LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS STRUKTUR ATAS KE VII 1.
DATA BANGUNAN a. b. c. d. e.
Nama Proyek Jenis Bangunan Lokasi Bangunan Jumlah Lantai Perencana Struktur SIPTB No f. Penilaian Struktur atas g. Tanggal
2.
: KIA Soho Apartment : Beton Bertulang : Jl. RS Fatmawati 36 Cilandak Jakarta Selatan : 16 Lantai+1semi basemen+1 Basemen : Donny Moris, ST : 0566/P/K-A/DPPB/III-2012 : : Pemeriksaan ke 7 : 04 Februari 2015
HASIL PEMERIKSAAN Jenis Evaluasi
Ket.
Dari hasil rapat TPKB tanggal 19 November 2014 diputuskan bahwa Proyek KIA Soho Apartment harus menggunakan Peraturan SNI 1726-2012 untuk perencanaan struktur tahan gempa dan SNI 2847-2013 untuk perencanaan struktur beton, berhubung jawaban pertanyaan TPKB tanggal 04 Desember 2013 baru dijawab awal bulan November 2014. Sejak bulan Juni 2014, perencanaan struktur di DKI harus memenuhi SNI tersebut diatas. Dengan demikian perhitungan struktur harus dihitung ulang dari awal dengan menggunakan SNI tersebut diatas. Meskipun demikian, jawaban terakhir tetap diperiksa seperti dibawah ini. I.
Analisis Beban Gempa:
1) Check kombinasi beban gempa dengan memasukkan beban gempa vertikal OK sebesar 0,2 SDS sesuai dengan Pasal 7.4.2.2 dan 7.4.2.3 SNI 1726-2012. Tabelkan kombinasi beban seluruhnya termasuk kombinasi dengan beban gempa. 2) Check untuk tiap lantai (ditabelkan) pembesaran momen torsi tak terduga OK tiap lantai sesuai dengan Pasal 7.8.4.3 3) Check untuk tiap lantai (ditabelkan), ketidak beraturan horizontal 1a dan 1b Belum OK dan ditabelkan. Perhitungan deformasi harus termasuk factor torsi bawaan (lihat butir dan torsi tak terduga. Untuk struktur KDS D (Jakarta) bila terdapat ketidak iv) beraturan horizontal 1a atau 1b, joint harus dinaikkan kekuatannya 25% (x1,25), mohon kekuatan joint di check kembali a) Ketidak beraturan horizontal 1a dan 1b dihitung berdasarkan
simpangan antar lantai bukan deformasi total, maka perhitungan harus diulang (ditabelkan setiap lantai) - OK b) Jelaskan bagaimana perhitungan torsi tak terduga - OK
i.
Torsi Tak Terduga per lantai harus dihitung untuk lantai kaku sebagai diafragma sesuai dengan ketentuan SNI 1726-2012 Pasal 7.8.4.2 - OK
ii.
Tabel Pembesaran Torsi Tak Terduga harus dihitung sesuai dengan Pasal 7.8.4.3 - OK
iii.
Tabel perhitungan Ketidakberaturan Torsi 1a atau 1b per lantai akibat TORSI BAWAAN DAN TORSI TAK TERDUGA harus memuat perhitungan sbb: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
IV.
iv.
4)
Simpangan Lateral maximum (maximum drift – max)-OK Simpangan Lateral minimum (minimum drift – min)-OK Simpangan antar lantai maximum (Maximum inter story drift- max)-OK Simpangan antar lantai minimum (Minimum inter story drift- min)-OK Simpangan antar lantai rata-rata ( average, rata-rata butir 3) dan 4))-OK Check ketidak beraturan Torsi 1 a dan 1b -OK
Berhubung terdapat ketidak beraturan Torsi 1a dan 1b untuk setiap lantai baik arah X maupun arah Y maka seluruh joint balok kolom harus dinaikkan kekuatannya 1,25 kali (check stress ratio joint ≤ 1/1,25 =0,80) sesuai dengan ketentuan SNI 1726-2012 sbb:
Berhubung Torsi Tak Terduga belum dihitung maka pertanyaan nomor 4) dan 5) dibawah ini harus di ulang dan di check kembali - OK Check untuk tiap lantai (ditabelkan), ketidak beraturan vertikal 5a dan 5b dan OK ditabelkan Untuk Jakarta struktur dengan ketidak beraturan 5b dilarang digunakan dan harus didesain ulang pada kolom yang bersangkutan. Check ulang sesuai dengan pertanyaan 3(i) sd 3(iv)
5)
Check untuk tiap lantai (ditabelkan) pengaruh P-delta sesuai dengan pasal OK 7.8.7 SNI 1726-2012 Check ulang sesuai dengan pertanyaan 3(i) sd 3(iv)
6)
Check factor kuat lebih untuk Basement dengan prosedur dua tahap (dimana OK taraf penjepitan struktur atas pada basement lantai atas) sesuai dengan Pasal 7.2.3.2 SNI 1726-2012. f= (R/)atas/(R/)bawah≥ 1,5 atau f = 7/4= 1,75 II.
Denah Struktur
Pada denah lantai 5 Gambar Struktur as 1, tidak ada Gambar Shear Wall dan OK as 2 tidak ada gambar Kolom (shearwall dan kolom discontinue), sedangkan pada gambar denah ETABS terdapat shearwall dan kolom menerus, mohon penjelasan. Pada gambar arsitektur lantai 5 juga terdapat shearwall dan kolom menerus. Kami mohon klarifikasi dalam hal ini III. Analisis Beban Gempa: 1) Penjelasan tentang penggunaan balok T atau balok persegi untuk pemodelan OK balok lantai. Bila stiffness modifier = 35% maka balok harus menggunakan balok T 2) Kombinasi Ragam Getar harus menggunakan modal mass participating ratio > OK 90 % baik untuk gempa arah X maupun arah Y bukan Rz 3) Check modal mass participation ratio pada arah sumbu utama dengan OK memutar sumbu utama sebelumnya dengan sudut dimana tan = Vby/Vbx Vbx dan Vby dihitung dari analisis sumbu utama X dan Y sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa Ragam Lateral X dan Y dominan (bukan torsional). Mohon disampaikan dalam Laporan modal mass participation ratio dalam arah SUMBU UTAMA (ARAH SUDUT diatas) dari mode 1 sd mode ke n > 90%. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa Ragam Lateral X dan Y dominan (bukan torsional) terutama untuk 2 mode pertama. 4) Perhitungan deformasi layan belum ada OK 5) Perhitungan deformasi ultimate belum ada
OK
6) Perhitungan rangka struktur harus memikul Gaya Geser minimal 25% Vb belum OK ada (sebagai syarat dual system) 7) Pada Gambar denah as 10 terdapat dilatasi. Dilatasi minimum harus mengikuti OK persyaratan SNI 03-1726-2002 Pasal 8.2.3 minimal 0,025 kali ketinggian taraf tsb diukur dari taraf penjepitan. Detail Gambar dilatasi harus dilampirkan IV. 1)
Detail penulangan: Sambungan lewatan tulangan longitudinal kolom harus dilakukan di tengah OK kolom sesuai dengan SNI 2847-2002 Pasal 23.4.3.2
2)
Kekangan pada Kolom harus memenuhi Pasal 23.4.4.3 SNI 2847-2002 dengan OK spasi pengikat silang maksimum 350 mm (lihat Gambar 42 SNI 2847-2002)
3)
Check apakah Shearwall membutuhkan: OK a. Boundary Element dan perhitungan boundary element harus disertakan b. Bila dibutuhkan Boundary Element maka detail Boundary Element harus disertakan Gambarnya.
4)
Desain strong column weak beam di check dengan menggunakan tulangan OK terpasang ( untuk SRPMK ∑Mn,kolom ≥ 1,2 ∑Mn,balok), contoh perhitungan dilampirkan terutama dilantai dasar.
5)
Check perhitungan kekuatan join balok kolom dengan tulangan balok OK terpasang terutama untuk join dengan stress ratio mendekati 1(satu).
6)
Detail Sambungan Balok dan Kolom (joint) harus disertakan dalam Gambar baik Joint external maupun internal
OK
Jawaban harus disertai Gambar Perencanaan pada proyek ini (boleh di ambil beberapa contoh saja terutama pada lantai dasar) baik untuk joint internal maupun eksternal bukan hanya teori saja. 7)
Check perhitungan sengkang dan kekangan pada balok akibat sendi plastis OK yang terjadi pada balok di muka kolom ( M pr balok)
8)
Check perhitungan sengkang pada kolom dibagian tengah (diluar daerah OK potensial sendi plastis kolom) dengan luas total penampang sengkang tertutup persegi minimum sesuai dengan Pasal 23.4.4.1 (b) Persamaan 123 dan 124 SNI 2847-2002
9)
Kuat lentur shear wall (Mn) dengan tulangan terpasang harus dibuktikan lebih OK kecil dari kuat geser dengan tulangan terpasang (Vn), sehingga terjadi keruntuhan akibat lentur yang daktail bukan keruntuhan geser. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan Mn/Mu < Vn/Vu
10)
Check pemutusan tulangan shear wall vertical minimal sepanjang lw (lebar OK shear wall) atau Mu/4Vu (pilih terbesar) dan dilengkapi dengan Gambar skematis pemutusan tulangan vertical shearwall (core wall) harus dilengkapi dalam laporan. Maksud pertanyaan ini untuk daerah sendi plastis pada shear wall struktur atas bukan untuk basement sesuai dengan persyaratan Pasal 23.6.6.2 (b) dan Pasal 23.6.6.3 SNI 2847-2002, dimana didaerah sendi plastis shear wall tidak boleh ada pemutusan tulangan Perhitungan daerah sendi plastis untuk proyek ini harus disertakan sesuai dengan ketentuan diatas. Gambar perencanaan disertai lokasi pemutusan tulangan pada shear wall harus disertakan, bukan hanya teori saja V.
Basement
Perhitungan basement agar dilampirkan sbb: OK 1) Tekanan pasif tanah akibat gempa dengan rumus Farhan Ostadan (belum dijawab) bila perhitungan konservatif menggunakan tekanan tanah pasif, bila perhitungan rasional menggunakan tanah aktif. Tekanan tanah akibat gempa hanya bekerja pada salah satu sisi Distribusi tekanan aktif akibat gempa agar digambarkan denga ketentuan lantai basement paling atas menerima tekanan terbesar dan kebawah mengecil. Distribusi tekanan tanah aktif pada perhitungan dalam laporan terbalik distribusinya 2) Tekanan aktif tanah (bekerja pada perimeter basement) (OK) 3) Tekanan aktif hidrostatis (bekerja pada perimeter basement) (OK) 4) Tekanan uplift (bekerja pada perimeter basement dan dasar basement) (OK) Mohon penjelasan apakah seluruh tekanan tanah ini sudah diperhitungkan dalam perhitungan beserta gaya inersia pada lantai diafragma basement sebesar 0,1 A 0I Wt (OK)
VI. 1)
Fundasi Perhitungan pile cap dan tied beams harus disertakan. Perhitungan tied beam dengan mempertimbangkan masalah differential settlement antar fundasi tiang. Safe hanya menghitung tulangan pelat dasar akibat differential settlement, bila terdapat Tied Beam harus dihitung tersendiri, mohon klarifikasi nya Tied beam harus di modelkan bersama pelat lantai tidak boleh diasumsikan 10% dari gaya pada kolom (penjelasan teori ini mohon dijelaskan dari mana) Jakarta, 04 Februari 2015 Pemeriksa TPKB
OK