1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Dadaha I Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya) OOM HAMISAH Iis Marwan 2) 1) 2)
1)
SDN Dadaha 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya:
[email protected] Program studi PJKR FKIP Universitas Siliwangi :
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah permainan bola voli dengan pendekatan langsung pada siswa kelas V SDN Dadaha 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (class action research) dilakukan dalam dua siklus. Penelitian ini di observasi oleh teman sejawat sebagai mitra penelitian. Instrumen penelitain berupa observasi dan tes passing bawah permainan bola voli. Hasil penelitian menunjukan terjadinya hasil belajar passing bawah permainan bola voli dari siklus ke I hingga siklus ke II dan ketuntasan hasil belajar dapat terlaksana yakni 82 % rata – rata siswa telah tuntas hasil belajarnya Dianjurkan untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah permainan bola voli siswa SDN Dadaha 1 Kota Tasikmalaya agar menggunakan pendekatan langsung .
Kata Kunci : Pembelajaran, Pendekatan Langsung , Passing Bawah
2
EFFORTS TO IMPROVE PASSING OF LEARNING UNDER THE VOLLEY BALL GAME USING DIRECT APPROACH TO CLASS V PRIMARY SCHOOL (Classroom Action Research in Class I Dadaha SDN Subdistrict Tawang Tasikmalaya)
OOM HAMISAH Iis Marwan 2) 1) 2)
1)
Elementary School District Tawang Tasikmalaya City:
[email protected] The program of study PJKR FKIP Siliwangi University:
[email protected]
ABSTRACT
The purpose of this research is to improve the learning outcomes of passing down a game of volleyball with a direct approach to the fifth grade students of elementary school Dadaha 1 Tasikmalaya District of Tawang Academic Year 2013/2014. This research method is the method of action research (class action research) was conducted in two cycles. This study observed by peers as research partners. Penelitain instrument in the form of observations and tests passing under the game of volleyball. The results showed the result of learning the game of volleyball passing down to a cycle I to cycle II and mastery of learning outcomes that can be done 82% average average students have completed their study results It is recommended to improve learning outcomes passing under student volleyball game elementary school Dadaha 1 Tasikmalaya in order to use the direct approach. Keywords: Learning, Reciprocal Method, Passing Over
3
PENDAHULUAN Permainan bola voli adalah cabang olahraga yang digemari oleh masyarakat Indonesia, dan masuk dalam materi pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) diajarkan sejak sekolah dasar. Permainan bola voli termasuk dalam permainan bola besar beregu.
Proses
pembelajarannya dilakukan dengan modifikasi baik alat maupun peraturan. Untuk menguasai permainan bola voli, maka siswa/atlet harus menguasai teknik-teknik dasar bola voli. Salah satu teknik yang perlu dikuasai adalah teknik passing bawah. Passing bawah adalah cara pengambilan bola atau mengoper dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari atas diambil dengan jari-jari tangan di atas, agak di depan kepala Siswa sekolah dasar sering mengalami kesulitan belajar passing bawah, dengan berbagai macam diantaranya adanya komunikasi yang kurang lancar dengan guru untuk bertanya hal-hal dianggap sulit dimengerti atau dipraktekan. Untuk mengatasi kesulitan belajar passing bawah penulis mencari solusi untuk mengatasinya dengan mencari alternatif teknik penyampaian materi passing bawah. Dalam hal ini penulis menerapkan proses pembelajaran passing bawah dengan cara melakukan passing bawah menggunakan pendekatan langsung . Pendekatan langsung , dimaksudkan suatu gaya mengajar memberikan kesempatan kepada teman sebaya untuk memberikan umpan balik Peranan ini memungkinkan: 1. peningkatan interaksi sosial antar teman sebaya, 2. umpan balik langsung. Masalah dalam penelitian ini dirumuskan: ”Apakah pembelajaran dengan pendekatan langsung dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah permainan bola voli pada siswa kelas V SDN Dadaha 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014?” Dari rumusan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran passing bawah permainan bola voli pada siswa kelas V SDN Dadaha 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase siswa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar penjasorkes diikuti dengan meningkatnya prestasi belajar siswa.
4
METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama untuk peneliti dan decision maker tentang variabel yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan. Salah satu ciri Classroom Action Research adalah cyclic atau adanya langkahlangkah yang terukur dan terencana dalam sebuah siklus. Sehingga rancangan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus. Model siklus dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, (1992). Setiap siklus melalui fase-fase: Planning (Perencanaan), Acting (Tindakan), Observing (Pengamatan), dan Reflecting (Refleksi). Hal yang sama dikemukakan oleh Suharsimi (2010) bahwa dalam penelitian tindakan kelas desain panel terdiri dari langkah-langkah yaitu perencanaan atau planning tindakan atau acting, pengamatan atau observing dan refleksi atau reflecting. Desain penelitian tindakan kelas, digunakan oleh peneliti adalah model siklus meliputi yaitu: GURU PROFESIONAL
RENCANA AWAL
REFLEKSI TINDAKAN/ OBSERVASI REFLEKSI TINDAKAN/ OBSERVASI
RENCANA YG DIREVISI
RENCANA YG DIREVISI
REFLEKSI TINDAKAN/ OBSERVASI
Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas 1. Rencana adalah tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan mutu atau perbaikan perilaku dan sikap sebagai solusi. 2. Tindakan apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perbaikan yang diinginkan. 3. Observasi adalah mengamati atau hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau dikenakan terhadap siswa.
5
4. Refleksi adalah peneliti mengkaji, melihat dan memperhitungkan atas hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru dapat melalakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal (Soedarsono, 2001). Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN Dadaha 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Objek penelitian adalah proses pembelajaran passing bawah permainan bola voli dengan menerapkan metode atau gaya resiprokal yang dilakukan pada masingmasing siklus. Sesuai dengan data yang ingin diperoleh dan teknik yang digunakan, maka alat pengumpul data yang digunakan sebagai berikut : a. Quesioner; b. Panduan wawancara; c. Rubrik unjuk kerja; d. Lembar Observasi; e. Rubrik tugas; f. Catatan siswa. Selain dalam bentuk tersebut digunakan instrumen tes baku untuk mengukur keterampilan passing bawah permainan bola voli yang dikembangkan Depdiknas (2003). PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Pra Siklus Hasil belajar teknik dasar passing bawah siswa kelas V
SDN Dadaha 1
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pra siklus diperoleh skor rerata sebesar 15,6 hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa masih dibawah KKM (Skor minimum 20 kali atau KKM sebesar 80). 2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus 1 a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dilakukan dengan menyiapkan berbagai macam keperluan proses pembelajaran keterampilan teknik passing bawah dengan menyiapkan silabus, RPP, media pembelajaran, alat dan instrumen evaluasi serta berbagai format pedoman observasi. b. Pelaksanaan Tindakan Selama siklus ke – 1 kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana dimana peneliti maupun siswa maupun observer hadir 100%, keadaan cuaca mendukung (tidak terganggu hujan) sehingga proses pembelajaran dapat dikatakan maksimal.
6
c. Observasi Tindakan Observasi dilakukan dengan menggunakan latihan, penugasan yang telah dibuat, langkah pelaksanaan sebagai lembar observasi. Guru mengamati aktivitas siswa pada saat proses belajar-mengajar dan saat siswa menyelesaikan latihan. Adapun hal yang yang perlu diamati adalah aktivitas positif siswa yang meliputi: Kehadiran Siswa; Siswa yang aktif mengerjakan tugas gerak; Siswa yang rajin mengerjakan berdiskusi; Siswa yang aktif bertanya; dan Siswa yang cepat mengerjakan tugas gerak. Selain itu dalam kegiatan belajar, guru harus lebih memperhatikan Siswa. Agar kesulitan-kesulitan belajar bisa teratasi, Guru harus menumbuhkan minat belajar anak serta meningkatkan minat belajar itu sendiri. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan. d. Refleksi Hasil Tindakan Hasil refleksi pada siklus I menjadi bahan untuk memperbaiki kinerja pada siklus berikutnya. 1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. 2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti bersama observer diperoleh hasil bahwa tes hasil belajar keterampilan dasar passing bawah permainan bola voli siswa kelas V SDN Dadaha 1
Kecamatan Tawang
Kota
Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pada siklus I diperoleh skor rerata sebesar 20,84 hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa masih dibawah KKM (skor minimum 20 kali atau KKM sebesar 80), sehingga perlu dilakukan penyempurnaan dari berbagai tahapan,
karena itu
melaksanakan siklus 2.
direkomendasikan perlu ditindaklanjuti dengan
7
3. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus 2 a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dilakukan dengan menyiapkan berbagai macam keperluan proses pembelajaran keterampilan passing bawah dengan menyiapkan: silabus, RPP, media pembelajaran, alat dan instrumen evaluasi serta berbagai format pedoman observasi. Hasil perbaikan dari siklus I yang dirasakan masih ada kekurangan dan kelemahan. b. Pelaksanaan Tindakan Selama siklus ke – 2 kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana dimana peneliti maupun siswa maupun observer hadir 100%, keadaan cuaca mendukung (tidak terganggu hujan) sehingga proses pembelajaran dapat dikatakan maksimal. c. Observasi Tindakan Adapun hal yang yang perlu diamati adalah aktivitas positif siswa yang meliputi: Kehadiran siswa; siswa yang aktif mengerjakan tugas gerak; Siswa yang rajin mengerjakan berdiskusi; siswa yang aktif bertanya; dan siswa yang cepat mengerjakan tugas gerak. Selain itu dalam kegiatan belajar, guru harus lebih memperhatikan siswa. Agar kesulitan-kesulitan belajar bisa teratasi, Guru harus menumbuhkan minat belajar anak serta meningkatkan minat belajar itu sendiri. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan. d. Refleksi Hasil Tindakan Hasil refleksi pada siklus I menjadi bahan untuk memperbaiki kinerja pada siklus berikutnya. 1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. 2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.
8
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 2 yang dilakukan oleh peneliti bersama observer diperoleh hasil bahwa tes hasil belajar passing bawah siswa kelas V SDN Dadaha 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 pada siklus 2 diperoleh skor rerata sebesar 25,96 hal ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah di atas KKM (skor minimum 20 kali atau KKM sebesar 80), sehingga direkomendasikan sudah tidak dipandang perlu melaksanakan siklus 3. 4. Analisis Hasil Penelitian Berdasarkan skor tes keterampilan passing bawah permainan bola voli dideskripsikan dalam bentuk Diagram 1 dibawah ini. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
KKM Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Passing Bawah Bola Voli Diagram 1. Keterampilan Passing Bawah Permainan Bola Voli Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini Tabel 1 Data Aktivitas Siswa yang Relevan Dengan Pembelajaran Ketercapaian No
Indikator
1.
Aspek Psikomotor Keterampilan siswa dalam melakukan teknik passing bawah Aspek Kognitif Kemampuan siswa mengetahui dan memahami teknik passing bawah.
2
Siklus I Jml %
Siklus II Jml %
14
56%
22
88%
17
68%
21
84%
9
Tabel 1. (lanjutan) Data Aktivitas Siswa Yang Relevan Dengan Pembelajaran Ketercapaian No 3
Indikator Aspek Afektif Interaksi siswa dalam mengikuti passing bawah secara berkelompok Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran passing bawah Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran passing bawah (menyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok ) Kemampuan siswa dalam pembelajaran passing bawah dengan peraturan yang dimodifikasi. Rata-rata Skor Rata-rata
Siklus I Jml %
Siklus II Jml %
16
64%
20
80%
17
68%
22
88%
17
68%
21
84%
17
68%
21
84%
67%
84%
Berdasarkan Tabel 1 tersebut, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran passing bawah pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 21%. Dari Tabel 1 tersebut, maka dapat digambarkan data siswa yang relevan dengan aktivitas pembelajaran sebagaimana dalam Diagram 2. berikut ini: 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Siklus I Siklus 2
Afektif
Psikomotor
Kognitif
Diagram 2. Aktivitas Pembelajaran Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran terlihat pada Tabel 2.
10
Tabel 2 Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran Ketercapaian No 1. 2. 3.
Indikator
Siklus I
Tidak memperhatikan penjelasan guru Mengobrol dengan teman Mengerjakan tugas lain Rata – rata
Jml 19 18 17
Siklus II
% 76% 72% 68% 72%
Jml % 13 52% 12 48% 9 36% 45%
Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 27%. Dari Tabel 2 di atas, maka dapat dibuat diagram ketercapaian aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran dalam Diagram 3 sebagai berikut : 80 70 60 Tdk Memperhatikan
50 40
Mengobrol
30
Mengerjakan tgs lain
20
Rata - rata
10 0 Siklus 1
Siklus 2
Diagram 3. Ketercapaian Aktivitas Siswa Data pemahaman siswa tentang teknik passing bawah dan ketuntasan belajar dari siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Data Pemahaman Siswa tentang Teknik Passing Bawah dan Ketuntasan Belajar Siswa No 1. 2. 3.
Aspek yang diamati Nilai Rata-rata teknik passing bawah Siswa yang telah tuntas Siswa yang belum tuntas
Ketercapaian Siklus I Siklus II 66 % 89% 62% 83% 25% 17%
11
Berdasarkan Tabel 3 di atas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang teknik passing bawah mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 8%. Dari Tabel 3 dapat didiagramkan pemahaman siswa tentang teknik passing bawah dan ketuntasan belajar siswa sebagaimana pada Diagram 4 dibawah ini
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Rata-rata Passing Bawah Telah Tuntas Belum Tuntas
Siklus 1
Siklus 2
Diagram 4 Teknik Passing Bawah dan Ketuntasan Belajar Siswa Dari data hasil penelitian tindakan kelas ini penulis analisis pada beberapa hal bahwa dengan menggunakan pendekatan langsung disertai modifikasi bola dari bahan karet, terlihat para siswa sangat antusias dalam melaksanakan teknik passing bawah. Hasil belajar siswa menunjukan peningkatan sehingga dapat dikategorikan keterampilan passing bawah siswa sudah melekat. Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (direct intruction). Menurut Arends (2001):”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model pengajaran langsung. Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian
12
penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut. Arends (1997) menyatakan: “The direct instruction model was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion”. Artinya: Model pengajaran langsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar siswa dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah. Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur Hasil ini memperkuat pendapat belajar menurut Singer (1980) adalah perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan praktek atau pengalaman yang lampau dalam suatu situasi tertentu. Menurut Bigge (1982) bahwa, belajar sebagai suatu perubahan yang bertahan lama dalam kehidupan individu dan tidak dilahirkan atau didahului oleh warisan keturunan. Selanjutnya Winkel (1996) menerangkan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant. Pengertian
13
tersebut diperjelas oleh Djamarah, Syaiful Bahri (1999) bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.” Selanjutnya Lutan (2001) nenjelaskan bahwa, belajar adalah perubahan prilaku sebagai hasil dari pengalaman, bukan karena pengaruh faktor keturunan atau kematangan. Perubahan yang diharapkan, bersifat melekat atau permanen. Kemudian Hurlock (2002) menjelaskan, belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Hal yang sama dijelaskan oleh Slameto (2010) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang disengaja untuk memperoleh perubahan baik perilaku atau keterampilan maupun bertambahnya ilmu pengetahuan yang relatif tetap atau bertahan lama, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Proses pembelajaran pendidikan jasmani atau olahraga tidak lepas dari kegiatan gerak atau motorik, karena itu pembelajarannya pun proses belajar ketrampilan motorik. Schmidt (1991) mengemukakan bahwa, belajar motorik adalah suatu proses perbaikan kemampuan-kemampuan koordinasi motorik, melalui optimalisasi faktor-faktor persyaratan luar dan dalam yang bertujuan untuk mendapatkan keterampilan, kemampuan dan tingkah laku tertentu. Sugiyanto (1993) mengemukakan: “Bahwa belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon musku Untuk mengetahui lebih jauh tentang belajar keterampilan motorik, perlu ditelaah lebih dulu mengenai beberapa konsep para ahli tentang belajar motorik atau belajar gerak. Kiram, Yanuar (2000) mengutip beberapa pendapat ahli sebagai berikut: Gagne dan Briggs (1979) mengemukakan bahwa, belajar motorik adalah sebagai perubahan tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Pembelajaran gerak adalah serangkaian proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.”
14
PENUTUP Berdasarkan temuan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan langsung dalam proses pembelajaran passing bawah permainan bola voli dapat meningkatkan kemampuan siswa menguasai teknik passing bawah dalam proses pembelajaran penjasorkes peluru siswa IV SDN Dadaha 1 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan temuan-temuan dan simpulan tersebut di atas, dapat diasarankan agar: 1. Pembelajaran passing bawah permainan bola voli dapat menggunakan pendekatan langsung sebagai salah satu alternatif dalam proses penyampaian pembelajaran materi penjasorkes untuk siswa sekolah dasar. 2. Melalui pendekatan langsung dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam melakukan teknik passing bawah permainan bola voli karena itu di anjurkan agar proses pembelajaran untuk anak sekolah dasar dapat menerapkan pendekatan langsung . DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta , PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi, (2010). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara. Bigge, Morris L. (1982). Learning T heories For Teachers. New York: Harper &. Row. Depdiknas (2003). Kurikulum dan Hasil Kompetensi Dasar Pendidikan Anak Usia 4-6 Tahun. Jakarta, Depdiknas. Djamarah, Syaiful Bahri (1999). Psikologi Belajar Jakarta, Rineka Cipta. Gagne, Robert, M., dan Briggs (1979). Principles of Instruktional Design. New York. Holt Rinehart and Winston Hurlock, Elizabeth. (2002). Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta: Erlangga Kelia Jonassen, D.H., (1991) Objectivism versus Contructivism : Do We Need a New Philosphical Paradigm? Educational Techmology Research and Development, 39 (3), 5-14 Kemmis and Mc. Taggart, (1992). The Action Research Planner. Dekain University, Vic. Kiram, Yanuar, (2000). Metode Pembelajaran Keterampilan Motorik Dasar Bagi Anak Usia SDN Dadaha 1 , Jakarta, Pusat Kesegaran Jasmani, Depdiknas. Lutan, Rusli (1988 ). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode, Jakarta, Depdikbud Dirjendikti P2LPTK.
15
________, (2001), Mengajar Pendidikan Jasmani, Pendekatan Pendidikan Gerak di SDN Dadaha 1 , Jakarta Depdiknas, Dirjen, Dikdasmen. Nasution, (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. Schmidt, Richard, A., (1991). Motor Learning and Performance: Human Kinetic Application to Motor Skill and Movement Behaviors. New York: Macmillan Publishing Co.Inc. Singer, Robert, N., and Dick, W.(1980). Teaching Physical Education: A System Approach. Bostoon; Houghton Miflin Company. Sidentop, Darryl. ed. (1994). Sport Education: Quality Physical Education Through Positive Sport Experience. Champaign: Humen Kinetics Slameto (2010). Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta. Rineka Cipta Sugiyanto (1993). Pertumbuhan dan Perkembangan, Bahan Penataran Bulu Tangkis Tingkat Dasar Seluruh Indonesia. Jakarta PB PBSI. Soekatamsi (1995). Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surabaya, Tiga Serangkai. Sudarsono, FX., (2001). Apikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti Depdiknas. Winkel, J. Santrock (2007). Psikologi Pendidikan (Edisi Ke-Dua) Jakarta, Kencana Prenada Media Grup.