MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI Achmad Rifai1 Universitas Islam 45 Bekasi
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah dengan menggunakan pendekatan media pembelajaran bola modifikasi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangpawitan IV dapat tercapai sesuai dengan target yang diinginkan. Subjek penelitian adalah 35 orang siswa. Metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan dengan desain Kemmis dan Taggart. Analisis data dengan deskriptif dan membandingkan hasil pencapaian dengan indikator keberhasilan dengan prosentase. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan rerata nilai yang diperoleh oleh siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Pada Pra Siklus siswa yang lulus adalah 37,14 %, Pada Siklus I naik menjadi 65,71 %, dan pada Siklus II meningkat menjadi 85,73%. Hal ini menunjukan bahwa dengan pembelajaran passing bawah bolavoli menggunakan menggunakan bola modifikasi pada siswa kelas IV/A SD Negeri Karangpawitan IV mengalami peningkatan. Kata Kunci: hasil belajar, passing bawah, modifikasi alat.
Salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah permainan bolavoli. Jenis permainan ini memang cukup digemari dan populer dikalangan masyarakat, namun bagi sebagian orang terutama bagi kalangan anak-anak sekolah dasar, misalnya seusia kelas IV SD, permainan bola voli ini dirasakan cukup sulit dan menakutkan. Hal tersebut dikarenakan pada permainan ini terdapat kegiatan menahan, memukul, dan mendorong bola yang cukup keras dengan menggunakan kedua lengan yang tentunya bagi mereka kegiatan tersebut dapat menimbulkan rasa sakit pada bagian lengannya. Apalagi bagi siswa yang belum terbiasa melakukan permainan ini, cenderung tidak ada keinginan untuk melakukan aktivitas permainannya. Padahal sudah tercantum dalam kurikulum bahwa permainan bolavoli ini termasuk ke dalam kategori permainan bola besar yang wajib diikuti oleh semua siswa pada kelas IV Sekolah Dasar. Selain itu, penyajian materi dari guru dianggap kurang variatif dan efektif sehingga bagi siswa kegiatan tersebut cukup menyulitkan dan membosankan.
1
Achmad Rifai; Dosen PJKR FKIP Universitas Islam "45" Bekasi
40
Motion, Volume VIII, No.1, Maret 2017 Teknik dasar dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara yang mendasar yang efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Seperti cabang olahraga yang lain, permainan bolavoli memerlukan teknik dasar yang harus dikuasai dengan baik dan benar. Teknik adalah proses melahirkan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Teknik adalah proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga (khususnya cabang permainan bolavoli). Menurut Barth & Heuchert (2007: 64) tindakan yang paling penting dan harus dikuasai dalam permainan bola voli adalah diantaranya : (a) Receiving, (b) Passing, (c) Attacking, (d) Blocking, (e) Back Row Defense, (f) Serving. Sedangkan Faruq (2009: 48) mengatakan terdapat beberapa teknik dasar dalam permainan bola voli, yaitu diantaranya adalah mempasing bola, mensmes bola, membendung bola, dan menservis bola. Maka dari itu, semua pemain bola voli perlu menguasai ke enam teknik tersebut, tidak memandang apakah dia seorang spiker, pengumpan, ataupun libero semuanya harus menguasai. Banyak faktor yang dialami siswa dalam menjalankan proses pembelajarannya, seperti halnya pembelajaran yang monoton dan membosankan, penggunaan alat/media yang kurang sesuai, lama kelamaan akan mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam melaksanakan belajarnya. Oleh sebab itu, agar motivasi siswa terus meningkat diperlukanlah sebuah perencanaan, strategi dan inovasi baru dalam proses pembelajarannya. Dengan demikian, penulis mencoba untuk mengembangkan pola pikir guru pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar permainan bolavoli dari berorientasi hasil belajar kepada orientasi yang menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan serta dari ketergantungan pada cara mengajar yang monoton, menjadi pembelajaran menggunakan bola modifikasi. Dengan pembelajaran bola modifikasi diharapkan anak mendapatkan hasil belajar yang baik. Pembelajaran passing bawah
bolavoli
mengunakan
pembelajaran
bola
modifikasi
diyakini
dapat
meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli karena pembelajaran bola
41
Motion, Volume VIII, No.1, Maret 2017 modifikasi merupakan modifikasi sarana merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru. Modifikasi sarana merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru pendidikan jasmani SD, agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang. Banyak sarana pembelajaran permainan yang harus dimodifikasi agar pembelajaran permainan tersebut tetap dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Salah satu sarana pembelajaran yang harus dimodifikasi adalah bola. Pada penelitian ini penulis akan mencoba memberikan materi pembelajaran bola voli khususnya pada teknik dasar passing bawah dengan menggunakan pendekatan media pembelajaran bola modifikasi, yaitu dengan memberikan pengajaran kepada siswa dengan menggunakan bola yang dimodifikasi yaitu bola karet, sehingga diharapkan anak akan lebih bergerak aktif, memiliki kemauan untuk belajar gerakan baru, lebih berani, dan lebih percaya diri dalam melakukan setiap gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Selanjutnya Anita (2010: 5) mengatakan Media pembelajaran adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi yang membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. Dengan begitu, media pengajaran di sini adalah alat yang digunakan untuk terlaksananya proses belajar mengajar. Karena menurut Suyanto (2008: 40) pada prinsipnya media pembelajaran berguna untuk memudahkan siswa belajar memahami sesuatu yang mungkin sulit atau menyederhanakan sesuatu yang kompleks. Tujuan dari media pembelajaran ini adalah agar siswa lebih dapat memahami dan mengerti tentang pelajaran yang sedang dilakukannya, bukan sebaliknya untuk mempersulit siswa dalam menerima pembelajarannya. Maka dari itu, media pembelajaran berupa bola voli yang sebenarnya dirasakan kurang cocok untuk digunakan pada anak kelas IV SD, oleh karena itu bola yang digunakan dimodifikasi. Modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan. Bahagia (2010: 13), mengemukakan bahwa: “Modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metoda, gaya, pendekatan, aturan serta
42
Motion, Volume VIII, No.1, Maret 2017 penilaian). Pada penelitian ini peneliti mencoba memodifikasi dalam segi fisik materialnya, yaitu media bolanya menggunakan bola karet. Hal tersebut senada deengan perkataan Husdarta (2011: 183) bahwa misalnya dalam pembelajaran bola voli, bola yang dapat digunakan antara lain dapat dibuat dari balon, bola karet yang ringan, bola plastik atau bola yang sebenarnya. Dengan demikian, diharapkan melalui pembelajaran bola modifikasi ini, hasil belajar siswa akan meningkat dan motivasi siswa dalam proses belajarnya akan semakin bertambah, sehingga tujuan dari penelitan ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah dengan menggunakan pendekatan media pembelajaran bola modifikasi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangpawitan IV dapat tercapai sesuai dengan target yang diinginkan.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) dan merupakan penerapan dan pengembangan dari metode pembelajaran yang dilanjutkan dengan kajian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah pembelajaran bola modifikasi terhadap hasil belajar pasing bawah. Desain penelitian yang digunakan adalah model kemmis dan Mc.Taggart, yang berupa satu siklus atau putaran kegiatan yang meliputi tahap-tahap rancangan pada setiap putarannya yaitu: (1) Perencanaan/Planning, (2) Tindakan/Acting, (3) Pengamatan/Observing, (4) Refleksi/reflecting, dan akan diadakan revisi perencanaan pada siklus ulang jika masih diperlukan.
Gambar 1. Desain Penelitian Model Kemmis dan Mc. Taggart (Sumber: Stephen Kemmis dan Robin McTaggart, 2014: 19)
43
Motion, Volume VIII, No.1, Maret 2017 Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangpawitan IV Kab. Karawang dengan subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV/A SDN Karangpawitan IV yang berjumlah 35 orang (19 putra dan 16 putri). Penelitian ini berlangsung sebanyak dua siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari tiga pertemuan. Namun sebelum melakukan tindakan, penulis melakukan observasi awal guna mengetahui kondisi awal pemahaman siswa terhadap pelaksanaan passing atas bola voli. Berikut rencana tindakan untuk setiap siklusnya : Observasi awal Kegiatan yang dilakukan pada observasi awal ini antara lain: (1) menentukan tempat penelitian dan masalah yang diteliti, (2) mengurus perijinan, (3) menjajaki tempat penelitian, dan (4) mengumpulkan informasi awal tentang kondisi pembelajaran kegiatan belajar kelas IV/A SD Negeri Karangpawitan IV. Perencanaan Dalam perencanaan meliputi beberapa kegiatan antara lain: (1) menentukan target kompetensi, (2) mendesain pembelajaran pada siklus satu dan dua, (3) menyiapkan alat-alat tes siklus satu untuk passing atas dan, dan (4) membuat jadwal pembelajaran siklus satu dan siklus dua. Pelaksaan Tindakan Sebelum melaksanakan tindakan diadakan observasi atau pengamatan langsung proses belajar permainan bolavoli di kelas. Pelaksanaan siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan. Dua pertemuan untuk memberi tindakan, dan satu pertemuan untuk memberikan tes. Tindak lanjut pembelajaran siklus pertama adalah mengidentifikasi kekuataan dan kelemahan proses dan hasil pembelajaran. Hasil tersebut dianalisis untuk tolak ukur perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Refleksi Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Juga mengkaji keberhasilan dan kegagalan sebagai persiapan tindakan selanjutnya. Assessment Assessment akhir hasil belajar permainan bolavoli dilakukan dengan menggunakan instrument yang sama dengan tes siklus ke satu hasil belajar passing atas, hal ini untuk mengetahui tingkat perubahan yang terjadi. Kriteria keberhasilan dalam
44
Motion, Volume VIII, No.1, Maret 2017 penelitian ini yaitu dengan cara membandingkan hasil tes subyek pada siklus pertama dengan hasil tes pada siklus kedua. Jika hasil tes pada siklus kedua lebih tinggi dari hasil tes siklus pertama, maka penelitian tindakan yang dilakukan dikatakan efektif. Sember data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV/A SD Negeri Karangpawitan IV. Data penelitiannya bersifat kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes pasing bawah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu pertama adalah tes hasil belajar passing bawah bolavoli. Penilaian terbagi atas tiga dimensi, yaitu dimensi sikap awal, sikap perkenaan, sikap akhir. Setiap dimensi mempunyai skor mulai dari 1, 2, 3, dan 4. Kedua adalah Observasi, dilakukan terhadap proses penggunaan metode bagian pembelajaran passing bawah dalam pembelajaran dan terhadap hasil pembelajaran permainan bolavoli yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Data terekam dalam catatan dan format-format pengamatan lainya.
Ketiga adalah catatan lapangan, berisikan deskripsi kejadian-kejadian selama proses kegiatan penelitian berlangsung. Analisis data yang terkumpul dalam penelitian ini yaitu dengan mencari data penelitian dari sumber yaitu peserta didik yang merupakan subjek dari penelitian. Analisis data menggunakan analisis data refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan lapangan, dokumentasi dan observasi yang dilakukan kolabolator sebelum dan sesudah dilakukan tindakan yang berupa proses pembelajaran pasing bawah dalam permainan bolavoli melalui pendekatan media pembelajaran
modifikasi.
Analisis
data
dilakukan
dengan
deskriptif
dan
membandingkan hasil pencapaian dengan indikator keberhasilan dengan prosentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti juga melakukan pengambilan data awal penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan passing baah bolavoli pada siswa kelas IV/A SD Negeri Karangpawitan IV. Adapun deskripsi data yang diambil adalah hasil belajar passing atas yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram sebagai berikut.
45
Motion, Volume VIII, No.1, Maret 2017 Tabel 1. Hasil Tes Awal Hasil Belajar Passing Bawah bolavoli No
Rentang Skor
Nilai
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
3,4
50
6
17,14%
Sangat Kurang
2
5,6
60
16
45,72%
Kurang
3
7,8
70
10
28,57%
Cukup
4
9,10
80
3
8,57%
Baik
5
11,12
90
0
0,00%
Sangat Baik
35
100,00%
Jumlah
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa sebelum diberikan tindakan mayoritas siswa belum menunjukan hasil belajar kategori sangat kurang sebesar 17,14%, kategori kurang sebesar 45,72%, kategori cukup sebesar 28,57%, kateegori baik sebesar 8,57%, dan kategori sangat baik tidak ada. Berdasarkan data tersebut di atas dapat dilihat bahwa sebelum diberikan tindakan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya sebesar 37.14%, maka dari itu peneliti menyusun sebuah tindakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan media pembelajaran bola modifikasi untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah pada siswa kelas IV/A SD Negeri Karangpawitan IV. Siklus I Tes Hasil belajar passing atas bolavoli yang diperoleh siswa pada pembelajaran siklus 1 ini disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2. Hasil Belajar Passing Bawah bolavoli Siklus I No
Rentang Skor
Nilai
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
3,4
50
2
5,71%
Sangat Kurang
2
5,6
60
10
28,58%
Kurang
3
7,8
70
15
42,86%
Cukup
4
9,10
80
6
17,14%
Baik
5
11,12
90
2
5,71%
Sangat Baik
35
100,00%
Jumlah
46
Motion, Volume VIII, No.1, Maret 2017 Berdasarkan data tersebut di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar passing bawah bolavoli pada siklus 1 yang berada pada kategori sangat kurang sebesar 5.71%, kategori kurang sebesar 28.58%, kategori cukup sebesar 42.86%, kateegori baik sebesar 17.14%, dan kategori sangat baik sebesar 5.71%. Hasil tersebut dirasa masih kurang memuaskan bagi peneliti, karena belum memenuhi target atau kriteria keberhasilan yang sudah peneliti tetapkan sebelumnya, yaitu 80% dari jumlah keseluruhan siswa harus lulus atau sudah memenuhi KKM. Hasil di atas menunjukkan bahwa nilai siswa yang memenuhi KKM hanya 65.71%. Maka dari itu, peneliti perlu menyusun kembali sebuah tindakan pada siklus berikutnya agar target atau kriteria keberhasilan pada penelitian ini dapat tercapai. Siklus II Hasil belajar passing atas bolavoli yang diperoleh siswa pada pembelajaran siklus II ini, disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3. Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Siklus II No
Rentang Skor
Nilai
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
3,4
50
1
2,85%
Sangat Kurang
2
5,6
60
4
11,42%
Kurang
3
7,8
70
10
28,58%
Cukup
4
9,10
80
13
37,15%
Baik
5
11,12
90
7
20,00%
Sangat Baik
35
100,00%
Jumlah
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa setelah diberikan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan keterampilan pasing bawah bolavoli yaitu siswa yang kategori sangat baik dengan rentang nilai 90 sebanyak 7 orang (20%), siswa yang kategori baik dengan rentang nilai 80 sebanyak 13 orang (37,15%), siswa yang kategori cukup dengan rentang 70 sebanyak 10 orang (28,58%). Hasil tersebut menunjukan bahwa target atau kriteria keberhasilan yang sudah peneliti tetapkan sebelumnya sudah tercapai, yaitu sebesar 85.73% siswa dari jumlah keseluruhan siswa sudah memenuhi KKM. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pasing bawah bolavoli pada siswa kelas IV/A
47
Motion, Volume VIII, No.1, Maret 2017 SD Negeri Karangpawitan. Data tersebut dibandingkan antara siklus I dan dan siklus II. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan pencapaian hasil belajar passing bawah bolavoli antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dan diagram batang berikut ini. Tabel 4. Hasil Belajar Passing Bawah Siklus I dan Siklus II Pra Siklus No
Siklus I
Siklus II
Nilai
Keterangan F
%
F
%
F
%
1
70
13
37.14
23
65,71
30
85,73
Lulus
2
< 70
22
62,86
12
34,29
5
14,27
Belum Lulus
35
100
35
100
35
100
Jumlah
Berdasarkan dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada data awal siswa yang sudah lulus ada sebanyak 13 orang atau 37,14 % dari jumlah keseluruhan siswa, dan yang belum lulus ada 22 orang atau 62,86 % dari jumlah keseluruhan siswa. Kemudian pada siklus I siswa yang lulus atau sudah memenuhi KKM ada sebanyak 23 orang atau 65,71 % dari jumlah keseluruhan siswa, dan yang belum lulus ada sebanyak 12 orang atau 34,29% dari jumlah keseluruhan siswa. Sedangkan pada siklus II dapat terlihat bahwa adanya peningkatan mengenai kelulusan hasil belajar passing bawah, bahwa siswa yang sudah lulus ada sebanyak 30 orang atau 85,73% dari jumlah keseluruhan siswa, dan yang belum lulus hanya ada 5 orang siswa atau 14,27 % dari jumlah keseluruhan siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar passing bawah bolavoli terdapat peningkatan pada setiap siklusnya. Penerapan dengan menggunakan media pembelajaran bola modifikasi tersebut suasana pembelajaran menjadi lebih aktif dan menarik. Hal ini terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti pelajaran lebih bersemangat. Kondisi tersebut memudahkan guru untuk melakukan pengelolaan kelas sehingga hasil belajar menjadi lebih baik. Penerapan pendengketan media pembelajaran bola modifikasi ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil pasing bawah bolavoli dan menarik siswa
48
Motion, Volume VIII, No.1, Maret 2017 lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Bolavoli yang monoton, sulit menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan juga mudah bagi siswa. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat metode-metode
pembelajaran
yang
lebih
banyak.
Guru
atau
pelatih
dapat
mengembangkan kemampuanya tersebut.
SIMPULAN Pembelajaran PJOK dengan menggunakan pembelajaran bola modifikasi dapat meningkatkan hasil belajaran passing bawah bolavoli pada siswa kelas IV/A SD Negeri Karangpawitan IV tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat peningkatan rerata nilai yang diperoleh oleh siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Pada Pra Siklus siswa yang lulus adalah 37,14 %, Pada Siklus I naik menjadi 65,71 %, dan pada Siklus II meningkat menjadi 85,73%. Hal ini menunjukan bahwa dengan pembelajaran passing bawah bolavoli menggunakan menggunakan bola modifikasi pada siswa kelas IV/A SD Negeri Karangpawitan IV mengalami peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA Anita, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Presindo. Bahagia, Yoyo. 2010. Modul 2 Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI. Barth, Katrin dan Heuchert ,Richard. 2007. Learning Volleyball. New York: Mayer & Mayer Sport. Faruq, M Muhyi. 2009. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Permainan dan Olahraga Bola Voli. Jakarta: Grasindo. Husdarta, J.S. 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Kemmis, S, McTaggart, R , dan Nixon, R. 2014. The Action Research Planner. Doing Critical Participatory Action Research.. UK: Springer. Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Suyato, S. 2008. Strategi Pendidikan Anak. Yogyakarta: Hikayat Publising.
49