JURNAL
MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR SERVIS PENDEK BACKHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI TEKNIK MODELING PADA SISWA KELAS V Romanto 1), Hariadi Said2), Ruslan3) 1
FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Romanto)
[email protected] 2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Hariadi Said)
[email protected] 3 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Ruslan)
[email protected]
Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar servis pendek backhand. Peningkatan keterampilan siswa menggunakanservis pendek backhand dikatakan meningkat jika presentase rata-rata jumlah siswa yang sudah mampu melakukan keterampilan dasar servis pendek backhand dapat ditingkatkan minimal 75%. Kata Kunci : servis pendek backhand, permainan bulutangkis Abstract This classroom action research aims to improve the basic skills of short service backhand. Improved skills of students menggunakanservis short backhand is said to increase if the percentage of the average number of students who are able to perform basic skills can be improved backhand short serve a minimum of 75%. Keywords : backhand short service, the game of badminton
1. PENDAHULUAN Pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga dilaksanakan layaknya proses belajar dan pembelajaran pada bidang pendidikan lainnya. Hanya perbedaan yang sangat menonjoi dari pendidikan jasmani adalah penggunaan aktivitas fisik, melalui cabangcabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang selalu disesuaikan dengan tahap-tahap pertumbuhan kognitif, afektif, dan psikomotor anak. EM Sekolah Dasar Negeri Badumpayan, pelaksanaan pendidikan jasmani
berlangsung seperti yang telah digambarkan pada paragraf di atas. Akan tetapi ada beberapa kendala yang ditemui oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satunya adalah motivasi siswa di Sekolah Dasar tersebut ketika mengikuti proses pembelajaran. Motivasi mereka sangat tergantung pada jenis cabang olahraga yang menjadi bahan ajar. Jika cabang olahraga tidak banyak digemari oleh siswa, maka siswa tidak sepenuhnya termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Sebaliknya jika cabang olahraga yang dibelajarkan adalah cabang
yang digemari siswa, maka siswa akan menjadi sangat pro aktif, sehingga dapat memperlambat proses pembelajaran yang akhimya menyebabkan beberapa tujuan instruksional khusus tidak tercapai. Tentu hal ini akan sangat mempengaruhi perkembangan keterampilan dasar siswa dalam melakukan teknik-teknik dasar dari setiap cabang olahraga yahg menjadi bahan ajar disetiap pertemuan / proses pembelajaran, seperti halnya pada cabang olahraga permainarf bulutangkis. Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olabraga permainan yang menjadi pokok bahasan dalam Pendidikan Jasmani, khususnya untuk materi siswa kelas V Sekolah Dasar.Sesuai dengan kurikulum Pendidikan Jasmani Sekoiah Dasar servis merupakan materi yang pertama dalam pokok bahasan permainan bulutangkis. Hal ini sesuai dengan pengertian servis itu sendiri, yaitu sebagai suatu serangan yang pertama kali dan menentukan perolehan point / angka, tanpa servis atau servis yang gagal akan menyebabkan pemain kehilangan point / angka. Keterampilan dasar siswa dalam melakukan servis harus menjadi perhatian guru, karena keterampilan dasar ini nantinya akan menjadi dasar bagi siswa untuk lebih lanjut mempelajan teknik-teknik permainan bulutangkis lainnya, hingga suatu saat mereka mempelajan cara bermain sexta menerapkan peraturan dalam permainan bulutangkis. Di Sekolah Dasar Negeri Badumpayan khususnya kelas V, siswa di kelas ini keterampilannya dalam melakukan servis pendek backhand masih belum terlalu sempurna. berdasarkan pengamatan oleh penulis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut di atas adalah dengan menerapkan suatu metode pembelajaran.Penerapan suatu metode dan strategi dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan keterampilan siswa secara konstruktif dan mengarah pada penguasaan materi. Identiflkasi Masalah Teknik modeling merupakan salah satfl model pembelajaran yang dianggap
cocok dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya di 3 tingkat Sekolah Dasar. Modeling in! belum sering digunakan oleh guru, akan tetapi bila digunakan dan dilaksanakan secara maksimal maka akan dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu penulis berkeinginan mengangkat masalah ini untuk dijadikan suatu penelitian sehingga merumuskan suatu judul, yakni bagaimana meningkatkan keterampilan dasar servis pendek backhand dalam permainan Bulutangkis melalui teknik modeling pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan ? Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini diangkat berdasarkan rendahnya keterampilan dasar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan dalam melakukan service pendek backhand pada permainan Bulutangkis. Cara Pemecahan Masalah Untuk mengatasi suatu permasalahan yang terjadi maka digunakan salah satu strategi pembelajaran yaitu metode modeling dengan langkah-langkah berikut. a. Memberikan penjelasan tentang sikap pegangan raket dan posisi kedua tangan. b. Memberikan penj elasan tentang sikap posisi kaki. c. Memberikan penjelasan tentang perkenalan shuttlecock pada raket. d. Memberikan penjelasan tentang gerakan lanjutan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : " Apakah melalui Metode Modeling dapat meningkatkan Keterampilan dasar sevice pendek backhand pada permainan Bulutangkis pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) Badumpayan ? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keterampilan
dasar service pendek backhand pada permainan Bulutangkis melalui teknik modeling pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan. Manfaat Penelitian Secara teoritis dapat memberikan sumbangan dalam pembelajaran, pembina olahraga bulutangkis, dan sebagai acuan guna pendidikan jasmani untuk mengidentiiikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tehnik backhand seorang atlit atau pemain bulutangkis. Secara praktis dapat memberikan sumbangan dalam upaya mengevaluasi hasil latihan bagi para, Pembina,pelatih oleharaga bulu tangkis, dan guru pendidikan jasmani khususnya mengenai tehnik dropsoot (backhand) dalam permainan bulutangkis dalam peningkatan keterampilan dasar servis pendek, sehingga penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan dalam proses pembinaan atlit atau pemain bulutangkis yang dipandang mempunyai hubungan erat sekali dengan pencapaian prestasi belajar siswa.
Manfaat Praktis a. Bagi guru diharapkan hasil penelitian ini berguna dalam mengembangkan latihan b. keterampilan dasar pada permainan Bulutuangkis. c. Bagi siswa diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan keterampilan dasar dalam melakukan service pendek backhand dengan baik pada permainan Bututangkis. d. Bagi peneliti dapat menembah wawasan tentang penerapan metode modeling dalam proses pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melalcukan tugas gerak servis pendek backhand. Bagi sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam rangka perbaikam proses pembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran penjaskes (Pendidikan jasmani dan kesehatan).
2. METODE PENELITIAN
Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelftian Setting Penelitian Penelitian tindakan keias ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Badumpayan kecamatan Banggai tengah Kabupaten Banggai Kepulauan. Karakteristik Snbjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah keias V Sekolah Dasar Negeri.Badumpayan berjumlah 23 orang. Variabel Penelitian Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Variabel input ; menyangkut karakteristik siswa, guna pelaksana tindakan bahan pelajaran yang diajarkan, sumber belajar yang digunakan, prosedur evaluasi, tingkungan pembelajaran, dan alat-alat pendukung lainnya dan semua perangkat. 2. Variabel proses ; menyangkut proses pelaksanaan tindakan kelas yang telah direncanakan, dalam hal ini menggunakan metode modeling dalam proses pembelajaran, mulai dan pemanasan antara lain pemanasan stas, dan pemanasan dinamis kegiatan inti dan penenangan. 3. Variabel output : berupa keterampilan dasar servis pendek backhand yang dimulai dengan penjelasan dibawah ini. a. Sikap pegangan raket dan posisi kcdua tangan b. Posisi kaki c Perkenalan shuttlecock pada raket d. Gerakan tanjutan Tahap-Tahap Penelitian Tahap Persiapan Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap
persiapan adalah : a. Melakukan konsultasi dengan pihak yang terkatt dengan pelaksanaan penelitian. b. Melakukan diskusi dengan guru mitra dan subjek penelitian terutama menyangkut kesiapan akan tindakan kelas. c. Menyusun jadwal penelitian tindakan kelas. d. Menyiapkan segala sesuatu (prasarana dan sarana/fasilitas) yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan. e. Menyiapkan mstrumen pemantauan dan alat evaluasi. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti bersama guru mitra melaksanakan tindakan.Semua berdasarkan skenario yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Tahapan ini berlangsung sebagaimana proses pembelajaran pendidikan jasmani. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan observasi berlangsung dalam setiap siklus yang dilaksanakan, dimana hasilnya dibahas pada tahap analists dan adapun yang menjadi pedoman dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi adaiah: a. Semua aspek yang menjadi indikator dari keterampilan melakukan servis bawah/pendck. b. Proses pembelajaran yang menerapkan strategi modeling. c. Alat pengumpul data yang disimpulkan, yaitu lembar observasi tentang d. kegiatan pembelajaran, lembar observasi tentang keterampilan melakukan servis pendek backhand, jurnal. e. Bukti fiisik pelaksanaan kegiatan di potret dengan kamera. Tahap Analisis dan Refleksi Dalam proses pengkajian data ini, peneliti dapat meiibatkan guru mitra untuk lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Proses refleksi seluruh kegiatan
ditujukan untuk mengetahui kelebihan dan kekuarangan serta pengalaman, pengetahuan dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berjudul: Meningkatkan Keterampilan Dasar Servis Pendek Backhand dalam Permainan Bulutangkis Melalui Teknik Modeling pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Sebelum melaksanakan tindakan berupa siklus, penelitian ini didahului oleh tindakan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal servis pendek yang dimiliki oleh subjek peneM sebelum mereka diberikan tindakan dengan menggunakan teknik modeling dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar servis pendek pada permainan bulutangkis melalui teknik modeling.Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus yang didahului dengan pengambilan data awal melalui observasi awal.Setiap siklus dirancang menjadi tiga kali pertemuan dan satu kali pemberian tindakan. Observasi awal dilakukan pada hari Senin 07 Mei 2012.Setelah itu subyek penelitian tindakan pada hari Jum'at 11 Mei 2012 dilaksanakan siklus I, siklus II dilaksanakan pada hari Jum'at 01 Juni 2012. Seperti yang telah dipaparkan pada bab III, bahwa tindakan ini dilaksanakan melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan* tindakan, tahap pemantauan dan evaJuasi, analisis dan retleksi. Tahap-tahap ini adalah bagian dari siklus yang dilaksanakan penelitian selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berlangsung.Tahap-tahap
inilah yang menghubungkan antara observasi awal, siklus I dan siklus n. Selanjutnya hasil observasi awal dan hasil tindakan setiap siklus dapat dideskripsikan sebagai berikut.
A
Observasi Awal Pemantauan dan evaluasi pada kemampuan dasar servis pendek yang dimiliki siswa dengan menggunakan lerabar pengamatan kegtatan siswa.Berdasarkan hasil analisis 23 orang siswa yang diobservasi, berada pada rentang 40-59 kategori kurang. Servis Backhand yang diamati melalui aspek: a) Sikap pegangan raket dan posisi kedua tangan, b) Posisi kaki, c) Perkenaan shuttle cock pada raket, d) Gerakan lanjutan. Rata-rata kemampuan servis Backhand siswa pada observasi awal adalah rata-rata 50,00 dengan rata rata masing-masing aspek: Sikap pegangan raket dan posisi kedua tangan 51,74 termasuk kategori kurang, posisi kaki 49,57 termasuk kategori kurang, perkenaan shuttle cock pada raket 48,70 termasuk kategori kurang, gerakan lanjutan 50,00 termasuk kategori kurang. Selengkapnya data hasil observasi servis Backhand dapat dilihat pada lampiran, dan dapat digambarkan pada table 4.1 dan 4.2.
D
51,74 B 49,57 C 48,70 50,00 Rata-Rata 50,00 Berdasarkan pada observasi awal tersebut, peneliti segera mempersiapkan rencana pembelajaran dalam fasilitas belajar untuk menunjang pelaksanaan siklus I guna meningkatkan hasil belajar servis Backhand siswa kelas V Siklus I
Tabel 4.1Hasil PengamatanKegiatan Siswa pada Data Awal. No Kiasifikasi Nilai Kriteria Aspek Jumlah Presentase (%) 1 90-100 BaikSekali 2 75-89 Baik
-
3
60-74
Cukup
-
4
40-59
Kurang
5
0-39
Kurang Sekali
JumlahTotal23100 Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Kemampuan Siswa Observasi pada Setiap Aspek yang diobservasi. Aspek Yang Dioservasi Nilai Rata-Rata
-
Pelaksanaan siklus I berdasarkan pada data awal, dilalukan sesuai tahapan penelitian: tahap persiapan, tahap pelaksanadh tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Fersiapan dilaksanakan didasarkan berdasarkan refleksi pada tindakan observasi awal. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan seperti halnya proses pembelajaran penjaskes, dalam hal ini pelaksanaan tindakan dilaksanakan dua kali pertemuan. Selanjutnya dilaksanakan tahap pemantauan dan evaluasi menggunakan lembar pengamatan siswa. Berdasarkan hasil anaiisis data 20 orang siswa atau 87% dan 23 orang siswa yang diobservasi pada siklus I berada pada rentang 60-74 kriteria cukup, sedangkan 3 orang siswa atau -13 % dan 23 orang siswa - 75- 89 kriteria baik. berada pada rentang Servis Backhand yang diamati melalui aspek: a) Sikap pegangan raket dan posisi kedua100% tangan, b) Posisi kaki, c) Perkenaan shuttle cock pada raket, d) Gerakan lanjutan. Rata-rata kemampuan servis Backhand siswa pada siklus I adaiah rata-rata 71,79 dengan rata rata masing-masing aspek: Sikap pegangan raket dan posisi kedua tangan 80,00 termasuk kategori kurang, posisi kaki 69,35 termasuk kategori kurang, perkenaan shuttle cock pada raket 69,57 termasuk kategori kurang, gerakan lanjutan 68,26 termasuk kategori kurang.
Selengkapnya data hasil siklus I servis Backhand dapat dilihat pada lampiran, dan dapat digambarkan pada table 4.3 dan 4.4 berikut. Tlabel 4.3Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I. No Klasifikasi NilaiKriteria Aspek JumlahPersantase {%} 1 90-100 BaikSekal] 2 75-89 Baik 3
60-74
Cukup
4
40-59
Kurang
5
0-39
Kurang Sekali
Jumlah
Total
23
100
Tabel 4.4 Rata-rata Nilai Kemampuan Siswa Siklus I pada Setiap Aspek Yang Diobservasi. Nilai Uata-Rata A 80,00 B 69,35 C 69,57 D 68,26 Rata-Rata 71,79 `Hasil data menggambarkan kemampuan servis Backhand yang dimiliki siswa.Bersama guru mitra, peneliti merefleksi berdasarkan hasil siklus I, dan berdasarkan refleksi peneliti kembali menyudun rencana kegiatan untuk pelaksanaan tindakan siklus II. Hal ini tentu berkaitan erat dengan pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan !mengenai peningkatan hasil belajar servis Backhand yang juga ditetapkan sebagai tujuan penelitian ini. Mengingat dalam pelaksanaan servis Backhand ini siswa memerlukan tenaga yang banyak, jika mereka diminta melakukan servis BacMiand berulang- ulang dan pengulangan tersebut tidak menampakkan hasil yang baik, maka anak akan cepat bosan, jenuh bahkan tidak jarang anak marah dan iri pada teman yang berhasil melakukan servis Backhand Untuk itu, penelitian bersama guru mitra turut
mempertimbangkan hal tersebut dalam penelitian int. Siklus II Pelaksanaan siklus II berdasarkan pada hasil siklus I, dilakukan sesuai tahapan penelitian: tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Persiapan dilaksanakan berdasarkan refleksi pada tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan seperti halnya proses pembelajaran penjaskes, dalam 13% dilaksanakan tiga ha! ini3pelaksanaan tindakan kali pertemuan. Selanjutnya dilaksanakan 20 87% tahap pemantauan dan evaluasi menggunakan lembar- pengamatan siswa. Berdasarkan hasil analisis data 23 _ _ orang siswa atau 100% dari 23 orang siswa yang diobservasi awal berada pada rentang 40-59 kriteria kurang, sedangkan pada siklus I setelah dilanjutkan, maka terjadi peningkatan menjadi 87% kriteria kurang yakni 20 orang siswa, dan 3 orang siswa dalam kategori baik. Karena hasil yang dicapai siswa belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus E. Pada siklus II mi terjadi peningkatan, yaitu dari 23 orang siswa yang termasuk dalam kategorikurang menjadi 19 orang siswa dalam kategori baik atau 78% dan 5 orang siswa tennasuk kategori sangat baik atau 22%. ' Servis Backand yang diamati melalui aspek: a) Sikap penggangan raket dan posisi kedua tangan, b) posisi kaki, c) perkenaan shuttle cock pada raket, d) Gerakan lanjutan. Rata-rata kemampuan servis Backand siswa pada observasi awal adalah rata-rata 81,30 dengan rataa-rata masing-masing aspek: Sikap penggangan raket dan posisi kedua tangan 82,39 termasuk kategori kurang, posisi kaki 81,09 termasuk kategori kurang, perkenaan shuttle cock pada raket 82,17 termassuk kategori kurang, gerakan lanjutan 79,57 termasuk katergori kurang. Selengkapnya data hasil siklus D servis Backand dapat dilihat pada lampiran, dan dapat dtgambarkan pada table 4.5 dan 4.6. Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus H. No Klasifikasi Kriteria Jumlah Nilai Aspek
Persan tase (%)
1 2 3 4 5
90-100 75-89 60-74 40-59 0-39 Jumlah
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekaii Total
5 18 -
Tabel 4.6 Rata-rata Nilai Kemampuan Siswa Siklus II pada setiap aspek yangdiobservasi.
A B C D
Aspek Yang DiobservasiNi lai Rata-Rata 82,39 81,07 82,17 79,57 Rata-rata 81,30
Hasil data menggambarkan kemampuan servis Backand yang dimiliki siswa.Bersama guru mitra, peneliti merefleksi berdasarkan hasil siklus I. Hal ini tentu berkaitan erat dengan pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan mengenai peningkatan hasil belajar servis Backand yang juga ditetapkan sebagai tujuan penelitian ini. Berdasarkan refleksi yang dilaksanakan oleh peneliti dan guru mitra, ditemukan bahwa kemampuan servis Backand kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan, meningkat dengan ditandai tercapainya indikator kinerja.Dasar tercapainya indikator kinerja merupakan keberhasilan peneliti, namun masih hal yang harus mendapat perhatian peneliti mengenai kemampuan dasar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan, yaitu pembinaan periu terus dikembangkan dan ditingkatkan. Untuk itu, proses pembeiajaran harus ditingkatkan sebagai tindak perbaikan atau korrksi terhadap kesalahan gerak yang dilakukan siswa, walaupun tindakan itu tidak terhitung sebagai siklus atau (FIK)karena berstfat pengembangan dan pengaiaman siswa.
22%PEMBAHASAN 78% Proses pembelajaran menggunakan metode modeling ini diawali dengan - penjelasan guru mengenai teknik servis backhand yang baik dan benar. Selanjutnya 100guru mempraktekkan teknik servis backhand sesuai dengan indikator- indikator yang telah ada, yaitu sikap pegangan raket dan posisi kedua tangan, posisi kaki, perkenaan shuttlecock pada raket dan gerakan lanjutan secara berulang-ulang. Pada saat guru memberikan contoh gerakan, siswa diminta untuk memperhatikan secara teliti, karena setelah guru memberikan contoh, siswa diberikan tugas gerak untuk mempraktekan servis backhand sebagaimana yang telah dipraletekkan oleh guru dengan baik dan benar. Berdasarkan hasil penelitian, tindakan yang diberikan pada siktus I peningkatan ratarata menjadi 71,79 terhadap kemampuan siswa melakukan servis backhand dari kemampuan awal rata-rata siswa sebelumnya yang hanya sebesar 50,00. Hal ini tentunya belum mencapai apa yang telah ditargetkan, yaitu jika persentase belum dapat ditingkatkan minimal menjadi 75%, maka tindakan dilanjutkan pada sildus n. Pada siklus n, kemampuan siswa dalam melakukan servis backhand mengalami rata-rata menjadi 81,30. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil pada siklus H telah sesuai dengan target capaian yang diharapkan, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima. Berdasarkan pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan, kemampuan siswa dalam hal melakukan servis backhand meningkatkan dari rata-rata 50,00 pada observasi awal, meningkatkan menjadi rata-rata sebesar 81,30 pada siklus n. Meto'de pembelajaran yang telah digunakan pada penelitian ini adalah metode teknik modeling. Meskipun kemamptian siswa dalam melakukan servis backhand sudah dapat ditingkatkan, akan tetapi masih perlu pengembangan lebih laiijut, hal ini disebabkan oleh karena pembelajaran masih perlu dikembangkan lebih baiklagi. Hal yang perlu diperhatikan pada penerapan teknik modeling adalah tindakan
yang dilakukan oleh guru harus disertai dengan penjelasan dan peragaan gerakan yang berkesinambungan secara tepat, sesuai yang direncanakan pada tahap sebelumnya dan pengamatan guru harus dipertajam terhadap tugas gerak yang sedang dilakukan oleh siswa. Pada pelaksanaan atau pemberian tindakan siklus I hasilnya menunjukan bahwa dari jumlah siswa 23 orang, 20 orang (87%) termasuk kategori cukup.Jumlah ini masih kurang jika dibandingkan dengan kriteria keberhasilan tingkatan yang telah ditetapkan. Belum nampaknya peningkatan pada kemampuan siswa dalam melakukan servis backhand ini disebabkan belum maksimalnya proses pembelajaran yang ditetapkan oleh guru serta tidak seriusnya siswa dalam mempraktekkan tugas gerak yang diperintahkan oleh guru, sehingga masih terdapat kekurangan pada siklus I yang kemudian disempumakan pada siklus II. Pada tahap siklus II berdasarkan pengamatan kegiatan siswa yang dilakukan, maka IS orang siswa (78%) termasuk kategori baik dalam melakukan servis backhand mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan capaian siklus I, makadapat dikatakan pada siklus II sudah mencapai hasil yang diharapkan dan telah mencapai target. * Telah dtjelaskan pada bab I bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan demi meningkatkan keterampilan dasar servis backhand pada permainan bulutangkis metalui teknik modeling. Peneliti disamping melakukan penelitian, juga memperbaiki proses pembelajaran teknik modeling, karena teknik in! dianggap tepat dan sesuai bahasan yang menjadi materi. Agar siswa memilM perbendaharaan gerak yang lebih banyak, maka siswa diajak teriibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran. Peningkatan kemampuan siswa menunjukkan gambaran tentang pemahaman materi yang diajarkan dan daya serap yang dimilild oleh siswa itu sendiri. Data yang diperoleh melalui pelaksanaan observasi menunjukkan kemampuan servis backhand termasak dalam kategori kurang dengan nilai rata- rata 50,00. Untuk itu dilaksanakan siklus
I sesuai rencana pembelajaran semestinya, maka evaluasi dilakukan dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dengan nilai rata-rata 71,79. Namun juga masih belum mencapai indikator kinerja, maka dilakukan siklus B. Analisa hasil yang didapat dari siklus n menunjukkan kemampuan siswa dalam keterampilan dasar servis backhand meningkat dari rata-rata 71,79 menjadi 81,30. Dengan peningkatan pada kemampuan dasar servis pendek backhand pada permainan bulutangkis pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan, maka 4. KESIMPULAN Berdasarakan kurangnya hasil kemampuan meningkatkan keterampilan dasar servis pendek backhand yang dimiliki oleh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan dan dari hasil penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil observasi awal, nilai ratarata kemampuan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan dalam melakukan servis pendek backhand hanya 50,00. Hal ini dikarenakan masih belum tepatnya pemberian metode oleh guru mata pelajaran.Dari hasil tersebut, dilakukan penelitian dengan menggunakan teknik modeling yang dilakukan dengan dua siklus. Sikius I memperlihatkan nilai rata-rata siswa meningkat dari 50,00 menjadi 71,79. Artinya mulai ada peningkatan. Namun karena belum memenuhi pencapaian target, dilanjutkan denagan pelaksanaan siklus 11 yang memperlihatkan peningkatan dari 71,79 menjadi 81,30 dari 23 orang siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Badumpayan. 5. REFERENSI Alhusin 2007Pendidikan Jasmani SMP Kelas PIII. Jakarta: Penerbit Eriangga. Bulutangkis-indonesia Depdikbud.
2004.
Materi
Pelatihan
Terintegrasi. Jakarta: Dikdasmen. Muhadi,
Saripudin,
(1992/
1993:217),
Pendidikan Jasmami untukAnak SD. AnekaIimu Muttajir, 2005.Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Eriangga. Poole,
2005.Pedoman
Praktis
Bermain
Bulutangkis.Jakarta: Eriangga. Roji. 2004. Pendidikan Jasmani SMP Kelas Vffl. Jakarta: Penerbit Eriangga. Sabri,
Ahmad,
2005.
Strategi
Belajar
Mengajar dan Mikro Teaching.
Ciputat
Pers. Subardjah,
2009.Keierampilan
Dasar
Bermain Bulutangkis. Jakarta:Erlangga. Tim
Abdi
2007.
Perdidikan
Jasmami
Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Eriangga.