MENINGKATKAN SERVIS ATAS PADA PERMAINAN BOLA VOLI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INCTRUCTION DI SMA NEGERI 2 GORONTALO KELAS XI Samsul, Sarjan Mile, Ucok Hasian Refiater1 ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo. Pengambilan data diambil dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa dan guru serta evaluasi atas materi yang diajarkan pada setiap akhir tindakan siklus I dan II, kemudian data dianalisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa terjadi peningkatan ratarata hasil belajar siswa pada mata pelajaran penjaskes yakni pada akhir evaluasi siklus I yang mampu memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal 75 ke atas sudah 15 orang atau 68% dari jumlah 22 orang siswa nilai tersebut belum mencapai indikator yang di tetapkan yaitu 80% akan tetapi hasil akhir pelaksanaan siklus ke II sudah mengalami peningkatan yang baik dimana dari jumlah 22 orang siswa sudah memperoleh nilai 75 ke atas atau 86%. Dapat disimpulkan bahwa Jika guru menggunakan model pembelajaran explicit inctruction maka dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis atas pada permainan bola voli di kelas XI SMA Negeri 2 Gorontalo. Kata Kunci: Kemampuan sisiwa dan model pembelajaran explicit inctruction.
1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Indonesia saat ini yang banyak di temukan baik itu tingkat SD, SMP maupun SMA, yang di kenal dengan sebutan umum yakni penjaskes. Untuk mewujudkan tujuan pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa maka para guru perlu mengantisipasi hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan menerapkan berbagai model pembelajaran khususnya pembelajran penjaskes, sehingga kemampuan siswa dalam memahami apa yang telah di ajarkan dapat di terima dan merupakan salah satu sebagai penentu pengembangan pendidikan. Untuk mencapai kemajuan pendidikan tersebut, perlu direalisasikan dalam kegiatan yang berbentuk pengadaan sarana dan prasarana, tenaga akademis yang terampil, sistem pengajaran dan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah sehingga siswa dapat memahami apa yang telah di ajarkan di sekolah. Apabila sarana dan prasarana telah tersedia denagan baik dan model pembelajaran yang di terapkan oleh guru sudah tepat maka siswa akan lebih mudah menerima dengan baik apa yang di ajarkan dalam proses pembelajaran. Mengingat
pentingnya potensi yang dimiliki siswa khususnya pada setiap cabang
olahraga, perlu adanya pemberian atau pemahaman dan pengetahuan bagi generasi penerus khususnya bagi anak-anak usia sekolah yang memiliki minat dan bakat yang nantinya diarahkan pada pencapaian kemampuan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, perlu diadakan pembelajaran secara kontinyu, dalam hal ini perlu peranan lembaga pendidikan yang menjadi wadah untuk memberdayakan pembinaan dan pengembangan kegiatan yang bernuansa pemberian pembelajaran keterampilan dasar khususnya pada mata pelajaran penjaskes di SMA terus ditingkatkan oleh guru penjaskes. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sangat tepat untuk pemberian peningkatan kemampuan dasar olahraga yang benar karena seiring dengan perkembangan dan kematangan motorik dan aktifitas fisik. Pembelajaran penjaskes di sekolah SMA dipandang sebagai miniature dari orang dewasa, karena pengembangan keterampilan motorik anak sudah selaras dengan tingkat kematangan fisik dan psikologis anak. Dengan demikian materi pembelajaran, model pembelajaran, sarana dan prasarana yang digunakan disesuaikan dengan tahap dan karakteristik anak didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang baik. Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih baik apabila ditunjang oleh kemampuan guru dalam menciptakan interaksi merupakan suatu kriteria keberhasilan dalam proses pembelajaran. Guru dalam proses
1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
pembelajaran penjaskes harus mampu
merencanakan, menetapkan tujuan, mempersiapkan
materi, memilih strategi atau model dan alat bantu yang tepat dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran penjaskes senantiasa terkait dengan banyak faktor baik dari sisi pembelajaran atau peserta didik maupun dari sisi luar peserta didik yaitu dari sisi pengajar maupun dari lingkungan fisik biologis di luar proses pembelajaran. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pembelajaran atau peserta didik adalah faktor fisiologis diantaranya : minat, motivasi, dan cita-cita masa depan peserta didik. Faktor yang berkaitan dengan pengajar diantaranya penguasaan materi, strategi dan model pembelajaran yang digunakan. Pemahaman tentang keadaan pembelajaran baik fisiologi maupun psikologi dan faktor lingkungan luar dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah dukungan sarana prasarana, dukungan masyarakat dan orang tua dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan oleh guru karena turut menentukan keberhasilan pembelajaran penjaskes. Apabila dalam pembelajaran penjaskes guru memilih dan menerapkan faktor-faktor tersebut dengan tepat, maka siswa-siswa akan tertarik dan senang mengikuti setiap materi dalam mata pelajaran penjaskes.
Bola Voli Bola voli adalah sebuah
olahraga di mana dua tim yang terdiri dari enam pemain yang
dipisahkan oleh jaring/net. Setiap tim mencoba mencetak poin dengan landasan bola pada lapangan tim lain. Bola voli dapat juga sebagai gaya hidup, bola voli sebagai olahraga prestasi dan bola voli sebagai salah satu pembangun bangsa. (M. Muhyi, 2009: 2). Prinsip permainan bola voli adalah "Memantul-mantulkan bola agar bola jangan sampai menyentuh lapangan, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga sentuhan dalam lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu disebrangkan kelapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin sesuai dengan prinsipnya, permainan bola voli dapat dikategorikan sebagai kelompok keterampilan manipulasi Barbara L. Viera (2004:2) Nuril Ahmadi (2007: 19) menegaskan bahwa, permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang, diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bola voli secara efektif. PBVSI (2004: 7) menegaskan bahwa bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap lapangan dengan melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola. Dari beberapa kajian teori di atas 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
maka penulis mengemukakan bola voli merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim dimana setiap tim beranggotakan enam orang dalam satu lapangan berukuran 9 meter persegi bagi setiap tim, kedua tim dipisahkan oleh jaring/net dan saling mempertahankan bola agar tidak menyentuh lantai, sehingga bola di pantulkan dengan mengenakan sebagian anggota badan. Karakteristik Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Usia Remaja Makna pertumbuhan sering di artikan sama dengan perkembangan sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali di pertukarkan untuk makna yang sama sehingga di artikan pertumbuhan di beri nama dan di gunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan bentuk fisik secara kuantitatif semakin besar dan atau panjang, sedangkan perkembangan di beri makna dan di gunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologi dan aspek sosial. ( Sunarto, 2008: 17). Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. (singgih, 1990: 31 dalam sunarto, 2008: 39). Rentang usia dalam masa remaja tampak ada berbagai pendapat, walaupun tidak terjadi pertentangan. Rentang usia remaja itu antara 13-21 tahun, yang di bagi pula dalam usia remaja awal 13 atau 14 sampai 17 tahun dan remaja akhir 17-20 tahun.( Hurlock,1990: dalam sunarto,2008:57 ). Teknik Dasar Bola voli Dalam permainan bola voli ada beberapa bentuk teknik dasar yang harus dikuasai. Teknk-teknik dalam permainan bola voli terdiri atas servis, passing bawah, passing atas, block, dan smash”. Untuk dapat bermain bola voli dengan baik diperlukan penguasaan teknik dasar. Nuril Ahmadi (2007: 20), dan menurut Subroto dan Yudiana (2010:39-41) jika dilihat dari karakteristik permainan bola voli terdapat tiga keterampilan dasar memainkan bola yaitu: a. Keterampilan dasar memantulkan dan mengoper bola Keterampilan ini digunakan untuk memainkan bola baik yang datang dari lawan maupun dari kawan seregu. Istilah mengoper bola atau set lebih banyak digunakan untuk menyebut cara memainkan bola yang datang mudah untuk dimainkan, yang selanjutnya bola dipantulkan dengan tetap dapat dikendalikan baik arah atau kecepatannya. b. Keterampilan dasar memukul bola Keterampilan ini lebih banyak digunakan untuk mematikan bola di pihak lawan. Ciri utama bola yang dipukul adalah keras, cepat, kadangkala arah yang sulit diprediksi, dan 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
kadangkala digunakan gerak tipu. Gerak memukul bola dapat dilakukan dengan cara berdiri dan melompat. Dalam suasana permainan prinsip bola yang dipukul ke bidang lapang lawan harus mematikan, atau minimal menyulitkan, sehinggga lawan tidak dapat mempersiapkan serangan balik secara sempurna. Gerak dasar yang harus dimiliki oleh pemain agar dapat memukul bola adalah dapat bergerak kearah jatuhnya bola atau bergerak ke bawah arah jatuhnya bola, dan dapat mengantisipasi kecepatan dan perubahan arah bola yang datang, sehingga waktu bergerak pertama atau timing memukul dapat dilakukan dengan cepat. c. Keterampilan membendung bola Keterampilan ini sering dilakukan dalam usaha menghadang bola hasil pukulan (spike) lawan di atas dekat jaring/net. Keterampilan membendung ini jika dikuasai dengan baik merupakan taktik pertahanan sekaligus merupakan serangan balik yang paling efektif dan efisien. Dari kutipan kajian teori yang telah di jelaskan di atas maka penulis mengemukakan bahwa teknik dasar bola voli adalah merupakan gerak tubuh yang bisa yang sering di gunnakan baik itu untuk memulai permainan, sebagai gerak menyerang, dan juga sebagai gerakan bertahan di antaranya servis, pasing, smes, dan blok. Subroto dan Yudiana (2010:39-41)
Servis Atas Sedangkan menurut Nuril Ahmadi (2007: 20) servis atas adalah pukulan pertama yang dilakukan dari garis belakang akhir lapangan permainan melampui net/jaring ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setiap terjadinya kesalahan. Karena pukulan servis sangat berperan besar untuk memperoleh poin, maka pukulan servis harus meyakinkan, terarah, keras dan menyulikan lawan. Dalam permainan bola voli ada beberapa jenis servis, antara lain servis tangan bawah (underhand service), servis tangan samping (side hand service), servis atas kepala (over head service), servis mengambang (float service), servis topspin, dan servis lompat (jump service). Servis atas atau sering disebut overhead floater merupakan salah satu servis yang ada dalam permainan bola voli. Overhead floater adalah pukulan mengambang, karena bola yang dipukul bergerak ke kiri ke kanan dan ke atas ke bawah pada saat melintasi jaring/net (Barbara L. Viera, 2004:27). Servis mengambang (servis atas) menurut Barbara L. Viera, (2004: 31) Persiapan: 1. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai. 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
2. Berat badan terbagi seimbang. 3. Bahu sejajar jaring/net. 4. Kaki dari tangan yang tidak memukul berada di depan. 5. Gunakan telapak tangan terbuka. 6. Pandangan ke arah bola eksekusi. a) Pukul bola di depan bahu lengan yang memukul. b) Memukul bola dengan 1 tangan. c) Ayunkan lengan ke belakang dengan sikut ke atas. d) Letakkan tangan di dekat telinga. e) Pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin. f) Awasi bola pada saat hendak memukul. g) Pindahkan berat badan ke depan. Gerakan Lanjutan 1. Teruskan memindahkan berat badan ke depan. 2. Jatuhkan lengan dengan perlahan sebagai lanjutan. 3. Bergerak ke lapangan. Ketika akan melakukan servis kaki pemain depan belakang, berat badan bertumpu pada kaki belakang, bahu menghadap ke jaring/net dan bola dipegang menggunakan tangan yang tidak untuk memukul kira-kira setinggi pinggang, pandangan ke sasaran dan fokus pada bola. Servis adalah sentuhan pertama sentuhan pertama dengan bola.( dieter beutelstahl, 2012 : 8 ). Dari beberapa pendapat para ahli yang ada di atas maka penulis mengemukakan servis atas merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli yang di pukul denagan telapak tangan dan melewati atas net yang mengenai sasaran sehingga merupakan pukulan pemula dalam permainan bola voli. (Nuril Ahmadi, 2007: 27) Pembelajaran Explicit Instruction Menurut Arends (dalam Trianto, 2009:41) “model pembelajaran explicit instruction adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah”. Model Pembelajaran explicit instruction atau pengajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
selangkah demi selangkah. Model explicit instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut model pengajaran langsung. Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan
isi/materi
atau
keterampilan,
menjelaskan
kepada
siswa,
pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Tujuan model pembelajaran explicit instruction agar sisiwa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran. Jadi model pembelajaran ini sangat cocok diterapakan dikelas dalam materi tertentu yang bersifat dalil pengetahuan agar proses berpikir siswa dapat mempunyai keterampilan prosedural. Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Agar tujuan pendidikan dan pembelajaran berjalan dengan benar, maka perlu pengadministrasian kegiatankegiatan
belajar
mengajar,
yang
lazim
disebut
administrasi
kurikulum.
Bidang
pengadministrasian ini sebenarnya merupakan pusat dari semua kegiatan di sekolah. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal, maka ada berbagai model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam praktiknya, pengajaran harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Dalam kaitan ini, penulis menyajikan model explicit instruction. Menurut Trianto (2011:22) menyatakan bahwa “setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”. Merujuk pada hal ini perkembangan model pembelajaran terus mengalami perubahan dari model tradisional menuju model yang lebih modern. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Arends (dalam Trianto, 2011:25), menyeleksi enam model yang sering dan praktis digunakan dalam mengajar, yaitu : presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas. Tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu. Oleh karena itu, dari beberapa model pembelajaran yang ada perlu kiranya diseleksi model pembelajaran yang mana yang paling baik untuk mengajarakan suatu materi tertentu. Model Explicit Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung. Menurut Arends (dalam Trianto, 2011:41) Model Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Gorontalo. Pelaksanaan penelitian yang meliputi kegiatan observasi awal, hingga pengumpulan serta analisis data berlangsung selama bulan November sampai selesai. Guna memperlancar proses pelaksanaan tindakan dan pengumpulan data, peneliti mengikutsertakan guru kelas XI di sekolah tersebut yang bertindak sebagai mitra sekaligus observer proses pembelajaran. Subjek yang dikenakan tindakan berjumlah 22 orang yang (homogen Subyek) penelitian merupakan siswa kelas XI semester ganjil, tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran teknik dasar servis atas dalam permainan bola voli. Adapun variabelvariabel yang dijadikan fokus kajian pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Variabel input: Siswa kelas XI berjumlah 22 orang dengan menggunakan model pembelajaran explisit incruction. 2. Variabel proses: a. Siswa melakukan servis atas dengan benar b. Bola masuk pada saat servis atas di jadikan sebagai patokan. c. Siswa di berikan kesempatan melakukan servis atas. 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
d. Siswa di ajarkan bagaimana melakukan servis atas yang benar. e. Jika terdapat siswa yang belum mampu melakukan servis dengan baik dan belum mengenai sasaran, maka siswa dibimbing kembali. 3. Variabel output: Peningkatan keterampilan servis atas yang diukur melalui indikatorindikator. a. Siswa mampu melakukan servis atas dengan benar dan tepat
sasaran.
b. Dengan menggunakan model pembelajaran explicit inctruction dapat meningkatkan kemampuan servis atas pada siswa. c. Siswa dapat mengetahui teknik dasar servis atas dalam permainan bola voli.
DATA Dalam pelaksanaan pengambilan nilai dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan hassil pengamatan kegiatan guru dan kegiatan siswa sehingga dapat diolah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dengan capaian indikator 80% dari seluruh siswa laki-laki (Homogen) yang dikenai tindakan berjumlah 22 orang. Dari hasil pengamatan observasi awal dapat di ketahui kemampuan sisawa, dari jumlah 22 orang yang di nyatakan kurang berjumlah 13 orang, dan 8 orang di nyatakan cukup, sedangkan1siswa di nyatakan baik sehingga berjumlah 22 orang. Secara keseluruhan dari jumlah siswa 22 orang yang di nyatakan tercapai hanya mencapai 9 orang sedangkan 13 oarang belum tercapai atau 41 % : 59 % pada saat melakukan teknik dasar servis atas dalam permainan bola voli. Jadi 39% yang harus di targetkan agar dapat mencapai indikator yang di targetkan. Hasil pengamatan evaluasi siklus I, diketahui 0% orang sangat baik,15 orang baik, 6 orang cukup, dan 1 orang kurang. Sehingga persentase yang di katakan tercapai 15 orang sedangkan yang belum tercapai 7 orang dengan perbandingan 68 %, maka dari hasil 68 % belum mencukupi capaian indikator yang ditargetkan maka dilanjutkan pada siklus berikutnnya. Adapun yang ditargetkan untuk mencapai indikator pada siklus berikutnya tinggal 12 %. Siklus kedua merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya sehingga hasil dari siklus kedua dapat diketahui 18% atau 5 orang siswa mendapat kriteria sangat baik, 68% atau 14 orang mendapat kriteria baik, 14% atau 3 orang siswa kriteria cukup.
HASIL 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Kondisi lingkungan sekolah SMA Negeri 2 Gorontalo sangat baik, aman, dan tertata rapi serta nyaman. Jumlah sekolah yang menggunakan bangunan ini yaitu paten SMA Negeri 2 Gorontalo. Jumlah seluruh personil sekolah ada sebanyak 65 orang, terdiri atas guru 51 orang, karyawan tata usaha 13 orang, dan klining servis. Jumlah peserta didik pada tahun
pelajaran 2011/2012
seluruhnya berjumlah 945 orang . Persebaran jumlah peserta didik antar kelas merata. Peserta didik dikelas X sebanyak 9 rombongan belajar, peserta didik pada program IPA dikelas XI sebanyak 3 rombongan belajar dikelas XII sebanyak 3 rombongan belajar.sedangkan pada program IPS dikelas XI sebanyak 5 rombongan belajar dan kelas XII sebanyak 5 rombongan belajar .Program bahasa kelas XI sebanyak 1 rombongan delajar dan kelas XII sebanyak 1 rombongan belajar. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang di laksanakan pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kota Gorontalo. Dengan jumlah siswa 22 orang yang terdiri dari 22 orang siswa laki-laki semua ( Homogen). SMA Negeri 2 Gorontalo merupakan salah satu sekolah yang mempunyai sarana dan prasaran olahraga yang memadai, adapun sarana SMA Negeri 2 Gorontalo memiliki 2 lapangan bola voli putra dan putri, lapangan takraw, lapangan basket, gedung olahraga yang di lengkapi dengan lapangan bulu tangkis, sedangkan prasarana yang ada, 8 buah bola voli beserta jaring/net, 7 buah bola basket, 2 buah boal kaki, 3 buah bola takraw beserta net, 3 buah tolak peluru yang berukuran 5 kg, 4 batang tongkat lembing, 2 buah cakram dan 2 matras yang berukuran tebal 30 cm panjang 2 cm. Karena memadainya sarana dan prasarana yang ada sehingga penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kememampuan servis dalam permainan bola voli menggunakan model pembelajaran explicit inctruction.. Penelitian ini berlansung dalam dua sisklus yang di dahului dengan pengambilan data awal melalui observasi dan pengambilan data tahap awal pada hari Jum’at / 27 September, 2013. pelaksanaan siklus I tindakan 1 hari/tanggal senin, 30 September, 2013. tindakan II pada hari/tanggal, Jum’at/ 04 Oktober, 2013.tindakan III pada hari/tanggal, senin/07 Oktober, 2013. Sedangkan pemberian tindakan proses siklus II tindakan pertama di laksanakan pada hari jum’at 11 Oktober, 2013. Pada tindakan ke dua di laksanakan pada hari Senin, 14 Oktober, 2013. Dan tindakan ke tiga di laksanakan pada hari Jum’at, 18 oktober, 2013. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 1 halaman 46.
1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Kemampuan melakukan servis atas dalam permainan bola voli yang di miliki oleh siswa dapat di ukur dengaan menggunakan lembar pengamatan siswa yang dapat di lihat dengan jelas pada lampiran 3 halaman 49. Terdapat 4 aspek penilaian yaitu: 1. Lambungan bola. 2. Perkenan telapak tangan. 3. Sasaran Servis 4. Gerakan lanjutan. Dari hasil pengamatan observasi awal dapat di ketahui kemampuan sisawa masi berbedabeda, dari jumlah siswa 22 orang yang di nyatakan kurang berjumlah 13 orang, dan 8 orang di nyatakan cukup, sedangkan1siswa di nyatakan baik sehingga berjumlah 22 orang. Secara keseluruhan dari jumlah siswa 22 orang yang di nyatakan tercapai hanya mencapai 9 orang sedangkan 13 oarang belum tercapai atau 41 % : 59 % pada saat melakukan teknik dasar servis atas dalam permainan bola voli. Jadi ± 39% yang harus di targetkan agar dapat mencapai indikator yang di targetkan. Data selengkapnya dapat di lihat pada tabel 1.1 dan pada lampiran 4 halaman 55. Tabel 3 Hasil Evaluasi Kegiatan Siswa Data Awal (Observasi) No
Klasifikasi Nilai
Kriteria Aspek
Jumlah
Persentase
1
85
- 100
Sangat Baik
_
_
2
75
-
Baik
9
41
3
65
- 74
Cukup
7
32
4
0
- 64
Kurang
6
27
22
100
84
Jumlah
Kemampuan melakukan servis atas dalam permainan bola voli yang di miliki oleh siswa dapat di ukur dengaan menggunakan lembar pengamatan siswa yang dapat di lihat dengan jelas pada lampiran 6 halaman 59. Terdapat 4 aspek penilaian yaitu: Lambungan bola. Perkenan telapak tangan pada bola. Sasaran servis. Gerakan lanjutan.
1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Dari hasil pengamatan evaluasi siklus I, di ketahui 0% orang sangat baik, 15 orang baik, 6 orang cukup, dan 1 orang kurang. Sehingga persentase yang di katakan tercapai 15 orang sedangkan yang belum tercapai 7 orang dengan perbandingan 68 %, maka dari hasil 68 % belum mencukupi capaian indikator, maka indikator capaian siklus berikutnya tinggal 12 %. Data selengkapnya dapat di lihat pada tabel 2.2 dan pada lampiran 7 halaman 65. Tabel 4 Hasil Evaluasi Kegiatan Siswa Siklus I No
Klasifikasi Nilai
Kriteria Aspek
Jumlah
Persentase
Sangat Baik
_
_
Baik
15
68
1
85
- 100
2
75
-
3
64
- 74
Cukup
6
27
4
0
- 74
Kurang
1
5
22
100
84
Jumlah
Keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukann dapat dilihat dari peningkatan keterampilan siswa dalam melakukan gerakan servis atas. Peningkatan ini dapat diukur dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa, Terdapat 4 aspek yang diamati yaitu: a). Lambungan Bola, b). Perkenaan Telapak Tangan, c). Sasaran servis d). Gerakan Lanjutan. Pada proses evaluasi siklus II, 4 orang siswa memperoleh kriteria Sangat Baik (SB). Dan 15 orang siswa
memperoleh kriteria baik (B) sedangkan sisanya 3 orang siswa masi
mendapatkan nilai cukup (C) lebih lengkapnya lihat tabel 2.3 dan lampiran 10 halaman 75. Tabel 5 Hasil Evaluasi Kegiatan Siswa Siklus II No
Klasifikasi Nilai
1
85 - 100
2
75 -
84
Jumlah
Persentase
Baik Sekali
5
23,27
Baik
14
63,63
3
65 - 74
Cukup
3
13,63
4
0
Kurang
_
_
22
100
- 64 Jumlah
1
Kriteria Aspek
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
PEMBAHASAN Kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) pada mata pelajaran penjaskes dengan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran explicit inctruction, memiliki indikator kinerja sebagai berikut : Apabila 80% dari jumlah siswa sudah mendapat nilai 75 dalam penilaian hasil belajar gerakan servis atas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala 0 – 100 untuk pengamat dalam melakukan penilaian. Berdasarkan standar nilai, tindakan kelas ini menunjukan hasil seperti terlampir : pada observasi awal kemampuan siswa dalam melakukan gerakan servis atas 6 orang mendapatkan kriteria kurang (K), dan 7 orang siswa memperoleh kriteria cukup (C), 9 orang siswa mendapat kriteria baik (B), tak seorangpun siswa memiliki nilai sangat baik (SB). Pada siklus I hasil kegiatan siswa terjadi peningkatan yaitu 1 orang sisiwa memiliki kriteria kurang (K), dan 6 orang siswa memperoleh kriteria cukup (C), dan 15 orang siswa memperoleh kriteria baik, tak seorangpun mendapat nilai sangat baik dengan persentase 68% : 32%. Maka target yang harus di capai pada siklus berikutnya tinggal 12%, maka kesimpulan dengan persentase nilai kegiatan siswa pada siklus I belum tercapai indikator yang di targetkan hal ini di akibatkan pada saat proses pembelajaran berlansung guru kurang memperhatikan kemampuan siswa pada saat servis lambungan bola tidak tepat sehingga di lanjutkan siklus berikutnya. Pada pelaksanaan siklus II hasil kegiatan siswa terjadi peningkatan yaitu 5 (22,77%) orang siswa memiliki nilai sangat baik (SB), dan 14 (63,63%) orang siswa memiliki kriteria baik (B) dan 3 (13,63) orang siswa memiliki kriteria cukup (C). Apabila hasil penelitian peningkatan kemampuan siswa melakukan servis atas menunjukan peningkatan 80% maka tidak di lanjutkan lagi pada siklus berikutnya dan di nyatakan berhasil . Hasil penilaian yang dimaksud adalah rata-rata dari jumlah presentase seluruh aspek yang nilai. Berdasarkan hasil penelitian kegiatan akhir siswa yang di hasilkan pada siklus I hanya dapat meningkat 27 % kemampuan siswa dalam melakukan servis atas, dari kemampuan awal 41% menjadi 68%, dan di nyatakan belum berhasil, dan tinggal 12 % yang menjadi target pada siklus berikutnya. Pada siklus II hasil evaluasi kegiatan siswa telah mencapai seperti apa yang ditargetkan. Keterampilan siswa dalam melakukan gerakan servis atas yakni 68% menjadi 86%. Hal ini tentu saja telah mencapai apa yang ditargetkan, yaitu jika presentase rata-rata siswa yang sudah mampu melakukan teknik dasar servis atas dengan benar dapat 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
ditingkatkan minimal 80% dari semua siswa yang di kenai tindakan, maka dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima, berdasarkan pencapaian indikator kinerja yang telah di tetapkan, peningkatan hasil belajar melakukan gerakan teknik dasar servis atas meningkat dari 41% menjadi 86%. Jadi dengan hasil yang telah dicapai oleh siswa, maka dapat di nyatakan penelitian ini telah berhasil. Terlebih jika dilihat dari keterampilan siswa melakukan gerakan teknik dasar servis atas dari observasi awal sampai evaluasi siklus II mencapai peningkatan hasil evaluasi kegiatan siswa dari 41% meningkat menjadi 86%. Dengan demikian, hipotesis penelitian tindakan kelas ini menyatakan bahwa “jika guru menggunakan model pembelajaran explicit inctruction, keterampilan siswa dalam melakukan gerakan teknik dasar servis atas dapat meningkat” dan diterima.
KESIMPULAN Dari hasil pengamatan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pada setiap siklus, siswa dalam melaksanakan gerakan servis atas pada permainan bola voli yaitu : pada observasi awal siswa yang mencapai kriteria kurang 27% , 32% orang kriteria cukup dan 41% orang kriteria baik. Pada hasil evaluasi siklus I mencapai kriteria kurang 5%, 27% memperoleh kriteria cukup dan 68% mendapatkan kriteria baik. Pada hasil evaluasi siklus II yang mencapai kriteria cukup 14% sedangkan yang kriteria baik 68% dan sangat baik 18%. Sesuai dengan hasil penelitian dari observasi awal sampai pada akhir evaluasi siklus II telah mencapai indokator yang ditetapkan dengan indikator kinerja sebagai berikut, jika 80% dari jumlah siswa yang diberi tindakan, telah memiliki keterampilan teknik dasar servis atas dengan indikator pencapaian nilai siswa 75 maka penilitian ini dinyatakan selesai dengan hipotesis yang diajukan, dengan mengunakan model pembelajaran explicit inctruction. Untuk itu jika guru menggunakan model pembelajaran explicit inctruction pada materi bola voli khususnya gerakan teknik dasar servis atas maka hasil belajar siswa akan meningkat.
SARAN a. Setiap guru ataupun mahasiswa yang melaksanakan penelitian tindakan kelas hendaknya mempersiapkan diri baik fisik maupun mental dan merencanakan kegiatan pembelajaran agar pelaksanaannya terarah dan mencapai hasil yang diharapkan. b. Bagi guru pendidikan jasmani, maupun mahasiswa yang meneliti agar dalam memberikan suatu bentuk ataupun model pembelajaran khusunya pada gerakan teknik dasar servis atas 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
harus menguasai teknik yang diajarkan dalam hal ini dengan menggunakan model pembelajaran explicit inctruction. Mengigat pentingnya kemampuan siswa melakukan gerakan teknik dasar servis atas pada cabang olahraga bola voli perlu dibina sejak dini. Maka diharapkan pada guru dan mahasiswa penjaskes agar memperoleh gagasan baru guna meningkatkan mutu serta prestasi olahraga khususnya pada cabang olahraga bola voli.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo:Era Pustaka Utama. Arends, Richardl.1997.Clasrom Instructional Management. Dalam Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana. ...........(dalamTrianto). 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana .........., Richardl.1997.Clasrom Instructional Management. Dalam Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana. Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Barbara L. Viera, MS; Bonnie Jill Ferguson, MS. (2004). Bola Voli Tingkat
Pemula. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. ...........L. Viera.2004. Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dieter Beutelsstahl. Belajar Bermain Bola Voli. Bandung: ISBN, 2012. Hurlock E.B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatang Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1990 Kardi, S. 2004. (Dalam Uno dan Nurdin). 2011. Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta : Sinar Grafika Affset ........., (dalam Trianto: 43).2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Muhyi.(2009). Meningkatkan
Kebugaran
Jasmani
Melalui
Permainan
dan Olahraga
Bolavoli. Surabaya: PT. Grasindo. PBVSI. (2004). Peraturan Permainan Bolavoli. Jakarta: PBVSI. Subroto T Drs,M.Pd dan Yudiana Y Drs,M.Pd (2010) Permainan Bola Voli. 1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Bandung: FPOK UPI Sudrajat,
Akhmad.
2006.
Kelebihan
dan
kelemana
model
explixit
instruction.
http://akhmadsudrajat.worpress.com/2011/01/27/modelpembelajaran-langsung/html. (Diakses 10 Februari 2012) Slavin (dalam Trianto, 2011:41). 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovative Progresive. Jakarta: kencana. Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Sudrajad, Akhmad. 2011. Model Pembelajaran Lansung. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Singgih.1991. Psikologi Remaja. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia. (dalam sunarto : 39) Trianto., 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Ed ke-4. Jakarta: Kencana. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
1
Kencana.
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL
1
Samsul mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Drs. Sarjan Mile, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Ucok H Refiater, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga