PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MODIFIKASI BOLA TERHADAP KETERAMPILAN CHEST PASS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Eksperimen pada Siswa Putri Kelas VII SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/ 2015) oleh; Ghian Nurrul Kalam; 1 H. Agus Mulyadi, M.Pd.;2 H. Budi Indrawan, M.Pd.;3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh pembelajaran menggunakan modifikasi bola terhadap keterampilan chest pass dalam permainan bola basket pada siswa putri kelas VII D SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa putri kelas VII D SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015 sebanyak 20 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan modifikasi bola berpengaruh secara berarti terhadap keterampilan chest pass dalam permainan bola basket pada siswa putri kelas VII D SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga bola basket, pembelajaran menggunakan modifikasi bola dapat dijadikan tolak ukur dan dapat digunakan sebagai alternatif bentuk latihan dalam rangka meningkatkan keterampilan chest pass.
Kata Kunci: Pembelajaran, Modifikasi Bola, Chest Pass, Permainan Bola Basket
1
2
A. PENDAHULUAN Olahraga di Indonesia semakin menunjukan kenaikan kualitas maupun kuantitas. Peranannya yang sngat setrategis dalam kehidupan manusia, olahraga menjadi alat untuk membentuk karakteristik bangsa yang sangat efektif dalm era globalisasi. Penanganan kegiatan olahraga oleh pihak yang kompopeten semakin professional, hal ini di tandai dengan semakin maraknya berbagai kegiatan-kegiatan olahraga yang bersifat rekreasi, dan prestasi yang di tangani secara baik dalam kualitas organisasi maupun penyelenggaranya. Olahraga basket yang bersifat nasional, regional maupun internasional pencapaian prestasi semakin meningkat, peningkatan atau prestasi dalam cabang olahraga bola basket tentunya melalui usaha yang keras dilakukan oleh para pelatih dan ahli-ahli dalam bidang olahraga. Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok aspek permainan dan olahraga yang diberikan kepada siswa sejak kelas IV sekolah dasar. Selain diberikan dalam kegiatan kurikuler, permainan bola basket bisa dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk pembinaan siswa yang berminat terhadap permainan bola basket. Hal ini sejalan dengan penjelasan Depdiknas (2003: 10) dalam rambu-rambu butir 12
yang bunyinya sebagai berikut. “Untuk
pembinaan siswa yang berminat terhadap salah satu atau beberapa cabang olahraga tertentu, dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler”. Menurut Depdiknas (2003: 8) standar kompetensi bahan kajian mata pelajaran pendidikan jasmani dalam aspek permainan dan olahraga yang harus dimiliki siswa adalah (1) siswa mampu melakukan berbagai macam permainan dan cabang olahraga,(2) siswa memiliki pengetahuan/konsep dan keterampilan berpikir yang relevan dalam berbagai permainan olahraga, dan (3) siswa memiliki apresiasi terhadap perilaku bermain dan berolahraga yang termanifestasikan ke dalam nilai-nilai, seperti kerjasama, menghargai teman dan lawan, jujur, adil, terbuka, dan lainlain”. Permainan bola basket adalah permainan yang dilakukan oleh 5 orang tiap regunya yang dimainkan oleh pria maupun wanita dari segala usia. Tujuan permainan bola basket memasukan bola ke basket lawan sebanyak-banyaknya dan berusaha mencegah lawan untuk memasukan bola ke basket kita. Untuk memainkannya bola
3
tersebut boleh dilemparkan, digiring, didorong atau dipukul; dengan tangan terbuka ke segala penjuru arah lapangan. Teknik dasar bola basket terdiri atas (1) Menggiring bola (Dribling), (2) Operan bola (Passing), (3) Menembak bola (Shooting), (4) Olah (Pivot). Keempat teknik tersebut perlu dikuasai oleh setiap pemain bola basket. Dengan menguasai teknik-teknik tersebut seorang pemain akan mampu bermain dengan akurat, bekerjasama dengan baik, sportif yang pada akhirnya dia akan mencapai prestasi yang optimal. Salah satu teknik yang harus dikuasai oleh pemain bola basket adalah teknik operan (passing) dengan berbagai variasinya karena teknik operan dapat menciptakan peluang skor bagi tim. Teknik operan lebih cepat memindahkan bola daripada dribling, dan permainan akan lebih indah jika teknik operan yang dilakukan para pemain bervariasi. Teknik operan dapat dilakukan dengan berbagai variasi. Salah satunya adalah operan dada (chest pass). Operan dada merupakan salah satu teknik operan umum, seperti dijelaskan Wissel (1996:72) sebagai berikut, “Operan dada adalah operan yang paling umum dalam permainan bola basket, karena dapat dilakukan dengan cepat dan tepat dari setiap posisi di atas lantai”. Di atas telah dikemukakan bahwa permainan bola basket diberikan kepada siswa sejak kelas IV sekolah dasar. Oleh karena itu secara logika siswa SMP harus sudah mampu melakukan teknik-teknik dasar permainan bola basket. Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan secara visual, penulis melihat siswa SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya terutama pada siswa putri masih kurang mampu melakukan chest pass. Mengacu pada kutipan di atas, penulis berpendapat bahwa salah satu faktor penyebab ketidakmampuan siswa putri SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya melakukan chest pass dengan baik adalah tingkat kesulitan kesulitannya tinggi, penyebab lain kurang mampunya siswa di sekolah tersebut adalah kurangnya bola dan kemampuan fisik anak belum memadai untuk melakukan gerakan chest pass dengan menggunakan bola basket yang asli. Oleh karena itu, wajar jika pada kenyataan di sekolah tersebut masih banyak siswa yang kurang menguasai chest pass. Hal ini menuntut penulis sebagai guru penjas dan pembina olahraga merasa terdorong untuk lebih kreatif mencari solusi dalam upaya mengatasi hal tersebut. Terlebih lagi kurikulum 2013 menuntut guru kreatif. Artinya dalam merencanakan dan
4
melaksanakan pembelajaran atau pelatihan, guru pendidikan jasmani (Penjas), pembina, dan pelatih harus kreatif. Guru Penjas atau pelatih harus pandai memilih pendekatan, metode, teknik, dan strategi pembelajaran/ pelatihannya sesuai dengan pengetahuan, kemampuan yang dimilikinya, serta sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah tempatnya mengajar. Namun demikian guru Penjas harus selalu memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut, memperhatikan tingkat perkembangan anak didiknya, dan mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Bahagia dan Suherman (2000: 1), mengemukakan bahwa Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan Depelopmentally Appropriate Practice (DAP). Oleh karena itu DAP termasuk di dalamnya body scaling atau ukuran tubuh siswa harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran Penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi. Selanjutnya Bahagia dan Suherman (2000: 7) menjelaskan bahwa Salah satu modifikasi lingkungan pembelajaran ini adalah modifikasi peralatan. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu, misalnya berat ringannya bola, besar kecilnya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya peralatan yang digunakan. Mengacu pada pendapat Bahagia dan Suherman di atas, penulis tertarik untuk mencoba memodifikasi bola dengan cara mengganti bola basket yang sebenarnya dengan bola plastik yang diisi balon dan bolavoli. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa takut siswa terhadap basket yang oleh siswa tersebut dirasakan terlalu berat. Untuk mengetahui efektif tidaknya atau berpengaruh tidaknya modifikasi tersebut terhadap keterampilan melakukan chest pass, penulis bermaksud melakukan penelitian secara eksperimen pada siswa putri kelas VII D SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015.
5
B. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah eksperimen karena sifat dari penelitian ini, adalah untuk mengungkapkan pengaruh pembelajaran menggunakan modifikasi bola terhadap keterampilan chest pass pada permainan bola basket. Pada dasarnya sesuatu tulisan adalah media komunikasi yang berpungsi informatif, stimulatif, dan dokumentatif. Agar suatu tulisan berfungsi efektif, perlu ada sesuatu teknik penyajian yang membantu tercapainya tujuan fungsional tersebut. Oleh karena itu, di dalam BAB III ini penulis akan menyajikan suatu sistematika yang membantu dipahaminya peranan serta fungsi dari masing-masing unsur, dan kaitannya satu sama lain secara keseluruhan. Penulis sadari, bahwa untuk mencapai tujuan penelitian ini, yaitu menguji kebenaran hipotesis diperlukan suatu metode. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Surakhmad (1980: 121) yaitu, “…metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan alat tertentu”. Karena dalam penelitian ini penulis mengadakan suatu percobaan, dengan tujuan untuk memperoleh data yang diperlukan serta penemuan faktor-faktor akibat, maka metode yang penulis gunakan adalah metode eksperimen. Mengenai hal ini dikemukakan oleh Surakhmad (1982: 149) sebagai berikut. Dalam arti kata luas, bereksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu yang mengaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan dan deskripsi data melainkan pada penemuan faktor-faktor akibat ; karena itu maka di dalam eksperimen orang bertemu dengan dinamik dalam interaksi variabel-variabel. Metode eksperimen menurut Surakhmad (1980: 76) adalah, “cara mengadakan percobaan yang bertujuan untuk menemukan perhubungan sebab akibat antara variabelvariabel yang diselidiki”. Metode eksperimen ini dipakai karena, sampai saat ini dianggap paling tepat untuk meneliti hubungan sebab akibat. Seperti yang dikemukakan oleh Hadi (1982: 427), sebagai berikut. “Salah satu tugas penting dalam research ilmiah adalah menetapkan ada tidaknya hubungan sebab akibat antara fenomena-fenomena dan
6
menarik hukum-hukum tentang hubungan sebab akibat itu. Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat itu”. Variabel Penelitian Variabel penelitian menurut Arikunto, Suharsimi (1988: 99) variabel adalah “objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Selanjutnya Arikunto, Suharsimi (1988:101) menjelaskan bahwa “variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat dari dependent variabel (Y). Mengacu pada desain penelitian seperti yang dikemukakan di atas, penulis dapat menentukan variabel dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu pembelajaran chest pass dengan modifikasi bola. Sedangkan variabel terikatnya yaitu keterampilan chest pass dalam permainan bola basket.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan keterampilan chest pass dalam permainan bola basket. Yang dilaksanakan untuk tes awal dan tes akhir pada subjek. Tes keterampilan penguasaan teknik-teknik dasar dalam permainan bola basket dikemukakan oleh Nurhasan dan Narlan (2001: 174) terdiri atas tiga butir tes yaitu: 1. Tes melempar dan menangkap bola 2. Tes menembak bola ke keranjang basket 3. Tes menggiring bola Dari ketiga butir tes di atas penulis menetapkan satu butir tes yaitu tes melempar dan menangkap bola ke dinding. Menurut Nurhasan dan Narlan (2001: 174) menjelaskan “Tes ini mempunyai r validitas sebesar 0,89 yang diperoleh dari hasil perhitungan multiple korelasi dengan metode Werry-Doelittle.”
7
Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok subjek yang akan di jadikan objek penelitian. Pengertian populasi menurut Arikunto (2013 : 173) Mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” sedangkan populasi menurut Sugiyono (1999: 72) adalah “Generalisasi yang terdiri objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan”. Sebelum menetapkan sampel penelitian terlebih dahulu harus menentukan tujuan dari penyelidikan dan memperhatikan apakah populasi pada umumnya dianggap homogen atau heterogen seperti misalnya umur, jenis kelamin dan sebagainya yang dianggap perlu untuk penyelidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil siswa putri kelas VII D SMP Negeri 19 Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 20 orang. Menurut Arikunto (2013 : 174) Mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti”. Penentuan sampel ini dilakukan dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Selanjutnya Sugiyono (2007), total sampling adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Pada pelaksanaanya, penulis mengambil seluruh dari populasi untuk menjadi sampel dengan kebutuhan penelitian dengan kriteria, sampel tidak cacat fisik terutama tangan dan kakinya dan dalam keadaan sehat. Teknik Pengolahan Data Setelah data dari hasil pengukuran diperoleh, maka data tersebut diolah dengan menggunakan pendekatan statistik. Adapun proses pengolahan datanya sebagai berikut : 1. Membuat distribusi frekuensi. a. Menentukan rentang (R = skor tertinggi – skor terendah) b. menentukan kelas interval (k = 1 +3,3 log n) c. Menentukan panjang interval (p =
R ) K
2. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes dengan menggunakan rumus di bawah ini.
8
fi . ci X Xo p fi
arti tanda-tanda tersebut adalah : = Nilai rata-rata yang dicari
X
Xo = Titik tengah skor yang memuat tanda kelas dengan nilai c = 0 p
= Panjang kelas interval
= Sigma atau jumlah
fi
= Frekuensi
ci
= Deviasi atau simpangan
3. Menghitung Standar deviasi atau simpangan baku dengan rumus sebagai berikut. n fi . ci 2 fi . ci
2
sp
n n - 1
4. Menghitung varians dari masing-masing tes, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. n fici 2 fici 2 S P n n 1 2
2
Arti tanda-tanda tersebut adalah : S2 = Nilai varians yang dicari P2 = Panjang kelas interval Ci = Deviasi atau simpangan N = Jumlah sampel ( n =
fi )
5. Menguji normalitas data dari setiap tes melalui penghitungan statistik kuadrat) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
2
Oi - Ei 2 Ei
Arti tanda-tanda rumus adalah sebagai berikut. X2 = Chi-kuadrat adalah lambang yang menyatakan nilai normalitas Oi = Frekuensi nyata atau hasil observasi/pengamatan Ei = Frekuensi teoretik/ekspektasi jumlah sampel dalam kelompok.
2
(chi-
9
Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi Chi-kuadrat dengan taraf nyata 0,05 dan dk k - 3 . Apabila
2 1 - , k 3
atau
2 tabel dari daftar
Chi-Kuadrat lebih besar atau sama dengan hasil penghitungan statistik
2 , maka data-
data dari setiap tes itu berdistribusi normal dapat diterima, untuk harga
2 lainnya
ditolak. 6. Menguji homogenitas data dari setiap kelompok melalui penghitungan statistik F dengan menggunakan rumus sebagai berikut. F
Variansi terbesar Variansi terkecil
Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi F dengan taraf nyata
0,05
dan derajat kebebasan dk k - 3 . Apabila angka F hitung lebih kecil atau
sama dengan F tabel distribusi F F 1 V1 , V2 , maka data-data dari kelompok tes 2 itu homogen. F 1 2 V1 , V2 didapat dari daftar distribusi F dengan peluang 1 , 2 sedangkan derajat kebebasan V1 dan V2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut = n. 7. Menguji diterima atau ditolaknya hipotesis melalui pendekatan uji kesamaan kedua rata-rata uji dua pihak (uji t). Apabila data tersebut berdistribusi normal dan homogen maka rumus yang digunakan adalah : X1 X 2
t s
1 1 n1 n 2
dengan
s
n 1 1s12 n 2 1s 22
Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut sebagai berikut t
= Nilai signifikansi yang dicari.
X1 = Skor rata-rata dari tes awal atau variabel I. X = Skor rata-rata dari tes akhir atau variabel II
s
= Simpangan baku gabungan
n2 = Jumlah sampel S1 = Varians sampel tes awal atau variabel I. S 22 = Varians dari sampel tes akhir atau variabel II
n1 n 2 2
10
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis (H) jika – t (1- 1 t t (1 - 1 ) 2 2 didapat dari distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 dan peluang (1 - 1 ). 2 Tarap nyata ( ) = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% untuk harga t lainnya hipotesis (H) ditolak. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan pendekatan statistik, hipotesis penelitian yang penulis ajukan yaitu: “pembelajaran dengan menggunakan modifikasi bola berpengaruh secara berarti terhadap keterampilan chest pass dalam permainan bola basket pada siswa putri kelas VII D SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015” ternyata hasilnya diterima atau terbukti. Kebenaran hasil pengujian hipotesis tersebut didukung pula oleh data hasil penelitian dengan menggunakan uji t` yang menunjukkan nilai t` hitung sebesar 6,74 yang berada di luar daerah penerimaan hipotesis (t`tabel sebesar 1,73). Diterimanya
hipotesis
tersebut
diduga
karena
untuk
menghasilkan
keterampilan chest pass yang baik, dapat dilakukan dengan menggunakan modifikasi bola. Selain itu, latihan chest pass dengan menggunakan modifikasi bola pada permainan bola basket dapat memotivasi siswa untuk belajar teknik dasar chest pass, memudahkan kesulitan belajar siswa melakukan teknik dasar chest pass. D. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dengan menggunakan pendekatan statistika, penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: pembelajaran dengan menggunakan modifikasi bola berpengaruh secara berarti terhadap keterampilan chest pass dalam permainan bola basket pada siswa putri kelas VII D SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Hal ini berarti bahwa modifikasi
11
bola efektif digunakan dalam meningkatkan keterampilan chest pass dalam permainan bola basket pada siswa sekolah menengah pertama. Saran Mengacu pada hasil yang telah diperoleh penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Bagi guru olah raga maupun pembina olahraga di sekolah-sekolah bahwa modifikasi bola dapat dijadikan tolak ukur dan dapat digunakan sebagai alternatif bentuk latihan dalam rangka meningkatkan keterampilan chest pass. 2. Karena ruang lingkup penelitian ini terbatas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang tertarik untuk membahas dan meneliti mengenai masalah yang sama, agar melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan ruang lingkup penelitian yang lebih luas sehingga diperoleh hasil yang lebih empirik. E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1988. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Badriah, Dewi Laelatul. 2000. Fisiologi Olahraga dalam Perspektif Teoretis dan Praktik. Bandung: Pustaka Ramadhan. Bahagia, Yoyo dan Adang Suherman. 2000. Prinsip prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Kurikulum. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Indrawan Budi, dan Nurhidayat, Deni. 2010. Permainan Bola Basket. UNSIL : Tasikmalaya. Jamaludin. 2003. Problematik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Nurhasan dan Abdul Narlan. 2001. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL.
12
Purwanto, Ngalim. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya. Pusat Bahasa Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. Sardiman AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyanto. 1993. Perkembangan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. 1999. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta. Surakhmad, Winarno. 1994. Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito. Wissel. 2000. Bola Basket. Langkah untuk Sukses. Terjemahan Bagus Pribadi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.