Media audio visual 1. Pengertian Audia visual adalah perangkat yang dilengkapi dengan penampilan suara dan gambar biasanya digunakan untuk presentasi, home theather, dan sebagainya. Media merupakan media sebagai teknologi pembawa informasi/pesan instruksional. Media Audio visual sebagai bentuk komunikasi massa yang dikelola sebagai komoditi agar tersebar luas sesuai dengan sasaran yang dituju, dikemas dalam bentuk sebagai komunikasi seperti TV komersial, video clip, video profile, film maupun animation dan slide to slide Gambar bergerak dan bersuara atau yang lebih dikenal dengan nama film, merupakan suatu bentuk komunikasi massa yang didalamnya terdiri dari produser , pemain hingga seperangkat kesenian lain yang sangat mendukung seperti musik, seni rupa, teater dan seni suara. Semua unsur tersebut terkumpul menjadi komunikator dan bertindak sebagai agen transformasi budaya 2. Dampak perubahan media komunikasi pada media pembelajaran Perkembangan media komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat akhir-akhir ini. Hal ini diawali dengan penemuan alat cetak oleh Gutenberg pada abad ke lima belas tentang buku yang ditulis yang melahirkan bukubuku cetakan, penemuan fotography mempercepat cara ilustrasi. Lahirnya gambar hidup memungkinkan kita melihat dalam “slow motion” apa yang dahulu tidak pernah dapat kita amati dengan teliti. Rekaman memungkinkan kita mengulang lagu-lagu yang dibawakan oleh orkesorkes terkenal. Radio dan televisi menambah dimensi baru kepada media komunikasi. Video recorder memungkinkan kita merekam program televisi yang dapat kita lihat kembali. Ditemukannya komputer membuka kesempatan yang tidak terbatas untuk menyimpan data digunakan setiap waktu yang diperlukan Hubungan media audio visual dengan Menarche Keadaan gizi kurang pada anak-anak mempunyai dampak pada kelambatan pertumbuhan dan perkembangan yang sulit disembuhkan . Oleh karena itu anak yang bergizi kurang tersebut kemampuannya untuk belajar dan bekerja serta bersikap akan lebih terbatas dibandingkan dengan anak yang normal (proverawati and maesaroh, 2009) Remaja putri dengan status gizi dan kesehatan yang baik, perkembangan seksualnya termasuk menarche mengalami percepatan. Pada wanita di Ikung, Tribesman, Bostwana, Afrika Selatan dimana wanitanya hidup mencari hewan buruan dan meracik bahan makanan dari alam, wanita disana mengalami perbedaan yang tajam pada asupan makanan dan terjadi penurunan berat badan dari waktu ke waktu. Rata- rata wanita disana mengalami menarche umur 15,5 tahun yang berarti tiga tahun
terlambat dibandingkan rata-rata menarche dinegara barat (Mcdowell et al., 2007) Peneltian pada atlet ballet dan senam putri mempunyai kecenderungan menjaga kondisi tubuhnya agar tetap langsing menunjukan bahwa mereka mengalami penurunan level of circulating estrogen dan perubahan metabolik lainnya. Di samping itu intake kalori, vitamin, mineral dan zat gizi lainnya yang tidak kuat juga menyebabkan atlet-atlet tersebut mengalami menarche yang terlambat dan juga terjadi amenorhea. Penelitian savitri (2000) juga menunjukan rata-rata usia menarche remaja wanita di Tambun, Jawa Barat 12,1 tahun, penelitian yang sama tahun 1980 menunjukan usia menarche 13,26 tahun. Hal ini menunjukan teori majunya usia menarche dipengaruhi faktor-fakrot diantaranya seperti perbaikan gizi. Disamping faktor perbaikan gizi, usia menarche juga dipengaruhi karena faktor media audio visual seperti TV, VCD film seks, godaan dan rangsangan dari kaum pria, pengamatan secara langsung terhadap perbuatan seksual atau coitus masuk ke pusat panca indera diteruskan melalui striae terminalis menuju pusat yang disebut pubertas inhibitor. Rangsangan yang terus menerus kemudian menuju hipotalamus dan selanjutnya menuju hipofise pars anterior, melalui sistem portal. Hipofise anterior mengeluarkan hormon yang merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifik. Kelenjar indung telur memproduksi hormon esterogen dan progesteron. Hormon spesifik yang dikeluarkan kelenjar indung telur memberikan umpan balik kepusat panca indera dan otak serta kelenjar induk hipotalamus dan hipofise sehingga mengeluarkan hormon berfluktasi. Dengan dikeluarkannya hormon tersebut mempengaruhi kematangan organ-organ reproduksi. Kerangka teori Film seks atau adegan porni yang dilihat melalui audio visual seperti TV, vcd dan internet, memberikan rangsangan yang kuat masuk ke pusat panca indera. Setelah itu diteruskan melalui strie terminalis menuju pusat yang disebut pubertas inhibitor dan seterusnya. Penjelasan lebih lanjut digambarkan sebagai berikut :
Audio visual -Film seks Striae terminalis
Pubertas inhibitor
Hipotalam us Hipofise pars inhibitor
Gizi baik/Gizi kurang/ Gizi buruk/
Status Gizi
Kematang an organ reproduks
Pigmen kulit
Ras/suku bangsa
Usia Menarche
Lokasi daerah
Iklim bangsa
Energi yang dikeluarka
Sosial ekonomi
Daya beli
Kesehata n
Kelelahan fisik
Obat penenang
Penyakit kronis
Obatobatan
Iklim bangsa
Faktor Genetik
Selaput dara tertutup
Keturunan
Kelainan fisik organ
Kerangka teori (Hurlock, 2000, Kartono 1992, Liewllyn-jones, 1997 Kerangka Konsep penelitian
Variabel bebas
Variabel terikat
Riwayat menonton audio visual
Usia menarche
Variabel luar -Sosial ekonomi Gizi
-Status
-Penyakit kronis
Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam peneltian ini adalah “ ada hubungan riwayat menonton audio visual dengan usia menarche pada siswi di SMP kecamatan kebumen tahun 2012”
Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya ( Sugiyono, 2007) Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh siswi kelas VII sekolah lanjutan yang ada dikec kebumen dari 18 sekolah sejumlah 5.050 siswi 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode klaster dua tingkat. Pada tingkat pertama dilakukan pemilihan sampel klaster secara acak dan tingkat kedua pemilihan sampel unit elementer secara acak sederhana (Lemeshow et al, 1997) Pada penelitian ini, pada tahap pertama dilakukan pemilihan klaster secara cak yaitu memilih sekolah sejumlah 4 sekolah dari seluruh sekolah lanjutan yang ada di kecamatan ( 18 sekolah ) Selanjutnya pada tahap kedua adalah memilih sampel unit elementer secara acak sederhana ( subjek secara acak sederhana sebagai sampel) pada klaster seperti pada langkah pertama. Pada penelitian ini langkah yang ditempuh adalah memilih sampel unit elementer pada klaster terpilih. Penghitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus penghitungan besar sampel cross sectional menurut lemeshow et al (1997)
n=
Z 1−x x p ( 1− p ) x N 2
2
d ( N−1 ) + Z 1− x x p(1− p) 2
Keterangan N=Jumlah sampel
Z 1− x
2
p
= Level of significance (1,96) = Proporsi (0,5)
d
= Presisi (0,1)
N
= Populasi ( 5.050)
Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel sebagai berikut:
5.050 ¿ 2 1,96 x 0,5 ( 1−0,5 ) x ¿ n=¿ n
= 194,2
Jadi, besar sampel minimal adalah 194 siswi. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seperti missing data maka peneliti mengatasi dengan menambah besar sampe sebanyak 10% sehingga besar sampel menjadi 214 orang. Kemudian sampel yang digunakan pada tiap-tiap sekolah yang terpilih sebagai kluster pada tahap kedua dilakukan dengan proportionate random sampling dengan rumus
n=
Jumlah siswi menarche SMP x 214 Jumlah total siswi menarche
Jumlah sampel persekolah dapat dilihat ditabel No 1 2 3 4
Nama sekolah SMP 2 SMP 4 SMP muhamadiyah MTS negeri 2 Jumlah
Jumlah siswi 315 342 238 290 1185
Jumlah sampel 57 62 43 52 214
Definisi operasional N o 1
2
Variable
Definisi
Alat ukur
Riwayat menonton audio visual
Kejadian menonton/melihat suatu adegan atau tindakan yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat dengan alat yang dapat menghasilkan suara atau gambar seperti tv, film, VCD Usia responden
Menanyakan kepada responden dengan menggunakan kuesioner
Dikategorikan menjadi 1.Pernah menonton 2.tidak pernah
Nomina l
Menanyakan
Didapatkan usia
Nomina
Usia
Hasil ukur
Skala
menarche
saat pertama kali mengalami menstruasi/ haid dinyatakan dalam satuan tahun dan bulan
kepada responden dengan menggunakan kuesioner
3
Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi siswi yang dilihat dari pekerjaan / penghasilan orang tua
Menanyakan dan melihat data siswa
4
Penyakit Kronis
Penyakit menahun yang pernah diderita responden seperti TB, paru, asma, jantung, liver, kanker dll
Menanyakan kepada responden dengan menggunakan kuesioner
5
Status Gizi
Penampilan yang diakibatkan oleh keadaan gizi siswi yang dinilai berdasarkan indeks massa tubuh menurut unsur (IMT/U) untuk mengetahui keadaan gizi
Mikrotoise dan timbangan injak, standart rujukan kepmenken RI 1995/Menkes/ Sk/XII/2010
menarche pada responden.hasil ukur dikategorikan: a.Dini usia < 11 tahun b.Normal usia 11-16 tahun c.Lambat usia > 16 tahun Hasil dikategorikan menjadi a.status sosial ekonomi jika melebihi UMR b.Status sosial ekonomi rendah jika dibawah UMR Dikategorikan menjadi : a.menderita penyakit kronis b.tidakmenderit a penyakit kronis Hasil ukur dikategorikan menjadi a.kurus jika -3 SD s/d <-2 SD b. normal jika -2 SD s/d < 1SD c. gemuk jika >1 SD s/d <2 SD d.Obesitas jika >2 SD ( kepmenkes Ri , 2010
l
Nomina l
Nomina l
Ordinal
Daftar pustaka Al-Ghifari 2004 Gelombang kejahatan seks remaja modern, Bandung Mujahid Aribowo A.A (2004) Hubungan status gizi ( indeks BB/TB dan TB/u) dengan usia menarche pada siswi SMP negeri kec Pati, Departmen KESMAS, FK UNDIP Arikunto,s (2006) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta, Rineka Cipta Depkes Ri (2005) Kebijakan dan strategi nasional kesehatan reproduksi indonesia , Jakarta , Depkes RI Hidayat a (2007) Metodologi penelitian kesehatan Jakartal ; Rineka Cipta. Hurlock E (2000) Psikologi perkembangan , jakarta, erlangga Jones D.L (2005) Setiap wanita, Jakarta ; Delapratasa Publishing Lemeshow, S HOSmer, D, W., Klar J & Lwangan .s (1997) Besar sampel dalam penelitian kesehatan, Yogyakarta : Gadjah Mada University press Liewllyn –Jones D.( 1997) Ginekolohi dan kesehatan wanita, Jakarta: Gaya favorit Press Notoatmodjo, (2005) promosi kesehatan jakarta; rineka cipta Proverawati. A & maesaroh (2009) Menarche menstruasi pertama penuh makna; Nuha Medika Viyantimala, L (2001) Hubungan antara status gizi dengan kejadian menarche ( studi kasus pada siswi SLTP perkotaan dan SLTP pedesaan di pekalongan )(online) http://;sia.fkm-undip.or.id Widyastuti (2000) kesehatan reproduksi , Yogyakarta, Fitramaya