TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN BAHAN KULIAH DASAR-DASAR AGRONOMI
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN IPB 2013
LINGKUP BAHASAN DAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS • Lingkup – Mempelajari teknologi budidaya tanaman, mulai dari persiapan lahan, penanaman, sampai dengan pasca panen
• TIK – Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan budidaya tanaman – Mahasiswa dapat menjelaskan pengorganisasian budidaya tanaman – Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan sarana produksi tanaman 2
RELEVANSI DENGAN BAB LAIN • Bab ini merupakan aplikasi dari bab terdahulu • Bab ini menjadi dasar bagi teknik budidaya komoditi yang akan diajarkan di level selanjutnya • Dijelaskan modifikasi lingkungan apa saja untuk membuat kondisi nyaman bagi pertumbuhan tanaman
3
TEKNIK BUDIDAYA • Segala usaha untuk memodifikasi lingkungan tumbuh, sehingga cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian sehingga dicapai hasil maksimum serta berkelanjutan • Modifikasi lingkungan didasarkan pada faktor yang menjadi pembatas – Keadaan pencahayaan, kelembaban udara, curah hujan, dan kelembaban tanah – Kesuburan tanah : fisik, kimia, dan biologi – Keadaan suhu : tanah dan udara 4
Perwilayahan Komoditi oleh Junghuhn PANDUAN BUDIDAYA Terobosan besar Junghuhn adalah klasifikasi jenis tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat dan suhu udara. Hasil kajian bertahun-tahun ini kemudian menjadi patokan budidaya tanaman oleh pemerintah kolonial. Klasifikasi Junghuhn bahkan masih berlaku hingga hari ini, walaupun suhu rata-rata kini meningkat seiring pemanasan global. Lebih dari 2.000 m dpl, wilayah dingin; suhu 11.1-6.2 0C. Pohom pakis sporadis tidak ada tanaman budidaya 1.500-2.500 m dpl, wilayah sejuk; suhu 17.1-11.1 0C. Kopi, teh, kina, sayur-sayuran, umbi-umbian, lumut, anggrek, cemara 600-2.500 m dpl, wilayah sedang; suhu 22-17.1 0C. Padi, tembakau, teh, kakao, kina, sayur-sayuran, kopi, rasamala, hutan 0-600 m dpl, wilayah panas; suhu 26.3-22 0C. Padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, kakao, hutan rimba dan pesisir, ilalang, akasia, jati, mangrove
5
RANTAI dan FAKTOR PRODUKSI Tanah Kesesuaian Lahan
Penangkaran
Varietas Unggul
Iklim
Benih Unggul
Teknik Budidaya
Panen dan Pascapanen
Produk Primer
Pupuk dan Agrokimia lainnya
6
TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN • • • • • • • •
Persiapan lahan/media tanam Persiapan bahan tanam Penanaman Pemupukan Pengairan Pemeliharaan Pengendalian organisme pengganggu tanaman Panen dan pasca panen 7
PENGOLAHAN TANAH (TILLAGE) • Pengolahan tanah adalah tindakan persiapan lahan untuk menyiapkan penanaman • Tujuan pengolahan tanah Memperbaiki aerasi dan drainase Mencampur bahan organik dengan tanah Mengendalikan gulma Mengurangi erosi tanah Menyiapkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman – Mengendalikan serangan hama dan penyakit – – – – –
8
Jenis pekerjaan • Dipengaruhi oleh tipe tanah (tanah berat diolah lebih dalam dibanding yang ringan, sistem double diging), dan jenis tanaman yang akan diusahakan – Tahapan pengolahan tanah • Pengolahan tanah pertama (bajak) • Pengolahan tanah kedua (garu) • Pembuatan seedbeds masing-masing pekerjaan dapat dilakukan
sekali, dua kali bahkan sampai ada yang tiga kali, bergantung kondisi lahan
9
• Membajak (plowing) : prinsipnya membelah tanah dan membaliknya, agar biji gulma dan residu tanaman tertimbun; lapisan bawah tersinari matahari (proses oksidasi). Bajak dapat berbentuk singkal atau piring (disk plow) • Menggaru (harrowing) : dengan garu (harrow), (Pada mesin ada yang berbentuk piringan atau disebut disk-harrow) : prinsipnya memecah bongkah tanah menjadi lebih halus, meratakan permukaan tanah, membasmi gulma dan memperbaiki granulasi tanah • Pembuatan seedbeds bertujuan untuk mempermudah penanaman dan merangsang perkecambahan
10
• Contoh pengolahan tanah intensif : – – – –
Membajak ke-1 Menggaru ke-1 Membajak ke-2 Menggaru ke-2
• Contoh paling sedikit : – Membajak ke-1 – Menggaru ke-1
• Akhir-akhir ini dianjurkan minimum tillage, agar erosi terkendalikan. Sebagai gantinya, pengendalian gulma dilakukan secara kimiawi dengan herbisida. Setelah gulma mati, bekas lubang akar-akarnya dapat terisi udara (aerasi). Jadi tanpa merusak (merubah) keadaan tanah, dua tujuan tercapai sekaligus.
11
Jenis Pengolahan Tanah
12
PEMBENAH TANAH (AMELIORAN ) Pada tanah bermasalah (masam, alkalin, salin, tanah berat dengan kandungan liat tinggi) atau tanah yang banyak berpasir sambil melakukan pengolahan tanah dilakukan tindakan pembenahan tanah dengan : – Kapur pertanian (kaptan) – Pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, kompos) – Pembenah tanah berisi mikro-organisme : mikoriza dan dekomposan tanah, penambat nitrogen simbiose atau non simbiose 13
PENYIAPAN BAHAN TANAM • Pemilihan varietas unggul • Benih unggul : mengacu pada varietas unggul dan benih bermutu • Pembibitan – Seleksi benih – Pesemaian – Pembibitan
• Kebutuhan benih, dipengaruhi oleh
Populasi tanaman Daya kecambah Jumlah yang harus disulam Ukuran benih (benih kecil jumlah per satuan bobot lebih banyak, indeks biji) – Tujuan penanaman (misal jagung untuk pakan ternak; atau untuk jagung pipil; atau untuk jagung muda populasi optimum berbeda) – – – –
14
Bahan Tanaman
15
CONTOH VARIETAS UNGGUL BEBERAPA JENIS TANAMAN • • • • • • • • • • • • •
Padi sawah Padi gogo Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Tomat Cabe Kubis Tebu Teh Karet Ubi jalar
: : : : : : : : : : : : :
IR 64, Ciherang, Way Apoburu Jatiluhur, Gajah Mungkur, Singkarak Bisma, Arjuna, CPI, Pioneer Wilis, Galunggung, Slamet Kidang, Gajah, Anoa, Panther Merak, Betet, Walet Intan, Precious, Ratna, Gondol Lembang TIT Super Rotan Osena, Bonet PS 851, PS 862, PS 864 TRI 2025, Gmb 1 s.d. Gmb 11 PR 260, PB 261 Cangkuang, Cilembu, Shiroyutaka, Borobudur, Prambanan, Salosa, Patiki, Sawentar
16
PENANAMAN • Faktor penting yang harus diperhatikan – Waktu tanam
– Pola tanam – Jarak tanam – Arah barisan/bedengan/guludan – Sistem kontur/teras
17
Waktu Tanam Ditentukan antara lain oleh • Ketersediaan air – Penyebaran hujan – Sumber air
• Potensi terjadinya serangan hama dan penyakit – Misalnya penanaman palawija setelah padi banyak gagal karena diserang tikus
• Permintaan pasar : untuk mengejar pasar kadang dilakukan penanaman di luar musim (off season) 18
Contoh daerah dengan curah hujan merata sepanjang tahun (a) dan pola musim kering nyata (b)
(a)
Curah hujan (mm/bulan)
350 300 200 150 100 50 0
Curah hujan (mm/bulan)
300
(b)
Penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun
250
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
250
Penanaman harus direncanakan dengan baik
200 150 100 50 0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des 19
Pola Tanam [1] • Pola tanam adalah pengorganisasian pertanaman pada satu bidang lahan dalam satu satuan waktu • Pola tanam : rotasi tanaman, tumpanggilir, tanaman campuran, tumpangsari, dan tanaman sela – Rotasi tanaman (crops rotation) • Contoh : padi-jagung-kedelai
– Tumpanggilir (sequential planting)
• Contoh : walik jerami (kedelai ditanam sebelum padi panen)
– Tanaman campuran (mixed cropping) • Sesama tanaman semusim (2 tan atau lebih) – Tumpangsari (intercropping) jarak tanam teratur
• Tahunan dengan semusim
– Budidaya lorong (alley cropping) 20
Pola Tanam [2] • Tanaman Semusim – Klasifikasi iklim menurut Oldeman digunakan untuk menentukan pola tanam tanaman semusim di Indonesia – Menurut Oldeman digolongkan bulan basah, jika jumlah curah hujan > 200 mm/bulan, digolongkan bulan kering jika < 100 mm/bulan, 100-200 mm/bulan masuk bulan lembab
21
Pola Tanam [3] • Tanaman tahunan – Klasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson digunakan untuk menentukan pola tanam tanaman tahunan di Indonesia – Menurut Schmidth-Ferguson digolongkan bulan basah, jika jumlah curah hujan lebih besar dari 100 mm/bulan, dan digolongkan bulan kering (BK) jika kurang dari 60 mm/bulan – Pengelompokkan menurut Schmidth-Ferguson didasarkan ratio antara jumlah bulan kering dan bulan basah nilai Q.
22
Klasifikasi Iklim Menurut Schmidth-Ferguson Tipe Iklim A. (Sangat Basah) B. (Basah) C. (Agak Basah) D. (Sedang) E. (Agak Kering) F. (Kering) G. (Sangat Kering) H. (Luar Biasa Kering)
Kriteria 0 < Q < 0.143 0.143 < Q < 0.333 0.333 < Q < 0.600 0.600 < Q < 1.000 1.000 < Q < 1.670 1.670 < Q < 3.000 3.000 < Q < 7.000 Q > 7.000
23
JARAK TANAM • • • •
Menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh Mempermudah tindakan budidaya lainnya Tingkat dan jenis teknologi yang digunakan Ditentukan oleh : – – – – –
Jenis tanaman Kesuburan tanah Kelembaban tanah Tujuan pengusahaan Teknologi yang digunakan (manual, mesin)
– – – –
Baris tunggal (single row) Baris rangkap (double row) Bujur sangkar (on the square) Sama segala penjuru (equidistant), atau hexagonal
• Pengaturan jarak tanam
24
Segi empat
Jarak tanam ganda
Sama segala penjuru
Empat persegi
25
Contoh pengaturan jarak tanam A = baris tunggal, B = baris ganda A
30 cm
75 cm
B
60 cm
30 cm
60 cm
26
SINGLE ROW
LEGOWO 4
DOUBLE ROW
SORJAN
27
Perhitungan populasi Rumus dasar Populasi
luas lahan
=
Segi empat
luas areal yang ditempati satu individu luas lahan
=
Sama segala arah
jarak dlm baris x jarak antar baris luas lahan
= alas x tinggi
28
Single dan double row 25 cm 50 cm
20 cm
Populasi =
10.000 = 80.000 0,25x0,50
50 cm
25 cm
10.000 Populasi = ( ) x 2 = 125.000 0,25x0,70 70 cm 29
Segiempat dan equidistance 10 m 10 m
10.000 Populasi = = 100 10 x 10
10 m
T
10.000 Populasi = = 116 10 x 8,66
10 m
30
Hasil umbi (MT/ha)
58
54
50
45
0
10
20
30
40
Jarak antar tanaman dalam baris (cm)
50
60
Hasil panen bit gula dengan meningkatkan jarak dalam barisan dari 5 ke 15 cm kenaikan sangat mencolok; namun bila jarak naik di atas 20 cm, hasil merosot
31
PEMUPUKAN • Pupuk adalah semua bahan ditambahkan ke dalam tanah atau ke tanaman untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman • Penggolongan pupuk
– Asal : organik dan anorganik – Jenis unsur yang dikandung : pupuk N, pupuk P, pupuk K, dll – Jumlah jenis unsur yang dikandung : tunggal dan majemuk – Kandungan (analisis) : tinggi dan rendah – Bentuk : granuler (butiran), tablet, cair, gas – Sifat reaksi pupuk : asam, netral, basa, slow realease – Cara pemberian : soil application, foliar spray, fertigasi
32
PEMUPUKAN • Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan daya dukung lahan • Penentuan dosis pupuk dilakukan dengan dasar analisis tanah dan jaringan tanaman (biasanya daun) • Efisiensi pemupukan – Efisiensi serapan : ratio antara unsur hara dari pupuk yang diserap tanaman dengan pupuk yang diberikan – Efisiensi : Ratio antara hasil tanaman dengan pupuk yang diberikan (berapa besar peningkatan hasil tiap penambahan satu satuan pupuk)
33
Memupuk
34
Perhitungan kebutuhan pupuk 100 Rumus = ------------------------------- x Dosis rekomendasi % kandungan hara pupuk
• Contoh perhitungan pupuk tunggal
– Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha : • 135 kg N • 36 kg P2O5 • 60 kg K2O – Kandungan unsur hara : • Urea = 45% • SP-36 = 36 % P2O5 • KCl = 60 % K2O – Kebutuhan pupuk • Urea = 100/45 x 135 kg = 300 kg • SP-36 = 100/36 x 36 kg = 100 kg • KCl = 100/60 x 60 kg = 100 kg 35
• Contoh perhitungan pupuk majemuk – Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha • 135 kg N • 30 kg P2O5 • 60 kg K2O • Pupuk tersedia : Pupuk Majemuk (15-15-15) – Langkah perhitungan : Karena kandungan unsur hara NPK dalam pupuk majemuk sama (15-15-15), pilihlah dosis rekomendasi yang terkecil untuk menghitung kebutuhan pupuk majemuk. Dalam hal ini adalah dosis P2O5 yaitu 30 kg/ha Kebutuhan ppk majemuk = 100/15 x 30 kg = 200 kg 36
Langkah selanjutnya : 1. Hitung kandungan unsur lain (N dan K) Unsur N = 15/100 x 200 kg = 30 kg Unsur K2O = 15/100 x 200 = 30 kg 2. Hitung kekurangan unsur hara dari dosis rekomendasi yang belum terpenuhi : Unsur N = 135 kg – 30 kg = 105 kg Unsur K2O = 60 kg – 30 kg = 30 kg 3. Hitung kekurangan pupuk dengan pupuk tunggal : N = 100/45 x 105 kg = 233 kg Urea K2O = 100/60 x 30 kg = 50 kg KCl
37
Pemupukan yang tepat [1] • Jenis : disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dengan kandungan unsur pupuk : – N : Urea – P : SP-36
• Dosis : jumlah yang dibutuhkan per satuan luas; untuk satuan waktu tertentu : – Seluruh hidupnya : untuk tanaman semusim – Setahun atau satu semester untuk tanaman tahunan – Atau per jumlah media tertentu (satu drum, satu pot dan lain sebagainya)
• Waktu pemberian : sekaligus atau terbagi/bertahap (split application) – Pupuk dasar – Pupuk susulan (sesuai tahapan)
38
Pemupukan yang tepat [2] • Cara pemberian
– Broad casting atau sebar dipermukaan tanah (bisa manual dengan tangan, bisa dengan traktor) – Band placement (alur) – Side dressing (di samping tanaman) – Top dressing (di tebar pada saat sudah ada tanaman); sebagian pupuk dapat terkena pucuk tanaman
– Cara tugal :
• Untuk memisahkan jenis pupuk yang tidak boleh dicampur • Untuk mengefisienkan cara melingkar, bila tenaga kerja kurang 39
CARA ALUR (BAND PLACEMENT)
CARA MELINGKAR (SIDE DRESSING)
ALUR PUPUK
ALUR PUPUK
TOP DRESSING
40
Kenaikan Penjualan
Hubungan antara Pemupukan N dengan Populasi Tanaman
Populasi Rendah
Biaya Pupuk Kenaikan Dosis N/ha
Profit maksimum bagi kedua populasi diperoleh pada dosis pupuk N yang berbeda
41
PENGAIRAN • Batasan : memberikan air (irigasi) dengan jumlah yang cukup, mutu yang baik, dan membuang kelebihan air (drainase) pada waktu yang tepat • Tanggap tanaman terhadap kekeringan dan kelebihan air berbeda, tergantung sifat – Transpirasinya – Ketahanan akar terhadap tekanan osmotik atau pf air
42
PENGELOLAAN AIR • Sumber air untuk irigasi – Air permukaan – Air tanah
• Golongan irigasi – Irigasi teknis • Bangunan yang dibuat terencana dan permanen dan memiliki banguan ukur (masuk dan keluar)
– Setengah teknis • Saluran permanen tetapi tidak ada bangunan ukur
– Irigasi Pedesaan • Saluran tidak permanen dan tidak ada bangunan ukur
– Rainfed atau tadah hujan tergantung air hujan, tidak ada bangunan irigasi
• Bangunan Irigasi – Waduk, bendung, embung, sumur artesis – Saluran primer, sekunder, tersier, dan saluran pembuangan 43
Cara pemberian air • Suatu tindakan penambahan air untuk tanaman – Irigasi permukaan (leb), lewat saluran irigasi di antara barissan tanaman atau bedengan – Irigasi tetes (drip irigation) – Irigasi penyiraman • Individu (gayung) • Curah (sprinkler)
– Irigasi bawah permukaan (sub surface irigation) – Irigasi yang diintegrasikan dengan pemupukan (fertigasi)
• Saat pemberian air harus memperhatikan status air tanah dan fase pertumbuhan 44
• Organisasi pengelolaan air – Dari bendung/waduk sampai saluran sekunder diatur oleh Pemerintah (PU) termasuk pemeliharaan – Dari saluran tersier sampai saluran petak lahan petani diatur oleh P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) – Golongan air irigasi dibagi berdasarkan jadual masuknya air ke dalam suatu hamparan sawah (Golongan I, II, III, dan IV). Masingmasing golongan berjarak 2 minggu 45
Teknik Pemberian Air di Lapangan • Sprinkler
• Penggenangan
46
PEMELIHARAAN • Pembumbunan – Bertujuan untuk menutup akar, memperkuat batang, dan menghindari genangan air
• Pemangkasan – Dilakukan pada tanaman tahunan dengan tujuan • Untuk mengatur bentuk pohon • Membuang cabang yang tidak berguna • Merangsang pembungaan
– Jenis pemangkasan • Pangkas bentuk • Pangkas produksi • Pangkas pemeliharaan 47
PROTEKSI TANAMAN • Tindakan untuk melindungi tanaman dari gangguan organisme lain (hama, patogen, gulma) • Kerugian oleh OPT : – – – –
Mempersulit tindakan pemeliharaan Pengurangan jumlah Mengurangi mutu hasil Memperlambat saat panen
• Pendekatan dasar :
– Membuat organisme pengganggu tidak berkembang atau mencegah munculnya pengganggu agar selalu berada di bawah ambang ekonomi 48
Metode Pengendalian [1] • Teknik budidaya – Teknik budidaya yang baik : pengolahan tanah, pemupukan, pengaturan jarak tanam
• Fisik – Dengan api, rendam dengan air panas, naungan
• Mekanis – Memotong, mencincang, gropyokan
• Biologi – Menekan perkembangan biologinya dengan memutus daur hidup, melepas jantan mandul – Menanam tanaman kompetitor (gamal utk ilalang) – Untuk serangga menggunakan musuh alami 49
Metode Pengendalian [2] • Kimia – Menggunakan senyawa kimia : • Insektisida, fungisida, bakterisida, rodentisida, nematisida, dan akarisida • Menggunakan senyawa penarik (atractant) • Menggunakan senyawa berbau hormon • Menggunakan senyawa penolak (repellent) • Biorasional : contoh daun mimpa, selasih
• Menanam varietas yang tahan (Pemuliaan) – Dengan metode pemuliaan konvensional • Contoh : VUTW, tahan bulai
– Rekayasa genetik • Tanaman transgenik, contoh : Bt cotton, Bt corn 50
Konsep Pengendalian Secara Terpadu (PHT) • Pengendalian hama dengan menggunakan beberapa metode yang kompatibel, sehingga diperoleh hasil maksimum dan tetap pada tingkat produktivitas tinggi serta tidak mengganggu kelestarian lingkungan • Penggunaan bahan kimia sesedikit mungkin dan digunakan zat yang berspektrum sempit dan selektif agar hanya organisme sasaran yang mati • Digunakan konsentrasi yang tepat, agar tidak menimbulkan resistensi terhadap pestisida, atau resurgensi 51
Perhitungan Penggunaan Pestisida • Dosis : jumlah bahan yang digunakan untuk satu satuan objek – Contoh : kg/ha, liter/ha, gram/pohon
• Konsentrasi : perbandingan bahan aktif atau bahan yang akan dilarutkan terhadap pelarutnya. – Contoh : ml/liter, g/liter, ppm (part per million) 52
Contoh perhitungan : • Jika akan melakukan penyemprotan dengan volume semprot 400 liter per ha dengan konsentrasi 2 ml/liter, maka kebutuhan pestisida : – Pestisida = 400 x (2 ml/liter) = 800 ml
• Jika konsentrasi pestisida untuk penyemprotan 1 000 ppm maka dalam 1 liter air harus ditambahkan = 1 ml pestisida 53
PANEN Ruang Lingkup Kegiatan Panen • Penentuan waktu panen – – – –
Umur Ciri khusus, warna, kadar air Tujuan pemanfaatan hasil (segar atau kering) Taksasi produksi
• Panen harus dilakukan – – – – –
Tidak merusak hasil dan tanaman yang ditinggalkan Sesuai dengan peruntukan hasil Dengan alat yang tepat Saat yang tepat Cara yang tepat 54
PASCA PANEN • Pasca panen adalah seluruh kegiatan sejak saat panen hingga hasil panen dapat dikonsumsi • Penanganan pasca panen hasil pertanian dapat digolongkan dalam – Pasca panen primer : seluruh kegiatan sejak saat panen hingga bahan baku yang dapat disimpan atau untuk proses selanjutnya dan selama penanganan hanya terjadi perubahan fisik. – Pasca panen sekunder : penanganan hasil pertanian hingga dapat dikonsumsi atau disimpan yang biasanya melibatkan perubahan kimia bahan seperti dalam proses fermentasi dan vortifikasi. 55
Panen & Pasca Panen Buah
56
Panen & Pascapanen Tanaman Pangan
57
Tujuan Penanganan Pasca Panen • Menekan kehilangan hasil • Memperoleh hasil yang tinggi baik kuantitas maupun kualitas • Menyiapkan hasil agar sesuai untuk operasional mesin pengolahan • Mengatasi kesenjangan waktu dan jarak antara konsumen dan produsen hasil pertanian • Limbah pengolahan hasil pertanian dapat digunakan menjadi produk yang bernilai ekonomi
58
Ruang Lingkup Kegiatan Pasca Panen • • • • • •
Pembersihan, sortasi dan grading Pengeringan Penggilingan Pengemasan Penyimpanan Baku mutu
59
• Pembersihan, Sortasi, dan Grading – Pembersihan : memisahkan bahan hasil pertanian dari benda asing atau benda sejenis. – Sortasi dan grading : memilah bahan sejenis berdasarkan kriteria fisik (bentuk, ukuran, berat jenis, warna), kimia (kandungan nutrisi) dan biologi (cendawan dan bakteri) serta kriteria mutu tertentu yang dipersyaratkan dalam perdagangan.
• Pengeringan : – Menurunkan kadar air bahan sehingga bahan hasil pertanian aman untuk disimpan.
• Penggilingan : – Mengurangi ukuran bahan untuk kepentingan proses lebih lanjut atau mengurangi volume bahan untuk kepentingan pengangkutan. 60
• Pengemasan : – Mewadahi dan mengemas bahan sehingga aman dari gangguan lingkungan serta nyaman dalam transportasi dan transaksi.
• Penyimpanan : – Bentuk penundaan proses penanganan hasil pertanian tetapi bahan tidak mengalami penurunan kuantitas dan kualitas untuk proses dan penggunaan lebih lanjut.
• Baku mutu : – Standar-standar mutu hasil pertanian yang ditetapkan oleh suatu badan pemerintah atau lembaga perdagangan tertentu untuk menjaga kesepahaman nilai bahan (SNI, Codex). 61
Purwono Purwono puripb.blogspot.com
[email protected] 08129310195 08129310195
[email protected]
62