MENINGKATKAN KETERAMPILAN PUKULAN SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DISCOVERY SISWA KELAS VIII SMP 1 TAPA Zulham Liputo, Nurhayati Liputo, Zulkifli Lamusu1 ABSTRAK Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini, yaitu untuk mengetahui peningkatan keterampilan smash pada permainan tenis meja siswa kelas VIII SMP 1 Tapa, setelah di terapakan metode pembelajaran Discovery di kelas itu maka Hipotesis tindakan Jika guru menggunakan metode Discovery, maka keterampilan smash tersebut akan meningkat. Indikator kerja adalah presentase rata-rata jumlah siswa yang sudah terampil dalam melakukan smash tersebut dapat di tingkatkan minimal menjadi 75%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah data pada observasi awal yaitu 47,5 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 54%, kemudian masuk pada siklus II menjadi 63,25% kemudian pada siklus III menjadi 76,65%. Dengan melihat hasil akhir tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kata Kunci : Discovery, Tenis Meja, smash
1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang banyak digemari siswa disekolah. Dalam tenis meja ini yang utama dalam penguasaannya yaitu teknik dasar. Ada beberapa teknik dasar dalam permainan tenis meja, antara lain Servis, Smash. Siswa dalam melakukan smash di sekolah SMP 1 Tapa belum begitu maksimal dan seperti apa yang diharapkan oleh guru penjaskes. Antara lain siswa dalam bermain tenis meja sudah mampu dalam melakukan servis, baik itu servis Forehand maupun Backhand, akan tetapi dalam melakukan Smash siswa belum begitu terampil. Alat atau perlengkapan pada permainan tenis meja disekolah tersebut sudah lengkap, namun dengan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan pukulan smash pada permainain tenis meja menjadi factor utama yang dihadapi oleh peneliti dan juga guru mitra yang ada disekolah tersebut. Dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah tersebut sudah begitu baik, mungkin dengan guru terlalu sering menggunakan metode pembelajaran yang baru sehingga siswa belum menemukan peningkatan yang baik dalam melakukan pukulan smash pada permainan tenis meja tersebut. Namun pada penelitian ini peneliti akan menggunakan metode pembelajaran yang akan diterapkan disekolah tersebut yakni metode discovery. Metode ini merupakan alternative peneliti untuk meningkatkan keterampilan pukulan smash pada permainan tenis meja tersebut. Peneliti melakukan observasi awal di sekolah tersebut dengan menggunakan lembar penilaian pada masing – masing siswa guna mengetahui kemampuan/keterampilan dari masing – masing siswa tersebut, setelah dilakukan observasi awal maka dapat diperoleh data yakni : 3 orang siswa Kategori Kurang Sekali (KS) dengan persentase 15%, dan 15 orang siswa Kategori Kurang (K) dengan persentase 75%, sedangkan 2 orang kategori Cukup (C) dengan persentase 10%. Maka total rata – rata adalah 47,5. Nilai ini masih belum memenuhi keriteria ketunasan minimal disekolah tersebut, dan ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran penjaskes. Tenis Meja Tenis meja merupakan suatu permaian yang diawali dengan servis dan dibatasi oleh net, serta penentu kemenangan dilihat dari jumlah Point atau angkan. Tenis meja juga merupakan suatu permainan yang tidak dibatasi oleh waktu, pada permainan tenis meja sering kali identik dengan namanya teknik dasar, misalnya servis, smash, block. Smash merupakan pukulan yang 1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
mematikan lawan dimana pukulan ini merupakan pukulan keras untuk menghasilkan angka atau point. Selain itu juga dengan Hartomo & Widyastuti (2010: 14) Menambahkan Perlengkapan dalam permainan tenis meja adalah : Meja, Net, Alat pemukul dan Bola. a) Meja yang digunakan pada pertandingan Nasional/Internasional adalah Panjang 2,74 Meter, Lebar 1,525 Meter dan tinggi Meja 76 Cm dan tebal garis 2 Cm. b) Net, ditengah meja dipasang Net atau jaring yang panjangnya 183 Cm dan tingginya dari permukaan meja 15,25 Cm. Dan lebar pita 15 Milimeter. c) Bet : bet terbuat dari kaki yang kaku permukaan bet dilapisi dengan keret yang berbintik dengan tebal tidak lebih dari 2 Milimeter. Kedua permukaan bet harus berlarian warna karet. Permukaan karet harus berwarna tua dan pudar tidak boleh menyilaukan mata atau mengkilap. d) Bola : Bola dibuat dari seluloid yang berwarna putih atau kuning tidak mengkilap, berdiameter dengan berat 2,40 Gram-2,53 Gram. Bola tenis jika dipantulkan dari atas permukaan meja yang tingginya 30,5 Cm dapat memantulkan kembali dengan tinggi 20 Cm dan tidak lebih dari 23 cm. Menurut Wishati dan Santosa (2010: 28) Dalam permainan tenis meja ada beberapa Teknik dasar yaitu, Teknik memegang bet, Servis, Dan jenis Pukulan. Dari ketiga teknik tersebut dapat dijelaskan penjelasnya dibawah ini a) Teknik memegang Bet : Teknik memegang bet pada permainan tenis meja dilakukan dalam dua macam, yaitu : shake-hand grip dan penholder grip. b) Servis : pada permainan tenis meja memerlukan servis, pukulan servis merupakan serangan pertama kali dalam permainan tenis meja dapat dilakukan dengan secara forehand dan backhand. c) Jenis Pukulan : Jenis pukulan dalam permainan tenis meja adalah : a. Jenis pukulan putaran samping (slide spin) jenis pukulan ini dilakukan dengan cara pemain berdiri melangkah dan kedua lutut direndahkan rileks. Gerakan pukulan dilakukan kearah depan, bet miring kedepan, dan pukulannya menggesek. b. Jenis pukulan Forehand Block sikap beridir sebelah kaki kedua bahu kaki kiri kedepan dan kedua kaki rileks, sikut tangan yang memegang bet agak ditekan 1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
kedepan. Sikut hingga pegangan bersikap statis, dan lakukan sedikit kearah depan. c. Jenis pukulan backhand Block jenis pukulan ini dilakukan dari sikap berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu dan, dan kedua lutut direndahkan rileks. Tangan yang memegang bet membentuk sudut 900 antara lengan dan bawah. Pegang bet statis kemudian sedikit digerakan kedepan. Pukulan ditahan setelah bola memantul. Setelah melihat beberapa teknik dan pukulan dasar pada permainan tenis meja maka dapat disimpuklan bahwa tenis meja itu adalah olahraga yang memerlukan teknik dasar yang baik
1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Pukulan Smash Smash adalah suatu pukula keras yang dilakukan oleh seseorang dalam permainan tenis meja berguna untuk mematikan serangan lawan dimana pukulan smash ini adalah suatu pukulan keras yang sulit dibendung oleh lawan oleh karena itu smash sering disebut pukulan keras. Menurut Sarjono & Sumarjo (2010: 27) bahwa Pukulan yang digunakan untuk menyerang lawan. Cara melakukannya dengan cara menggerakkan ayunan tangan dengan cepat, mendadak dan menghasilkan pukulan yang keras serta menerjunkan bola secara curam atau tajam. Selain itu juga Chandra & Sanusi (2010: 59) menambahkan bahwa pukulan smash merupakan pukulan bola yang dilakukan secara keras dan tajam. Namun terlepas dari kajian di atas dapat dilihat bahwa pukulan smash merupakan pukulan penyerangan yang keras dan dilakukan dengan cara menggerakan ayunan tangan dengan cepat dan dilakukan secara keras dan tajam. Hal ini dapat dikatakan juga oleh Hidayat, Bumi & Alamsyah (2010: 19) bahwa smash atau pola penyerangan Taktik penyerangan diperlukan untuk memenangkan pertandingan. Serangan yang cepat dan keras dapat mematahkan lawan, namun hal ini ditunjang dengan teknik dasar yang baik. Dalam suatu pertandingan, pemain harus dapat mengambil inisiatif dalam permainan, maka penguasaan teknik dan pola penyerangan menjadi hal yang wajib dikuasai oleh pemain. Membuka smash atau pola serangan haruslah melihat datangnya bola. Dekat jauhnya bola dari net harus diperhatikan, kemudian pemain dapat menentukan serangan. Bola yang jatuh dekat net harus dapat dijangkau dengan serangan dekat net. Tetapi bola yang jatuh di luar jangkauan serangan haruslah mengejar atau mendekati net dahulu, kemudian lakukan serangan jarak jauh. Keuntungan serangan jarak jauh ialah pemain mempunyai waktu untuk bersiap dan lebih mudah untuk mengontrol bola. Serangan jarak jauh dapat digunakan untuk menghadapi cut defensive jarak pendek atau melakukan counter attack. Berikut ini adalah cara melakukan smash atau pola serangan dengan menggunakan tenik dasar :
1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Gambar 2 Hidayat, Bumi & Alamsyah (2010: 19) a) Forehand Drive Cara melakukannya sebagai berikut : 1) Kaki kiri di depan, badan menyerong ke kanan 450, lutut di bengkokan. 2) Bet di samping badan dengan posisi agak kebelakang, kepala bet menghadap tanah dengfan lengan kebawah. 3) Pada saat bola menuju arah pemain, lengan diayunkan kedepan dengan menggesekan dibagian belakang bola untuk bola kosong dan bagian bawah untuk bola isi. 4) Pergelangan tangan ikut membantu menggesek bola keatas, sehingga bet berhenti di samping kiri atas kepala. b) Backhand drive Berikut ini adalah gambar Backhand drive
1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Gambar 3 Hidayat, Bumi & Alamsyah (2010: 20) Cara melakukannya sebagai berikut : 1) Kaki kanan di depan, badan menyerong ke kiri dengan lutut di bengkokan. 2) Bet ditarik kesamping badan dengan dekat pinggang sebelah kiri hingga lengan atas menempel di dada, kepala bet agak menghadap tanah. 3) Posisi tersebut dilakukan pada saat bola lawan menuju kea rah pemain c). Smash bola melambung Dibawah ini adalah gambar dari cara melakukan smash melambung
Gambar 4 Hidayat, Bumi & Alamsyah (2010: 21) cara melakukannya : 1) Kaki kiri didepan, badan agak miring ke kanan berat badan bertumpuk pada kaki kanan. 2) Lengan ditarik miring kebelakang dan pinggang miring ke kanan belakang. 3) Setelah bola mental dengan titik teratas, lengan mulai diayunkan dari bawa keatas memukul dan menekan bola kebawah. Selain itu juga Alexander & Honish (2009: 13) Smash, di sisi lain, adalah tembakan tercepat di tenis meja dan hampir tidak mungkin untuk kembali, mencapai kecepatan sekitar 60 mph sampai 100 mph (USATT, 2004). Selanjutnya Kamal (2010: 90) Smash adalah pukulan menyerang tertinggi. Tingkat efisiensinya 4.25 , dibanding pukulan berputar dengan tingkatan 2,57. Tingkat efisiensi pukulan smash yang tinggi dapat disebut juga waktu melayang singkat bola yang dipukul dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang berlawanan. Sedangkan pukulan lain membentuk tingkat yang lebih rendah dan mengambil waktu melayang lebih lama.
1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Pukulan smash dilakukan dengan kekuatan tinggi yang dikonfirmasi di banyak penelitian ( 10:283 ) ( 3:115 ). METODE PENELITIAN Penelitian di laksanakan di SMP 1 Tapa, Kec, Tapa, Kab. Bone Bolango. Penelitian ini merupakan suatu penelitian Kaji tindak atau penelitian tindakan kelas dengan kata lain PTK penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII dimulai dengan melaksanakan observasi Awal pada bulan September, di kelas tersebut terdapat banyak siswa yang kurang sekali mampu dalam melakukan pukulan smash pada permainan tenis meja. Di penelitian kali ini peneliti berupaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan smash pada permainan tenis meja tersebut dengan menggunakan beberapa aspek penilaian dan juga menggunakan metode pembelajaran yang dianggap bisa meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan smash pada permainan tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP 1 Tapa dengan jumlah 20 orang, tingkat kemampuan dan pemahaman siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga kurang begitu faham, yaitu terutama dalam pemahaman konsep dan gerakan pada permainan tenis meja ini. Dalam permainan tenis meja yaitu pada saat melakukan smash. Siswa tersebut kurang begitu mampu dan terampil sehingga di adakan tindakan dalam kelas tersebut. Adapun variabel-variabel penelitian ini telah ditetapkan sebagai berikut : a. Variabel Input : Dalam hal ini veriabel input (masukan) adalah siswa kelas VIII SMP 1 Tapa. b. Variabel Proses : Tindakan yang didalamnya terdapat interaksi antara guru dan siswa yaitu dengan tindakan c. Variabel Output : Hasil pencapain akhir atau hasil belajar siswa pada meteri pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk skor penilaian melalui praktek.
DATA Setelah dari tahapan analisis data dan juga refleksi data, maka akan di lakukan pengumpulan data yang di lakukan penelitian tersebut. Data dikumpulan dari hasil pemantauan atau obeservasi awal dengan memberikan kesempatan kepada siswa bagaimana cara melakukan 1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
pukulan smash pada permainan tenismeja tanpa ada tindakan pertama dari peneliti, pada teknik pengumpulan data ini di laksanakan dengan pedoman pengamatan dan juga observasi langsung dari peneliti. Dengan menggunakan lembaran penilaian pada gekaran smash tersebut dengan 4 aspek penilaian yaitu : 1) Posisi Kaki di depan, badan menyerong, lutut di bengkokan. 2) Bet di samping badan dengan posisi agak ke belakang, kepala bet menghadap ketanah dengan lengan kebawah 3) Pada saat bola menuju arah pemain, lengan diayunkan kedepan dengan menggesekan dibagian belakang bola untuk bola kosong. Pergelangan tengan ikut membantu menggesek bola ke atas, sehingga bet berhenti disamping kiri atas kepala. Setelah peneliti melakukan pengumpulan data yang di laksanakan melalui observasi, maka data tersebut perlu di lakukan analisis, pada analisis data berikut ini yaitu masih banyak siswa yang kurang faham dan kurang mampu dalam melakukan smash pada permaian tenis meja tersebut, hal ini berangkat dari data yang sudah di kumpulkan pada teknik pengumpulan data tersebut. Kelas tersebut yakni berjumlah 20 orang siswa. 3 orang siswa Kategori Kurang Sekali (KS) dengan persentase 15%, dan 75 orang siswa Kategori Kurang (K) dengan persentase 15%, sedangkan 2 orang kategori Cukup (C) dengan persentase 10%. Maka total yang diperoleh adalah 47,5 HASIL Penelitian ini dilaksanakan Di SMP N 1 Tapa, Kec. Tapa. Bone bolango, yang menjadi penelitian adalah kelas VIII yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 13 Laki-Laki dan 7 Perempuan dengan kemampuan dan keterampilan melakukan pukulan smash pada permainan tenis meja yang masih dibawah rata-rata dari nilai Indikator kerja. Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan observasi awal pada bulan September. Dan hasil observasi awal ditemukan bahwa pada umumnya siswa belum memiliki keterampilan pukulan smash pada permainan tenis meja dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari beberapa aspek penilaian yang ada pada smash tersebut yang digunakan oleh peneliti, aspek tersebut antara lain yaitu : 1) Posisi Kaki di depan, badan menyerong, lutut di bengkokan. 1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
2) Bet di samping badan dengan posisi agak ke belakang, kepala bet menghadap ketanah dengan lengan kebawah 3) Pada saat bola menuju arah pemain, lengan diayunkan kedepan dengan menggesekan dibagian belakang bola untuk bola kosong. 4) Pergelangan tengan ikut membantu menggesek bola ke atas, sehingga bet berhenti disamping kiri atas kepala. Untuk mengatasi masalah yang ditemukan tersebut maka peneliti menggunakan salah satu metode pembelajaran Discovery untuk bisa meningkatkan keterampilan smash pada permainan tenis meja dikelas tersebut. Selama proses penelitian, peneliti melakukan berbagai persiapan pelaksanaan dalam hal melaksakan penelitian ini dengan perencanaan yang masksimal guna memperoleh hasil yang masih bersifat original. Persiapan dan perencanaan tersebut harus dipersiapkan oleh peneliti sebelum proses pembelajaran dimulai. Yakni Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan oleh peneliti yaitu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Evaluasi, Dan Lembar observasi Siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana dalam setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. jika pada siklus pertama belum mencapai target yang diharapkan atau belum mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan oleh peneliti maka penelitian ini dilanjutkan kesiklus berikutnya sampai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. PEMBAHASAN Untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan gerak dalam proses pembelajaran pendidikan keolahragaan. Guru harus memiliki dan menerapkan model dan metode pembelajaran maupun pendekatan serta mampu menggunakan alat-alat pembelajaran yang tersedia, sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang baik dan benar. Pada penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan keterampilan pukulan smash pada permainan tenis meja melalui metode Discovery siswa kelas VIII SMP N 1 Tapa” dengan melihat judul penelitian tindakan kelas tersebut maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah “Jika Guru menggunakan metode Discovery, maka keterampilan siswa dalam melakukan pukulan smash pada permainan tenis meja akan meningkat”. Dengan adanya 1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
hipotesis tersebut maka peneliti melakukan penelitian. Untuk memudahkan peneliti, maka ditetapkan indikator kerja sebagai tolak ukur keberhasilan dalam penelitian ini. Indikator kerja dalam penelitian ini adalah 75% keatas dari jumlah siswa yang diberi tindakan apa bila melewati indikator kerja tersebut, maka penelitian ini dinyatakan berhasil. Grafik 5 Grafik Persentase Data Awal, Siklus I, Siklus II, Sampai Siklus III
DATA AWAL - SIKLUS III 25 20 15
10 5 0
siswa
%
Siswa
Observasi Awal
%
Siswa
Siklus I
%
Siklus II
Siswa
%
SIKLUS III
Kurang Sekali (KS)
3
15%
0
0%
0
0%
0
0%
Kurang (K)
15
75%
12
60%
3
15%
0
0%
Cukup (C)
2
10%
8
40%
15
75%
3
15%
Baik (B)
0
0%
0
0%
2
10%
16
80%
Baik Sekali (BS)
0
0%
0
0%
0
0%
1
5%
Berdasarkan hasil kegiatan obervasi awal sangat rendah, dimana presentase nilai yang diperoleh Nilai Cukup ada 2 orang siswa dengan persentase 10%, Nilai Kurang ada 15 orang siswa dengan persentase 75%, dan untuk nilai Kurang Sekali ada 3 orang siswa dengan persentase 15%. Selanjutnya untuk mengatasi masalah tersebut digunakan adalah salah satu metode pembelajaran yang dianggap tepat dalam meningkatkan keterampilan smash pada permainan tenis meja tdi kelas tersebut. Metode Discovery ini diterapkan dalam tindakan pada siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I metode Discovery ini memberikan peningkatan yang belum begitu signifikan sehingga belum mencapai kriteria yang diharapkan, dimana pada siklus I presentase rata-rata sebesar 12 orang kategori Kurang 60%. Dan kategori cukup ada 8 orang sekitar 40%. Dengan melihat data siklus I diatas maka peneliti melanjutkan lagi penelitian ke siklus II.
1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Pada siklus II kemampuan siswa dalam melakukan smash belum mengalami peningkatan yang baik sebagaimana yang telah ditentukan dalam indikator kerja atau KKM, dimana pada siklus II 2 orang siswa nilai Baik 10%, 15 orang siswa nilai Cukup dengan persentase 75%, dan Kategori kurang ada 3 orang siswa dengan persentase 15%. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dalam menggunakan metode Discovery tersebut, sehingga peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya atau siklus III. Pada siklus III di makan keterampilan siswa dalam melakukan pukulan smash sudah mengalami peningkatan yang baik sebagaimana yang telah ditentukan oleh peneliti dan guru mitra dalam indikator kerja yakni dengan KKM 75, dimana pada siklus III rata-rata presentase 5% tergolong kategori Baik Sekali yakni 1 orang siswa, 80% tergolong kategori Baik atau 16 orang siswa, sedangkan 15% tergolong kategori cukup atau 3 orang siswa. Sehingga rata-rata presentase peningkatan keterampilan pukulan smash pada permainan tenis meja di kelas tersebut sebesar 85% atau dengan nilai keseluruhan 76,5 dari jumlah siswa 20 orang. Dimana nilai 76,5 tersebut sudah melewati KKM yang telah diterapkan oleh guru mitra dan peneliti dalam melakukan penelitian, dengan kriteria ketuntasan minimal 75, dengan melihat nilai yang diperoleh tersebut guru mitra merekomendasikan bahwa peneliti tidak perlu melanjutkan lagi penelitian, sebab penelitian dianggap selesai karena telah melebihi KKM 75. Dengan terjadinya peningkatan tersebut dalam hal melakukan smash pada permainan tenis meja dikelas tersebut, berarti hipotesis penelitian yakni “Jika Guru menggunakan metode Discovery maka keterampilan siswa dalam melakukan pukulan smash pada permaian tenis meja akan meningkat” Dengan melihat data diatas maka Hipotesis tersebut di terima. KESIMPULAN Berdasarkan deskripsi penelitian dan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a). Penerapan dan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar khususnya di sekolah, guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran penjaskes yang ada di sekolah tersebut. Salah satu contoh adalah metode Discovery, metode ini merupakan metode penemuan yang diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini,
1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
guna meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan pukulan smash pada permainan tenis meja. b). Penggunaan metode Discovery dalam pemberian tindakan pada setiap siklus ternyata dapat meningkatkan Keterampilan siswa dalam melakukan pukulan smash pada pemrinan tenis meja di SMP N 1 Tapa. Yakni pada observasi awal mendapat nilai 47,5 kemudian setelah diberikan tindakan meningkat pada siklus I dengan perolehan nilai 54, setelah melihat hasil pada siklus I maka peneliti melanjutkan lagi ke siklus II. Pada siklus II peneliti memberikan tindakan lagi, kemudian di evaluasi, pada evaluasi siklus II memperoleh nilai 63,25. Kemudian dilanjutkan lagi ke siklus III dengan diberikan tindakan lagi. Setelah di evaluasi pada siklus III dapat diperoleh nilai 76,5. Dengan melihat nilai yang diperoleh pada siklus III maka peneliti dan guru mitra berkesimpulan untuk tidak melanjutkan lagi ke siklus berikutnya karena nilai yang diperoleh sudah melewati KKM yang ditentukan yaitu 75. Sedangkan nilai yang diperoleh adalah 76,6. c). Dengan adanya peningkatan keterampilan siswa dari Observasi awal, siklus I dan siklus II maka dapat di simpulkan bahwa metode discovery dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan pukulan smash pada permainan tenis meja di kelas tersebut. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut : a) Dalam melaksanan proses kegiatan pembelajaran, seorang guru memilih metode pembelajaran yang baik sehingga siswa dapat menerima proses pembelajaran dengan baik. b) Metode discovery merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dimana siswa dapat berperang aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa dapat menemukan sendiri kesalahan, kekurangan, dan kelebihan dari kemampuanya masing – masing. c) Pemilihan metode pembelajaran itu merupakan suatu tongak keberhasilan dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, karena dimana pada kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik jika guru dapat menerapkan metode 1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
pembelajaran dengan baik pula, hal tersebut kembali pada kondisi siswa yang ada didalam kelas itu sendiri, dan juga keaktifan siswa dalam mengikuti mata pelajaran sangatlah menentu nilai dan juga hasil belajar siswa itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Alexander & Honish, 2009. http://umanitoba.ca/faculties/kinrec/research/media/table_tennis.pdf Journal Sport Biomechanics Laboratory. (Diakses/19/11/2013). Chandra & Sanusi, 2010. Pendidikan Jasmani kesehatan olahraga. PT Arya Duta. Jakarta Hanafiah & Suhana 2012, Konsep strategi pembelajaran. Reflika Aditama, Bandung Hartono Rudi, 2013, Ragam Model belajar yang mudah diterima murid.
Diva Press.
Jogjakarta Hidayat, Bumi & Alamsyah, 2010. Pendidikan Jasmani Kesehatan Olahraga. Armico. Jakarta Illahi Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery strategi dan mental vocation skill. Diva Press. Jogjakarta Kamal, 2010. www.ittf.com/ittf_science/SSCenter/Int_Journal6/docs/_083.pdf Analytical study for some offensive skills for advanced level junior players in the ITTF protour Egypt 2008. (diakses/19/11/2013) Nata Abuddin, 2009. Prespektif Islam Tantang Strategi Pembelajaran. PT Kencana. Jakarta Reostiyah, 2012. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta Sarjono & Sumarjo, 2010. Pendidikan Jasmani olahraga kesehatan. CV Aneka Ilmu. Jakarta. Sajiyanto & Sujarwadi 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan untuk kelas VIII SMP/MTs. PT Intan Parawira. Jakarta.
1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL
1
Zulham Liputo mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Zulkifli Lamusu, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan