MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BAGI SISWA KELAS V SDN PELERET II KABUPATEN PASURUAN (Studi pada Siswa Kelas V SDN Pleret II Tahun Pelajaran 2011/2012)
ARTIKEL
Oleh : AMINUL ULUM No. Reg : 06646380
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKANOLAHRAGA PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI 2013 1
IMPROVING LEARNING WITH PASSING DOWN VOLLEYBALL COOPERATIVE LEARNING MODEL STUDENTS FOR CLASS V PLERET II ELEMENTARY SCHOOL PASURUAN DISTRICT Aminul Ulum Dosen Pembimbing: Drs. Sudarso, M.Pd. ABSTRACT It has been done in the form of corrective action research learning in the fifth grade students of Pleret II Elementary School Pojentrek Pasuruan district that have difficulty in penjasorkes subjects, especially on the subject volleyball. This is shown by the low value of mastery learning students in the principal of Pleret II Elementary School district Pojentrek Pasuruan material. To improve student achievement and mastery, then do action research on Pleret II Elementary School Pojentrek Pasuruan district to implement cooperative learning model, and Pleret II Elementary School obtained the following results. Skills of teachers in the management of learning by applying the model of cooperative learning on the subject of passing UNDER showed an increase in each cycle. Activities students in learning activities demonstrate that all students can perform well and skills in every aspect has increased in each cycle. From the results of the evaluation of test scores at each cycle showed an increase in students in the classical mastery learning. Similarly, the percentage value of the class has increased. So it can be said that the students' learning achievement paing Pleret II Elementary School fifth class sub Pojentrek Pasuruan on passing the subject has increased with the implementation of the cooperative learning model. Kara Kunci: Increasing mastery learning, pasing down, cooperative learning.
2
PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN BOLA VOLI MINI DI SD DENGAN PENGGUNAAN METODE BAGIAN DAN METODE LATIHAN (Studi pada Siswa Kelas V SDN Pleret II Tahun Pelajaran 2010/2011) Aminul Ulum Dosen Pembimbing: Drs. Sudarso, M.Pd. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tindakan kelas berupa perbaikan pembelajaran pada siswa kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran penjasorkes , terutama pada pokok materi bola voli . Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nilai ketuntasan belajar siswa dalam pokok SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten PasuruaN materi tersebut. Untuk memperbaiki prestasi dan ketuntasan siswa, maka dilakukan penelitian tindakan kelas di SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, dan SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan diperoleh hasil sebagai berikut. Ketrampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pada pokok materi passing bawah menunjukkan peningkatan pada tiap–tiap siklus. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan bahwa seluruh siswa dapat melaksanakan ketrampilan dengan baik dan dalam setiap aspek mengalami peningkatan pada tiap–tiap siklus. Dari hasil nilai tes evaluasi pada tiap-tiap siklus menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Demikian juga nilai persentasenya kelas mengalami peningkatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar paing bawah siswa kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan pada pokok materi passing bawah mengalami peningkatan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif. Kata Kunci : meningkatkan kooperatif
ketuntasan
belajar,
3
pasing
bawah,
pembelajaran
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Untuk memperbaiki prestasi belajar siswa maka diperlukan berbagai upaya yang dapat menunjang ketuntasan pencapaian proses dan produk pembelajaran penjasokes. Persiapan materi ajar dan pelaksanaan proses pembelajaran merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki oleh seorang guru agar mampu mengelola strategi dan kegiatan pembelajaran secara kreatif dan inovatif. Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru, melainkan tugas yang sangat komplit antara lain sebagai fasilitator dan distributor. Dalam mengajar guru harus berhadapan dengan kelompok siswa. Mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju kedewasaan, bertanggung jawab pada diri sendiri, berkepribadian yang baik serta berbudi pekerti luhur dan berakhlak. Mengajar yang efektif tergantung pada kesiapan guru dalam mengelola dan menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan berKooperatifnya proses belajar. Belajar yang efektif tergantung pada corak kemaknaan yang penuh dari belajar itu sebagai umpan balik dari pengajaran, sehingga tercapai efektifitas maksimal. Permasalahan pembelajaran passing bawah di kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruandapat dianalisis untuk mencari penyebab rendahnya ketuntasan dan prestasi siswa. Hasil analisis dapat dikelompokkan dalah tiga permasalahan, yaitu: 1.
Prestasi dan ketuntasan belajar siswa pada pelajaran pasing bawahmasih rendah dan perlu adanya peningkatan,
2.
Ketrampilan mengajar guru kurang baik, guru masih dominan dalam proses pembelajaran, pembelajaran masih berpusat pada guru,
3.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, sehingga siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Permasalahan di kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten
Pasuruanyang berkaitan denga pembelajaran passing bawah dapat perbaikan pembelajarannya, baik proses maupun produknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tindakan pada kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan, terutama pada pelajaran penjas pada
1
pokok materi pasing bawah. Hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan adalah prestasi dan ketuntasan belajar siswa pada pelajaran pasing bawah , Karena materi tersebut merupakan materi pada semester dua yang banyak siswa mengalami kesulitan. Hal lain yang perlu adanya perbaikan adalah ketrampilan mengajar guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Rumusan Masalah 1.
Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan dalam pelajaran passing bawah
setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif ? 2.
Bagaimanakah ketrampilan mengajar guru dalam proses pembelajaran passing bawah di kelas V SDN Pelret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif ?
3.
Bagaimanakah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran passing bawah di kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif ?
Tujuan Perbaikan 1.
Meningkatkan prestasi dan ketuntasan belajar siswa kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan dalam pelajaran passing bawah setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif .
2.
Mendeskripsikan passing bawah ketrampilan mengajar guru dalam proses pembelajaran passing awah di kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
3.
Mendeskripsikan passing bawah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran passing bawah di kelas V SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif .
Manfaat Perbaikan 1.
Peneliti (guru) akan memperoleh pengalaman Kooperatif dalam melaksanakan, merencanakan, memecahkan dan memperbaiki model pembelajaran kooperatif.
2
2.
Bagi siswa dapat meningkatkan keaktifan, kreatifitas, pemahaman, prestasi dan ketuntasan belajar dan sikap saling menghargai antara sesama siswa.
3.
Dapat
menumbuhkan
kreatifitas
guru
dalam
mengembangkan
strategi
pembelajaran yang inovatif dan aplikatif. 4.
Penerapan model pembelajaran kooperatif yang baik sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan prestasi belajar penjasorkes di sekolah dasar.
Defenisi, Asumsi, dan Keterbatasan 1.
Defenisi a. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani
yang
didesain
untuk
meningkatkan
kebugaran
jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. b. Permainan bolavoli adalah Permainan beregu, masing-masing regu terdiri sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hamper seluruhnya dimankan menggunakan tangan , dan boleh menggunakan badan. c. Passing bawah merupakan teknik dasar bolavoli. Teknik ini digunakan untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke bawah dan memukul bola yang memantul dari net. Passing bawah merupakan awal dari sebuah penyerangan dalam bolavoli. Keberhasilan penyerangan tergantung dari baik buruknya passing bawah. 2.
Asumsi Dalam
penelitian
ini
diasumsikan
bahwa
Kegiatan
peningkatan
kemampuan siswa dalam materi pembelajaran passing bawah pada pembelajaran bolavoli dalam proses belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran kooperatif bagi siswa kelas V SDN Peleret II Kabupaten Pasuruan
dapat
meningkat 3.
Keterbatasan Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada peningkatan kemampuan siswa dalam materi pembelajaran passing bawah pada pembelajaran bolavoli dalam bidang studi pendidikan jasmani melalui penerapan metode proses belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran kooperatif bagi siswa kelas V SDN Peleret II Kabupaten Pasuruan. 3
KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Kooperatif Belajar secara kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitifkonstruktivis dan teori belajar sosial. Pendekatan belajar konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara luas, berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Pembelajaran ini dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks dan yang lebih penting lagi dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensikan sosial dan hubungan antar manusia. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa dituntut bekerjasama dan bergantung dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif 1.
Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
2.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3.
Anggota kelompok berasal dari ras, budaya dan jenis kelamin berbeda.
4.
Penghargaan berorientasi kelompok dari pada individu.
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif 1.
Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
2.
Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri.
3.
Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya mempunyai tujuan yang sama.
4.
Siswa haruslah berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
5.
Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
Tujuan pembelajaran kooperatif: 1.
Hasil belajar akademik
4
2.
Penerimaan terhadap keragaman
3.
Pengembangan keterampilan sosial
Keterampilan Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak cukup jika hanya jika mempelajari materi saja, tetapi mereka juga harus memepelajari keterampilan-keterampilan kooperatif.
Keterampilan-keterampilan
kooperatif
tersebut
berfungsi
untuk
melancarkan peranan hubungan kerja dan peranan tugas agar kelompok dapat bekerjasama secara produktif. Peranan hubungan kerja ini dibangun dengan mengembangkan komunikasi dan hubungan antar anggota kelompok.Sedangkan peranan tugas membagi tugas-tugas antar anggota selama kegiatan kelompok berKooperatif.Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut (Nur dkk, 2000) : 1.
Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal
2.
Keterampilan Kooperatif Tingkat Menengah
3.
Keterampilan Kooperatif Tingkat Mahir
4.
Manfaat pembelajaran kooperatif
Kegiatan Belajar Mengajar Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi proses belajar terjadi pada semua orang dan berKooperatif seumur hidup. Proses belajar tersebut akan mengakibatkan perubahan tingkah laku yang bersifat kognitif, psikomotor dan afektif (Degeng, 2000). Mengajar adalah usaha dari guru untuk menata lingkungan agar siswa termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan pada lingkungan sekitar menjadi sesuatu yang bermakna (Degeng, 2000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar mengajar merupakan proses kegiatan komunikasi dua arah. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar. Selanjutnya proses belajar mengajar merupakan aspek dari proses pendidikan. Kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu belajar dan mengajar. Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang optimal adalah situasi dimana siswa dapat 5
berinteraksi dengan guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai indikator yang ingin dicapai. Arti Belajar Menurut Slameto (1995), belajar adalah suatu proses untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, sebagian kecil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar juga dapat dirumuskan suatu perubahan tingkah laku yang menetap sebagai hasil dari pengalaman yang telah lalu dan perubahan itu terjadi karena adanya KBM. Pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan, yaitu : 1.
Kognitif, berupa pengetahuan, prinsip kekayaan informasi
2.
Afektif, berupa sistem nilai dan sikap
3.
Psikomotorik, berupa ketrampilan.
Arti Mengajar Pengertian mengajar mempunyai arti yang sangat luas seperti yang dikemukakan
Slameto
dalam
bukunya
“Belajar
dan
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhinya”, yaitu menanamkan pengetahuan pada siswa dengan cara membimbing kepada siswa dalam KBM. Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru, melainkan tugas yang sangat komplit antara lain sebagai fasilitator dan distributor. Dalam mengajar guru harus berhadapan dengan kelompok siswa. Mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju kedewasaan, bertanggung jawab pada diri sendiri, berkepribadian yang baik serta berbudi pekerti luhur dan berakhlak. Untuk melaksanakan tugas tersebut ada beberapa pendapat tentang prinsip dan bentuk mengajar yang baik: 1.
Guru mampu merumuskan tujuan dari setiap pembelajaran
2.
Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin.
3.
Guru harus mencintai apa yang akan diajarkan dan berpendirian bahwa mengajar adalah suatu profesi yang diharapkan dengan mantap
4.
Guru harus mampu mengerti tentang pengalaman pribadi anak didiknya
6
5.
Guru harus menggunakan variasi metode dalam mengajar, memilih metode yang tepat untuk setiap bahan pelajaran agar siswa tidak mudah bosan
6.
Seorang guru tidak mungkin mampu mendahului semua bahan dan semua materi mata pelajaran
7.
Guru harus dapat membimbing kepada apa yang aktual dan harus disiapkan sebaik-baiknya
8.
Murahlah dengan pujian dan guru harus berani, hal itu akan membawa hasil yang lebih baik daripada selalu mengkritik dan mencela
9.
Timbulkan semangat belajar secara individual dan gunakan pengalaman anak sehingga dapat memberi kebebasan dan dapat membiasakan anak mempunyai daya kreasi dalam bekerja. Sedangkan Slameto(1995) mengemukakan ada beberapa prinsip tentang
mengajar yaitu: 1.
Perhatian
2.
Aktivitas
3.
Appersepsi
4.
Peragaan
5.
Repetisi
6.
Korelasi
7.
Konsentrasi
8.
Sosialisasi
9.
Individualisme
10. Evaluasi Komponen-Komponen dalam Kegiatan Belajar Mengajar Komponen-komponen yang membentuk KBM tersebut adalah : 1.
Siswa, seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2.
Guru, seseorang yang bertindak sebagai pengelola KBM dan peranan lainnya yang memungkinkan berKooperatifnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3.
Tujuan, suatu pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti KBM. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif dan psikomotor. 7
4.
Isi pelajaran, segala informasi baik berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5.
Media, bahan pembelajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada para siswa agar mereka dapat mencapai indikator yang diinginkan.
6.
Evaluasi, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh KBMdan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen KBM.
Prestasi Belajar Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian prestasi. Menurut Harahap dkk, prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan bahan penguaasan bahan pelajaran yang disajikan dan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu atau kelompok yang diperoleh dengan penuh tantangan dan perjuangan yang harus dihadapi. (Djamarah, 1991; 25). Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, seorang guru harus melakukan kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi ini harus senantiasa dilakukan oleh guru sebab kegiatan ini merupakan suatu kewajiban yang melekat padanya sesuai dengan profesi yang dipegangnya, sebagaimana yang ditegaskan oleh Ngalim Porwanto, Evaluasi adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban guru , karena setiap pengajar pada akhirnya harus memberikan informasi kepada lembaga atau siswa itu sendiri, tentang bagaimana dan sejauh mana penguasaan dan kemampuan yang dicapai siswa tentang materi yang telah diberikan. Permainan Bolavoli Pengertian Bolavoli merupakan permainan beregu,masing-masing regu terdiri dari 6 pemain,. Permainan ini hamper seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tangan dan sebagian kaki Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan dan di dalam ruangan tertutup. Bolavoli berkembang dengan pesat di kalangan masyarakat karena permainan ini dapat dimainkan oleh laki-laki dan perempuan, anak-anak, dewasa dan orang tua.
8
Untuk bermain voli dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik.Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain bolavoli
dengan baik pula. Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki
pemain voli adalah1passing, smash, menyundul, dan bertahan. Passing Bawah Tahap-tahap
dalam
melaksanakan
passing
bawah,
yaitu;
persiapan,
pelaksanaan, dan Gerakan Lanjutan. Beberapa kesalahan yang sering terjadi saat melakukan passing bawah dalambolavoli antara lain ketika menerima bola lengan terlalu tinggi, kemudian lanjutan lenganberada di atas bahu. Tubuh terlalu rendah karena pinggang ditekuk sehingga operan terlalu rendah dan kencang.Seharusnya yang ditekuk adalah lutut. Lengan terpisah sesaat, sebelum, pada saat, atau sesaat sesudah menerima bola. Bola mendarat di lengan daerah siku.
PELAKSANAAN PERBAIKAN Subyek Perbaikan Subyek perbaikan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Lokasi Sasaran perbaikan pembelajaran ini adalah SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan
2.
Waktu Waktu pelaksanaan adalah mengikuti jam pelajaran di sekolah, yaitu : a. Siklus 1 dilaksanakan hari Selasa tanggal 4 Maret 2011 Siklus 2 dilaksanakan hari Selasa tanggal 11 Maret 2011 b. Siklus 3 dilaksanakan hari Selasa tanggal 18 Maret 2011
Mata Pelajaran Mata pelajaran yang dijadikan sasaran perbaikan adalah mata pelajaran penjasorkes, pokok materi pasing bawah bolavoli. Kelas Kelas sasaran adalah kelasV SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruan Deskripsi passing bawah Per Siklus
9
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap, yaitu Planning (Rencana), Action (tindakan), Observation (Pengamatan), dan Reflection (Refleksi), dan Revisi. Prosedur perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi empat tahapan pokok pada setiap siklusnya yaitu tahap rencana kegiatan, tindakan dan pengamatan, refleksi dan revisi dengan penjelasan sebagai berikut : 1.
Rencana awal
2.
Tindakan (pelaksanaan) dan observasi
Langkah-langkah pembelajaran dalam siklus 1 adalah sebagai berikut: 1.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu membahas tentang pasing bawah. Guru memotivasi siswa dengan memberikam motivasi.
2.
Guru menyajikan informasi tentang bentuk-bentuk passing bawah.
3.
Guru membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang dengan kemampuan beragam, dan meminta siswa untuk mengerjakan unjuk kerja dan LKS-1 tentang bentuk-bentuk passing bawah.
4.
Guru membimbing siswa untuk mengerjakan tugas-tugas LKS -1, siswa melakukan kegiatan tugas-tugas LKS-1 dan berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing.
5.
Guru mengadakan kuis individual.
6.
Guru mengumumkan skor perbaikan individual dan skor kelompok, dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi.
Siklus 2 Langkah-langkah pembelajaran dalam siklus 2 adalah sebagai berikut: 1.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu membahas tentang pasing bawah. Guru memotivasi siswa dengan memberikan motivasi siswa.
2.
Guru menjelaskan tentang manfaat pasing bawah.
3.
Guru membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang dengan kemampuan beragam, dan meminta siswa untuk mengerjakan tugas-tugas LKS-2 tentang manfaat pasing bawah.
4.
Guru membimbing siswa untuk mengerjakan tugas-tugas LKS -2, siswa melakukan kegiatan tugas-tugas LKS-2 dan berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing.
10
5.
Guru mengadakan kuis individual.
6.
Guru mengumumkan skor perbaikan individual dan skor kelompok, dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi.
Siklus 3 1.
Langkah-langkah pembelajaran dalam siklus 3 adalah sebagai berikut:
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu membahas tentang pengaruh kondisi passing bawah. Guru memotivasi siswa dengan memberikan satu pertanyaan ” Bagaimanakah cara melakukan pasing bawah.
3.
Guru memberikan beberapa informasi tentang pengaruh pasing terhadap permainan bola voli.
4.
Guru membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang dengan kemampuan beragam, dan meminta siswa untuk mengerjakan tugas-tugas LKS-3 pengaruh pasing bawah terhadap permainan bola voli..
5.
Guru membimbing siswa untuk mengerjakan tugas-tugas LKS -3, siswa melakukan kegiatan tugas-tugas LKS-3 dan berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing.
6.
Guru mengadakan kuis individual.
7.
Guru mengumumkan skor perbaikan individual dan skor kelompok, dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Lembar Observasi Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif .
2.
Lembar aktivitas siswa Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar. Lembar pengamatan aktivitas siswa ini terdiri dari 5 aspek yaitu : mempraktekan, mendengarkan, berpendapat dan bertanya, berdiskusi kelompok, kerja, dan menyelesaikan soal.
3.
Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri tes unjuk kerja dan 3 soal tes evaluasi untuk 3 kali siklus dan terdiri dari 4 soal subyektif yang dibuat berdasarkan indikator pada rencana pembelajaran.
11
4.
Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan siswa yang digunakan adalah berorientasi pada rencana perbaikan pembelajaran yaitu tentang materi pokok passing bawah.Dalam hal ini disiapkan untuk 3 siklus.Lembar kegiatan siswa 1 berisi tentang bentuk-bentuk passing bawah. Lembar kegiatan siswa 2 berisi tentang passing bawahdan lembar kegiatan siswa 3 berisi tentang pengaruh pasing terhadap permainan.
5.
Lembar Evaluasi Siswa Lembar evaluasi siswa ini disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu terdiri dari 4 soal subyektif untuk tiap siklus. Lembar evaluasi ini digunakan sebagai soal tes evaluasi.Dalam penelitian ini disiapkan untuk 3 siklus dengan materi pokok passing bawah. Lembar evaluasi siswa 1 berisi tentang passing bawah, lembar evaluasi siswa 2 berisi tentang passing bawahdan lembar evaluasi siswa 3 berisi tentang pengaruh passing bawah
6.
Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengkaji tindakan terhadap keberhasilan pencapaian berbagai tujuan dan perlu tidaknya tindaklanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir. Tujuan akhir dari perbaikan pembelajaran ini adalah selain proses pembelajaran tersebut di atas juga produknya, yaitu prestasi atau ketuntasan belajar siswa. Secara individu siswa tuntas jika nilainya lebih besar dari pada 65.
PEMBAHASAN 1.
Pembahasan pengelolaan pembelajaran kooperatif Dalam pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif mengalami peningkatan pada tiap siklus. Pada siklus 1 terdapat total nilai sebesar 54,58 dan pada siklus 2 sebesar 70,53 sehingga mengalami peningkatan sebesar 15,95 Hal ini karena guru pada siklus 2 telah menjalankan revisi dari kelemahan pada siklus 1. Sedangkan pada siklus 3 total nilainya sebesar 76,32 sehingga pada siklus 3 ini mengalami peningkatan sebesar 5,79 dari siklus 2. Hal ini karena guru pada siklus 3 telah menjalankan revisi dari siklus 2.
2.
Pembahasan penilaian aktivitas siswa a. Aspek 1 adalah aktif mempraktekan
12
b. Aspek 2 adalah bertanya atau mengungkapkan ide/ pendapat c. Aspek 3 adalah berdiskusi dan kerjasama antar siswa d. Aspek 4 adalah mengerjakan tugas e. Aspek 5 adalah menjawab soal dan memecahkan masalah Dari perhitungan dapat dilihat beberapa aktivitas siswa selama 3 siklus. Untuk aspek 1 yaitu siswa aktif mempraktekan mengalami penurunan, sehingga siswa akan lebih aktif melakukan proses pembelajaran yang mula-mula pembelajaran cenderung berpusat pada guru akan berpusat pada siswa. Aspek kedua yaitu siswa aktif bertanya dan mengungkapkan pendapat mengalami kenaikkan, hal ini menunjukkan peningkatan peran siswa dalam KBM. Demikian juga untuk aspek ke 4 dan ke 5 mengalami peningkatan. Sedangkan aspek ke 4 cenderung tetap dan persentasenya baik. Peningkatannya aspek yang positif, artinya aspek yang dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam KBM karena dalam KBM guru berusaha membangkitkan motivasi siswa agar berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas LKS. 3.
Pembahasan Hasil Nilai Tes evaluasi Nilai tes evaluasi pada tiap siklus mengalami peningkatan ketuntasan belajarnya. Pada siklus 1 siswa yang tuntas 17,39% dan yang belum tuntas 82,60 pada siklus 2 siswa yang tuntas 65,21% dan yang belum tuntas 34,78% sehingga ketuntasabelajarnya meningkat sebesar 47,82% Hal ini karena pada siklus 2 guru Stelah memberikan tugas tambahan dan remidial pada siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sedangkan pada siklus 3 siswa yang tuntas 91,30% dan yang belum tuntas 8,69%, sehingga ketuntasan belajarnya meningkat sebesar 26,09%. Hal ini karena pada siklus 3 guru selain memberikan tugas tambahan dan remidial pada siswa yang mendapat nilai di bawah 70 juga memotivasi siswa dengan memberikan hadiah pada siswa yang mendapat nilai tertinggi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dari hasil nilai tes evaluasi pada tiap-tiap siklus menunjukkan peningkatan dan ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar
13
pasing bawah siswa kelas kelasV SDN Peleret II kecamatan Pojentrek Kabupaten Pasuruanpada pokok materi passing bawahmengalami peningkatan 2.
Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan peningkatan pada aspek yang positif, dan aspek negatif mengalami penurunan.
3.
Ketrampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif menunjukkan peningkatan pada tiap – tiap siklus.
Saran 1.
Pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif hendaknya guru selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum melaksanakan pembelajaran sehingga hasil pembelajaran lebih maksimal dan guru selalu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meminimalkan kejenuhan dalam diri siswa.
2.
Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan belajar mengajar.
3.
Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dapat dikembangkan untuk materi pokok bahasan lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : PT. Bumi Aksara. Degeng, I.N.S. 2000. ”Paradigma Baru Pendidikan Memasuki Era Desentralisasi dan Demokrasi”, Jurnal Gentengkali Edisi 6 Tahun III, Surabaya : Depdiknas Propinsi Jawa Timur. Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam menunjang Kecakapan Hidup Siswa. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2003. Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Jakarta: Depdiknas. Ischak dan Warji. 1987. Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta : Liberty. Jatmiko, Budi dan Fida Rachmadiarti. 2004. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Surabaya : UPRES UNESA. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, karakteristik, dan Implementasai. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nur, Mohamad. 2001. Kumpulan Makalah Teori Pembelajaran MIPA II. Surabaya : UPRES UNESA. Nur, M. 1996. Teori Pembelajaran IPA dan Hakekat Ketrampilan Proses. Makalah dalam Persiapan Latihan Kerja Instruktur PKG IPA. IKIP Surabaya. Nur, M. 2005. Guru yang berhasil dan Model Pengajaran Langsung. Jakarta: Depdiknas Ditjen Dikdasmen LPMP Jawa Timur. Purwanto, Ngalim. 1992. Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya. Rachmat, dkk. 2005. Pengetahuan Sosial 5b untuk Sekolah dasar Kelas 5. Jakarta: Grasindo. Tim FKIP. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka. Wardani, IGK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.
15