BELUM OK
LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS 1. DATA BANGUNAN a. b. c. d. e. d. e.
Nama Proyek Jenis Bangunan Lokasi Bangunan Jumlah lantai Perencana Geoteknik SIPTB No. Perencana Struktur Atas SIPTB No. Penilaian
Evaluasi Load Test Struktur Bawah Struktur Atas Sidang TPKB Tanggal
f.
: : : : : : : :
Residence 8 @ Senopati Dinding Geser & Rangka, R = 5.5 T = 6.53 detik Jl. Senopati, Kebayoran BaruJakarta Selatan 32+47+47 Lantai + 3 basement Prof. Ir. Paulus P Rahardjo, MSCE, PhD 0123/P/G‐A/DPPB/II‐20I‐2012 Ir. Forest Jieprang, MSc. …………………
Pemeriksaan Ke ‐ ……………………………………………… Pemeriksaan Ke ‐ 6 Pemeriksaan Ke ‐ ……………………………………………… :
14 Mei 2014
2. HASIL PEMERIKSAAN Dokumen yang disampaikan adalah dokumen desain baru (sebelumnya sudah disapprove TPKB, tapi bangunan atasnya sudah berbeda), oleh karena itu pemeriksaan dilakukan dari awal. Harap menjawab pertanyaan dan komentar yang tercetak miring (italic) saja. Konstruktor diminta berkonsultasi dengan TPKB, sebelum Sidang TPKB tanggal 2 April 2014. 1. Penyelidikan Tanah: PT Testana Indoteknika dan PT GEC. Harap sampaikan dua buah laporan tersebut. Sudah disampaikan. Apakah pengujian yang dilakukan Testana hanya 1 borehole saja? Harap dilengkapi kalau masih ada data lain. Konfirmasi dari Konstruktor, Testana Indoteknika 1 (satu) Borehole, GEC 2 (dua) Boreholes. 2. Site Class: …..?? Harap disampaikan kembali. Sudah disampaikan. Menggunakan tanah lunak. Namun dalam desain report digunakan hasil SRSS (berimpit dengan SNI 2002 untuk Tanah Sedang, IWS 2008). Sidang TPKB memutuskan OK/Tidak OK. Konstruktor menjawab bahwa SSRS sedang direview ulang. Hasil review harap dilaporkan ke TPKB. Dijelaskan oleh Konstruktor bahwa Response Spektra yang dihasilkan (dengan PBA = 0.2g) sedikit di atas RS Tanah Sedang SNI 2002 untuk PBA = 0.15 g. Untuk PBA 0.2g, response spketra ini berimpit dengan SNI 2002 ubtuk Tanah Sedang. Penjelasan ini dapat/tidak dapat diterima TPKB. Konstruktor menjelaskan bahwa RS yang digunakan didasarkan atas PGA 0.2g. Bila diplot di atas RS SNI 1726 2002, untuk Wilayah DKI Jakarta (dengan PGA 0.15g), maka RS yang di dapat terletak sedikit di atas RS Tanah Sedang. Nilai Spektra pada T = 6.5 detik C ~ 0.1 g. Base shear Coefficient ini dapat/tidak dapat disetujui TPKB. (Bersambung ke halaman berikut)
3.
Dokumen yang disampaikan tidak mencakup ringkasan system struktur atas, sehingga kelayakan beban fondasi tidak bisa diperiksa. Konstruktor diminta menyampaikan laporan (excec summary sudah cukup) analisis system struktur atas, untuk keperluan assessment beban fondasi. Yang disampaikan baru mencakup analisis geoteknik raft dan galian basement (bangunan bawah tanah). Harap juga diejalaskan apakah basement dan podium (10 lantai) disambung pada lantai lantai di bawah permukaan tanah? Harap dijelaskan, jumlah lantai yang disebutkan 32 dan 47 lantai, dimaksudkan jumlah lantai di atas ground level, atau jumlah lantai di atas podium?? Penjelasan ringkas ekeskutif sudah disampaikan, bangunan disambung dan dihitung sekaligus. Dalam pemodelan basement disebutkan, system basement ditahan secara lateral oleh pegas yang didapatkan dari Bowles. Harap menyampaikan penjelasan lebih rinci untuk pemodelan basement ini, antara lain: a. Beban gempa lateral hanya ditahan oleh pegas dinding? Tidak ada friction di dasar dan/atau di samping dinding? Pegas rotational diabaikan, dan tidak ada pegas vertical. Konstruktor menyampaikann argumentasi karena basementnya dalam (3 basement) maka kedua pegas ini diabaikan terhadap mekanisme rocking motion of basement saat gempa. Asumsi ini masih perlu diverifikasi, karena luas basement cukup besar, dan harus ditunjukkan secara quantitative apakah memang hanya ada translastional seismic motion saja. Pegas lateral ditetapkan dari Rujukan Bowles, ks = As + Bs Zn; yang pada dasarnya dirumuskan berdasarkan allowable displacements pada allowable lateral stress. Perhitungan qall yang digunakan Konstruktor (bearing capacity equation?) mungkin tidak tepat, sebab berlaku untuk footing, bukan dinding. Dan tidak disebutkan berapa deformasil allowable atau SF yang digunakan. Kalau menggunakan SF = 2.5 dan deformasi 25 mm, maka besaran ks yang didapat akan menjadi tidak konservatif. Harap diklarikfikasi. Jawaban konstruktor atas pertanyaan ini, hanya mencakup pemeriksaan besarnya gaya geser akibat gempa struktur atas (dikalikan f1 dan f2) dan gaya gempa (hanya dari massa basement saja? Belum ada beban lateral tekanan tanah?) pada basement. Harap diklarifikasikan apakah beban lateral tekanan tanah sudah disertakan? Dan apakah sudah ditinjau terhadap beban 100 % X + 30 % Y? dan dampak rocking motion sudah disertakan? Konstruktor sudah menyampaikan penjelasan, di mana nilai kh ditetapkan dari PMT. Nilai kh ~ 0.1 NSPT (dalam kg/cm3). Atas penjelasan ini, Konstruktor diminta berkonsultasi dengan TPKB sebelum Siang TPKB yang akan datang, dan Konstruktor diminta membawa perbandingan antara load deformation curve dari konstanta pegas yang digunakan, dengan load deformation curve yang didapatkan dari rujukan lain, misalnya dari p‐y wall (dengan p multiplier yang sesuai), atau yang lain. Konstruktor merevisi analisis, spring passive diabaikan. Hasil analisis dilaporkan tidak mengakibatkan perubahan detail reinforcement maupun tebal struktur basement. HARAP MENYAMPAIKAN LAPORAN LENGKAPNYA, beserta jawaban asumsi geser pada dasar basement yang ditanyakan pada Butir a dalam komentar D‐Wall (halaman 4 Pertanyaan ini). Vertical spring sudah disertakan, dan dilaporkan kv = beban vertical dibagi displacement. Harap dikonfirmasi, beban vs displacement didapatkan dari analisis settlement (elastic, consolidation? Atau hanya elastis saja)? Sudah dikonfirmasi, kv termasuk pengaruh settlement konsolidasi. OK. TPKB meminta agar analisis seluruh basement terhadap beban gempa (halaman 11) dilakukan juga tanpa menyertakan pegas lateral (passive resistance) pada dinding basement, seperti halnya yang dilakukan pada waktu pemeriksaan shear stress pada dasar raft. Sudah dilakukan. Laporan lengkap ditunggu. Lihat di atas. (bersambung ke halaman berikut)
Harap sampaikan detail besaran pegas dinding yang digunakan dalam analisis, termasuk rujukan yang digunakan. Lihat Komentar di Butir a. Dari Jawaban Konstruktor yang disampaikan, pegas lateral pada dinding sekarang diabakan. Dalam laporan perhitungan terakhir, konstruktor memasukkan kembali pegas lateral. Harap mengikuti yang semula, dan lihat Butir 3.a. Sudah dikoreksi. Lihat di atas. Laporan lengkap ditunggu. c. Banyak perhitungan detail fondasi yang tidak terlampir, baik dalam laporan ringkasan eksekutif maupun laporan desain fondasi. Sudah disampiakn. Harap dibuatkan summarynya, berapa beban base shear dan overturning moment akibat gempa rencana (kuat) dari masing‐masing tower (ada 3 tower). Besarnya overturning moment akibat gempa kuat sudah disampaikan, namun beban momen tersebut belum diperhitungkan pengaruhnya pada tapak basemen, harap dilengkapi. Overturning Moment sudah disertakan. Untuk detail analisis seuruh box basement, lihat Butir 3.a. Sudah dikoreksi. Laporan lengkap ditunggu. Tekanan tanah lateral akibat seismic soil lateral pressusre (Ostadan, dengan amax = 0.3 g) sudah disampaikan. OK Lihat catatan di Butir a, harap dikonfirmasi ulang, apakah beban ini sudah disertakan dalam beban lateral lantai basement dalam Jawaban untuk Butir a? Sudah disertakan, lihat Butir 3.a. Basement dijepit di lantai paling bawah? Lalu berapa besar jumlah beban lateral pada perletakan jepit ini? Apakah bisa ditahan tanah di bawah basement? Apakah tahanan lateral dinding juga diperhitungkan dengan dikombinasikan dengan tahanan di dasar basement? Harap jelaskan. Sudah dijawab, tahanan lateral dinding basement diabaikan, namum pengaruh momen guling belum disertakan dalam analisis tekanan di dasar basement (kontak surface basement dengan tanah dinyatakan sebagai jepit, tidak realistis, karena bidang ini tidak bisa menahan tegangan tarik yang mungkintimbul akibat moment guling total, dan bila hal ini terjadi, luas bidang kontak untuk menahan geser menjadi lebih kecil, sehingga translational resistance juga turun. Overturning Moment sudah disertakan. Untuk detail analisis seuruh box basement, lihat Butir 3.a. Laporan hasil ETABS untuk system basement terhadap beban gempa tidak terlihat, yang ada hanya laporan analisis untuk dindingnya saja. Harap mdilengkapi. Barangkali ada misscommunication di sini. Yang diminta adalah laporan analisis keseluruhan basement BOX (bukan hanya wallnya saja) terhadap kombinasi beban gempa kuat, di mana BOX disangga di bawahnya oleh pegas geser dan pegas vertical (untuk beban overturning moment dan beban vertical). Lampiran copy Hal 4, dan Halaman 57&58 tidak mencakup jawaban atas pertanyaan ini. Harap dilengkapi. Sudah disertakan, lihat Butir 3.a. (bersambung ke halaman berikut) b.
Gambar system D‐wall juga tidak ada. Gambar D‐wall sudah ada, namun tidak ada detail dari Laporan desain D‐wall, selain yang dijawab untuk Butir 6. Yang belum ada: a. Penjelasan apakah D‐wall akan lepas atau menyatu dengan struktur dinding basement sacara structural. Kalau pisah, bagaimana dampak gempa fondasi basement dan d‐wall ini satu terhadap yang lain? Tidak ada penjelasan khusus untuk menjawab pertanyaan ini, tapi dari laporan yang disampaikan, kelihatannya, dinding D‐Wall dihitung terpisah dari struktur basement. Hatrap dikonfirmasi. Konstruktor menjawab bahwa dinding D‐wall disatukan dengan struktur basement. Oleh karena itu, dalam perhitungan lengkap basement box, keberadaan dinding D‐wall ini harus disertakan, berikut dengan beban‐beban yang akan ditimbulkannya. Gambar Sketsa Hal 4 di Lampiran tidak menunjukkan adanya D‐wall dalam model box basement. Konstruktor sudah melaporkan analisis system basement box terhadap beban gempa, dengan menyertakan dinding D‐wall sebagai eleman penahan. Dalam hal ini friction di bawah raft menjadi tidak efektif, dan penahan lateral selain D‐wall adalah pegas horizontal di sisi passive. Lihat catatan di Butir 3a. Pertanyaan di atas tidak ada kelengkapan jawabannya. Lihat Pertanyaan pertama di 3a (di Halaman 2 Pertanyaan ini). Laporan lengkap ditunggu. b. Sama sekali tidak ada hitungan penulangan basement. Ada laporan kualitatif, tidak ada laporan quantitative. Harap dilengkapi. Jawaban Konstruktor, sudah dijawab dalam Jawaban Pertanyaan ke 2. Kalau memang demikian, harap dilampirkan kembali, dan kalau ada koreksi akibat analisis tambahan yang dimintakan di atas, harap dilaporkan juga. Lihat Butir 3.a, setelah metode analisis disetujui, tulangan harus dicek ulang. Lihat Butir 3a. Laporan ditunggu. c. Belum terlihat bagaimana D‐wall ini di desain terhadap gempa, kalau dipisah atau kalau digabung. Sudah dilaporkan, tapi detailnaya belum lengkap, lihat Butir a dan b di atas. Lihat catatan Butir a dan b di atas, Jawaban yang disampaikan belum lengkap. Sudah ditanyakan kembali di atas. Konstruktor menambahkan kedalaman D‐wall, demi cut off tekanan air. Harap sampaikan Gambar Cetak Biru baru. Konstruktor sudah menyampaikan Gambar Cetak Biru di mana panjang D‐wall sudah ditambahkan. Panjang tambahan dibuat dari bentonite wall, berarti bahwa gaya shear dan bending moment yang timbul pada system D‐wall di elavasi ‐17.50 m (sambungan antara bagian beton bertulang dengan bentonite wallnya) sangat kecil dan bisa diabaikan. Harap ditunjukan dengan hasil perhitungan bahwa asumsi ini benar. Apakah model PLAXIS beda dengan FREW, sehingga ada perbedaan gaya lintang yang amat besar di elvasi ‐14 m? Untuk klarifikasi, harap menyampaikan data tanah yang digunakan dalam PLAXIS dan FREW secara detail dan lengkap saat konsultasi dengan TPKB. (Bersambung ke halaman berikut)
4.
Konstruktor menjelaskan bahwa analisis dengan FREW dilakukan IFP Desain. Konstruktor menyampaikan bahwa data yang digunakan persis sama. Tidak ada penjelasan mengenai moment dan shear di ‐17.5 m, dan tidak ada penjelasan mengenai perbedaan hasil PLAXIS dan FREW. Konstruktor diminta menyampaikan kesimpulan akhir tetang perbedaan tersebut. Laporan ditunggu. Sistem fondasi yang digunakan adalah raft. Untuk keperluan evaluasi, Konstruktor diminta secara jelas dan sistematik menyampaikan data beban sebagai berikut: a. Luas tapak pembebanan masing masing Tower dan beban total DL + LL b. Luas tapak dan pembebanan Podium dan beban total DL+ LL c. Luas tapak pembebanan area basement, dan beban total DL + LL d. Serupa dengan a, b, dan c; tetapi untuk beban gempa dan uplift. Untuk raft, harus dilakukan analisis settlement elastic (immediate), konsolidasi dan creep. Karena dimensi raft cukup besar, maka semua analisis settlement harus dilakukan dengan menggunakan total load (bukan net yang telah dikurangi berat galian tanah), dan boleh menggunakan rebound compression index (atau Young’s Modulus) dalam analisisnya. Dari uraian Konstruktor, contact pressure dari basement ke tanah adalah sekitar 340 kPa, kedalaman galian berkisar 9 – 12 m, sehingga net additional pressure cukup tinggi (sekitar 160 kPa?). Tidak terlihat analisis pemeriksaan tekanan tanah pada dasar raft akibat gempa (kuat dan desain). Analisis Settlement dilakukan dengan PLAXIS HS Model dan Mohr Coulomb. Lihat komentar di Butir 5. Konstruktor melaporkan analisis (baru) tentang desain dari raft foundation. Laporan sagat terbatas, harap dilengkapi dengan keterangan yang jelas tentang: 1. Beban vertical total (gravitasi) pada raft, bukan beban netto (telah dikurangi berat galian). Jawaban pertanyaan ini diuraikan dalam jawaban Butir 3. 2. Luas dasar fondasi rakit. Sudah dijawab, luas total rakit 10461 m2. Dengan jawaban dari Butir 3, contact pressure rata‐rata yang terjadi besarnya 26 ton/m2. Pada Tower 1 dan , intensitas beban yang diperhitungkan adalah 36 ton/m2, sedangkan untuk Tower 2, sekitar 50 ton/m2. Apakah tidak ada yang keliru, mengingat bangunannya justru ada 2 yang 47 lantai, dan hanya satu yang 32 lantai? Dan intensitas beban per lantai rata‐rata hanya 1.1 ton/m2 apakah tidak terlalu rendah? Berat botton raft sudah diperhitungkan? Konstruktor sudah menjawab pertanyaan ini. Hal ini akan diklarifikasikan pada saat Konsultasi dengan TPKB yang akan datang. Konstruktor diminta membawa seluruh gambar, data beban struktur atas, luas galian, kedalaman galian, data tanah yang digunakan dalam analisis settlement dan lain lain, pada saat konsultasi, agar masalah ini bisa dituntaskan. Dari penjelasan Konstruktor, Tower 1: Beban Total 85,187 ton, luas 2,350 m2, average pressure = 36.25 t/m2; Tower 2: Beban Total 59,828 ton, luas 1207 m2, average pressure = 49.57 t/m2; dan Tower 3: Beban total 78,075 ton, luas 2161 m2, average pressure = 36.13 t/m2. Jadi Tower 1 dan 3 adalah yang 32 lantai, dan yang Tower 2 47 lantai. Ijin yang dimintakan 2 yang 47 lantai, 1 yang 34 lantai? Harap dikoreksi. Berat bangunan (incl LL) = 284,500 ton. Kedalaman basement (mengabaikan berat dan tebal raft 3.5 m), adalah 9.05 m, berat galian = 10,460 x 1.7 x 9.05 = 160,900 ton, jadi masih ada net pressure sebesar 11.8 ton/m2 yang harus diperhitungkan untuk settlement analysis. Kalau berat raft belum diperhitungkan dalam beban 284,500 ton, maka kontak pressure ini akan bertambah 1.4 s/d 2.5 ton/m2. (bersambung ke halaman berikut)
3.
4.
Lihat Butir 4. Tekanan lateral dari tanah dalam dua arah (X dan Y) dinding basement, dan kalau tidak balance, harap dikeluarkan rinciannya. Jawaban yang disampaikan dalam laporan tidak menjawab pertanyaan. Yang ditanyakan adalah, berapa tekanan tanah lateral total (static dan gempa) dalam arah X pada seluruh panjang dinding basement ini (ada 2 sisi yang proyeksinya dalam arah X, dan luas masing masing arah yang berlawanan belum tentu sama, karena bentuk basement yang kurang teratur). Idem ditto untuk arah Y. Konstruktor menjawab, terhadap beban static, bisa dianggap mirip hidrostatis, sehingga proyeksinya akan balanced, sedangakan akibat gempa sduah diperhitungkan di atas. Harap mebawa gambar aristektur dan sipil untuk denah basement, dan harap dipelajari apakah betul Konstruktor menganggap tekannyanya hidrostatis (normal terhadap dinding?) lalu balanced? Untuk kondisi gempa lihat Butir 3 di atas. Sudah dibawa pada saat Konsultasi. OK. Data parameter tanah yang digunakan untuk analisis settlement, antgara lain: ‐ Menggunakan adat pressuremeter, Eoed dari pressuremeter ditetapkan sebesar 9,500 s/d 18,000 kPa (excluding lensa keras setebal 1 meter, dengan Eoed sebesar 185,500 s/d 709,200 kPa). Konstruktor menggunakan Cr untuk menetapkan Eoed dari test konsolidasi, dengan dalih bahwa tanahnya OC. Lihat Point 1 di atas, dengan adanya tambahan beban dari towers yang ada, masih harus ditunukkan secara nyata apakah tanah memang masih tetap OC saat menerima beban ini. Harap dilengkapi. Konstruktor sudahmenjawab pertanyaan ini. Data yang disampaikan menunjukkan bahwa pada kedalaman – 30 s/d ‐35 m, OCRnya berkisar antara 3.5 s/d 4.5. Data uji oedometer (lihat Jawaban Konstruktor di Hal 8) memberikan OCR < 2. Konstruktor memilih penggunaan data pressuremeter, dengan argumentasi, hasil uji oedometer terlalu konservatif, dan bahkan ada yang under consolidated. Hal ini tidak/dapat disetujui TPKB. Untuk keperluan evaluasi settlement pada saat Konsultasi dengan TPKB, Konstruktor diminta mebawa hasil perhitungan nilai Cr (recompression index oedometer test) = pref x 2.3 (1+eo) dibagi Eoed dari semua hasil PMT yang dilaporkan. Sudah disampaikan. Ada kekeliruan penjelasan tertulis dari TPKB. Pengukuran PMT dalam kondisi tanah OCR, seharusnya memberikan Eur, bukan Eoed, sehingga Eoed seharusnya sekitar 1/3 Eur. Kalau nilai E dari PMT dimasukkan sebagai Eoed dalam PLAXIS, maka Eur akan dihitung sekitar 3 x Eoed, sehingga settlement yang diperkirakan akan terlalu kecil. Sebagai gambaran kasar, tapak bangunan ini 10,500 m2 (Lebar kira‐kira 100 m), contact pressure = 284,500 ton / 10,500m2 = 27 ton/m2 , existing overburden rata‐rata pada dasar galian = 15.4 ton/m2; beban tambahan 11.8 ton/m2 atau sekitar 75 % dari existing overburden pressure di dasar galian. Karena fondasi ini di atas raf dan tidak ada data pendukung dari oedometer test, maka TPKB menminta agar Konstruktor melakukan analisis raft settlmenet dengan data yang cukup konservatif, sehingga bilamana terjadi “exaggregated settlements”, secara structural tidak terjadi kegagalan fondasi raft, ataupun struktur di atasnya. ‐ Konstruktor mengklarifkasi bahwa nilai cv yang digunakan adalah 1.2 – 5.5 x 10‐3 cm2/det dari data pemboran BH‐1. Maksudnya ini data uji lab dari contoh dari BH 1? Lalu disebutkan bahwa dari uji lab BTW 1 s/d 3, cv = 1‐3 x 10 ‐4 cm2/det. Yang mana yang digunakan dalam analisis? Konstruktor menjawab menggunakan 1.2 – 5.5 x 10‐3 cm2/det; nilai yang lebih tinggi. Harap diperiksa dengan rumus empiric untuk data typical lempung yang dijumpai di proyek ini. (bersambung ke halaman berikut)
‐
‐
‐
5.
Sudah disampaikan. Harap dilakukan sensitivity analysis, bila cv berada dalam cakupan data oedometer cv = 1‐3 x 10 ‐4 cm2/det, bagaimana dampaknya terhadap raft? Jawaban pertanyaan di atas belum terlihat dalam Laporan yang disampaikan. Harap dilengkapi. Disebutkan mv = 1/7.6 NSPT. Harap menyampaikan rujukannya. Jawaban Konstruktor, rumus Schmertmann, 1970. Dalam hal ini mv dinyatakan dalam satuan apa? Sudah dijelaskan: mv = 1/7.6 NSPT [ cm2/kg]. OK. Argumentasi konstruktor tentang OCR yang tinggi: didasarkan atas pertimbangan bahwa sample tidak mungkin underconsolidated, oleh karena itu, hasil test laboratorium tidak digunakan; oleh karena itu sepenuhnya hanya didasarkan atas hasil PMT saja. Penjelasan ini tidak dapat/dapat diterima TPKB. Lihat hasil evaluasi di atas tentang OCR dan preconsolidation pressure. Sudah dibahas di atas. Dalam laporannya, Konstruktor menyatakan bahwa nilai Es’ untuk PLAXIS drained analysis (MC) tidak beda jauh dengan yang didapat dari pressuremeter test. Lihat komentar di atas, dan harap melakukan koreksi bila diperlukan. Dari jawaban yang disampaikan dalam Butir 5c, Konstruktor menggunakan Cr (bukan Cc) untuk menghitungkan Es’. Ini terkait asumsi bahwa tanah senantiasa OC pada semua kondisi pembebanan. Lihat catatan di atas. Sudah dibahas di atas.
Karena konstruktor menggunakan data pressumeter untuk analisis settlementnya, penjelasan tentang penggunaan data pressumeter test untuk analisis settlement harus disampaikan dengan lengkap dan rinci, termasuk semua rujukan (sumber, author dan data publikasinya), minimal termasuk: a. Penetapan parameter deformasi yang digunakan dalam analisis (PLAXIS), seperti E50, Eoed, Eur, Poisson’s ration, shear strength parameters. Harus misalnya ditunjukkan data dari pressumeter p vst time, semua factor koreksi dari undrained ke drained (holdingnya hanya sebentar ‘kan?), dari isotropic ke anisotropic, dan semua koreksi terkait strain level yang terjadi saat pengujian vs kenyataaan di analisis, dlsb. Konstruktor menjelaskan menggunakan data pressuremeter: Eoed = Em/.. Harap melaporkan berapa besarnya nilai Eoed yang didapatkan dari data ini, dan harap dibandingkan dengan nilai * = Cc/[2.3(1+eo)] dari hasil uji konsloidasi kalau ada (terutama untuk lapisan di bawah lensa yang mempunyai NSPT sekitar 20‐30). Penjelasan lain tentang Eur, E50, , c’ dan ’ tidak ada. Harap dilengkapi. Lihat catatan TPKB di Butir 4, tentang Eoed dll. Sudah dibahas di atas. (bersambung ke halaman berikut)
b.
Dalam PLAXIS HS model, permeabilitas harus di input dengan keseteraan cv (consolidation coefficient, kalau datanya tidak ada dari edometer test, harus ditetapkan secara konservatif).
6.
Dalam Gambar 1, Konstruktor menyampaikan hasil perhitungan permeabilitas dari data cv. Harap dijelaskan dari mana data cv setinggi 8‐12 x 10‐4 cm2/sec diperoleh, karena hamper semua data lab yang dilaporkan memberikan cv sekitar 1‐3 x 10‐4 cm2/sec; lalu berapa masing masing nilai mv (atau Eoed) yang digunakan untuk mendapatkan permeabilitas? Lihat catatan TPKB di Butir 4, tentang cv dll. Sudah dibahas di atas. c. Selain model HS yang digunakan dalam PLAXIS, Konstruktor diminta mengestimasi total settlement dengan Mohr‐Coulomb model (untuk shear strength) dan menggunakan Es’ (LONG TERM SECANT MODULUS), drained condition, sudah dikoreksi terhadap strain yang akan terjadi (mungkin perlu beberapa iterasi). Penggunaan Es’ harus setara dengan nilai Cc (compression index dalam oedometer test) yang cukup conservative (kecuali bila ada data dari uji oedometer s/d kedalaman 1.5 s/d 2 kali lebar basement). Konstruktor sudah menyampaikan bahwa Mohr Coulomb Drained analysis sudah dilakukan, dengan menggunakan Es’ dari data Cc. Tapi yang disampaikan hanya hasil akhirnya saja. Harap melengkapi data Es’ yang dihasilkan dan Cc yang digunakan. Sudah disampaikan. Dari perhitungan yang disampaikan, Konstruktor mengasumsi bahwa tanah senantiasa OC. Lihat Butir 4 di atas. Sudah dibahas di atas. d. Konstruktor dibolehkan melakukan analisis dengan delayed pour strip, untuk menguruangi dampak differential settlement (terutama yang elastic/immediate), tapi harus diimbangi dengan analisis dewatering yang memadai bila pengercoran akhir dilakukan setelah struktur atas selesai. Konstruktor akan menggunakan dewatering selama beban vertical belum bisa mengatasi uplift. Ujung bawah D‐wall di ‐17.6 m, kalau rujukan 0.0 m tidak jauh berbeda dengan muka tanah saat pemboran, ujung D‐wall persis berada pada lapisan lensa pembawa air. Jarak dasar galian ke lapisan air ini hanya 4 m. Harap ditunjukkan dengan gambar lengkap potongan D‐wall dan pelapisan tanah dari hasil borehole log, bahwa pemompaan sama sekali tidak mengambil air tanah, selain air hujan yang ada di dalam galian, dan bahwa yang digunakan hanya sump pits, bukan pumping wells. Harap juga ditunjukkan bahwa lapisan setebal 4 m di bawah basement mampu menahan tekanan air pori dari lapisan pembawa air di bawahnya. Lihat Butir3. Konstruktor sudah menambahkan kedalaman D‐wall. Harap lengkapi dengan Gambar Cetak Biru. Lihat Catatan tentang panjang D‐wall di Butir 3. Pekerjaan galian akan dilakukan dengan D‐wall system. a. Harap dijelaskan dengan memberikan gambar system D‐Wall (gambar cetak biru belum ada) dan juga menunjukkan pelapisan tanah di sekitar galian, agar dapat terlihat apakah system D‐wall akan mengisolasi pemompaan sump pit di dalam galian dari turunnya muka air di luar galian. Lihat pertanyaan 5d. Sudah dijawab. Lihat Butir 5d. (bersambung ke halaman berikut)
b.
c.
Semua data tanah yang digunakan untuk analisis D‐wall harus dikorelasikan dengan data CU Triaxial. Kalau data yang ada (laporan testnya belum terlihat dalam berkas yang disampaikan) tidak memadai, sebaiknya segera dilakukan pengujian tambahan untuk menghemat waktu proses di TPKB. Konstruktor sudah menyampaikan ringkasan hasil uji test CU Triaxial. Nilai ’ yang digunakan semua dari NC effective stress range, padahal untuk galian, seharusnya nilai ’ agak lebih kecil. Harap dikoreksi. Harap juga dijelaskan dari mana c’ yang ada di Tabel 4 didapatkan, karena nilai tersebut jauh lebih tinggi dari yang didapatkan dari test (Gambar 7). Konstruktor menjelaskan bahwa nilai nilai c’ dan ’ dari test CU Triaxial “tidak digunakan”. Dalam penjelasannya, Konstruktor menyatakan mengambil ’ berdasarkan rumus empiric (fungsi PI, rumus …?), dan c’ “ditetapkan”sesuai asumsi. Karena bangunan ini mempunyai 3 lantai basement, maka data c’ dan ’ untuk galian harus ditetapkan dari pengujian CU Triaxial dengan confining stress sesuai dengan stress range galian. Konstruktor memberikan penjelasan tambahan. TPKB tetap meminta agar dlakukan CU Triaxial test yang sesuai dengan tegangan dalam desain. Konstruktor menjelaskan dengan menyampaikan data dari Proyek Senopati District 8. Harap pada saat konsultasi membawa data Senopati District 8 dan proyek ini, dengan jelas menunjukkan lokasi (denah yang secara jelas menunjukkan jarak horizontal kedua data ini), data index porperties tanah yang dibandingkan, dalam format yang sudah diringkas. Data CU Triaxial poryek District 8 juga harus dibawa lengkap untuk dikonsultasikan. Sudah dijawab Konstruktor. Lokasi data pendukung sekitar 74 m dari site. Data pendukung cukup mirip dengan data yang ada di lokasi. OK. Semua korelasi data yang ada dengan data yang digunakan dalam PLAXIS harus dijabarkan dengan lengkap. Laporan PLAXIS harus lengkap mulai dari tahap awal sebelum dilakukan penggalian (bila digunakan HS atau HIS models), diikuti dengan semua tahap sampai semua strut/anchor dipasang. Lihat Butir 6b. di atas, selajutnya harap juga dijelaskan parameter PLAXIS yang lain yang digunakan dalam HS model (E50 ref, , Eur dll) yang dipakai untuk analisis galian dan retaining structure ini. Hasil analisis tidak cukup dengan menyampaikan SF saja, harus dilengkapi deformasi, bending moment dan shear D‐Wall, anchor force, anchor deformation dll. Konstruktor menjelaskan bahwa HS model hanya digunakan untuk analisis settlement. Untuk galian (retaining structure digunakan MC model). Harap melengkapi asumsi parameter MC yang digunakan (yang ada adalah Eoed, dll utk HS model). Sudah disampaikan. Lihat catatan mengenai c’ dan ’ (harus didapatkan dari CU Triaxial test dengan confining stress yang sesuai). Untuk E’, diambil paling rendah 1.00 kg/cm2 (sama dengan yang dipakai dari PMT pada kedalaman – 30 s/d ‐35 m, padahal galian akan berada pada kedalaman yang jauh lebih dangkal, sehingga confining stressnnya pasti lebih rendah, dank arena terjadi penggalian (unloading), nilai E’ (long term) pasti akan berkurang lagi. Harap dikoreksi. ??? Kalau tanahnya OC, lalu NSPT/PMT diukur in situ pada tanah OC tersebut, apakah Eur masih akan 3 x E yang didapat dari rumua empiric NSPT/PMT tersebut? Sudah dibahas di atas. (bersambung ke halaman berikut)
d.
Hasil analisis PLAXIS tetap harus dikonfirmasikan dengan salah satu limit equilibrium analysis yang menggunakan long term drained soil parameters.
7.
Hasil analisis dengan limit equilibrium sudah disampaikan, tapi yang digunakan hanya slope stability analysis, tidak ada perhitungan gaya anchor, bending moment di D‐wall, shear dll. Sebaiknya digunakan software lain yang biasa digunakan untuk analisis turap. Konstruktor melaporkan limit equibrium analysis dengan FREW OASYS. Namun yang disampaikan hanya output akhir saja. Harap menyampaikan laporan detail parameter tanah yang digunakan dalam FREW OASYS. Data parameter tanah yang digunakan dalam FREW OASYS sudah disampaikan. Lihat komentar/koreksi di atas, bilamana ada koreksi atas c’, ’ dan Es’, maka seluruh laporan perhitungan dan asumsi harus dilaporkan kembali. Sama dengan komentar utk PLAXIS, ini semua tergantung dari asumsi c’, ’ dan Es’, masalah ini pending konsultasi TPKB yang akan datang. Sudah di bahas di atas. Sistem dewatering, lihat Butir 6a di atas.
8.
Karena galian cukup dalam, konstruktor harus mengusulkan system monitoring keamanan galian, dan juag system monitoring settlements (paling tidak sampai proyek selesai, dilengkapi dengan evaluasi verifikasi estimasi settlement, sebagai pengganti load test).
Konstruktor sudah menyampakan rencana monitoring dengan inclinometer, piezometer, settlement marks. Pemeriksa, Ir. F.X. Toha, MSCE, MSEM, Ph.D