MITRA
Edisi174/TahunXI/2011
WACANA
MediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung
ISSN 1412-2170
Regenerasi: Siapkan Pemimpin Usaha Masa Depan
KirimanGRATISdari: PT ISM Tbk. bogasari �our mills PORTODIBAYAR/TAXEPERCUE Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2011 Berlaku:s.d.31Desember2011
LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888, (021) 43920250
e-mail:lagansa@bogasariflour.com,WaktuLayanan:HariSenin-SabtuPukul08.00-17.00(KecualiHariLiburNasional)
Menyiapkan Regenerasi ........ Hal. 6 Seorang pengusaha harus bisa menjawab siapa yang pantas menggantikan posisi anda sebagai pemilik usaha
Cermat dalam menetapkan Harga .. Hal. 9 Penetapan Harga yang tepat membantu keberhasilan penjualan dan membangun kesetiaan pelanggan. Agar tidak keliru, hindari kesalahan penetapan harga yang sering terjadi
Berburu oleh-oleh khas Medan .... hal 12 Sering terlihat kotak berwarna kuning dengan tali warna putih menjadi barang bawaan para penumpang di Bandara Polonia Medan
SajianUtama......................................................3-7 Manajemen.........................................................8 Pemasaran............................................................12 Tips..........................................................................14 Resep......................................................................15 AsalUsul...............................................................16 Kontak....................................................................18 Kuis..........................................................................19
Senyum anak-anak penuh optimisme akan menjadi penerus usaha orang tua mereka
P
embaca yang budiman, setelah berjalan beberapa tahun sebuah usaha tentunya diharapkan terus mengalami perkembangan. Awalnya seorang pengusaha memulai sendiri usaha mulai dari kecil, sampai akhirnya berangsur-angsur menjadi besar dan berkembang. Proses perjalanan usaha tersebut tentunya banyak sekali pasangsurutnya. Setelah berhasil membesarkan dan menikmati hasilnya, ternyata masih ada yang harus dipikirkan lagi untuk kelangsungan usaha tersebut. Alangkah sayangnya jika usaha yang dengan susah payah sudah kita besarkan, terpaksa harus mengalami kemunduran, atau bahkan bisa jadi bangkrut hanya karena tidak ada yang mampu meneruskan usaha itu. Menyiapkan generasi penerus memang gampang-gampang susah, apakah mau menjadikan sebagai sebuah perusahaan keluarga dengan menyerahkan tampuk pimpinan usaha kepada anak, sebagai putra mahkota, atau akan diserahkan pengelolaannya secara profesional kepada orang lain. Masing-masing ada plus minusnya. Dalam Wacana Mitra edisi 174 ini, kami mencoba menurunkan beberapa tulisan yang berkaitan dengan langkah-langkah menyiapkan putra mahkota dalam rangka regenerasi dan bagaimana mengamati kemampuannya sebagai calon pemimpin usaha. Pada bagian lain menampilkan pula beberapa tulisan yang masih relevan dengan tema regenerasi, antaralain pendelegasian wewenang, mengontrol aset perusahaan, bagaimana menetapkan harga dan kompetisi memenangkan pasar. Selain itu kami bawakan oleh-oleh liputan makanan yang menjadi favorit orang Medan yaitu Bolu Meranti. Selamat membaca. M
PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Roland Taunay, Penanggungjawab: Uluan D.P. Manurung, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Louis M. Djangun, Rudianto Pangaribuan, Kontributor: Effendi, Ahmad Hadiyanto, J .M. Qayyuum; Roy Hudiana, Sylvia, Joko Pramono, Josaphat S. Wijaya, Julius Ronadi, Suhaeli Ali. Desain & Lay-out: Melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME Relations Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail:
[email protected] DISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN
Edisi174/TahunXI/2011* Wacana Mitra
Sajian Utama
Menyiapkan Pemimpin Perusahaan Menjalankan sebuah usaha bukan pekerjaan yang mudah, apalagi untuk memimpinnya dengan baik. Watak dan gaya seorang pemimpin sangat menentukan sukses tidaknya sebuah perusahaan.
ayangnya pembahasan mengenai kepemimpinan yang ada saat ini lebih banyak seputar pengelolaan usaha modern yang besar, jarang kita mendengar cerita sukses soal kepemimpinan di kalangan usaha kecil dan menengah (UKM). Ini lebih disebabkan, sebagian besar UKM merupakan perusahaan keluarga, yang dikelola secara tradisional dengan gaya manajemen yang sederhana. Kebanyakan para UKM mengelola usahanya berdasarkan peng-
S
Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card):
Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap informasi BMC akan disampaikan melalui SMS. Wacana Mitra * Edisi 174/Tahun XI/2011
Sajian Utama
alaman sehari-hari mereka atau mencontoh sesama UKM, bahkan ada yang sekadar meneruskan apa yang dilakukan para pendahulunya. Memang cukup sulit mencari perbedaan yang khas dari gaya kepemimpinan di antara UKM. Kalau toh ada yang lebih sukses, itu lebih karena faktor “keberuntungan” dan bukan lantaran cara mengelola usaha yang lebih baik. Merencanakan masa depan Kalau ditanya apa yang dibayangkan tentang masa depan usaha mereka dalam 5–10 tahun ke depan, hampir semua UKM pasti berharap usahanya akan jadi lebih baik, lebih maju dan lebih berkembang. Tetapi bagaimana sosok perusahaan nantinya dan bagaimana cara menggerakkan usaha agar impiannya itu bisa terwujud, belum tergambar dengan jelas di benak mereka. Di sinilah salah satu perbedaan penting UKM yang sekadar mengikuti arus dan mereka yang memiliki watak sebagai seorang pemimpin. Terlepas seberapa sederhana gambaran masa depan perusahaan, tapi bila ia telah membayangkan dengan cukup rapih bagaimana caranya mewujudkan itu, berarti ia telah mulai menunjukkan wataknya sebagai seorang pemimpin. Sebut saja Abdul Rochman, sudah
“Untuk dapat memimpin dan meneruskan usaha sangat perlu memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar”
lebih banyak, karena potensi pasar mie ayam di Bandung cukup besar dan terus berkembang. Mengelola usaha memang bukan hal yang mudah. Namun semua itu sesungguhnya bisa dipelajari. Jadi siapapun berpotensi untuk sukses asal bersedia belajar dan bekerja keras. Belajar bukan milik anak sekolahan semata-mata, proses belajar berlangsung setiap saat, dan tidak mengenal usia. Untuk dapat memimpin dan meneruskan usaha sudah seharusnya memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar baik yang bersifat formal maupun dalam bentuk pelatihan atau seminar tentang apa saja yang ada kaitannya Perlu terlibat langsung dalam rangka menyiapkan penerus usaha dengan usaha yang sedang kita jalankan, hasilnya penmenunjukkan kemampuan meren- ting untuk diterapkan di tempat canakan masa depan usahanya. usahanya. Anak muda berusia 27 tahun asal Alih generasi Purworejo ini meneruskan usaha Baik buruknya memimpin sesang ayah memproduksi dan men- buah usaha, juga ditentukan pada jual mie ayam. bagaimana sang pengusaha menyiDi benaknya ia sudah meren- apkan penerus, dan menyerahkan canakan untuk memindahkan usaha kepada generasi berikutnya. lokasi usaha, tapi bukan sekadar Bila proses alih generasi ini gagal pindah, ia ingin membangunnya berlangsung dengan mulus, bisa lebih besar, serta akan memperluas dipastikan usaha yang telah dipemasaran. Dana untuk semua itu rintis dengan susah payah selama sudah disiapkan sejak 2-3 tahun bertahun-tahun, terancam bubar, lalu, disisihkan dari keuntungan. setidaknya terus mengalami keDalam perhitungannya, Ia yakin munduran hingga akhirnya gulung bisa memproduksi dan menjual tikar.(pam)
Edisi 174/Tahun XI/2011 * Wacana Mitra
Sajian Utama
Haruskah Berpikir Regenerasi, Sedini Mungkin ?
I
ni adalah kenyataan kurang menyenangkan yang banyak dialami oleh perusahaan-perusahaan kecil, terutama usaha kecil menengah (UKM) yang umumnya adalah perusahaan keluarga yang dikelola secara tradisional. Sebagian besar dari mereka habis, hancur, atau bubar setelah generasi pertama pendirinya pensiun atau beranjak tua. Tongkat estafet usaha keluarga yang telah dibangun bertahun-tahun, boleh jadi dengan darah dan air mata, gagal dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Bila anak atau cucu meneruskan dan ikut membesarkan bisnis keluarga boleh jadi harapan semua orang tua. Namun tidak sedikit dari mereka yang sama sekali tidak tertarik untuk bergabung di perusahaan keluarganya. Kalaupun mereka bersedia melanjutkan usaha orang tuanya, belum tentu mereka memiliki semangat bekerja keras, pandangan masa depan dan kemampuan berbisnis yang sebanding dengan para pendahulunya. Persoalan ini muncul biasanya karena para UKM lupa atau sama sekali tidak mempersiapkan dengan baik generasi penerus usahanya. Ada banyak jalan yang bisa dipilih untuk mengasah keterampilan dan insting bisnis anak-anak muda yang disiapkan sebagai ”putra mahkota” usaha keluarga. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menumbuhkan minat si anak pada bisnis keluarganya. Bila ia tertarik tinggal bagaimana membangun keterampilan dan pengalaman bisnisnya. Si anak bisa saja
disekolahkan setinggi-tingginya agar cukup bekal pengetahuannya. Tapi bisa juga mematangkan kemampuan si anak dengan cara magang. Ia dititipkan selama beberapa waktu misalnya pada sesama pengusaha untuk belajar berbisnis mulai dari bawah, menjadi pekerja rendahan. Cara seperti ini dipilih agar si anak menghargai dan bersedia bekerja keras untuk mencapai tujuannya. Ia tidak dimanjakan dengan langsung dipercaya melanjutkan usaha orang tuanya tanpa cukup bekal pengetahuan dan pengalaman. Bisa dibayangkan seandainya si bos baru dan muda itu bermasalah dengan pekerja senior yang telah lama bekerja pada orang tuanya hanya karena masalah sepele. Itu artinya si orang tua belum cukup membiasakan sang anak pada keseharian usaha yang dikelolanya. Mestinya ia memberi contoh dan teladan kepada sang penerus soal bagaimana seninya menjadi seorang pemimpin yang baik. Semua upaya alih generasi itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Karenanya harus dipikirkan dan dipersiapkan jauh-jauh hari. Jangan sampai terlambat ketika terlanjur sudah tua dan saatnya pensiun baru berpikir untuk mencari dan memilih penerus. M
Wacana Mitra * Edisi 174/Tahun XI/2011
“Ada banyak jalan yang bisa dipilih untuk mengasah keterampilan dan insting bisnis anak-anak muda yang disiapkan sebagai ‘putra mahkota’ usaha keluarga”
Siapa tahu ia bisa meneruskan dan membesarkan usaha orangtuanya.
Sajian Utama
6 Langkah
Menyiapkan Regenerasi
P
ernahkah Anda merenung pada saat Anda baru saja merayakan ulang tahun yang ke 50 misalnya. Biasanya setelah pesta usai justru sadar atau tidak, kita akan selalu terbawa ke alam yang jauh ke belakang atau jauh ke depan. Pada saat inilah kita akan menentukan pilihan pikiran mana yang terasa lebih asyik dan nyaman. Pilihan ini tidak hanya terbatas untuk usia muda atau dewasa, bahkan usia lanjut pun perlu mempertimbangkan langkah mana yang akan ditempuh untuk kehidupan di masa depan. Apalagi bagi para pelaku usaha, pemikiran jauh kedepan ini merupakan bagian dari “strategi management” yang perlu dipikirkan secara matang. Kita tidak perlu berpikir umur kita baru 50 tahun, masih banyak waktu. Tetapi berpikirlah bijak bahwa tidak ada yang tahu batas usia manusia. Awal dari pemikiran inilah kita harus menjawab siapa orang kedua, ketiga, dst yang pantas menggantikan posisi sebagai pengelola usaha yang sekarang Anda miliki ini. Beberapa langkah mencari regenerisasi berikut mudahmudahan dapat membantu menemukan siapa yang pantas disiapkan untuk mendampingi atau menggantikan Anda sebagai berikut: Langkah Pertama: - Buatkan struktur karyawan usaha saat ini secara detail. - Berikan penilaian baik postif maupun negatif terhadap kinerja semua karyawan Langkah Kedua: - Tentukan target awal, fokus pada masalah apa minat para karyawan - Cobalah untuk memberikan penilaian lebih dulu terhadap karyawan yang masih ada garis keturunan dengan Anda - Jika tidak ada, lakukan di luar keluarga Anda - Buatkan juga struktur keluarga secara detail Langkah Ketiga: - Teliti hasilnya, apakah target tersebut mau belajar di bidang yang sedang Anda tekuni sekarang ini. - Apakah dia bisa dipercaya untuk mendampingi usaha Anda. - Apakah latar belakang pendidikannya bisa mendukung usaha Anda nantinya - Apa saja yang sudah dan belum dia ketahui tentang usaha Anda tersebut
Langkah Keempat: - Mulailah untuk mengenalkannya kepada orang-orang yang berkaitan dengan usaha Anda - Mulailah memberikan sedikit demi sedikit tanggungjawab kepadanya, misal beberapa urusan kecil saja. - Nilailah hasilnya, jika mampu cobalah dengan beberapa urusan yang lebih besar, dst … Langkah Kelima: - Tanyakan dengan serius, apakah dia sanggup mendampingi/menggantikan mengelola usaha, jika suatu saat nanti Anda menyatakan ingin beristirahat. - Uji kemampuan dan keseriusannya dengan beberapa cara. Misal jika usaha tersebut kelak sudah dia kelola, langkah apa saja yang akan ditempuh untuk mempertahankan/mengembangkan usaha tsb. Langkah keenam: - Berilah motivasi untuk maju - Tanamkan kepadanya kejujuran dalam persaingan usaha - Tunjukkanlah kepadanya pengalaman sebagai pelaku usaha, bahwa kegagalan dan kesuksesan orang lain adalah pelajaran yang sangat berharga. (el)
Edisi174/TahunXI/2011 * Wacana Mitra
Sajian Utama
Delegasi Wewenang yang Efektif K
etatnya persaingan usaha, tidak bisa lagi dihadapi dengan cara pengelolaan usaha yang sepenuhnya bertumpu pada pemilik usaha. Delegasi wewenang dan tanggung jawab, sudah menjadi tuntutan yang sulit ditawar. Lebih banyak wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada sejumlah karyawan terpercaya, lebih baik. Dengan begitu, pengusaha bisa berkonsentrasi penuh pada ide-ide pengembangan usaha. Persoalannya, setelah wewenang dan tanggung jawab diberikan pada karyawan, kadang justru muncul masalah atau hasilnya tidak memuaskan. Penyebabnya, bisa karena karyawan tersebut memang belum benar-benar siap, atau pengusaha yang mendelegasikan wewenang terlalu rinci menjelaskan kepada karyawan tentang cara-cara mengerjakannya. Salah satu tips agar pendelegasian wewenang berjalan
“Lebih banyak wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada sejumlah karyawan terpercaya, lebih baik. Dengan begitu, pengusaha bisa berkonsentrasi penuh pada ide-ide pengembangan usaha.”
Wacana Mitra * Edisi174/TahunXI/2011
efektif, adalah dengan cara memberitahukan kepada karyawan tentang hasil yang kita inginkan, tetapi jangan beritahukan kepada mereka bagaimana melakukan pekerjaan atau tugasnya. Jelaskan saja hasil yang kita harapkan secara rinci dan spesifik. Selanjutnya, biarkan karyawan bersangkutan memikirkan cara-cara atau langkah-langkah untuk mengerjakannya. Hal ini niscaya akan merangsang kreativitas karyawan. Jika berhasil, karyawan pun akan merasa lebih puas. Tetapi kalau kita bilang kepada karyawan, misalnya : ”Pertama, lakukan ini. Kedua, lakukan itu, dan seterusnya..” maka walaupun karyawan berhasil melakukannya, tingkat kepuasannya akan rendah. Bahkan, kalau pun tidak berhasil, mereka akan dengan mudah melempar tanggung jawab dengan berujar, “Saya kan sudah melakukan semua langkah yang Bapak perintahkan.” Secara lebih luas, kita harus menempatkan karyawan bukan hanya sekadar sebagai pekerja, tetapi sebagai mitra yang bisa bersama-sama membangun perusahaan, dengan cara: - Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan, jika timbul. - Menunjukkan perhatian pada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja. - Menunjukkan pengertian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan. - Mendirikan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf. - Menerapkan prinsip penekanan-ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan. Prinsip ini menyatakan bahwa perilaku yang diberi imbalan akan bertambah dalam frekuensinya, dan bahwa perilaku yang tidak diberi imbalan (dihukum) akan berkurang dalam frekuensinya. - Mendorong inisiatif. - Menciptakan suasana kerja sama dan gugus kerja dalam organisasi.
Manajemen
Mengontrol
Aset Perusahaan
Seiring dengan berkembangnya usaha, semakin kompleks pekerjaan yang harus diurus, termasuk pengelolaan aset dan keuangan. Salah urus, bisa jadi bukan keuntungan, malahan “buntung” yang didapat. ebagai pengusaha yang masih berskala kecil menengah, seringkali kita meremehkan usaha sendiri dan menganggap belum perlu mengelola usaha secara profesional. Anggapan semacam ini sejatinya merupakan awal dari kehancuran usaha, di mana kita tidak pernah mengetahui lagi posisi perusahaan, apakah untung atau rugi, kita juga tidak pernah mengetahui aset apa saja yang dimiliki, dan berapa nilainya. Lebih parah lagi jika kita tidak lagi mengetahui status keuangan dan aset, mana yang milik perusahaan dan mana yang milik pribadi. Beberapa hal tentu harus dilakukan adalah: Sejak awal usaha berjalan, sebaiknya sudah memanfaatkan bank untuk mengatur aliran uang keluar dan masuk. Setiap uang masuk dari hasil penjualan, pada hari itu juga langsung dimasukkan ke rekening bank. Rekening ini khusus untuk menyimpan, tidak boleh diambil untuk pengeluaran (belanja). Rekening untuk pengeluaran, dibuat secara terpisah. Kita bisa meminta petugas bank untuk mentransfer secara otomatis jumlah uang tertentu dari rekening pemasukan ke rekening pengeluaran, setiap hari. Dengan cara itu, kontrol terhadap aliran uang keluar dan masuk, akan mudah dilakukan, kapan saja. Selain aliran uang, terhadap penggunaan dan perawatan aktiva tetap seperti berbagai jenis peralatan, juga perlu dilakukan pengawasan secara serius. Di sini, yang paling penting adalah, bagaiamana si pengusaha menekankan disiplin terhadap karyawan yang menggunakan dan memelihara setiap alat. Semakin berkembang sebuah perusahaan dan semakin banyak peralatan yang digunakan, kegiatan kontrol menjadi kian penting. Harus ada orang yang bertanggung jawab melakukan pengontrolan setiap hari, secara langsung
S
Namun, akan lebih efektif lagi, jika setiap karyawan diikutsertakan dalam tanggung jawab, atas kerusakan peralatan yang diakibatkan oleh kesengajaan atau keteledoran. Di sini pengusaha harus fair menetapkan, siapa-siapa yang bersalah dan seberapa sejauh mereka harus “ikut mengganti” kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan mereka. Manajemen keuangan yang baik hampir sama dengan manajemen karyawan yang baik. Kita harus mengikuti dan merasakan apa-apa yang terjadi di sekeliling setiap hari. Maka catatan yang lengkap tentang setiap rupiah yang keluar dan masuk, adalah hal yang penting. Mulailah dengan pembukuan yang pantas dan teliti. Sekalipun kita mempunyai akuntan, namun salahlah kalau kita sendiri tidak ambil peduli terhadap pembukuan keuangan. Semua transaksi uang dibukukan dalam jurnal, dan dikelompokkan dalam judul ledger (Buku Kas Induk) yang khusus, untuk suatu periode (misalnya satu bulan). Dari sini bisa dibuatkan laporan rugi-laba dan neraca bulanan atau kwartalan yang berguna sekali bagi Anda untuk mengetahui di mana usaha Anda sekarang berdiri. Berapa besar keuntungan atau kerugian usaha kita. Berapa besar kekayaan dan utang kita. Dengan perkataan lain, berapa besar usaha dan sukses kita sesungguhnya? Akhirnya, ada satu peringatan penting bagi setiap pengusaha, yaitu tentang besarnya investasi keuangan yang terlibat dalam suatu usaha makanan. Ya, Anda membutuhkan sejumlah dana, tetapi berapa banyak? Pertanyaan ini tidak terjawab sebelum kita memastikan jenis usaha, besarnya skala usaha dan peralatan yang dibutuhkan, dan harganya. Tatkala kita menghitung-hitung berapa banyak biaya, kita perlu menghitung pula berapa banyak penjualan yang harus kita hasilkan, agar minimal tidak merugi. Titik tidak rugi-tidak untung ini disebut titik impas (break even point). Penjualan kita harus paling sedikit setinggi titik impas tersebut, untuk menutup biaya-biaya tetap maupun variabel yang Anda investasikan. Mungkin omset penjualan sebesar itu tidak langsung tercapai dalam 6 bulan pertama. Tetapi perkiraan dan proyeksi kita betul-betul harus realistis dan tajam. Bila perhitungan menunjukkan bahwa titik impas sulit dicapai, maka sesuaikanlah cara invest kita yang masih mungkin. Atau kalau tidak mungkin lagi, maka lupakanlah bisnis ini. M
Edisi174/TahunXI/2011* Wacana Mitra
Cermat dalam Menetapkan Harga
Penetapan harga yang tepat membantu keberhasilan penjualan dan membangun kesetiaan pelanggan. Agar tidak keliru, hindari kesalahan penetapan harga yang sering terjadi sbb : 1. Menjual terlalu murah Untuk menetapkan harga yang realistis, perlu mengetahui seluruh biaya dalam pembuatan produk. Sebagian pengusaha menetapkan harga terlalu murah dengan maksud untuk mengejar penjualan, tetapi mereka lupa untuk menambahkan biaya overhead seperti listrik, air, sewa tempat, gaji sendiri atau karyawannya, dll. Tentu saja ini sangat merugikan karena tidak memperhitungkan segala pengeluaran yang tidak nampak. 2. Mengikuti persaingan Dengan mendasarkan pada harga pesaing bisa berbahaya karena biaya yang digunakan pesaing dalam menghitung harga tidak seluruhnya sama dengan biaya yang kita keluarkan. Mereka mungkin membayar harga lebih rendah atau lebih tinggi daripada yang kita lakukan, membeli teknologi yang berbeda, dan mempunyai anggaran pemasaran yang berbeda pula. Namun demikian, penting juga mengetahui berapa harga yang dibebankan pesaing sehingga kita tahu berapa harga yang realistis untuk pasar. Jika harga yang kita tetapkan jauh lebih rendah dari pesaing, pastikan bahwa keputusan itu sudah memperhitungkan faktor persamaan penetapan harga.
Wacana Mitra * Edisi174/TahunXI/2011
3. Persaingan harga Penetapan harga semata-mata untuk mengalahkan pesaing adalah kesalahan besar. Cara ini memang akan menarik pembeli, tetapi kemungkinan mereka bukan pelanggan yang setia. Mereka mungkin akan beralih begitu ada produk yang lebih murah. Pendekatan yang lebih baik adalah membuat sesuatu yang lain, seperti layanan yang baik, menciptakan sesuatu yang khas/unik, atau peningkatan kualitas. 4. Menunggu terlalu lama untuk menaikkan harga Permintaan yang meningkat membuat kita harus memutuskan apakah menaikkan harga atau tidak. Beberapa pengusaha menghindari kenaikan harga karena takut pelanggan akan bereaksi negatif. Dalam banyak hal, strategi yang lebih baik adalah secara teratur sedikit demi sedikit menaikkan harga daripada membebani nasabah dengan satu kenaikan harga yang besar. Dengan kata lain, kenaikan harga 10 persen lebih dipandang negatif daripada dua kali kenaikan harga 5 persen. 5. Menurunkan harga tanpa mengubah pengiriman Sebagian pelanggan mungkin berusaha mendapat harga yang lebih rendah. Ini dapat menempatkan kita pada posisi yang sulit, terutama jika menjalankan usaha berdasarkan jasa layanan antar. Mengirim pesanan dengan harga yang lebih rendah bisa menimbulkan kesan seolah-olah harga awal terlampau tinggi, ini akan membuat kesempatan berikutnya terbuka untuk negosiasi harga. Pendekatan yang lebih baik adalah menerima harga yang lebih rendah, tetapi mengubah sedikit ketentuan pengiriman. Atau katakan bahwa untuk pesanan yang besar diberikan harga yang lebih rendah sebagai potongan harga. 6. Menetapkan harga sembarangan Sebagian pelanggan ingin tahu bagaimana kita menghitung penetapan harga yang masuk akal. Untuk itu perlu pemahaman tentang biaya-biaya yang terkait dengan harga produk, tanpa pemahaman itu sulit untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk menyesuaikan harga. Sumber : SME Toolkits Indonesia
Pemasaran
H
Strategi Memenangkan Kompetisi Pasar
ampir tidak ada produk yang baru diluncurkan ke pasar, bisa langsung mengalami penjualan tinggi, dan terus meningkat. Perjalanan sebuah produk di pasar, umumnya melalui beberapa tahapan, dengan tingkat penjualan yang naik-turun. Pengenalan Produk Tahap ini, dilakukan setelah produk memasuki pasar. Produsen bisa melihat gra�k permintaan konsumen, apakah memberikan sinyal yang menggembirakan atau tidak. Artinya, apakah barang yang dilempar ke pasaran itu mampu menarik calon pembeli dan permintaan menjadi menanjak, atau biasa-biasa saja, bahkan sebaliknya. Karena itu, pada tahap ini sangat penting untuk melakukan promosi, yang seringkali membutuhkan anggaran biaya yang tinggi. Perjalanan barang yang masih diperkenalkan kepada konsumen itu, memerlukan pemikiran serta rencana yang harus hati-hati. Sebab, inilah tahap yang paling menentukan, untuk perjalanan produk selanjutnya. Jika tahap perkenalan ini dilakukan dengan baik, terarah dan berhasil, maka perjalanan produk selanjutnya tinggal mengikuti dan mengembangkannya saja. Namun jika pada tahap awal ini produk sulit menerobos pasar serta tidak mampu merebut hati konsumen, maka pada tahap-tahap berikutnya pun akan mengalami kesulitan. Bahkan kadang-kadang, penjualan produk menjadi macet total. Itu artinya, produsen telah mengeluarkan banyak biaya
yang tak dapat dikembalikan. Karena itu. pada tahap perkenalan ini, biasanya produsen berani mengeluarkan biaya yang besar, dan tak mengharapkan untuk dapat kembali. Maksudnya, tahap perkenalan barang memang memerlukan banyak dana. Sebab pada tahap ini, produk dibuat sedemikian bagus, baik bentuk maupun mutunya. Dengan begitu, nilai produk di mata konsumen akan meningkat, dan konsumen bisa membedakannya dengan produk lain.
“Produk dibuat sedemikian bagus, baik bentuk maupun mutunya. Dengan begitu, nilai produk di mata konsumen akan meningkat, dan konsumen bisa membedakannya dengan produk lain.” Faktor yang menentukan penjualan barang, adalah gencarnya promosi. Promosi mempunyai peranan yang cukup besar terhadap distribusi produk, dan sangat menentukan nasib produk pada tahap berikutnya. Jika pada saat promosi masyarakat menjadi tertarik dan menginginkan produk baru yang ditawarkan, berarti produk yang bersangkutan mempunyai masa depan yang cerah, dan sebaliknya. Faktor lain, adalah mengenai harga. Kita sering tertarik dengan produk-
produk baru yang mutunya baik dan harganya agak berbeda dengan yang lainnya, yakni lebih rendah sedikit dengan barang lama yang sejenis. Jika memang pengusaha menerapkan cara memotong harga pada tahap perkenalan ini, berarti ia mampu menyediakan dana cukup besar untuk itu. Sebab, dengan memasang harga yang sama sekali tak mendapatkan keuntungan, berarti biaya untuk membuat produk tersebut tak dapat dikembalikan. Namun, setidak-tidaknya, kelak akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar, jika pada tahap perkenalan
Edisi 174/Tahun XI/2011 * Wacana Mitra
produk baru ini mendapat sambutan dari konsumen. Dengan demikian, berarti pada tahap berikutnya, yaitu jika produk sudah benar-benar diterima pasar dengan baik, pengusaha dapat menarik keuntungan demi menutup biaya yang sudah dikeluarkan. Sebab pada masa
pertumbuhan pasar ini, produk baru yang menerobos pasaran betul-betul menduduki hati konsumen. Barangbarang baru yang menguasai pasar jelas diincar oleh perusahaan-perusahaan lain. Produk baru hasil inovasi murni, akan diikuti oleh perusahaan lain. Perusahaan peniru ini akan mengikuti jejak perusahaan inovator dan memproduksi barang sejenis, bahkan penyajian warna dan bentuk logo merek hampir-hampir sama. Disamping penyajian warna yang mirip, sering perusahaan pesaing membuat mutu yang lebih
tinggi dan baik. Karena itu, perusahaan inovator masih tetap perlu melakukan kegiatan promosi. Tujuannya bukan lagi memperkenalkan produk, tetapi memelihara loyalitas konsumen. Tahap Kematangan Pasar Tahap pertumbuhan yang dialami sekarang ini, adalah tahap kematangan pasar. Dalam upaya mempertahankan kedudukan produk di pasar dan mengatasi pesaing yang bermunculan, sedikit banyak produk yang bersangkutan akan mulai tergeser juga. Ini merupakan masalah baru lagi. Apabila banyak perusahaan lain yang memproduksi produk serupa, bahkan mutu dan cara pemasarannya lebih unggul, maka konsumen akan berpaling ke produk buatan pesaing itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, ada perusahaan yang memasang strategi memperbanyak produknya di pasaran. Targetnya, konsumen dengan mudah bisa menemukan produk tersebut di mana saja. Tapi, upaya ini sebaiknya dilakukan sejalan dengan kegiatan promosi yang efektif. Tapi, ada juga perusahaan yang lebih suka melakukan strategi lain, yaitu membuat diversi�kasi produk sehingga menjadi beraneka jenis. Dia lebih mementingkan jumlah ragam produk dibandingkan jumlah unit atau satuan produk. Pengusaha yang menjalankan strategi ini umumnya berpandangan, bahwa dengan menjual atau menyediakan produk yang bermacam-macam jenis, maka kekurangan yang terdapat dalam satu produk dapat ditutupi oleh keuntungan dari penjualan produk yang lainnya. Artinya, jika seorang pengusaha menyediakan bermacam-macam jenis produk, maka kerugian yang terdapat pada salah satunya dapat ditutup produk yang dalam penjualan memberikan laba yang lebih besar. Ambil contoh, sebuah perusahaan
Wacana Mitra * Edisi 174/Tahun XI/2011
“Dengan menyediakan bermacam-macam jenis produk, maka kekurangan yang terdapat dalam satu produk dapat ditutupi dengan keuntungan dari penjualan produk yang lainnya.” roti. Penjualan roti tawarnya belakangan ini mengalami kerugian karena kalah bersaing, tetapi aneka roti manis dan donatnya memberikan keuntungan, karena laba penjualan cukup besar. Laba dari produk roti manis dan donat itulah yang akan membantu menutupi kerugian roti tawar. Jika hendak mengambil cara seperti itu, pengusaha dituntut menciptakan produk lain yang benar-benar punya prospek pasar bagus. Tidak asal membuat produk yang dijualnya beragam. Terlebih jika produk utama telah benarbenar tergeser oleh pesaing. Kalau perlu, biarkanlah produk utama (dalam hal ini roti tawar), diadu habis-habisan dengan produk sejenis dari pesaing. Namun begitu, penurunan laba tetap saja akan terjadi. Terlebih jika perusahaan juga melakukan kegiatan promosi, yang biasanya menyedot anggaran, sementara keuntungannya bisa saja bersifat jangka panjang. Namun, satu hal yang harus diingat, bahwa dalam bisnis terjadinya penurunan penjualan setelah sebelumnya mengalami pertumbuhan tinggi merupakan hal yang biasa. Sebab, bagaimanapun, pada titik tertentu pasar sangat mungkin mengalami kejenuhan. Persoalannya, bagaimana pengusaha menaikkan kembali angka penjualan dan perolehan laba. Di sinilah pengusaha dituntut untuk melakukan berbagai langkah inovatif. M
Pro�l
“Jangan Tinggalkan Medan Tanpa Bolu Meranti”
B
erawal 21 tahun yang lalu Ibu Ayling setiap pagi membuat kue bolu untuk bekal sekolah anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Citarasa dan aroma kue bolu buatan Ayling pun mulai menyebar di kalangan teman sekolah anakanaknya, sanak saudara, tetangga hingga ke seluruh kota Medan.
Seiring dengan berjalannya waktu, pesanan demi pesanan pun berdatangan. Ada yang memesan sebagai bekal sekolah, arisan keluarga, hingga oleh-oleh. Namun karena Jalan tempat tinggal Ayling dan keluarganya sempit dan buntu, pengambilan pesanan pun dialihkan ke rumah saudaranya di Jalan Meranti. Lokasinya berada di balik gang rumah Ayling. “Kami tidak membuka gerai sama sekali waktu itu. Kadang-kadang titip ke tante yang rumahnya di Jalan Meranti. Soalnya jalan di rumah tante lebih besar dan bisa dilewati kendaraan,” ucap Ricca anak pertama Ayling kepada Wacana Mitra beberapa waktu lalu. Produk awal yang dibuat Ayling terbatas pada empat jenis roll cake yaitu rasa keju, mocca, nenas dan strawberry. Saat itu pembeli masih terbatas pada penduduk sekitar kota Medan. Dari bekal sarapan untuk keempat anaknya di sekolah, Ayling pun meraih sukses. Dari semula hanya mengonsumsi 1-2
“Sering terlihat kotak berwarna kuning dengan tali warna putih menjadi barang bawaaan para penumpang di Bandara Polonia Medan.” kilogram terigu Segitiga Biru per hari, kini menjadi tidak kurang dari 25 kilogram, atau rata-rata 30 sak per bulannya. Jumlah pemakaian ini menurut Ricca bisa bertambah lagi saat musim liburan hari besar keagamaan seperti lebaran, natal dan tahun baru. “Bisa mencapai 100 kilogram lebih per harinya atau meningkat sekitar 20 persen dibanding hari biasa.” Jelas Ricca. Usaha Keluarga Ketika usahanya semakin berkembang dan permintaan semakin banyak, agar pelayanan kepada konsumen menjadi lebih maksimal, maka pada tahun 2005 mereka membuka toko yang dinamai “Bolu Meranti” di rumah tempat tinggal mereka di Jalan Kruing No 2-K Medan. “Kami tetap memakai nama Bolu Meranti karena bagaimanapun
Ricca putri Ny. Ayling, salah satu penerus usaha Bolu Meranti
Edisi 174/Tahun XI/2011 * Wacana Mitra
sejak awalnya orang mengenal dengan nama Bolu Meranti yang dulu numpang jualan di Jalan Meranti,” ungkap Ricca yang bertugas untuk mengurusi keuangan usaha “Bahkan kemasan khusus dan diberi label bolu Meranti ini dibuat atas permintaan para pelanggan.” Lanjutnya Tinggal sebut saja pesanan dari mana, nanti seorang karyawan segera menyiapkan bolu pesanan lengkap dengan kardus yang dirancang special dilengkapi dengan tali kain warna putih sehingga kardus mudah ditenteng. Kini Bolu Meranti menjadi oleh-oleh khas kebanggaan mereka yang berlibur ke Kota Medan. Sering terlihat kotak berwarna kuning dengan tali warna putih menjadi barang bawaaan para penumpang di Bandara Polonia Medan. Bahkan tidak jarang penumpang membawanya dalam beberapa kardus berukuran besar. “Sekarang zamannya Bolu Meranti,” ucap Elita, wartawan Kompas yang sedang liburan ke Medan. Benar saja, saat Wacana Mitra berkunjung ke alamat Bolu Meranti, nampak antrian pembeli mencapai puluhan orang. Agar lebih tertib, setiap pembeli yang datang mendapat kupon antrian sekaligus bukti pemesanan. Kendati begitu, Ricca dan adiknya Rissa cukup piawai memimpin karyawannya sehingga pembeli tidak perlu berlama-lama menunggu, hanya sekitar 20 menit panggilan nomor antrian akan
terdengar. “Agar tidak berlamalama menunggu bisa juga dengan cara pesan lewat telepon sehari sebelumnya,” saran Rissa yang lebih banyak mengurus produksi. Selain itu untuk mendapatkan bolu yang diinginkan dalam keadaan fresh ada baiknya melakukan pemesanan melalui telepon, karena jika mendadak datang langsung
bisa dipastikan tidak banyak pilihan karena sudah diborong orang lewat pesanan telepon. “Memang kami punya konsep untuk menjual bolu gulung fresh.” Lanjut Rissa. Kini Ibu Ayling sendiri sudah tidak banyak terlibat secara langsung. Berkat hobinya membuat cake sejak masih muda telah berhasil menorehkan sukses besar dan
Wacana Mitra * Edisi 174/Tahun XI/2011
menjadi usaha keluarga. Kalau kedua putrinya Ricca dan Rissa lebih banyak mengurus masalah keuangan dan produksi, dua putranya, Kusno dan Tomy bertanggungjawab mengurus distribusi dan pengadaan bahan. Memang sejak kecil, keempat anak Ayling sudah terbiasa membantu menerima pesanan kue. ”Ini semua bukan proses yang singkat, tetapi melalui perjalanan serta pengorbanan panjang dan kami bersyukur bisa seperti ini,” kenang Ricca. Dalam perjalanan usahanya, Bolu Meranti terus mengembangkan resep. Ada 6 ukuran bolu gulung buatan Meranti, antara lain bolu gulung 3 in 1, bolu gulung standar, bolu gulung meses, bolu gulung topping keju, bolu gulung topping kacang, dan bolu gulung spesial. Mengenai variasi rasa, ada delapan citarasa yang disajikan yakni cokelat, pandan, keju, mocca, nanas, kacang, abon, dan blueberry. Harganya pun relatif terjangkau dari Rp 40 ribu sampai Rp 70 ribu. Jadi jangan tinggalkan Kota Medan tanpa kesan, tanpa Bolu Meranti. Begitulah pesan dalam layanan brosur Bolu Meranti. (RAP)
Kontak: Bolu Meranti
Jalan Kruing No 2-K Medan. Telepon: 061 4158523 061 77777333
Tips
Menjadi Pemimpin yang Baik Setiap pengusaha, adalah pemimpin bagi para karyawannya. Bagaimana menjadi pemimpin yang baik sehingga diikuti bawahan atau karyawannya? 1. Memperlakukan karyawan dengan rasa hormat. Tidak semua orang memang gila hormat, tetapi siapapun orangnya juga tidak mau untuk dihina. Kalau kita bisa memperlakukan karyawan dengan rasa hormat, maka mereka akan menghargai itu. 2. Bisa memberikan inspirasi kepada karyawan. Pemimpin harus mampu memberikan inspirasi, visi, dan misi ke mana sebenarnya arah perjalanan kita. 3. Bila kita dapat mengajarkan sesuatu, memberikan sebuah ilmu atau kemampuan, karyawan akan menurut. Sehingga semuanya dapat belajar dan tumbuh menjadi karyawan yang lebih baik.
4, Harus dapat mentoleransi sebuah kesalahan. Tentu saja bukan kesalahan yang sama dan telah dibuat berulangulang, tetapi yang terjadi sekali saja dan tidak disengaja. 5. Bersedia berkomunikasi dengan jujur dan terbuka. Karena kalau kita tidak mampu mengomunikasikan diri kita dengan karyawan, maka akan terjadi ketidakpastian dan salah paham di antara mereka.
6. Harus dapat membangun kepercayaan karyawan. Kalau karyawan tidak percaya dan merasa bahwa pemimpinnya menipu, mau menangnya sendiri, mau enaknya saja, tetapi tidak mau bekerja dengan benar dan jujur, maka bawahannya tidak akan menurut. 7. Pimpinan harus mau melakukan apa yang telah diajarkan. Jadi kalau dia bilang harus hidup dengan baik, maka dia harus mempunyai cermin dari hidup yang baik itu. Kalau tidak, karyawan akan menganggap kita hanya berbicara tanpa memberikan contoh yang benar.
Edisi 174/Tahun XI/2011 * Wacana Mitra
Resep Bahan �lling: 10 butir 2 butir 250 gram 120 gram 40 gram 5 gram
Bahan kulit pie: 260 gram 160 gram 1 butir 80 gram 1 gram
Cara Membuat: Filling : 1. Telur dikocok lepas, tambahkan Susu UHT Indomilk, aduk rata. 2. Didihkan gula pasir dan air lalu tuang ke dalam campuran susu dan telur sambil terus diaduk. 3. Tambahkan rhum bakar aduk hingga rata. Pie Dough : 1. Kocok Orchid Butter dan icing sugar, asal tercampur. 2. Tambahkan kuning telur dan vanila essence, aduk rata. 3. Masukkan terigu Kunci Biru, aduk rata 4. Siapkan cetakan pie, oles dengan margarine dan taburi sedikit terigu. 5. Tipiskan adonan dan ratakan di dalam cetakan. Tuang isi di atas adonan pie. 6. Panggang dengan suhu 160ºC selama ± 30 menit.
Terigu Kunci Biru Orchid Butter Kuning telur Icing sugar Vanilla essence
Bahan: 700 gram Terigu Cakra Kembar 300 gram Terigu Segitiga Biru 30 gram Ragi instan 220 gram Gula Pasir 15 gram Garam 60 gram Susu bubuk Indomilk 3 gram Bread improver 450 gram Air 180 gram Palmia Margarine 30 gram Kuning telur 100 gram Telur utuh Bahan isi: 500 gram Sosis Bahan Topping: 50 gram Mayonaise 3 gram Daun Parsley Kering 50 gram Saos Sambal Indofood Bahan olesan: 1 butir telur 150 ml Susu UHT Indomilk Cara Membuat: 1. Campur semua bahan kering. 2. Masukkan telur dan air; aduk hingga adonan menyatu. Masukkan margarine, lalu aduk
Kuning telur Putih telur Susu UHT Indomilk Gula pasir Air Rhum bakar �avour
hingga kalis. Istirahatkan ± 10 menit. Bagi adonan dengan berat timbangan 60 gram, lalu bulatkan. Istirahatkan lagi selama ± 10 menit. Buang gasnya, bentuk, dan isi dengan sosis atau sesuai selera. Susun di atas loyang yang sudah dioles dengan pemoles loyang. Istirahatkan selama ± 90 menit hingga adonan cukup mengembang. 9. Oles dengan campuran bahan polesan, gunting atasnya lalu isi dengan mayonaise dan topping dengan saos sambal pada menit ke-30. 10. Bakar dalam oven pada suhu 190 - 200 C selama 10-12 menit. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Wacana Mitra * Edisi 174/Tahun XI/2011
Info Sehat
Rutin Lakukan Pembersihan dan Sanitasi Segala sesuatu yang terlihat bersih belum tentu benar-benar bersih dan aman untuk digunakan. Karena itu, dalam produksi dan pemasaran produk makanan, kegiatan pembersihan dan sanitasi terhadap peralatan dan ruangan, mutlak diperlukan.
Bahan pembersih yang digunakan adalah: 2. Bahan Sanitasi:
1. Detergen: Digunakan untuk menghilangkan minyak dan bahan-bahan padat lain di permukaan, tetapi tidak membunuh bakteri.
digunakan setelah penggunaan detergen, dapat berupa bahan kimia atau air panas. Bukan merupakan pilihan untuk menggunakan detergen atau bahan sanitasi, keduanya harus digunakan.
3. Desinfektan: merupakan bahan kimia mengandung parfum yang kuat. Biasanya digunakan di toilet.
Hal-hal penting dalam proses pembersihan: 1. Setiaporangyangterlibat dalampembuatanproduk makananharusbelajar membersihkanperalatan/ruangandengan hati-hati.
2. Gunakanempatlangkahdasar untukmembersihkansecara efektif •Pembersihanawal:Membersihkankotorandanminyak sertamembilasnya. •Pembersihanutama:Menghilangkankotoranmenggunakandetergen.
•Sanitasi/desinfeksi:Menggunakan airpanasataubahankimia. •Airdry:Mengeringkanperalatan secaraalami. 3. Selalukerjakansesuaijadwalpembersihan.
4. Yakinkanperalatanuntukmembersihkanjugadalamkeadaanbersih dandijagadalamkondisibaik.
5. Tutupsemua makanan sebelum pembersihan dilakukan. 6. Ikutipetunjukpemakaianbila menggunakanbahankimia. Simpanditempatterpisahdari makanan.
7. Lakukansanitasidiawaldan akhirkerja.
Edisi 174/Tahun XI/2011 * Wacana Mitra
Asal-Usul
Shortening
Si Lemak Putih yang Lembut dan Gurih
S
Di balik empuknya ro� atau gurihnya biskuit, di situlah shortening menjalankan perannya dengan baik. Apakah shortening itu?
hortening adalah Lemak padat yang menghasilkan tekstur renyah dan rasa gurih itu digunakan sebagai bahan tambah-an dalam pembuatan berbagai produk makanan berbasis terigu. Di pasaran, shortening lebih dikenal sebagai lemak putih atau mentega putih. Shortening berasal dari lemak hewani, lemak nabati, atau campuran dari keduanya. Di negara-negara Eropa, Amerika dan Australia banyak digunakan lemak hewani sebagai sumber pembuatan shortening. Lemak hewan ini memiliki tekstur yang sudah padat pada suhu kamar. Proses yang dilakukan untuk membuat shortening adalah pemisahan dari jaringan otot, pencampuran, pengadukan dan pembentukan tekstur. Di negara-negara tropis seperti Indonesia dan Malaysia, banyak dikembangkan shortening yang berasal dari minyak sawit. Caranya adalah dengan memisahkan stearin (bagian minyak sawit yang berbentuk padat) dengan olein (bagian minyak sawit yang cair). Olein selanjutnya diolah menjadi minyak goreng, sedangkan stearin ini diolah lebih lanjut menjadi shortening atau margarin. Namun demikian karena tekstur stearin masih lembek dan mudah meleleh pada suhu kamar, maka sering dilakukan reaksi hidrogenasi untuk membuat lemak tersebut lebih padat lagi. Kadang-kadang untuk menghasilkan shortening khusus, masih harus ditambahkan lemak-lemak yang lain, seperti lemak susu atau lemak hewan. Shortening nabati vs hewani Shortening yang berasal dari tumbuh-tumbuhan se-
Wacana Mitra * Edisi 174/Tahun XI/2011
benar-nya memiliki beberapa kelebihan dibandingkan shortening hewani. Ketersediaan bahan baku menyebabkan harga shortening nabati lebih murah. Selain itu, dari aspek kesehatan, kandungan kolesterol shortening nabati juga lebih rendah dibandingkan dengan shortening hewani. Oleh karena itu, shortening nabati lebih direkomendasikan bagi kalangan yang rentan terhadap konsumsi kolesterol. Hanya saja, shortening tumbuh-tumbuhan ini memiliki tekstur yang kurang baik bila dibandingkan dengan shortening hewani. Selain itu rasa yang dihasilkannya tidaklah seenak shortening hewani. Kelebihan shortening yang berasal dari lemak hewan adalah pada rasa dan tekstur yang dihasilkannya. Lemak hewan, memiliki rasa spesial: kandungan dan komposisi asam lemaknya menghasilkan rasa dan aroma yang lebih enak, sehingga lebih disukai oleh konsumen Selain itu lemak hewani memiliki tekstur yang lebih padat, tetapi akan menghasilkan makanan yang lebih renyah dan empuk. Oleh karena itu makanan yang menggunakan shortening hewani ini akan menghasilkan makanan yang lebih lembut, renyah, memiliki aroma yang lebih sedap, dan rasanya yang lebih lezat. Mengingat kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka para produsen biasanya mencampurkan antara kedua sumber shortening tersebut. Di Amerika, pemerintahnya mengizinkan penggunaan klaim sebagai lemak nabati bagi shortening yang menggunakan campuran lemak hewani maksimal 10 persen. Artinya shortening nabati yang ditambahkan 5 atau 8 persen lemak hewani masih bisa diklaim sebagai shortening nabati. (Jurnal Halal - diolah)
Kontak Tulisan Mengenai Merek dan Kemasan Saat ini banyak sekali makanan dengan berbagai merek yang bagus-bagus, dan menarik. Namun banyak pengusaha roti, yang menggunakan merek dan kemasan yang seadanya. karena memang konsumennya dari kalangan bawah dan harganya murah. Persoalannya adalah seberapa perlu kita menggunakan merek yang bagus dan kemasan yang menarik. Sedangkan dengan kemasan yang seadanya pun produk tetap laku. Mohon dapat disajikan tulisan mengenai kemasan dan merek ini, agar kami dapat gambaran yang lebih jelas. Terimakasih. Sabarudin Mamboro, RT 003/RW 07 Palu Utara, Palu - 94148 Terimakasih atas usulannya, akan kami perhatikan. Mudah-mudahan kesempatan yang akan datang dapat kami penuhi.
Ingin Kursus Membuat Kue Saya tinggal di Yogyakarta, ingin sekali kursus membuat aneka makanan, di mana alamat yang bisa saya hubungi. Terimakasih. Agus Yuli Jln. Kaliurang Km 7, Yogyakarta Silahkan menghubungi alamat Bogasari Baking Center terdekat
Alamat BBC JAKARTA UTARA I (BBC Pusat Jakarta) Komp. PT. ISM Divisi Bogasari Jl. Raya Cilincing No.1 Tanjung Priok Jakarta Utara Telp: 021- 43920144, 021- 4301048 Ext. 347 Fax: 021- 43920126 e-mail : bbcpusat.jakarta@bogasariflour.com BBC JAKARTA UTARA II Kelapa Gading Saquare Blok B-17 Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading Jakarta Utara Telp: 021-45869850, Fax: 021-45869850 BBC JAKARTA SELATAN Jl. RS. Fatmawati No. 22A Jakarta Selatan Telp : 021-7692329, Fax: 021-7668137 e-mail:
[email protected] BBC BOGOR Jl. Pangkalan Raya VII No. 12, (Samping Plaza Jambu Dua), Bogor Telp: 0251-8386178, Fax: 0251-8386178 e-mail:
[email protected] BBC CIREBON Jl. Petratean No. 30, Cirebon Telepon: 0231-211879, Fax: 0231-211879 e-mail:
[email protected] BBC MEDAN Jl. Kapten Muslim, Komp. Ruko Tata Plaza No. 31 A, Medan
31
bogasari baking center
Telp: 061-8468081, Fax: 061-8468081 e-mail:
[email protected] BBC PADANG Jl. S. Parman No. 90 C, Padang Telp: 0751-7050842, Fax: 0751-7050842 e-mail:
[email protected] BBC PALEMBANG Jl. R Sukamto No. 1341, Palembang Telp: 0711-810019, Fax: 0711-810019 e-mail:
[email protected] BBC BANDUNG Jl. Jend. A. Yani No. 806, Bandung Telp: 022-7202335, Fax: 022-7202335 e-mail:
[email protected] BBC PURWOKERTO Jl. Jend. Sudirman No. 612, Purwokerto Telp: 0281-7604198, Fax: 0281-633733 e-mail:
[email protected] BBC SUKABUMI Jl. Al-Muwahhidin, Karang tengah, CibadakSukabumi Telp: 0266-7073352, Fax: 0266-532510 e-mail:
[email protected] BBC BSD Pasar Modern BSD Blok R 83 A-86 Sektor 1-2, Tangerang
Telp: 021-53158366, Fax: 021-53159377 e-mail:
[email protected] BBC BANDA ACEH Jl. Tengku Imam Bonjol No. E 228, Banda Aceh Telp: 0651-27337, Fax: 0651-27337 e-mail:
[email protected] BBC LAMPUNG Jl. Tembesu No. 8A, Gudang No. 27, Bandar Lampung Telp: 0721-7699039, Fax: 0721-7699040 e-mail:
[email protected] BBC SURABAYA (BBC Pusat Surabaya) Plaza Surabaya, Shop House Blok A No. 8-17 Lt, 1 Jl. Pemuda No. 33-37 Surabaya Telp: 031-5453066, Fax: 031-5347679 e-mail: bbcpusat.surabaya@bogasariflour.com BBC SURAKARTA Jl. Dr. Radjiman No. 557-B, Laweyan Surakarta Telp: 0271- 741767, Fax: 0271-741767 e-mail:
[email protected] BBC YOGYAKARTA Jl. IKIP PGRI No. 407 Yogyakarta - 55182 Telp: 0274-375569, Fax: 0274-375569 e-mail:
[email protected] BBC DENPASAR Jl. Nakula No. 23 Denpasar - 80117
Telp: 0361-263130, Fax: 0361-245456 e-mail:
[email protected] BBC JEMBER Komp. Ruko Mutiara Plaza No. 24 Jl. Diponegoro - Jember Telp: 0331-483525, Fax: 0331-483525 e-mail:
[email protected] BBC SAMARINDA Jl. Dermaga No 77 Samarinda 75112 Telp: 0541-744280, Fax: 0541-744280 e-mail:
[email protected] BBC KEDIRI Ruko Hayam Wuruk Trade Center Blok D-3 Jl. Hayam Wuruk - Kediri 64121 Telp: 0354-672697, Fax: 0354-672697 e-mail:
[email protected] BBC BANJARMASIN Jl. Cempaka Besar No 2E Banjarmasin 70112 Telp: 0511-3362001, Fax: 0511-3362001 e-mail:
[email protected] BBC SEMARANG Komp. Ruko Peterongan Plaza Blok C 3 Telp: 024-8413858, Fax: 024-8413858 e-mail:
[email protected]
Edisi 174/Tahun XI/2011 * Wacana Mitra
Kuis
Teka-Teki Sedap Wacana Mitra no. 31
Berhadiah total Rp 450.000, untuk 3 orang pemenang
Mendatar: 1. 3. 6. 8. 9. 10. 11. 12. 14. 16. 17. 21. 22. 25. 26. 27. 29. 30. 32. 34. 35.
Alat transportasi Membuka kulit Tidak layak makan Satu Harapan Daftar Isian Proyek Empang Identitas seseorang Pembuat akta tanah Jalan cepat Didapat dari bangku sekolah Bahan Bakar Terjadi di dearah dingin Penyangga bangunan Putar Tidak sering Hanya ada pada terigu Bagian dari pohon Budi pekerti Tidak berfungsi Tidak khusus
Menurun:
1. Raga 2. Alas kaki 3. Panggilan kepada yang lebih tua 4. Tercemar 5. Persis 6. Bagian dari kendaraan 7. Sedot 13. Yang kita minum 15. Gembira 16. Tergores 18. Kompetisi (adu) 19. Agar menjadi rapi 20. Nama makanan 23. Binatang langka 24. Sungai di Kalimantan 27. Saya (Arab) 28. Martil 30. Saya 31. Debu 33. Kereta Api
Tulis jawaban pada selembar kartu pos disertai kupon kuis TTS Wacana Mitra no. 31. Kirim ke PO.Box 2000 JKU 14013. Pemenang akan diumumkan pada Wacana Mitra edisi 176
Edisi 174/Tahun XI/2011 * Wacana Mitra