MENINGKATKAN TEKNIK DASAR SERVIS FOREHAND PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO HARIS D. HARUN PROGRAM STUDI PENJASKESREK JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2013 ABSTRAK HARIS D. HARUN / 831409101 “ Meningkatkan Teknik Dasar Servis Forehand Permainan Tenis Meja Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Keolahragaan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dra Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Pembimbing II, Suriyadi Datau, S.Pd, M.Pd Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya teknik dasar servis forehand permainan tenis meja siswa Permasalahan tersebut dipecahkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan teknik dasar servis forehand pada siswa kelas VII b SMP Negeri 3 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. diupayakan peningkatannya mencapai 85 % . dari jumlah siswa yang diteliti atau perolehan nilai ratarata 75 (ketegori “baik”). Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan sesuai prosedur pada model pembelajaran tipe team games tournament melalui pertandingan akademik dengan pemberian tes unjuk kerja pada siswa, yang dilakukan setiap akhir siklus menggunakan alat pengumpul data berupa lembar penilaian individu untuk mengukur peningkatan teknik dasar servis forehand permainan tenis meja siswa. Dari analisis data yang diperoleh, diketahui peningkatan teknik dasar servis forehand siswa yaitu : pada observasi awal secara klasikal nilai rata-rata 49,74 meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 60,42. peningkatanya sebesar 10,68, lalu pada siklus II meningkat menjadi 76,04 peningkatannya sebesar 15,62. Persentase peningkatan 93,75 % dari 16 orang siswa yang menjadi obyek penelitian. Dengan demikian penelitian dinyatakan selesai karena telah mencapai target bahkan melampaui indikator kinerja. Berarti hipotesis yang diajukan telah terbukti dan dapat diterima. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Untuk mencapai tujuan pendidikan, Penjas merupakan bagian dari sistem persekolahan dan memiliki kepentingan yang relatif sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal kecerdasan secara akademis, dan mempunyai akhlak mulia serta keterampilan hidup.
Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mentalemosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. (Rosdiani, 2012 : 21-22) Melalui pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilainilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan hanya melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktikmetodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.Oleh karena itu mata pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah pentingnya dengan mata pelajaran lain seperti, Bahasa, Matematika, IPA dan lain-lain karena pendidikan jasmani tidak hanya memberikan manfaat secara fisik saja namun juga pembentukan mental yang sehat pada diri siswa.Perhatian siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani dapat diwujudkan melalui beberapa cara seperti penggunaan media pembelajaran, menggunakan metode atau model yang bervariasi, pemanasan yang gerakan - gerakannya tidak monoton atau penggunaan peralatan olahraga yang sederhana, sehingga siswa tidak bosan. Bahkan ada beberapa motivasi yang dapat juga dilakukan oleh guru untuk membangkitkan keinginan belajar siswa, seperti : memberikan hadiah, pujian, memberikan angka atau penilaian langsung, dan memberikan hukuman. Proses belajar dan pembelajaran serta penggunaan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Selain itu fasilitas atau sarana juga dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Minimnya peralatan, kurangnya buku referensi serta kurangnya dukungan dari orang tua siswa menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran penjas. Hal seperti ini terjadi pada siswa kelas VII b SMP Negeri 3 Telaga Biru. Siswa baru yang jumlahnya 16 orang, seluruhnya tidak dapat mempraktikkan teknik dasar permainan tenis meja, siswa bahkan tidak dapat menunjukkan cara memegang bet dan servis yang tepat dan benar. Setelah dilaksanakan proses pembelajaran semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, melalui metode latihan lawan pasif (memantul-mantulkan bola ke lantai dan ke dinding), sesuai rencana pelaksanan pembelajaran, 1x pertemuan dengan alokasi waktu 2x 40 menit, kemampuan siswa hanya sedikit meningkat. Berdasarkan hasil evaluasi ulangan harian, 25 % dari 16 siswa atau 4 orang siswa dapat menunjukkan cara memegang bet shakehand dan melakukan servis meskipun ayunan lengan saat memukul bola masih dari arah atas ke meja sehingga pantulan bola dari permukaan meja ketika diservis terlalu tinggi dari atas net. 75 % atau 12 orang siswa lainnya belum bisa menunjukkan teknik memegang bet dan servis forehand dengan baik. Hasil tersebut menunjukkan teknik dasar servis dalam permainan tenis meja siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telaga Biru sangat rendah. Rendahnya teknik dasar permainan tenis meja tersebut perlu diangkat ke dalam penelitian tindakan kelas, guna pencarian solusi yang tepat dengan mengambil satu indikator yaitu meningkatkan servis forehand dalam permainan tenis meja. Untuk menghindari kejenuhan pada diri siswa karena penggunaan metode yang monoton, maka hal ini dapat
diupayakan pemecahannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan teknik dasar servis forehand permainan tenis siswa dapat meningkat. Dengan menggunakan model pembelajaran ini seluruh siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran tanpa ada perbedaan status dan seluruh siswa dapat belajar lebih rileks. Disamping itu dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab,kerjasama, persaingan yang sehat serta keterlibatan belajar. Dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa termotivasi oleh games, tournament, penilaian langsung, pujian dan hadiah. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan teknik dasar servis forehand pada siswa. Untuk itu peneliti menetapkan penelitian ini dengan judul “Meningkatkan Teknik Dasar Servis Forehand Permainan Tenis Meja Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo”. Identifikasi Masalah Teknik dasar servis permainan tenis meja siswa kelas VII b sangat rendah. Metode maupun model pembelajaran harus bervariasi. Pembelajaran kelompok sangat tepat untuk alokasi waktu yang terbatas. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan servis forehand permainan tenis meja. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan permasalahan dalam penelitian tindakan ini adalah: “Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan teknik dasar servis forehand permainan tenis meja siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo?” Cara Pemecahan Masalah Masalah yang telah dikemukakan pada perumusan masalah akan dipecahkan dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan rencana pembelajaran sesuai dengan materi, yakni permainan tenis meja; servis forehand. 2. Guru menyiapkan fasilitas yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Guru membimbing siswa dalam berdoa. 4. Guru membimbing siswa dalam melakukan pemanasan. 5. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan prosedur dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) 6. Guru mengadakan evaluasi setelah proses pembelajaran berlangsung. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan teknik dasar servis forehand pada siswa kelas VII b SMP Negeri 3 Telaga Biru, diupayakan peningkatannya mencapai 85 % . dari jumlah sampel. Manfaat Penelitian Manfaaat yang diberikan melalui penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Manfaat Teoritis :
2.
a. Mendapatkan teori baru tentang meningkatkan servis forehand melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT. b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya Manfaat Praktis : a. Meningkatkan hasil belajar servis forehand permainan tenis meja bagi siswa. b. Tercapainya tujuan pembelajaran, dan sebagai input dalam mengembangkan kualitas propesionalisme guru. c. Memberikan konstribusi yang baik dalam rangka perbaikan proses pembelajaran khusussnya mata pelajaran Penjas Orkes bagi sekolah.
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Teoritis Hakikat Permainan Tenis Meja Menurut sejarahnya tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga atau permainan yang cukup digemari di dunia, disamping olahraga lainnya seperti sepak bola, tenis, atau bulu tangkis. Tenis meja sebetulnya merupakan gabungan permainan olahraga tenis lapangan dan bulu tangkis. Olahraga ini dapat dimainkan oleh dua orang (tunggal) atau empat orang (ganda) yang berlawanan dengan peraturan tertentu (Kusnanto, 2010 : 4). Dan menurut Sotono (2010 : 87) tenis meja adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua oarng (untuk tunggal) atau dua pasang (untuk ganda) yang berlawanan. Selanjutnya Sutrisno dan Khafadi mengatakan bahwa tenis meja merupakan suatu olahraga yang dimainkan di dalam gedung maupun di luar gedung secara single ataupun double dan menggunakan meja dengan ukuran yang telah ditentukan (2010 : 24). Lebih lanjut Chandra dan Sanoesi (2010 : 57) menjelaskan bahwa tenis meja adalah suatu permainan bola tangkis yang dimainkan di atas meja oleh dua atau empat orang dengan bet dan bola kecil terbuat dari plastik sebagai alatnya. Di tengah-tengah meja dipasang net tegak lurus untuk memisahkan bidang meja. Menurut Sujarwadi dan Sarjiyanto (2010 : 121) tenis meja merupakan permainan pukul memukul bola yang dilakukan di atas meja, melewati net, dengan alat pemukul tertentu pula. Nilai dalam permainan diperoleh dengan cara mematikan pihak lawan dalam mengembalikan bola. Oleh karena itu, dalam permainan ini ada pukulan bola untuk mematikan (permainan) lawan, ada pula pukulan mengembalikan bola kepada lawan. Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa permainan tenis meja adalah suatu olahraga yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasang (untuk ganda) pemain yang berlawanan, menggunakan meja untuk memantulkan bola yang dipukul dengan bet dan diawali dengan servis dan harus mampu menyeberangkan bola serta mengembalikan bola ke daerah lawan setelah bola itu memantul di daerah permainan sendiri. Angka diperoleh jika bola tidak dapat dikembalikan, atau bola yang dipukul lawan tidak jatuh di meja kita. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) dalam pembelajaran, maka teknik dasar servis forehand permainan tenis meja siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dapat meningkat”.
Indikator Kinerja Apa bila terjadi peningkatan teknik dasar servis forehand permainan tenis meja hingga mencapai 85% dari jumlah siswa yang diteliti (yakni 16 orang) dengan perolehan nilai rata-rata minimal 75,00 atau dengan kategori “baik” maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya dan dianggap selesai. METODE PENELITIAN Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Telaga Biru Kelas Jauh yang beralamat di Jalan Dulamayo, Desa Modelidu Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Karakteristik subjek penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa-siswa kelas VII b berjumlah 16 orang yang terdiri dari 10 orang putra dan 6 orang putri. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Variabel input; meliputi karakteristik siswa, guru, pelaksanaan tindakan, bahan pembelajaran, sumber belajar yang digunakan, prosedur evaluasi, dan lingkungan serta peralatan pendukung lainnya. b. Variabel proses; menyangkut proses pelaksanaan tindakan kelas yang telah direncanakan, dalam hal ini menjelaskan dan memberikan contoh teknik dasar servis forehand dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam proses pembelajaran, serta memotivasi siswa. c. Variabel output; berupa meningkatnya hasil belajar servis forehand siswa yang didapat dari evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dan pengamatan guru dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan teknik dasar serfis forehand permainan tenis meja. Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bertahap. Prosedur tindakan dimulai dari (1) persiapan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan dan evaluasi, serta (4) analisis dan refleksi setiap siklus. Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tahap persiapan Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap persiapan adalah: a. Menghubungi kepala sekolah guna memperoleh izin untuk melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas ini. b. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. c. Melakukan diskusi dengan guru mitra dan subjek penelitian terutama menyangkut kesiapan melaksanakan tindakan kelas. d. Menyusun jadwal penelitian tindakan kelas. e. Menyiapkan segala sesuatu (prasarana dan sarana/fasilitas) yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan. f. Menyiapkan instrumen pemantauan dan alat evaluasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan teknik dasar servis forehand permainan tenis meja menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) yang dilaksanakan SMP Negeri 3 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan obyek penelitian siswa kelas VII b. Penelitian ini berlangsung dua siklus didahului dengan observasi awal sebagai tolok ukur hasil tindakan. Setiap siklus dirancang menjadi 3 kali pertemuan atau 2 kali tindakan 1 kali evaluasi. Hasil evaluasi siklus I belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan sehingga tindakan dilanjutkan ke siklus II. Observasi Awal Observasi awal dilakukan pada hari Rabu, 27 Maret 2013 mengenai teknik dasar servis forehand permainan tenis meja dengan menggunakan lembar penilaian aspek psikomotor, yaitu 1) Teknik memegang bet, 2) Sikap siap saat servis forehand (posisi badan side stance), 3) Teknik melambungkan bola, 4) Gerak lengan saat memukul bola servis, 5) Posisi bet saat memukul bola servis dan 6) Posisi badan setelah memukul bola servis (squard stance). Pelaksanaan observasi awal dilakukan sesuai jadwal yang telah direncanakan dan ditetapkan dengan uraian kegiatan terdiri dari kegiatan guru dan siswa. 1. Kegiatan Guru Dalam proses pengambilan data awal, peneliti didampingi guru mitra serta siswa melakukan kegiatan sebagai berikut : a. Kegiatan pendahuluan Membimbing siswa bersaf, berdoa, absensi. Melakukan pemanasan. b. Kegiatan inti Menjelaskan tujuan pembelajaran dan aspek-aspek yang berhubungan dengan teknik dasar servis forehand serta proses pelaksanaan pengambilan data. Memprakktikkan teknik dasar servis forehand dengan tepat dan benar. Memberikan tugas gerak kepada siswa. Melakukan pengamatan terhadap teknik dasar servis forehand siswa. c. Penutup Mengarahkan siswa untuk bersaf Melakukan pendinginan Menyimpulkan hasil pengamatan dan menyampaikan kegiatan selanjutnya. Berdoa Bubar. 2. Kegiatan Siswa a. Kegiatan pendahuluan Bersaf, berdoa, Absensi dan melakukan pemanasan.
b.
Kegiatan inti Memahami penjelasan dan melaksanakan tugas yang diberikan guru. c. Penutup Bersaf dan melakukan pendinginan. Mendengarkan kesimpulan hasil dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Berdoa dan bubar. Dari kegiatan tersebut diperoleh data awal atau hasil observasi awal tentang teknik dasar servis forehand permainan tenis meja siswa kelas VII b SMP Negeri 3 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan nilai rata-rata 49,74 yang diuraikan sebagai berikut : 1. Teknik memegang bet (shakehand grip) nilai rata-rata 65,63 2. Sikap siap saat servis forehand (side stance) nilai rata-rata 51,56 3. Teknik melambungkan bola servis nilai rata-rata 46,88 4. Gerak lengan saat memukul bola servis nilai rata-rata 40,63 5. Posisi bet saat memukul bola servis nilai rata-rata 51,56 6. Sikap badan setelah memukul bola (squard stance) nilai rata-rata 42,19 Pembahasan Telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini berlangsung dua siklus didahului dengan observasi awal sebagai tolok ukur hasil tindakan. Setiap siklus dirancang menjadi 3 kali pertemuan atau 2 kali tindakan 1 kali evaluasi. Hasil evaluasi siklus I belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan sehingga tindakan dilanjutkan ke siklus II. seluruh proses tindakan dilaksanakan sesuai prosedur dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada pertemuan pertama (tindakan 1), pelaksanaan pembelajaran lebih mengarah pada penguasaan teknik memegang bet, sikap siap dan teknik melambungkan bola servis forehand. Pertemuan ke dua (tindakan 2), pembelajaran difokuskan pada penguasaan teknik gerak lengan saat memukul bola, posisi bet saat memukul bola dan sikap badan setelah memukul bola servis. Pada setiap akhir tindakan, guru melaksanakan game dengan memberikan tes unjuk kerja kepada siswa yang hasilnya dikumpulkan sebagai skor tim. Lalu pada pertemuan ke tiga peneliti dan guru mitra melaksanakan evaluasi dalam bentuk tournament akademik untuk mengukur hasil kegiatan pembelajaran menggunakan lembar penilaian. Berdasarkan analisis data observasi awal yang dilakukan pada siswa yang berjumlah 16 orang ditemukan hasil sebagai berikut: 1. Dua orang atau 12,5 % dengan nilai 62,50 (cukup) 2. Dua belas orang atau 75 % dengan rentang nilai 41,67 – 58,33 (kurang) 3. Dua orang atau 12,5 % dengan nilai 37,50 (sangat kurang) 4. Secara klasikal nilai rata-rata siswa hanya 49,74 dalam klasifikasi “Kurang”. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan siswa terhadap teknik dasar servis forehand permainan tenis meja masih tergolong rendah. Dengan melihat hasil ini maka dilakukan tindakan perbaikan pada siklus I. Dari pelaksanaan tindakan siklus I yang dievaluasi diperoleh hasil analisis data sebagai berikut: 1. Sembilan orang atau 56,25 % dengan rentang nilai 62,50 – 70,83 (cukup) 2. Tujuh orang atau 43,75 % dengan rentang nilai 45,83 – 58,33 (kurang) 3. Secara klasikal nilai rata-rata siswa hanya 60,42 dalam klasifikasi “Cukup”. Pemberian tindakan siklus I hasilnya menunjukkan peningkatan dari 49,74 (observasi awal) menjadi 60,42 peningkatan nilai sebesar 10,68 atau 21,47 %. Hasil capaian pada siklus I ini masih perlu diberi tindakan karena belum mencapai indikator kinerja yang
telah ditetapkan dalam penelitian ini, untuk teknik dasar servis forehand permainan tenis meja peningkatannya minimal nilai perolehan rata-rata 75,00 dalam klasisfikasi “baik”. Karena hasil pada siklus satu belum mencapai target, maka penelitian tindakan ini dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki kelemahan atau kekurangan dan mempertahankan hasil yang telah dicapai pada siklus I. Dari pelaksanaan tindakan siklus II yang telah dievaluasi dan dianalisis diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Satu orang siswa atau 6,25 % dengan nilai 87,50 klasifikasi “sangat baik” 2. Empat belas orang atau 87,50 % dengan rentang nilai 75,00 – 79,17 pada klasifikasi “baik” 3. Satu orang atau 6,25 % siswa memperoleh nilai 62,50 klasifikasi “cukup” 4. Secara klasikal nilai rata-rata siswa mencapai 76,04 dalam klasifikasi “baik”. Pada siklus II, nilai siswa tentang teknik dasar servis forehand permainan tenis meja meningkat dari 60,42 (hasil siklus I) menjadi 76,04 dengan peningkatan nilai sebesar 15,62 atau 25,85 %. Hal ini berarti sudah melampaui indikator kinerja minimal nilai rata-rata 75,00 dengan klasifikasi baik atau peningkatannya mencapai 93,75 % dari jumlah siswa yang diteliti. Adapun hipotesis tindakan adalah : “Jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) dalam pembelajaran, maka teknik dasar servis forehand permainan tenis meja siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dapat meningkat”. Dengan demikian, hipotesis yang telah diajukan terbukti dan dapat diterima, sehingga penelitian ini dinyatakan selesai. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti dapat mengemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum diberi tindakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, teknik dasar servis forehand tenis meja siswa rendah, hal ini dilihat dari hasil observasi awal dengan nilai rata-rata 49,74 2. Setelah diberi tindakan siklus I melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT, teknik dasar servis forehand tenis meja siswa meningkat meskipun belum mencapai target, hal ini dilihat dari hasil evaluasi siklus I dengan nilai rata-rata 60,42 dengan peningkatan sebesar 10,68 atau 21,47 % dari hasil observasi awal. Selanjutnya pada siklus II peningkatan teknik dasar servis forehand melampaui indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan nilai rata-rata 76,04 peningkatan sebesar 15,62 atau 25,85 %. 3. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran penjas orkes khususnya materi teknik dasar servis forehand permainan tenis meja, maka teknik dasar servis forehand tenis meja siswa kelas VII b SMP N 3 Telaga Biru meningkat hingga 93,75 % dari jumlah siswa 16 orang yang dijadikan obyek penelitian. Saran Model pembelajaran kooperatif tipe TGT telah terbukti dapat meningkatkan pembelajaran penjas orkes khususnya pada materi teknik dasar servis forehand permainan tenis meja. Berdasarkan hal ini peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dalam kegiatan pembelajaran penjas orkes, guru diharapkan menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan hasil pembelajaran. 2. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran penjas orkes hendaknya guru banyak melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi sehingga terbentuk rasa percaya diri pada siswa. 3. Guru penjas orkes diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam penelitian peningkatan profesi guru. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Amri dan Tatik Elisah, 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: PT.Prestasi Pustakaraya. Chandra. Shodikin dan Sanoesi, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMP/MTs Kelas VII. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta Dwi. S dan Sujarwadi. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas VIII SMP/MTs. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta Hamzah, Fengki. 2009. Meningkatkan Kemampuan Menggiring Bola Basket Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas Xa SMK Pertanian Limboto Kabupaten Gorontalo. SKRIPSI. Gorontalo. Program S1 Universitas Negeri Gorontalo. Hartomo dan Widyastuti, 2010. Buku Pegangan Guru Olah Raga seri Permainan Bola Kecil. Semarang: Aneka Ilmu. Hiola, Yahya. 2012. Meningkatkan Kemampuan Teknik Dasar Lemparan Samping Permainan Softball Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas Xa SMK pertanian Limboto Kabupaten Gorontalo, SKRIPSI. Gorontalo. Program S1 Universitas Negeri Gorontalo. Jaya. S. dan Marjuki, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SD/MI Kelas V. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta Juari,Wagino dan Sukiri, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SD/MI Kelas VI. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta Kusnanto. 2010. Bermain Tenis Meja. Semarang : Aneka Ilmu. Maufur.Fauzi.Hasan. 2010. Sejuta Jurus Mengajar Mengasikkan. Semarang: Sindur Press. Muniarsih, Shopian dan Istianingsih. 2010. 101 Tips Belajar Efektif dan Menyenangkan. Semarang: PT. Sindur Press Nugraha, 2012. Peningkatan kemampuan menulis karanangan, deskripsi menggunakan media fhotografi. Jurnal. Univ. Pendidikan Indonesia. Rahyubi. Heri, 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Bandung: Nusa Media. Rosdiani, Dini. 2012. Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Bandung: Alfabeta. Sujarwadi dan Sarjiyanto, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas VII SMP/MTs. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta Sutono IR, 2010. Ensiklopedia Olahraga Permainan Bola Kecil, Semarang :PT. Bengawan Ilmu. Sutrisno. Budi dan Khafadi Moh.B. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta …...………………………………. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMP/MTs Kelas IX. Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta
Tomoliyus, 2012. Panduan Kepelatihan Tenis Meja Bagi Siswa Sekolah Dasar.Disajikan dalam rangka pembinaan club olahraga sekolah dasar se Indonesia Tahap II di Yokyakarta, 29 April – 4 Mei 2012. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta : Prenada Media Group. Windi. Amelia 2010, Hubungan Kelentukan Pergelangan Tangan dengan Akurasi Servis Backhand topspin Tenis Meja Pada Atlet Putra SMA Negeri Olahraga Pekan Baru. Jurnal Penjaskesrek. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Diakses 03-07-2013.