LEMBAR PENGESAHAN
JURNAL IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC
OLEH Ira Ekawati Hasrat 441 407 027
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Astin Lukum, M.Si NIP. 19630327 198803 2 002
Dr. Lukman A.R Laliyo, M.Pd, MM NIP. 19691124 199403 1 001
Mengetahui: Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr. Akram La Kilo, M.Si NIP. 19770411 200312 1 001
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC Ira Ekawati Hasrat1, Astin Lukum2, Lukman A.R. Laliyo2 Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa terhadap materi kesetimbangan kimia. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah 2 Kota Tidore Kepulauan menggunakan tes three-tier multiple choice diagnostic yang mengukur 11 indikator. Instrumen ini dapat membedakan antara siswa yang paham dan tidak paham konsep serta siswa yang mengalami miskonsepsi. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa 14,60% siswa paham konsep, 22,27% siswa yang tidak paham dan 63,13% siswa yang mengalami miskonsepsi.
Kata kunci: Pemahaman konsep, tes diagnostik three-tier, kesetimbangan kimia ABSTRACT This research was a descriptive research, designed to identify the students’ concept mastery of chemical equilibrium topic. This research was conducted in Grade XI students of Natural Science Department at SMA Muhammadiyah 2 city of Tidore Kepulauan using the three-tier multiple choice diagnostic test to measure 11 indicators. This instrument could differentiate stidudents’ who understand and who do not understand concept mastery, and those who experienced misconception. This research showed that 14,60% of the students understand the concept, 22,27% of the students did not understand the concept, and 63,13% had misconception of the concept.
Key words: Concept Mastery, three-tier multiple choice diagnostic test, Chemistry Equilibrium
1
Mahasiswa Jurusan Kimia Pembimbing I, Prof. Dr. Astin Lukum, M.Si 2 Pembimbing II, Dr. Lukman A.R. Laliyo, M.Pd, MM 2
belajar menjadi rendah (Kumalasari,
Pendahuluan Pendidikan
dalam
kehidupan
2013). Tresnasih,
memegang peranan penting yang patut
et.
al,
(2013),
itu,
mengemukakan bahwa ada beberapa
peningkatan mutu pendidikan dalam
faktor yang menyebabkan miskonsepsi
menunjang
perlu
yaitu faktor siswa dan faktor guru.
mendapat perhatian serius. Ada berbagai
Faktor yang lainnya adalah pengetahuan
macam bidang dalam pendidikan, salah
awal siswa (student’s preconcepts),
satunya
kimia
miskonsepsi yang disebabkan sistem di
merupakan ilmu yang sangat penting
sekolah (school-made misconceptions),
dalam kehidupan sehari-hari.
gambaran siswa
diperhitungkan.
Oleh
karena
pembangunan
adalah kimia.
Ilmu
Kimia merupakan salah satu
(student’s
dan bahasa
concepts
and
sains
scientific
mata pelajaran yang dianggap sulit oleh
language) dan strategi efektif dalam
peserta
mengajar
didik,
karena
ilmu
kimia
dan
mendidik
memiliki ciri-ciri khusus yang sebagian
(effectivestrategies for teaching and
besar berisi konsep kimia yang selalu
learning) Salah satu materi pokok kimia
bersifat abstrak, sifatnya yang berurutan dan berkembang dengan cepat, tidak
bersifat
sekedar berisi pemecahan tes-tes serta
menyebabkan miskonsepsi pada peserta
konsep-konsep
didik
kimia
yang
sangat
abstrak
adalah
yang
sering
kesetimbangan
kimia.
banyak dengan karakteristik di setiap
Materi tersebut merupakan salah satu
topik yang berbeda-beda, tetapi juga
materi pokok kimia yang dipelajari di
terdapat penggunaan beberapa istilah
SMA
kimia
yang
kesetimbangan kimia ini memerlukan
berbeda dengan istilah dalam kehidupan
pemahaman konsep yang mendalam
sehari-hari,
dalam
serta penerapannya dalam memecahkan
mempelajarinya seringkali menimbulkan
soal-soal hitungan. Permasalahan inilah
kesulitan
yang
yang
mempunyai
arti
sehingga
yang
mengakibatkan
miskonsepsi (Kumalasari, 2013). Salah satu faktor yang memiliki
kelas
XI.
Materi
menyebabkan
pokok
munculnya
miskonsepsi pada peserta didik, karena mereka
terkadang
sulit
mengaitkan
dalam menghambat
antara konsep yang bersifat abstrak
tercapainya prestasi belajar kimia yaitu
dengan angka-angka yang terdapat soal
adanya miskonsepsi dalam diri peserta
hitungan (Kumalasari, 2013).
pengaruh besar
didik, sehingga mengakibatkan hasil
Secara umum, langkah-langkah
secara praktis belum banyak tersedia.
yang dapat digunakan untuk membantu
Pengembangan instrumen tes standar
peserta didik mengatasi miskonsepsi
yang tidak hanya mampu mengukur
adalah mencari bentuk miskonsepsi
kedalaman pemahaman siswa namun
yang dimiliki, mencari penyebabnya dan
dapat juga mengidentifikasi miskonsepsi
menentukan
sesuai.
siswa dalam materi kimia dibutuhkan.
dapat
Dengan demikian, perlu dikembangkan
langsung
suatu tes diagnostik, yaitu tes yang
cara
yang
Miskonsepsi
tidak
digeneralisasikan
secara
karena bentuk miskonsepsi yang tejadi
digunakan
bisa berbeda atau sama. Oleh karena itu
kelemahan-kelemahan siswa sehingga
diperlukan suatu instrumen yang dapat
hasil
mengidentifikasi miskonsepsi (Astari,
penanganan yang tepat.
2012).
Metode Penelitian Bentuk
digunakan
soal
yang
untukmengevaluasi
sering siswa
untuk
tersebut
Prosedur pada
penelitian
mengetahui
dapat
dilakukan
pengumpulan ini
data
menggunakan
pada umumnya berbentuk pilihan ganda
instrumen three-tier multiple choice
biasa dan essay. Bentuk soal essay dan
berupa tes pilihan ganda dengan 5 opsi
pilihan ganda biasa ini hanya dapat
jawaban pada tier pertama, kemudian
mengukur pemahaman siswa, tetapi
disusul dengan 5 alasan jawaban pada
tidak dapat mengidentifikasi kesulitan
tier kedua tetapi alasan yang terakhir
ataupun
dibiarkan kosong (free response), dan
miskonsepsi
kesulitan
siswa.Analisis
siswaumumnya
dilihat
pada tier ketiga merupakan indeks
berdasarkan jawaban uraian siswa atau
keyakinan
hanya
soal secara
Siswa dengan indeks keyakinan CRI
sekilas, namun diagnosis yang dilakukan
(Certainty of Response Index) tinggi
melalui jawaban uraian siswa ini pun
(>2,5 dari skala 5), dan jawabannya
seringkali
benar maka dikategorikan paham
sebatas
analisis
diabaikan.
Hal
ini
dikarenakan diperlukan waktu yang cukup
lama
untuk
mendiagnosis
siswa
dalam
menjawab.
konsep, dan apabila jawabannya salah maka dikategorikan miskonsepsi.
kesulitan setiap siswa, sedangkan waktu
Sedangkan
efektif yang tersedia untuk kegiatan
dengan indeks CRI rendah (<2,5 dari
belajar mengajar sangat terbatas. Di sisi
skala 5) maka dikategorikan tidak
lain,
paham
instrumen
mengidentifikasi
tes
yang
miskonsepsi
mampu siswa
apabila
konsep.
jawaban
salah
Pengkategorian
kelompok di atas dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini. Kriteria CRI rendah CRI tinggi Jawaban(< 2,5) Jawaban benar
(>2,5)
Tidak tahu
Tahu konsep
Tidak tahu
P2= persentase jumlah siswa pada miskonsepsi
konsep dengan baik
Jawaban
Keterangan: P1= persentase jumlah siswa pada paham konsep S1= banyaknya siswa yang paham konsep
Miskonsepsi
S2= banyaknya siswa yang miskonsepsi P3= persentase jumlah siswa pada tidak
Salahkonsep
paham konsep Skala dan kriteria CRI sebagai berikut. CRI
S3= banyaknya siswa yang tidak paham konsep
KRITERIA
0 Totally guessed answer (menebak) 1 Almost guessed (hampir menebak) 2
Not sure (tidak yakin)
3
Sure (yakin)
4
Almost certain (hampir pasti)
5
Certain (pasti)
Js= jumlah seluruh siswa peserta tes Semua jawaban siswa dianalisis dan dikelompokkan untuk mengetahui seberapa
besar siswa
yang paham
konsep, tidak paham konsep serta yang mengalami
miskonsepsi
dengan
berbagai tipe. Pada tahap ini semua tier digunakan.
Instrumen tes ini terdiri dari 4 indikator secara umum dengan 20 item soal. Indikator yang diukur meliputi
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini
konsep kesetimbangan dinamis, tetapan kesetimbangan, kesetimbangan
pergeseran dan
kesetimbangan
Analisis yang digunakan untuk menentukan siswa yang paham konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep yaitu teknik
dikembangkan
menganalisis pemahaman konsep siswa yang terdiri dari paham konsep (TK),
dalam industry.
dengan
dimaksudkan untuk mengetahui dan
persentase dan
diadaptasi
yang dari
Budiningsih, (2013), sebagai berikut. x 100% Js
konsep
(TTK),
terhadap
materi
kesetimbangan kimia di sekolah SMA Muhammadiyah 2 Tidore Kepulauan Tahun Ajaran 2013/2014. Deskripsi dijabarkan pada kriteria pemahaman konsep siswa.Pemahaman konsep siswa
S(1,2,3) P(1,2,3) =
miskonsepsi (MK), dan tidak paham
pada materi kesetimbangan kimia dapat
diketahui dari jawaban benar dan salah,
Hasil penelitian dan analisis data
alasan benar dan salah, atau tidak
menunjukkan
memberikan alasan sama sekali yang
Muhammadiyah
dilengkapi
Kepulauan memahami konsep atau tahu
dengan
indeks
CRI
(Certainty of Response Index). Teknik
CRI
cenderung
bahwa 2
konsep
(TK)
adalah
14,60%,
siswa Kota
kesetimbangan yang
SMA Tidore
kimia
mengalami
dihasilkan oleh kemampuannya dalam
miskonsepsi jenis satu (MK-1) 19,16%,
mengidentifikasi
miskonsepsi
miskonsepsi jenis dua (MK-2) 0%,
yang memiliki 12 kriteria, yakni paham
miskonsepsi jenis tiga (MK-3) 14,76%,
konsep
miskonsepsi
atau
miskonsepsi
profil
tahu jenis
konsep
(TK),
jenis
empat
(MK-4)
1
(MK-1),
28,57%, miskonsepsi jenis lima (MK-5)
miskonsepsi
jenis
dua
(MK-2),
0%, tidak tahu konsep jenis satu (TTK-
miskonsepsi
jenis
tiga
(MK-3),
1) 2,75%, tidak tahu konsep jenis dua
empat
(MK-4),
(TTK-2) 4,65%, tidak tahu konsep jenis
miskonsepsi jenis lima (MK-5), tidak
tiga (TTK-3) 0%, tidak tahu konsep
tahu konsep jenis satu (TTK-1), tidak
jenis empat (TTK-4) 4,52%, tidak tahu
tahu konsep jenis dua (TTK-2), tidak
konsep jenis lima (TTK-5) 11,19%, dan
tahu konsep jenis tiga (TTK-3), tidak
tidak tahu konsep jenis enam (TTK-6)
tahu konsep jenis empat (TTK-4), tidak
0%.Perolehan data tersebut kemudian
tahu konsep jenis lima (TTK-5), dan
dimasukkan ke dalam tabel rekapitulasi
tidak tahu konsep jenis enam (TTK-6).
kriteria
Siswa tahu konsep (TK) jika memilih
sebagai hasil akhir analisis, sebagai
jawaban dan alasan yang benar dengan
berikut.
skala CRI tinggi (3-5), siswa yang
Tabel
miskonsepsi (MK) jika memilih jawaban
Pemahaman Konsep Siswa
miskonsepsi
jenis
dan alasan benar atau salah dengan skala CRI-nya 3-5, dan siswa yang tidak tahu konsep (TTK) jika jawaban dan alasan benar atau salah dengan skala CRI rendah (0-2).
pemahaman
4.3
konsep
Rekapitulasi
siswa
Kriteria
Tabel
4.3
Rekapitulasi
Kriteria
Pemahaman Konsep Siswa Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Rata-rata
dijabarkan dalam paham konsep (TK), miskonsepsi (MK)
Kriteria Pemahaman Konsep (%) TK MK TTK 21,43 71,43 7,14 28,57 64,29 7,14 19,05 71,43 9,52 9,53 60,71 29,76 3,97 63,49 32,54 17,86 67,86 14,28 – 66,67 33,33 21,43 52,38 26,19 23,22 47,61 29,17 3,57 52,38 44,05 11,90 76,20 11,90 160,53 694,45 245,02 14,60 63,13 22,27
dan tidak tahu
konsep (TTK). Gejala miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat diketahui selama proses
analisis
data.
Gejala-gejala
tersebut ditandai dengan keragaman kombinasi pilihan jawaban siswa: 1.Tier pertama benar, tier kedua salah dan tier ketiga yakin; 2.Tier pertama benar, tier kedua tidak ada alasan dan tier ketiga yakin; 3.Tier pertama salah, tier kedua benar dan tier ketiga yakin; 4.Tier pertama salah, tier kedua salah dan tier
Hasil akhirnya dibuat grafik seperti berikut
ketiga yakin; 5.Tier pertama salah, tier kedua tidak ada alasan dan tier ketiga yakin.
70 60 50 40 30 20 10 0
Kesimpulan Dan Saran
63,13
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, 22,27
14,6
maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
Paham Miskonsepsi Tidak Paham Konsep (TK) (MK) Konsep (TTK)
Kota Tidore Kepulauan Tahun Ajaran
Penggunaan CRI pada setiap item soal yang diukur merupakan cara untuk memperoleh informasi derajad terhadap
pilihan
jawaban yang diberikannya, cenderung dapat diandalkan untuk mengidentifikasi pemahaman
tentang
materi
kesetimbangan kimia, yang berhasil
PEMBAHASAN
siswa
pemahaman
konsep siswa SMA Muhammadiyah 2
2013/2014
keyakinan
persentase
konsep
siswa
yang
diungkap menggunakan instrumen tes diagnostik three-tier multiple choice adalah 14,60% siswa telah memahami konsep dengan baik dan benar, 63,13% siswa
mengalami
miskonsepsi
dan
22,27% siswa yang tidak memahami konsep.
SARAN
pada sebagian besar siswa di
1. Bagi Guru:
sekolah-sekolah.
a. Dapat
mempertimbangkan
instrumen tes diagnostik three tier multiple choice sebagai sebuah tes yang
layak
untuk
mengidentifikasi
pemahaman
siswa pada materi-materi yang lain selain materi kesetimbangan kimia di setiap akhir proses pembelajaran. b. Perlu
adanya
berkaitan
kajian
dengan
pembelajaran
yang model
yang
telah
dikembangkan dengan baik agar siswa
berminat
materi
konsep
mempelajari kesetimbangan
kimia serta mengurangi terjadinya miskonsepsi
dan
tidak
tahu
konsep. 2. Bagi peneliti a. Dapat
menggunakan
tes
diagnostik ini sebagai instrumen untuk
mengidentifikasi
pemahaman
konsep
siswa
di Universitas.
b. Sebagai dasar untuk membuat atau
Astari, R. D. 2012. Pengembangan Three-tier Tes Sebagai Instrumen dalam Identifikasi Miskonsepsi Konsep Atom, Ion, dan Molekul. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta, hal. 2 Briner, M. 1999. Constructivism. http://carbon.cudenver.edu/ ~mryder/itc_data/constructi vism.html.27 Maret 2014 (11:55) Budiningsih, S., Muhardjito, dan Asim. 2013. Jurnal Pengembangan Instrumen Diagnostik Three-tier Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Listrik Dinamis Siswa Kelas X SMA. Universitas Malang (UM), hal. 5
di
sekolah lain atau pada mahasiswa
instrumen
DAFTAR PUSTAKA Achmad, H. 2001. Wujud Zat dan Kesetimbangan Kimia. Citra Aditya Bakti. Bandung
model
Budiono, D. 2013. Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Himpunan Kelas VII MTs Taqwiyatul Wathon. Skripsi. IKIP PGRI Semarang, hal. 8-9
pembelajaran yang baru untuk mengatasi
miskonsepsi
atau
tidak tahu konsep yang terjadi
Damayanti, F. 2008. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi
Siswa Terhadap Konsep Sel. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal. 21-22 Hasan,
S, et al. 1999. Misconceptions and the Certainty of Responden Index (CRI). Journal of Physic Education, hal. 297
Kumalasari, M. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Kimia di MAN Yogyakarta II Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta, hal. 2 Kusumah, F. H. 2013. Diagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Kalor Menggunakan Three-Tier Test. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), hal. 27-48 Purba, M. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester I. Erlangga. Jakarta
Qodiyawati, N. 2010. Profil Konsepsi Siswa Kelas XI IPA 1 Semester 1 Sekolah Menengah Atas tentang Peluang (Studi Kasus Pada SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta, hal. 11-12 Sushkin, N. 1999. Constuctivism. http://carbon.cudenver.edu/~ mryder/itc_data/constructivis m.html.27 Maret 2014 (11:56) Tresnasih, N., I. Farida, dan R. Pitasari. 2013. Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes Three Tier Multiple Choice. Seminar Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2013 (SNIPS 2013) 3-4 Juli 2013. Bandung. Indonesia hal. 168-171