MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PASSING PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 TELAGA KABUPATEN GORONTALO ADRIYAN PILOMONU FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 ABSTRAK Adriyan Pilomonu.2013. Meningkatkan keterampilan dasar passing pada permainan bola voli melalui metode drill pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo.Proposal.Studi S1 Jurusan pendidikan keolahragaan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo dengan penguji I Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan keterampilan dasar passing dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dasar passing dalam permainan bola voli melalui metode drill siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode drill.Tindakan kelas ini dianggap berhasil jika memenuhi indikator kinerja apabila keterampilan dasar passing bawah dan pasing atas yakni mencapai 75 % dari keterampilan dasar siswa melalui metode drill. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa melalui penggunaan metode drill dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Data awal pasing bawah rata-rata 52.66 dan pasing atas rata-rata 48.66, siklus I pasing bawah rata-rata 71.32 dan pasing atas 66.99, siklus II pasing bawah rata-rata 82.66 dan pasing atas rata-rata 75.99. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas,pada siklus I pembelajaran melalui penggunaan metode drill belum mencapai indikator kinerja penelitian.Setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus II,maka keterampilan dasar siswa dapat ditingkatkan,sehingga penetapan tindakan penelitian terbukti dan dapat diterima secara ilmiah. PENDAHULUAN Latar Belakang Ruang lingkup mata pelajaran Penjaskes meliputi permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan pendidikan luar kelas. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, keterampilan lokomotor, non lokomotor, manipulatif, atletik, kasti, rounders, sepak bola serta aktivitas lainnya. Permainan bola voli sebagai sebagai salah satu materi permainan bola besar pilihan dalam pembelajaran penjaskes dalam pelaksanaannya harus mengacu pada muatan tujuan pendidikan di antaranya mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. Selain itu juga dinyatakan tujuan penjaskes adalah memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisikyang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
i
Permainan bola voli di harapkan memiliki kerja sama, kekompakan dan ketenangan, hal-hal ini merupakan faktor pendukung yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dikarenakan faktor tersebut akan sangat mendukung ketika membangun serangan maupun ketika bertahan guna mencapai keberhasilan di lapangan nantinya. Dalam permainan bola voli ini terdapat berbagai teknik dasar yang harus dan mutlak untuk dikuasai oleh seorang pemain karena dengan penguasaan beberapa teknik dasar tersebut, maka permainan bola voli dapat terlaksana dengan baik dan benar. Adapun beberapa teknik dasar yang di maksudkan disini yaitu servis, pasing bawah, pasing atas, smash, dan juga block. Bagi para pencinta permainan bola voli sebagian menjadikan permainan hanya sebagai olahraga rekreasi ( pengisi waktu luang ). Penguasaan teknik dasar tidaklah terlalu penting, yang terpenting adalah permainan bola voli itu menyenangkan. Namun lain halnya bagi atlet yang menggeluti olahraga permainan ini dengan tujuan pencapaian prestasi dalam berolahraga. Penguasaan teknik dasar tentunya sangat diperlukan. Pengusaan teknik dasar dalam permainan bola voli harus di tunjang oleh kondisi fisik yang baik. Sehingganya dalam pengusaan teknik dasar itu sendiri tidak mengenyampingkan latihan – latihan fisik serta latihan untuk kekuatan otot yang berperan dalam permainan bola voli itu sendiri. Permainan bola voli bukan hanya di fokuskan pada kekuatan otot tungkai saja akan tetapi sangat membutuhkan kekuatan otot lengan dimana dengan kekuatan otot lengan yang baik maka teknik dasar seperti melakukan passing, blok, servis, dan smash dapat dilakukan dengan baik pula. Permainan bola voli adalah suatu bagian pendidikan yang sudah tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ), olahraga inisangat menarik bagi sekelompok usia muda dan tua, hal ini merwka mainkan dilapangan terbuka dan tertutup untuk rekreasi juga ajang persaingan. Olahraga ini sanga mudah dilaksanakan karena dalam permainan bola voli disamping untuk prestasi, juga dpat memberikan kontribusi positif pada pendidikan jasmani. Pengembangan dan peningkatan kemampuan passing pada permainan bola voli harus difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yakni disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak didik, karena bentuk-bentuk pembelajaran yang lazim dilakukan peserta didik disekolah sesuai dengan kurikulum pendidikan jasmani. Hal tersebut, guru merupakan kunci dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu guru akan berhasil dalam tugasnya apabila ia memahami sifat-sifat dan karakteristik anak didik. Oleh sebab itu, dalam mentransformasikan materi pembelajaran harus jelas dan mudah dimengerti oleh anak didik. Pada pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo, sudah berjalan dengan baik, hanya saja penggunaan strategi pembelajarannya yang kurang dalam melakukan gerakan passing bawah dan passing atas. Jadi dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran akan dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Hal dibuktikan dengan adanya hasil data awal sampai pada siklus II yakni : Data awal pasing bawah rata-rata 52.66 dan pasing atas rata-rata 48.66, siklus I pasing bawah rata-rata 71.32 dan pasing atas 66.99, siklus II pasing bawah rata-rata 82.66 dan pasing atas rata-rata 75.99. Seperti halnya pada pokok bahasan permainan bola voli materi pembelajaran passing atas dan passing bawah. Untuk itu saya sebagai peneliti lebih memilih menggunakan metode drill sebagai solusinya. Pelaksanaan passing pada siswa SMP harus dalam kondisi menyenangkan, agar keterampilan dalam melakukan tugas geraknya dapat meningkat. Peningkatan kemampuan passing pada permainan bola voli seperti yang diharapkan harus memerlukan penggunaan metode pembelajaran yang teratur, terarah, sistematis, serta di tunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. Mengingat keberhasilan siswa dalam permainan bola voli khususnya keterampilan dasar passing sangat ditentukan oleh metode drill, maka hal tersebut yang mendorong peneliti ii
untuk mengadakan penelitian secara ilmiah, dengan judul sebagai berikut “ Meningkatkan keterampilan dasar passing pada permainan bola voli melalui metode drill pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo “ Identifikasi masalah Dari latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : Peneliti berpikir langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dasar pasing pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 telaga. Setelah peneliti berpikir tentang langkah yg dapat meningkatkan keterampilan dasar pasing, Peneliti berasumsi apakah dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan keterampilan dasar pasing pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Telaga. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah-masalah diatas, maka masalah dan penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan keterampilan dasar passing dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo? Cara Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah diatas, maka penulis menempuh langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut : a. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana tentang cara passing yang baik dan benar dalam permainan bola voli. b. Guru memberikan contoh rangkaian gerakan passing dengan memperhatikan indikator indikator tentang passing. c. Siswa melakukan passing sesuai dengan intruksi yang diberikan oleh guru. d. Guru memberikan penguatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan intruksi agar siswa merasa dihargai. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dasar passing dalam permainan bola voli melalui metode drill siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo. Manfaat penelitian 1. Secara Teoritis Manfaat pada siswa yakni menambah pengetahuan bola voli,manfaat bagi guru untuk Menambah ilmu pengetahuan dalam hal menciptakan metode belajar yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar di sekolah.Memotivasi kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, selain itu ada jga manfaat untuk sekolah dan peneliti yakni untuk menambah metode dalam pembelajaran bola voli dan menambah ilmu pengetahuan dalam penelitian di sekolah. 2. Secara Praktis Manfaat pada guru pendidikan jasmani dan olahraga antara lain dalam pelaksanaan pengajaran khususnya penguasaan keterampilan teknik dasar bola voli perlu ada penyempurnaan, sehingga masalah yang dihadapi belajar siswa dalam penguasaan keterampilan teknik dasar dapat diatasi secara efektif. Dan Manfaat pada siswa diharapkan akan menambah pengetahuan, perasaan senang, dan terampil dalam iii
bola voli. Selain itu adapun Manfaat pada Pembina, diharapkan menjadi kontribusi pemikiran untuk mengembangkan permainan bola voli sehingga permainan tersebut menjadi salah satu alternative untuk menguisi waktu luang secara positif bagi siswa. KAJIAN TEORITIS, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Teori Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli sudah di kenal sejak abad pertengahan, terutama di Negaranegara eropa. Dari Italia, permainan ini di perkenalkan di jerman dengan nama “Faustball” pada tahun 1893. Faustball menggunakan lapangan berukuran 20m x 50m,sedangkan pemisah lapangan dipergunakan tali yang tingginya 2m dari lantai. Bola yang dipakai pada waktu itu mempunyain keliling 10cm.jumlah pemain masingmasing regu terdiri dari lima orang. Permainan bola voli di ciptakan oleh William C. Morgan pada tahun 1895 di Massachuset. Awal mulanya dia menciptakan permainan bernama mintonette untuk menggantikan permainan bola basket yang di anggap melelahkan. Jumlah pemain mintonette tidak di tentukan.Pada tahun 1896 nama permainan ini diubah oleh Alfred T. Halstead menjadi bola voli. Cara memainkannnya adalah dengan memantul-mantulkan bola di udara melewati tali tanpa adanya batas sentuhan. Bola di perbolehkan menyentuh lantai sebanyak dua kali, (Nuril,2007:2). Morgan menggunakan net tenis yang setinggi 216 cm dari lantai. Selanjutnya, sebagai bola di pakai bagian dalam bola basket. Bola ini di pantul-pantulkan secara terusmenerus melewati atas net. Bola tidak boleh menyentuh lantai. Nama yang di berikan kepada permainan bari itu adalah “Minonette”. Minonette ini juga belum di tentukan batas sentuhan tertentu. Rotasi pun belum ada, sedangkan mengulurkan tangan melewati atas net dengan maksud menyentuh bola di daerah lawan di perbolehkan. Pemain bola voli harus melambungkan bola melewati net dan mencegah bola jatuh ke tanah. Pemenang dalam permainan bola voli adalah regu pertama yang berhasil memperoleh angka 25. Di Indonesia, olahraga bola voli berada di bawah organisasi PBVSI yaitu, Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia. Margono ( 2010 : 2 ) Dalam percobaan-percobaan selanjutnya, dirasakan bahwa bola terlalu ringan, sedangkan penggunaan bola basket terlalu berat. Morgan kemudian menulis surat kepada AG spalding dan brothers, suatu perusahaan industry alat-alat olahraga,agar dibuatkan bola sebagai percobaan. Setelah bola dengan spesifikasi khusus tercipta, tidak lama kemudian permainan tersebut didemonstrasikan didepan para ahli pendidikan jasmani, pada suatu konfrensi di springfield college,springfield, massechusattes, Nuril Ahmadi, (2007 : 2) Perubahan nama Minonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di international YMCA Training school. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the proposional physical education of the international commite of YMCA). Mengundang dan menerima Morgan untuk mendemontrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konfrensi yang bertempat di kampus TMCA, springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan itu, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang. Dalam kesempatan itu, morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan didalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan
iv
tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan). Menurut catatan resmi permainan bola voli sudah di kenal di Indonesia semenjak tahun 1928. Sebenarnya permainan ini telah di kenal sejak penjajahan Belanda oleh guru-guru Belanda yang bertugas sebagai guru-guru pada sekolah-sekolah lanjutan. Bola voli sebagai materi permainan bola besar pilihan dalam pembelajaran penjasorkes dalam pelaksanaannya harus mengacu pada muatan tujuan pendidikan diantaranya mengembangkan keterampilan pengolahan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, serta pola hidup sehat melalui berbagi aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, selain itu juga dinyatakan tujuan penjasorkes adalah memahami konsep aktivitas jasmani dan Olahraga dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Prastowo dan kawan-kawan ( 2013 : 2 ). Bola voli adalah olahraga permainan yang di mainkan oleh dua grup berlawanan. Masing – masing grup memiliki enam orang pemain, terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain. Atmasubrata ( 2012 : 50 ). Pada awalnya ide dasar permainan bola voli adalah memasukan bola kedaerah lawan melalui rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Memvoli artinya memainkan atau memantulkan sebelum bola menyentuh lantai. Bola voli adalah olahraga permainan yang di mainkan oleh dua grup berlawanan. Masing – masing grup memiliki enam orang pemain, terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain. Untuk berlangsungnya permainan ini dengan baik masing-masing pemain dari setiap regu memiliki keterampilan di dalam memainkan bola serta kerja sama yang baik, yang diperlukan memenangkan pertandingan ( Mile, 2006 : 12-15) Menurut Mukholid (2004 : 35) “Permainan bola voli adalah suatu permainan yang menggunakan bola untuk di pantulkan di udara hilir mudik di atas net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak daerah lapangan lawan dalam rangka mencari kemenangan. Memantulkan bola di udara dapat mempergunakan seluruh anggota atau bagian tubuh dan ujung kaki sampai kepala dengan pantulaan sempurna.” Setiap bentuk kekompakan, kerja sama dan juga ketenangan antar pemain dalam suatu tim permainan bola voli akan sangat mendukung terlaksananya suatu bentuk permainan yang baik dalam membangun serangan ataupun ketika bertahan dan serangan lawan. Selanjutnya Muhajir (2007 : 5) menyatakan “Permainan bola voli cukup di kenal di Indonesia. Bola voli dimainkan dua regu yang tiap regu terdiri atas enam pemain. Tiap regu berusaha menempatkan bola di daerah lawan agar mendapat angka (point). Regu yang pertama mencapai angka 25 adalah regu yang menang”. Apabila terjadi point yang sama, maka penentuan pemenang suatu permainan dilakukan dengan selisih dua angka misalnya : 27-25, 29-27 dan seterusnya. Tujuan utama dari setiap tim adalah memukul bola kearah bidang lapangan musuh sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola. Hal ini biasanya dapat di capai dengan kombinasi tiga pukulan yang terdiri dari operan lengan depan kepada pengumpan yang selanjutnya di umpankan kepada penyerang dan sebuah spike yang di arahkan kebidang lapangan lawan. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang (Nuril, 2007 : 20). Sebab, dalam permainan bola voli v
dibutuhkan koordinasi gerak yang bisa di andalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Walaupun begitu, permainan bola voli sangat berkembang dan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat popular di Indonesia sesudah cabang olahraga sepak bola dan bulu tangkis. Menurut persatuan bola voli seluruh Indonesia PBVSI, (2005 : 1). “Bola voli adalah olahraga yang di mainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang di pisahkan oleh sebuah net”. Dalam permainan yang sebenarnya, permainan bola voli dilakukan pada sebuah lapangan empat persegi panjang. Ukuran standar lapangan bola voli adalah sebagai berikut : panjang garis samping 18 meter, lebar lapangan 9 meter, lebar garis serang 3 meter. Pada tengah tengah lapangan di pasang net dengan ukuran, tinggi ukuran net untuk putra 2,43 meter, tinggi net untuk putrid 2,24 meter, point untuk setiap setnya 25 point. Roji ( 2009 : 6 ). Voli adalah olahraga tim, yang ditandai oleh variabilitas yang melekat dari kondisi ke kondisi, yang menyebabkan munculnya pola permainan yang unik Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli merupakan suatu permainan yag kompleks dan di mainkan oleh dua regu atau tim dengan jalan memantulkan bola kian kemari melewati atas net dengan menggunakan anggota tubuh manapun asalkan dapat menghasilkan pantulan bola yang sempurna. Ada enam macam cara bersentuhan dengan bola sehingga timbul juga enam jenis tehnik dasar atau dengan istilah yang lebih umum adalah skills dan enam macam skills tersebut adalah servis, dig, attack, volley, block, deffence. (Beutelstahl 2012:8). Sebelum permainan bola voli di mulai, di adakan undian untuk menentukan tim yang melakukan servis pertama. Seperti jenis permainan yang lain, permainan bola voli juga memiliki aturan – aturan khusus mnyangkut sarana pendukung bola voli dan aturannya. 1). Bola, Bola standar yang di gunakan dalam permainan bola voli terbuat dari kulit, baik kulit asli maupun kulit sintesis. Menurut organisasi internasional yang menaungi olahraga voli yaitu FIVB ( federation international de volleyball ), standar baku ukuran bola voli adalah keliling lingkaran pada bola adalah 65-67 cm, dengan berat 200-280 gram. Tekanan bola tersebut 0,30 – 0,325 kg ( 4,26 – 4,61 psi,294,3 – 318,82 mbar atau hPa). 2). Net, net yang di gunakan dalam permainan bola voli memiliki lebar 1 meter dan panjang 9,50 meter dan di pasang di tengah lpangan . Tinggi net untuk putra 2,43 meter dan untuk putri 2,24 meter. Mata jala net berukuran 10 cm dan berwarna hitam. Net kemudian di kaitkan dengan tali baja yang kuat ke tiang. Pada net terdapat antena. Antenna terbuat dari fiber glas. Antenna adalah tongkat lentur berukuran panjang 1,8 meter dan berdiameter 10 mm. Antenna merupakan bagian dari net samping lintasan bola, tinggi setiap antenna di atas net adalah 80 cm. Dalam sebuah tim bola voli terdapat empat peran penting, yaitu tosser, spiker, libero, dan defender ( pemain bertahan ). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan – rekannya dan mengatur jalannya permainan . Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh men smesh bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan. Atmasubrata ( 2012 : 51). Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori di atas sebagaimana yang telah dijelaskan di atas maka peneliti dapat mengajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
vi
“ Jika metode drill dilaksanakan pada pembelaran ini maka keterampilan dasar passing dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo akan meningkat” Indikator Kinerja Minimal 75% kemampuan siswa yang diberi tindakan, telah memiliki kemampuan passing dengan indikator capaian rata-rata ( 75 – 89 kategori baik ) maka penelitian ini dinyatakan selesai. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo Karakteristik Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo, dengan jumlah siswa 20 orang laki-laki seluruhnya (Homogen) yang beraal dari ekonomi yang berbeda – beda. Variabel Penelitian 3.1.1 Variabel input peningkatan kemampuan passing dalam proses pembelajaran diukur dengan indikator sebagai berikut : Pasing bawah : Persiapan a. Bergerak kearah datangnya bola an atur posisi tubuh. b. Genggam jemari tangan. c. Kaki dalam posisi meregang dengan santai, bahu terbuka lebar. d. Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah. e. Bentuk landasan dengan lengan. f. Sikut terkunci. g. Lengan sejajar dengan paha. h. Pinggang lurus. i. Pandangan kearah bola. Pelaksanaan a. Terima bola di depan badan. b. Kaki sedikit diulurkan. c. Berat badan dialihkan ke depan. d. Pukullah bola jauh dari badan. e. Pinggul bergerak ke depan. f. Perhatikan bola saat menyentuh lengan, perkenaan pada lengan bagian dalam pada permukaan yang luas di antara pergelangan tangan dan siku. Gerakan lanjutan a. Jari tengah tetap digenggam. b. Sikut tetap terkunci. c. Landasan mengikuti bola kesasaran. d. Pindahkan berat badan kea rah sasaran. e. Perhatikan bola bergerak ke sasaran. Pasing atas : Persiapan a. Bergerak kearah datangnya bola, tepat dibawahnya. vii
[
b. Siapkan posisi. c. Bahu sejajar sasaran. d. Kaki merenggang santai. e. Bengkokkan sedikit lengan, kaki, dan pinggul f. Tahan tangan 6 atau 8 inci di depan pelipis g. Tahan tangan di depan pelipis. h. Melihat melalui “ jendela “ yang di bentuk tangan. i. Ikuti bola kesasaran. Pelaksanaan a. Terima bola pada bagian belakang bawah. b. Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari. c. Luruskan lengan dan kaki kea rah sasaran. d. Pindahkan berat badan ke arah sasaran. e. Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan. f. Arahkan bola ke garis pinggir atau ke tangan penyerang. Gerakan lanjutan a. Luruskan tangan sepenuhnya. b. Arahkan bola kesasaran. c. Pinggul bergerak maju kearah sasaran. d. Pindahkan berat badan kea rah sasaran. e. Bergerak kearah umpan. 3.1.2 Variabel proses pelaksanaan metode drill dalam proses pembelajaran dengan indikator sebagai berikut : a. Menjelaskan gerakan passing bawah dan passing atas. b. Memberikan contoh cara melakukan passing bawah dan passing atas. c. Memberi tugas gerak pada siswa untuk melakukan passing bawah dan passing atas. 3.1.3 Variabel Output yaitu mengevaluasi aktifitas siswa dalam melakukan passing bawah dan passing atas pada permainan bola voli yang diproses melalui metode drill diharapkan kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah dan passing atas meningkat.
Tahap – tahap Penelitian 3.1.4 Tahap Persiapan Adapun hal-hal dilakukan pada persiapan ini adalah: a. Menghubungi kepala sekolah guna memperoleh izin untuk melaksanakan kegiatan penelitian tindakan ini sekaligus berkonsultasi tentang guru yang akn menjadi mitra kerja. b. Mendiskusikan rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama kepala sekolah dan mitra. c. Melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. d. Merancang lembar pemantauan pelaksanaan tindakan dan evaluasi. e. Mempersiapkan administrasi kegiatan belajar mengajar (KBM) antara lain rencana pembelajaran (RP) dan fasilitas pembelajaran. 3.1.5
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini bekerja sama dengan bekerja sama dengan gur mitra dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan rencana kegiatan yang telah dilaksanakn dengan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam viii
strategi pembelajaran modifikasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan agar data yang diinginkan sebagai tolak ukur pelaksanaan tondakan dapat diketahui yang dalam hal ini difokuskan pada peningkatan kemampuan passing bawah dan passing atas dalam permainan bola voli. A. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini penelitian di bantu oleh anggota tim peneliti untuk mengamati pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembaran pengamatan yang telah dibuat, pengamatan melakukan pemantauan terhadap peningkatan kemampuan passing bawah dan passing atas. B. Tahap analisis dan refleksi Pada penelitian ini yang dilakukan adalah menganalisis hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan hasil yang digunakan untuk merefleksi diri apakah siswa sudah dapat meningkatkan kemampuan passing bawah dan passing atas sesuai dengan yang di harapkan. Hasil analisis digunakan untuk merencanakan pada pelaksanaan tindakan. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari keseluruhan siswa adalah laki-laki. Sementara yang menjadi tim peneliti adalah peneliti sendiri sedangkan yang menjadi mitra kerja adalah guru olahraga di sekolah lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus empat kali perlakuan atau tindakan. Untuk memperoleh data–data yang akurat peneliti mengadakan observasi awal sebagai data awal penilaian. Hal ini dilakukan karena peneliti hanya melihat gejala rendahnya keterampilan dasar pasing pada sebagian besar siswa Kelas VII di SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo. Secara rinci hasil penelitian tindakan kelas adalah: Observasi awal Observasi awal merupakan hal mutlak untuk dilaksanakan sebelum penelitian dilakukan. Observasi awal dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo dalam hal pelajaran bola voli khususnya pasing. Kegiatan ini penting guna menentukan model tindakan yang akan diterapkan. Data observasi awal dapat dilaporkan dalam bentuk tabel dan diagram sebagai berikut:
No 1 2
Tabel 1 Hasil Observasi Awal Keterampilam Dasar Pasing Melalui Metode Drill Nilai Rata - rata Indikator Yang Diamati Ketuntasan Pasing Bawah 52,66 Pasing Atas 48,66 TOTAL 50,66
Keterangan Kurang Kurang Kurang
Tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata keseluruhan siswa kelas VII SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo belum terampil dalam melakukan pasing. Kondisi inilah yang mengharuskan kita untuk segera melakukan tindakan. Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan metode drill ix
sebagai metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Artinya metode drill tersebut memberikan kesempatan kepada siswa kelas VII SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo lebih banyak melakukan aktivitas gerak yang menjadi indikator penilaian dalam bola voli khususnya pasing. Adapun beberapa hasil capaian masing-masing indikator sebagai berikut. a. Pasing bawah rata-rata adalah 52.66, peningkatanya minimal sebesar 22.34 dari indikator kinerja 75%. b. Pasing atas 48.66, peningkatannya minimal sebesar 26.34 dari indikator kinerja 75% Kesimpulan hasil observasi awal menunjukan bahwa keterampilan dasar siswa kelas VII SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo dalam melakukan pasing dalam hal ini pasing bawah dan pasing atas perlu ditindaki dengan menggunakan metode drill. Pembahasan Hasil penelitian menunjukan data observasi awal sebesar 50.66, dan siklus pertama sebesar 69.15 serta siklus ke dua sebesar 79.32. Perolehan ini menggambarkan bahwa rata-rata siswa kelas VII SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo mampu memperbaiki kekurangan setelah diberi tindakan sebanyak empat kali. Artinya peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo dalam mata pelajaran bola voli khususnya pasing meningkat berkat adanya tindakan melalui metode drill. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi awal sampai siklus II yakni : Pada observasi awal materi pasing bawah dan pasing atas yakni dari jumlah siswa 20 orang terdapat 3 orang siswa dengan nilai Cukup (C) 60 – 74, sedangkan Kategori Kurang (K) 40-59 ada 17 orang. Maka peneliti dan guru mitra bertujuan untuk melanjutkan kesiklus I. Selanjutnya Pada siklus I dengan meteri pasing bawah dan pasing atas dengan metode drill, selama proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan tindakan sebanyak 4 kali. Sehingga data yang diperoleh adalah 1 orang siswa tergolong dalam ketegori (B) Baik 75 89, dan 19 orang masih tergolong kategori (C) Cukup 60 – 74. Dengan melihat data diatas maka peneliti dan guru mitra bertujuan untuk melanjutkan kesiklus berikutnya. Pada siklus II dengan meteri pasing bawah dan pasing atas dengan metode drill, selama proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan tindakan sebanyak 4 kali. Sehingga data yang diperoleh 1 orang siswa tergolong ketegori (SB) Sangat Baik 90 – 100, 19 orang siswa tergolong kategori (B) Baik 75-89. Dengan demikian pada siklus II mendapat rata – rata keseluruhan 79.33. Tindakan ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi guru olahraga dalam hal mengajar olahraga bola voli khususnya pasing. Peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo dalam mata pelajaran penjaskes yakni bola voli khususnya pasing dengan menggunakan metode drill dengan dua siklus dapat dilihat pada table berikut:
TABEL 4
Selisih Hasil Peningkatan Siklus 1 dan 2 Keterampilan Dasar Pasing INDIKATOR YANG Siklus I DIAMATI Pasing Bawah Pasing atas
71.32 66.99
Siklus II 82.66 75.99
Dari tabel di atas jelas bahwa peningkatan keterampilan dasar pasing siswa kelas VII SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo dalam pasing melalui melalui metode drill x
melebihi indikator kinerja yang diharapkan.Artinya pada masing-masing komponen keterampilan dasar pada setiap siklus sangat jelas selisih peningkatannya. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa: “Jika metode drill dilaksanakan pada pembelajaran ini maka keterampilan dasar passing dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo akan meningkat” KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pencapaian pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan hipotesis tindakan yaitu Jika metode drill dilaksanakan pada pembelaran ini maka keterampilan dasar passing dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten Gorontalo akan meningkat 2. Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan khususnya siklus pertama untuk (a) pasing bawah rata-rata keterampilan dasar siswa 71.32, selanjutnya (b) pasing atas rata-rata 66.99 dari indikator yang di harapkan sebesar 75%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa Kelas VII SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo belum seluruhnya memiliki keterampilan dasar pasing sesuai harapan. 3. Selanjuntya pada siklus ke dua (a) pasing bawah rata-rata keterampilan dasar siswa 82.66, selanjutnya (b) pasing atas rata-rata 75.99 dari indikator yang di harapkan sebesar 75%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa Kelas VII SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo seluruhnya sudah memiliki keterampilan dasar pasing sesuai harapan yaitu sebesar 75 % sesuai indikator kinerja yang ditetapkan sebelumnya. Saran Hasil penelitian ini secara nyata dapat melahirkan beberapa saran sebagai berikut: 1. Setiap guru hendaknya menjadikan penelitian tindakan kelas ini sebagai bahan acuan dalam rangka meningkatkan keterampilan dasar siswa dalam keterampilan dasar pasing. 2. Guru hendaknya kreatif dalam menentukan metode pembelajaran guna menghindari kejenuhan siswa selama proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. 3. Diharapkan kepada seluruh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam meningkatkan keterampilan maupun kemampuan gerak dasar siswa, khususnya siswa di sekolah menengah pertama. 4. Diharapkan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam memilih dan menetapkan model, metode maupun strategi pembelajaran harus mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. 5. Guru harus mengetahui masing-masing kelebihan dan kekurangan model, metode, strategi bahkan media pembelajaran yang dimodifikasi yang akan digunakan di lapangan.
xi