Nomor: 14, 2001
ISSN1410-1009
TEKNIK BUDIDAYA GAHARU (Aquilar/a malaccensis Lamk.J
Olah: I Komang Suratadan I Mada 'Wldnyana
n PenelltlanDan~na-...,11Mt1t1111• BalalPen...........
•
.
---r --._,. . . Ct::C . . ·-~ . ...., ... n11• .,;:.,:1•n_,..,, •.• .;.,-c:•
AISULi adalah media resmi pubiikasi semi ilmiah/populer Baiai Kehutanan Kupang daiam bidang hutan dan kehutanan wilavah AiSULi dapat dikutip dengan menyebut sumbernva
DEWAN Ketua Anggota
Peneiitian semi arid.
PENYANTUN
: Kepaia Badan Litbang Kehutanan : Sekretaris Badan Litbang Kehutanan
DEWAN REDAKSi Ketua Merangkap Sekretaris Anggota
: Dr. ir. Maman Mansvur Idris. MS anggota : : : : :
ir. ir. Ir. Ir. Ir.
I Wavan Widhiana Susila Edy Sutrisno. MSc Harisetijono. MSc i Komang Surata Mariana Takandjandji
SEKRETARiAT
REDAKSI
: Rahman Kurniadi. S. Hut.
Koordinator Anggota
: (;eisberd
Faah ·
Diterbitkan Oieh : Balai Penelitian Kehutanan Kupang Pusat Perielitian Dan Penqernbanqan Hutan Dan Konservasi Alam
AJamat: umunq -Surapati No 7 (belakano) Kotak Pos 69: Teip~ (038Q) 823357: Fax. (03BO) 831068 Kupanc .. .85 5 ' Indonesia JI
ii
KATA PENGANTAR Gaharu (Aquilaria maiaccensis
Lamk.) adalah salah satu hutan non
kayu di Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat khususnya dan Indonesia umumnya. Namun dewasa ini potensinya sudah menurun. oleh karena itu perlu dilakukan penanaman. Sampai saat ini gaharu belum banyak diusahakan secara khusus sebagai hutan tanaman. salah satu kendalanya
antara lain keterbatasan
pengetahuan dalam teknik budidayanya. Buku pedoman budidaya gaharu (A,.auiiaria ma_laccensis Lamk.) disusun . berdasarkan hasil percobaan. pengalaman dan litelatur. Dengan tersusunnya pedoman ini diharapkan dapat membantu para penggunaipraktisi di lapangan. waiaupun dengan bahan yang masih sederhana karena disadari bahwa pedoman ini masih kurang sempurna dan akan terus disempurnakan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah turut membantu sehingga pedoman ini dapat diterbitkan. Semoga pedoman ini dapat dipakai dan bermanfaat untuk memantapkan upaya pelestarian gaharu.
ur Idris, MS
DOKUMENTASI & ARSIP
.BAPPENAS
!.:!fi····
Acc. No. : .~:
Class
:
Checked :
"
.f:. _..
d-Oo;J
-11....._ __
L'P... - l-
..Jc;io
_ :2
DAFTAR ISi haiaman KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISi
ii
DAFTAR GAMBAR
iv
I.
PENDAHULUAN
1
II.
JENIS-JENIS GAHARU DAN PENYEBARAN
2
Ill.
PERSYARATAN TEMPAT TUMBUH
4
A.
lklim
4
B.
Keadaan Tanah
4
C. . Ketinggian Ternpat
4
·
IV.
PENGADAAN BENIH (BIJI)
V.
PENGADAAN BIBIT
5 ,6
:': . ..
A. Persemalan 1.
VI.
6
Penaburan Benih (Biji)
6
2. Penyapihan
6
3.
Pemehharaan Bi bit..
7
4.
Pernbuatan Benih dari Cabutan
8
5.
Seleksi 8ibit
9
PENANAMAN
.".'. .'
,
A. Pemilihan Lokasi
.
B. Persiapan Lapangan ' 1.
~
.: ::·
···~
Penataan Lapa.~gan ,..,
-
r.:
9
.
9
.,,. (',
:
. ,;- '• 2. Pernbersihkan l;a.p~,!l~a~ ::·_.,3.
9
Naungan Lapangan
: :· ~~ _. ::'.'~
: ..~ .. 9 .,
_ :
, .. 10 ~··:~·· 10 ~.,
...
4.
Sistem Pembuatan Tanaman
12
5.
Jarak Tanam
13
6.
Pengangkutan Bi bit..
13
C. Pelaksanaan penanaman
13
11
VII.
VIII.
IX.
PEMELIHARAAN
14
1.
Peyulaman
2.
Peyiangan
··························:·································· 14 ............................................................... 14
3.
Pemupukan
•••
4.
Pemangkasan dan Penjarangap
15
5.
Pemberatasan Harna dan penyakit
15
J •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
14
TEKNIK PENULARAN
16
A. Pembentukkan Gaharu
16
B. Teknik Penularan Gaharu
17
PANEN DAN PRODUKSI
19
A. Pemanenan Gaharu ···········································:············ 19 B. Klasifikasi dan Produksi 20 X.
DAFTAR PUSTAKA
.t
22
•\"
Iii
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1.
Tanaman uaharu di lapanqan denqan penaunq sarnpinq (umur 2 tahun)
Gambar 2.
11
Tanaman gaharu di lapangan tanpa penaung (umur 2 tahun)
Gambar 3.
11
Lempengan gubal gaharu dari Aquil/aria malacensis
hasil penularan inokulan jamur Fusarium spp di hutan Amfoang. Kupang. NTI Gambar 4.
:....
18
Koloni beberapa jamur dari contoh gaharu alam dari hutan Amfoang. Kupang. NTT
18
Gambar 5.
Gaharu kelas teri
::· .. ~
Garnbar 6.
Gaharu kelas super . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . ..
IV
:..
21 21
I. PENDAHULUAN Gaharu tergolong hasil hutan non kayu
yang dapat diandalkan
khususnya apabila ditinjau dari harga yang sangat istimewa dibandingkan dengan komoditi hasil hutan non kayu lainnya. Jenis ini terkenal karena memiliki aroma yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan sepertl parfurn, pewangi ruangan, hio /dupa. minyak, dan sebagai obat tradisional. Bentuk perdagangan gaharu beragam mulai dari bongkahan, chip . serbuk dan minyak gaharu. Gaharu adalah nama perdagangan sejenis kayu yang berasal dari jenis pohon-pohonan
penghasil gaharu yang terinfeksi
atau mati yang dapat
rnenqhasllkan damar gaharu. gubal dan kemedanqan yang terjadi secara alami rnaupun b~atan. Damar gaharu adalah kayu karas yang'_. rnenqandunq akumulasi ~\.
damar wangi dengan konsentrasi tinggi, gubal gaharu adalah bagian kayu karas yari(l mengandung damar
:.in~r dengan konsentrasi yang lebih rendah dan
kemedangan adalah hasil akurnulasi damar wangi tahap awal pada kayu karas yang terbentuk secara perlahan-lahan dalam bentuk garis-garis coklat-putih (ASGARIN, 2001). Sejauh ini damar gaharu mempunyai warna yang mendekati coklat-hitam dan aroma
yang wangi. Warna dan aroma dijadikan indikasi awal oleh para
pedagang dan pengguna untuk menentukan kualitas gaharu. Umumnya sernakln tinggi proses infeksi maka warnanya semakin hitam (tua), aromanya (ketajaman bau wangi) gaharu semakin terasa, kualitas serta harganya akan semakin tinggi. Pohon
yang
rnenqatarnl
proses
pernsentukan
gaharu
akan
memperlihatkan geja~a urriurn tumbuh merana dan pada beberapa bagian pohon tertentu
terbentuk gaharu. Pohon yang mengandung qaharu sulit
dikenali secara pasti tentang tingkatan kandungan dan kualitas gaharunya. Oleh karena ketidakpastian yang tinggi, masyarakat pencari gaharu umumnya melakukan pengumpulan gaharu dengan cara coba-coba menebang pohon pohon yang mereka duga menghasilkan gaharu~ Kadangkala sering dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman dan dilakukan secara besar-besaran dan
A!Sl.I,f
No. 14, 2001
terus-rnenerus
tanpa terkendali.
Hal ini tentunya akan menimbulkan
pohon semakin besar dan mempercepat Hasil penqarnatan
kepunahan . daerah di di Proplnsi
Nusa Tenqqara
Timur (NTn dan Nusa Tenggara
Barat ( NTB) menunjukkan
bahwa populasi
pohon penghasil
ini telah
populasi
di berbaqai
kerusakan
gaharu
dewasa
yang sangat tinggi
(Widnyana
dan Sinaga.
telah jauh ke dalam gaharu semakin
menunjukkan
dan kondisinya
1998; Widnyana
sudah sangat
1999).
mengkawatirkan
Lokasi pengambilan. gaharu
hutan dan waktu yang dibutuhkan
lama.
adanya penurunan
untuk pengambilan
Bahkan untuk mencari bibit gaharu dalam skala yang
memadai dewasa ini sudah mengalami kesulitan Untuk dilakukan
menanggulangi
pelestarian
kepunahan
pohon
gaharu
perlu
secepatnya
baik in situ maupun eks situ. salah satunya diantaranya
melalui pembudidayaan.
Sampai saat ini budidaya gaharu belum mendapat
perhatian yang memadai. baik oleh pengusaha gaharu.
pemerintah daerah
can
rnasyarakat.
' satu faktor kendala dalam pen,gembangan gaharu adalah belum Salah adanya t~krio)bgi budidaya dan penularan yang memadai. Untuk itu, penggalian teknik budidaya untuk menunjang keberhasilan pengembangan gaharu perlu mendapat perhatian yang serius. Berkenaan dengan permasalahan tersebut maka Balai Penelitian Kehutanan Kupang menyusun pedoman budidaya gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan hasil penehtian yang dilakukan sejak tahun 1996 dan mengumpulkan informasi hasil penelitian yang sudah ada.
II. JENIS JENIS GAHARU DAN PENYEBARANNYA Menurut Wiradinata
(1995) pohon pengasil gaharu tumbuh di daerah
tropika yaitu dari marga Aquilaria, Gyrinops dan ·Gonysti/us (keseluruhanya famili Thymelaeaceae) yang penyebarannya di daerah tropis Asia rnulai dari India. Pakistan. Srilangka. Myanmar. Laos. Vietnam. Thailand. Kamboja. Cina Selatan. Malaysia. Philipina dan Indonesia. Menurut Sidiyasa (1986) Jenis jenis pohon penghasil gaharu di Indonesia adalah: Aetoxylon svmpetalum Steen & Domke Airy Shaw. Aquailaria hirta
2
.ust u
Yo././, 2001
Ridley. Aquilaria ma/accensis Lamk. Enk/eia malaccensis Grif L.. Gonysfy/us
banccanus (Miq). Kurz. Gonystylus macrop~y/Jus(Miq.) Airy Shaw., Wikstroemia androsaemifolia. Wikstroemia polyantha Merr.dan Wiksfromia tenuiramis Miq. Disamping itu masih ada jenis lain di Indonesia yang dilaporkan menghasilkan gaharu yaitu Dalbergia parviflora. Aquil(flria microcarpa (Sumadiwangsa dan Zulnelly, 1999) serta. Aquilaria beccariana. Aquilaria cumingiana dan Aqui/aria filaria (Wiriadinata, 1995). Sementara itu, hasil identifikasi BPK Kupang (1990) di Pulau Sumba dan Pulau Timor ditemukan 3 jenis pohon -pohon penghasil gaharu. yaitu Aqui/aria malaccensis Lamk, Wikstroemia_ sp. dan Gyrinops cumingiana.
Tabel 1. Habitus dan penyebaran gaharu Aquilaria rrialaccensis Lamk. Habitus/ciri ..ciri
\ Jenis Kayu
Aquiiaria malaccensi s Larnk
I
I
I
Pohon .mencap. i tin~gi sampar 40 m, dlarneter I sampat batang qO cm. j permukaan batapg licin, berwarna punn i:iatang lurus dan kadan$·kadang bsraiur atau berbanir tebal (sampai to'cm) j sampai 2 m. Daun berseling, eiips, denqan urat daun bagian bawah halus jelas. Perbungaan j malai, bunga berukuran sekitar 5..5 mm berupa 1 tabung. Buah bundar gepeng berkullt tebal .
I.
I I I
I I
I I
I
I
Daerah Nama Lokal
\ 1
1 Alim, gaharu. I garu, ha!im, Karas. kareh, mengkaras. onggak (Sumatera); garu. gumbil, sigsigi (Kalimantan); j ching karas, gaharu, galoop, garu. kekaras. kepang ~M.~laysia)
I I
I
II
Tempat
Penyebar(!n lndia, Burma. malaya, Sumatera. Kaiimantan,
j Nusa Tenggara dan Philippina
I I
\
Tumbuh
1
I I
j j
Hutan primer. terutama di tempat-tempat yang datar, lereng, punggung bukit
r
I I
I I
xenrnunan
! I ISumber: Sidiyasa (1986) dan Wiradunata (1995). (Lornbok)
Aqui/aria ma/accensis Lamk. adalah salah satu pohon penghasil damar gaharu yang memiliki kualitas paling baik atau dikenal dengan nama sinonimnya Aqui/aria aga/JochaRoxb, Agallochum secundarium coinemense dan Aqui/aria. malaicense Rumph,
Aquilaria
Aga/Jochum malaccense O.K.
ovata dan
Cav.,
Aquilaria
secundaria
Aquilariella mallacencis
van
D.C., Tiegh
(Wiradinata. 1995). Habitat. daerah penyebarannya dan tempat tumbuh jenis Aqui/aria malaccensis Lamk disajikan pada Tabel 1.
A/SUL! 1Vo. 14, 200 l
3
Ill PERSYARATAN
TEMPAT TUMBUH
A.iklim Gaharu dari jenis Aqularia ma/accensis Larnk. di NTT dan NTB tumbuh dengan baik pada kondisi hutan musim. Jenis ini tumbuh di daerah curah hujan rata-rata 1500-2500 rnrn/tahun, tipe iklim C-D Schmidt dan Ferguson (1951). Rata-rata temperatur berkisar antara 27°C - 32°C pada siang nan dan 20°c 24°C pada malam hari. Kelembaban relatif paoa rnuslrn kemarau 60% - 70% Jenis
pohon
ini
termasuk
toleran
(membutuhkan
naungan)
untuk
pertumbuhannya.
B. Keadaan Tanah Untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik gaharu membutuhkan tanah subur, sarang, drainase baik, reaksi tanah netral- basa dan solum tanahnya ti pis- dalam. Di Pusuk dan disekitar Gunung Rinjani Pulau Lombok dan Jereweh Pulau Sumbawa gaharu tumbuh pada jenis tanah Regosol coklat, Kompleks Regosol coktat-kelabu, Mediteran Haplik dan Karnbisol Eutrik pada batuan induk vulkan dan tanah kapur (PPT dan Aqrokhrnat, 1993), Gaharu tidak cocok pada tanah pasir yang kering, begitu pula pada tanah yang kedap air.
C. Ketinggian Tempat Jenis pohon ini tumbuh di daerah dengan ketinggian hingga 300 - 750 m dari permukaan laut. Ada juga yang tumbuh di data ran rendah < 100 m dari permukaan laut tetapi kualitas gaharunya lebih rendah dari pada yang tumbuh di dataran tinggi. Karena perbedaan tempat tumbuhnya maka dalam istilah perdagangan yang tumbuh di dataran rendah disebut gaharu laut, gaharu rawa dan gaharu cabut.
4
A.IS[ V
\'o. 14. 2001
iV. PENGADAAN BENIH (BIJI) Masalah utama yang perlu diperhatikan dalam perbenihan adalah bahan yang dipakai untuk keperluan biji harus berasal dari tegakan yang berkualitas baik antara lain ditentukan oleh: sumber benih, waktu pemungutan yang tepat dan koleksi secara tepat.
Hal ini perlu dilakukan agar nantinya diperoleh
tegakan yang baik . Pada umumnya musim berbunga dan berbuah masak gaharu terjadi pada buian April - Mei. Buah gaharu kemasakannya tidak seragam. Kemasakan fisiologis buah ditandai oleh warna kulit buah kuning. Buah mempunyai 4 'kelooak biji tetapi biasanya hanya 2 - 3 kelopak yang ada bijinya. Bijinya disukal oleh burung. Pohon gaharu bisa berbuah pada urnurS tahun tetapi kuranq baik untuk bibit di persemaian. · Untuk mengunduhkan buah dilakukan dengan cara memanjat atau menggunakan galah berkait dengan memetik buah yang masak, Dalam pemetikan buah dihindarj pemotongan dahan sebab. akan mengganggu produksi buah dan pertumbuhan pohon selanjutnya. Pohon gah~ru dapat menghasilkan biji X - 1/2 kg/pohon. Penqarnbilan
buah yang
dilakukan
dengan
cara
memungut
dan
mengumpulkan buah-buah yang jatuh di bawah pohon kurang baik. Jika pemungutan buah dilakukan dengan menunggu [atuhnva buah di bawah pohon maka kemungkinan buah tersebut sudah banyak yang kosong (hanya tinggal kulitnya sala) karena biasanya sudah pecah atau dimakan burunq. Biji gaharu dapat dlpunqut dari atas tanah dengan memiiih buah-buah/biji-biji yang baru
jatuh yaitu bekas dari biji yang dimakan burung atau biji yang sudah pecah dari daging buahnya. Pengumpulan buah di atas tanah harus segera dilakukan karena kalau terlambat buah tersebut mudah diserang jamur dan membusuk sehingga tidak dapat digunakan untuk bi bit.: Setelah buah terkumpul maka langkah selanjutnya adalah mengeluarkan biji dari buah dengan cara dibuka atau dipijat. Biji yang baik harus dipilih adalah biji yang berwarna coklat kehitaman dan padat.
USl U \'o. I./, 2001
5
Benih
qaharu
termasuk recalsiltran tidak
matahari dan disimpan
segera disemaikan.
vane disirnpan
30%
dan
lama
dan
biii
Penyirnpanan
selarna
3 minqqu
minqgu
1
dan
8%
vane
bisa duernur tancsuno
smar
baru dikupas dan dibersihkan
biii dapat menurunkan dava
rn e rn p u n v a i dava
4 minqqu
di
1.2%
kecambah
(Surata,
harus
kecambah.
55%.
2 mingqu
Dalam
1998).
Biji
I
kq
hiii
gaharu terdaoat 1 500 biii
V.
PENGAOAAN
BIBIT
A.Persemaian
1 . Penaburan Benih (Biji)
Pengadaan
tabur
atau
didederkan
bibit
ditanam
di
bak
canaru
langsunq
kecambah
daoat
di
dilakukan
oolvbao
ukuran
.40
x
lewat
pendederan
(bedeno
25
x
1O
saoih).
cm
d1
bedenq
Benih
qaharu
vang
diberi
lubanq
dibawahnva dengan iarak 1 0 cm dan diameter 2 m m . Bak kecambah diletakkan
di
bawah
untuk
nauncan
penaburan
sunokup
benih
plastik
adalah
atau
tanah
.
rumah
oasir
kaca
=
1
.
Media
vane
diounakan
vana
telah
disterilkan
1
denqan cara disanoqrai terlebih dahulu.
Biii
denuan
(Surata.
qaharu ditabur dan dibenamkan di dalam media tabur sedalam 0.5 cm
jarak 3 - 5 cm.
Untuk
1998).
Sebelum ditabur diberi
menqhindari
perlakuan
kerusakan
penvirarnan maka penvirarnan dilakukan
semai
Rotone
atau
biii
F. 400 ppm
teranqkat
saat
dengan metode pencelupan dasar bak
kecambah dalam air sarnpai mencapai kapasitas laaanq.
Setelah
1 0 hari, biji qaharu mulai berkecambah dan setelah umur 30 hari
perkecambahan biji sudah berhenti . Bibi! siap disapih setelah umur 20 - 30 hari
atau
3 - 4 daun dan tinoci bibit 3 - 5 cm.
2. Penyapihan
Penvaolhan
menggunakan
bibit
kantuno
dari
bedenq
plastik
saoih
(polvbaq)
ke
bedenq
ukuran
15
tabur
x
20
dilakukan
cm.
dengan
Penvapihan
dilakukan secara hati-hari aoar akar semai dan daun tidak rusak.
II�(
fl
\o
1-1.
JUUi
Penvanihan
teduh.
Pada
dilakukan
waktu
ekstrim/terlalu
penvaoihan
panas
rnenoounakan
pada
dan
naungan
waktu
pagi
diusahakan
dilakukan
paranet
di
atau
terhindar
bawah
denqan
sore
han
dari
nauncan.
intensitas
di
ternpat
vane
ternperatur
yang
Bibit
di
persemaian
penyinaran
50%
atau
mengqunakan daun kelapa/alanq-atanq.
Media
campuran
subur),
boleh
yang
tanah
=
kornoos
4
:
dalam
1
penyapihan
(terutama
pada
bibit
media
gaharu
tanah
adalah
yang
kurang
Dalam penyapihan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: akar tidak
terlipat
sedan gk an
u rn u r 6
:
dipergunakan
atau
patah .
bibit yang
bibit
y
kondisinva
ang
k
di s apih
urang
bu I an bi bit sudah siap untu k
- 7
Pem b uatan
bibit
bisa
j
uga
han y a
bibit
yang
aik/sehat lebih
ip i n d a h k an
d i la k u k an
e
empat
k
den g an
t
p
sehat,
baik d i p elihara .
b
d
baik dan
pe
ada
P
na n a m an .
e n ana m an
biji
secara
- r
lan g sun g
d
en g an
dah u lu dengan
j
um l ah
tone
Ro
3
bi j i/ p olybag .
i i yang ditana m di p e rl a k u k an
B j
terl
e bih
400 pp m .
F
3. Pemeliharaan Bibi!
Pemel i haraan
di
p
o e r s e rn a l a n .
embersihan
.
.
meliputi :
rnernotono
dila k u k an
rnencaoai
ampai umur
Pemu p ukan
y
aitu
dengan
n g ur a n g i
seranuan.
I/SI
11
p
Pengendalian
dan
\u
U.
ku
ali t a s bibit yang
pen y u la m an .
te m b u s
d
an
pe
p
ba ik
m u p u k an .
engenda li an
yaitu
sehari
2
b
diberi
JOn!
ekali
sarnpai
m
ed i a
tid
a k tu m buh yang d i la k u k an
ulan.
di
pe rs emaian
mengguna k an
outrna
esaing
hama
Semai
s
kapasitas lapang.
dibutuh k an
Pembersihan
me
e.
yang
akar
se cu kupn y a.
Pem upuk an dila k u k an pada
d.
pen y ira m an ,
Pen y u lamam dila k u k an te r hadap bibit yan g
s
c
in i
untu k menda p at k an
.
Penyir a man semai
b.
egiatan
q ulrn a .
hama/penyakit
a
K
bibit dit u j u k an
pu
u
p uk
y
urea
mur bi b it
di l a k u k an
yang
perlakuan
penvakit
terserang
khu s u s
a
2
m
edia
g/b
ibit
rnencaoat
den g an
ang dilak u kan
dan
i
j k
setia
ra
ca
o
s
rang
NPK
3
s ub u r
g/bibi
t.
b u lan .
encabut
apabila
hama/ penyakit
ecara
s
ku
gulma
untu k
aat.
dilakukan
untuk
ai
atau
3
m
sem
adanva
gejala
sebaiknva
dipisahkan
in t ensif
dilakukan
7
penqendalian
hama/penvakit.
Apabila
kondisinya
tidak
daoat
puhh
dilakukan
untuk
rnenquranqi
sebaiknva bibit dimusnahkan saia.
Pemotonqan
f.
kerusakan
akar
brbrt
vano
dan
ternbus
meruapa
ianah
kesehatan
brbrt
saai
drpmdahkan
ke
iapangan.
4. Pembuatan Bibi! dari Cabutan
Bibi! gaharu selain dibuat dari penyemaian biii dapat
anakan
dari
permudaan
dipergunakan
cabutan
anakan
masih
kondisi
oelepah
akar,
engin g at
maka
dicelupkan
diambi l
urata.
tegakan
ada
d i se k i tar
95
aktu
p
se l ama
cabutan
vang
alam
sedemikian
pisang
keadaan
akar).
dan
basah
Anakan
se l a n i u t n v a
1
p
w
p
anakan
m
pencabutan
dengan
vang
teiah
segera
dit
anam
aktu pen v e m aian bibit cabutan akarnva
erakaran
+
dan
oersen
1
di
ianqan
paranet
kelapa.
cabutan
daia m
cara
dicabut
w
engambiian bi b it cabutan sering
enit di
rupa.
ditanam
larutan
liter
air
mempercepat
R
di
polvbaq
ot o ne
Te
hidu p
ni
kg
dapat
i
dan
k
erusakan
ter l e b ih da h u i u
1O q + 1
F
knik
teriadi
p
tan ah
akar
vane
me n i n gkat k a n
e rt u m buhan
ana k an
1997).
Permudaan
diambii
Bibit
eteiah ditanam . anakan dileta k kan di bawah naun g an
sebeiu m
e rt u m b uhan
(S
S
anakan
dalam
persen atau atap alan g - alan g / daun
M
cabutan.
melekat bersama akarnya. Waktu
kerusakan
erse m aian . Periu diperhati k an
50
cara
mencungkil
tanah
mengurangi
dengan
sampai ter i i p a l .
p
cara
ada tanah yang
(untuk
dibungkus
p
dengan
diusahakan
menyiram
dengan
adalah bibit vang mencapai tinggi 4 - 5 helai d a u n . Pengambilan
dilakukan
sehingga
alam
outa dioerqunakan
dari
alam
untu k
io k asi -l okasi
poh o n
gaharu
persediaan
anakan
secu k u p nya
te,tinggi atau
ang sudah
y
bawah
banya k
men g gan g gu
alam
di
p
bahan
tid
ak
ohon
p
anakan
ermudaan
yaitu
cabutan
arak
j
rn u n q k i n
gaharu.
alamn y a
alam
3
sema i
x
3
y
ma k a
gaharu
Biasanya
ang
terutama
di
awah
b
bergerombol.
oerlu
disisakan
m terutama dis i sa k an
iagi un t u k
dipakai
bibit
c
daoat
se
Aoar
kitar
tid a
k
p erse diaan
a n a k an
vang
a bu ta n.
/ISi
u
\"v.
Ii.
JO(; I
4.Seleksi Bibi!.
Sebulan
sebelurn
tanaman
dtpindahkan
ke
laoanqan
dllakukan
seleksi
b1b1t uniuk mendapatkan bibit vanq slap tanam
Blbit vanq berkualltas balk akan
relaltf
kenng
tahan
menghadapi
perubahan
kondrs:
dt
lapanqan
dan
akan
rneninqkatkan pertumbuhan tanaman.
Bibit
vane
slap
tanam
dipisahkan
dengan
bibit
yang
belum
Bibi! yang tidak siao tanam memerlukan pemeliharaan lanjutan.
tanam,
sebelum dipindahkan
ditingkatkan.
oenvlrarnan
ke
lapangan
dikurangi).
siap tanam.
Bibi! yang siap
diperlakukan hardening off ( cahaya
Hal
ini
dimasudkan
agar
bibi1
daoat
beradaptasi dengan keadaan yang baru di lapangan.
VI. P E N A N A M A N
A. Pemllihan Lokasi
Dalam
memilih
lokasi
untuk
pembuatan
hutan
tanaman
gaharu
hendaknya dlperhatikan hal-hal sebagai berikut.:
(1)
Lahan
(antara
lain
: i k l i rn . tanah.
ketinggian dari permukaan laut) harus
sesuai denqan persyaratan yang dikehendaki tanaman gaharu.
(2)
Kondisi
sosial
kemungklnan
ekonoml
memperoleh
masyarakat.
tenaga
hal
kerja
ini
untuk
dikaitkan
dengan
penanaman.
upaya
penqarnanan hutan beruoa kebakaran dan bahaya ternak.
B
Persiapan Lapangan
1 . Penataan Lapangan
Penataan
keperluan
lapanqan
tersebut
oertu
dilakukan
dilakukan
sebetum
kegiatan
pemeriksaan
penanaman.
laoanqan
dan
Guna
selanjutnya
ditentukan batas-batas blok dan petak tanaman.
Selain
itu,
oerlu
boleh dibuka seperti
mata
air.
oula
ditetapkan
batas-batas bagian
3 m dari pinggir ju rang dan tepi sungai.
laoanqan
yang
memerlukan
saluran
pemeriksaan dan untuk keperluan sarana lainnya.
I/SC
7
I
Yo
14.
2110 I
tapangan
1O m
drainase.
yang tidak
dari daerah
rintisan
jalan
Hasil penataan lapangan
kemudian diberi tanda batas ·yang lelas di
lapangan dan dipetakan. Jalan pemeriksaan dibuat dengan kerapatan 0.1 km/ha. Jalan pemeriksaan tersebut harus bersambungan satu dengan yang lainnya. Penampang jalan tersebut harus miring ke luar untuk mencegah terjadinya erosi parit. Untuk setiap petak tanaman dibuat sebuah gubug kerja yaitu
untuk
keperluan penyimpanan peralatan kerja. tempat berteduh dan menginap mandor. Letaknya di tengah-tengah petak tanaman dan di tepi jalan angkutan/ pemeriksaan. 2. Pembersihan Lapangan Areal yang akan dipergunakan untuk penanaman gaharu perlu dilaklikan pembersihan lapangan. Pada dasarnya tujuan dari pemperslhan lapangan ini adalah untuk menciptakan prakondisi yang baik untuk memacu pertumbuhan tanaman.
;~-Berkenaan dengan
hal
tersebut
faktor-faktor
penghambat
pertumbuhan tanaman gaharu seperti rumput harus dibersihkan/dikendalikan. Mengingat gaharu membutuhkan naunqan lapang maka pohon pohon penaung ditinqqalkan dan diatur sedemikian rupa dengan cara memangkas cabangcabang pohon yang tidak perlu sehingga diperoleh naungan 50%. Cara-cara
penyiapan
direkomendasikan
untuk
lahan
penyiapan
kehutanan areal
secara
umum
bisa
penanaman gaharu. Tempat
penanaman harus terbebas dari gulma atau bila memungkinkan tanahnya diolah (bila ditanam dengan sistem tumpahg sari). I'
·r
3. Naungan Lapang Gaharu memerlukan naungan lapang selama pertumbuhannya . Ketika masih berumur 1
t
3 tahun tanaman gaharu memerlukan naungan atas 50%,
sedangkan umur 4 - sampai panen memerlukan naungan samping 50% .Menurut Surata (1998) anakan gaharu yang umurnya masih muda akan tumbuh baik bila ditanam di bawah naungan semak atau kelompok pohon dibandingkan dalam keadaan terbuka. Sebagai perbandingan untuk tanaman gaharu yang ditanam dengan naungan pohon setelah umur 2 tahun mempunyai
lO
AISUU
No. 14. 200 I
...
:\
Gambar 1. Tanaman Gaharu di l.apanqan denqan Penaunq Samping . . j
Gambar 2. Tanaman
.usi 7J
Ya.
u.
100 I
Gaharu di Lapanqan Tanpa Penaunq (umur 2 tahun). I I
tinggi
103,69
cm.
diameter
1,615
cm
dan
persen
hidup
6.37
persen
dibandingkan tanpa naungan mempunyai til')QQi 43,65, diameter 1, 123 cm dan hidup 33,46 persen (Surata, 1998).
Penggunaan
tanarnan
penaung
dapat
iuqa dilakukan
dengan
memanfaatkan naunqan tumpang sari seperti dengan padi ladanq, iagung dan palawila. Dalam pola tanam ini perlu ditanam pohon penaung jangka panlanq yang permanen baik pohon pengahasil pakan ternak. buah. kayu bakar maupun penghasil kayu pertukangan. Hasil penelitian gaharu yang ditanam dengan sistem tumpang sari jagung dan ketela pohon dapat meningkatkan persen tumbuh sampai 60.56% (Surata. 1997).
4. Sistem Pembuatan Tanaman Sistem pembuatan tanarnan 'dapat diselengg~rakan de9.gan: .,~ (1)
Sistem penanaman di tempatterbuka. Pada dasarnya slstem tumpang sari dapat dilakukan pada lokasi yang terouka/tanpa ada pohon peneduh. Sistem ini adalah cara membuat tanaman yang dikerjakan bersarna-sarna dengan penanaman tanarnan semusim dan pohon penaunq jangka panjang. Hasil ini terbukti paling baik meningkatkan pertumbuhan gaharu. mengingat gaharu sangat sensitif terhadap persaingan gulma dan perlu tempat naungan. Keuntungan lain adalah kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja, menekan biaya tanam dan mensejahterakan masyarakat di sekitar hutan.
(2)
Sistem penanaman di bawah naungan. Pada dasarnya sistem ini r
•\"
adalah cara pembuatan tanaman yang dikerjakan pada areal yang sudah ada pohon penaung secara alami. Sistem penanaman ini dilakukan dengan cara hanya membersihkan rumput di bawah . naungan/lokasi penanaman dan selanjutnya mengatur intensitas penaung dengan cara inemangkas penaung yang terlalu rapat dan penanam pohon penaung oada tempat penaung yang masi.h kurang.
12
.asu:
\'v. l./. 2001
5. Jarak Tanam Arah ialur tanam vanq dipasanu aiir perlu mendapatkan hal ini ailr searah denqan qarls kontur. Pembuatan yang drrekornendasikan untuk tanaman
tanam terbuka/
belum
ada pohon
penaung
tanaman
gaharu dan 1 jalur yang lain tanaman
perhatian. Daiam
iarak tanam dan lubanq
qaharu. pada ternoat
dilakukan
denqan
menanam
vane
ialur
1
penaunu secara bergantian
dengan jarak tanam 3 x 3 m. Pada lokasi yang sudah ada penaung alamnya penanaman dilakukan dengan iarak tanam 4 x 4 m yang dilakukan di sela-sela
•
. pohon penaung. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30x 30 x 30 cm.
6. Pengangkutan bibit Menjelang
penanaman.
bit:iit harus sudah. diangkut
lapangan . Bibit yang akan diangkut disiram
terlebih
dilakukan
pada
dahulu. pagi
ke lapangan
Pengangkutan
hari
atau
sore
bibit dari hari
dan
penyiraman terutama bagi bibit yang memerlukan
dan disiaokan
di
harus melalui seleksl dan persemaian terlebih
ke lapangan
dahulu
dilakuk.~rn
jarak angkut yang memakan
waktu lama. Pembongkaran
bibit di lapangan harus dilakukan dengan hati-hati, sepertl
halnya pada waktu pengangkutan, iangan sarnpal menimbulkan
kerusakan. Bibit
yang telah diangkut tetapi belum dapat seqera ditanam, dirawat seperti merawat · bibit di persemaian, yaitu denuan menyiram dan menaruh bibit di tempat yang teduh.
C. Pelaksanaan Penanaman Pelaksanaan penanaman dilakukan
pada
permulaan musim hujan yaitu
apabila curah hujan sudah normal (curah hujan sudah mencapai minimum 100 mm). Daerah yang agak kering oenanaman
dilakukan setelah tanah memiliki
kelembaban yang cukup. Dalam pelaksanaan penanaman perlu dilakukan secara hati-hati, kantung plastik dilepas sebelum bibit diterneatkan sampai terlipat
atau patah. Setelah
di lubang tanam. bagian akar jangan
bibit masuk selanlutnva
lubang tanam
ditutup denqan tanah sarnpai penuh, Selanjutnya tanah ditekan dengan tanqan
.-USC 1J \"o. 1./. 200 l
I ~
di iubang tanam
u.ituk membuat anakan berdiri kokoh. Penanaman tanaman
tumpang sari dlaniurkan ditanam di sela-seia tanaman pokok.
VII. PEMELIHARAAN
.
Pemeliharaan tanaman periu dilakukan dengan baik agar tanaman yang masih muda dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Pemeliharaan yang diiakukan terutama penyulaman, penyiangan. pemupukan, pemangkasan. penjarangan, pemberantasan hama dan penyakit.
1. Penyulaman i;>enyulqpiantanaman yang mati dilakukan pada saat curah hujan masih turun. yaqg 1~\\c;i,~ykan pada tahun berjaian, tahun pertama dan kedua. Bibit untuk keper,~yan~p,enyulaman harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu.
~.. .· 2. Penyianqan Penyiangan adalah pembebasan tanaman pokok dari pesaing yang meliputi pernbersihan rum put. yang dilakukan radius 1 m disekitar tanaman qan pendangiran .dilakukan · dengan menggemburkan tanah di sekitar tanaman radius 30 cm. Penyiangan tanaman dilakukan setiap 3 bulan sampai dengan tanarnan berurnur 2 tahun. Penyiangan dilakukan secara bijaksana terhadap pohon ,Penaung dengan tetap memepertahankan intensitas penyinaran atas 50% sarnpal umur 1 - 3 tahun dan pohon penaunq samping sebesar 50%
.
\~
setelah bibit tanaman berurnur lebih dari 3 tahun. 'i
r" \
~
i ••
i' Pemupukan Agar tanarnan dapat tumbuh balk maka.keqiatan pemupukan di lapangan perlu dilakukan. Pemupukan dituiukan untuk memacu pertumbuhan tanaman di lapariqan .~ehingga tahan terhadap kondisi kering dan persen tumbuhnya lebih tinggi. Pemupukan dilakukan 1
kali setahun yaitu pada musim hujan.
PemY:,P~~~fl_£~rt_ama dllakukan 2 bulan setelah penanaman dengan pupuk NPK dosi~.J~O.
14
-
•
k l '~ ....... ' '...
.
,-lISW,i No. I -I, 200i
Pemupukan dilakukan pada larikan tanaman sedalam 10 cm dengan radius 20 cm di sekitar oohon. Bekas larikan pupuk seianjutnya ditimbun denuan tanah
4. Pemangkasan dan Penjarangan Agar tanaman
dapat membentuk
maka kegiatan pemangkasan Teknik pemangkasan
· . rnernbuat
perlu dilakukan
cabang
1 - 2 cabang. Terutama
agar pohon tumbuh lebih balk .
dilakukan pada cabang pohon bawah sebanvak
pada pohon terlalu banyak cabang untuk
dilakukan
pertumbuhannya
batang yang bagus. iurus dan sehat
lebih _baik. Khusus
untuk gaharu
pemangkasan
cabang ini akan membuat Iuka baru dan secara alami akan merangsang infeksl pembentukan gaharu. Teknik penjarangan
untuk gaharu sampai saat' ini belum ada. Akan tetapi
untuk penjarangan perlu dilakukan terhadap pohon-pohon menutup baik terhadap naungannya
vang tajuknya saling
maupun antar pohonnya sendiri dan juga
dilakukan terhadap pohon-pohon yang tumbuh kerdil atau tertekan. pohon yang mati, pohon yang rapat, pohon yang terserang hama dan penyakit.
5. Pemberantasan Hama dan Penyakit Pemberantasan
hama dan penyakit adalah salah satu pemeliharaan
agar
dapat dicapai hasil yang optimal pada akhir daur. Pemberantasan
hama dan penyakit
terutama dilakukan pada tanaman
yang sejak dini terserang. Jenis hama dan penyakit
yang biasanya menyerang
tanaman gaharu
adalah sbb:
(1)
Hama
menyerang
terserang
daun.
menjadi
tunas
berlubang.
dan
ranting
pohon.
Pengendalian
hama
insektisida. (2)
Rayap kadang-kadang
AJSl V . Yo.
u.
2001
menyerang tanaman muda.
Daun ini
yang
dengan
VIII. TEKNIK PENULARAN A. Pembentukan Gaharu Proses pembentukan qaharu dioeroleh dari batanq pohon kavu penghasil qaharu vanq sakit/terinfeksi oieh hama dan penyakit karena terluka dan terbentuk gumpalan coklat-hitam. lnfeksi disebabkan oleh serangan hama dan penvakit (seranqqa. iamur dan bakteri). Hasil penelitian vane dilakukan Suharti dan Sidiyasa (1987) didaoat adanya berbagai jamur seperti Dip/odia so, Phytium so., dan Fusarium soloni yang diduga mernpunyai oeranan penting dalam pernbentukan gaharu. Menurut Tunstat dalam Beniwal (1989) bahwa di India juga ditemukan sejenis jamur yang menunjukkan adanya hasil yang positif datarn oembentukan gaharu. Adaoun jenis jarnur tersebut antara lain jamur '
Asperqil/us, Penicil/ium, dan Fusarium sp.Di Lombok iuua ditemukan sejenis iarnur Fussarium laterium penyebab pembentukan uaharu (Parman. 1999).
-
.
lnfeksi yang terjadi pada pernbentukan gaharu akibat bakteri atau jamur I
akan rnenirnbulkan kelainan dalam zat-zat ekstraksi dan terjadi penumpukan zat yang berlebthan, sehingga terjadi penyumbatan dalam saluran makanan. Dalarn keadaan tersebut pohon mengadakan reaksi
yang ditandai dengan
diproduksinva cairan vane berbau wangi. akan tetapi tidak keluar dari batang/gubal dan mengendap menjadi satu dalam batang (Oetomo, 1995). Secara teori, kemungkinan mekanisme pembentukan. gaharu adalah teriadinva penvimpanqan fisioloqis tanaman inang (tanaman penqhasil gaharu) vane diakibatkan oleh aktifltas enzimatis jamur patogen. Bau harum yang terjadi dlduua disebabkan oleh terbentuknva senvawa-senvawa atsiri (zat volatile) yang khas sesuai dengan karakteristik zat ekstraktif tanaman inang akibat proses di atas. Namun sampai saat ini zat-zat ekstraktif tersebut belurn diketahui secara . · oasti (Oetomo.1995).
B. Teknik Penularan Gaharu. Pohon gaharu dapat menghasilkan damar gaharu dengan teknik penularan menggunakan jamur penyebab terbentuknva darnar gaharu. Secara alami pernbentukan qaharu ini daoat terjadi melalui infeksi karena terluka atau cabang f·
-IIS[
u
\'u. i -I, :!00 I
kering/patah. Tetapi tidak selamanya
ini bisa teriadi
karena
dipenqanrhi
oleh
faktor-faktor linqkunqan. 'Oleh karena itu untuk mempercepat dan meningkatkan pembentukan gaharu Pl~~rlukan teknik penularan secara sengaja. Di bawah ini "l
1\-r~·
diberikan beberapa cafa yang digunakan untuk memoerceoat pernbentukan gaharu: a.
Dengan rnenvuntikkan inokulan
jamur
yang dapat
merangsang
pembentukan qaharu (seperti Fussarium spp) ke dalarn jaringan batang pohon yang belum terbentuk gaharu. Penyuntikan ini dilakukan pada diameter oonon lebih besar dari 15 cm. Kegiatan ini diawali dengan membuat lubang yang banyak pada batang· dengan bar kayu dan jarak antar lubang bor 50 cm. kedalaman bor 2/3 jari jari batang. Menurut Parman (1999) inakulasi dilakukan oenga~ memasukan cairan jamur dengan pinset sampai penuh-dan selanjutnya ditutup dengan lilin cair. Akan tetapi Widnyana(1998) menemukan bahwa penutupan lubang dengan kapas hasilnya lebih baik. Semua peralatan harus diseterilkan terlebih dahulu. Setelah umur 6 bulan maka akan rnulal terbentuk gubai gaharu dengan warna jaringan kavu coklat b.
Melakukan perlukaan secara sengaja dengan menakik batang pohon
uahaiu, kemudian dibiarkan terladi infeksi secara alami oleh jamur atau bakteri. Teknik ini
selarna ini diterapkan oleh masyarakat pencari
gaharu. Pembentukan gaharu akan terjadi setelah 1 tahun. c.
Dengan mengebar batang gaharu dengan bar kayu dan kemudian memasukkan cairan gula ke dalam lubang bar.
A!Sl 1J \'o. I./, 200 I
17
Gambar 3.
Lempengan
Gubal
Gaharu
dari
Aquillaria meiecensis Hasil
Penularan lnokulan Jamur Fusarium spo di Hutan Amfoang, Kupang, NTT. (umur tularan 4 bulan)
Gambar 4. Koloni beberapa Jamur dari Contoh Gaharu Alam dari Hutan Amfoang, Kupang, NTT.
JR
.1!Sl 7J \'o.
u.
200 i
IX. PANEN DAN PRODUKSI
A. Pemanenan Gaharu
Secara teknologi sederhana pemanenan gaharu petani penqumpul gaharu dilakukan apabila
dilakukan oleh para
pohon penghasil gahar1.1 sudah
membentuk gaharu yang dicirikan oleh tanda-tanda sbb: 1)
Ditandai dengan adanya
pohon gaharu yang kelihatan
merenggas/
hampir mati. 2)
Untuk menqetahui banyak dan sedikitnya qubal yang terjadi dilihat dari banyak dan sedikitnya daun pohon gaharu yang rontok, makin sedikit daun yang rontok makin sedikit gubal yang terjadi dan sebaliknya.
3)
Dengan menarik kulit pohon gaharu, apabila k~·lit.nya ditarik terputus putus ·I
maka sudah ada gubalnya dan sebaliknya kalau kulitnya ditarik dari ujung sampai pangkal tidak putus maka belum terbentuk gubal gaharu. Dari hasil penelitlan Wiyono dkk (2000) telah menggunakan alat pernbor untuk mengambil contoh jaringan kayu dari ponon gaharu dengan memodifikasi alat pengukur riap pohon. Alat lni praktis untuk menduga keberadaan gaharu dan mengurangi resiko penebangan pohon yang ternyata tidak mengandung gaharu. Pemanenan gaharu oleh masyarakat pencari gaharu dilakukan terhadap bagian pohon yang telah menghasilkan g.aharu dengan cara menebang pohon , dan menggali akarnva. Selanjutnya dibersihkan kulit, cabang dan dipisahkan bagian batang/akar yang berwama putih · dan berwarna coklat-hnarn (yang ada damar gaharunya) dengan cara memotong dengan pisau yang mengikuti bentuk gubal gaharu (Widnyana dan Sinaga. 1998). Bentuk gubal gaharu ada 3 yaitu bentuk lempeng. mangkuk dan bulat. Selanjutnya gubal gaharu dibersihkan dari kotoran dan dimasukkan ke dalam karung (wadah). Hasil pengumpulan ini kemudian di jemur selama 5 ~ 6 hari dan setanjutnya disortir menurut kelas-kelas gaharu dan dimasukkan ke dalam kantung plastik atau karung kain. B. Klasifikasi. dan Produksi
Klasifikasi gaharu dilakukan berdasarkan tingkat wama pada kayu gubalnya yang ditandai oleh warna coklat-hltarn. Semakin gelap warnanya . itst 7,J \'o. I./, 200 I
IQ
makin tinggi kadar damarnya,
semakin
baik kelasnya semakin
baik dan
rganya semakin tinggi. Menurut ASGARIN (2001) berdasarkan arralisa pasar
mJ
iia'h'aru .daoat dikelompokkan
~ ,!!
• ,,.,•
' i
t-,
f''
~
TG .,..,.
A. TG I ,.., ,j
·M' b
C,
van8
adalah sbb: Super A, Super 8, Super R, ~B. AB 1.AB
oaiK sa·mpai. terendah
·~
meniadl 16 klas. Kelas tersebut da,rj_
r,
B. TtiTenqqelarn, Tri A, Tri B, Tri C, Kemedangan (MD): ¥DA, rv)D ,,
Mbb.
dan
Tri.
Para
.
pedagang
di
NTB
untuk
memudahkan
ng,golongan gaharu dibagi menjadi 6 klas seperti: kelas super.A. AB, BC.C1
n'c·2 (kemedanga·ii)'!
~. ~ {
Untuk
membedakan
~nggolongannya
nqalaman.
mutu/klas
gaharu
s~l'lgat
rumit
dan
Sese'Orang
yang
belum
adalah
rnernerlqkan
tidak
mudah
dan
banyak
latihan
dan
akan
sulit
terlatih/pengalaman
ernbedakan kualitas kelas gaharu karena semuanya berbentuk chip atau kayu
ngkahan
kecil yang memiliki
warna yang hampir sama. Kesulitan ini akan
perburuk karena masih ada perbedaan klasifikasi antara pedagang pengumpul ·
n biasanya bervar'iasi dari satu tempat ketempat yang lain. Penentuan kualitas gaharu ini sifatnya subyektif sekali dan tldak seragam
hingga
kualitas
enentukannya.
qaharu
yang
dihasilkan
Dengan demikian ada kemungkinan
as yang sama, akan' tnempunvai
enentukan \
tergantung
'berbeda. •
,.
dari
orang
yang
gaharu yang mempunyai
kualitas yang berlainan karena orang yang
_,
t
Menurut Wiyoho,
Santoso dan Anggraeni
ng diusulkan diglinakao
untuk menentukan
(19~6) beberapa
parameter
kualitas gaharu secara kuantitatif
alah warna. kad·a'r resin, kadar minyak. bilangan ester. ukuran dan bentuk
rpih. Gaharu yang mempunyai
ng hitam 'dan mernpunyal
ggi
pula.
Dengan
kualitas yang tinggi akan 'mengandung
warna
kadar resin. kadar minyak. biiangan ester yang
demikian
jeblh
obyektif
dan
kualitas
gaharu
dapat
entukan lebih tepat. Jumlah produksi gaharu dalam satu pohon tidak dapat dihitung secara
asti. karena tidak semua potion gaharu yang mati menghasilkan damar wangi
samping kualitas/jumlah
pohon gaharu yang semakin menyusut. 'Disamping itu
ohon gaharu dari rnastnq-rnasinq
asu pehgamatan
pohon
yang matipun tidak sarna hasllnya,
lapangan yang dilakukan Wiyono (1998) di Riau. NTB dan
AISl 71 ,\fo. 14, 2001
Gambar 5. Gaharu Kelas Tri.
Gambar 6. Gaharu Kelas Super.
.usr 1J
.\'o. I./, 2001
'! .
Kalimantan
Timur mengindikasikan
dari pohon gaharu
bahwa jumlah gaharu yang diperoleh
adalah sangat kecil, yaitu hanya sebesar
18 kg dari
otal berar pohon sekitar 2;S ton, saran sekirar 0, 72 persen Sedangkan
Soeharrono (200 l) di Kalirnantan menemukan hahwa penduduk Kayan
mengumpulkan
gaharu
dari pohon
yang berdiameter
di. hawah 20 cm
yang diperoieh guhal berkisar 0,1 - 0,18 kg/pohon dan kemedangan
3 00 kg/pohon
Dalam
saru
pohon
kilogram guhal atau kemedangan
yang
mati
Dengan demikian
didaparkan
0,19-
beberapa
dalam panen gaharu
maka diperlukan target jumlah pohon yang akan ditehang cukup hesar
X. DAFT AR PUST AKA
Asosiasi Pengusaha Eksportir Gaharu Indonesia. 2001. Masalah/Kendala Dalam Pengusahaan Kayu Gaharu. Makalah Dibawakan Dalarn Acara Loka Karya Pengembangan Gaharu. Mataram 4-5 September 2001.
Balai Penelitian Kehutanan Kupang. 1990. ldentifikasi lnanq Penghasil Gaharu. · t.aooran Teknis BPK Kupang.
Beniwal. S.S. 1989. Sivicai Characteristics of Aqularia agallocha Rob. Indian Forester.
Meijer, W. 1974. Field Guide for Trees of West Malanesia. Missouri. Botanical Garden St. Louis. "!.1i$Souri. USA.
Oetomo. H.H. t 995. Tinjauan Terhadap Pemasaran Komoditi Gaharu Indonesia Diperdagangan lnternasional. Makalah dalam Lokakarya Pengusahaan Hasil Hutan Non Kayu. Surabaya 31 Juli- 1Agustus1995.
Parman. 1999. lnokulasi (Penyuntikan) Bibit Gubal Gaharu. Laporan Proyek Pembangunan
Pusat
Pengembangan
Gaharu
tahun
Anggaran
1998/1999. Kerjasama Universitas Mataram dan Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen Kehutanan dan Perkebunan.
Pusat Penelitian
Tanah
Tenggara
dan Agroklimat.
Barat.
Pusat
Penelitian
Penelitian dan Pengembangan Sohartono,
T.
2001.
Disampaikari
Gaharu.
199'3.
Peta Tanah
Tanah
dan
Propinsi
Aurokllrnat,
Nusa Badan
Pertanian. Boqor
Kegunaan
dan
Pemanfaatannya.
Pada Lokakarya Pengembangan
Makaiah
Gaharu di Mataram 4-5
September 2001. Sidiyasa. K.1986. Jenis jenis tumbuhan penghasil gaharu. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Bogor. 2(1) 7-16 .
. sunartt M. dan Sidiyasa.
K. 1987 . Jenis-jenis
Jumal Penelitian dan Pengembangan Surata.
l.K. 1997. Uji Coba Penanarnan Laporan
Proyek
Penelitian
Tumbuhan
Penghasil Gaharu.
Kehuta,nan Bogor.
Gaharu di Rarung.
Tahun
199611997.
Lombok.
Baiai
NTB.
Penelitian
Kehutanan Kupang Surata.
l.K.
1998. Percobaan
Perkecambahan
Penggunaan
Rotone
F Untuk Meningkatkan
Bili Gaharu. Laporan Teknis Intern. BPK Kupang. (tidak
dipublikasikan). Surata.
l.K.1998.
Percobaan
Penggunaan
Gaharu. LaporanTeksnis Widnyana,
l.M. dan
Studi
M.Sinaga.
Intern BPK Kupang (tidak dlpubllkastkan) 1998.
Kajian Pengusahaan
Kasus di Daerah Amfoang
Hasil-Hasil
Penelitian
Penaungan Alam Untuk Budidava .
Utara.
Balai Penelitian
Proseding
Kehutanan
1997. Balai Penelitian Kehotahari"'K'upang .
Widnyana. I. M..
Gaharu di NIT: Ekspose/Diskusi
Kupanq. 6 Oktober
...
1998 K~Jian·T-ekriis dan -sosiat Ekonomis. Pengusahaan j
.,.
'
Gaharu dan Barn~µ di NTT da1f N\B, Laporan Proyek Penelitian Kehutanan Kupang 1997/199a Balai Penefitiarf K~hutanan Kupang.
.
Widnyana .l.M. 1999. Kajian Tek~s dan SoSial Ekonqm{ Pengusahaan Gaharu
...
di NTT dan NTB. Laporan Proy"ek Peneliti~n Tahun 1998/1999. Balai Penelitian Kehutanan Wiyono. B .. E. Santoso dan I. Anggraeni. 1996. Studi Pendahuluan Penentuan parameter Persyaratan Kualitas Gaharu. lnformasi Hasil Hutan. Bogor.
.-US[ LI
\'o. I./, 100 I
/ I .. ·
yono, B. 1998. Penelitian
Teknik Penduqaan Gaharu. Makalah Penuniang.
Diskusi Hasil Hutan Bukan Kayu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosiai Ekonomi Kehutanan. Bogar.
radinata.
H.
1995.
Gaharu.
Pemanfaatan yang
Aquiiaria
Berkelanjutan.
Hutan Non Kayu Indonesia.
spo.
Perkembangannya dan
Lokarkarya Pengusahaan
Hasil
Indonesia-ODA-UK Tropical Forest
Management Programme. Surabaya. 31 Juli -1 Agustus 1995 .