1
PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLING SEPAKBOLA (Eksperimen pada Siswi Kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya) Muhammad Fahmi 1) Iis Marwan 2) 1) Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected] 2) Dosen PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected] .
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dribbling menggunakan media audio visual terhadap keterampilan dribbling pada permainan sepakbola yang dilakukan oleh siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Kegiatan proses pembelajaran dilakukan selama 16 kali pertemuan. Populasi penelitian adalah siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Sampel ditetapkan sebanyak 20 siswi dipilih secara random (acak) sederhana. Instrumen penelitian menggunakan tes keterampilan driblling yang sudah baku dilakukan pada tes awal dan tes akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dribbling menggunakan media audio visual berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan dribbling sepakbola pada siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Untuk meningkatkan keterampilan driblling sepakbola dianjurkan menggunakan media audio visual sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan dribbling sepakbola. Kata kunci : Pembelajaran, Media Audio Visual, Driblling
2
EFFECT OF USING MEDIA AUDIO VISUAL LEARNING OF FOOTBALL DRIBBLING SKILLS (Experiments on Class VII Student of SMPN1 Salawu Tasikmalaya Regency) Muhammad Fahmi 1) Iis Marwan 2) 1) Student PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected] 2) Lecture PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected] . ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of dribbling learning using audio-visual media to the game of football dribbling skills performed by a student of class VII SMPN1 Salawu Tasikmalaya regency. This study used an experimental method. The activities carried out during the learning process 16 sessions. The study population was a student of class VII SMPN1 Salawu Tasikmalaya regency. The sample set of 20 female students selected randomly (random) simple. Research instruments used driblling skill tests that have been done on the raw initial test and final test. The results showed that learning dribbling using audio-visual media significantly influence the soccer dribbling skills in grade VII SMPN1 Salawu Tasikmalaya regency. To improve the skills of football driblling recommended to use audio-visual media as an attempt to improve soccer dribbling skills. Keywords: Learning, Audio Visual Media, Driblling
3
PENDAHULUAN Permainan sepak bola untuk termasuk dalam kelompok permainan olahraga bola besar lanjutan. Dikatakan lanjutan karena pada pertiode jenjang sebelumnya permainan sepakbola ini telah diajarkan. Untuk dapat bermain sepakbola yang baik perlu menguasai teknik dasar permainan, memahami peraturan dan memiliki kondisi fisik yang prima. Permainan sepakbola terdiri atas beberapa teknik dasar yang harus dikuasai dengan baik oleh pemain. Pengalaman penulis sebagai guru praktikan (Pendidikan Profesi Lapangan) di SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya para siswa maupun siswi antusias dalam menerima bahan ajar sepakbola, kegiatan kelas VII berjalan dengan baik dan tingkat kehadirannya sangat baik. Para siswa/siswi sangat menggemari siaran tayang sepak bola baik siaran langsung maupun siaran ulang seperti kegiatan piala dunia, maupun liga Indonesia, mereka sering mendiskusikan permainan yang telah ditontonnya. Siswa masih lemah dalam menguasai teknik dasar dribbling hal ini terbukti saat melakukan dribbling bola tidak dikuasai sehingga bolanya jauh dari kaki untuk menggiring bola. Untuk mengatasi hal tersebut dan ditunjang kelengkapan fasilitas belajar di sekolah penulis meneliti mengenai pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media audio visual terhadap keterampilan dribbling sepak bola. Cara ini dimaksudkan agar siswa mampu dan mahir dalam melakukan dribbling dengan cepat. Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Berdasakan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: “Apakah pembelajaran menggunakan media audio visual berpengaruh terhadap keterampilan dribbling sepakbola pada siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya ?”
4
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Digunakan metode eksperimen atas dasar pertimbangan pada permasalahan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pembelajaran shooting menggunakan alat audio visual terhadap keterampilan dribbling pada permainan sepak bola siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya . Mengenai kegiatan eksperimen, Surakhmad, (2007:148) menjelaskan sebagai berikut, “Dalam arti luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil”.
Nazir, (2002:74) menjelaskan sebagai berikut, “Eksperimen
adalah observasi di bawah kondisi buatan (artifical condition), di mana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol.”
Variabel penelitian menurut Arikunto, (2007:99) adalah “objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Selanjutnya Arikunto, (2007:101) menjelaskan bahwa “variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat dari variabel dependent variabel (Y) “ Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebasnya adalah pembelajaran dribbling dengan menggunakan media audio visual, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan dribbling permainan sepakbola. Setiap melakukan penelitian sudah barang tentu memerlukan suatu alat untuk mengumpulkan data. Sesuai dengan permasalahan penelitian ini, maka alat pengumpul data yang penulis gunakan adalah tes keterampilan dribbling permainan sepakbola. Penyelidikan yang menggunakan hipotesis akan berhadapan dengan masalah populasi dan sampel, sebab pengujian statistik senantiasa berhubungan dengan sekelompok subyek, baik manusia, gejala, nilai tes benda-benda ataupun peristiwa.
5
Mengenai populasi menurut Surakhmad, (2013:93) adalah sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai tes benda-benda ataupun peristiwa. Kemudian Arikunto (2012:115) mengemukakan bahwa populasi adalah “Keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian populasi”. Sedangkan yang dimaksud sampel menurut Arikunto, (2012:104) adalah “Sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015. Jumlah populasi sebanyak 134 orang. Mengingat berbagai pertimbangan dalam pelaksanaan ini seperti terbatasnya waktu, tenaga dan anggaran, maka penulis menetapkan sampel penelitian sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara proporsional yakni mengambil sebagian dari populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Dalam suatu penelitian perlu dipilih salah satu desain penelitian yang tepat sesuai dengan keterkaitan variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah “Pre test – Treatment - and Post test design”
Hasil Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus statistik didapatkan gambaran data nilai Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians dari tes awal dan tes akhir. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 1 Hasil Penghitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Variabel Tes 1. Tes Awal 2. Tes Akhir
Rata-rata
Simpangan Baku
6 15,0
1,76 3,1
Varians 3,09 9,61
6
Setelah diketahui nilai rata-rata, standar deviasi, dan varians dari setiap tes, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian analisis untuk menentukan langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan dan analisis data. Karena data dari penelitian ini berdistribusi normal dan tidak homogen, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Dengan demikian, untuk keperluan pengujian hipotesis ditempuh analisis statistik dengan menggunakan uji t’. Perlu dirumuskan terlebih dahulu hipotesis nol (Ho) penelitian ini, yaitu: “Pembelajaran dribbling dengan menggunakan media audio visual berpengaruh secara berarti terhadap keterampilan dribbling permainan sepakbola pada siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya”. Adapun hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini: Tabel 2 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Tes 1. Tes Awal 2. Tes Akhir
Nilai t’hitung
Nilai t’hitung dengan (α = 0,05) dan dk=19
Kesimpulan
11,25
1,73
Signifikan
Kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis (Ho) apabila t’hitung < t’tabel dan tolak hipotesis jika t’hitung > t’tabel.
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat
bahwa nilai t’hitung sebesar 11,25 sehingga t’hitung lebih besar dari t’tabel dan berada di luar daerah penerimaan hipotesis (t’tabel sebesar 1,73). Dengan demikian, pembelajaran dribbling dengan menggunakan media audio visual berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan dribbling
permainan
sepakbola pada siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya , dan hipotesis yang diajukan diterima atau terbukti.
Pembahasan
7
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, menunjukkan bahwa pembelajaran dribbling dengan menggunakan media audio visual berpengaruh secara berarti terhadap keterampilan dribbling permainan sepakbola pada siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya, maka dapat penulis bahas hasil penelitian ini sebagai berikut: Terdapatnya peningkatan hasil belajar dribbling dengan menggunakan media audio visual karena dapat meningkatkan motivasi berlatih, dapat menimbulkan rasa senang, dapat bergaul dan tukar informasi sambil melihat tayangan (tontonan) teknik dribbling sepak bola. Secara umum media mempunyai kegunaan: a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, tenaga dan daya indera c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori dan kinestetiknya e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan
persepsi yang sama Kontribusi media pembelajaran: a.
Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b.
Pembelajaran dapat lebih menarik
c.
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d.
Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e.
Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f.
Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimana pun diperlukan
g.
Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
h.
Peran guru berubah kearah positif
8
Berdasarkan konsep tersebut, maka belajar dribbling dengan menggunakan alat audio visual dengan tahapan-tahapan belajar gerak yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dan dengan jeda waktu kerja kerja dan istirahat yang seimbang. Terdapatnya peningkatan hasil belajar dribbling dengan menggunakan audio visual diduga karena pentahapan mempelajari tugas-tugas gerak dari (dari tontontan melalui audio visual) masing-masing tahapan cukup waktunya sehingga setiap tahapnya sudah dikuasai dengan baik. Dengan cukup waktu untuk menguasai setiap tahapan gerak, maka dengan menambah jumlah tugas gerak tidak menghilangkan tugas gerak yang telah dipelajari menjadi hilang. Hal ini dapat memperkuat konsep Badriah, (2002:48) sebagai berikut, “Latihan keterampilan teknik adalah proses belajar gerak, proses menghafal gerak, proses pembentukan gerakan refleks bersyarat untuk menghasilkan keterampilan teknik sesuatu cabang olahraga.”
Dengan demikian setelah tugas gerak yang diberikan
dirasakan atlet sudah perlu ditambah, maka tugas latih bertambah secara periodik. Selanjutnya karena proses pembelajaran dapat divariasikan salah satunya dengan menggunakan pendekatan teknik sehingga siswa dapat mempelajari secara deatil teknik dasar yang dipelajarinya. Hasil ini dapat memperkuat konsep Mahendra dan Ma’mun (1998:4) sebagai berikut, “Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan oleh keadaan-keadaan diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit, kelelahan, atau obat-obatan.” Dengan belajar atau berlatih keterampilan dribbling dengan menggunakan audio visual, maka fase setiap tugas gerak dipelajari dengan baik sehingga diduga dapat dikuasai secara permanen, karena waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya cukup lama dan berulang-ulang. Lebih berpengaruh hasilnya tersebut terjadi juga karena selama melakukan berlatih, siswa dapat mempelajari bagian-demi bagian gerakan yang diberikan secara baik.
Mereka dapat lebih memahami setiap fase gerak yang harus dilakukannya.
Setelah tugas gerak pertama dikuasai dengan baik, maka materi berikutnya diberikan
9
dengan tetap memberikan dan mengumpan balik materi yang telah diberikan sebelumnya. Dengan cara ini akan memperkuat memori siswa terhadap penguasaan tugas gerak yang harus dilakukannya. Dengan mengulang-ulang materi yang dipelajari, maka akan terjadi penguatan terhadap impuls syaraf sehingga tugas gerak yang dilakukan dapat secara permanen dan otomatis.
Lutan (1988:101) menjelaskan bahwa, “belajar dipandang sebagai
proses yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan; perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan pada suasana emosi, motivasi, atau keadaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar.”
Badriah (2002:47)
menjelaskan bahwa, “Keterampilan teknik merupakan hasil dari proses belajar dan berlatih gerak yang secara khusus ditujukan untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu.” Terjadinya peningkatan hasil belajar dribbling
dengan audio visual siswa
mampu mengontrol tugas gerak yang harus dilakukannya melalui tontonan (pada fase kognitif).
Hal ini memperkuat konsep Badriah, (2002:47) sebagai berikut, “Latihan
merupakan upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga sesuai dengan tuntutan cabang olahraga itu.” Berdasarkan konsep tersebut, maka pembelajaran dribbling yang dilakukan dengan melihat tayangan (audio visual) jelas dilakukan dengan tahapan-tahapan berlatih yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dan dengan jeda waktu kerja kerja dan istirahat yang seimbang. Dengan cukup waktu untuk menguasai setiap tahapan gerak, maka dengan menambah jumlah tugas gerak tidak menghilangkan tugas gerak yang telah dipelajari menjadi hilang. Hal ini dapat memperkuat konsep Badriah, (2002:48) sebagai berikut, “Latihan keterampilan teknik adalah proses belajar gerak, proses menghafal gerak, proses pembentukan gerakan refleks bersyarat untuk menghasilkan keterampilan teknik sesuatu cabang olahraga.”
10
Lutan, (1988:101) menjelaskan bahwa, “belajar dipandang sebagai proses yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan; perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan pada suasana emosi, motivasi, atau keadaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar.”
Badriah (2002:47) menjelaskan
bahwa, “Keterampilan teknik merupakan hasil dari proses belajar dan berlatih gerak yang secara khusus ditujukan untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu.” Badriah (2002:49) menjelaskan sebagai berikut, “Ciri dasar keterampilan teknik mutu tinggi adalah ketepatan dan kecermatan gerakan dan atau skill hasil gerakan.” Belajar dribbling yang dilakukan dengan melihat tayangan audio visual dapat dilakukan baik secara individual maupun secara berpasangan sehingga antara siswa dapat saling mengisi (elaborasi) untuk mempelajari fase-fase gerak shooting setelah melihat tayangan, sehingga dapat menambah motivasi untuk belajar. Motivasi merupakan suatu istilah yang berkembang dari kata motif, seperti yang dikemukakan Asep (1987 : 14) yang menjelaskan sebagai berikut : “Motif merupakan suatu kesatuan yang komplek dalam diri individu yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.” Individu dalam melakukan suatu kegiatan tersebut adalah karena adanya dorongan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Karenanya, para ahli psikologis menjelaskan mengenai motif tersebut, diantaranya Yusup dkk, (1993 : 14) menjelaskan sebagai berikut : ”Motif adalah suatu yang menyebabkan seseorang bertindak (bertingkahlaku) dengan sesuatu.” Setyobroto (2001 : 24) menjelaskan sebagai berikut : ”Motif adalah suatu penggerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan sesuatu.” Sedangkan Somantri dan Syaodih (2003 : 325) menjelaskan sebagai berikut :”Motif merupakan keadaan di dalam diri pribadi seseorang yang merupakan pemicu dalam melakukan suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.”
11
Dari kutipan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa motif adalah suatu dorongan tingkah laku individu untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi sering didefinisikan sebagai suatu keadaan internal yang mendorong, menggerakkkan, dan mempertahankan perilaku. Crowl, dkk. (1997 : 360) memberi pengertian sebagai berikut : ”Motivasi sebagai suatu keadaan internal yang mengingatkan dan mengadakan pemikiran, perasaan, dan perilaku.” Konsep motivasi secara umum yang dikemukakan para ahli psikologi, seperti Suciati, dkk. (2003 : 34) menjelaskan sebagai berikut :”Motivasi menunjukkan suatu keadaan bertenaga dalamdiri siswa yang mengarahkan perilaku siswa untuk mencapai suatu tujuan dengan kekuatan yang sebanding dengan kekuatan motivasi siswa. Intensitas motivasi yang terlalu rendah, memadai atau terlalu berat akan mempengaruhi intensitas usaha. “Sedangkan Thompson yang pendapatnya dikutip Mulyani dan Nana (2003 : 325) mendefinisikan sebagai berikut : ”Motivasi adalah suatu kekuatan yang bersifat mendorong terbentuknya suatu ketegangan dalam diri makhluk hidup karena adanya kekurangan-kekurangan tertentu.” Selanjutnya Ibrahim (2001 : 23) menjelaskan sebagai berikut : ”Motivasi dapat diartikan sebagai suatu tenaga atau kekuatan dalam diri individu, yang mendorong perilaku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu,” Suatu dorongan kekuatan yang bersifat fisik dan mendasar merupakan kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi dan bersifat psikologis. Setyobroto (2001 : 24) menjelaskan :”Motivasi adalah proses aktualitas sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.”
Penutup Dengan mempertimbangkan beberapa temuan berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis serta pembahasan hasil penelitian sebagaimana diungkapkan pada Bab IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: Pembelajaran dribbling dengan menggunakan media audio visual adalah perolehan t’-hitung sebesar
12
11,25 lebih besar dari t’-tabel sebesar 1,73. Ini berarti t-hitung berada di luar daerah penerimaan hipotesis (H0). Dengan demikian belajar dribbling dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan dribbling permainan sepakbola pada siswi kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya . Jawaban terhadap hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: “Pembelajaran menggunakan media audio visual secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan driblling permainan sepakbola pada siswa kelas VII SMPN 1 Salawu Kabupaten Tasikmalaya.” Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: Untuk meningkatkan efektivitas peningkatan keterampilan shooting dalam permainan sepakbola supaya menggunakan media audio visual sebagai variasi-variasi pembelajaran atau latihan. Daftar Pustaka Abdoellah, Arma, Hudaya.
2007, Olahraga untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta, Sastra
Arikunto, Suharsimi, 2007, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta, Rineka Cipta.. Badriah, Dewi, L., 2002, Fisiologi Olahraga: Dalam Persepektif Teoritis dan Praktik, Bandung, Pustaka Ramadhan. Branner, David, 2004, Succesfull Soccer, New York, Harcout Brace Jovanovich, Inc. Coever, Weil, 2005, Sepakbola: Program Pembinaan Pemain Ideal, Jakarta, Gramedia. Harsono, l988, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta, Tambak Kusuma. Husdarta, dan Saputera, Yudha, 2000, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen. Kosasih, Engkos, 2007, Pendidikan Jasmani, Teori dan Praktek, Jakarta, Gelira Aksara Pratama.
13
Lutan, Rusli dan Cholik, Toho, l996, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta, P3G, Depdikbud. Lutan, Rusli , l988, Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode, Jakarta, Depdikbud Mahendra, Agus, dan Ma’mun, Amung, 1998, Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik, Bandung, IKIP Press. Marwan, Iis, 2008, ”Metode-Metode Latihan”, Diktat, Tasikmalaya, PJKR-FKIP.