DASAR-DASAR TEKNIK BUDIDAYA
Dr. Gede Wijana, PS Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Unud DISCLAIMER. This presentation is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M University and Udayana University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government.
Pengertian Agronomi: • Agros = lapang produksi • Nomos = pengelolaan • Agronomi = pengelolaan lapang produksi untuk memaksimasi produksi atau upaya menghasilkan produksi yang maksimum.
Teknik budidaya atau tindak agronomi yang makin mantap meningkatkan laju produksi. Ditentukan oleh kemampuan pengelolaan: • 1. sifat tanaman /unsur genetik (varietas tanaman) dan • 2. pemenuhan kebutuhan tanaman atau lingkungan dimana tanaman itu ditanam. Tindakan pengelolaan tanaman diarahkan pada keseimbangan antara faktor genetis (sifat tanaman) dan lingkungannya untuk menghasilkan produksi mendekati maksimum.
FAKTOR LINGKUNGAN
POTENSI KETURUNAN
KONDISI DAN PROSESFISIOLOGI KUANTITAS DAN KUALITAS PERTUMBUHAN HASIL DAN PRODUKSI Skema : HASIL DAN PRODUKSI TANAMAN DIKENDALIKAN OLEH POTENSI KETURUNAN DAN LINGKUNGAN MELALUI PROSESFISIOLOGIS TANAMAN
panca usaha tani, Teknik budidaya yang umum dilakukan dalam upaya menghasilkan produksi maksimum adalah dengan melaksanakan panca usaha tani, bahkan sapta usaha tani: 1. Menggunakan varietas unggul 2. mengolah lahan dengan baik dan mengatur jarak tanam 3. memberikan pengairan yang baik sesuai kebutuhan tanaman 4. menggunakan pupuk yang tepat dan seimbang sesuai kebutuhan tanaman 5. mengendalikan hama dan penyakit (juga tumbuhan penggangu / gulma) Plus • bila dipandang perlu menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT) • melakukan pemanenan pada waktu yang tepat dan penanganan pascapanen yang baik
faktor pembatas Pengelolaan yang kurang baik dapat menurunkan hasil. Banyak faktor pembatas untuk pertumbuhan tanaman yang langsung atau tidak langsung mengurangi potensi produksi, antara lain: • -Faktor gulma, serangga, dan penyakit secara langsung mengurangi potensi hasil. • -zat hara, kerapatan tanam, varietas, dll dapat mempengaruhi atau mengurangi daya hasil.
Varietas Unggul Bibit unggul --- varietas unggul Unggul : memiliki banyak sifat-sifat agronomis yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lainnya, walaupun salah satu sifatnya mungkin bahkan kalah (misalnya rasa, atau ketahanan terhadap suatu penyakit), sehingga pada keadaan umum hasil /produksinya tinggi. Unggul : • banyak sifat lebih baik • pada keadaan umum hasil lebih tinggi • Ingat: keunggulan mengalami evolusi, sehingga pada suatu waktu keunggulannya dapat berubah atau tergantikan oleh yang lain. • Sehingga harus menerima ada varietas baru, namun perlu ada uji atau demontrasi untuk adaptasi kultur teknis karena syarat tumbuh yang berbeda di lokasi baru.
2. Pengolahan tanah dan Jarak tanam • Tanah penting dikelola untuk mendapatkan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk padanya pembuatan petak, pembuatan bedengan, atau guludan, pengaturan drainage dll. • Saat tanam tergantung pada ketersediaan air. Pada musim hujan, air berlebih sehingga pada lahan sawah bisa ditanami padi, tapi untuk non-padi tidak terlalu bagus. Sedangkan pada tanah-tanah kering, penanaman pada musim hujan juga tidak terlalu baik karena udara sangat lembab dan sinar matahari jarang sehingga sering terserang penyakit. Sedangkan pada musim kemarau, air menjadi faktor pembatas sehingga tanaman mengalami cekaman kekeringan dan sering terjadi serangan hama.
Atur jarak tanam • Tandur jajar : jarak tanam teratur dan barisan teratur. • Pengaturan jarak tanam yang baik memudahkan: penyiangan penyiangan gulma, pemupukan, proteksi hama dan penyakit, serta mudah dalam pemanenan. • Jarak tanam mempengaruhi populasi, efisiensi penggunaan cahaya, mempengaruhi kompetisi antara tanaman dan penggunaan air dan zat hara. Artiya mempengaruhi hasil.
• Pada umumnya, produksi tiap satuan luas yang tinggi tercapai dengan populasi tinggi, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal pertumbuhan. Tapi, pada akhirnya penampilan masing-masing tanaman secara individu menurun karena persaingan (kompetisi) untuk cahaya dan faktor-faktor lainnya. Sehingga, kerapatan optimum harus mempertimbangkan segi ekonomi agar diperoleh keuntungan optimum. • Dengan pemupukan berat, populasi yang lebih besar akan mendatangkan keefisienan penggunaan pupuk, karena tercapainya keefisienan penggunaan cahaya.
3. Pengairan yang baik Dua pertimbangan dalam pemberian air: • kebutuhan air masing-masing tanaman • tahap pemberian air tergantung pada fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada awal pertumbuhan atau fase vegetaitf dibutuhkan air yang lebih banyak, sedangkan pada fase pembunggan atau menjelang panen kebutuhan air berkurang. Pemberian air diatur jangan sampai terjadi kekeringan atau kelebihan air.
Pengelolaan air Dua jenis kekeringan: • kekeringan sesungguhnya: air tidak tersedia • kekeringan fisiologis: air tersedia tetapi tak dapat diserap oleh tanaman, misalnya karena kejenuhan air (berlebih), kekurangan oksigen (O2), kelebihan CO2, dan fungsi akar terganggu. Cara mengatasi dengan pengelolaan drainase yang baik sehingga air berlebih dapat dihilangkan. Pengelolaan air meliputi: • irigasi : penambahan suplemen air • drainase : pembuangan kelebihan air, dengan pembuatan bedengan, guludan atau pemasangan pipa-pipa drainase di dalam tanah. • konservasi : perlindungan sumber-sumber air
Cara irigasi: irigasi permukaan irigasi penyiraman sub irigasi.
Ketahanan tanaman terhadap kekeringan tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan: •
•
• • •
jumlah luas sisem perakaran. Jika akar-akar besar dan percabangan sedikit berarti luas permukaan absorpsi air sedikit, maka tanaman kurang tahan dibandingkan sistem perakaran halus dan banyak akar. populasi pertumbuhan akar. Tanaman yang memiliki cadangan makanan yang banyak, akar terus tumbuh dalam periode kekeringan dan terus masuk ke daerah pori-pori kapiler yang ada airnya. ada tidaknya cendawan mikoriza. Mikoriza dapat membantu mengabsorsi air yang berguna bagi tanaman. modifikasi daun. Tanaman yang mempnyai tata letak daun yang sangat lebar dan menghadap matahari kurang tahan terhadap kekeringan. sikap stomata. Tanaman yang mempunyai pengaturan menutupnya stomata lemah, kurang tahan terhadap kekeringan.
4. Pemupukan yang Tepat Pupuk : bahan yang memberikan zat hara pada tanaman Cara pemberian: • melalui tanah / daerah perakaran • melalui daun, batang (pupuk cair / pupuk daun berupa larutan) Jenis pupuk: • pupuk organik (dari sisa-sisa bahan organik/organisme: pupuk kotoran ternak, limbah-sisa tanaman berupa daun, ranting), kompos, kascing, bokashi, dll. • Pupuk an-organik (pupuk sintettis buatan pabrik bersumber dari mineral-mineral)
PUPUK ORGANIK • • • • •
Pupuk Kandang Pupuk Hijau Pupuk Kompos Pupuk Kascing Pupuk Bio Organik (Bio-urine, Pomi, dll)
Berdasarkan kebutuhan: • Pupuk makro: dibutuhkan dalam jumlah banyak (pupuk yang mengandung antara lain nitrogen, fosfor, kalium, Mg (bisa secara tunggal atau kombinasi). • Pupuk mikro : dibutuhkan dalam jumlah sedikit (pupuk yang mengandung antara lain Natrium, besi, seng, molibdenum, dll bisa secara tunggal atau kombinasi). • Pupuk lengkap : mengandung kombinasi unsur hara makro dan mikro. Berdasarkan bentuk pupuk dan cara pemberiannya: padat (seperti Urea, KCl, TSP, NPK, dll) cair (seperti ppc (pupuk pelengkap cair), pupuk daun berupa padat yang dilarutkan)
soal • Urea mengandung 45% Nitrogen (N) setiap 100 kg urea mengandung 45 kg N • Petani memupuk padi dengan 500 kg urea • Pertanyaan: berapa kg nitrogennya? • Jwb: • 500 kg urea/100 kg urea X45 kg N = 225 kg N • Kalau 337,576 kg urea mengandung …. Kg N
• • • • • • • •
1ha =100 are 1 are = 100m2 1 ha = 10.000 m2 1 ha = 10.000.000kg 1ton = 1000 kg 1kg = 1000 g 1 g = 1000 mg 1liter = 1000 ml atau cc
Penempatan pupuk: Hal yang penting yang juga harus diperhatikan adalah penempatan pupuk yang tepat dan saat pemberian. Saat pemupukan tergantung pada kebutuhan dan fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sehingga perlu diberikan bertahap dan berulang. Cara penempatan pupuk: - penebaran terserak di permukaan tanah, - secara tugal atau larikan di sisi samping tanaman, - diberikan secara sebar pada saat pengolahan tanah (pembajakan), secara merata di aduk pada tanah sebelum penanaman, atau diberikan pada lubang-lugang tanam sebelum penanaman dilakukan.
Dosis pemupukan sangat tergantung pada kebutuhan dan tingkat kesuburan tanah. Melalui analisis tanah dapat diketahui tingkat kesuburan tanah, jenis pupuk yang perlu diberikan, dan tingkat kebutuhan (dosiss) hara/pupuk bagi lahan tersebut, disesuaikan dengan jenis tanaman. Analisis tanah dapat dilakukan di Laboratorium Analisis Tanah (Unud, atau di tempat lain).
5. Proteksi Tanaman Pengganggu tanaman (pest) dapat berupa: • patogen (fungi, bakteri, virus, nematoda) • predator (serangga, ulat, babi hutan, tikus, burung, dll) • gulma (tumbuhan pengganggu, rumput, alangalang, dll) Tindakan proteksi tanaman yang paling baik adalah pencegahan (preventif). Pencegahan bertujuan menahan, dan mencegah kerusakan. Tetapi bila kelewatan yang terpaksa dilakukan penyembuhan (kuratif)
• Hama dan penyakit dikendalikan dengan menjaga kebersihan kebun, • pengaturan naungan, • Pemangkasan bagi tanaman yang terserang agar tidak menyebar • Semprot sekujur tanaman dg pestisida botani dan pestisida biologi
Cara pengendalian: cara teknik budidaya : • membuang bagian tanaman atau tanaman atau benih yang sakit atau terserang, membuang sisa-sisa tanaman yang dapat merupakan biakan pengganggu. Juga dengan melakukan rotasi tanaman untuk memutuskan siklus pengganggu. cara fisik : • memasang barier/penghalang, perangkap terutama pada pengganggu besar seperti serangga, tikus, babi hutan, burung, dll. Tetapi sangat sulit bagi pengganggu mikroorganisme. Namun dengan cara pemanasan (air panas, udara panas) pada patogen-patogen yang menular melalui biji/benih. Menarik, mencabut dan memotong gulma juga merupakan cara fisik. Pembklaran atau pemberian mulsa juga dapat dilakukan untuk mengendalikan gulma.
cara kimia : • menggunakan bahan kimia atau racun bagi pengganggu (pestisida). Termasuk pula penggunaan bahan kimia yang walaupun tidak meracuni pengganggu tetapi menyebabkan pengganggu tidak tertarik untuk memakan tanaman karena bau, rasa dan sifat fisik lainnya. Jenis pestisida yang digunakan tergantung jenis pengganggu (seperti insektisida, fungisida, herbisida, herbisida, bakterisida, dll). Keefektifan bahan kimia sangat tergantung pada saat pemberian, artinya dilakukan pada saat kondisi pengganggu lemah (misalanya pada saat spora berkecambah, benih guma baru tumbuh, tahap larva muda dari serangga). Ada pula diberikan sebelum pengganggu hadir, untuk jaga-jaga, terutama bagi patogen dan serangga). cara biologik : • dengan cara memanipulasi faktor-faktor biologi, misalnya dengan mengkompetisikan secara alami antara oraganisme, menggunakan tanaman yang resisten atau toleran terhadap pengganggu.
Tikus sering merusak tanaman padi. Pada sistem organik tikus juga dikendalikan dengan pestisida alami / organik. Pestisida organik untuk mengusir tikus dapat dibuat sendiri oleh petani seperti membuat larutan kembang bintang plus, tetapi ditambahkan dengan JENGKOL. Untuk mengusir tikus, pada larutan kembang bintang plus tambahkan rebusan jengkol 1 liter (500 g jengkol dicacah dan direbus dalam 5 liter air). Semprotkan pada pangkal batang padi, pada tanaman padi dekat pematang, juga pada tanaman padi yang sudah terserang agar tikus tidak datang. BASANG BE, 10/10/10
Walangsangit merupakan hama tanaman padi pada saat berbunga dan fase pengisian gabah. Pada sistem organik walangsangit juga dikendalikan dengan pestisida alami / organik. Pestisida organik untuk mengusir walangsangit dapat menggunakan larutan asap cair. Asap cair selama ini terbuat dari hasil pencairan asap dari proses pembuatan arang. Untuk mengusir walangsangit, masukkan 500 cc asap cair pada tangki penyemprotan volume 14 liter. Semprotakan pada tanaman saat berbunga dan pada fase pengisian jika tampak ada hama walangsangit. BASANG BE, 10/10/10