perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 STUDI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA BASKET SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI SE KECAMATAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI Oleh: TATAR WAHYU KINARYANTO K.5608023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 STUDI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA BASKET SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI SE KECAMATAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : TATAR WAHYU KINARYANTO K.5608023
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 MOTTO
Setiap manusia memiliki berbagai potensi/kemampuan yang tersembunyi di dalam diri mereka, tugas pendidik adalah membantu siswa untuk menemukaan, mengarahkan dan mengembangkannya seoptimal mungkin.
(M. Sobry Sutikno) Tida ada namanya gagal, yang ada hanya sukses atau belajar. Bila tidak sukses maka itu artinya kita masih harus belajar hingga sukses.
(Tung Desem Waringin)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
PERSEMBAHAN
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang yang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki orang tua seperti kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu. Teman-teman Angkatan 2008 seperjuangan menempuh ilmu. Suka dan duka bisa kita lalui bersama demi meraih cita-cita masa depan yang lebih baik.
Kepada Pembina dan Pelatih Ekstrakurikulr Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar diucapkan terima kasih yang telah memberi bantuan dan bimbingan, sehingga saya dapat mendapatkan data yang saya butuhkan.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
ABSTRAK Tatar Wahyu Kinaryanto. STUDI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLA BASKET SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI SE KECAMATAN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Surakarta, Januari 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kategori teknik dasar dasar bola basket shooting, passing, dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. (2) Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode survey normatif. Populasi penelitian ini adalah siswa peserta esktrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 114 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian keseluruhan siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013, sehingga penelitian ini penelitian populasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes dan pengukuran rangkaian tes bola basket dari Horrison Basketball Battery yang terdiri dari tes: shooting, passing, dribbling dan rebound. Teknik analisis data yang digunakan dengan statistik deskriptif yang terdiri dari penyusunan norma masing-masing item keterampilan dasar bola basket dan penyusunan norma keterampilan dasar bola basket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, berdasarkan norma keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa, yang memiliki kategori baik sekali dan baik hanya 18 siswa. Sedangkan 96 siswa lainnya memiliki kategori sedang, cukup, kurang dan kurang sekali. Hal ini menggambarkan bahwa, rata-rata keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 masih rendah atau kurang. Masih rendahnya keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disebabkan kegiatan ekstrakurikuler bola basket hanya dilaksanakan satu kali dalam seminggu. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tidak dibuat program latihan yang jelas. Simpulan penelitian ini sebagai berikut: (1) Kategori teknik dasar shooting: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 17 siswa atau 15%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 25 siswa atau 22%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 2 siswa atau 2%, (b) kategori teknik dasar passing: baik sekali sebanyak 8 siswa atau 7%, baik sebanyak 18 siswa atau 16%, sedang sebanyak 37 siswa atau 32%, cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kurang sebanyak 11 siswa atau 10% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%, (c) kategori teknik dasar dribbling: baik sekali
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 21 siswa atau 18%, sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, cukup sebanyak 36 siswa atau 31%, kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kurang sekali sebanyak 1 siswa atau 1% dan (d) kategori teknik dasar rebound: baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 20 siswa atau 18%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 3 siswa atau 3%. Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 11 siswa atau 10%, sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, cukup sebanyak 38 siswa atau 33%, kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%. Kata kunci: Teknik Dasar Bola Basket, Tingkat Keterampilan Dasar Bola Basket
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 DAFTAR ISI
Halaman JUDUL
i
PERYATAAN................................................................................................
ii
PENGAJUAN
iii
PERSETUJUAN
iv v
PENGESAHAN
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
.
DAFTAR LAMPIRAN
xv xvi
KATA PENGANTAR
1
BAB I PENDAHULUAN
1
A.
4
B.
4
C.
5
D.
5
E. Tujuan Pene
6
F.
7
BAB II LANDASAN TEORI
7
A.
7 1.
7 a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan
commit to user x
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
2.
13 a.
13
b. Fungsi Kegiatan Ekstrak
13
c.
14
3.
15 a.
15
b.
16
c.
20
4.
24 a.
24
b.
25
5.
37 a. Aspek-
37
b. Faktor - Faktor yang Mendukung Pencapaian Prestasi 46 6.
48 a. Pengertian dan Hubungan antara Tes, Pengukuran dan 48 b.
50
c. Prinsip-
51
d.
52
7.
61 a. b. Prosedur
61 Penyusunan
Norma Kemampuan Teknik 62
B.
63
BAB III METODE PENELITIAN
65
A. Tempat
65 66
commit to user xi
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 67 E. Teknik Analisis D
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
71 71 71 72 80
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
83 83
B. Implikasi ................
84 84
DAFTAR PUSTAKA
86
LAMPIRAN
89
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 DAFTAR TABEL
Tabel
.............................................
66
Tabel 2. Populasi Penelitian.....................................................................
67
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan ....................................
71
Tabel 2. Data Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan..............................
72
Tabel 3. Range
....................................
72
Tabel 4. Hasil Penilaian Tes Shooting .....................................................
73
Tabel 5. Hasil Penilaian Tes Passing .......................................................
74
Tabel 6. Hasil Penilaian Tes Dribbling.....................................................
76
Tabel 7. Hasil Penilaian Tes Rebound.......................................................
77
Tabel 8. Hasil Penilaian Tes Keterampilan............................................
79
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Skematis Pendidikan Jasmani Menuju Perkembangan
Gambar 3.
Rasio antar Indikator
Gambar 4.
Chest Pass
Gambar 5.
Overhead Pass
Gambar 6.
Bounch Pass
Gambar 7.
Inside Pass
Gambar 9.
.............................................
8
.................................
22
....................... .....................................
Free Shoot Bola Basket
Gambar 10. Lay Up Shoot Bola Basket
24 28
..............................
29
.................................................
29
.................................
30
...............................
31
.......................................
33
.............................................
Gambar 11. Dribbling
34
.................................
35
.....................................
36
.............................................
37
Gambar 14. Skema Faktor yang Menunjang Peningkatan Prestasi Atlet..
46
..............
48
Gambar 16. Hubungan Relevansi dan Reliabilitas terhadap Validitas......
53
Gambar 12. Gerakan Pivot Gambar.13. Rebound
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Daftar hasil tes Shooting
90
2. Daftar hasil tes Passing
95
3. Daftar hasil tes Dribbling
100
4. Daftar hasil tes Rebound
105
5. Daftar hasil Re-Test Shooting
110
6. Daftar hasil Re-Test Passing
115
7. Daftar hasil Re-Test Dribbling
120
8. Daftar hasil Re-Test Rebound
125
9. Uji Reliabilitas Hasil Tes Shooting
130
10. Uji Reliabilitas Hasil Tes Passing
136
11. Uji Reliabilitas Hasil Tes Dribbling
142
12. Uji Reliabilitas Hasil Tes Rebound
148
13. Hasil Penghitungan T-Score Shooting
154
14. Hasil Penghitungan T-Score Passing
156
15. Hasil Penghitungan T-Score Dribbling
159
16. Hasil Penghitungan T-Score Rebound
162
17. Norma Penilaian Shooting
165
18. Norma Penilaian Passing
169
19. Norma Penilaian Dribbling
174
20. Norma Penilaian Rebound
179
21
184
22. Petu
193
23
196
24
197
25
208
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Prof. Drs.Em. Mulyono Biyakto Atmojo, sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini terselesaikan 5. Drs. Sugiyoto, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberi semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik. 6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 7. Pembina dan Pelatih Ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 8. Siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 10. Teman
teman kontrakan mesen.
11. Pacarku pareng yang selalu menemani,adik intan yang selalu membantuku.
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, khususnya norma penilaian keterampilan dasar bola basket.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
commit to user xvii v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu pendidikan yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Banyak manfaat yang diperoleh melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. H.J.S. Husdarta (2009: 3)
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di dalamnya dikembangkan banyak aspek agar terjadi perubahan secara holistik pada diri peserta didik baik fisik, mental dan emosional. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, maka dalam kurikulum Penjasorkes telah dirancang berbagai macam materi Penjasorkes yang harus diajarkan kepada peserta didik sesuai jenjang pendidikannya masing-masing. Bola basket merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola besar yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ditinjau dari kurikulum Penjasorkes SMP, permainan bola basket merupakan salah satu materi pokok yang harus diajarkan kepada siswa SMP. Depdiknas dalam Kurikulum Penjas (SMP) (2004: 19dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga, (2) aktivitas pengembangan, (3) uji diri/senam, (4) aktivitas ritmik, (5) akuatik dan,
Permainan bola basket merupakan salah satu materi dalam permainan dan olahraga. Dalam pembelajaran permainan bola basket diajarkan macam-macam teknik dasar bola basket. Machfud Irsyada (2000: 20) permainan bola basket terdiri dari: (1) gerakan dasar menggiring bola, (2) gerakan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 dasar mengoper dan menerima bola, (3) gerakan dasar memasukkan bola, (4) gerakan dasar menangkap bola yang telah mengenai Secara garis besar teknik dasar bola basket terdiri dari teknik menggiring bola, mengoper dan menerima bola, shooting dan rebound. Maksud dan tujuan pebelajaran teknik dasar bola basket pada siswa SMP yaitu, agar siswa menguasai teknik dasar bola basket, sehingga diharapkan memiliki keterampilan bermain bola basket. Selain diajarkan secara reguler, permainan bola basket dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 mengamanatkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa dalam bidang olahraga. Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada Standar Nasional pendidikan: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan Standar Nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum, salah satunya kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program yang dipilih peserta didik berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya meraih perestasi yang bermakna bagi diri dan masa depannya. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan bermacammacam,
sesuai
kondisi
sekolah
masing-masing.
Salah
satu
kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan sekolah yaitu, kegiatan ekstrakurikuler olahraga, salah satunya ekstrakurikuler permainan bola basket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Kegiatan esktrakurikuler bola basket juga dilaksanakan di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar. Di Kecamatan Karanganyar terdapat 5 (lima) SMP Negeri yaitu SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, SMP Negeri 4 dan SMP Negeri 5. Dari kelima SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar semuanya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler permainan bola basket. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket merupakan kegiatan wajib di luar pelajaran reguler yang harus diikuti siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar bertujuan untuk mengembangkan bakat siswa dibidang permainan bola basket agar mampu berprestasi pada event-event antar siswa SMP seperti POPDA, PORSENI atau pertandingan bola basket lainnya yang sederajat. Upaya mencapai prestasi yang tinggi dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar, maka aspek-aspek yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan ditingkatkan secara maksimal. Andi Suhendro (2007: 3.6
Faktor yang harus
dikembangkan untuk mencapai prestasi olahraga yaitu: faktor teknik, fisik, taktik
dan tidak dapat dipisahkan dalam pelatihan olahraga prestasi. Penguasaan teknik dasar permainan bola basket merupakan salah satu faktor fundamental untuk mendukung pencapaian prestasi dalam permainan bola basket. Namun sejauh ini kemampuan teknik dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar belum diketahui. Selama dilaksanakan kegiatan ekstrakurikuer bola basket di SMP Negeri se Kecamatan Karangayar belum pernah dilakukan tes dan pengukuran teknik dasar bola basket. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran teknik dasar bola basket tersebut, sehingga belum diketahui apakah penguasaan teknik dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar sudah baik ataukah sebaliknya. Melakukan tes dan pengukuran penguasaan teknik dasar bola basket sangat penting dan harus dilakukan agar ketahui sejauh mana hasil yang telah dicapai selama melakukan latihan. Melalui tes dan pengukuran teknik dasar bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 basket, maka akan diketahui apakah penguasaan teknik dasar bola basket siswa yang dibinanya sudah baik ataukah masih kurang. Namun hal ini jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan para guru atau pelatih kegiatan ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar. Untuk mengetahui penguasaan teknik dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar, maka perlu dilakukan penelitian dengan Tingkat Keterampilan Dasar Bola Basket Siswa Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Dari kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri se Kacamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum pernah dilakukan tes dan pengukuran teknik permainan bola basket. 2. Penguasaan teknik dasar permainan bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kacamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum diketahui. 3. Tes dan pengukuran teknik dasar dasar bola basket shooting, passing, dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. 4. Tes dan pengukuran tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Tes dan pengukuran teknik dasar dasar bola basket shooting, passing, dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. 2. Tes dan pengukuran tingkat keterampilan dasar bola basket pada siswa peserta ekstrakurikuler bola bakset SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kategori teknik dasar dasar bola basket shooting, passing, dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimanakah kategori tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan mengetahui: 1. Kategori teknik dasar dasar bola basket shooting, passing, dribbling dan rebound pada siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 2. Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri
se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013. F. Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut di atas, diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain: 1. Dapat dijadikan bahan evaluasi bagi siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar. 2. Sebagai masukan untuk pembina atau pelatih ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar pentingnya melakukan tes dan pengukuran keterampilan dasar permainan bola basket agar latihan yang telah dilaksanakan dapat diketahui hasilnya. 3. Dapat dijadikan masukan bagi pembina atau pelatih ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar macam-macam tes dan pengukuran keterampilan teknik dasar permainan bola basket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan
merupakan media untuk
mendorong
perkembangan
keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan pembiasaan
nilai-nilai pola
hidup
(sikap-mental-emosional-spiritual-sosial) sehat
yang
bermuara
untuk
serta
merangsang
pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Aip Syarifuddin & Muhadi
jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk merangsang pertumbuhan
dan
perkembangan,
meningkatkan
kemampuan
dan
keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Menurut Arif (2011) 22 Mei 2012 menyatakan: Mata pelajaran Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. 2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik 3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis 6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan suatu pendidikan yang di dalamnya mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Cakupan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya pada aspek jasmani saja, tetapi juga aspek neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional. Rusli Lutan (2000: 4) menggambarkan pendidikan jasmani menuju perkembangan menyeluruh sebagai berikut: Pendidikan Jasmani Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik perkembangan dan pertumbuhan anak
Psikomotorik
Kesegaran jasmani
Perseptual motorik
Afektif
Konsep diri
Kognitif
Intelegensia emosional & watak
Penalaran & pembuatan keputusan
Pengetahuan tentang penjas, olahraga dan kesehatan
Gambar 2.1. Skematis Pendidikan Jasmani Menuju Perkembangan Menyeluruh (Sumber: Rusli Lutan, 2000: 4) Skema
tersebut
menunjukkan
bahwa
cakupan
tujuan
ideal
pendidikan jasmani yang pelaksanaannya dilandaskan pada pendekatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 pengajaran yang berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perseptual-motorik menegaskan bahwa, upaya pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktivitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik dan sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukn serta pembinaan keterampilan. Dengan kata lain, dari aspek perilaku yang teramati, proses belajar itu tertuju pada dua hal yaitu (1) belajar untuk bergerak atau menguasai keterampilan gerak dan (2) belajar melalui gerak bermakna. Kesegaran jasmani merupakan sebuah topik penting dari domain psikomotorik yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologik organ tubuh. Konsentrasinya lebih lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem
peredaran
darah,
sistem
pernapasan
dan sistem
metabolisme dan lain-lain). Bila kesegaran jasmani ditekankan pada aspek kesehatan, maka disebut dalam istilah kesegaran jasmnai yang berhubungan dengan kesehatan, dan apabila ditekankan pada penampilan performa gerak seperti pada pencapaian prestasi olahraga disebut kesegaran jasmani yang berkaitan dengan performa. Perkembangan perseptual-motorik terjadi melalui proses kemampuan seseorang untuk menerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian diolah dan diprogramkan sampai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktivitas jasmani yang merangsang
dan
kecepatan
proses
persepsi
dan
aksi
itu
adalah
perkembangan kepekaan sistem saraf. Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 jasmani dan olehraga serta kegiatan pengisi waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan. Domain afektif menyangkut sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, namun lebih penting diantaranya konsep diri dan komponen kepribadian lainnya seperti intelegensia emosional dan watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan fundasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa. Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting yakni pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan dan kemampuan untuk berempati. Pengendalian diri merupakan kualitas pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akal dan emosi (kata hati) yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaian sukses hidup bermasyarakat. Tidak ada pekerjaan yang dapat mencapai hasil terbaik tanpa ketekunan, seperti juga halnya tentang pentingnya kemampuan memotivasi diri, kemadirian untuk tidak selalu diawasi dalam penyelesaian tugas apapun. Kemampuan
berempati
merupakan
kualitas
pribadi
yang
mampu
menempatkan diri di pihak orang lain. Karena itu, empati disebut juga sebagai kecerdasan hubungan sosial antar orang. Dampak yang jelas dari pendidikan jasmani adalah memberikan sumbangan
kepada
prestasi
akademik.
Sebagian
ahli
percaya,
sumbangannya melalui perantaraan perkembangan konsep diri yang lebih positif. Sebagian ahli lainnya percaya bahwa, kemampuan akademis itu didukung oleh perkembangan perseptual motorik yang merangsang kecerdasan otak.
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Struktur materi pendidikan jasmani dikembangkan dan disusun dengan menggunakan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 olahraga. Asumsi yang digunakan oleh kedua model tersebut adalah untuk menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan resep latihan yang benar. Adang Suherman (2000: 24) menyatakan: Olahraga merupakan salah satu aktivitas jasmani yang dapat dijadikan media dalam proses pendidikan jasmani. Tetapi olahraga bukan satu-satunya aktivitas jasmani yang dapat dijadikan media dalam pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani dapat memanfaatkan media aktivitas jasmani lainnya seperti, aktivitas kesegaran jasmani, aktivitas permainan seperti permainan tradisional, aktivitas sosial, aktivitas petualangan, olahraga rekreasi, gerak dasar dan aktivitas lainnya dalam bentuk aktivitas jasmani. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, materi pendidikan jasmani sangat luas. Selain olahraga, aktivitas lainnya seperti aktivitas kesegaran jasmani,
aktivitas
permainan
tradisional,
aktivitas
sosial,
aktivitas
petualangan, olahraga rekreasi, gerak dasar dan aktivitas lainnya merupakan bahan dalam pendidikan jasmani. Dengan kata lain, aktivitas jasmani baik olahraga atau bukan yang melibatkan gerak jasmani dapat dijadikan bahan dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itulah, pendidikan jasmani disebut pendidikan melalui aktivitas jasmani. Struktur materi pendidikan jasmani Sekolah Menengah Pertama berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu: 1) Kelas VII semester gasal dan genap mencakup: a) Permainan dan olahraga yaitu olahraga beregu olahraga bola besar yaitu sepakbola, bolavoli dan bola basket. b) Aktivitas dan pengembangan melakukan berbagai aktivitas fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani. c) Uji diri/senam yaitu melakukan berbagai keterampilan senam ketangkasan dengan tingkat koordinasi rendah. d) Aktivitas ritmik yaitu melakukan aktivitas ritmik berdasarkan konsep yang benar e) Akuatik (aktivitas air) yaitu memperagakan gerak dasar salah satu gaya renang. f) Pendidikan luar sekolah (outdoor education) yaitu melakukan kegiatan pengenalan lingkungan dan penjelajahan di perkampungan sekitar sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 2) Kelas VIII semester gasal dan genap mencakup: a) Permainan dan olahraga yaitu mengkombinasikan keterampilan dasar salah satu olahraga/permainan beregu bola besar (sepakbola, bolavoli dan bola basket). b) Aktivitas pengembangan yaitu melakukan beberapa bentuk latihan fisik untuk mengembangkan kualitas fisik motorik. c) Uji diri/senam yaitu memperagakan berbagai keterampilan senam dengan tingkat koordinasi sedang. d) Aktivitas ritmik yaitu melakukan gerakan dasar salah satu senam irama tanpa alat. e) Akuatik (aktivitas air) yaitu melakukan koordinasi gerak dasar salah satu gaya renang. f) Pendidikan luar sekolah (outdoor education) yaitu memperagakan keterampilan dasar berkemah. 3) Kelas IX semester gasal dan genap mencakup: a) Permainan dan olahraga yaitu mengamati, menemukan, melakukan dan menilai unsur-unsur teknik dasar salah satu olahraga beregu bola besar (sepakbola, bolavoli dan bola basket). b) Aktivitas pengembangan yaitu melakukan berbagai bentuk latihan pengembangan kebugaran jasmani. c) Uji diri/senam yaitu melakukan beberapa senam ketangkasan. d) Aktivitas ritmik yaitu melakukan senam irama dengan alat. e) Akuatik (aktivitas air) yaitu melakukan lomba kecepatan dengan menggunakan teknik dasar yang dikuasai. f) Pendidikan luar sekolah (outdoor education) yaitu memperagakan dasar-dasar kegiatan menjelajah hutan, sungai dan pantai. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Menengah Pertama menunjukkan bahwa, materi pendidikan jasmani dikelompokkan menjadi olahraga permainan bola besar, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik dan pendidikan di luar sekolah. Melalui materi-materi Penjas yang terangkum dalam kurikulum Penjas SMP diharapkan dapat mendukung perkembangan dan perumbuhan peserta didik lebih optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 2. Ekstrakurikuler Olahraga di Sekolah a. Pengertian Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat siswa melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah.
Kegiatan
ekstrakurikuler menekankan untuk membantu pengembangan peserta didik dan pemantapan pengembangan kepribadian peserta didik yag lebih cendrung berkembang untuk memilih jalan tertentu. Melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga diharapkan potensi yag ada dalam diri peserta didik dapat dikembangkan dan ditingkatkan agar berprestasi. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler siswa diarahkan untuk memilih salah satu cabang olahraga yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan siswa, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti POPDA, PORPROV maupun kompetisi lainnya.
b. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan
ekstrakuriluler
pada
prinsipnya
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi dan bakat siswa untuk dapat berprestasi yang tinggi. Menurut Eriyantoni (2011) 23 April 2012 menyatakan: Fungsi kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut: 1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. 2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. 3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. 4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab sosial peserta didik dan dapat dijadikan untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya dibidang olahraga. Namun mata pelajaran lainnya juga dapat dilaksanakan kegiatan esktrakurikuler. Lebih lanjut Eriyantono (2011) 23 April 2012 menyatakan: Jenis kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebagai berikut: 1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA). 2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. 3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan. 4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya. Pendapat
tersebut
menunjukkan
bahwa,
jenis
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah terdiri dari beberapa macam, di antaranya: Krida yang meliputi Kepramukaan. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, PMR, Paskibraka. Karya Ilmiah yang terdiri dari Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. Latihan atau lomba keberbakatan/prestasi yang terdiri dari: pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan. Seminar yang terdiri dari: lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 3. Latihan Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratrur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama latihan dalam olahraga prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang paling tinggi, atau dalam arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. Berkaitan dengan latihan A. Hamidsyah Noer (1995: 6) me berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai dan Aip Syarifuddin (1996: dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah
Hakikat latihan pada dasarnya merupakan proses kerja atau berlatih yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu, berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat. Pada dasarnya latihan merupakan faktor yang penting untuk mencapai prestasi yang tinggi. A. Hamidsyah Noer (1995: 89) menyata prestasi atlet. Namun demikian salah satu faktor yang paling dominan adalah
a. Tujuan Latihan Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan dalam waktu yang lama dan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan & Robert Rotella (1993: 317) bahwa,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya dangkan Bompa (1990: 4) menyatakan tujuan umum latihan yaitu: 1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral. 2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni. 3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang olahraganya. 4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang diperlukan. 5) Untuk mengelola kualitas kemauan. 6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim secara optimal. 7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlet. 8) Untuk pencegahan cidera. 9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori. Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang utama
dari
latihan
olahraga
prestasi
yaitu,
untuk
meningkatkan
keterampilan dan mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlet yang berlatih. Menurut Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 12-127)
atihan teknik, (3)
berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, maka keempat aspek tersebut harus dilatih dan ditingkatkan secara maksimal.
b. Prinsip Latihan Dalam latihan olahraga prestasi pelatih dan harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip latihan diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat dengan cepat, dan tidak berakibat buruk baik pada fisik maupun teknik
pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan & Robert Rotella
-
latihan yang dilakukan sesuai dengan azas-azas umum tertentu. Azas-azas inbi apabila diterapkan dengan bersungguh-sungguh memungkinkan pelatih untuk membiasakan teknik latihan sehingga dapat memenuhi kebutuhan-
Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat diberikan dengan tepat, sehingga akan terjadi peningkatan. Latihan yang didasarkan prinsip latihan yang tepat, maka program latihan yang telah ditetapkan dapat dijalankan dengan baik, sehingga akan mendukung pencapaian tujuan latihan lebih optimal. LANKOR (2007: 46latihan yang harus diperhatikan yaitu (1) prinsip pedagogik, (2) prinsip
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsipprinsip latihan yang harus diterapkan terdiri dari:
prinsip pedagogik,
prinsip individual, prinsip keterlibatan aktif dan prinsip variasi. Latihan yang didasarkan pada hukum dan prinsip latihan yang tepat, maka akan diperoleh hasil latihan yang maksimal. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:
1) Prinsip Pedagogik Prinsip pedagogik pada prinsipnya merupakan proses latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara keseluruhan baik aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Prinsip pedagogik mengarahkan
latihan
untuk
mengikuti
berbagai
kaidah
secara
multilateral, pengembangan, kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran, sistematik dan gradual. Prinsip pedagogik sangat penting untuk menjalankan latihan menuju
kepada
perkembangan
yang
lengkap
melalui
kegiatan
multilateral pada umur tertentu, mencapai prestasi tanpa mengorbankan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 kesehatan fisik maupun psikis atlet, latihan yang bermanfaat tidak hanya mengetahui dan memahami, tetapi atlet perlu untuk mampu bagaimana menerapkan dan hidup bersama dengan orang lain. Dengan prinsip pedagogik ini pelatih dituntut untuk memberikan kesadaran yang penuh akan setiap beban latihan yang diberikan kepada atlet dengan segala manfaat positif maupun dampak negatifnya, sehingga setiap latihan yang diberikan perlu dirancang secara sistematik dan meningkat secara gradual untuk menjamin semua unsur pedagogik dapat dicapai.
2) Prinsip Individual Setiap atlet merupakan individu yang unik dan tidak ada dua individu yang sama. Hal ini mengandung konsekuensi terhadap bagaimana individu tersebut mereaksi beban latihan. Beban latihan yang sama tidak akan direaksi dengan sama oleh atlet yang berbeda. Oleh karena itu, pelatih perlu memahami setiap atlet secara individual. Individu ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor keturunan, umur latihan dan umur perkembangan. Prinsip individu juga berkaitan dengan hukum kekhususan yang berimplementasi pada latihan yang khusus bagi setiap atlet. Hukum dan prinsip inilah yang memunculkan adanya beban luar dan beban dalam. Beban luar adalah beban yang diberikan dari luar atlet. Sedangkan beban dalam adalah beban fisiologis dan psikologis atlet setelah mendapatkan beban luar sebagai reaksi dan adaptasi internalnya seperti, denyut nadi, perubahan warna kulit dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa dua orang yang berbeda diberikan bebna luar yang sama akan merekasi secara berbeda yang ditunjukkan dengan denyut jantungnya, kadar laktat dalam darahnya, sehingga wajar bila atlet yang satu mengalami kelelahan lebih dahulu daripada atlet yang lain. Sebaliknya bila atlet diminta untuk berlari dengan bebna dalam yang sama (denyut nadi 160/menit), maka waktu yang dicapai (beban luar) untuk berlari 1200 meter akan berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
3) Prinsip Keterlibatan Aktif Salah satu tugas pelatih dalam proses latihan dalah memperlakukan atlet dengan kesempatan yang sama. Oleh karena itu,pelatih perlu merancang
memanajemen
latihannya
agar
setiap
atlet
dapat
melaksanakan kegiatannya secara optal. Keterlibatan yang aktif pada setiap atlet akan memperoleh hasil yang optimal. Keterlibatan ini berkaitan dengan hal-hal sebaga berikut: (a) Kegiatan fisik (motor density) yaitu bagaimana atlet dapat melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama pada setiap sesi latihan. (b) Kegiatan mental dan intelektual, yaitu bagaimana atlet dilibatkan dalam setiap pengamilan keputusan yang berkaitan dengan penyususnan program latihan, pelaksanaan latihan dan kompetisi dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian dan kedewasaan atlet. (LANKOR, 2007: 48). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, keterlibatan aktif atlet dalam latihan mencakup aspek fisik, mental dan psikologis. Dengan melibatkan atlet aktif dalam kegiatan latihan, maka akan mendukung pencapaian tujuan lebih optimal, baik secara fisik, kepribadian dan kedewasaan. 4) Prinsip Variasi Latihan merupakan proses jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan kegembiraan dan kesenangan dalam berlatih agar tidak terjadi kebosanan dan atlet meninggalkan latihan. Pemberian variasi dalam latihan merupakan cara yang baik untuk memberikan kesempatan bagi atlet untuk menikmati latihan dengan rasa senang dan gembira.
pelatih dalam latihan dapat berupa: (1) tempat latihan yang bergantiganti, (2) metode latihan yang bervariasi dan (3) su
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
c. Sistematika Latihan Latihan yang baik harus dirancang secara sistematis dengan mengikuti
berbagai
karakteristik
cabang
olahraga
yang
dipelajar,
ketersediaan waktu dan atlit yang dilatih atau dibina. LANKOR (2007: 4952) menyatakan: Beberapa aspek penting untuk menentukan sistematika latihan sebagai berikut: 1) Tahapan latihan: a) Tahap latihan dasar b) Tahap latihan lanjut c) Tahap prestasi tinggi 2) Pembebanan latihan a) Unsur-unsur beban b) Indikator beban Pendapat tersebuit menunjukkan bahwa, sistematika latihan mencakup dua aspek yaitu: tahapan latihan dan pembebanan latihan. Dari kedua sistematika tersebut di dalamnya terdapat beberapa aspek. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan sistematika latihan sebagai berikut:
1) Pentahapan Latihan Prestasi puncak seorang atlet sering dicapai pada usia di atas 20 tahun dan biasa disebut usia emas (golden age). Bahkan ada beberapa cabang olahraga prestasi puncak dapat bertahap sampai usia mendekati 30 tahun. Dengan demikian latihan merupakan proses yang panjang dan lama, sehingga dilakukan secara sistematik dengan membagai menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
a) Tahap Latihan Dasar Latihan dasar merupakan tahap awal yang harus dilewati oleh atlet muda sebelum masuk dalam spesialisasi pada satu-satunya cabang olahraga yang ditekuni. Harus diakui bahwa pencarian bakat bukanlah hal yang mudah tanpa melalui pelaksanaan aktifitas pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 berbagai gerakan motorik ke cabang olahraga maupun kemampuan kondisi fisik yang sesuai. Dengan melakukan berbagai aktifitas dalam latihan dasar yang berprinsip multilateral, maka dimungkinkan atlet muda dapat diidentifikasi bakatnya sejak dini. Selain itu kesempatan jasmani atlet pada tingkat kebugaran yang memadai pada usia muda sangat mendukung proses latihan untuk tahap selanjutnya. Tujuan pada tahap latihan dasar untuk memberikan landasan yang baik kepada atlet muda berkaitan dengan aspek fisik, mekanik, psikologi dan moral sebagai prekondisi untuk mencapai hasil yang baik melalui kemampuan pengembangan, keterampilan dan karakter. LANKOR (2007: 49) menyatakan: Sasaran yang harus dicapai pada tahap latihan dasar sebagai berikut: (1) Pengembangan pengkondisian dan koordinasi. (2) Pengembangan pola gerak olahraga yang akan dituju atau ditekuni (3) Kesiapan berlatih dan pembentukan kepribadian yang baik seperti kesiapan, persahabatan, team spirit, disiplin, kejujuran, solidaritas, kemauan dan bekerja keras untuk berlatih. (4) Menanamkan pengalaman pada latihan dan kompetisi dengan sikap yang baik. (5) Menemukan bakat atlet dan mengembangkannya kepada arah yang benar. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran dalam latihan dasar mencakup pengembangan kondisi fisik dan koordinasi, pembentukan kepribadian, menanamkan pengalaman dan menemukan atlet yang berbakat untuk dikembangkan lebih lanjut.
b) Tahap Latihan Lanjutan Tahap lanjutan merupakan tahap penghubung dari tahap latihan dasar menuju tahap prestasi tinggi. Pada tahap lanjutan bertujuan untuk memperkuat fondasai keterampilan, kualitas dan kemampuan fisik dan melakukna latihan yang lebih khusus (spesialisasi) pada cabang olahraga atau nomor yang ditekuni. Tahap latihan lanjutan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 dimulai pada sekitar usia 14 tahun pada cabang-cabang olahraga tertentu. LANKOR (2007: 5) menyatakan: Sasaran pada tahap latihan lanjutan yaitu: (1) Memperkuat kemampuan (will power) untuk berlatih dan menghadapi berbagai kendala psikologis dan fisik. (2) Mengembangkan harmonisasi kondisi fisik dengan koordinasi seperti: kekuatan, daya tahan, kelincahan dan mobilitas untuk menuju spesialisasi cabang olahraga dengan pendasaran fisik yang kuat menuju ke prestasi tinggi di kemudian hari. (3) Pengembangan latihan teknik dan taktik dengan melakukan berbagai uji coba atau implementasi latihan dan pertandingan dengan frekuensi yang lebih sering. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran dalam tahap latihan lanjutan yaitu, memperkuat kemauan yang tinggi dalam berlatih
maupun
kendalam
dalam
latihan,
mengembangkan
harmonisasi kondisi fisik dan pengembangan latihan teknik dan taktik serta melakukan pertandingan uji coba yang lebih banyak.
c) Tahap Prestasi Tinggi Tahap prestasi tinggi merupakan bagian yang terakhir dari seluruh proses latihan. Tujuan pada tahap ini adalah kemampuan atlet untuk mengikuti kejuaran baik Nasional maupun internasional serta mencatatkan prestsi terbaik. LANKOR (2007: 51) menggambarkan sasaran pada tahap prestasi tinggi sebagai berikut: Tahap prestasi tinggi
Tahap Lanjutan
Tahap Dasar
HP Spesialisasi
Pembinaan multilateral
Gambar 2.2. Tahap Prestasi Tinggi (Sumber: LANKOR, 2007: 51)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 2) Pembebanan Latihan Beban latihan dapat dilihat dari berbagai perspektif dari sisi beban sebagai kombinasi dari fungsi volume, intensitas, recovery, dapat juga ditinjau dari sisi indikator lainnya. Berkaitan dengan pembebanan latihan LANKOR (2007: 51) menyatakan beban latihan ditinjau dari beberapa perspektif dan bagaimana
beban tersebut secara skematis
diberikan pendomannya sebagai berikut: (a) Unsur-unsur beban Setiap latihan memiliki indikator latihan yaitu, fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat unsur latihan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Harmonisasi dari kemampuan keempat indikator tersebut akan memberikan kontribusi yang besar terhadap prestasi. Keempat indikator ini dapat diimplementasikan pada beban latihan dengan indikator dan karakteristik yang berbeda sesuai dengan cabang olahraga dan nomor-nomornya. (b) Indikator beban Untuk menentukan beban latihan tepat atau tidak berat atau ringan, dapat dilihat dari tiga indikator yaitu: (1) Volume: volume menunjukkan jumlah pembebanan dengan satuan kilo meter, meter, kilo gram dan waktu dalam menit atau detik. (2) Intensitas: intensitas latihan menunjuk pada persentase beban dari kemampuan maksimalnya. (3) Pemulihan (recovery): waktu dan bentuk kegiatan yang diperlukan untuk melakukan pulih asal setelah melakukan pembebanan, baik dalam seri, set maupun antar sesi. Penempatan
rasio
antar
indikator
beban
latihan
sangat
menentukan keberhasilan proses latihan dan hasil peningkatan kinerja atlet. LANKOR (2007: 52) menggambarkan rasio beban latihan secara umum sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Intensitas
Pemulihan
Volume
Gambar 2.3. Rasio antar Indikator Beban Latihan (Sumber: LANKOR, 2007: 52) Rasio pembebanan ini disusun sesuai dengan periode dan fase latihannya, tujuan latihan yang akan dicapai dan berat ringannya latihan. Misalnya, pada persiapan umum biasanya latihan memiliki ciri volume yang meningkat tetapi intensitasnya masih rendah. Sedangkan pada periode kompetisi intensitas yang tinggi, volume sudah menurun rendah.
4. Bola Basket a. Permainan Bola Basket Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang berkembang cukup pesat di dunia. Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith. Permainan bola basket merupakan olahraga tim. Dalam pelaksanaan permainannya masing-masing tim terdiri lima orang pemain. Maksud dan tujuan masing-masing tim yaitu, berusaha memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya dan mencegah lawan berbuat hal yang sama terhadap timnya. Dalam pelaksanaan permainan bola basket, setiap pemain dapat memainkan bola dengan satu tangan atau dua tangan dengan cara bola dioper, dilempar sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Hal ini sesuai pendapat Hal Wissel (2000: 2) bahwa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan men-dribble-nya (batting, pushing atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, permainan bola basket dimainkan dengan cara memantulkan bola dengan telapak tangan terbuka, melemparkan, menggelindingkan atau menggiring bola ke segala arah dalam lapangan permainan. Ditinjau dari cara memainkan bola dalam permainan bola basket bahwa shooting atau menembakkan ke dalam keranjang lawan yang merupakan strategi permainan bola basket untuk memperoleh kemenangan. Untuk mencapai kualitas permainan yang baik, maka setiap pemain harus menguasai macam-macam teknik dasar bola basket dan mampu menjalin kerjasama yang kompak dalam satu tim. Tanpa didukung hal tersebut akan sulit memenangkan pertandingan.
b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket Teknik dasar permainan bola basket merupakan komponenkomponen yang fundamental dan harus dikuasai oleh setiap pemain. Hal
tim, namun penguasaan teknik dasar individual sangatlah penting sebelum
Djazet, Pa bermain bola basket dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila gerak dasarnya baik. Oleh karena itu teknik dasar perlu dilakukan dengan cara-cara
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar bola basket secara individu merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap pemain bola basket. Penguasaan teknik dasar bola basket yang baik akan dapat mendukung penampilan seorang pemain baik secara individu maupun secara tim. Menurut
Soebagio Hartoko (1993: 22-25)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 teknik dasar permainan bola basket terdiri dari: "(1) Operan, (2) Menangkap, (3) Menembak, (4) Menggiring, (5) Olah kaki, (6) Gerakan berporos, (7) Melompat/meloncat, (8) Gerak tipu". Hal senada dikemukakan Hal Wissel Shooting, passing, dribbling, rebounding, defending bergerak dengan bola dan bergerak tanpa bola adalah teknik dasar yang
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar permainan bola basket terdiri dua macam yaitu teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola.
Kedua teknik dasar tersebut merupakan
komponen-komponen dalam permainan bola basket yang saling mendukung terhadap keterampilan bermain bola basket. Teknik-teknik tersebut di atas harus dikuasai oleh setiap pemain bola basket agar dapat mendukung penampilannya dalam bertanding. Dengan menguasai macam-macam teknik dasar bermain bola basket dengan baik memberi peluang untuk dapat memenangkan pertandingan. Berikut ini dipaparkan secara singkat teknik dasar bola basket sebagai berikut:
1) Teknik Dasar Passing Passing atau operan merupakan teknik dasar permainan bola baket yang paling sering dilakukan dalam permainan bola basket. Passing saling berkaitan dengan tangkapan, sehingga kedua teknik ini
dan tangkapan yang baik penting bagi permainan tim, dan keahlian seperti itulah yang membuat bola basket menjadi permainan tim yang in Istilah melempar mengandung pengertian mengoper bola dan menangkap berarti menerima bola. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat berlangsung silih berganti, maka selalu dilakukan berteman biasanya disebut operan. Apabila seorang pemain bola basket memegang bola, maka ia harus melempar bola, sedangkan apabila ia dalam posisi tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 memegang bola, ia bersiap-siap untuk menerima atau menangkap
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, passing dalam permainan bola basket selalui disertai dengan tangkapan (catching). Kedua hal ini harus betul-betul dikuasai dengan baik. Banyak manfaat yang diperoleh, jika pemain bola basket menguasai passing dengan baik. Hal Wissel (2002: 71) kegunaan khusus operan adalah: 1) Mengalihkan bola dari daerah padat pemain (contoh setelah rebound atau dijaga ketat). 2) Menggerakan bola dengan cepat pada fast break. 3) Membangun permainan yang ofensif. 4) Mengoper bola ke rekan yang sedang terbuka (tanpa dijaga lawan) untuk penembakan dan, 5) Mengoper dan memotong untuk melakukan tembakan sendiri. Passing bola basket mempunyai kegunaan yang cukup luas yaitu: sebagai upaya mengalihkan bola dari permainan yang cukup padat, dapat dijadikan sebagai serangan yang cepat dan, sebagai umpan untuk mencetak angka. Untuk itu, setiap pemain bola basket harus menguasai jenis-jenis passing bola basket: Jenis-jenis passing bola basket sebagai berikut:
a) Chest Pass (Passing dari Depan Dada) Chest pass merupakan cara melakukan passing dari depan dada. Menurut Imam Sadikun (1992: 78) teknik passing dari depan dada sebagai berikut: 1) Sikap kaki berdiri wajar (enak) dengan lutut sedikit ditekuk dan badan sedikit condong ke depan, pandangan ke arah lemparan. Kaki boleh sejajar atau salah satu di depan. 2) Pegang bola dengan kedua telapak tangan dan jari-jari terbuka menutupi bagian samping dan belakang dari bola. Ibu jari hampir mendekat, semua telapak tangan dan jari menyentuh bola. 3) Tekuk kedua siku dengan mendekati badan dan aturlah bola setinggi dada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 4) Operan dimulai dengan melangkahkan satu kaki ke depan ke arah sasaran. Bersamaan dengan melangkahkan kaki, kedua lengan menolak lurus ke depan disertai dengan lekukan pergelangan tangan dan diakhiri dengan lecutan jari-jari tangan. 5) Operan diarahkan setinggi dada si penerima secara mendatar dan bola sedikit berputar. 6) Bersamaan dengan irama gerak perlepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan, langkahkan kaki belakang setelah bola lepas dari tangan (followthrogh). Berikut ini disajikan ilustrasi gambar passing dari depan dada (chest pass) sebagai berikut:
Gambar 2.4. Chest Pass (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 81) b) Overhead Pass Overhead pass merupakan cara passing bola basket dari atas kepala. Menurut Imam Sadikun (1992: 81) teknik overhead pass bola basket sebegai berikut: 1) Posisi bola berada di atas kepala dengan dipegang dua tangan dan cenderung agak di belakang kepala. 2) Bola dilempar dengan lecutan pergelangan tangan arahnya agak menyerong ke bawah disertai dengan meluruskan lengan. 3) Lepaskan bola dari tangan juga menggunakan jentikan jari tangan. 4) Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan dengan lawan, untuk mengamankan bola dapat dilakukan dengan meninggikan badan, yaitu dengan mengangkat tumit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Berikut ini disajikan ilustrasi gambar passing dari depan dada (chest pass) sebagai berikut:
Gambar 2.5. Overhead Pass (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 82) c) Operan Memantul (Bounch) Operan memantul atau bounch merupakan cara melakukan operan dengan bola dipantulkan ke lantai. Menurut Imam Sadikun (1992: 83) teknik operan memantul (bounch) sebagai berikut: 1) Sikap permulaan dilakukan seperti pada posisi operan dengan dua tangan. 2) Bola dilepaskan dengan tolakan dua tangan menyerong ke bawaah dari letak badan. 3) Bola dilepaskan dari setinggi pinggang dan harus diarahkan pada suatu tempat (titik) kira-kira 1 meter di depan si penerima, disesuaikan dengan jarak dan kekuatan lemparan. Agar arah bola dapat diterima pada daerah antara lutut dan perut. 4) Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada di samping kanan atau kiri kaki lawan. Berikut disajikan ilustrasi gambar gerakan passing bola basket dengan dipantulkan (bounch) sebagai berikut:
Gambar 2.6. Bounch Pass (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 83)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 d) Operan Samping (Inside Pass) Operan samping merupakan cara mengoperkan bola dari samping dengan menggunakan satu tangan. Menurut Imam Sadikun (1992: 85) teknik peran samping bola basket sebagai berikut: 1) Sikap berdiri enak dengan posisi kaki kanan di belakang. 2) Bola dipegang dengan tangan kanan, tetapi tangan kiri tetap ikut menjaga supaya bola tidak jatuh dan keseimbangan bola terjaga. 3) Sikap tangan kanan dengan siku ditekuk dan telapak tangan menghadap ke atas. 4) Lemparan bola ke depan melambung sesuai dengan sasaran, gerakan terakhir melepas bola sampai lecutan jari-jari tangan. 5) Setelah bola lepas dari tangan, langkahkan kaki kiri ke depan bersamaan dengan gerakan lanjutan (followthrough) tangan. 6) Bagi pemain yang melempar bola dengan tangan kiri (kidal), dilakukan kebalikan gerakan dengan tangan kanan) Berikut ini disajikan ilustrasi operan dari samping (inside pass) bola basket sebagai berikut:
Gambar 2.7. Inside Pass (Sumber: Imam Sadikum, 1992: 87) 2) Teknik Dasar Menangkap Bola Teknik dasar menangkap bola toidak dapat terlepas dari teknik dasar passing atau operan. Menurut Imam Sadikun (1992: 90) teknik menangkap bola dalam permainan bola basket sebagai berikut: 1) Sikap kaki berdiri kuat dengan dua tangan lurus ke depan dan kedua telapak tangan menghadap ke depan serta jari-jari tangan terbuka (kedua ibu jari tangan saling mendekat). 2) Setelah bola menyentuh ujung jari dan telapak tangan, bawalah bola ke dada dan tahanlah dengan mencengkeram
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 bola yaitu, semua telapak tangan dan permukaan jari-jarinya menempel dengan bola di samping kanan dan kiri. 3) Selanjutnya kuasailah bola dengan baik sambil menunggu gerakan berikutnya (melempar, menggiring atau menembak). Berikut ini disajikan ilustrasi gambar teknik menangkap bola dalam permainan bola basket sebagai berikut:
Gambar 2.8. Teknik Dasar Menangkap Bola (Sumber: Imam Sadikum, 1992: 91) 3) Teknik Dasar Menembak Menembak (shooting) merupakan usaha seorang pemain bola basket untuk memasukkan bola ke dalam ring basket lawan. Hal Shooting (menembak) adalah keahlian
Hartoko (1993: 38) bahwa, "Teknik dasar terpenting dalam bola basket adalah kemahiran menembak, karena kemenangan suatu pertandingan ditentukan dengan jumlah tembakan yang dibuat oleh suatu regu". Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menembak merupakan teknik dasar yang paling penting dalam permainan bola basket, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Kemenangan suatu tim ditentukan oleh jumlah tembakan yang masuk ke dalam ring lawan dan dinyatakan sah berdasarkan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, seorang pemain bola basket harus mahir dalam melakukan tembakan dalam permainan bola basket. Berkaitan dengan teknik dasar menembak, dalam penelitian ini dipaparkan tembakan bebas (free throw shoot) dan lay up shoot.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 a) Tembakan Bebas (Free Shoot) Tembakan bebas bola basket merupakan salah satu jenis tembakan hukuman dalam permainan bola basket. Melalui tembakan bebas, maka mempunyai peluang untuk mencetak angka. A. Sarumpaet, Zulfar Djaset, Parno dan Imam Sadikun. (1992: 209) menyatakan: Tembakan bebas merupakan hadiah yang diberikan kepada seorang pemain untuk mendapatkan 1 angka. Hadiah ini diberikan sebagai akibat diganggunya dengan kasar (persinggungan) oleh pemain lawan terhadap usaha tembakan lapangan. Bila terjadi kesalahan perorangan dan perlu diberikan tembakan bebas, pemain yang dirugikan tersebut diberikan kesempatan untuk melakukan tembakan bebas sebanyak dua kali. Pendapat tersebut menunjukkan, tembakan bebas dilakukan jika pemain mendapat pelanggaran yang kasar saat akan melakukan tembakan. Melalui tembakan bebas pemain mendapat kesempatan mendapatkan nilai atau point 1 angka. Pemain yang mendapat kesempatan tembakan bebas diberikan dua kali kesempatan. Agar tembakan bebas berhasil dengan baik, maka pemain yang mendapat kesempatan melakukan tembakan bebas harus menguasai teknik tembakan bebas dengan baik dan benar. Menurut Hal Wissel (2000: 53) teknik tembakan bebas bola basket sebagai berikut: 1) Fase persiapan: a) Penegasan yang positif b) Letakkan kaki untuk menembak di luar tanda c) Lakukan dengan rutin d) Sikap yang seimbang e) Tangan yang tidak menembak di bawah bola f) Ibu jari rileks g) Siku masuk ke dalam h) Bola antara telinga dan bahu i) Bahu rileks j) Napas dalam, rileks k) Visualkan tambahan yang berhasil l) Konsentrasikan pada target
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 2) Fase pelaksanaan a) Lihat target b) Ucapkan kata-kata kunci secara berirama c) Rentangkan kaki, punggung, bahu d) Rentangkan siku e) Lenturkan pinggang dan jari-jari ke depan f) Lepaskan jari telunjuk g) Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas 3) Fase Follow-Through a) Lihat target b) Lengan terentang c) Jari telunjuk menunjuk pada target d) Telapak tangan ke bawah saat shooting e) Seimbang dengan telapak tangan ke atas f) Posisi lengan tetap di atas bola masuk ke dalam ring
Gambar 2.9. Free Shoot Bola Basket (Sumber: Wissel Hal, 2000: 53) b) Lay Up Shoot Lay up shoot merupakanjensi tembakan bola basket yang mempunyai peluang cukup besar bola dapat masuk ke dalam ring basket lawan. Karena lay up shoot dilakukan sedekat mungkin dengan ring basket. Seperti diungkapkan Imam Sadikun (1992: 103) bahwa, lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada jarak yang sedekatTembakan lay up dapat dilakukan dengan baik, maka harus menguasai teknik ly up shoot dengan benar. Imam Sadikun (1992: 103) menyatakan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Tembakan lay up dimulai dari menangkap bola sambil melayang, menumpu satu kaki, melangkah kaki yang lain ke depan, menumpu satu kaki, melompat setinggi-tingginya atau sedekat mungkin dengan ring basket. Biasanya lay up shoot dilakukan dari samping kiri, kanan atau tengah dan bola dipantulkan lebih dahulu ke papan. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan lay up shoot bola basket sebagai berikut:
Gambar 2.10. Lay Up Shoot Bola Basket (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 103) 4) Dribbling (Menggiring Bola) Menurut Vic Ambler (2005: 10) bahwa membawa bola dengan cara memantul-
Dribbling adalah Sedangkan A.
Dribble bola diperbolehkan hanya dengan satu tangan kanan saja atau kiri saja dan secara bergantian antara tangan kanan d Dribbling bola basket pada prinsipnya cara memainkan bola dengan dipantul-paltulkan menggunkan satu tangan atau dua tangan secara bergantian sambil berjalan atau berlari. Teknik dribbling bola basket menurut Soebagio Hartoko (1994: 36) sebagai berikut: 1) Peganglah bola dengan kedua tangan yang relax, tangan kanan di atas bola, sedang tangan kiri menjadi tempat terletaknya bola. 2) Berdirilah seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit di depan kaki kanan 3) Condongkan badan ke depan mulai dari pinggang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 4) Mulai pantulkan bola dengan tangan kanan, (sebagai permulaan sebaiknya mata masih melihat bola). 5) Gerakan lengan hampir sepenuhnya. 6) Jangan memukul bola dengan telapak tangan, tetapi pantulkan (tekankan) dengan jari-jari dibantu dengan gerakan pergelangan tangan. 7) Jinakkan bola dengan sedikit mengikuti bergeraknya ke atas sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian dipantulkan kembali. 8) Setelah rahasia gerak, watak dan irama dari pantulan dapat dirasakan (get the feeling) dengan sikap berdiri ditempat, memulailah dengan bergerak maju. 9) Mulailah jangan melihat bola, dan percepatlah gerak. 10) Kemudian menggiring dengan agak rendah, rendah, maju, mundur cepat, secepatnya, berliku, berkelok dengan rintangan dan lawan. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan dribbling bola basket sebagai berikut:
Gambar 2.11. Dribbling Bola Basket (Sumber: Soebagio Hartoko, 1994: 36) 5) Pivot (Gerakan Berporos) Pivot atau gerakan berporos merupakan usaha seorang pemain bola basket untuk mengubah arah dari hadangan lawan dengan satu kaki tetap berpijak atau menempel pada lantai lapangan permainan. Imam Sadikun (1992: 100) menyatakan, Gerakan berporos (pivot) adalah suatu usaha mengubah arah hadap badan ke segala arah dengan satu kaki tetap tinggal di tempat sebagai poros (as). Kaki poros ini tidak boleh terangkat atau tergeser dari tempatnya, sementara kaki yang lain boleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 bergerak atau melangkah ke depan, ke belakang, kiri, kanan dan kesegala arah. Khususnya pada saat-saat memegang bola, sebab dipergunakan agar bola dapat dijauhkan dari jangkauan lawan. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan pivot bola basket sebagai berikut:
Gambar 2.12. Gerakan Pivot (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 103) 6) Rebound (Merayah Bola) Menurut
Imam
Sadikun
Rebound
merupakan suatu usaha untuyk mengambil atau menangkap bola yang datangnya memantul dari papan pantul atau ring basket akibat dari
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, rebound sangat berperan penting untuk menguasai bola jika lawan gagal melakukan tembakan. Kemampuan seorang pemain bola basket menangkap bola saat tembakan
lawan
gagal,
maka
mempunyai
kesempatan
untuk
melakukan serangan balik. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan rebound bola basket sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Gambar 2.13. Rebound Bola Basket (Sumber: Imam Sadikun, 1992: 107)
5. Pembinaan Olahraga a. Aspek-Aspek Pembinaan Olahraga Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai prestasi dalam kegiatan pembinaan olahraga. Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga prestasi, aspek-aspek yang
mendukung
pencapaian
prestasi
olahraga
harus
dilatih
dan
dikembangkan secara maksimal. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 87-88) menyatakan, aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan olahraga adalah: 1) Aspek olahraga menyangkut permasalahan: a) Pembinaan fisik. b) Pembinaan teknik c) Pembinaan taktik d) Kematangan bertanding e) Pelatih f) Program latihan dan evaluasi 2) Aspek medis menyangkut permasalahan: a) Fungsi organ tubuh meliputi: jantung, paru-paru, syaraf, otot, indera dan lainnya. b) Gizi c) Cidera d) Pemeriksaan medis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 3) Aspek psikologis menyangkut permasalahan: a) Ketahanan mental b) Kepercayaan diri c) Penguasaan diri d) Disiplin dan semangat juang e) Ketenangan, ketekunan dan kecermatan f) Motivasi Secara garis besar aspek-aspek dalam pembinaan olahraga mencakup aspek olahraga, aspek medis dan aspek psikologis. Dari aspek-aspek tersebut di dalamnya terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam pembinaan olahraga prestasi. Agar pembinaan memperoleh hasil maksimal, maka dalam pembinaan olahraga prestasi diperlukan ahli-ahli disiplin ilmu yang berkualitas sesuai dengan bidangnya. Ahli-ahli yang dibutuhkan dalam pembinaan olahraga prestasi di antaranya (1) ahli di bidang olahraga, (2) ahli di bidang medis kesehatan olahraga dan (3) ahli di bidang psikologi olahraga. Mengingat sangat kompleks dalam pembinaan olahraga prestasi, maka strategi pembinaan olahraga perlu ditangani secara profesional, baik dalam manajemen dalam keilmuannya. Untuk kebutuhan tersebut diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesional. Namun hal yang mendasar dalam usaha mencapai prestasi yang tinggi dalam pembinaan olahraga prestasi terutama pembinaan fisik, teknik, taktik dan metal. Lebih lanjut Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 104) menyatakan: Tujuan dari optimalisasi potensi olahraga adalah untuk meningkatkan kekuatan atau kemampuan dalam olahraga ke arah yang lebih tinggi melalui pembinaan yang intensif antara lain mengenai: 1) Pembinaan Fisik: a) Spesifik latihan fisik b) Sistem energi predominan latihan fisik 2) Pembinaan teknik 3) Pembinaan taktik 4) Pembinaan mental 5) Kematangan bertanding Usaha mencapai prestasi dalam olahraga dibutuhkan proses pembinaan yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga unsur-unsur yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 ditingkatkan secara maksimal. Unsur-unsur yang harus dilatih dan dikembangkan dalam pembinaan olahraga mencakup unsur fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding. Untuk lebih jelasnya macammacam pembinaan olahraga diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Pembinaan Fisik Pembinaan kondisi fisik merupakan pembinaan awal dan sebagai dasar pokok dalam latihan olahraga untuk mengembangkan unsur lainnya. Oleh karena itu, kondisi fisik yang prima harus dimiliki oleh setiap atlet atau olahragawan sesuai dengan cabang olahraga yang dipelajarinya. Dengan memiliki kondisi fisik yang prima akan dapat mendukung pencapaian prestasi olahraga secara optimal. Hal ini sesuai
salah satu syarat penting dalam meningkatkan prestasi seorang atlet, dan bahkan sebagai keperluan yang sangat mendasar untuk meraih Hal senada dikemukakan M. Sajoto (1995: 8)
dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawarBerdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kondisi fisik yang prima merupakan syarat mutlak sebagai dasar untuk mencapai prestasi yang tinggi. Di dalam pembinaan kondisi fisik, latihannya harus dapat dilakukan secara sistematis, teratur dan selalu meningkat dengan penyusunan program
latihan yang cermat,
sistematis dan mengikuti prinsip-prinsip latihan yang tepat agar tujuan latihan fisik dapat tercapai dengan baik. Komponen-komponen kondisi fisik yang terdiri dari: kekuatan (strength), kecepatan (speed), daya tahan (endurance), kelentukan (flexibility), koordinasi (coordination), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan power harus dimiliki
setiap
olahragawan
(Depdiknas,
commit to user
2002:
108).
Untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 memperoleh kondisi fisik yang prima, maka komponen-komponen kondisi fisik tersebut di atas harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal. Banyak manfaat yang diperoleh dengan latihan kondisi fisik seperti dijelaskan KONI (1993: 1) bahwa, dengan kondisi fisik yang baik, maka akan ada: 1) Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2) Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik. 3) Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4) Ekonomi gerak yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5) Responden dari organisme tubuh kita apabila sewaktuwaktu respon demikian diperlukan Kondisi fisik yang baik sangat penting untuk kondisi tubuh. Jika seseorang memiliki kondisi fisik yang baik maka sistem sirkulasi dan kerja jantung meningkat, komponen-komponen kondisi fisik meningkat, gerakan akan lebih efektif dan efisien baik saat latihan maupun setelah latihan serta organisme akan cepat merespon setiap aktivitas yang melibatkan kemampuan fisik.
2) Pembinaan Teknik Teknik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu cabang olahraga. Banyak manfaat yang diperoleh jika seorang atlet menguasai teknik yang baik. Sudjarwo (1993: 42) menyatakan,
efektifitas gerakan untuk mencapai prestasi maksimal. Kegunaan penguasaan teknik yang baik adalah mengurangi terjadinya cidera, berguna untuk menyusun strategi yang akan diterapkan dalam
Banyak manfaat yang diperoleh dengan menguasai teknik suatu cabang olahraga. Oleh karena itu, penguasaan teknik perlu dibina secara cermat dan teratur dengan frekuensi pengulangan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 sebanyak mungkin, sehingga dapat dikuasai dengan baik. Hal ini
mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyakLatihan secara sistematis dan kontinyu merupakan langkah yang harus dilakukan untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga. Untuk mempermudah dalam mempelajari suatu teknik cabang olahraga harus mengenali dan menganalisa teknik yang akan dipelajari. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 106) menyatakan, untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu: 1) Menganalisis gerak teknik. Hasil penganalisisan yang tepat dipakai sebagai patokan pembinaan, sehingga hanya gerakan-gerakan yang tepat dan benar serta berfungsi saja yang dipilih untuk latihan kecapakan teknik untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. 2) Menghasilkan hal-hal yang dapat merintangi atau menghambat efisiensi teknik. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam melatih teknik menurut Sudjarwo (1993: 45-46) sebagai berikut: 1) Informasi teori dan instruksi pelaksanaan harus tegas dan jelas. Teori teknik gerakan harus diberikan dengan jelas, diterangkan dengan contoh atau peragaan yang tepat, selanjutnya dicoba untuk dilakukan oleh atlet. 2) Contoh gerakan teknik dapat dilakukan dengan suatu demonstrasi yang dilakukan oleh pelatih atau model yang ditunjuk untuk memberikan peragaan secara tepat. Untuk menunjukkan gerakan yang tepat dapat pula melalui media seperti film, slide, gambar-gambar atau media lainnya. 3) Instruksi pelaksanaan harus cermat sebelum dilakukan gerakan ulang (drill), sebab apabila gerakan teknik terlanjur salah dilakukan seterusnya akan menjadi kebiasaan yang salah, sehingga sulit untuk ditingkatkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 4) Koreksi dan perbaikan harus selalu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan teknik. 5) Pemberian motivasi atau dorongan yang positif perlu diberikan, demikian pula umpan balik dan evaluasi sangat diperlukan. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam mempelajari suatu teknik cabang olahraga perlu dilakukan analisa dan penilaian teknik secara seksama dapat diketahui elemenelemen yang penting yang berfungsi dengan baik dalam usaha pembentukan kecakapan teknik. Dengan analisa teknik yang cermat akan memudahkan dalam melatihnya. Dalam melatih teknik suatu cabang olahraga dapat dilakukan dengan memberi informasi, memberikan contoh gerakan, memberikan instruksi yang cermat, melakukan korekasi dan memberikan motivasi. Hal yang terpeting dalam melatih teknik harus dilakukan pengulangan sebanyakbanyaknya.
3) Pembinaan Taktik Dalam setiap pertandingan atau permainan suatu cabang olahraga, taktik permainan sangat penting. Taktik yang diterapkan dalam permainan merupakan suatu usaha untuk memenangkan pertandingan. Meningkatnya prestasi yang dicapai dalam cabang olahraga diperlukan kecakapan taktik. Berkaitan dengan taktik Andi
akal yang dirancang dan akan dilaksanakan dalam permainan oleh perorangan, kelompok maupun tim untuk memenangkan suatu pert Taktik merupakan bagian yang penting untuk mencapai prestasi dalam pertandingan atau permainan olahraga. Banyak manfaat yang diperoleh jika taktik yang diterapkan dalam permainan cukup baik dan efektif. Sudjarwo (1993: 72) menyatakan beberapa kegunaan dari taktik antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 1) Merupakan usaha atau siasat yang direncanakan dengan pemikiran dan penerapan kemampuan fisik, teknik dan mental untuk memperoleh kemenangan secara sportif. 2) Melalui analisis yang dilakukan terhadap kelemahan lawan dan kekuatan lawan maupun kemampuan yang dimiliki oleh atlet sendiri, maka dapat digunakan sistem, pola dan tipe permainan yang tepat untuk mengambil keuntungan dari lawan. 3) Penerapan strategi dan taktik yang tepat dapat digunakan sebagai pengembangan daya pikir, kreativitas, dan efisiensi dan efektifitas gerakan. 4) Penggunaan otomatisasi gerakan teknik yang menunjang pelaksanaan taktik yang telah direncanakan dalam strategi berarti efisiensi gerakan yang dapat mengurangi timbulnya kelelahan dan cidera dalam pertandingan. 5) Menghadapi pertandingan dengan perencanaan strategi yang mantap berarti telah menang sebelum bertanding, artinya seorang atlet telah mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, sehinga atlet akan lebih optimis menghadapi pertandingan. Taktik sangat berperan penting untuk memenangkan suatu pertandingan. Namun demikian dalam penerapan taktik permainan harus didukung beberapa faktor.
Yusuf Adisasmita dan Aip
Syarifuddin (1996: 119) menyatakan faktor-faktor pendukung taktik yaitu: 1) Kemampuan fisik. Kemampuan fisik yang baik tidak akan menyebabkan menurunnya tempo bertanding, sehingga tetap mampu melaksanakan taktik dengan segala macam variasinya. 2) Kemampuan teknik. Kecakapan teknik sangat membantu lancarnya tugas-tugas taktik. Dengan memiliki kemahiran teknik maka konsentrasi hanya tertuju kepada taktik saja. 3) Team work. Kerjasama menentukan berhasilnya suatu team. Team work menentukan pengertian-pengertian satu sama lain dalam melaksanakan taktik. 4) Distribusi energi. Pengaturan distribusi energi selama pertandingan harus sesuai dan tepat. Hal ini untuk menghindari menurunya tempo karena kehabisan tenaga sebelum atau selesai bertanding atau tempo bertanding rendah karena tidak menggunakan tenaga semestinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 5) Penguasaan pola-pola pertandingan. Pola pertandingan sebaiknya jangan statis, pola pertandingan hendaknya mempunyai variasi-variasi. Hal ini perlu agar tidak dapat diterka lawan. Di samping itu, dengan adanya variasi dapat digunakan untuk merubah taktik apabila usaha yang terdahulu gagal. Taktik dalam bertanding akan sangat bermanfaat atau berjalan dengan lancar jika didukung kemampuan fisik yang prima, penguasaan teknik yang baik, memiliki kerjasama yang kompak, distribusi energi yang baik serta penguasaan pola-pola pertandingan. Bagian-bagian tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya, oleh karena itu harus dikuasai dan dimiliki oleh setiap atlet.
4) Pembinaan Mental Perkembangan mental atlet tidak kalah pentingnya dari kemampuan fisik, teknik dan taktik. Meskipun atlet memiliki kemampuan fisik, teknik dan taktik yang baik, prestasi yang tinggi tidak akan tercapai jika mental atlet tidak baik atau berkembang. Yusuf
pertandingan bukan hanya merupakan a battle of the body, akan tetapi juga a battle of mind bahkan 75% adalah masalah mental dan hanya
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, mental memiliki prosentase yang lebih besar dibandingkan faktor lainnya saat melakukan pertandingan. Hal ini karena, mental berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan pemantap bagi atlet untuk mempraktekkan kemampuan fisik dan skill dalam mencapai prestasi yang tinggi. Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi mental atlet harus mampu diatasi oleh atlet saat melangsungkan pertandingan. A. -faktor penyebab yang dapat mempengaruhi kondisi mental, dapat dikelompokkan dalam dua faktor yaitu: (1) faktor-faktor yang berasal dari dalam atlet
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 (faktor intern), (2) faktor-faktor yang berasal dari luar diri atlet (faktor
Menangani
mental
atlet
adalah
sangat
penting
dalam
pembinaan olahraga prestasi. Usaha untuk mengatasi atau pencegahan mental atlet agar tidak drop saat bertanding, maka dapat dilakukan dengan mengawasi dengan teliti dan mengadakan diskusi-diskusi dengan atletnya. Segala permasalahan yang dihadapi atlet dapat diutara kepada
pelatih,
sehingga
pelatih
dapat
memecahkannya
dan
memberikan semangat kepada atletnya. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 125) menyatakan hal-hal yang diusahakan dan mendapat perhatian dalam pembinaan mental yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Kemampuan dan kemauan (wall power). Semangat daya juang (fighting spirit). Kemampuan menghadapi kesukaran atau kegagalan. Percaya diri (self confident) Menghindarkan percaya diri yang berlebihan (over confidence).
5) Kematangan Bertanding Pertandingan merupakan tempat untuk mempraktikkan hasil pembinaan seperti kemampuan fisik, teknik dan taktik. Dalam pertandingan dapat dinilai sampai dimana kemampuan seorang setelah dibina dalam latihan. Melalui pertandingan akan selalu dihadapkan pada bermacam-macam persoalan yang menuntut cara baru untuk penyelesaiannya. Pengalaman secara terus menerus akan menciptakan adanya bentuk pengertian yang mantap yang berguna dalam menghadapi situasi pertandingan. Hal yang demikian akan memberi pengalaman yang baik bagi atlet. Atlet yang berpengalaman dalam menghadapi pertandingan akan lebih bersikap tenang, cepat mengambil inisiatif, cepat dapat mengatasi kesukaran dan lebih efektif dalam penggunaan tenaga. Sedangkan atlet yang kurang pengalaman sukar untuk melakukan halhal seperti tersebut. Oleh karena itu, pengalaman bertanding harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 dilakukan sebanyak mungkin hingga sampai pada titik yang mantap yang disebut kematangan bertanding atau kematangan pengalaman bertanding. Dengan memiliki kematangan bertanding, maka atlet akan memiliki kesiap siagaan bertanding secara bulat dan menyeluruh dalam cabang olahraga yang ditekuninya.
b. Faktor-Faktor yang Mendukung Pencapaian Prestasi Olahraga Mencapai prestasi yang tinggi adalah tujuan setiap atlet. Namun untuk mencapai prestasi yang tinggi ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Prestasi yang tinggi merupakan tujuan utama dalam pembinaan olahraga. M. Sajoto (1995: 2-4) menyatakan ba
-
faktor penentu pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu: aspek biologis (fundamental
motor
skill),
aspek
(environment menggambarkan
psikologis,
aspek
lingkungan
Sedangkan Bompa (1999: 13) skematis
kualitas
latihan
dengan
faktor-faktor
pendukungnya sebagai berikut:
Coach knowledge and personal
performance
Fidings from auxiliary sciences
Training quality Facilities and equipment
Competitions
Heritage Motivation
Gambar 2.14. Skema Faktor-Faktor yang Menunjang Peningkatan Prestasi Atlet (Sumber: Bompa: 1999: 13)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Bagan tersebut menggambarkan bahwa, prestasi dapat dicapai secara maksimal melalui latihan yang berkualitas. Dalam pelaksanaan latihan seorang pelatih harus memiliki kepribadian dan pengetahuan di bidang olahraga yang dibinanya, perlu didukung hasil penelitian-pnelitian, didukung prasarana dan sarana latihan yang baik serta melakukan pertandingan-pertandingan. Hal yang lebih penting lagi adalah kemampuan atlet. Atlet yang dibina harus memiliki potensi yang baik (misal keturunan atlet) memiliki motivasi yang tinggi. Pendapat lain dikemukakan Sudjarwo (1993: 9) bahwa, dalam usaha pencapaian prestasi maksimal sebenarnya ada dua faktor yang menentukan yaitu: 1) Faktor indogen Faktor indogen adalah beberapa aspek yang harus dipenuhi untuk mencapai prestasi maksimal seperti: a) Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga pilihannya, (typology yang berbeda-beda untuk setiap cabang olahraga) b) Kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan, koordinasi dan sebagainya. c) Kesehatan baik fisik maupun mental d) Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik e) Aspek kejiwaan yang baik seperti kepribadian, disiplin, ketekunan, kesungguhan dan daya fikir. f) Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan penampilan menuju kematangan juara. 2) Faktor exogen Faktor exogen adalah faktor di luar atlet yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal seperti: a) Kerjasama (interaksi) antara pelatih, asisten pelatih, atlet dan semua orang yang terlibat dalam proses kepelatihan. b) Kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana olahraga yang tersedia c) Kepengurusan dan organisasi cabang olahraga yang bertanggungjawab d) Lingkungan hidup atlet yang menunjang e) Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan atlet f) Adanya dukungan yang nyata dari pemerintah Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tiga ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang mendukung pencapaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 prestasi olahraga sangat kompleks. Secara garis besar faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi olahraga mencakup faktor indogen dan exogen. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan harus dipenuhi dalam pembinaan olahraga agar prestasi yang tinggi dapat dicapai.
6. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Olahrga a. Pengertian dan Hubungan antara Tes, Pengukuran dan Evaluasi Tes, pengukuran dan evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling berhubungan. Ismaryati (2006: 2) menggambarkan hubungan antara tes, pengukuran dan evaluasi sebagai berikut: Evaluasi Pengukuran Tes
Gambar 2.15. Hubungan antara Tes, Pengukuran dan Evaluasi (Sumber: Ismaryati, 2006: 2) Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa, tes adalah bagian integral dari pengukuran. Dengan demikian tes dan pengukuran adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Berkaitan dengan tes Lutan (1993: 3) menyatakan
instrumen yang dipakai untuk memperoleh informsi tentang seseorang atau adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang
Berdasarkan pengertian tes yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, tes merupakan sebuat alat atau instrument yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau objek. Oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 karena itu, alat pengumpulan informasi atau data, maka tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rtumusan pertanyaan yang diberikan dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteria yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu
yang
disediakan
untuk
menjawab
pertanyaan
serta
pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu, aspek yang diteskan pun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes yang satu dan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, cheklist, dan lain-lain. Pengukuran menurut M
Lutan & Adang Suherma
Pengertian pengukuran yang dikemukakan tiga ahli tersebut pada prinsipnya
sama,
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa,
pengukuran
merupakan suatu proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif. Objektif yang dimaksud yaitu sebagai persetujuan dari dua atau lebih penilai yang kompeten atau skorer tentang harga suatu pengukuran (Mulyono B., 2009: 33). Melalui kegiatan pengukuran segala pogram yang menyangkut perkembangan dalam bidang perkembangan dalam bidang apa saja dapat dikontrol dan dievaluasi. Hasil pengukuran berupa kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah, ukuran dan lain sebagainya. Hasil dari pengukuran diyatakan dalam bentuk angka yang dapat diolah secara statistik. Sedangkan evaluasi menurut
valuasi
dapat didefinisikan sebagai proses yang sistematis untuk menentukan Menurut Mulyono B. (2009: 3) bahwa,
commit to user
ri data yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Berdasarkan pengertian evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa, evaluasi merupakan suatu proses penentuan nilai dari data yang terkumpul dari tes dan pengukuran. Dapat pula dikatakan sebagai proses menilai secara kualitatif, data kuantitatif yang terkumpul melalui pengukuran. Data yang terkumpul biasanya dinilai, sehngga keputusan yang adil dan perlu diinformasikan untuk mengambil keputusan (apakah tjuan yang telah ditetapkan telah tercapai?, apakah anak didik memperoleh kemajuan yang berati?) Berdasarkan pengertian tes, pengukuran dan evaluasi menunjukkan bahwa, evaluasi mencakup tes dan pengukuran. Evaluasi mencerminkan filosofi, sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan penilaiannya. Pada gilirannya, hal-hal tersebut menentukan tes dan pengukuran yang digunakan. Pengukuran menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk memperoleh mengumpulkan informasiyang berhubungan dengan filosofi, sasaran, dan tujuan-tujuan. Sedangkan tes merupakan instrumen yang dignakan untuk memperoleh informasi. Evaluasi melibatkan penilaian informasi terhadap standart yang telah ditetapkan. Penilaian menyatakan seberapa jauh kita meyakini filosofi, sasaran dan tujuan. b. Tujuan Pengukuran dan Evaluasi Pengukuran dan evaluasi dalam bidang pendidikan atau kegiatan olahraga prestasi sangat penting. Melalui evaluasi dapat diketahui sampai sejauh mana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Rusli Lutan (1993: 4)
Berdasarkan penilaian perlu ditelaah, apa kekurangan dan bahkan juga keunggulan yang ada. Hasil yang telah baik perlu dipertahankan dan kekurang
-11) menyatakan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 kelompok-kelompok, (3) memiliki sedikit dari yang banyak, (4) motivasi, (5) pemeliharaan standar, (6) memberikan pengalaman pendidikan, (7)
5) bahwa: Fungsi dan tujuan evaluasi adalah: 1) Untuk mengetahui sejauh mana anak didik menguasai materi yang telah diberikan. 2) Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan, keuletan dan kemampuan anak didik terhadap materi pelajaran. 3) Untuk mengetahui derajat efisiensi dan efektifitas strategi pengajaran yang telah digunakan, baik menyangkut metode maupun teknik belajar mengajar. Evaluasi pada prinsipnya memiliki fungsi untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai dalam pendidikan atau latihan olahraga. Dari hasil evaluasi yang dilakukan dapat digunakan dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan yang telah dilakukan oleh guru. Selain itu, evaluasi dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki pola dan sistem pendidikan aatau latihan yang telah dilaksanakan. Dengan hal ini diharapkan pada latihan berikutnya diperoleh hasil yang lebih optimal.
c. Prinsip-Prinsip Pengukuran dan Evaluasi Suatu prinsip hendaknya dianggap sebagai suatu peraturan yang mempedomani tindakan. Menurut Rusli Lutan (2000: 9) prinsip pengukuran
Untuk menetapkan dan melaksanakan suatu program evaluasi harus mengetahui beberapa prinsip pengukuran dan evaluasi. Menurut Mulyono B. (2009: 1115) prinsip-prinsip pengukuran dan evaluasi yaitu: 1) Suatu program pengukuran dan evaluasi seharusnya sesuai dengan filosofi hidup dan pendidikan penilainya. 2) Agar dan mengevaluasi secara efektif, semua pengukuran harus dilakukan sehubungan dengan tujuan-tujuan program. 3) Testing adalah bagian dari pengukuran, dan pengukuran hanyalah satu tahap dari evaluasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 4) Pengukuran dan evaluasi harus dilaksanakan dan diawasi oleh ahli terlatih. 5) Hasil pengukuran dan evaluasi harus ditafsirkan sehubungan dengan hidup keseluruhan seseorang termasuk dimensi sosial, emosional, fisik dan psikologinya. 6) Pengukuran dan evaluasi adalah sarana pendidikan yang penting dan memainkan peranan utama dalam proses pendidikan secara keseluruhan. 7) Pengukuran dan evaluasi bertumpu pada dasar pemikiran, bahwa apapun yang ada merupakan suatu penjumlahan, oleh karenanya dapat diukur. 8) Tidak ada pengganti untuk pertimbangan dalam pengukuran dan evaluasi 9) Kemampuan awal para peserta harus diukur untuk mendapatkan pengetahuan tentang prestasi mereka dalam program pendidikan jasmani. Prinsip-prinsip pengukuran dan evaluasi ini sangat penting untuk dipahami bagi seseorang yang akan pengadakan pengukuran dan evaluasi. Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut, kegiatan pengukuran dan evaluasi akan diperoleh hasil sesuai seperti yang diharapkan.
d. Kriteria untuk Memilih Tes Pemilihan tes merupakan tahap yang paling penting dalam proses pengukuran dan evaluasi. Kualitas informasi yang diperoleh tergantung pada kualitas tes yang akan dipakai. Untuk itu perlu memahami apa kriteria yang dapat dipakai untuk memilih tes. Johnson & Nelson (1987:22) s yang baik yaitu alat tes yang memenuhi beberapa persyaratan antara lain, "(1) Validitas, (2) Reliabilitas, (3) Obyektivitas dan
rut Mulyono B. (2009: 23) beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu tes meliputi unsur-
Validitas,
(2)
Reliabilitas,
commit to user
(3)
Objektivitas,
(4)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 1) Validitas Validitas suatu tes menunjukkan seberapa baik tes itu dapat memenuhi fungsi sesuai dengan penggunaannya. Kirkendall dalam Rusli
(1985: 8) bahwa, "Suatu alat tes dikatakan sahih, apabila tes tersebut mengukur sesuai dengan tujuannya". Validitas merupakan suatu tingkatan dimana tes benar-benar mengukur apa yang telah direncanakan untuk diukur. Alat yang digunakan untuk tes dan pengukuran terhadap sesuatu harus benar-benar mengandung unsur apa yang akan diukur secara tepat. Alat ukur yang digunakan harus benar-benar valid. Istilah validitas mengandung pengertian relevansi (Rusli Lutan, 2000:50). Sebagai contoh timbagan relevan untuk mengukur berat badan, atau berat sebuah benda. Dengan demikian konsep inti validitas adalah kesesuaian fungsi dan kemampuan instrumen untuk memperoleh informasi atau mengukur atribut yang ingin diukur. Menurut Kirkendall, (1987: 54) berkenaan dengan konsep validitas, ada beberapa tipe, seperti bagan berikut ini: Validity Relevance
Reliability Objektivity or
Logical
Content
Statistical
or Rater Reliability
Construct Concurrent Predictive
Stability Inetrnal Consistency Equivalance Tes-Retest Split-Half Parallel Form
Gambar 2.16. Hubungan Relevansi dan Reliabilitas terhadap Validitas (Sumber: Kirkendall, 1987: 54)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Untuk lebih jelasnya bagan di atas dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut: a) Validitas Isi atau Validitas Logis Bagan di atas menunjukkan bahwa, salah satu cara untuk menilai validitas sebuah tes yaitu dengan pertimbangan logis atau profesional. Prosedur ini biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk menilai suatu tes. Bila sebuah tes mengandung butir yang dinilai logis untuk mengukur atribut yang ingin diukur (misalnya untuk mengukur keterampilan), maka tes itu disebut memiliki validitas logis atau validitas isi.
b) Validitas Konstruk Validitas konstruk (construst validity), seperti terlukis dalam bagan di atas merupakan satu bentuk pengujian validitas dengan menggunakan statistika. Sebuah konstruk adalah sebuah sifat psikologis atau atribut kemampuan yang melekat pada seseorang, misalnya sikap ilmiah, prestasi belajar atau stabilitas emosi. Menurut Rusli Lutan (2000: 53) dari sudut statistika, tiga prosedur yang lazim dipakai untuk menguji
pengujian makna perbedaan skor rataPendapat lain dikemukakan Mulyono B. konsep (konstruk) didasarkan atas metoda ilmiah yaitu (1) ada dugaan bahwa suatu tes mengukur beberapa sifat. (2) suatu teori dikembangkan untuk menerangkan dua hal ialah konsepsi dan tes yang mengukur konsepsi tersebut. Akhirnya berbagai prosedur statistik diterapkan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 c) Validitas Konkuren Disebut validitas konkuren karena yang menjadi kriteria bagi tes yang akan disusun ialah tes yang sudah ada. Menurut Rusli Lutan (2000: 54) beberapa kriteria yang sering dipakai seperti misalnya dalam menyusun tes kemampuan atau keterampilan olahraga ialah sebagai berikut: 1) Pendapat para ahli, sekelompok ahli menilai secara subyektif kemampuan siswa yang bersangkutan, dan kemudian hasilnya dikorelasikan dengan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan tes yang baru disusun koefisien korelasinya menunjukkan seberapa besar koefisien validitas konkuresn. 2) Hasil pertandingan dalam cabang atau nomor yang bersangkutan, skor yang diperoleh dari tes baru dalam bulutangkis misalnya kemudian dikorelasikan dengan point aatau urutan kedudukannya hasil turnamen setengah kompetisi. 3) Tes lama yang telah dianggap valid. Sebagai contoh tes lari 12 menit apakah valid untuk meramalkan VO2 max seseorang.
d) Validitas Prediktif Suatu tes memiliki kualitas validitas prediktif jika tes itu mampu menggambarkan seberapa cocok prediksi dengan hasil nyata. Sebagai contoh soal-soal ujian masuk perguruan tinggi (misalnya ke JPOK) akan disebut memiliki validitas korelasi yang tinggi dengan hasil-hasil perkuliahan. Validitas prediktif selalu berhubungan dengan kriteria tertentu. Bagi para pemakai tes, yang menjadi persoalan apakah kriteria yang tepat untuk dipakai.
2) Reliabilitas Suatu pengukuran yang menghasilkan data yang tidak konsisten adalah tidak valid, sebab tidak akan dapat mempercayai/menghandalkan hasil tesnya. Derajat keajegan suatu tes adalah reliabilitas. Reliabilitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 tes kadang-kadang didiskusikan yang berkenaan dengan skor sebenarnya dan skor kesalahan (error). Suatu skor tes yang dihasilkan dari seseorang adalah skor observasi. Tidak diketahui apakah skor tersebut memberi penilaian sesungguhnya dari kemampuan atau performa seseorang. Mungkin terjadi kesalahan pengukuran yang berhubungan dengan pelaksanaan tes, peralatan, skoring, atau keadaan fisik-emosional dari testi. Jadi suatu skor observasi secara teori terdiri dari skor sebenarnya dan skor kesalahan seseorang. Kalau diutarakan dengan varian skor, maka varian skor observasi terdiri dari varian skor sebenarnya ditambah dengan varian kesalahan. Tujuan seorang tester adalah meniadakan kesalahan agar menghasilkan skor yang sungguh-sungguh benar. Koefisien reliabilitas adalah rasio varian skor sebenarnya terhadap varian skor observasi. Sebab varian skor sebenarnya tidak pernah diketahui dan diestimasi dengan mengurangi varian kesalahan dari varian skor observasi. Jadi koefisien reliabilitas menggambarkan (merefleksi) derajat dimana pengukuran bebas dari varian kesalahan. a) Sumber-Sumber Kasalahan Pengukuran Kesalahan pengukuran dapat terjadi melalui empat sumber: subjek,
testing,
scoring
dan
peralatan.
Kesalahan
pengukuran
sehubungan dengan subjek meliputi banyak faktor, termasuk suasana hati subjek, motivasi, kelelahan, kesehatan, fluktuasinya memori dan performa, latihan-latihan terdahulu, pengetahuan khusus (spesifik) dan terbiasanya melakukan item tes yang diberikan. Kesalahan dalam testing dapat terjadi disebabkan karena kurang jelasnya atau kurang lengkapnya petunjuk pelaksanaan, apakah instruksi harus diikuti dengan ketat, ataukah petunjuk tambahan atau motivasi diterapkan dan sebagainya. Kesalahan dalam skoring berhubungan dengan kompetisi, pengalaman dan dedikasi dari skorer dan sifat dasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 dari skoring itu sendiri. Tingkat familiaritas skorer dengan tingkah laku atau gerakan yang akan diteskan dan item-item tes dapat sangat mempengaruhi ketepatan dalam skoring. Kekurang hati-hatian dan kurangnya perhatian secara detail menghasilkan kesalahan pengukuran. Kesalahan pengukuran sehubungan dengan peralatan meliputi penyebabpenyebab yang jelas seperti kurang akuratnya pengujian peralatan, baik peralatan mekanik maupun elektronik. Hal tersebut juga berkenaan dengan kurang mampunya alat ukur untuk membedakan kemampuan para testi dan kesulitan di dalam skoring.
b) Pengutaraan Reliabilitas melalui Korelasi Derajat reliabilitas dinyatakan oleh koefisien korelasi dengan rentang dari 0,00 sampai 1,00, semakin besar skor sebenarnya memberi andil. Reliabilitas ditentukan melalui beberapa cara, yang dirangkum dalam bagian berikutnya. Tipe teknik korelasi yang digunakan dalam menghitung koefisien korelasi berbeda dari yang digunakan untuk menentukan validitas. r dari Pearson sering diarahkan sebagai korelasi interklas. Hal tersebut digunakan untuk mengkorelasi dua variabel yang berbeda (statistik bivariat), seperti misalnya dalam menentukan validitas dimana skor dari penilai (judgesrating), dikorelasikan dengan skor hasil tes keterampilan. Bagaimanapun, korelasi interklas tidak dapat menentukan reliabilitas, sebab yang dikorelasi adalah variabel yang sama. Apabila suatu tes diberikan dua kali, skor-skor dalam pelaksanaan tes pertama berkorelasi dengan skor-skor pada pelaksanaan tes kedua untuk menentukan derajat konsistensi. Dalam hal ini, kedua skor tes adalah variabel yang sama. Apabila suatu tes diberikan dua kali, skorskor pada pelaksanaan tes pertama berkorelasi dengan skor-skor pada pelaksanaan tes kedua untuk menentukan derajat konsistensi. Dalam hal ini, kedua skor tes adalah untuk variabel yang sama, dengan demikian korelasi intraklas jangan digunakan. Lebih baik menggunakan korelasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 interklas yang merupakan teknik statistik yang lebih sesuai. Metode ini menggunakaan ANAVA untuk mendapatkan koefisien reliabilitas.
c) Korelasi Interklas Ada tiga kelemahan utama pada r dari Pearson (korelasi interklas) untuk menentukan reliabilitas. Yang pertama adalah, seperti r dari Pearson adalah suatu statistik bivariat. Sedangkan reliabilitas menyangkut
pengukuran
uni-variat.
Kedua,
dalam
r
Pearson
perhitungannya dibatasi hanya dengan dua skor, X dan Y. Seringkali bahkan percobaannya (trial) lebih dari dua kali dan para tester memberi perhatian reliabilitas dengan multi percobaan. Misalnya, apabila suatu tes khusus dilakukan 3 kali percobaan dan peneliti melakukan 3 kali percobaan lagi dan menggunakan rata-rata atau skor terbaik dari setiap set percobaanuntuk dikorelasi atau mungkin mengkorelasi percobaan pertama dengan yang kedua, yang pertama dengan yang ketiga dan yang kedua dengan yang ketiga. Pada kasus yang pertama, percobaan ekstra harus dilakukan hanya untuk mendapatkan reliabilitas, pada kasus yang kedua korelasi ganda sering kehilangan keberartiannya. Ketiga, dapat dikatakan bahwa korelasi interklas tidak memberikan pengujian yang teliti atas variabilitas dari sumber-sumber yang berbeda pada multi percobaan. Misalnya percobaan rata-rata (mean) dan standar deviasi dari percobaan ke percobaan berikutnya tidak dapat dipertimbangkan oleh metode r dari Pearson, tetapi dapat dianalisis melalui korelasi interklas.
d) Korelasi Intraklas Korelasi intraklas menetapkan estimasi varian sistematik dan varian kesalahan. Sebagai contoh, perbedaan-perbedaan sistematik di antara percobaan dapat diuji. Percobaan yang terakhir dapat berbeda secara meyakinkan dari percobaan pertama disebabkan karena fenomena pembelajaran atau akibat kelelahan atas keduanya. Apabila seorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 tester menyadari hal tersebut, kemudian mungkin percobaan pertama atau yang terakhir dapat ditiadakan atau the point at which performance levels off can be used as the score. Dengan kata lain melalui ANAVA, tester akan mampu untuk benar-benar menguji performa tes dari percobaan ke percobaan dan kemudian menetapkan rencana testing yang lebih reliabel.
e) Tipe Reliabilitas Reliabilitas dari pengukuran performa fisik biasanya dihitung dengan satu dari dua metode. Sebab masing-masing menghasilkan koefisien reliabilitas yang berbeda, maka gunakanlah metode yang tepat untuk suatu hasil pengukuran. Juga penting untuk diketahui metodemetode lain yang pernah digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitasnya. Juga perlu diingat bahwa suatu tes dapat reliabel untuk suatu kelompok lainnya. Sebagai contoh, suatu tes yang memiliki reliabilitas tinggi untuk mahasiswa, mungkin reliabilitasnya hanya sedang untuk siswa SMA atau peserta program kesegaran jasmani. Suatu isu yang menyangkut penghitungan koefisien reliabilitas adalah, apakah akan menyatakan stabilitas atau konsistensi internal.
Adapun tipe
reliabilitas terdiri dari: (1) reliabilitas stabilitas, (2) reliablitas konsistensi internal, (3) stabilitas versus konsistensi internal
3) Obyektivitas Obyektifitas merupakan salah satu syarat tes yang sangat penting. Menurut Nurhasan (1986:1.19) bahwa, "Obyektifitas merupakan derajat kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil tes (tester)". Obyektivitas terjadi apabila 2 orang atau lebih melaksanakan tes yang sama terhadap orang yang sama dan memperoleh hasil yang sama. Agar tujuan evaluasi dapat tercapai, maka penilaian yang dilakukan harus bersifat obyektif. Penilaian terhadap suatu obyek, tidak boleh dipengaruhi oleh unsur yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 lain. Mulyono B (1997: 34) mengemukakan hal-hal yang harus diusahakan
untuk
memperoleh
obyektivitas
yang
tinggi
dalam
pengukuran adalah: 1) Petunjuk atau prosedur pengukuran harus dirumuskan dengan kata-kata yang tepat dan cukup terperinci. 2) Prosedur pengukuran diusahakan agar mudah dan operasional. 3) Bila mungkin digunakan alat pengukur mekanis. 4) Memilih para tester yang telah berpengalaman. 5) Para tester harus memelihara sikap ilmiah. 4) Diskriminitas Diskriminitas dalam tes merupakan kemampuan suatu tes untuk membedakan tingkat kemampuan pemain. Penilaian dalam evaluasi secara jelas harus dapat membedakan antar tingkatan kemampuan. Ismaryati (2006: 34) mengemukakan, "Tes yang baik, harus dapat membedakan kemampuan siswa sesuai dengan tingkat keterampilan dan kepandaian mereka". Dengan adanya diskriminitas ini akan dapt dipilahkan tingkat kemampuan siswa yang rendah, sedang maupun tinggi. Pelatih atau pengajar perlu memilih tes yang cukup sulit sehingga tidak ada pemain yang memperoleh skor yang sempurna, tetapi cukup mudah sehingga tidak ada pemain yang mendapat nilai 0. Idealnya, skor harus berada pada rangkaian kesatuan dari tinggi ke rendah sehingga pemisahan tingkat kemampuan pemain menjadi jelas. Penilaian dalam evaluasi secara jelas harus dapat membedakan antar tingkatan kemampuan. Dengan adanya diskriminitas ini akan dapat dipilahkan tingkat kemampuan pemain yang rendah, sedang maupun tinggi. Dalam evaluasi keterampilan bulutangkis juga harus memuat unsur dikriminitas ini. Dari hasil evaluasi tersebut harus dapat membedakan antara pemain yang keterampilan bulutangkisnya baik, sedang maupun kurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 5) Praktikabilitas Alat evaluasi yang dilakukan harus bersifat praktis, dalam arti mudah dilakukan. Berbagai pertimbangan praktis perlu diperhatikan dalam memilih tes yang digunakan. Mulyono B. (1997: 37) bahwa, "Pertimbangan-pertimbangan praktibilitas tersebut meliputi; waktu dan biaya, kemudahan dalam pengadministrasian dan kemudahan dalam penginterpretasian". Alat evaluasi yang baik yaitu setelah memenuhi kriteria validitas, reliablitas, obyektivitas dan diskrimitas, alat evaluasi tersebut harus dapat dilakukan dengan mudah serta dapat dilakukan dengan biaya dan waktu yang bisa dijangkau.
7. Penyusunan Norma Penilaian a. Pengertian Norma Penilaian Dalam melakukan evaluasi agar tujuan pengajaran berhasil dengan baik, diperlukan adanya pemberian nilai (scoring) yang tepat. Untuk dapat memberikan nilai yang tepat terhadap kemampuan siswa diperlukan norma etunjuk atau Menurut Rusli Lutan dkk. (1992:218) "norma adalah suatu standart, dimana suatu skor yang diperoleh dapat dibandingkan dengan norma tes tersebut, sehingga dikatehui kedudukan skor yang d
Menurut Mulyono B. (1997: 26) -bandingkan nilai yang dicapai
Norma merupakan standar penilaian yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk membandingkan dengan hasil yang dicapai subjek dalam tes. Norma yang ada dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian atau evaluasi. Dengan adanya norma, maka hasil yang dicapai subjek dalam tes dapat diketahui berdasarkan norma yang berlaku. Norma penilaian penting kedudukannya pada pelaksanaan evaluasi. Norma dapat dijadikan sebagai pembanding tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian hasil belajar. Soemarno dkk. (1995: 595) mengemukakan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
akan lebih mudah dalam menginterpretasikan dan membanding-bandikan hasil
tes,
juga
dengan
adanya
norma
guru
akan
lebih
mudah
Standar penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan gerak dasar siswa harus sesuai dengan tingkat usia, tingkat perkembangan dan pertumbuhan siswa. Standar penilaian yang digunakan harus benar-benar dapat menggambarkan kemampuan gerak dasar sesuai dengan usianya, tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal ini diperlukan perangkat untuk proses pemberian nilai yang baku. Perangkat untuk penilaian tersebut dapat menggunakan norma penilaian yang telah dibuat oleh ahli dari penelitian yang telah dilakukan. Perangkat penilaian tersebut dapat pula menggunakan standar penilaian yang dibuat sendiri berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan. Suatu tes yang disertai normanya sangat berguna bagi subyek yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mengetahui skor yang diperolehnya, kemudian ia dapat melihat kedudukannya bila dibandingkan dengan temanteman lainnya, dalam keadaan ukuran-ukuran yang sebanding. Menurut Rusli Lutan & Suherman (2000:28) "pemberian nilai dapat dilakukan dengan menerapkan kriteria (a) absolut atau criterion-referenced yang juga sering diungkapkan dalam istilah Penilaian Acuan Patokan, dan (b) Kriteria kelompok atau criterion referenced norm atau Penilaian Acuan Norma".
b. Prosedur Penyusunan Norma Kemampuan Teknik Dasar Permainan Bola Basket Dalam penyusunan norma tes seharusnya dilakukan secara cermat dan teliti, agar norma tes tersebut dapat mencerminkan pada keadaan yang sebenarnya. Untuk mendapatkan norma tes yang dapat mencerminkan pada keadaan sebenarnya, maka harus menggunakan sampel yang cukup banyak. Sampel yang banyak akan mempengaruhi reliabilitas tes. Mulyono B.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 kepercayaan akan lebih diberikan kepada koefisien reliabilitas suatu tes
Menyusun norma tes harus menggunakan subyek yang banyak. Subyek yang banyak akan mempengaruhi tingkat reliabilitas. Dalam melakukan penyusunan norma penilaian teknik dasar bermain bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013, perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan SMP se Kecamatan Karanganyar yang akan dijadikan objek penelitian. 2) Mengumpulkan data-data peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. 3) Melakukan pengambilan sampel. 4) Menentukan item tes untuk mengukur kemampuan teknik dasar bermain bola basket yang akan digunakan untuk pengambilan data. 5) Melakukan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan tes, baik dalam administrasi maupun dalam pelaksanaannya di lapangan. 6) Menyusun data-data siswa yang diambil sebagai sampel penelitian. 7) Melakukan tes sesuai yang telah direncanakan. Hasil tes disusun dan dianalisis sesuai dengan langkah-langkah analisis yang benar. Hasil analisis data yang dilakukan kemudian disusun menjadi norma penilaian.
B. Kerangka Berpikir Bola basket merupakan olahraga permainan yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Permainan bola basket terangkun dalam permainan bola besar. Dalam pembelajaran bola basket diajarkan macam-macam teknik dasar bola basket. Teknik dasar bola basket yang diajarkan pada siswa SMP di antaranya: passing, shooting, dribbling, pivot dan rebound. Pembelajaran teknik dasar bola basket pada siswa SMP bertujuan agar siswa memiliki keterampilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 bermain bola basket, sehingga akan mendukung penampilannya baik secara individu maupun tim. Permainan bola basket juga dikembangkan oleh sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler bola basket yang dilaksanakan sekolah bertujuan untuk membina dan mengembangkan potensi siswa dalam olahraga permainan bola basket. Melalui kegiatan ekstrakurikuler bola basket diharapkan siswa mampu berprestasi pada pertandingan-pertandingan bola basket antar SMP seperti POPDA, PORSENI atau pertandingan lain yang sederajat. Mencapai prestasi yang tinggi merupakan tujuan dari latihan olahraga prestasi, seperti kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam kegatan ekstrakurikuler bola basket harus dilakukan latihan secara sistematis, kontinyu dan terprogram. Aspek-aspek yang mendukung pencapaian prestasi olahraga baik fisik, teknik, taktik dan mental harus ditingkatkan. Latihan teknik merupakan salah satu faktor yang harus dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Dalam latihan teknik dasar bola basket harus dilakukan evaluasi agar diketahui sejauh mana penguasaan teknik dasar bola basket. Tanpa diadakan evaluasi, maka tidak akan diketahui penguasaan teknik dasar bola basket. Jika dari evaluasi diketahui tingkat penguasaan teknik dasar bola basket belum baik, maka harus ditingkatkan dengan latihan lebih giat lagi. Demikian juga sebaliknya, jika dari evaluasi diketahui tingkat penguasaan teknik dasar bola basket sudah baik, maka harus dipertahakan dan tetap melakukan latihan secara teratur Untuk melakukan evaluasi penguasaan teknik dasar bola basket harus dilakukan tes dan pengukuran keterampilan teknik dasar bola basket. Dalam memilih tes keterampilan teknik dasar bola basket harus memenuhi persyaratan baik: validitas, reliabilitas, objektivitas, diskriminitas dan praktikabilitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan bola basket SMP Negeri 4, Lapangan Bola Basket SMP Negeri 5 dan di Lapangan Bola Basket Krida Manunggal Alun-Alun Kabupaten Karanganyar.
2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dua kali pengambilan data, yaitu test dan retest. Pelaksanaan pengambila data penelitian sebagai berikut: 1. Tanggal 13 Agustus 2012 di lapangan bola basket SMP Negeri 4 Karanganyar peserta test yaitu: SMP Negeri 1 Karanganyar, SMP Negeri 3 Karanganyar dan SMP Negeri 4 Karanganyar. 2. Tanggal 14 Agustus 2012 di lapangan bola basket SMP Negeri 5 Karanganyar peserta test yaitu: SMP Negeri 2 Karanganyar dan SMP Negeri 5 Karanganyar. 3. Tanggal 15 Agustus 2012 di lapangan bola basket SMP Negeri 4 Karanganyar peserta re-test yaitu: SMP Negeri 1 Karanganyar, SMP Negeri 3 Karanganyar dan SMP Negeri 4 Karanganyar. 4. Tanggal 16 Agustus 2012 di lapangan bola basket Krida Manunggal AlunAlun Karanganyar peserta re-test yaitu: SMP Negeri 2 Karanganyar dan SMP Negeri 5 Karanganyar. Secara keseluruhan rincian waktu penelitian digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian Tahun 2012 No
Kegiatan
1
Pengajuan Judul
2
Penyusunan Proposal
3
Seminar Proposal
4
Ijin Penelitian
5
Uji Coba Instrumen
6
Pengumpulan Data
7
Analisis Data
8
Penyusunan Laporan
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
B. Rancangan/Design Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey normatif. Thomas, J.R. & Nelson, J.K. Survey normatif meliputi penyusunan norma untuk kemampuan dan
penelitian ini disusun norma keterampilan
teknik dasar bola basket.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah siswa peserta esktrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 114 orang. Rincian populasi siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Tabel 3.2. Populasi Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 No 1
Nama SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar SMP Negeri 1 Karanganyar
Jumlah Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket 21 siswa
2
SMP Negeri 2 Karanganyar
22 siswa
3
SMP Negeri 3 Karanganyar
25 siswa
4
SMP Negeri 4 Karanganyar
23 siswa
5
SMP Negeri 5 Karanganyar
23 siswa
Jumlah
114 siswa
2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini keseluruhan siswa peserta esktrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013, sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran rangkaian tes bola basket dari Horrison Basketball Battery (1969 : 100-103) yang terdiri dari tes: 1. Shooting 2. Passing 3. Dribbling 4. Rebound Petunjuk masing-masing tes terlampir.
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan statistik deskriptif. Analisis data yang dilakukan yaitu: dengan mengadakan pengklasifikasian tingkat keterampilan teknik dasar bola basket
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 siswa. Dari hasil tes dan pengukuran keterampilan teknik dasar bola basket, kemudian disusun norma penilaian dengan rumus sebagai berikut: 1. Tabel Kerja Mencari T-Skor Mencari T-Skor, langkah-langkahnya sebagai berikut : a) Mencari angka tertinggi (AT) b) Mencari angka terendah (AR) c) Mencari rentangan/Range ® R = AT AR d) Mencari class interval (ki) ditentukan e) Menentukan interval (i) i=R ki f) Mencari angka pertama (AP) AP = AR I g) Membuat tabel kerja untuk mencari T-Skor
2. Menyusun Norma Penilaian Hasil yang diperoleh kemudian disusun dalam norma penilaian, dengan rentangan 2,5 SD. Penetapan rentangan 2,5 SD tersebut karena jumlah sampel yang digunakan adalah di atas 50 siswa. Hal
ini
sesuai
keterangannya Garrett H.E. (1958: 208) bahwa pembagian rentangan adalah, N = 10
49
± 2,0 S
N = 50
199
± 2,5 S
N = 200
999
± 3,0 S
N = 1000
ke atas ± 3,5 S
Langkah-langkah untuk
menyusun
norma
penilaian,
menurut
Mulyono B. (1997: 111) sebagai berikut: 1. Cari Rentangan nilai, dengan cara mencari nilai tertinggi dan nilai terendah. Rentangannya adalah nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. 2. Tetapkan interval 3. Buat tabel frekuensi 4. Cari f
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 5. Cari cf dari bawah 6. Cari cum % f (cummulative % frekuensi) dengan rumus : Cf N X 100 7. Cari smoothed cum % f dengan cara = kelas interval yang dicari ditambah kelas interval di atas dan di bawahnya dibagi 3. 8. Tetapkan persen untuk masing-masing klasifikasi. Gambaran persentase masing-masing klasifikasi dapat dilihat pada kurve sebagai berikut :
. 0,0 -1,66 SD (P4,84)
-0,83 SD (P20,63)
(P50,00)
+0,83 SD (P79,67)
+1,66 SD (P95,15)
-
Gambar Gambar 3.1. Kurva Normal 9. Cari P yang ditentukan dengan rumus : X - Yb Px = Bt + (
)i Ya - Yb
10. Tetapkan norma dari hasil P masing-masing. Dalam mengklasifikasikan kategori dari norma yang disusun dalam penelitian ini dengan kategori baik sekali, baik, sedang, cukup, kurang dan kurang sekali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 3. Mengklasifikasikan Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bola Basket Langkah-langkah untuk mengklasifikasikan tingkat keterampilan teknik dasar bola basket sebagai berikut: i. Dari hasil tes yang telah dicapai, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya yaitu: baik sekali, baik, sedang, cukup, kurang dan kurang sekali. ii. Mencari prosentase dari masing-masing kategori tingkat keterampilan teknik dasar bola basket siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian. Penyajian hasil penelitian berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Deskripsi data keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Baske SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Item Keterampilan Dasar Bola Basket Shooting
N
Nilai Terendah 5
M
SD
114
Nilai Tertinggi 17
19,54
4,14
Passing
114
32
15
44,12
6,03
Dribbling
114
32
16
44,12
4,78
Rebound
114
34
15
42,52
6,67
B. Uji Relibilitas Untuk mengetahui tingkat keajegan alat ukur keterampilan dasar bola basket, maka dilakukan uji reliabilitas masing-masing teknik dasar bola basket yang terdiri dari shooting, passing, dribbling dan rebound. Hasil uji reliabilitas keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentk tabel sebagai berikut:
commit to user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Tabel 4.2. Data Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Baske SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil Tes
Reliabilitas
Kategori
Shooting
0.92
Very Good
Passing
0,96
Excellent
Dribbling
0,92
Very Good
Rebound
0.97
Excellent
Berdasarkan hasil uji reliabilitas keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 rata-rata memiliki kategori tinggi sekali. Untuk mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut, menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Assesing Sport Skiil pendapat Strand & Rolayne Wilson (1993: 11) sebagai berikut: Tabel 4.3. Range Kategori Reliabilitas Coefficient
Reliability
.95 - .99
Excellent
.90 - .94
Very Good
.80- .89
Acceptable
.70- . 79
Poor
.60- .69
Questionable
C. Hasil Analisis Data Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disusun norma penilian keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Hasil pengklasifikasian dan penyusunan norma penilaian masing-masing item keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 1. Penilaian Hasil Tes Shooting Bola Basket Data hasil penilaian tes shooting bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.4. Hasil Penilaian Tes Shooting Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Nilai
Kategori
27 22 26 19 21 16 18 12 - 15 11 Total
Jumlah Siswa
Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
7 17 48 25 15 2 114
Jumlah Siswa dalam % 6.00 15,00 42,00 22,00 13,00 2,00 100,00
Untuk memahami penilaian hasil tes shooting bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
60 48
50 40 30
25 17
20 10
15
7 2
0 Baik sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Gambar 4.1. Histogram Penilaian Hasil Tes Shooting Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes shooting bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik sebanyak 17 siswa atau 15%, kategori sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, kategori cukup sebanyak 25 siswa atau 22%, kategori kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali sebanyak 2 siswa atau 2%.
2. Penilaian Hasil Tes Passing Bola Basket Data hasil penilaian tes passing bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.5. Hasil Penilaian Tes Passing Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Nilai 48 54 43 47 39 42 34 - 38
Kategori
Jumlah Siswa
Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
Total
8 18 37 35 11 5 114
Jumlah Siswa dalam % 7.00 16,00 32,00 31,00 10,00 4,00 100,00
Untuk memahami penilaian hasil tes passing bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
40
37 35
35 30 25 18
20 15 10
11 8 5
5 0 Baik sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Gambar 4.2. Histogram Penilaian Hasil Tes Passing Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes passing bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 8 siswa atau 7%, kategori baik sebanyak 18 siswa atau 16%, kategori sedang sebanyak 37 siswa atau 32%, kategori cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kategori kurang sebanyak 11 siswa atau 10% dan kategori kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.
3. Penilaian Hasil Tes Dribbling Bola Basket Data hasil penilaian tes dribbling bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 Tabel 4.6. Hasil Penilaian Tes Dribbling Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Nilai 47 53 43 46 40 42 35 - 39
Kategori
Jumlah Siswa
Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
6 21 40 36 10 1 114
Total
Jumlah Siswa dalam % 5.00 18,00 36,00 31,00 9,00 1,00 100,00
Untuk memahami penilaian hasil tes dribbling bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut: 38
40 33
35 30 25 20
16
16
15 10
6
5
5 0 Baik sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Gambar 4.3. Histogram Penilaian Hasil Tes Dribbling Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes dribbling bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori baik sebanyak 21 siswa atau 18%, kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, kategori cukup sebanyak 38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 siswa atau 31%, kategori kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kategori kurang sekali sebanyak 1 siswa atau 1%.
4. Penilaian Hasil Tes Rebound Bola Basket Data hasil penilaian tes rebound bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7. Hasil Penilaian Tes Rebound Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Nilai 47 55 41 46 37 40 31 - 36
Kategori
Jumlah Siswa
Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
Total
6 20 48 22 15 3 114
Jumlah Siswa dalam % 5,00 18,00 42,00 19,00 13,00 3,00 100,00
Untuk memahami penilaian hasil tes rebound bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
60 48
50 40 30
22
20 20 10
15 6
3
0 Baik sekali
Baik
Sedang
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Gambar 4.3. Histogram Penilaian Hasil Tes Rebound Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes rebound bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori baik sebanyak 20 siswa atau 18%, kategori sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, kategori cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kategori kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali sebanyak 3 siswa atau 3%.
5. Penilaian Keterampilan Dasar Bola Basket Data hasil penilaian tes keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 Tabel 4.8.
Hasil Penilaian Tes Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
Nilai
Kategori
223 261 198 222 175 197 150 - 174
Jumlah Siswa dalam % 6,00 10,00 35,00 33,00 12,00 4,00 100,00
Jumlah Siswa
Baik sekali Baik Sedang Cukup Kurang Kurang sekali
Total
7 11 40 38 13 5 114
Untuk memahami penilaian hasil tes keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
45
40
40
38
35 30 25 20 15 10
13
11 7
5
5 0 Baik sekali
Baik sekali
Sedang
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Gambar 4.3. Histogram Penilaian Hasil Tes Keterampilan Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Berdasarkan data di atas dapat diketahui, hasil tes keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik sebanyak 11 siswa atau 10%,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, kategori cukup sebanyak 38 siswa atau 33%, kategori kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kategori kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan analisis data dalam penelitian ini yaitu: norma masing-masing item keterampilan dasar bola basket dan norma keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Berikut ini disajikan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Kategori Teknik Dasar Bola Basket Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Norma masing-masing item keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 meliputi tes: 1. Shooting hasil tes shooting bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik sebanyak 17 siswa atau 15%, kategori sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, kategori cukup sebanyak 25 siswa atau 22%, kategori kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali sebanyak 2 siswa atau 2%. 2. Passing hasil tes passing bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 8 siswa atau 7%, kategori baik sebanyak 18 siswa atau 16%, kategori sedang sebanyak 37 siswa atau 32%, kategori cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kategori kurang sebanyak 11 siswa atau 10% dan kategori kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 3. Dribbling hasil tes dribbling bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori baik sebanyak 21 siswa atau 18%, kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, kategori cukup sebanyak 36 siswa atau 31%, kategori kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kategori kurang sekali sebanyak 1 siswa atau 1%. 4. Rebound hasil tes rebound bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, kategori baik sebanyak 20 siswa atau 18%, kategori sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, kategori cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kategori kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kategori kurang sekali sebanyak 3 siswa atau 3%. 2. Kategori
Tingkat
Keterampilan
Dasar
Bola
Basket
Peserta
Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Norma keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kategori baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, kategori baik sebanyak 11 siswa atau 10%, kategori sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, kategori cukup sebanyak 38 siswa atau 33%, kategori kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kategori kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%. Berdasarkan
norma
keterampilan
dasar
bola
basket
peserta
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa, yang memiliki kategori baik sekali dan baik hanya 18 siswa. Sedangkan 96 siswa lainnya memiliki kategori sedang, cukup, kurang dan kurang sekali. Hal ini menggambarkan bahwa, rata-rata keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 masih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 rendah atau kurang. Masih rendahnya keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 karena kegiatan ekstrakurikuler bola basket hanya dilaksanakan satu kali dalam seminggu. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar jelas tidak ideal. Idealnya latihan olahraga prestasi dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu. M. Sajoto (1995: uju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan Selain kegiatan ekstrakurikuler yang tidak ideal, kegiatan ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tidak dibuat program latihan yang jelas. Seharusnya kagiatan olahraga prestasi termasuk ekstrakurikuler bola basket dibuat program latihan yang jelas baik, fisik, teknik, taktik dan mental dan dibuat program latihan untuk jangka panjang atau jangka pendek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. (a) Kategori teknik dasar shooting: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 17 siswa atau 15%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 25 siswa atau 22%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 2 siswa atau 2%, (b) kategori teknik dasar passing: baik sekali sebanyak 8 siswa atau 7%, baik sebanyak 18 siswa atau 16%, sedang sebanyak 37 siswa atau 32%, cukup sebanyak 35 siswa atau 31%, kurang sebanyak 11 siswa atau 10% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%, (c) kategori teknik dasar dribbling: baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 21 siswa atau 18%, sedang sebanyak 40 siswa atau 36%, cukup sebanyak 36 siswa atau 31%, kurang sebanyak 10 siswa atau 9% dan kurang sekali sebanyak 1 siswa atau 1% dan (d) kategori teknik dasar rebound: baik sekali sebanyak 6 siswa atau 5%, baik sebanyak 20 siswa atau 18%, sedang sebanyak 48 siswa atau 42%, cukup sebanyak 22 siswa atau 19%, kurang sebanyak 15 siswa atau 13% dan kurang sekali sebanyak 3 siswa atau 3%. 2. Kategori tingkat keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: baik sekali sebanyak 7 siswa atau 6%, baik sebanyak 11 siswa atau 10%, sedang sebanyak 40 siswa atau 35%, cukup sebanyak 38 siswa atau 33%, kurang sebanyak 13 siswa atau 12% dan kurang sekali sebanyak 5 siswa atau 4%.
commit to user 83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini bahwa, dalam memberikan penilaian terhadap keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri
se
Kecamatan
Karanganyar
tahun
pelajaran
2012/2013
dapat
menggunakan pedoman yang sesuai. Dalam hal ini guru Penjasorkes atau pembina kegiatan ekstrakurikuler bola basket dapat melihat norma yang ada, yang telah disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Norma yang disusun tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk memberikan penilaian keterampilan dasar bola basket siswa SMP yang terdiri dari teknik dasar shooting, passing, dribbling dan rebound. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui, tingkat keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian ini diketahui ada siswa yang memiliki keterampilan dasar bola basket dengan kriteria baik, baik sekali, sedang, cukup, kurang dan kurang sekali.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka kepada para guru Penjasorkes, Pembina atau Pelatih Ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar, disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Hendaknya selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap keterampilan dasar bola basket, sehingga akan diketahui sejauh mana keberhasilan latihan yang telah dilaksanakan. 2. Dalam melakukan penilaian keterampilan dasar bola basket, hendaknya menggunakan norma penilaian yang sesuai. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk menilai keterampilan dasar bola basket siswa SMP.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 3. Kegiatan ekstrakurikuler bola basket hendaknya dilaksanakan minimal tiga kali dalam satu minggu. 4. Hendaknya dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bola basket dibuat program latihan yang jelas baik program latihan fisik, teknik, taktik dan mental.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 DAFTAR PUSTAKA Adang Suherman. (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. A. Hamidsyah Noer. (1995). Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Andi Suhendro. (1999). Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. (2007. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Arif (2011). dalam http://arif05094.blogspot.com/ 22 Mei 2012 A. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun. (1992). Permainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson (1987). Practical Measurement for Evaluation Pysical Education. Minesota USA: Publishing Company. Bompa, O. Tudor. 1999. Periodization Theory and Methodology of Training. Kendall / Hant : Departement of Physical Education York University. Toronto. Ontario. Canada. Depdiknas. (2002). Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. (2004). Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Frank M. Verducci. (1980). Measurement Concepts In Physical Education. New York : The C.V. Mossby Company. Garret. H.E. (1958). Statistics In Psycology and Education. New York: Longuans Green and CO. Hal Wissel. (2000). Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran dan Teknik. Alih Bahasa. Bagus Pribadi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. H.J.S. Husdarta. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta
commit to user