METODA PENELITlAN Lokasi Penelitian dan Masyarakatnya Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah di daerah Kabupaten Karo, salah satu dari 19 daerah tingkat dua (Dati-11) propinsi daerah tingkat satu (Dati-I) Sumatera Utara, V terletak di dataran tinggi, terhampar di punggung Bukit Barisan yang dikelilingi pebanungan dengan ketinggian 140 sld 1400 rn dari permukaan laut, diantara 2 9 0 ' 1.intang Utara, j019' Lintang Selatan, 97"55' Bujur Timur dan 98"38' Bujur Barat dcngan ibu kota Kabanjahe sekitar 78 km dari Kotamadya Medan. I>alam kaitannya dengan propinsi Dati I Sumatera Utara, Kabupaten Karo luasnya 3.0% (2.127,25 km2 dari luas Sumatera Utara, jumlah penduduk
.
juga sekitar 3.0% penduduk propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil Survai Sosial Ehonomi Nasional 1995, penduduk Kabupaten Karo dalam pengeluaran untuk makanan yaitu Rp.39.058kapita/bulan, tertinggi untuk Sumatera Utara, rata-rata Sumatera Utara Rp 32.002ikapitalbulan (Sumatera Utara dalam Angka, 1995). bbupaten Karo meliputi 3 Wilayah Pembanynan (WP) yang dipimpin oleh Pembantu Bupati tersebar dalam 13 Kecamatan
terdiri dari 258 desa.
Dengan penduduk pada tahun 1996 sebanyak 271.275 orangada 67.607 Rumah Tangga (RT) di Kabupaten Karo, berarti rata-rata ada 4,04 jiwa/R'T, wanita lebih banyak dari laki-laki, sex rasio 100 banding 97,5. Berdasarkan klasifikasi desa, desa swa sernbada 202 desa (81,5%) desa swakarya 55 desa (22.2%) dan desa swdaya 1 desa (Karo dalarn Angka,1996). Kabupaten Karo terkenalsebagai daerah pertanian penghasil sayur mayur untuk ekspor dan menjadi daerah tujuan wisata oleh karena mempunyai alam pegunungan dengan hawa yang sejuk nyaman, pemandangan yang indah dan seni budaya yang khas. Kabupaten Karo berbatasan dengan Kabupaten : Kabupaten Simalungun, Tapanuli Utara, Dairi dan juga kabupaten Aceh Tenggara (Lampiran- I).
Masyarakat Karo Suku bangsa Karo dalam literatur Anthropologi dimasukkan sebagai salah satu dari 6 kelompok Batak (Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Angkola dan Mandailing) dikenal sebagai masyarakat dengan sistem patrilineal yang terkuat di Indonesia dan menwut Rita Kipp (1983) orang Karo lebih suka menamakan dirinya Karo atau Batak Karo, bukan Bgtak.
i)
Dalam ha1 perubahan ekonomi Karo, ada ha1 yang unik sebagaimana yang yang dinyatakan oleh Penny & Singarimbun (1967) bahwa : "...perubahan yang telah terjadi didalam ekonomi Karo tidak dapat diterangkan dengan batas pengertian ekonomi semata-mata, ekonomi sebagai suatu kategori yang berguna untuk studi akadem~s,tidak dapat dipisahkan dari alam (atau sumber-sumber alam), disatu pihak dan dari masyarakat dipihak lain, kecuali di negeri-negeri dimana perkembangan ekonomi dan diferensiasi fungsional masyarakat, kedua-duanya sudah maju sekali. Keadannya masih belum demikian pada ekonomi Batak Karo dan perobahan-perobahan yang telah tejadi pada pola tingkah laku ekonomi mereka hanya dapat dimengerti dengan mcmpelajari sifat masyarakat mereka sebagai keseluruhan dan perubahan dalam sumber alam yang tersedia." Dalam
buku
Adat Istiadat Karo yang ditulis 'l'amboen. (1949)
dikemukakan bahwa orang Karo mempunyai sifat-sifat : (1) Mempunyai darah panas, lekas naik darah, apabila merasa diperlakukan tidak jujur dan diberi malu, dapat menjadikan orang Karo menjadi pendendam, membalas dendam tanpa memikirkan hidup atau mati. (2) Lemah lembut, apabila diperlakukan dengan sopan santun akan menjadi lemah lembut, pemurah, suka menurut dan lekas mengerti. (3) Pemain catur, suka bermain catur, tekun (walaupun hanya sebagai penonton) dan pandai ilmu hitung. (4) Mandiri, istilah yang dikemukakan tentang mandiri adalah mau berdiri sendiri, tidak dibawah pe~intah orang lain. (5) Sederhana dan hemat, kaum ibu khususnya, sangat pandai memimpin rumah tangga dengan sederhana dan hemat. ( 6 ) Kurang adil terhadap perempuan, wanita mempunyai tanggung jawab yang maha berat dalam mengurus rumah tangga dan mengurus ekonomi dan (7) Suka berperkara, perkara kecil yang hampir tidak ada harganya tetapi dikirim juga surat (disebut : rekes) kepada para pembesar. John Anderson, 1823
(mPenny & Singarimbun,
1967) melaporkan
dalam laporannya Altsr.\c(~nr o rhc! ICust Cost of Sumarera menulis bahwa :
" . .. orang Battas (orang Batak) dari suku Karo-karo.. . . meninggalkan isteri dan anak-anak mereka dipegunungan dan turun (ke Pantai Timur Sumatera) untuk menanam lada, biasanya pulang sekali setahun untuk beberapa hari dengan membawa hasil pekerjaamya. Didalam kebiasaan menghemat dan keinginan mengumpulkan uang mereka mempunyai banyak persamaan dengan orang Cina." Reid (1987) yang juga mensiter Anderson (1823), mengemukakan bahwa orang Batak Karo adalah rajin, bersifat kikir dan senang pada hartaUtelah mendorong mereka untuk bekeja keras berusaha sepanjang hari dan karena kerajinan dan ketekunannya mampu mengumpulkan uang dalam jumlah besar dengan tidak memamerkan diri dan kekayaannya. Sifat kikir, hemat dan suka menabung, menurut Penny & Singarimbun (1967) dulunya tidak ekonomis, mencari harta dan menabung hanya untuk bejaga-jaga dan demi prestise, tapi belakangan (mulai tahun 1960-an) menjadi aktif mengadakan investasi untuk hal-
.
ha1 yang produktif. Namun ada yang mengherankan dalam hubungan antara perubahan sosial dan pembahan ekonomi (Penny & Singarimbun, 1967) : "... Suku Batak Karo memiliki kebudayaan dan sistem sosial mereka yang khas, sebelum kedatangan Belanda tahun-tahun pertama dari abad ke dua
puluh, produktivitas ekonomi Karo sangat rendah. Sejak itu pula tingkah laku ekonomi Karo telah mengalami perubahan yang besar dan ekonomi mereka menjadi jauh lebih produktif namun didalam kebudayaan &an sistem ekonomi mereka hanya berlangsung perobahan yang kecil. Hal ini adalah berbeda dengan teori perubahan sosial Hagen yang menjelaskan bahwa di negeri dimana telah terjadi transisi kearah pertumbuhan ekonomi perubahannya selalu disertai dengan peralihan yang luar biasa dalam Organisasi politik, struktur sosial dan sikap terhadap kehidupan." Pembahan yang terjadi belakangan ini dalam sikap terhadap kehidupan memang ada, yang menurut Prof. Payung Bangun
dalam Ginting (1990) adalah
adanya orientasi baru dari masyarakat Karo yaitu orientasi kepada prestasi (achievement oriented) menggantikan orientasi kepada prestise keturunan, kedudukan ditentukan terutama oleh prestasi seseorang. Sistem kekerabatan yang tetap dipraktekkan oleh masyarakat Karo, seharihari, sampai saat ini adalah tejalinnya hubungan yang khas antara kelompok "pemberi dara" dan kelompok "penerima dara." Pihak "penerima dam" disebut anak beru, memberikan penghonnatan dalam berbagai bentuk kepada "pemberi dara" yang disebut kalimbuhu. Dalam musyawarah adat, kejasama dalam
keluarga dari 3 kelompok yang disehut sungkep .sitelu yaitu musyawarah dari 3 pihak unak beru, seninu, dan kalimbuhu, yang mempunyai fungsi tertentu dan setiap orang Karo pernah berfungsi dan menjadi anak beru, senina, dan kulirnhuhu. Salah satu sub sistem dalam masyarakat Karo adalah adanya kelompok uron. Kelompok uron telah turut memberi corak budaya Karo adalah kelompok m
kerja tradisionil disektor pertanian, kelompok ini bersama-&ma mengejakan lahan pertanian anggota-anggotanya secara bergiliran. Penelitian dari Lubis &aJ (1988) mengenai (Iron menyimpulkan bahwa aron menimbulkan kegairahan kerja, merupakan sarana komunikasi sosial, lapangan kerja, sarana hiburan, sarana pengembangan seni budaya dan sarana kaderisasi. Dalam kelompok aron, rasa kebersamaan sangat tinggi serta jauh dari sifat individualisme. Kelompok aron secara tradisonrl merupakan kelompok kerja disektor pertanian, akan tetapi juga pemah merupakan kelompok pejuang yang gigih melawan kolonialisme. Dalam sejarah pemerintahan, pemerintahan penjajahan Belanda yang menjajah Indonesia 3,5 ahad, di Karo hanyalah terlaksana 39 tahun, pemerintahan Belanda mulai terlaksana efektif di Karo tahun 1906 dimana Belanda mulai memperkenalkan raja-raja, sehquk, sedangkan sebelumnya semua orang adalah raja dan pemerintahan terlaksana secara adat (Singarimbun, 1975). Pemerintahan adat adalah dibawah pimpinan pengulu seorang dari merga tertentu dan dua anggotanya yaitu unuk beru dan senina yang merupakan tiga sejalan jadi satu badan pemerintahan, kuasanya adalah sebagai "pemerintahan kaum keluarga" (Tamboen, 1949). Dengan pengenalan daerah dan masyarakat Karo secara ringkas diatas, adalah menarik mengikuti perkembangan koperasi yang merupakan konsepsi inividualitis yan!:
diperkenalkan dari Barat kepada masyarakat Indonesia
(Soejono, 1987)
khususnya terhadap masyarakat Karo yang bukan didasari
individualistis yang menganggap bahwa manusia ideal adalah manusia yang memahami dan melaksanakan dengan baik interaksi dalam sangkep : rajin hekej a yang terumus dalam konsep n a i f (mau) dan rurus (rajin) memperhatikan keserasian, keselarasar: dan keseimbangan antara din sendiri atau keluarga pribadi
dan kude-kude (kerabat) dalam masyarakat (Prof. Payung Bangun
Tarigan,
1986). Koperasi di Kabupaten Karo
Mengenai koperasi di Kabupaten Karo, Statistik dari Depkop PK & M Surnatera Utara dan Kabupaten Karo (Kantor Wilayah Depkop PK & M Propinsi U
Sumatera Utara PK & M Kabupaten Karo, 1996) menunjukkan bahwa dalam beberapa ha1 secara rata-rata KUD Kabupaten Karo adalah lebih baik dari r&rata KUD Sumatera Utara : Sumatera Utara -
-
JurnlahKUD AnggotaKUD Modal sendirilKUD Modal luar/KUD AssetKUD Volume UsahalKUD S.H.U./KUD
Unit Orang Jutaan Rp. Jutaan Rp. Jutaan Rp. Jutaan Rp. Jutaan Rp.
Kabupaten Karo
(616) 554 38 61 104 506 5
KUD di Kabupaten Karo mempunyai usaha bersama memasarkan pupuk dan KUD berperan dalam perkgangan sayur mayur sebagai pedagang pengumpul, agen eksportir dan secara terbatas mengekspor sayur mayur. Perihal CU di Kabupaten Karo dapat dikemukakan bahwa pertambahan CU dari tahun 1978 (mulai keheradaan CU di Kabupaten Karo) sampai tahun 1993 adalah 1400% (dari 2 CU menjadi 30 CU) yaitu diatas pertambahan rata-rata CU Sumatera Utara (1067%) dari 9 CU menjadi 105 CU akan tetapi keadaan ratarata CU di Kabupaten Karo pada tahun 1995 (B3KD Sumatera Utara, 1997) herada dibawah rata-rata CU Sumatera Utara
- JumlahCU AnggotaICU - Simpanan/CU - Pinjaman/CU - Asset/CU - S.H.U./CU -
Unit Orang Jutaan Rp. Jutaan Rp. Jutaan Rp. Jutaan Rp.
Sumatera Utara
Kabupaten Karo
(126) 381 75 83 101 14
(38) 174 29 34 42 6
Gambaran dan perkembangan KUD dan CU yang dikemukakan diatas adalah untuk menggambarkan sepintas lalu mengenai keragaan KUD dan CU di Kabupaten Karo, bukan merupakan dasar pemilihan lokasi penelitian. Disamping keterbatasan dana dan jangka penelitian pemilihan Kabupaten Karo.sebagai dasar penelitian utamanya didasarkan pengenalan penulis mengenai daerah ini. V
Metoda Penarikan Contoh (Sampling) Penentuan
sampel
Koperasi
dan
penentuan
responden
adaIah
mempergunakan metoda penarikan contoh (sampling) dengan cara penarikan contoh bertingkat (multi-stage samping method) adalah seperti yang digambarkan dalam Gambar-10. Penentuan kecamatan lokasi sampel KUD dan CU adalah dengan pemilihan kecamatan yang ada KUD dan ada CU dan ada 9 kecarnatan yang memenuhi syarat dari 13 kecamatan yang tersebar di 3 Wilayah Pembangunan (WP) Kabupaten Karo. Adapun distribusi kecamatan sampel penelitian (lihat Lampiran-2) adalah di WP-I ada 5 Kecamatan, di WP-I1 dari 5 kecamatan hanya 3 Kecamatan yang ada KUD dan juga ada CU di WP-111 dari 3 kecamatan yang ada KUD dan ada
CU hanya ada di 1 kecamatan. Sampel Koperasi dan Responden Dan kecamatan-kecamatan yang potensial menjadi sampel KUD disetiap
WP, didaerah WP-I ada 3 sampel KUD (dari 14 KUD), di daerah WP-I1 ada 2 sampel KUD (dari 8 KUD) dan di daerah WP-111 ada 1 sampel KUD (dari 5 KUD), kesemuanya 6 KUD. Penentuan 6 KUD sampel adalah dengan memilih
KUD yang mempunyai jumlah anggota yang paling dekat dengan rata-rata jumlah anggota KUD yang berada dl WP tersebut. Penentuan 6 CU sampel adalah mengikuti alur pemikiran pemilihan kecamatan dimana terdapat KUD dan CU. Sedangkan CU sampel adalah CU di kecamatan dimana KUD sampel berada (Gambar-10) dan dipilih dari CU yang mempunyai jumlah anggota yang paling mendekati rata-rata jumlah anggota per CU di WP tersebut
Adapun jumlah Anggota Koperasi dari KUD sampel (6
KUD) adalah 2.343 orang dan jumlah anggota CU sampel (6 CU) adalah 1.033
82
orang. Berarti total Anggota Koperasi sampel (KUD dan CU sampel) yang merupakan populasi yang mempunyai kesernpatan menjadi responden adalah 3.376 orang. KABUPATEN KARO
WILAYAH I'liMIIANGlMAN-I11
WILAYAH PIWBANGUNAN-I 5 KECAMATAN
................
i
Ada
.............3 W
3 KECI\MATAN
.......... " 13 KEC
,
............. 9 KEC
KECWTAN
;
' I 26 KlJD
.....................
............. 29 CU
,
.......................
ri I
i
-
3 KECAMKI'AN
pcl KUD
:
$;
. "
K1.C/\MATAN
.... 6 KUD
............. G CU
...................... KUD ssrnpel adalah 2(Ph dari K U D di kccamatan yang ada K I D dm CU.
I
I.:,
CU ssmp-4 adalah di kofarnatan U n a ada KUD y r m ~ l
I
h
r
1
A
Y
Pcmilihan sarnpel KUD dan CU adalah bRdasarkan jumlsh anpeou yang paling d e h denpn jumlsh mh--NU anegotn KUD dan C\I di Kecamalan ?me, ada KUDdanCIJ: 3 K-. (W'-I),2 Kec. (WP-II)&n 1 Kn.(W2-Ill).
Gambar-10 : Mekanisme penentuan Sampel Penelitian
Jumlah responden secara keseluruhan ditentukan dengan menggunakan rurnus Slovin (ScviHa gt al, 1984
Gintings, 1994) yakni :
I I
Dimana :
n
=
N e
=
=
besarnya sampel besarnya populasi margin dari kesalahan (% margin of error) besarnya sampel anggota KUD dan
Dengan rumus diatas dihitung
anggota CU yaitu 358 orang yang diperoleh berdasarkan perhitungan :
3376 n
=
=
357,6
=
358 (digenapkan)
1 + 3376 (0.052) Responden untuk masing-masing KUD dan CU ditentukan dengan teknik penarikan contoh proporsional yang distrata (proportionate stratified random sampling technique) dengan rurnus perhitungan sebagai berikut :
N,
n,
=
- .n
N Dimana :
ni Ni n N
= besarnya
sarnpel ke-i sampel ke-i = besarnya sampel keseluruhan = populasi sampel = populasi
Dengan rurnus diatas perhitungan untuk sampel W D dar~CU dar, masinsmasing KUD : 248 oraag dan CIJ : 110 orang (Tabel-6) Penentuan sampel pengms koperasi (KUD dan C U ) adalah secara purposive, sampel pengurus KUD ditentukan hanya 3 orang dari 4 orang yang direncanakan semula yaitu : Ketua, Sekretatis dan Bendahara oleh karena ternyata Badan Pengawas KUD tidak ada, sedangkan untuk CU tetap seperti rencana semula 4 orang yaitu selengkapnya : Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Badan Pengawas. Dengan dernikian untuk pengurus KUD ada 18 responden sedangkan untuk pengums CU ada 24 responden. Sarnpel Anggota ditentukan secara acak sederhana (simpel random sampling) yang diambil dari daftar anggota yang tersedia, setelah dikurangi sampel penyrus,
jurnlah anggota KUD sampel
sebagai respnden adalah 230 orang sedangkan untuk anggota CU adalah 86 orang lnforman dari penelitian ini adalah Pengurus BK3D Sumatera Utara, Koordinator CU Kabupaten Karo, Kepala kantor dan staf Depkop PK & M
Kabupaten Karo dan orang-orang yang pernah terlibat dalam perencanaan, pengembangan dan pembinaan koperasi.
Tabel-6. Lokasi, nama KUD dan CU sampel serta jumlah Responden Penelitian
temyata sampel yang telah ditetapkan terdahulu, adalah tetap, terkecuaii KUD HT T e r d a m a n beramalgamasi dengan KUD Tigasera~rgkai~Berastepu, sehingga untuk sampel di WP-111, Kecarnatan Simpang IV yang diteliti adalah KUD TjgasermlgkaiWerastepu dengan jumlah responden tetap.
*) Pada waktu pelaksanaan pengumpulan data tejadi amalgamasi antar KUD
Peubah, indikator dan Parameter Ada 66 sub peubah dari 12 peubah
yang diteliti dengan definisi
operasional yang telah dikemukakan terdahulu masing-masing dengan indikator dan parameter tertentu sebagaimana yang tertera dalam Lampiran-3 yang memberikan pedoman kepada penyusunan Daftar Pertanyaan (Kuesioner
-
Lampiran- 1 I). Pcngukuram dari sub peubah adalah melalui pengukuran indikator dengan parameter tertentu yang khas untuk sub peubah tersebut dengan pemberian skor antam 1 sampai 5 (1
=
Sangat rendah, 2
= Rendah,
3 = Sedang, 4 = Tinggi dan 5
= Sangat tinggi).
Pengumpulan data Metode pengumpulan data adalah metoda survai, dengan mengynakan instrumen penelitian Kuesioner (Daftar Pertanyaan) dan Pedoman interview yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan dengan pengamatan langsung. Data yang
relevan
(data sekunder) dikumpulkan dari dinas, jawatan
dan laporan atau
publikasi yang berkaitan dengan penelitian. Untuk penajaman dan pemantapan Daftar Pertanyaan (Kuesioner) sebagai instrumen penelitian, dalam pengumpulan data, terlebih dahulu diadakan pengujian dua ciri penting yang hams dimiliki setiap alat pengukur yaitu pengujian kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability). Pengujian kesghihan adalah untuk pengujian
instrumen sebagai alat ukur sejauh mana alat ukur
mampu menbwkur apa yang seharusnya diukur sedangkan pengujian keterandalan (reliability test) mengacu kepada sejauh mana satu alat pengukur secara konsisten mengukur apa saja yang diukur (Black & Dean, 1976; Ary
a 4, 1982; Siegel,
1985; Kerlinger, 1963; Singarimbun & Effendi, 1991; Fraenkel & Norman, 1993).
Pengujian
kesahihan
yang
dikembangkan
oleh
The
American
Psychologycal Association dan the National Council on measurement in Educatian (Kerlinger, 1973; Ary
d, 1982)
mencakup 3 jenis kesahihan :
kesahihan isi (content validity), kesahihan yang dikaitkan dengan kriteria (criterion-related validity) dan kesahihan pengertian (construct validity). Ketiga jenis kesahihan ini mencakup dan merupakan dasar pengamatan tes. Dalam penelitian ini yang mendasari kerangka kesahihan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tes mewakili bidang persoalan yang akaa disimpulkan berdasar kepada teori-tcori yang didalami yang berasal dari bacaan (perpustakaan), nasehat dari orang yang mengetahui materi penelitian dan juga saran dari Komisi Pembimbing. Suatu tes tidak akan dapat memiliki kesahihan apabila tes tersebut tidak dapat mengukur sesuatu secara tepat dan konsisten, artinya tes tidak terandal (reliabel). Keterandalan menunjukkan sejauh mana tes tersebut konsisten dalam mengukur apa yang diukur, yaitu seberapa jauh seseorang tetap memberikan jawaban yang sama dalam pengukuran yang berulang-ulang, yang ditunjukkan oleh koetisien reliabilitas. Pada dasarnya cara pengujian keterandalan dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu : (1) Uji keterandalan belah dua (split half reliability test) yakni membandingkan jawaban terhadap kuesioner yaitu jawaban terhadap kelompok pertanyam nomor ganjil dengan jawaban terhadap kelompok nomor genap dan (2) Uji coba ulang keterandalan atau uji dan uji kernbali (test
-
and retest) yaitu membandingkan jawaban pada nomor yang sama pada waktu yang berbeda perolehan jawabannya dari responden yang sama. Untuk penelitian ini, cara yang dipergunakan adalah uji keterandalan belah dua dengan selang waktu dalam pengisian kuesioner selama 21 hari: Selang waktu tersebut adalah untuk memenuhi persyaratan berdasar laiteria adanya selang waktu pengukuran yang pertama dengan pengukuran yang kedua yang sebfiknya tidak terlalu dekat dan tidak pula terlalu lama dan umumnya yang dianggap memenuhi persyaratan adalah 15-30 hari (Ancok,
Singarimbun & Effendi,
1989). Adapun Responden uji coba berjumlah 20 orang, masing masing 10 orang anggota dan pengurus dari KUD KabanjahelKabanjahe dan dari CU Mbelin GunanalSumbul yang termasuk dalam kecamatan Kabanjahe di daerah Wilayah Pembangunan-I (WP-I) Kabupaten Karo. Pemilihan KUD dan CU uji coba berdasarkan pengambilan contoh yang telah dikemukakan dalam metoda penarikan contoh (sampling). Sampel uji coba sampel KUD dan sampel CU adalah yang mempunyai jumlah anggota yang paling dekat dengan jumlah anggota rata-rata KUD maupun CU di Wilayah Pembangunan-I setelah sampel
KUD dan sampel CU ditentukan, sehingga responden uji coba setara dengan responden penelitian. Metode analisis Analisis keterandalan
-
Jawaban dari responden uji coba diolah (Lampiranlt) untuk melihat korelasi clan Keterandalan dengan menggunakan rumus ramalan Brown (Ary, @ d,1982; Bailey, 1987
Spearman-
Gintings, 1994) dengan rumus :
.
Dimana :
R = Keterandalan (realibility) dari pengujian r = Koefisien korelasi X = Jumlah skor item nomor ganjil Y = Jumlah skor item nomor genap n = Jumlah item nomor ganjillgenap
Analisis Deskriptif
Dalam menggambarkan keragaan dan perkembangan dipergunakan data KUD dan CU tahun 1997 dan perkembangan dari tahun 1987-1997, dengan menggunakan data statistik resmi yang telah dipublikasikan. Analisis Deskriptif mengenai peubah penelitian mencakup Karakteristik Responden, Dinamika Organisasi dan Keberhasilan Koperasi adalah berdasarkan skor jawaban Responden (Lampiran-5) dengan masing-masin penentuan Kategori, Ktasifikasi dan Kriteria, (Lampirand) . Karakteristik
Respondennya
berdasarkan
kategori
tertentu
yang
didasarkan kepada jawaban responden secara keseluruhan (Responden total), Responden Angota dan Responden Pengurus KUD dan CU. Analisis Karakeristik Responden adalah berdasarkan Kategori A
=
Sangat rendah, B
=
Rendah, C
=
Sedang, D = Tinggi dan E = Sangat Tinggi. Analisis Dinamika Organisasi Koperasi berdasarkan Klasifikasi Faktorfaktor Dinamika Organisasi Koperasi terdiri dari klasifikasi : A
= Tidak
Dinamis,
B = Kurang Dinamis, C = Cukup Dinamis, D = Dinamis dan E = Sangat Dinamis. Analisis tingkatan Keberhasilan Koperasi adalah berdasar Kriteria tlngkat Keberhasilan dengan Kriteria : A
=
Tidak berhasil, B = Kurang berhas~l,C =
Cukup berhasil, D = Berhasil dan E = Sangat berhasil. Analisis Dinamika Organisasi Koperasi rnemberikdn arah peningkatan
yang diperlukan dari Faktor-faktor Dinamika Organisasi Koperasi dan komponen penentu Keberhasilan Koperasi KUD dan CU.
Analisis lanjutan dan tahapannya Sebelum dilakukan analisis statistik lebih lanjut, data diperiksa terlebih dahulu tingkat kenormalan dan keacakan peubah dengan menggunakan pengujian non parametrik yaitu uji Run dan uji Kolmogorov-Smirnov ( ~ a m ~ i i n - 7 ) ,. Setelah masing-masing peubah diperiksa kelayakannya baru kemudian dilakukan analisis untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis q t o d a statistik non-parametrik dengan menerapkan analisis korelasi jenjang dari Spearman (Spearman rank correlation) : r, (Lampiran-7). analisis Uji
beds U-
Mann Whitney, Uji tanda (Sign test) pada a 0.05 (Lampiran-8) dan Analisis Lintas (Path analysis) yaitu Lampiran-9 dan Lampiranlo.. Analisis Lintas digunakan untuk melihat pola hubungan antara Faktorfaktor Dinamika Organisasi dan Keberhasilan Koperasi. Berdasarkan Diagram Lintas yang telah ditetapkan (Gambar-8) disusun model persamaan linier antara peubah bebas dengan peubah tidak bebas kemudian dihitung pengaruh langsung dan tidak
langsungnya. Metode yang digunakan untuk menghitung pengaruh
langsung dan tidak langsung adalah dengan meregresikan-peubah-peubah yang telah dibakukan. Persamaan-persamaan yang diperoleh untuk peubah yang telah dibakukan adalah sebagai berikut : Persamaan-l : Z g sebagai peubah tidak bebas :
P ~ I Z+I ~ 9 4 2 + 4 ~95Z5 + p9cZh + ~ Persamaan-2 : 2 8 sebagai peubah tidak bebas : Z9 =
zx= ps7z7 Persamaan-3 : X7 sebagai peubah tidak bebas : z7=
~7323
Persamaan-4 : Z6 sebagai peubah tidak bebas : 2 6 = p63Z3 + ~ 6 4 2 . 1+
p67Z7
Persamaan-5 : Z5 sebagai peubah tidak bebas : z5 = p54Z4
Persamaan-6 :
sebagai peubah tidak bebas : z4 = P-!IZ I + ~ 4 2 2 + 2 pa;&
8 2 8
Dalam persamaan-persamaan diatas Z, adalah hasil transfonnasi peubah X, yang telah dibakukan. Koefisien p adalah koefisien Lintas yang diperoleh melalui pemecahan persamaan regresi dari peubah-peubah yang sudah dibakukan. Koefisien Lintas yang paling besar berarti memiliki pengamh terbesar 'dalam menentukan peubah bebasnya. Pengujian hipotesis dirurnuskan dalam bentuk statistik dengan & sebagai hipotesis penelitian dan HI sebagai hipotesis altehtif, dengan penentuan signifikansinya pada derajat kepercayaan tertentu. Kriteria pengambilan keputusan menerima atau menolak hipotesis penelitian Ho (menolak atau menerima hipotesis alternatif HI) adalah bergantung kepada nilai r ~ & . diterima apabila r, lebih kecil dari nilai kritis, sebaliknya HO ditolak (menerima HI) apabila r, lebih besar dari nilai kritis. Pelaksanaan Penelitian Kerangka pikiran penelitian, untuk pertama kali diajukan kepada Ketua Komisi Pembimbing pada tahun 1996, namun oleh karena sesuatu halangan, penulis terpaksa mengadakan penundaan kegiatan akademis, peninjauan kembali (review) Kerangka Pikiran penelitian dan pengajuan Rencana Penelitian ( Proposal) baru dapat dilaksanakan pa& awal tahun 1998. Adapun k e ~ a t a nsehubungan dengan jadwal penelitian adalah : 1. Penelitian pendahuluan dilaksanakan bulan April sampai dengan bulan Juni 1998 di propinsi Sumatera Utara, sekaligus pemantapan Kerangka Pikiran dan Rencana Penelitian, setelah penetapan Komisi Pembimbing dan rapat Komisi Pembimbing yang pertama diadakan. 2.
Pengumpulan data di daerah penelitian bulan Juli sampai dengan awal bulan Nopember 1998, setelah rapat Komisi Pembimbing yang kedua tanggal 26 Juni 1998 dan penyelesaian izin-izin penelitian.
,.
3.
Analisis data : i bulan Nopember 1998 sampai dengan bulan Febnrari 1999.
4.
Penulisan dan kelengkapan laporan penelitian bulan Februari 1999 sampai dengan akhir Mei 1999.
5.
Rapat Komisi Pembimbing dan Seminar Hasil Penelitian terlaksanan pada bulan Juni 1999.
Surat-menyurat yang berhubungan dengan penelitian antara lain adalah : (1) Surat Direktur Program Pascasarjana IPB Bogor No.901K13.8/PL/98 tanggal
13 April 1998 tentang permintaan Rekomendasi atas izin SurveyiRisetPenelitian atas nama penulis. (2) Surat izin pemberitahuan Survai/Riset dari Dire,ktorat Sosial Politik Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No 070.2/1397 (13 April 1998). (3) Surat Izin Penelifian Direktorat Sospol Pemerintah D p r a h Tingkat I Sumatera Utara No.070-3619/SOSPOL (20 Juli 1998) dan (4) Surat izin Penelitian dari Pemerintah Daerah Tingkat I1 Karo, Surat Bupati KDH Tingkaf I1 Karo No.07114015 tertanggal22 Juli 1998. Diskusi mengenai Koperasi dimana penulis mengajukan Kerangka Pikiran penelitian untuk didiskusikan, dan pelaksanaan refleksi mengenai pengalaman pengumpulan data dan pengisian Kuesioner telah terlaksana dalam : (1) Kursus dasar CU di kantor pusat BK3D Sumatera Utara di Pematang Siantar dari tanggal 28 sampai dengan tanggal 31 Mei 1998. (2) Panel Diskusi mengenai Koperasi yang dilaksanakan oleh Fakultas Pertanian USU, dalam kegiatan menyongsong 17 Auy s t u s 1998 pada tanggal 10 Augustus 1988 di aula Prof. D.H.Penny Fakultas
Pertanian USU. (3) Diskusi mengenai Koperasi dan permasalahannya dengan seluruh Camat dan Ketua KUD se Kabupaten Karo dihadiri Bupati KDH Tingkat I1 Karo dan Kepala kantor Dekop PK & M Kabupaten Karo (atas prakarsa Bupati KDH Tingkat I1 Karo), di aula kantor Bupati Karo pada tanggal 18 Augustus 1998 dan (4) Diskusi (refleksi) mengenai pennasalahan pengumpulan data dan pengisian kuesioner dengan para petugas lapang (interviewer) di Kantor Depkop
PK & M Kabupaten Karo di Kabanjahe tgl. 24 September 1998 dan di Kantor Proyek pengembangan wanita Pedesaan YAPIDI di desa Raya tgl. 1 Oktober - .. 1998. Pada waktu pengumpulan data di lapangan beberapa kejadian dan hal-ha1 yang pentlng yang berkaitan dengan penelitian adalah : 1.
Adanya pemantapan pelaksanaan amalgarnasi KUD atau penyatuan KUTJ berdasarkan surat Kanwil Dekop PK & M Sumatera Utara tanggal 27 Februari 1997 No 292/KWK.2/IV1997 tentang Program Amalgamasi dan penjabarannya Swat Kandekop PK & M Kabupaten Karo kepada pengurus KUD
(misalnya
KUD
HT
Teran
tertanggal
29
Januari
1998,
No.266/KDK.2.2/I/1998 mengenai penataan KUD). Yang dianjurkan beramalgamasi adalah KUD yang tidak melaksanakan kegiatan usaha secara nyata serta tidak melaksanakan RAT
selama 2 tahun berturut-turut.
Perubahan kepada sampling akibat amalgamasi adalah perubahan KUD HT TeranMaman menjadi KUD Tiga Serangkai Berastepu Kecamatan Simpang Empat. 2.
v
Adanya Inshuksi Bupati KDH Tkt I1 Karo No.9111998 tertanggal7 Juli 1998 dan Surat Kepala Kantor Depkop PK & M Kabupaten Karo kepada selufuh pengurus KUD penyalur di Kabupaten Karo O\To.I413/KDk.2.2.N11/1998 tertanggal23 Juli 1998), mengenai penunjukan KUD sebagai penyalur pupuk bersubsidi dan para pengecer (swasta) yang ada selama ini tidak diizinkan lagi menyalurkan pupuk subsidi (Urea, SP36, ZA). Menurut keterangan Bupati Karo dikeluarkannya instruksi tersebut karena banyaknya penjualan pupuk ke luar daerah selama ini. Akibat instruksi tersebut pupuk sempat hilang dari peredaran dan KUD yang menyalurkan pupuk sempat "diserbu" oleh para pembeli.
3.
Iklim "refomasi" yang membawakan suasanan keterbukaan, menyebabkan pengumpulan data menjadi lebih terbuka, responden dari penelitian merasa lebih bebas
dan lebih asli dalam memberikan jawaban (pengakuan
Responden dan lnfonnan penelitian). 4.
Pada waktu pelaksanaan penelitian di lapangan, keluar Inpres No.18 tahun 1998 (7 Juli 1998) tentang Peningkatan dan Pengetnbangan Perkoperasian yang relevan dengan penelitian ini. Dalam pengumpulan data telah diperoleh bantuan dari mahasiswdi dan
staf dari Universitas Karo (UKA) Kabanjahe, dari Staf Depkop PK & M Kabupaten Karo dan Staf dari Yayasan Pijer Podi (YAPIDI) selaku Kordinator Wilayah CU di Kabupaten Karo.Dalan1 penelitian pendahuluan dan pre test kuesioner telah mendapat bantuan staf Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Medan dan dari dosen dan mahasisws Universitas Karo (UKA) Kabanjahe dan Staf YAPTD1. Dalam tahapan ini telah pula diterima bantuan dari Lembaga Penelitian USU dengan persetujuan penelitian pendahuluan, dimana uji coba instrumen penelitian dilaksanakan.