PENGARUH PELATIHAN JUGGLING TERHADAP KELINCAHAN DRIBBLING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MAHASISWA JURUSAN PENJASKESREK FOK UNDIKSHA I Wayan Artanayasa Jurusan Penjaskesrek Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha e-mail:
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan Juggling terhadap kelincahan dribbling bola dalam permainan sepakbola. Penelitian ini adalah penelitian menggunkan rancangan kuasi eksperimen lapangan dengan rancangan randomed pretest-postest control group design, dengan Populasi penelitian sebanyak 260 dan sampel penelitian sebanyak 80 orang mahasiswa. Adapun metode pengumpulan data menggunakan tes standar kelincahan dribbling bola dalam permainan sepakbola. Teknik analisa data yang digunakan adalah statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kelincahan dribbing bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan juggling antara kelincahan dribbling bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan berpasangan dalam permainan sepakbola dengan thitung sebesar 2,47 dan ttabel =1,67 untuk db 78 dan taraf signifikan pada α = 0,05. Ini berarti kelincahan dribbing bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan juggling lebih baik daripada kelincahan dribbling bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan berpasangan dalam permainan sepakbola Kata-kata kunci : Juggling, Kelincahan Dribbling Bola, Sepakbola. PENDAHULUAN Kemampuan berprestasi yang
Kedua faktor ini sama pentingnya dan saling
menunjang. potensi
Bagaimanapun
dapat dicapai seorang atlet ditentukan
besarnya
biologis
oleh banyak faktor. Secara garis besar
(keturunan/bakat) yang dimiliki oleh
ada dua faktor utama; (1) faktor
seorang atlet, tanpa dukungan faktor
internal dan (2) faktor eksternal.
lingkungan, misalnya pelatih yang 16
benar, maka prestasi yang maksimal
pelatihan
sulit untuk dicapai; Burke, 1980
berdasarkan prinsip beban berlebih
(dalam Basyaruddin Daulay; 2003).
(over load). Prinsip ini menjamin agar
Melatih kondisi fisik seorang
haruslah
diberikan
sistem dalam tubuh mendapat tekanan
atlet dalam suatu cabang olahraga
dengan
prestasi harus merupakan suatu upaya
meningkat, yang diberikan secara
sistematis
meningkatkan
bertahap dalam jangka waktu tertentu.
kemampuan fungsional atlet dalam
Sebab bila tidak diberikan secara
aspek kondisi fisik tersebut sesuai
demikian, maka komponen yang akan
dengan tuntutan cabang olahraga yang
dilatihkan tidak akan dapat mencapai
ditekuninya, untuk mencapai standar
fungsi yang potensial secara maksimal
yang telah ditentukan (Bompa, 1990).
(Sajoto, 1995).
untuk
Untuk menyusun program pelatihan
besarnya
Sesuai
beban
makin
dengan
prinsip
fisik yang tepat, salah satu hal yang
pelatihan beban berlebih (over load),
perlu mendapat perhatian khusus yaitu
dalam bentuk kegiatan fisik/olahraga
prinsip pelatihan beban berlebih (over
belum ada yang menyebutkan titik
load).
menyatakan bahwa
awal dari pemberian beban berlebih
beban berlebih (over load)
(over load) ini. Dengan dasar inilah
latihan
O’shea
mempunyai Pertama,
dua
dasar
bahwa
fisiologis.
muncul gagasan dan harus segera
program
diteliti tentang penemuan permulaan
semua
pelatihan harus berdasarkan SAID
yang cocok pemberian
(Specific
Impsed
beban berlebih (over load) untuk
Prinsip
tersebut
mencapai
bahwa
pelatihan
maksimal,
Adaptation
Demands). menyebutkan hendaknya
khusus
to
sesuai
sasaran yang dinginkan.
fungsi
potensi
sehingga yang
pelatihan
tidak
muncul
secara ada
dengan
pendapat
dengan
Kedua,
perkiraan-perkiraan semata. Seperti 17
halnya dalam permainan sepakbola
keterampilan gerak yang memiliki
dengan kondisi yaitu; cabang olahraga
tujuan
permainan
keterampilan gerak menyepak bola
sepakbola
yang
membutuhkan.
utama
berkaitan
dengan
(passing, menahan bola (stoping),
Permainan
bola
menggring
merupakan permainan beregu, masing-
menyundul
masing
memasukkan
bola
ke
gawang
pemain, dan salah satu pemain sebagai
(shooting).
Disamping
tujuan
penjaga
pencapaian
keterampilan
gerak
regu
sepak
terdiri dari
gawang
(Sucipto,
sebelas
dkk,
bola bola
(driblling), (heading)
dan
2000:7). Pemain sepakbola hampir
tersebut, kreatifitas dan kemampuan
seluruhnya dimainkan menggunakan
untuk bekerja sama diantara pemain
tungkai, kecuali penjaga gawang yang
merupakan tujuan dampak pengiring
diperbolehkan
yang dapat
menggunakan
lengannya
di
daerah
hukuman.
Secara
permainan
sepakbola
tendangan
jelas juga
pelatihan permainan sepakbola.
bahwa dapat
Sebagai bagian dari cabang olahraga
terbuka,
diartikan sebagai suatu permainan
merupakan
yang
dilakukan
menyepak
bola
dicapai pula melalui
jenis
sepakbola
permainan (Werner,
yang
dengan
jalan
unpredictable
(Sukintaka,
dkk,
Implikasi dari adanya situasi yang
1979:103). Dalam permainan sepak
unpredictable
bola dibenarkan menggunakan seluruh
pemain yang terlibat dalam permainan
anggota tubuh atau badan untuk
ini harus pandai-pandai memilih dan
memainkan bola kecuali tangan dan
memutuskan suatu gerakan ketika
lengan.salah
berada
satu.
Permainan
dalam
tersebut
1989).
situasi
“memaksa”
bermain.
sepakbola merupakan media yang
Pembiasaan menilik pola gerak yang
dipakai
“paling efektif” diserasikan dengan
untuk
meningkatkan
18
kemampuan prasyarat untuk
individunya, memadai.
mengambil
menjadi
mengontrol bola. Melakukan juggling
Kemampuan
adalah cara yang sangat bagus untuk
keputusan
mengembangkan reaksi yang cepat,
satu
tersebut sungguh mungkin akan jadi
kontrol
bola,
dan
pemicu keberhasilan, terutama jika
kosentrasi yang diperlukan agar bisa
didukung oleh kemampuan berpikir
berperan
atlet. Pemberian kesempatan untuk
permainan.
“bereksplorasi’
dalam
di
dalam
Disamping
itu
dalam
permainan
sepakbola
dibutuhkan
proses pelatihan gerak memungkinkan
kelincahan
(agility)
atlet lebih siap untuk mengantisipasi
bergerak dengan cepat dan cekatan
segala kemungkinan dalam situasi
baik dengan bola maupun tanpa bola.
yang serba tak terduga (Nina Sutresna,
Kelincahan
2003).
kemampuan seseorang untuk dapat
bagi
atlet
Salah satu bentuk pelatihan
dengan
meningkatkan
baik
untuk
(agility)
bisa
adalah
mengubah arah dengan cepat
dan
yang masih jarang diberikan sebagai
tepat pada waktu bergerak
bentuk
kehilangan keseimbangannya (Rusli
“bereksplorasi”
adalah
pelatihan Juggling. Juggling adalah
Lutan,
mempertahankan bola tetap di udara
kelincahan ini sudah termasuk unsur
(menimang
dengan
mengelak dengan cepat, mengubah
menggunakan kepala, bahu, paha dan
posisi tubuh dengan cepat, bergerak
kaki (Basuki, 2007:55). Permainan
lalu berhenti
sepakbola melibatkan kerja tim, kerja
bergerak
sama, dan kemampuan untuk berpikir
seperti ini membutuhkan komponen
kritis terhadap situasi dan pilihan yang
koordinasi yang prima. Seorang atlet
ada. Setiap pemain harus memiliki
agar memiliki
berbagai
kemampuan
bola)
keterampilan
dasar
1991).
Dalam
tanpa
komponen
dan lanjutkan dengan
secepatnya.
Kemampuan
kelincahan, yakni untuk
bergerak 19
secepatnya
dari satu titik ke titik
adapun tujuan penelitian ini adalah
lainnya, kemudian secara tiba-tiba
untuk
mengubah arah gerakan, menghindari
kelincahan
atau mengelilingi objek secepatnya
mahasiswa yang mengikuti pelatihan
memerlukan komponen
juggling
kecepatan.
mengetahui
perbedaan
dribbling
dan
bola
mahasiswa
Pola gerakan seperti ini juga terdapat
mengikuti
dalam
dalam permainan sepakbola.
permainan
sepakbola.
antara
pelatihan
yang
berpasangan
Permainan sepakbola merupakan salah
Adapun manfaat penelitian ini
satu cabang olahraga yang bersifat
adalah sebagai berikut: secara teoritis
kompetitif yang sangat memerlukan
adalah
unsur-unsur kebugaran jasmani salah
khasanah ilmu keolahragaan, dalam
satunya
hal ini secara khusus tentang model-
adalah
unsur
kelincahan
sebagai
sebagai pendukung guna bisa bermain
model
sepakbola yang baik.
sepakbola, sedangkan
Berdasarkan
latar
pelatihan
pengembangan
cabang
olahraga
tujuan secara
belakang
praktis adalah sebagai berikut: (1)
masalah, maka dalam penelitian ini
dapat digunakan sebagai pedoman
dapat
dalam
dirumuskan
permasalahan
pelatihan
bagi
lembaga
sebagai berikut: “apakah kelincahan
pendidikan
dribbling
meningkatkan teknik dasar bermain
bola
mahasiswa
yang
dalam
mengikuti pelatihan juggling lebih
sepakbola
baik daripada kelincahan dribbling
model pelatihan juggling, (2) bagi
bola
guru, pelatih dan pembina dapat
mahasiswa
pelatihan
yang
berpasangan
mengikuti dalam
permainan sepakbola ?” Sejalan
dengan
memilih
dengan
rangka
model
berorientasi
dan
memperhatikan
pelatihan tepat
yang
terhadap
rumusan
masalah yang telah dikemukakan, 20
pertumbuhan
dan
didapat dua kelas sebagai sampel
perkembangan anak sehingga mampu
penelitian dengan jumlah sampel 80
meningkatkan
dalam
orang sehingga di dapat satu kelas
program pelatihan, dan (3) hasil
sebagai kelompok perlakuan dan satu
penelitian ini dapat bermanfaat pada
kelas sebagai kelompok kontrol.
partisipasi
sekolah-sekolah
sepakbola
dalam
Metode
Pengumpulan
data
upaya memberikan pelatihan teknik
yang digunakan untuk mengetahui
dasar sepakbola yang lebih praktis,
tingkat
kelincahan dribbling
efisien, cepat dan menarik.
adalah
dengan
menggunakan
standar kelincahan dribbling
bola tes bola
dalam permainan sepakbola.
METODE Sebagai populasi penelitian ini
Penelitian ini adalah penelitian
adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan
menggunkan metode kuasi eksperimen
Jasmani
Rekreasi
lapangan dengan rancangan randomed
Fakultas Olahraga dan Kesehatan
pretest-postest control group design,
Universitas
dengan
Kesehatan
dan
Pendidikan
Ganesha
semester II yang berjumlah 260.
menggunakan
rancangan
sebagai berikut (Zainuddin, 1989).
Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian
dengan
teknik
random
dengan merandom kelas sehingga
P
T1
K1
T2
K2
T2
R
Gambar 01. Rancangan Penelitian 21
Keterangan : P = Populasi Penelitian T1 = Tes Awal. R = Random. K1 = Kelompok Perlakuan (pelatihan juggling bola) K2 = Kelompok Kontrol (pelatihan dribbling berpasangan) T2 = Tes Akhir
mengikuti pelatihan juggling dengan kelincahan dribbling bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan berpasangan dalam permainan sepakbola, maka data yang diperoleh dianalisis dengan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homgenitas serta uji hipotesis menggunakan uji-t, dengan masing-
Data yang diperoleh dalam
masing rumus sebagai berikut.
penelitian ini adalah data tentang kelincahan
dribbling
merupakan
data
bola
yang
kuantitatif
dan
dianalisis dengan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah semua penyelidikan yang didasarkan atas data
statistik
petunjuk
beserta
tentang
petunjuk-
ketelitian
dan
Uji Normalitas Untuk
mengetahui
apakah
sebaran data skor dribbling bola pada permaina sepakbola pada mahasiswa berdistribusi digunakan
normal
atau
analisis
tidak,
Chi-kuadrat
dengan rumus sebagai berikut.
kemantapan daripada keputusan yang diambil berdasarkan teori propabilitas (Hadi,
2000).
Statistik
inferensial
digunakan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang meliputi estimasi (perkiraan) dan pengujian hipotesis. Untuk tidaknya dribbling
menuji
perbedaan bola
n
2 hit
i
f0
fe
2
f0
keterangan: fo = frekuensi observasi fe = frekuensi harapan i = kelas interval
terdapat kelincahan
mahasiswa
yang 22
Kreteria berdistribusi
pengujian
data
pembilang,db penyebut)
normal
jika
pada taraf signifikan = 0.05.
X 2 hit X 2 (1 ) ( k 3) ,
dengan
taraf
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis di
signifikasi 5% dan derajat kebebasan atas
dk = (k - 1).
pengujian dilakukan
digunakan
analisis
statistik
dengan uji-t yang didasarkan pada Pengujian Homogenitas Varian Pengujian homoginitas varian dimaksudkan
untuk
perbedaan rata-rata kedua kelompok dengan rumus:
meyakinkan
bahwa perbedaan yang terjadi pada uji
t hit
hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat dari perbedaan dalam kelompok. Uji homogenitas
dilakukan
dengan uji F dengan rumus sebagai berikut. S12 S 22
F Keterangan: S12 var ian
M1 M 2 1 1 S gab n1 n2
Keterangan: M1 = Mean skor dribbling bola mahasiswa yang diberi pelatihan juggling bola M2 = Mean skor dribbling bola mahasiswa yang diberi pelatihan berpasangan Sgab = Standar deviasi gabungan kedua kelompok n1 =Banyaknya mahasiswa kelompok eksperimen n2 = Banyak mahasiswa kelompok kontrol
yang lebih besar
S 21 var ian yang lebih kecil
Kretiria
pengujian
homogenitas, data mempuyai varian homogenitas bila
hit
Taraf signifikansi pengujian ditetapkan sebesar = 0.05 dengan kreteria
pengujian
adalah
tolak
< Ftabel = F1- (db 23
hipotesis nol (Ho), jika thitung > ttabel
mahasiswa
yang
diberikan
dengan derajad bebas n1+n2 -2.
perlakuan/tindakan dengan pemberian pelatihan juggling dan mahasiswa kelompok kontrol dengan pemberian
HASIL Berdasarkan penelitian, data tentang kelincahan dari kelompok Tabel 01.
Untuk
dribbling
konvensional/berpasangan
seperti terangkum dalam Tabel 01.
Rekapitulasi nilai-nilai statistik data Kelincahan Dribbling Bola untuk kelompok eksperimen dan kontrol Kelompok Eksperimen Kelincahan Dribbling Bola 40 2,92 3,06 9,40
n Mean Standar Deviasi Varians
tidaknya
pelatihan
mengetahui
perbedaan bola
terdapat
kelincahan
mahasiswa
yang
Kelompok Kontrol Kelincahan Dribbling Bola 40 1,24 2,99 8,99
Uji Normalitas Ekspreimen
Kelompok
Hasil uji normalitas
data
mengikuti pelatihan juggling dengan
kelincahan dribbling bola mahasiswa
kelincahan dribbling bola mahasiswa
yang mengikuti pelatihan juggling,
yang mengikuti pelatihan berpasangan
maka dapat dibuat tabel kerja Chi-
dalam permainan sepakbola, maka
kuadrat seperti table 02.
dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas terhadap
dan gain
uji
homgenitas
score
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. 24
Tabel 02.
Distribusi Frekuensi Kelincahan Dribbling Bola yang Mengikuti Pelatihan Juggling f0 fe
f 0 f e 2 f 0
fe fe
2
No
Klasifikasi
KI
f0
fe
1.
X 3SD X 2 SD X 2 SD X 1SD X 1SD X X X 1SD X 1SD X 2 SD X 2 SD X 3SD
-6,28 - (-3,21)
1
0,80
0,20
0,04
0,05
-3,22 – (0,14)
1
5,60
-4,60
21,16
3,778571
-0,15 – 2,92
21
13,60
7,40
54,76
4,026471
2,3 – 5,99
11
13,60
-2,60
6,76
0,497059
6,00 – 9,06
4
5,60
-1,60
2,56
0,457143
9,07 – 12,12
2 40
0,80 46
0,20 0
0,04 -
0,05 10,60
2. 3. 4. 5. 6.
JUMLAH
Dari 6
2 hit
tabel
f0
1
fe
kerja
fe
diperoleh
yang mengikuti pelatihan juggling berdistribusi normal.
2
10,60
sedangkan untuk taraf signifikan 5%
Uji Normalitas Kelompok Kontrol
( 0,95 ) dan derajat kebebasan (db)
Hasil uji normalitas
=
5
diperoleh
2tabel 2( 0.95, 5) 11,07 ,
karena
data
kelincahan dribbling bola mahasiswa yang
mengikuti
pelatihan
berpasangan, maka dapat dibuat tabel
2tabel 2hit
maka
sebaran
data
kerja Chi-kuadrat seperti table 03.
kelincahan dribbling bola mahasiswa
25
Tabel 03.
2. 3. 4. 5. 6.
f0 fe
f 0 f e 2 f 0
fe fe
2
Klasifikasi
KI
f0
fe
X 3SD X 2 SD X 2 SD X 1SD X 1SD X X X 1SD X 1SD X 2 SD X 2 SD X 3SD
-7,75 - (-4,75)
1
0,8
0,20
0,04
0,05
-4,76 – (-1,76)
3
5,6
-2,60
6,76
1,207143
-1,77 – 1,24
15
13,6
1,40
1,96
0,144118
1,25 – 4,24
17
13,6
3,40
11,56
0,85
4,25 – 8,24
3
5,6
-2,60
6,76
1,207143
7,25 – 10,24
1 40
0,8 40
0,20 0
0,04 -
0,05 3,508
No 1.
Distribusi Frekuensi Kelincahan Dribbling Bola yang Mengikuti Pelatihan Dribbling Berpasangan
JUMLAH
Dari 6
2hit
tabel
f0
1
kerja
fe
diperoleh
dapat
berikut;
2
fe
kontrol
3,08
dijelaskan
homogenitas
sebagai varians
menggunakan uji-F dengan kreteria:
sedangkan untuk taraf signifikan 5%
data homogen jika
Fhitung Ftabel .
( 0,95 ) dan derajat kebebasan (db)
Hasil
varians
=
diperoleh
Fhitung = 1,0546 sedangkan Ftabel
karena
dengan taraf signifikansi 5 % dan dk
5
2tabel 2( 0.95, 5) 11,07 , 2tabel 2hit
maka
sebaran
data
homogenitas
pembilang=40 dan dk penyebut=40 adalah
kelincahan dribbling bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan berpasangan berdistribusi normal.
yaitu
1,69.
karena Fhitung Ftabel data
kelompok
Oleh maka
sebaran
eksperimen
dan
kelompok kontrol homogen. Uji Homogenitas Data Adapun uji homogenitas data dari kedua kelompok eksperimen dan 26
HASIL
X 1 2,92
n1 40
X 2 1,24
n 2 40
Adapun Uji Hipotesis yaitu kelincahan dribbling bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan juggling lebih
baik
dribbling mengikuti
daripada
bola
kelincahan
mahasiswa
pelatihan
yang
berpasangan
dalam permainan sepakbola. Berdasarkan
t hit
uji
prasyarat
diperoeh data yang berupa gain score
M1 M 2 1 1 S gab n1 n2
2,92 1,24 1 1 3,03 ( ) 40 40
t 2,47
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol berdistribusi normal. Untuk
Menentukan derajat kebebasan dengan
uji hipotesis dengan kreteria sebagai
rumus sebagai berikut
berikut. Menentukan
Standar
Deviasi
db n1 n2 2 = 40 + 40 - 2
Gabungan ( S gab )
= 78 S gab
2 1
(n1 1) s (n2 1) s n1 n2 2
2 2
(40 1) 9,40 (40 1) 8,99 40 40 2
= 3,03 Menentukan thitung
Menentukan ttabel untuk db = 78 pada taraf signifikan 5% ttabel t(0.95 ) ( 78) 1,67
Dari diperoleh
hasil thitung ttabel ,
perhitungan maka
Ho
ditolak dan Ha diterima. Ini berarti
27
bahwa
kelincahan
dribbling
bola
mahasiswa yang mengikuti pelatihan
yaitu prinsip beban berlebih (overload principle)
harus
menginginkan juggling
lebih
baik
daripada
kelincahan dribbling bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan berpasangan
diterapkan
efek
yang
kalau positif
terhadap latihan yang dilakukan, tanpa mengabaikan;
intesitas,
volume,
frekuensi, berat takaran pelatihannya. Sama halnya dalam bermain sepakbola
dalam permainan sepakbola.
yang
sifatnya
kompetitif,
harus
mengedepankan kondisi fisik yang prima.
PEMBAHASAN Berolahraga perwujudan
dari
adalah respon-respon
Karena
salah
dua
yang
terkandung dalam bermain sepakbola adalah
unsur
kecepatan,
unsur
muscular dan diekspresikan dalam
kelincahan dan daya tahan, dari 11
gerakan tubuh secara teratur. Yang di
komponen kondisi fisik yang ada.
gerakan
adalah
keterampilan
pola-pola
Untuk
mencapai
dan
misalkan
meningkatkan kemampuan fungsional
gerakan-gerakan memukul, melompat,
atlet dalam aspek kondisi fisik tersebut
berlari, melempar dan menangkap.
sesuai
Gerakan fisilogis seperti itu hampir
olahraga sepakbola, perlu dilakukan
ada
kegiatan
latihan
kualitas
pembebanan yang diberikan pada saat
fisiologis dari setiap gerakan dasar
bermain yaitu skala 1, skala 2 dan
yang ada harus disesuaikan dengan
skala 3 dari berat badan adalah
spesifikasi cabang olahraga yang akan
tahapan pelatihan yang sangat relevan
dilakukan. Seperti yang disebutkan
dan
dalam prinsip-prinsip dasar berlatih
kecepatan, kelincahan dan daya tahan
pada
olahraga.
tertentu
gerak
setiap
jenis
Peningkatan
dengan
yang
menarik
tuntutan
intensif.
dalam
cabang
Dengan
peningkatan
28
dalam
bermain
sepakbola
yang
menggunakan kepala, bahu, paha dan
dikorelasinya dengan bentuk, ukuran
kaki dimana pelaksanaan dilakukan
lapangan dan waktu permainan (45 X
secara sistematis, berulang-ulang dan
2 menit) dalam bermain sepakbola
dalam
yaitu; panjang dan lebar; ukuran
Melakukan juggling adalah cara yang
panjang 100 m dan lebar 60 m.
sangat bagus untuk mengembangkan
Sangatlah mendasar kalau seandainya
reaksi yang cepat, kontrol bola, dan
dalam
sepakbola
meningkatkan
kecepatan,
diperlukan agar bisa berperan dengan
bermain
membutuhkan
unsur
kelincahan dan daya tahan. Menurut
jangka
waktu
cukup.
kosentrasi
yang
baik di dalam permainan. Bentuk
Bompa
(1993)
pelatihan juggling
yang dilakukan
pelatihan merupakan suatu proses
secara
sistematis dari pengulangan,
suatu
menunjukkan penguasaan bola yang
yang
juga
baik. Dalam permainan sepakbola
belajar
serta
seorang
kinerja
progresif
menyangkut
proses
baik
dan
pemain
konsisten
dituntutuntuk
memiliki tujuan untuk memperbaiki
memiliki tingkat penguasaan bola
sistema dan fungsi dari organ tubuh
yang baik, dengan penguasaan bola
agar
mencapai
yang baik akanmendukung dalam
optimal. Secara fisiologis pelatihan
kelincahan menggiring bola ke segala
fisik
arah.
penampilan
merupakan
atlet
suatu
proses
Dengan
demikian
bentuk
pembentukan refleks bersyarat, proses
pelatihan juggling adalah salah satu
belajar
bentuk latihan yang dapat
bergerak
serta
proses
menghapalkan gerakan.
dapat
mempengaruhi beberapa komponen
Pelatihan juggling merupakan
kebugaran jasmani, antara kekuatan,
aktivitas mempertahankan bola tetap
kecepatan reaksi, daya tahan dan juga
di udara (menimang bola)
kelincahan.
dengan
Kekuatan
karena
29
pelaksanaan pelatihan juggling ada
dengan demikian hipotesis nol (Ho)
unsur beban pada saat menimbang
ditolak dan Ha diterima. Hasil ini
bola, kecepatan reaksi ada unsur
menunjukkan
kecepatan
dribbling
keputusan
dalam apakah
mengambil
bola
kelincahan
mahasiswa
yang
dikontrol
mengikuti pelatihan juggling lebih
dengan kaki atau bagian lain badan,
baik daripada kelincahan dribbling
daya
bola
tahan
bola
bahwa
karena
pelaksanaan
mahasiswa
yang
mengikuti
juggling dituntut untuk melakukan
pelatihan
selama mungkin atau durasi yang
permainan
cukup lama, dan kelincahan karena
didukung
pelaksanaan pelatihan juggling ada
(1998) menyatakan bahwa kelincahan
unsur lari pelan yang dilanjutkan
memerlukan
dengan
koordinasi sangat diperlukan dalam
merubah
arah
untuk
mengontrol bola.
berpasangan sepakbola. dengan
dalam Hal
pendapat
koordinasi,
ini Nala
karena
mengubah arah pada gerakan yang
Berdasarkan hasil analisis data
cepat, sehingga tubuh tidak kehilangan
diketahui bahwa kelincahan dribbling
keseimbangan. Terutama pada cabang
bola
olahraga
mahasiswa
yang
mengikuti
sepakbola,
bola
basket,
pelatihan juggling lebih baik daripada
selancar, dan ski. Melatih komponen
kelincahan dribbling bola mahasiswa
kelincahan
yang mengikuti pelatihan berpasangan
pelatihan komponen koordinasi sangat
dalam permainan sepakbola. Hal ini
diperlukan pada atlet yang ada unsur
ditandai
koordinasinya.
dengan
hasil uji-t
yang
signifikansi 5% sehingga thitung ttabel
dengan
Berkenaan dengan penelitian
menunjukkan bahwa thitung = 2,47 dan ttabel = 1,67 untuk db 78 dan taraf
digabungkan
ini adapun implikasi temuan-temuan yang berikut:
diharapkan
adalah
sebagai
(1) model pelatihan
30
juggling sebagai model pelatihan yang
mahasiswa yang mengikuti pelatihan
dasar
juggling
khusus
untuk
membentuk
dalam
permainan
kelincahan dribbling bola mahasiswa
sepakbola dapat sebagai kajian ilmiah
yang mengikuti pelatihan berpasangan
dalam rangka meningkatkan kualitas
dalam permainan sepakbola.
keterampilan
teknik
dasar
dalam
lebih
baik
daripada
permainan
Berdasarkan simpulan, dapat
sepakbola, (2) walaupun pelaksanaan
diajukan beberapa saran-saran sebagai
pelatihan
kelihatannya
berikut: (1) kepada atlet, pembina, dan
sangat mudah dan bertujuan untuk
pelatih untuk memberikan pelatihan
meningkatkan
kontrol
juggling dalam melatih teknik dasar
bola, ketangkasan, kosentrasi, fokus
dalam pemain sepakbola, (2) kepada
pandangan dan sentuhan, namun untuk
atlet, pembina, dan pelatih untuk
dapat
yang
memberikan pelatihan juggling dalam
banyak sangat memerlukan pelatihan
melatih kelincahan dribbling bola
yang kontinue dan intesif sehingga
dalam pemain sepakbola, dan (3)
dapat sebagai modal dasar dalam
kepada atlet, pembina, dan pelatih
berlatih selanjutnya, dan (3) pelatihan
untuk memberikan pelatihan juggling
juggling sangat berperanan penting
dalam
dalam
bola karena lebih baik dari pada
juggling
kemampuan
melakukan
juugling
meningkatkan
seseorang
untuk
keterampilan
menjadi
pemain
melatih kelincahan dribbling
pelatihan berpasangan.
sepakbola yang andal. DAFTAR PUSTAKA SIMPULAN
Ali,
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
kelincahan
dribbling
Mohamad. 1985. Penelitian Kependidikan “Prosedur dan Strategi’. Bandung: Penenerbit Angkasa.
bola
31
Astrand. P O. dan K. Rodahl, 1977. Tekbook of work Physiologiy, New York: Mc Graw Hill Book Co. Basyaruddin Daulay. 2003, Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Terhadap Peningkatan Kapasitas Kerja Maksimal, Jakarta: Jurnal IPTEK OLAHRAGA, Vol 5. Pusat Pengkajian Pengembangan IPTEK OLAHRAGA Bompa, Tudor O. 1990, Theory and Metodologi of Training (Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company,) Fox EL, Bower RW, Foss ML, 1998. ThePhysiologicalBasis of Physical Education and Athletics, Fourth ED, Sounders College publishing, Philadelphia. Hadi, S. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta:Andi Jhon Brewer, Roger R, Clyde William, 1999, Tes Kesegaran Jasmani Dengan Lari Multitahap. Surakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan (PUSLIBANG-OR), Ngurah Nala, Pelatihan Denpasar:
(1998), Prinsip Fisik Olahraga. Program
Pascasarjana Program Studi Fisiologi Olahraga Universitas Udayana, Nina Sutresna, (2003), Pembelajaran Bola Basket Mini Siswa Kelas Unggulan, Jakarta: Jurnal IPTEK Olahraga, Volume 5 Nomor 2, Direktorat Jendral Olahraga, Nurhasan, 2001, Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pate, Russel, 1984. Dasar Dasar Ilmiah Kepelatiahan. (Terjemahan). Semarang: IKIP Semarang Press. R. Soekarman, 1987, Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta: Inti Ida Ayu Press, MCMLXXXVII. Sajoto,
1995, Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Daharan Prize.
Sucipto, dkk. 2000. Sepakbola. Jakarta: Depdiknas. Widyarso, Basuki, 2007. Panduan Latihan Sepakbola Andal. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka
32
Werner, Peter H, A Movement Approach to Games For Chindren, ST Louis: The CV Mosby Company, 1994.
Zainuddin, 1989, Rancangan Penelitian, Fakultas Parmasi Universitas Airlangga Surabaya
.
33