MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE MODELING SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 LUWUK TIMUR Lajibir Pengawas Pendidikan Kabupaten Banggai Abstrak Masalah penelitian dalam karya ilmiah ini adalah masih rendahnya kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Luwuk Timur. Cara pemecahannya dilakukan dengan metode modeling. Implementasi dari tehnik metode modeling dilakukan dengan cara guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam permaianan bola voli, posisi lengan saat perkenaan dengan bola pada saat melakukan passing bawah dan koordinasi gerakan saat melakukan passing bawah. Kemudian siswa yang sudah memiliki keterampilan passing bawah dapat memberikan pemodelan kepada siswa yang belum dapat melakukan passing bawah sehingga dapat dengan mudah terjadi proses latihan dan belajar . Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa dan guru, serta evaluasi atas materi yang diajarkan pada setiap siklus. Kemudian data dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan analisi data maka dapat diketahui terjadi peningkatan rata-rata keterampilan passing bawah yakni : pada obserpasi awal rata-rata kemampuan siswa 61,67 %. Setelah diadakan tindakan pada siklus satu terjadi peningkatan sebesar 15,47 % menjadi 61,86 % , pada tindakan siklus dua dicapai nilai sebesar 64,33 % atau terjadi peningkatan sebesar 16,08 %, dan pada tindakan pada siklus tiga dicapai nilai sebesar 70,56 % atau terjadi peningkatan sebesar 17,64 %. Dengan demikian rata-rata peningkatan dari observasi awal sampai pada siklus tiga sebesar 16,38 %. Adanya peningkatan keterampilan passing bawah dalam setiap siklusnya rata-rata sebesar 16,38 % dengan demikian hipotesis yang berbunyi ” Terjadi Peningkatan Keterampilan Passing Bawah dalam permainan Bola Voli Melalui Metode Modeling Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Luwuk Timur” dapat dibuktikan. Kata kunci: tehnik metode modeling, menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam permaianan bola voli I. PENDAHULUAN
Kenyataannya, melalui hasil pengamatan dan pengalaman mengajar kususnya kompetensi dasar passing bawah masih banyak siswa-siswa yang mengalami kesulitan dan kegagalan dalam penilaian materi ini. Padahal tehnik dasar passing bawah adalah gerakan yang sangat esensial sehingga bola dapat dioperkan kepada kawan ataupun lawan. Kenyataan ini dibuktikan dengan hasil nilai yang diperoleh oleh siswa kelas IX SMP Negeri I Luwuk timur. Dari hasil nilai yang diperoleh didapatkan data sebagai berikut; dari 41 orang siswa yang dinilai, sebanyak 10 orang siswa atau 24.40 % yang masuk kategori
“ Baik ( antara 74 - 84 % ) “, sebanyak 6 orang siswa atau 14.63 % yang masuk kategori “ Cukup ( antara 65 - 74 % ) “, sebanyak 18 orang siswa atau 43.90 % yang masuk kategori “ kurang ( antara 45 - 64 % )”, dan sebanyak 7 orang siswa atau 17.07 % yang masuk kategori “ Kurang Sekali ( antara 0 - 44 % )”. Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa hanya 16 orang siswa atau 39.02 % yang sudah memiliki ketrampilan dalam passing bawah dan 25 orang siswa atau 60.97 % yang belum memiliki ketrampilan dasar passing bawah. Untuk itu seorang guru dituntut harus dapat mengambil langkah strategi untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut asumsi kami salah satu langkah strategi yang harus dilakukan adalah memilih metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam kaitannya dengan permasalahan ini, metode modeling dianggap cocok untuk mengatasi masalah diatas. II. KAJIAN TEORITIS Permainan bola voli adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu dimana masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain. Tujuan permainan ini adalah setiap regu berusaha untuk memainkan bola (memvoli bola) atau memukul bola diderahnya sendiri, berusaha menjatuhkan / mematikan bola didaerah lawan dan mencegah pihak lawan mematikan bola didaerah sendiri sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Passing bawah adalah salah satu tehnik dasar yang digunakan dalam bermain bola voli. Yang dimaksud dengan passing bawah adalah gerakan mengoperkan bola dengan tangan bagian bawah dengan memperhatikan Sikap permulaan yaitu posisi kedua kaki yang ditekuk membentuk sudut 90 0 kedua lengan dijulurkan kedepan dengan dirangkapkan, Sikap saat memukul dimana kedua lengan yang diluruskan mengenai bola pada daerah bagian atas pergelangan tangan dan sendi siku, Sikap akhir kedua lengan yang diluruskan diayunkan kedepan melambungkan bola sehingga membentuk busur (parabola) kemudian dioperkan ketemannya dan kembali pada posisi sikap dalam bermain bola voli. Aip Syarifudin dan Muhadi (1993 : 189) mengatakan bahwa : ” Yang dimaksud dengan passing bawah, ialah mengambil bola yang berada dibawah badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah (dari sikut sampai pergelangan tangan yang dirapatkan), baik untuk dioperkan kepada kawan, maupun langsung kelapangan lawan melalui diatas jaring ”. Demikian pula yang dikemukakan oleh Tisnowati Tamat dan Moekarto Mirman (2002 : 459), bahwa : ” Latihan Passing bawah yang harus diperhatikan adalah sikap permulaan, mengambil posisi siap normal. Tangan dijulurkan kedepan dengan dirangkapkan. Pada saat perkenaan, segera tangan dan lengan diturunkan kebawah, siku tidak boleh ditekuk. Kedua lengan lurus merupakan papan pemukul (rata) yang selalu lurus keadaannya. Bola dikenai oleh bagian atas dari pergelangan tangan. Pada umumnya pantulan bola yang normal akan melambung cukup tinggi dengan membentuk sudut 900 dengan tangan”. Pelajaran bola voli kususnya tehnik dasar passing bawah yang diajarkan disekolah pada umunya dapat diikuti oleh siswa, akan tetapi dalam proses pelaksanaannya masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus dibenahi. Samsudin (2004 : 5) mengatakan bahwa : ” Passing bawah harus memperhatikan posisi kaki yang sedikit diserong, lutut ditekuk, badan condong kedepan, tangan lurus didepan (antara lutut dan bahu) perkenaan bola pada pergelangan tangan, koordinasi gerak – lutut-badan-bahu”. Berdasarkan hakikat passing bawah yang dikemukakan para ahli diatas, disimpulkan bahwa dalam permainan bola voli kususnya pelaksanaan passing bawah hal-
hal yang harus diperhatikan adalah gerakan sikap awal, posisi lengan saat berkenaan dengan bola dan koordinasi gerakan passing bawah. Menurut Husain (2003 : 31) bahwa : ” Modeling adalah upaya menunjuk suatu model melalui demonstrasi yang dapat diamati dengan jelas oleh anggota”. Lebih lanjut dikatakan dalam The Washington State Consortium Of Contextual Teaching and Learning (Konsorsium Persatuan Washington tentang pembelajaran dan pengajaran kontekstual) dalam Abdullah (2004 : 18) mengemukakan bahwa: “Metode modeling adalah sebuah bentuk pembelajaran ketrampilan pengetahuan tertentu yang bisa ditiru dan diamati oleh siswa dalam bentuk demonstrasi yang dilakukan oleh guru atau sumber belajar yang ada. Sementara itu Yusuf (2003 : 11) mengemukakan bahwa : ” Modeling adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati temannya melakukan sesuatu tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga dengan demikian siswa tersebut dapat melakukannya. Pengertian senada, dikemukakan oleh Nurhadi, dkk (2004 : 49) bahwa : ” Sebuah pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu harus ada model yang bisa ditiru”. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpul;kan bahwa metode modeling adalah suatu cara pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan cara demonstrasi ataupun pemberian contoh pada aktivitas belajar baik dilakukan oleh guru maupun oleh subjek belajar yang lain. Dengan cara ini diharapkan siswa dapat mengikuti dan memahami materi yang diajarkan. Pada garis besarnya ada tiga jenis tipe modeling yang dapat digunakan dalam perubahan tingkah laku : a. Model Hidup Suatu model hidup dapat mengajarkan siswa bertingkah laku yang sesuai, mempengaruhi sikap dan nilai-nilai dan mengajarkan ketrampilan-ketrampilan. Dalam Pembelajaran Penjas Orkes misalnya guru dapat memberikan contoh hidup mengenai ciri khas yang mereka harapkan sehingga siswa akan dapat menguasainya. Melalui tingkah laku sebenarnya yang mereka kerjakan selama sesi latihan berlangsung, guru sebagai model dapat mencontohkan gerakan-gerakan passing bawah yang benar serta membuka diri kepada siswa sehingga menghilangkan rasa segan untuk berbuat, takut salah, kurang percaya diri dan sebagainya. b. Model Simbolik Model simbolik dapat mengajarkan siswa untuk melakukan tingkah laku yang sesuai dengan pengaruh sikap dan nilai-nilai. Untuk mengajarkan ketrampilan passing bawah dalam permainan bola voli dapat dilakukan dengan menampilkan gerakan-gerakan yang sebenarnya melalui symbol atau gambar yang dipertunjukan kepada siswa melalui alat perekam seperti video, CD, dan sebagainya. Dengan melihat contoh melalui model simbolik diharapkan siswa dapat mengatasi permasalahan gerakan yang akan dilakukannya sehingga memudahkan ketercapaian suatu kompetensi yang diharapkan misalnya passing bawah dalam permainan bola voli.
c. Model – Model Ganda Penggunaan model-model kelompok terutama yang relevan dengan kerja sama dalam suatu kelompok dapat mengubah sikap dalam belajar ketrampilan baru melalui pengamatan pada teman-temannya yang berhasil dalam keompoknya. Suatu keuntungan model-model ganda ialah bahwa siswa dapat belajar berbagai cara alternatif untuk bertingkah laku terhadap gerakan ketrampilan yang dicontohkan dengan benar oleh teman dalam kelompoknya. Dalam penggunaan tiga tipe modeling tersebut, siswa harus benar-benar peka terhadap berbagai kesepakatan yang tepat untuk memberikan bantuan melalui modeling sesuai tujuan yang telah ditetapkan bersama dengan siswa. Contohnya dalam pembelajaran passing bawah faktor gerak dasar yang ditekankan adalah gerakan sikap awal, posisi tangan saat berkenaan dengan bola dan koordinasi gerakan passing bawah benar-benar diterapkan dalam kelompok sehingga pencapaian tujuan dapat tercapai. Pada dasarnya prosedur dalam penggunaan modeling melewati empat tahap yaitu: a. Asesmen Pada tahap ini guru berusaha menggali masalah siswa, kelebihan, kelemahan, aktivitas, perasaan, pikiran dan nilai-nilai yang diamati oleh siswa. b. Goal Setting Pada tahap ini guru melakukan kontrak dengan siswa untuk mencapai tujuan, mengurutkan tujuan kusus, merinci dan merupakan tujuan tingkah laku yang ingin dicapai bersama siswa. c. Implementasi Teknik Pada tahap ini guru menemukan dan memilih teknik kusus yang sesuai dengan maslah yang dialami. d. Evaluasi dan Terminasi Pada tahap ini guru berusaha memantau tingkah laku siswa. Dalam pelaksanaan metode ini hendaknya ditampilkan secara utuh dengan memperlihatkan baik kseluruhan maupun bagian-bagiannya. Kelebihan dari modeling sebagai teknik dalam mengubah tingkah laku ialah dengan cepat dan mudah anak dapat mengamati suatu model tingkah laku yang diperlukan tampa ia harus belajar terlebih dahulu. Sehingga jelaslah bahwa modeling adalah cara yang dalam fungsinya merupakan cara mengajar yang efektif agar siswa mampu melakukan semua latihan yang diberikan serta dapat mendemonstrasikan pada permainan bola voli kususnya teknik passing bawah. III METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Luwuk Timur kelas IX A. Adapun alasan dipilihnya sekolah ini karena peneliti adalah guru penjas orkes pada sekolah tersebut dan mangamati secara langsung proses pembelajaran penjas orkes di SMP Negeri I Luwuk Timur. Berdasarkan hasil observasi awal melalui penilaian passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas IX A dengan jumlah siswa 41 orang diperoleh subjek penelitian sebanyak 25 orang siswa atau 60.97 % yang belum memiliki ketrampilan passing bawah.
Data yang diperoleh dari observasi dan evaluasi dianalisis secara deskriptif dan diadakan telaah untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah dilakukan telah dapat meningkatkan ketrampilan passing bawah atau belum. Disamping itu, hasil kegiatan tersebut dapat dijadikan umpan balik siswa sekaligus bagi guru untuk menjadi acuan bagi perencanaan siklus berikut.
IV. PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas in bertujuan untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dengan metode modeling. Objek penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah siswa kelas IX A pada SMP Negeri 1 Luwuk Timur. Penelitian ini dilakukan dengan tiga siklus ( data terlampir ). Sebelum dilakukan siklus terlebih dahulu dilakukan obserfasi awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan passing. Dari hasil observasi awal tersebut dapat diketahui siswa yang sudah memiliki keterampilan dan yang belaum memiliki keterampilan dalam melakukan passing bawah pada permainan bola voli ( data terlampir ). Observasi Data Awal 1. Pelaksanaan Tindakan Proses pelaksanaan tindakan pada observasi data awal dapat digambarkan sebagai berikut : a. Pendahuluan - Berbaris - Berdoa - Absensi - Apersepsi - Pemanasan b. Kegiatan Inti - Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam melakukan passing bawah. - Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang posisi tangan pada saat perkenaan dengan bola dalam melakukan passing bawah. Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang koordinasi gerakan dalam melakukan passing bawah. c. Penutup - Koreksi - Penilaian ( evaluasi atas materi yang diajarkan ) - Pendinginan
2. Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran a. Hasil Pengamatan Kegiatan siswa Dari hasil observasi awal tentang keterampilan passing bawah pada permainan bola voli terdiri dari tiga aspek yang meliputi ; (1) Posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah , (2) Posisi tangan saat perkenaan dengan bola dalam melakukan passing bawah, (3) Koordinasi gerakan passing bawah dalam permainan bola voli, dapat diperoleh data awal sebagai berikut : dari 41 orang siswa yang diobservasi, sebanyak 10 orang siswa atau 24,40 % yang masuk kategori baik ( 75-84 % ) dalam melakukan passing bawah, sebanyak 6 orang siswa atau 14,63 % yang masuk kategori cukup ( 65-74 % ) dalam melakukan passing bawah, sebanyak 18 orang siswa atau 43,90 % yang masuk kategori kurang atau ( 45-64 % ) dalam melakukan passing bawah, sebanyak 7 orang siswa atau 17,07 % yang masuk kategori kurang sekali ( 0-44 % ) dalam melakukan passing bawah ( data terlampir ). untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Data Hasil Penilaian Awal No 1. 2. 3. 4. 5.
Klasifikasi Nilai Kriteria Aspek 85 – 100 Sangat Baik 75 – 84 Baik 65 – 74 Cukup 45 – 64 Kurang 0 - 44 Kurang sekali Jumlah Total
Jumlah
Prosentase Keterangan
10 Orang 6 Orang 18 Orang 7 Orang 41 Orang
0% 24,40 % 14,63 % 43,90 % 17,07 % 100 %
Tidak perlu ditindaki Tidak perlu ditindaki Tidak perlu ditindaki Perlu ditindaki Perlu ditindaki
Berdasrkan tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa hanya 16 orang atau 39.02 % yang tidak perlu diberi tindakan karena mereka dianggap telah memiliki ketrampilan passing bawah dalam permainan bola voli. Tetapi sebanyak 25 orang siswa atau 60.98 % yang perlu diberi tindakan karna belum memiliki keterampilan passing bawah . Adapun tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode medeling. Penerapan metode medeling dilakukan dengan 3 siklus dengan harapan keterampilan siswa dalam melakukan passing bawah pada permainan bola voli dapat ditingkatkan. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran diamati oleh peneliti. Adapun aspek yang diamati dari kegiatan guru ini didasarkan pada sub variabel penelitian yang meliputi : 1. Sikap awal dalam melakukan passing bawah terdiri dari : - Memberikan penjelasan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah - Mendemonstrasikan cara melakukan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah. - Memberikan tugas tentang cara melakukan sikap awal saat melakukan passing bawah. 2. Posisi tangan saat perkenaan dengan bola - Memberikan penjelasan posis tangan saat perkenaan dengan bola
-
Mendemonstrasikan posisi tangan saat perkenaan dengan bola Memberikan tugas cara melakukan posisi tangan saat perkenaan dengan bola.
3. Koordinasi gerakan passing bawah - Memberikan penjelasan koordinasi gerakan passing bawah - Mendemonstrasikan koordinasi gerakan passing bawah. - Memberikan tugas tentang cara melakukan koordinasi gerakan passing bawah. Dari sembilan aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa YA jika dilaksanakan dan TIDAK jika tidak dilaksanakan, dapat diketahu bahwa semua aspek dapat dilaksanakan oleh guru ( data terlampir ). 3. Repleksi Hasil Observasi awal Dari hasil observasi awal diketahui jumlah 41 orang siswa, sebanyak 25 orang yang belum memilki keterampilan passing bawah pada permainan bola voli. Dengan demikian 25 orang ini akan diberikan tindakan dalam siklus satu dengan menggunakan metode modeling. Sementara itu, guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan secara baik. Maka dengan itu peneliti bersama guru mitra berkesimpulan untuk melanjutkan tindakan dalam siklus satu. Siklus Satu 1. Pelaksanaan Tindakan a. Pendahuluan - Berbaris - Berdoa - Absensi - Apersepsi - Pemanasan b. Kegiatan Inti - Guru Menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikapawal dalam melakukan passing bawah - Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang posisi tangan pada saat perkenaan dengan bola dalam melakukan passing bawah - Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang koordinasi gerakan passing bawah c. Penutup - Koreksi - Penilaian ( evaluasi atas materi yang diajarkan ) - Pendinginan 2. Hasil Kegiatan Siklus satu a. Hasil Kegiatan siswa Berdasrkan data pada observasi awal maka yang perlu ditindaki melalui metode modeling sebanyak 25 orang siswa. Pada tindakan yang telah dilakukan dalam siklus satu
telah diperoleh data dari 19 orang siswa, sebanyak 11 orang siswa atau 44 % mendapatkan klasifikasi nilai terendah 65 dan tertinggi 70 dengan kategori Cukup (65 - 74), sedangkan 14 orang siswa atau 56 % dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 63,33 masuk dalam kategori kurang (45 - 64). ( data terlampir ), Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Nilai Ketrampilan Passing Bawah dalam Permainan Bola Voli (siklus satu)
No
Klasifikasi Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
85 – 100 75 – 84 65 – 74 45 - 64 0 - 44
Kriteria aspek Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Jumlah Rata-rata
Kriteria Nilai siswa pada siklus I 65 – 70 50 – 63.33 1546.66 61.86
Jumlah Siswa
%
11 Orang 14 Orang 25 Orang
0% 0% 44 % 56 % 0% 100%
Ket-
Perlu Tindak Lanjut
Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat diketahui rata-rata capaian siswa pada siklus satu sebesar 61.86 %. Namun demikian klasifikasi nilai ini belum memenuhi indikator kinerja yakni 65 %. Untuk itu perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan ketrampilan passing bawah dalam permainan bola voli. b. Hasil Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran diamati oleh peneliti. Adapun aspek yang diamati dari kegiatan guru berdasarkan pada sub variabel penelitian meliputi: 1. Sikap awal dalam melakukan passing bawah terdiri dari : - Memberikan penjelasan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah - Mendemonstrasikan cara melakukan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah. - Memberikan tugas tentang cara melakukan sikap awal saat melakukan passing bawah. 2. Posisi tangan saat perkenaan dengan bola - Memberikan penjelasan posis tangan saat perkenaan dengan bola - Mendemonstrasikan posisi tangan saat perkenaan dengan bola - Memberikan tugas cara melakukan posisi tangan saat perkenaan dengan bola. 3. Koordinasi gerakan passing bawah - Memberikan penjelasan koordinasi gerakan passing bawah - Mendemonstrasikan koordinasi gerakan passing baw - Memberikan tugas tentang cara melakukan koordinasi gerakan passing bawah.
Dari sembilan aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa YA jika dilaksanakan dan TIDAK jika tidak dilaksanakan, dapat diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan oleh guru ( data terlampir ). 3. Refleksi hasil tindakan siklus satu Berdasarkan pada hasil tindakan siklus satu, dapat diketahui bahwa guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus satu ini rata-rata 61.86 atau terjadi peningkatan 15.47 % dari rata-rata nilai pada observasi awal. Namun klasifikasi nilai ini belum memenuhi indikator kinerja sebesar 65 %. Dengan demikian peneliti bersama guru mitra berkesimpulan bahwa perlu diadakan tindakan lanjutan pada siklus dua. Siklus Dua 1. Pelaksanaan Tindakan a. Pendahuluan - Berbaris - Berdoa - Absensi - Apersepsi - Pemanasan b. Kegiatan Inti - Guru Menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam melakukan passing bawah - Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang posisi tangan pada saat perkenaan dengan bola dalam melakukan passing bawah - Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang koordinasi gerakan passing bawah c. Penutup - Koreksi - Penilaian ( evaluasi atas materi yang diajarkan ) - Pendinginan 2. Hasil Kegiatan Siklus Dua a. Hasil Kegiatan Siswa Berdasarkan data siklus satu yakni rata-rata capaian siswa sebesar 61.86 %, namun data ini belum memenuhi indikator kinerja sebesar 65 %. Ini berarti perlu diadakan tindakan lanjutan. Untuk itu diadakan siklus dua, Pada tindakan siklus dua ini diperoleh data sebagai berikut; dari 25 orang siswa, sebanyak 2 orang siswa atau 8 % mendapatkan nilai terendah 75 dan tertinggih 76.66 dengan klasifikasi nilai kategori baik (75 – 84 %). Sebanyak 12 orang siswa atau 48 % mendapatkan nilai terendah 65 dan tertinggih 70 masuk pada kategori nilai Cukup (65 – 74 %). Selanjutnya 11 orang siswa atau 44 % mendapatkan nilai terendah 55 dan tertinggih 63.33 dengan klasifikasi nilai Kurang (45 – 64 %). (data terlampir), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini: Tabel 3. Nilai Ketrampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli (siklus dua)
Klasifikasi No Nilai 1. 2. 3. 4. 5.
85 – 100 75 – 84 65 – 74 45 - 64 0 - 44
Kriteria aspek Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Jumlah Rata-rata
Kriteria Nilai siswa pada siklus II 75 - 76.66 65 – 70 50 – 63.33 1608.33 64.33
Jumlah Siswa
%
2 12 Orang 11 Orang 25 Orang
0% 8% 48 % 44 % 0% 100%
Keterangan
Perlu Tindak Lanjut
Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat diketahui rata-rata capaian siswa pada siklus dua sebesar 64.33 %. Dengan demikian belum memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 65 %. Untuk perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan ketrampilan passing bawah dalam permainan bola voli. b. Hasil Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran diamati oleh peneliti. Adapun aspek yang diamati dari kegiatan guru berdasarkan pada sub variabel penelitian meliputi: 1. Sikap awal dalam melakukan passing bawah terdiri dari : - Memberikan penjelasan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah - Mendemonstrasikan cara melakukan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah. - Memberikan tugas tentang cara melakukan sikap awal saat melakukan passing bawah. 2. Posisi tangan saat perkenaan dengan bola - Memberikan penjelasan posis tangan saat perkenaan dengan bola - Mendemonstrasikan posisi tangan saat perkenaan dengan bola - Memberikan tugas cara melakukan posisi tangan saat perkenaan dengan bola. 3. Koordinasi gerakan passing bawah - Memberikan penjelasan koordinasi gerakan passing bawah - Mendemonstrasikan koordinasi gerakan passing bawah. - Memberikan tugas tentang cara melakukan koordinasi gerakan passing bawah. Dari sembilan aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa YA jika dilaksanakan dan TIDAK jika tidak dilaksanakan, dapat diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan oleh guru ( data terlampir ) 3. Refleksi hasil tindakan siklus dua Berdasarkan pada hasil tindakan siklus dua, dapat diketahui bahwa guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus dua ini rata-rata 64.33 atau terjadi peningkatan 16.08 % dari rata-rata nilai pada siklus satu. Namun klasifikasi nilai ini belum memenuhi indikator kinerja sebesar 65 %. Dengan demikian peneliti bersama guru mitra berkesimpulan bahwa perlu diadakan tindakan lanjutan pada siklus tiga.
Siklus Tiga 1. Pelaksanaan Tindakan a. Pendahuluan - Berbaris - Berdoa - Absensi - Apersepsi - Pemanasan b. Kegiatan Inti - Guru Menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang sikap awal dalam melakukan passing bawah - Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang posisi tangan pada saat perkenaan dengan bola dalam melakukan passing bawah - Guru menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan tugas tentang koordinasi gerakan passing bawah c. Penutup - Koreksi - Penilaian ( evaluasi atas materi yang diajarkan ) - Pendinginan 2. Hasil Kegiatan Siklus Tiga a. Hasil Kegiatan Siswa Berdasarkan data siklus dua yakni rata-rata capaian siswa sebesar 64.33 %, namun data ini belum memenuhi indikator kinerja sebesar 65 %. Ini berarti perlu diadakan tindakan lanjutan. Untuk itu diadakan siklus tiga, Pada tindakan siklus tiga ini diperoleh data sebagai berikut; dari 25 orang siswa, sebanyak 6 orang siswa atau 24 % mendapatkan nilai terendah 75 dan tertinggih 80 dengan klasifikasi nilai kategori baik (75 – 84 %). Sebanyak 19 orang siswa atau 76 % mendapatkan nilai terendah 65 dan tertinggih 73.33 masuk pada kategori nilai Cukup (65 – 74 %). (data terlampir), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Nilai Ketrampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli(siklus Tiga)
No
Klasifikasi Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
85 – 100 75 – 84 65 – 74 45 - 64 0 - 44
Kriteria aspek Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Jumlah Rata-rata
Kriteria Nilai siswa pada siklus III 75 - 80 65 – 73.33 1764.29 70.56
Jumlah Siswa
%
6 Orang 19 Orang 25 Orang
0% 24 % 76 % 0% 0% 100%
Keterangan
Tidak perlu tindakan lanjut
Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat diketahui rata-rata capaian siswa pada siklus tiga sebesar 70.56 %. Dengan demikian telah memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 65 %. Untuk itu tidak perlu tindakan lanjutan dan penelitian ini dianggap selesai. b. Hasil Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran diamati oleh peneliti. Adapun aspek yang diamati dari kegiatan guru berdasarkan pada sub variabel penelitian meliputi: 1. Sikap awal dalam melakukan passing bawah terdiri dari : - Memberikan penjelasan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah - Mendemonstrasikan cara melakukan posisi sikap awal dalam melakukan passing bawah. - Memberikan tugas tentang cara melakukan sikap awal saat melakukan passing bawah. 2. Posisi tangan saat perkenaan dengan bola - Memberikan penjelasan posis tangan saat perkenaan dengan bola - Mendemonstrasikan posisi tangan saat perkenaan dengan bola - Memberikan tugas cara melakukan posisi tangan saat perkenaan dengan bola. 3. Koordinasi gerakan passing bawah - Memberikan penjelasan koordinasi gerakan passing bawah - Mendemonstrasikan koordinasi gerakan passing bawah. - Memberikan tugas tentang cara melakukan koordinasi gerakan passing bawah. Dari sembilan aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa YA jika dilaksanakan dan TIDAK jika tidak dilaksanakan, dapat diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan oleh guru ( data terlampir ). 3. Refleksi hasil tindakan siklus Tiga Berdasarkan pada hasil tindakan siklus tiga, dapat diketahui bahwa guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus tiga ini rata-rata 70.56 atau terjadi peningkatan 17.64 % dari rata-rata nilai pada siklus dua. Berdasarkan klasifikasi nilai pada indikator kinerja sebesar 65 % maka nilai siklus tiga telah memenuhi indikator kinerja. Dengan demikian peneliti bersama guru mitra berkesimpulan bahwa tidal perlu diadakan tindakan lanjutan dan penelitian dianggap berhasil. V. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Terjadi peningkatan rata-rata ketrampilan passing bawah yakni; pada observasi awal rata–rata kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah 61.67 %. Setelah diadakan tindakan siklus satu terjadi peningkatan sebesar 15.47 % menjadi 61.68. Pada tindakan siklus dua dicapai nilai sebesar 64.33 % atau terjadi peningkatan sebesar 16.08 %, dan pada siklus tiga diperoleh hasil capaian sebesar 70.56 % atau terjadi
peningkatan sebesar 17.64 %. Dengan demikian rata-rata peningkatan dari observasi awal sampai pada siklus tiga sebesar 16.38 %. 2. Adanya peningkatan keterampilan passing bawah dalam setiap siklusnya yakni ratarata 16,38 % dengan demikian hipotesis yang berbunyi :” terjadi peningkatan keterampilan passing bawah dalam permainan bola voli melalui pendekatan metode modeling pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Luwuk Timur dapat dibuktikan .
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Arman, 2004. Materi pilihan terintegrasi. Jakarta : Depdikbud Husain, 2002. Makala teknik pengubahan perilaku : IKIP Negeri Gorontalo Kristono, Iwan, dkk, 1984, Penjas untuk SMA , Solo: Tiga Serangkai Nurhadi, dkk, 2004. Pembelajaran kontekstual ( Contextual Teaching And Learning ) Dan Penerapannya Dalam KBK . Malang : Universitas Negeri Malang Samsudin, 2004. Permainan Bola Voli Mini , Jakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri jakarta Sukintaka, 1982. Permainan Dan Metodik. Jakarata : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Syarifudin, Aip dan Muhadi, 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen endidikan dan Kebudayaan Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Penelitian Tenaga Kependidikan. Tamat, Tisnowati dan Moekarto Mirman, 2006. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Universitas Terbuka Yusuf, F.M. 2003. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Melalui Metode Resitasi ( Suatu Penelitian Pada Siswa SLTP Negeri 1 Gorontalo ). Jurnal Penelitian dan Pendidikan : Lembaga Penelitian IKIP Negeri Gorontalo.