Chairani Hanum
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JILID 1 SMK
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i
i
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JILID 1
Untuk SMK Penulis utama : Chairani Hanum Ukuran buku
: 17,6 cm x 25 cm
CHAIRANI CHAIRANI HANUM b
Budidaya Tanaman jilid 1 untuk SMK /oleh Chairani Hanum Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. x. 170 hlm Daftar Pustaka : 171-190 ISBN : 978-979-060-055-3 ISBN : 978-979-060-056-0
Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 Diperbanyak oleh PT Macanan Jaya Cemerlang
ii
i
KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK
iii
iv
KATA PENGANTAR Buku Teknik Budidaya Tanaman ini disusun berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi. Buku ini berisikan materi pokok teknik budidaya tanaman dengan metode penyajiannya sesuai dengan indikator hasil belajar pada sekolah menengah kejuruan. Akhir dari buku ini mencoba teknik budidaya alternatif dengan menggunakan media tanam bukan tanah, sistem ini akan memberikan pilihan utama pada peningkatan mutu bahan pangan yang dihasilkan tanpa harus bergantung pada media tanam tanah semata. Pertanian organik yang digalakkan akhir-akhir ini merupakan solusi untuk memecahkan masalah peningkatan produksi pertanian disatu sisi dan pencemaran lingkungan disisi lainnya. Buku ini dirancang agar peserta didik yang membacanya dapat belajar sendiri tidak harus bergantung pada tatap muka di depan kelas. Pada awal setiap bab dimuat pendahuluan untuk dapat lebih memudahkan pemahaman terhadap isi dari bab tersebut. Ilustrasi dan gambar yang digunakan dalam buku ini juga diharapkan dapat membantu siswa mempelajari dan mempraktekkan secara baik dan benar. Pada akhirnya keberhasilan proses relajar mengajar tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana yang canggih, akan tetapi dituntut untuk setiap peserta didik menekuni dan mencari tahu setiap permasalahan-permasalahan yang belum diketahui dari ilmu tersebut. Kepada editor dan Depdiknas beserta seluruh staffnya yang telah berupaya untuk menyempurnakan dan menerbitkan buku ini sehingga terbit dan layak baca, kami mengucapkan tarimakasih. Kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik untuk lebih menyempurnakan isi buku ini sehingga sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan manfaat dari ilmu tersebut
Penulis v
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ v Daftar Isi .................................................................................................................. vi
BAB 1. PENGERTIAN DAN LINGKUP TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN .............. 1 1.1. Pengertian........................................................................................... 1 1.2. Tindak budidaya tanaman................................................................... 2 1.3. Aspek dan lingkup teknik budidaya tanaman...................................... 4 1.4. Potensi sumber daya alam Indonesia................................................. 8 1.5. Peningkatan produktifitas…………………………………………………10 1.6. Rangkuman…………………………………………………………………11 1.7. Tugas………………………………………………………………………..13 BAB 2. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN .............................................. 15 2.1. Definisi pertumbuhan dan perkembangan ........................................ 15 2.2. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan .................................. 15 2.3. Perkecambahan benih ...................................................................... 19 2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.............................. 20 2.5. Pengukuran pertumbuhan................................................................. 25 2.6. Rangkuman ...................................................................................... 26 2.7. Evaluasi............................................................................................. 27 BAB 3. FOTOSINTETIS DAN RESPIRASI ............................................................ 29 3.1. Definisi fotosintetis dan respirasi....................................................... 29 3.2. Fotosintetis pada tumbuhan.............................................................. 30 3.3. Daun dan kloroplast .......................................................................... 31 3.4. Lintasan pada fotosintetis ................................................................. 33 3.5. Fotosintetis pada alga dan bakteri .................................................... 36 3.6. Faktor-faktor yang menentukan fotosintetis ...................................... 36 vii
3.7. Penggunaan dan penyimpanan hasil fotosintetis.............................. 37 3.8. Rerpirasi dan faktor yang menentukan laju respirasi ........................ 38 3.9. Penemuan......................................................................................... 40 3.10, Rangkuman....................................................................................... 41 3.11. Soal ................................................................................................... 43 BAB 4. TRANSPOR AIR SERTA FOTOSINTETAT TANAMAN ........................... 49 4.1. Pengantar.......................................................................................... 49 4.2. Mekanisme pergerakan air................................................................ 51 4.3. Mekanisme tanaman mengambil air ................................................. 55 4.4. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata ............................. 58 4.5. Transpor fotosintetat memalui floem................................................. 61 4.6. Evaluasi............................................................................................. 64 BAB 5. HARA TANAMAN DAN TANAH SEBAGAI PENYEDIA HARA ............... 67 5.1. Hara Tanaman .................................................................................. 67 5.2. Tanah sebagai Penyedia Hara.......................................................... 90 5.3
Bahan organik tanah ......................................................................... 96
5.4
Evaluasi............................................................................................. 97
BAB 6. PUPUK DAN PENGELOLAAN PUPUK .................................................... 99 6.1. Pengenalan Pupuk............................................................................ 99 6.2. Pupuk buatan ..................................................................................103 6.3. Faktor yang mempengaruhi macam dan jumlah pupuk yang harus diberikan dalam tanah .................................................. 119 6.4. Metoda aplikasi penempatan pupuk ............................................... 122 6.5. Inspeksi dan pengendalian pupuk................................................... 124 6.6. Penyimpanan dan pengawasan mutu pupuk .................................. 126 6.7. Manajemen pupuk dan pemupukan................................................ 128 6.8. Evaluasi........................................................................................... 131 BAB 7 SUMBER AIR BAGI PERTANIAN (IRIGASI) .......................................... 133 7.1 viii
Pengertian Irigasi ............................................................................ 133
7.2. Air permukaan tanah....................................................................... 133 7.3
Air Tanah......................................................................................... 136
7.4. Daerah aliran sungai (DAS) ............................................................ 137 7.5. Sistem Pengambilan dan pemberian Pengairan bagi Lahan Pertanian ..................................................................... 139 7.6. Prinsip-prinsip dasar dalam pemilihan sistem Pertanian ................ 147 7.7. Sistem dan Bentuk-bentuk Jaringan Pengairan.............................. 153 7.8 Sitem Pengaliran Kelebihan Air ..................................................... 157 7.9. Ketepatgunaan pengairan untuk mencukupi kebutuhan air pada lahan pertanian ................................................................. 164
LAMPIRAN A. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN B. GLOSARIUM
ix
x
BAB I
PENGERTIAN DAN LINGKUP TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
1.1. Pengertian
makna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian
Keperluan akan bahan pangan senan-
tumbuh-tumbuhan yang diusahakan ma-
tiasa menjadi permasalahan yang tidak pu-
nusia, yang biasanya telah melampaui
tus-putusnya. Kekurangan pangan seolah
proses domestikasi.
olah sudah menjadi persoalan akrab de-
Teknik budidaya tanaman adalah pro-
ngan manusia. Kegiatan pertanian yang
ses menghasilkan bahan pangan serta
meliputi budaya bercocok tanam meru-
produk-produk agroindustri dengan me-
pakan kebudayaan manusia paling tua.
manfaatkan sumberdaya tumbuhan.
Sejalan dengan peningkatan per-
Cakupan obyek budidaya tanaman
adaban manusia, teknik budidaya tanam-
meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan
an juga berkembang menjadi berbagai
perkebunan.
sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai
Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan ob-
sistem yang canggih. Berbagai tek-
jek budidayanya:
nologi budidaya dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan.
Budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan
Istilah teknik budidaya tanaman ditu-
yang
diolah
secara
intensif.
runkan dari pengertian kata-kata teknik,
Kehutanan, dengan obyek tumbuhan
budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki
(biasanya pohon) dan diusahakan
arti pengetahuan atau kepandaian mem-
pada lahan yang setengah liar.
buat sesuatu, sedangkan budidaya ber-
1
Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu:
terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan
1. Selalu melibatkan barang dalam volu-
realia, terutama gandum, kurma dan po-
me besar 2. Proses produksinya
adanya budidaya tanaman biji-bijian (se-
memiliki risiko
long-polongan pada daerah tersebut.
yang relatif tinggi. Pada saat itu, 2000 tahun setelah Dua ciri khas ini muncul karena perta-
berakhirnya Zaman Es terakhir di era
nian melibatkan makhluk hidup dalam satu
Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai
atau beberapa tahapnya dan memerlukan
hutan dan padang yang sangat cocok
ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu
bagi mulainya pertanian.
tertentu dalam proses produksi. Budidaya tanaman telah dikenal oleh Beberapa bentuk pertanian modern
masyarakat yang telah mencapai kebuda-
(misalnya budidaya alga, hidroponika yaan batu muda (neolitikum), perunggu telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini
dan megalitikum.
tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan
1.2. Tindak Budidaya Tanaman
terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan.
Kegiatan pertanian (budidaya tanam-
Teknik budidaya tanaman lalu meluas
an) merupakan salah satu kegiatan yang
ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat
paling awal dikenal peradaban manusia
itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gu-
dan mengubah total bentuk kebudayaan.
run) dan ke Timur (hingga Asia Timur dan
Para ahli prasejarah umumnya ber-
Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok
sepakat bahwa pertanian pertama kali
menunjukkan adanya budidaya jewawut
berkembang sekitar 12.000 tahun yang
(millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum
lalu dari kebudayaan di daerah “bulan sabit
Masehi.
yang subur” di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat
Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling
2
tidak pada saat 3000 tahun SM dan
budidaya. Tindak awal dari dimulainya
Jepang serta Korea sejak 1000 tahun
teknik budidaya dimulai dengan mene-
SM. Sementara itu, masyarakat benua
tapnya seorang peladang menempati
Amerika mengembangkan tanaman dan
suatu areal pertanaman tertentu.
hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.
Teknik budidaya yang sudah maju ditandai oleh adanya:
Budidaya sayur-sayuran dan buahbuahan juga dikenal manusia telah lama.
1. Lapang produksi
Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM)
2. Pengelolaan yang berencana
dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah
3. Memiliki
minat
untuk
mencapai
mengenal baik budidaya anggur dan
produksi maksimum dengan menerap-
zaitun.
kan berbagai ilmu dan teknologi.
Teknik budidaya tanaman pada zaman dahulu tidak dikelompokkan
ke-
Tingkatan teknik budidaya tanaman berjenjang dari yang paling sederhana
dalam teknik budidaya, karena pada saat
sampai yang maju/canggih. Nilai ke-
itu belum melakukan tindak budidaya
giatan budidaya
tanaman, karena sifatnya masih meng-
pada tingkat ketiga dari teknik budidaya.
tersebut
tergantung
umpulkan dan mencari bahan pangan. Tingkatan tindak budidaya tanaman Suatu kegiatan dimasukkan kedalam
dicerminkan juga oleh tingkatan pengelo-
tindak budidaya dikatakan apabila telah
laan lapang produksi. Pengelolaan yang
melakukan 3 hal pokok yaitu;
paling sederhana sampai pengelolaan
1. Melakukan pengolahan tanah
yang paling maju, yaitu teknik budidaya
2. Pemeliharaan untuk mencapai pro-
yang telah melakukan pengelolaan terha-
duksi maksimum 3. Tidak berpindah-pindah
dap unsur iklim, air, tanah dan udara. Pada kelompok ini pelaku budidaya telah dapat mengestimasi produksi maksimumnya dan
Pada umumnya kegiatan budidaya
panen yang tepat waktu. Sebagaimana
tanaman terkait dengan tingkat pengeta-
diketahui ketepatan saat panen sangat
huan manusia pada masa itu. Relevansi
menentukan nilau jual suatu produk. Inten-
dari peradaban tersebut terwujud pada
sifikasi dalam pengelolaan lapang produksi
kesadaran untuk melaksanakan tindak
diikui juga oleh meningkatnya sarana agronomi baik bahan atau jasa.
3
tetapi juga harus memperbaiki metoda
1.3. Aspek dan Lingkup Teknik Budidaya Tanaman
atau teknik budidayanya serta mengusahakan cara bertanam yang benar.
1.3.1. Aspek budidaya
Pemulia tanaman terus berupaya untuk menghasilkan berbagai modifikasi
Aspek budidaya meliputi tiga aspek pokok, yaitu:
keunggulannya guna mencapai peningkatan kebutuhan manusia.
1. Aspek pemuliaan tanaman 2. Aspek fisiologi tanaman
Aspek fisiologis dalam teknik budida-
3. Aspek ekologi tanaman
ya tanaman mencakup segenap kelakuan tanaman dari taraf benih sampai taraf
Ketiga aspek ini merupakan suatu
panen.
gugus ilmu tanaman (crop science) yang langsung berperan terhadap budidaya
Ekologi tanaman merupakan seluruh
tanaman dan sekali gus terlihat pada
faktor di luar tanaman utama (baik biotik
produksi tanaman.
maupun abiotik) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Hasil pemuliaan tanaman, berupa varietas yang memiliki berbagai sifat ung-
1.3.2. Lingkup budidaya tanaman
gul. Akan tetapi sifat unggul ini hanya akan muncul bila teknik budidaya yang dilaku-
Lingkup dari budidaya tanaman ter-
kan sesuai dengan sifat yang diinginkan
diri dari bidang ilmu:
varietas unggul tersebut. Dengan kata lain
1. Pemuliaan tanaman
keberhasilan dalam penggunaan varietas
2. Teknologi benih
unggul sangat tergantung pada bagaimana
3. Pengolahan
pelaku budidaya telah melakukan tindak
4. Teknik budidaya
budidayanya secara benar.
5. Pengendalian hama, penyakit dan gulma
Peningkatan produksi pangan tidak hanya penemuan
mengandalkan varietas
6. Pemanenan
penemuanbaru
yang
Seluruh lingkup budidaya tanaman
mempunyai kelabihan-kelebihan tertentu,
berada dalam konteks yang padu. Satu sama lain dan mempunyai hubungan timbal balik yang erat.
4
Kegiatan budidaya tanaman itu sendiri mengandung 3 faktor utama yaitu:
nya dan iklim atau cuaca dan lingkungan biotik berupa makhluk hidup lainnya.
a. Tanaman
Tanah atau medium/substrat meru-
b. Lingkungan tumbuh atau lapang
pakan pemasok hara dan air yang di-
produksi dan teknik budidaya atau
perlukan tanaman selain sebagai tempat
pengelolaan.
hidup komponen biotik, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.
c. Produk tanaman Tanaman pertanian adalah tumbuh-
Iklim terdiri dari unsur-unsur seperti
tumbuhan yang dikelola manusia pada ba-
udara, angin, suhu, kelembaban udara,
tas tingkat tertentu. Jumlah spesies yang
cahaya matahari, dan hujan.
termasuk kedalam tanaman pertanian ini cukup banyak mencapai 20.000 spesies
Lingkungan biotik meliputi hama,
lebih. Meningkatnya peradaban dan ke-
penyakit dan gulma yang merugikan dan
budayaan manusia serta pemenuhan ke-
makhluk lainnya yang menguntungkan
butuhan pangan, sandang dan papan akan
tanaman.
menambah jumlah spesies yang termasuk ke dalam tanaman pertanian.
Lingkungan tumbuh yang baik memungkinkan produksi tanaman yang
Tanaman mengalami dua tahap per-
baik juga. Tanaman dengan lingkungan
kembangan yaitu tahap perkembangan
tumbuhnya saling berinteraksi dan mem-
vegetatif dan reproduktif. Tahap perkem-
pengaruhi satu sama lain.
bangan vegetatif meliputi perkecambahan benih, pemunculan dan pertumbuhan bibit dan
menjadi
Sedangkan
tanaman tahap
dewasa.
perkembangan
reproduktif meliputi pembentukan bunga, pembentukan,
pemasakan
1.3.3. Produk budidaya tanaman Produktanamandapatdikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
dan
pematangan biji.
1. Produk dari teknik budidaya yang dapat digunakan langsung
Lingkungan tumbuh tanaman dapat
2. Benih atau bibit yang merupakan
digolongkan ke dalam lingkungan abiotik
produk pertanian untuk memperta-
berupa tanah atau medium/substrat lain-
hankan kelangsungan budidaya .
5
Kedua produk tanaman ini memiliki prinsip yang berbeda dalam pengelolaannya. Pengelolaan untuk
menghasilkan
benih/bibit mencakup dua prinsip yaitu: a. Prinsip genetis, dalam prinsip ini teknik budidaya diarahkan untuk menghasilkan benih/bibit yang bermutu genetik tinggi yakni; murni genetik, jelas varietas, atau benar tipe. b. Prinsip agronomis, prinsip ini mengarahkan teknik budidaya untuk menghasilkan benih bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi, selain hasilnya juga tinggi. Sebagai ilustrasi bagaimana produk tanaman pertanian di dunia sampai pada tahun 2002 dapat dilihat pada Gambar 1. Pada Gambar 1 berikut ini dapat dilihat walaupun spesies yang dimanfaatkan manusia di dunia ini mencapai 20.000 spesies, akan tetapi produk terbesar diperoleh ada tanaman bahan pangan seperti kentang.
6
gandum,
padi,
jagung
dan
Gambar 1. Produksi tahunan beberapa tanaman pertanian di dunia
7
Peningkatan kebutuhan akan bahan pangan, sandang, dan pangan pada jenis tertentu
akan
menghasilkan
1.4. Potensi sumber daya alam Indonesia.
temuan
varietas baru yang unggul hanya pada
Indonesia secara alamiah adalah
jenis yang diminati saja, sedangkan pada
negara pertanian dengan budaya perta-
jenis lainnya relatif lebih lambat.
nian yang kuat. Bertani, beternak, berburu ikan dilaut adalah keahlian turun-
Gambar
memperlihatkan
menurun yang sudah mendarah daging.
peningkatan produksi yang relatif lebih
Teknologi dasar ini sudah dikuasai sejak
cepat
jaman nenek moyang. Karena budaya
pada
1
juga
bahan
makanan
yang
berfungsi sebagai makanan pokok dunia
pertanian yang telah mendarah daging
diban- dingkan dengan jenis makanan
maka usaha pada sektor pertanian kita
lainnya.
sebenarnya dapat dipacu untuk berproduksi sebesar-besarnya.
Peningkatan dunia
sangat
bagaimana
produksi
pertanian
tergantung pelaku
pada
Luasnya lahan, cadangan air yang
pertanian
melimpah, dan potensi wilayah yang
melaksanakan teknik budidayanya.
tersedia mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang mendukung men-
Beberapa produk pertanian yang saat
jadi obsesi dalam menjadikan Indonesia
ini berhasil berkembang cukup berarti di
sebagai pemasok hasil pertanian unggu-
Indonesia antara lain :
lan di kemudian hari.
a. Tepung, beras, ubi kayu, jagung, gandum
daya yang tidak akan pernah habis, dan
b. Buah-buahan : jeruk, pisang, mangga, dll d. Kacang-kacangan:
kacang
nah, hutan, dan laut. tanah,
kedelai
f.
segar,
Manusia dengan akal dan budaya udang,
telur,
susu,
lokal daerah yang beraneka ragam akan
dairy produk
menghasilkan beragam teknologi budi-
Daging ayam, sapi, kerbau
daya yang unggul spesifik lokasi. Teknik
g. Makanan jadi, minuman h. Ternak, hasil peternakan, makanan ternak
8
akan tetap ada sepanjang usia alam itu sendiri yakni manusia,sinar matahari, ta-
c. Sayur-sayuran: kubis, kentang
e. Ikan
Indonesia memiliki potensi sumber-
budidaya yang berbasis pada keragaman
fertilitas tanah, yang berkaitan dengan jenis
cengkeh 4.590, 6 ha, jambu mete
tanaman yang sesuai dengan kondisi se-
1.213,4 ha, kopi 196, 6 ha, pala 456,
tempat akan mengakibatkan keunggulan
8 ha, dan vanili 12,0 ha, dengan rata-
komparatif dari jumlah dan mutu pertanian
rata produktivitas yang diperoleh
yang dihasilkan.
dari komoditas perkebunan adalah: kelapa 1,2 t/ha/tahun, kakao 1,0
Biodiversitas tanaman dan hewan
t/ha/tahun, cengkeh 1,2 t/ha/tahun,
Indonesia yang dapat dimanfaatkan juga
jambu mete 0,8 t/ha/tahun, kopi 1,0 t/
relatif tinggi. Hal ini mengakibatkan mun-
ha/tahun, dan pala 0,9 t/ha/tahun.
culnya komoditas unggulan daerah yang potensial.
Laut Indonesia lebih kurangnya 70% belum dieksploitasi secara luas. Laut yang
Beberapa komoditas unggulan dae-
menyimpan kekayaan biodiversitas dan sumber gizi praktis masih belum tersentuh
rah misalnya: Aceh yang berpotensi untuk nilam
bahkan sebahagian besar belum terba-
dan tanaman hutan
yangkan. Disamping itu kita juga memiliki
Banten dengan komoditas unggulan
asset lain yang sangat potensial yaitu hu-
padi, palawija, sayuran dan buah-
tan tropis yang bertindak sebagai produsen
buahan
oksigen untuk kebutuhan umat manusia.
Sumatera Utara yang terkenal dengan tanaman perkebunannya seperti ke-
Sinar matahari sepanjang tahun me-
lapa sawit, karet dan tembakau deli.
nyebabkan kita tidak memerlukan rumah
Sumatera barat dengan padi dan
kaca yang mahal untuk mengembangkan
bengkuangnya
sektor pertaniannya. Sinar matahari yang
Sumatera Selatan
dengan
buah
memungkinkan terjadinya proses fotosin-
duku
tesa pada tanaman memungkinkan untuk
Jawa Barat dengan padi, hortikultura,
mengembangkan dan menghasilkan ko-
dan teh
moditas pertanian yang sangat besar.
Madura yang memiliki keunggulan dalam penghasil jagung
Rancang bangun revitalisasi sektor
Maluku (Studi kasus pada Kabupaten
pertanian saat ini berfokus pada penyia-
Buru seluas 511.619 ha) memiliki
pan rancang bangun untuk peningkatan
komoditas unggulan terdiri kelapa
produk pertanian secara kuantitas dan
9.250,2 ha, kakao 6.239, 5 ha,
kualitas.
9
Beberapa hal-hal yang harus di-
Oleh karenanya untuk mencapai cita-
rancang secara cermat dalam rancang
cita Indonesia sebagai negara agraris
bangun tersebut meliputi kondisi luas la-
yang unggul hendaknya diperhatikan hal-
han yang tersedia termasuk didalamnya
hal berikut:
jenisnya (sawah, lahan tadah hujan, dan lahan kering yang akan ditanami untuk
1.
Sistem pertanian yang disesuaikan
tanaman pangan), jenis komoditas (hor-
dengan kondisi biofisik daerah
tikultura, perkebunan, obat-obatan/ dan
2.
Sistem usaha agribisnis
industri)
3.
Teknik budidaya
4.
Perbaikan proses produksi
5.
Pemasaran produksi
serta pelaku tindak budidaya
(siapa petaninya). Untuk meningkatkan produktivitas yang diinginkan, kebutuhan pupuk dan
6. Peningkatan
dihitung dengan cermat dan dirancang
peningkatan
cara pengadaannya dengan teliti agar
masyarakat
pupuk/pestisida berkualitas baik sudah
profit
pada waktu yang tepat.
masyarakat
terhadap teknologi
pestisida untuk setiap pertanaman harus 7. Pendanaan
tersedia dengan jumlah yang dibutuhkan
akses
usahanya dan upaya pelanggan, mampu
sehingga
meningkatkan
8. Meningkatkan pengembangan produk dan memperbaiki kualitas
Pengadaan bibit/benih berkualitas baik dan diperlukan harus dirancang secara
1.5. Peningkatan produktivitas
tepat. Konservasi air melalui pemanenan air hujan harus dirancang secara baik dan
Perubahan ekonomi dan peningkatan
me- madai agar tak terjadi kehilangan air
pendapatan masyarakat tani
yang berlebihan, dan air tersebut dapat
yang lebih baik adalah salah satu tujuan
dipakai sebagai air irigasi pada musim
terpenting dari budidaya yang dilakukan.
kemarau berikutnya.
Peningkatan ekonomi itu harus dapat diwujudkan,
Desain/rancang
terutama
melalui
sistem
peningkatan produktivitas pertanian. Hal
pertanian berkelanjutan akan diterapkan di
ini sangat berkaitan dengan rancangan
setiap daerah dan harus disesuaikan
perbaikan teknik budidaya
dengan faktor biofisik daerah (site specific)
daerah
dan disusun sedemikian rupa sehingga
faktor
sistem pertanian berkelanjutan terwujud di
budaya, dan ekonomi setempat dengan
setiap daerah.
tujuan agar produktivitas
10
bangun
ke arah
di suatu
yang harus didasarkan pada biofisik
dan
keadaan
sosial,
pertaniannya
dapat
menjamin
Analisis
konseptual
pendapatan petani yang cukup tinggi
mengidentifikasi
untuk mendukung kehidupan yang layak.
pembatas produksi merupakan landasan
Dengan
demikian
penetapan
utama
dalam
seluruh
dalam faktor-faktor
meningkatkan
hasil
rancangan budidaya dan pemilihan jenis pertanian. komoditas yang akan diusahakan di suatu daerah harus dilakukan bersamasama antara
pemerintah,peneliti
1.6. Rangkuman
dan
masyarakat petani.
1. Teknik budidaya tanaman adalah
Di samping itu perlu di pertimbangkan
proses menghasilkan bahan pangan
jaminan terhadap kelestarian lingkungan
serta
hidup. Setiap buidaya tanaman yang
dengan memanfaatkan sumberdaya
dilakukan disamping dapat meningkatkan
tumbuhan.
produktivitas, juga harus dapat menekan/
produk-produk
2. Awal dimulainya
agroindustri
teknik
budidaya
mencegah penurunan kualitas lingkungan
ditandai
(environmental degradation) sehingga
seorang peladang menempati suatu
kenyamanan hidup masyarakat dapat
areal pertanaman tertentu.
terjaga secara lestari. yang
menetapnya
3. Budidaya tanaman memiliki dua ciri
Karena itu tujuan akhir dari segala upaya
dengan
dilakukan
pada
penting
yakni
selalu
melibatkan
setiap
barang dalam volume besar dan
usaha bertanam, apapun yang dilakukan
proses produksinya memiliki resiko
adalah untuk mendapatkan hasil yang
yang relatif tinggi.
setinggi mungkin baik dari segi kuantitas
4. Suatu kegiatan dimasukkan kedalam
maupun kualitas apakah itu berupa
tindak
bagian generatif atau vegetatif.
melakukan 3 hal pokok yaitu:
Pada kondisi yang kurang menguntungkan atau dalam upaya memperbaiki tingkat produktivitas suatu jenis tanaman, pengetahuan tanaman menyangkut
yang
itu
luas
sendiri
proses
mengenai khususnya
produksi
yang
1)
budidaya
apabila
telah
melakukan pengolahan tanah;
2) pememeliharaan untuk mencapai produksi maksimum; dan 3) tidak berpindah-pindah 5. Aspek budidaya meliputi tiga aspek pokok, yaitu:
diperlukan untuk menghasilkan produksi
1) aspek pemuliaan tanaman;
optimum mutlak diperlukan.
2) aspek fisiologi tanaman; dan 3) aspek ekologi tanaman
11
6.
Produk tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: produk
yang
dapat
digunakan
langsung dan benih atau bibit yang merupakan produk pertanian untuk mempertahankan
kelangsungan
budidaya . 7. Peningkatan dilakukan penemuan
produksi melalui
pangan penemuan-
varietas-varietas
baru
yang mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu, teknik
perbaikan
metoda
budidayanya
atau serta
mengusahakan cara bertanam yang benar.
12
6. Apa perbedaan mendasar sistem
1.7. Tugas
budidaya pertanian yang dilakukan 1. Jelaskan secara ringkas
pegertian
7. Apakah kita dapat menanam setiap
dari teknik budidaya tanaman. 2.
Perkembangan tanaman
teknik
tidak
budidaya
terjadi
pada lahan kering dan lahan sawah.
secara
jenis tanaman pada lokasi tertentu 8. Apa
yang
terjadi
apabila
kita
seketika, akan tetapi barlangsung
menggunakan pupuk dan pestisida
perlahan-lahan akan tetapi pasti.
secara berlebihan
Buatlah perkembangan pertanian ini
9. Dalam era otonomi daerah, maka
secara skematis (dimulai dari saat
setiap
penggunaan teknologi sederhana
membuat
sampai
unggulan,
modern)
tergambar
sehingga
jelas
bagaimana perkemba-
kabupaten road
map
ambillah
kota
telah
komoditas salah
satu
sampel 10. daerah kabupaten atau kota yang ada
ngannya. hubungan
di daerahmu dan tanyakan komoditas
kebudayaan
unggulan apa yang menjadi pilihan,
dengan peningkatan teknik budidaya
dan potensi produksinya pada tahun
tanaman
mendatang.
3. Menurut
kamu
antara
4. Amati
adakah
peningkatan
daerah
sekitarmu
(jikalau
11. Carilah
informasi
mengenai
ada pergilah ke kawasan pertanian)
keanekaragaman tanaman asli yang
amati bagaimana teknik budidaya
ada di Indonesia
yang telah dilakukan, apakah teknik yang dipergunakan sudah mencukupi syarat untuk mencapai hasil yang optimal 5. Buatlah tabel yang berisikan teknik budidaya yang digunakan pada padi sawah, jagung, mentimun, kedelai, sawi dan kelapa sawit. No 1 2 3 4 5 6
Jenis Padi Sawah .................. .................. .................. .................. ..................
Tehnik Budidaya ................................ ............................... ............................... ............................... ............................... ...............................
13
14
BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
2.1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
2.2. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai
peristiwa
Pertumbuhan pada makhluk hidup
perubahan
bersel banyak (multiselluler) ditandai den-
biologis yang terjadi pada makhluk hidup
gan pertambahan ukuran sel (sel bertam-
berupa perubahan ukuran yang bersifat
bah besar dan panjang) dan pertambahan
irreversible (tidak berubah kembali ke asal jumlah sel. atau tidak dapat balik).
Sedangkan
pertumbuhan
pada
makhluk ber sel satu (uniseluler) ditandai dengan penambahan ukuran sel. Adanya proses pertumbuhan ini dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Secara empiris pertumbuhan tanaman dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan = F (faktor Perkembangan adalah proses menuju pencapaian kedewasaan atau tingkat yang
pertumbuhan)
internal
X
faktor
pertumbuhan eksternal).
lebih sempurna pada makhluk hidup. Tanaman yang bertambah panjang di tempat gelap belum dapat dikatakan
15
tumbuh walaupun volumenya bertambah,
dari pembelahan sel, lalu diikuti oleh pem-
karena bobot kering sebenarnya menurun
besaran sel dan terakhir adalah di-fren-
akibat respirasi yang terus berlangsung,
siasi sel.
sedangkan fotosintesa tidak terjadi. Dalam keadaan normal pertumbuhan
Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi tertentu saja, yaitu pada jaringan
bukan saja pertambahan volume tetapi juga
meristem.
diikuti oleh pertambahan bobot kering.
Jaringan meristem adalah jaringan yang
Proses pertumbuhan tanaman terdiri
16
sel-selnya aktif membelah.
Gambar 2. Titik tumbuh pada ujung batang kedelai Mitosis terjadi pada daerah meristem dan untuk pembelahan ini Yang paling aktif
diperlukan karbohidrat dan protein dalam jumlah yang relatif besar.
dalam pembelahan sel ini adalah jaringan meristem ujung akar dan batang.
Pembelahan itu sendiri ada dua jenis yaitu meiosis dan mitosis. Kalau mitosis
Aktivitas meristem kedua bagian ini menyebabkan terjadinya pertumbuhan
pembelahan dari sel tubuh sedangkan meiosis pembelahan sel kelamin.
ke bawah dan ke atas yang disebut juga pertumbuhan primer.
Untuk kegiatan mitosis ini maka pengangkutan air, karbohidrat, protein dan
Sedangkan pertumbuhan ke samping yang dimotori oleh pembelahan sel-
zat-zat lain ke daerah meristem berjalan lancar.
sel pada kambium disebut pertumbuhan sekunder.
Setelah pembelahan sel, akan terjadi pembesaran sel. Seperti pada pembelah-
Proses pertumbuhan ini terjadi karena adanya pembelahan mitosis, yaitu
an sel, pembesaran sel juga terjadi pada jaringan meristem.
pembelahan sel-sel tubuh.
17
Urutan terakhir dari proses pertum-
dapat balik (irreversibel). Sedangkan per-
diferensiasi.
kembangan mencakup proses diferensiasi,
Pertumbuhan merupakan salah satu ciri
dan ditunjukkan oleh perubahan-peruba-
makhluk hidup.
han yang lebih tinggi, menyangkut spesial-
buhan tanaman disebut
isasi secara anatomi dan fisiologi. Tumbuhan tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu zigot menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang, dan daun. Pertumbuhan merupakan hasil in-
Diferensiasi merupakan salah satu proses penting dalam budidaya tanaman. Akan tetapi perubahan dari sel sederhana ke organisme ber sel banyak yang kompleks, belum dapat dipahami secara sempurna.
teraksi antara faktor dalam dan luar.
Mekanisme diferensiasi tanaman men-
Pertumbuhan merupakan proses yang
jadi sel yang kompleks tidaklah jelas. Akan
irreversibel artinya tidak dapat balik
tetapi faktor-faktor penting yang mempengaruhi diferensiasi jaringan sudah banyak
Perubahan dari kecil menjadi dewasa
di teliti. Sebagai hasil dari penelitian terse-
pada kedelai misalnya merupakan akibat
but dikatakan beberapa faktor seperti hara
dari proses pertumbuhan dan perkem-
dan hormon tumbuh merupakan faktor
bangan.
yang memegang peranan penting dalam
Berbeda dengan pertumbuhan, pro-
diferensiasi tanaman.
ses perkembangan ini tidak dapat diukur
Pertumbuhan yang terjadi pada tum-
sehingga tidak dapat dinyatakan secara
buhan dibagi menjadi dua macam yaitu
kuantitatif.
pertumbuhan primer dan pertumbuhan
Perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu proses menuju tercapainya kedewasaan pada tumbuhan tersebut. Tumbuhan dikatakan dewasa jika tumbuhan tersebut sudah membentuk bunga. Pertumbuhan dan dan perkembangan merupakan gejala-gejala yang saling berhubungan. Pertumbuhan sebagaimana telah didefinisikan sebagai pertambahan ukuran (biasanya dalam bobot kering) yang tidak
18
sekunder.
Embrio Daun Zona Merismatik Apikal Meristem Pro Kambium Zona Perpanjangan
Zona Diferensiasi Epidermis Korteks Kambium
Ploem Primer
Xylem Primer
Gambar 4. Susunan sel titik tumbuh batang Pertumbuhan primer adalah pertum-
2.3
Perkecambahan Benih
buhan ukuran panjang pada bagian batang tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan
Perkecambahan merupakan proses
meristem primer. Sedangkan pertumbu-
pertumbuhan dan perkembangan embrio.
han sel sekunder adalah pertambahan besar adanya
dari
organ
aktivitas
tumbuhan jaringan
Hasil perkecambahan ini adalah muncul-
karena
nya tumbuhan kecil dari dalam biji.
meristem
sekunder yaitu kambium pada kulit batang,
Proses pertumbuhan embrio saat
kambium batang, dan dan akar. Berdasarkan aktivitasnya,
perkecambahan benih adalah plumula daerah
tumbuh dan berkembang menjadi pucuk
pertumbuhan pada ujung akar dan ujung
dan radikula tumbuh dan berkembang
batang dibedakan menjadi tiga daerah
menjadi akar. Berdasarkan letak kotile-
pertumbuhan yaitu:
don
daerah pembelahan sel
pada
saat
perkecambahan
dikenal dua tipe perkecambahan yaitu
daerah perpanjangan sel
hipogeal dan epigeal
daerah diferensiasi sel .
19
2.3.1. Hipogeal Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah kotiledon tetap berada di dalam tanah, contohnya kecambah jagung.
Gambar 6 Perkecambahan epigaeal
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Gambar 5 Perkecambahan hipogaeal
Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas
2.3.2. Epigeal
dua faktor yaitu lingkungan dan genetik. Lingkungan tumbuh tanaman sendiri
Pada perkecambahan ini hipokotil
dapat dikelompokkan atas lingkungan
tumbuh memanjang akibatnya kotiledon
biotik (tumbuhan lain, hama, penyakit dan
dan plumula terdorong ke permukaan
manusia), dan abiotik (tanah dan iklim)
tanah, sehingga kotiledon berada diatas tanah, contoh pada kacang hijau.
Penjelasan dari faktor-faktor tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
2.4.1. Genetik Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup. Gen berpengaruhi setiap struktur makhluk hidup dan juga perkembangannya,
20
Walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya.
Perbedaan ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan perbedaan suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100m
Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu.
2.4.2. Curah hujan
dari permukaan laut, suhu akan turun sekitar 0,50C. Kondisi ini tentunnya akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup pada
Curah hujan dapat dinyatakan dalam:
ketinggian tertentu. Misalnya kita me-
1) mm per tahun yang menyatakan
nemukan banyak tanaman kelapa (Cocos
tingginya air hujan yang jatuh tiap
nuciferae) pada daerah pantai, kemudian
tahun.
enau (Arenga pinata) hidup di pegunun-
2) banyaknya hari hujan per tahunnya yang menyatakan distribusi atau
gan basah, rotan pada daerah hutan hujan tropis, dan banyak contoh lainnya.
meratanya hujan dalam setahun. Dari uraian tersebut diatas dapat Besarnya curah hujan mempengaruhi
diketahui masing-masing tempat hidup
kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban
organisme (habitat) mempunyai
udara dan secara tidak langsung juga
syaratan khusus,
per-
menentukan jenis tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman.
2.4.3. Keadaan Tanah
Oleh karenanya curah hujan sangat
Tanah merupakan komponen hidup
besar pengaruhnya terhadap pertumbuh-
dari lingkungan yang penting dalam mem-
an tanaman.
pengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang menentukan
Tinggi dari permukaan laut.
penampilan tanaman.
Ketinggian tempat menentukan suhu
Kondisi kesuburan tanah yang relatif
udara, intensitas cahaya matahari dan
rendah akan mengakibatkan terhambat-
mempengaruhi curah hujan, yang pada
nya pertumbuhan tanaman dan akhirnya
gilirannya mempengaruhi pertumbuhan
akan mempengaruhi hasil.
tanaman.
21
Pengaruh keadaan tanah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
peringatan dan memerlukan perhatian segera.
1) Keadaan fisik tanah, yang ditentukan
Pengaruh zat hara pada pertumbuhan
oleh struktur dan tekstur tanah, kare-
tanaman digambarkan oleh Liebig de-
nanya pengaruhnya terhadap aerasi
ngan hukum minimumnya yang berbunyi
dan drainase tanah
“pertumbuhan atau hasil optimum diten-
2) Keadaan kimia tanah yang ditentukan oleh kandungan zat hara di dalam tanah. 3) Keadaan biologi tanah yang ditentukan oleh kandungan mikro/makro flora dan fauna tanah yang bertindak sebagai resiklus hara dalam tanah (dekomposisi). Data kesuburan kimia, fisika dan biologi suatu lahan merupakan data awal yang harus diketahui sebelum melakukan budidaya tanaman. Pengelolaan lingkungan menimbulkan beberapa persoalan pada erosi tanah, pergantian iklim, pola drainase dan pergantian dalam komponen biotik pada ekosistem. Pada tahun 1977 State of World Environment Report (UNEP), memperingatkan abhwa, tanah yang dapat ditanami terbatas, hanya ± 11% permukaan bumi dapat diusahakan untuk pertanian. Secara total 1.240 juta ha untuk populasi 4.000 juta (rata-rata 0,31 ha/orang). Area ini pada tahun 2.000 akan tereduksi sampai hanya tinggal 940 juta ha dengan populasi penduduk dunia 6.250 juta. Sehingga perbandingan lahan/orang tinggal 0,15 ha saja. Ini merupakan suatu
22
tukan oleh faktor atau hara yang berada pada keadaan minimum. Dalam
mendukung
pertumbuhan
dan perkembangan tanaman terdapat 3 fungsi tanah yang utama yaitu: 1. Memberikan
unsur-unsur mineral,
melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan. 2. Memberikan air dan sebagai tempat cadangan air dimuka bumi 3. Sebagai
tempat
berpegang
bertumpu untuk tegak.
dan
2.4.4. Suhu
2.4.6. Hara (nutrisi tanaman) dan air
Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struk-
Hara dan air memegang peranan
tur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh
penting dalam pertumbuhan dan perkem-
dengan baik pada suhu optimum. Untuk
bangan tanaman. Salah satu fungsi dari
tumbuhan daerah tropis suhu optimum0
nya berkisar 22-37 C.
kedua bahan ini adalah sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup.
Suhu optimum berkisar antara 250
0
30 C dan suhu maksimum 35-40 C.
Pertumbuhan yang terjadi pada tanaman (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman mendapatkan hara dan air.
Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipe-
Bahan baku pada proses fotosintesa
ngaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan
adalah hara dan air yang nantinya akan
tanaman.
diubah tanaman menjadi makanan. Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak akan berlangsung. Hara dan air
2.4.5. Cahaya matahari
umumnya diambil tanaman dari dalam Cahaya matahari
(radiasi
surya)
tanah dalam bentuk ion.
mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya,
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman
kualitas cahaya (panjang gelombang) dan
dapat dibagi atas dua kelompok yaitu
lamanya penyinaran (panjang hari).
hara makro dan mikro.
Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah
Hara makro adalah hara yang dibutuh-
melalui pembentukan klorofil, pembukaan
kan tanaman dalam jumlah besar sedan-
stomata, pembentukan antocyanin (pig-
gkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah
men merah) perubahan suhu daun atau
kecil.
batang, penyerapan hara, permeabilitas
Nutrien yang
tergolong
kedalam
dinding sel, transpirasi dan gerakan pro-
hara makro adalah Carbon, Hidrogen,
toplasma.
Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum.
23
Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro adalah Boron,
Mangan,
Molibdenum, Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan Klor. satu unsur tersebut diatas maka tanaman akan mengalami gejala defisiensi yang pada
didasarkan oleh penyebaran auksin pada bagaian tersebut yang tidak merata. Pengaruh auksin pada perpanjangan
Jika tanaman kekurangan dari salah
berakibat
kecambah yang sedang tumbuh, dapat
penghambatan
per
tumbuhan.
sel tanaman dapat digambarkan dari hasil-hasil percobaan sebagai berikut. Bila ujung batang tanaman Avena sativa dipotong, maka pertumbuhan kaleoptil terhambat, akan tetapi bila ujung batang ini ditempelkan kembali pertum-
2.4.7. Hormon tumbuhan
buhan akan terjadi lagi.
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu
Apabila potongan ujung batang Avena
senyawa organik yang dibuat pada suatu
sativa tadi ditaruhkan pada sepotong agar
bagian tanaman dan kemudian diangkut ke
kemudian pada bagian bawahnya diletak-
bagian lain, yang konsentrasinya rendah
kan potongan lainnya maka pertumbuhan
dan menyebabkan suatu dampak fisiolo-
kaleoptil akan terjadi juga.
gis. Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini dikenal
Auksin dibuat di ujung batang dan
hormon tumbuh seperti auksin, giberelin,
merangsang pertumbuhan kaleoptil. Auk-
sitokinin, asam absisi, etilen, asam trauma-
sin merupakan istilah umum dari IAA yang
lin, dan kalin.
mempengaruhi pertumbuhan batang ke atas dan ke bawah, hormon ini dapat
Auksin
merangsang ataupun menghambat pertumbuhan tanaman tergantung pada kon-
Merupakan zat tumbuh yang pertama
sentrasinya.
ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran
Selain itu, konsentrasi auksin yang
sel. Sifat dasar auksin yang mempen-
sama dapat memberikan efek berlainan
garuhi perpanjangan sel ini sering di-
pada pertumbuhan batang. pucuk, dan
gunakan sebagai pengukur kecepatan
akar. Seperti fototropisme (pertumbuhan
pertumbuhan tanaman.
ke arah cahaya), geotropisme (pertum-
Beberapa respons pertumbuhan dapat
buhan ke arah bumi).
ditunjukkan dan dikendalikan oleh auksin. Fototropisme yang
merupakan
peris-
tiwa pembengkokan ke arah cahaya dari
24
Auksin dibentuk dalam ujung kaleoptil bergerak ke bawah (basipetal).
Auksin berfungsi untuk: merangsang
Kinin atau sitokinin
perpanjangan sel merangsang pembentukan bunga dan buah
Hormon ini seperti halnya auksin maka
memperpanjang titik tumbuh.
sitokinin juga memberikan efek yang bermacam-macam terhadap tanaman.
Senyawa auksin bila terkena matahari akan berubah menjadi senyawa yang
Zat ini mempercepat pembelahan
justru akan menghambat pertumbuhan.
sel, membantu pertumbuhan tunas dan
hal inilah yang menyebabkan batang
akar. Sitokinin dapat menghambat proses
membelok ke arah datangnya sinar bila
proses penuaan (senescence).
diletakkan mendatar, karena bagian yang
Salah satu macam sitokinin adalah
tidak terkena sinar pertumbuhannya lebih
kinetin yang terdapat dalam air kelapa
cepat dari bagian yang terkena sinar sinar.
muda dan dalam ragi.
Giberelin
Lingkungan biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya
Mula-mula zat ini ditemukan pada
adalah organisme pengganggu tanaman
Giberella fujikuroi, yaitu jenis jamur para-
dan allelopati (zat kimia yang dihasilkan
sit pada tanaman padi. Hormon ini dite-
tumbuhan dan mengganggu tumbuhan
mukan pertama sekali di Jepang.
lainnya).
Bila
auksin
hanya
merangsang
pembesaran sel, maka giberelin merang-
2.5. Pengukuran pertumbuhan
sang pembelahan sel. Terutama untuk merangsang pertumbuhan primer. Bedanya dengan
Pertumbuhan tanaman dapat diukur
auksin adalah
bahwa giberelin mempengaruhi perkecambahan dan mengakhiri masa dorman biji, sedangkan auksin tidak
dengan berbagai cara antara lain: 1. Pertumbuhan panjang ranting 2. Pertambahan luas daun Daun berasal dari promeristen titik tumbuh batang.
Giberelin dapat bergerak ke dua arah sedangkan
auksin
hanya
ke
satu
arah.Giberelin
berfungsi
menggiatkan
pembelahan
sel
pertumbuhan
tunas
mempengaruhi
untuk:
mempengaruhi pertumbuhan akar
25
premordia daun merupakan tonjolan
4. Faktor lingkungan yang mempenga-
pertama yang membulat atau persegi
ruhi pertumbuhan dibagi atas 2 kelom-
pada sisi promeristem. Tonjolan terse-
pok, yaitu lingkungan biotik dan abiotik.
but diawali oleh pembelahan secara
Lingkungan abiotik terdiri dari curah
antiklinal dan periklinal pada lapisan
hujan, tinggi dari permukaan laut,
luar dari apikal meristem. Helai daun
suhu, cahaya matahari, hara tanaman,
berkembang menurut pola tertentu.
dan hormon tumbuhan.
3. Pertambahan diameter dahan atau batang 4. Pertambahan volume terutama pada buah 5. Pertambahan bobot segar dan kering
2.6. Rangkuman 1. Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible (tidak berubah kembali ke asal atau tidak dapat balik), sedangkan perkembangan adalah proses pencapaian kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua yaitu lingkungan dan genetik. 3. Produksi suatu tanaman ditentukan oleh kegiatan yang berlangsung dalam sel dan jaringan tanaman. Penumpukan bahan kering adalah penumpukan fotosintat pada sel dan jaringan.
26
2.7. Evaluasi
(hanya pada awal penanaman saja) (Kelompok C).
1. Buatlah defenisi pertumbuhan dan perkembangan
Amati pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan
2. Melakukan percobaan di luar kelas
perubahan morfologinya seperti warna
Siapkanlah 9 buah polibek
dan ketebalan daun
dengan ukuran ½ kg tanah
Buatlah laporan hasil pengamatan
Kemudian
isikan
ke
dalam
polibek tersebut tanah yang telah
berdaskan
dibersihkan terlebih
lapangan,
sampah
dahulu
dari
Basahi
hasil
pengamatan
di
dan ranting-ranting kayu
sebanyaak 2/3 volume polibek
mu, dan jawablah pertanyaan berikut
tanah
tersebut
sampai
keadaan lembab (jika dikepal terasa
a. Berdasarkan pengamatan di lapangan tanaman dari kelompok mana yang memiliki tinggi tanaman terbesar
basah tapi tanah tidak menggumpal jika kepalan dibuka)
Tanamlah masing-masing polibek dengan jagung Kemudian letakan 3 polibek pada daerah terbuka atau terkena sinar matahari langsung (kelompok A), 3 polibek pada ruangan tertutup (kelompok B), dan sisanya 3 polibek lagi ditempatkan pada tempat terbuka tetapi tidak pernah dilakukan penyiraman.
b. Adakah perbedaan warna daun dari ketiga percobaan ini, dan apa yang menyebabkan
perbedaaan tinggi,
jumlah daun dan diameter batang dari ketiga percobaan tersebut?
27
28
Catatan
29
30
BAB III
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
3.1. Defenisi fotosintesis dan respirasi
dapat
disebut
juga
asimilasi
zat
karbon.
Fotosintesis adalah suatu proses
Fotosintesis berperan dalam meng-
biokimia yang dilakukan tumbuhan,
hasilkan sebagian besar oksigen yang
alga, dan beberapa jenis bakteri untuk
terdapat di atmosfer bumi.
memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya)
Hampir semua makhluk hidup ber-
disebut sebagai fototrof.
gantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat
Fosintesis berasal dari kata foton
(difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
artinya cahaya, dan síntesis yang berarti
penyimpan energi. Bahan baku untuk
penyusunan.
proses fotosíntesis adalah karbondioksida dan air. karbondioksida diambi tanaman kata
melalui mulut daun (stomata), sedangkan
tersebut diatas maka fotosintesis adalah
air diambil tanaman dari dalam tanah
peristiwa penyusunan zat organik (gula)
melalui akar tanaman
Berdasarkan arti dari
dua
dari zat anorganik (air, karbondioksida), dengan pertolongan energi cahaya.
Cara lain yang ditempuh organisme untuk
Karena bahan baku yang digunakan adalah
zat carbon
maka fotosíntesis
mengasimilasi
karbon
adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
31
Relevansi dari fotosintesis pada tana-
Respirasi anaerobik dapat terjadi pada:
man adalah pertumbuhan perkembangan, penyimpanan dan alokasi asimilat.
1. Jaringan yang kekurangan oksigen misalnya akar tanaman yang terendam
Perubahan pada proses ini akan
air
merubah laju fotosintesis itu sendiri dan berakibat juga pada seluruh proses fisiologi tanaman. Misalnya cahaya mempengaruhi
2. Biji yang berkulit tebal dan sulit untuk ditembus oksigen
fotosíntesis dan juga memberikan efek fotomorfogenetik pada tanaman.
Pada respirasi anaerob ini bahan baku (gula) tidak terurai lengkap menjadi
Respirasi secara sederhana meru-
air dan karbondioksida, maka energi
pakan proses perombakan senyawa
yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan
organik menjadi senyawa anorganik dan
dengan respirasi aerobik.
menghasilkan energi. Respirasi dibagi atas dua yaitu respirasi aerob dan anaerob.
Secara
sederhana
reaksi
pada
respirasi anaerobik dalah sebagai berikut:
Respirasi aerob adalah suatu proses metabolisme tanaman dengan meng-
ragi
C6H12O6
C2H5OH + 2CO2 + Kalori
gunakan oksigen. Reaksi proses ini dapat dituliskan melalui persamaan reaksi
3.2. Fotosintesis pada tumbuhan
sebagai berikut: C6H12O6 + O2
H2O + CO2 + Kalori Pada dasarnyaproses
Respirasi anaerobik adalah reaksi
fotosinte-
sis merupakan kebalikan dari proses
pemecahan karbohidrat untuk mendapat-
respirasi. Proses
kan energi tanpa menggunakan oksigen.
memecah gula menjadi karbón dioksida,
respirasi bertujuan
air, dan energi. Proses respirasi ini mengambil dan menggunakan
senyawa
asam
fenol
Sebaliknya proses fotosintesis mereak-
piruvat atau asetaldehid misalnya sebagai
sikan (menggabungkan) karbóndioksida
pengikat hidrogen dan membentuk asam
dan air menjadi gula dengan menggunakan
laktat atau alkohol.
energi cahaya terutama cahaya matahari.
32
Tumbuhan bersifat autotrof, yang artinya
gandung klorofil disebut kloroplas. Klorofil
dapat mensintesis makanan langsung.
inilah yang menyerap cahaya yang akan
dari senyawa
digunakan dalam fotosintesis.
anorganik.
Tumbuhan
menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi
Energi untuk menjalankan proses ini ber-
kimia dihasilkan di daun. Di dalam daun
asal dari fotosintesis. Perhatikan persa-
terdapat lapisan sel yang disebut mesofil
maan reaksi yang menghasilkan glukosa
yang mengandung setengah juta kloroplas
berikut ini:
setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis yang tidak ber-
12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6
warna dan transparan, menuju mesofil,
(glukosa) + 6O2 + 6H2O
tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain se-
Permukaan daun biasanya dilapisi
perti selulosa dan dapat pula digunakan se- oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air bagai bahan bakar. Proses ini berlangsung untuk mencegah terjadinya penyerapan melalui respirasi seluler yang terjadi baik sinar matahari ataupun penguapan air pada hewan maupun tumbuhan. Secara yang berlebihan. umum reaksi yang terjadi pada respirasi
Fungsi daun yang utama adalah
seluler berkebalikan dengan persamaan sebagai tempat terjadinya fotosintesis di atas.
serta mengekspor hasilnya ke seluruh bagian tanaman.
Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen
3.3. Daun dan Kloroplast
untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Fotosintesis
dapat
berlangsung
diseluruh bagian hijau tanaman, akan Tumbuhan menangkap cahaya meng-
tetapi bagian yang terbesar dari pabrik
gunakan pigmen yang disebut klorofil.
fotosintesis ini adalah pada daun. untuk
Pigmen inilah yang memberi warna hijau
fotosintesis diperlukan karbondioksida
pada tumbuhan. Organel yang yang men-
yang masuk melalui stomata.
33
Banyaknya stomata kira-kira meliputi
Untuk
dapat
lebih
memahami
bagai-
0.1 persen dari luas daun. Pada sebagian mana daun sebagai fungsi pabrik makanan besar tanaman, stomata terdapat diba- tanaman,
kita
dapat
memperhatikan
gian bawah daun. Perkiraan banyaknya Gambar 7 stomata pada berbagai jenis tanaman jumlah stomata pada permukaan daun berkisar antara 0-100 buah, sedangkan di bagian bawah daun berkisar antara 0600 buah.
Gambar 7. Penampang melintang daun 4. Mesophyll: berisi sel-sel mayoritas Pada Gambar 7 tersebut diatas dapat
luas kloroplas. dilihat bagian penampang lintang daun 5. Bundel vaskuler (jaringan pembuluh yang terdiri atas: vaskular): bagian yang menyediakan mineral dan air kepada sel mesofil 1. Kutikula (lapisan lilin)
6. Xylem: pembuluh tempat transport
2. Epidermis. Kulit luar organ berupa
air
lapisan lilin yang mencegah kehilangan 7. Phloem: pembuluh tempat transport makanan air secara berlebihan. 3. Stomata:
mulut
masuknya CO2
34
daun,
tempat
8. Epidermis bagian bawah
9. Jaringan bunga karang
jau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya
10. Sel tetangga
dengan panjang tertentu. Hal ini karena
11. Stomata (mulut daun)
panjang gelombang yang pendek menyim-
12. Pembuluh vena
pan lebih banyak energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap
3.4. Lintasan pada Fotosintesis
oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fo-
Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen
tosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian
yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi
utama yaitu reaksi terang (karena me-
atau fotosistem yaitu fotosistem II dan
merlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
fotosistem I.
memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya pada panjang gelombang 680nM, sedangkan fotosistem
3.4.1. Reaksi Terang
I pada panjang gelombang 700 nM.
Pada reaksi terang, klorofil mengubah energi surya ke dalam energi kimia (ATP dan NADPH. Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.
Kedua fotosistem ini akan bekerja secara
simultan
dalam
fotosintesis,
seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat. Fotosintesis dimulai ketika cahaya
Reaksi ini memerlukan molekul air.
mengionisasi
Proses ini diawali dengan penangkapan
fotosistem II, membuatnya melepaskan
foton oleh pigmen sebagai antena.
elektron yang akan ditransfer sepanjang
Pigmen
klorofil
menyerap
lebih
molekul
klorofil
pada
rantai transpor elektron.
banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650700 nanometer) dibandingkan dengan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hi-
35
Gambar 8. Lintasan fotosistem I
Gambar 9. Lintasan fotosisitem II
36
Fotosistem II mengkatalis pelepasan
Pendapat ini pertama kali diungkap-
elektron dari molekul-molekul air. Foto-
kan oleh C.B. van Neil yang mempelajari
sistem I dengan menggunakan lebih ba-
bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an.
nyak energi dari foton-foton yang diserap-
Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, ti-
nya, mengkatalis pelepasan elektron
dak menghasilkan oksigen karena meng-
senyawa yang mengikat elektron pada
gunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
Fotosistem II Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer
sepanjang
rantai
transpor
elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH
hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Untuk lebih memahami perbedaan
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini.
mendasar antara reaksi terang dan gelap dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Skematik reaksi terang dan gelap dari proses fotosintesis
37
Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan
alam
utama,
3.5. Fotosintesis pada alga dan bakteri
seperti
fisika, kimia, maupun biologi sendiri.
Alga terdiri dari alga multiseluler seperti ganggang hingga alga mikroskopik
Pada tumbuhan, organ utama tempat
yang hanya terdiri dari satu sel.
berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Meskipun alga tidak memiliki struktur Namun secara umum, semua sel
sekompleks tumbuhan darat, fotosintesis
yang memiliki kloroplas berpotensi untuk
pada keduanya terjadi dengan cara
melangsungkan reaksi ini. Di organel
yang sama. Hanya saja karena alga
inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,
memiliki berbagai jenis pigmen dalam
tepatnya pada bagian stroma.
kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang
Hasil fotosintesis (disebut fotosintat)
diserapnya
pun
lebih
bervariasi.
biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.
Semua alga menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof. Hanya
3.4.2. Reaksi gelap
sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung pada materi yang
ATP dan NADPH yang dihasilkan
dihasilkan oleh organisme lain.
dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang
3.6. Faktor-faktor yang menentukan laju fotosintesis
terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti
Secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk dapat
glukosa).
melangsungkan reaksi fotositesis.
Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).
38
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
5. Kadar fotosintat
1. Intensitas cahaya.
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat
(hasil fotosintesis).
berkurang, laju fotosintesis akan naik. Laju fotosintesis akan meningkat sampai tingkat kompensasi cahaya, yaitu tingkat cahaya pada saat pengambilan CO2 sama dengan pengeluaran CO2 (laju pertukaran karbón=0). Apabila tingkat cahaya terus meningkat, akan berkuranglah kenaikan laju penyerapan CO2 untuk setiap
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. 6. Tahap pertumbuhan Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang
2. Konsentrasi karbondioksida. Semakin banyak karbondioksida di udara, maka semakin banyak juga jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. 3. Suhu Enzim-enzim yang bekerja dalam proses
sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
3.7. Penggunaan dan Penyimpanan hasil fotosintesis
fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
tanaman untuk beberapa pemeliharaan,
suhu hingga batas toleransi enzim.
perbaikan bagian-bagian yang rusak, se-
4. Kadar air
bagai bahan dasar pembentukan senya-
Hasil fotosintesis dapat digunakan
wa-senyawa bermanfaat lainnya, bahan Kekurangan air atau cekaman kekeringan menyebabkan stomata tertutup, menghambat masuknya karbondioksida sehingga dapat mengurangi laju fotosintesis.
baku untuk pembakaran, pertumbuhan/ perkembangan serta aktivitas tubuh lainnya, dan disimpan dalam bentuk cadangan makanan.
39
Penyimpanan cadangan makanan tanaman dapat dalam bentuk:
suhu. Perubahan suhu akan menimbulkan perubahan dalam reaksi biokimia tanaman, begitu juga dengan respirasi,
1. Buah, misalnya mangga, pepaya, rambutan, duku, dan sebagainya 2. Biji, misalnya gandum, padi, jagung dan sebagainya
Hubungan antara kenaikan suhu dengan reaksi biokimia pada
pada
tanaman
secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini.
3. Batang, misalnya tebu laju pada (t + 10oC) 4. Umbi, yang dapat dibagi atas umbi akar (singkong dan bunga dahlia),
Q10
batang (kentang) dan lapis (bawang).
3.8. Respirasi dan faktor yang menentukan laju respirasi
laju pada toC
Q10 untuk reaksi respirasi adalah 2-3, ini berarti bahwa peningkatan suhu sebesar 10oC, akan meningkatkan laju reaksi 2
Peristiwa respirasi atau pernafasan akan
-3 kali lipat. Oleh karena itu pada daerah
menghasilkan sejumlah karbondioksida panas, umbi kentang tidak dapat menjadi lebih besar karena fotosintesisnya rendah yang dilepas ke udara, Laju respirasi ini tidak tetap akan tetapi
sedangkan respirasinya tinggi.
berfluktuasi dari waktu ke waktu sebagai akibat pengaruh berbagai faktor baik
2. Ketersediaan oksigen dan
faktor dalam maupun faktor luar.
karbondioksida
Beberapa faktor yang yang mempenga-
Ketersediaan oksigen ditempat ter-
ruhinya adalah:
jadinya respirasi aerob sangat penting. Apabila oksigen tidak tersedia maka
1. Suhu
respirasi tidak berlangsung, dan seluruh proses respirasi terhenti dan bahan-bahan
Seluruh reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup sangat dipengaruhi
40
racun tertimbun sehingga tanaman menjadi mati.
Karbondioksida
dipergunakan untuk fotosíntesis oleh tanaman. Pada bagian-bagian teduh
Kadar karbondioksida yang tinggi
bahkan hanya 10% saja. Oleh karena
(mencapai 10%) juga akan menghambat
itu pada siang hari intensitas cahaya
laju respirasi semakin rendah. Kondisi ini-
tidak merupakan faktor penghambat.
lah yang selalu dimanfaatkan oleh pedagang hortikultura agar produk hortikultura- b. Kualitas nya tetap segar.
cahaya. Kualitas
cahaya
ditentukan oleh proporsi dari warnawarna cahaya seperti merah, kuning,
3. Cahaya
hijau, biru, dan sebagainya. klorofil menyerap warna didaerah biru dan
Cahaya meningkatkan respirasi secara
merah, yaitu panjang gelombang yang
tidak langsung yaitu melalui pengaruh
paling banyak digunakan dalm proses
cahaya terhadap fotosintesa.
fotosintesis. Sedangkan penyerapan yang terendah adalah warna hijau.
Dengan meningkatnya laju fotosintesa
warna hijau dari daun menujukkan
maka persediaan subtrat bahan baku
bahwa sinar hijau banyak dipantulkan.
meningkat, yang berarti juga meningkatkan
oleh karena itu sinar hijau kecil sekali
respirasi.
pengaruhnya terhadap fototsintesis.
Ada 3 ciri dari cahaya yang mem-
c. Lama penyinaran. Apabila CO2 serta
pengaruhi fotosintesis, yaitu intensitaa
faktor-faktor lain tidak terbatas, maka
cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya
penyinaran secara terus-menerus
penyinaran.
akan menyebabkan terjadinya fotosintesis secara terus-menerus pula.
a. Intensitas cahaya. makin rendah intensiyas cahaya, makin rendah laju fotosintesis karena produksi ATP dan
4. Pengurangan
atau
penambahan
air
NADPH tidak cukup tinggi. Intensitas cahaya
pada
siang
terik
pada
Biji kering mempunyai tingkat respirasi
musim kemarau di Indonesia berada
yang rendah, jika dilakukan penambahan
sekitar 10.000 kaki-lilin ( 1 kaki-lilin
air akan mengaktifkan enzim dan hal ini
= intensiyas cahaya 1 lilin jarak 1
berarti respirasi meningkat
kaki), tetapi hanya 25-30% yang
41
5. Pengaruh mekanis dan zat kimia
dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an.
Pelukaan, gosong terbakar, merupakan contoh-contoh yang dapat menin-
Pada awal tahun 1600-an, seorang
gkatkan laju respirasi. Senyawa racun
dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont,
seperti sianida, arsenit sebagainya juga
seorang Filandria (sekarang bagian dari
dapat membunuh tanaman yang beraki-
Belgia), melakukan percobaan untuk
bat pada penghambatan enzim respirasi
mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah
6. Umur serta macam jaringan
dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa
Setiap macam jaringan memiliki laju respirasi yang berbeda satu sama lain.
tumbuhan bertambah
hanya
karena
pemberian air.
Laju respirasi dari jaringan muda lebih cepat dibandingkan dengan jaringan tua.
Tapi pada tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis
Jaringan yang sedang aktif tumbuh juga memiliki laju respirasi yang tinggi.
bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia berpendapat faktor itu adalah udara.
7. Kandungan hara dalam tanah. Joseph Priestley, seorang ahli kimia Mg dan N merupakan dari bagian
dan pendeta, menemukan bahwa ketika
klorofil, jadi langsung berpengaruh pada
ia menutup sebuah lilin menyala dengan
fotosintesis. Unsur besi (Fe) adalah
sebuah toples terbalik, nyalanya akan
bagian dari sitokrom, jadi penting bagi
mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia
reaksi terang. Sedangkan unsur P penting
kemudian menemukan bila ia meletakkan
bagi fotosintesis
tikus dalam toples terbalik bersama lilin,
karena
merupakan
bagian ATP/ADP. Mn peenting karena
tikus itu akan mati lemas.
merupakan bagian dari enzim. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah
3.9. Penemuan
“merusak” udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus.
Meskipun
masih
ada
langkah-
langkah dalam fotosintesis yang belum
42
Ia kemudian menunjukkan bahwa
3.10. Rangkuman
udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia
Tumbuhan hijau adalah tumbuhan
juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap
yang
hidup dalam toples tertutup asalkan di
(klorofil). klorofil ini berada di kloroplas.
mengandung
zat
hijau
daun
dalamnya juga terdapat tumbuhan. Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz,
Dalam kloroplas tanaman tingkat
dokter kerajaan Austria, mengulangi eks-
tinggi terdapat dua macam klorofil yang
perimen Priestley. Ia menemukan bahwa
merupakan bahan penyerap energi yang
cahaya matahari berpengaruh pada tum-
utama yaitu klorofil A dan klorofil B.
buhan sehingga dapat “memulihkan” udara yang “rusak”.
Tumbuhan hijau berperan sebagai produsen karena dapat membuat makanan
Akhirnya di tahun 1796, Jean Senebier,
sendiri melalui proses fotosintesis.
seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa
udara
dan
Fotosintesis adalah proses penyusu-
merusak itu adalah karbon dioksida yang
nan makanan pada zat hijau daun (kloro-
diserap
fil) dengan bantuan sinar matahari. Dalam
oleh
yang
dipulihkan
tumbuhan
dalam
fotosintesis.
proses fotosintesis ini, tumbuhan memerlukan air dan mineral, seperti fosfor, besi,
Tidak lama kemudian, Theodore de
magnesium, dan kalium.
Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan
Bahan baku untuk proses fotosin-
percobaan-percobaan “pemulihan” udara.
tesis adalah karbondioksida dan air.
Ia menemukan bahwa peningkatan massa
Karbondioksida diambil oleh tumbuhan
tumbuhan bukan hanya karena penyera-
hijau melalui mulut daun (stomata) dan
pan karbon dioksida, tetapi juga oleh pem-
pori-pori kecil pada batang (lentisel), se-
berian air.
dangkan air diambil dari tumbuhan hijau
Melalui serangkaian eksperimen ini-
dari dalam tanah melalui akar.
lah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis
Fotosisntesis dapat menjadi lebih
yang menghasilkan makanan (seperti glu-
cepat atau lambat, bergantung pada:
kosa).
43
ketersediaan oksigen dan karbondioksida,
menghasilkan energi untuk beraktivitas
cahaya, air, hara tanaman, mekanis dan
dan karbondioksida serta uap air sebagai
zat kimia, umur serta macam jaringan zat sisa. tanaman. Tidak semua zat hasil fotosíntesis Jaringan muda pada tanaman
laju
(zat makanan) digunakan oleh tumbuhan
fotosintesisnya relatif lebih cepat diban-
hijau. Kelebihan zat hasil fotosíntesis
dingkan dengan jaringan tua. Jaringan
disimpan sebagai cadangan makanan
yang sedang aktif tumbuh juga memiliki
dalam buah, batang, dan umbi.
laju respirasi yang tinggi. Laju respirasi ini tidak tetap akan tetapi berfluktuasi dari waktu ke waktu sebagai akibat pengaruh berbagai faktor baik faktor dalam maupun faktor luar Hasil fotosíntesis ialah zat gula yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembakaran (oksida biologis) dalam tubuh tanaman dan berfungsi untuk mengganti sel-sel yang rusak, serta untuk menunjang pertumbuhan dan aktivitas tumbuhan, sedangkan oksigen berfungsi membantu pernapasan tumbuhan. Adapun oksigen digunakan untuk membakar zat makanan (zat gula) dan selebihnya dilepaskan melalui stomata untuk pernapasan bagi
hewan dan
manusia. Oksidasi biologis
adalah proses
pembakaran terhadap zat makanan (zat gula) oleh oksigen didalam tubuh yang
44
3.11. Soal Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, dan D di depan jawaban yang kamu anggap benar. 1. Bahan yang diperlukan pada proses fotosintesis adalah… A. Air dan karbondioksida B. Oksigen dan gula C. Cahaya matahari D. Klorofil 2. Hasil dari fotosíntesis adalah… A. B. C. D.
Air Gula Karbondioksida Klorofil
3. Zat tepung yang terkandung di dalam umbi akar seperti singkong sebenarnya merupakan hasil dari…
5. Tempat berlangsungnya fotosíntesis pada tumbuhan hijau terdapat di… A. Seluruh bagian tanaman yang berwarna hijau B. Daun C. Akar D. batang 6. Karbondioksida dari… A. B. C. D.
diambil
tanaman
Udara Air Tanah Senyawa kimia
7. Air diambil tanaman dari… A. B. C. D.
Udara Air Tanah Senyawa kimia
8. Respirasi adalah… A. B. C. D.
Pertumbuhan Perkembangan Kemosintesis Fotosíntesis
4. Gula hasil fotosíntesis digunakan untuk berbagai hal, kecuali… A. B. C. D.
Cadangan makanan Bahan penghasil energi Aktivitas pertumbuhan Seluruhnya diubah ke bentuk lain yang lebih dibutuhkan
A. Pembentukan senyawa organik dari senyawa anorganik B. Pembentukan senyawa anorganik dari senyawa anorganik C. Pembentukan senyawa organik dari senyawa organik D. Pembentukan senyawa anorganik dari senyawa organik 9. Respirasi memerlukan bahan dasar… A. B. C. D.
Gula Karbondioksida Air Oksigen
45
10. Tempat terjadinya adalah… A. B. C. D.
46
Daun Bunga Batang Akar
fotosíntesis
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar! 1. Apakah perbedaan antara síntesis dengan respirasi
foto-
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosíntesis 3. Jika suhu meningkat mencapai 48oC, apa yang terjadi pada tanaman?
annya dengan traspirasi, proses tertutup dan terbukanya stomata, atau karena adanya hubungannya denagan proses pemasukan karbondioksida? 10. Bagaiman kegiatan atau laju fotosintesis pada tanaman bila dihubungakan dengan kadar oksigen yang tersedia diudara sekitarnya?
4. Apakah jamur dapat melakukan fotosintesis? Jelaskan jawabanmu
11. Apakah fotosintesa terjadi pada seluruh bagian tanaman, jelaskan jawabmu
5. Apa yang terjadi jika tanaman mengalami kekurangan air?
12. Fungsi klorofil pada proses fotosintesis adalah untuk .......
6. Mengapa tanaman dapat membersihkan udara?
13. Stomata daun tempat masuknya karbondioksida akan menutup, jika tanaman kekurangan .......
7. Mengapa umbi kentang pada daerah tropis memiliki umbi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan daerah sub tropis? 8. Faktor-faktor apakah yang sangat mempengaruhi pembentukan klorofil? 9. Ketersediaan air tanah dapat mempengaruhi fotosintesis. Apakah hal ini disebabkan karena ada hubung-
47
48
Catatan
49
50
BAB IV
TRANSPOR AIR SERTA FOTOSINTETAT TANAMAN
4.1. Pengantar
d. Hidrasi dan netralisasi muatan pada molekul-molekul koloid . Untuk enzim,
Air merupakan 85–95% berat tumbu-
air hidrasi membantu memelihara struk-
han herba yang hidup di air. Kandungan
tur dan memudahkan fungsi katalis.
air dalam tanaman bervariasi antara 70 dan 90%, tergantung umur, spesies, jarin-
e. Bahan baku fotosintesis, proses hidro-
gan tertentu, dan lingkungan. Air sangat
lisa dan reaksi-reaksi kimia lainnya
bermanfaat bagi kehidupan tanaman. oleh karenanya kelangsungan hidup tanaman di muka bumi ini sangat tergantung pada air,
f.
Transpirasi untuk mendinginkan permukaan tanaman.
dengan kata lain tiada air tiada kehidupan. Sistem yang menggambarkan tingAir dibutuhkan untuk bermacammacam fungsi tanaman seperti:
kah laku air dan pergerakannya dalam tanah dan tubuh tanaman didasarkan atas hubungan energi potensial. Air mempunyai
a. Pelarut dan medium reaksi kimia
kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu akan bergerak dari daerah dengan energi
b. Medium untuk transpor, zat terlarut organik dan anorganik
potensial tinggi ke daerah dengan energi potensial rendah.
c. Medium memberikan turgor pada
Air dalam tanah dan tubuh tanaman bi-
sel tanaman. Turgor menggalakkan
asanya secara kimia tidak murni, disebab-
pembesaran sel, struktur tanaman,
kan oleh adanya bahan terlarut dan cara
dan penempatan daun
fisik yang dibatasi oleh berberapa gaya,
51
seperti gaya tarik menarik yang berlawan-
Air yang ada di permukaan bumi me-
an, gravitasi, dan tekanan. Oleh karenanya
ngalami penguapan, yaitu berubah men-
eneri potensialnya lebih kecil dari air murni.
jadi uap air. Uap air naik dan berkumpul membentuk
Dalam tubuh tanaman energi potensial air ini disebut potensi air.
awan. Selanjutnya awan sampai ke tempat bersuhu dingin.
Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan
Semakin jauh dari permukaan bumi
air secepatnya akan terjadi layu permanen
udara makin dingin. Saat bersentuhan
yang dapat menyebabkan kematian.
dengan udara dingin, awan mengalami
Air di alam ini mengalami peredaran, yang disebut dengan daur air.
kondensasi membentuk butiran air. Butiran air ini jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai air hujan.
Daur air adalah perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam
Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar
suatu pola tertentu.
11 dibawah ini.
Gambar 11. Peredaran air dimuka bumi
52
4.2. Mekanisme Pergerakan Air
Kerja ilmiah 1. Tujuan: memahami pergerakan air dimuka bumi Dibawah ini diberikan bagan yang belum terisi, merupakan proses
daur
air. Isilah dengan benar kolom dan tanda panah yang tersedia dibawah ini. Setelah menyelesaikan bagan tersebut
Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakan air dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu : Difusi Osmosis Tekanan kapiler Tekanan hidrostatik Gravitasi
4.2.1. Difusi
coba diskusikan bagaimana agar peredaran air ini tetap berlangsung sebagaimana mestinya. Menurut
Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah.
pendapatmu
bagaimana
sisitem pertanian yang paling sesuai dalam pertanaman padi sawah, yang membutuhkan air dalam pertanamannya. Awan turun ke permukaan bumi
Beberapa contoh difusi: 1.
Apabila kita teteskan minyak wangi dalam botol lalu ditutup, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol dibuka, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh ruangan, meskipun tidak menggunakan kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses difusi dari botol
........... ........... ...........
........... ........... ...........
minyak wangi (konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah). 2. Apabila kita meneteskan tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan menyebar dari tempat
........... ........... ...........
tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas (konsentrasi rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi pergerakan tinta, juga terjadi perger-
53
akan air menuju ke tempat tetesan tinta (dari konsentrasi air yang tinggi ke konsentrasi air rendah).
4.2.2. Osmosis Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. definisi osmosisi secara lebih terperinci adalah peristiwa
Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium.
bergeraknya pelarut antara dua larutan yang dibatasi membran semi permiable dan (selaput permiable diffrensial) ber-
Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat pa-
langsung dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi rendah.
dat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil.
Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut supertonik, sedangkan kebalikannya disebut hiposonik. Bila dua larutan
Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Faktor yang mempengaruhi difusi adalah: -
suhu
-
kepadatan zat
-
besar kecilnya perbedaan konsentrasi
sama tekanan osmosisnya, disebut isotonik atau isomosi. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang ber-ukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekulmolekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan. Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran.
54
Percobaan osmosis dapat dibuat dengan menyekat tabung yang berisi larutan
dibuat dengan menyekat tabung dengan
gula 10% dalam air (10% gula dan 90%
membran. Osmosis dapat dicegah dengan
air) dengan membran semipermeabel.
menggunakan tekanan.
Apabila tabung tersebut dicelupkan dalam
Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman
air, maka akan terjadi osmosis. Air dari
lebih suka menggunakan istilah potensial
dalam gelas piala akan masuk ke dalam
osmotik yakni tekanan yang diperlukan
tabung dan menaikkan cairan yang ada
untuk mencegah osmosis.
dalam tabung. Osmometer sederhana
Gambar 12. Peristiwa kapilaritas
55
Jika wortel direndam ke dalam larutan garam 10% maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan) nya. Hal ini dise-
Semakin kecil diameter tabung semakin besar tinggi kolom cairan.
babkan potensial air dalam sel wortel terse-
Partikel-partikel tanah bersifat hidrofilik,
but lebih tinggi dibanding dengan potensial
dan mempunyai pori-pori mikro. Air akan
air pada larutan garam sehingga air dari
ditarik oleh partikel tanah dan mengisi
dalam sel akan keluar ke dalam larutan
pori-pori tersebut dan tetap dipertahankan
tersebut. Jika diamati dengan mikroskop
melalui tekanan kapiler. Kekuatan tekanan
maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak
ini tergantung pada ketersedian air.
tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari
Pada tanah yang lembab kemampuan
dind- ingnya. Peristiwa lepasnya plasma
memegang airnya rendah, sedangkan
sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.
pada tanah kering kemampuan memegang airnya lebih besar.
Faktor yang mempengaruhi osmosis tergantung pada banyak sedikitnya molekul
4.2.4. Tekanan hidrostatik
zat pelarut Masuknya air ke dalam sel akan me-
4.2.3. Tekanan kapiler
nyebabkan tekanan terhadap dinding sel sehingga dinding sel meregang. Hal ini
Apabila pipa kapiler dicelupkan ke
akan menyebabkan timbulnya tekanan
dalam bak yang berisi air, maka permukaan
hidrostatik untuk melawan aliran air terse-
air dalam pipa kapiler akan naik sampai ter-
but. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut
jadi keseimbangan antara tegangan yang
tekanan turgor.
menarik air tersebut dengan beratnya. Tekanan turgor yang berkembang Tekanan yang menarik air tersebut disebut tekanan kapiler.
melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan.
Tekanan kapiler tergantung pada diameter kapiler: semakin kecil diameter kapiler semakin besar tegangan yang menarik kolom air tersebut.
Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi poten-
56
sial osmotik dengan potensial tekanannya.
Pada tumbuhan herba, pengaruh gravitasi dapat diabaikan karena perbe-
Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai potensial air yang berbeda, maka
daan ketinggian pada bagian tanaman tersebut relatif kecil.
air akan bergerak dari sel yang mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
Pada tumbuhan yang tinggi, pengaruh gravitasi ini sangat nyata. Untuk menggerakkan air ke atas pada pohon
Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan turgor yang
setinggi 100 m diperlukan tekanan sekitar 20 atmosfer.
berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting bagi sel
4.3. Mekanisme Tanaman mengambil air Sebagian besar
air
yang
telah
karena dapat menyebabkan sel dan
diserap akan hilang dari tubuh tanaman
jaringan yang disusunnya menjadi kaku.
baik dalam bentuk uap air maupun dalam bentuk tetesan air.
Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombina-
Dari keseluruhan air yang hilang
si potensial osmotik dengan potensial
maka air yang hilang dalam bentuk gutasi
tekanannya. Jika dua sel yang berse-
hanya kira-kira 1%. Dengan demikian
belahan mempunyai potensial air yang
sebagain besar air yang hilang adalah
berbeda, maka air akan bergerak dari
dalam bentuk uap air.
sel yang mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
Pada sebagian besar hewan, cairan cenderung di daur ulang melalui sistem sirkulasi, sedangkan pada tanaman air
4.2.5. Gravitasi Air juga bergerak untuk merespons gaya gravitasi bumi, sehingga perlu tekanan untuk menarik air ke atas.
bergerak satu arah dari akar melalui batang menuju daun. Suplai air ini memungkinkan tumbuhan melakukan proses fotosintesis, memelihara turgor sehingga tumbuhan dapat berdiri tegak, menjaga suhu tajuk tetap dingin, dan melakukan trasportasi mineral terlarut.
57
Adanya lapisa lilin (kutikula) pada epidermis daun dan batang, ataupun lapisan
diseleksi oleh membran plasma yang bersifat semipermeabel.
gabus pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder dapat mengurangi kehilangan air pada tumbuhan.
Air dari sel-sel endodermis selanjutnya masuk ke dalam pembuluh xilem melalui proses osmosis. Air dari pembu-
Perjalanan air dalam tumbuhan dimulai dengan absorpsi air pada permu-
luh xilem akar, bergerak melalui xilem batang hingga ke xilem daun.
kaan akar. Air masuk ke dalam akar melalui sel-sel epidermis dan rambut akar
Cairan xilem yang ada dalam xilem
(modifikasi sel epidermis). Rambut akar
akar, xilem batang dan xilem daun ber-
meningkatkan luas permukaan akar se-
hubungan satu dengan lainnya memben-
hingga absorpsi air menjadi lebih efisien.
tuk suatu kolom.
Rambut akar dijumpai pada ujung
Ada empat kemungkinan yang dapat
akar yaitu pada daerah pemanjangan
menerangkan mekanisme perjalanan air
sel.
tersebut, yaitu: Selanjutnya air dari epidermis masuk
-
tekanan akar
-
pompa xilem
dan sebagian besar air melalui ruang
-
aksi kapiler
antar sel (rute apoplas).
-
penarikan air ke atas.
ke dalam korteks akar. Sebagian air masuk melalui sitoplasma (rute simplas)
Ketika mencapai endodermis, air
Pada pagi hari, sering kita jumpai air
yang masuk dengan rute apoplas dipaksa
yang keluar dari permukaan daun melalui
masuk ke dalam endodermis karena pada
proses gutasi. Gutasi terjadi ketika air
endodermis terdapat jalur/pita Caspary.
dalam tanah jenuh sementara kehilangan
Jalur Caspary merupakan lilin (su-
air melalui evaporasi kecil. Gutasi terjadi
berin) yang menebal pada dinding trans-
karena adanya tekanan akar. Tekanan
versal dan dinding radial sel-sel endoder-
akar terjadi karena adanya gradien osmo-
mis. Suberin tidak dapat ditembus oleh
tik. Gutasi terjadi melalui hidatoda yang ter-
air sehingga air dipaksa masuk ke dalam
dapat pada ujung-ujung pertulangan daun.
sel-sel endodermis pada bagian dinding tangensial. Ketika masuk ke dalam sel,
Gutasi terjadi jika malam hari udara
maka mineral terlarut dalam air akan
dingin dan siang hari udara lembab dan
58
hangat. Pada malam hari, mineral yang
Tidak adanya transpirasi pada malam
diabsorpsi dipompa ke dalam ruang
hari, tekanan di dalam xilem membangun
antarsel disekeliling xilem. Akibatnya
titik-titik penekanan air larutan keluar
potensial air pada unsur pembuluh xilem
hidatoda.
berkurang dan air bergerak ke dalamnya dari sel-sel sekelilingnya.
Walaupun air gutasi menyerupai air embun, keduanya dapat dibedakan. Air embun berasal dari kondensasi uap air, sedangkan gutasi berasal dari tekanan akar. Jika terkena cahaya matahari, air gutasi menguap dan meninggalkan residu bahan organik dan garam mineral. Tekanan akar hanya terjadi pada tumbuhan yang
rendah dan
jarang
melebihi 45 psi (pound per square inch).
Gambar 13. Peristiwa gutasi pada daun
59
Sedangkan untuk tumbuhan yang
Teori kehilangan air melalui traspirasi
tinggi diperlukan tekanan hingga 150 psi.
ini disebut juga teori tegangan adhesi dan
Pada beberapa tanaman misalnya
kohesi.
pinus, tidak mengembangkan tekanan akar. Jika batang dilukai ternyata juga ti-
Pada sebagian besar tumbuhan,
dak menyebabkan air tersembur ke luar.
transpirasi umumnya sangat rendah pada
Demikian juga air kapiler hanya dapat
malam hari.
mencapai ketinggian 0.5 m saja. Transpirasi mulai menaik beberapa
Transpirasi
menit setelah matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari.
Walaupun tekanan akar, pompa xilem dan aksi kapiler berperan dalam transpor air
Transpirasi berhubungan langsung
pada beberapa tumbuhan, sebagian besar
dengan intensitas cahaya. Semakin besar
mekanisme transpor air adalah melalui
intensitas cahaya semakin tinggi laju
proses penarikan air karena penguapan
transpirasi.
atau transpirasi. Faktor-faktor lingkungan lainnya yang Transpirasi adalah proses penguapan
berpengaruh terhadap transpirasi
antara
air melalui stomata. Ketika celah stomata
lain: konsentrasi CO2, temperatur, kelem-
terbuka maka molekul air akan bergerak
baban relatif, kepadatan udara, dan ke-
dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke cepatan angin. konsentrasi rendah (lingkungan luar). Proses transpirasi dapat diterangkan dengan mengacu sifat fisik air . Molekul air akan melakukan tarik
4.4. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata Stomata
merupakan celah yang
menarik dengan molekul air lainnya melalui
dibatasi oleh dua sel penjaga. Sel penjaga
proses kohesi. Selain itu molekul air juga
mempunyai penebalan dinding khusus
dapat melakukan tarik menarik dengan
(bagian tertentu menebal sedangkan
dinding xilem melalui proses adhesi.
bagian lainnya tidak menebal) dan di
Penguapan air melalui stomata akan menarik kolom air yang ada di dalam
dalam selnya terdapat kloroplas Pengamatan mikroskopis terhadap
xilem, dan molekul air baru akan masuk
permukaan daun menunjukkan bahwa ca-
ke dalam rambut akar.
haya mempengaruhi pembukaan stomata.
60
Pada saat redup atau tidak ada ca-
Signal yang mengaktifkan enzim pem-
haya umumnya stomata tumbuhan me-
bentukan malat dan mengaktifkan pompa
nutup. Ketika intensitas cahaya mening-
proton di dalam membran plasma adalah
kat stomata membuka hingga mencapai
cahaya merah dan cahaya biru.
nilai maksimum. Produksi asam malat dan influksion Mekanisme membuka dan menutupnya stomatata dikontrol oleh sel penjaga. Dibawah iluminasi, konsentrasi solut dalam vakuola sel penjaga meningkat. Bagaimana konsentrasi solut tersebut meningkat?
proses osmosis. Ketika vakuola sel penjaga memperoleh air, sel tersebut membengkak dan menyebabkan tekanan turgor naik. Tekanan turgor ini akan mendesak dinding tipis pada sel penjaga sehingga mengakibatkan stomata membuka.
Pertama, pati yang terdapat pada kloroplas sel penjaga diubah menjadi asam malat.
Proses menutupnya stomata akan terjadi pada saat sel penjaga kehilangan ion K+ yang kemudian disusul dengan
Kedua, pompa proton pada membran plasma sel penjaga diaktifkan. Pompa proton tersebut menggerakkan ion H+, beberapa diantaranya berasal dari asam malat, melintasi membran plasma. Asam malat kehilangan ion H+ membentuk ion malat. Hal ini menaikkan gradien listrik dan gradien pH lintas membran plasma.
melalui suatu saluran sebagai respons terhadap perbedaan muatan, sedangkan ion Cl- berasosiasi dengan ion H+ mengalir ke dalam sel tersebut melalui saluran lainnya dalam merespon perbedaan konsentrasi +
hilangnya air melalui proses osmosis yang menyebabkan turgor sel penjaga menurun. Adanya klorofil pada sel penjaga mengakibatkan sel penjaga dapat melangsungkan proses fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan mengurangi konsentrasi CO2. Glukosa larut dalam air sehingga air dari
Ion K+ mengalir ke dalam sel tersebut
+
K+ dan Cl- menarik air ke dalam sel melalui
-
ion H . Akumulasi ion malat, K , dan Cl
jaringan di sekitar sel penjaga akan masuk ke dalam sell penjaga yang mengakibatkan tekanan turgor sel penjaga naik sehingga stomata akan membuka. Faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu: 1. Faktor internal antara lain cahaya
menaikkan tekanan osmotik sehingga air
matahari,
tertarik ke dalam sel penjaga.
asam absisat (ABA).
konsentrasi
CO2,
dan
61
2. Faktor internal (jam biologis).
merupakan adaptasi untuk mengurangi proses penguapan tumbuhan yang hidup
Cahaya matahari merangsang sel
di daerah kering.
+
penjaga menyerap ion K dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari.
Pada malam hari CO2 masuk ke
Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata
dalam tanaman dan disimpan dalam
membuka.
C4 akan membebaskan CO2 pada siang
bentuk senyawa C4. Selanjutnya senyawa hari sehingga dapat digunakan untuk
Stomata akan menutup apabila terjadi
fotosintesis.
cekaman air. Pada saat cekaman air, zat pengatur tumbuh ABA diproduksi di dalam daun yang menyebabkan membran menjadi bocor sehingga terjadi kehilangan ion K+ dari sel penjaga dan menyebabkan sel penjaga mengkerut sehingga stomata menutup. Faktor internal yaitu jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata membuka, sedangkan pada malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata menutup. Stomata pada sebagian besar tanaman umumnya membuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Pada beberapa tumbuhan misalnya kelompok tumbuhan CAM stomata membuka pada malam hari sedangkan pada siang hari stomata menutup. Menutupnya stomata pada siang hari
62
Adaptasi lainnya yang terdapat pada tumbuhan xerofit untuk mengurangi proses transpirasi yaitu memiliki daun dengan stomata tersembunyi (masuk ke bagian dalam) yang ditutupi oleh trikoma (rambutrambut
yang
merupakan
penjuluran
epidermis). Pada saat matahari terik, jumlah air yang hilang melalui proses transpirasi lebih tinggi daripada jumlah air yang diserap oleh akar. Untuk mengurangi laju transpirasi tersebut stomata akan menutup. Menutupnya stomata akan menurunkan jumlah CO2 yang masuk ke dalam daun sehingga akan mengurangi laju fotosintesis. Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya stomata bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan pembentukan gula melalui fotosintesis.
4.5. Transpor fotosintetat melalui floem
sumber gula (sugar source). Floem mengangkut gula dari sumber
Tanaman mempunyai dua sistem transpor yang terpisah yaitu xilem dan
gula, seperti daun atau batang hijau ke bagian tanaman lainnya.
floem. Tempat penerima gula, tempat gula Xilem berfungsi mengangkut air, se-
disimpan atau dikonsumsi disebut sebagai
dangkan floem berfungsi mengangkut gula
sugar sink. Akar, ujung tunas, dan buah
yang dihasilkan dari proses fotosintesis.
yang sedang tumbuh merupakan sugar sink. Demikian juga bagian batang yang
Floem disusun oleh sel-sel penghantar makanan yang disebut unsur tapis yang
tidak berfotosintesis, dan sel-sel hidup pada batang pohon termasuk sugar sink.
tersusun dari ujung ke ujung menyerupai tabung.
Struktur-struktur penyimpan seperti
Melalui perforasi pada lempeng tapis,
akar tunggang tanaman bit gula, umbi ken-
larutan gula (disebut juga cairan floem)
tang, umbi lapis tanaman lili merupakan
bergerak bebas dari satu sel ke sel berikut-
sugar sink selama musim panas ketika
nya karena adanya sitoplasma yang saling berhubungan/kontinu.
tumbuhan menyimpan kelebihan gula. Pada saat musim semi, ketika tanaman mulai tumbuh dan mengkonsumsi gula,
Cairan floem terutama mengandung
akar bit gula, umbi kentang, umbi lapis,
sukrosa (molekul disakarida); selain itu
maupun struktur penyimpan lainnya men-
dapat mengandung ion-ion anorganik,
jadi sumber gula, dan transpor gula melalui
asam-asam amino, dan zat pengatur tum-
floem terjadi dari bagian tersebut ke organ
buh yang dipindahkan dari satu bagian
yang sedang tumbuh.
tanaman ke bagian tanaman lainnya. Jadi setiap tabung penghantar makanBerbeda dengan cairan xilem yang
an dalam floem mempunyai ujung sumber
hanya bergerak satu arah dari akar ke
gula (sugar source) dan ujung sugar sink,
daun, cairan floem bergerak ke berbagai
tetapi dapat berubah menurut musim atau
arah pada tanaman.
tahap perkembangan tanaman.
Tempat gula dihasilkan baik dari
Apa yang menyebabkan cairan floem
proses fotosintesis maupun hasil dari
mengalir dari sugar source ke sugar sink.
pemecahan molekul pati disebut sebagai
Laju alirannya dapat mencapai 1 m/jam,
63
terlalu besar jika dihitung berdasarkan proses difusi (dapat memerlukan waktu 8 tahun). Mekanisme aliran massa merupakan hipotesis yang banyak diterima. Aliran gula melalui floem bergerak dari sugar source ke sugar sink. Pada bagian sugar source misalnya daun: gula diangkut masuk ke dalam tabung floem melalui transport aktif. Muatan gula pada ujung sumber (sugar source) tersebut menaikkan konsentrasi larutan dalam tabung floem. Konsentrasi
larutan
yang
tinggi
tersebut akan menarik air masuk ke dalam tabung secara difusi. Masuknya air tersebut meningkatkan tekanan air pada bagian sugar source di ujung floem. Pada bagian sugar sink, misalnya akar tanaman bit gula, gula dan air meninggalkan tabung floem. Saat gula meninggalkan floem, air akan mengikutinya keluar melalui proses osmosis. Keluarnya gula menurunkan konsentrasigula pada bagian ujung sugar sink. Keluarnya air menurunkan tekanan hidrostatik dalam tabung. Adanya tekanan air pada ujung pembuluh floem.
64
Kerja Ilmiah 2 1. Buatlah 2 (dua) model tanah berlereng dengan kemiringan yang sama pada sebuah mapan 2. Kemudian
tanamilah satu model
tersebut
dengan
rumput,
sedangkan
satunya lagi biarkan dalam keadaan tidak bervegetasi 3. Letakkan dalam tempat terbuka akan tetapi tidak terkena air hujan secara langsung 4. Seminggu kemudian (setelah rumput tumbuh), lakukan pengamatan dengan menyiramkan air dengan menggunakan sprayer tangan pada dua model tersebut Gunakan sejumlah air yang sama banyaknya, hingga terjadi aliran air. 5. Amati yang terjadi pada kedua permukaan lereng
65
4.6. Evaluasi Petunjuk: jawablah dengan benar 1. Apa perbedaan difusi dengan osmosis 2. Apa tujuan transpirasi bagi tanaman 3. Jelaskan mekanisme membuka dan menutupnya stomata, dan faktor apa saja yang mempengaruhinya 4. Jelaskan bagaiman mekanisme pengangkutan air pada tanaman
66
dan
hasil
fotosintesa
Catatan
67
68
BAB V
HARA TANAMAN DAN TANAH SEBAGAI PENYEDIA HARA
5.1. Hara Tanaman
5.1.1. Unsur hara esensial
Sampai saat ini telah diketahui lebih
Pertumbuhan tanaman tidak hanya
dari 100 unsur kimia. Dari lebih seratus
dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi
ini hanya sekitar 17 yang merupakan
juga ditentukan oleh faktor luar (ekster-
hara esensial bagi tanaman.
nal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara
Karbon, Hidrogen, dan Oksigen
esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila
Karbon merupakan rangka dari se-
unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman
nyawa organik. Karbon diambil dari at-
maka tanaman akan menunjukkan gejala
mosfir dalam bentuk karbondioksida, yang
kekurangan unsur tersebut dan pertumbu-
biasa disebut fotosintesa. Peristiwa ini
han tanaman akan merana.
menghasilkan gula dan oksigen. Oksigen dibutuhkan dalam peristiwa respirasi.
Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro
Hidrogen bersama oksigen yang ber-
dan unsur hara mikro. Unsur hara makro
gabung menjadi molekul air, merupakan
diperlukan oleh tanaman dalam jumlah
molekul dalam jumlah terbesar dalam
yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh tana-
tubuh tanaman. Air dibutuhkan tanaman
man). Sedangkan unsur hara mikro diper-
sebagai alat transportasi mineral mau-
lukan oleh tanaman dalam jumlah yang
pun makanan tanaman, dan juga turut
relatif kecil (beberapa ppm/ part per million
berperan dalam beberapa reaksi kimia dari berat keringnya). dalam tubuh tanaman. Hidrogen juga merupakan molekul konstituen beberapa komponen penyusun sel tanaman. 69
Contoh: Unsur N termasuk unsur hara makro. Beberapa unsur ada yang esensial Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam bagi tanaman tertentu, misalnya Na, Si jumlah 1-4 % berat kering tanaman. Un-
dan Co. sedangkan oksigen selain dalam
sur tersebut diperlukan oleh tanaman
bentuk CO2 dan H2O juga dapat diambil
sebagai penyusun asam amino, protein,
dalam bentuk O2, maupun senyawa lain-
dan klorofil.
nya.
Apabila tanaman kekurangan unsur
Unsur C, H, dan O merupakan peny-
N akan menunjukkan gejala antara lain
usun utama makromolekul, seperti: kar-
klorosis pada daun. Gejala kekurangan
bohidrat, lipid, protein dan asam nukleat.
N pertama kali akan muncul pada daun
Setelah C, H, dan O, nitrogen merupakan
tertua
unsur hara makro terpenting.
Unsur Al tidak termasuk unsur hara
Nitrogen merupakan komponen dari
esensial, sebab unsur ini meskipun jum-
asam-asam amino (juga protein), kloro-
lahnya banyak dalam tanah tetapi tidak
fil, koenzim dan asam nukleat. Nitrogen
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
sering merupakan unsur pembatas per-
Keberadaan unsur Al justru dapat bersi-
tumbuhan.
fat racun bagi tanaman. Unsur ini dapat mengikat fosfat sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Walaupun gas nitogen
menyusun
78% atmosfir bumi, tumbuhan tidak dapat menggunakannya secara langsung.
Unsur Cu (cuprum) termasuk unsur
Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh bak-
hara mikro. Unsur ini diperlukan tanaman teri menjadi amonia (NH3). dalam jumlah yang relatif kecil (6 ppm). Jika jumlahnya banyak, Cu akan menjadi
Beberapa tumbuh-tumbuhan (seperti
racun bagi tanaman, misalnya: Cu akan
kacang
membunuh ganggang pada konsentrasi
tumbuhan legume lainnya) bersimbiosis
1 ppm.
dengan bakteri Rhizobium spp.
Unsur hara makro antara lain: C, H,
tanah,
kedelai,
kapri,
dan
Rhizobium ini dapat memfiksasii gas N2 O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. Sedangkan (yang terjerap dalam pori-pori tanah) dan mengkonversinya menjadi amonia. yang termasuk unsur hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl. 70
Bakteri dari genus Azotobacter, yang hidup bebas dalam tanah, juga dapat
Nitrogen diambil dalam bentuk nitrat (NO3- ) atau amonium (NH4+).
melakukan fiksasi nitrogen. Nitrogen digunakan tanaman dalam Molekul NH3 dengan segera mengikat ion H+ membentuk ion NH4+.
sintesa asam amino, yang merupakan bahan dasar pembentukan protein.
Jika bintil akar menghasilkan ion
Sumber utama nitrogen adalah nitro-
NH4+ melebihi yang diperlukan tana-
gen bebas (N2) di atmosfir, dan sumber
man maka ion NH4+ akan dibebaskan
lainnya senyawa-senyawa nitrogen yang
ke dalam tanah dan dapat dimanfaatkan
tersimpan dalam tubuh jasad.
oleh tumbuhan non legume, oleh bakteri nitrifikasi (spesies dari genus Nitrobacter
Nitrogen sangat jarang ditemukan
dan Nitrozomonas) dapat diubah menjadi
menjadi komponen pelikan oleh karena
ion nitrat.
perilakunya yang mudah larut dalam air.
Tumbuhan dapat mengambil nitrogen
Perilaku nitrogen inilah yang menja-
dalam bentuk ion NH4+ maupun NO3-.
dikan endapan-endapan nitrogen yang
Akan tetapi beberapa tumbuhan dapat
relatif cukup banyak ditemui pada daerah
juga mengabsorpsi sejumlah nitrogen
beriklim kering dan itupun terbatas se-
dalam bentuk asam amino atau urea.
cara setempat.
Beberapa tumbuhan pemakan se-
Kandungan nitrogen tanaman rata-
rangga, misalnya: Venus flytrap (Drocera
rata sekitar 2 sampai 4% atau terkadang
sp) dan kantong semar (Nephentes sp.)
dapat mencapai 6%. Protoplasma makh-
dapat mencerna serangga menjadi asam
luk hidup juga mengandung protein.
amino untuk memenuhi kebutuhan nitrogennya.
Nitrogen juga dibutuhkan tanaman untuk beberapa komponen vital seperti
5.1.1.1.Unsur hara makro
klorofil, asam nukleat dan enzim. Defisiensi nitrogen akan membatasi
N, P, dan K merupakan tiga unsur
pembesaran dan pembelahan sel.
utama dalam kehidupan tanaman.
71
Gejala defisiensi berupa tanaman yang kerdil dan kuning akan terlihat, teru-
Gambar 14 dibawah menunjukkan peredaran hara nitrogen di alam.
tama pada bagian tanaman yang lebih tua.
Nitrogen dapat hilang ke atmosfir melalui denitrifikasi nitrat atau oleh volaBerikut beberapa gejala kekurangan
nitrogen pada tanaman yaitu: -
pertumbuhan lambat
-
daun berwarna kuning (kllorosis)
-
nekrosis pada bagian ujung daun, Nitrogen merupakan unsur mobil
dalam tanaman, yaitu unsur dapat dipindahkan dari jaringan tua ke yang muda.
Gambar 14. Peredaran nitrogen
72
tilisasi amonia.
Senyawa nitrogen yang tertambat pada jasad hidup dan dilibatkan dalam ke-
Energi yang dibebaskan dari peruba-
giatan fisiologisnya, dikembalikan ke dalam
han di atas akan digunakan oleh berbagai
peredaran nitrogen setelah mengalami
jasad tanah itu untuk melakukan kegiatan-
mineralisasi.
nya termasuk melakukan perubahan senyawa N tahapan selanjutnya.
Peruraian senyawa N-kompleks menjadi senyawa N-anorganik
sederhana
Proses perubahan bentuk senyawa
sehingga memungkinkan digunakan lagi
N-organik kompleks menjadi senyawa N-
dalam asimilasi jasad berlangsung dalam
organik lebih sederhana (asam amino)
dalam beberapa tahapan yang melibatkan
disebut aminasi.
peranan berbagai macam jasad pengurai. Perubahan bentuk senyawa N ini da-
Asam amino yang dibentuk me- lalui
pat dijelaskan pada Gambar 15 dibawah
aminasi
akan
terus
diserang
untuk
ini.
diuraikan dan dimanfaatkan oleh jasad renik sampai akhirnya akan membentuk amonim yang disebut amonifikasi. N-amonium hasil amonifikasi ini akan digunakan oleh jasad renik tanah, diserap tanaman, atau ditambat oleh liat. Tahapan selanjutnya
adalah pe-
rubahan senyawa N-amonium menjadi senyawa nitrit (nitrifikasi). Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi enzimatik yang dilakukan sekelompok jasad renik dan berlangsung dalam dua tahap terkoordinasi. Masing-masing
tahapan
dilakukan
sekelompok jenis jasad renik, yang berGambar 15 . Perubahan bentuk senyawa nitrogen
beda dari keompok jasad renik yang bekrja pada tahap berikutnya. 73
Pencucian nitrat , terutama pada ta-
Fosfor merupakan unsur yang sangat
nah-tanah berpasir menyebabkan kurang-
labil karena ketersediaannya dipengaruhi
nya N dari daerah perakaran tanaman.
oleh pH.
Fosfor
Peredaran P di alam disajikan pada Gambar 16 dibawah ini.
Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4= bergantung pada pH tanah.
Gambar 16. Peredaran hara posfot di alam
74
Posfor alam memasuki sistem tanah melalui penghancuran dan peruraian yang berjalan lambat oleh karena daya larutnya yang rendah. Walaupun pembebasan P dari bentuk tidak larut batuan posfat dan bentuk lain sangat lambat, namun takaran P yang diangkut air sungai dan diendapkan di laut sangat besar.
oleh ion aluminium sedangan pada pH tinggi terfiksasi oleh besi (Fe). Oleh karenanya ketersediaan P selalu menjadi faktor pembatas untuk daerah hutan hujan tropis. Beberapa
faktor
yang
berperan
dalam pengendalian ketersediaan hara
Diperkirakan sekitar 3.5.juta ton P per tahun terangkut dan diendapkan di laut sebagai Kalsiumposfat yang sukar larut.
posfor adalah: 1. pemupukan P 2. pelapukan bahan yang mengandung P 3. serapan akar
Hanya sebagain kecil P yang kembali ke tanah melalui guano yang dihasilkan burung laut dan oleh manusa melalui ikan yang dikonsumsinya.
posfat yang berada dalam sisitem ta- nah berbagai
jenjang
kelarutan.
Bentuk posfat ini akan dikonsumsi jasad hidup, dijerap liat tanah, bahan organik, kation Al, Fe, Mn, Ca, dan kation lain. Posfat yang dikonsumsi akan dilibatkan dalam sintesis protoplasma dasn kembali memasuki sisitem tanah setelah diurai oleh bakteriposfat.
4. jasad renik 5. jerapan dan pencucian Gejala kekurangan P pada tanaman memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Hasil uraian P-alam berupa senyawa dengan
Pada pH rendah posfor terfiksasi
1. Pertumbuhan lambat 2. Menguningnya daun (terutama pada daun tua) 3. Daun berwarna hijau gelap 4. Guguir daun 5. Berbuah sedikit dan perkembangan biji terhambat. Ruang berpikir menurut pendapatmu apakah setiap tanaman yang dibudidayakan pada daerah tropis harus dilakukan pemupukan P
75
Gambar 17 Defisiensi Posfor pada daun anggur
Gambar 18 Defisiensi posfor pada tomat
76
Kalium
b. dapat
dipertukarkan
ataupun
di-
absorbsi Kalium diambil tanaman dalam ben-
c. dalam larutan tanah
tuk inon K. Ion ini tidak disintesa menjadi Umumnya tanah yang kandungan ta-
komponen tertentu.
nah liatnya tinggi cenderung untuk menTanah dapat mengandung lebih ku-
gandung kalium yang relatif tinggi juga,
rang 900-1400 pound per 1 m3 tanah,
dibandingkan dengan tanah berpasir dan
akan tetapi 90-98% kalium ini terkon-
organik.
sentrasi pada mineral primer dan tidak tersedia bagi tanaman. Sumber utama K berasal dari pelapukan mineral yang mengandung K. Kalium dalam tanah dapat dijumpai dalam 3 kemungkinan yaitu: a. secara kimi terikat dalam mineral
Hanya sekitar 1-10% dari total kalium yang terdapat dalam tanah dapat diambil tanaman, dan hanya 1 sampai 2% dari yang terkandung dalam tanah yang dapat dipertukarkan. Gambar 19 berikut ini memperlihatkan beberapa bentuk kalium dalam tanah
primer tanah
Gambar 19. Ketersediaan K dalam tanah 77
Kalium merupakan bagian penting
Walaupun kalium penting untuk se-
dalam tranlokasi gula dan pembentukan mua tanaman tingkat tinggi dan rendah pati.
akan tetapi hara ini bukan merupakan bagian penyusun tubuh tanaman.
Kandungan Kalium pada sel tetangga juga berperan dalam mengatur membuka dan menutupnya stomata.
Kalium tidak membentuk ligand (molekul organik kompleks) yang teruta-ma berfungsi sebagai aktivator suatu enzim
Pertumbuhan, perluasan dan ketah- atau kofaktor dari sekitar 46 enzim. anan terhadap penyakit juga dipengaruhi oleh cukup tersedianya hara ini.
Kalium disimpan dalam jumlah besar di vakuola.
Peningkatan ukuran dan kualitas buah-buahan, kacang, dan sayuran juga
Kalium juga berperam dalam mem-
dipengaruhi oleh ketersedian yang cukup bantu memelihara potensial osmotis dan dari unsur ini.
pengambilan air, dan berpengaruh positif terhadap penutupan stomata.
Tanaman kentang, bit gula, ataupun
Tanaman yang cukup mengandung
wortel membutuhkan kalium yang cukup
K hanya sedikit mengalami kekurangan
besar untuk membantu akumulasi kar-
air.
bohidrat dan translokasi asimilat keluar daun.
Kalium juga berfungsi menyeimbangkan muatan-muatan anion dan mempen-
Pertumbuhan vegetatif pada tanam-
garuhi penyerapan dan transportasinya.
an sayuran seperti asparagus dan kol juga membutuhkan kalium dalam jumlah besar.
Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa tanaman yang cukup mengandung kalium dapat mengurangi
Gejala kekurangan kalium pada tanaman
berjangkitnya penyakit (misalnya Ver-
ditandai oleh:
ticillium yang menyebabkan layu pada
1. Pertumbuhan lambat
kapas) dan jatuh rebah pada tanaman.
2. Ujung daun mengalami nekrosis yang dimulai pada daun muda.
Telah diketahui kalium berperan
3. batang lemah
dalam fotosintesis karena secara lang-
4. buah kecil kecil
sung meningkatkan pertumbuhan dan indeks luas daun.
78
Tingkat kritis K dalam jaringan tumbuhan relatif tinggi, biasanya sekitar 1.0%
Tanaman juga membutuhkan kal- sium, magnesium,
dan
sulfur
untuk
per-
atau 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan tumbuhan dan perkembangannya. titik kritis posfor. Gambar 20, dan 21 dibawah ini memperHampir seluruh kalium diserap pada fase pertumbuhan vegetatif hanya se-
lihatkan gejala kekurangan kalium pada paprika, dan daun labu.
dikit yang ditrasfer ke buah atau biji.
Gambar 20 Gejala kekurangan kalium pada paprika
79
Gambar 21. Gejala kekurangan kalium pada daun labu Kalsium
apatit (Ca3 (PO4) , kalsit (CaCO3), dan dolomit (CaCO3, MgCO3).
Umumnya
tanah-tanah
mineral
banyak mengandung calsium, karena
Kalsium merupakan unsur esensial
mineral yang mengandung unsur ini
yang paling tidak bergerak. Pengambilan
pada
dan transpor terjadi secara pasif.
kerak
bumi
cukup
banyak
misalnya Dibandingkan dengan ion-ion lain apatit (Ca3 (PO4) , kalsit (CaCO3), dan
hanya sedikit ataupun tidak ada peng-
dolomit (CaCO3, MgCO3).
angkutan di dalam floem. Status kalsium dalam tanah ber-
Kalsium merupakan unsur esensial yang paling tidak bergerak. Pengambilan dan transpor terjadi secara pasif.
80
hubungan dengan pH yang pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan pengaruh ketersediaannya.
Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca++. Senyawa ini merupakan
mengurangi bercak-bercak hitam pada buah-buahan.
bagian esensial dari dinding sel. Gejala defisiensi Kalsium pertama sekali Kalsium disimpan pada jaringan tanaman dan tidak dapat diremobilisasi. Kacang tanah membutuhkan kalsium yang tinggi untuk perkembangan polongnya.
terlihat pada daun-daun muda, sebagian daun
akan
berubah
bentuk
dan
mengalami klorosis, sedangkan pada organ yang lebih tua jarang teramati gejala defisiensi. Hasil ini memperlihatkan bahwa kalsium tidak didistribusikan ke
Pengaplikasian unsur ini melalui
bagian yang lebih muda.
daun sering digunakan petani untuk
Gambar 22 Buah apel yang mengalami kekurangan kalsium
81
kulit
buahnya
lembek
pada
2. Matinya titik tumbuh pada batang
beberapa bagian buah dan kemudian membusuk. Oleh karenanya jika dalam
juga akar 3. Gejala abnormal dari daun (berwarna
pertumbuhan buah kekurangan hara kalsium ini buah akan busuk. Secara umum ciri-ciri gejala defisiensi kalsium adalah: 1.
lebih gelap) 4.
Mati pucuk
5.
Batang lemah
6.
Buah busuk
Tip burn pada daun muda
Gambar 23 mengeringnya buah tomat akibat kekurangan kalsium
82
Gambar 24 Daun jeruk yang mengalami defisiesi magnesium Magnesium
Unsur ini bersifat mobil dan merupakan aktivator beberapa enzim.
Magnesium tanah berasal dari pelapukan mineral primer (yaitu biotit, serpentin, hornblende, dolomit, dan olivin).
Pengambilan magnesium dilakukan secara aktif dan pasif. Transpor terutama terjadi di dalam aliran tranpirasi.
Seperti kation yang lain tanaman
Dibandingkan dengan kalsium, maka
mengambil magnesium dalam bentuk ion
magnesium lebih aktif bergerak, dan dari
Mg++.
beberapa penelitian diketahui bahwa un-
Klorofil yang merupakan pabrik berlangsungnya fotosintesis mengandung
sur ini banyak terdapat pada pembuluh floem (transpor aktif).
magnesium sebagai intinya. 83
Gejala defisiensi magnesium: 1. Menguningnya tulang daun tertama pada daun tua 2. Keriting pada tepi daun 3. Kuning sepanjang tulang daun.
5.1.1.2. Unsur Hara Mikro
Besi Besi menyusun sekitar 5% dari kerak bumi dan umumnya dijumpai dalam tanah. Besi berasal dari mineral primer ferro-magnesium silikat. Pada tanah yang drainasenya jelek bentuk besi tereduksi (ferro= Fe2+) menin-
Mikronutrien dibutuhkan tanaman
gkat, bahkan sampai ketingkat beracun.
dalam jumlah kecil. Yang termasuk kedalam kelompok mikronutrien ini adalah zinkum, besi, mangan, kuprum, boron, molibdenum, klor dan nikel.
Zinkum Gejala kekurangan 1. Menurunnya pertumbuhan, batang menjadi berbentuk roset 2. Terhalangnya pembentukan buah
Kondisi inilah yang perlu menjadi pertimbangan sistem pengairan pada budidaya padi sawah. Diambil tanaman dalam bentuk ion Fe++, dan dibutuhkan untuk pembentukan klorofil. Defisiensi Fe dapat terjadi pada tanah yang mempunyai pH tinggi. Gejala kekurangan unsur ini pada
3. Klorosis pada intervenal daun
tanaman adalah:
4. Dieback
1. Klorosis pada interveinal 2. Dalam beberapa kasus ranting mati
Gambar 25 Defisiensi besi pada daun bunga rose
84
Pada Gambar 25 dapat dilihat bahwa gejala kekurangan besi ini akan mengaki-
batkan daun tanaman menguning, karena gagalnya membentuk butir hijau daun.
Gambar 26 Defisiensi besi pada rerumputan
Gambar 27 Defisiensi besi pada daun jeruk 85
Pada Gambar 27 dapat dilihat mengun-
Gejala kekurangan hara cuprum adalah:
ingnya daun jeruk pada daun nomor 2
1. pertumbuhan kerdil
dan 3 sebagai akibat kekurangan besi.
2. mati pada pucuk terminal 3. hipo pikmentasi
Mangan
4. mati dan keriting pada ujung daun
Mangan merupakan aktivator be-
Boron
berapa enzim, dan juga berperan dalam pembentukan klorofil.
Boron terdapat dalam tanah pada tingkatan yang sangat rendah sebagai
Mangan juga mengaktifkan asam indolasetat oksidase (IAA) dalam jaringan
asam borat (HBO3) dan diabsorbsi oleh partikel tanah sebagai borat
tanaman seperti Fe. Pengambilan B diperkirakan sebagai Mn juga relatif tidak bergerak dan
asam borat yang tidak berdissosiasi,
teristimewa ditranslokasikan ke jaringan
tampaknya terutama pasif melalui aliran
muda atau meristimatik.
transpirasi.
Gajala kekurangan:1.
Klorosisi
pada
daun muda 2. Penguningan secara gradasi
Gambar 29 Gejala defisiensi boron pada Gambar 28 Gejala defisiensi mangan Kuprum Merupakan aktivator dari beberapa enzim, dan memegang peranan penting pada produksi vitamin A.
86
daun anggur
Gambar 30 Gejala toksisitas boron pada daun tomat Boron
mempengaruhi
bangan
sel
transport
dan
gula
perkem-
mengendalikan
dan
pembentukan
polisakarida. Fungsi dengan
lainnya
sisi
aktif
selalu
dikaitkan
fosforilasi
untuk
menghambat pembentukan pati yang
dalam bentuk ion molibdat atau MoO42.Ion ini digunakan dalam proses transformasi senyawa nitrogen. Perubahan nitrogen nitrat kedalam asam amino dilakukan oleh enzim nitrat reduktase yang pembentukannya
membutuhkan
molib-
denum.
mencegah polimerisasi gula. Konsentrasi yang tinggi dari unsur ini Dari
beberapa
hasil
penelitian
boron merupakan unsur tidak mobil.
pada pakan ternak dapat menyebabkan keracunan ternak.
Gejala kekurangan: 1. Matinya pucuk 2. Klorosis pada daun 3. Bintik kuning pada buah atau umbi 4. menurunnya pembungaan atau kegagalan polinasi Molibdenum Molibdenun diabsorbsi tanaman
Gambar 31 Gejala defisiensi molibdenum 87
Gejala kekurangan
Nikel
molebdenum
hampir sama dengan gejala kekurangan nitrogen, hal ini disebabkan hara molib-
Nikel diabsorbsi tanaman dalam
denum ini berfungsi sebagai transfer/
bentuk kation divalen (Ni++). Nikel merupakan bagian dari enzim urease, yang
pmbentukan senyawa N (Gambar 31).
berperan dalam konversi amonia urea senyawa
jaringan tanaman, oleh karenanya ion ini
N pada tanaman yang kekurangan Mo,
dibutuhkan dalam proses metabolisme
menyebabkan terhambatnya pertumbu-
nitrogen.
Gagalnya pembentukan
han vegetatif tanaman tanaman menjadi kerdil.
Nikel
dibutuhkan
tanaman
dalam
jumlah relatif sedikit. Konsentrasi kritis Gejala kekurangan molibdenum adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan terhambat, pada tanaman kekurangannya selalu memberikan indikasi kekurangan hara N, sebab ion ini berperan dalam proses konversi dan pembentukan senyawa N. 2. Menggulungnya daun 3. Gugurnya bakal bunga 4. Bintik kuning pada jeruk Klor Klor diambil tanaman dalam bentuk ion klorida (ion Cl-). Ion ini dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis dan pengaturan potensial turgor sel tanaman. Umumnya gejala defisiensi Cl jarang terjadi pada tanaman, yang umum adalah gejala toksisitas.
88
pada tanaman sekitar 0.1 ppm. Gejala defisiensi adalah: -
Klorosis pada daun muda Matinya titik tumbuh
Gambar 32 Daun yang mengalami kera- cunan klor
5.1.2. Keseimbangan hara
Pemeliharaan keseimbangan hara dalam tanah merupakan faktor penting
Keseimbangan hara untuk pertumbuhan optimum tanaman. Kelebihan dan
kekurangan
menyebabkan
dari tujuan perbaikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
efek
negatif pada tanaman.
Manajemen hara menjadikan tidak budidaya tanaman menjadi lebih ekonomis,
Misalnya pada
tanah
kelebihan dapat
magnesium
efisiensi, dan tidak merusak lingkungan.
menghambat
pengambilan kalium. Rendahnya
pemberian
fosfor
dapat menginduksi defisiensi zinkum.
89
5.1.3. Analisis kebutuhan hara
Keberhasilan dari analisa tanah dan jaringan tanaman sangat tergantung pada:
Gejala keracunan dari pemberian pupuk maupun pestisida dapat menye-
1. Metode pengumpulan dan sampel yang representatif
babkan terhambatnya pertumbuhan pera- 2. Analisis yang akurat karan tanaman. Untuk menghindari kes- 3. Kebenaran interpretasi hasil analisis alahan dalam aplikasi pemberian kedua bahan kimia tersebut dibutuhkan analisa 5.1.3.1. Analisis tanah seberapa besar kebutuhan satu unsur yang mendukung pertumbuhan tanaman.
Gambar 33 dibawah ini diberikan tahapan dari proses analisis tanah
Analisa kesuburan tanah dan analisa daun selalu digunakan untuk memverifikasi defisiensi hara atau gejala keracunan.
Diawali dengan proses pengambilan sampel tanah yang mewakili.
Analisis ini merupakan alternatif ter-
Tanah yang diambil adalah tanah
baik dalam memprediksii kebutuhan hara
yang akan digunakan sebagai media
tanaman sebelum tanaman mengalamii
tumbuh tanaman.
cekaman (toksisitas) ataupun defisiensi. Untuk akurasi umumnya dibutuhkan Analisis tanah dan jaringan tanam keduanya akan memberikan alternatif
lebih kurang setengah kilogram tanah per satu titik sampel.
untuk mengatasi kendala keterbatasan media tumbuh tanaman. Informasi yang lengkap ini akan mengurangi kegagalan panen pada budidaya yang dilakukan. Analisis
jaringan
tanaman akan
memberikan informasi status hara pada tanah dan tanaman. Gambar 33 Tahapan proses analisis tanah
90
Tanah yang diambil bersifat heterogen, tidak tertumpu pada satu bagian saja dari hamparan tanah yang tersedia. Untuk menghasilkan data yang akurat umumnya dibutuhkan lebih kuran 20 titik sampel per satu hektar lahan. Kemudian 10 sampel tanah dijadikan satu dan sepuluh lainnya pada kelompok kedua. Perlu diketahui hasil analis tanah ini tidak mengukur hara yang tersedia untuk
Gambar 34 Tahapan proses analisis jaringan tanaman
tanaman akan tetapi merupakan indeks dari sejumlah hara dalam tanah
Umumnya kandungan hara dalam tanaman berfluktuasi sejalan dengan
5.1.1.2. Analisis jaringan tanaman
fase pertumbuhannya.
Analisis tanaman dimulai dengan
Kandungan hara lebih kecil pada
melakukan pengumpulan sampel yang
tanaman yang tua, dan bervariasi dian-
mewakili.
tara bagian-bagian tanaman. tanaman
Misalnya jaringan reproduksi um-
dilakukan berdasarkan spesies, fase per-
umnya memiliki konsentrasi posfor yang
tumbuhan tanaman, dan dalam bentuk
lebih tinggi dibandingkan dengan jaring-
apa ion hara yang akan diamati
an vegetatif.
Pengelompokan sampel
Untuk lebih jelasnya prosedur kera
Analisis jaringan sangat menolong
dari analisis tanaman dapat diperhatikan
kita untuk lebih memahami kondisi per-
Gambar 34 dibawah ini.
tanaman kita. Sampel yang diambil merupakan sampel yang berasal dari dua areal yang berbeda, satu areal dimana tanaman
91
dapat tumbuh normal dan satu lagi pada
1. Bahan induk tanah
daerah yang mengalami gejala Tanah terbentuk dari peahan-pecah-
5.2. Tanah sebagai Penyedia Hara
an batuan induk yang berlangsung terus menerus akibat faktor-faktor lingkungan.
Media pertumbuhan tanaman yang
Pecahan bahan induk tersebut berlang-
umum adalah tanah, tanah mengand-
sung akibat pelapukan dan penghancuran
ung mineral kompleks yang berasal dari
melalui proses fisika, kimia, dan biologi.
dekomposisi bahan induk tanah dan bahan organik.
Pelapukan kimia meliputi perubahan kimia dari bahan induk melalui berbagai
Ada 4 komponen penting dari tanah
proses oksidasi, hidrolisa, karbonisasi dan
yaitu:
sebagainya. Proses biologi berlangsung
1. bahan mineral tanah
akibat eksudat-ksudat mikroba tanah dan
2. bahan organik
akar tanaman serta manussia dengan ber-
3. air tanah
bagai aktivitasnya.
4. udara tanah Kandungan hara yang dikandung tanah Kombinasi kempat faktor akan meng-
tergantung dari bahan induk tanahnya.
hasilkan jenis tanah yang berbeda. Komposisi yang paling baik dari tanah adalah
2. Iklim.
dengan perbandingan yang cukup seimbang diantara keempat komponen.
Temperatur dan kelembaban tanah adalah dua faktor utama dalam proses
5.2.1.Proses pembentukan tanah
pembentukan tanah.
Perkembangan pembentukan tanah
Kinetika reaksi kimia tanah dipengaruhi
merupakan proses gabungan antara pros-
oleh temperatur. Perubahan temperatur
es fisika dan kimia serta diikuti aktivitas bi-
akan berpengaruh terhadap kandungan
ologi untuk merombak bahan induk tanah.
kelembaban tanah.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah:
92
Hubungan suhu dengan kelembaban tanah ini berbanding terbalik, yang arti-
nya semakin tinggi suhu maka kelembaban tanah semakin rendah.
Akan tetapi yang perlu diingat adalah makhluk hidup ini berperan dalam proses pembentukan tanah.
Laju reaksi kimia tanah dapat meningkat sebesar 2 sampai 3 kali lipat jika suhu naik sebesar 100C. Karena dekomposisi hanya aktif jika tersedia air, maka tanah dengan curah hujan tinggi akan mengalami laju dekomposisi yang cepat juga. Intensitas curah
4. Topografi Pada tanah miring atau tanah yang agak kedap air, sejumlah besar air yang jatuh diatasnya hilang karena aliran permukaan. Hal ini akan mengakibatkan dua hal
hujan yang tinggi ini juga akan men-
yaitu (1) kehilangan air yang seharusnya
gakibatkan pencucuian hara yang telah
masuk ke dalam tanah dan (2) hilangnya
terdekomposisi tadi.
tanah akibat aliran air yang terlalu cepat.
Pada daerah tropis dengan curah
Ketidaktersediaan air pada tanah dengan
hujan dan suhu yang tinggi menjadikan topografi miring ini akan menghambat tanah-tanah daerah ini berwarna merah proses fisis, kimia, dan biologi pembenkekuningan sebagai ciri tanah yang ban-
tukan tanah.
yak mengandung mineral besi oksida. 5. Waktu 3. Makhluk hidup Karena proses pembentukan tanah Aktivitas mikro/makro flora dan fauna tanah mempengaruhi proses pembentukan tanah.
ini berlangsung lambat, maka dibutuhkan sekitar seratus atau seribu tahun untuk pembentukan tanah dari bahn induknya.
Organisme makro flora dan fauna lebih mempengaruhi proses pembentukan tanah melalui rekasi mekanis, sedang organisme mikro lebih berperan pada peristiwa kimia dan biologi. Mikro flora dan fauna tanah terjalin menjadi satu sehingga sukar dibedakan penguraian yang dilakukan oleh fauna
Gambar 35 Perbandingan volumetrik dari
maupun flora tanah.
komposisi tanah
93
5.2.2. Profil tanah
umum suatu tanah sangat tergantung pada perubahan kondisi iklimnya.
Irisan melintang dari tanah disebut Profil tanah merupakan bagian pen-
profil tanah. Penampang lintang tanah dapat kita lihat dari gambar dibawah ini.
ting bagi pertumbuhan tanaman. Kedalaman, tekstur dan struktur ta-
Horizon A adalah bagian permukaan tanah yang paling dipengaruhi oleh akti-
nah serta sifat kimia merupakan syarat mutlak bagi media tumbuh tanaman
vitas makhluk hidup dan iklim
5.2.3. Tekstur dan Struktur Tanah Horizon B merupan horizon akumulaTanah terdiri dari partikel-partikel
si dari beberapa material hasil pencucian dari horizon A Akumulasi ini di sebut juga
dengan beberapa ukuran.
illuviation. Partikel mineral dibagi atas tiga kelomBahan induk (Horizon C), merupalan lapisan terakhir.
pok yaitu: a. lempung b. liat c. pasir. Struktur tanah Partikel-partikel tanah dapat dipisahkan lagi menjadi agregart-agregat tanah, group, atau kelompok. Ada 4 tipe agregat tanah, yaitu: -
granular
Gambar 36 Penampang melintang
-
prismatik
tanah
-
balok,
-
lempeng.
Faktor iklim merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan profil tanah, oleh karenanya karakteristik
94
jumlah ion OH lebih banyak dan disebut reaksi alkalin. Jika konsentrasi ion H dan ion OH sama maka reaksi tanahnya netral. Suatu tanah dikatak masam jika pH kurang dari 7, netral bila pH sama dengan 7, dan alkalin (basa) jika pH lebih dari 7. Dalam budidaya tanaman pengetahuan mengenai adanya unsur yang beracun lebih penting dibandingkan dengan ketersediaan hara itu sendiri, karena umumnya tanaman lebih beradaptasi dengan Gambar 37 Tipe agregat tanah
kondisi keterbatasan hara dari pada efek beracun dari hara tersebut.
Pada Gambar 37 memperlihatkan 4 tipe agregat tanah yaitu granular (no 1), balok (no.2) prismatik (no.3), dan lempeng (no.4)
5.2.4. Kimia Tanah 5.2.4.1. Reaksi tanah Raksi tanah digolongkan menjadi dua yaitu reaksi netral, alkalin, dan masam. Reaksi tanah mempengaruhi ketersediaan hara dan adanya unsur-unsur yang beracun. Reaksi tanah yang banyak mengandung ion H+ dari pada OH lebih bersifat masam, kebalikannya dapat terjadi yaitu
Tanah masam dicirikan oleh tingginya konsentrasi ion H+. Keberadaan ion hidrogen dalam larutan tanah akan mempengaruhi serapan hara dan pengaruh tidak langsungnya terhadap ketersediaan hara. Beberapa unsur hara berkurang bila pH dinaikkan misalnya besi, mangan dan seng, sedangkan molibdenun berkurang ketersediaannya jika pH diturunkan.
5.2.4.2. Kapasitas tukar kation tanah Kapasitas tukar kation mencerminkan berapa banyaknya kation yang dapat dipertukarkan pada kompleks absorbsi tanah.
95
Jumlah bahan organik, tipe tanah, dan
Partikel liat dan bahan organik tanah
jumlah mineral liat, menentukan kapasitas
merupakan permukaan mineral liat tanah
tukar kation pada kompleks absorpsi
yang mengikat ion
Pertukaran kation dalam tanah meru-
Jumlah bahan organik, tipe tanah,
pakan bagian penting dalam proses ma-
dan jumlah mineral liat menentukan
suknya hara ke dalam tubuh tanaman.
kapasitas tukar kation pada kompleks absorpsi dan akan mempengaruhi perge-
Kemampuan nilai tukar kation yang
rakan hara dari tanah ke akar tanaman.
tinggi mencerminkan nilai kesuburan tanah.
Semakin tinggi kapasitas tukar kation semakin tinggi kemampuan kompleks ab-
Perbandingan antara basa-basa de-
sorpsi tanah untuk mengikat kation-kation.
ngan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen (%) disebut dengan kejenuhan basa.
Kemampuan nilai tukar kation yang tinggi mencerminkan nilai kesuburan tanah.
Secara skematik perbandingan antara basa-basa dangan kapasitas tukar kation seperti dibawah ini.
Kation-kation yang memegang peranan penting adalah kalsium, magnesium, kalium, natrium, amonium dan hidrogen.
KEJENUHAN BASA
me (ca + Mg + K + Na)/100 g ×100% me NT Ktotal/100g
Empat kation ini (Ca, Mg, K, dan Na) merupakan nutrien penting untuk pertumbuhan
Semakin tinggi kejenuhan basa
dan perkembangan tanam-an.
ber-arti semakin tinggi kapasitas tukar kation dan semakin rendah jumlah ion H+ yang ada di kompleks tanah.
Faktor yang mempengaruhi kapasitas tukar kation adalah tekstur tanah.
Kapasitas tukar kation merupakan indikator penting dari pengujian kesuburan dan potensial produktivitas tanah.
Makin halus tekstur tanah makin tinggi KTK nya. Pasir dan lempung berpasir sedikit mengandung liat koloid dan juga
Kapasitas tukar kation mencermin-
miskin bahan organik dan humus, seba-
kan berapa banyaknya kation yang dapat
liknya tanah bertekstur halus mengandung
dipertukarkan pada kompleks absorbsi
lebih banyak liat dan juga humus. Dengan
tanah
96
demikian tanah halus ini mempunyai KTK
tanah dibandingkan dengan kalsium.
lebih tinggi dibandingkan tanah pasir. Reaksi tersebut dapat dilukiskan meNilai tukar kation tanah terdapat di-
lalui reaksi sederhana dibawah ini.
dalam fraksi liat dan fraksi bahan organisme. Liat merupakan misel yang bermua-
misel
Ca
+ 2H+ ⇒
H H
misel + Ca2+
tan negatif dan pengikatan kation tidak mantap seperti kation H+, Ca++, Mg++,
Reaksi ini berlangsung secara ekivalen
K+, dan Na+. Jika ion H dalam larutan tanah Derajat kejenuhan koloidal misel ta-
menurun sedangkan ion Ca meng-
nah merupakan ukuran penting bagi ke-
alami peningkatan (sebagai akibat dari
suburan tanah.
pengapuran)reaksi akan beralih kekiri.
Pertukaran kation merupakan reaksi
Sebaliknya jika ion hidrogen bertam-
yang terkadi pada bidang jerap tanah bah, sedangkan ion kalsium berkurang, dengan ilustrasi gambar 37 berikut.
maka reaksi akan ke kanan.
Sebagai ilustrasi kita ambil contoh
Tanah sangat dinamik, sehingga
tanah mineral dengan Ca terjerap. Tanah
reaksi kesetimbangan akan selalu terjadi
dalam keadaan optimum air dan suhunya.
dalam tanah sesuai perubahan keadaan.
Di dalam tanah terdapat asam karbonat dan organik yang berasal dari perombakan makhluk hidup.
Pada daerah yang curah hujan tinggi, ion hidrogen banyak memasuki kompleks jerapan tanah, sedangkan ion kalsium
Melalui reaksi hidrolisa senyawa asam tadi diuraikan menjadi H+ dan sisa asam-.
keluar dari kompleks tersebut, masuk ke dalam larutan tanah.
Ion hidrogen yang terbentuk bekerja
Reaksi pertukaran kation diatas me-
untuk menggantikan ion kalsium yang
lukiskan pertukaran kation yang terjadi
berada pada kompleks jerapan tanah.
dalam tanah daerah humid.
Pertukaran ini terjadi disebabkan
Curah hujan yang tinggi akan men-
oleh aksi massa dan karena ion hidrogen
gakibatkan tercucinya ion yang dibutuh-
diikat lebih kuat oleh kempleks jerapan
kan tanam.
97
Pengapuran dan pemupukan akan
5.3. Bahan organik tanah
membuat kesetimbangan reaksi akan berbalik arah, yang mengakibatkan lebih
Bahan organik tanah adalah kompo-
sedikit ion hidrogen yang berada pada jera-
nen utama dalam penentuan tinggi renda-
pan tanah dan terjadi kenaikan pH.
hnya produktivitas dan kesuburan tanah.
Kalium yang berasal dari pupuk yang kemudian terjerap merupakan unsur hara yang tersedia bagi tanaman.
Kandungan bahan organik berkisar antara 20 sampai 30 persen, bergantung pada tekstur dan fraksi mineral tanah.
Oleh karenanya pertukaran kation ini berguna bagi penyediaan unsur hara bagi tanaman.
Kurangnya bahan organik akan mengurangi kation-kation yang dapat dipertukarkan oleh karena itu kesuburannya rendah. Beberapa manfaat dari bahan organik tanah adalah: 1. menjaga kestabilan agregat tanah 2. Meningkatkan ketersediaan tata udara dan infiltrasi 3. Meningkatkan kapasitas daya ikat tanah terhadap air 4. Sebagai buffer dalam perubahan pH tanah 5. Menyediakan berbagai sumber hara makro dan mikro untuk kebutuhan tanaman 6. Menyediakan bahan makanan untuk mikroorganisme tanah.
Gambar 38 Ilustrasi skematik dari pertu-
Bahan organik tanah berasal dari
karan kation antara permukaan negative
residu tubuh tumbuhan dan hewan yang
dari partikel liat dan larutan tanah
telah mengalami berbagai proses perombakan. Perombakan ini akan menghasil-
98
kan tiga komponen utama yaitu polisa-
5.4. Evaluasi
karida, lognin dan protein. Polisakarida terdiri dari selulosa, hemiselulosa, gula, pati dan pektin. Lignin adalah kompleks material yang berasal dari jaringan kayu tumbuhan. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam tumbuhan dapat diklasifikasikan menurut tingkat mudah tidaknya senyawa tersebut didekomposisikan. Pembagian tersebut tertera pada Tabel 1 dibawah ini. Diantara senyawa-senyawa tersebut diatas protein kasar merupakan senyawa yang paling kompleks karena mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, besi, belerang dan beberapa un-
1. Sebutkan 15 unsur esensial yang dibutuhkan tanaman 2. Mengapa pemupukan yang dilakukan pada tanaman dilakukan pada akhir musim hujan atau pada awal musim kemarau 3. Gejala kekurangan kalsium selalu kelihatan pada daun muda, jeleskan jawabanmu 4. Usaha apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi fluktuasi suhu tanah yang relatif tinggi 5. Pemupukan yang melebihi dosis akan mengakibatkan menguningnya daun tanaman, mengapa dapat terjadi demikian
sur lainnya. Tabel 1. Tingkatan mudah tidaknya jaringan organisme didekomposisi Senyawa organik
gula, pati, protein sederhana protein kasar Hemi selulosa selulosa Lignin, lemak, lilin
Total Laju persendekompotase bahan sisi organik 1-5 Cepat
5-20 10-25 30-50 10-30
Sangat Lambat
99
100
BAB VI
PUPUK DAN PENGELOLAAN PUPUK
6.1. Pengenalan Pupuk
saja tidak berbahaya. Dan sebaliknya, penggunaan dosis yang berlebihan tanpa
Penggunaan pupuk pada tanah per-
pertimbangan disertai aplikasi yang tidak
tanian dimulai bersamaan dengan sejarah
memberikan perlindungan telah memper-
pertanian itu sendiri.
panjang sisi negatif pupuk itu sendiri. Tidak sedikit kasus yang terjadi pada petani sep-
Pengunaan senyawa-senyawa kimia
erti sesak nafas, gangguan pencernaan,
untuk memperoleh pertumbuhan tanaman
keracunan dan berbagai kasus lainnya.
yang baik baru dimulai kurang lebih seratus
Disadari atau tidak, pengetahuan yang
tahun yang lalu. Namun sekarang senya-
minim dari pemakai pupuk yang men-
wa-senyawa kimia tersebut merupakan ke-
gandung amonia (NH3 +) dalam hal ini
harusan ekonomi bagi kebanyakan tanah.
para petani secara langsung maupun tidak membuat aplikasi pupuk amonia menjadi
Kaidah yang harus dipatuhi dalam aplikasi pupuk
membahayakan dan memberikan efek samping bagi penggunanya. Padahal bila kita melakukan aplikasi sesuai prosedur
Penggunaan senyawa kimia ini da-
menurut dosis, takaran dan petunjuk, maka
lam meningkatkan pertumbuhan dan per- kasus-kasus tersebut dapat diminimalisir. kembangan harus dilakukan mengikuti kaedah kesehatan dan keselamatan kerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan pupuk adalah:
Bahaya bahan kimia yang terkandung
1. Kenali sifat bahan kimia yang ter-
dalam pupuk sebenarnya tergantung dari
kandung didalam pupuk tersebut
si pemakainya. Bila pemakai nya menggu-
2. tingkat kadar racun pada setiap pu-
nakan secara baik, tepat dan benar tentu
puk berbeda dari yang paling rendah
101
hingga paling tinggi. Tinggi rendahn-
Unsur belerang banyak dijumpai
ya racun bisa dilihat dari etiket yang
dalam bentuk pupuk buatan, sehingga
tertera di label kemasan pupuk.
pemupukan belerang jarang dilakukan,
3. Sebagai bahan kimia, racun tersebut dapat masuk kedalam tubuh manusia
hal ini bukan berarti belerang tidak penting untuk pertumbuhan tanaman.
melalui 3 cara yaitu melalui kulit, mulut dan paru-paru. Untuk itulah setiap
Belerang dijumpai dalam berbagai
pengguna pestisida wajib menggu-
pupuk dan pengaruhnya dianggap pent-
nakan topeng muka, masker hidung,
ing. Akan tetapi secara hara ia tidak kri-
sarung tangan, celemek dan sepatu
tis, oleh karena itu sering tidak dianggap
boot karet agar pestisida tersebut tidak
begitu penting.
masuk ke tubuh kita Kecuali unsur hara mikro, tinggal tiga
6.1.1. Unsur-unsur pupuk
unsur nitrogen, posfor dan kalium, dan karena ketiga unsur ini sering ditambah-
Untuk pertumbuhan yang normal tanaman sedikitnya membutuhkan 16 unsur
kan sebagai pupuk, maka sering disebut sebagai unsur pupuk
hara esensial yakni C, H, O, yang diperoleh tanaman dari air dan udara, unsur hara
6.1.2. Klasifikasi pupuk
makro N,P,K,Ca, Mg, S dan unsur mikro Fe, Zn, Mn, Cu, Cl, B, dan Mo.
Untuk mengenal dan mengetahui sifat-sifat, jenis dan macam pupuk perlu dilaku-
Hara Ca dan Mg diberikan tanaman
kan penggolongan atau klasifikasi pupuk
dalam bentuk kapur, walaupun tidak
dengan dasar yang berbeda-beda.
dianggap pupuk kapur mempunyai pe-
•
Berdasarkan sumbernya atau ter-
ranan penting sebagai sumber hara Ca
jadinya pupuk, pupuk diklasifikasikan
dan Mg.
menjadi pupuk alam dan pupuk buatan
Selain itu kapur mempunyai fungsi
•
Berdasarkan senyawa kimianya pu-
utama yakni dapat menaikkan pH tanah-
puk diklasifikasikan menjadi pupuk
tanah yang bereaksi masam, mening-
organik dan pupuk anorganik
katkan ketersediaan P dan mencegah •
Berdasarkan kandungan arañilla pu-
keracunan besi dan aluminium.
puk diklasifikasikan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk
102
•
•
Berdasarkan reaksinya di dalam ta-
Pada umumnya kandungan hara-
nah, pupuk diklasifikasikan menjadi
nya lebih tinggi, mudah larut dan cepat
pupuk masam, pupuk basa dan pu-
diserap oleh akar tanaman. Alasan inilah
puk netral.
yang membuat pupuk ini banyak digu-
Berdasarkan bentuknya pupuk di
nakan.
klasifikasikan menjadi bentuk padat dan pupuk cair.
Akan tetapi pupuk ini mempunyai kelemahan jika penggunaannya ber-
6.1.2.1. Pupuk berdasarkan sumber atau cara terbentuknya
lebihan akan mengakibatkan kerusakan
Pupuk alam adalah yang terjadi se-
Selain itu pupuk ini tidak mengand-
cara alami di alam tanpa buatan manusia
ung hara mikro dan hanya mengandung
atau melalui proses industri atau pabri-
unsur hara tertentu saja misalnya N.
kan.
Contohnya urea hanya mengandung
lingkungan dan tanaman.
hara nitrogen saja. Pupuk alam selalu disamakan de-
6.1.2.2 Pupuk berdasarkan senyawa pupuk alam itu terdiri dari senyawa orkimianya ngan pupuk organik, karena kebanyakan ganik. Tetapi sebenarnya pupuk alam itu
Pupuk organik dan anorganik adalah
tidak semuanya organik, misalnya pupuk
penggolongan pupuk berdasarkan sifat
posfat alam yang kandungan senyawa-
kimianya.
nya anorganik. Pupuk organik adalah pupuk dengan Beberapa contoh pupuk alam adalah
senyawa organik, yang merupakan hasil
guano, pupuk kandang, pupuk hijau,
pelapukan bahan-bahan organik dan
night soil, dan tepung tulang
biasanya mempunyai kandungan hara yang rendah.
Pupuk buatan Pupuk organik dipakai kerena ia sePupuk buatan merupakan pupuk
cara lambat dan graduil membebaskan N
yang dibuat oleh pabrik dengan kandun-
sepanjang musim. Pupuk ini juga mem-
gan unsur hara tertentu.
bantu untuk mempertahankan keadaan
103
fisik pupuk yang baik bila dicampurkan
Pupuk dapat menurunkan pH disebut
dengan pupuk lain, sehingga memudah-
pupuk asam, sedangkan pupuk yang
kan penyebaranya.
dapat menaikkan pH disebut pupuk basa, dan ada juga pupuk yang bereaksi
Pupuk anorganik
netral.
6.1.2.4. Pupuk berdasarkan bentukmempunyai senyawa kimia anorganik. nya Pupuk anorganik adalah pupuk yang
Contoh pupuk anorganik adalah ZA (NH4)2SO4.
Berdasarkan bentuknya pupuk dibedakan atas pupuk padat dan pupuk
Pupuk berdasarkan kandungan hara-
cair.
nya digolongkan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk
Untuk pupuk padat dapat dibagi lagi berdasarkan ukurannya seperti serbuk,
Pupuk tunggal merupakan pupuk yang hanya mengandung satu unsur pu-
kristal, butiran (granular) pelet, tablet atau khelat.
puk. Unsur pupuk tersebut ada tiga yaitu nitrogen, posfor, dan kalium.
Pupuk padat dapat diaplikasikan melalui tanah atau daun, dengan memper-
Pupuk yang mengandung unsur pu-
hatikan hal berikut: jika pupuk tersebut
puk lebih dari satu disebut pupuk maje-
mudah larut dalam air, maka pembe-
muk. Pupuk majemuk yang mengandung
riannya dapat dilakukan melalui daun
dua unsur saja disebut pupuk majemuk
atau sebaliknya. Salah satu contoh pu-
tak lengkap, sedangkan jika mengandung
puk yang mudah larut dalam air adalah
ketiganya (N, P, dan K) disebut pupuk ma-
urea.
jemuk lengkap. Pupuk cair terbagi dua yaitu pupuk
6.1.2.3 Pupuk berdasarkan reaksinya
yang berbentuk cairan ataupun pupuk
Pupuk yang diberikan ke tanah akan
Pupuk padat yang mudah larut dalam
mempengaruhi sifat reaksi tanah.
104
padat yang mudah larut dalam air.
air disebut pupuk solution fertilizer.
6.2. Pupuk buatan
6.2.1.2. Kelarutan pupuk
Pupuk jenis ini mengandung unsur
Kelarutan pupuk menyatakan mudah
hara tertentu dan umumnya mempunyai
tidaknya suatu pupuk larut dalam air, dan
kandungan hara yang tinggi.
diserap akar tanaman. Sifat kelarutan pupuk perlu diketahui
6.2.1 Sifat umum pupuk buatan Nilai suatu pupuk buatan ditentukan oleh sifat-sifatnya, yang harus diketahui nilai suaatu pupuk adalah: -
Kadar unsur pupuk
-
Kelarutan pupuk
-
Kemasaman pupuk
-
Higroskopisitas
-
Bekerjanya pupuk
-
Indeks garam
6.2.1.1. Kadar unsur pupuk Banyaknya unsur hara yang dikandung oleh sutatu pupuk merupakan faktor penentu utama untuk menilai pupuk tersebut, karena jumlah unsur hara menentukan kemampuannya untuk menaikkan kandungan hara tanah. Kadar unsur hara dinyatakan dalam persen N, persen P2O5, dan persen K2O. Misalnya pupuk urea 45% artinya dalam setiap 100 kg pupuk urea mengandung 45 kg N.
dalam hal: -
Penentuan atau pemilihan metode cara pemupukan
-
Waktu pemupukan
-
Penggunaan pupuk dan untuk jenis tanaman apa. Misalnya pupuk yang bersifat mudah
larut dapat diaplikasikan pada saat tanam atau setelah tanaman tumbuh, dan pupuk ini sesuai untuk jenis tanaman semusim Pupuk yang tidak mudah larut dapat disebar dilapang pada waktu sebelum tanam dan sesuai untuk tanaman tahunan.
6.2.1.3. Kemasaman pupuk Reaksi fisiologis pupuk yang diberikan ke tanah dapat bersifat masam, alkalis atau netral. Sifat kemasaman pupuk dinyatakan dengan nilai ekivalen kemasaman, yang artinya berapa jumlah Kg kapur (CaCO3) yang diperlukan untuk meniadakan kemasaman yang disebabkan oleh penggunaan 100 Kg suatu jenis pupuk.
105
Misalnya pupuk ZA dengan ekivalen
6.2.1.6. Indeks garam
110, artinya untuk menghilangkan kemasaman yang disebabkan oleh penggunaan 100 Kg ZA perlu ditambahkan
Pemupukan dapat meningkatan konsentrasi garam di dalam larutan tanah.
sebanyak 110 Kg kapur. Indeks garam merupakan gambaran Dengan mengetahui sifat kemasa-
perbandingan kenaikan tekanan osmotik
man pupuk kita akan menggunakan
karena penambahan 100 g pupuk den-
pupuk yang bersifat alkalis untuk tanah-
gan kenaikan tekanan osmotik karena
tanah masam, atau sebaliknya.
penambahan 100 g NaNO3.
6.2.1.4. Higroskopisitas pupuk
Sifat ini penting diketahui untuk menentukan penempatan pupuk yang tepat.
Higroskopisitas adala sifat mudah tidaknya pupuk bereaksi dengan uap air. Pupuk yang higroskopis kurang baik
Misalnya dosis urea per Ha = 100 × 50 Kg = 107 Kg 46.6
karena mudah menjadi basah atau mencair bila tidak tertutup. Walaupun pada
Sedangkan ZA
kondisi kelembaban udara rendah pupuk
100 × 50 Kg = 236 Kg 21.2
ini dapat kembali kering, tetapi menjadi bongkahan yang keras.
Indeks garam 107 Urea Umumnya untuk mengurangi sifat higroskopisnya pupuk ini dibuat dalam
107 × 75.4 = 80.7 100
bentuk butiran, untuk mengurangi bidang sentuh dengan uap air.
Indeks garam 236 ZA
6.2.1.5. Cara bekerjanya pupuk
236 × 68.9 = 162.7 100
Bekerjanya pupuk adalah waktu yang
Berdasarkan indeks garam diatas
diperlukan sejak saat pemberian pupuk
maka pupuk yang dipilih adalah urea
hingga pupuk tersebut dapat diserap
(80.7) karena indeks garamnya lebih ren-
tanaman.
dah dibandingkan dengan ZA (162.7)
106
-
6.2.2. Pupuk nitrogen
Teknologi pembuatan pupuk N telah begitu maju, sehingga biaya pembuatan jauh lebih murah dari pada pupuk P
Macam pupuk nitrogen
dan K. Disamping itu, cara pembuatan Pupuk N organik dan anorganik dibeda-
yang dipakai sekarang memungkinkan
kan menjadi tiga bentuk yaitu
dihasilkannya berbagai macam bahan
-
bentuk organik
dalam jumlah banyak, sehingga peng-
-
bentuk anorganik
gunaannya lebih praktis. Sebagai akibat dari kenyataan diatas
6.2.2.1. Bentuk organik
pembawa N sintetik atau buatan makin Pupuk organik, seperti sampah, sisa
lama makin memegang peranan penting.
ikan, ampas jarak, dan sebainya (Tabel 2), harus mengalami aminisasi, amonifi-
Hampir seluruh keperluan pupuk N
kasi, dan nitrifikasi sebelum nitrogennya
Indonesia berasal dari pembawa nitrogen
menjadi tersedia bagi tanaman.
anorganik sintetik ini.
Akibatnya mereka
tidak
seefektif
Bentuk amonia
NaN3. Na4NO3 atau (NH4)2SO4, dan tidak menghasilkan respons tanaman yang
Dikenal berbagai macam pembawa
cepat, apalagi kalau keadaan tanah tidak N. anorganik yang dapat mensuplai N menunjang proses-proses dekomposisi dalam pupuk majemuk. tersebut. Mungkin proses sintetik yang pal-
6.2.2.2. Bentuk anorganik
ing paling penting ialah pembuatan gas amonia dari unsur-unsur hidrogen dan
Bahan–bahan yang disebut dalam
nitrogen.
Tabel 3 mempunyai satu persamaam, yaitu mereka dapat dibuat dari N2 udara. Penggunaan pupuk N yang lebih banyak disebabkan oleh: -
Jumlah gas nitrogen yang terdapat dalam atmosfer cukup tersedia.
Reaksinya adalah sebagai berikut: N2 + 3H2
2NH3
Reaksi ini sangat penting karena menghasilkan senyawa yang pada saat ini dianggap paling murah.
107
Satu hali lain yang penting, ialah reaksi ini merupakan langkah pertama
diamoniatkan dan pupuk majemuk
dalam pembuatan bahan-bahan pupuk
dipakai sebagai pupuk N.
N yang lainnya.
lainnya. Senyawa ini dapat langsung -
Kedua, gas amonia dapat dilarutkan
Tabel 3 menyajikan susunan dan sumber
dalam air menghasilkan NH4OH. Bahan ini dapat dipakai secara ter-sendiri
dari pupuk–pupuk yang terpenting.
sebagai pupuk, atau lebih sering dipak-
Kisaran kadar N dari berbagai pupuk N sangat lebar,
ai sebagai pelarut pembawa nitrogen
bervariasi antara 3%
lain separti NH4NO3 dan urea yang
yang terdapat dalam super fosfat yang
dinamakan larutan nitrogen. Pabrik
diamoniatkan hingga 82% yang ada
pupuk Sriwijaya menghasilkan amonia
dalam pupuk amonia cairan.
cairan sebagai hasil sampingan dan umumnya dipakai sebagai pendingin
Juga beberapa bentuk N, seperti senyawa amonium dan nitrat dan juga urea dan sianada disajikan dalam Tabel 3. Dua yang terakhir bila mengalami
pabrik-pabrik es. -
Ketiga, gas amonia dipakai untuk pembuatan pupuk N lainnya.
Anhidrous ammonia
hidrolisis dalam tanah menghasilkian ion NH4+ yang dapat diabsorpsikan tanaman atau dioksidasikan menjadi nitrat.
Nitrogen atmosfir merupakan sumber nitrogen utama di muka bumi. Kemudian nitrogen berikatan dengan hidrogen
Walaupun semua bahan yang dike- membentuk amonia. mukakan dalam Tabel 3 dipakai sebagai pembawa N, senyawa-senyawa yang
Hara yang umum terdapat dalam mengandung ammonium (NH4+) dan nitrat pupuk adalah N, P2O5, dan K2O dalam (NO3-) ternyata paling banyak digunakan bentuk tunggal ataupun majemuk. Pupuk sebagai pupuk.
yang hanya mengandung satu unsur disebut pupuk tunggal, sedangkan yang
Gas amonia yang diperoleh secara
mengandung lebih dari satu unsur disebut
demikian dapat digunakan untuk tiga hal.
pupuk majemuk. Sebagai contoh dapat di-
-
sebut kalium nitrat dan amonium fosfat.
Pertama, gas tersebut dibawah tekanan tinggi dapat dicairkan menjadi amonia cairan. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan superfosfat yang
108
Awal dari terbentuknya senyawa nitrogen diawali dengan reaksi antara hidrogen
Amonia anhidrous larutan pupuk nitrogen yang dilarutkan dalam air.
(H+) dan nitrogen (N) pada temperatur dan tekanan tinggi yang menghasilkan amonia (NH3).
Kandungan nitrogen pada pupuk amonia cair yang diperdagangkan sekitar 20% N, dalam bentuk amonia. Untuk
Rincian reaksi tersebut seperti yang tertera dibawah ini.
menghindari kehilangan nitrogen dari pupuk amonia cair ini, umumnya pengaplikasiannya ke tanaman melalui pe-
3H2 + N2 Temp & tek tinggi
2NH3
Katalisator reaksi pembentukan amonia hanya dapat berlangsung pada suhu dan tekanan tinggi. Temperatur yang dibutuhkan mencapai 400-500
nyuntikan ke air permukaan tanah. Pupuk nitrogen mudah tercuci terbawa air hujan, mengurai, dan menguap
0
C, de-
ngan tekanan 2.200 pound per m2. Amonia inilah yang kemudian dikonversi kebeberapa bentuk lain seperti tertera pada Gambar 39 .
Gambar 39 Konversi ammonia kebeberapa bentuk pupuk nitrogenAmonia cair
109
Tabel 2 Pembawa nitrogen organik Pupuk Darah kering Sisa-sisa daging Tepung daging Sisa ikan kering Tepung biji kapas
Sumber Tempat pemotongan Tempat pemotongan Tempat pemotongan Pengalengan dan ikan yang tak dapat dimakan Ampas
Batang tambakau Tepung jarak Tepung coklat
Sisa Ampas Ampas
% Nitrogen 8-12 5-10 (3-13% P2O5 ) 10-11 (1-5% P2O5 ) 6-10 (4-8% P2O5 ) 6-9 (2-3% P2O5 dan 1-2% K2O) 1.5-3.5 (4-9% K2O) 5-7 (2% P2O5 dan 1% P2O5 ) 3.5-4.5
Tabel 3 Pembawa nitrogen anorganik Pupuk Natrium nitrat Amonium Sulfat
Rumus kimia
Amonium nitrat “Cl-nitro” dan A.N.L.a Urea Kalsium sianamida Amonia cairan Larutan amonia Amofos Diamonium fosfat
NH 4NO3 NH 4NO3 dan dolomit CO (NH2)2 CaCN2 NH3 cairan NH4OH encer NH4.H2PO4 (NH4)2 HPO4
NaNO3 (NH4)2SO4
Amonium nitrat (34-0-0)
Sumber Salpeter Hasil sampingan arang dan gas Dibuat Dibuat
% Nitrogen Cili atau dibuat 16 21
Dibuat Dibuat Dibuat Dibuat Dibuat Dibuat
42-45 22 82 20-25 11 (48% P2O5 ) 21 (53% P2O5 )
33 20
Pupuk ini dihasilkan dari reaksi antara asam nitrit dengan senyawa amonia
Amonium nitrat merupakan pupuk
ahhidrous (Gambar 40)
nitrogen yang paling banyak digunakan setelah perang dunia ke II.
Pupuk amonium nitrat adalah pupuk yang dapat menyumbangkan dua jenis
110
hara N dalam bentuk amonium (NH4+) dan nitrat (NO3 -).
Pembentukan pupuk ini berasal dari reaksi antara amonia dengan asam sulfat, dengan reaksi sebagai berikut:
Setelah asam nitrit dihasilkan, selanjutnya direaksikan dengan amonia anhidrous
2NH3 + H2SO4
(NH4)SO4
membentuk amonium nitrat (Gambar 41). Urea CO(NH2)2 Produk komersial dari pupuk amonium nitrat dapat dalam bentuk padat, granular, larutan dan kapsul.
Pupuk urea adalah salah satu jenis pupuk N yang paling tinggi kandungan nitrogennya. Urea selain digunakan sebagai
Bentuk pupuk ini padat dan kristalin, berwarna putih, tidak higroskopis dan be-
pupuk juga sering digunakan sebagai protein substitusi dari hewan ruminansia.
kerjanya cepat. Pembentukan pupuk ini diawali deKandungan N dari pupuk amonium
ngan reaksi antara ammonia dengan kar-
nitrat yang diperdagangkan berkisar an-
bondioksida pada temperatur 170-210 0C
tara 33-34%.
dengan tekanan berkisar antara 170-400 atmosfir.
4NH3 amonia
3NO2 Nitrat oksida
+
5O2 oksigen
+ H2O air
4NO
+
Oksida nitrat
6H2O air
Pada suhu tinggi amonium karbonat memperlihatkan sifat tekanan disosiasi yang tinggi.
2HNO3 + NO Asam nitrit
Nitrat oksida
Pembentukannya menghasilkan banyak panas, selama tekanan parsial ba-
Gambar 40. Reaksi pembentukan asam
han-bahan yang sedang di raeaksikan me-
nitrit
lebihi tekanan diosiasi amonium karbonat.
Amonium sulfat
Reaksi berikut dari karbonat ke urea hanya terjadi dalam suasana cairan atau
Umumnya pupuk amonium sulfat yang beredar dipasaran mengandung
padat dan koversi keseimbangan menurun karena terbentuknya air.
21% nitrogen dan 24% belerang.
111
Reaksi pembentukkannya terdapat
Amonium sulfat nitrat
adalah sebagai berikut berikutnya: 2NH3 + CO2 + H2O
(NH4)2CO3
amonia karbondioksida
(NH4)2CO3 Ammonium karbonat
Ammonium karbonat
tara amonium sulfat dan amonium nitrat. Pupuk ini diperdagangkan dalam bentuk
(NH2)2CO + 2H2O Urea
Pupuk ini merupakan habungan an-
kristal berwarna kuning kemerahan.
air
Konsentrasi kandungan urea dari reaksi diatas mencapai lebih kurang 80%. Penggunaan pupuk urea dilapangan dapat dalam bentuk konsentrat atau dalam bentuk granular, sedangkan kan-dungan nitrogen dari pupk urea ini sekitar 45%. Pupuk urea memiliki sifat higrokopis yang relatif lebih tinggi dibandingkan
Gambar 41 Tahapan pembentukan amonium dari asam nitrit
de-ngan pupuk lainnya. Oleh karenanya penggunaannya di lapangan biasanya
Amonium sulfat mengandung 26%
diberikan dalam 3 tahapan selama masa
dan 37% SO4, 19.5% tersedia dalam ben-
pertanaman.
tuk amonium dan 6.5% sebagai nitrat.
Sifatnya ini juga yang menyebabkan
Nilainya sebagai pupuk tidak berbeda
penggabungan dan penyimpanan pupuk
jauh dengan ZA, kelebihannya dibanding-
ini dengan pupuk lainnya memerlukan
kan ZA, kada N nya lebih tinggi dan ¼ dari
perhatian khusus.
jumlah N tersedia dalam bentuk nitrat, yang dapat diserap tanaman tanpa mengalami
Nitrat fosfat. Dengan menggunakan HNO3 se-
perubahan kimia terlebih dahulu.
6.2.3. Pupuk Posfat
bagai pengagam batu fosfat diperoleh nitrat fosfat. Senyawa ini banyak dipakai untuk pembuatan pupuk majemuk.
112
Hampir semua pupuk posfat komersial berasal dari batuan posfat.
Bahan baku pembuatan pupuk posfat (posfat alam) banyak disuplai dari Afrika
Dengan adanya bentuk pelet ini, maka kontak dengan tanah diperkecil sehingga
Utara (Tunisia, Aljajair, dan Maroko) dan
jumlah yang diikat tanah dapat dikurangi.
Amerika Serikat. Superfosfat bereaksi sangat masam Super fosfat Pada saat ini super fosfat merupakan pupuk fosfat utama (Tabel 4).
dan umumnya dianggap akan meningkatkan kemasaman tanah bila diberikan pada tanah. Nyatanya, ia tidak memberikan efek kemasaman tanah.
Pupuk yang berkadar 16-21% P2O5 diperoleh dengan menambahkan sejumlah asam sulfat pada batu fosfat. Fosfat yang dulu sering dipakai adalah bentuk ini, yang mengandung 31% Pa05, 50% CaSO4 dan 19% kotoran.
Akan tetapi bila superposfat diberikan pada tanah ber-pH rendah maka pupuk ini bertendensi menaikkan kemasaman tanah, sedangkan pada tanah ber-ph antara 7.5 dan 8.5 memberikan efek yang berlainan. Fosfat yang diamoniatkan
Sekarang beredar pupuk tripel super posfat 40-47% P2O5 tersedia. Reaksi pembuataannya adalah sebagai berikut : Ca3 (PO4)2 + 4H3PO 3 Ca (H2PO4)2 + kotoran Tripel super fosfat yang diperdagangkan di Indonesia dalam bentuk pelet. Pupuk yang berkadar P tinggi ini, bila tidak diberikan dalam bentuk pelet akan segera bereaksi dengan tanah, dan biasanya P berakhir dalam bentuk terikat.
Fosfat yang diamoniatkan mengandung 3 hingga 4% N dan 16-18% P2O5. Pupuk ini biasa dibuat dari superfosfat yang diberi larutan amonia atau larutan nitrogen. Amofos yang mengandung 11% N dan 48% P2O5 juga merupakan pupuk dagangan. Pupuk ini sangat cocok untuk tanah berkadar K tinggi dan banyak membutuhkan N dan P. Tepung tulang Tepung tulang merupakan asam fosfat yang mahal. Lambat tersadia dalam
113
tanah. Dalam jumlah besar pun tepung
sebagi fosfat Cirebon, merupakan kalsium-
tulang tidak akan mengganggu tanaman.
trifosfat yang mengandung 28% P2O5 larut dalam HCl keras atau 14% P2O5 larut dalm
Batu fosfat
2% asam nitrat.
Bila ingin menggunakan batu fosfat
Sebelum dipakai, batu tersebut ha-
sebagai pupuk terlebih dahulu harus di-
rus terlebih dahulu digiling halus (80%
giling halus.
melampaui saringan 0.17 mm).
Penggilingan ini dapat meningkatkan
Sebagian besar dari pupuk ini dipak-
ketersediaan P, apalagi bila pada tanah
ai oleh perkebunan teh, kelapa sawit, dan
tersebut terdapat bahan organik yang se-
karet sebagai pangganti super fosfat. Un-
dang mengalami dekomposisi.
tuk tanaman tahunan pupuk fosfat yang lambat tersedia tidak menjadi halangan,
Batu fosfat merupakan pupuk fosfat yang paling sukar larut dibandingkan pu-
berlainan dengan tebu, tanaman ini memerlukan pupuk fosfat cepat tersedia.
puk fosfat lainnya. Pupuk berkadar fosfat tinggi Jika kita urutkan ketersediaan posfat mulai dari cepat ke lambat tersedia adalah
Perlu pula kiata menyebut dua macam
sebagai berikut: amonium fosfat, super fos-
fosfat berkadar tinggi yang belum ban-
fat, tepung tulang dan batu fosfat.
yak dipakai, yaitu: kalsium metafosfat, Ca(PO4)2 yang berkadar 62-63% P2O5 dan
Walaupun rumus konvensional batu asam super fosfat yang mengandung 76% fosfat adalah Ca3(PO4)2, sabenarnya ru- P2O5 (Tabel 3) musnya jauh lebih kompleks dari pada itu. Kalsium meta fosfat, atau sering Nyatanya ia mendekati rumus flour- disebut metafos dibuat dari batu posfat apatit, 3Ca3(PO4)2.CaF2. Oleh karenanya atau batu kapur yang direaksikan daenia sangat sukar larut. Batu fosfat yang pernah ditambang
gan P2O5 (Tabel 3). Asam superfosfat
sebagai pupuk di Indonesia ialah batu fosfat dari Cirebon. Pupuk tersebut dikenal
Pupuk ini merupakan senyawa yang berkadar P2O5 paling tinggi (Tabel 3).
114
Larutan ini dapat dipakai untuk membuat
Kalium sulfat
pupuk larutan lain atau membuat superfosfat berkada P tinggi (54% P2O5 ).
Pupuk ini dikenal juga dengan nama zwavelzure kali (ZK) dengan rumus kimia
Efektifitas pupuk posfat yang diberi-
(K2SO4).
kan ke dalam tanah dipengaruhi oleh dua faktor yakni ukuran butiran pupuk dan
Kalium magnesium sulfat
cara pemberian pupuk. Pupuk ini dikenal dengan nama patMakin halus ukuran butiran, efektivi-
ent kali, merupakan garam rangkap pupuk
tasnya makin tinggi, artinya pupuk yang
kieserit (MgSO4) dan pupuk ZK (K2SO4)
diberikan akan cepat larut dan mem-
dengan rumus kimia K2SO4.MgSO4.
bentuk H2PO4 di dalam larutan tanah sehingga dapat mempercepat tanaman menyerap unsur tersebut.
Semua garam kalium yang dipakai sebagai pupuk larut dalam air dan segera tersedia.
Cara pemberian yang tepat juga akan meningkatkan efektifitas pupuk
Tidak seperti pupuk N, pupuk K walu-
seperti pemberian pupuk P cara lubang
pun diberikan dalam jumlah banyak tidak
dan jalur merupakan cara terbaik
mempengaruhi pH tanah.
6.2.4. Pupuk kalium
Pemberian KCl yang banyak pada kentang dan tembakau dapat menurun-
Pupuk kalium dibuat dari deposit ga-
kan kwalitas hasil tanaman.
ram kalium, dan pada umumnya berasosiasi dengan magnesium, sulfat, dan klor.
Kalium khlorida dan sulfat banyak
Kainit dan garam pupuk kandang
dipakai di Indonesia, terutama untuk
merupakan sumber kalium yang biasa
tanaman tembakau, sisal, dan tanaman
dijumpai. Kalium klorida dan sulfat yang
perkebunan.
berasal dari Jerman dan Prancis merupakan senyawa-senyawa kalim yang telah dimurnikan.
Beberapa tanaman sayuran memerlukan kalium, sedangkan padi hampir
115
tidak pernah dipupuk K. Seluruh keper-
Sumber kalsium dalam tanah berasal
luan kalium di Indonesia didatang dari
dari mineral tanah primer seperti kalsit
luar negri.
(CaCO3), dolomit (CaMg(CO3)2, dan garam-garam sederhana seperti gipsum
Kalium-magnesium sulfat, walaupun berkadar K rendah, Mulai banyak diguna-
(CaSO4) dan Ca-posfat.
kan di terutama didaerah yang kekurangan magnesium.
Pemupukan kalsium umumnya diberikan dalam bentuk kapur atau garam-
Dibandingkan dengan batu kapur dolomitik atau dolomit, kalium-magnesium merupakn sumber Mg yang disukai.
garam yang mengandung kalsium. Penambahan kapur ke dalam tanah mempunyai dua fungsi yaitu menaikkan pH dan meningkatkan ketersediaan hara.
Sebagin besar dari kulit coklat, abu ampas tebu atau abu sabut kelapa cukup
Kalsium dalam pupuk
banyak mengadung K, akan tetapi bahan ini belum dimanfaatkan secara sempurna.
Beberapa bentuk kalsium yang biasa dipakai untuk pertanian adalah kalsium
Sekam padi mengandung kurang karbonat (CaCO3), kalsium hidroksida lebih 2% kalium. Pada umumnya sekam (Ca(OH)2, kalsium oksida (CaO) dolomit ini dibakar dan abunya dibiarkan tanpa di- (CaMg(CO3)2, dan kalsium silikat (Capergunakan. Kadar K dalam abu sekam SiO3) kurang lebih sama dengan 30% K2O. Magnesium dalam pupuk Sisa-sisa pertanian dalam bentuk kulit coklat, sabut dan batok kelapa, ampas
Sumber utama pupuk magnesium di-
tebu dan sekam padi merupakan sumber
peroleh dari batuan dolomit (CaMg(CO3)2,
kalium yang cukup berarti.
garam pahit (MgSO4.7H2O) dan kiserit (MgSO4.H2O).
6.2.5. Pupuk kalsium, magnesium belerang dan unsur mikro
Efisiensi pupuk dolomit sangat tergantung pada kehalusannya, semakin halus
Unsur hara kalsium termasuk hara makro sekunder bersama dengan magnesium dan belerang.
116
pupuk tersebut semakin efektif sebagai pupuk.
Pupuk belerang
Dari keterangan diatas, kelihatannya masalah belerang tidak serawan hara
Kehilangan S dari bidang serap tanah posfor. dapat disebabkan oleh erosi, pencucian dan terangkut tanaman dari tanah petani Pupuk mikro sama dengan 20-30 kg per hektar. Penambahan unsur mikro pada puUntuk daerah yang memiliki curah puk harus dilakukan dan dikendalikan hujan tinggi maka besarnya kehilangan lebih teliti dari pada penambahn unsur makro. akibat pencucian ini akan lebih besar. Akan tetapi belerang tanah juga dapat
Perbedaan antara jumlah unsur mi-
mengalami penambahan melalui hujan kro yang diberikan pada waktu terjadi dan keracunan sangat kecil. dan salju. Jumlahnya tergantung dari tempat, dan bekisar 2-3 kg per hektar hingga lebih
Akibatnya, unsur mikro hanya diberidari 100 kg bila dekat dengan pusat indus- kan bila kita yakin bila unsur itu diperlukan dan jumlah yang dibutuhkan diketahui. tri atau gunung berapi yang masih aktif. Pada usaha pertanian umum ma-
Bila tanaman kekurangan suatu un-
salah penambahan belerang dapat dise- sur mikro harus diatasi, terutama saat masalahnya sangat medesak maka lesaikan secara otomatis. garam dari unsur mikro yang kurang ditDalam pengelolaan tanah belerang ambahkan kedalam tanah (Tabel 5). dikembalikan kedalam tanah dengan benTembaga, Fe dan Zn pada umumtuk pupuk hijau, sisa tanaman dan pupuk nya diberikan sebagai garam sulfat, sekandang. dangkan B sebagai boraks. Molibdenum Pupuk buatan seperti super fosfat dan ditambahkan sebagai N-molibdat. Besi kalium sulfat mengandung sejumlah bel- dan Zn dapat diberikan sebagai khelat. erang. Pemberian 10 ton pupuk kandang yang diperkuat dengan 250 kg superfosfat
Jumlah hara mikro yang ditambahkan
mengandung lebih dari 50 kg belerang. harus terkendalikan karena kalau tidak, Jumlah ini saja sudah melebihi belerang dapat menyebabkan kerusakan pada yang hilang.
tanaman.
117
Pupuk yang mengandung unsur mi-
Yang terpenting dalam hubungan ini
kro mempunyai arti yang cukup penting,
ialah kondisi fisik dari pupuk campuran
karena tidak dapat kita sangkallagi kes-
tersebut. Pupuk tersebut harus tetap
alahan perharaan tanaman, disebabkan
bersifat “drillable” sejak dibeli, kemudian
kekurangn unsur ini kian hari kian men-
disimpan hingga pada waktu diberikan ke
jadi kenyataan.
dalam tanah.
6.2.6. Pupuk Majemuk
Beberapa pupuk majemuk tidak dapat dipakai karena sifat menggumpal kemudian
Pupuk yang mengandung lebih dari
mengeras. Pupuk-pupuk yang sering tidak
satu unsur hara disebut pupuk majemuk
memuaskan jika dicampur ialah campuran
(pupuk campuran). Pupuk campuran bi-
amonium dan natrium nitrat, amonium sul-
asanya paling sedikit terdiri dari dua dan
fat dan kalium chlorida.
tiga dari unsur pupuk. Sifat higrokopis beberapa bahan, seYang pertama disebut pupuk majemuk tidak lengkap dan yang terakhir
perti amonium nitrat, sering menyebabkan pupuk majemuk menggumpal.
pupuk lengkap. Cara yang paling aman untuk mengBanyaknya unsur pupuk dicampurkan dalam perbandingan yang dapat
hindari penggumpalan adalah: -
menunjang keperluan unsur hara.
han kelembapan, -
Contohnya, larutan amonia, super
Pupuk disimpan dalam kantong taPupuk dicampurkan dengan bahan yang dapat menyerap kelembapan.
fosfat, KCl dan sejumlah bahan organik dapat dipakai suatu pupuk majemuk yang lengkap.
Dalam kasus kedua bahan-bahan seperti batang jagung atau kotoran ayam yang dikeringkan dapat dicampurkan untuk
Kondisi fisik
menyerap uap air udara. Kapur dolomitik sering digunakan menyangga kecendrun-
Disamping mensuplai N, P, dan K dalam jumlah sebanding, pupuk majemuk harus mempunyai beberapa sifat lain.
118
gan terjadinya kemasaman, dan ia juga dapt merupakn suatu “conditioner”.
Salah satu cara lain agar pupuk tidak
menurunkan pH tanah. Contohnya, bila
menggumpal ialah dengan membuat
(NH4)2(SO4) ditambahkan kedalam tanah,
pelet segera setelah dicampur.
sebagian dari ion NH4+ segera diadsorpsikan oleh kompleks koloid tanah menggan-
Pupuk yang dipeletkan bebas dari
tikan sejumlah ekivalen kation-kation lain.
debu, disamping ia mudah dihandel. Granulasi mengurangi kemungkinan pupuk
Bila ion metal yang digantikan, maka
ditiup angin dan mengurangi kecepatan
ion tersebut peka pada pencucian. Dan
bereaksi dengan tanah.
ini akhirnya dapt berakibat penurunan pH tanah. Sebaliknya, bila ion–ion H yang di-
Pengaruh pupuk majemuk terhadap ph
gantikan, asam sulfat akan muncul dalam
tanah
larutan tanah. Pembentukan
Pupuk pembentuk asam
asam
sulfat
yang
sama akan terjadi bila mengabsorpsikan ion NH4 lebih banyak dari pada ion SO4.
Hampir semua pupuk
majemuk,
kecuali bila memperoleh perlakuan ter-
Disamping senyawa-senyawa amo-
tentu, bertendensi memciptakan residu
nium, bahan-bahan seperti urea dan
yang bereaksi masam pada tanah. Hal ini disebabkan oleh pembawa-pembawa
beberapa bahan organik, yang bila dihi-
N, terutama yang bersifat amonia. Efek
pakan sumber berkompetensi terhadap
utama yang diperlihatkan oleh ion-ion
kemasaman tanah. Pupuk P dan K yang
NH4 ialah bila ion ini dinitrifikasikan.
biasa dipakai hampir tidak mempunyai
drolisiskan menghasilkan ion NH4 + meru-
pengaruh pada pH tanah, terkecuali bila Bila senyawa amonium di oksidasi-
pupuk tersebut mengandung N.
kan maka bertendensi menambah kemasam, seperti diperlihatkan pada reaksi berikut: NH4 + 2 O2
2 H+ + NO3- +H2O
Eefek ion NH4 lain yang tidak kalah pentingnya, adalah
potensinya dalam
119
Tabel 4 Pupuk Kalium Pupuk Kalium chlorida Kalium sulfat
Rumus kimia
% Kalium 48-60 KCL dan garam K lainnya K2SO4 Garam ganda dari K dan Mg (mengandung 48-50 25% MgSO4) Kalium-magnesium KCL sebagian besar 20-30 sulfat Garam pupuk kan- KCL sebagian besar 20-30 dang Kainit KCL sebagian besar 12-16 Kalium nitrat 44(13% N) KNO3 Abu kayu K2CO3 sebagian besar 3-7 (1-2% P2O5) Batang tembakau Organik 4-9 (2-4% N) Kulit coklat Organik 2 Ubu ampas tebu Anorganik 30 Abu sabut kelapa Anorganik 30 Tabel 5 Pupuk Kalium Fertilizer
bentuk Kimia
Super fosfat
Ca(H2PO4) +CaHPO4
Super fosfat Amoniat Amofos Diamonium sulfat Tepung tulang
NH4H2PO4 CaHPO4 Ca3(PO4)2(NH4)2 SO4 NH4H2PO4 (NP4)2HPO4 Ca3 (PO4)2
Batu fosfat Ca-meta fosfat Asam fosfat Asam super fosfat
120
% kadar P2O5 tersedia Dibuat dari 15-50 batu fosfat Dibuat 16-19 (3-4 % N) Sumber
48 (11% N) 53(21% N) 20-25
Flour atau Chlor apatit Ca (PO3)2
Dibuat Dibuat Pemotongan Batu fosfat Dibuat
H3PO4 H3PO4 dan H4P2O7
Dibuat Dibuat
54 70
25-30 62-63
Jaminan dari pupuk tunggal, seperti amoniumsulfat mudah diinterpretasikan, karena nama dan susunan dari bahan tersebut dicantumkan pada label atau dicetak pada pembungkusnya.
6.3. Faktor yang mempengaruhi macam dan jumlah pupuk yang harus diberikan dalam tanah
Bila jumlah unsur yang terdapat dalam
Nilai pertanian dari suatu pupuk ti-
bahan yang dicantumkan, maka kemurni-
dak menentu, karena bahan ini mudah
an dari pada pupuk tersebut dapat diketa-
berubah.
hui. Misalnya, bila bahan tersebut adalah NaNO3 maka kadar N nya 16%.
Oleh karenanya macam dan jumlah pupuk yang diberikan harus dapat mengi-
Akan tetapi jika tidak, maka kita akan
kuti perubahan-perubahan ini.
melakukan analisa hara pupuk yang menyatakan berapa jumlah relatif dari N, P2O5,dan K2O dalam pupuk tersebut. Jadi, jika pada kantong pupuk tertulis angka perbandingan 5-10-10 artinya pupuk ini mengandung 5% N-total, 10% P-tersedia, dan 10% K larut dalam air. Umumnya pupuk komersial menggunakan perbandingan haranya 1-2-2, misalnya, 5-10-10, 6-12-12, 10-20-20, dan
Tanah dan pupuk terjadi reaksi kimia dan biologis yang mempengaruhi mutu pupuk. iklim yang dapat mempengaruhi tanah, tanaman dan pupuk. perlu diperhatikan. Bila ada kelebihan atau kekurangan air, efisien penuh dari pemupukan sukar diharapkan. Sebetulnya, setiap faktor yang dapat
15-30-30.
membatasi pertumbuhan tanaman akan Pupuk demikian bila diberikan dalam
menurunkan efensiansi pemupukan, dan
jumlah ekivalen yang sama akan mem-
akibatnya respons dari tanaman terha-
punyai hara yang sama.
dap pemupukan juga tergangu.
Misalnya jika kita memberikan pupuk jenis A (10-20-20)sebanyak 500 maka hal
Jika faktor-faktor lain tidak merupakan
ini ekivalen dengan memberikan memberi- pembatas, maka jumlah pupuk dapat ditenkan jumlah N, P O , dan K O yang sama tukan dengan tingkat kepastian tertentu. 2
5
2
dengan 5-10-10
121
Meskipun keadaannnya sangat kompleks, petunjuk-petunjuk tertentu dapat
cukup untuk membayar biaya tambahan pupuk itu.
diikuti dalam menentukan macam atau jumlah pupuk yang harus di berikan.
Kita harus selalu ingat bahwa pro-duksi tertinggi yang dicapai karena pemupukan
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
tidak selalu menghasilkan uang yang ban-
1. Macam
yak atau keuntungan yang besar.
tanaman
yang akan
di-
usahakan: nilai ekonomi tanaman, kemampuan tanaman menyerap hara 2. Keadaan kimia tanah sehubungan dengan jumlah hara tersedia 3. Keadaan fisik tanah sehubungan
Dengan kata lain, hukum penghasilan yang menurun merupakan faktor utama dalam praktek pemupukan setiap tanaman.
dengan kadar air aerasi (tata udara tanah)
Oleh karena itu, pemberian jumlah pupuk yang sedang untuk semua tanah harus
6.3.1. Jenis Macam tanaman yang akan dipupuk
dikembangkan. Biaya hasil tambahan yang diperoleh sudah dapat dipastikan. Jika kita dapat menentukan kemampuan hasilnya
Tanaman bernilai ekonomi tinggi, seperti brokoli memerlukan pengeluar-
untuk membayar tambahan pupuk, maka dosis pupuk dapat dinaikkan.
kan biaya pupuk majemuk lengkap dan jumlah yang diberikan dihitung berdasarkan respons per kg yang akan diperoleh.
Bila jumlah hara yang diabsorpsi tanaman banyak, maka pemupukan dapat ditingkatkan, yaitu untuk mengimbangi ke-
Akibatnya, untuk tanaman semacam
hilangan hara dari dalam tanah.
ini dipakai pupuk majemuk lengkap dalam jumlah banyak. Sebanyak 2 ton pupuk dengan analisa 8-16-16 sering disarankan.
Pupuk yang diberikan pada tanaman tidak seluruhnya dapat diambil tanaman. Pertimbangan kita selaku pelaku tindak agronomi adalah bagaimana mengem-
Untuk tanaman bernilai ekonomi
bangkan kemampuan tanah menyediakan
rendah biasanya pupuk yang disarankan
hara, bila jumlah hara kurang baru kita
lebih sedikit. Hasil tambahan yang di-
akan memberikan dalam bentuk pupuk.
peroleh karena pemberiaan pupuk tidak
122
Untuk hara posfor, karena karena reaksi pengikatan fosfat sangat cepat, maka pemberian unsur ini jumlahnya jauh lebih besar dari yang diabsorpsi tanaman.
6.3.3. Keseimbangan hara Sebelum kita membicarakan berbagai bahan pupuk, satu hal berikut ini perlu sekali diperhatikan. Ketiga unsur
Kemampuan berbagai tanaman meng-absorpsikan hara
pupuk bila dipakai secara tepat, mereka tidak saja mengendalikan, mengimbangi, mendukung dan mengisi satu sama lain,
Setiap jenis tanaman memiliki kemam-
tetapi juga unsur-unsur lainnya.
puan yang berbeda dalam mengabsorbsi hara dari dalam tanah. Umpamanya, ka-
Hubungan ini sangat penting dalam
cang tanah, lebih dapat mengabsorbsi K, walaupun kadar K tanah rendah, sedang-
praktek pemupukan, karena berkaitan dengan ekonomi dan efektivitas pemupukan.
kan kedelai tidak. Akibatnya, respons dari pemberian K yang ditunjukan lebih nyata pada kedelai dari pada kacang tanah.
Sebaiknya unsur-unsur yang diberikan merupakan tambahan bagi unsur-unsur yang sudah ada didalam tanah, sehingga
6.3.2. Keadaan kimia tanah
jumlah keseluruhan N, P da K yang tersedia bagi tanaman berada dalam perbandin-
Bagian tanah yang perlu diperhatikan adalah analisa kimianya. Ada dua cara analisa kimia yang dipakai sehubungan dengan unsur hara dalam tanah yaitu analisa total dan parsial. Analisa total adalah analisa total semua unsur yang terdapat dalam tanah, tidak tergantung dari bentuk atau tingkat ketersediannya. Data demikian sangat berguna untuk membantu meramalkan tingkat ketersedian hara bagi tanaman. Analisa parsial adalah analisa yang hanya mengukur hara yang tersedia bagi tanaman (hanya sebagian dari jumlah hara yang terdapat dalam
gan yang tepat. Pada waktu bersamaan ketersediakan unsur esensial lainpun harus baik. Sacara singkat, keseimbangan kesuburan secara menyuluruh harus sedemikian rupa sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Akan tatapi, dalam praktek keadaan yang demikian sangat sukar dicapai. Tanah merupakan sesutu yang selalu tidak diketahui kwalitasnya, demikian pula ketersedian unsur-unsur setiap musimnya.
tanah).
123
6. 4. Metoda aplikasi penempatan pupuk
fosfat dan kadang-kadang pupuk majemuk lengkap dilarutkan dalam air irigasi dan disebarkan mengikuti aliran irigasi.
6.4.1. Penempatan pupuk cairan Cara ini mengurangi ongkos penyePenggunaan pupuk cairan belum membudaya bagi petani Indonesia, walau-
baran dan memungkinkan penggunaan pembawa N yang murni.
pun di luar negeri sudah umum digunakan. Diberikan sebagai semprotan pada daun Aplikasi pupuk cair ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
Pemberian langsung dari unsur mi-
(1) pemberiaan ke dalam tanah;
kro yang dicampur urea pada tanaman
(2) pemberian pada air irigasi
memperlihatkan kemungkinannya.
(3) disemprotkan pada tanaman.
Cara pemupukan ini sangat unik, karena kita tidak memerlukan tambahan
Pemberian langsung pada tanah
alat dan biaya serta dapat digabungkan bersama sama dengan pemberian insek-
Praktek pemberian amonia cairan dan
tisida.
pupuk N lain pada tanaman hortikultura selalu dilakukan dengan menggunakan alat khusus dengan tekanan tertentu disemprotkan sedalam lebih kurang 10 cm dalam tanah. Jika disemprotkan ke dalam tanah tanaman tidak akan rusak dan kehilangan
6.4.2. Pupuk padat Pemberian jumlah yang tepat dan ekonomis dari berbagai pupuk, serta cara penempatan pupuk dalam tanah sama pentingnya dan tidak boleh dilupakan.
amonia dapat ditekan. Pupuk harus ditempatkan dalam tanah Cara ini mungkin lebih efisien ka-rena
sedemikian sehingga sehingga tanaman
pupuk amonia yang digunakan merupakan
memperoleh keuntungan semaksimalnya.
bahan baku yang termurah.
Ini tidak saja meliputi daerah penempatan, tetapi juga waktu penempatan dari pupuk.
Dalam air irigasi
Cara penempatan akan dibahas sesuai dengan jenis tanaman tanamannya.
Cara ini digunakan dalam pengaplikasian pupuk amonia cairan, asam
124
Jagung, kapas dan kentang
Tanaman ini biasanaya dipupuk secara baris, sebagian atau seluruh pupuk
P dan N melalui cara disebar rata, dima-
diberikan pada saat tanam.
sebelum biji disemai.
sukkan dalam tanah, kemudian diaduk
Bila diberikan secara baris, pupuk
Pemupukan pada tanah sawah ber-
biasanya ditempatkan dalam baris sisi atau kedua sisi, tranaman.
beda dari pesemaian, yaitu jumlahnya
Bila jumlah pupuk yang diberikan
Pupuk P diberikan sesaat sebelum
banyak, adalah sangat bijaksana menye-
tandur, sama seperti pesemaian. Pupuk
bar rata sebagian dari pupuk kemudian
N tidak diberikan sekaligus tapi dibagi dua.
mengaduk dan membenamkan ke dalam tanah sebelum benih atau bibit ditanam.
Yang pertama diberikan beberapa minggu
lebih banyak.
setelah tandur. Sebelum pupuk diberikan air dikeluarkan hingga macak-macak, ke-
Sayuran
mudian pupuk disebar diantara baris sambil diinjak kedalam lumpur.
Sayuran juga memerlukan pemupukan seperti tanaman lainnya. Akan tetapi,
Pemberian pupuk yang kedua diberijumlahnya tidak banyak dan biasanya kan dengan cara yang sama tapi beberapa diberikan secara baris, terutama pupuk N minggu kemudian, setelah pemberian yang dan NaNO3. pertama. Pemupukan Ini dilakukan setelah tanaman tumbuh baik dan sebagai tambahan terhadap kekurangan hara yang tersedia dalam tanah. Untuk tanaman semangka pemberian dapat diberikan disekeliling tanaman (spot). Biji-bijian Untuk jenis biji-bijian pupuk dapat diberikan disamping biji. Pemberian pupuk
Pupuk kalium diberikan bersama pemupukan P secara sebar rata. Padang rumput Sebaiknya padang rumput dipupuk pada saat ditanam. Pupuk dapat diberikan bersamaan dengan tanah dan dibenamkan. Pemberiannya harus dilakukan hati-hati jangan sampai merusak bagian atas dan pangkal akar rerumputan.
125
Pohon-pohonan
gunakan pupuk tunggal yang kebetulan berkadar N dan P tinggi.
Pohon buah-buahan atau perkebunan seperti karet biasanya dipupuk secara individuil.
Pupuk majemuk dipakai oleh beberapa pengusaha perkebunan besar. Macan pupuk yang digunakan sangat terbatas dan
Pupuk diberikan sekeliling batang. Jaraknya ditentukan oleh macam tanaman. Pupuk dimasukkan kedalam tanah. Bila tanaman perlu dipupuk, maka pemupukan biasanya dilakukan sesaat sebe-
analisa yang umum mereka pakai 12-1212 atau 20-20-20. Harga pupuk persatuan unsur yang termurah adalah K, menyusul P dan kemudian N. Hal ini perlu diperhatikan bila membeli pupuk.
lum menanam tanaman Kita dapat juga menghemat dengan
6.5. Inspeksi dan pengendalian pupuk
membeli pupuk tunggal yang kemudian mengaplikasikannya secara terpisah kedalam tanah.
6.5.1. Nilai ekonomi pupuk Untuk pupuk superfosfat biasanya Nilai suatu pupuk ditentukan oleh
diberikan secara tersendiri. Bila pupuk
kandungan haranya. Pemilihan apakah kandang tersedia, penggunaan superfosmembeli pupuk majemuk atau tunggal, fat, kapur , dan pupuk kandang sangat seperti NaNO3, (NH4) 2(SO4)4, dan se- dianjurkan. bagainya adalah lebih memperhitungkan Natrium nitrat dan (NH4) 2(SO4)4 kadara hara yang dibutuhkan dalam jumlah tinggi.
serta pupuk N serupa digunakn sebagi pupuk yang diberikan secara “ top dress-
Kadar analisa pupuk merupakan pilihan utama, karena semakin tinggi analisa kadarnya terutama dari pupuk majemuk,
ing” atau side dressing. Pupuk dapat diberikan secara ter-
makin banyak hara yang dapat diperoleh pisah, asalkan cara pemberiannya tepat, dengan demikian biaya pencampuran setiap dolarnya. dapat dihemat. Penggunaan pupuk majemuk beranalisa tinggi belum familiar digunakan
Salah satu kendala jika ingin men-
di Indonesia. Para petani masih men- campur sendiri pupuk adalah ketersediaan
126
bahan baku yang ekonomis dan murah.
cian merupakan beberapa pertimbangan kapan pupuk harus diberikan.
Di samping itu dibutuhkan pengeta-
Berbeda dengan kalium dan nitrogen
huan khusus dalam metode pencamp-
(bentuk tertentu), kedua unsur ini berten-
urannya, bergantung sifat dari pupuk itu
densi untuk mobil dan bergerak keluar dari
sendiri.
daerah penempatan semula. Gerakan um-
Pencampuran juga membutuhkan umnya adalah vertikal, mengikuti gerakan bahan kodisioner agar campuran merata/ air, apakah keatas atau kebawah. homogen. Bahan ini juga relatif sulit dipasaran. Oleh karenanya alasan ekonomis
Translokasi ini sangat mempenga-
untuk mencampur sendiri pupuk dinilai ruhi waktu dan cara penempatan N dan kurang ekonomis. K. Misalnya sangatlah tidak sarankan untuk memberikan N sekaligus karena
6.5.2 .Pergerakan pupuk dalam waktu.
kemungkinanpencucian. Pupuk nitrat dapat diberikan melalui
Agar dapat mengetahui cara yang paling tepat untuk memberikan pupuk
“top dressing” disebar di atas permukaan
ke tanah maka terlebih dahulu kita harus
nya yang mudah larut dan bertendensi
mengetahui bagaimana gerakan dari pu-
untuk bergerak ke bawah.
tanah. Alasan ini digunakan karena sifat
puk tersebut dalam tanah. Gerakan nitrogen dan juga K perlu diSebagai contoh fosfat merupakan hara yang tidak mobil, terkecuali pada tanah
pertimbangkan dalam penempatan pupuk, terutama ditinjau dari penempatan biji.
yang berpasir. Akibatnya, ia dapat diabsorpsikan tanaman secara efektif, pupuk
Bila pupuk ditempatkan secara larikan
tersebut harus ditempatkan dalam daerah
dibawah biji, gerakan garam keatas ber-
perkembangan akar.
sama air kapiler dapat merusak pertanaman. Hujan setelah tanam yang kemudian
Pemberian melalui penyebaran diatas tanah, tidak mensuplai P bagi akarakar tanaman yang tumbuhnya dalam. Di samping imobilitas fosfat, jumlah pupuk yang diperlukan selama musim
disusul dengan musim kering panjang memungkinkan terjadinya kerusakan. Oleh karenanya jangan menempatkan pupuk langsung diatas biji atau dipermukaan tanah.
tanam, dan dapat hilang karena pencu-
127
6.6. Penyimpanan dan pengawasan mutu pupuk
Selanjutnya pupuk mudah tercecer dan atau tercampur satu sama lain. Dalam mengatasi pengaruh kelembapan perlu adanya perhatian khusus dalam pembuatan
6.6.1. Penyimpanan pupuk
gudang. Gudang permanen atau
Penyimpanan pupuk merupakan su-
gudang
atu hal yang perlu diperhatikan, kerena
yang digunakan untuk penyimpanan pu-
penyimpanan pupuk yang ceroboh dapat
puk dalam waktu yang lama, dinding dan
merusak, sifat kimia dan fisik pupuk.
lantainya harus dibuat dari beton. Lantai
Pupuk yang bersifat hidroskopis tidak boleh disimpan secara ceroboh, pupuk
gudang harus dilapisi dengan bahan aspal atau bahan lain.
tersebut dapat menjadi lembab dan mencair atau bila kelembapan berkurang pupuk
Bagi kios pupuk, koperasi unit desa
menjadi keras dan membentuk bongkah-
yang menyimpan pupuk dalam waktu
bongkah besar sehingga sulit dalam hal
pendek, dinding gudang hendaknya dibuat
aplikasinya.
dari seng, jika lantai terbuat dari semen maka harus diberi alas balok berjarak 0.5-
Penyimpanan pupuk sering dilaku-
1m.
kan digudang-gudang pelabuhan. Gudang daerah perkebunan dan koperasi unit desa.
Atap gudang tidak boleh bocor agar pupuk tidak terkena hujan yang dapat merusak sifat fisik kimia pupuk.
Gudang Penyimpanan Pupuk Pupuk yang mengandung asam keras Letak gudang pupuk harus jauh dari
akan menghancurkan karung pembungkus
api atau bahan yang mudah terbakar,
pupuk, akibatnya pupuk tercecer bersatu
dan gudang tidak boleh lembab.
sama lain dan terjadi reaksi kimia yang mengurangi mutu pupuk.
Kelembapan di dalam gudang dapat menimbulkan penggumpalan pupuk atau
Pintu gudang hendaknya diletakkan
mecairnya pupuk. Mencairnya pupuk akan
pada dua bagian sisi gudang sehingga
mempercepat rusaknya karung pembung-
memudahkan pengambilan pupuk pen-
kus pupuk.
gambilan pupuk persediaan lama dan memudahkan pula penyimpanan pupuk
128
yang baru datang serta dapat dipisahkan
-
Letak tumpukan
secara mudah terhadap letak pupuk. Harus ada jarak cukup lebar antara Peredaran udara dalam gudang diusa-
tumpukan satu dengan lainnya dan juga
hakan sebaik mungkin dan selalu segar,
letak
tumpukan
oleh karenanya dibutuhkan beberapa ven-
dinding
tilasi yang pembukaan dan penutupannya
disamping memudahkan pekerja dalam
dapat diatur sedemikian rupa sesuai den-
hal
gan kondisi cuaca.
kelembaban yang tinggi jika menempel
gudang.
me- numpuk
pupuk Hal juga
ini
dengan penting
menghindari
pada dinding gudang. Tidak dibenarkan untuk mencapur gudang untuk pupuk dengan gudang untuk
-
Karung yang ditumpuk
bii-bijian atau benih atau sebagainya, karena dapat mempengaruhi kualitas pupuk.
Tingginya tumpukan karung harus mempunyai ukuran, berat, isi dan bahan
Dalam hal penyimpanan pupuk se-
yang bagian mulut karung mengarah ke
baiknya dilakukan pemisahan antara je-
dalam. Cara ini memberikan tumpukan
nis pupuk yang satu dengan lainnya. Hal
yang mantap serta tidak mudah roboh.
ini selain memudahkan pengawasan juga untuk menjaga mutu pupuk. Tumpukan dalam gudang
-
Tinggi tumpukan Tinggi tumpukan bergantung pada
alat apa yang digunakan sewaktu meTumpukan dalam gudang yang terlalu
lakukan pekerjaan penumpukan. Bagi
tinggi akan menyebabkan rusaknya ka-
yang menggunakan alat tumpukan dapat
rung, dan tidak stabilnya tumpukannya.
mencapai 20 karung, akan tetapi jika dengan tenaga manusia hanya 10 tum-
Pupuk yang dibagian bawah akan
pukan.
mengalami tekanan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan pupuk menjadi
6.6.2 Pengawasan mutu pupuk
keras. Pengawasan mutu pupuk mempunOleh karenanya dalam hal tumpukan pupuk yang perlu diperhatikan adalah:
yai arti segala-galanya bagi petani dalam proses peningkatan produksi pertanian.
129
Jaminan mutu pupuk, baik fisik mau-
-
pun kimia dalam pupuk harus dicantumkan
Jaminan keamanan dan kualitas makanan
pada bagian luar kemasan yang berisikan:
-
Peningkatan mutu produksi
-
Berat bersih
-
Melindungi tanah dan air dari ke-
-
Nama dan cap perusahaan pupuk
rusakan
tersebut -
Komposisi kimia atau persentase
Langkah-langkah
dalam
manaje-
kandungan hara pupuk
men praktis pemupukan adalah sebagai
-
Potensial kemasaman pupuk
berikut:
-
Nama dan alamat produsen pupuk
-
Memilih
jenis tanaman yang paling
sesuai dengan kondisi lingkungan di-
6.7. Manajemen pupuk dan pemupukan
mana tanaman tersebut akan ditanam -
Siapkan media tumbuh yang baik sehingga tidak mengganggu kelan-
Manajemen pemupukan yang baik akan menghasilkan peningkatan produk-
caran proses perkecambahan. -
si secara kualitas dan kuantitas.
kualitas -
Dari beberapa hasil penelitian mem-
Waktu tanam yang tepat agar tanaman lebih mampu beradaptasi pada
perlihatkan pemberian pupuk yang membabi buta tanpa melakukan manajemen
Gunakan Benih dan bibit yang ber-
lingkungannya. -
Pengelolaan air yang baik
yang benar menghasilkan pengrusakan lingkungan. Keuntungan dari melakukan manaje-
6.7.1 Manajemen hara N Hara N dibutuhkan tanaman untuk
men pemupukan adalah:
mendukung pertumbuhannya serta me-
-
Dihasilkan paket pemupukan yang
nentukan kualitas hasilnya. Berdasarkan
efisien dan efektif
kedua fungsi inilah pemupukan N pada
Perhitungan ekonomi yang tinggi pada
tanaman dilakukan tidak satu kali, bah-
untung rugi penggunaan pupuk
kan sering petani memberikan pupuk N
-
Memperkecil kerusakan lingkungan
yang berlebihan.
-
Lebih fleksibel, dan bersifat spesifik
Tujuan yang ingin dicapai dari pemu-
bergantung pada jenis tanah atau
pukan N yang kita lakukan adalah tidak
media tumbuh tanaman, dan sistem
merusak lingkungan karena berlebihan,
pertanian yang digunakan.
segera tersedia untuk dapat diambil tana-
-
man, dan sesuai dengan kebutuhannya.
130
Langkah awal dari manajemen pe-mu-
Beberapa jenis tanaman lebih me-
pukan N adalah mengetahui status nitro-
nyukai pemberian pupuk N melalui daun.
gen tanah atau N dalam media tumbuh.
Nitrogen yang diaplikasikan melalui daun dapat segera diambil tanaman. Hasil
Disamping itu kita juga harus menge-
penelitian menunjukkan lebih 50% nitrogen
tahui status N dalam air irigasi, terutama
dapat diambil setelah 60 menit diaplikasi-
untuk pertanian lahan basah. Dengan
kan melalui daun dan lebih 90% setelah
mengetahui kandungan hara yang dikan-
24 jam diaplikasikan. Teknik ini lebih efisien
dung air irigasi maka kita akan memberi-
untuk menghindari kehilangan N yang di-
kan pupuk N yang lebih tepat jumlahnya.
berikan.
Analisa tanaman juga dapat mem-
6.7.2. Manajemen pupuk P
bantu untuk mengetahui konsentrasi hara dalam tanaman.
Pupuk posfor tidak sama dengan pupuk nitrogen, umumnya pupuk ini lambat
Berdasarkan ketiga hal diatas (status
tersedia. Pergerakan pupuk ini yang relatif
N tanah, N pada air irigasi, dan analisa
lambat menyebabkan pergerakannya tidak
tanaman) kita membuat berapa yang
begitu jauh dari pupuk ditempatkan.
keluar/diambil tanaman dan sejumlah berapa yang harus kita tambahkan
Manajemen pemberian pupuk P dapat dilakukan dengan langkah-langkah
Hal yang tidak kalah pentingnya
berikut:
adalah pemanfaatan jasad penambat nitrogen, dan faktor-faktor yang meng-
-
Analisa tanah
hambat proses penambatan N tersebut. Adalah lebih baik jika kita meng-
Hasil analisa yang akurat memberi-
gunakan pupuk N yang lambat tersedia,
kan langkah yang tepat mengenai berapa
sehingga N yang diberikan tidak hilang
jumlah P yang harus ditambahkan.
ataupun tercuci. - Pemberian yang wajar Waktu yang tepat pemberian N membantu agar N yang diberikan dapat diambil tanaman pada waktu dibutuhkan.
Pupuk P dalam tanah mudah berubah ke dalam bentuk P yang tidak tersedia bagi tanaman. Oleh karenanya upaya mengurangi bidang kontak pupuk ini dengan
131
tanah merupakan usaha untuk dapat meningkatkan ketersediaan posfor. Metode penyebaran dalam barisan tanaman merupakan metode yang efektif dalam penggunaan pupuk ini. Pupuk ini juga dapat diaplikasikan melalui air irigasi. - Analisa tanaman Kandungan P dalam tanaman merupakan gambaran ketersediaan P dalam larutan tanah. Berdasarkan kandungan P yang ada dalam jaringan tanaman dan dibandingkan dengan P dalam tanah, kita dapat menduga jumlah P yang harus ditambahkan
6.7.3. Manajemen kalium Kalium lebih
mobl dibandingkan
dengan pergerakan hara lainnya. Langkah-langkah yang ditempuh dalam manajemen pupuk kalium ini adalah: -
Analisa tanah
-
Pemberian posfor yang sewajarnya
-
Analisa tanaman
132
6.8. Evaluasi Isilah titik-titik diwah ini dengan benar. 1.
Menurut
pendapatmu mana yang
lebih besar pengaruh negatifnya jika kita memberikan pupuk berlebih pada tempat yang terbuka dibandingkan dalam pot 2. Kekurangan suatau hara dapat di duga hanya dengan analisa tanaman? Jelaskan 3. Pemberian pupuk padat pada tanaman perkebunan
dilakukan
me-
lalui.............. dan hal hal apa yang harus diperhatikan 4. Menurut pendapatmu mana lebih menguntungkan penggunaan pupuk majemuk atau tinggal. 5. Tuliskan cara-cara penyimpanan pupuk berdasarkan bentuknya 6. Gambar dibawah ini adalah gambar pemupukan pada tanaman karet belum menghasilkan. Jelaskan kedua gambar dibawah ini
133
134
BAB VII
SUMBER AIR BAGI PERTANIAN (IRIGASI)
7.1. Pengertian Irigasi
Secara implisist tujuan umum irigasi tersebut mencakup pula kegiatan drain-
Irigasi secara umum didefinisikan se-
ase pertanian terutama berkaitan dengan
bagai pemberian air kepada tanah dengan
tujuan mencuci dan melarutkan garam
maksud untuk memasok kelembaban ta-
tanah.
nah esensial bagi pertumbuhan tanaman.
7.2. Air permukaan tanah Tujuan umum irigasi adalah: Seluruh keperluan air bagi tanaman 1. Menjamin keberhasilan produksi tana-
dan untuk kelembaban tanahnya dicukupi
man dalam menghadapi kekeringan
oleh ketersediaan air pengairan yang be-
jangka pendek
rasal dari air permukaan dan air tanah. Sumber air permukaan yaitu sungai, da-
2. Mendinginkan tanah dan atmosfir
nau, waduk dan curah air hujan, sedang
sehingga akrab dengan pertumbuhan
sumber air tanah yaitu air tanah bebas dan
tanaman
air tanah tertekan.
3. Mengurangi bahaya cekaman kekeringan
Ketersediaan air pengairan bagi pertanian itu berbeda-beda tergantung pada: Musim
4. Mencuci atau melarutkan garam dalam tanah 5. Melunakkan lapisan olah dan gumpalan-gumpalan tanah
Lokasi sumber air Usaha-usaha konservasi air. Tanaman yang mengalami kekurangan air akan mengalami cekaman kekeringan.
135
Beberapa tipe dari cekaman adalah
hasil pertanian atau bahan makanan se-
sebagai berikut:
hingga menyebabkan perubahan tatanan
1. Tipe meteorology
sosial masyarakat.
2. Tipe Hidrologi 3. Tipe pertanian 4. Tipe Sosial ekonomi
Walaupun curah hujan di Indonesia relatif cukup tinggi, tetapi ketersediaannya perlu diperhitungkan secara kualitas dan
Kekeringan meteorology, adalah ceka-
kuantitas.
man kekeringan yang disebabkan keterbatasan curah hujan yang berkepanjangan.
Ketersediaan air pengairan yang cu-
Kekeringan dapat dinyatakan sebagai
kup banyak dan bebas dari pencemaran
suatu keadaan dimana berkurangnya jum-
dan bahan-bahan buangan yang tidak
lah air disebabkan oleh menurunnya daya
dapat meracuni tanaman merupakan
dukung tanah terhadap ketersediaan air.
pilihan untuk pengairan yang dapat dapat dimanfaatkan.
Pada kondisi ini tanah yang berfungsi
Oleh karenanya untuk mempertah-
sebagai tempat cadangan penyimpan air
ankan ketersediaan air perlu diperhatikan
tidak dapat melaksanakan fungsinya.
hal-hal sebagai berikut:
Kekeringan hidrologi, adalah kekeringan yang berasosiasi dengan efek
a. Debit yang memadai
periode singkat dari curah hujan. Dalam hal ini air pada pool cadangan
b. Berkualitas menurut pandangan dari
seperti pada reservoir dan sungai tidak
segi pertanian atau jelas nya cukup
mencukupi untuk semua kebutuhan dari
mengandung unsur-unsur hara bagi
makhluk yang membutuhkannya. Hal ini
tanaman dan unsur-unsur mineral
dapat juga disebabkan oleh tidak adanya
bagi kesuburan tanah.
kontrol terhadap peredaran air (siklus hidrologi).
Indonesia dan seluruh daerah tropika curah hujan merupakan sumber yang
Kekeringan sosial ekonomi, adalah keadaan perubahan sosial ekonomi ma-
pokok bagi tersedianya air pengairan terutama air permukaan.
syarakat yang disebabkan oleh ke-terbatasan air. Jumlah dan kualitas air yang ti-
Air hujan yang tercurah pada suatu
dak mencukupi berakibat pada rendahnya
daerah sebagian akan terinfiltrasi melalui
136
pori-pori tanah ke dalam tanah dan sebagian lagi karena daya resap pori-pori tanah
dalam lapisan bawah tanah, kita mengenal istilah-istilah:
tidak memungkinkan akan membentuk aliran air permukaan (run off) yang terus
interflow
mengalir ke bawah dan masuk ke sungaisungai.
ground water groun water run off.
Aliran air permukaan biasanya me-
a. interflow, yaitu aliran air yang mere-
ngangkut unsur-unsur hara dari tanah
sap ke lapisan tanah permukaan dan
di bagian atas ke tanah bagian bawah
kemudian mengalir kembali ke luar
atau langsung terangkut ke dalam sungai yang selanjutnya ke muara dan laut atau
dari lapisan tanah permukaan tersebut ke permukaan tanahnya
menyampaikannya ke danau-danau atau waduk-waduk yang telah dibuat.
b. ground water, yaitu air tanah atau jelasnya air permukaan yang mere-
Air sungai, danau atau waduk yang demikian kalau diuji biasanya menunjuk-
sap ke dalam tanah dan berkumpul
kan kualitas air yang banyak mengandung
kemudian sedikit demi sedikit akan
unsur hara yang penting bagi tanaman. Air hujan yang terinflitrasikan ke dalam tanah sebagian akan mengalir kembali ke luar dari tanah dan masuk ke sungaisungai tetapi sebagian akan bertahan sementara di dalam tanah dan selanjutnya sedikit demi sedikit air tanah akan ke luar pula melalui mata air ke permukaan tanah dalam jangka waktu yang relatif lama. Air tanah ini menjamin terpenuhinya kebutuhan manusia akan air minum dan lain-lain. Dalam kaitan dengan bergeraknya
di bagian lapisan bawah tanah yang ke luar melalui mata air c. ground water run off, yaitu limpasan air tanah. Hujan yang turun pada suatu atau beberapa daerah selanjutnya akan mengalir dan masuk ke dalam parit-parit, selokanselokan, sungai-sungai kecil dan menyatu dalam sungai besar, untuk seterusnya mengalir ke muara/laut atau ke danau. Jadi sungai tersebut berfungsi mengumpulkan dan mengalirkan curahan air hujan dari suatu daerah lairan sungai (DAS).
air pada lapisan permukaan tanah dan
137
7.3. Air Tanah
c. Lapisan pengandung air tanah tumpang (perched aquifer). Lapisan ini
Daerah penampungan (reservoir, reservation) air tanah terdapat di lapisan
terletak di atas lapisan kedap air yang
bagian bawah tanah, tepatnya di dalam
aerasi di atas water table. Karena vol-
lapisan padat atau batuan yang sarang
ume air pada lapisan ini mengandung
yang biasanya terbentuk dari bahan-
air tanah tidakbanyak maka perched
bahan pasir dan kerikil, tufa vulkanis, batu gamping dan beberapa bahan lainnya.
aquifer kurang dapat diandalkan seb-
tidak begitu luas, berada pada zona
agai sumber air.
Lapisan penampungan air tanah
Pemanfaatan air tanah untuk peng-
ini selanjutnya dikenal sebagai lapisan
airan dengan memanfaatkan air yang
pengandungan air atau aquifer, air yang
berasal dari mata air dengan teknik pe-
terkumpul disini mudah bergerak dari tempatnya yang lebih tinggi ke tempat-
nyedotan sampai saat ini masih terbatas.
tempat yang lebih rendah.
Umumnya pengairan yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan aliran
Berkaitan dengan kondisi dan letaknya di dalam tanah, lapisan pengandung air (aquifer) tersebut biasanya dibe-
sungai. Alasan keterbatasan penggunaan air
dakan menjadi sebagai berikut :
sumber mata air ini adalah:
a. lapisan pengandung air tanah yang
a. Kebanyakan lapisan pengandung air
bebas atau tidak terbatas (unconfined
tanah berada jauh di dalam tanah,
aquifer). Lapisan ini di bagian bawahn-
yang sulit untuk penggaliannya
ya terdapat/ dibatasi oleh lapisan kedap air, sedang disebelah atasnya berupa muka air yang berhubungan dengan atmosfer. b. Lapisan pengandung air tanah yang tertekan/ terbatas (confined aqufer). Lapisan ini di bagian atas dan di bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air.
138
b. Penggunaan alat penyedot air memerlukan biaya yang tidak kecil bagi ukuran hidup para petani. c. Menghindari mengeringnya sumbersumber air tanah (konservasi air)
d. Kesadaran para petani sehubungan dengan pengetahuannya yang
7.4. Daerah aliran sungai (DAS)
meningkat, bahwa penggunaan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan :
Sebagai telah dikemukan, sungai berfungsi sebagai penyalur air hujan pada suatu daerah aliran sungai. Demikian pen-
(1) penurunan permukaan tanah;
tingnya nilai daerah aliran sungai tersebut,
(2) perembesan air asin, yang dapat
terutama bagi pertanian dan pencegahan-
berakibat tidak dapat dimanfaat-
pencegahan peluapan air.
kannya air tanah tersebut. Pemeliharaan kawasan ini perlu diPengambilan air tanah untuk kepentingan pengairan pertanian hanya dilakukan terbatas dan itupun hanya dilakukan dibeberapa daerah tertentu, pada saat-
upayakan secara serius agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Daerah aliran sungai berdasarkan pola-polanya dibedakan menjadi :
saat musim kemarau. a. Daerah aliran sungai dengan pola Penggunaan air tanah yang terus
”Bulu Burung”.
menerus secara berlebihan, akan meng-
Di daerah aliran sungai ini selain ter-
akibatkan perembesan air laut ke daratan
dapat sungai utama, tidak jauh dari-
melewati garis pantai.
padanya, disebelah kiri dan kanan terdapat pula sungai-sungai kecil
Dengan
berkembangnya
pemba-
atau anak-anak sungai.
ngunan industri-industri besar di daerahdaerah perkampungan, para pengusaha
Sewaktu hujan mengguyur daerah
industri dituntut agar tidak menggunakan
ini anak-anak sungai akan berfungsi
air tanah secara berlebihan.
pula mengalirkan air hujan yang mengalir ke dalamnya, dengan demikian
Secara ringkas bagaimana pergera-
debit air yang meluap pada sungai
kan air dimuka bumi ini digambarkan
utama dan anak-anak sungainya
pada Gambar 40 dibawah ini .
akan tetap kecil, dengan demikian kalaupun terjadi banjir akan berlangsung lambat, sedang pembuangannya berlangsung cepat.
139
b. Daerah aliran sungai dengan pola
ya, akan tetapi jika dibandingkan dengan
”Radial/Melebar”. Di daerah aliran sungai inipun terdapat sungai utama/
kerugian yang ditimbulkan (seperti erosi,
besar, dengan beberapa anak sun-
dibudidayakan, hancurnya rumah-rumah
gainya, hanya anak-anak sungai terse-
penduduk, dan lain-lain) maka kerugian
but melingkar dan akan bertemu den-
itu adalah jauh lebih besar.
pelongsoran, tersapunya tanaman yang
gan sungai utamanya pada suatu titik (daerah), sehingga kalau digambarkan
Terlebih lebih kalau akibat pengikisan-
akan berbentuk bagaikan kipas. Ter-
pengikisan tanah lapisan permukaan tadi
kumpulnya curah hujan di daerah ali-
mengakibatkan bagian-bagian tanah yang
ran sungai ini, dengan sebagian mengalir dan sebagian mengalir ke sungai
tersisa menjadi sangat kurus/tidak produk-
utama dan terbagi lagi ke anak-anak
dan mineral yang diperlukan tanaman.
tif, sangat melarat akan unsur-unsur hara
sungainya, yang kemudian bertemu pada suatu titik/ suatu daerah, akan
Karena itulah maka perlindungan
mengakibatkan banjir besar di daerah pertemuan tersebut.
terhadap daerah-daerah aliran sungai perlu diperhatikan.
c. Aliran sungai dengan pola ”Paralel/ Sejajar”.
Daerah aliran sungai ini
terdiri dari 2 jalur daerah aliran, yang memang paralel, yang dibagian hilir keduanya bersatu sehingga merupak-
Gambar 42 berikut merupakan ilustrasi bagaimana drainase mempengaruhi ketersedian dan pola penyebaran hara.
an satu sungai besar. Sewaktu curah hujan mengguyur daerah-daerah di sekitar aliran sungai tersebut, maka pada daerah hilir dimana terjadinya pertemuan tadi akan terjadi peluapanpeluapan air yang cukup besar. Terjadinya
peluapan-peluapan
air
(banjir) seperti dikemukakan di atas memang di daerah-daerah tertentu dapat membawa dan menyampaikan unsur-unsur hara dan atau mineral tertentu yang dapat menyuburkan tanaman dan tanahn-
138
Gambar 42. Manajemen pengairan merubah distribusi garam tanah
7.5. Sistem Pengambilan dan pemberian Pengairan bagi Lahan Pertanian Air yang tersedia di alam tidak se-
bahan-bahan kapur pertanian secukupnya, akan tetapi jika tingkat salinitasnya tinggi maka sulit dilakukan pengelolaannya. Penggunaan
air
dengan
kadar
pentingan pengairan tanaman, seperti air
salinitas tinggi dibutuhkan penanganan khusus seperti pencucian atau dihindari
yang salinitasnya tinggi, air yang asam,
pemakaianya.
luruhnya dapat dimanfaatkan bagi ke-
air yang tercemar, dan lain sebagainya.
7.5.1. Klasifikasi Air pengairan Jadi air bagi pengairan lahan-lahan pertanian sifat dan kualitas air pengairan itu sangat berpengaruh dan menentukan.
Kualitas air pertanian yang perlu diperhatikan adalah kandungan zat-zat yang terdapat pada air tersebut.
Pengolahan tanah yang baik, pemberian pupuk yang sempurna dan pemakaian bibit-bibit tanaman unggul dalam usaha pertanaman akan tetapi kalau air pengairannya mempunyai salinitas ataupun kemasaman yang berpengaruh, maka pertumbuhan tanaman tidak mungkin terjamin, bahkan kemungkinan pula tidak terjadi pertumbuhan tersebut. Untuk menilai sifat dan kualitas air perlu diketahui konsentrasi total serta konsentrasi bahan-bahan tertentu yang terkandung dalam air pengairan (irigasi). Konsentrasi garam total merupakan kriteria tunggal yang terpenting.
Yang perlu dinilai kandungan zatzat pada air pengairan tersebut adalah sebagai berikut: Zat atau unsur garam yang melarut dalam air pengairan, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Kadar garam total ini dinyatakan dalam suatu ppm atau sebagai tingkat DHL (Daya Hantar Listrik) dalam satuan micr/cm. Kadar natrium dalam air tanah kadarnya relatif tinggi dibanding dengan kation-kation lain dan dapat mengakibatkan perubahan sifat fisik dan kimiawi dalam tanah. Dalam penilaian air irigasi ini turut
Kalau kemasaman tanah akibat pen-
menjadi perhatian adalah berhubungan
garuh dari air pengairan yang masam
dengan kandungan kimia dari unsur-unsur
masih dapat diatasi dengan pemberian
berbahaya yang biasa disebut SAR.
139
Hasil
pengamatan
ini
kemudian
US Salinity Laboratory Staff mengemukan cara menghitung SAR dengan
diklasifasikan atas beberapa kelas yaitu:
rumus sebagai berikut :
Klasifikasi 1 (Kelas 1) menggolongkan air pengairan (irigasi) yang baik sekali bagi
SaR:
pemanfaatannya di bidang pertanian
Na Ca
++
+
+ Mq ++ 2
Klasifikasi
2
(Kelas
2)
masih
menyatakan cukup baik Klasifikasi 3 (Kelas 3) perlu dihindari
Dengan rumus ini kadar kation dinyatakan dalam satuan miliekuivalen tiap liter. Unsur Boron yang merupakan salah
karena dapat banyak merugikan (Tabel 7). %Na + =
Na + X100% Na + K +Ca ++ + Mg ++ +
+
satu bahan peracun (phytotoxic) dalam kadar yang relatif tinggi, ternyata sangat menghambat pertumbuhan tanaman.
Seluruh kadar kation-kation dalam perhitungan ini dinyatakan dalam satuan miliekuivalen/liter.
Selanjutnya, dilakukan pengamatan mengenai klasifikasi air pengairan (irigasi)
Air pengairan yang tergolong baik
menurut penilaian US Salinity Laboratory
sekali (Kelas 1) dalam keadaan normal
Staff dan menurut SCOFIELD.
dapat diberikan kepada relatif semua jenis tanaman, sedangkan kelas 2 baik
Klasifikasi air pengairan berdasarkan
untuk jenis tanaman tertentu saja.
nilai SAR menurut perhitungan US Salinity Laboratory Staff, disusun dalam Tabel 6.
Sedang air pengairan yang tergolong kelas 3 adalah yang kurang baik bagi per-
US Salinity Laboratory Staff selanjutnya mengemukakan metode tentang
tumbuhan tanaman sehingga air pengairan ini perlu dicegah bagi usaha pertanian.
klasifikasi air pengairan berdasarkan penilaiannya terhadap:
Scofield mengemukakan hasil pe-
Tingkat DHL (Daya Hantar Listrik)
nilaiannya yang lebih terperinci terhadap
Kadar garam total
klasifikasi air irigasi.
Persentase natrium dan kadar unsur boron, yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
140
Dalam hal ini mereka melakukan penilaian tidak hanya berdasarkan kadar
natrium, garam total dan DHL, akan tetapi
Persentase Na+,
lebih terperinci.
Kadar ion-ion Chlorida dan Sulfat kandungan unsur boron,
Klasifikasi
air
menurut
Scofield
berdasarkan atas :
Berdasarkan penilaiannya terhadap air
Tingkat DHL
irigasi tersebut maka dapat digolongkan
Kadar garam total
menjadi 5 kelas seperti pada Tabel 8.
Tabel 6 Klasifikasi air pengairan berdasarkan nilai SAR (Bandingan adsorbsi natrium). Kelas air AIR 1 2 3 4
Nilai SAR 0-8 8-18 16-26 >26
Penjelasan Baik sekali Baik Kurang Baik Buruk
Tabel 7 Klasifikasi air irigasi menurut US Salinity Laboratory Kelas air R
DHL (Micr/cm)
1 2 3
0 – 1000 1000 3000 > 3000
Kadar garam total (ppm)) 0 – 700 700 – 2000 > 2000
Na+ (%) 0 – 60 60– 75 > 75
Boron (ppm) 0,0 – 0,5 0,5 – 2,0 > 2,0
Tabel 8. Klasifikasi air pengairan (irigasi) menurut Scofield Kls air 1 2 3 4 5
DHL (Mier/cm) 0-250 250-750 750-2000 2000-3000 3000
Na+ (%) 0-20 20-40 40-60 60-75 >75
Cl-SO4 (ppm 0-4 4-7 7-12 12-30 > 30
Boron (ppm) 0,00-0,67 0,67-1,33 1,33-2,00 2,00-2,50 2,50
Penjelasan sangat baik baik agak baik kurang baik kurang sesuai
SUMBER : Irigasi dan Drainase, DEPDIKBtJD,1982
141
Penelitian tentang sifat dan kualitas
Di dalam teknik pengambilan dan pe-
air pengairan, biasanya para peneliti me-
nyalurannya dapat menggunakan teknik
ngambil sample air sungai, air saluran iri-
pembuatan clan (bendungan), peng-
gasi, sumur ataupun mata air, sekitar 2 liter
gunaan alat-alat yang sederhana, atau
dan kemudian ditaruh pada bejana plastik.
penggunaan pompa air. 1. Pembuatan dam (bendungan)
Baru dilakukan analisis meliputi: -
penentuan kation dan anion
-
pH
-
DHL (daya hantar listrik)
maksud agar air sungai yang terbendung
-
Kandungan lumpurnya.
itu dapat dinaikkan air permukaannya
Dam atau bendungan dibuat dengan
dengan demikian pengambilan atau pe-
7.5.2. Beberapa cara dalam pengambilan air pengairan
nyalurannya ke areal pertanian akan lebih mudah. Biasanya untuk kepentingan air ini permukaan yang terbendung dihubungkan
Dalam pemilihan sumber air pengair-
dengan parit-parit atau saluran yang diran-
an (irigasi) agar air dapat disalurkan dari
cang dan dibuat menyebar ke lahan-lahan
sumbernya ke daerah-daerah pertanian,
pertanaman.
maka faktor lokasi sumber air dan teknik 2. Penggunaan alat-alat yang
pengambilannya.
sederhana Di dalam menentukan lokasi sumber Di beberapa daerah tertentu di Jawa
harus terpikirkan:
dalam usaha mengairi lahan pertaniannya, 1. Debit yang mantap yang
yang
para petani menggali sumur-sumur dan
diperhitungkan dapat mencukupi ke-
dengan menggunakan timba air diambil
pentingan/kebutuhan air tanaman
dan digunakan untuk mengairi pertana-
2. Kualitas air yang
cukup baik, bagi
mannya.
penunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman;
Apabila lahan-lahan pertaniannya ber-
3. Lokasi sumber air dekat atau tidak
batasan dengan saluran atau jaringan
seberapa jauh dari areal pertanian
irigasi, tetapi letak lahan pertaniannya se-
yang membutuhkannya serta mudah
dikit lebih tinggi dari permukaan air pada
dalam pengambilannya.
saluran/jaringan, para petani menggu-
142
nakan bor untuk mengalirkan air ke areal pertanamannya. 3.
Penggunaan pompa air (water pump)
7.5.3. Beberapa cara pemberian air pengairan Pemberian air irigasi pada lahan pertanian dapat dilakukan dengan beberapa cara dan disesuaikan dengan:
Usaha pengambilan atau penyaluran air pengairan dapat dilakukan pula dengan
1. Perancangan lahan-lahan pertanian
membuat sumur pompa atau pemompaan air sungai yang letaknya atau permukaan airnya , sedikit lebih rendah dari kedudukan
2. Kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
lahan pertanian. Pompa yang sering digunakan untuk kepentingan pertanian yaitu :
Pemberian air pengairan pada per-
Centrifugal water pump (pompa pusingan)
mukaan tanah tujuannya adalah melaku-
dan Propeller water-pump (pompa baling-
kan pembasahan di sekitar lapisan olah
baling), digerakkan oleh motor disel.
tanah (top soil).
Pemberian air pengairan dengan cara-
Dengan dilakukannya pengairan ini
cara tersebut di atas dapat diambil dari
selain memudahkan pengolahan tanah,
sumber airnya yang kemudian disalurkan
juga menambahkan unsur- hara yang ter-
ke lahan pertanian. Usaha demikian tam-
kandung dalam air irigasi ke dalam tanah
paknya mudah, akan tetapi dalam praktek
serta memudahkan akar-akar tanaman
nya sering menimbulkan kesulitan dan ma-
untuk dapat mengambil/menyerapnya.
salah. Cara pemberian air pengairan pada Keterbatasan curah
hujan
(pada
musim kering) akan mengakibatkan air
permukaan
tanah
dapat
dibedakan
menjadi:
pengairan pada lahan pertanaman petani lain dan keterbatasan jumlah air ini meng-
7.5.3.1.Cara penggenangan (flooding)
hambat pengaliran air ke areal lainnya. Cara penggenangan adalah cara Hambatan
tersebut
dapat
juga
disebabkan oleh berbagai kondisi alami
pemberian air ke lahan pertanian sehingga menggenangi permukaan tanahnya.
dan aturan-aturan yang dibuat manusia sendiri.
143
Cara penggenangan ini dapat dikelompokka atas:
Air pengairan dialirkan pada alur-alur kecil yang membatasi tiap larikan.
1. Penggenangan secara bebas Cara 7.5.3.1 dan 7.5.3.3. banyak 2. Penggenangan secara terbatas, seperti pada petak-petak pertanaman
dilakukan bagi lahan-lahan pertanaman padi.
yang dibatasi dengan galengan-galengan, contohnya pada petak-petak persawahan.
Akan tetapi untuk pertanaman tembakau, bawang merah atau putih, kacang-kacangan, sayur-sayuran, tebu dan
7.5.3.2. Cara penyaluran air di antara bedengan
sebagainya cara pengairan 7.5.3.2. lebih efisien digunakan.
Kalau lahan pertanaman dirancang
Cara penggenangan air pada petak-
secara bedengan (lebar bedengan bi-
petak persawahan dilakukan pula dengan
asanya antara 1,5 m sampai 2 m) yang
cara yang berbeda, yaitu:
pada batas tiap bedengan dibuatkan parit kecil yang sangat dangkal, maka air pengairan dapat disalurkan ke dalamnya.
a. Penggenangan secara terus-menerus, tetapi bersikulasi
Dengan cara demikian penggunaan air pengairan dapat dikurangi, karena tidak seluruh permukaan tanah harus diairi seperti halnya pada cara penggenangan. 7.5.3.3. Cara penyaluran air di antara larikan/baris tanaman Larikan bentuknya hampir sama dengan bedengan, bedanya adalah dalam hal lebarnya, lebar larikan hanya sekitar 0,5 m dan tiap larikan hanya dapat ditumbuhi satu barisan/sederetan tanaman, sedangkan satu bedengan dapat , ditumbuhi 4 atau 5 barisan/deretan tanaman.
144
Cara ini dilakukan dengan melakukan penggenangan secara terus menerus. Akan tetapi airnya terus mengalir, air yang lama ke luar petak diganti dengan aliran baru. Cara ini
biasanya dilakukan pada
daerah persawahan dengan persediaan air pengairan yang mencukupi. Dengan cara ini biasanya tanaman lebih terjamin kebutuhan air nya. Namur demikian ada kekurangannya: 1) Efisiensi pengairan rendah karena banyak nya air yang terbuang melalui aliran permukaan
2) Sebagian unsur-unsur hara yang
2.
Air pengairan dapat dihemat;
terkandung dalam air pengairan akan
teralirkan
terus
tanpa
dimanfaatkan oleh tanaman. b. Penggenangan secara terus menerus dan keadaan airnya tidak mengalir.
3. Pemberian air dapat dilakukan secara teratur dan merata; 4. Dapat memperbaiki aerasi tanah pada zona perakaran; terjadinya penambahan unsur-unsur hara
Cara ini dapat dilakukan pada daerahdaerah persawahan yang persediaan
dalam tanah yang mudah diserap oleh akar tanaman.
air pengairannya tidak banyak dan di perkirakan tidak bakal mencukupi kalau
Namun demikian, kekurangannya ada
aliran air permukaan berlangsung terus.
pula, yaitu:
c. Pemberian air
1. Diperlukannya biaya yang lebih besar
pengairan secara
terputus-putus.
bagi pengaturan air yang intensif dan penggunaan lebih banyak tenaga
Pengertian ini dalam interval tertentu selama beberapa hari dilakukan
2. Penekanan terhadap, pertumbuhan
penyaluran/penggenangan kemudian ber-
gulma (tanaman pengganggu) kurang
henti dan berulang lagi begitu seterusnya
efektif.
selama musim pertanaman. 7.5.3.1. Cara penyaluran air di bawah Biasanya cara demikian dilakukan
tanah
dengan maksud memperbaiki aerasi tanah dan menghemat pendayagunaan air pen-
Sesuai dengan perancangan lahan/
gairan, efisiensi penggunaan air yang cu-
petak pertanaman yang tidak memerlukan
kup tinggi, kehilangan air melalui perkolasi
penggenangan air pada permukaan tanah,
dan aliran permukaan sekitar 20-30%.
maka dapat dilakukan pemberian air pen-
Keuntungan yang
gairan dengan cara mengalirkannya pada
diperoleh
dengan
menerapkan cara ini adalah :
parit-parit pembatas lahan pertanaman yang keadaannya cukup dalam.
1. Efisiensi penggunaan air cukup tinggi;
Cara ini hanya dapat dilakukan dengan baik pada areal pertanaman yang datar
145
di mana terdapat lapisan kedap air atau
efisiensi tinggi serta dapat diterapkan pada
permukaan air tanah yang relatif dangkal.
daerah-daerah pertanian dengan topografi bergelombang, tetapi dengan menerapkan
Cara ini dapat pula dilakukan dengan
cara ini harus diperhatikan pula faktor-fak-
mengalirkan air pengairan pada pipa-
tor sebagai berikut :
pipa besi/paralon yang dibenamkan di
(1) memerlukan biaya yang cukup tinggi;
bawah permukaan tanah sekitar lahanlahan pertanaman tersebut, hasilnya sama seperti di atas.
(2) memerlukan keahlian dan perhitungan yang tepat dalam merancang tata letak;
Penggunaan cara ini akan kurang efektif dan efisien, rumit dan memerlukan
(3) bagi areal pertanaman yang berubah-
biaya kalau diterapkan pada lahan-lahan
ubah arah dan kecepatan anginnya,
pertanaman yang keadaan tanahnya
cara pemberian air pengairan dengan
tidak datar.
sistem pancaran dapat dikatakan tidak sesuai dan tidak efisien.
7.5.3.2. Cara pemberian air pengairan dengan pancaran
Sprinkler irrigation system
dapat
dilakukan dengan memanfaatkan : Sprinkle irrigation system atau cara pemberian air pengairan dengan pan-
1. Pipa yang berlubang-lubang
caran dilakukan dengan menggunakan pipa-pipa yang dipasang atau ditanam,
Air pengairan disalurkan ke dalam pipa
yang penempatannya dan dengan tekan-
dengan tekanan air yang rendah, maka air
an tertentu.
akan terpancarkan melalui lubang-lubang dalam bentuk yang seragam, tanah dan
Cara pemberian air pengairan secara
tanaman bagikan disiram
pancaran umumnya diterapkan pada lahan-lahan pertanaman yang
dipakai
untuk membudidayakan jenis tanaman
2. Pipa ber-nozzle (bersemprotan) tetap atau berputar:
yang bernilai ekonomi tinggi dan kebutuhan airnya relatif sedikit. Penggunaan sprinkle irrigation system memang merupakan pengairan dengan
146
Air pengairan disalurkan ke dalam pipa, dengan adanya tekanan air sedang
sampai tinggi, nozzle yang di bagian mu-
b. Non gravity irrigation atau irigasi
lutnya berlubang-lubang dengan diam-
non gaya berat
eter kecil-kecil akan menyemprotkan air ke luar. Penggunaan pipa bernozlle yang
Cara ini dilakukan
pemberian/pe-
berputar akan menghasilkan semprotan
nyaluran air pengairan tidak sepenuhnya
air yang sempurna.
tergantung dari gaya berat.
Dalam pengetahuan yang berkaitan
Keperluan tenaga tekanan diperoleh
dengan pemberian pengairan ini tidak
dari tenaga pompa yang umumnya di-
lengkap kiranya kalau tidak dikemukanan
gerakkan dengan Motor, misalnya pada
tentang
pemberian/penyaluran air pengairan se-
sistem
irigasi
berdasarkan
peranan gravitasi. Dalam hal ini dikenal:
cara pancaran bertekanan sedang sampai tinggi.
a. Gravity
irrigation atau
irigasi
gaya berat Sistem ini menggunakan cara di mana
7.6. Prinsip-prinsip dasar dalam pemilihan sistem Pertanian
pemberian/ penyaluran air pengairan ini sepenuhnya dengan memperhatikan
Penerapan di lapisan sistem-sistem
gaya berat, misalnya irigasi permukaan
pemberian, penyaluran dan pengahran air
tanah, irigasi di bawah permukaan tanah,
pengairan ke dan dari lahan-lahan pertana-
irigasi secara pancaran bertekanan ren-
man sebagai disebutkan di muka tidaklah
dah dan pemberian air pengairan (irigasi)
semudah seperti yang telah diteorikan,
melalui pipa yang berlubang-lubang.
karena penerapannya di lapangan terutama sangat tergantung pada perencanaan
Khusus bagi irigasi secara. pancaran (sprinkler irrigation) dan irigasi melalui
rancangan jaringan pengairan yang dibuat untuk keperluan tersebut.
pipa yang berlubang-lubang (perforated pipe irrigation) letak sumber air pengairan
Dalam perancangannya selalu di-
harus lebih tinggi dari lahan yang akan jumpai kendala-kendala yang kompleks diairi, dengan demikian keperluan tenaga
yang berkaitan dengan berbagai kon-
tekanan tercukupi.
disi alami dan tata cara penggunaan air
147
pengairan yang dibuat manusia sendiri,
tanah atau yang biasa lebih dikenal se-
hambatan/kendala tersebut antara lain
bagai slope association of land (asosiasi
sebagai berikut :
lereng). I
a. Keadaan topografi termasuk karakteristik lahan dan tanah setempat.
Kemiringan tanah atau tanah berlereng ini ada bermacam-macam, ada yang tidak beraturan, ada yang me-
b. Keperluan penyediaan air yang dibutuhkan oleh tanamannya.
manjang dan ada pula yang seragam beraturan, yang mengenai hal ini pemberian air pengairan agar efektif dan efisien
c. Cara-cara usaha tani, yang dalam
harus disesuaikan dengan kondisi kemir-
hat ini termasuk kedalamanakar tana-
ingan tanah tersebut, jelasnya sebagai
man, kebiasaan tumbuh tanaman.
berikut :
d. Kualitas air pengairan dan kuantitas
a. Pemberian dan pengaliran air pada
tersedianya air tersebut pada sum-
tanah berlereng yang tidak, beraturan
bersumbernya.
di mana terdapat selokan-selokan pengairan, seharus. nya dibuatkan terlebih
e. Cara pemberian air pengairan ke f.
dahulualur-alur dengan mengikuti gad
petak-petak lahan pertanaman.
kontur (contour) dan pengairan disal-
Keadaan iklim setempat, terutama
urkan melalu: alur-alur tersebut ke la-
unsur-unsurnya.
han-lahan pertanaman. Selain dengan cara itu, pada tanah berlereng yang
g. Tata cara penggunaan air pengairan
tidak beraturan dapat pulp diterapkan
di antara para pemakai air pengairan
sprinkle irrigation system (pemberian
tersebut.
air pengairan secara pancaran).
7.6.1. Keadaan topografi dan karakteristik lahan serta tanah
b. Pemberian air pengairan pada tanah berlereng yang memanjang serta seragam beraturan, ternyata akan lebih efektif dan mudah pelaksanaannya
Dalam hal ini yang perlu diperhati-
kalau memanfaatkan alur-alur di atas
kan ialah tentang arah, derajat dan ke-
dan membuatkan galengan-galeng-
seragaman dari lereng atau kemiringan
an (pematang).
148
Pemberian air pengairan pada lahan
bersifat merugikan zona perakaran
yang datar secara merata adalah lebih
tanaman yang
sesuai kalau pemberiannya dilakukan
pula terganggunya per-tumbuhan,
secara pengenangan (flooding) seperti
karena
pada petak sawah yang dibata dengan
(drainase) air genangan tersebut-
galengan-galengan
harus dirancang pula dengan se-
(lahan
sawah
basah).
mengakibatkan
itulah maka pengaliran
baik-baiknya. -
7.6.2. Derajat peresapan air ke dalam tanah
Terutama pada tanah-tanah berkandungan bahan lempung lumpur rancangan pembentukan petakpetak pertanaman yang memberi
Dalam perancangan sistem pengairan
keleluasaan. untuk pengolahannya
penting memperhatikan hatikan derajat
harus diperhatikan benar-benar,
meresapnya air pengairan ke dalam tanah
sebab tanah-tanah demikian bi-
dan keseragaman peresapannya ke dalam
asanya cenderung menyerap, air
lapisan-lapisan bawah tanah (permeabilitas
pengairan secara lambat
tanah).
lapisan permukaannya.
-
dari
Tanah-tanah pertanaman yang
Derajat aliran peresapan air pengair-
menurut pengamatan menyerap
an ke lapisan-lapisan bawah tanah (sub
air pengairan sangat lambat/
soil) terutama akan sangat tergantung
perlahan-lahan sebaiknya diberi
pada ukuran dan penyebaran pori-pori
air pengairan secara penggenan-
tanahnya.
gan (floding) selama jangka waktu tertentu, namun demikian henda-
Dalam praktek lapangan untuk me-
knya jangan sampai berlebihan
ngetahui daya efektif penyerapan air
sebab
pengairan pada tanah dapat diukur den-
dapat
hanyutnya
mengakibatkan
bagian
permukaan
gan derajat ketebalan pembasahan.
tanah tersebut. Derajat ketebakan kebasahan meru-
Lapisan-lapisan tanah yang me-
pakan
pernyataan
yang
menyatakan
nunjukkan daya permeabilitasnya
berapa besar pembasahan tanah, yang
rendah, besar kemungkinan akan
seharusnya segera dilakukan setelah
menyebabkan genangan air yang
kurun waktu pemberian air pengairan.
149
7.6.3. Ketebalan water table Dalam merancang pemberian pengairan kita harus memperhatikan ketebalan rumah tangga air lahan-lahan pertanaman.
mudah pecah dalam campuran larutan air pengairan/air curahan hujan, menghendaki pengolahan secara khusus. Setiap fase pertumbuhan tanaman juga menghendaki penanganan khusus, misalnya tanaman-tanaman muda yang mulai tumbuh akan berbeda penanganan-
Disamping itu juga harus memperhatikan
nya dengan tanaman yang sudah dewasa.
kuantitas garam atau unsur-unsur mineral yang larut dalam air.
Jenis tanah yang berbeda juga menginginkan penanganan pengairan yang
Kuantitas garam atau unsur-unsur mineral tersebut seringkali merupakan faktor
berbeda. Misalnya untuk tanah yang mu-
yang memerlukan pemberian air pengai-
cara bedengan atau larikan, dapat menghindari pengikisan atau penghanyutan.
ran secara lebih banyak dari pada yang semestinya agar dapat diperoleh pemberian air pengairan yang efisien.
dah lepas pemberian air pengairan se-
7.6.5. Perbedaan sistem pertanaman
Pemberian pengairan secara ringan hendaknya diperhatikan, karena pembe-
Perbedaan sistem pemberian air
rian secara demikian bermanfaat melind-
pengairan (irigasi) hendaknya diperha-
ungi naiknya water table tanah mencapai lapisan zona perakaran tanaman.
tikan dalam perancangan sistem-sistem
7.6.4. Kemantapan top soil
pengairan. Sistem pertanaman yang rapat harus dibedakan bagi pertanaman dengan
Dalam perancangan pemberian air
sistem penanaman yang berjarak tanam
pengairan pada lahan-laha pertanaman hendaknya diperhatikan juga mengenai
renggang, selain itu tebal lapisan perakaranpun memerlukan pertimbangan
stabilitas tata kemantapan dari lapisan
tersendiri.
top soil (lapisan permukaan tanah, yan tebalnya hanya sekitar 30-35 cm).
Meresapnya air permukaan pengairan ke dalam tanah ditentukan oleh kes-
Lapisan permukaan tanah yang, terdiri dari tanah-tanah dengan struktur yang
150
esuaian dan kebiasaan sistem perakaran tanaman.
Di Amerika Serikat tentang hal ini pernah dilakukan penelitian yang me-
air yang tersedia sampai kedalaman 5 feet (kaki).
makan waktu lama (5 tahun), dan hasilnya menyimpulkan bahwa :
Dengan memanfaatkan kesimpulan di atas dapat diambil langkah-langkah bahwa
a. Sekitar 80-90% keseluruhan kebu-
pemberian air pengairan hendaknya dapat
tuhan air pengairan oleh tanaman
menjangkau lapisan tanah setebal 3 kaki,
diambil dari lapisan-lapisan tanah
dengan demikian sekaligus menyediakan
sampai kedalamannya 3 feet (kaki)
air pengairan bagi tanaman-tanaman ber-
b. Tanaman dengan sistem perakaran
akar dangkal.
yang dalam masih dapat mengambil Tabel 9. Kebutuhan air beberapa jenis tanaman pada setiap fase fenologi Jenis Tanaman Kentang
Air (mm) 1 Pembentukan Vegetatif Pembungaan Pembentukan Pematangan Tunas Buah/Umbi
70 160 220 (25) (35) (40) Tomat 78 82 185 (30) (20) (30) Tembakau 16 96 132 (10) (30) (30) Tebu 83 495 1190 (30) (90) (180) Jagung 56 167 115 (20) (30) (15) Kacang 51 162 235 Tanah (15) (30) (35) Kedelai 30 165 292 (20) (35) (45) 1Angka dalam kurung dalam hari. Sumber: Doorenbus et al. (1979) data diolah
150 (30 93 (20) 160 (40) 132 (30) 250 (40) 162 (30) 47 (10)
50 (10) 62 (20) 96 (30) 100 (30) 62 (15) 40 (10) 41 (10)
151
Setiap jenis tanaman memiliki kebutuah akan air yang berbeda. Dibawah ini (Tabel 9) diberikan contoh kebutuhan air masing masing jenis tanaman.
g. Kualitas air pengairan menambah
tingkat
kesuburan,
tanah, air pengairan harus terbebas dari bahan- bah- an buangan limbah yang
Kebiasaan tumbuh tanaman
dapat merugikan atau meracuni tanaman.
Tumbuh tanaman tidak sama, ada yang tegak dan ada pula terkulai menjangkau permukaan tanah.
Karena demikian pentingnya kualitas air ini, maka dalam perancangan pemberian air pengairan pada lahan-lahan per-
a. Tanaman-tanaman yang tumbuh te-
tanaman, pekerjaan yang harus didahulu-
gak, kalaupun tanah permukaan atau
kan yaitu meneliti secara, laboratoris sifat
sekitarnya mengalami pembasahan
kimiawi dari kualitas air pengairan (irigasi),
yang agak berlebihan tidak begitu berakibat pada kerusakan tanamannya.
inklusif kandungan mikro-flora dan mikrofauna yang terkandung dalam air.
b. Tanaman-tanaman yang tumbuhnya terkulai menjangkau permukaan tanah, jika permukaan tanah jenuh air akan menyebabkan kerusakan. Dengan demikian kebiasaan tumbuh tanaman perlu pula diperhatikan. Derasnya aliran air pengairan sering menyebabkan pembahasan permukaan secara berlebihan, dan merusak tanaman. Oleh karena itu air pengairan yang deras hendaknya diimbangi dengan pembuatan pematang-pematang pada lahan pertanaman, sebagai penahan derasnya aliran air.
152
Air irigasi yang mengandung zat beracun ini akan menyebabkan keracunan tidak saja bagi tanaman tapi juga bagi manusia yang mengkonsumsinya. h. Kondisi iklim dan cuaca setempat I Dalam perancangan pemberian air pengairan pada lahan-lahan pertanaman, kondisi iklim dan cuaca setempat tidak boleh diabaikan, melainkan harus benarbenar pula diperhitungkan. Pada daerah-daerah pertanian yang beriklim basah, sistem pemberian peng-ai-
ran akan menjadi lebih efektif kalau disertai pula dengan tindakan-tindakan penyedi-
uran pembuangan air beserta perlengkapannya.
aan sistem pengaliran/drainase yang memadai.
Berdasarkan pengelolaannya dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama
Pada daerah-daerah pertanian yang beriklim kurang basah dimana berlang-
dan jaringan irigasi sekunder, dan irigasi tertiar.
sungnya, musim kering yang lebih panjang, perlu dirancang
dan diterapkan sistem
Jaringan Irigasi Utama
pemberian air pengairan yang teratur
Meliputi bangunan bendung, saluran-
dengan tata cara pendistribusiannya, yang
saluran primer dan sekunder termasuk
terjamin, seperti ialah sistem Subak di Bali
bangunan-bangunan utama dan peleng-
yang memberikan manfaat yang demikian
kap saluran pembawa dan saluran pem-
besar bagi para petani pemakainya
buang. Bangunan ini merupakan bangunan yang mutlak diperlukan bagi eksploit,
7.7. Sistem dan Bentukbentuk Jaringan Pengairan
meliputi bangunan pembendung, bangunan pembagi dan bangunan pengukur. Bangunan bendung berfungsi agar permukaan air sungai dapat naik dengan
Dari uraian-uraian yang telah dikemu-
demikian memungkinkan untuk disalur-
kakan diatas dapat ditegaskan mengenai
kan melalui pintu pemasukan ke saluran
prinsip-prinsip dasar tentang penataan
pembawa.
jaringan pemberi air pengairan (irigasi) bagi lahan pertanian.
Bangunan pembagi berfungsi agar air pengairan dapat didistribusikan di
Namun, sebelum itu perlu diketahui
sepanjang saluran pembawa (saluran
tentang prinsip prinsip dasar pengairan
primer) ke lahan-lahan pertanaman melalui
tersebut. Kita harus mengetahui terlabih
saluran sekunder dan saluran tersier.
dahulu manfaat dan keuntungan dari sistem yang kita gunakan.
Terdiri
pula bangunan ukur yang
berfungsi mengukur debit air yang masuk Yang dimaksud dengan jaringan iri-
ke saluran.
gasi yaitu prasarana irigasi, yang pada
Dengan demikian distribusi air pen-
pokoknya terdiri dari bangunan dan sal-
gairan ke lahan-lahan pertanaman melalui
153
saluran sekunder dan saluran tersier dapat terkontrol dengan
2. Sistem irigasi harus ditata se-
baik, sesuai dengan
pendek atau sesingkat mungkin
pola pendistribusian air pengairan yang
dan dengan demikian dapat terce-
telah dirancang
gah berkurangnya tekanan aliran air dan air pengairannya selama dalam perjalanan dikarenakan hal-
Jaringan Irigasi Tersier Merupakan jaringan air pengairan di
hal yang tidak terduga dan dengan
petak tersier, mulai air luar dari bangunan
pendek/singkatnya jarak tatanan
ukur tersier, terdiri dari saluran tersier dan
sistem irigasi tersebut, maka di
kuarter termasuk bangunan pembagi ter-
samping
sier dan kuarter, serta bangunan peleng-
bagi air pengairan dapat dibangun
kap lainnya yang terdapat di petak.
seekommis mungkin juga daya
sarana-sarana
pem-
penyampaiannya dapat terjamin.
7.7.1. Prinsip-prinsip Dasar Penataan Jaringan Pengairan
3. Jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier sebaiknya dibangun sejalan mengikuti garis kontur atau mendekati ke arah itu teru-
Berkaitan dengan keterbatasan kondisi
tama untuk maksud memperoleh
bagi perancang pemberian air pengairan
ketinggian terjunan aliran air yang
pada lahan-lahan pertanian seperti telah
cukup menambah tekanan ali-
dikemukakan maka prinsip-prinsip dalam
ran air selanjutnya, sehingga air
penataan jaringan pemberi air pengairan
pengairan dapat mencapai lahan
(irigasi)
pertanaman yang lebih
dapat
dikemukakan
sebagai
4. Saluran-saluran
berikut.
tersier
harus
mampu mengalirkan air dengan a. Prinsip-prinsip
dasar
penataan
jaringan
cukup ke petak-petak tersier, dalam hal ini untuk pesawahan harus mampu melakukan
1. Sistem irigasi bagi lahan-lahan pertanian yang terdiri dari jaringan
5. Pembangunan tanggul-tanggul di
irigasi utama dan jaringan irigasi
kedua tepi saluran tersier ataupun
tersier, harus berada pada tempat
kuarter sebaiknya tidak terlalu
tertentu pada lahan-lahan yang
tinggi agar dengan demikian air
letaknya lebih tinggi dari lahan dari
permukaan pada saluran-saluran
letak lahan pertanaman.
154
penggenangan (flooding).
dapat mudah dilimpahkan keareal
Dari sekian banyak system jaringan
pertanaman yang akan diberi air.
pengairan system yang sering digunakan
6. Saluran pembuang air pengairan dari petak-petak pertanaman yang
adalah: sistem, random dan sistem parallel.
airnya telah dimanfaatkan untuk flooding (penggenangan) ataupun
Sistem random jaringan pengairan.
furrowing (penyaluran)hendaknya
Sistem ini banyak digunakan karena secara
dibuat sedemikian rupa agar da-
leluasa dapat disesuaikan terhadap kondisi
pat berfungsi dengan lancar, ka-
lahan yang dihadapi, dengan hanya sedikit
rena kalau saluran-saluran pem-
atau tidak memerlukan perubahan ke-
buang itu tidak berfungsi dengan
adaan to-pografi. Rancangan penataannya
baik atau pun pembuatannya di-
yang baik akan menghasilkan pemberian
abaikan,
banyak kemungkinan
air pengairan yang efektif karena dengan
terjadinya kejenuhan pada air
perancangan dan penataannya yang baik
di petak-petak pertanaman. Di-
itu akan mampu menampung aliran air
samping itu dapat terjadi peluapan
yang tersedia secara maksimum yang
mengingat masuknya air secara
dengan ancar melalui sarana-sarananya
terus menerus sedang pembuan-
akan sampai ke petak-petak pertanaman.
gannya sangat sulit atau tidak ada,
Saluran induk (utama) biasanya mengikuti
lebih-lebih kalau permeabilitas air
tempat dengan elevasi tertinggi yang be-
pengairan di lahan-lahan/petak-
rada di punggung lahan atau disepanjang
petak pertanaman tersebut sangat
garis kontur.
minim. Saluran pembuang air ini adalah lebih baik kalau berhubun-
Sistem paralel jaringan pengairan Den-
gan dengan saluran pembuang
gan sistem ini, jaringan pemberi air pengai-
yang alami (sungai, celah-celah
ran dan jaringan pengalir/pembuangnya
jurang, dan sebagainya)
atau
dibangun secara sejajar beraturan. Kare-
dibuat khusus tergantung pada
nany sistem ini umumnya diterapkan pada
keadaan lahan setempat dan ke-
lahan yang datar dan juga pada lahan
pentingannya.
yang berlereng sedang yang tidak banyak
Prinsip fundamental diatas seha-
bergelombang, maka pada lahan yang ter-
rusnya diterapkan pada sistem jaringan akhir ini saluran utama (induk) harus dibuat pengairan yang dipilih atau digunakan.
atau digali dengan mengikuti garis kontur (seperti pada jaringan dengan sistem ran-
155
dom dengan
elevansi ketinggian yang
cukup, dengan demikian pengairan dapat
dengan saluran kantong penguras dibuatkan pinto masuk.
tergiring dengan tekanan/dorongan yang kup lumayan untuk masuk ke dalam sal-
c. Pintu pengambilan : Dibuat di
uran-saluran sekunder dan tersier dan
ruang penguras yang diletakkan
selanjutnya ke petak-petak penanaman.
sekitar 1 meter atau lebih di atas lantai .
7.7.2. Bendungan
Dalam merancang jaringan pengairan dan drainasenya, yang garis be-
Bendungan merupakan bangunan air
sarnya telah dikemukakan, hasil rancang-
yang dibangun secara melin.tang pada
an akan ada manfaatnya dan mudah dan
sungai, yang tujuannya agar permukaan tepat dilaksanakan di lapangan kalau air sungai di sekitarnya dapat naik sampai
rancangannya benar-benar atas dasar
ketinggian tertentu, dengan demikian air
hasil survai yang teliti yang menghasilkan
sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu
data-data yang dapat diandalkan menge-
sadap ke ke saluran-saluran pembagi air
nai hal-hal sebagai berikut :
pengairan ke lahan-lahan pertanian. a. Sumber air pengairan yang meBendungan harus dibuat secara kuat agar tetap tahan untuk jangka
mungkinkan termasuk kualitasnya
waktu
panjang/lama, tinggi tepi tembok bendung
b. Topografi dan keadaan lahan
didasarkan pada debit maksimum untuk
yang
jangka waktu tertentu.
pembangunan
memungkinkan
terutama Bagian-bagian bendung meliputi:
dalam
saluran/jaringan,
mengenai
keadaan
lereng terkecil dan terbesar di mana saluran-saluran (induk dan
a. Badan bendung, yang pembuatannya dari pasangan-pasangan batu
atau pembagi) akan ditempatkan pada lahan tersebut
kali atau dengan beton, dengan tinggi yang disesuaikan dengan kepentingan air irigasi.
c. Macam dan kegiatan petanaman yang akan diusahakan dengan terjaminnya air pengairan ke
b. Pintu penguras : Dibuat di ujung badan yang ada
156
bersambung
areal pertanaman itu
d. Demi terjaminnya air pengairan
Agar supaya maksud di atas tercapai
ke areal pertanaman tersebut,
dengan baik atau mendekati, maka
sistem jaringan pengairan yang
kebutuhan air di petak-petak pertanaman
dipilih
tersebut perlu diperkirakan atas dasar:
adalah
yang
sangat
memungkinkan untuk diterapkan a. Tingkat pemakaian: e. Panjang
jangkauan
aliran
air
Tingkat pemakaian adalah jumlah air
pengairan yang dapat diperki-
keseluruhan
rakan sampai ke areal pertanam-
tanaman dan yang dievaporasikan oleh
an dan petak-petak pertanaman,
tanah dari areal
sejak dari sumber airnya
dalam satuan waktu dibandingkan ter-
yang
ditranspirasikan
lahan pertanaman
hadap area lahan yang bersangkutan. f.
ter-
Tingkat pemakaian air tergantung pada
dapat pada lahan di mana jaringan
pertanaman yang ada di area lahan
air pengairan akan ditempatkan
yang bersangkutan beserta kondisi
Pembatas-pembatas
yang
iklim setempat. g. Faktor-faktor
yang
menunjang
bagi terlaksananya pembangunan
b. Tingkat efisiensi jaringan
jaringan pengairan, terutama yang
Tingkat efisiensi jaringan ialah kete-
terdapat di sekitar lahan yang
pat gunaan jaringan pengairan yang
akan ditempati sarana jaringan.
ada dalam menyampaikan secara teratur air pengairan ke petak-petak
Data-data di atas merupakan infor-
pertanaman.
masi yang sangat penting bagi penentuan dan keberhasilan rancangan dan pelaksanaannya. Memperkirakan kebutuhan air Hal penting yang diperhatikan adalah
7.8. Sitem Pengaliran Kelebihan Air Kondisi curah hujan dan kemarau sangat mempengaruhi kondisi lahan
bahwa dengan dibangunnya irigasi yang
yang ada di Indonesia. Pada musim ke-
menghubungkan sumber air dengan pe-
marau banyak lahan menjadi kering,
tak pertanaman, adalah agar petak-petak
karena musim kemarau yang berlang-
pertanaman memperoleh air pengairan
sung secara berkepanjangan, sehingga
yang cukup bagi pertumbuhan tanaman.
157
banyak lahan menjadi kering. Kondisi ini
pemberian air pengairan yang ber-
mengakibatkan tnaha tidak dapat digu-
lebihan atau karena rembesan air dari
nakan untuk pertanian.
saluran air pengairan tersebut.
Keterbatasan ini dapat ditanggulangi
b. Daerah atau lahan-lahan bercekun-
dengan melengkapi jaringan pengairan,
gan atau rawa-rawa di mana aliran air
baik jaringan masuknya air maupun
terhenti, lahan-lahan demikian yang
jaringan keluarnya.
tidak sedikit jumlahnya/ luasnya dapat diusahakan untuk usaha pertanian la-
Dengan
demikian
pada
daerah/
lahan-lahan pertanaman yang kelebihan
han basah setelah setelah genangangenangan airnya dapat dialirkan
air harus diusahakan pembuangan kelebihan tersebut, yaitu dengan melengkapi
c. Dataran rendah yang menjadi tempat
jaringan-jaringan pemberi air pengairan
penampungan limpasan aliran air
dengan jaringan/saluran pembuangan air
permukaan dari daerah/lahan-lahan
(drainase).
yang lebih tinggi di sekitarnya.
Gambar 42 Penggunaan drainase untuk mengelola ketersediaan air tanah tanah a. Daerah di sekitar muara sungai dan Daerah-daerah lahan yang perlu
wilayah pantai dimana karena pe-
mendapatkan drainase:
ngaruh, pasang surut sering terjadi
a. Daerah/lahan-lahan yang permukaan
pembentukan
air tanahnya tinggi sebagai akibat
atau tanah
tanah-tanah bentukan
timbul,
alami/tanah
timbul tersebut dapat dimanfaatkan
158
sebagai lahan-lahan pertanaman yang
Sistem Drainase
subur setelah pengaruh pasang dapat diatasi dengan pembangunan pema-
Drainase Permukaan
tang-pematang serta saluran-saluran pengaliran.
Drainase permukaan (surface drainase) yaitu mengalirkan kelebihan air
b. Daerah/lahan-lahan sepanjang tebing sungai yang sering mengalami pelua-
atau kasarnya membuang kelebihan air yang tergenang.
pan air
Gambar 43 Pengaturan Pengairan Sesuai dengan Kebutuhan Tanaman
Secara teknis drainase tersebut dibagi atas: a. Land forming, yaitu perataan per-
b. Bedding system yaitu dengan cara pembuatan
semacam
bedengan
mukaan tanah yang meliputi pe-
yang dibuat agak luas
rataan tanah yang tidak beraturan
yang di bagian tepinya agak miring,
atau bergelombang serta perataan
terutama cara ini supaya
panjang,
tanah yang bercekungan;
159
dilakukan pada lahan yang berke-
f.
Field ditch system sistem saluran
miringan (slope) kurang dari 1,5%
lapangan drainase dengan mem-
dengan permeabilitas lambat.
perhatikan sisitem ini pembuatannya dengan mengkombina-
Lebar bedengan harus disesuai- kan
sikan cara-cara pembuatannya
dengan keperluan penanaman jenis
secara paralel dan acak
cara
g. Interception ditch system atau
pengolahan tanah dan kemiringan
sistem saluran intersepsi, dengan
lahan tersebut, akan tetapi
makin
sistem ini di daerah aliran. sungai,
kemiringan lahan
di daerah pasang surut (tidal) dan
tanaman,
sifat
drainase,
besar
derajat
maka
bedengan
harus
dibuat
lahan lahan dimana berlangsung perembesan
semakin sempit.
air dari
saluran
irigasi dibangun saluran pencegat c. Cross slope ditch, yaitu dengan cara
pembuatan
memotong yang
saluran
lereng
lebih
berntukan
yang
(kemiringan)
mennyerupai
teras,
yang
atau penangkap air berlebihan. Merancang sistem drainase
pem-
kerapkali
Dalam merancang suatu cara pengaliran air pengairan (drainase) agar ti-
disebut pula drainase teras.
dak terjadi kelebihan pada lahan pertanad. Random ditch system, yaitu sistem saluran
acak
beberapa tempat
yang
pengaliran cara
atau
tempat-
mempunya
airnya
membuat
dihubungkan
faktor yang berpengaruh, yaitu faktor
menghubungkan
cekungan
alani
buruk
dengan
saluran
pengalir
dengan
man, yang perlu diperhatikan beberapa
aliran
pem-
a. jenis tanah dari lahan yang akan diberi saluran drainase; b. kondisi iklim, terutama curah hujan;
buangan c. kedalaman e. Paralel ditch system atau sistem saluran paralel, yang dengan cara ini
permukaan air tanah
yang sesuai untuk jenis tanaman yang dibudidayakan
saluran pembuangan dibuat sejajar dengan jarak antara nya disesuaikan dengan kebutuhan.
160
Dalam hal merancang pengaliran aliran air pengairan (drainase) yang
perlu dan penting diperhatikan yaitu
c. faktor permukaan air tanah, teru-
faktor-faktor keadaan lahan sehubungan
tama tentang kedalamannya, fluktuasi
dengan pemasangan pipa-pipa bawah
musim penghujan dan musim kema-
permukaan tanah.
rau, banyaknya air pengairan yang diberikan, dan perkolasi.
Adapun faktor yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
d. faktor curah hujan, terutama tentang keadaan dan sifat aliran permukaan
a. faktor keadaan topografi, apakah datar, landai, berbukit-bukit atau
(run of) sehubungan dengan curah hujan di mans
lahan berlereng curam; e. f aktor jenis tanaman yang dibudidab. faktor keadaan tanah, terutama ten-
yakan.
tang kedalaman tubuh tanah, luas lahan, sifat fisik dan sifat kimia tanah;
RANCANGAN DALAM PELAKSANAAN
Gambar 44 Sketsa lahan pertanaman dengan saluran irigasi dan saluran drainase searah.
161
Keterangan:
Tentang
A,B,C,D = Petak pertanaman
random, merupakan penggalian saluran
1= saluran drainase
yang dapat dikatakan tidak teratur, biasa-
2.=Jalan inspeksi
nya diterapkan pada lahan-lahan pertana-
3= saluran irigasi
man dengan penurunan yang cukup dalam
4= saluran drainase lateral
dan lebar.
5=bangunan pembagi
penggalian
saluran
secara
Pada lahan yang merupakan lahan
Pada sketsa di atas di antara saluran
penurunan yang dangkal sampai hampir
irigasi dan saluran dibuat jalan inspeksi,
dangkal topografi yang teratur, peng-
untuk melancarkan pengawasan dan
galian seluruh drainase biasanya dibuat
pemeliharaan saluran-saluran tersebut.
sejajar antara satu dengan yang lain, seperti sketsa dibawah ini
Gambar 45 Sketsa lahan pertanaman dengan penurunan pangkal dan topografi teratur dengan saluran drainase sejajar
162
Penggalian saluran drainase permu-
Tata letak pipa saluran harus disesuai-
kaan (surface drainase) seperti dikemu-
kan dengan keadaan tanahnya ada 4 alter-
kakan diatas kalau dibandingkan dengan
natif:
penggalian lahan dan pemasangan pipapipa saluran pada penerapan sisitem
(1) natural system atau penataan letak pipa saluran seta: acak;
drainase bawah permukaan. Drainase bawah permukaan lebih menguntungkan sebab: 1. lebih mudah dalam pelaksaan
(2) herring bone system atau penataan letak pipa saluran dengan mengikuti pola tulang ikan.
2. memungkinkan kapasitas penyaluran air yang lebih besar 3. pengerjaannya dapat dilakukan
(3) interception system atau dengan mengikuti pola intersepsi
dengan tenaga manusia (4) gridiron system atau penataan letak pipa secara berkisi-kisi.
Gambar 46 Tata letak pipa saluran
163
Setelah tata letak pipa saluran diten-
di antara ke dua lapisan ini baru
tukan, penggalian tanah harus dilakukan
diletak- kan pipa salurannya, di atas
sesuai dengan kedalaman yang telah di-
lapisan injuk ditempatkan lagi lapisan
pertim-bangkan, pada dasar galian biasan-
pasir dan terakhir dilakukan
ya ditempatkan lapisan pasir, kemudian
(pengurungan) dengan tanah yang digali
ditempatkan lapisan ijuk secukupnya dan
semula. Untuk lebih
kompaksi
jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 47 berikut.
Gambar 47. Sketsa pembuangan drainase
7.9. Ketepatgunaan pengairan untuk mencukupi kebutuhan air pada lahan pertanian
mena digunakan didasarkan atas: a. Air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang selalu berkembang semakin tidak mencukupi.
Penggunaan air pengairan
dari
sumber-sumber tertentu tidak semena-
b. Keterbatasan kemampuan (teknologi, sarana, dan financial)untuk memenuhi kebutuhan air keper-
164
luan sehari-hari yang meningkat
jumlah air yang dibutuhkan tanaman untuk
dalam jumlah dan mutu yang
pertumbuhan dan perkembangannya.
mengikuti pertambahan penduduk dan peningkatan taraf hidupnya.
Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan dan ketersediaan air adalah sebagai berikut
c. Nilai produktivitas air untuk irigasi secara financial kurang kompetitif
a. Jenis dan sifat tanah, pada tanah
(efisien ekonomi nisbi rendah)
berpasir dibutuhkan lebih banyak
dibandingkan dengan untuk ke-
air diandingkan tanah liat atau
perluan lainnya, terutama industri,
lempung
keperluan sehari-hari dan sebagainya
b. Macam dan jenis tanaman, tanaman padi membutuhkan lebih
d. Adanya kecaman yang semakin
banyak air dibandingkan dengan
meningkat terhadap pemenuhan
tanaman kacangan ataupun padi
tuntutan kelestarian daya dukung
gogo.
lingkungan. c. Keadaan iklim, teruma cuah Tabel 11dibawah ini merupakan
hujan dan suhu harian, kedua
gambaran keterbatasan ketersediaan
peubah ini merupakan penentu
sumberdaya air untuk pengembangan iri-
dari neraca air tanah.
gasi sampai tahun 2020. Dari analisa nilai keseimbangan neraca air tanah antara ke-
d. Keadaan
topografi
berbeda
mampuan pasok dan kebutuhan di 90 sat-
memberikan
uan wilayah sungai (SWS) ternyata 25 di-
berbeda, tanah bertofografi da-
antaranya (meliputi 8 propinsi yaitu daerah
tar membutuhkan air lebih kecil
khusus ibukota Jakarta, Jawa barat, Jawa
dibandingkan
tengah, daerah Istimewa Jokyakarta, Bali
bergelombang atau berbukit.
penangan
yang
yang
tofografi
dan Nusa Tenggara Barat) diperkirakan antara tahun 1990-2015 sudah mengalami
e. Luas lahan pertanaman
defisit neraca air (Direktorat Bina Program Pengairan, Direktorat jenderal Pengairan departemen Pekerjaan Umum 1991). Dengan mengetahui kebutuhan air tanaman dapat diberi batasan berapa
165
Tabel 10 Perkiraan potensi air dengan pengembangan irigasi menurut wilayah, tahun 1990-2020 Wilayah
Sumatera
Perkiraan Potensi Air 1000 ha 1990 2020 10.938 10.228
Potensi Pengembangan Irigasi 1000 Ha 1990 2020 4.009 3.972
Jawa
83
62
83
62
Bali dan Nusa Tenggara
98
90
98
90
Kalimantan
16.506
14.464
3.693
3.693
Sulawesi
1.249
1.228
5.35
5.24
Maluku dan Irian Jaya
13.813
13.800
2.525
2.524
Indonesia
42.128
41872
10.944
10.865
Sumber: Diolah dari hasil perkiraan TIM JICA-FIDP dalam Makalah Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum (1996).
166
Catatan
167
168
Catatan
169
170
Lampiran A
DAFTAR PUSTAKA Abidin. 1990. Dasar-Dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh, Angkasa, Jakarta. Access South Bonsai information. Perawatan sederhana Bonsai. Diakses 25 Februari 2008 Access South Bonsai information. Memualai Bertanam Bonsai Diakses 25 Februari 2008 Aggangan, N.S. B.Dell and N. Malajczuk, 1998. Effects of chromium and nickel on growth of the ectomycorrizal fungus Pisolithus and formation of e ctomycorrizas on Eucalyptus urophylla S.T. Blake. Geoderma 84 : 15-27.
[email protected]. Vanda Metusalae Anggrek Baru dari Indonesia. Diakses 23 januari 2008 Agustina, L., 2004.Dasar Nutrisi Tanaman, PT Rineka Cipta, Jakarta. Agroklimat, Badan Litbang Pertanian. Asahi Chemical MFG.Co ltd.1980. Atonik a New Plant Stimulant. Japan. Al-Kariki, G.N., 2000. Growth of mycorrhizal tomato and mineral acquisition under salt stress. Mycorrhiza J. 10/2 : 51-54.
Ali, G.M., E.F. Husin, N. Hakim dan Kusli, 1997. Pemberian mikoriza vesikular asbuskular untuk meningkatkan efisiensi pemupukan fosfat tanaman padi gogo pada tanah Ultisols dengan perunut 32P. p. 597- 605 dalam Subagyo et al (Eds). Prosiding Kongres Nasional VI HITI, Jakarta, 12-15 Desmber 1995. Suprapto SS. 2007. Budidaya Tembakau. http://72.14.2350104/search? q=cache:k-UhXqs_TKkJ:www.eko logi .litbang.depkes.go.id/data/vol%25202/ Suprapto2_3.pdf+Budi-daya+tembaka u&hl=id&ct=cln k&cd=6&gl=id. Diakses tanggal 19 September 2007. 1 page. http://id.W ikipedia.org/wiki.bawang Merah. Diakses 24 januari 2008 http://72.14.235.104/search?q=c ache: k-UhXqs_TKkJ:www.ekologi.litba ng.depkes.go.id/data/vol%25202/ SSuprapto2_3.pdf+Budidaya+temba kau&hl=id&ct=clnk&cd=6&gl=id2007. BudidayaTembakau.. Diaksestanggal 19 September2007. 1 page. http://warintek.bantul.go.id/web.php?mo d=basisdata&kat=1&sub=2&file=32b ,2007. BudidayaTembakau Virginia. Diakses tanggal 19 September 2007 1 page.
171
Lampiran A http://www.boyolali.go.id 2007. Kebun. Diakses tanggal19 September 2007. 1page. Acquaah G. 199. HorticulturePrinciples and Practices.Prentice-Hall, Inc. UnitedStates of America. Azcon, R. and F. El-Atrash,1997. Influence ofarbuscular mycorrhizaeand phosphorusfertilization on growth,nodulation an N2 fixation(15N) in Medicago sativaat four salinity level. Biol.Fertil. Soils 24 : 81-86.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Sulawesi Selatan : http: //sulsel.litbang.deptan.go.id/ Online version:http://sulsel.litbang.deptan.g o.id/mod.php?mod=buletin&op=view article&cid=1&artid=17 Baon, J.B. 1996. BlotongSebagai Bahan Organikdan Hara BagiPertanaman Kakao,Balai Penelitian Perkebunan Jember. Bertanaman Rambutan. Panebar Swadaya.
Ba, A.M., K.B. Sanon , R.Doponnois, and J.Dexheimer, 2000. Growthresponse of Afselia africana Sm. seedlings to ectomycorrhizalinoculation in a nutrientdeficientsoil. Mycorrhiza J. 9/2 : 91-95.
Bonus Trubus no. 342. 1998.Analisis Komoditas Kebal Resesi.
Badan Agribisnis DepartemenPertanian bekerjasama Penerbit Kanisius. 1999 .Kelayakan Investasi Agribisnis I (Pisang,Durian, jeruk, alpukat). Kanisius. Yogyakarta
BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1992. Baharsyah, J.S. 2007. Mengonveri Air dengan Limbah Pabrik Gula.Fakultas Pertanian IPB. www.google.com Baharsyah, J.S. 2007.Mengonveri Air dengan Limbah Pabrik Gula.Fakultas Pertanian IPB. www. google.com
172
BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H.Thamrin 8, Jakarta 10340Telpon : (021) 3168701 -02, Fax. (021)3149058
[email protected];
[email protected].
bptp_
Buckman, H.O dan N.C Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman.Bratara Karya Aksara Jakarta. Budi Samadi, Ir. 1997. Usaha Tani Kentang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Budidaya Tanaman Anthurium.Balai Pengkajia Teknologi Pertanian Karang plo-
Lampiran A so Instalasi Penelitian Dan Pengkajian Teknologi Pertanian Wonocolo
roots of papaya under water stress conditions. Mycorrhiza J. 10/3 : 121-
Cahyono, B., 1998. Tembakau :Budidaya dan AnalisisUsaha Tani. Kanisius, Yogyakarta.
123. C.T. Wheeler, I.M. Miller, R. Naraya nan,D.Purushothaman
Chan, E. (2000). Tropical fruits of Malaysia & Singapore.Hong Kong: Periplus Editions. (Call no.: RSING 581.95957 CHA) Purdue University, Centre for new crops & plant products. (1995). New crop factsheet: Rambutan. Retrieved on February 11, 2003. Chang, S-t, J.A. Bushwell & S-w. Chiu. 1993. Mushroom Biology and Mushroom Products. Nam Fung Printing Co., Ltd. Contributor Francis T. Zee, 1995. Nephellium Sp. USDAARS, National Clonal Germplasm Repository, Hilo, HI. Pardue Uiversity (center for New crops &Plant product. Cruz, 1995. Mechanism of drought resistance in Pterocarpus indicus enhanced by inoculation with VA mycorriza and Rhizobium. Biotrop Spec. Publ.No56 : 131-137. Biology and Biotechnology of Mycorrhizae. Cruz, A.F., T. Ishii, and K. Kadoya., 2000. Effect of arbuscular mycorrhizal fungi on tree growth, leaf water potential, and levels of 1- aminocyclopropane1- carboxylic acid and ethylene in the
Daswir dan L, Panjaitan. 1981. Perkembangan Kelapa Sawit diIndonesia. Prosiding Konp.Budidaya Karet dan Kelapa Sawit. BPPM.p189-198. Departemen Pertanian. 2005. Organisme Pengganggu Utama Tomat Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Jalan KH. Wahid Hasyim 210 Palbapang Bantul 55713 Telp. 0274-367541 Duriat AS. Budidaya cabai Sehat. Balai penelitian tanaman Sayuran lembang. Bandung. Endang, S. R. 2001. FORKOMIKRO.e-mail :
[email protected] tara.net.id Graham H. N.; Green tea composition, consumption, and polyphenol chemistry; Preventive Medicine 21(3):334-50 (1992). Gandjar, I. 1993. Microbial utilization of agricultural waste for food. UNESCO Regional Training Workshop on Advances in Microbial Processings for th Utilization of Tropical Raw Materials in the Production of Food Products. Los Banos, The Philippines. October 1120, 1993.
173
Lampiran A Februari 2000 Editor : Kemal Prihatman Fleibach, A.R. Martens and H.H. Reber, 1994. Soil microbial biomass and microbial activity in soil treated with heavy metal contaminated sewage sludge. Soil Biol. Biochem. 26 (9) : 1201 - 1205.
theEuropean Union. Belgian Coordinated Collections of Microorganisms, Brussels, Belgium. http://www.anisorchid.com. Anggrek Lain. Diakses 15 Januari 2008 http://www.my normas.com// Rumput apa?. Diakses 15 januari 2008
Fitter AH dan Hay RKM. Fisiologi Lingkungan Tanaman.Gadjah mada Uni- http://www.my normas.com// cara-cara versiy Press. Yogyakarta Rumput membiak Diakses 15 januari 2008 Fragrant Orchids.mht. Orchid of Indonesia http://www.my normas.com// Jenis-jenis Hakim,N;M.Y.Nyakpa;A.M.Lubis;S.G.Nugr Rumput Turf. Diakses 15 januari aha;M.R. Saul;M.A. Diha;Go BanHong 2008 dan H.H. Beiley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, http://www.my normas.com// MasalahLampung. Heddy, S. 1996. Hormon masalah Rumput Turf. Diakses 15 Pertumbuhan, Program Penulisan januari 2008 Proyek Pelita DEPDIKBUD dan Pelaksanaan Pendidikan Diploma (DIII) http://www.my normas.com// Nama Universitas Brawijaya. Rajawali Press. Scientifik. Diakses 15 januari 2008 Jakarta. http://www.my normas.com// Penanaman Heddy Suwasono. 1987. Biologi Pertanian . Diakses 15 januari 2008 (Tinjauan singkat tentang anatomi, fisiologi, sistematika, dan genetika http://www.my normas.com// Penyediaan dasar tumbuhtumbuhan. Rajawali Tapak Diakses 15 januari 2008. pers. Jakarta. http://warintek.bantul.go.id/web.p hp?mo Hong Kong.Desmeth, P. 1999. Microord=basisdata&kat=1&sub =2&file=32., ganisms Sustainable Use and Ac2007. Budiaya Tembakau Virginia. cess Regulation International Code Diakses tanggal 19 September 2007. of Conduct. MOSAICC. Directorate 1 page. General XII Science, Research and Development of the Commission of ht t p: // www. b o yola li. g o. id/ isi/ isi_p t s.asp?isi=kebun. 2007. Kebun. Diak-
174
Lampiran A ses tanggal 19 September 2007. 1 page.
http://agrolink.moa.my/doa/bdc/bungaros.html. diakses 23 Januari 2008
http://en.wikipedia.org/wiki/Hydro ponics Diakses 15 januari 2008
http://www.agromedia.net/compo nent/ option.com_banner// Itemid,o/task, click.bid,3. Membentuk Bonsai Adenium. Diakses 23 januari 2008.
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis” Diakses 15 januari 2008 http://tabloidgallery.wordpress.co m/2007/ 09/29/begonia/ Diakses 15 januari 2008 http://warintek.bantul.go.id/web.p hp?mo d=basisdata&kat=1&sub =2&file=32 September 2000 http:// warintek.progressio.or.id/- by rans, 2006. Diakses 15 januari 2008 http://whatcom.wsu.edu/ januari 2008
Diakses
“http://id.wikipedia.org/wiki/Bons ai” diakses 18 Februari 2008 http://www.mynormas.com/ caracara Rumput membiak. Diakses 25 Februarai 2008 http://www.mynormas.com/ Amalan Kultura Diakses 25 Februarai 2008 http://www.mynormas.com/ jenis jenis Rumpurt Turf. Diakses 25 Februarai 2008
15
http://www.deptan. .go-id/ Diakses 15 januari 2008 http://www.orchid.or.jp/ Diakses 15 januari 2008 http://www.ristek.go.id Diakses 15 januari 2008 http://www.votawphotography.com.com .teknik http://id. wikipedia.or g/wiki/ Bunga _ matahari” Diakses 23 Januari 2008
www.mynormas.com masalah masalah Rumputr Turf. Diakses 25 Februarai 2008 www.mynormas.com. Penanaman. Diakses 25 Februarai 2008 http://www.mynormas.com. Penyediaan tapak. Diakses 25 Februarai 2008 http://www.mynormas.com/ Diakses 25 Februarai 2008 http://www.mynormas.com/ Top dressing. Diakses 25 Februarai 2008 http://ms.wikipedia.org/wiki/Hidroponik. Diakses 25 Februarai 2008
175
Lampiran A http://groups.yahoo.com/group agromania /BUDIDAYA TANAMAN KAKAO, Persiapan Naungan dan Pangkasan Bentuk. http://www.pustakadeptan. go.id/agritek/ ppua 0148.pdf. Budidaya Tanaman karet Diakses 25 Februarai 2008 “http://id.wikipedia.org/wiki/Ercis” Diakses 25 Februarai 2008 Pusat penelitian & Pengembangan Hortikultura. Pengeringan Sayuran. Diakses 25 Februarai 2008 Pusat Penelitian & PengembanganHort ikultura. Jenis kentang. Diakses 23 januari 2008. Pusat Penelitian & Pengembangan Hortikultura. Budidaya Bawang Merah. Diakses 23 januari 2008. Pusat Penelitian & Pengembangan Hortikultura. Jenis Tomat. Diakses 23 januari 2008. Pusat penelitian & Pengembangan Hortikultura. Budidaya Tanaman Buncis rambat. Diakses 23 januari 2008 Pusat penelitian & Pengembangan Hortikultura.tanaman Sayur Cabai.. Diakses 23 januari 2008 Indonext.com. Budidaya Cabe dalam Polybag. Diakses 23 Januari 2008.
176
IPTEKnet. All rights reserved Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058 Seledri.Diakses 23 januari 2008 IPTEKnet. Bawang merah rights reserved Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058 Imas, T., R.S. Hadioetomo, A.W. Gunawan dan Y. Setiadi, 1989. Mikrobiologi Tanah II. Depdikbud Ditjen Dikti, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, IPB. Interstate publisher. 1998. Western Fertilizer Handbook. United Stated Amerika. Indonext.com. Teknik Budidaya Bawang Merah. Diakses 12 Januari 2008 Isroi, S.Si, M.SiPeneliti Mikroba Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Jalan Taman Kencana No. 1 Bogor 16151 Telp. 0251 324048/ 327449 Fax. 0251 328516 Email: mailto:ipardboo@in do.net.id; mailto:
[email protected] info@duniaflora.com. 2007. Hijau Rumput berkat kondisioner. Diakses 27 Januari 2008
Lampiran A Jana Arcimovicová, Pavel Valícek (1998): Vune caje, Start Benešov. ISBN 80902005-9-1 (in Czech) Jahe (Zingiber Officinale) Sumber: Sistim Informasi ManajemenPembangunan di Perdesaan, BAPPENAS, Jakarta, Joner, E.J. and C. Leyval, 2001. Influence of arbuscular mycorrhiza on clover and ryegrass grown together in a soil spiked with polycyclic aromatic hydrocarbons. Mycorrhiza J. 10/4 : 155-159. Joiner, J.N. 1981. Foliage Plant Production, Prent Production. Prentice- Hall Englewood Cliffs, New Jersey. Jumin HB, 1994, dasar-dasar Agronomi. PT Rja Gafindo persada. Jakarta. Jana Arcimovicová, Pavel Valícek (1998): Vune caje, Start Benešov. ISBN 80902005-9-1 (in Czech) Kabirun, S. and J. Widada, 1995. Response of soybean grown on acid soil to inoculation of vesiculararbuscular mycorrhizalfungi. Biotrop Spec. Publ.No56 : 131-137. Biology and Biotechnology of Mycorrhizae. Kanisius an badan Agribisnis Departemen pertanian. Kelayakan investasi Agribisnis 1 (Pisang, Durian, Jeruk Alpukat). Jakarta Kantor Wilayah Departemen Pertanian Propinsi Maluku. 1996.Pertanian Maluku dalam Prospek Agribisnis. Kan-
tor Wilayah. Departemen Pertanian Propinsi Maluku, Ambon. hlm 4. Kantor Statistik Propinsi Maluku. 2000. Maluku dalam Angka. Kantor Statistik Propinsi Maluku, Ambon. hlm 246. Kartasapoetra AG. Dan Mulyani Sutedjo. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi.1994. Bumi Aksara. Jakarta. Khan, A.G., 1993. Effect of various soil environment stresses on the occurance, distribution and effectiveness of VA mycorrhizae. Biotropia 8 : 39-44. Khan, M.H., 1995. Role of mycorrhizae in nutrient uptake and in the amelioration of metal toxicity. Biotrop Spec. Publ.No56 : 131-137. Biology and Biotechnology of Mycorrhizae. Killham, K, 1994. Soil ecology. Cambridge University Press Kim, K.Y., D. Jordan, and McDonald, 1998. Effect of phosphate-solubilizing bacteria and vesiculararbuscular mycorrhizae on tomato growth and soil microbial activity. Biol. Fertil. Soils 26 : 79-87. Kirsop B.E. & J.J. Snell (eds.). 1982. Maintenance of Microorganisms. A Manual of Laboratory Methods. Academic Press, Inc. London. Komagata, K. 1994. Background of Microbial Industry in Japan. In: Komagata,
177
Lampiran A K., T. Yoshida, T. Nakase, H. Osada. (eds.). Proceedings of the International Workshop on Application and Control of Microorganisms in Asia, pp. 1-11. March 14-18, 1994, Science and Technology Agency, Tokyo, Japan. Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur TumbuhTanaman. Jasa Guna, Jakarta. Lamina. 1989. Kedelai dan Pengembangannya. CV Simplex, Jakarta. Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) LPTP Koya Barat, Irian Jaya No. 02/99 Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 109/92 Diterbitkan oleh: Balai Informasi Pertanian Irian Jaya Jl. Yahim – Sentani – Jayapura Budidaya Tanaman Karet. Lima Tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1987-1991. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. hlm. 14. Lingga, P. 1994. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya Barat Lozano, JMR., and R. Azcon, 2000. Symbiotic efficiency and effectivity of an autochthonous arbuscular mycorrhizal Glomus sp. from saline soils and Glomus deserticola under salinity. Mycorrhiza 10/3 : 137-143.
178
Mahisworo, Kusno Susanto dan Agustinus Anung, Bertanam Rambutan; Jakarta: Malaysian Agricultural Research and Development Institute, MARDI, G.P.O. Box 12301, Kuala Lumpur, 50774 Malaysia Chanthaburi Horticultural Research Center, Amphur Kloong, Chanthaburi, Thailand USDA/ARS, National Clonal GermplasmRepository, P.O. Box 4487, Hilo, Hawaii 96720, U.S.A. Masiworo, Sutanto K dan Anung A. 1990. Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 136/93 Diterbitkan oleh: Balai Informasi Pertanian Irian Jaya Jl. Yahim – Sentani – Jayapura. Matnawi, H., 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan Karet Matsuo T dan Hoshikawa. 1993. Science of The Rice Plant. Morphology. Nosan Gyoson Bunka Kyokai. Tokyo McGonigle, T.P.M. and M.H. Miller, 1993. Mycorrhizal development and phosphorus absorption in maize under conventional and reduced tillage. Soil Sci. Soc. Am. J. 57 (4) : 1002-1006. Morte, A., C.Lovisolo and A. Schubert, 2000. Effect of drought stress on growth and water relations of the mycorrhizal association Helianthemum almeriense - Tervesia claveryi. Mycorrhiza J. 10/3 : 115-119.
Lampiran A Munyanziza, E., H.K. Kehri, and D.J. Bagyaraj, 1997. Agricultural intensification, soil biodeversity and agroecosystem function in the tropics : the role of mycorrhiza in crops and trees. Applied Soil Ecology 6 : 77-85. Nakase, T. 1998. Asian Network on Microbial Researckes (ANMR): Promotion of Microbiology and Biotechnology in Asian Region. International Conference on Asian Network on Microbial Researches. Gadjah Mada University, Yogyakarta, February 23- 25. Nuhamara, S.T., 1994. Peranan mikoriza untuk reklamasi lahan kritis. Program Pelatihan Biologi dan Bioteknologi Mikoriza. Oliveira, R.S., JC. Dodd and PML. Castro, 2001. The mycorrhizal status of Pragmites australis in several polluted soils and sediments of an industrialised region of Northern Portugal. Mycorrhiza J. 10/5 : 241- 247. Pracaya. 1989. Bertanam mangga. Penebar Swadaya. Jakarta Prada@com. Rumputpenutup tanah yang paling ideal Penebar Swadaya, 1991, cet ke- 3. 80p; 21 cm. Pierce LC. 1987. Vegetables characteristics, production, and Marketing. John Wiley and Sons. United States of America.
pn8.co.id. Budidaya Teh Poedjiwidodo Y. 1996. Sambung Samping Kakao.Trubus Agriwidya Ungaran Pusposutarjo S. 2001. Pengembangan irigasi (Usaha tani berkelanjutan dan gerakan hemat air. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan nasional. Rahardi F.; Rina Nirwan S. dan Iman Satyawibawa, Agribisnis tanaman perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya, 1994. Vi + 67p; ilus.; 21 p. Rambutans set to become mainstream fruit Copyright © 2001-6, The Australian Nutrition Foundation Inc (Nutrition Australia is the registered business name for the Australian Nutrition Foundation Inc) - All rights reserved Disclaimer - Privacy Policy Rani, D.B.R., S. Ragupathy and A. Mahadevan, 1991. Incidence of vesicular - arbuscular mycorrhizae (VAM) in coal waste. Biotrop Special Publ. 42 : 77-81 in Soerianegara and Supriyanto (Eds)Proceedings of Second Asean Conference onMycorrhiza. Rao, N.S Subha, 1994. Mikroorganisme tanah an pertumbuhan anaman. Edisi Kedua. Penerbit Universitas Indonesia. Ratledge, C. 1992. Biotechnology: the socioeconomic revolution? A synoptic
179
Lampiran A view of the world status of biotechnology. In : DaSilva, E.J., C. Ratledge, A. Sasson (eds.). Biotechnoloy, economic and social aspects. Issues for developing countries. Cambridge University Press. Saono, S. 1994. Non-medical application and control of microorganisms in Indonesia. In: Komagata, K. , T. Yoshida, T. Nakase & H. Osada (eds.). Proceedings of the International Workshop on Application and Control of Microorganisms in Asia, pp 39-60. March 14-18, 1994. Science and Technology Agency, Tokyo, Japan. Sasson, A. 1998. Biotechnologies in developing countries: present and future Volume 2: International cooperation. UNESCO Publishing Imprimerie PUF, France. Steinkraus, K. H. (ed.) 1996. Handbook of indigenous fermented foods. 2nd revised and expanded edition. Marcel Dekker. New York. Singh, S., and K.K. Kapoor, 1999. Inoculation with phosphate-solubilizing microorganisms and a vesicular-arbuscular mycorrhizal fungus improves dry matter yield and nutrient uptake by wheat grown in a sandy soil. Biol. Fertil. Soils 28 : 139-144. Soepardi.1979. Sifat dan Ciri Tanah I. IPB.Bogor
T. Yamamoto, M Kim, L R Juneja (editors): Chemistry and Applications of Green Tea, CRC Press, ISBN 08493-4006-3 Solaiman, M.Z., and H. Hirata, 1995. Effect of indigenous arbuscular my corrhizal fungi in paddy fields on rice growth and NPK nutrition under different water regimes. Soil Sci. Plant Nutr., 41 (3) : 505-514. Splittstoesser WE. 1984. Vegetables Growing Handbook. Van Nostrand Reinhold Company.New York. Sudarmo, S., 1991. Tembakau : Pengendalian Hama dan Penyakit. Kanisius, Yogyakarta. Sumarno. 1993. Teknik pemuliaan kedelai. Dalam S. Somaatmadja, M. Ismusnadji, Sumarno, M. Syam, S.O. Manurung, dan Yuswadi (Ed.). Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. hlm. 243-261. Surono, I.S. & A. Hosono. 1994. Microflora and their enzyme profile in terasi starter. Biosc. Biotech. Biochem. 58 (6): 1167-1169. Thomas, R.S., R.L. Franson, and G.J. Bethlenfalvay, 1993 Separation of arbuscular mycorrhizal fungus and root effect on soil aggregation. Soil Sci. Soc. Am. J. 57 : 77-81. Van Wambake A. 1991. Soil of the Tropic (properties and apprasial) McGraw-
180
Lampiran A Hill, Inc.Toronto. Widada, J, dan S. Kabirun, 1997. Peranan mikoriza vesikular arbuscular dalam pengelolaan tanah mineral masam. p. 589-595 dalam Subagyo et al (Eds). Prosiding Kongres Nasional VI HITI, Jakarta, 12-15 Desmber 1995.
www.perkebunan.litbang.deptan. go.id., 2007. Tembakau. Diakses tanggal 15 November 2007. 1 page. www.wikipedia.org. 2007. Tembakau. Diakses tanggal 15 November 2007. 1 page.
Widyawan R dan Prahastuti S. 1994. Bunga Potong. Pusat dokumentasi dan Informasi Ilmiah. LIPI. Jakarta
www.warintek.com. 2007. Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Dikutip dari: Diakses tanggal 15 November 2007. 4 pages.
Wright, S.F. and A. Upadhyaya, 1998. A survey of soils for aggregate stability and glomalin, a glycoprotein produced by hyphae of arbuscular mycorrhizal fungi. Plant and Soil 198 : 97 - 107.
www.balittas.info/index.php? option =isi& task=view&id=16 &Itemid=50 - 75k - Cached. 2007. Balittas. Diakses tanggal 20 September 2007. 1 page
www.hort.purdue.edu/newcrop/cr opfactsheets/Rambutan.ht ml www.irwantoshut.com
Zaini, Z., T. Sudarto, J. Triastoro, E. Sujitno dan Hermanto, 1996. Usahatani lahan kering : Penelitian dan Pengembangan. Proyek Penelitian Usahatani lahan Kering. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor
www.irwantoshut.com www.naturalnusantara.,co.id. 2008 Budidaya karet. Diakses 23 Januari 2008 www.perkebunan.litbang.deptan.go.id. 2007. Tembakau. Diakses tanggal 15 November 2007. 1 page. www.wikipedia.org. 2007. Tembakau. Diakses tanggal 15 November 2007. 1 page. www.warintek.com. 2007. Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Diakses tanggal 15 November 2007. 4 pages.
Zarate, J.T. and R.E. Dela Cruz, 1995. Pilot testing the effectiveness of arbuscular mycorrhizal fungi in the reforestation of marginal grassland. Biotrop Spec. Publ.No56 : 131137. Biology and Biotechnology of Mycorrhizae. Zedan, H. 1992. The economic value of microbial diversity. Key note paper presented at the VIIth International Conference for Culture Collections. Beijing, China. October 1992.
181
Lampiran A
Lampiran B
GLOSARI Analisa hara pupuk
:
menyatakan berapa jumlah relatif dari N, P2O5,dan K2O dalam pupuk tersebut
ATP
:
satuan pertukaran energi dalam sel.
Aerasi
:
Tata udara tanah
Allelopati
:
Auksin
:
(Adenosine Triposfat)
zat tumbuh yang pertama ditemukan yang bekerja pada proses perpanjangan atau pembesaran sel.
Bekerjanya pupuk
:
adalah waktu yang diperlukan sejak saat pemberian pupuk hingga pupuk tersebut dapat diserap tanaman
Curah hujan
:
Daur air
:
adalah perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam suatu pola tertentu.
Diferensiasi
:
Derajat peresapan air :
proses pertumbuhan tanaman disebut Angka yang menyatakan derajat meresapnya air pengairan ke dalam tanah dan keseragaman peresapannya ke dalam lapisanlapisan bawah tanah
Derajat ketebakan ke- :
merupakan pernyataan yang menyatakan berapa besar
basahan
pembasahan tanah, yang seharusnya segera dilakukan setelah kurun waktu pemberian air pengairan.
183
Lampiran B Difusi
:
adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah
Embrio
:
Calon individu baru
Epidermis
:
Kulit luar organ berupa lapisan lilin yang mencegah kehilangan air secara berlebihan
Epigeal
:
Proses perkecambahan yang hipokotilnya tumbuh memanjang akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah, sehingga kotiledon berada diatas tanah
Fotosintesis
:
Pengubahan bentuk tanaga matahari menjadi bentuk lain
Fotosisitem I
:
Molekul klorofil yang menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nM.
Fotosistem II
:
Terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya pada panjang gelombang 680nM
Fototropisme
:
merupakan peristiwa pembengkokan ke arah cahaya
Flooding (Cara peng- :
adalah cara pemberian air ke lahan pertanian sehingga
genangan)
menggenangi permukaan tanahnya.
Gen
:
faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup
Giberelin
:
Hormon yang bekerja hanya merangsang pembelahan sel. Terutama untuk merangsang pertumbuhan primer
184
Lampiran B Gravity irrigation atau iri- : gasi gaya berat
Sistem ini menggunakan cara di mana pemberian/ penyaluran air pengairan ini sepenuhnya dengan memperhatikan gaya berat
ground water
:
yaitu air tanah atau jelasnya air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan berkumpul di bagian lapisan bawah tanah yang kemudian sedikit demi sedikit akan ke luar melalui mata air
Habitat
:
Tempat tinggal makluk hidup
Higroskopisitas pupuk
:
adala sifat mudah tidaknya pupuk bereaksi dengan uap air
Hipogeal
:
Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah kotiledon tetap berada di dalam tanah
Hormon (zat tumbuh)
:
suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiologis
Hiposonik
:
Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain
Indeks garam
:
merupakan gambaran perbandingan kenaikan tekanan osmotik karena penambahan 100 g pupuk dengan kenaikan tekanan osmotik karena penambahan 100 g NaNO3
Irigasi
:
Isecara umum didefinisikan sebagai pemberian air kepada tanah dengan maksud untuk memasok kelembaban tanah esensial bagi pertumbuhan tanaman
185
Lampiran B interflow
:
yaitu aliran air yang meresap ke lapisan tanah permukaan dan kemudian mengalir kembali keluar dari lapisan tanah permukaan tersebut ke permukaan tanahnya
Isotonik atau isomosi
:
Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan larutan lain
Kelarutan pupuk
:
menyatakan mudah tidaknya suatu pupuk larut dalam air, dan diserap akar tanaman.
Kekeringan
:
dapat dinyatakan sebagai suatu keadaan dimana berkurangnya jumlah air disebabkan oleh menurunnya daya dukung tanah terhadap ketersediaan air
Kekeringan hidrologi
:
adalah kekeringan yang berasosiasi dengan efek periode singkat dari curah hujan
Kekeringan
:
adalah cekaman kekeringan yang disebabkan keter-
meteorology
batasan curah hujan yang berkepanjangan
Kekeringan sosial eko- :
adalah keadaan perubahan sosial ekonomi masyarakat
nomi
yang disebabkan oleh keterbatasan air
Kadar unsur pupuk
:
Banyaknya unsur hara yang dikandung oleh sutatu pupuk
Kemasaman pupuk
:
Reaksi fisiologis masam dari pupuk yang diberikan ke tanah
Karbohidrat
:
Zat gula
Klorofil
:
Atau biasa disebut zat hijau daun. zat ini sangat berguna untuk mengubah zat yang diserapnya menjadi zat-zat makanan
186
Lampiran B Kloroplas
:
Kinin atau sitokinin
:
Zat hormone yang bekerja mempercepat pembelahan sel, membantu pertumbuhan tunas dan akar, dan dapat menghambat proses penuaan (senescence).
Kutikula
:
Lapisan dari lilin yang melindungi permukaan daun dari teriknya cahaya matahari atau lingkungan yang kurang menguntungkan
Kualitas air pengairan
:
Adalah jumlah kandungan ion yang berbahaya, ataupun hara yang berguna bagi tanaman
Kohesi
:
Gaya tarik menarik Molekul air dengan molekul air lainnya
Layu permanen
:
Tanaman yang kekurangan air dan apabila disiram tidak dapat pulih kembali.
Mesofil
:
Sel-sel pada bagian daun yang banyak mengandung kloroplas (lebih kurang setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya)
Meiosis
:
pembelahan sel kelamin
Meristem
:
Jaringan muda yang senantiasa membelah (meristematis)
Mitosis
:
pembelahan dari sel tubuh
Multiselluler
:
makhluk hidup bersel banyak
187
Lampiran B nilai ekivalen kemasam- :
yang artinya berapa jumlah Kg kapur (CaCO3) yang
an
diperlukan untuk meniadakan kemasaman yang disebabkan oleh penggunaan 100 Kg suatu jenis pupuk
Nutrisi
:
Mineral yang dibutuhkan tanaman
Osmosis
:
peristiwa bergeraknya pelarut antara dua larutan yang dibatasi membran semi permiable dan (selaput permiable diffrensial) berlangsung dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi rendah
Pertumbuhan
:
didefinisikan sebagai peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible (tidak berubah kembali ke asal atau tidak dapat balik)
Pertumbuhan primer
:
adalah pertumbuhan ukuran panjang pada bagian batang tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan meristem primer.
Pertumbuhan sekunder
:
adalah pertambahan besar dari organ tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan meristem sekunder yaitu kambium pada kulit batang, kambium batang, dan dan akar.
Perkembangan
:
proses menuju pencapaian kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup
Perkecambahan
:
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio
Phloem
188
:
pembuluh tempat transport makanan
Lampiran B Plasmolisis
:
Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel
Potensi air
:
energi potensial air yang terkandung dalam tubuh tanaman
Pupuk buatan
:
Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan kandungan unsur hara tertentu
Pupuk asam
:
Pupuk dapat menurunkan pH disebut
Pupuk basa
:
Pupuk yang dapat menaikkan pH
Pupuk tunggal
:
Pupuk yang hanya mengandung satu unsur
Pupuk majemuk
:
Pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
Reaksi terang
:
reaksi fotosintesis yang memerlukan cahaya
Reaksi gelap
:
reaksi fotosintesis yang tidak memerlukan cahaya
Respirasi
:
merupakan proses perombakan senyawa organik menjadi senyawa anorganik dan menghasilkan energi
Respirasi aerob
:
suatu proses metabolisme tanaman dengan menggunakan oksigen yang
Respirasi anaerob
:
reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen
Run off
:
aliran air permukaan
Stomata
:
Mulut daun
Suhu minimum
:
Suhu paling rendah dimana organisme masih dapat melaksanakan metabolismenya
189
Lampiran B Suhu maksimum
:
Suhu paling tinggi dimana organisme masing dapat melaksanakan metabolisme
Suhu optimum
:
Suhu paling baik untuk kelangsungan metabolisme pada makhluk hidup
Sugar sink
:
Tempat penerima gula, tempat gula disimpan atau dikonsumsi
Supertonik
:
Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain
Sprinkle Irigation
:
air pengairan secara pancaran
Stomata
:
merupakan celah yang dibatasi oleh dua sel penjaga
Tumbuhan hijau
:
Tumbuhan yang mengandung zat hijau daun (klorifil)
Tekanan turgor
:
Tekanan hidrostatik dalam sel disebut
Top dressing
:
Pembeian pupuk melalui disebar di atas permukaan tanah.
Transpirasi :
adalah proses penguapan air melalui stomata Organisme ber sel tunggal
Uniselluler Xylem
:
Merupakan jaringan pengangkutan air
Zigot
:
Sel hasil penyatuan sel betina (ovum) dengan sel kelamin jantan
190