puree, mango yoghurt dan vanilla essence, aduk rata, siap digunakan. Tips: Pada saat membulatkan adonan, gunakan sedikit minyak sayur supaya tidak lengket di tangan.
Wacana Mitra * Edisi 195/Tahun XII/2013
Manajemen
Ekonomi Semakin Berat
Lakukan Penghematan sebelum terlambat Keadaan sulit akibat naiknya harga-harga, memang bisa bikin sesak napas. Terlebih tingkat persaingan juga tidak pernah mengendur. Tapi, mengeluhkan keadaan, tetap saja merupakan sikap yang tidak produktif. Lebih baik segera melakukan penghematan biaya, agar perusahaan tetap memiliki daya saing.
B
ayangkan tubuh manusia, yang terus menerus menghimpun lemak seiring dengan usianya yang makin tua. Maka, tubuh itu pun bertambah gemuk. Geraknya tak lagi gesit, dan mudah dijangkiti bermacam penyakit. Jika si pemilik tubuh segera menyadari keadaan, niscaya ia segera melakukan diet. Sebuah perusahaan, bisa juga diibaratkan dengan tubuh manusia itu. Semakin lama, boleh jadi perusahaan tersebut makin besar. Tetapi, belum tentu makin sehat. Banyak perusahaan yang berhasil meningkatkan omset penjualannya, tapi tidak diimbangi dengan peningkatan yang berarti dalam perolehan laba bersih. Pasalnya, biaya operasional yang dikeluarkan, terus membengkak. Ketika mengalami tahap pengembangan, biasanya pengusaha ba-nyak melakukan investasi baru, seperti membeli mesin baru, kendaraan, membuka cabang, dan sebagainya. Bahkan, jumlah karyawan pun di-
tambah. Ketika itu, perhitungannya memang jelas dan realistis. Semua langkah yang menyedot biaya itu, diproyeksikan bakal mendongkrak volume penjualan dan laba bersih. Dalam jangka waktu beberapa tahun, boleh jadi proyeksi itu tidak meleset. Skala usaha perusahaan, benar-benar terus membesar. Pada tingkat ini, kepekaan pengusaha (terlebih para karyawannya) terhadap penghematan, seringkali melemah. Sebab, segala sesuatunya sudah berjalan secara rutin. Contoh kecil, jika sebelumnya penggunaan telepon benar-benar dibatasi, sekarang sudah longgar. Begitu juga dengan penggunaan listrik, kendaraan, dan sebagainya. Masalahnya, perusahaan tidak berada dalam iklim yang tetap. Sebaliknya, iklim bisnis itu justru berubah sangat dinamis. Peta persaingan cenderung makin sengit. Selera konsumen pun berubah. Jika perubahan-perubahan tersebut gagal diantisipasi, cepat atau lambat,
omset penjualan perusahaan yang sudah mapan pun, bisa tergerogoti. Lebih parah lagi, jika perubahan iklim usaha itu bergerak secara drastis ke arah yang tidak kondusif. Keadaan ini, mau tidak mau, menghadapkan setiap pengusaha pada situasi yang sangat dilematis. Di satu sisi dituntut untuk menaikkan harga, untuk mengimbangi melonjaknya biaya operasional. Di sisi lain, daya beli masyarakat justru melemah. Tentu saja, banyak langkah yang harus diayunkan pengusaha, untuk mengantisipasi keadaan yang kemungkinan besar bakal membuat anjlok omset penjualan itu. Salah satunya yang terpenting, adalah melakukan penghematan besar-besaran. Langkah penghematan, bisa dimulai dengan meneliti secara terusmenerus, apakah semua aset yang dimiliki bisa menghasilkan pendapatan, atau seberapa besar pendapatan yang dihasilkan. Pendapatan yang dimaksud, terutama adalah laba bersih, setelah dikurangi semua biaya yang dikeluarkan untuk merawat aset itu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bisa memperoleh pendapatan sebesar itu. Pada prinsipnya, pengusaha dituntut untuk mampu meningkatkan pendapatan, dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Bukan sekadar biaya yang sesuai dengan anggaran. Biasanya, tidak terlalu sulit untuk menyesuaikan pengeluaran yang sebenarnya
Edisi 195/Tahun XII/2013 * Wacana Mitra
Manajemen
terhadap anggaran. Masalahnya, apakah pendapatan yang diperoleh sesuai dengan yang dianggarkan? Jika ternyata meleset, maka persentase biaya jadi melambung. Terutama biaya-biaya tetap yang mudah menggelembung, jika pendapatan meleset dari perkiraan. Biaya tetap tersebut antara lain biaya karyawan (gaji) atau sewa ruangan, yang tidak bisa disesuaikan begitu saja, kalau target pendapatan tidak tercapai.
Pemotongan Biaya
Ada dua bagian besar yang perlu diperhatikan dalam rangka penghematan yang kemungkinan bisa dilakukan, yaitu biaya-biaya yang terkait dengan produksi atau harga pokok, dan biaya-biaya operasional. Lazimnya, komponen paling besar dari biaya produksi, adalah harga beli dari bahan baku dan bahan tambahan. Kalau pembelian dilakukan dalam jumlah kecil, pemasok cenderung memberikan harga yang agak tinggi, dan sebaliknya. Karena itu, usahakan untuk membeli berbagai bahan baku di satu pemasok saja. Selanjutnya, biaya karyawan yang terlibat langsung dalam produksi. Tidak ada patokan berapa persentase biaya karyawan, karena sangat tergantung pada kompleksitas produksi. Ada yang membutuhkan sedikit karyawan yang mempunyai keterampilan tinggi, ada pula yang sifatnya padat karya dan tidak butuh keterampilan istimewa. Maka, jumlah orang yang bekerja
sebenarnya tidak terlalu penting. Yang penting adalah, berapa besar total biaya karyawan terhadap penjualan. Untuk menyesuaikan dengan �uktuasi produksi, jika memungkinkan, jumlah karyawan dibuat tidak tetap dan pembayarannya dilakukan dengan sistem borongan menurut besarnya produksi. Komponen biaya lain seperti listrik, bisa dihemat dengan hanya menggunakannya untuk keperluan penting saja. Biaya perbaikan mesin pun, bisa ditekan dengan pemeliharaan yang baik. Mesin-mesin tua atau yang tidak terawat, juga bisa menyebabkan
“ Dalam keadaan serba
mahal sekarang ini, pengusaha benarbenar diuji untuk menyelamatkan bisnisnya. Termasuk dalam melakukan penghematan biaya secara tepat ”
Wacana Mitra * Edisi 195/Tahun XII/2013
pemborosan, misalnya, dalam penggunaan bahan bakar atau banyaknya produk yang gagal. Jika perusahaan sudah melaksanakan kegiatan produksi secara e�sien, perhatian selanjutnya bisa diarahkan pada biaya operasi. Biaya penjualan, jelas harus ada dan bahkan mesti dialokasikan. Tapi, pasti masih bisa dilakukan kegiatan penjualan dan pemasaran yang menggunakan biaya lebih kecil dari sebelumnya. Pengusaha harus melihat hasil kerja dan selalu memperhatikan persentase biaya operasi, agar tidak lebih besar dari laba kotor. Biaya produksi memang tidak dapat dihapuskan sama sekali. Tapi dapat dikurangi atau disesuaikan, agar tetap berada dalam batas-batas yang wajar, sesuai dengan besarnya penjualan dan besarnya laba kotor. Hanya dengan cara itu, perusahaan bisa bertahan. Akhirnya, keadaan ekonomi yang kurang bersahabat seperti sekarang ini, sejatinya bisa merangsang setiap pengusaha, untuk mencari alternatif dalam mengelola perusahaannya, termasuk mengkreasi produk-produk baru dan sistem produksi baru. Kegiatan seperti ini bukan hanya ditujukan untuk penghematan, tetapi juga untuk terus memantapkan posisi produk yang dihasilkan dalam pasar. Kelak, tidak mungkin kita hanya mengandalkan pada produksi rutin. Makin banyak pesaing yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas lebih unggul, tapi harganya sama bahkan lebih murah.***
Info Bogasari
Edisi 193/Tahun XII/2013 * Wacana Mitra
BELLA Madeline Cookies Bahan-bahan : - 9 butir - 550 gram - 225 gram - 750 gram - 30 gram - 350 gram - 2 buah - 2 buah
Telur Gula Pasir Susu Cair Tepung Terigu Baking Powder Mentega Cair Bella Dark Chocolate Compound 250 gram Bella Dark Chocolate White Compound 250 gram
Cara pembuatan : 1. Kocok telur dan gula pasir hingga mengembang 2. Setelah mengembang, campurkan adona dengan susu cair dan tepung terigu yang sudah dicampurkan dengan baking powder, kocok hingga merata 3. Tuangkan mentega cair lalu aduk pelan-pelan hingga merata 4. Untuk pencetakan, tuangkan adonan ke dalam loyang yang sudah dipoles dengan mentega cair 5. Panggang dengan oven dengan suhu ± 200°C selama ± 20 menit 6. Untuk dekorasi, cairkan Bella Dark Chocolate Compound 250 gram / Bella White Chocolate Compound 250 gram dengan cara dipanaskan di dalam wadah 7. Celupkan Cookies yang sudah dipanggang ke dalam Bella Dark Chocolate Compound 250 gram / Bella White Chocolate Compound 250 gram yang sudah di cairkan sesuai kreasi anda.
Wacana Mitra * Edisi 195/Tahun XII/2013
Dengan Bella semua sajian terasa istimewa