FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI
Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
Disusun Oleh : Andi Agustiadi
P056131212.45E
SEKOLAH PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
DAFTAR ISI
Halaman COVER .........................................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................
3
2.1 Sistem Informasi .....................................................................................
3
2.2 Sistem Informasi Manajemen ..................................................................
3
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................
7
3.1 Permasalahan Penerapan Sistem Informasi .............................................
7
3.2 Keuntungan Penerapan Sistem Informasi ................................................
8
3.3 Faktor Penentu Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem informasi .....................................................................
10
BAB IV KESIMPULAN ..............................................................................
13
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................
13
4.2 Saran .........................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
14
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan bisnis yang begitu pesat dan persaingan yang semakin ketat,
menuntut para pelaku usaha untuk mampu terus menerus beradaptasi dan berinovasi dalam menjalankan usahanya. Hal tersebut sangat diperlukan agar bisnis terus berjalan dan dapat bersaing dengan kompetitor. Menurut Endah (2012) untuk menjadi market leader seorang pengusaha dan organisasi bisnis harus dapat melihat arah dari perubahan zaman yang ada. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk melakukan perbaikan dan perubahan yang terus menerus dalam segala hal seperti pengembangan organisasi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan bisnis dan pengembangan sistem informasi. Menurut Robbins (2005) untuk bisa beradaptasi dan menang kita harus CANI (constant and never ending improvement) sesuai dengan tuntutan yang ada. Salah satu solusi untuk menjadi terdepan adalah pada pengembangan teknologi sistem informasi yang dapat membantu sistem yang rumit menjadi lebih mudah sehingga akan tercipta efektifitas dalam pekerjaan. Sistem informasi berfungsi untuk pengumpulan data, penyimpanan data, pengolahan data, mengidentifikasi masalah, pengambilan keputusan, dan peramalan bisnis. Efektifitas sistem informasi akan berguna bagi manajemen sebuah entitas bisnis untuk melakukan perubahan strategi pengembangan usaha. Penggunaan sebuah sistem informasi diharapkan mampu memberikan keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif bagi perusahaan. Implementasi teknologi informasi yang efektif dan efisien diharapkan bisa menjadi faktor sukses sebuah entitas bisnis. Menurut O’Brien & Marakas (2009) sistem informasi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Keputusan atas investasi sistem informasi menjadi bagian yang sangat penting pada sebuah organisasi bisnis. Perusahaan berharap dengan menggunakan landasan IT untuk menjalankan proses baru, inovasi produk dan layanan, memperoleh
respon yang lebih baik, serta menerapkan lingkungan perusahaan baru yang bertujuan mengubah struktur internal mereka menjadi organisasi yang lebih baik. Tugas paling menantang yang dihadapi oleh perusahaan adalah efektifitas dari pelaksanaan IT. Kesuksesan dari pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara system analyst, pemakai (user), sponsor dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan prilaku dan organisasional. Oleh karena itu, dampak utama dari IT dimediasi oleh sejumlah faktor, banyak yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang konteks organisasi dan perilaku manusia.
1.2
Perumusan Masalah Penerapan sistem informasi yang efektif dan efisien diharapkan bisa
menjadi faktor sukses sebuah entitas bisnis. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, perumusan masalah penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui sistem informasi dan sistem informasi manajemen dalam oraganisasi atau bisnis? 2. Mengetahui permasalahan dan keuntungan penerapan sistem informasi dalam organisasi atau bisnis? 3. Mengidentifikasi
faktor-faktor
penentu
keberhasilan
dan
kegagalan
penerapan sistem informasi dalam organisasi atau bisnis?
1.3
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
penentu keberhasilan dan kegagalan penerapan sistem informasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Sistem Informasi Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan
batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Informasi adalah fakta, kejadian, statistik atau bentuk data lainnya yang dapat dipahami dan mempunyai arti, bernilai atau bermanfaat bagi seseorang untuk keperluan tertentu. Data pada umumnya harus diolah terlebih dahulu sehingga menjadi informasi yang dapat dipahami dan bermanfaat (Sutono 2007). Menurut O’Brien & Marakas (2005) sistem informasi merupakan tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan sumber daya. Tatanan tersebut meliputi pengumpulan data dan pengolahan yang memudahkan untuk digunakan meliputi manusia, hardware, software, data dan jaringan yang terdapat di dalamnya. Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru Menurut Murdaningsih (2009) sistem informasi memainkan peranan yang sangat penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif bisnis dalam pasar yang cepat sekali berubah. Hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk mendukung tim pengembangan produk, proses dukungan untuk pelanggan, transaksi ecommerce, atau dalam aktivitas bisnis lainnya. Teknologi dan sistem informasi berbasis internet dalam waktu singkat menjadi bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis di lingkungan global yang dinamis saat ini.
2.2
Sistem Informasi Manajemen Menurut O’Brien & Marakas (2009) sistem informasi manajemen memiliki
pengertian sebagai bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi
pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena sistem informasi manajemen digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang berhubungan dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif. Tujuan dari sistem informasi manajemen adalah sebagai berikut: 1) Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2) Menyediakan informasi
yang
dipergunakan
dalam
perencanaan,
pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. 3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan (O’Brien & Marakas 2009). Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa user perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Menurut O’Brien & Marakas (2005) secara umum sistem informasi manejemen merupakan kumpulan dari sistem informasi yang terdiri dari : Sistem informasi akuntansi, sistem informasi akademik, sistem informasi pemasaran, sistem informasi manajemen persediaan, sistem informasi personalia, sistem informasi distribusi, sistem informasi pembelian, sistem informasi kekayaan, sistem informasi analisis kredit, sistem informasi penelitian dan pengembangan, sistem informasi analisis software, sistem informasi teknik, sistem informasi rumah sakit. Prinsip utama perancangan sistem informasi manajemen adalah harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. Sistem
informasi manajemen menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika. Menurut Murdaningsih (2009) sistem informasi terdiri dari komponenkomponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, komponen kontrol, dan komponen jaringan. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. Komponen Input. Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar. Komponen Output. Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. Komponen Teknologi. Teknologi merupakan “tool box” pada sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Komponen Model. Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. Komponen Basis Data. Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya.
Basis
data
diakses
atau
dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
Komponen Hardware. Hardware atau piranti keras berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. Komponen Software. Software atau piranti lunak berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. Komponen Kontrol. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, dan sabotase. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Komponen Jaringan. Komponen ini difungsikan Untuk menghubungkan komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan diperlukan media untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang digunakan di suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software jaringan. Hardware komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network Interface Card), media penghubung jaringan, HUB (konsentrator), repeater, bridge, dan router. Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan, network adapter drive, dan protokol jaringan.
BAB III PEMBAHASAN 3.1
Permasalahan Penerapan Sistem Informasi Penerapan atau implementasi teknologi informasi yang sesuai di suatu
perusahaan bukanlah suatu hal yang mudah. Faktor yang harus diperhitungkan agar penerapannya mempunyai nilai lebih adalah : manajemen perusahaan, budaya perusahaan, biaya pengadaan perangkat keras maupaun lunak, operator, perawatan dan masyarakat bila dilibatkan sebagai end user. Dengan adanya komputer untuk membantu teknologi informasi, berbagai organisasi telah mangalokasikan dana yang cukup besar untuk sistem informasi. Keberhasilan penerapan sistem teknologi informasi tidak semestinya diukur hanya melalui efisiensi dalam hal menimalkan biaya, waktu, dan penggunaan sumber daya informasi. Keberhasilan juga harus diukur dari efektifitas teknologi
informasi
dalam
mendukung
strategi
bisnis
organisasi,
memungkinkan proses bisnisnya, meningkatkan struktur organisasi dan budaya, serta meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan. Tantangan utama para manajer bisnis dan praktisi bisnis adalah mengembangkan solusi sistem informasi yang mampu mengatasi masalah bisnis. Meskipun suatu organisasi telah menerapkan sistem informasi untuk menunjang aktifitas bisnisnya, namun penerapan tersebut bisa berhasil ataupun tidak. Seringkali penerapan sistem informasi, terutama yang berbasis IT mengalami kegagalan karena permasalahan teknis maupun non-teknis. Secara umum, ada 3 isu pokok yang paling mendasar dalam permasalahann kegagalan dan kesuksesan dalam pengembangan teknologi informasi di suatu perusahaan, yaitu tenaga, waktu dan nilai investasi Penerapan TI yang tepat didunia bisnis akan membawa manfaat yang signifikan. Terdapat empat fase yang harus dilalui perusahaan dalam pengelolaan manfaat TI yaitu Tahap Visi, pada tahap ini perusahaan harus melihat kembali tujuan implementasi TI. Untuk itu perusahaan dituntut membentuk arsitektur TI dan arsitektur bisnis agar keduanya dapat berjalan menuju sasaran yang sama yaitu untuk mencapai tujuan perusahaan. Masa Investasi, pada fase ini perusahaan dituntut mampu memisahkan account TI
dengan account lainnya. Pengolahan, selain memonitor implementasi dan memperbaiki implementasi TI yang belum berjalan dengan baik dan sesuai dengan sasaran, perusahaan juga harus membuat program change management untuk mempersiapkan SDM dari sisi persepsi, pengetahuan maupun keahlian lewat program pelatihan, komunikasi maupun team building. Saat memanen semua tahap yang telah dilalui, yang diperkirakan dapat terjadi antara dua hingga tiga tahun. Mulai menurunnya nilai investasi di bidang TI karena rendahnya pemahaman TI dikalangan pemimpin perusahaan, keterbatasan pendanaan, langkanya tenaga TI yang berpengalaman dan terampil, lemahnya infrastruktur komunikasi, dan masih murahnya tenaga kerja manual, Marginal cost cenderung meningkat sementara marginal revenue tetap (flat).
3.2
Keuntungan Penerapan Sistem Informasi Menurut O’Brien & Marakas (2009) sistem informasi manajemen sangat
berperan dalam perspektif manajerial. Berikut ini beberapa peran sistem inforamasi dalam manajerial: 1. Minimize Risks. Terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Umumnya resiko berasal dari adanya ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar control perusahaan. Contohnya adalah kurs mata uang yang berfluktuasi, perilaku konsumen yang dinamis, jumlah permintaan produk yang tak menentu dan lain sebagainya. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan untuk mengurangi resiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola resiko (managing risk) yang dihadapi sehari hari. 2. Reduce Cost. Tawaran lain yang ditawarkan oleh teknologi informasi adalah perbaikan, efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha mengurangi biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh pada profitabilitas perusahaan. Ada empat cara
yang
ditawarkan oleh teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya yang
kerap dikeluarkan untuk kegiatan operasional sehari-hari yaitu: eliminasi proses, simplifikasi proses, integrasi proses dan otomatisasi proses. 3. Add Value. Tujuan akhir dari dari penciptaan value bukan sekedar untuk memuaskan pelanggan saja (customer satisfaction), tetapi lebih jauh untuk menciptakan loyalitas (customer loyalty) sehingga pelanggan tersebut bersedia untuk selalu menjadi konsumen perusahaan untuk jangka waktu yang panjang (customer bonding). 4. Create New Realities. Perkembangan teknologi informasi yang terakhir ditandai dengan pesatnya teknologi internet, telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacam e-commerce, e-procurement, e-customers, eloyalty, dan lain-lain pada dasarnya merupakan suatu cara memandang baru di dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi. Keuntungan penerapan sistem informasi dalam manajerial diantaranya sebagai berikut : Meningkatkan Efisiensi Operasional. Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya (low-cost leadership). Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Memperkenalkan Inovasi dalam Bisnis. Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis. Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
3.3
Faktor Penentu Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi Menurut O’Brien & Marakas (2009) terdapat beberapa faktor yang dapat
menyebabkan suatu organisasi menerapkan sistem informasi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1) Adanya dukungan dari manajemen eksekutif. 2) Keterlibatan end user. 3) Penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas. 4) Perencanaan yang matang. 5) Harapan perusahaan yang nyata. Faktor yang menyebabkan kegagalan perusahaan dalam menerapan sistem informasi adalah : Kurangnya dukungan manajemen eksekutif. Semua keputusan pada suatu perusahaan berada pada pihak manajemen, jika pihak manajemen memberikan dukungan penuh pada suatu proyek sistem informasi maka hal tersebut akan memberikan dampak positif pada pengguna dan staf pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang telah dicurahkan pada proyek tersebut, dukungan bahwa proyek akan menerima cukup dana, serta berbagai perubahan organisasi yang diperlukan. Jika pihak manajeman kurang memberikan dukungan, maka dapat mengakibatkan penerapan sistem informasi perusahaan menjadi sia-sia, karena akan menyebabkan banyak hambatan dalam prosesnya. Dengan adanya sistem informasi akan menyebabkan perubahan pada pengorganisasian pada perusahaan tersebut, jika penerapan sistem informasi tidak mendapatkan dukungan penuh, akan menyebabkan ketidakpastian dan ancaman bagi posisi dan peran para pegawainya, hal ini pun akan dapat menyebabkan kegagalan dalam penerapan sistem informasi. Oleh karena itu dukungan penuh dari pihak manajemen sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan sistem informasi dalam perusahaan. Keterlibatan atau input dari end user. Sikap positif dari pengguna terhadap sistem informasi akan sangat mendukung berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi. Sikap positif dalam bentuk dukungan dan kompetensi dari user, serta hubungan yang baik antara user dengan teknisi merupakan faktor sikap yang menguntungkan dan sangat penting bagi berhasilnya
penerapan sistem informasi. Sikap positif menentukan tindakan, dan akan berkaitan dengan tingkat penggunaan yang tinggi serta kepuasan terhadap sistem tersebut. Melibatakan pengguna dalam desain dan operasi sistem informasi adalah salah satu alternatif yang tepat untuk mendukung keberhasilan sistem informasi pada perusahaan, hal tersebut dikarenakan penguna akan memiliki kesempatan untuk dapat mendesain sistem tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasilnya, sehingga dengan demikian pada penerapanya akan lebih memudahkan penguna. Adanya kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer, hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan penerapan sistem informasi Pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah. Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbagai aspek, oleh karena ini perencanaan yang memadai merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi. Jika suatu pengembangan dan penerapan sistem informasi tidak didukung dengan perencanaan yang memadai, maka dapat menyebabkan tidak terpenuhinya keinginan dan kepentingan berbagai pihak di perusahaan. Tanpa adanya perancanaan yang memadai penerapan sistem informasi dapat menjadi hal yang sia-sia. Pada kenyataannya sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif terhadap manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
Inkompetensi secara teknologi. Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai perancang dan penggunanya. Bodnar dan Hopwood (1995) dalam Murdaningsih (2009) berpendapat bahwa perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional. Sekitar 30% kegagalan pengembangan sistem informasi baru diakibatkan kurangnya perhatian pada aspek organisasional. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi hambatan jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada orang-orang yang kurang berkompeten dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem tersebut telah diterapkan. Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau penerapan sistem informasi dapat terjadi.
BAB IV KESIMPULAN 4.1
Kesimpulan Sistem informasi dapat meningkatkan efektivitas proses bisnis, pengambilan
keputusan manajerial, kerja sama kelompok kerja, dan memperkuat posisi kompetitif bisnis. Sistem informasi manajemen digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Penerapan atau implementasi sistem informasi harus sesuai dengan kondisi perusahaan
atau
organisasi
dengan
mempertimbangkan
manajemen
perusahaan, budaya perusahaan, pembiayaan, operator, perawatan dan masyarakat. Keberhasilan sistem teknologi informasi mengukur efisiensi dalam hal biaya, waktu, penggunaan sumber daya informasi yang mendukung strategi bisnis organisasi, memungkinkan proses bisnisnya, meningkatkan struktur organisasi dan budaya, serta meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan. Peran serta sistem informasi dalam managerial adalah minimize risks, reduce cost, add value, create new realities. Sedangkan keuntungan dari penerapan sistem informasi dalam manajerial adalah meningkatkan efisiensi operasional, memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan membangun sumbersumber informasi strategis. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kesuksesan dan kegagalan penerapan sistem informasi dalam perusahaan atau organisasi diantaranya dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end user, penggunaan kebutuhan perusahaan jelas, perencanaan yang matang, dan harapan perusahaan yang nyata.
4.2
Saran Pengembangan atau penerapan sistem informasi pada suatu perusahaan
sebaiknya dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini dikarenakan penyeseuaian terhadap kebutuhan perusahan agar terjadi efisiensi. Olehkarena itu perusahaan melakukan perencanaan sebaik-baiknya sebelum mengambil keputusan dalam menerapkan sistem informasi.
DAFTAR PUSTAKA Endah A. 2012. Sang Burung Biru Perjalanan Inspiratif Blue Bird Group. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Murdaningsih A. 2009. Analisis Pengaruh Partisipasi pemakai terhadap Kepuasan Pemakai Sistem Informasi dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Dukungan Manajemen Puncak, Komunikasi Pemakai-Pengembang, Kompleksitas Sistem, Kompleksitas Tugas, pengaruh Pemakai sebagai Variabel Pemoderasi [skripsi]. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah. Surakarta. O’Brien JA, Marakas G. 2002. Management Information System: Managing Information Technology in E-Business Enterprise, Fifth edition. Boston : Irwin. O’Brien JA, Marakas G. 2005. Management Information System. Ninth edition. Boston: Mc Graw Hill. O’Brien JA, Marakas G. 2009. Management Information System. Ninth edition. Boston : Mc Graw Hill. Robbins A. 2005. Langkah Sukses Petunjuk Harian Memaksimalkan Potensi Diri Anda. Jakarta : Pustaka Delaprasta. Sutono D. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Bogor : BPKP