Mata Borneo • November 2015
2
Mata Borneo • November 2015
43
IKLAN
42
Mata Borneo • November 2015
GALERI SEREMONIA EKSEKUTIF - KABUPATEN LANDAK
"Semarak HUT HUT Pemkab Pemkab Landak Landak ke-16" ke-16" "Semarak
BUPATI DAN SEKDA FOTO BERSAMA DENGAN PARA SEKDES BERPRESTASI USAI APEL HUT PEMKAB LANDAK. (MAKHRENHUMAS)
BUPATI MELEPAS PESERTA KARNAVAL PADA ACARA RANGKAIAN HUT PEMKAB. (MAKHREN-HUMAS)
BUPATI MELEPAS PESERTA PAWAI MATCHING BAND DALAM RANGKA HUT PEMKAB LANDAK. (MAHREN-HUMAS)
BUPATI MEMOTONG KUE PADA PERINGATAN HUT PEMKAB DISAKSIKAN WABUP, KETUA DPRD DAN UNSUR MUSPIDA. (MAKHREN-HUMAS)
BUPATI RAMAH TAMAH PADA PERAYAAN HUT PEMKAB. (MAKHREN-HUMAS)
PENYERAHAN PENGHARGAAN DALAM RANGKA HUT PEMKAB KE-16, 13-17 OKTOBER. (MAKHREN-HUMAS)
Mata Borneo • November 2015
3
GALERI SEREMONIA EKSEKUTIF - KABUPATEN LANDAK
"Semarak HUT HUT Pemkab Pemkab Landak Landak ke-16" ke-16" "Semarak
BUPATI BUKA MUSYAWARH CABANG III GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN LANDAK. (MAKHREN-HUMAS)
BUPATI FOTO BERSAMA DENGAN PESERTA RAPAT KOORDINASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SE-KALBAR DI KAB. LANDAK. (MAKHREN-HUMAS)
BUPATI MEMBUKA KEGIATAN BULAN BAKTI GOTONG ROYONG. (MAKHREN-HUMAS)
BUPATI MERESMIKAN PABRIK KELAPA SAWIT PT DESA TEBEDAK NGABANG. (MAKHREN-HUMAS)
WABUP TINJAU STAND WARGA PADA KEGIATAN P2WKSS. (MAKHREN-HUMAS)
PEMBUKAAN OLEH WABUP DALAM ACARA P2WKSS, OKTOBER 2015 DI DESA SEMADE, BANYUKE HULU. (MAKHREN-HUMAS)
4
Mata Borneo • November 2015
CELOTEH
Cerita Dari Si Sawit urunnya harga buah sawit perkilo bukan hal mengejutkan. Jauh-jauh hari para aktivis lingkungan sudah mengingatkan para petani bahwa ada teori ekonomi: permintaan dan penawaran. Teori itu mengatakan semakin banyak penawaran yang dilakukan, maka harga akan semakin turun. Sebaliknya semakin banyak permintaan dilakukan, maka harga akan semakin naik. Alhasis, karena penawaran buah sawit semakin banyak oleh para petani, maka hargapun akan turun. Loh koq bisa ya? Bisa saja. Dimanamana di setiap plosok Borneo ini ditanami pohon sawit. Buah sawit jadi melimpah, sementara kebutuhan pasar sedikit. Wajar saja harga menjadi turun. Untuk apa juga pengusaha luar negeri membeli banyak minyak sawit, sementara yang digunakan untuk industry sudah mencukupi. Rugi toh kalau membeli minyak sawit melulu padahal ujung-ujungnya tak digunakan. Selain melimpahnya produksi minyak sawit mentah, turunnaiknya harga ditentukan juga oleh resesi ekonomi yang terjadi di Amerika. Nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah. Saat ini 1 dollar Amerika menembus angka 14.700 rupiah. Para produksen produk jadian dari luar negeri, yang berasal dari CPO (minyak sawit) seperti mentega, kosmetik, minyak goreng, Tidak mampu memproduksi barang-barangnya karena harga prosuksi tinggi akibat inflasi di negaranya. Bayangkan saja, misalnya, untuk memproduksi mentega dulu cukup 1 dollar USA perkilonya, sekarang untuk 1 kilo harus mengeluarkan biaya prosuksi 5 dollar USA. Mahalkan? Berapa lagi mereka harus menjual menteganya kepada konsumen. Pengusaha harus mempierbaiki neraca perdagangannya.
T
Mata Borneo • November 2015
Tentu saja para pengusaha melakukan aksi diam sambil menunggu nilai kurs stabil. Ternyata dunia ini saling berhubungan. Sebetulnya perkebunan sawit itu sendiri di Indonesia membawa dampak negatif bagi negeri ini. Tentu ada ada yang positif. Tapi dampak negatifnya lebih besar. Negatifnya perkebunan sawit menyebabkan kerusakan ekosistem hayati, kabut asap, kerusakan unsur hara dan air dalam tanah, munculnya hama migran baru yang sangat ganas, terjadinya konflik antarwarga, serta bencana banjir dan kekeringan. Banyak lagi! Tapi bukan soal turunnya harga sawit yang penting. Yang penting bagaimana rakyat Indonesia, khususnya orang Kalimantan, menarik pelajaran yang penting terhadap turunnya harga buah sawit di pasaran. Pelajaran yang saya maksudkan bagaimana orang-orang di Kalimantan ini jangan hanya mengandalkan investasi (berusaha) di satu bidang saja yaitu berkebun sawit. Orang-orang di Kalimantan, khususnya yang berada di kampung dan desa menanami tanah-tanahnya dengan berbagai varietas tanaman perkebunan seperti kopi, lada, coklat, karet, gaharu dan banyak lagi. Bayangkan kalau hanya mengandalkan satu jenis kebun saja
d a n harga jualnya turun?! Duh sedihnya. Pasti ekonomi keluarga dan rakyat di Kalimantan akan susah. Sebetulnya para leluhur di Kalimantan ini, khususnya para leluhur Dayak sudah sangat arif mengajari keturunan-keturunannya dengan system tembawang atau timawakng (Dayak Kanayatn).
Oleh: Nico Andasputra Aktivis NGO dan Jurnalis Senior
Dalam satu kawasan tembawang ditanami berbagai jenis tanaman, sehingga pada setiap musim mereka dapat memetik hasil dari tembawang tersebut. Bisa saja pada musim durian mereka memetik buah durian, tetapi kalau durian tidak berbuah, mereka bisa memetik buah seperti pinang atau jengkol. Mereka tidak akan mengalami kesulitan dengan musim yang berubah atau turun-naiknya harga. Sungguh kearifan para leluhur yang luar biasa. Sayang kearifan leluhur ini seperti tergilas waktu oleh ajaran-ajaran dari luar yang justru menyesatkan. Untuk itu tidak salah back to basic (kembali ke asal) yang pernah diajarkan para leluhur yang ternyata arif dan pintar dengan pengetahuannya. Kembali ke cerita si sawit. Tak perlulah kita menyesali yang ada. Mumpung masih ada waktu. Mari kita, khususnya para petani, menanami tanah-tanahnya dengan beragai jenis tanaman yang bernilai jual tinggi. Mari kita ciptakan tembawang-tembawang baru di kampung. Tak salah toh?***
41
NASIONAL & IKLAN
Maruli Gultom: LSM Asing Provokasi Kampanye Anti Sawit Jakarta, Mata Borneo. Maruli Gultom, Mantan Aktivis Mahasiswa 77/78 menyebutkan industri sawit telah menjadi hajat hidup orang banyak karena jutaan petani dan masyarakat hidup serta bekerja di perkebunan sawit. Komoditas ini salah satu dari sedikit produk unggulan Indonesia di kancah dunia. “Karena itu setiap warganegara Indonesia wajib melindungi komoditas sawit dari kampanye hitam NGO asing,” kata Maruli dalam laman facebooknya. Maruli mengkritik kampanye anti sawit yang digulirkan LSM asing karena minyak nabati di negara mereka tergusur oleh minyak sawit. “Kalau orang Indonesia berhasil diprovokasi LSM asing dan ikut-ikutan kampanye anti sawit, itu adalah mengkhianati bangsa sendiri,” kritiknya. Maruli Gultom yang sudah berkecimpung di industri sawit selama 20 tahun lebih mengkritik lamanya sikap hipokrit LSM asing yang menyerang tanaman sawit Indonesia dengan dalih lingkungan. Namun membiarkan
40
perkebunan minyak nabati mereka seperti kedelai dan rapeseed yang menghancurkan hutan 20 kali luasnya dari perkebunan sawit di Indonesia. “Lahan perkebunan minyak nabati di Uni Eropa dulu asalnya dari MARULI GULTOM hutan. Bahkan tanaman minyak nabati mereka cuma dari tanaman semak dan tidak menghasilkan oksigen. Yang disayangkan, tanaman semusim mereka tidak berkontribusi menyerap CO2,”tegas Maruli. Bahkan, kata Maruli,m setiap enam bulan tanaman itu diganti sehingga membuang karbon ke atmosfir. Sebab, tanahnya harus diolah kembali untuk ditanam ulang. Maka dari itu, tanaman sawit lebih ramah
lingkungan dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lain. Setiap 25 tahun sekali tanaman sawit baru diremajakan untuk diganti bibit baru. Artinya, carbon sequestration (karbon dari dalam tanah terlepas ke udara) terjadi hanya satu kali dalam 25 tahun. “Dan hebatnya, perkebunan kelapa sawit itu setara dengan hutan sekunder. Menyerap CO2 dan menghasilkan O2,” tuturnya. Tanaman sawit menghadapi perlaku diskriminatif dibandingkan tanaman minyak nabati lain. Ini terbukti, ada kewajiban minyak sawit bersertifikat ramah lingkungan (certified sustainable palm oil ). Sedangkan, minyak kedelai dan minyak nabati lainnya tidak diharuskan bersertifikat ramah lingkungan. Maruli Gultom mengkritik sikap Chanee Kalaweit, aktivis lingkungan, yang menuding industri sawit sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kebakaran. “Kalaweit bule pelintir informasi, menyesatkan opini masyarakat Indonesia. Suruh pulang saja dia ke negeri leluhurnya,” pungkas Maruli. (int)
Mata Borneo • November 2015
DAFTAR ISI
“
“
Pengantar Kabar Utama ADA BARA KONFLIK DI PERKEBUNAN SAWIT HAL 7 Mungkin generasi yang terlahir saat ini hanya akan mendengar cerita saja, kalau dahulu kala, Negara yang bernama Indonesia, khusususnya pulau Borneo ini, pernah memiliki hutan alam yang luar biasa eksotiknya, baik karena keanekaragaman tanamannya, maupun aneka jenis hewan yang menjadi penghuni hutan tersebut, begitu juga dengan keindahan ...
Sawit Anjlok, Petani Sangsot HAL 14 Naik turunnya harga TBS maupun CPO itu sangat bergantung pada pasaran dunia,Sejak Agustus lalu...
5
Galeri Seremonial
..................
04
Daftar Isi
..................
05
Bok Redaksi
..................
06
Kabar Utama
..................
10
Suara Intan
..................
16
Inspirasi Kepahlawanan ..................
22
Kabar Melawi
..................
25
Kabar Bengkayang
..................
29
Kabar Sintang
..................
36
Berita dan Tawa
..................
38
Celoteh
..................
41
Kisah Cinta Tragis Pahlawan Nasional HAL 17
"Bung Hatta" Teladan Sosok Sederhana HAL 22
Bicara soal kemerdekaan Indonesia, maka ingatan kita tak lepas dari sosok bapak bangsa satu ini. Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902, DR. (HC) Drs. H. Mohammad Hatta atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Bung Hatta" ialah Proklamator Republik Indonesia, Wakil Presiden I RI, Bapak Koperasi Indonesia, Ekonom handal Indonesia
Latih Anggota Forum Kewaspadaan HAL 31 Penjabat Bupati Sekadau Drs MH Munsin, MH menghadiri sekaligus membuka kegiatan pelatihan teknik pembuatan laporan deteksi dini bagi anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di Kabupaten Sekadau. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan
RUBRIK WARTA DESA: Diperuntukkan bagi Publikasi Desa (Program Desa, Potensi dan Masalah) yang ada di Kabupaten Landak. Hubungi : 081352398088 - Email:
[email protected]
Mata Borneo • November 2015
BOK REDAKSI DAN CATATAN REDAKSI
Catatan Redaksi
MATA BORNEO M A J A L A H
I N D E P E N D E N
PENERBIT: Yayasan Swadaya Bina Kalimantan HARGA MAJALAH: Rp. 30.000,- (eceran) dan Rp. 25.000,- (langganan) PENASEHAT HUKUM: Lifkoy Vantar, SH, M.Hum Budi Siswanto, SH PIMPINAN UMUM/ PIMPINAN REDAKSI: L. Sahat Tinambunan REDAKTUR PELAKSANA: Agus Budianto SEKRETARIS REDAKSI: Zakaria Oyop, S.Pd TIM REDAKSI: Nur Hidayah Rohadi Amat Dasa Slamet Ardiansyah Ya’ Syahdan Yohanes Habizan Agus Budianto BIRO-BIRO: A. Sutarjo (Sekadau) Firmus, Abang Indra (Sanggau) Krisantus, Yopi Cahyono (Bengkayang) Susianti (Sintang) Jumadi, Dara Juanti (Melawi) Harry Ardiansyah (Mempawah) Boy Herlian (Kapuas Hulu) IKLAN DAN MARKETING: Asun Purwanti, SE Stefanus A. Yani KEUANGAN: Emmalia, A.Md DESAIN/ LAYOUT: Kharesya Onx (0813 5213 0013) FOTOGRAFER: Rohadi SIRKULASI DAN DISTRIBUSI: Asun Purwanti, SE ALAMAT REDAKSI: Jalan Pemuda Tungkul, Komplek Ruko Pasar Rakyat No. 2 Ngabang-Kabupaten Landak 78357 Kalimantan Barat ALAMAT EMAIL:
[email protected] BANK BRI CABANG NGABANG: No. Rek. 117801000011568 a.n. Lissius Sahat Tinambunan 081352398088
6
Sawit Anjlok, Bodoh Siapa Diangkut?! “Bumi selalu bisa mencukupi kebutuhan semua orang dimuka bumi, tetapi tak akan pernah bisa mencukupi kebutuhan segelintir orang yang rakus” (Mahatma Gandhi) Sawit merupakan fenomena tersendiri dalam perekonomian kita saat ini, khususnya di Kalimantan Barat, pasca habisnya masa keemasan Kayu , karena sudah habis terbabat, baik oleh yang berkedok HPH maupun Illegal loging. Maka para pengusaha pun ramai-ramai banting setir, membuka lahan-lahan untuk dijadikan perkebunan Sawit. Tak perduli apakah lahan tersebut lahan hutan produksi, hutan lindung, lahan gambut, atau lahan yang masih produktif karena adanya karet alam atau persawahan milik warga. Asalkan bisa dibebaskan dan dibeli untuk ditanami sawit. Dus, Tidak hanya Perusahaan yang doyan berkebun sawit, para pejabat, politisi pun ramai-ramai ikut-ikut latah gencar berkebun Sawit. Tidak heran toh, kalau saat ini sejauh mata memandang yang ada hanyalah hutan-hutan sawit. Tentunya Hutanhutan sawit tersebut, pemiliknya adalah para Tuan Tanah, baik yang berbentuk Perusahaan, ataupun atas nama pribadi, pastinya pemiliknya orang-orang berduit. Masyarakat sekitarnya yang dulunya pemilik hutan tersebut, kini kebanyakan hanya jadi penonton, atau buruh/pekerja kebun, paling hanya segelintir yang mampu ikut bertanam sawit, itupun dalam skala lahan yang tidak terlalu besar. Jikapun ada warga masyarakat yang memiliki kebun sawit, kebanyakan adalah hasil pembagian dari perusahaan, berbentuk Plasma. Itupun tak semua yang mampu mempertahankannya, kebanyakan malah kebun plasma dijual ke pihak lain yang biasanya adalah para pendatang dari luar Kalimantan, yang memang telah biasa berkebun sawit. Sementara pribumi khususnya masyarakat adat, memang kesulitan untuk membiasakan diri berkebun sawit, terlalu ribet, karena harus merawat dan memupuk. Tidak seperti berladang, atau ketika masih memiliki hutan yang didalamnya masih terdapat berbagai tumbuhan yang bisa diambil
dan dimakan, gratis, dan tak perlu dirawat atau dipupuk seperti halnya hutan sawit, yang harus dipupuk, dipanen, dijual, baru bisa beli sesuatu. (Kini Hutan yang seperti Supermarket gratis telah tiada tergantikan hutan Homogen sawit). Booming sawit, memang telah mengubah wajah pulau Kalimantan, hutan heterogen berubah menjadi hutan bertanaman sejenis yaitu sawit, tatanan social dan budaya masyarakat lokal pun ikut berubah bergantikan nilai-nilai social baru. Dari masyarakat yang bergantung dan bersandar serta menjunjung pada nilai-nilai alam, menjadi masyarakat yang berorientasi ekonomi dan hedonis. Sawit memang menguntungkan, khususnya bagi para tuantuan tanah pemilik perkebunan sawit skala besar, masyarakat sekitar kebun pastinya hanya kebagian remah-remah kue keuntungan dari para pemilik kebun sawit, ketika harga yang lumayan dari komoditi ini. Namun, sejarah selalu berulang, perekonomian dunia dipastikan selalu berfluktuasi, demikian pula halnya dengan harga komoditas sawit yang harganya ditentukan secara internasional, yang saat ini menurun. Petani kebun sawit kelas pemilik kebun plasma, jelas menjerit dengan turunnya harga, karena dipastikan akan berpengaruh pada daya beli mereka, demikian juga halnya dengan buruh dan pekerja sawit. Teori permintaan dan penawaran, gamblang menyatakan “ Jika penawaran banyak, harga akan turun” . Jikalau harga sawit sekarang terus turun, kenapa mesti galau, yang menanam sawit bukan hanya di Kalbar saja, dibelahan benua lain seperti Afrika saat ini juga lagi gencar-gencarnya panen. Menggantungkan hanya pada satu komoditas saja seperti Sawit, memang riskan, apalagi harga dan konsumen terbesarnyanya justru dari luar negeri. Sekedar catatan dan masukkan bagi rekan-rekan penggiat dunia tani, tanaman bukan hanya sawit, masih banyak loh tanaman lain yang bernilai tinggi untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Yang nilai jualnya akan semakin tinggi kalau rupiah melemah, bukan malah menurun seperti sawit dikala kurs melemah seperti saat ini (***)
Mata Borneo • November 2015
INFO KESEHATAN
Wanita memiliki kecenderungan untuk menambah berat badan pasca melahirkan. Ini terjadi akibat dari sisa-sisa hormon saat hamil yang belum seimbang. Tak perlu panik, karena ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mengembalikan bentuk ideal tubuh Anda. Saat Anda mengurus anak pasca melahirkan, tentu waktu Anda untuk merawat diri menjadi berkurang. Ini dapat menjadi alasan mengapa berat badan Anda menjadi berlebihan. Untuk mencegah hal tersebut, berikut ini ada beberapa tip untuk merampingkan tubuh Anda pascamelahirkan seperti yang dilansir Healthmeup. - Jaga asupan makanan Anda. Berhati-hatilah terhadap apa yang Anda makan. Perbanyak serat dan buah, dan hindari makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan Anda dan bayi. - Menyusui bayi adalah cara alami paling efektif sekaligus aman untuk menurunkan berat badan. Tahukah Anda bahwa menyusui bayi akan membantu membakar 250 kkal per hari? Maka tidak ada salahnya memberikan asupan nutrisi bagi bayi Anda sekaligus menurunkan
Mata Borneo • November 2015
berat badan. - Mencoba untuk tetap hidup aktif. Bermain dengan bayi Anda, membawanya berjalan-jalan disekitar rumah, akan membantu Anda membakar kalori yang tidak diinginkan. - Pastikan Anda mendapat cukup tidur 6-7 jam setiap malam. Jika bayi Anda sering terbangun dimalam hari, tidak ada salahnya membagi tugas dengan suami agar Anda juga mendapat jam istirahat yang cukup. - Jangan diet, cukup makan makanan yang seimbang, sayuran, ikan, daging tanpa lemak, dan produk susu. Cobalah untuk tidak mengonsumsi makanan cepat saji selama dua tahun pertama kelahiran anak Anda. Maka bukan hal yang mustahil berat badan Anda akan kembali ideal.
39
PENGANTAR KABAR UTAMA
Semuanya itu, mungkin hanya akan menjadi sejarah dan dongeng saja bagi generasi mendatang. Betapa tidak, saat ini saja, kawasan hutan yang ada dibumi Borneo hampir semuanya telah dikuasai oleh para Baron (Tuan Tanah) khususnya untuk perkebunan Kelapa Sawit, tepatnya, hutan telah berubah menjadi hutan-hutan sawit. Jikapun ada kawasan hutan yang masih terlindungi oleh Negara, luasnya sudah tak seberapa, habitatnyapun telah compangcamping, tak utuh lagi seperti hutan yang pernah kita kenal dulu yang diwariskan oleh moyang dimasa lampau.
Mata Borneo • November 2015
Mungkin generasi yang terlahir saat ini hanya akan mendengar cerita saja, kalau dahulu kala, Negara yang bernama Indonesia, khusususnya pulau Borneo ini, pernah memiliki hutan alam yang luar biasa eksotiknya, baik karena keanekaragaman tanamannya, maupun aneka jenis hewan yang menjadi penghuni hutan tersebut, begitu juga dengan keindahan panorama alamnya yang terdiri dari hutan, gunung dan gemuruhnya riak air terjun .
7
BERITA & TAWA
Guru Besar IPB Ragukan Bibit Sawit Di Lahan Baru Terbakar Kalangan akademisi meragukan kebenaran foto yang beredar di lini sosial media terkait penanaman bibit sawit di lahan baru terbakar. Pasalnya, bibit sawit tidak akan tumbuh di lahan tersebut apalagi tanpa dukungan curah hujan tinggi. “Ada motif dibalik itu semua, kalau ada motif menurunkan citra sawit bahwa kita tidak ramah lingkungan bisa juga terjadi. Karena kalau petani atau perusahaan sengaja melakukannya (red-membakar) itu kontraproduktif,” kata Prof.Budi Indra Setiawan, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut Budi Indra, bibit sawit akan mati apabila ditanam pada musim kemarau dan ditanam di lahan baru terbakar. Dampaknya, jika hujan tidak turun maka bibit akan kekurangn air dan berakibat bibit lebih menderita. Ditambahkan Budi Indra, sulit diterima akal sehat jika motifnya ingin tanam sawit lalu lahan dibakar ketika musim kemarau masih berlangsung. Berdasarkan kearifan lokal, lahan yang dibakar di musim kemarau sudah memperkirakan hujan akan turun seminggu kemudian untuk menghilangkan sisa residu. “Namun kalau lahan dibakar di musim kering. Sedangkan, hujan baru datang satu sampai dua bulan lagi. Rasanya tidak mungkin ada motif ingin menanam,” paparnya. Dr Hasril Siregar, Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit, menyebutkan secara teknis tidak bisa lahan yang habis terbakar langsung ditanami bibit kelapa sawit. "Sehingga tidak benar kalau ada yang menanam sawit di lahan bekas terbakar atau yang dibakar, seperti yang
ramai diberitakan di kawasan konservasi orangutan (arboretum) Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah," kata Hasril seperti dilansir dari Antara. Dalam pandangannya, penanaman bibit kelapa sawit tidak bisa dilakukan sembarangan karena memerlukan sejumlah persyaratan antara lain kecukupan air minimal telah turun hujan 50 mm/100 hari atau pada bulan basah dengan curah hujan 100-200 mm/bulan. Lalu perlu juga dukungan teknis pemancangan, pelubangan terbuka sekitar satu minggu dan diberi pupuk dasar jenis fosfat. Rudi, Kepala Rumah Tangga Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang tinggal dekat kawasan Nyaru Menteng. Menurutnya petani tidak mungkin tanam bibit sawit di lahan yang baru terbakar. Sebab, lahan yang ditanam bibit kelapa sawit bukanlah lahan yang dibakar dua minggu yang lalu. Pria yang turun temurun tinggal di pinggiran Sungai Tahai ini menjelaskan lahan di KM 26 dan 27 tersebut sengaja dibakar oleh masyarakat. Dari luas areal yang direncakan untuk ditanam seluas 38 hektare. Sekitar 24 hektare dikelola kelompok masyarakat Kelurahan Tumbang Tahai. Rudi mengatakan bahwa lahan yang dibakar bagian dari kearifan lokal masyarakat setempat, dan bukan milik perusahaan. Kegiatan pembakaran lahan ini dilindungi aturan pemerintah setempat dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Kalimantan Tengah Nomor 52 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembukaan Lahan dan Pekarangan Bagi Masyarakat di Kalimantan Tengah. (int)
REDAKSI MENERIMA TULISAN BERUPA OPINI DISERTAI CV SINGKAT. KIRIM KE email:
[email protected] 38
CERITA KEPERKASAAN SANG SUAMI Dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang mengenai kehebatan suami mereka diatas ranjang. "Suami saya sanggup melakukan hubungan sex selama 1 jam" "Wah, itu sih nggak ada apa-apanya dengan suami saya. Suami saya sanggup melakukannya dalam 7 jam 1 menit. Padahal suami saya buta lho," kata wanita kedua. "Wow, hebat sekali! Bagaimana suami ibu melakukannya?," tanya wanita pertama penasaran. "Selama 7 jam dia mencari lubang, setelah itu mainnya 1 menit."
TEGURAN DARI TETANGGA Ini cerita di sebuah Kompleks Parlemen. Seorang pria melangkah ke rumah tetangganya dan mengetuk pintu. Ketika nyonya rumah membuka pintu, si pria bertanya, "Apakah Nyonya tahu caranya bercinta?" Tentu saja si nyonya rumah marah dan membanting pintu. Namun, si pria tetap mengetuk pintu rumah tadi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Kali ini si nyonya menjerit sambil mengusir tamu tidak senonoh tadi. Malam itu juga si nyonya menceritakan kejadian memalukan tadi kepada suaminya. Si suami berjanji bahwa ia akan tinggal di rumah keesokan harinya untuk menghadapi si tamu kurang ajar seandainya ia muncul lagi. Ternyata benar, keesokan harinya pria yang sama datang lagi dan mengetuk pintu. Nyonya rumah segera membuka pintu sementara suaminya bersembunyi sambil membawa clurit. Si tamu kembali bertanya, "Nyonya, tahukah anda caranya bercinta?" "Tentu saja, kenapa anda menanyakannya?" si nyonya balik bertanya. "Baguslah," kata si tamu. "Kalau begitu, puaskanlah suami anda dan beritahu dia untuk menjauhi Zarima, istri saya!!!"
Mata Borneo • November 2015
PENGANTAR KABAR UTAMA
nusantara, termasuklah di pulau Borneo. Di Provinsi Kalbar sendiri Sawit mulai masuk sekitar tahun 1980-an, melalui perusahaan Negara PTP XIII, pada masa itulah lahan-lahan kawasan hutan adat beralih fungsi menjadi perkebunan-perkebunan sawit milik perusahaan Negara hingga saat ini, para ahli waris tanah memperoleh juga jatah kebun tersebut, rata-rata se-kapling yang luasnya 2 hektar, itupun untuk memperoleh sertifikatnya harus membayar cicilannya hingga lunas. Mungkin, Adrien Hallet, warga Belgia yang pertama kali membawa sawit masuk ke Nusantara, pada masa Hindia Belanda, tahun 1911 dah u l u .
Tanaman sawit, memang tidaklah asing bagi bangsa ini, semasa penjajahan Hindia Belanda dahulu saja, komoditas minyak sawit memang telah menjadi primadona ekspor ke belahan Negara Eropa, menurut catatan semasa Hindia Belanda, negeri jajahannya ini adalah pemasok terbesar minyak sawit untuk pasaran Eropa pada masa itu. Hanya saja kala itu, komoditas ini hanya dikembangkan di dataran Sumatera saja. Barulah pada masa Orde Baru, saat Soeharto berkuasa,Melalui Badan Usaha Milik Negara, yaitu PTP, Sawit mulai berkembang menjalar ke berbagai pulau
8
dulu, sawit kini telah memonopoli hampir semua hutan yang ada, tanaman dan tumbuhan lain, jangan harap bisa tumbuh dan hidup bersama si sawit, Tak heran sepanjang jalan yang terlalui, sejauh mata memandang yang ada hanyalah pohonpohon sawit. Huh…koloni baru ala Kapitalis, rakyat hanya menjadi penonton dan kuli di tanah sendiri yang telah dipenuhi hutan sawit. Namun, sejarah selalu berulang, rakyat yang merasa teraniaya dan tertindas, lambat laun dipastikan akan melakukan perlawanan. Demikian juga halnya dengan masyarakat yang ada di sekitar perkebunan sawit, perlahan namun pasti mulai menunjukkan dan bersikap bangkit melawan. Mereka yang merasa haknya dirampas, diperlakukan dengan semenamena mulai menunjukkan perlawanan menuntut haknya kembali dan meminta diperlakukan secara adil. Masuknya perkebunan sawit disamping menggerus lahan-lahan yang ada, ternyata juga telah mengubah tatanan nilai dan peradaban masyarakatnya, serta pola kehidupan perekonomian yang dulu lebih banyak tergantung pada hutan dan alam, kini harus bergantung pada pasar dengan cara membayar dengan rupiah. Sementara hutan dan lahan untuk masyarakat yang dari ke waktu telah beranak pinak, untuk bercocok tanam tanaman lain mulai menyusut, roda kehidupan perekonomian masyarakat terpaksa lebih banyak ditopang oleh perkebunan sawit . Mau tak mau, warga
Beserta K Schadt, warga Jerman yang mengembangkan sawit Di Deli dan Aceh, tak akan pernah menyangka, jikalau Sawit yang dikembangkannya se-abad lalu, kini telah menjadi tanaman Koloni juga seperti halnya Belanda Mata Borneo • November 2015
KABAR SINTANG tanya. "Harusnya, mereka memprioritaskan pekerja dari penduduk setempat, tapi kenyataannya tidak begitu, dan ini boleh dicek," katanya. Lanjutnya, HGU yang ada dari provinsi dan kabupaten pun tidak sesuai."Ijin HGUnya selisih, dilembar perbaikan, DPLL yakni 1118 Hektar, sementara izin HGU di kabupaten 1153 Hektar, dan HGU di Provinsi yakni 1324 Hektar. Dan dilapangan belum diketahui berapa, mungkin lebih dari itu," katanya. Tidak hanya itu, dia juga menyampaikan dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan tesebut, bagaimana tidak kata Juju, perusahaan tersebut membuang limbahnya ke aliran sungai Aur. "Sementara, air sungai tersebut dipakai masyarakat setempat untuk kebutuhan hidup sehari-hari,"katanya. Diakuinya memang, persolanan ini sebenarnya sudah di bahas ke tingkat DPRD. Bahkan sudah ada kesepakatan yang disetujui antara perusahaan dan para kades. Kesepakatan tersebut yaitu 5 Hektae lahan akan di kembalikan untuk menjadi aset Desa. Namun kesepakagtan itupun tidak direalisasikan. “Dalam pertemuan itu, kita dari pihak portal juga tidak dilbatkan, Hanya sampai kades saja yang dilibatkan. yang jelas kami tidak menyetujui hasil kesepakatan itu ,"pungkasnya. Saya dan Pak polisi Akan Buka Portal
Mata Borneo • November 2015
ituPejabat Bupati Sintang Alexius Akim menilai Apa yang mereka (buruh) sampaikan memang beralasan, dimana aktifitas perusahaan saat ini tidak aktif, akibat perbuatan oleh segelintir orang yang mengatasnamakan masyarakat yang menutup portal perusahaan. Diapun menjelaskan, penutupan portal yang dilakukan oleh pihak tersebut yakni terjadi akibat kesalah pahaman dalam memahami aturan yang ada dalam perusahaan. "Dan persoalan ini sebenarnya sudah sudah kita luruskan, dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait, dan sudah ada kesepakatan terkait dengan hal tersebut,"katanya. Hanya saja beberapa upaya pelurusan beberapa waktu lalu, mereka (oknum yang menutup Potal) ini ingkar dengan kesepakatan,"Dan mereka kembali memagar portal, sehingga mobil2 perusahaan tidak bisa beroprasi,"katanya. Namun yang jelas kata Akim, Besok (Kamis) pihaknya akan memanggil pihak tersebut untuk meminta, apa yang sudah diselesaikan beberapa waktu lalu, untuk di taati, “Kalau memang masih tidak di patuhi, kita kembalikan kepada aturan hukum,” Akim menegaskan, yang jelas penutupan portal ini akan diselesaikannya dalam waktu seminggu,” saya bersama pak polisi akan membuka portal itui," Tandasnya
PT Permata Hijau Sarana di Kecamatan Sepaok mendatangi kantor bupati Sintang, Rabu (28/10). Mereka meminta pemerintah sintang menyelesaikan konflik antara oknum yang mengatasnamakan maysakat yang telah menutup portal perusahaan tersebut, yang akhirnya berdampak pada pengangguran buruh selama enam bulan.(Sus)
37
PENGANTAR KABAR UTAMA masyarakat yang telah kehilangan lahan atau lahan tak mencukupi untuk digarap, menjadi buruh atau karyawan di perkebunan sawit. Himpitan ekonomi, perubahan social dimasyarakat, berkurangnya lahan-lahan pertanian dan kawasan hutan penyangga kehidupan masyarakat, jelas akan memunculkan konflik social. Pastinya, ada bara konflik di setiap perkebunan Kelapa Sawit. Mengacu pada pendapat Alqadri (1994) menyatakan bahwa dengan adanya pembangunan subsektor perkebunan bagi masyarakat pedalaman tidak hanya menyebabkan terbatasnya ruang gerak tetapi juga tanahtanah yang dimiliki penduduk diambil alih atau di kuasai oleh pihak perusahaan. Sebagai konsekwensi logis menurut Hood
tahun 2008 hingga 2011 telah terjadi sekitar 280 kasus konflik antara masyarakat dengan pihak perkebunan (tribunnew.com). Tentunya masih ada banyak konflik yang tak terdata, pastinya hingga tahun 2015 ini konflik-konflik yang terjadi di perkebunan sawit semakin banyak. Sedangkan konflik di perkebunan yang disertai dengan kekerasan, menurut catatan LSM Elpagar sejak kurun waktu tahun 19972014 di Kalbar tercatat sebanyak 128 insiden terkait konflik lahan yang mengakibatkan 15 tewas, 59 korban cidera, dan 64 bangunan rusak (Antara-Kalbar). Prof. Arkanudin, Guru Besar Antropologi UNTAN, menjelaskan, bentuk-bentuk konflik yang terjadi dari analisis berbagai artikel
dikarenakan: (1) tumpang tindih lahan perkebunan dengan lahan masyarakat;(2) lahan dengan perusahaan lain; (3) ganti rugi yang tidak sesuai; (4)hutan lindung; (5) Hutan produksi; (6)Tuntutan CSR; serta (7) kurangnya pemahaman sosial budaya masyarakat. Untuk mengatasi dan meminimalisir atau mengurangi intensitas konflik perkebunan, Prof. Arkanudin menyarankan pihak perusahaan perkebunan untuk memperhatikan beberapa hal; (1). Melakukan sosialisasi tentang rencana pembangunan perkebunan terhadap masyarakat;(2)Pemahaman terhadap sosial dan budaya setempat;(3). Melakukan penyelesaian ganti rugi;(4).Konsisten dengan janjijanji yang telah disampaikan kepada masya-
(dalam Garna,1995) bahwa kehidupan masyarakat yang demikian akan mengalami: (1) kehilangan tanah warisan nenek moyang;(2)status atau kedudukan sosial ekonomi rendah; (3) lingkungan hidup mereka yang banyak dimusnahkan atau diganti baru. Sedangkan Konflik lahan perkebunan yang telah terjadi ditahun 2010 lalu, di kalbar tercatat 200 kasus, dengan rincian; Kabupaten Pontianak 14 kasus, Kab. Bengkayang 13 kasus, Kab.Landak 20 kasus,Kab Sambas dan Sintang 23 kasus,Kab. Sanggau 26 kasus, Kab Sekadau dan Melawi 20 kasus, Kab. Ketapang 26 kasus, Kab Kayong Utara 10 kasus dan Kab Kapuas Hulu 5 kasus (www.pontianakpost). Sementara menurut Walhi Kalbar sejak
antara perusahaan perkebunan baik swasta maupun negeri(BUMN) antara lain; (1) Garapan dan okupasi (penyerobotan lahan masyarakat); (2) Ganti rugi dan tuntutan masyarakat untuk pengembalian tanah; (3) Tanah masyarakat yang diambil perusahaan (4) tanah adat/ulayat; (5) Tuntutan masyarakat terhadap npengantian areal plasma; (6) Tumpang tindih alokasi lahan untuk perusahaan perkebunan;(7)Tumpang tindih antara lahan perkebunan dan kawasan hutan (8) Perpanjangan izin HGU; (9) Ingin ikut sebagai petani plasma (10) Kelambatan konversi plasma; (11) HGU cacat hukum; (12) tanah yang diperjual belikan; (13) Penggunaan lahan tanpa izin. Selanjutnya, menurut Prof. Arkanudin, konflik di Kalimantan barat sering muncul
rakat;(5).Melibatkan penduduk lokal baik sebagai petani plasma maupun sebagai tenaga kerja di perusahaan;(6)Melakukan kemitraan dan melaksanakan program CSR;(7).Tranparan dalam masalah gantu rugi. Tentunya kita berharap agar negeri ini selalu dalam suasana yang kondusif tanpa konflik, sehingga roda perekonomian dapat berjalan dengan baik ditengah terpuruknya harga Sawit saat ini. Untuk itu tentunya pelaku usaha yang bergerak diperkebunan sawit mesti bisa merangkul masyarakat sekitar perkebunan, dan yang paling terpenting adalah dapat mensejahterahkan masyarakat yang ada. Jika tidak, maka bara konflik di Perkebunan sawit adalah Bom waktu yang kapan saja bisa meledak (Sht : Berbagai Sumber)
9
Mata Borneo • November 2015
KABAR SINTANG RATUSAN BURUH SAMPAIKAN ORASI DIHALAMAN KANTOR BUPATI SINTANG
Ratusan Buruh Datangi Kantor Bupati Sintang,Mata Borneo. Ratusan buruh PT Permata Hijau Sarana di Kecamatan Sepaok mendatangi kantor bupati Sintang, Rabu (28/10). Mereka meminta pemerintah sintang menyelesaikan konflik antara oknum yang mengatasnamakan masyarakat yang telah menutup portal perusahaan tersebut, yang akhirnya berdampak pada pengangguran buruh selama enam bulan. "Akibat portal tersebut ditutup, kami sebagai buruh yang tidak tau menau persolannya jadi tidak bisa bekerja, kejadian ini sudah berlangsung sejak enam bulan,"katanya. Dijelaskannya, sebelumnya mereka juga sudah mempertanyakan hal tersebut dari pihak perusahaan, namun tidak ada hasil yang diperoleh,"kemudian inilah upaya kita yang terakhir,"katanya. Beberapa perwakilan buruhpun dipanggil pejabat bupati sintang untuk mendengarkan tuntutannya,"Hasil dari pertemuan sama pak buapti, rencananya besok, pihaknya akan memediasi antara pihak terkait, untuk menyelesaikan persoalan ini,"katanya. Dia berharap, hasil pertemuan besok, (Kamis) yang difasilitasi oleh Pejabat Bupati Sintang dapat memberikan solusi terbaik, su-
36
paya para buruh perusahaan dapat bekerja kembali. Saat ditanyakan akar permasalahan sampai terjadinya penutupan portal perusahaan tersebut, diapun tidak terlalu mengerti kenapa hal itu samapai terjadi. "Yang jelas dampak dari itu, tentu kami selaku buruh merasa di rugikan, bagaimana tidak, sejak ditutupnya portal tersebut sejak Mei, sejak itu pula kami sudah tidak bekerja," ungkapnya. Sementara buruh yang lainnya, yosep juga mengatakan hal yang sama. Apalgi sekarang ekonomi sedang sulit,"ditambah lagi selama enam bulan ini para buruh dirumahkan," ungkapnya. Sementara Juju Simanjuntak, yang merupakan pihak yang melakukan penutupan portal perusahaan tersebut mengatakan, alasan penutupan portal perusahaan terkait dengan tidak konsistennya perusahaan atas kesepakatan Hak Guna Usaha (HGU). Dia menjelaskan, da-
lam kesepakatan dengan pihak perusahaan, HGU tersebut perjanjiannya yakni Selama 25 Tahun sudah harus di kembalikan kepada masyarakat. "Perjanjian pinjaman lahan itu sejak tahun 1990, dan sekarang sudah 25 tahun, harusnya lahan itu sudah kembali ke masyarakat, namun perusahaan kembali berdalih, bahwa HGUnya telah Habis,"katanya. Diapun mengungkapkan, sejak 25 tahun tersebut, tidak ada tidak ada lahan plasma yang di berikan perusahaan kepada masyarakat, semuanya inti,"katanya. Selain itu, dia menilai perusahaan juga tidak menguntukan warga setempat. Pasalnya, penyerapan tenaga kerja tidak diambil dari warga setempat, melainkan mendatangkan orang dari luar untuk dipekerjakan," ka-
Mata Borneo • November 2015
KABAR UTAMA Menurunnya harga jual sawit berdampak pada perekonomian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan kebutuhan pendidikan anak. “Kalau dulu enak jak mau beli barang untuk kebutuhan sehari-hari, dan bayar ini itu. Kalau sekarang sakit semua masyarakat, begitu sawit turun,” jelasnya. Dengan penghasilan Rp 300 ribu sebulan dari hasil sawit, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi dengan anak yang masih dalam usia sekolah. “Duit sekarang nilainya kecil, mana cukup segitu untuk memenuhi semua keperluan,” terangnya. Camat Kecamatan Kembayan, Inosensius Nono membenarkan terjadinya penurunan harga jual buah sawit secara drastis, dalam kurun waktu dua bulan terakhir. “Saya dapat laporan dari masyarakat, memang turun harga jual buah sawit,” katanya. Ia mengatakan, jika di kelompok para
PETANI SAWIT MENJERIT Meski Dolar Naik Lazimnya menguatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah, akan membuat senang para petani, karena komoditas hasil pertanian yang di Ekspor akan meninggi, namun, tidak demikian halnya dengan para petani sawit, justru semakin membuat nasib petani sawit di Kalbar terjepit. Mereka tidak bisa menjual buah tandan segar (TBS), karena permintaan sawit dunia kian menurun. Lemahnya daya beli membuat ekspor minyak sawit Indonesia semakin lesu. Mata Borneo – Kondisi itu diperparah dengan persediaan yang mulai menumpuk di dalam negeri, membuat harga crude palm oil (CPO) di pasar global, semakin jatuh. Momentum melemahnya rupiah terhadap dolar menebus level Rp 14 ribu, mestinya berdampak baik bagi sektor perkebunan, terutama komoditi jenis sawit. Yang terjadi justru sebaliknya. TBS justru terjun bebas. Harga semula Rp 1.500 per kilogram, justru menurun Rp 700900 per kilogram. Yang terjadi petani sawit di Kalbar menerima dua dampak, penghasilan dan daya beli menjadi menurun. Ironisnya, pemerintah daerah, sebagai pintu terakhir menyelamatkan nasib petani, justru kehabisan akal. Semuanya menyerahkan kepada pasar. Warga Dusun SP 4, Desa Sape, Kecamatan Jangkang, Anas Tasya mengeluhkan turunnya harga jual sawit yang berdampak pada
10
perekonomian, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dikatakannya, semenjak tiga bulan terakhir, harga buah sawit jatuh di pasaran. Hal ini dikarenakan, dirinya mendapat jatah dari perusahaan yang berbeda dari jumlah sebelumnya Rp 800 ribu per bulan. Namun, sekarang setiap bulannya, ia hanya mendapatkan Rp 300-400 ribu per bulan dari perusahaan. “Kalau harganya naik banyak, kita dapat hasilnya. Tapi kalau harga turun seperti sekarang, sikit dapat baginya dari perusahaan,” katanya, Rabu (26/8). Anas mengatakan, sawitnya dikelola sepenuhnya oleh pihak perusahaan. Dirinya hanya menyerahkan lahan yang kemudian diserahkan kepada perusahaan. “Pendapatan kita sesuai jumlah tanah yang diserahkan ke perusahaan. Kalau saya satu hektar tanah yang diserahkan,” jelasnya.
pengumpul harga beli sawit ke petani bervariasi. Raja Sanggau, Pangeran Ratu Surya Negara Gusti Arman mengatakan, berdasarkan ketentuan pemerintah, sawit dalam usia satu tahun keatas, harga jual seharusnya dibawah dua ribu rupiah per kilogramnya. Harga tersebut hitungan penjualan pihak ketiga. Yang memiliki izin dan sudah ada kerjasamanya dengan pihak perusahaan. Sementara untuk pihak ketiga, membeli kepada petani dengan harga sekarang ini, Rp 700 rupiah. Sehingga terjadinya selisih harga jual sebanyak Rp 300 rupiah, setiap kilogram pembelian kepada petani kecil. Menurutnya, di lapangan beda harganya dari pihak ketiga yang membeli kepada para petani kecil. Kalau dari perusahaan sudah turun, harga beli otomatis pihak ketiga membeli dengan harga lebih rendah. Mata Borneo • November 2015
KABAR SINTANG
DUA PERUSAHAAN SAWIT SIAP MASUK
Sintang,Mata Borneo. Kecamatan Serawai yang memiliki luas 2. 127 KM² terus menarik para investor skala besar untuk menanamkan modal dan usahanya di kecamatan yang dididami oleh suku Uut Danum, Melayu, Melahoi, Kubitn, dan Limbai tersebut. Selama ini di Kecamatan Serawai sudah beroperasi beberapa perusahaan kayu gelondongan HPH yang beroperasi seperti PT Barito Pacific Timber, PT Sari Bumi Kusuma, dan PT Benua Indah Group, CV. Pangkar Begili, dan PT Batasan. Kecamatan yang memiliki 24 desa dan berpenduduk 20.147 jiwa pada tahun 2010 tersebut akan segera masuk investasi perkebunan sawit baru yakni PT. Agro Surya Mandiri dan PT. Agro Bina Lestari. Hal tersebut terungkap saat Sosialisasi Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL Perkebunan dan Unit Pengolahan Kelapa Sawit PT. Agro Surya Mandiri dan PT. Agro Bina Lestari yang dilaksanakan di Aula CU. Keling Kumang. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor 525/1538/Kep-Pertanahan/ 2014 Tanggal 10 Nopember 2014 tentang ijin lokasi untuk perkebunan, maka PT. Agro Surya Mandiri akan menanamkan investasi perkebunan kelapa sawit seluas 14.500 hektar di 4 desa yakni desa Karya Jaya, Mentajoi, Desa Merako Jaya dan Desa Nanga Bihe. Sementara PT Agro Bina Lestari berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor: 525/1537/Kep-Pertanahan/2014 Mata Borneo • November 2015
Tanggal 10 Nopember 2014 tentang ijin lokasi untuk perkebunan akan menanamkan investasinya seluas 18.500 hektar di 13 desa yakni Nanga Serawai, Tanjung Raya, Bedaha, Pagar Lebata, Nanga Tekungai, Buntut Ponte, Tunas Harapan, Nanga Segulang, Teluk Harapan, Baras Nabun, Penekasan, Nanga Jelundung dan Desa Rantau Malam. Dalam dokumen yang dibagikan kepada peserta sosialisasi, Direktur dua perusahaan tersebut Widiyanti Astuti menyampaikan diselenggarakan kegiatan sosialisasi tersebut dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang pedoman keterlibatan masyarakat dalam proses analisis dampak lingkungan hidup dan izin lingkungan. Tujuan dilaksanakan juga untuk melindungi kepentingan masyarakat, memberdayakan masyarakat dalam pengambilan keputusan atas rencana usaha dan kegiatan pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan, memastikan adanya transparansi dalam keseluruhan proses AMDAL dari rencana usaha, menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua pihak yang berkepentingan. Pola pembagian plasma juga akan mengacu pada Permentan Nomor 98/Permentan/ OT.140/9/2013 tanggal 30 September 2013 dengan pola pembagian lahan 70:30. Untuk pembangunan kebun masyarakat, mulai dari pembersihan lahan, penyiapan bibit, penana-
man dan pemeliharaan tanaman sampai menghasilkan akan dilakukan oleh pihak perusahaan. Biaya dari pembangunan kebun merupakan pinjaman masyarakat yang akan dikembalikan secara angsuran setelah kebun menghasilkan. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang Henri Harahap menghimbau agar masyarakat diberitahukan dimana letakletak lokasi pembangunan lahan perkebunan sawit. “Supaya tidak ada terjadinya permasalahan soal tanah dalam masyarakat. Serta harus ada pertimbangan dari pihak perusahaan” jelas Henri Harahap. Camat Serawai Oktavianus Harsumpeda menyampaikan agar memikirkan kondisi masyarakat, apakah menerima dengan adanya masuknya perusahaan ini. “kita juga harus memikirkan dampak negatif bagi masyarakat dan juga harus memikirkan dampak positif bagi masyarakat” tambah Oktavianus Harsumpeda. Kepala Kepolisian Sektor Serawai Iptu Rasim Sugianto menyampaikan bahwa pengalaman selama ini semakin banyak konflik daripada pemahamannya, dari sosialisasi perusahaan yang kurang optimal terhadap masyarakat. “Contohnya dari segi pola yang akan di bangun dan di buat. Agar kegiatan pembangunan perusahaan tersebut berjalan dengan aman, lancar dengan memberikan pemahaman dan konsultasi yang lebih dalam agar tidak terjadi. (sus)
35
KABAR UTAMA Raja berharap kedepan pengolahan sawit tidak hanya dalam bentuk CPO saja, tapi sudah diolah dalam bentuk barang jadi, baru dijual keluar. Selain meningkatkan harga jual buah sawit, juga menyerap tenaga kerja lokal. “Ini salah pemerintah, coba hidupkan industri pengolahan barang jadi di sektor hilir. Seperti diolah menjadi minyak goreng, rinso, sampo dan sebagainya,” harapnya. Hal senada diungkapkan Hamdi, petani sawit dari Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak misalnya. Ia mengatakan, harga TBS di Pahauman hanya Rp 500 per kilogram di tingkat pengumpul atau agen. “Harganya sangat murah. Karena itu tidak sesuai dengan biaya operasional, seperti pupuk dan tenaga buruh,” kata Hamdi. Walaupun sangat murah, dia harus tetap memanen sawitnya. Bila tidak, buah sawit itu bakal busuk di pohon. Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Agatho Adan mengatakan, “Rendahnya harga TBS kelapa sawit di lingkungan petani sawit, karena banyaknya pengumpul buah kelapa sawit yang berasal dari luar perkebunan sawit.” Menurutnya, kelapa sawit yang dikumpulkan tersebut memiliki kualitas yang tidak baik. “Ada yang beli dari mana-mana itu, dibeli lalu dijual, itu penyebabnya rendah, buah yang dikumpulkan itu tangga yang keberapa,” katannya. Dalam menentukan harga jual tandan buah sawit, ia mengatakan, dinas berpatokan kepada kualitas buah sawit milik petani. Semakin tua pohon sawit, diyakini buah sawit yang dihasilkan juga akan semakin baik. “Itukan harga sesuai dengan per umur, ada yang tiga tahun sampai 20 tahun, ada rumusannya juga jadi sesuai dengan itu. Penentuan harga jual juga kita selalu berdasarkan hasil rapat bersama KUD,” katannya. Dinas sudah melakukan rapat koordinasi dengan pengusaha-pengusaha perkebunan. Ekspor Menurun Sementara itu, Fadhil Hasan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dalam rilisnya menyatakan, “Pukulan telak yang mengakibatkan kinerja ekspor minyak sawit Indonesia menurun adalah, lemahnya permintaan dari negara Timur Tengah dan Pakistan, diikuti India dan China yang merupakan pembeli utama minyak sawit Indonesia.” Bila ekspor ke negara Timur Tengahi, Pakistan, India dan China menurun karena nilai tukar dollar, maka ekspor ke Amerika malah naik. Hal itu terjadi karena, pada pertengahan Juni 2015, Badan Administrasi Obat dan Makanan (Food and Drug Administration– FDA) Amerika Serikat, secara efektif memberlakukan larangan penggunaan trans fat Mata Borneo • November 2015
(lemak trans) dalam produk makanan. Larangan ini telah diwacanakan sejak November 2013, baru diberlakukan pertengahan Juni 2015 yang lalu. Hal ini tentu saja menjadi angin segar bagi minyak sawit. Karena, minyak sawit merupakan salah satu minyak yang tidak mengandung lemak trans. “Sehingga menjadi alternatif pengganti minyak nabati lain yang mengandung lemak trans,” kata Fadhil Hasan. Sementara itu, pelaku usaha sawit di Kalbar, menargetkan luas areal kebun kelapa secara bertahap di Provinsi Kalbar bisa tembus 5,02 juta hektar dari areal sekarang yang baru 1,3 juta hektar dengan total produksi minyak mentah atau CPO 1,17 juta ton per tahun. Ketua Harian GAPKI Provinsi Kalbar, Iduwar Hanis menyatakan, perluasan areal dilakukan karena komoditas kelapa sawit menjadi salah
kelapa sawit di Kalimantan, untuk beroperasi dan mengelola lahan,” ujarnya. (sap/ova/aju/ gap/ant/sut) Sawit Malaysia Lebih Unggul Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution membeberkan alasan lebih unggulnya produk sawit Malaysia dibanding Indonesia. Padahal, Indonesia sebenarnya memiliki semua produk yang memegang peranan penting dunia. “Saya ingat sidang pleno ISEI dua tahun lalu kebetulan di Jambi. Jambi itu penghasil kayu manis 70 persen . Tujuh hingga 10 persen ada di sekitar Madagascar. Saya melihat daerah yang pernah diperebutkan oleh bangsa di dunia,” katanya. “Sebetulnya produk yang memegang pernan penting dunia ini kita punya. Tapi kita kurang mengurusinya,” tambah dia. Salah satu contoh keterlambatan pengurus-
satu tulang punggung perekonomian daerah. Dengan luas 1,3 juta hektar sekarang ini, mampu menyerap tenaga kerja 101.883 Kepala Keluarga (KK) di Kalbar. Idwar mengatakan, tingginya permintaan dunia internasional terhadap komoditi kelapa sawit, mesti diiringi regulasi yang berpihak kepada kepastian berusaha. Dalam mendukung pertumbuhan perkebunan di Kalbar, Kementerian Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 936/ Menhut-II Tahun 2013, tentang Aturan Pengalihan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas lebih kurang 554.137 hektare. “Harapannya, dapat memberikan kepastian hukum kepada perusahaan-perusahaan
an produk hasil Indonesia, lanjut dia, yaitu dalam penanaman kelapa sawit Hal inilah yang menyebabkan Indonesia kalah saing dari Malaysia. “Malaysia pada waktu itu kita bersamasama sebagai penghasil karet utama. Tapi dia lebih dulu menanam kelapa sawit,” kata Darmin. Darmin menganggap hal tersebut membuat Malaysia lebih unggul dalam sektor kelapa sawit. Padahal, perkebunan menjadi salah satu sumber penerimaan negara yang cukup potensial. “Saya ingat waktu menulis thesis S1. Mengenai masuknya uang ke Indonesia, itu benar-benar masuknya dari perkebunan,” tandas dia.(*)
11
KABAR SEKADAU SUARA INTAN
TNI Bangun Jalan 2,4 KM di Sekadau
FOTO: ILUSTRASI
SMA DI SEKADAU
DIBOLEHKAN PUNGUT SPP
Sekadau, Mata Borneo. Sekolah-sekolah negeri masih diperbolehkan memungut biaya SPP dari para siswa. Namun ada koridor tertentu yang harus dipatuhi, mengingat hal itu sebagaisolusi agar guru honor memperoleh gaji. Sementara siswa tidak mampu tidak akan dipaksa. "Kalau tingkat SMA boleh," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sekadau melalui Kabid Dikmen, Empani. Menurut dia, dibolehkannya sekolah negeri memungut SPP karena petunjuk teknis (juknis) dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA tidak memperbolehkan dana BOS digunakan untuk membayar gaji guru honorer. Sebagai solusi agar guru honor memperoleh gaji, maka pihak sekolah dapat mengambil kebijakan berupa penetapan SPP bagi siswanya. "Karena dana BOS SMA belum bisa untuk honor guru, jadi untuk itu maka diambil dari SPP. Kalau untuk honor guru memang boleh. Namun, uang SPP hanya boleh dialokasikan
34
untuk membayar honor guru saja. Diluar itu, sekolah diharamkan memberlakukan pungutan, apalagi yang bersifat iuran atau pungutan rutin. Kalau pungutan rutin tidak boleh," tegas Empani. Masih menurut Empani, khusus untuk pungutan yang ditujukan untuk pembangunan fisik seperti pagar atau gedung, pihak sekolah harus berkoordinasi dengan komite dan orangtua murid. "Meski demikian, besaran pungutannya tidak boleh bersifat memaksa. Kalau untuk fisik sifatnya insidentil, dirapatkan dengan komite sekolah berapa keperluannya per siswa. Tapi tidak boleh memaksa. Kalau siswa tidak mampu jangan dipaksa," pungkasnya. (tar)
Sekadau, Mata Borneo. Komando Distrik Militer 1204 Sanggau melanjutkan karya pengabdian diluar dunia kemiliteran. Bakti negeri itu diwujudkan dalam bentuk pembangunan jalan di Desa Seraras, Kecamatan Sekadau Hilir. Tak tanggung, para tentara ini membangun jalan sepanjang 2,4 kilometer. Dalam pengerjaannya, mereka juga dibantu warga setempat. "Program ini tidak akan berhasil tanpa kerja sama dari pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat setempat. Pembangunan jalan tersebut merupakan salah satu program TNI bertajuk Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) dengan judul Karya Bhakti TNI 2015," kata Dandim 1204 Sanggau, Letkol Inf Heri Budi P. Dia melanjutkan, jalan itu sendiri sudah resmi digunakan. Warga setempat merasa sangat terbantu dengan adanya ruas jalan hasil program tersebut. TNI, bukanlah sosok yang harus ditakuti masyarakat. "Justru kami harus mendamping dan membantu program desa ke masyarakat agar bisa bersama-sama bergotong royong, ini harus ditingkatkan dan bagi kami NKRI adalah harga mati," paparnya. Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sekadau Yohanes Jhon mengapresiasi program TNI yang telah membantu masyarakat di wilayah Kabupaten Sekadau dalam bentuk akses jalan. Pemda, kata Jhon, juga merasa terbantu dengan program tersebut. "Kami sebagai pengelola anggaran daerah tentu harus membina setiap desa, tetapi sebanyak apapun pemerintah menggelontorkan dana kepada desa kalau tidak dikelola dengan baik tentu desa tersebut tidak berkembang," lanjutnya. Mantan Asisten II Pemkab Sekadau itu melanjutkan, tetapi bagaimana bisa menggerakan masyarakat untuk membangun desa secara bergotong royong. Jadi, jika diberikan bantuan dana pasti akan maju. "Semangat gotong royong dan solidaritas serta kekompakan yang dimiliki TNI patut dicontoh masyarakat. Ingat itu, semangat gotong royong perlu ditanamkan,"• kata Jhon. Sementara itu di tempat yang sama, Camat Sekadau Hilir Hermanto, juga merasa terbantu dengan adanya program membangun jalan di wilayahnya oleh pihak TNI. Ia berharap manfaat jalan itu dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. "Sepanjang 2,4 kilometer jalan yang sudah dibangun ini tentu sangat membantu masyarakat dalam menggerakan roda ekonomi di desa ini. Tolong masyarakat merawat dan memelihara jalan tersebut," pesan Hermanto. (tar)
Mata Borneo • November 2015
KABAR UTAMA
Jakarta, Mata Borneo. Analis pasar saham dan komoditas memperkirakan permintaan pasar terhadap minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) cenderung stagnan dengan kemungkinan melemah pada 2015. Padahal, produksi CPO berpotensi meningkat hingga 5 juta ton pada tahun depan. Analis PT KDB Daewoo Securities Indonesia Akhmad Nurcahyadi mengatakan, terlepas dari kondisi ketidakpastian aktivitas perekonomian yang telah melemahkan permintaan pasar CPO dunia, sudut pandang netral terhadap industri CPO dalam negeri tidak berubah. "Hal itu terjadi seiring dengan potensi permintaan yang kami perkirakan cenderung terjaga pada tahun depan dan kemungkinan pelemahan," ujarnya dalam riset, Rabu (24/12).
12
Dia mengatakan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar CPO dunia terancam. Padahal sebagai salah satu komoditas ekspor penting Indonesia, industri CPO dalam negeri telah mencatat perkembangan yang signifikan selama satu dekade terakhir. Menurut data Kementerian Pertanian, Indonesia memiliki area perkebunan CPO seluas 8 juta hektar. Angka tersebut mengalami penaikan sebanyak dua kali lipat sejak 2000 dan diperkirakan akan mencapai 13 juta hektar pada 2020. "Produksi masih berpotensi mengalami kenaikan sebanyak 5 juta ton per tahun dan diperkirakan mencapai angka 40 juta ton pada 2020, atau tumbuh hampir dua kali lipatnya bila dibandingkan dengan data per 2013 sebanyak 27 juta ton," kata Akhmad. Meskipun demikian, Akhmad menilai dan mengakui pergerakan harga dan kondisi industri masih belum sepenuhnya pulih. Bahkan, menurutnya kenaikan harga CPO yang terjadi di Malaysia dinilai tidak akan berlanjut hingga akhir tahun depan. "Harga masih akan terkoreksi sebelum berpotensi mengalami kenaikan akibat penerapan kebijakan baru pemerintah Malaysia," ujarnya. Akhmad mengatakan harga CPO untuk pengiriman Februari 2015 naik mencapai 2.210 ringgit per ton. Adapun pasar Indonesia menurutnya masih akan bergantung pada pemulihan pasar China dan India. Di sisi lain, Akhmad juga melihat potensi terjaganya pertumbuhan dan potensi perbaikan permintaan atau ekspor yang dipicu oleh penerapan zero tariff export. Hal itu telah mendorong lonjakan ekspor CPO pada Oktober lalu. "Terlepas dari berhasil atau tidaknya kebijakan tersebut mendorong permintaan dari pasar, kami juga melihat kondisi yang sama di Malaysia yang telah memperpanjang kebijakan pembebasan pajak ekspor CPO hingga Februari 2015," ujarnya. Adapun pada tahun depan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan produksi CPO akan mencapai 32.5 juta ton. "Dengan perkiraan pergerakan harga CPO pada rentang US$ 740 per ton hingga US$ 800 per ton, investor sebaiknya tetap mencermati pergerakan saham perusahaan CPO pada 2015," ujarnya. (ccn.net)
Mata Borneo • November 2015
KABAR SEKADAU
USULKAN PENGALIHAN STATUS DERMAGA Sekadau, Mata Borneo. Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui Dinas Perhubungan, Telekomunikasi, Informasi, Kebudayaan dan Pariwisata berencana mengajukan permohonan kepada Dinas Perhubungan Provinsi Kalbar. Permohonan tersebut berkaitan dengan pengambilalihan aset Pemprov Kalbar yang ada di Sekadau, yakni dermaga penyeberangan yang berada di pasar Sekadau. "Akan mengajukan permohonan ke Dinas Perhubungan Kalbar agar dermaga penyeberangan Sekadau-Seberang Kapuas dilimpahkan menjadi aset kabupaten. Saat ini fasilitas tersebut memang menjadi tanggungjawab pemprov kalbar,"• ujar Hadi Sapriadi B, petugas ASDP Dishub Kabupaten Sekadau. Dia menjelaskan jika selama menjadi tanggung jawab pemprov, kondisi dermaga
Mata Borneo • November 2015
yang menjadi tumpuan ribuan masyarakat itu menjadi aset pemerintah kabupaten Sekamemang relatif belum memadai. dau, maka upaya perbaikan maupun pembaTerdapat lobang menganga di berbagai tem- ngunan fasilitas baru bisa lebih cepat. Karena pat. Bahkan, saat kemarau para penambang kami yang lebih tahu seperti apa kondisinya, motor klotok harus bahu-membahu membuat apa yang dibutuhkan, dan kita berharap anjungan tambahan berbahan kayu agar pengajuan pelimpahan aset itu dapat tereaaktivitas pelabuhan bisa berjalan normal. lisasi dalam waktu dekat," pungkasnya. (ant) Rentang kendali pemerintahan yang jauh menjadi salah satu faktor lambannya pembangunan ANDA INGIN BERLANGGANAN MAJALAH MATA BORNEO DAN PEMASANGAN dermaga. Sebab, jarak PRODUK/ IKLAN DI SANGGAU DAN SEKADAU antara Sekadau-PontiaKAMI BANTU SOLUSINYA DI MAJALAH MATA BORNEO nak yang jauh menyulitDENGAN HARGA SUPER MURAH” kan petugas Dishub ProSEGERA HUBUNGI: ANTONIUS SUTARJO vinsi untuk memantau BIRO KABUPATEN SANGGAU HP. 0821 4831 5969 kondisi dermaga. "Diyakini, jika nantinya dermaga tersebut sudah
33
PENDIDIKAN
Isu Negatif
DIBALIK MENURUNNYA HARGA CPO DUNIA
Jakarta-Mata Borneo. Industri minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) sedang diterpa isu negatif yakni adanya pembukaan lahan dengan cara pembakaran hutan. Hal ini menimbulkan tudingan terhadap pelaku industri CPO sebagai penyebab kabut asap yang membahayakan lingkungan. Isu negatif seputar CPO menjadi peluang kampanye hitam. Apalagi, CPO memiliki substitusi, salah satunya minyak kedelai (soybean) dengan harga lebih murah. Mengutip Bloomberg, Rabu (28/10) pukul 18.25 WIB harga CPO kontrak pengiriman Januari 2016 di bursa di Malaysia Derivative Exchange naik 0,8% dari sehari sebelumnya menjadi RM 2.341 atau US$ 549 per metrik ton. Selama sepekan harga CPO turun 1%.
Mata Borneo • November 2015
Pengamat Komoditas, Ibrahim mengatakan, harga minyak kedelai memang cenderung lebih murah jika dibandingkan dengan CPO. Harga soybean kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Chicago Board of Trade pada Rabu (28/10) pukul 18.25 WIB berada di USd 28,11/ bushel. Namun, minyak kedelai lebih banyak dikonsumsi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Sedangkan CPO dikonsumsi di wilayah Asia serta Eropa Timur. Dengan kondisi ini, CPO sulit masuk ke wilayah AS dan Eropa, demikian juga sebaliknya di mana minyak kedelai sulit masuk ke wilayah Asia. "Karakter orang yang berbeda sulit menerima barang substitusi, apalagi untuk dikonsumsi dari sisi rasanya berbeda," ujar Ibrahim. Meski isu negatif sedang menimpa CPO,
Ibrahim ragu minyak sawit dapat mengambil peluang ini. Apalagi, kasus kebakaran hutan bukan hanya disebabkan pembakaran hutan secara sengaja, namun efek dari pemanasan global. Oleh karena itu, isu tersebut tak banyak mempengaruhi pergerakan harga CPO. Menurut Ibrahim, turunnya harga CPO lantaran permintaan global melemah seiring dengan perlambatan ekonomi. Menguatnya nilai tukar dollar AS sejak The Fed mulai mengindikasikan kenaikan suku bunga turut menekan harga komoditas termasuk CPO. Jika suku bunga The Fed kembali ditunda, CPO berpotensi rebound. Namun, bayang - bayang kenaikan suku bunga akan tetap mewarnai pergerakan harga dalam jangka panjang. (net)
13
KABAR SEKADAU
Petani Keluhkan Kebijakan PT MPE
Sekadau, Mata Borneo. Petani mengeluhkan berbagai kebijakan yang dikeluarkan PT Multi Prima Entakai terkait kerja sama yang melibatkan KUD Renyang Bersatu Empetai. "Kita di KUD kewalahan mengurus pola mitra atau revitalisasi, karena kebijakan anggaran di kelola MPE. Sejauh ini KUD sebatas alat perantara atau bisa dikatakan perusahaan yang pegang stir dan KUD jadi kulinya. Terkait banyaknya potongan memang betul item potong seperti perawatan kebun, pemupukan, panen, angkutan, teknik sipil, semuanya dikelola MPE, mengapa besar potongannya," ungkap ketua KUD Renyang Bersatu Empetai, Albetrus Wawan, Rabu. Dia memaparkan, di dalam item tersebut, selain membayar pekerjaan, pihaknya juga membayar fee mandor maupun pengawas. "Itu yang aneh masak petani yang mengaji orang perusahaan. Selain itu ada biaya potongan pph 22 tentang penjualan TBS 0,25 persen, padahal pph itu pajak pendapatan hasil tapi petani tidak dapat hasil," kata dia. Kemudian, ada biaya fee pengurus 3 persen, angsuran kredit 40 persen itu memang sesuai kesepakatan dengan petani. Namun, anehnya lagi ada operasial fee 5 persen dari hasil kotor
32
untuk menggaji staf MPE yg terlibat di Mitra. Hal ini tentu memancing keanehan tersendiri, bagi semua pihak dan miris terlihat sekarang adalah petani tidak dapat apa-apa. "Justru sebaliknya yang ada hasil dari kebun tak lain tenaga perusahaan. Tentu ini sangat kita sesalkan, para petani sudah jatuh tertimpa tandan sawit lagi," tegasnya. Masih menurut Wawan sapaan akrabnya, saat tekor begini tidak ada bantuan apa-apa
dari perusahaan, tapi staf dan petinggi tetap digaji dari hasil tanah yang diserahkan petani itu sendiri. Peran serta pemerintah dan wakil rakyat, sangat diharapkan mencari win-win solution, bukan sebaliknya menumpang dipenderitaan petani miskin ini. "Perusahaan itu sejauh ini, bukan mensejahterakan masyarakat, melainkan menyengsarakan. 1 tahun belakangan, petani baru menerima 3 bulan saja hasil dari tanah mereka. Selama tahun 2014, selama 1 tahun petani tekor terus. Persoalan tekor itu pun ditambah lagi bumbu greding yang parahnya lagi, kebun ini dikelola oleh PT MPE sendiri, masa bisa 8% greding nya," lanjutnya sembari menceritakan jika kerabatnya, Petrus, yang tak lain tenaga pemanen sekaligus petani, mengeluh karena tidak hasil bulan ini. Sementara itu, Petrus mengatakan, jangankan menikmati gaji, yang ada malah tekor, Rp29.580.227. "Saya pun merasa heran karena selalu tekor, padahal buah mencapai 200-an ton, dan dengan hasil kotor 200an juta rupiah," kata dia. "Sejauh ini yang diterima petani tidak ada, potong dari MPE, terkesan ada apa disana," ungkap Petrus didampingi Ketua KUD Renyang Bersatu Empetai. Sementara itu, Karolus Hamis selaku koordinator plasma dan mitra Ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat mengatakan tidak memberikan jawaban. (tar)
Mata Borneo • November 2015
KABAR UTAMA
KAMARUDIN Manager PTPN XIII PMS Ngabang
ALPIUS, S.Sos,MM Kadishutbun Ngabang
THOMAS MULYADI, SP, MM Adm. PTPN XIII Kebun Ngabang
Ngabang MA TA BORNEO. MAT Naik turunnya harga TBS maupun CPO itu sangat bergantung pada pasaran dunia,Sejak Agustus lalu harga CPO hanya Rp.6.916,88 dan harga PKO Rp.3.864,43 maka harga TBS juga turun hanya Rp.1174,49 yang berumur 10 tahun keatas padahal dulu diawal tahun atau bulan januari harga TBS capai Rp,1600,Demikian dikatakan Adm.PTPN XIII Kebun Ngabang Thomas Mulyadi, SP,MM kepada
14
majalah Mata Borneo saat ditemui dikantornya (29/10) lalu. Dikatakan turunnya harga TBS berkisar sekitar RP.500 ditingkat petani sangatlah menyakitkan para petani ditambah lagi biaya angkutan, serta produksi buah semakin Mata Borneo • November 2015
KABAR SEKADAU
Latih Anggota Forum Kewaspadaan Sekadau, Mata Borneo. Penjabat Bupati Sekadau Drs MH Munsin, MH menghadiri sekaligus membuka kegiatan pelatihan teknik pembuatan laporan deteksi dini bagi anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di Kabupaten Sekadau. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa Pemberdayan Masyarakat dan Pemerintah Desa bertempat di Mess Pemerintah Daerah Sekadau, Selasa (20/10). Maksud dan tujuan dari pelatihan ini adalah untuk merespon dan mengantisipasi serta menyaring informasi dengan menjalin silahturahmi dengan masyarakat sehingga dapat mengantisipasi kerawanan yang mungkin mucul ditengah masyarakat. "Dan meresponnya dengan cepat demi menjaga hubungan sosial budaya dan ketrentaman serta ketertiban di masyarakat," kata ketua panitia kegiatan Bayu Dwi Harsono. Dalam sambutannya, Penjabat Bupati Sekadau MH Munsin menghimbau agar dengan pelatihan ini dapat lebih mening-
Mata Borneo • November 2015
katkan kewaspadaan anggota FKDM terhadap segala persoalan, ancaman, gangguan dan isu-isu yang ada di masyarakat,sehingga dapat cepat mengantisipasi segala persoalan tersebut. Apalagi di masa-masa pilkada saat ini, dimana masyarakat bisa memilah dan mengantisipasi segala isu yang beredar di masyarakat. Munsin juga mengharapakan dengan pelatihan pembuatan laporan deteksi dini ini, peserta bisa membuat pelaporan yang baik dan tidak dibesar-besarkan sehingga data yang dilaporkan itu akurat dan benar. "Perlu disadari rasa aman dan nyaman yang sebenarnya dari masyarakat juga yang membuatnya. Karena rasa aman, damai dan tertib itu berasal dari kita, oleh kita dan kita yang merasakannya," tambah Munsin Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Forkompimda, staff ahli bupati, para asisten, kepala-kepala dinas, badan, kantor dan bagian di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Sekadau. Narasumber didatangkan dari Pem-
DRS MH MUNSIN, MH prov Kalbar, camat se Kabupaten Sekadau dan anggota FKDM se-kabupaten. (tar)
31
SUARA INTAN
menurun karena usia pohon sawit sudah tua dirasakan memang sangat memprihatinkan, kata Thomas Mulyadi. Ketika ditanya berapa KK petani plasma kebun Ngabang jumlah kepala keluarga 4000 KK dikalikan 2 hektare kebun setiap Kknya dikalikan 3 saja per KKnya itulah yang diurus oleh PTPN XIII ditambah lagi Karyawan sebanyak 619 orang juga dikalikan 3 berapa banyak orang yang kita urus,kata Mulyadi lagi. Menyinggung persoalan harga TBS yang kita utamakan adalah membeli buah sawit petani plasma yang kita beli berdasarkan penetapan harga TBS yang ditetapkan oleh Tim yang mengacu pada peraturan Menteri dan berlaku secara nasional,lain halnya dengan petani pihak ke 3 atau petani mandiri ditetapkan oleh Direksi PTPN XIII dan berlaku seminggu sekali atas kesepkatan karena tidak mengikat petani pihak ke 3 kemanapun mereka boleh menjual buah sawit mereka. Keberadaan PTPN XIII kebun Ngabang saampai saat ini memilki 8000 hektare kebun plasma terdiri dari 8 plasma 21 Afdeling dengan kebun inti 3.162 hektare KKPA 942 hektare. Rencana kedepannya PTPN XIII harus berbenah dengan penertiban berbagai hal dikembalikan keaturan yang benar, Selama ini ada penyimpangan dan pemborosan; maka dilakukan efisiensi dan harus lebih berhemat. Karyawan yang tidak kerja tetapi terdaftar kita aktifkan kembali,jelas Thomas Mulyadi. Buah Antri, Pabrik Tidak Bisa Mengolah Secara Normal Mobil yang mengangkut buah kelapa sawit baik buah dari kebun plasma maupun buah sawit dari kebun pihak ke 3 atau kebun petani mandiri masih ngantri disepanjang jalan menuju pabrik. Antrian truk pengankut TBS tersebut setiap hari, terkadang antri hingga 2 hari,. Hal itu dikarenakan Pabrik tidak bisa Mata Borneo • November 2015
mengolah secara normal karena ada kerusakan pada mesin.Demikian dijelaskan Manager PTPN XIII PMS Ngabang Kamarudin kepada Majalah Mata Borneo ditemui diruang kerjanya Kamis (5/11) lalu. Kita ketahui keberadaan PMS Ngabang karena ada kebun plasma dan kebun Inti yang dibangun sejak 1984 dan usianya sudah cukup lama wajar kalau keadaan mesin sering mengalami kerusakan. Saya pindahan dari Pelaihari Kalimantan Timur dan mulai masuk ke PMS Ngabang tahun 2014 lalu. Namun demikian lanjut Kamarudin, perbaikan terus kita lakukan untuk mencapai target kapasitas terpasang yang seyogyanya bisa mengolah 54 ton/jam sehingga TBS yang ke pabrik dapat terolah semua. Dan diharapkan kedepannya PMS Ngabang dapat mengolah 800-900 ton/harinya sehingga tidak terjadi antrian. Soal harga buah bukan kita yang menetukan karena bukan pabrik yang membeli, karena tugas Pabrik hanya menimbang dan mencatat. Sedangkan yang membeli buah dan membayarnya adalah pihak kebun. Adapun jumlah karyawan PMS Ngabang hingga saat ini, yaitu Karyawan tetap sebanyak 162 orang,dengan struktur terdiri dari; Manage r ,KDP,ASS. Teknik ,ASS. KTU, ASS. Gudang, ASS. Mutu, ASS. gudang, Ass. jaga dan Papam dan karyawan lainnya.selain itu ada pekerja karyawan waktu tertentu kontrak 2 tahun,honor setahun sekali BL jika kerja baik dilanjutkan karena tidak ada ikatan. Alpius: Harga TBS ditetapkan Oleh Tim Naik turunnya harga sawit tidaklah semenamena oleh pihak pembeli, Tetapi sebelumnya ada “Tim” yang merumusnya sehingga ada penetapan harga oleh pemerintah yang
diperkuat SK Gubernur setiap bulannya atau melalui Instansi terkait dalam hal ini Dinas Perkebunan propinsi. Dinas perkebunan juga tidak sendiri menetapkan harga tetapi bersama dengan pihak lain yang juga berkepentingan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas antara lain:dari pihak Disbun sendiri mewakili pemerintah Propinsi yang juga sebagai tim adalah Assosiasi perkebunan kelapa sawit, pihak pabrik, petani, penyuluh dan termasuk dari Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota se-Kalbar, Kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Landak Alpius,S.Sos,MM mejawab pertanyaan wartawan Mata Borneo Selasa (3/11)saat ditanya tentang turun anjloknya harga TBS yang selama ini sangat dikeluhkan para petani sawit. Alpius mengatakan Tim yang menetapkan harga TBS tidaklah sembarangan tetapi mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No: 14/Permentan/OT.tentang Pedoman penetapan harga pembelian Tandan Buah Segar kelapa sawit produksi perkebunan. Untuk Kabupaten Landak Bupati sudah mengundang 3 pabrik TBS yang ada dan sudah beroperasi di Kabupaten Landak agar melakukan pembelian TBS sesuai harga penetapan pemerintah setiap bulannya. Pertemuan yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 September 2015 dihadiri oleh Komisi “B” DPRD Kabupaten Landak, APKASINDO,Kabupaten Landak,perwakilan masyarakat yang menyampaikan Aspirasi. Turunya harga TBS selama ini merupakan dampak dari permintaan pasaran dunia karena penurunan permintaan CPO dan TBS turun harga. Untuk bulan Nopember 2015 ini harga TBS usia 10-20 tahun Rp.1.117 untuk petani plasma papar Alpius.(Amat Dasa)
15
KABAR BENGKAYANG koba, Radikalisme dan Tawuran antara anak bangsa. Pada Peringatan Hari Pahlawan kali ini bertemakan "Semangat Kepahlawanan Adalah Jiwa Ragaku, hanya Bangsa yang menghargai Jasa Pahlawannya dapat menjadi Bangsa Yang Besar" Ir.Soekarno Presiden Republik Indonesia Pertama ,telah merumuskan hal penting tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu dengan lahirnya Pancasila Kemudian Pejabat Bupati Moses Ahie Serahkan Bantuan atau Penghargaan terhadap Pemenang Nasional Sumpit dan Galah hadang yang digelar beberapa waktu lalu. "Usai Upacara Peringatan Hari Pahlawan Ke-70, dilanjutkan dengan tabur bunga dimakam Pahlawan Bengkayang, Jalan Pahlawan. (*)
PJ. BUPATI BENGKAYANG MOSES AHIE, MENYERAHKAN BANTUAN KEPADA ATLIT PEMENANG TINGKAT NASIONAL LOMBA SUMPIT DAN GALAH HEGANG USAI UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN
Pahlawan Tanpa Pamrih
Bengkayang,Mata Borneo. Memperingati hari Pahlawan Ke-70 ada beberapa pesan pesan Perjuangan dari para Pahlawan Nasional Republik Indonesia, diantaranya oleh Pahlawan Nasional, Nyi Ageng Serang," Orang yang dekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya," Pahlawan Jenderal Sudirman berpesan " Tempat Saya yang terbaik adalah ditengahtengah anak buah, sementara Prof. Dr.R. Suharso berpesan lebih kalau kita tahu negara kita dalam keadaan bobrok. Kemudian Prof.M.Yamin, SH menitipkan pesan " Cita-Cita Persatuan Indonesia Itu Bukan Omong Kosong". Pahlawan Supriyadi juga berpesan "Kita yang berjuang jangan sekali kali mengharapkan pangkat kedudukan yang paling tinggi" Begitupun Pahlawan Tengku Nyak Arif berpesan "Tujuan Kita Merdeka untuk tujuan kita bersama, dalam Pesannya Pahlawan Abdul Muis mengatakan," Jika Orang lain Bisa, Saya juga bisa". Pangeran KGA Mangkunegoro berpesan, "Merasa Ikut Memiliki, Wajib ikut mempertahankan, Mawas diri dan berani bertanggung jawab. Dan Kapitan Pattimura berpesan ,"
30
Pattimura tua boleh dihancurkan, kelak Pattimura muda akan bangkit, Kemudian Pahlawan Silas Papare " jangan sanjung aku, tetapi teruskan perjuanganku. Dan Terakhir Bung Tomo berpesan" Jangan Perbanyak lawan tapi perbanyak kawan. Pejabat Bupati Bengkayang Drs. Moses Ahie,M.Si yang membacakan amanat Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawangsa menegaskan," terus bekerja dan bekerja mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, seperti yang tertuang pada Sila ke-5 Pancasila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia "Nilai Perjuangan Sejatinya tidak akan usang dimakan waktu yang dapat dijadikan barometer sebagai nilai-nilai perjuangan" ujar Moses Lanjut Moses Sifat Pahlawan adalah Rela berkorban, tanpa pamrih , nasionalisme dan Patriotik. Sebagai Warga Negara Indonesia harus nenghindari Nar-
Jaga Kebersihan Produk Air Minum Bengkayang, Mata Borneo. Dari 13 depot air minum yang ada di kota Bengkayang hanya empat depot yang memiliki izin dan bersertifikat higienis. Heni Juniarti, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkayang meminta kepada para pelaku usaha depot air minum untuk mengurus izin Dan senantiasa menjaga keamanan produknya. "Kualitas air harus sesuai standar konsumsi dan menjaga kebersihaannya," harap Heni ditemui diruang kerjanya. Ia mengutarakan, jangan sampai konsumen dirugikan akibat pelaku usaha depot air minum tidak menjaga kebersihan produknya. Heni memisalkan, air minum yang dipasarkan jangan sampai tidak layak dikonsumsi sehingga menyebabkan konsumen menderita sakit. Dikatakan Heni, dulunya memang pihaknya yang menerima pembuatan izin depot air minum namun sejak berdirinya Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bengkayang telah dilimpahkan ke instansi tersebut. (yopi cahyono)
Mata Borneo • November 2015
SUARA INTAN
>>>Kabupaten Landak Tuan Rumah Pertama<<<
Rakor Pengelolaan Keuangan Daerah Se-Kalbar Ngabang, Mata Borneo. DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si, Bupati Kabupaten Landak, dalam sambutannya pada acara pembukaan kegiatan Rapat Koordinasi Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Barat bagi Kabupaten/kota SeKalbar, belum lama ini di Ngabang, mengungkapkan, bahwa pelaksanaan otonomi daerah yang baik, dalam implementasinya harus diikuti dengan serangkaian reformasi sektor publik.
“
Dalam mewujudkan good governance diperlukan reformasi kelembagaan dan reformasi manajemen public
“
ADRIANUS ASIA SIDOT Bupati Kabupaten Landak Dimensi reformasi sektor publik tersebut tidak sekedar perubahan format lembaga, akan tetapi menyangkut pembaharauan alatalat yang digunakan untuk mendukung berjalannya lembaga-lembaga public tersebut secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel sesuai dengan cita-cita reformasi yaitu menciptakan good governance. “Dalam mewujudkan good governance diperlukan reformasi kelembagaan dan reformasi manajemen public. Reformasi kelembagaan menyangkut pembenahan seluruh alat-alat pemerintahan di daerah, baik struktur maupun infrastrukturnya. Reformasi manajemen sektor publik terkait dengan perlunya digunakan model manajemen pemerintahan baru yang sesuai dengan tuntutan kelembagaan yang diantaranya dengan memfokuskan pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi pada kebijakan. Penggunaan paradigma ini menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah, di antaranya perubahan pendekatan dalam penganggaran, yakni dari penganggaran
16
tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerja; tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya dan kompetensi tender” ungkapnya. Adrianus juga menyampaikan, bahwa di tahun 2015 ini, setidaknya ada 2 (dua) pekerjaan besar yang saat ini telah dan harus dilakukan dalam kaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, yaitu meliputi; Tentang penerapan Standar Akuntasi Pemerintahan (SAP) berbasis Akrual pada tahun 2015 ini. Serta telah ditetapkannya Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2016, sesuai dengan PERMEN Nomor 52 tahun 2015, terdapat beberapa perubahan mendasar pada peraturan tersebut terutama pada tahapan dan jadwal proses penyusunan APBD. “Kegagalan Pemerintah Daerah dalam menyajikan Laporan Keuangan dengan system berbasis akrual tentu akan mempengaruhi hasil penilaian Auditor (BPK-RI), dan dikhawatirkan banyak Pemda akan mengalami kesulitan dalam penerapannya, sehingga jumlah Pemerintah Daerah yang mampu meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) juga akan semakin menurun, namun sebaliknya akan menjadi prestasi tersendiri apabila suatu Pemda mampu mengimplementasikannya secara baik sehingga mendapatkan opini atau memper-
tahankan penilaian WTP yang sudah diraih terhadap laporan keuangannya” ujar Bupati Landak tersebut. Diakhir kata sambutannya, Adrianus menghimbau kepada para peserta dari berbagai Kabupaten di Kalimantan Barat tersebut, untuk secara tekun dan aktif mengikuti setiap materi yang disampaikan oleh para narasumber yang memang berkompeten dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. Penyelenggaraan Rakor tahun 2015 ini adalah Rapat Koordinasi ke-tujuh dan merupakan hasil kesepakatan pada Rakor yang dilaksanakan oleh Provinsi Kalimantan Barat di Hotel Kapuas Palace pada tanggal 4 September 2015 yang lalu, menyepakati bahwa kabupaten Landak menjadi tuan rumah yang pertama kalinya melaksanakan penyelenggaran Rapat Koordinasi yang selama ini selalu dilaksanakan di Pontianak, selaku Ibu Kota Provinsi Kalbar. Mulai tahun 2015 ini dan selanjutnya pelaksanaan Rapat koordinasi akan dilakukan secara bergiliran sesuai dengan hasil kesepakatan Kabupaten/ Kota. (Humas)
Mata Borneo • November 2015
KABAR BENGKAYANG Bengkayang, Mata Borneo. Bertempat di Aula II Lantai V Kantor Bupati Satu atap Jalan Guna Baru Trans-Rangkang Kelurahan Sebalo Kecamatan Bengkayang Selasa, 3 November 2015 dilaksanakan Debat Publik Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Bengkayang Tahun 2015. Debat Publik Cabup/Cawabup Bengkayang dihadiri langsung oleh PJ.Bupati Bengkayang Drs.Moses Ahie,M.Si, mantan Bupati Bengkayang Periode 1999-2010 Drs.Jacobus Luna,M.Si, Kapolres Bengkayang AKBP.Juda Nusa Putera, Ketua KPU Provinsi Kalbar Umi Rifdiawaty,SH.MH, Kajari Bengkayang Hilman Azazi,SH.MM,MH, Ketua DPRD Bengkayang Martinus Kajot,A.Md, Seluruh Wakil Ketua dan Anggota DPRD Bengkayang,Seluruh Kepala SKPD, Para Tim Suskses dan Simpatisan Nomor Urut 1 dan 2 Ketua KPU Provinsi Kalbar Umi Rifdiawaty, SH, MH dalam sambutannya mengingatkan bahwa sisa 33 hari lagi masa kampanye jadi pergunakanlah sebaik-baiknya termasuk media kampanye di media masa berupa iklan dan lainnya. 'Kemudian Paslon cabup/cawabup wajib menyampaikan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK), satu hari setelah kegiatan kampanye berakhir yaitu pada tanggal 6 Desember 2015 sudah harus disampaikan ke KPU Bengkayang Umi juga mengingatkan agar, PPS dan PPK atau penyelenggaran Pilkada harus laksanakan dengan atau berpedoman kode etik, prosedur dan standar yang ditetapkan. Selanjutnya saya berharap TNI dan Polri dapat mendukung dan menjaga agar pelaksanaan pilkada tetap kondisi nyaman , aman dan damai. Selain itu juga Pemkab Bengkayang diminta mendukung finansial dalam rangka penyaluran dan pembayaran dana untuk petugas pemilihan umum, baik PPK, PPS dan petugas lainnya agar terselenggara pilkada dengan lancar," Hal senada sama dengan Ketua KPU Provinsi Umi Rifdiawaty,SH.MH juga sama disampaikan oleh Ketua KPU Kabupaten Bengkayang Ir.Martinus Khiu PJ.Bupati Bengkayang Moses Ahie: Sesuai Per KPU No.7 Tahun 2015 adalah salah satu metode kampanye dalam rangka penyebarluasan Visi dan Misi Calon dan Debat Publik melibatkan pasangan calon hari ini adalah dalam rangka penyebaran informasi Visi dan Misi Calon Bupati dan Wakil Bupati Bengkayang," Suasana aman dan damai diperlukan agar terselenggara Pembangunan di Bengkayang dengan baik," Ucap Moses. Lanjut Moses yang juga Sekretaris KPU Provinsi Kalbar ini," hari ini saya pesan ada 4 Elemen yang disampaikan terkait Visi dan Misi dan Debat Publik yaitu: 1).Sampaikan dengan tenang dan Jelas agar Masyarakat sebagai Pemilih benar-benar mendengarkan Mata Borneo • November 2015
Adu Visi Misi
Siap Bangun Bengkayang
FOTO BERSAMA USAI DEBAT PUBLIK, DARI KIRI KEKANAN IR.MARTINUS KHIU (KETUA KPU), RURAKHMAD, SEBASTIANUS DARWIS,SE.MM (BUP/WABUP NO.1), SURYADMAN GIDOT,M.PD, AGUSTINUS NAON,S,SOS (BUP/WABUP NO.2) DAN MEIZEREN ZAIN,ST (KETUA PANWASLU).
Visi dan Misi apakah dalam Program kerja ada niat meningkatkan kesejahteraan dan memajukan daerah, 2).Lihat apakah ada kaitan dengan pemangunan provinsi dan Nasional, Apakah ada membangun dan pertahankan NKRI, 3).Fakar dan Moderator harus adil dalam memberikan Pertanyaan dan Waktu bagi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, dan 4).Peserta hadir jaga ketertiban dengan aman dan damai.Jaga ketertiban dan jaga kedamaian," Ucap Moses. Calon Bupati dan Wakil Bupati Bengkayang Nomor Urut 1 Sebastianus Darwis,SE.MMRurakhmad menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur Dasar Jalan, Listrik dan Air Bersih berpedoman pada Program Presiden RI Jokowi-Jusuf Kalla tentang Nawacita. "Darwis-Rahmad dalam Orasinya akan Fokus pada Pembangunan Perbatasan, Pedesaan, Pedalaman, Daerah terluar dan Terpencil, dan Kepulauan. "Selain itu akan mengamankan Program Pembangunan dengan Simbol JOCORWIS (Joko Widodo-Cornelis-Darwis), artinya selalu berpedoman pada kebutuhan Pusat, Provinsi dan Kabupaten Bengkayang," "Kemudian akan kembali membangun dan memberdayakan pelayanan kesehatan, memajukan pendidikan, Pertanian, perkebunan,kelautan/maritim dan kepulauan "Reformasi Birokrasi akan kita lakukan, dengan berpedoman pada aturan Undang-
Undang Aparatur Sipil Negara (ASN), dengan menempatkan seluruh kepala SKPD sesuai dengan pendidikan dan disiplin ilmu yang dimilikinya," "Dan yang terpenting dengan Visi Mewujudkan Masyarakat Adil,Sejahtera dan Aman akan direalisasikan dengan 12 Misi yang dijabarkan 9 diantaranya berpedoman pada program Nawacita Jokowi-JK," Sementara Pasangan Cabup/Cawabup Nomor Urut 2 Suryadman Gidot,M.PdAgustinus Naon,S.Sos mengatakan," akan Peduli, Memberikan Solusi bukan Janji. "Kata Gidot ,"Dengan Slogan Peduli, Memberi Solusi bukan Janji, kami akan terus meningkatkan Pembangunan sesuai dengan Visi dan Misi kami," "Yaitu Kami akan mengadakan yang belum ada, dan menambah yang sudah ada, dengan meneruskan program yang sudah direncanakan sebelumnya dan akan terus berbuat untuk kemajuan Kabupaten Bengkayang," Ujar Gidot. Sebagai moderator yang memandu Debat Publik Cabup/Cawabup yaitu Pro.Dr.Edi Suratman dan Tim Pakar masing-masing yaitu Jumadi,S.Sos,M.Si,PSD, dan Dr.Ir H.Radiat,MS yang disiarkan oleh TV Nasional TVone secara Live oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Pontianak dan Siaran Tunda RuaiTV serta beberapa media Cetak Wilayah Kalimantan Barat dan Bengkayang. (*)
29
KABAR UTAMA INSPIRASI KEPAHLAWANAN
Kisah Cinta Tragis Pahlawan Nasional Setiap tanggal 10 November kita memperingatinya sebagai Hari Pahlawan dimana pada tanggal tersebut, pemberani pemberani Indonesia bertempur melawan penjajah di Surabaya pada tahun 1945 yang merupakan tonggak Revolusi Nasional indonesia. Peperangan tersebut sangat banyak mengambil korban jiwa yang tentu saja hidup dalam peperangan membuat masyarakat sangat tidak tenang karena hidup dalam penindasan serta kesewenang-wenangan serta teror. Bukan hanya masyarakat yang merasakan pengorbanan, para pejuang yang terkenal tidak takut mati pun sebenarnya merasakan pengorbanan dari mengorbankan harta hingga nyawa serta meninggalkan atau ditinggalkan orang yang dikasihi. Seperti kisah cinta tragis para pahlawan nasional Indonesia berikut ini.
KISAH CINT A DAAN MOGO T CINTA MOGOT Bagi Daan Mogot, masa muda adalah saatnya berjuang berbeda dengan kebanyakan anak muda dimana usia 17 tahun adalah masa paling indah. Meskipun masih berusia muda, ia telah bergabung dengan tentara perjuangan dan sudah diangkat menjadi Mayor serta Komandan TKR (Tentara Kemanan Rakyat). Namun sayangnya sahabat anehdidunia.com, pada operasi untuk melakukan pelucutan senjata Jepang di Lekong, terjadilah pertempuran yang tidak seimbang. Dalam pertempuran itu ia tertembak di paha kanan dan dada, namun ketika melihat anak buahnya yang memegang senjata mesin mati tertembak, ia segera mengambil alih senapan dan menembaki lawan hingga ia akhirnya dihujani peluru dari berbagai penjuru. Daan Mogot saat itu sudah memiliki
Mata Borneo • November 2015
seorang kekasih yang cantik dan berambut panjang sepinggang. Hadjari Singgih, nama kekasihnya, begitu terpukul dengan kematian Daan Mogot yang saat itu masih berusia 17 tahun.
Dalam acara pemakaman, ia memotong rambutnya untuk dikuburkan bersama di makam Daan Mogot. Dan sejak saat itu, ia tidak pernah lagi memanjangkan rambutnya.
KISAH CINT A CUT NY AK MEUTIA CINTA NYAK Salah satu pejuang wanita Aceh yang sangat tangguh dan gigih dalam bertarung melawan penjajah adalah Cut Nyak Meutia. Kisah cinta Cut Nyak Meuthia dan suami pertamanya, Teuku Cut Muhammad atau Teuku Cik Tunang adalah sebuah kisah cinta dan perjuangan yang begitu hebat dan penuh pengorbanan. Setelah beberapa lama bertempur di garis depan, Teuku Cik Tunong ditangkap oleh Belanda dan dijatuhi hukuman mati. Menjelang hari pelaksanaan hukuman Cut Nyak Meutia mengunjungi sang suami untuk terakhir kalinya dengan membawa bayi mereka. Kedatangan dua orang yang dicintainya membuat Teuku Cut Muhammad tersenyum, begitu juga si bayi yang gembira bertemu dengan ayahnya tanpa ia tahu bahwa hari itu adalah pertemuan terakhirnya dengan sang ayah. Dari dalam jeruji, Teuku Cik Muhammad mengulurkan tangannya yang dengan segera diraih oleh istrinya seakan tak mau melepaskan. Mata mereka basah oleh air mata, dan Teuku Cik Muhammad meminta Cut Nyak Meutia untuk meneruskan perjuangan yang dengan segera disanggupi oleh istrinya. Tapi tidak hanya itu saja, ia meminta istrinya untuk menikah dengan Pang Nanggroe, sahabat dan rekan seperjuangannya agar Cut
Nyak Meutia bisa bersama-sama maju ke medan perang. “Saya berjanji, saya akan mematuhi wasiatmu, demi cintaku padamu, demi sayangku pada putera kita Raja Sabi dan demi keyakinanku akan meneruskan perjuangan melawan Belanda, sepeninggalmu kelak,” jawab Cut Meutia dengan tersedu-sedu. Butuh keteguhan hati yang besar untuk berjuang di medan perang demi kebebasan negara, serta butuh kesabaran yang besar pula untuk mengikhlaskan sang istri agar menikah dengan orang lain.
17
KABAR BENGKAYANG
Bengkayang Nihil Penyuluh KB Bengkayang, Mata Borneo. Badan Pemberdayan Perempuan dan Keluarga Berencana Pemkab Bengkayang berencana merekrut tenaga penyuluh Keluarga Berencana. "Rencananya 2016 kita merekrut tenaga penyuluh KB," beber Magdalena, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bengkayang ditemui diruang kerjanya. Iamelanjutkan, ini hanya sebatas wacana karena masih belum disetujui oleh Bupati Bengkayang dan belum dianggarkan di APBD 2016. Dikatakan Magdalena, 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang masih belum memiliki Penyuluh Keluarga Berencana. Rencananya honor penyuluh KB sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten Bengkayang dan persyaratan pendidikan terakhir minimal strata satu. BPPKB Kabupaten Bengkayang akan meminta bantuan Camat di 17 Kecamatan untuk mengumumkan pendaftaran. Inilah dasar pihaknya berencana untuk merekrut tenaga Penyuluh KB untuk membantu pihaknya dalam hal pelaporan atau
28
administrasi terkait masyarakat yang menggunakan alat kontrasepsi. Apalagi Kabupaten Bengkayang saat ini banyak generasi muda yang menikah dari usia 14 tahun sampai 19 tahun serta pasangan muda namun sudah memiliki anak lebih dari dua. Penyuluh KB juga bertugas untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat di masing-masing kecamatan untuk menggunakan kontrasepsi. Rendahnya pendidikan dan tingkat kesejahteraan menjadi faktor tingginya kasus pernikahan usia muda di sana. Karena faktor sosial budaya, dari dulu orangtuanya juga sudah menikah dini. Ada juga faktor ekonomi, ada orangtuanya memang sengaja terutama anak
perempuan supaya cepat lepas tanggungjawabnya. Kemudian, ada juga karena faktor pendidikan. Mereka hanya sampai SD, SMP kurang. Akhirnya mereka harus sekolah di luar. Nah, sekolah di luar misalnya kos tidak jelas. Akhirnya kadang-kadang perginya sekolah, pulangnya bawa anak,” ujar Magdalena. (yopi cahyono)
Mata Borneo • November 2015
INSPIRASI KEPAHLAWANAN
DAAN MOGOT
CUT NY AK MEUTIA NYAK
KISAH CINT A PIERRE TENDEAN CINTA Seperti yang kita ketahui Pierre Tendean lahir 21 Februari 1939 meninggal 1 Oktober 1965 pada umur 26 tahun adalah seorang perwira militer Indonesia yang menjadi salah satu korban peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965. Ia memang dikenal sebagai sosok pemuda yang tampan. Semasa ia menjadi ajudan Jenderal A.H. Nasution, banyak mahasiswi lebih memilih memperhatikannya daripada sang Jenderal yang memberi kuliah. Bahkan mereka sampai berkata bahwa telinga untuk Pak Nas, tapi mata untuk ajudannya. Meski begitu, ternyata hati seorang Pierre Tendean tertambat pada gadis cantik bernama Rukmini Chaimin. Beberapa lama Pierre menjalin hubungan dengan gadis ini dan saling berkirim surat. Keseriusan ini tercermin nyata dalam surat Pierre kepada sang kakak yang mengatakan bahwa ia sudah bertemu dengan jodohnya. Sahabat anehdidunia.com sebenarnya kedua insan ini sudah merencanakan
KISAH CINT A CUT NY AK DHIEN CINTA NYAK Pahlawan Nasional yang Lahir tahun 1848 di Lampadang, Kesultanan Aceh dan Meninggal 6 November 1908
18
PIERRE TENDEAN
CUT NY AK DHIEN NYAK
pernikahan pada November 1965. Namun sayang, Pierre justru tewas oleh PKI pada 1 Oktober 1965. Rukmini pun hancur hatinya ketika mendengar berita bahwa sang kekasih
ternyata meninggal. Butuh waktu lima tahun baginya untuk bisa melupakan kekasih dan akhirnya menikah dengan pria lain.
berusia 59–60ini sangat tangguh dalam medan perang. P erjuangan Cut Nyak Dhien di garis depan peperangan juga tidak kalah hebat. Dengan gagah berani, ia bersama suami dan pasukannya berjuang tanpa menyerah untuk mengusir penjajah. Cintanya kepada tanah air mampu membuatnya berkorban bahkan perjuangannya tersebut yang juga membuatnya kehilangan suami yang dicintainya. Setelah suami pertamanya meninggal dalam peperangan, ia menikah lagi sebelum kembali berlaga di medan perang. Namun Teuku Umar, suami keduanya juga meninggal dunia tertembak di Meulaboh. Cut Gambang yang merupakan anaknya dengan Teuku Umar menangis sedih. Namun Cut Nyak Dhien tetap tegar dan
menunjukkan keteguhan hatinya. Cut Nyak Dhien menampar anaknya sebelum kemudian memeluknya sambil berkata “Sebagai perempuan Aceh, kita tidak boleh menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid.” Meski sedih, ia tetap bisa bersikap tegar dan melanjutkan perjuangan. Meninggalkan seseorang yang dicintai bukanlah hal yang mudah. Begitu juga ketika merasakan sakitnya ditinggal pergi oleh orang yang begitu dicintai. Namun, demi sebuah kebebasan dan kemerdekaan, mereka rela mengambil risiko tersebut dengan berani. Kita yang ada di era merdeka, beranikah mengambil risiko atau mengorbankan diri demi negara? Hanya anda yang bisa menjawabnya.
Mata Borneo • November 2015
KABAR BENGKAYANG
BARU 90 PERSEN E-PUPNS Bengkayang, Mata Borneo. E-PUPNS adalah kepanjangan dari Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil secara Elektronik. Pendataan ulang Pegawai Negeri Sipil (PNS) nasional merupakan kegiatan pemutakhiran data PNS yang dilakukan secara online dan dilaksanakan sejak bulan Juli dan berakhir pada Desember 2015. "Di Kabupaten Bengkayang melakukan registrasi E-PUPNS sejak 14 September sampai dengan 31 Desember 2015," beber Gerardus, Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Bengkayang ditemui diruang kerjanya. Ia melanjutkan, Untuk proses pemutakhiran data ini setiap PNS memulai dengan melakukan pemeriksaan data yang tersedia dalam database kepegawaian BKN dan selanjutnya PNS, melakukan perbaikan data yang tidak sesuai serta menambahkan/melengkapi data yang belum lengkap/tersedia di database BKN. PUPNS kian menjadi perbincangan akhirakhir ini, karena Badan Kepegawaian Negara membatasi proses registrasi PUPNS hingga 31 Desember 2015. Sistem Pendataan Ulang PNS dilakukan secara Elektronik agar data pegawai di seluruh Indonesia bisa terintegrasi dengan baik dan lebih akurat serta terpercaya. "Adapun sanksi tegas yang dijatuhkan pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang belum melakukan registrasi e-PUPNS ini adalah dipecat atau dipensiunkan dari jabatannya," tegas Gerardus. Ia menjelaskan, dasar hukumnya ialah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun Mata Borneo • November 2015
2015 Tanggal 22 Mei 2015, Tentang Pedoman Pelaksanaan Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil Secara Elektronik Tahun 2015. Dikatakan Gerardus, tujuan PUPNS 2015 Untuk memperoleh data yang akurat, terpercaya, sebagai dasar kebutuhan dalam mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN yang mendukung pengelolaan manajemen ASN yang rasional sebagai sumber daya aparatur negara.Membangun kepedulian dan kepemilikan PNS terhadap data kepegawaiannya. Cakupan Data PUPNS2015 adalah Data Pokok Kepegawaian (Core Data) meliputi nama, tempat, tanggal lahir, dan sebagainya. Untuk Data Riwayat (Historical Data) meliputi Kepangkatan. Pendidikan / Pelatihan (Formal dan Non Formal), Jabatan, Keluarga. Lainnya (alias stakeholder PNS) meliputi Data tentang BPJS Kesehatan, Bapertarum, KPE. "Registrasi sudah 90 persen dari jumlah PNS di Kabupaten Bengkayang yang berjumlah 4600-an. Kendala dalam pengisian data ialah jaringan lelet dan loadingnya lambat," bebernya. Ia berharap PNS yang ada di Kabupaten Bengkayang yang belum melakukan registrasi segera melakukan pendaftaran ulang. Apabila proses registrasi terjadi kendala, Gerardus meminta PNS langsung datang ke BKDD dan menyampaikan kepada administrasi E-PUPNS atas nama Moh. Anang SSI di Bidang Informasi Kepegawaian di lantai Empat Kantor Satu Atap. Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi BKDD Kabupaten Bengkayang, Usman menerangkan, cara melakukan registrasi
ialah Klik tombol Register pada portal PUPNS, kemudian klik tombol Daftar dan lengkapi isian pendaftaran. Cetak Nomor bukti pendaftaran (registrasi). Cek Status Daftar, Cek status persetujuan pendaftaran dari Biro/ Badan Kepegawaian masing-masing instansi dengan klik tombol Cek Status. Login ke sistem PUPNS, Login (klik tombol Masuk) kedalam sistem PUPNS jika pendaftaran sudah disetujui, gunakan nomor registrasi dari sistem dan kata kunci (password) yang telah dibuat pada waktu proses pendaftaran.Cek Data Anda, Centang data yang telah sesuai dan perbaiki data yang belum sesuai, serta lengkapi data riwayat. Klik tombol Simpan untuk menyimpan data. Pastikan data sudah di cek seluruhnya, jika sudah yakin, cetak data dengan tombol Cetak, lalu kirim data secara elektronik untuk proses verifikasi dengan tombol Kirim. Usman menuturkan, alamat Resmi PUPNSBKN 2015 ialah untuk register adalah www.epupns.bkn.go.id sedangkan untuk Login ialah www. epupns.bkn.go.id/login Helpdesk ialah www. epupns.bkn.go.id/faq atau untuk Admin diwww.epupns.bkn.go.id/ admin Usman mengatakan, Proses Registrasi PUPNS Pendataan Ulang PNS yakni akses data online dengan mengunjugi alamat resmi registrasi ulang PNS di epupns.bkn.go.id/ registrasi lalu masuk ke website BKN dan lakukan registrasi PUPNS dengan mengisi 4 kolom isian formulir Registrasi PUPNS Pendataan Ulang PNS yakni NIP pegawai yang akan di registrasi, NAMA, INSTANSI dan EMAIL. (yopi cahyono)
27
INSPIRASI KEPAHLAWANAN
KETURUNAN TIONGHOA Yang Berjasa Bagi Indonesia
Siapakah Indonesia? itulah kata kata yang berkesan dalam yang sering kita lihat di TV di Indonesia. Indonesia adalah negara dengan beragam suku, budaya, etnis dan agama. Namun perbedaan ini tidak menjadi masalah karena kita hidup dalam satu negara yaitu Indonesia. Setiap warga negara memiliki andil terhadap perkembangan negara kita. Meski begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa kita masih membeda-bedakan antara satu dengan lainnya. Pada tahun 90an,
pernah terjadi kisah pilu bagi keturunan etnis Tionghoa. Sejarah kelam ini terjadi karena adanya perbedaan pandangan antara mereka yang menyebut diri sebagai pribumi dengan rakyat keturunan etnis Tionghoa. Padahal, jika kita mau membuka mata, sebenarnya ada banyak orang Tionghoa yang berjasa untuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, bangsa Tiongkok pertama kali menjalin hubungan dengan pribumi lewat perdagangan. Seiring dengan
berjalannya waktu, banyak dari mereka yang menikahi warga pribumi dan mendapatkan keturunan sehingga akhirnya menetap di Tanah Air. Setelah menjadi warga negara Indonesia, tak sedikit dari mereka yang menjelma menjadi seorang tokoh nasional. Banyak di antaranya yang ikut serta mendirikan negara Republik Indonesia, walaupun tak banyak yang mengenalnya. Berikut orang berdarah Tionghoa yang berjasa besar bagi Indonesia.
SOE HOK GIE Siapa tidak kenal dengan nama Soe Hok Gie. Pada masanya, ia adalah sosok yang aktivis mahasiswa yang menggagaskan perubahan. Ia memang tidak memimpin secara langsung, tapi, ide-ide yang ia tuliskan mengonsepkan perubahan yang akhirnya dijadikan aksi nyata. Sampai tahun 1966, dengan aksi nyata dan tulisannya ia mendorong perubahan sosial dan politik di Indonesia. Selama masih menjadi mahasiswa, ia aktif memprotes Soekarno dan PKI. Ia juga merupakan penulis yang produktif dengan berbagai artikel yang diterbitkan di korankoran seperti Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Gie termasuk sosok yang memiliki andil besar dalam pembentukan sistem pemerintahan Orde Baru yang menggantikan Orde Lama. Sejak masih SMP, ia sudah menulis buku catatan harian untuk menumpahkan perasaan dan apa yang ia pikirkan di sana. Semakin besar, ia semakin berani melawan ketidak adilan hingga berdebat dengan guru SMP-nya. Dalam catatannya, ia menulis, “Guru model begituan, yang tidak tahan dikritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa
dan selalu benar. Dan murid bukan kerbau.” Sikapnya kritis semakin tumbuh dan berkembang hingga ia berani mengungkit soal kemiskinan dan kemapanan orang-orang kaya. Soe yang saat itu melihat seorang pengemis makan kulit mangga memberikan uangnya yang hanya 2,50 rupiah pada si pengemis. Ia menulis, “Ya, dua kilometer dari pemakan kulit
mangga, ‘paduka’ kita mungkin lagi tertawatawa, makan-makan dengan istri-istrinya yang cantik-cantik. Aku besertamu orang-orang malang” Soe merasa resah ketika keadaan ekonomi semakin kacau dan rakyat jatuh miskin. Ia berpendapat bahwa ketika rakyat terlalu melarat, maka secara natural rakyat akan bergerak sendiri. Jika hal tersebut terjadi, maka akan terjadi chaos atau kekacauan. Maka lebih baik mahasiswa yang bergerak, dan dari sana lahirlah sang demonstran. Kesehariaanya diisi dengan demonstrasi dan rapat penting. Ia ingin para mahasiswa sadar bahwa mereka adalah the happy selected few yang bisa kuliah. Untuk itu mereka harus menyadari dan melibatkan diri dalam perjuangan bangsa. Sementara itu, ia juga ingin menunjukkan kepada rakyat bahwa mereka bisa mengharapkan perbaikan keadaan dengan menyatukan diri di bawah pimpinan para patriot Universitas. Sayangnya, seorang pemikir muda yang juga inspirasi lahirnya Orde Baru ini harus meninggal sehari sebelum ia berusia 27 tahun setelah pergi mendaki gunung Semeru. Ia meninggal karena menghirup gas beracun di puncak Mahameru dan meninggalkan ideide tentang perubahan lewat karya-karyanya.
TONY WEN
TONY WEN Tony Wen sebenarnya adalah sosok yang begitu gemar berolahraga. Bahkan setelah lulus dari U Ciang University, Singapura dan Liang Nam University, Canton, ia mengajar menjadi seorang guru olahraga di Jakarta. Ia juga ikut organisasi yang berhubungan dengan olahraga serta menjadi seorang pesepakbola nasional yang handal. Namun setelah prokalamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, ia menghilang dari Jakarta dan menetap di Solo. Tony Wen alias Boen Kim To adalah sosok yang berjasa bagi Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan. Pada masa itu,
Indonesia yang baru saja meraih kemerdekaan memiliki kondisi ekonomi yang buruk dan tidak memiliki kas negara yang cukup. Apalagi dengan adanya blokade oleh Belanda dari segala penjuru, pihak Indonesia semakin kesulitan melakukan perdagangan dengan negara lain untuk mengisi kas negara. Di sinilah Tony Wen berperan besar dalam membantu mengisi kas negara. Dengan kurangnya kas negara untuk biaya operasional pemerintahan, maka Menteri Keuangan saat itu, A.A. Maramis menyarankan untuk menjual candu ke luar negeri. Dengan keahlian Tony Wen di Solo yang
Mata Borneo • November 2015
SOE HOK GIE
19
KABAR MELAWI SUASANA ANTREAN DI DEPAN SPBU NANGA PINOH.
Nanga Pinoh, Mata Borneo. Lebih dari sepekan terakhir, BBM sulit didapatkan di SPBU Melawi, selain sering kosong, bila ada pasokan BBM, antrean kendaraan akan sangat panjang hingga keluar SPBU. Kondisi tersebut mulai mempengaruhi harga BBM terutama jenis premium bersubsidi eceran. Ketua Komisi C DPRD Melawi, Malin, Senin, mengaku heran dengan pelayanan SPBU di Kabupaten Melawi. "Aneh kita di Melawi ini BBM susah diperoleh di SPBU. Padahal di kabupaten lain seperti Sintang, Sekadau dan Sanggau lancar-lancar saja. Ini ada apa dengan SPBU di Melawi," katanya. Kondisi ini, ucap Malin, bahkan bukan terjadi kali ini saja. Tapi hampir beberapa bulan sekali terjadi kekurangan stok BBM di sejumlah SPBU. Sementara di pedagang eceran, stok BBM tetap melimpah. "Dengan situasi begini tentu akan semakin menyulitkan masyarakat. Sudahlah kondisi
ekonomi lagi susah, kulat murah. Beli minyak pun hanya bisa dikios yang jauh lebih mahal. Padahal kalau masyarakat bisa membeli di SPBU harganya jauh lebih murah," katanya. Malin meminta adanya perhatian serius dari stakeholder terkait, baik Pertamina sebagai distributor serta pemerintah sebagai pengawas. Karena kurangnya stok BBM ke Melawi berdampak sangat luas, termasuk kenaikan harga BBM eceran di daerah pedalaman. "Dalam kota Pinoh saja dijual Rp10 ribu per liter. Kalau dikampung mau harga berapa? Padahal harga di SPBU hanya Rp7.600 saja," katanya. Menurut Malin, alasan Pertamina mengurangi stok BBM, yang menjadi pertanyaan. Sementara tiga SPBU di Melawi tak mungkin tak mampu membeli BBM dari Pertamina. "Kalau memang sehari disiapkan 10 tangki untuk SPBU Melawi saya rasa mereka siap. Cuma ada apa sampai Melawi kok dikurangi jatahnya. Apa Melawi ini dae-
rah operasi permainan minyak yang luput dari pantauan pengawas sampai antriannya tiap hari menyusahkan masyarakat saja," katanya lagi. Sementara itu, Romsyah, Kades Bukit Raya kecamatan Tanah Pinoh Barat mengungkapkan harga jual bensin eceran di Kota Baru, ibukota kecamatan Tanah Pinoh saja kini sudah dijual Rp 12 ribu perliter. Harga ini akan semakin mahal bila dibawa ke desa-desa yang ada di pedalaman. "Karena dapatnya susah, apalagi di Kota baru sudah tidak ada SPBU. Mereka mengambil langsung dari Nanga Pinoh," katanya. (ant)
ANDA INGIN BERLANGGANAN MAJALAH MATA BORNEO DAN PEMASANGAN PRODUK/ IKLAN DI NANGA PINOH KAMI BANTU SOLUSINYA
DI MAJALAH MATA BORNEO
DENGAN HARGA SUPER MURAH SEGERA HUBUNGI: DARA JUANTI BIRO KABUPATEN MELAWI HP. 0812 5749 8789
26
Mata Borneo • November 2015
INSPIRASI KEPAHLAWANAN pura. Setelah bebas dari tahanan, Tony Wen akhirnya menjadi anggota PNI pada tahu 1952 dan menjadi anggota DPR pada tahun 1954 hingga 1956. Pria yang berjasa besar bagi Indonesia ini meninggal pada 30 Mei 1963 dan jasadnya dimakamkan di Menteng Pulo. Kini namanya diabadikan menjadi nama sebuah jalan di Pangkal Pinang. Sementara itu, tidak banyak dokumentasi mengenai foto beliau.
menyuplai logistik dan senjata untuk pejuang di sana, maka ia dipercaya untuk menjual candu-candu mentah dari pabrik candu di Salemba. Mukarto Notowidagdo ditunjuk sebagai koordinator tim sementara Tony Wen menjadi pelaksana. Ia kemuidan menghubungi temannya di Singapura yang memimiliki jaringan candu, dan operasi itu pun dilaksanakan. Dengan naik perahu, Tony Wen membawa setengah ton candu dari pantai Popoh di Kediri dan melintasi pantai
selatan Jawa ke Selat Lombok untuk menghindari patroli Belanda dalam perjalanannya ke Singapura. Operasi lanjutan ini kemudian dilaksanakan oleh Laksamana John Lie dengan menggunakan pesawat amphibi Catalina. Dengan pesawat ini, Indonesia berhasil melakukan pengiriman sebanyak dua kali dan membawa 4 ton candu ke Singapura. Namun operasi ini akhirnya diketahui oleh Belanda sehingga Tony Wen ditangkap oleh polisi Inggris di Singa-
YAP THIAM HIEN Yap Thiam Hien adalah sosok Tionghoa yang sangat berpengaruh di Indonesia. Di Indonesia, ia minoritas dalam tiga hal, yaitu karena ia beretnis Tionghoa, beragama Kristen, dan merupakan sosok yang jujur. Suatu hal yang pada era hidup membuatnya sering menerima diskriminasi. Namun hal tersebut tidak membuatnya berpaling dari Indonesia, sebaliknya Ia justru bangkit dan berjasa bagi Indonesia sebagai sosok yang berani membela hak asasi manusia. Seorang pahlawan tidak lahir dengan tiba-tiba, ada sebuah proses yang menempa dirinya sehingga mau menempuh jalan yang lebih beresiko sebagai seorang pengacara sekaligus pembela hak asasi manusia. Hal itu pula yang terjadi pada Yap Thiam Hien yang tumbuh besar dalam era penjajahan dan lingkungan perkebunan yang feodalistik. Sejak kecil ia sering menerima diskriminasi yang membuatnya tumbuh menjadi sosok yang membenci segala macam bentuk penindasan dan kesewenang-wenangan. Di usia 9 tahun ibu Yap meninggal dunia, namun kehadiran Sato Nakamura, seorang wanita Jepang yang merupakan simpanan kakeknya memberikan perhatian dan rasa etis yang kuat pada dirinya. Hal ini juga yang berkontribusi akan terbentuknya jiwa keadilan yang kuat pada dirinya. Ia kemudian mengenyam sekolah hukum dan menjadi pengacara untuk membela hak asasi manusia. Ia pula salah satu pendiri YLBHI atau Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indone-
sia. Pada masa pemerintahan Bung Karno, Yap menulis artikel untuk menghimbau presiden agar membebaskan sejumlah tahanan politik. Dengan tidak mengubah namanya sampai akhir hayatnya, ia membuktikan bahwa nasionalisme tidak dapat dikaitkan dengan nama yang disandang seseorang. Hal ini tentu bertentangan dengan himbauan pada era Orde Baru yang mengha- YAP THIAM HIEN ruskan etnis Tionghoa untuk mengganti matian meskipun lawannya adalah orang berkuasa yang bisa menyulitkan hidupnya nama Tionghoa mereka. Yap yang merupakan sosok antikomunis sendiri. Rumahnya bahkan pernah ditembaki dan antikorupsi bahkan sempat ditahan pada gara-gara aktivitasnya ini. Dalam suatu kasus, ia bahkan pernah tahun 1968 karena kegigihannya menentang korupsi di lembaga pemerintahan. Pada membela para pedagang di Pasar Senen yang peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas tempat usahanya tergusur oleh pemilik Januari) tahun 1974, Yap juga tampil membela gedung. Saking geramnya, ia bahkan menyeaktivis mahasiswa yang membuatnya ditahan rang pengacara si pemilik gedung dengan tanpa proses peradilan karena dianggap berkata, “Bagaimana bisa anda membantu menghasut mahasiswa melakukan demons- orang kaya menentang orang miskin?” Sosok trasi besar-besaran. Sosok pria bertubuh kecil yang hingga kini belum tergantikan ini ini ternyata memiliki nyali besar untuk merupakan sumber inspirasi dan sosok membela orang-orang yang tertindas. Segala teladan bagi orang lain. Ia meniggal pada 25 macam kasus yang bersangkutan dengan April 1989 karena pendarahan usus. Dengan HAM, prinsip negara hukum dan keadilan diiringi ribuan pelayat, jenazahnya dimakamakan ditanganinya. Ia tidak pernah memilih- kan di TPU Tanah Kusir, Jakart. Kini nama Yap milih dalam membela seseorang, kaum Thiam Hien diabadikan sebagai nama terpinggirkan dan minoritas akan ia bela mati- penghargaan pembela hak asasi manusia.
JOHN LIE TJENG TJOAN John Lie Tjeng Tjoan kecil adalah sosok yang begitu mencintai dunia maritim. Jadi, meskipun berhasil lulus dari sekolah berbahasa Belanda, ia justru meninggalkan Manado, tempat ia dilahirkan untuk menjadi seorang pelaut dan mengikuti pelatihan militer. Ketika Perang Dunia II berakhir dan Indonesia telah mendapatkan kemerdekaannya, banyak para pelaut yang ingin kembali ke negaranya dan ingin berbakti pada negara dengan memberikan pengetahuan dan pengalaman kelautan mereka. John Lie bergabung dengan Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi sebelum akhirnya diterima di Angkatan Laut RI. Selama beberapa bulan bertugas di Cilacap, ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam Jepang. Atas jasanya ini, ia diangkat menjadi Mayor dan diminta memimpin menembus blokade Belanda
untuk menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya. Ketika baru merdeka, kas negara sangat tipis sehingga diperlukan perdagangan ke luar negeri untuk mengumpulkan dana kas negara. Untuk itu, ia rutin menembus blokade untuk membarter karet atau hasil bumi lain ke Singapura untuk barter dengan senjata. Tentu saja ini bukan perjuangan gampang karena ia harus menghindari patroli Belanda. Untuk operasi ini, ia menggunakan kapal kecil cepat yang bernama the Outlaw. Memang hal ini membuat perjalanannya cepat, tapi juga beresiko mengingat tingginya ombak di lautan. Ia pernah ditangkap perwira Inggris saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, tapi dibebaskan saat di peradilan Singapura karena tidak terbukti melanggar hukum. Saat membawa senjata dari Johor Ke Sumatera, ia juga pernah dihadang pesawat terbang patroli
20
JOHN LIE TJENG TJOAN
Mata Borneo • November 2015
KABAR MELAWI
Nanga Pinoh, Mata Borneo. Agenda DPRD Melawi untuk menggelar rapat bersama PT Rafi Kamajaya Abadi (RKA) pada Rabu, akhirnya gagal. Tanpa alasan yang jelas, perusahaan perkebunan yang beroperasi di wilayah Belimbing dan Nanga Pinoh itu tak menghadiri undangan dewan. Padahal agenda rapat ini terbilang penting, mengklarifikasi berbagai persoalan di perkebunan, dari soal pembagian lahan plasma sampai soal tak dibayarnya pekerjaan kontraktor dan buruh sepanjang tahun ini. Ketua DPRD, Abang Tajudin di depan sejumlah media mengungkapkan DPRD mengundang PT Rafi untuk meminta penjelasan terkait berbagai persoalan yang banyak dikeluhkan oleh sejumlah pihak, termasuk masyarakat desa yang masuk dalam areal garapan perkebunan. "Agenda kita jam 09.00 WIB meminta keterangan dari PT Rafi, tapi sampai jam 11.00 WIB mereka tak juga datang. Sementara persoalan di perusahaan ini semakin banyak saja," terangnya. Tajudin pun mengaku kecewa dengan sikap PT Rafi yang tak menghadiri undangan DPRD. Padahal pertemuan ini dilakukan untuk memperoleh kejelasan terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat ser-
Mata Borneo • November 2015
ta pekerja yang ikut beraktivitas di perkebunan tersebut. "Kita ingin ikut mencari solusi. Dewan ikut proaktif agar tak ada kesan pembiaran. Nanti kalau tak ditindaklanjuti malah menyalahkan dewan. Karena gejolak di PT Rafi juga bisa memunculkan instabilitas keamanan di Melawi yang kini sedang menghadapi Pilkada serentak," katanya. Sementara itu, Ketua Komisi C, Malin mengungkapkan DPRD ingin mengklarifikasi sikap PT Rafi terkait komitmen perusahaan ini terhadap penyelesaian persoalan dengan masyarakat. "Karena dalam beberapa bulan terakhir, bukannya makin berkurang, tapi justru malah bertambah saja persoalan di perusahaan itu. Terutama terkait aktivitas PT Rafi," paparnya. Malin menerangkan, ada kegelisahan masyarakat terkait tindak tanduk PT Rafi, mulai dari soal pembagian lahan plasma, serta kegiatan yang dihentikan sepihak tanpa adanya pembayaran kepada kontraktor dengan alasan audit internal sampai juga masalah kebakaran lahan di wilayah PT Rafi sehingga ikut menyumbangkan asap di Melawi.
"Soal lahan plasma, PT Rafi sudah panen buah, tapi masyarakat gigit jari. Tak jelas bagaimana pembagiannya. Kemudian soal pekerjaan yang belum dibayar, alasan perusahaan sedang audit, tapi sampai kapan auditnya?" katanya. Disisi lain, ungkap Malin, adalah persoalan kontraktor yang beraktivitas di Rafi jumlahnya mencapai lebih dari 280 kontraktor. Beda dengan kontraktor proyek, di perkebunan PT Rafi yang menjadi kontraktor adalah mereka yang memiliki lahan atau menyerahkan lahan. Bukan karena memiliki perusahaan atau modal. "Dulu Rafi itu tak punya karyawan, tak ada buruh. Kontraktor itulah buruh dan karyawan Rafi. Hanya baru dua tiga bulan ini, Rafi rekrut buruh dari luar. Nah kalau sudah begini, masyarakat juga yang gigit jari. Dulu mau serahkan lahan karena tergiur jadi kontraktor. Sekarang setelah pekerjaan dihentikan perusahaan, masyarakat mau kerja apa. Mau noreh, kebun sudah diserahkan ke perusahaan," katanya. (ant)
25
INSPIRASI KEPAHLAWANAN Belanda. Untungnya tidak terjadi insiden karena pesawat tersebut tidak menembaki mereka meskipun sempat menodongkan senjatanya ke arah mereka. Pelayaran penuh resiko ini selalu disiarkan oleh stasiun radio BBC dan kapalnya dijuluki sebagai The Black Speed Boat. Pelayaranpelayaran inilah yang membuatnya melegenda hingga wartawan majalah Life mengabadikan kisahnya dan menjulukinya sebagai
The Great Smuggler with Bible. Selain aktif dalam usaha mengumpulkan dana untuk RI, John Lie juga berjasa pada puncak krisis eksistensi Republik. Ia berjasa dalam operasi-operasi menumpas kelompok separatis Republik Maluku Selatan, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, dan Perjuangan Rakyat Semesta. Karena kesibukannya dalam perjuangan untuk Indonesia, ia akhirnya baru menikah di
usia 45 tahun. Tahun 1967 ia pensiun dari tugasnya dan hari-harinya ia isi dengan dengan berbagai kegiatan sosial. Ia rajin membagikan nasi bungkus kepada fakir miskin dan mengangkat anak karena ia tidak memiliki anak sendiri. Pada 27 Agustus 1988, John Lie Tjeng Tjoan tutup usia. Banyak orang datang melayat pejuang ini mulai dari anak gelandangan hingga Presiden Soeharto.
LIM BAK MENG Nama Lim Bak Meng sebenarnya cukup terkenal pada tahun 40an hingga awal 70an. Pasalnya, pria yang lahir di Kalimantan ini
begitu aktif dalam usaha membela negara Indonesia. Pada masa sebelum era kemerdekaan, Lim Bak Meng aktif dalam partai Persatuan Indonesia Raya yang memperjuangkan kemerdekaan. Ia bahkan juga rajin menyebarkan bahasa Indonesia ke sekolahsekolah Tionghoa di daerah Sungai Pinyuh, Ketapang, Sambas, Mempawah, Sekadau, dan lainnya. Di era revolusi kemerdekaan, ia semakin aktif dalam kegiatan politiknya. Bersama Dr. Soedarso, Thomas Blaise, Hasan Fatah, Ismail hasan dan tokoh lainnya, ia menderikan Badan Pemberontakan Indonesia Kalimantan Barat. Ia bahkan membuka sebuah usaha dengan tujuan untuk membiayai kegiatan dan kongres Partai Dayak. Ia adalah sosok pejuang yang menjunjung pluralisme dan NKRI. Saat penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia di Kalimantan Barat, ia bersama Oevaang Oeray, Korak Guru Saleh, dan M Rifai menurunkan bendera Belanda
dan menggantinya dengan Merah Putih. Salah satu kontribusinya dalam pembebasan irian Barat adalah dengan menjadi anggota Dewan Pleno Front Nasional Pembebasan Irian Barat. Ia juga menjadi sosok pendiri klinik Kharitas Bhakti di Pontianak. Pada tahun 1960-an, Indonesia dengan berani melakukan operasi Ganyang Malaysia. Saat itulah ia menjalani tugas yang sangat penting sekaligus berbahaya. Ia diutus ke Sarawak untuk menjajaki kekuatan Belanda dengan menjadi spionase yang tentu saja bukan pekerjaan mudah. Demi tugas dan kecintaannya pada negara, ia tidak pernah ada di rumah dan meninggalkan keluarganya tanpa ada kabar. Ia hanya pulang sekali namun kemudian menghilang tanpa kabar hingga istrinya harus meminta ubi dan pisang ke tetangga untuk makan sehari-hari. Saat itulah semua orang termasuk keluarganya memahami bahwa cinta Lim Bak Meng kepada negaranya sangatlah besar.
SUSI SUSANTI Di dunia olahraga, masih ada nama lagi yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, yaitu Susi Susanti. Dialah legenda pebulu tangkis Indonesia yang berhasil menggebrak kompetisi tingkat dunia dan bahkan dalam kelas tunggal putri, belum ada sosok yang menggantikannya. Rentetan prestasi yang diraihnya membuat namanya selalu dikenang di olahraga bulu tangkis Indonesia. Mulai dari juara Dutch Open, juara Swedish Open, juara Korea Open, 2 kali juara China Taipei Open, 2 kali juara Denmark Open, 4 kali juara Thailand Open, 3 kali juara Japan Open, 4 kali juara Malaysia Open, 6 kali juara Indonesia Open, Juara Piala Sudirman, 2 kali juara Piala Uber, 4 kali juara All England, juara dunia World Championship, medali perunggu Olimpiade Atlanta, medali emas Olimpiade Barcelona, Herbert Scheele trophy, hingga Hall of Fame dari International Badmintion Federation. Ia juga mendapatkan penghargaan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama. Deretan penghargaan itu tidak hadir begitu saja, tapi buah dari usaha kerasnya dengan rajin berlatih. Jam 7 pagi, Susi dan rekanrekannya sudah bersiap di lapangan kemudian berlatih hingga pukul 11 siang. Selanjutnya latihan sore dimulai dari jam 3 dan berakhir pukul 7 malam. Semua latihan ini dilakukan secara rutin dari Senin sampai Sabtu. Pola makan dijaga dan bergizi tinggi,
21
SUSI SUSANTI tidur juga diatur sehingga tidak bisa ngobrol dengan teman atau nonton TV sampai larut malam. Baginya, disiplin adalah kekuatan, sehingga tidak ada waktu sedikitpun untuk bermain-main jika ingin menjadi seorang juara. Meski begitu, semua dilakukannya dengan semangat dan tanpa mengeluh meskipun remaja lain seusianya pada umumnya akan sibuk bermain-main.
Masa kemenangannya pada Olimpiade 1992 Barcelona adalah kemenangan paling menggetarkan bagi Susi Susanti sekaligus seluruh bangsa Indonesia karena ini akan menjadi kemenangan yang paling prestisus. Final bulutangkis ini adalah kejuaraan antar bangsa yang terbesar dan ia harus berhadapan dengan rival terkuatnya dari Korea, Bang SooHyun. Kedua pemain berjuang keras dan dramatis hingga akhirnya Susi berhasil merebut medali emas dan merupakan medali tertinggi olahraga di dunia. Indonesia menang. Susi akhirnya naik ke atas panggung kehormatan Olimpiade, bendera Merah Putih dikibarkan dengan gagah, dan lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan. Rasa kebangsaan seluruh masyarakat Indonesia tersentuh karena kita seolah diingatkan kembali bahwa kita adalah bangsa yang besar dan bangsa para juara. Sebuah kebanggaan besar yang diterima sebagai bangsa Indonesia yang berhasil membuktikan diri pada seluruh dunia. Nama-nama tersebut hanyalah sebagian kecil orang Tionghoa yang berjasa untuk Indonesia. Kita perlu tahu bahwa seharusnya memang sudah tidak ada lagi alasan untuk mendiskreditkan jasa orang lain entah dari etnis apakah ia atau mendiskriminasi orang dari suku atau ras yang berbeda. Kita juga perlu mengingat bahwa Indonesia juga negara yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, bangsa, ras, budaya dan agama. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh!(net-unik) Mata Borneo • November 2015
KABAR SANGGAU
Anggota DPRD Ancam PT. SIA dan PT. MAS
Sanggau, Mata Borneo. Jembatan Dusun Sengoret Desa Rahayu sepanjang 34 meter dengan lebar 4 meter kondisinya semakin memprihatinkan. Kondisi jembatan yang berlobang dikhawatirkan akan membuat warga yang melintas mengalami kecelakaan. Keprihatinan atas kondisi tersebut disampaikan Anggota DPRD Sanggau, Marsilinus. “Kalau Pemerintah Daerah sudah beberapa kali yang membangun jembatan tersebutm tetapi tetap saja rusak, karena apa, banyak mobil perusahaan sawit yang melebihi tonase jembatan melewati jembatan tersebut, jadi tidak bisa kita menyalahkan pemerintah daerah karena Pemkab sudah beberapa kali memperbaiki jembatan itu,” kata pria yang akrab disapa Kocan itu ditemui di kantornya, Senin (9/10). Marsilinus menuding, bahwa kerusakan jembatan tersebut bukan karena kendaraan masyarakat akan tetapi disebabkan banyaknya kendaraan milik perusahaan PT.SIA dan PT.MAS yang membawa sawit melintasi jembatan tersebut. “Ini faktor kendaraan perusahaan yang membawa sawit termasuk juga alat berat yang melebihi tonase, jadi saya minta mereka juga bertanggungjawab, jangan hanya membebankan persoalan ini kepada Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah itu anggarannya terbatas, banyak Desa yang juga mesti dibangun,” ujarnya. Jika pihak perusahaan tidak mau melakukan perbaikan, politisi PDI Perjuangan itu mengancam akan meminta Bupati mengevaluasi izin HGU ke dua perusahaan tersebut jika mereka enggan membantu perbaikan. “Mereka (perusahaan) itukan punya anggaran, jadi dibantulah perbaikannya, mereka juga yang menggunakan jembatan itu untuk mobilisasi buah sawit mereka, kalau mereka tidak mau membantu, saya minta Bupati untuk mengevaluasi kedua perusahaan itu, “ ancam Marsilinus. Tidak hanya kedua perusahaan tersebut, Marsilinus juga meminta seluruh perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sanggau untuk terlibat dan berpartisipasi membantu pembangunan di Daerah. “Jadi ini tidak hanya berlaku untuk kedua perusahaan itu ya, tetapi untuk seluruh perusahaan yang ada, jangan hanya mencari untung jak di daerah, mereka
24
juga harus mendukung pembangunan di daerah, kalau ada jalan yang rusak, cobalah dibantu, kalau ada jembatan yang rusak,
mesti dibantu jangan dibiarkan, kasian masyarakat yang rata-rata petani harus memikirkan perbaikan jembatan,” katanya. (*)
BPBD Gelar Pelatihan Kajian Kebutuhan Pasca Bencana
WABUP KETIKA MEMBUKA PEMBEKALAN JITU BPBD SANGGAU DITANDAI DENGAN KETOK PALU
Sanggau, Mata Borneo. Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau menggelar pelatihan Kajian Kebutuhan Pasca Bencana (JITU-PB) dalam upaya memberikan pemahaman tentang potensi terjadinya bencana di Indonesia. Acara yang dipusatkan di Gedung Diklat BKD Kabupaten Sanggau itu dibuka Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot. Dalam sambutannya, Yohanes Ontot menyampaikan perlunya memahami apa itu bencana, bagaimana karakteristiknya serta bagaimana prinsip penanggulangan bencana di Indonesia khususnya di Kabupaten
Sanggau. Yohanes Ontot menambahkan, dalam melaksanakan penanggulangan bencana did aerah diperlukan koordinasi dan kerjasama yang terintegrasi dengan berbagai pihak. Masalah yang diakibatkan, lanjut orang nomor dua di Sanggau itu, bencana tidak bisa dipandang hanya pada satu sektor tertentu saja, melainkan seluruh sektor meliputi kesehatan, sosial, pekerjaan umum, perhubungan, energi dan sumber daya mineral, tenaga kerja dan transmigrasi, kehutanan, pertanian, lingkungan hidup, pertahanan, keamanan dan ketertiban yang semuanya mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing terhadap penanggulangan bencana. Untuk itu, menurut Yohanes Ontot, dengan kegiatan ini diharapkan langkah-langkah yang ada dapat sistematis dan terencana sehingga tidak saling tumpang tindih. Yohanes Ontot berpesan kepada peserta agar dapat mengetahui dan memahami serta mengemban tanggung jawab sehingga kedepan akan terwujud “Masyarakat Sanggau yang siaga dan tangguh menghadapi bencana” “. “Laporkan kepada pimpinan apa yang telah didapatkan dan berikan laporan yang tepat terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya, jika ada pimpinan yang tidak mau tahu atau tidak perduli segera lapor, jangan takut karena ini adalah tanggung jawab kita bersama,” pesan Wakil Bupati. Kepala BPBD Kabupaten Sanggau yang juga ketua Panitia pelaksana Pembekalan Kajian Kebutuhan Pasca Bencana Vicky Ludovicus Eka Putra, ST, MT mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dengan diikuti sebanyak 45 peserta yang berasal dari SKPD Kabupaten Sanggau. Adapun nara sumber berasal dari BNPB Pusat serta BPNB Propinsi Kalimantan Barat. (humas) Mata Borneo • November 2015
INSPIRASI KEPAHLAWANAN
Bicara soal kemerdekaan Indonesia, maka ingatan kita tak lepas dari sosok bapak bangsa satu ini. Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902, DR. (HC) Drs. H. Mohammad Hatta atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Bung Hatta" ialah Proklamator Republik Indonesia, Wakil Presiden I RI, Bapak Koperasi Indonesia, Ekonom handal Indonesia, Diplomat, Negarawan, dan sudah tentu beliau merupakan Pahlawan Nasional Indonesia. Gaya hidup rata-rata para pejabat yang ada saat ini, yang identik dengan kehidupan glamour, dandanan mentereng, rumah mewah, mobil mewah, harta dimanamana, sangat jauh bahkan bagai langit dan bumi dengan sosok sederhana Bung Hatta. Maka wajar saja, jika masyarakat pun pada akhirnya sangat merindukan figur-figur pemimpin yang sederhana dan pantas untuk dijadikan teladan seperti Bunga Hatta. Kisah-ki-
22
sah kesederhanaan beliau, tertuang rapi di dalam catatan sejarah Indonesia pada tinta emas yang berkemilau dengan Indah. Dan itu akan selalu menjadi kenangan yang berharga, dimana para anak bangsa Indonesia yang ada saat ini dan ada di masa yang akan datang, dapat menjadikannya suri teladan di dalam menjalankan segala aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara seharihari. Kala itu Bung Hatta baru menikah dengan Ny. Rahmi 3 bulan setelah memproklamasikan kemerdekaan RI bersama rekan seperjuangannya, Bung Karno, yaitu tepatnya pada tanggal 18 November 1945. Beliau sudah berumur 43 tahun ketika itu. Dan apa yang dipersembahkan Bung Hatta sebagai mas kawinnya? Hanya sebuah buku "Alam Pikiran Yunani" yang dikarangnya sendiri semasa dibuang ke Banda Naira di tahun 1930-an.
Pada suatu hari, di tahun 1950 yang lalu, Wakil Presiden I RI, Muhammad Hatta, baru saja pulang ke rumahnya. Begitu beliau menginjakkan kakinya di rumah, ia langsung ditanya oleh istrinya tercinta, Ny. Rahmi Rachim, yaitu soal kebijakan pemotongan nilai mata Oeang Republik Indonesia (ORI) dari 100 rupiah menjadi 1 rupiah. Wajar jika hal itu ditanyakannya, sebab gara-gara itulah akhirnya Ny. Rahmi tidak dapat membeli mesin jahit yang diidamidamkannya selama ini, akibat pengurangan nilai mata uang saat itu. Padahal, ia sudah cukup lama menabung untuk
Mata Borneo • November 2015
IKLAN
membeli mesin jahit yang baru. Akan tetapi, Bung Hatta berkata : "Sunggguhpun saya bisa percaya kepadamu, tetapi rahasia ini tidak patut dibocorkan kepada siapa pun. Biarlah kita rugi sedikit, demi kepentingan seluruh negara. Kita coba menabung lagi, ya?" jawab Bung Hatta. Kisah mesin jahit itu merupakan salah satu contoh saja dari kesederhanaan hidup Sang Proklamator RI, Bung Hatta, beserta keluarganya. Sejak kecil, Bung Hatta sudah dikenal hemat dan suka menabung. Akan tetapi, uang tabungannya itu selalu habis untuk keperluan sehari-hari dan membeli buku, serta membantu orang yang memerlukannya. Yang lebih mengharukan lagi, di tahun yang sama 1950-an, ada sebuah merek sepatu yang bermutu tinggi bernama "Bally". Dan harganya tentulah tidak murah. Bung Hatta ingin sekali membelinya suatu hari nanti. Maka, beliau pun kemudian menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, dan berusaha menyicil menabung sedikit demi sedikit, agar bisa membeli sepatu idaman tersebut jika tabungannya sudah cukup. Namun sayang, saking mepetnya keuangan Bung Hatta, dan tabungan yang dirintisnya perlahan-lahan itu tak pernah mencukupi, karena tabungan itu selalu terambil olehnya untuk keperluan rumah tangga dan membantu kerabat dan handai taulan yang datang kepadanya untuk meminta pertolongan, maka sepasang sepatu Bally idamannya itupun tidak pernah terbeli hingga akhir hayatnya. Tak terbayangkan, bagaimana mungkin seorang yang pernah menjadi orang nomor 2 di negeri ini, tidak mampu Mata Borneo • November 2015
membeli sepasang sepatu bermerk seperti Bally. Padahal, jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu yang termasuk ke dalam jajaran tinggi wakil negara, sebenarnya sangatlah mudah bagi Bung Hatta untuk memperoleh sepatu Bally. Dan itu sangat sangat sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan para pejabat yang ada saat ini tentunya. Yang lebih mengharukan lagi dari kisah ini ialah guntingan iklan sepatu Bally itu masih tersimpan rapi dan akan terus menjadi saksi dari sebuah keinginan sederhana seorang Bung Hatta, hingga beliau wafat pada 14 Maret 1980 di usia 77 tahun. Setelah mengundurkan diri dari jabatan Wapres di tahun 1956, keuangan keluarga Bung Hatta semakin berada dalam kondisi kritis. Uang pensiun yang didapatkannya sangat amatlah kecil. Di dalam buku "Pribadi Manusia Hatta, Seri 1," tertulis, bahwa Ny. Rahmi menceritakan, Bung Hatta pernah marah besar ketika anaknya memberi usul, agar keluarganya menaruh "bokor" sebagai tempat uang sumbangan tamu yang datang berkunjung ke rumah mereka. Lebih lanjut lagi Ny. Rahmi mengenang, Bung Hatta suatu ketika terkejut sekali menerima rekening listrik yang tagihannya besar sekali. "Bagaimana saya bisa membayar dengan uang pensiun saya?" kata Bung Hatta. Kemudian Bung Hatta lantas mengirim surat kepada Gubernur DKI waktu itu, Ali Sadikin, agar memotong uang pensiunnya untuk membayar rekening listrik. Akan tetapi, akhirnya Pemprov DKI kemudian menanggung seluruh biaya listrik dan PAM keluarga Bung Hatta. Dari beberapa kisah-kisah diatas, akan kesederhanaan seorang bapak Proklamator Republik Indonesia, terdapat keistimewaan yang luar biasa dari sosok Bung Hatta. Beliau tidak mau meminta sesuatu untuk kepentingan diri sendiri kepada orang lain. Bung
INSPIRASI KEPAHLAWANAN
Hatta lebih memilih jalan sukar dan lama, yang walaupun pada akhirnya ternyata gagal, karena beliau lebih mendahulukan orang lain daripada kepentingannya sendiri. Keteladanan yang sangat tinggi itu telah beliau tinggalkan untuk generasi penerus bangsa ini, yaitu sikap mendahulukan orang lain, sikap menahan diri dari meminta hibah, santun bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampuan yang ada. Kalau belum mampu, harus berdisiplin dengan tidak berhutang atau bergantung pada orang lain. Bung Hatta ialah pendiri Republik Indonesia, negarawan tulen, dan seorang ekonom yang handal. Namun dibalik itu semua, beliau adalah sosok yang rendah hati. Sifat kesederhanaannya pun akan dikenal dan dikenang sepanjang masa. Hal inilah yang akhirnya menyentuh nurani seorang musisi besar Indonesia, Iwan Fals, yaitu dengan mengabadikan kepribadian Bung Hatta yang mempesona itu di dalam sebuah syair lagu ciptaannya yang berjudul "Bung Hatta". Tuhan terlalu cepat semua Kau panggil satu-satunya yang tersisa Proklamator tercinta Jujur lugu dan bijaksana Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa Rakyat Indonesia Hujan air mata dari pelosok negeri Saat melepas engkau pergi Berjuta kepala tertunduk haru Terlintas nama seorang sahabat Yang tak lepas dari namamu Terbayang baktimu, terbayang jasamu Terbayang jelas, jiwa sederhanamu Bernisan bangga, berkapal doa Dari kami yang merindukan orang Sepertimu...
23