Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
Upaya Guru Meningkatkan Keterampilan Dasar Dribling Dalam Permainan Bolas Basket Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas 5
Rusmini1 SDN Cisitu II Bandung Sucipto2
Dian Budiana3
FPOK Universitas Pendidikan Indonesia
FPOK Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana upaya guru dalam meningkatkan keterampilan dasar dribling dalam permainan bola basket pada siswa SD melalui variasi bentuk tugas gerak. Penelitian dilakukan terhadap 28 orang siswa kelas 5 SDN Cisitu II Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (class action research). Instrumen penelitian format observasi group time sampling yaitu observasi secara langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyajian bahan ajar yang sistematis dan bervariasi dapat meningkatkan keterampilan dasar menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa Sekolah Dasar. Kata kunci: Upaya guru, keterampilan dasar dribling
PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani para peserta didiknya. Dalam pendidikan jasmani terdapat suatu tujuan untuk menguasai suatu keterampilan gerak. Keterampilan gerak ini dapat berarti 1
Penulis adalah Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri Cisitu II Bandung Mobile. Jalan Sangkuriang nomor 87 Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung. Mobile .08572973370. E-mail:
[email protected]. 2 Penulis adalah staf pengajar dan Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga (Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia. Saat ini sedang menyelesaikan Program Doktor di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Mobile. 08122037352. E-mail:
[email protected]. 3 Penulis adalah staf pengajar Jurusan Pendidikan Olahraga (Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia. Saat ini sedang menyelesaikan Program Doktor di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Mobile. 081395402906. E-mail:
[email protected]
25
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
gerak bukan olahraga dan gerak untuk berolahraga. Gerak untuk berolahraga bagi anak sekolah dasar, bukan berarti anak sekolah dasar harus dilatih untuk pencapaian prestasi tinggi, tetapi anak sekolah dasar harus disiapkan sesuai dengan tahap perkembangannya dan tahap kematangannya (Sukintaka, 1992). Proses pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar pada umumnya masih dilaksanakan secara tradisional, yakni kegiatan yang dilakukan oleh siswa sama dengan apa yang dilakukan oleh orang dewasa tanpa melakukan modifikasi (Cholik dan Lutan, 1996/1997). Ini mengandung arti perlunya ada pembaharuan dalam merekayasa lingkungan pembelajaran penjas yang sesuai dengan tujuan dan tingkat perkembangan dan kematangan siswa. Prasyarat ke arah itu adalah kompetensi guru dalam hal menciptakan variasi tugas gerak dan modifikasi media pembelajaran menjadi kunci penting. Pada dasarnya penyelenggaraan program pengajaran penjas hendaknya mencerminkan karakteristik program penjas itu sendiri yaitu “Developmentally Appropiate Practice” atau disingkat DAP. DAP artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Sehingga tugas ajar yang diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru penjas agar pembelajaran mencerminkan DAP. Di dalam DAP itu sendiri terdapat“body scaling” atau ukuran tubuh siswa yang selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran penjas (Suherman, 2001). Oleh karena itu perlu adanya modifikasi pembelajaran penjas agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Suherman (2000) mengemukakan bahwa ada empat aspek yang dapat dimodifikasi dari pembelajaran penjas yaitu (1) modifikasi tujuan pembelajaran, (2) modifikasi materi pembelajaran, (3) modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran, (4) modifikasi evaluasi pembelajaran Jika menilik pada aspek yang dapat dimodifikasi yang dikaitkan dengan karakteristik keterampilan bermain bola basket, sudah selayaknya apabila karakteristik bola basket yang memiliki kompleksitas teknik yang cukup tinggi yang diterapkan pada siswa SD perlu melibatkan upaya-upaya memodifikasi dalam proses pembelajaran penjas. Selain karena akan adanya kesesuaian tugas gerak dengan tingkat perkembangan siswa, secara psikologis (mental dan emosional) akan menumbuhkan sikap positif dan kecintaan terhadap permainan bola basket bahwa bermain bola basket itu tidak terlalu sulit dan menyenangkan, selain sudah tentu dikuasainya keterampilan dasar bermain bola basket. METODE
26
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (class action research). Penelitian tindakan ini lebih difokuskan pada penerapan variasi bentuk tugas gerak menggiring bola melalui pemberian rintangan sampai ke bentuk permainan bola basket yang sesungguhnya. Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Cisitu II Bandung yang berjumlah 28 orang (13 orang siswa putera dan 15 orang siswa puteri). Instrumen Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan menggunakan pedoman observasi yang bentuk format yang telah dibuat untuk mengumpulkan data berbagai informasi dalam upaya meningkatkan keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket. Adapun format observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk pada group time sampling yang dikembangkan oleh Suherman (1998) dengan indikator (a) menunjukkan jumlah siswa yang berperilaku baik sesuai dengan tuntutan perilaku umum yang diinginkan oleh gurunya dalam pembelajaran Penjas, (b) menunjukkan jumlah siswa yang melakukan aktivitas psikomotorik yang sesuai dengan harapan guru, dan (c) menunjukkan jumlah siswa yang melakukan aktivitas gerak sesuai tujuan pembelajarannya. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap perlakuan dalam proses pembelajaran keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket. Selain peneliti yang terjun sebagai pengajar dan sekaligus melakukan observasi, proses pengumpulan data dibantu pula oleh observer (mitra sejawat peneliti) selama proses pembelajaran dilaksanakan. Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitas (Nasution, 1996) dalam kerangka penelitian tindakan kelas. Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis datapun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainnya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses penelitian ini adalah:
27
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
(1) Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap tindakan penelitian yang sudah dilaksanakan (2) Membandingkan jumlah siswa yang sudah mampu melakukan tugas gerak menggiring bola pada setiap tindakan penelitian yang dilaksanakan. (3) Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru setelah tiga tindakan pembelajaran dilaksanakan. (4) Menganalisa hasil tes awal keterampilan dasar menggiring bola (dribling) dengan tes akhir keterampilan dasar menggiring bola dalam permainan bola basket. HASIL Berdasarkan data hasil belajar menggiring bola pada setiap tindakan penelitian yang sudah dilakukan merujuk pada catatan observasi menggunakan format group time sampling yang dikembangkan oleh Suherman (1998): Tabel 1. Data Hasil Analisis
A
Indikator B
C
90,18 % 91,37 % 91,96 %
63,99 % 64,88 % 68,75 %
50,59 % 51,19 % 51,78 %
Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa target capaian untuk setiap tindakan pada indikator C yang menunjukkan perilaku psikomotorik siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran telah mencapai prosentase di atas 50 %. Artinya bahwa mayoritas siswa atau lebih dari setengah jumlah siswa telah mampu melakukan tugas gerak menggiring bola yang sesuai dengan tujuan atau target pembelajaran yang sudah ditetapkan. Sedangkan jumlah siswa yang menunjukkan penampilan kemampuan menggiring bola berdasar-kan hasil pengamatan peneliti dan mitra peneliti dapat diungkapkan pada Tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Perkembangan Kemajuan Hasil Belajar Menggiring Bola Tindakan I Norma Capaian Target Tindakan Baik Cukup
Tindakan II
Tindakan III
Jumlah siswa
%
Jumlah siswa
%
Jumlah siswa
%
9 10
32,1 % 35,7 %
12 11
42,9 % 39,3 %
12 13
42,9 % 46,4 %
28
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
Kurang
9
32,1 %
5
17,8 %
3
10,7 %
Dari tabel dapat diketahui bahwa terjadi perubahan capain target pada setiap tindakan, khususnya pada kelompok siswa yang kurang terampil dalam menggiring bola jumlahnya semakin berkurang. Sedangkan pada kelompok siswa yang memiliki keterampilan menggiring bola pada kategori cukup dan baik semakin meningkat. Kelompok siswa yang memiliki keterampilan menggiring bola pada kategori baik juga memiliki peningkatan jumlah dan tetap dapat dipertahankan. PEMBAHASAN Temuan di lapangan dari hasil pelaksanaan tindakan kelas diperoleh fakta sebagai berikut: Penyajian tugas gerak yang bervariasi dan disampaikan secara sistematis oleh guru penjas menyebabkan minat dan memotivasi siswa menjadi meningkat dan terpelihara untuk melakukan tugas gerak dan terus mengeksploitasi kemampuan geraknya lebih jauh. Hal ini terjadi karena adanya kesesuaian tugas gerak dengan tingkat kemampuan siswa sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan aktivitas belajarnya (Husdarta dan Saputra, 2000). Penyajian materi atau tugas gerak harus diberikan kepada siswa dengan kesesuaian tingkat penguasaan siswa dalam menyelesaikan tugas ajar. Tugas yang terlalu mudah akan membuat siswa cepat jenuh/bosan, sedangkan tugas gerak yang terlalu sulit dapat menimbulkan siswa frustasi. Kedua hal tersebut tidak akan memberikan pengalaman sukses sehingga minat dan motivasi siswa untuk belajar tidak akan terpelihara apalagi sampai mampu meningkatkan keterampilan menggiring bola yang sudah dimilikinya. Pemberian pengalaman sukses merupakan aspek penting dalam proses pencapaian target belajar siswa khususnya dalam hal meningkatkan motivasi berlatih siswa (Suherman, 1998). Pemberian dan penyajian tantangan melaksanakan tugas gerak sebaiknya harus berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, disesuaikan pula dengan karakter umum siswa SD, misalnya pembelajaran diselenggarakan dengan pendekatan bermain. Ini dilandasi asumsi dan kenyataan bahwa dunia anak adalah bermain. M enurut Soemitro (1992), bermain adalah dorongan langsung dari dalam diri setiap individu, yang bagi anak-anak merupakan pekerjaan, sedang bagi orang dewasa lebih dirasakan sebagai kegemaran. Bermain adalah aktivitas yang dilakukan dengan rasa senang. Fasilitas pendukung pembelajaran seperti bola dan kualitas lapangan harus lebih ditingkatkan lagi karena hal ini secara langsung akan berpengaruh pada 29
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
meningkatnya minat belajar siswa dan secara otomatis juga terhadap peningkatan jumlah waktu aktif berlatih. Alasannya adalah guru penjas masih berpegang pada kesepahaman asumsi bahwa ketersediaan fasilitas pendukung pembelajaran sangat diperlukan agar penyajiannya jelas dan utuh (Husdarta dan Saputra, 2000). Jika hal itu tercapai maka siswa tidak akan terlalu lama menunggu giliran melaksanakan tugas gerak sehingga partisifasi aktif dari seluruh siswa akan terlaksana. Namun demikian penyajian tugas gerak yang bervariasi dan sistematis disertai pengawasan yang ketat dan lebih fokus dari guru penjas untuk membimbing siswa yang sedang malaksanakan tugas gerak harus tetap menjadi prioritas yang harus tetap dipertahankan. KESIMPULAN Sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan, dua kesimpulan pokok dari penelitian ini adalah (1) Melalui peran guru penjas sebagai fasilitator dan motivator yang baik (bukan hanya sebagai pengoreksi saja), penyesuaian tantangan dan tingkat kesulitan tugas gerak dengan kemampuan siswa, penguatan (reinforcement) melalui pemberian umpan balik yang tepat kesasaran yang dilakukan oleh guru penjas merupakan bagian dari factor penunjang keberhasilan penerapan variasi bentuk tugas gerak yang sistematis sehingga siswa mampu meningkatkan keterampilannya dalam menggiring bola; (2) Melalui penerapan variasi bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran menggiring bola (dribling) ternyata telah mampu meningkatkan keterampilan dasar siswa dalam melakukan gerakan menggiring bola (dribling) dalam permainan bola basket. Hal ini terlihat dari perubahan sikap dan kemampuan (penampilan) siswa yang semakin baik dalam melakukan rangkaian gerakan menggiring bola. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Cholik M., Toho dan Lutan, Rusli ,(1996/1997), Pendidikan jasmani dan kesehatan, Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Bagian Proyek Pengembangan Penidikan Guru Sekolah Dasar. Husdarta. J.S., & M. Saputra, Y. (2000). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Lutan, R. (2001), Asas-asas pendidikan jasmani pendekatan pendidikan gerak di sekolah dasar, Jakarta: Depdiknas: Dirjen Dikdasmen bekerja sama dengan Dirjen Olahraga. Nasution, (2000). Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
30
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
Sa’ud, Udin S. , (2006) Penelitian tindakan kelas untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Makalah dalam Lokakarya di FPOK UPI Bandung. Sudjana, Nana., Ibrahim, (2001), Penelitian dan penilaian pendidikan, Bandung : Sinar Baru Algensindo. Soemitro, (1992), Permainan kecil, Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Suherman, A. (2001) Evaluasi pendidikan jasmani asesmen alternatif terhadap kemajuan belajar siswa sekolah dasar. Jakarta : Depdiknas Dikdasmen Bekerja sama dengan Dirjen Olahraga. Sukintaka (1992). Teori bermain untuk D2 PGSD penjaskes, jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Koresponden untuk artikel ini dapat dialamatkan ke sekretariat Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Jln. Dr. Setiabudi Nomor 229 Bandung, Phone: (022) 70902870/(022) 70902867, 081321994631; 081395402906. e-mail:
[email protected] atau Rusmini, S.Pd. mobile 08572973370. E-mail:
[email protected]. atau Mobile. 08122037352. E-mail:
[email protected]. atau Dian Budiana, Mobile 081395402906. E-mail:
[email protected] Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas PendidikanIndonesia ISSN: 2085-6180
31