PENERAPAN MODIFIKASI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN DRIBBLING TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK TEKNIK DASAR DRIBBLING BOLA BASKET
Shelvy Nurwidyawati
ABSTRAK Dribble adalah salah satu cara membawa bola dan juga dapat membantu memindahkan bola di lapangan dan menjauhkan diri dari penjagaan. Jika dalam permainan bola basket tidak bisa dribling maka permainan pun akan terhambat bahkan cenderung tidak dapat berjalan. Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak, guru harus menyiapkan sebuah metode yang hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Development Appropriate Practice). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh modifikasi permainan terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket.Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modifikasi permainan terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket. Berdasarkan temuan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan modifikasi permainan dalam pembelajaran dribbling terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket ini terbukti dengan adanya nilai t hitung 6,910 > nilai t tabel 2,056. Ada peningkatan hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket sebesar 20,37% dari sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa modifikasi permainan dalam pembelajaran dribbling bola basket.
Kata kunci : Gerak dasar dribble, modifikasi, motorik, pembelajaran
1
A. Latar Belakang Pembinaan dan pengembangan potensi anak bangsa dapat diupayakan melalui pembangunan di berbagai bidang yang didukung oleh atmosfer belajar. Anak sekolah berkedudukan sebagai tunas bangsa dan penerus cita-cita perjuangan bangsa perlu mendapatkan posisi dan fungsi strategis dalam pembangunan. Terutama pembangunan pendidikan yang menjadi bagian integral dalam pembangunan suatu bangsa dan kunci pembangunan potensi anak yang seyogyanya dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya pembahasan tentang anak oleh para pakar dan praktisi melalui seminar dan konferensi baik nasional maupun internasional. Sebagaimana yang tertuang dalam hasil konferensi Genewa tahun 1979 bahwa aspek-aspek yang perlu dikembangkan pada anak prasekolah atau usia dini yaitu ; motorik, bahasa, kognitif, emosi, sosial, moralitas, dan kepribadian. Kemampuan motorik terbagi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah aktivitas dengan menggunakan otot-otot besar yang meliputi gerak dasar lokomotor, non lokomotor, dan manipulative sedangkan yang dimaksud dengan motorik halus adalah kemampuan anak prasekolah beraktivitas menggunakan otot-otot
halus
(otot
kecil)
seperti
menulis,
menggambar
dan
lain-lain
(Samsudin:2005). Zaman sekarang model pembelajaran penjas tergolong relatif monoton. Semua dapat dibuktikan dengan malasnya siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar karena kurang kreatifnya seorang guru penjas dalam memberikan materi sehingga menyebabkan menurunnya keterampilan motorik siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak, guru harus menyiapkan sebuah metode yang hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri. Para ahli biasanya menyebut dengan istilah
2
(DAP) “Developmentally Appropiate Practice”. Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP, termasuk di dalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran pendidikan jasmani.. Metode pembelajaran modifikasi permainan merupakan sebuah pembelajaran yang tujuannya untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Metode pembelajaran dengan modifikasi permainan ini dapat dilakukan dalam semua materi penjas. Salah satunya yaitu materi bola basket. Bola basket memang olahraga yang tidak bisa dilakukan di sembarang tempat, butuh tempat atau perlengkapan khusus untuk bermain. Dewasa ini bola basket memang sudah banyak diminati terutama di kalangan perkotaan. Di daerah pun olahraga ini juga sudah mulai diminati, akan tetapi sebagian besar sekolah terbentur permasalahan mengenai sarana dan prasarana. Sebagian dari mereka hanya mempelajari di bangku sekolah, dan itu pun baru diajarkan pada siswa menengah. Sebagian besar dari mereka pula yang baru mengenal olahraga ini mengalami kesulitan untuk bisa menguasai teknik dasarnya. Selain karena fasilitas yang tersedia kurang memadai di sekolah, mereka juga menerima pembelajaran dari kegiatan belajar di sekolah seminggu sekali. Dari beberapa teknik dasar seperti dribbling, passing dan shooting, teknik dasar yang penting untuk dikuasai siswa adalah dribbling. Dribbling
3
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bola basket dan penting bagi permainan individual dan tim. Dribbling adalah salah satu cara membawa bola dan juga dapat membantu memindahkan bola di lapangan dan menjauhkan diri dari penjagaan (Hal Wiessel). Jika dalam permainan bola basket tidak bisa dribbling maka permainan pun akan terhambat bahkan cenderung tidak dapat berjalan. Beda halnya dengan passing dan shooting yang pada inti gerakannya adalah melempar. Permasalahan dalam dribbling lebih kompleks dikarenakan setiap individu diharuskan dapat mengendalikan bola dengan memantulkan ke lantai lapangan. Bagi mereka yang baru mengenal olahraga bola basket pasti akan mengalami kesulitan karena mereka belum menguasai cara mengendalikan bola dan merasakan sentuhan bola. Banyak kendala yang dialami dalam melakukan pembelajaran teknik dasar dribbling bola basket yang dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Untuk dapat meningkatkan keterampilan dasar olahraga bola basket khususnya pada teknik dasar dribbling supaya siswa tetap semangat mengikuti materi ajar maka diperlukan satu metode pembelajaran yang tepat agar tujuan dari standar kompetensi dasar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Salah satu jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran dengan modifikasi permainan. Dalam penelitian ini penerapkan modifikasi permainan dalam pembelajaran dribbling terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket dan lebih ditekankan studi pada kelas VII SMP Negeri 3 Tuban. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
4
1. Apakah ada pengaruh modifikasi permainan terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket di SMP Negeri 3 Tuban? 2. Seberapa
besar pengaruh modifikasi
permainan
terhadap hasil
belajar
keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket di SMP Negeri 3 Tuban? C. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen, adapun definisi dari penelitian kuantitatif yang dijelaskan oleh Maksum (2009 : 10) bahwa dalam penelitian antara lain dicirikan oleh pengujian hipotesis dan digunakannya instrumen-instrumen tes yang standar. Sedangkan penelitian eksperimen seperti yang dijelaskan oleh Maksum (2009 : 14) adalah suatu penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat diantara variabelvariabel. Desain penelitian ini menggunakan randomized control group pretest-posttest design. Design ini relatif mendekati sempurna, mengingat ada kelompok kontrol, ada perlakuan, subjek ditempatkan secara acak, dan adanya pretest-posttest untuk memastikan efektivitas perlakuan yang diberikan.
R1
T1
X
T2
R2
T1
-
T2
Keterangan : R1
= simbol untuk kelompok treatment
R2
= simbol untuk kelompok kontrol
T1
= pre-test
T2
= post-test
(Maksum, 2009)
5
D. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu konsep yang memiliki variabilitas atau keragaman yang menjadi fokus penelitian. Sedangkan konsep sendiri adalah abstraksi atau penggambaran dari suatu fenomena atau gejala tertentu (Maksum, 2009: 28). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008: 39), variabel dibedakan menjadi 2, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Definsi dari kedua istilah tersebut adalah sebagai berikut: Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor dan antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau variabel dependen. variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini penerapan modifikasi permainan dalam pembelajaran dribbling sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bolabasket peserta didik kelas VII (tujuh) SMP Negeri 3 Tuban. E. Populasi dan Sampel Populasi diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII (Tujuh) SMP Negeri 3 Tuban yang terdiri dari kelas (VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G) dengan jumlah siswa 182 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cluster
6
sampling, adapun definisi cluster sampling adalah sebuah teknik sampling yang cara pemilihannya bukan secara individu, melainkan secara kelompok atau area (Maksum, 2009: 43). Sampel yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII (tujuh) SMP Negeri 3 Tuban. Dalam penelitian ini sampel yang diambil dari populasi adalah sebanyak 2 kelas yang terdiri dari 1 kelas sebagai kelompok eksperimen dan 1 kelas sebagai kelompok kontrol yang tiap kelasnya berjumlah 26 siswa. Cara pemilihan sampel yaitu dengan cara melakukan undian dari 7 kelas diambil 2 kelas. Dengan rincian sebagai berikut : 26 siswa sebagai kelompok kontrol, 26 siswa sebagai kelompok eksperimen. Cara untuk menentukan anggota kelompok adalah dengan cara undian, setiap kelas akan diberi kertas undian sebanyak jumlah kelas tersebut, akan tetapi hanya 2 kertas saja yang bertuliskan angka 1 – 2. Kelas yang mendapat angka 1 akan masuk kelompok eksperimen dan kelas yang mendapat angka 2 akan masuk kelompok kontrol. F. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Maksum 2009: 55). Instrumen penelitian dalam penelitan kuantitatif memegang peranan penting, hal ini berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Instrumen dalam penelitian ini adalah 1.
Stopwatch
2.
Cone
3.
Bolabasket
4.
Peluit
5.
Meteran
6.
Lapangan bolabasket
7
7.
Blanko dan alat tulis untuk mencatat hasil tes
G. Teknik Pengumpulan Data Langkah awal sebelum melakukan penelitian adalah melakukan studi pendahuluan, dengan tujuan mengetahui kondisi di lapangan yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Studi pendahuluan kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut : 1. Melihat situasi pembelajaran yang sedang berlangsung dengan tujuan mengetahui seberapa besar keterampilan motorik yang dikuasai oleh siswa. 2. Melihat kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah SMP Negeri 3 Tuban supaya dapat merancang model modifikasi yang akan dilakukan. 3. Menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu seluruh siswa kelas VII (tujuh) SMP Negeri 3 Tuban. 4. Sampel dipilih karena menurut peneliti kelas VII (tujuh) merupakan proses kematangan siswa dalam melakukan keterampilan motorik. 5. Mempersiapkan segala administrasi terkait penelitian yang akan dilaksanakan, seperti admisintrasi perijinan kepada sekolah. 6. Menyusun waktu dan rencana untuk pengambilan data pada sekolah yang telah ditentukan. 7. Melakukan penelitian yang dilakukan selama 4 kali tatap muka karena disesuaikan dengan kurikulum yang ada di sekolah. Penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Pertemuan I dengan pemberian pre-test pada kelompok eksperimen dan kontrol
dengan melakukan dribbling sesuai dengan ketentuan tes yang
diberikan oleh peneliti sebanyak dua kali. Kemudian diambil hasil terbaik dari ke-2 tes dribbling tersebut.
8
b. Pertemuan II dan III memberikan perlakuan terhadap kelompok treatment dengan modifikasi permainan berupa permainan benteng-bentengan sambil menggiring
bola.
Sedangkan
kelompok
kontrol
hanya
menerima
pembelajaran dribbling secara umum tanpa diberikan modifikasi permainan. Selama proses belajar mengajar, siswa memahami dengan benar apa yang diajarkan oleh peneliti. c. Pertemuan IV memberikan post-test kepada kelompok treatment dan kontrol. Kemudian diambil hasil terbaik dari dua kali tes dribbling tersebut, selanjutnya dibandingkan antara kelompok eksperimen dan kontrol.
Gambar 3.1 Tes kemampuan dribbling (Frank M. Verducci, 1980)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes dari Verduci, sebagai berikut: 1 feet = 0,30 m jadi jarak garis start ke cone pertama 5 feet = 1,5 m, kemudian jarak antar cone adalah 8 feet = 2,4 m, dan jarak antara garis start sampai cone terakhir adalah 45 feet = 13,5 m. Cone disusun secara sejajar atau segaris, jarak antar cone adalah 2,4 meter. Sedangkan jarak dari garis start adalah 1,5 meter. Setiap siswa akan mendribel bola melewati halangan dengan cara zig – zag secara bolak – balik. Bola dapat di dribbling dengan kedua tangan dan harus legal. Dribel bisa dilakukan ketika mendengar aba –
9
aba “GO”. Dari percobaan itu dicatat waktu yang diperoleh oleh setiap siswa.( Frank M.Verduci) Pengumpulan data dilakukan yaitu dengan cara setiap tahapan tes dilakukan dua kali tes kemudian peneliti mengambil hasil tes terbaik. Semakin sedikit waktu yang ditempuh berarti kecepatan menggiringnya semakin baik. Dalam pemberian treatment peneliti memodifikasi permainannya dengan cara memberikan model permainan benteng-bentengan dengan menggiring bola. Permainan ini merupakan permainan yang dilakukan secara berkelompok dan membutuhkan gerak reaksi yang besar. Dalam pembagian setiap kelompoknya, kelompok eksperimen yang berjumlah 26 siswa di bagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok berjumlah 13 siswa. Sebaliknya kelompok kontrol yang berjumlah 26 siswa di bagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok berjumlah 13 siswa. Guna dari pembagian tersebut adalah untuk mempercepat waktu pada saat pretest dan posttest. Untuk menentukan anggota dari kelompok dengan menggunakan permainan mencari kelompok. Jadi siswa melakukan lari kecil mengelilingi lapangan kemudian peneliti meniup peluit dan mengangkat tangan sehingga menunjukkan jumlah 13 (tiga belas). Kemudian siswa diharapkan mencari 13 siswa untuk dijadikan kelompok.
Gambar 3.2 Teknik modifikasi permainan kecil (Sasminta C.Y.H, dkk, 2012)
10
Keterangan : = Tim A
= Tim B
= Arah lari Tim A
= Arah lari Tim B
= home base Tim A
= home base Tim B
= Benteng Tim A
= Benteng Tim B
Cara Bermain : 1. Pemain dibagi menjadi dalam dua kelompok, misalkan A dan B (dengan jumlah pemain yang ditentukan). 2. Dalam masing-masing kelompok mempunyai benteng yang telah ditentukan, benteng daerah A dan benteng daerah B. 3. Dalam masing-masing kelompok mempunyai tugas menjaga bentengnya dari serangan kelompok lawan, agar tidak terpegang oleh kelompok lawan. 4. Untuk mendapatkan kemenangan, setiap kelompok harus berusaha memegang benteng dari kelompok lawan. 5. Kemudian dalam mendapatkan benteng lawan, ketika seseorang keluar dari bentengnya, maka pemain itu bertindak sebagai pemain muda. 6. Ketika pemain muda keluar dari bentengnya dia harus berlari sambil menggiring bola. 7. Jika lawan mengejarnya, maka pemain lawan itu bertindak sebagai pemain tua. Pemain tua juga harus berlari sambil menggiring bola. Dan apabila ada anggota dari salah satu pemain muda tersentuh oleh anggota salah satu dari pemain tua tadi, maka dia harus menjadi tawanan dari pemain tua tadi. 8. Begitu seterusnya, jika saling bergantian mengejar. Intinya pemain yang baru menyentuh benteng adalah pemain tua. Pemain bisa menjadi pemain tua, jika pemain tersebut menyentuh kembali benteng yang dimilikinya.
11
9. Selanjutnya untuk membebaskan teman dari tawanan lawan, maka pemain harus menyentuh teman tawanan kita tadi sehingga bisa kembali ke benteng asal. Aturan Permainan : 1. Jika salah satu anggota kelompok terkena sentuh oleh lawannya, dan dia bertindak sebagai pemain muda, tersentuh pemain tua. Maka dia harus menjadi tawanan dari pemain tua. 2. Pemain bisa menjadi pemain tua, jika pemain tersebut menyentuh kembali benteng yang dimilikinya. 3. Jika terdapat tawanan yang banyak, dan ada pemain yang membebaskannya, maka cukup menyentuh salah satu anggota tubuh tawanan. Kemudian tawanan yang lain secara otomatis akan ikut terbebaskan pula. 4. Jika pemain ada yang bisa menyentuh benteng lawan, maka dinyatakan sebagai pemenang. 5. Pemain diperbolehkan mematikan bola kemudian menghidupkannya kembali dan harus tetap menggunakan satu tangan untuk menggiring bola. Tujuan permainan benteng-bentengan ini adalah supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dribbling dengan aktif dan menyenangkan serta siswa dapat berfikir kreatif untuk menentukan strategi dalam permainan ini. H. Hasil Penelitian Pada deskripsi data ini membahas tentang rata-rata, standard deviasi, rentan nilai tertinggi dan terendah yang diperoleh dari hasil tes menggiring bola basket sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pada kelompok Eksperimen dan kontrol yang diperoleh melalui pembelajaran modifikasi permainan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program statistical Program Social Science (SPSS) for windows 16.0, selanjutnya deskripsi data hasil penelitian dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut
12
1.
Kelompok Eksperimen
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes kemampuan dribble Bola basket kelompok Eksperimen dengan menggunakan instrumen Frank M. Verducci (1989) pada siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Tuban Deskripsi
Pretest
Posttest
Perubahan
Rata-rata (Mean)
19,448
15,487
3,961
Standart Deviasi (SD)
5,078
3,646
2.923
Variant
25,787
13,291
8,543
Nilai Terendah
13,65
9,34
1,08
Nilai Tertinggi
35,69
22,59
15,30
Peningkatan
20,37%
(Sumber: Lampiran 4) 2.
Kelompok Kontrol
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Tes kemampuan dribble Bola basket kelompok kontrol dengan menggunakan instrumen Frank M. Verducci (1989) pada siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Tuban Deskripsi
Pretest
Posttest
Perubahan
Rata-rata (Mean)
19,475
15,699
3,777
Standart Deviasi (SD)
3,739
2,518
2,618
Variant
13,978
6,339
6,853
Nilai Terendah
12,37
10,67
-0,28
Nilai Tertinggi
28,79
23,67
10,12
Peningkatan
19,39%
(Sumber: Lampiran 4)
13
3.
Perbandingan Kedua Kelompok Perlakuan Perbandingan hasil perlakuan pada kedua kelompok dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Perlakuan Kelompok Eksperimen Kontrol Keterampilan Pretest 19,448 19,475 motorik Posttest 15,487 15,699 teknik dasar Perubahan 3,961 3,777 dribbling % 19,39% bola basket 20,37% Rata-rata
Besarnya perbedaan persentase peningkatan hasil belajar hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket pada masing-masing kelompok (eksperimen dan kontrol) bisa dilihat pada gambar diagram berikut ini:
Presentase Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Bolabasket
Rata-rata Skor
20,50%
20,37%
20,00% 19,50%
19,39%
Eksperimen Kontrol
19,00% 18,50% Pengamatan Gerak
Grafik 4.1 Grafik Perbedaan Peningkatan Hasil Pelatihan pada Masing-masing Kelompok. Dari gambar diagram 4.1 di atas dapat diketahui bahwa kelompok eksperimen ternyata memberikan peningkatan yang paling baik daripada kelompok kontrol.
14
Untuk menguji apakah hasil analisa deskriptif di atas signifikan atau tidak, maka selanjutnya akan dilakukan uji signifikansi yang juga merupakan uji hipotesis.
A. Syarat Uji Hipotesis Pada bagian ini akan dikemukakan pengujian hipotesis berdasarkan dari tabulasi dari tes yang sudah diberikan kepada testee, kemudian hasil tabulasi data diolah dan dianalisis secara statistik untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi = 5%. Signifikansi 5% atau 0.05 adalah ukuran standard yang sering digunakan dalam penelitian. Tabel distribusi t dicari pada = 5% : 2 = 2,5% dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 26-1 = 25. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,056. Adapun data pretest dan posttest yang sudah didapatkan sebagai berikut: a. Uji Normalitas Penelitian ini menggunakan uji normalitas one sampel kolmogorofsmirnov tes dengan ketentuan pengujian jika nilai signifikan dari nilai hitung kolmogrov – smirnov > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika nilai signifikan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Berikut hasil pengujian normalitas dengan menggunakan Statistical Program Social Science (SPSS) for windows 18.0. Tabel 4.4 Hasil Uji dengan Kolmogorov-Smirnov
Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Kontrol
N Kolmogorov-Smirnov
Pre-test 26 0,816
Post-test 26 0,62
Pre-test 26 0,454
Post-test 26 0,531
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,519
0,836
0,986
0,941
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. (Sumber: Lampiran 6).
15
Berdasarkan pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 5% (0,05), hal ini dapat dikatakan bahwa sebaran data hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket pada kelompok eksperimen dan kontrol baik pretest maupun postest adalah merupakan data yang berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel dependent mempunyai variant yang sama dalam setiap kategori variabel independent. Jika ada lebih dari satu variabel independent, maka harus terjadi homogenitas dalam kelompok yang dibentuk oleh variabel independent kategorikal. Perhitungan homogenitas (kesamaan variant) data kelompok I dan II dapat dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:
F =
Varians Terbesar Varians Terkecil
Dimana S21
= 8,543
S22
= 6,853
n1 = n2 = n3 = n4 = 26 F =
8,543 6,853
= 1,25 Jadi Fhitung adalah 1,25. Untuk mengetahui Ftabel dapat dilihat pada tabel dengan taraf signifikansi 0,05 (5%) dengan rumus: Ftabel
= F (dk variant terbesar , dk variant terkecil)
16
= F0,05 (26 – 1, 26 – 1) = F0,05 (25, 25) = 1,94 Sesuai dengan kriteria pengujian H0, diketahui bahwa nilai Fhitung < Ftabel (1,25 < 1,94), yang berarti bahwa kedua data kelompok tersebut diterima dan merupakan data yang homogen.
c. Pengujian Hipotesis Pada bagian ini akan dikemukakan pengujian hipotesis berdasarkan dari hasil tabulasi data yang diperoleh dari tes yang telah diberikan kepada testee. Kemudian hasil tabulasi data diolah dan dianalisis secara statistik untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya. 1. Uji beda rata-rata untuk sampel berpasangan (pre-test dan post-test) Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan, maka uji analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji beda rata-rata (uji beda mean) dengan menggunakan analisis uji-t Paired t-test. Nilai yang digunakan dalam penghitungan uji-t paired t-test adalah nilai pre-test dan post-test dari hasil tes kemampuan dribbling bola basket, dengan penyajian datanya (seperti pada lampiran) maka hasil perhitungan uji-t paired t-test adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-rata Sampel Berpasangan Keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket Pre-test Kelompok Eksperimen Post-test Pre-test Kelompok Kontrol Post-test (Sumber: Lampiran 6)
Mean 19,448 15,487 19,475 15,699
Mean t t Keterangan differences hitung tabel 3,961
6,91
2,056
Signifikan
3,777
7,356
2,056
Signifikan
17
a. Kelompok Eksperimen 1) Merumuskan hipotesis statistik Ho = berarti tidak ada perbedaan yang signifikan dari kelompok eksperimen terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket. Ha = berarti ada perbedaan yang signifikan dari kelompok eksperimen terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket. 2) Menentukan nilai kritis (ttabel) Dipilih level of significant : 0,05 (5%) Derajat bebas pembagi (df) = n – 1 = 26 – 1 = 25 Nilai ttabel = 2,056 3) Nilai statistik t (thitung) Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus paired sample t-test diperoleh nilai thitung sebesar 6,910. 4) Kriteria pengujian Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel 5) Distribusi kurva uji-T
18
Daerah Penerimaan Ha
t hitung = -6190
Daerah Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan Ho
ttabel = -2,056
0
ttabel = 2,056
t hitung = 6,910
Gambar 4.1 Distribusi Kurva Uji t (Paired Sample t-Test) Kelompok Eksperimen
b. Kelompok Kontrol 1) Merumuskan hipotesis statistik Ho = berarti tidak ada perbedaan yang signifikan dari kelompok kontrol terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket. Ha = berarti ada perbedaan yang signifikan dari kelompok kontrol terrhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket. 6) Menentukan nilai kritis (ttabel) Dipilih level of significant : 0,05 (5%) Derajat bebas pembagi (df) = n – 1 = 26 – 1 = 25 Nilai ttabel = 2,056 7) Nilai statistik t (thitung) Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus paired sample t-test diperoleh nilai thitung sebesar 6,910. 8) Kriteria pengujian Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel
19
Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel 9) Distribusi kurva uji-T
Daerah Penerimaan Ha
t hitung = -7,356
Daerah Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan Ho
ttabel = -2,056
0
ttabel = 2,056
t hitung = 7,356
Gambar 4.2 Distribusi Kurva Uji t (Paired Sample t-Test) Kelompok Kontrol 2. Uji t-test sampel berbeda Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dari hasil penelitian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
√(
)
√(
)
√
√
20
(
(
)
)
= 10,049
Sedangkan untuk mengetahui nilai ttabel dapat dilakukan melihat tabel dengan level signifikansi sebesar 0,05 (5%) pengujian dua pihak dimana: =n–1
df
= 26 - 1 = 26 Dari nilai dk = 11, maka dari tabel t diperoleh nilai ttabel sebesar 2,031. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ha diterima karena nilai thitung (10,049) lebih besar dari nilai ttabel (2,031). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara data kelompok eksperimen dan kontrol.
I.
Pembahasan Pembahasan ini akan membahas penguraian penelitian tentang penerapan modifikasi permainan dalam pembelajaran dribbling terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tuban. Pendidikan jasmani memiliki peranan yang sangat penting dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Disini guru perlu memodifikasi permainan dalam pembelajaran tersebut sesuai dengan sarana dan prasarana yang telah tersedia dan juga kemampuan atau kondisi siswa di sekolah tersebut. Dengan modifikasi permainan dalam pembelajaran tersebut diharapkan mempermudah proses kegiatan belajar mengajar. Pada pembelajaran bola basket, keterampilan dribbling harus dikuasai oleh siswa. Dribbling merupakan teknik dasar yang paling penting dalam penguasaan bola sebelum
21
direbut oleh lawan. Oleh karena itu teknik dribbling bola basket yang baik akan membantu siswa untuk dapat bermain bola basket, serta meningkatkan ketrampilan dalam menekuni olahraga tersebut. Untuk dapat meningkatkan keterampilan dasar olahraga bola basket khususnya pada teknik dasar dribbling supaya siswa tetap semangat mengikuti materi ajar maka diperlukan satu metode pembelajaran yang tepat agar tujuan dari standar kompetensi dasar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Salah satu jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran dengan modifikasi permainan. Metode pembelajaran modifikasi permainan merupakan sebuah pembelajaran yang tujuannya untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil penelitian tentang penerapan modifikasi permainan dalam pembelajaran dribbling terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket, diketahui bahwa: modifikasi permainan dalam pembelajaran dribbling memberikan peningkatan dengan hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket sebesar 20,37% dan dari hasil uji sampel berpasangan antara pretest dan posttest (tabel 4.5) menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, karena nilai t hitung > t tabel (6,910 > 2,056) dan nilai signifikan lebih besar dari taraf signifikan yang diajukan (0,000 > 0,05). Ini berarti terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan menggunakan modifikasi permainan. Hasil penelitian diatas berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket pada siswa kelas VII SMPN 3 Tuban.
22
J.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan modifikasi permainan dalam pembelajaran dribbling terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tuban, dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan pada kelompok eksperimen terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket ini terbukti dengan adanya nilai t hitung 6,910 > nilai t tabel 2,056. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan pada kelompok kontrol terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket ini terbukti dengan adanya nilai t hitung 7,356 > nilai t tabel 2,056. 3. Ada peningkatan pada kelompok eksperimen terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket sebesar 20,37% dari sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa modifikasi permainan dalam pembelajaran dribbling bola basket. 4. Ada peningkatan pada kelompok kontrol terhadap hasil belajar keterampilan motorik teknik dasar dribbling bola basket sebesar 19,39% dari sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa modifikasi pembelajaran dribbling bola basket.
K. Saran 1. Sesuai dengan hasil penelitian maka sebaiknya penerapan modifikasi permainan ini dijadikan sebagai acuan bagi guru pengajar dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya pada pembelajaran bola basket. 2. Modifikasi permainan dalam proses belajar tidak hanya digunakan untuk pembelajaran bola basket saja tetapi juga bisa digunakan pada proses pembelajaran olahraga lainnya.
23
3. Agar mendapatkan hasil yang terbaik khususnya dalam pembelajaran dengan menggunakan modifikasi permainan, maka penerapan pembelajaran ini harus disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi siswa sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Daftar Rujukan Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bola Basket. Surakarta: Era Intermedia. Hartati, Sasminta Christina Yuli, dkk. 2012. Permainan Kecil (Cara Efektif Mengembangkan Fisik, Motorik, Keterampilan Sosial, dan Emosional). Malang: Wineka Media. Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: FIK Universitas Negeri Surabaya. Maksum, Ali. 2009. Statistik dalam Olahraga. Surabaya: FIK Universitas Negeri Surabaya. Pengertian Bola Basket, (Online), (Wikipedia dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket yang diakses pada tanggal 17 Februari 2012). Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Raditya Hardy, Irvan. 2011. Pengaruh Modifikasi Permainan terhadap Hasil Belajar Dribbling Pada Pembelajaran Bolabasket. Surabaya: FIK Universitas Negeri Surabaya. Tidak diterbitkan Tim Penyusun, 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Unesa. Verduci, frank.1980. Measurment Concept in Phsycal Education. St. Louis : The C.V Mosby Company Wissel, hal. 1996. Bolabasket Langkah Untuk Sukses. Jakarta : PT Grafindo Persada
24