PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI (Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/ 2014) oleh; Nunung Rohayati ; 1 H. Agus Mulyadi, M.Pd.;2 H. Budi Indrawan, M.Pd.; 3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang upaya meningkatan hasil belajar passing bawah dalam permainan bolavoli dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: dengan menerapkan model pembelajaran coperative learning, kemampuan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014 meningkat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014, dengan jumlah 20 peserta didik terdiri atas 10 peserta didik laki-laki dan 10 peserta didik perempuan. Instrumen penelitian dan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan dilakukan tes unjuk kerja psikomotoris, tes afektif dan dan tes kognisi serta lembar pengamatan aktivitas peserta didik melalui dua orang pengamat. Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah dan meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. Kata Kunci: Model Pembelajaran Cooperative Learning, Passing Bawah, Permainan Bolavoli
1
2 A. PENDAHULUAN Belajar menurut Mudjiono (2002 : 18) menyatakan bahwa, “Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal itu adalah seluruh mental meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. “Dengan demikian, belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dapat membawa pada perubahan tingkah laku individu, baik perubahan atas kesadaran sendiri (instrinsik) atau perubahan karena adanya rangsangan dari luar (ekstrinsik)”. Mengacu pada pengertian pembelajaran dan pengertian belajar seperti dikemukakan di atas, penulis berpendapat bahwa pembelajaran bolavoli di sekolah merupakan suatu upaya yang disengaja dan direncanakan sedemikian rupa oleh pihak guru sehingga memungkinkan terciptanya suasana dan aktivitas belajar. Berdasarkan Kurikulum 2004 (kurikulum berbasis kompetensi), permainan bolavoli merupakan salah satu materi pokok yang harus diberikan kepada siswa kelas IV SD/MI. Hasil belajar yang harus dicapai dalam pembelajaran bolavoli adalah melakukan berbagai unsur dasar permainan bolavoli dengan kontrol yang baik menggunakan peraturan yang dimodifikasi didasari pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sedangkan indikator yang harus dicapai siswa kelas IV sekolah dasar dalam aspek permainan dan olahraga khususnya permainan bolavoli menurut Depdiknas (2003: 30) salah satunya adalah “menerima dan mengoper bola dengan berbagai teknik dengan pola sikap dan kontrol yang tetap”. Indikator mengoper bola merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli yang dikenal dengan isilah passing. Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Permainan ini di mainkan oleh dua tim beranggotakan enam orang dalam suatu lapangan berukuran 9 meter persegi bagi setiap tim, dan kedua tim dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan utama dari setiap tim adalah memvoli bola agar bola tidak jatuh ke lantai sendiri dan memukul bola ke arah bidang lapangan lawan sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola. Hal ini biasanya dapat di capai lewat kombinasi tiga pukulan yang terdiri dari operan lengan (pass) kepada pengumpan, yang selanjutnya di umpankan kepada penyerang, dan sebuah spike yang diarahkan ke bidang lapangan lawan.
3 Materi yang harus diberikan dalam pembelajaran permainan bolavoli adalah semua hal yang menyangkut teknik keterampilan dasar dalam permainan bolavoli. Sesuai dengan sasaran kedua, pelaksanaan pembelajaran permainan bolavoli bisa dilaksanakan melalui program intrakurikuler dan program ekstrakurikuler. Dengan program tersebut, diharapkan siswa yang memiliki bakat dan potensi dalam permainan bolavoli memperoleh kesempatan mengembangkannya sehingga ia mencapai prestasi yang memuaskan dalam hal permainan bolavoli tersebut. Untuk bisa bermain bolavoli dengan baik pemain bolavoli harus terlebih dahulu menguasai teknik dasar bolavoli. Adapun teknik dasar bolavoli seperti yang dikemukakan oleh Mamun dan Subroto (2001 : 51) adalah “Servis, passing, umpan, spike, bendungan atau block dan receive”. Salah satu teknik dasar yang sering digunakan dalam permainan bolavoli baik untuk bertahan maupun untuk melakukan serangan adalah passing bawah. Sebagai pertahanan passing bawah digunakan untuk menahan bola hasil serangan lawan mulai dari servis, spike, maupun bola-bola tipuan. Sedangkan untuk membantu penyerangan passing bawah merupakan teknik yang pertama digunakan karena pengumpan tidak akan bisa memberikan bola kepada temannya dengan baik apalagi untuk melakukan kombinasi penyerangan apabila bola pertamanya tidak terarah dan tepat pada pengumpan. Latihan dapat dilakukan melalui program latihan secara khusus dan dapat pula melalui program pembelajaran di sekolah. Menurut Jamaluddin (2003: 9), “Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu upaya yang disengaja dan direncanakan sedemikian rupa oleh pihak guru sehingga memungkinkan terciptanya suasana dan aktivitas belajar yang kondusif bagi para siswanya”. Agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran dengan baik seperti yang tercantum dalam kurikulum, selain digunakan model pembelajaran yang sesuai, perlu adanya perangkat pembelajaran yang sesuai pula. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang dicancang oleh peneliti yang memuat informasi berharga yang dibutuhkan guru, khususnya berbagai macam strategi dan metode serta sumber belajar yang ditempatkan pada halaman samping sehingga sangat mudah dilihat dan mudah dipahami. Untuk memenuhi kebutuhan seperti itu perangkat ini dilengkapi dengan alternatif strategi pengajaran, berupa buku panduan untuk seluruh siswa, buku
4 guru, penguatan untuk siswa dengan kemampuan rata-rata, dan pengayaan untuk siswa di atas rata-rata Dari uraian tersebut diatas maka penulis menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah dalam Permainan Bolavoli (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/ 2014)”. B. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Metode pebelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Salah satu cirri classroom action research adalah cylic atau adanya langkahlangkah yang terukur dan terencana dalam sebuah siklus. Sehingga rancangan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam sebuah siklus. Rancangan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus melalui fase-fase planning (perencanaan), acting (tindankan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi). (Kemmis dan Mc Taggart, 1992). Sebagai berikut. Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi
SIKLUS selanjutnya
Pengamatan
5
Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. Kelas ini tergolong kelompok siswa dengan tingkat kemampuan teknik passing bawah masih berkategori “sedang” bahkan cenderung “rendah”, sebuah kelas yang terdiri dari siswa dengan prestasi belajar yang rendah. Kondisi tersebut turut berakibat pada munculnya kesenjangan partisipasi dan prestasi dalam kegiatan pembelajaran, khususnya mata pelajaran penjasorkes.
Perencanaan Adapun tahap perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi : a. Membuat rencana pembelajaran yang di dalamnya tercakup tujuan pembelajaran. b. Membuat lembar observasi untuk mengetahui proses pembelajaran yang sedang berlangsung. c. Membuat tugas gerak yang harus dilakukan siswa. d. Membuat soal evaluasi setiap akhir siklus, untuk mengetahui hasil belajar perubahan setelah tindakan dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan ini dilakukan pada jam pelajaran Penjasorkes, penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dalam empat kali pertemuan. Siklus pertama menerapkan strategi pembelajaran penjasorkes dengan teknik passing bawah dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning perorangan dengan jumlah repetisi lebih sedikit. Metode belajar komando. Siklus kedua menerapkan strategi pembelajaran penjasorkes dengan teknik passing bawah dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning dengan jumlah repetisi yang lebih banyak. Metode belajar kooperatif. Teknik Pengumpulan Data Fokus penelitian ini adalah partisipasi belajar siswa, kerjasama dan sikap peduli siswa terhadap teman. Untuk memeproleh data-data tersebut digunakan beberapa teknik dan alat pengumpul data di antaranya :
6 e. Teknik tes unjuk kerja (performance test) Digunakan untuk mengukur kinerja siswa di kelas. Penilaian ini mencakup hasil akhir serta proses pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa melakukan kegiatan belajar yang bersifat kolaboratif. f. Teknik pemberian tugas kelompok Untuk mengukur aktivitas kelompok terhadap tugas yang diberikan, dan kepedulian siswa terhadap teman yang mengalami kesulitan belajar. Instrumen Penelitian Dalam setiap penelitian, data merupakan faktor yang utama. Tanpa data penelitian tersebut tidak akan terjadi karena penelitian yang sebenarnya bukan hanya mengumpulkan data saja tetapi justru data tersebutlah yang diolah atau dianalisis sehingga peneliti dapat menafsirkan hasil penelitiannya berdasarkan data yang diperolehnya. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memperoleh data penelitian. Salah satu di antaranya adalah dengan teknik tes. Menurut Arikunto (1998:139) tes adalah “serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes passing bawah dengan tujuan untuk mengukur keterampilan melakukan passing bawah yakni banyaknya siswa melakukan passing bawah bolavoli. Tes adalah serentetan atau latihan alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi. Kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi, Arikunto, 1998 : 138). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tes adalah suatu alat dalam penilaian yang digunakan untuk mengetahui data atau keterangan dari seseorang yang telah melakukan tes tersebut. Sesuai dengan data yang diinginkan, maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes passing bawah dalam permainan bolavoli dari Buku Tes Keterampilan Bolavoli yang dikeluarkan oleh Pusat Kesegaran Jasmani Departemen Pendidikan Nasional (2004 : 54-58). Butir tes yang digunakan adalah keterampilan passing bawah dengan validitas 0,733 dan reliabilitas 0,758. Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan passing bawah selama 60 detik.
7 Pelaksanaannya sebagai berikut : a. Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 X 4,5 m b. Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh peserta tes, setelah mendengar aba-aba “ya” c. Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan pass-bawah dengan ketinggian minimal 2,24 m (untuk putri) d. Bila peserta tes gagal melakukan pass- bawah dan bola keluar area, maka peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan pass- atas kembali e. Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes 1 memerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul sewaktu kedua kaki berada di luar area tidak dihitung. Alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam instrumen ini sebagai berikut : a. Tiang berukuran 2,30 meter b. Bola voli c. Stopwatch d. Lapangan dengan bentuk segi empat sama sisi dengan ukuran 4,5 x 4,5 meter e. Bangku/ box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar petugas tes yang berdiri di atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang, menggolongkan data untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini yakni : (1) identifikasi data, (2) melihat pola-pola, dan (3) membuat interpretasi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang ditunjang meningkatnya keterampilan teknik passing bawah pada siswa kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. Kriiteria Keberhasilan Penelitian ini dianggap berhasil jika telah memenuhi indikator kinerja :
8 1. Sekurang-kurangnya 70% siswa menunjukkan peran aktif dalam kegiatan pembeljaran penjasorkes dan memiliki tingkat keterampilan teknik passing bawah. 2. Sekurang-kurangnya 70% siswa mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan. 3. Sekurang-kurangnya 70% siswa berkarakter : kerjasama, tolaransi, jujur, sportif . C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan guru menunjukkan pada pembahasan siklus I, terlihat para siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi. Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan pendapat, rerata peroleh skor pada siklus I 75% menjadi 95%, mengalami kenaikan 20%. Begitu pun dalam indikator motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I rata-rata 65% dan pada siklus II 80% mengalami kenaikan 15%. Dalam indikator interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok pada siklus I 75% dan pada siklus II 90% mengalami kenaikan sebesar 15%. Dalam indikator hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, pada siklus I 80% dan pada siklus II 95% mengalami knaikan sebesar 25%. Dalam indikator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus I 80% sedangkan pada siklus I 95% mengalami kenaikan sebesar 15%. Dalam indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat pada siklus I 65%, sedangkan pada siklus II 85% mengalami kenaikan sebesar 20%. Melalui model pembelajaran cooperative learning terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creative learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menonjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model pembelajaran cooperatibe learning guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn) dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/ petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan terutama dalam langkah melakukan teknik passing bawah.
9 Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas prosentasi ketercapaian pada siklus I mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa melalui model pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah belajar passing bawah siswa kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. D. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil temuan, analisis data dan refleksi pada setiap siklus serta pembahasan yang telah disajikan dalam bab-bab terdahulu, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran
cooperative learning dapat meningkatkan
kemampuan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014 dalam teknik passing bawah. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas pada siklus I serta meningkat pada siklus II untuk laki-laki dan perempuan. 2. Proses meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014 dalam teknik passing bawah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tergambar dari kenaikan nilai terendah untuk laki-laki dan perempuan pada siklus I, serta pada siklus II. 3. Besar persentase besar pula peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014 dalam teknik passing bawah cukup memuaskan hal ini dapat terlihat dari peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk laki-laki dan perempuan pada siklus I dan pada siklus II. Saran Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dikemukakan di atas, penulis mengajukan beberapa saran kepada semua pihak yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut.
10 1. Untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar bolavoli khususnya teknik passing bawah, penulis menyarankan kepada para guru pendidikan jasmani dan kesehatan, pembina olahraga maupun pelatih bolavoli agar hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur dan dapat digunakan sebagai alternatif bentuk pembelajaran dalam rangka peningkatan penguasaan keterampilan passing bawah dalam permainan bolavoli. 2. Kepada guru, agar mengaplikasikan model pembelajarnnya dan sebaiknya lebih kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran yang dilakukan bisa menyenangkan siswa, menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan tentunya tujuan pembelajaran itu sendiri tercapai. 3. Kepada sekolah, agar memfasilitasi dengan cukup agar kegiatan tersebut bisa tercapai. 4. Berbagai wawasan ilmu, menjadikan hasil penulisan ini sebagai refrensi demi kualitas pendidikan. E. DAFTAR PUSTAKA Ballesteros, J.M., 2005. Pedoman Latihan Dasar Bolavoli. Jakarta PASI. Budi, Indrawan dan Agus, Mulyadi. 1991. Bola Voli. Tasikmalaya: POK FKIP UNSIL. Hamalik, Oemar.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Hidayat, Imam. 1990. Kinesiologi, Diktat perkuliahan. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Mamun, Amung dan Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Vol. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga. Pusat Bahasa Depdiknas .2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. Sugiyanto. 2000. Perkembangan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka. Suhendro, Andi, dkk. 2001. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Supandi dan Laurens Seba. 1983. Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK IKIP Bandung.
11 Surakhmad, Winarno. 1998. Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito.