MENINGKATKAN PUKULAN SERVIS BACKHAND PADA PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI METODE BERMAIN SISWA KELAS XII AP 4 SMKN 1 GORONTALO
FIKK, UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO (ABD. HALID SAMIR)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah guna meningkatkan keterampilan pada servis backhand yang dibelajarkan di kelas XII AP 4 SMKN 1 Gorontalo dengan menggunakan metode bermain dalam jumlah siswa 26 orang siswa terdiri dari 19 orang putri dan 7 orang putra. Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui tes awal, siklus I sampai pada siklus II dapat diambil suatu kesimpulan bahwa penerapan metode bermain dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam melakukan servis backhand pada permainan bulutangkis maka di simpulkan bahwa metode bermain dapat meningkatkan pukulan servis backhand pada permainan bulutangkis. Kata kunci : Servis backhand, Metode bermain, Siswa
Abstrak
This study aims to improve skill of backhand serve were learnt by the students in Grade XII AP 4 SMKN 1 Gorontalo with applied the method of playing to a number 26 studenst, consist of 19 girls and 7 boys. Based on data results were taked through first test, cycle I until cycle II so it can take the conclusion that application of the method of playing can gived positive influence toward student skill improvement to do backhand serve in badminton it is concluded that the method can improve a serve to play a backhand in the game of badminton
Keyword : Backhand Serve, The Method of Playing, Student.
1. PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan awal di lapangan pada SMKN 1 Gorontalo khususnya pada siswa kelas XII AP 4 tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil menunjukan kenyataan yang masih memprihatinkan tentang penguasaan teknik dasar servis backhand, pada permainan bulutangkis dilihat dari kesiapan siswa melakukan pukulan servis backhand yang mana siswa tidak mampu melakukan servis backhand yang baik dan benar, itu dapat dilihat dari pegangan reket dengan bola, posisi daun reket dan ketenangan saat melakukan servis backhand. Hasil pengamatan tersebut memperhatikan data sebagai berikut : dari 26 orang yang diamati, klasifikasi `cukup` dicapai sebanyak 7 orang, sedangkan pada klasifikasi `kurang`19 orang. 2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBAGAN HIPOTESIS (JIKA ADA) Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang mempunyai karakteristik gerak dan teknik tersendiri. untuk itu harus dipelajari dan dilatih secara baik dan intensif untuk dapat menguasai gerakan-gerakan yang ada dalam permainan bulutangkis. Untuk lebih memudahkan anak didik dapat melakukan dengan baik, maka diperlukan media sebagai sumber belajar agar anak didik tersebut dapat mengusai gerakan dasar dengan benar. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang dapat dimainkan dengan cara satu melawan satu yang sering disebut dengan single dan dapat juga dimainkan dengan dua lawan dua yang disebut dengan double. Permainan ini menggunakan alat yang berupa raket sebagai alat pemukul dan cock sebagai objek yang dipukul. Lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan itu sendiri dan daerah permainan lawan. Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttlecock kedaerah permainan lawan.
sebagai bola yang di pukul. Permainan ini dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam sebuah lapangan yang di bagi menjadi dua bagian yang sama besar dan dipisahkan oleh net yang dipasang tergantung di tiang net yang didirikan dipinggir lapangan. Menurut penjelasan Muhajir,Mujahid, (2011:23) permainan bulutangkis adalah rangkaian pukulan yang dilakukan secara berurutan dan berkesinambungan, yang menggabungkan antara teknik pukulan yang satu dengan yang lain. Pola pukulan dapat dilakukan secara berulang-ulang, sehingga menjadikan suatu bentuk rangkaian teknik pukulan yang dapat dimainkan secara harmonis dan terpadu. Selain itu ada pula penjelasan dari Wisahati,Santoso (2010:23) yakni bulu tangkis merupakan olahraga permainan perorangan yang dilakukan di lapangan segi empat yang di pisahkan dengan sebuah jaring atau net yang dipasang di tengah lapangan. Alat yang dipukul adalah shuttlecock dan alat pemukulnya berupa raket dan untuk memulai permainan dimulai dengan pukulan servis dengan arah menyilang (diagonal). Bulu tangkis dalam permainannya setiap setnya terdiri dari 21 poin dimana salah satunya pemain yang mendapat nilai 21 dinyatakan pemenang pada set itu. Bilamana pemain mendapat nilai 20-20 maka untuk menyelesaikan pada set itu dicari selisi 2 poin dan hitungannya dengan sistem rally point, keadaan tersebut disebut deuce. Permainan bulutangkis dapat dimainkan dengan tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Untuk menjadi pemain yang berkualiatas seorang pemain harus bisa memadukan kombinasi teknik pukulan, gerak kaki, fisik yang baik serta emosional yang terkendali serta kematangan juara. Dan menurut Khairul (2013:42) menjelaskan bahwa permainan bulutangkis adalah suatu olahraga permainan yang dilakukan dengan memukul dan mengarahkan shuttlecock menggunakan raket dengan tujuan
menjatuhkan shuttlecockdi daerah permainan lawan. Permainan ini dimainkan oleh dua orang yang berlawanan (tunggal) atau dua pasang yang berlawanan (ganda) di lapangan berbentuk persegi panjang yang ditengahnya dibatasi oleh net dengan ukuran yang telah ditentukan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa permainan bulutangkis merupakan permainan yang dilakukan dua orang (single) atau empat orang (double). Dengan dibatasi sebuah net dengan lapangan yang di bagi sama dan mempuyai garis ukuran tertentu serta menggukan raket sebagai alat pemukul shuttlecock.
3. METODE PENELITIAN Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran banyak terkait beberapa faktor dan salah satunya adalah faktor metode mengajar yang diterapkan oleh tenaga pendidik. Metode merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran kepada peserta didik agar mereka lebih paham terhadap suatu materi (pembelajaran). Setyawan (2013:24) berpendapat bahwa game dalam kegiatan mengajar adalah sebuah kegiatan bermain sambil belajar atau kegiatan belajar sambil bermain. Sedangkan menurut Sani metode permainan memiliki variasi yang sangat banyak salah satunya yaitu keliling kelompok langkah-langkah dalam metode ini sebagai berikut : 1.
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dan mengatur agar mereka duduk berkeliling.
2.
Guru memberikan tugas pada kelompok berkaitan dengan materi yang dipelajari.
3.
Guru meminta salah seorang peserta didik dalam masing-masing kelompok untuk menilai tugas yang mereka kerjakan dengan memberikan pandangan dan pemikirannya.
4.
Selanjutnya peserta didik yang lain ikut memberikan kontribusi secara bergantian.
Sedangkan menurut Pribadi (2011:83) berpendapat permainan merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa. Dalam melakukan proses pembelajaran yang digunakan metode bermain, siswa perlu mengikuti aturan tertentu untuk mencapai tujuan yang menantang. Metode permainan perlu memanfaatkan pendekatan motivasi yang tinggi. Melalui permainan, siswa dapat menunjukan kemampuan dalam mengatasi masalah dan pengusaan (mastery) pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep tertentu. Melalui metode ini siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar, baik secara individual maupun kelompok, penggunaan metode ini didasarkan atas tujuan penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma yang dapat dicapai ketika siswa secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lain dan pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Eko susanto (2009:20) game/permainan memberikan pencerahan saat mengalami kejenuhan, menanamkan materi dalam ingatan menjadi lebih lama, dan juga dapat berfungsi sebagai penguat dalam membuat kesimpulan di akhir pertemuan. Dengan permainan kelas akan menjadi lebih hidup, suasana belajar penuh ceria dan semangat. Selain itu siswa akan menjadi percaya diri dan pro aktif mengikuti pelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode permainan merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran atau membelajarkan suatu keterampilan kepada siswa agar lebih mudah dipahami ataupun dimengerti.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka diperoleh data mulai dari observasi awal yakni (1) tahap persiapan 67,4%, (2) tahap gerakan 54,3%, dan (3) akhir gerakan 52,4%. Dengan melihat hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa masih sangat jauh dari indikator kinerja yang diharapkan yaitu 85%. Kemudian masuk pada siklus pertama yaitu untuk (1) tahap persiapan 76,9%, (2) tahap gerakan 73,3%, dan (3) akhir gerakan 73,2%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa masih belum seluruhnya memiliki keterampilan dasar servis backhand sesuai harapan, dengan demikian perlu adanya pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua. Disamping itu kurang meningkatnya tindakan pada siklus pertama merupakan acuan untuk memperbaiki hal-hal yang masih perlu dibenahi untuk peningkatan keterampilan dasar dimaksud pada siklus berikutnya, dengan kata lain kesalahankesalahan tindakan pada siklus pertama diperbaiki pada pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua. Lebih lanjut, apabila pada siklus ke dua peningkatan gerak dasar siswa telah memenuhi standar indikator kinerja yang diharapkan maka dapat disimpulkan bahwa pengguanan metode ataupun strategi dapat meningkatkan keterampilan dasar siswa atau penelitian dinyatakan berhasil. Berdasarkan sedikit ulasan diatas maka berikut ini adalah gambaran hasil pelaksanaan siklus ke dua sebagai upaya dalam tahap-tahap proses peningkatan keterampilan dasar servis backhand. Pada pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua ini keterampilan dasar siswa meningkat menjadi 85,2%. artinya bahwa dalam komponen tersebut peningkatan gerak dasar mencapai hingga 27% dari hasil pada observasi awal sebesar 58%. Peningkatan pada siklus ke dua tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. (1) tahap persiapan 85,9%, (2) tahap gerakan 85%,
dan (3) akhir gerakan 85%. Berdasarkan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada siklus ke dua ini maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode bermain maka beberapa komponen keterampilan dasar siswa dalam servis backhand yang dimaksud meningkat, alasannya karena dalam penggunaan metode permainan dalam pembelajaran membagi-bagi beberapa tahapan-tahapan, mulai dari hal-hal yang termudah sampai ke hal-hal yang tersulit, sehingga dalam belajar siswa dapat menguasainya bagian-perbagian. Untuk lebih memudahkan dalam mengetahui peningkatan keterampilan dasar siswa dimaksud, berikut ini adalah tabel dan diagram proses meningkatnya gerak dasar siswa yang disusun dalam bentuk selisih hasil peningkatan pada masing-masing pelaksanaan penelitian mulai dari observasi awal hingga tindakan disetiap siklus.
Tabel 4.4. Selisih Hasil Peningkatan Observasi Awal, Siklus I dan II Gerak Dasar Servis Backhand. Untuk lebih jelasnya penjelasan tabel 4.4 di atas maka berikut ini adalah diagram proses peningkatan dari masing-masing siklus.
Observasi Indikator Yang Diamati
Siklus I
Siklus II
Awal
Tahap Persiapan
67,4%
76,9%
85,9%
Tahap Gerakan
54,3%
73,3%
85%
Akhir Gerakan
52,4%
73,2%
85%
100 80 60 40 20 0 Tahap Persiapan Tahap Gerakan Akhir Gerakan
Observasi Awal 67.4 54.3 52.4
Siklus I 76.9 73.3 73.2
Siklus II 85.9 85 85
Gambar 4.4 Diagram Selisih Hasil Peningkatan Observasi Awal, Siklus I dan Siklus II Gerak Dasar Servis Backand. Dari tabel dan diagram di atas jelas bahwa peningkatan keterampilan dasar servis backhand siswa mencapai indikator kinerja yang diharapkan, artinya bahwa pada masing-masing komponen gerak dasar pada setiap siklus sangat jelas selisih peningkatannya. Dengan demikian maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa : “Meningkatkan Pukulan Servis Backhand Permainan Bulutangkis Melalui Metode Bermain Siswa Kelas XII AP 4 SMKN 1 Gorontalo” teruji dan dapat diterima.
5. KESIMPULAN Berdasakan hasil pencapaian pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan metode bermain dapat meningkatkan pukulan servis backhand pada permainan bulutangkis.
6. REFERENSI
Aan sunjata wisahati, Teguh santoso. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. kementerian pendidikan nasional. Buchari, Alma.,Hari Mulyadi, Girang Razati, B Lena Nurhayati S. 2009. Guru Profesional (Menguasai Metode Dan Terampil Mengajar) Benny, A.Pribadi., MA. 2011. Model ASSURE untuk mendesain pembelajaran sukses Eli maryani, Jaja suharja husdarta. 2010. pendidikan jasmani. Olahraga dan kesehatan untuk SMA/MA/SMK kelas XII Jemes poole.2011. Belajar Bulutangkis
Kawuryan, Sekar purbarini. 2014. Implementasi metode permainan dalam pembelajaran ips di sekolah dasar. Universitas Negeri Yogyakarta.
Khairul Hadziq. 2013. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Muhajir, M. Ed.,Jaja Mujahid, 2011 Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk SMK/MAK kelas X.
Ridwan Abdullah sani. 2013. Inovasi pembelajaran
Sigit Setyawan. 2013. Metode Mengajar dan Aplikasinya
Sujarwadi, Dwi Sarjiyanto. 2011. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Kementerian pendidikan nasional Utomo Danajaya.2013. Media Pembelajaran Aktif