REPRESENTASI BYRONIC HERO DALAM NOVEL MARY SHELLEY FRANKENSTEIN KARYA MARY SHELLEY
TESIS
Oleh BIMA PRANACHITRA 087009003/LNG
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
REPRESENTASI BYRONIC HERO DALAM NOVEL MARY SHELLEY FRANKENSTEIN KARYA MARY SHELLEY
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh BIMA PRANACHITRA 087009003/LNG
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis
:
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: : :
REPRESENTASI BYRONIC HERO DALAM NOVEL MARY SHELLEY FRANKENSTEIN KARYA MARY SHELLEY Bima Pranachitra 087009003 Linguistik
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D.) Ketua
Ketua Program Studi
(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.)
(Dr. Asmyta Surbakti, M.Si.) Anggota
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M. Sc.)
Tanggal lulus: 27 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
Telah diujikan pada Tanggal 27 Juli 2010
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.
Anggota
: 1. Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D. 2. Dr. Asmyta Surbakti, M.Si. 3. Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. 4. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Judul Tesis
REPRESENTASI BYRONIC HERO DALAM NOVEL MARY SHELLEY FRANKENSTEIN KARYA MARY SHELLEY Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun pengutipan yang saya lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penelitian Tesis ini, telah saya cantumkan secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian Tesis ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksisanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, 17 September 2010
Bima Pranachitra
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penokohan Byronic Hero, menemukan representasi permasalahan dalam konteks sosial, politik, budaya masyarakat dalam novel Mary Shelley Frankenstein, menjelaskan bagaimana fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat diungkapkan Mary Shelley (17971851) dalam gambaran cerita novelnya, dan menjelaskan pengaruh Romansa Gotik terhadap perubahan peradaban manusia berdasarkan teori dan pendekatan Postrukturalisme. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif Kualitatif. Data penelitian adalah novel Mary Shelley Frankenstein karya Mary Shelley dan sejumlah buku acuan. Teknik pengumpulan data dikumpulkan dengan teknik baca, simak dan catat yang didasari oleh Filsafat Fenomenologi. Teknik analisis data dilakukan dengan metode Analisis Konten menggunakan teori Dekonstruksi Derrida, Pendekatan Arketaipal, Pendekatan Postruktural, dan Metode Hermeneutika dalam tujuan untuk mengungkapkan makna tersembunyi di balik teks. Berdasarkan hasil analisis penokohan Byronic Hero diperoleh hasil bahwa penokohan Victor Frankenstein, Robert Walton dan Sang Monster dalam novel Mary Shelley Frankenstein karya Mary Shelley menggambarkan penokohan yang banyak terlibat konflik batin dan ketidakstabilan mental. Selain itu, Byronic Hero juga merupakan representasi berbagai permasalahan terutama dalam konteks sosial, politik, dan budaya masyarakat barat abad ke-19 (yang merupakan konstruksi sosial). Mary Shelley berusaha mengungkapkan negativitas konstruksi sosial tersebut melalui alur cerita berisi satir yang disamarkan dalam dialog dan monolog penokohanpenokohan novelnya. Dengan diketahuinya negativitas konstruksi sosial tersebut, maka dapat diketahui bahwa Mary Shelley Frankenstein karya Mary Shelley berusaha mengajak pembacanya untuk melakukan rekonstruksi sosial. Selain itu, dengan menggunakan gambaran teror dan horor sebagai diskursus Romansa Gotik, Shelley berusaha untuk menyadarkan masyarakat sekaligus memberikan edukasi publik yang bersifat emansipatoris bagi kehidupan manusia.
Kata – kata kunci :
Arketaipal, Byronic Hero, dekonstruksi, diskursus, edukasi publik, emansipatoris, konstruksi sosial, postrukturalisme, realitas sosial, rekonstruksi sosial, representasi, Romansa Gotik, satir.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
The aims of this research are to describe the characterization of Byronic Hero, to find the representations concerning the problematics of social, political, and cultural contexts occured in certain communities described in Mary Shelley Frankenstein novel, to explain how Mary Shelley (1797-1851) revealed the occurance of these social facts in her novel, and to explain the Gothic Romance’s influences toward the changes of civilization, based on theories and approaches of Post-sructuralism. The research method used is Qualitative Descriptive. The research data are Mary Shelley Frankenstein novel by Mary Shelley and a number of reference books. The Data Collection Technique was conducted by using document review (reading, observing, and taking notes) based on the Philosophy of Phenomenology. The Data Analysis Technique was conducted with the method of Content Analysis, using the theory of Derrida’s Deconstruction, Archetypal Approach, Post-structural Approach, and Hermeneutics Method to reveal the hidden meaning contained in the text. The results based on the analysis of Byronic Hero characterization, show that the characters of Victor Frankenstein, Robert Walton and The Monster in Mary Shelley Frankenstein novel by Mary Shelley manifest mental instability and excessive inner conflicts. In addition, Byronic Hero is also regarded as the representation of various problematics concerning the social, political, dan cultural contexts for which have had occurred in the social life of 19th-century western societies (known as the social constructions). Mary Shelley was intended to disclose the negativities of these social constructions through plots which contains satirical dialogues and monologues done by the characters of her novel. By understanding these social constructions’ negativities, hence it is known that Mary Shelley Frankenstein by Mary Shelley is trying to inspire her readers in performing a social reconstruction. Moreover, by using a picture of terror and horror as the discourse of Gothic Romance, Shelley was trying to make people aware of their social situation, as well as providing public education, for which is emancipatory concerning the human life. Keywords :
Archetypal, Byronic Hero, deconstruction, discourse, emancipatory, Gothic Romance, public education, post-structuralism, representation, satirical, social construction, social realities, social reconstruction.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Tesis ini berjudul Representasi Byronic Hero dalam Novel Mary Shelley Frankenstein Karya Mary Shelley; yang mana memfokuskan analisis terhadap representasi realitas sosial yang tergambar dalam sebuah karya sastra. Tujuan disusunnya tesis ini adalah untuk melengkapi persyaratan pemerolehan gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik: Konsentrasi Analisis Wacana Kesusastraan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dengan diselesaikannya tesis ini, peneliti berharap dapat memberikan suatu kontribusi ilmu pengetahuan yang berharga dan bermanfaat (novelty), terutama dalam ranah ilmu kesusastraan. Hasil penelitian diharapkan dapat mengilhami pemahaman terhadap karya sastra, terutama Romansa Gotik, yakni sebagai cerminan permasalahan
sosial,
politik,
dan
budaya
yang
terjadi
dalam
kehidupan
bermasyarakat; yang mana pada akhirnya dapat memposisikan karya sastra sebagai sarana luapan ekspresi yang bersifat mendidik sekaligus mengintrospeksi dan memotivasi pembacanya. Akhirnya, penulis menyadari bahwa tesis ini belum dapat dikatakan sempurna, dan juga belum sepenuhnya mampu menjawab keinginan pembaca; melainkan merupakan sebuah langkah awal untuk menumbuhkan minat pengkajian dan pendalaman ilmu kesusastraan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik konstruktif ataupun ilham lainnya dari pembaca demi penyempurnaan pembahasan di lain waktu.
Medan, September 2010
Penulis.
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur dan sembah sujud penulis haturkan kepada Allah S.W.T. atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tak lupa dikumandangkan shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad S.A.W. Perlu diketahui bahwa selama penulisan tesis ini, penulis memperoleh bantuan dan motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin sekali menyampaikan sebentuk ucapan terima kasih setulus hati. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D., yang berperan sebagai Pembimbing I. Selama masa bimbingan, beliau terus memberikan motivasi, arahan, kritik, masukan, serta kesediaan waktu di tengahtengah kesibukannya yang sangat padat, yang mana dirasakan sangat bermanfaat dalam penyelesaian tesis ini. Penulis memperoleh banyak pelajaran berharga dari beliau, antara lain yakni kesabaran dan ketelatenan. Begitu banyak bimbingan yang diberikan oleh beliau, sehingga menumbuhkan semangat dan optimisme penulis untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Rasa terima kasih yang tulus saya haturkan kepada Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M.Si., yang berperan sebagai Pembimbing II. Selama masa bimbingan, beliau selalu menyempatkan diri kapan pun dan di mana pun untuk mendidik penulis dengan ilmu pengetahuan dan referensi yang sangat kekinian. Beliau menanamkan rasa tanggung jawab, harapan, etika, ketekunan, dan ketelitian di dalam diri penulis, yang tentunya telah memperluas pengetahuan dan penguasaan materi yang dimiliki oleh penulis. Dikarenakan sikap beliau yang sangat keibuan dan mengemong, penulis merasa sangat berhutang budi sekaligus merasa teramat senang dan bangga menjadi mahasiswa bimbingannya. Selanjutnya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moral, material, spiritual, maupun ilham selama penyelesaian tesis ini, terutama kepada :
Universitas Sumatera Utara
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H,M.Sc,(CTM), Sp.A(K). selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana. 3. Ibu Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D. dan Bapak Drs. Umar Mono, M.Hum. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Linguistik Universitas Sumatera Utara, yang mana telah memberikan segala kemudahan dalam penyelenggaraan kegiatan akademik. 4. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. dan Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. selaku penguji, yang telah banyak memberikan koreksi berguna. 5. Semua Dosen Program Studi Linguistik dan KWK USU. 6. Kepada seluruh Staf Administrasi Program Studi Linguistik dan Sekolah Pascasarjana USU. 7. Kepada kedua orangtua saya. Liliek Pranachitra dan Rr. Nurhidayati, yang telah membesarkan dan membina etika, moral, mental, dan spiritual saya sebagai bekal menghadapi kehidupan yang didasari oleh tanggung jawab dan reputasi baik. 8. Kepada adik-adik saya tercinta, Ayu Supraba, S.S. dan Rama Yudhistira; juga kepada seluruh sanak saudara. 9. Rekan-rekan mahasiswa/i Sekolah Pascasarjana angkatan 2008/2009. 10. Kepada dr. Nuning Affira, Hanna Pratiwi, dan adik-adik angkat saya: Ita Khairani, S.Pd., M.Hum., dan Dewina Sitanggang, S.S. yang mana telah banyak mendukung, mengingatkan, dan membantu saya selama ini. 11. Kepada tokoh-tokoh yang mengilhami penulis: John Lennon, Lord Gordon Byron, Mary Shelley, Jacques Derrida, Jürgen Habermas, dan Michel Foucault.
Medan, September 2010 Penulis,
Bima Pranachitra, S.S.
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Bima Pranachitra
Tempat, Tanggal Lahir
: Medan, 8 Maret 1985
Jenis Kelamin
: Pria
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan Stasiun PJKA No. 22 Kp. Baru, Medan, Sumatera Utara 20158
Pendidikan Formal
:
1.
TK Rahmat Harapan Medan (Tamat 07 Juni 1991)
2.
SD Yapena 45 Medan (Tamat 14 Juni 1997)
3.
SLTP Negeri 2 Medan (Tamat 20 Juni 2000)
4.
SMA Angkasa Lanud Medan (Tamat 05 Juni 2003)
5.
STBA Harapan Medan (Tamat 17 Desember 2007)
6.
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (Sejak September 2008)
Pendidikan Nonformal
:
1.
Anggota Kehormatan YPPIA (2002)
2.
Sekolah Musik Era Musika (2004)
3.
Sekolah Musik Medan Musik (2006)
Pekerjaan
:
1.
Wiraswasta (1998 - Sekarang)
2.
Wakil Ketua Liliek Pranachitra’s Digital Studio (2008-Sekarang)
3.
Komisaris CV. Izi Bravhira Chitra (2009-2010)
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI Hal. ABSTRAK ...........................................................................................................
i
ABSTRACT ..........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. iv RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi DAFTAR ISI........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR BAGAN............................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii DAFTAR ISTILAH ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................
7
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................
9
1.4.1 Manfaat Teoretis ....................................................................
9
1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................
10
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIK, DAN KONSEP............
11
2.1 Kajian Pustaka...................................................................................
11
2.2 Landasan Teoretis .............................................................................
14
2.2.1 Psikologi Sastra ......................................................................
14
2.2.2 Pendekatan Arketaipal............................................................
15
2.2.3 Metode Hermeneutika ............................................................
17
2.2.4 Teori Dekonstruksi.................................................................
18
2.3 Konsep ..............................................................................................
20
2.3.1 Representasi ...........................................................................
20
2.3.2 Byronic Hero ..........................................................................
22
2.3.3 Postrukturalisme.....................................................................
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
25
3.1 Pendekatan, Rancangan, dan Kerangka Model Penelitian................
25
3.2 Lokasi Penelitian...............................................................................
27
3.3 Data dan Sumber Data ......................................................................
27
3.3.1 Sumber Data Primer ...............................................................
27
3.3.2 Sumber Data Sekunder...........................................................
28
3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................
28
3.5 Teknik Analisis Data.........................................................................
30
3.6 Model Penelitian ...............................................................................
34
Universitas Sumatera Utara
BAB IV GAMBARAN UMUM NOVEL MARY SHELLEY FRANKENSTEIN KARYA MARY SHELLEY DAN KONFLIK BATIN VICTOR FRANK ENST EIN ..................................................................................
37
4.1 Pendahuluan ......................................................................................
37
4.2 Latar Belakang Penulisan Novel.......................................................
39
4.3 Daftar Penokohan..............................................................................
42
4.4 Tema Novel.......................................................................................
47
4.4.1 Keluarga, Masyarakat, dan Pengasingan................................
50
4.4.2 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi...........................................
52
4.4.3 Ambisi dan Kegagalan ...........................................................
53
4.4.4 Prasangka, Ketidakadilan, dan Rasa Dendam........................
55
4.4.5 Politik, Kekuasaan, dan Perbudakan ......................................
57
4.5 Konflik Batin Victor Frankenstein....................................................
59
4.5.1 Byronic Hero dalam Penokohan Victor Frankenstein............
60
BAB V BYRONIC HERO DAN SEJARAH KESUSASTRAAN INGGRIS PERIODE ROMANTISME................................................................
69
5.1 Byronic Hero Sebagai Ciri Khas Lord Byron ...................................
69
5.2 Byronic Hero dalam Karya-Karya Mary Shelley..............................
73
5.3 Periode Romantisme dalam Sejarah Kesusastraan Inggris ...............
76
5.4 Latar Belakang Sosial-Politik Periode Romantisme .........................
78
5.5 Interpretasi Sebagai Ciri Khas dalam Pendekatan Romantik ...........
80
Universitas Sumatera Utara
BAB VI NOVEL MARY SHELLEY FRANKENSTEIN KARYA MARY SHELLEY DAN PERADABAN MANUSIA DALAM SEJARAH EROPA ............. 89 6.1 Peradaban Masyarakat Eropa Semenjak Era Pencerahan (Enlightment)..........................................
90
6.1.1 Era Absolutisme (1500-1650) ................................................
91
6.1.2 Era Pencerahan (1650-1800)..................................................
92
6.1.3 Era Revolusi Industri (1800-1850).........................................
93
6.2 Representasi Sebagai Ciri Postrukturalisme .....................................
95
6.3 Romansa Gotik Sebagai Reaksi Bagi Era Revolusi Industri ............
100
6.4 Byronic Hero dan Dekonstruksi Kehidupan Sosial, Politik, dan Budaya Masyarakat Barat Abad ke-19.......................................
103
6.4.1 Byronic Hero Sebagai Representasi Kesenjangan Kelas Sosial Masyarakat...................................
104
6.4.2 Byronic Hero Sebagai Representasi Diskriminasi Ras Manusia .....................................................
107
6.4.3 Byronic Hero Sebagai Representasi Diskriminasi Jenis Kelamin ...................................................
110
6.4.4 Byronic Hero Sebagai Representasi Ketidakadilan Sosial...............................................................
112
6.5 Dekonstruksi Sebagai Teror..............................................................
115
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
122
7.1 Simpulan ...........................................................................................
122
7.2 Saran..................................................................................................
125
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
127
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL No.
Judul
Halaman
1. Unit-Unit Yang Diteliti dalam Format Deskriptif-Kualitatif ........................... 26
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR BAGAN No.
Judul
Halaman
1. Strategi Analisis Data Deskriptif-Kualitatif.................................................... 33 2. Model Penelitian ............................................................................................. 34
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN No.
Judul
Halaman
1. Foto dan Biografi Pengarang .......................................................................... 130 2. Sinopsis Novel Mary Shelley Frankenstein Karya Mary Shelley................... 134 3. Kulit Sampul Novel Mary Shelley Frankenstein Karya Mary Shelley........... 140 4. Kulit Sampul Buku-Buku Acuan .................................................................... 141
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISTILAH
Absolutisme
: bentuk pemerintahan tanpa undang-undang dasar; bentuk pemerintahan dengan semua kekuasaan terletak di tangan penguasa (raja, kaisar, diktator, dsb).
Algolagnia
: perilaku yang berlawanan antara kegembiraan dan duka; rasa cinta dan rasa benci; kelembutan dan kekasaran yang bercampur menjadi satu.
Ambisius
: berkeinginan keras mencapai sesuatu (harapan dan cita-cita); penuh ambisi.
Antagonis
: tokoh karya sastra yang merupakan penentang dari tokoh utama; tokoh lawan.
Aristokrat
: orang dari golongan bangsawan; ningrat.
Arketaipal
: suatu pembahasan dalam ilmu psikologi yang diperkenalkan oleh C.G. Jung; membahas tentang adanya ketidaksadaran kolektif terhadap ide, pola pikir, pencitraan, dsb, yang bersifat universal dalam diri suatu individu
Augustan
: periode kesusastraan setelah era klasik di Eropa (terjadi pada akhir abad ke-17 di Perancis, dan abad ke-18 di Inggris).
Byronic Hero
: suatu ciri penokohan khas (tokoh setengah antagonis) dalam karya sastra Inggris, yang dipopulerkan oleh Lord Byron.
Dekonstruksi
: suatu pendekatan (terutama dalam karya sastra) yang berfokus kepada pembongkaran dan penundaan makna; diperkenalkan oleh Jacques Derrida.
Demokrasi
: gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Diskriminasi
: pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dsb).
Universitas Sumatera Utara
Diskursif
: berkaitan dengan nalar; disimpulkan secara logis.
Diskursus
: wacana sosial yang didistribusikan ke tengah masyakat; yang mana dapat berisi beragam ideologi; yang pada akhirnya bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat yang menjadi objek dari proses penyebaran wacana tersebut.
Dominasi
: penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah (dalam bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dsb).
Ekspansi Kekuasaan: perluasan daerah kekuasaan suatu negara yang dilakukan dengan cara-cara penjajahan ke negara lainnya. Eksperimen
: percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori, dsb).
Eksploitasi
: pemanfaatan untuk keuntungan sendiri; pengisapan; pemerasan (terhadap tenaga orang lain).
Ekspresif
: pengungkapan maksud dan tujuan seseorang.
Ekstrinsik
: berasal dari luar (sifat manusia, atau nilai suatu peristiwa); bukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sesuatu; tidak termasuk intinya.
Emansipatoris
: bersifat membebaskan dan menyamakan kedudukan terhadap sesuatu hal/permasalahan (emansipasi).
Epistemologi
: cabang ilmu filsafat, terutama dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan.
Fakta Sejarah
: kejadian sejarah
Fakta
: suatu hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Feminisme
: gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria.
Fenomena
: hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti kejadian alam).
Universitas Sumatera Utara
Fobia
: ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya.
Gerakan
: pergerakan, usaha, atau kegiatan dl lapangan sosial (politik dsb).
Gotik
: gaya arsitektur (seni pahat dan seni lukis) pada abad ke-12abad ke-16 di Eropa; jenis Kesusastraan Inggris yang menyertakan elemen misteri seperti hantu, monster, dsb.
Halusinasi
: pengalaman indra tanpa adanya perangsang pada alat indra yang bersangkutan, misalnya mendengar suara tanpa ada sumber suara tsb.
Hegemoni
: pengaruh kepemimpinan, dominasi, kekuasaan suatu negara atas negara (atau negara bagian) lainnya.
Heroisme
: sifat kepahlawanan.
Horor
: sesuatu yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat sangat.
Humanistis
: bersifat kemanusiaan.
Idealisme
: aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami.
Ideologi
: kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; cara berpikir seseorang atau suatu golongan; paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik.
Idiom
: konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya.
Ilmiah
: bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
Industri
: kegiatan memproses atau mengolah menggunakan sarana dan peralatan.
barang
dengan
Universitas Sumatera Utara
Industrialisasi
: usaha menggalakkan pengindustrian.
industri
dalam
suatu
negara;
Intelektual
: cendikiawan.
Intrinsik
: terkandung di dalamnya (tergambar jelas dalam cerita).
Introspeksi
: peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dsb) diri sendiri; mawas diri.
Isu
: masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dsb).
Kapitalisme
: sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yang modalnya (penanaman modalnya, kegiatan industrinya) bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas.
Kasta
: golongan (tingkat atau derajat) manusia (terutama dalam masyarakat beragama Hindu).
Kaum Kelas Bawah : masyarakat miskin; kaum buruh. Kaum Penguasa
: orang yang menguasai; orang yang berkuasa menyelenggarakan sesuatu, memerintah, dsb).
(untuk
Kaum Urban
: orang yang berpindah dari desa ke kota.
Keabstrakan
: sesuatu yang tidak berwujud; tidak berbentuk; mujarad; niskala.
Kegilaan
: sifat (keadaan, perihal) gila; sesuatu yang melampaui batas; ketidakberesan; kericuhan; kekacauan.
Kesenjangan Sosial : ketidakseimbangan dalam kehidupan sosial. Kolonialisme
: paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.
Konflik
: percekcokan; perselisihan; pertentangan.
Konsep
: gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Universitas Sumatera Utara
Konsumerisme
: paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang (mewah) sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dsb.
Kontradiksi
: pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau bertentangan.
Kontribusi
: sumbangan.
Kontrol Sosial
: suatu fungsi sosial politik yang mewajibkan anggota individu ataupun kelompok untuk memenuhi harapan dan mematuhi aturan atau suatu otoritas; termasuk menanamkan nilai-nilai sosial serta hukuman dari penyimpangan yang dilakukan.
Kritik
: kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dsb.
Kultural
: hal yang berhubungan dengan kebudayaan.
Marjinal
: orang atau kelompok yang berada di luar masyarakat mayoritas.
Mekanisasi
: penggantian dan penggunaan tenaga mesin dan sarana-sarana teknik lainnya untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan.
Merkantilisme
: sistem ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa dengan pengaturan seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah, dengan kebijaksanaan yang bertujuan mengumpulkan cadangan emas, memperoleh neraca perdagangan yang baik, mengembangkan pertanian dan industri, dan memegang monopoli atas perdagangan luar negeri
Metafiksi
: sebuah karya sastra (novel atau cerita pendek lainnya) yang menceritakan tentang keadaan dan pengalaman pengarangnya sendiri; kemudian dimanipulasi sebagai tema dari suatu fiksi.
Minoritas
: golongan sosial yang jumlah warganya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan golongan lain dalam suatu masyarakat.
Misterius
: penuh rahasia; sulit diketahui atau dijelaskan (karena tidak jelas tanda-tandanya dsb).
Mistis
: hal gaib yang tidak terjangkau oleh akal manusia yang biasa.
Universitas Sumatera Utara
Monarkisme
: bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh raja atau ratu.
Monster
: makhluk yang berukuran luar biasa (sangat besar); makhluk yang menakutkan, sering diceritakan dalam dunia fiksi.
Moral
: ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan susila.
Multikultural
: keanekaragaman kebudayaan.
Neurosis
: penyakit saraf yang berhubungan dengan fungsinya tanpa ada kerusakan organik pada bagian susunan saraf (seperti histeri, depresi, fobia); psikoneurosis.
Oposisi Biner
: istilah yang diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure; mengacu pada dikotomi di mana masing-masing pasangan (kata, kalimat) yang beroposisi memperlihatkan struktur dominasi terhadap oposisinya.
Patriarki
: suatu sistem sosial yang memposisikan kaum pria sebagai sosok yang mendominasi (terhadap kaum wanita).
Pencerahan
: suatu gerakan intelektual setelah era Absolutisme; yang terjadi pada abad ke-17 di Eropa. Gerakan ini ditandai dengan mulai berkembangnya ilmu pengetahuan dan banyaknya penemuanpenemuan yang bersifat ilmiah (saintifik).
Peradaban
: kemajuan (kecerdasan, kebudayaan); hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa.
Politis
: bersifat politik; bersangkutan dng politik.
Posmoderenisme
: suatu pendekatan yang diperkenalkan oleh Martin Heidegger, kemudian dilanjutkan oleh Thomas Samuel Kuhn dan Jacques Derrida; yakni budaya kontemporer yang ditandai dengan penolakan terhadap kebenaran obyektif dan narasi budaya global. Pendekatan ini ditekankan pada peran bahasa, hubungan kekuasaan, dan motivasi.
Postrukturalisme
: sebuah pendekatan dalam kritik sastra dan filsafat yang dimulai di Perancis pada akhir tahun 1960. Pendekatan ini menolak teori strukturalisme Ferdinand de Saussure. Postrukturalisme
Universitas Sumatera Utara
menganggap bahwa bahasa bukan lah media transparan yang menghubungkan seseorang langsung dengan kebenaran atau realitas, melainkan sebuah struktur atau kode, yang mana bagian makna berasal dari pertentangan antara satu kata dengan kata lainnya. Pendekatan ini diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Jacques Derrida, Roland Barthes, Jacques Lacan, Julia Kristeva, dan Michel Foucault. Praksis
: praktik (bidang kehidupan dan kegiatan praktis manusia).
Primordial
: termasuk dl bentuk atau tingkatan yang paling awal; paling dasar.
Proletariat
: lapisan sosial yang paling rendah; golongan buruh, khususnya golongan buruh industri yang tidak mempunyai alat produksi dan hidup dari menjual tenaga.
Protagonis
: tokoh utama dalam cerita rekaan (karya sastra).
Radikal
: secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip); politik yang amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); maju dalam berpikir atau bertindak.
Rasional
: menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal.
Rasisme
: prasangka berdasarkan keturunan bangsa; perlakuan yang berat sebelah terhadap (suku) bangsa yang berbeda-beda; paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul.
Realitas Sosial
: kenyataan sosial; semua kejadian dan fakta yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Rekonstruksi Sosial : membangun kembali tatanan kehidupan sosial masyarakat dengan keadaan yang lebih humanistis (manusiawi). Representasi
: perbuatan mewakili; keadaan diwakili; apa yang mewakili; perwakilan.
Revolusi Industri
: pemanfaatan teknologi secara besar-besaran dengan pembangunan pabrik-pabrik dan eksploitasi terhadap kaum buruh, yang terjadi di Inggris dan beberapa negara Eropa pada
Universitas Sumatera Utara
abad ke-18. Pada era ini terjadi kesenjangan sosial yang sangat besar sebagai dampak dari munculnya sistem kapitalisme. Revolusi
Robot
: perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial) yang dilakukan dengan kekerasan; perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang. : alat berupa orang-orangan dsb yang dapat bergerak (berbuat seperti manusia) yang dikendalikan oleh mesin.
Romansa Gotik
: suatu transisi aliran Romantisme dengan penyertaan unsur horor dan teror khas Kesusastraan Gotik sebagai diskursusnya, yang mana berisi berbagai satir tentang keadaan sosial, politik, dan budaya masyarakat. Aliran ini dipopulerkan oleh pengarang Romantik gelombang kedua seperti Lord Byron dan Mary Shelley pada abad ke-18 di Eropa.
Romantisme
: suatu gerakan kritik sastra yang dimulai pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 di Eropa; yang mana melibatkan emosi dan ekspresi sebagai sumber pengalaman estetik pengarangnya. Karya sastranya sering menceritakan tentang ‘keliaran’ alam, yakni seperti tentang laut, gunung, badai, dsb.
Satir
: komponen karya sastra yang berisi sindiran kecerobohan, kebodohan, kekejaman manusia, dsb.
Sentimen
: pendapat atau pandangan yang didasarkan pada perasaan yang berlebih-lebihan terhadap sesuatu (bertentangan dengan pertimbangan pikiran); emosi yang berlebihan; iri hati; tidak senang; dendam; reaksi yang tidak menguntungkan.
Simbolis
: sebagai perlambang.
Simpatisan
: orang yang bersimpati (kpd partai politik dsb).
Takhayul
: sesuatu yang hanya ada dalam khayal belaka; kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak sakti.
Teknologi
: metode ilmiah untuk pengetahuan terapan.
mencapai
tujuan
terhadap
praktis;
ilmu
Universitas Sumatera Utara
Teologi
: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Tuhan, dasar kepercayaan kepada Tuhan dan agama, terutama berdasarkan kitab suci).
Teori Sosial Kritis : suatu teori yang menekankan pada upaya pembebasan masyarakat. Dalam pandangan teori ini, ilmuwan diharapkan menyadari posisi dirinya sebagai aktor perubahan sosial dengan cara mengkritisi masyarakat, serta mengajak masyarakat untuk berpemikiran kritis. Teori kritis bersifat emansipatoris dan berusaha membebaskan masyarakat dari struktur yang menindas. Ciri khas teori ini adalah bersifat interdispliner. Teori Sosial Kritis mulai mencapai kejayaannya di tangan cendikiawan seperti Herbert Marcuse, Theodor Adorno, Max Horkheimer, Walter Benjamin, dan Jürgen Habermas (yang tergabung dalam Frankfurt School) pada tahun 1937. Teror
: usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan.
Transisi
: peralihan dari keadaan (tempat, tindakan, dsb) kepada keadaan yang lain.
Vokal
: berani mengemukakan pendapat; berani bersuara (mengkritik dsb.
Zalim
: bengis; tidak menaruh belas kasihan; tidak adil; kejam.
xxii Universitas Sumatera Utara