Case 3 Chapter 5 Cogent Communications, Intel and Others: Mergers Go More Smoothly When Your Data Are Ready James A.O’Brien and George M.Marakas. Management Information Systems 10th Edition. 2011. McGraw-Hill Irwin.
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc
Oleh Ana Rosidha Tamyis P056111031.47
2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar belakang Persaingan dalam bidang bisnis dewasa ini memaksa perusahaan untuk
senantiasa menjalankan strategi terbaiknya. Strategi yang dapat ditempuh perusahaan untuk memperluas usaha sekaligus memperkuat sisi pendanaannya adalah melalui merger atau akuisisi. Merger adalah kombinasi antara dua atau lebih perusahaan yang melebur menjadi perusahaan baru. Sedangkan akuisisi adalah proses pengambilalihan perusahaan lain yang selanjutnya dijadikan anak perusahaan atau digabungkan menjadi satu (Hartono, 2003). Melalui merger atau akuisisi, perusahaan dapat memanfaatkan bantuan dari perusahaan lain yang memiliki kelebihan baik menyangkut pendanaan, teknologi maupun infrastruktur bisnis. Konsekuensi dari merger atau akuisisi adalah kebutuhan untuk mengintegrasikan sistem informasi diantara perusahaan yang melakukan merger atau akuisisi. Integrasi sistem informasi tersebut bermuara pada kebutuhan melakukan upaya berbagi atas sejumlah sumber daya data, informasi maupun pengetahuan yang dimiliki sesama perusahaan. Pengintegrasian sistem informasi merupakan hal yang kompleks dimana para praktisi IT menghadapi berbagai kendala baik teknis maupun non teknis. Keberhasilan proses integrasi sistem informasi terutama sumberdaya data merupakan hal yang sangat penting. Sebab data adalah sumberdaya penting bagi perusahaan dalam menjalankan fungsi bisnisnya untuk melayani konsumen. Berbagai upaya telah dikembangkan untuk mengatasi beraneka kendala dalam proses integrasi sistem informasi terutama menyangkut integrasi data, salah satunya adalah mempersiapkan sumberdaya data perusahaan. 1.2.
Permasalahan Permasalahan yang akan dijawab pada makalah ini adalah:
1. Apa yang paling diharapkan konsumen dari perusahaan selama proses merger atau akuisisi tersebut tengah berlangsung? Apakah peranan yang akan dijalankan IT dalam memenuhi harapan tersebut? Berikan paling tidak 3 contoh.
1
2. Fokus pada kasus yang dikatakan Andi Mann sebagai “tribal knowledge”, apa yang dimaksudkan sebagai “tribal knowledge dan mengapa hal ini sangat penting? Strategi apakah yang dapat direkomendasikan bagi perusahaan
yang
dihadapkan pada
isu
tersebut dalam
akuisisi
organisasi? 3. Sebagian besar diskusi pada kasus ini berfokus pada isu hardware dan software. Kedua hal tersebut merupakan hal penting yang perlu digarisbawahi dalam proses bisnis perusahaan. Apakah alternatif berbeda yang dapat dilakukan perusahaan dalam menggabungkan proses bisnis mereka, apakah peranan IT dalam mendukung aktivitas tersebut dikaitkan dengan management data dan isu pemerintahan? 1.3.
Tujuan Berdasarkan pada pertanyaan studi kasus (case study question) yang
akan dibahas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1.
Mengetahui apa yang paling diharapkan konsumen terhadap perusahaan selama proses merger atau akuisisi tengah berlangsung dan peranan yang akan dijalankan oleh manajer IT dalam memenuhi harapan tersebut.
2.
Mengetahui apa yang dimaksud Andi Mann sebagai “tribal knowledge” dan mengapa proses ini sangat penting. Sekaligus mengetahui strategi yang dapat direkomendasikan bagi perusahaan yang dihadapkan pada isu tribal knowledge” dalam akuisisi organisasi.
3.
Mengetahui
alternatif
yang
dapat
dilakukan
perusahaan
untuk
menggabungkan proses bisnis dan peranan IT dalam mendukung aktivitas tersebut dikaitkan dengan management data dan isu pemerintahan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merger, Akuisisi dan Integrasi Sistem Informasi Perusahaan menjalankan strategi pertumbuhan melalui ekspansi dan merger atau akuisisi. Ekspansi dilakukan dengan membuka perusahaan baru baik yang memproduksi produk sejenis maupun produk lain atau menambah kapasitas produksi. Sedangkan merger atau akuisisi dilakukan dengan menggabungkan dua atau lebih perusahaan. Merger adalah kombinasi antara dua atau lebih perusahaan yang melebur menjadi satu, sedangkan akuisisi adalah proses pengambilalihan perusahaan lain yang selanjutnya dijadikan anak perusahaan atau digabungkan menjadi satu (Hartono, 2003). Secara umum menurut Hartono (2003), perusahaan melakukan merger atau akuisisi dengan tujuan: (1). Economies of scale Perusahaan berusaha mencapai biaya operasi (meliputi biaya produksi, pemasaran, personalia, keuangan, administrasi) dengan biaya rata-rata terendah (2). Memperbaiki manajemen Melalui merger atau akuisisi perusahaan dapat mempertahankan hanya karyawan yang dapat diandalkan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham (3). Penghematan pajak Penggabungan perusahaan yang tidak memperoleh laba dengan perusahaan yang profitable dapat memperkecil pajak yang harus dibayar. (4). Diversifikasi Resiko atas suatu saham dapat dikompensasi oleh saham lain sehingga resiko keseluruhan atas saham dapat dikurangi. (5). Meningkatkan corporate growth rate Dimungkinkan karena penguasaan jaringan pemasaran yang lebih luas, manajemen yang lebih baik dan efisiensi yang lebih tinggi. Tahapan merger dan akuisisi menurut Johanovski (2002) dalam Hartono (2003) adalah investigasi awal, investigasi menyeluruh atas nilai perusahaan yang akan diakuisisi, evaluasi keuangan, tahap negoisasi, kesepakatan untuk akuisisi atau merger, integrasi setelah akuisisi atau merger. Pada tahapan integrasi, perusahaan harus memutuskan sumberdaya mana yang harus
3
dipertahankan, bagaimana menghubungkan sumberdaya diantara perusahaan serta mengidentifikasi dan mengatasi perbedaan yang mungkin timbul diantara perusahaan. Perusahaan dapat menempuh tahapan yang berbeda dalam proses akuisisi atau merger yang dilakukannya, namun demikian setiap perusahaan dipastikan akan menghadapi tantangan atas perbedaan diantara perusahaan yang terlibat yaitu perbedaan dalam kultur organisasi, proses bisnis dan sistem informasi (Garimella, 2001 dalam Hartono, 2003). 2.2. Data, Database, Memori (Storage), Pusat Data (Data Center), Manajemen Sumber Daya Data Data adalah fakta-fakta, angka, atau teks yang dapat diproses oleh komputer. Sebuah organisasi memiliki akumulasi data yang besar dan terus berkembang dalam format yang berbeda dan database yang berbeda, yaitu: (1). Data operasional atau transaksional data seperti, penjualan, biaya, persediaan, penggajian, dan akuntansi; (2). Non operational data, seperti penjualan industri, data perkiraan, dan data ekonomi makro; (3). Meta data yaitu data tentang data itu sendiri, seperti desain database logis atau definisi kamus data. Pola-pola, asosiasi, atau hubungan antara semua data dapat memberikan informasi1. Database adalah kumpulan terintegrasi dari elemen data yang secara logika saling berhubungan. Database mengkonsolidasikan berbagai catatan yang dahulu disimpan dalam file-file terpisah ke dalam satu gabungan umum elemen data yang menyediakan data untuk banyak aplikasi (O’Brien, 2005). Storage atau memori adalah tempat penyimpanan atau penampungan data dan program. Parameter penting dalam data storage adalah: 1. Kapasitas (capacity) yaitu jumlah maksimum unit data yang dapat disimpan 2. Waktu pengaksesan (access time), yaitu waktu yang diperlukan untuk mengakses data 3. Kecepatan transfer data (data transfer rate), yaitu jumlah bit per detik yang dapat dibaca 4. Waktu siklus (cycle time), yaitu ukuran seberapa sering memori dapat diakses 1
Anonim.Data Mining: What Is Data Mining?. http://www.anderson.ucla.edu/faculty/jason.frand/teacher/technologies/palace/datamining.htm. Diakses pada 12 Februari 2012.
5. Biaya (cost), yaitu biasanya diekspresikan dalam bentuk rupiah per bit Data center yang secara harafiah berarti pusat data, adalah suatu fasilitas untuk menempatkan sistem komputer dan peralatan terkait, seperti sistem komunikasi data dan penyimpanan data. Fasilitas ini mencakup catu daya redundant,
koneksi
komunikasi
data
redundant,
pengontrol 2
pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik .
lingkungan, Pada era
komunikasi dan teknologi saat ini, data center telah menjadi salah satu isu penting bagi para pelaku bisnis. Sebagai inti dari layanan bisnis, maka data center harus mampu memberikan layanan optimal, sekalipun pada saat terjadinya bencana, sehingga bisnis dalam suatu perusahaan harus tetap bertahan hingga menghasilkan laba. Peran data center yang sangat signifikan, serta dikaitkan dengan berbagai isu yang ada pada data center saat ini, terutama disaster recovery planning, menjadikan data center dikaji secara komprehensif dan holistik baik dari sisi pengguna maupun produsen penyedia infrastruktur dan peralatan data center. Secara umum data center terbagi dua berdasarkan fungsinya : Internet data center, biasanya hanya dioperasikan untuk kebutuhan internet service provider dan corporate data center, dimiliki oleh suatu korporasi atau institusi, untuk mengoperasikan proses bisnis, dengan menggabungkan layanan Internet dan intranet.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan saat mendesain dan
merencanakan data center adalah : lokasi yang aman serta memenuhi syarat sipil bangunan, geologi, vulkanologi dan topografi, mempunyai sistem cadangan, untuk sistem catudaya, pengatur udara/lingkungan dan komunikasi data. Serta menerapkan tata kelola standar data center, meliputi : standar prosedur operasi, standar prosedur perawatan, standar dan rencana pemulihan dan mitigasi bencana, serta standar jaminan kelangsungan bisnis. Kriteria perancangan sebuah data center yang ideal terdiri dari3: (1). Availability atau ketersediaan yaitu data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati Zero-Failure untuk seluruh komponennya. (2). Scalability dan flexibility adalah data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan 2
Anonim. Data Center. http://jalasistema.com/index.php?option=com_content&view=article&id=61&Itemid=69. Diakses pada 12 Februari 2012. 3 Anonim. Data Center. http://jalasistema.com/index.php?option=com_content&view=article&id=61&Itemid=69. Diakses pada 12 Februari 2012.
5
kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan. (3). Security adalah data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik. Maraknya isu lingkungan hidup terutama global warming telah menjadi tema sentral saat ini, tidak terkecuali bagi pelaku bisnis teknologi informasi dan komunikasi. Ada berbagai sorotan, gagasan, dan usulan mengenai data center yang berbasis kepada upaya penyelamatan lingkungan hidup. Selama ini, keberadaan data center identik dengan : kebutuhan catu daya listrik yang sangat besar untuk proses komputasi yang kontinnyu (non stop), yang akan berdampak pada permasalahan energi. Oleh karena itu dibutuhkan model baru data center yang ramah lingkungan atau green data center. Untuk menerapkan green data center, banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya : mengaudit efisiensi green data center, menggunakan UPS yang memiliki efisiensi hingga 97%, virtualisasi server dan storage green data center, konsolidasi data server dan storage, penggunaan fitur manajemen energi pada CPU, penggunaan power supply dan voltage regulator tersertifikasi, adopsi distribusi energi terefisien dan adopsi sistem cooling terbaik. Langkah terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah menerapkan prioritas tindakan dalam mereduksi energi sekaligus menonaktifkan peralatan teknologi dan komunikasi informasi yang sudah dalam kondisi idle di sebuah green data center. Manajemen
sumberdaya
data
adalah
aktivitas
manajerial
yang
mengaplikasikan teknologi sistem informasi dan alat-alat software untuk tugas mengelola sumberdaya data perusahaan (O’Brien, 2005). Manajemen sumber daya data senantiasa diperbaharui untuk mengatasi aneka masalah dalam sistem pemrosesan file. 2.3. Virtualisasi Data Center Virtualisasi data center adalah melakukan konsolidasi dan pengurangan jumlah server dalam bentuk fisik. Caranya dengan menciptakan mesin virtual dalam jumlah banyak yang ditempatkan di beberapa host fisik, menggunakan shared storage dan jaringan4. Virtualisasi merupakan pendekatan sistemik untuk mengumpulkan dan menggunakan sumberdaya yang dapat dibagi pakai, dengan 4
Deliusno. Apakah itu virtualisasi data center?. http://www.jagatreview.com/2011/02/apakah-itu-virtualisasidata-center. Diakses pada 19 Februari 2012.
tujuan pemenuhan kebutuhan komputasi seperti kekuatan pemrosesan, media penyimpanan, jaringan komputer dan lainnya dapat digunakan secara fleksibel dan otomatis untuk memenuhi kebutuhan dunia bisnis yang fluktuatif5. Suatu perusahaan atau organisasi yang memanfaatkan virtualisasi dapat memetik beberapa keuntungan, yaitu6: 1. Mengoptimalkan energi financial dengan mengurangi biaya kapital dan biaya data center, untuk mendapatkan nilai lebih dari yang dibelanjakan sekitar 60% 2. Mengalihkan energi sumberdaya IT dari yang sebelumnya melayani kebutuhan
perangkat
keras
(pembelian,
pemasangan,
instalasi,
konfigurasi serta konsolidasi) ke kondisi tujuan yaitu mengendalikan bisnis dengan solusi IT. 3. Menyelamatkan energi dibumi, dengan penggunaan energi lebih kecil, energi untuk pendinginan data center yang lebih sedikit dan penggunaan area untuk data center yang lebih kecil. Solusi virtualisasi mampu menekan biaya yang timbul akibat ketiga aspek tersebut hingga 80%.
5
Santoso, Berkah. Virtualisasi Infrastruktur Bisnis. http://www.mislinux.org/filedownload/Business-InfrastructureVirtualization.pdf. Diakses pada 19 Februari 2012. 6 Santoso, Berkah. Virtualisasi Infrastruktur Bisnis. http://www.mislinux.org/filedownload/Business-InfrastructureVirtualization.pdf. Diakses pada 19 Februari 2012.
7
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Harapan Terhadap Perusahaan Selama Proses Merger atau Akuisisi serta Peran IT Konsumen mengharapkan tidak berkurangnya kinerja dan pelayanan perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen selama berlangsungnya proses merger atau akuisisi. Sinergi yang berlangsung melalui proses merger atau akuisisi justru diharapkan dapat menjadikan perusahaan menjadi lebih produktif, efisien, mampu mengembangkan inovasi dan teknologi sehingga dapat menurunkan biaya produksi atas barang/jasa yang dihasilkan, penurunan harga dan peningkatan kualitas atas produk sehingga pada akhirnya menguntungkan bagi konsumen7. Peran IT adalah memastikan integrasi dan migrasi pada data center berjalan lancar sehingga proses merger atau akuisisi dapat berjalan dengan baik. Data center yang dikelola dengan baik yaitu dengan mengurangi komplektisitas, menjadikan merger atau akuisisi menjadi lebih mudah. Sangat penting bagi perusahaan untuk mempersiapkan data center sejak awal atau sejak sebelum merger atau akuisisi dijalankan untuk menghindari resiko
waktu gagal
(downtime) pada masa krisis penggabungan aset. Downtime yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan perusahaan kehilangan informasi mengenai konsumen. Kunci sukses merger dan akuisisi pada bidang IT dilihat dari sudut pandang data center adalah peranan pihak IT untuk fokus pada virtualisasi (virtualization), dokumentasi (documentation) dan logistik (logistics). Tiga hal tersebut akan membantu perusahaan lebih maju dalam proses merger dan akuisisi serta dapat mengubah saat krisis menjadi keuntungan. Perusahaan tidak perlu menghabiskan waktu untuk memindahkan infrastruktur dari satu data center
ke data center lainnya, mendapat penyegaran atas teknologi dan
peralatan yang digunakan. Sehingga menjadikan perusahaan lebih unggul. 1. Virtualisasi (virtualization) Pihak IT harus memastikan data center
memiliki alat virtualisasi yang
berjalan sempurna baik pada server maupun storage. Virtualisasi adalah 7
Maarif, Syamsul. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan Perseroan Terbatas Berdasarkan UU. 40/2007 dalam Hubungannya dengan Hukum Persaingan Usaha, dimuat dalam Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha. KPPU. http://www.kppu.go.id/docs/Buku_Komisi_Sewindu_KPPU_ok.pdf. Diakses pada 5 Maret 2012.
penting tidak hanya untuk “scaling the data center” tetapi juga menciptakan standar eksekusi lingkungan (standardized execution environment). Melalui virtualisasi data center yang baik, perusahaan dapat menyembunyikan fakta adanya perpindahan diantara server dan storage devices. Virtualisasi sangat bermanfaat bagi perusahaan yang ingin menguji aplikasi dan integrasi infrastruktur sebelum menjalankan produksi dalam merger atau akuisisi serta membantu perusahaan yang harus mengintegrasikan aset yang tidak dapat dipindahkan secara fisik. Agar virtualisasi berlangsung efektif maka perusahaan harus menyeragamkan platform bagi lingkungan virtualnya atau setidaknya memiliki data format yang compatible, sehingga apapun yang divirtualisasikan sebuah perusahaan dapat dijalankan pada data center perusahaan lain tanpa masalah. 2. Dokumentasi (Documentation) Penting bagi perusahaan dalam proses akuisisi atau merger untuk melihat proses dan prosedur internal perusahaan. IT harus mengetahui yang dilakukan orang dengan sistem. Perusahaan (melalui bagian IT) harus mendokumentasikan semua pengetahuan dari semua karyawan dan memahami bagaimana proses berjalan dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu dibuat bagan aliran kerja (workflow chart) yang garis besarnya adalah “siapa yang bertanggung jawab untuk setiap bagian data center”. Perlu diketahui
siapa
yang
mengelola
manajemen
jaringan
(network
management), manajemen sistem (system management), manajemen aplikasi (application management) dan gudang data (storage). Hal ini akan membantu perusahaan mengelola titik keterlambatan (spot reduncancies) yang dimungkinkan terjadi saat merger atau akuisisi. Perusahaan harus memiliki informasi yang memadai mengenai apa yang ada di data center, bagaimana interaksi dalam data center dan bagaimana data center bermanfaat bagi bisnis. Perusahaan seharusnya mengetahui layanan apa yang ditawarkan dan berapa besar biaya untuk menawarkannya. Sebagai bagian dari upaya ini banyak perusahaan mempekerjakan sebuah konfigurasi database manajemen dan alat aset manajemen untuk membantu track elemen dalam data center . Jika perusahaan tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aliran data dan tidak mengetahui bagaimana menanganinya maka proses bisnis dapat terganggu selama proses merger atau akuisisi.
9
3. Logistik (Logistic) Pengetahuan mengenai logistik dasar (basic logistic) dimaksudkan sebagai pengetahuan mengenai bagaimana supaya server tetap harus hidup meskipun pihak IT tidak selalu mengetahui secara rinci mengenai fungsi dan cara kerja dari sebuah server. Pada proses akuisisi dan merger, pihak IT berkewajiban menyediakan kerangka lingkungan (skeletal enironment) untuk menerima aset perusahaan yang diakuisisi atau dimerger. Misalnya dengan menjaga agar generic racking, generic cabling, extra bandwith pada jaringan dan generic power tersedia dalam jumlah yang memadai. Pihak IT dapat menyediakan fasilitas sistem informasi yang bersifat generik, sebab seringkali spesifikasi server, jumlah slot dan tipe daya (power) yang digunakan baru diketahui setelah proses integrasi sistem informasi mulai dilakukan dalam merger atau akuisisi. Melalui penyediaan fasilitas sistem infromasi yang generik maka pihak IT dapat mengkonfigurasi apapun yang diperlukannya hanya dalam beberapa menit. Contoh penggunaan fasilitas generik misalnya dengan menggunakan universal
busway
sebagai
power
sehingga
pihak
IT
tidak
perlu
memperhatikan secara khusus bagian kebutuhan listrik dari peralatan perusahaan yang diakuisisi. Dengan demikian proses integrasi dapat dalam periode waktu yang pendek. 3.2. Tribal Knowledge dan Strategi Mengatasinya Tribal knowledge adalah saat dimana pengetahuan menyangkut proses dan prosedur dalam aktivitas sehari-hari sistem data center perusahaan terdokumentasikan hanya dalam fikiran karyawan yang bertugas dalam bidang tersebut. Tribal knowledge merupakan suatu hal yang penting untuk diatasi mengingat hal ini merupakan hambatan utama dalam proses merger atau akuisisi dari sudut pandang pemindahan data center. Perusahaan yang tidak memiliki pendokumentasian yang baik atas pengetahuan yang dimiliki karyawan akan mengalami kesulitan bila proses merger atau akuisisi mengharuskan karyawan meninggalkan perusahaan. Pendokumentasikan pengetahuan dalam diri karyawan menyangkut proses dan prosedur dalam sistem informasi perusahaan adalah sama pentingnya dengan teknologi yang digunakan. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tribal knowledge pada data center adalah perusahaan harus mendokumentasikan semua pengetahuan dari
para karyawan. Melalui pendokumentasian yang baik maka siapapun karyawan yang menangani sistem dapat mempelajari bagaimana proses pada data center berjalan, dengan demikian proses dalam perusahaan dapat tetap berlangsung dengan
baik
meskipun
tanpa
keikutsertaan
karyawan
tertentu.
Pendokumentasian dapat dilakukan melalui pembuatan bagan aliran kerja (workflow chart) yang garis besarnya adalah siapa yang bertanggung jawab untuk setiap bagian pada data center, misalnya siapa yang mengelola jaringan manajemen (network management), sistem manajemen (system management), aplikasi manajemen (application management) dan gudang data (storage). Hal ini akan bermanfaat bagi perusahaan dalam mengelola penundaan (redudancies) berkaitan dengan keterampilan yang hilang dari perusahaan akibat proses merger atau akuisisi. Saran lainnya untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab pada aktivitas dalam data center adalah pihak IT harus mengetahui mana yang merupakan performa sistem dan mana yang merupakan proses. 3.3. Langkah Alternatif Peranan IT dalam Penggabungan Proses Bisnis Perusahaan
Berkaitan
dengan
Data
Management
dan
Isu
Pemerintahan Langkah lain yang dapat dilakukan IT pada penggabungan proses bisnis berkaitan dengan data management adalah menggunakan sebuah konfigurasi database manajemen (configuration database management) dan alat aset manajemen (asset management tool) untuk membantu melacak elemen (track elemen) dalam data center. Hal ini dilakukan sebab IT harus memiliki informasi yang memadai mengenai bagaimana data center bekerja dalam sistem, bagaimana interaksi yang terjalin dan bagaimana data center dimanfaatkan oleh bisnis perusahaan, termasuk pula mengetahui layanan apa yang ditawarkan perusahaan dan berapa besar biayanya. Pihak IT memerlukan pandangan yang jelas dan singkat mengenai aliran data pada data center. Jika pihak IT tidak mengetahui bagian mana pada data center yang perlu dipindahkan bersamaan maka hal ini dapat mengganggu berlangsungnya bisnis perusahaan selama berlangsungnya proses merger atau akuisisi. IT perusahaan harus membangun panduan bagi pemerintah untuk dijadikan referensi selama proses penggabungan bisnis berlangsung. Sebagai contoh misalnya, jika dua firma hukum melakukan merger dan keduanya memiliki klien yang saling berkompetisi, maka pihak IT harus memastikan bahwa data
11
klien terlindungi dan ada kontrol yang memadai terhadap akses pada data tersebut. Pendokumentasian yang bagus akan membantu menemukan proses yang perlu dilakukan perusahaan agar merger atau akuisisi berjalan lancar.
BAB IV KESIMPULAN 1. Konsumen
mengharapkan
tidak
berkurangnya
kinerja
dan
pelayanan
perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen selama berlangsungnya proses merger atau akuisisi. Bahkan merger atau akuisisi yang dilakukan diharapkan data ikut menguntungkan konsumen. Peran IT adalah memastikan integrasi dan migrasi pada data center berjalan lancar sehingga proses merger atau akuisisi dapat berjalan dengan baik. Kunci sukses peranan pihak
IT
adalah
fokus
pada
virtualisasi
(virtualization),
dokumentasi
(documentation) dan logistik (logistics). 2. Tribal knowledge adalah saat dimana pengetahuan menyangkut proses dan prosedur
dalam
aktivitas
sehari-hari
sistem
data
center
perusahaan
terdokumentasikan hanya dalam fikiran karyawan yang bertugas dalam bidang tersebut. Tribal knowledge penting diperhatikan sebab perusahaan yang tidak memiliki pendokumentasian yang baik atas pengetahuan karyawan akan mengalami kesulitan bila proses merger atau akuisisi mengharuskan karyawan meninggalkan perusahaan. Untuk mengatasi tribal knowledge, perusahaan harus mendokumentasikan semua pengetahuan dari para karyawan yang dapat dilakukan melalui pembuatan bagan aliran kerja (workflow chart). 3. Langkah lain yang dapat dilakukan IT pada penggabungan proses bisnis berkaitan dengan data management adalah menggunakan sebuah konfigurasi database manajemen (configuration database management) dan alat aset manajemen (asset management tool) untuk membantu melacak elemen (track elemen) dalam data center. Sedangkan kaitannya dengan isu pemerintahan, IT harus membangun panduan bagi pemerintah untuk dijadikan referensi selama proses penggabungan bisnis berlangsung
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Data Mining: What Is Data Mining?. http://www.anderson.ucla.edu/faculty/jason.frand/teacher/technologies/pal ace/datamining.htm. Diakses pada 12 Februari 2012. Anonim. Data Center. http://jalasistema.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6 1&Itemid=69. Diakses pada 12 Februari 2012. Deliusno. Apakah itu virtualisasi data center?. http://www.jagatreview.com/2011/02/apakah-itu-virtualisasi-data-center. Diakses pada 19 Februari 2012. Hartono, Tri. Merger dan Akuisisi Sebagai Suatu Keputusan Strategik. Dimuat dalam Jurnal Akuntansi & Keuangan Volume 2 No.1 April 2003 halaman 37-47. Indonesian Scientific Journal Database-LIPI. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/210304.pdf. Diakses pada 4 Maret 2012. O’Brien, James.A. Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dan Manajerial. 2005. Penerbit Salemba Empat. Maarif, Syamsul. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan Perseroan Terbatas Berdasarkan UU. 40/2007 dalam Hubungannya dengan Hukum Persaingan Usaha. Dimuat dalam Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha. KPPU. http://www.kppu.go.id/docs/Buku_Komisi_Sewindu_KPPU_ok.pdf. Diakses pada 5 Maret 2012. Santoso, Berkah. Virtualisasi Infrastruktur Bisnis. http://www.mislinux.org/filedownload/Business-InfrastructureVirtualization.pdf. Diakses pada 19 Februari 2012.
KASUS MERGER DI INDONESIA Merger Bank di Indonesia Studi Kasus Merger PT Bank Mandiri Master Theses from MITB / 2006-04-27 Oleh : Ahmad Raja, Institut Teknologi Bandung Diambil dari http://gdl.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptsbmitb-gdlahmadraja-601. Diakses pada 23 Maret 2012. Untuk mengatasi krisis ekonomi regional yang sampai saat ini masih melanda Indonesia diperlukan pembenahan sektor moneter yang antara lain dengan melalui rekapitalisasi perbankan. Pendirian PT Bank Mandiri (Persero) yang dilanjutkan merger dengan PT Bank Bumi Daya (Persero), PT Bank Dagang Negara (Persero), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) merupakan salah satu implementasi rekapitalisasi perbankan yang diharapkan akan menjadi pilar perbankan Indonesia. Pendekatan merger seperti ini akan digunakan Pemerintah untuk memperbaiki kinerja bank-bank lain yang mengalami kesulitan keuangan. Proses untuk melakukan merger dimulai dengan tahapan persiapan merger yang meliputi inisiasi merger, penetapan tujuan melaksanakan merger, jenis merger yang akan dipilih dan inventarisasi isu-isu yang timbul. Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena akan menentukan berhasil tidaknya rencana merger. Tahapan selanjutnya adalah legal merger yang meliputi pembentukan tim
merger,
pemenuhan persyaratan
merger,
penunjukan
konsultan untuk membantu merger, pemilihan partner merger, penetapan kebijakan selama proses merger, dan penyusunan rencana kerja. Kegagalan suatu merger dapat terjadi karena kesulitan bank peserta merger untuk memenuhi persyaratan merger khususnya dalam menambah modal dan mengurangi aktiva yang tidak produktif. Tahapan terakhir proses merger adalah operasional merger dimana tahapan ini dapat menggambarkan keberhasilan suatu proses merger. Tahapan ini meliputi komunikasi kepada semua pihak tentang merger dan integrasi bank-bank peserta merger (SDM, operasional, IT dan lain-lain). Peranan pemegang saham sangat menentukan keberhasilan merger terutama dalam melaksanakan persiapan dan legal merger. Dalam kasus merger PT Bank Mandiri (Persero) inisiatif merger datang dari pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan dan Menteri Negara BUMN sebagai pemegang saham. Tujuan
dan
jenis merger
ditetapkan
oleh pemerintah
yang
kemudian 15
ditindaklanjuti
oleh
managemen
masing-masing
bank
peserta
merger.
Demikian juga halnya tentang pemenuhan modal. Tambahan modal yang biasanya merupakan kendala utama dalam proses merger disediakan oleh pemerintah dengan menerbitkan rekap bond. Dalam pelaksanaan operasional merger PT Bank Mandiri (Persero) memberikan pilihan kepada pegawai apakah akan ikut bergabung PT Bank Mandiri (Persero) atau mengambil Program Pensiunan Sukarela (PPS). Pegawai yang ikut bergabung dites ulang untuk mengetahui kompetensi yang bersangkutan untuk menduduki jabatan yang tersedia. Sistem IT yang digunakan dipilih IT dari salah satu bank yang akan merger yaitu IT PT Bank Ekspor Impor Indonesia karena dinilai paling sesuai dengan kebutuhan PT Bank Mandiri (Persero) saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Penggantian sistem dan prosedur dilakukan secara bertahap dari satu cabang ke cabang lain (roll out) sampai dengan semua kantor cabang menggunakan sistem dan prosedur yang sama. Perkembangan kinerja PT Bank Mandiri (Persero) setelah semua proses merger diselesaikan semakin baik dengan melihat perkembangan keuangan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2001.
17