LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
JURNAL
MASYARAKAT COBO ABAD XX (Suatu Tinjauan Sosial Ekonomi di Kota Tidore Kepulauan)
OLEH
SAHRIA NASER 231409021
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Drs. Joni Apriyanto, M.Hum
Sutrisno Mohamad S.Pd.,M.Pd
NIP : 19680401 199303 1 004
Nip: 19740121 200801 1 006
MASYARAKAT COBO ABAD XX (Suatu Tinjauan Sosial Ekonomi Di Kota Tidore Kepulauan )
OLEH: SAHRIA NASER ,JONI APRIYANTO*, SUTRISNO MOHAMAD**
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK
Sahria Naser. NIM. 231 409 023. Masyarakat Cobo Abad XX (Suatu Tinjaun Sosial Ekonomi di Kota Tidore Kepulauan)” Program Studi Pendidian Sejarah. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Gorontalo.2013. Skripsi di bawah bimbingan Bapak Drs. Joni Apriyanto, M. Hum dan Bapak Sutrisno Mohamad,S.Pd.,M.Pd
Penelitian ini bertujuan: pertama untuk mengetahui perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir di desa Cobo, kedua Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir di Desa Coba. dan Upaya pemerintah dalam meningakatkan kehidupan sosial ekomomi masyarakat pesisir di Desa Cobo Metode yang digunakan adalah metode historis yang menggambarkan peristiwa masa lampau secara sistematis,factual dan akurat berdasarkan data historis. metodologi sejarah dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu antropologi-sosiologi sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Tulisan ini telah berhasil menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: Kehidupan masyarakat desa Cobo pada waktu itu sangat tergantung pada kondisi alam dan lingkungan sekitar dalam menjalankan aktifitas keseharian untuk mencari nafkah sebagai kebutuhan hidup merereka sehari hari. Walaupun Desa Cobo berada di daerah pesisir pantai
namun tidak keselurhan masyarakatnya berprofesi sebagai nelayani. Masyarakat desa Cobo pada abad XX merupakan kelompok masyarakat yang masih terisolir. Masyarakat Cobo mulai berkembang dalam segi ekonomi pada khusunya disaat pemerintah sudah mulai memperbaiki trasportasi darat dan sudah ada upaya dari pemerintah berupa bantuan dan soialisasi atau penyuluhan yang di berikan. Kata Kunci : Masyarakat Pesisir, Cobo, dan Tidore Abad XX Pendahuluan Latar Belakaang,Dewasa ini perkembangan zaman dan perubahan peradaban telah membawa suatu nuansa kehidupan terbaru bagi kehidupan nelayan yang selama ini lebih bersandar pada kekayaan laut secara alamia. Untuk mengantisipasi sifat ketergantungan nelayan dengan alam, maka
pemeraintah berusaha mengembangkan kelautan ke arah
penggunaan sumber daya laut, seperti bagaimana memanfaatkan dasar laut sebagai fungsi wilayah laut nasional. Sebagai salah satu wilayah pesisir yang ada di Indonesia maka masyrakat Tidore khususnya di desa Cobo sangat tergantung pada hasil laut, dimana
untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Akan tetapi untuk mengantisipasi sifat ketergantungan para masyarat pesisir di desa Cobo dengan alam/laut. Maka pada tahun 2000 pemerintah setempat telah berusaha dengan berbagai program-program pembangunan pedesaan. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir di desa Cobo pada saat itu berusaha dengan maksimal agar dapat menghasilkan ikan yang bermuatu dari hasil tangkapan secara moderen, hal ini diharapkan dapat melayani kebutuhan masyarakat. Untuk menjamin dan mengusahakan bagaimana masyarakat pesisir di desa Cobo yang pra sejahtera menjadi sejahtera, maka pemerintah secara terus menerus memberikan pengarahan pada masyarakat pesisir di desa Cobo, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui penyuluhan dan pelatihan.
Pada saat itu penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat pesisir atau nelayan sangat berpengaruh dan dapat meningkatkan kemampuan yang akhirnya akan menambah kualitas dan kuantitas produksi hasil tangkapannya di laut. Dengan penyuluhan dan pelatihan tersebut maka apa yang diinginkam masyarakat pesisir di desa Cobo terpenuhi. Sehingga segala sesuatu yang menjadi kendala akan berkurang. Perhatian pemerintah terhadap masyarakat pesisir telah direalisasikan dan mengalami perkembangan. Berdasarkan permaslahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakatCobopadaabad xx telahmengalamiperkembangansosialekonomi. Adapun rumusan judul penelitian adalah sebagai berikut:”Masyarakat Cobo Abad XX (Suatu Tinjauan Sosial Ekonomi Di Kota Tidore Kepulauan )” Rumusan Masalah,Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah: “ Bagaimana perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir di desa Cobo, bagaimana upaya pemerintah dalam meningakatkan kehidupan sosial ekomomi, danFaktorfaktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir di desa Coba abad XX?. Tujuan Penulisan, Tujuan penulisan ini adalahUntuk mengetahui proses perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir di desa Cobo, danFaktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir didesa Cobopadaabad XX. Tinjauan pustaka a. PengertianMasyarakat Koentjoroningrat, (2009: 116) mengemukakan bahwa: “dalam bahasa inggris dipakai istilah “Society”, yang sebelumnya berasal dari kata latin ”socius”, berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab “syaraka” yang berarti ikut serta,
berpartisipasi, atau “Musyaraka” yang berarti saling bergaul.”. Selanjutnya Abdul Syani (1995:46 ) menjelaskan masyarakat adalah “ wadah hidup bersama dari individu-individu yang terjalin dan terikat dalam hubungan interaksi serta interelasi sosial". Masyrakat dapat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya. b. PerubahanSosial Astrid S. Susanto (dalam Abdul Syani, 1995:103) Perubahan itu adalah “suatu perkembangan. Ia menjelaskan bahwa development atau perkembangan adalah “perubahanaperubahan yang tertuju pada kemajuan keadaan dan hidup masyarakat, kemajuan-kemajuan tersebut
dimaksudkan
untuk
dinikmati
oleh
individu-individu
dalam
masyarakat”.SelanjutnyaRitzer (dalam Piotr Sztompka 2010:5), menungkapkan bahwa “Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antara individu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu tertentu”. c. PengertianEkonomi Herwin Mopangga (2011:3), mendefinisikan ilmu ekonomi secara luas dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari usaha manusia secara individu maupun kolektif dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang tidak terbatas dan dalam menentukan pilihannya dengan menggunakan sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk keperluan sekarang dan masa mendatang kepada berbagai golongan masyarakat. Lebih lanjut Damsar (2009: 11) mengatakan bahwa “ekonomi adalah suatu
usaha dalam pembuatan keputusan dan
pelaksanaanya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya masyarakat yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing”. Atau dengan kata lain, bagaimana masyarakat mengelola sumberdaya yang langkah melalui suatu pembuatan kebijaksanaan dan pelaksanaanya.
Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian Perkembanagan yang terjadi di lingkungan masyarakat pesisir di desa Cobo pada sepuluh tahun terakhir abad ke xx telah membawa suatu nuansa perubahan dalam masyarakat menjadi lebih meningkat baik dari segi sosial maupun segi ekonomi. inilah yang menjadi patokan dalam suatu perkembangan atau perubahan yang terjadi pada masyarakat pesisir atau nelayan, di mana nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal didesa-desa pantai atau pesisir. Ditinjau dari segi sosial sifat gotongroyong atau kerjasama masih sangat nampak, selain itu dari segi ekonomi masyarakat Cobo, mengalami penigkatan pada tahun 1996 – 2000 bila di bandingkan 1990 – 1995. bangunan rumah mereka masih beratapkan rumbiah (anyaman dari daun sagu).pada tahun 1990 – 1995 desa Cobo masih merupakan salah satu desa yang berada di kawasan kecamatan Tidore timu Kota Tidore yang masih terisolir hal inilah yang membuat desa Cobo belum mampu mengimbangi perkembagan sosial ekominya dengan desa lain Masyarakat Cobo selain berprofesi sebagai nelayan ada juga yang berprofesi sebagai petani mereka tidak seluruhnya menggantungkan hidup sebagia nelayan namun dikarenakan masyarakat Cobo merupakan masyarakat yang berdomisili di pesisir maka sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai nelayan. Ditinjau dari transaksi jual beli ikan menunjukan bahwa nelayan di desa Cobo pada umumya melakukan transaksi jual beli langsung pada pedangang yang berada di pasar tempat penjualan ikan (TPI) melalui jalur laut nelayan langsung berlabu ke pelabuhan pasar tempat penampungan ikan (TPI) untuk menjual hasil tangkapan nelayan ke pada para pedagang.
Adapun masalah kemiskinan yang di alami masyarakat pesisir pada saat itu adalah jumlah tanggungan keluarga yang sangat banyak hampir setiap kepala keluarga yang ada di desa Cobo mimiliki anggota keluaga yang cukup banyak setiap kepala keluarga hampir memilaki anak di atas sepuluh hal ini di sebabkan pemahaman orang terdahulu di Tidore bahwa banyak anak banyak rejeki sehingga mengalami kepadatan penduduk tanpa di dukung oleh pendidikan dan ekonomi yang baik. Sesuai dengan temuan penelitian di lapangan terkait upaya pemerintah dalam memajukan kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan pesisir di desa Cobo, bahwa terdapat beberapa upaya yang di lakukan oleh pemerintah dalam menunjang dan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa Cobo diantaranya yakni pemberian peralatan – peratan moderen pada masyarakat pesisir untuk penangkapan ikan yang dimana sebelumnya itu para nelayan masih menggunakan alat – alat yang bersifat tradisional dalam proses penangkapan ikan. Bantuan yang di realisasikan pemerintah untuk masyarakat pesisir desa Cobo antara lain, seperti mesin ketinting, perahu motor bodi tuna dan untuk sebagian kecil masyarakat yang berprofesi sebagai petani juga di berikan bantuan berupa seperti pemberian bibit tanaman hortikultura,(buah dan sayur), bibt taman perkebunan berupa bibit tanaman rempah pala, cengkeh dan pupuk. Setelah memberikan para nelayan pemerinta melakukan palatian menyangkut bagaimana cara – cara untuk menggunakan peralatan tersebut sehingga para nelayan merasakan manfaat dari teknologi tersebut. Sedangkan para petani di adakan penyuluhan pertanian megenai bagaimana cara bercocok tanam yang baik agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Bantuan dari pemerintat kota Tidore kepulauan yang di berikan kepada masyarakat pesisir desa Cobo dalam rangka meningkatkan perkembangan dan kesejateraan kehidupan ekonomi berupa ketinting, bodi tuna dan bantuan lain yang di berikan kepada para petani dapat di lihat dari tabel beriku
Tabel 3 bantuan pemerintah Kota tidore kepulaan tahun 1996 - 2000 No
Jenis bantuan
Jumlah
Tahun
1
Motor bodi tuna
1 unit
1996
2
Perahu ketintig
6 unit
3
Bibit tanaman pala
200 pohon
4
Pupuk phoska
500 Kg
5
Motor bodi tuna
1
6
Perahu ketinting
9 unit
7
Bibit taman Horti kultura 100 bungkus
unit
2000
tomat dan cabai 9
Pupuk phoska
500 kg
Untuk bantuan yang di berikan seperti motor bodi tuna di berikan kepada kelompok nelayan sedangkan bantuan yang lainya di berikan untuk individu. Hal tersebut dilakukan pemerintah dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat pesisir di desa Cobo dalam penangkapan ikan, selain itu pula, untuk mendukung penggunaan alat tersebut, pemerintah mengadakan sosialisasi dan pelatihan terkait dengan penggunaan peralatan tersebut. dengan adanya bantuan ini maka apa yang menjadi harapan dari masyarakat pesisir di desa Cobo dapat terpenuhi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah memainkan peranannya dalam mensejaterakan kehidupan masyaarakat pesisir desa Cobo. Temuan hasil penelitian menunjukan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat pesisir dalam hal ini masyarakat pesisir desa Cobo dijelaskan sebagai berikut: 1. Faktor teknologi
Teknologi merupakan faktor lain yang menyebabkan perkembangan atau perubahan sosial ekonomi masyarakat di desa Cobo pada tahun 1996 – 2000dengan adanya bantun dari pemerintah di sertai dengan bimbingan maka masayarakat sudah memiliki kemampuan dan sudah mulai mempunyai kreaktifitas dan inovasi yang muncul dalam pemikiran masyarakat untuk melakukan hal yang baru contoh misalkan masayarakat dapat menggunakan mesin yang di peroleh dari pasar yang kemudian di pasang pada perahu lokal dan begitu pun dngan alat yang di gunakan nelayan dalam meningkatkan usahanya.dan nelayan mulai terbiasa dengan teknologi moderen mulai berupa bantuan yang di berikan pemerintah seperti, mesin tempel perahu yaitu ketintin, motor laut dengan kekutan mesinnya 40 pm yang rata – rata bermerek Yamaha dengan kekuatan 15 pk. 2. Faktor sumber daya manusia (SDM) Pada tahun 1996
dengan adanya bantun dari pemerintah disertain arahan dan
pembinaan hal tersebut berpengaru pada hasil meningkatnya pendapatan masyarakat. Kami masyarakat pesisir desa Cobotermasuk saya memahi betapa pentingnya pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang handal untuk memajukan desa ini sebab kami tau tidak akan bisa maksimal kalu kami haya megandalkan dari pemerintah\. 3. Faktor perhubungan Desa Cobo pada tahun 1991 – 1995 merupakan salahsatu desa di kota Tidore yang masih terisolir, jarak tempuh dari desa cobo ke pusat kota adalah 32 km aksese jarak yang jauh di sertai kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk di lewati trasportasi darat menjadi salahsatu kendala tersendiri, minimnya sarana trasportasi di tambah keadaan jalan yang belum di aspal dan rusak karena turunnya hujan membuat tidak ada satupun trasportasi darat bisa tembus sampai ke desa Cobo
4. Faktor Motifasi Dengan motivasi ini, kiranya dapat meningkatkan pendapatan dan semangat para masyarakat pesisir di Desa Cobo untuk mencari ikan di tengah laut, selain itu motivasi juga dapat memeberi wawasan kepada masyarakat untuk melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan hasil penangkapan ikan dan kreasi positif bagi pengembangan usahanya. 5. Faktor Globalisasi Faktor globalisasi di pandang sebagai faktor lain yang menyebabkan perkembangan dan perubahan sosial ekonomi masyarakat nelayan desa Cobo pada sepuluh tahun terakhir abad ke XX (dua puluh) dimana pada waktu itu desa Cobo belum banyak memiliki alat kominikasi dan informasi moderen seperti televise, sedangkan alat informasi moderen yang banyak di miliki masyarakat desa Cobo pada waktu itu hanyalah radio namun dengan keterbatasan tersebut televisi dan radio selain sebagai mediah hiburan masyarakat juga dapat memperoleh manfaat dari televisi dan radio sebagai median yang merupakan salah satu sumber untuk memperoleh informasi
tentang berbagai pengetahuan seperti teknik
penagkapan ikan, pegelolan, bercocok tanam yang baik, pegolaan pasca panen hingga sampai pada proses pemasaran sehingga hal tersebut menjadi bahan masukan yang sangat berarti bagi pengembangan usahanya 6. Faktor Pengalaman danPekerjaan Dalam aktivitas nelayan dengan semakin berpengalamannya, nelayan yang makin berpengalaman dalam menangkap ikan bisa meningkatan pendapatan atau keuntungan yang lebih besar lagi, sehingga dapat menambah pendapatan perkapita dalam suatu keluarga tersebut.Faktor yang terjadi dilapangan membuktukan bahwa perkembangan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat pesisir di desa Cobo juga tergantung pada pekerjaan, hal ini
terbukti dimana dalam hasil observasi, dengan adanya beberapa orang yang berprofesi sebagai PNS dan ada sebagian orang yang mulai membat usah kecil-kecilan, seperti pembuatan warung sembako. Sekarang sudah mempunyai usaha yang lebih maju, pada awalnya warung tersebut mempunyai ukuran yang kecil dan sederhana, akan tetapi pada saat ini warung tersebut sudah lebih besar dan bahkan sudah ada toko yang didirikan di sana. 7. Faktor Sosialisasi dan Pergaulan Untuk mendukung proses perkembangan sosial ekonomi masyarakat pesisir di desa Cobo Kota tidore Kepulauan dimana faktor sosialisasi merupakan salah satu faktor yang di pandang sangat berperan penting, dimana pada abad ke XX, dalam sepuluh tahun terahir masyarakat yang berada di pesisir desa Cobo masih sangat terisolir, hal ini berdampak pada perkembangan sosial ekonomi masyarakat pesisir desa Cobo, karena minimnya sarana informasi, komunikasi dan sosialisasi yang mana merupakan aspek penting dalam mendorong perkembangan tersebut. Masyarakat pesisir pada waktu itu masih sangat awam dan belum memiliki cara pandang yang lebih baik, nilai tradisoanal yang masih kental, pengetahuan yang masih sangat terbatas, akan tetapi memiliki solidaritas yang kuat namun kurangnya pengetahuan. Pergaulan dan sosialisasi masyarakat cenderung menempatkan rasa solidaritas mereka itu ke hal-hal yang kurang baik. Hal itu bila di tinjau dari segi negatif, masyarakat pesisir di desa Cobo sering menyelesaikan dan menghadapi sebua masalah tanpa memahami hal tersebut telah melanggar hukum yang ada di Negara Indonesia, contoh seperti mudah dan cepat terprofokasi tanpa ada kompromi apa bila dari warga desa lain melakukan kesalahan dengan warga masyarakat pesisir di desa Cobo, maka hampir semua warga berbondongbondong meyelesaikanya secara fisik, tanpa harus mempertimbangkan secara matang, berpikirlah lebih jerni untuk menyerahkan masalah tersebut ke pihak yang berwajib. Karakteristik yang ada pada masyarakat pesisir di desa Cobo pada saat itu masi awam dan
muda terprofokasi di sebabakan kurangnya sosialisasi dan pergaulau yang lebih luas serta kurangnya sumber daya manusia yang di miliki oleh masyarakat. 8. Faktor Jarak Tempuh Melaut Ada tiga pola penangkapan ikan yang lazim dilakukan oleh nelayan di pesisir desa Cobo. Pertama adalah pola penangkapan lebih dari satu hari. Penangkapan ikan seperti ini merupakan penangkapan ikan lepas pantai.
Jauh dekatnya daerah tangkapan dan besar
kecilnya perahu yang digunakan menentukan lamanya melaut. Kedua adalah pola penangkapan ikan satu hari. Biasanya nelayan di pesisir desa Cobo berangkat melaut sekitar 14.00 mendarat kembali sekitar jam 09.00 hari berikutnya. Ketiga pola penangkapan ikan tengah hari. Penangkapan ikan seperti ini merupakan penangkapan ikan dekat pantai. Umumnya mereka berangkat sekitar jam 03.00 dini hari atau setelah subuh, dan kembali mendarat pagi harinya sekitar jam 09.00. Pada umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam waktu yang lebih lama dan lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan mempunyai lebih banyak kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penangkapan ikan dekat pantai.
Daftar Pustaka Abdul Syani,1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, Bandung: Pustaka Jaya Basrowi,2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: PT. Ghalia Indonesia. Damsar,2009.Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta :Kencana Prenada Media Grup. Edy Purwito P.2007. Dinamika Sosiologi, Surakarta: PT. Widya Duta Grafika. Herwin Mopangga, 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Teori Dan Aplikasi, Bandung: MQS Publishing Jhingan M.L. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta:
Rajawali
Koetjaraningrat2009. Pengantar Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta Piotr Sztompka, 2010. Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: Prenada Media Group. Sartono Kartodirjo 2002. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Soerjono Soekanto,2010. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Umiaro dan Haris Fathoni Makmur,2010. Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat Moderen, Jogjakarta: RICiSoD