MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI METODE DRILL PADA SISWA SMA NEGERI 1 SUWAWA Muhamad Fahrin Petasule1), Aisah R. Pomatahu2), Sarjan Mile3) 1
FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Muhamad Fahrin Petasule)
[email protected] 2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Aisah R. Pomatahu)
[email protected] 3 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Sarjan Mile) sarjan.
[email protected]
Abstrak Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk pengembangan permainan Sepak Bola pada mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, sehingga membantu terlaksananya pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Uji coba produk ini melalui dua tahap, yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan (kelompok besar).
Kata Kunci : Sepak bola, Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, siswa kelas tinggi Abstract This development research aimed to create a development in Football Game in Physical, Sport and Health Education, thus it may helps the working of the lesson itself. The trial of this product is through two phases. They are small group trial and field trial (big group). Keywords : Football, Physical, Sport and Health Education, Students in High Grade
1. PENDAHULUAN Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakter program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu “Developmentally Appropriate Practice” (DAP).Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya.Perkembangan atau kematangan dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya (Samsudin, 2008: 71).
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan oleh karena itu pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan seluruh potensi siswa. Pendidikan jasmani juga merupakan proses pendidikan jasmani aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani
Untuk mencapai tujuan tersebut proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus didukung oleh beberapa faktor yaitu pengembangan kurikulum PJOK, sarana dan prasarana pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran, serta motivasi guru dan siswa. Dalam hal ini guru sebagai mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasarharus memahami pertumbuhan dan perkembangan perserta didiknya sebagai: (1) pertumbuhan terjadi dan perkembangan terjadi secara terus menerus sejak seseorang dalam bentuk janin sampai batas usia tertentu, (2) pada usia perjalanan anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda, (3) tiap individual memiliki karakteristik petumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda. Guru seharusnya bisa mencari metode atau pun cara untuk memberikan materi kepada anak didiknya dengan sebaik- baiknya, dengan peranan guru guru yang begitu besar dalam proses pembelajaran kepada anak sekolah dasar maka secara tidak langsung dalam proses pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar akan berlangsung dengan baik. Berdasarkan observasi dan wawancara di sekolah SDN No. 96 Sipatana Gorontalo tentang proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan khususnya olahraga sepak bola ada beberapa kendala yang ditemukan, yakni: 1) SDN No. 96mempunyai fasilitas lapangan yang tidak memadai, 2) siswa putri kurang aktif dalam proses pembelajaran, karena persepsi dasar yang mereka miliki bahwa sepak bola adalah permainan anak laki-laki, 3) lapangan yang tersedia hanya lapangan bsepak takraw. Kekurangan-kekurangan yang terjadi ini tentunya akan menghambat pembelajaran pendidikan jasmani olahraga Dari beberapa uraian di atas, solusi yang dianggap tepat untuk menangani masalah ini yaitu dengan memodifikasi permainan sepak bola, yang dapat digunakan dalam pembelajaran penjasorkes peraturan permainan sepak bola yang lebih fleksibel.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan dikembangkan model pembelajaran sepak bola melalui model penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut: “Bagaimanakah model permainan sepak bola yang sesuai dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan untuk siswa SDN No. 96 Sipatana Gorontalo? Tujuan Pengembangan Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengembangkan model produk permainan sepak bola dalam mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang sesuai untuk siswa SDN No. 96 Sipatana Gorontalo, sehingga membantu terlaksananya proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan Produk yang diharapkan untuk dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini adalah produk permainan sepak bola, dengan spesifikasi sebagai berikut: 1) sepak bola ampat dapat menggunakan lapangan bulutangkis, bolavoli mini, dan sepak takraw, 2) sepak bola ampat dapat dimainkan oleh putra maupun putri, 3) sepak bola ampat tidak bias gender. Pentingnya Pengembangan Melalui pengembangan ini diharapkan akan dapat membantu terlaksananya pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Asumsi Pengembangan Asumsi yang dijadikan acuan dalam pengembangan ini, bahwa permainan sepak bola ampat dapat membantu terlaksananya proses pembelajaran proses pembelajaran penjasorkes pada materi sepak bola, karena (1) sesuai dengan kompetensi dasar, (2) mendorong perkembangan aspek fisik, psikomotor, afektif, dan kognitif siswa
sekolah dasar, (3) tidak bias gender, karena dapat dimainkan oleh putra dan putri. 2. METODE PENGEMBANGAN Model Pengembangan MenurutDwiyogo, 2004 (dalam Pauweni 2010:45) dalam setiap pengembangan dapat memilih dan menemukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi dilapangan. Dalam penelitian ini model pengembangan yang digunakan adalah procedural karena model ini bersifat deskriptif, yaitu prosedur yang menggariskan langkah-langkah yang hurus diikuti dalam menghasilkan produk. Prosedur Pengembangan. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam produk permainan sepak bola Ampat untuk siswa SDN No. 96 Sipatana Gorontalo adalah langkah-langkah hasil adaptasi dari Borg & Gall (1983:775), yaitu: 1) pengkajian terhadap karakter materi permainan sepak bola, 2) pengembangan draft awal pedoman permainan sepak bola, yang terdiri dari: analisis karakter (pertumbuhan dan perkembangan) siswa SD, analisis terhadap tujuan dan karakter produk, menetapkan tujuan dan bentuk permainan sepak bola Ampat, serta menetapkan strategi dan pembelajaran yang prosesnya diukur melalui evaluasi pembelajaran (pengukuran hasil pembelajaran), 3) dihasilkan model buku produk permainan sepak bola ampat (draft awal), 4) validasi desain terhadap draft awal, 5) uji coba kelompok kecil sekaligus, 6) validitas dan reabilitas instrument penelitian, yakni kuesioner, 7) revisi desain, 8) uji coba lapangan, 9) revisi produk, dan 10) hasil akhirnya berupa produk : bentuk permainan sepak bola Ampat.
Uji Coba Produk Desain uji coba Desain uji coba yang digunakan yaitu desain eksperimental.Uji coba produk pengembangan dilakukan dengan dua tahap yaitu kelompok kecil dan kelompok besar yang dilakukan dilapangan. Subjek Uji Coba Uji coba yaitu sasaran pemakai produk pada siswa kelas IV dan V. Siswa sekolah yang menjadi subjek dari uji coba ini adalah siswa SDN No. 96 Sipatana Gorontalo dari kelas IV, V, dan berjumlah 31 orang. Jenis Data Data yang digunakan yaitu data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuantitatif. Data yang diperoleh dari hasil wawancara yang berupa kritik, saran secara
lisan maupun tulisan dan ini akan menjadi masukan konstruksi untuk bahan revisi. Instrument Pengumpulan Data Instrument yang digunakan berupa kuesioner, angket dan pengamat lapangan.Angket digunakan untuk menjaring informasi secara sistematis dan terarah dari para ahli dan narasumber. Sedangkan kuisioner dan pengamatan lapangan dugunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan ketertarikan produk. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah persentasi untuk menganalisis dan penilaian subyek pengembangan dalam menilai tingkat kelayakan, dengan sebagai berikut :
Keterangan : f = Frekuensi subjek n = jumlah keseluruhan untuk mengambil keputusan menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh Husdarta (2013:110) sebagai berikut: Tabel3.6 Kriteria untuk interpretasi skor. Nilai Skala Penilaian Kualifikasi 5
80 – 100 %
A
4
70 – 79 %
B
3
60 – 69 %
C
2
45 – 59 %
D
1
< 44 %
E/Tidak Lulus
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyajian Data Uji Coba Analisis Kebutuhan Tujuan dilakukan analisis kebutuhan adalah untuk mengetahui permasalahanpermasalahan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran materi sepak bola. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengobservasi kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dilanjutkan dengan kajian literatur. Berdasarkan observasi dan wawancara di sekolah SDN No. 96 Sipatana Gorontalo tentang proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan khususnya olahraga sepak bola ada beberapa kendala yang ditemukan, yakni: 1) SDN No. 96 mempunyai fasilitas lapangan yang tidak memadai, 2) sebagian siswa ada yang tidak mau melakukan aktivitas olahraga, 3) lapangan yang tersedia hanya lapangan bulutangkis. Kekurangan-kekurangan yang terjadi ini tentunya akan menghambat pemebelajaran pendidikan jasmani olahraga. Berdasarkan observasi dan wawancara di sekolah SDN No. 96 Sipatana Gorontalo tentang proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan khususnya olahraga sepak bola ada beberapa kendala yang ditemukan, yakni: 1) SDN No. 96 mempunyai fasilitas lapangan yang tidak memadai, 2) siswa putri enggan aktif dalam proses pembelajaran, karena persepsi dasar yang mereka miliki bahwa sepak bola adalah permainan anak laki-laki, 3) lapangan yang tersedia hanya lapangan sepak takraw. Kekurangan-kekurangan yang terjadi ini tentunya akan menghambat pembelajaran pendidikan jasmani olahraga Deskriptif Draf Produk Awal Produk yang akan dikembangkan berupa permainan sepak bola yang sesuai bagi siswa sekolah dasar kelas tinggi. Tahap yang dilakukan selanjutnya adalah membuat produk dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) pengkajian terhadap permainan sepak bola untuk mengetahui karakteristik cabang olahraga ini, (2) mengembangkan produk awal permainan sepak bola untuk siswa kelas tinggi (IV, V), menganalisis tujuan dan karakter produk, menganalisis karakter siswa, menetapkan tujuan dan bentuk permainan, menetapkan strategi pengorganisasian dan pembelajaran. Produk awal dihasilkan setelah melalui proses desain dan produksi. Produk
awal tersebut adalah permainan sepak bola pada mata pelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang sesuai untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi (IV, V). Draf awal permainan Sepak bola gawang gerak, sebelum divalidasi ahli dan guru pendidikan jasmani sekolah dasar, dapat dilihat pada hal 89 pada lampiran. Validasi Ahli Validasi Draf Awal Produk Produk awal permainan sepak bola sebeluma diujicobakan dalam uji coba skala kecil, telah divalidasi desain oleh para ahli yang sesuai dengan bidang penelitian. Ahli yang dilibatkan 2 (dua) orang ahli pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang berasal dari dosen, yaitu Ruslan, S.Pd, M.Pd (Ahli 1), Mirdayani Pauweni, S.Pd, M.Pd (Ahli 2) dan 1 (satu) orang guru pendidikan jasmani sekolah dasar, yaitu Jusuf Bagau (Guru). Validasi dilakukan dengan cara memberikan draft produk awal permainan sepak bola, dengan disertai lembar evaluasi untuk ahli. Lembar evaluasi berupa kuisioner yang berisi aspek kualitas permainan dan saran serta komentar dari ahli. Hasil evaluasi berupa nilai untuk aspek kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan skala likert 1-4. Lembar evaluasi untuk kualitas proses permainan sepak bola pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang akan dikembangkan, dapat dilihat pada lampiran. Deskripsi Data Validasi Ahli Data yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh ahli merupakan pedoman yang menyatakan apakah produk model permainan sepak bola pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, sesuai untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi. Penilaian dilakukan terhadap kualitas model permainan sepak bola yang dikembangkan. Hasil pengisian kuisioner dari ahli dan guru pendidikan jasmani sekolah dasar, disajikan pada lampiran. Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan oleh masing-masing ahli dan guru penjas di sekolah dasar, diperoleh nilai rata-
rata, berikut: 1) ahli 1 dengan nilai rata-rata 3,93, 2) ahli 2 dengan nilai rata-rata 3,66, dan 3) guru dengan nilai rata-rata 3,26, sehingga diperoleh total nilia rata-rata ahli 1, ahli 2 dan guru adalah 3.62 atau masuk dalam kategori “Baik/Tepat/Jelas”. Jika dikonversi dalam kriteria interpretasi skor, maka diperoleh persentasi (%) penilaian dari masing-masing ahli dan guru sebagai berikut: 1) ahli 1 dengan jumlah skor 59, memperoleh persentasi nilai 98,33% termasuk dalam kategori sangat baik, 2) ahli 1 dengan jumlah skor 55, memperoleh persentasi nilai 91,67% termasuk dalam kategori sangat baik, dan 3) guru dengan jumlah skor 49, memperoleh persentasi nilai 81,67% termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan permainan sepak bola yang sesuai pada mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi, dapat digunakan untuk uji coba skala kecil. Masukan yang berupa saran dan komentar pada produk model permainan sepak bola yang sesuai pada mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi, sangat diperlukan untuk perbaikan terhadap permainan tersebut. Berikut ini adalah berbagai masukan dan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar: 1) Wasit adalah siswa, bukan guru. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar mentaati peraturan sekalipun teman yang memimpin pertandingan atau bertindak sebagai wasit. 2) Garis panjang yang membagi lebar lapangan menajdi dua, untuk memisahkan masing-masing kelompok kecil dalam setiap regu. 3) Jumlah pemain seharusnya berjumlah 4 orang sesuai dalam permainan, dan tidak mengunakan penjaga gawang. 4) Tehnik tendangan langsung sebagai hukuman. 5) Pelanggaran memegang bola tidak menggunakan pagar pemain saat dilakukan, tendangannya dilakukan oleh pemain putri, untuk mengembalikan bola dalam permainan
6) Bila tim melewati batas yang ditentukan maka bola harus ditendang dalam area sendiri. Revisi Produk Awal Sebelum Uji Coba Skala Kecil Berdasarkan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar pada produk seperti yang dijelaskan di atas, maka segera dilaksanakan revisi produk. Proses revisi produk berdasarkan saran para ahli dan guru penjas sekolah dasar sebagai berikut: 1) Wasit adalah siswa, bukan guru. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar mentaati peraturan sekalipun teman yang memimpin pertandingan atau bertindak sebagai wasit. Revisi yang dilakukan adalah menetapkan wasit adalah siswa. 2) Penambahan Garis panjang yang membagi lebar lapangan menajdi dua, untuk memisahkan masing-masing kelompok kecil dalam setiap regu.. 3) Menetapkan Jumlah pemain seharusnya berjumlah 4 orang sesuai dalam permainan, dan tidak mengunakan penjaga gawang. 4) Menambahkan tehnik tendangan langsung sebagai hukuman. 5) Menambahkan elanggaran memegang bola tidak menggunakan pagar pemain saat dilakukan, tendangannya dilakukan oleh pemain putri, untuk mengembalikan bola dalam permainan 6) Menambahkan bila tim melewati batas yang ditentukan maka bola harus ditendang dalam area sendiri. Data Uji Coba Skala Kecil Validasi para ahli dan guru penjas sekolah dasar telah dilakukan revisi pada produk telah sesuai dengan saran digunakan siswadan komentar yang diberikan. Kemudian produk di uji coba dengan menggunakan produk skala kecil, yakni kelas IV (empat) SDN No. 96 Sipatana Gorontalo, dengan jumlah siswa 14 orang siswa. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan serta kelemahan, kendala ataupun keefektifan produk. Masukan yang berupa saran dan
komentar pada produk model permainan sepak bola untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi. Setelah diujicobakan skala kecil, sangat diperlukan untuk model permainan tersebut : 1) Tendangan bebas dilakukan bila salah satu regu melakukan pelanggaran. 2) Pinalti dilakukan ketika salah satu tim memegang bola, dan tendangan pinalti ini dilakukan oleh putri. 3) Wasit adalah siswa, bukan guru. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar mentaati peraturan sekalipun teman yang memimpin pertandingan atau bertindak sebagai wasit. 4) Menetapkan bentuk lapangan sepak bola ampat yang sudah d revisi. 5) Menetapkan jumlah pemain dalam permainan sepak bola ampat sebanyak 4 orang dalam satu regu, dan tidak menggunakan penjaga gawang. 6) Bila salah satu anggota salah satu regu melewati batas garis lapangan, maka bola harus ditendang dalam daerah tim sendiri yang tidak melakukan pelanggaran. Data Uji Coba Skala Luas Setelah produk permainan sepak bola diujicobakan dalam skala kecil dan direvisi, maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba skala luas. Uji coba skala luas dilaksanakan di kelas IV, V dengan proses pembelajaran pada waktu yang berbeda. Siswa atau subjek yang digunakan dalam skala luas berjumlah 17 orang, Berikut ini adalah rincian jumlah siswa atau subjek yang digunakan dalam uji coba skala luas: Tabel 4.1.5 Jumlah Subjek Penelitian Jumlah Siswa Putra Putri Total No Kelas 1 IV 6 8 14 2 V 8 9 17 JUMLAH 31 Sumber : Dokumen Penelitian. Data Uji Coba Instrumen Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan terhadap31orang
subjek/siswa. Berikut dijelaskan hasil Uji validitas dan Uji reliabilitas instrumen. Uji Validitas Uji validitas dilakukan melalui analisis faktor terhadap instrumen dengan cara mengkorelasikan jumlah skor item pengamatan dengan skor total. Menurut Trihendardi yang dikutip Susanto (2009:86), uji korelasi dilakukan untuk mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai 1. Tanda positif dan negatif menentukan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah yang sama, dimana jika satu variabel naik maka variabel lain juga naik, demikian pula sebaliknya. Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawan, dimana jika satu variabel naik maka variabel yang lain justru turun. Uji validitas dalam penelitian menggunakan Program Microsoft Exceldengan korelasi Pearson. Berdasarkan penghitungan koefisien korelasi, diketahui tiap butir pertanyaan tersebar dalam hitung0,31 hingga 0,64. Menurut Young dalam Trihendardi, yang dikutip oleh Susanto (2009:86), besarnya nilai koefisien korelasi (r) dikategorikan sebagai berikut: a. 0.7 – 1.00 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang tinggi. b. 0.4 – 0.7 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang substansial. c. 0.2 – 0.4 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang rendah. d. < 0.2 baik positif maupun negatif, hubungan dapat diabaikan. Dengan demikian berdasarkan penghitungan statistik validitas uji coba instrument, baik pertanyaan pada aspek psikomotorik, afektif dan kognitif diketahui valid. Hasil penghitungan validitas instrumen secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Uji Reliabilitas Reliabilitas instrumen dilakukan dengan Program Microsoft excel Analysis Cronbach's Alpha. Berdasarkan hasil penghitungan reliabilitasdata instrument diketahui bahwa nilai realibilitas jika die estimasi denganmenggunakan koefisien Alpha, menunjukan koefisien yang tinggi, yaitu r=0,8378 dengan demikian instrument dinyatakan reliable. Hasil penghitungan reabilitas instrument secara lengkap dapat dilihat lampiran. Analisi Data Hasil penelitian terhadap skor total (meliputi aspek menyeluruh; aspek psikomotor, kognitif, dan afektif), dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: baik, sedang, dan kurang. Data penghitungan skor total yang meliputi aspek menyeluruh, yakni aspek psikomotor, kognitif, dan afektif, untuk selengkapnya dapat dilihat pada hal 65 pada lampiran. Rentangan skor untuk penentuan kategori skor total respon siswa terhadap model permainan sepak bola dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2a. Konversi Nilai dan Kategori Skor Total Respon Siswa Rentang Rentang skor Kategori 23 sampai dengan 33 Baik 12 sampai dengan 22 Sedang 0 sampai dengan 11 Kurang (Sumber: Arikunto, (2009:271) Distribusi frekuensi skor total respon siswa terhadap model permainan sepak bolaberdasarkan pengkategorian, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel4.2b. Distribusi Frekuensi Skor Total Respon Siswa Terhadap Permainan sepak bola ampat No Kategori Rentang skor Frekuensi F (%) 1 Baik 23 sampai 23 74,19 dengan 33 2 Sedang 12 sampai 8 25,80 dengan 22 3 Kurang 0 sampai dengan 0 0 11 Jumlah 31 100
Sumber: Dokumen Penelitian. Lampiran Halaman 66. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor total (meliputi aspek menyeluruh; aspek psikomotor, kognitif, dan afektif), dapat disimpulkan bahwa: (1) siswa yang memiliki skor total dengan kategori baik berjumlah 23 siswa atau sekitar 74,19%, (2) siswa yang memiliki skor total dengan kategori sedang berjumlah 8 siswa atau sekitar 25,80% dan (3) tidak ada siswa yang memiliki skor total dengan kategori kurang. Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Luas (Produk Akhir) Revisi produk model permainan sepak bola untuk siswa kelas tinggi dilakukan melalui beberapa tahap. Revisi dilakukan sebelum permainan diujicobakan dalam skala kecil, sesudah uji coba skala kecil, dan sesudah uji coba luas. Produk yang telah di uji cobakan dalam uji coba skala luas, perlu dilakukan revisi yang terakhir, untuk penyempurnaan produk. Proses Pengembangan Permainan sepak bola Pengembangan produk permainan sepak bola ampat memerlukan beberapa tahapan dan revisi yang harus dilalui. Sebelum mendapatkan produk akhir. Berikut ini adalah bagian-bagian dari produk yang direvisi dalam pengembangan model permainan sepak bola ampat.
Perbedaan Antara Permainan Sepak bola yang Asli DenganPermainan sepak bola Ampat Hasil pengembangan yang berupa produk permainan “Sepak Bola Ampat”, memiliki perbedaan dengan bentuk permainan sepak bola yang sesungguhnya. Adapun perbedaan antara permainan sepak bola yang sesungguhnya dengan permainan “Sepak Bola Ampat” adalah sebagai berikut.
PEMBAHASAN Setelah melalui langkah-langkah pengembangan untuk menghasilkan produk yang telah dilakukan, maka didapatkan produk akhir yang berupa model permainan sepak bola ampat. Indikator keberhasilan produk ini adalah skor total respon siswa terhadap permainan sepak bola ampat yang datanya diperoleh dari kuisioner yang disebarkan pada siswa. Skor total tersebut adalah aspek menyeluruh dari skor aspek psikomotor, kognitif, dan afektif yang dijumlahkan, dan menjadi skor akhir dari keseluruhan aspek
yang dimiliki. Berdasarkan skor total, diketahui bahwa dari 31 siswa kelas tinggi yang menjadi subjek, yang termasuk dalam kategori baik adalah 74,19% dari jumlah siswa atau 31orang siswa, dan yang termasuk dalam kategori sedang adalah25,80% dari jumlah siswa atau 8orang siswa. Kedelapan orang siswa yang termasuk kategori sedang dikarenakan mereka mendapat skor rendah pada aspek psikomotor dan afektif, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hasil penghitungan skala luas. Skor total tersebut patut untuk diperhatikan, karena terkait dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran. Inti dari standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah siswa dapat mempraktekkan gerak dasar permainan bola besar sederhana (yang dimodifikasi), serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran. Dengan skor total tersebut, dapat diperoleh gambaran ketercapaian kompetensi pembelajaran pada ketiga aspek, baik psikomotor, kognitif dan afektif. Selain skor total, respon siswa juga dapat dilihat melalui butir-butir soal pada masing-masing aspek, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran halaman 66. Berdasarkan respon siswa melalui butir-butir soal ada hal-hal yang harus diperhatikan, terutama pada aspek psikomotor yang memiki nilai jawaban 1 (positif), butir soal nomor3 (apakah dalam permainan sepak bola ampat, kamu mudah menggiring bola), 28 siswa/subjek atau 90,32% yang menjawab “Ya”, dan butir soal nomor 6 (apakah dalam permainan sepak bola ampat, kamu mudah melakukan tendangan kegawang), 14 siswa/subjek atau 45,16% yang menjawab “Ya”, dan aspek afektif yang memiliki nilai jawaban 1 (positif), butir soal nomor 25 (apakah kamu mengakui keunggulan tim/regu lawan, saat tim/regu kamu kalah) 25 siswa/subjek atau 80,64 persen yang menjawab “Ya”, dan butir soal nomor 27 (apakah kamu bekerja sama dengan teman satu tim/regu baik main pe putra maupun putri ketika kamu bermain sepak bola ampat) 29 siswa/subjek atau 93,54% yang menjawab “Ya”
Hal ini berarti bahwa sebagian siswa masi sulit menggiring bola dan melakukan tendangan kegawang, dan bahkan sebagian siswa tidak mengakui keunggulan yang dimenangkan oleh tim lawan atau tidak sportivitas. Selain itu masih ada sebagian siswa yang tidak kerja sama dengan teman satu tim/regu baik itu pemain putra maupun putri. Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam proses pembelajara,agar siswa lebih memahami dan mengamalkan nilai sportivitas. Selanjutnya, berdasarkan respon siswa terhadap hasil gambaran skor total respon siswa yang menggambarkan aspek psikomotor, kognitif dan afektif secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan modelpermainan sepak bola ampat dapat digunakan pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Kelebihan dan Kekurangan Produk yang Dihasilkan Kelebihan Produk yang dihasilkan Produk permainan sepak bola ampat memiliki kelebihan, antara lain: a) Lapangan yang digunakan adalah lapangan sepak takraw, bulutangkis, juga bola voli mini. b) Dapat dimainkan oleh putra dan putri, karena dalam 1 (satu) regu terdiri dari pemain puta dan putri. c) Dapat dimainkan oleh siswa yang terampil dan tidak terampil. d) Aspek kebugaran pada saat pelaksanaan permainan sepak bola ampat. Kekurangan Produk yang dihasilkan Produk permainan sepak bola ampat memiliki kekurangan. Adapun kekurangannya adalahproses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti. Karena seharusnya proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru, agar supaya guru dapat menggunakan produk permainan sepak bola ampat ini dalam proses pembelajaran. Kekurangan yang selanjutnya dari produk yang dihasilkan dalam permainan ini ialah, produk ini tidak diikuti oleh kelas VI karena, pada saat melakukan kelas VI sedang dalam proses persiapan untuk melaksanakan proses ujian nasional.
Penggunaan Produk Permainan Sepak Bola Ampat Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi Hasil akhir dalam penelitian dan pengembangan ini, yang berupa permainan “Sepak Bola Ampat”, diharapkan dapat digunakan oleh guru penjas di sekolah dasar pada mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Setiap penyampaian materi pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, tidak terlepas dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau lebih dikenal dengan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dapat dilihat pada lampiran. Untuk penggunaan produk yang sama yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, maka guru harus memperhatikan jumlah siswa dengan waktu permainan, menekankan jenis pelanggaran dalam permainan sepak bola ampatuntuk nilai sportivitas, dan nilai kerja sama antara putra dan putri, sebab akan mempengaruhi tingkat keefektifan produk dan keterterimaan produk yang akan digunakan. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Telah dihasilkan bentuk suatu produk permainan sepak bola ampat yang dapat digunakan pada mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi (IV, dan V), untuk mencapai tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) 2) Permainan sepak bola ampat dapat digunakan pada mata pelajaran untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar (lokomotor, manipulatif, dan non lokomotor) siswa kelas tinggi (IV, dan V) sekolah dasar.
3) Permainan sepak bola ampat dapat digunakan pada mata pelajaran untuk menanamkan nilai disiplin, kerjasama, dan sportivitas pada siswa kelas tinggi (IV, dan V) sekolah dasar.
5. REFERENSI Asrijayanti. 2012. Pengembangan Pembelajaran Permainan Sepak Bola Pada Mata Pelajaran Penjasorkes Untuk Siswa Kelas Tinggi SDN No. 76 Kota Tengah. Skripsi: Universitas Negeri Gorontalo Jurusan Pendidikan Keolahragaan. Hadziq, Khairul. 2013. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung : Yrama Widya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2006. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga, dan Kesehatan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 2006. Mahendra, Agus. 2006. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Peraturan menteri Pendidikan Nasional 2006. Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 1, Jakarta : Erlangga _______. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 2, Jakarta : Erlangga _______. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 3, Jakarta : Erlangga Pauweni, Mirdayani. 2010. Pengembangan Model Permainan Bola Basket Taki Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Siswa Sekolah Dasar Kelas atas di Kota Gorontalo. Tesis: Program Studi Olahraga Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang Rohman, Mohommad dan Amri, Sofyan. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan
Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya Setyosari, Punaji, 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta : Kencana Prenadamedia Group Supriyanto, Dwi. 2009. Pengembangan Model Modifikasi Permainan Sepak Bola Untuk Siswa Sekolah Dasar.Tesis Universitas Negeri Semarang. Suwarjo, Aminarni, Sunarsih Sri, Masri’an, Asy’ari, Sukrisno. 2009. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jakarta : Erlangga Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : Alfabeta Samsudin. 2008. Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta : Prenada Media Groub.
Yudanto. 2008. Pengembangan Model Modifikasi Materi Permainan Sepakbola dalam Pembelajaran Penjasorkes Siswa Sekolah Dasar Usia !0-12 tahun. Tesis Universitas Semarang. _______, 2011. ImplementasiPendekatan Taktik Dalam Pembelajaran Invasion Games Di Sekolah Dasar. Jurnal Health & Sport Volume II, Nomor 1, Februari 2011