UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAIANAN BOLA VOLI MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA DASAR
AGUNG NUGROHO
Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar Passing permainan Bola Voli melalui variasi pembelajaran pada siswa kelas IV SD Mulia Medan tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dilakukan tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik passing bola masih rendah. Dari 30 orang siswa terdapat 20 orang (66%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 10 orang (34%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,3. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah meningkat. Dari 30 orang siswa terdapat 26 orang (86,2%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 4 orang (13,8%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 80,7, sehingga terdapat kenaikan 25% hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hal itu maka dapat di simpulkan bahwa pembelajaran melalui variasi Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar passing bola pada siswa kelas IV SD Mulia Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
PENDAHULUAN
kurikulum pendidikan jasmani disekolah
Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang
memuat cabang-cabang olahraga.
menggunakan aktivitas fisik sebagai media
Dalam
proses
pembelajaran
utama untuk mencapai tujuan, bentuk-
pendidikan jasmani, agar tercipta kondisi
bentuk aktivitas fisik yang digunakan oleh
dan
siswa adalah bentuk gerak olahraga sehingga
memungkinkan
kegiatan
belajar siswa
mengajar tidak
yang
mengalami
kesulitan dan mampu mencapai sasaran
belajar maka perlu diperhatikan berbagai
menyatakan bahwa 85% keterampilan kasar
faktor yang mempengaruhi antara lain :
dan minat terhadap keterampilan gerak harus
faktor tenaga pengajar, metode pengajaran,
ditemukan pada umur 12 tahun atau
media/ alat, dan fasilitas olahraga.
sebelumnya.Masa kanak-kanak merupakan
Untuk mewujudkan tujuan diatas, disekolah-sekolah sarana
seharusnya
dan prasarana
disediakan
olahraga
luasnya. Sungguh ideal
waktu untuk belajar keterampilan dasar, sedangkan masa adolesensi adalah waktu
seluas-
yang digunakan untuk penyempurnaan dan
setiap
penghalusan serta mempelajari berbagai
apabila
sekolah dilengkapi dengan sarana dan
macam variasi keterampilan gerak.
prasarana olahraga. minimal satu lapangan
Inovasi yang bisa dilakukan untuk
sepak bola mini. Tetapi kenyataannya
meningkatkan hasil belajar dalam mata
sekarang ini cukup menyedihkan karena
pelajaran pendidikan jasmani sangat banyak
banyak lapangan olahraga yang sudah begitu
cara dan metodenya,baik inovasi dalam hal
efektif
sarana prasarana belajar, metode dalam
dipergunakan
untuk
aktivitas-
aktivitas olahraga dan pendidikan jasmani
mengajar,
pendekatan
dalam
sekolah, diubah menjadi tempat untuk
pembelajaran, dan lain sebagainya.
proses
membangun kelas atau ruangan. Akibatnya
Undang-Undang Republik Indonesia
prasarana untuk kegiatan olahraga dan
Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem
pendidikan jasmani semakin sempit.
Keolahragaan Nasional, pasal 1 ayat 1
merupakan
menjelaskan bahwa “keolahragaan adalah
bagian integral dari pendidikan secara
segala aspek yang berkaitan dengan olahraga
keseluruhan
yang
untuk
yang memerlukan pengaturan, pendidikan,
meningkatkan
individu
organik,
pembelajaran, pembinaan, pengembangan,
neuromusculer, intelektual dan emosional
dan pengawasan”.Sistem yang menjelaskan
melalui
dari
bahwa keolahragaan meliputi 3 (tiga) ruang
pembelajaran pendidikan jasmani adalah
lingkup yaitu olahraga pendidikan, olahraga
aktivitas jasmani/fisik yaitu gerak.Sebagian
rekreasi, dan olahraga prestasi. Permainan
besar penelitian menyatakan bahwa usia
bola voli diciptakan pada tahun 1895 oleh
untuk belajar gerak paling tepat adalah masa
William G. Morgan dari Amerika Serikat
sebelum adolesensi. Hal tersebut sesuai
(Depdikbud,
dengan
permainan
Pendidikan
aktivitas
pendapat
jasmani
bertujuan secara
jasmani/fisik.Inti
Nash
(1960)
yang
1
1979:18). ini
Pada
bernama
mulanya Mintonette,
mengingat dari permainan ini dimainkan
yang
dengan melambungkan bola (memukul-
langsung misalnya siswa mengoper bola
mukul
tersebut
kepada temannya lalu temannya melakukan
menyentuh lantai, maka pada tahun 1896
passing bawah begitu seterusnya. Jarang
oleh Prof. H.T. Halsted mengusulkan nama
sekali guru menggunakan
permainan menjadi “Volley Ball“.
pembelajaran
dalam
pembelajaran
pendidikan
bola)
sebelum
bola
Berdasarkan hasil pengamatan yang
hanya
melibatkan
siswa
secara
Alat bantu melaksanakan jasmani,
penulis lakukan di SD Mulia Medan pada
khususnya pembelajaran passing bawah bola
jam
voli sehingga siswa dalam melakukan
pelajaran
Penjas,
Informasi
yang
diperoleh dari guru Penjas nilai KKM siswa
pembelajaran
adalah 70
dan dari 30 siswa yang ada
jenuh, menyebabkan siswa tersebut kurang
dikelas IV hanya ada 18 atau (60%) siswa
memahai materi yang diajarkan, dan kurang
yang tuntas tentang teknik passing bawah
seriusnya dalam mengikuti pembelajaran
dan yang tidak tuntas ada 12 atau (40%).
dalam melakukan pembelajaran passing
Namun nilai itu belum memenuhi kriteria
bawah tersebut dan siswa banyak yang
ketuntasan minimal secara klasikal yang
bermain-main, siswa kurang memahami
ditetapkan sekolah yaitu sekitar 85% dari
materi, bercerita dibelakang pada saat guru
keseluruhan siswa. Kondisi ini di pengaruhi
menerangkan, kurangnya minat siswa dalam
oleh
mengikuti kegiatan tersebut.
beberapa
faktor
salah
satunya
tersebut
Berdasarkan
hasil
sekolah tersebut yaitu hanya ada 2 bola voli
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
sementara jumlah siswa ada 30 orang siswa
tergolong
dalam setiap kelas.
perbaikan dalam pembelajaran pendidikan
gaya mengajar guru dan penyampaian guru pada materi passing bawah bola voli kurang dapat
dimengerti
menggunakan
siswa,
gaya
jasmani
tersebut,
merasakan
kurangnya sarana dan prasarana yang ada di
Dalam proses pembelajaran di kelas
belajar
cepat
rendah
materi
dan
passing
maka
perlu
dapat
diadakan
bawah
dalam
permainan bola voli. Permainan
bola voli adalah suatu
guru
masih
jenis olah raga permainan. Permainan ini
mengajar
yang
dimainkan oleh dua regu yang saling
konveksional masih bersifat satu arah.
berhadapan yang
masing-masing regu
Kurangnya penjelasan guru dalam materi,
terdiri dari
pemain, setiap regu
kerap kali menggunakan variasi mengajar
berusaha
enam untuk
dapat
memukul
dan
menjatuhkan
bola
ke
melewati di atas
dalam
lapangan
“passing
adalah
usaha
ataupun
upaya
jaring atau net dan
seorang pemain bola voli dengan cara
mencegah pihak lawan dapat memukul dan
menggunakan suatu teknik tertentu yang
menjatuhkan
tujuannya mengoper bola yang dimainkan
bola ke dalam lapangannya
(Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992: 183).
kepada teman seregunya atau penyerangan
Permainan bola voli merupakan salah satu
ke daerah pertahanan lawan”.
cabang olahraga permainan bola besar dan
Kemudian
Roji
menyatakan
dimainkan oleh dua regu. Setiap regu terdiri
permainan bola voli adalah mengambil bola
dari enam pemain dan berada pada petak
atau mengoperkan bola atau mengumpan
lapangan
net. Bola
bola pada teman, tetapi bila ada kesempatan
diawali
servis dan
yang baik, langsung diteruskan kepada
diberi
kesempatan
lawan”.
dengan
dimainkan dengan masing-masing
regu
maksimal tiga kali sentuh (dilakukan oleh
“passing
33)
termasuk jenis pertandingan beregu karena
dibatasi
bahwa
(1989:
dalam
Muhajirin (2004:12) teknik pada saat
pemain yang berbeda) untukmengembalikan
melaksanakan passing bawah adalah:
bola ke lawan melewati di atas net. Regu
Sikap Permulaan
yang dapat menjatuhkan bola di daerah
a.
kedua lutut ditekuk,
lawan memperoleh poin dan regu yang
b.
badan sedikit membungkuk kedepan,
berhasil mengumpulkan poin sebanyak 25
c.
berat badan menumpu pada telapak
poin
dinyatakan
memenangkan
1
set
permainan.
kaki bagian depan kedua tangan saling berpegangan Gerak Pelaksanaan a.
Kedua tangan mengayun ke arah bola saat lengan membentuk sudut 450
b.
badan dan di ayun hampir lurus,sumbu gerak persendian bahu,
c.
siku benar-benar lurus,
perkenaan bola pada bagian lengan di atas pergelangan tangan. Sejalan dengan itu Supandi (1983: 143) mengartikan passing sebagai berikut:
Gerak Lanjutan a.
ayunan lengan mengenai bola,
Menurut Adang Yoyok (2000 : 1) menyatakan
bahwa
penyelenggaraan
program
jasmani
:”Dalam
hendaknya
pendidikan mencerminkan
karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu “ Developentally Appropriate Practice” (DAP)”. Artinya bahwa tugas ajar yang
disampaikan
harus
memerhatikan
Sumber : Muhajir (2004: 12)
perubahan kemampuan atau kondisi anak,
b.
dan dapat membantu
salah satu kaki melangkah kedepan untuk mengambil sikap kembali ayunan
c.
mendorong
kearah
perubahan
lengan untuk pass – bawah
tersebut.
Dengan
Posisi Bahu tidak melebihi sudut 900
tersebut
harus
dengan bahu/badan.
perkembangan dan tingkat kematangan anak
Modifikasi
demikian sesuai
tugas
dengan
ajar
tingkat
didik yang diajarnya. Perkembangan atau
Modifikasi
merupakan
salah
satu
kematangan yang dimaksud mencakup fisik,
upaya yang dapat dilakukan oleh para guru
psikis maupun keterampilannya.
agar
Variasi Pembelajaran
proses
pembelajaran
dapat
mencerminkan perubahan kemampuan atau
Variasi mengandung makna perbedaan.
kondisi anak. Esensi modifikasi adalah
Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian
menganalisis
mengembangkan
variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan
dengan
cara
guru, yang disengaja atau pun secara
meruntunkannya dalam bentuk aktivitas
spontan, yang dimaksud untuk memacu dan
belajar
mengikat perhatian siswa selama pelajaran
materi
sekaligus
pelajaran
yang potensial
sehingga
dapat
memperlancar siswa dalam belajarnya.Cara
berlangsung.
ini
variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk
dimaksudkan
untuk
menuntun,
Tujuan
mengadakan
mengarahkan, dan membelajarkan siswa
mengurangi
yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang
perhatian mereka terpusat pada pelajaran.
tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil.
kebosanan
guru
siswa
sehingga
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan
kebosanan,
meningkatkan
minat
dan
keingintahuan siswa, melayani gaya belajar
sebanyak 10 kali perkenaan dengan bola.
siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Pada pembelajaran variasi yang pertama adalah melakukan passing bawah
secara
Gambar 2.6 . passing bawah secara berpasangan
berpasangan,
Variasi pembelajaran yang ke 2 adalah
Cara pelaksanaan:
passing ke tembok.
1. Siswa
dibariskan
sesuai
dengan
kelompoknya masing-masing
1. Siswa dibariskan sesuai dengan
2. Setiap kelompok berbaris dan saling berhadapan atau berpasangan antara satu dengan yang lain. 3. Setiap
pasangan
Cara permainan nya adalah:
kelompok nya 2. Masing-masing kelompok berbaris dalam bentuk lingkaran saling
melakukan
teknik
passing bawah secara bergantian tanpa terjatuh jika terjatuh diulang dari awal.
berhadapan antara satu dengan yang lain dengan jarak 5m 3. Masing-masing kelompok
Pasangan berdiri berhadapan dengan
melaksanakan passing bawah dengan
jarak kurang lebih 2 meter. Latihan ini
saling berhadapan bola mulai di lempar
bertujuan
oleh salah satu siswa yang berada
untuk
melatih
ketepatan
passing 4. Jika ada kelompok atau pasangan yang
ditengan dan siswa yang mendapat bola segera passing bawah kearah tengah
melakukan passing lalu tejatuh maka
setelah itu siswa yang telah passing
akah diulang dari awal. Dan dilakukan
maju kedepan dan siswa yang di tengah berada di barisan lingkaran, lalu siswa
• Merencanakan
tersebut memberikan bola ke pada teman nya yang lain dan begitu
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) • Mengembangkan materi ajar mengenai
seterusnya secara bergantian. 5. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk melatih ketepatan passing bawah dan
Passing bawah bola voli • Mempersiapkan
variasi
pembelajaran
Passing bawah bola voli kerjasama dalam satu kelompok.
• Menyiapkan
alat
pembelajaran
yang
dimodifikasi pada pembelajaran passing bawah bola voli. Melaksanakan
pembelajaran
passing
bawah pada permainan bola voli dengan menggunakan
variasi
pembelajaran
menggunakan alat bantu yang dimodifikasi. Berdasarkan hasil analisi data pada siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui Variasi pembelajaran dengan memodifikasi Gambar 2.7. variasi pembelajaran passing
Alat
melingkar berkelompok
pembelajaran
PEMBAHASAN
permainan Bola Voli memiliki keberhasilan
Sebelum melakukan perencanaan, terlebih
dahulu
pembelajaran langkah
yang
kegiatan
membuat berisikan dalam
skenario
menggunakan pada
materi
variasi Passing
sebagai berikut: 1.
Mengajarkan
siswa
tentang
teknik
Passing dari awal sampai akhir
langkah-
pembelajaran
dengan
2.
Siswa lebih aktif dalam mempelajari
dengan menggunakan penerapan variasi
Passing karena peneliti memberikan
pembelajaran dengan menggunakan alat
variasi pembelajaran dengan menarik.
bantu yang di modifikasi dimana materi
3.
Dapat mengatasi masalah dalam proses
dalam pembalajaran ini
adalah proses
pembelajaran yaitu peneliti menawarkan
pembelajaran
bawah
variasi pembelajaran yang dikemas
Passing
permainan bola voli
pada
adapun pelaksanaan
yang akan dibahas yaitu :
dalam bentk permainan yang menarik.
4.
Ada 20 orang siswa yang tuntas dalam
Memerintahkan
kepada
siswa
agar
pembelajaran , dan 10 siswa yang tidak
melakukan variasi pembelajaran latihan
tunttas dengan nilai rata76,3.
dan permainan dengan berulang-ulang.
Selain memiliki keberhasilan, ada juga hambatan atau kendala yang dihadapi saat
2.
pembelajaran
Passing
3.
Memberi
tugas
terkait
materi
pembelajaran Passing Bola Voli
dalam
Diharapkan melalui solusi diatas
pembelajaran bola voli melalui variasi
dapat meningkatkan pembelajaran siswa
pembelajaran diantaranya:
sehingga
1. Belum semua siswa (39%) mampu
klasikal 85%.
melakukan Passing dalam permianan Bola Voli
ketuntasan
secara
Kriteria ketuntasan secara klasikal yang didapat pada pembelajaran siklsu I
2. Siswa masih sulit elakukan Passing terutama
mencapai
dalam
pelaksanaan
melakukan
dimana
masih
sikap banyak
yaitu sebesar 34% (Tidak tuntas), namun kriteria ketuntasan secara klasikal yang diarapkan
yaitu
sebesar
85%
belum
siswa yang belum terkontrol bola pada
mencapai maka dari itu perlu melakukan
saat melaksanakan Passing bola, banyak
siklus
siswa yang pandangan nya belum fokus
ketuntasan belajar seperti diharapkan dan
dibola dan masih melakukan kesalahan-
memperbaiki kesulitas yang dihadapi siswa
kelalahan yang sama.
pada
3. Membutuhan variasi pembelajaran yang
II
untuk
siklus
I
meningkatkan
sehingga
akan
kriteria
terjadi
peningkatan pada siklus II. Aspek yang
cukup bayak untuk mempelajari teknik
perlu di perbaiki yaitu:
Passing dengan baik.
1. Kemampuan bertanya kepada guru,
Berikut
solusi
mengatasi
karena hanya beberapa siswa yang mau
masalah atau hambatan yang dihadapi saat
bertanya kepada guru terkait dengan
pembelajaran
Variasi Pembelajaran
Passing
dalam
melalui
variasi
pembelajaran berikut ini: 1. Memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran dengan sungguh-sungguh agar mencapai ketuntasan
2. Memperbaiki
teknik
pembelajaran
Passing agar mampu meningkatkan ketuntasan. Pelaksanaan yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan meningkatkan interaksi antara siswa dan
juga guru harus lebih dioptimalkan, karena
sehingga saat melakukan passing bola
hal tersebut berpengaruh pada hasil yang
tidak baik dan benar
akan didapat oleh siswa. Pada refleksi
3. Membutuhkan
variasi
pembelajaran
tindakan ini juga dijelaskan bahwa pada saat
untuk siswa dalam penguasaan Passing
tahap observasi peneliti pembelajaran bagi
bola.
guru dan siswa. Dari
Berdasarka
analisi
data
yang
telah
hasil
penelitian
setelah
memberikan tindakan pengajaran
dengan
dilakukan dapat disimpulkan bahwa melalui
penerapan variasi pembelajaran pada siklus I
variasi pembelajaran dengan Memodifikasi
diperoleh
Alat dapat meningkatkan hasil belajar
ketuntasan
Passing dalam permainan Bola Voli. Dari
pembelajaran siklus II dapat dilihat bahwa
analisi data juga dapat diketahui bahwa dari
telah terjadi peningkatan aktivitas belajar
tes awal yang dilakukan masih rendah, maka
siswa dari siklus sebelumnya. Pada tes hasil
dilakukan penerapan variasi pembelajaran
belajar siklus II diperoleh nilai rata-rata 80.7
pada
Passing.
dengan nilai ketuntasan 86.3% dimana
Kemudian dari analisi data juga diketahui
peningkatan hasil belajar secara klasikal dari
bahwa hasil belajar siswa dari tes hasil
siklus I dan siklus II sebesar 20%.
proses
pembelajaran
nilai
rata-rata
66%.
76,3
dengan
Kemudian
pada
belajar siklus I melalui penerapan variasi
Penguasaan teknik dalam setiap
pembelajaran terdapat peningkatan, tetapi
cabang olahraga merupakan kunci utama
belum memenuhi kriteria ketuntasan secara
dalam meraih keberhasilan, demikian pula
klasikal (yakni > 85%) sehingga dilakukan
halnya pada Passing . pembelajaran melalui
perbaikan tindakan pada siklus II.
variasi
Pada siklus I peneliti menemukan
pembelajaran
dapat
digunakan
sebagai bahan untuk memberikan materi
kesulitan yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran,
pembelajaran passing dianataranya:
pembelajaran dengan memodifikasi alat
1. Belum semua siswa (13.4%) mampu
yang disesuaikan dengan materi pelajaran,
melakukan passing dalam permainan
keadaan siswa dan ketersediaan sarana dan
Bola voli.
prasarana disekolah.
2. Siswa masih sulit melakukan Passing
namun
melalui
variasi
PENUTUP
terutama dalam melakukan sikap awalan
Pendidikan jasmani adalah suatu proses
dimana kebanyakan siswa tidak fokus
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang
didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan
keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan
Brotosuroyo. (1993). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Departemen Pendidikan Bagian Peningkatan Guru SD Setara D-II. Jakarta.
emosi. Adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui variasi pembelajaran passing pada siswa
kelas
IV
SD
Swasta
Bawah
Sesuai dengan
Jakarta. PT. Gramedia.
Mulia
Medan.Pada siklus I siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran
Gerhard Durwatcher, (1990). Bola Volley.
Passing
refleksi, dengan
nilai rata-rata kelas pembelajaran passing
Husdarta dan Saputra. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. DEPDIKNAS http://pojokpenjas.blogspot.com/2008/12/mo difikasi-pembelajaran.
adalah 76,3 dengan persentase ketuntasan 66% siswa yang lulus dan hasil belajar siswa pada siklus kedua adalah 80,7 dengan persentase
ketuntasan
disimpulkan
adanya
86%
peningkatan
dapat
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers
yang
signifikan hasil belajar pada siklus II.
Muhajir.
(2004).
Pendidikan
Jasmani.
Penerbit Yudhistira. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Adang, Yoyok 2000 , Prinsip –prinsip pengembanga dan modifikasi cabang olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dn menengah bagian proyek penetaran Guru SLTP setara D-III
Nurkencana, (1986) Evaluasi Pendidikan. Penerbit Usaha Nasional. Jakarta.
Rahantoknam, Edward B (1988), Belajar Motorik : Teori dan Aplikasinya Dalam
Aqib, Zainal. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung : Yrama Widya. Agung Sunarno. jasmani. Medan. jasmani
(2005). Diktat
Pendidikan pendidikaan
Pendidikan
Jasmani
dan
Olahraga. Jakarta : P2LPTK, Dirjen Dikti Dekdikbud.
Roji. 1989. Bola Voli. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah.
Slameto. (2004). Belajar dan FaktorFaktor
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta, Pustaka Pelajar. Rusli Lutan. (2000). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Supandi, 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan
Stokes Robert Harley, (1984). Volley Ball Every
One.
Wistonsalen
North
Jasmani
Dan
Kesehatan,
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Carolina. Hunter Text Books Inc. Sudjana (2005). Metode Statistik. Bandung : Supandi. (1983). Strategi Belajar Mengajar
Tarsito.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud. Dirjen. Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Viera dan Ferguson (2002). Bola Boli Tingkat Pemula. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suryosubroto,
B.(1997).
Proses
Belajar
Mengajar Disekolah. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.