LEMBAR PENGESAHAN JURNAL
1
MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS MELALUI MEDIA VISUAL KELAS III SDN 10 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO
[email protected] Hakop Walangadi, Muchtar Ahmad dan Samsudin Djaena 1 ABSTRAK Rumusan penelitian“Apakah melalui media pembelajaran Visual dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada materi Mengenal Penggunaan uang di kelas IIISDN 10 Mananggu Kabupaten Boalemo ?” tujuan di laksanakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada materi mengenal penggunaan uang di kelas III SDN 10 Mananggu Kabupaten Boalemo melalui media Visual. Hasil pengamatan kreativitas siswa pada siklus II dapat di jelaskan bahwa dari keempat Aspek yang diamati di peroleh data untuk memiliki rasa ingin tahu terdapat 16 atau 70 % siswa yang berada pada kategori sering 5 atau 22 % berada pada kategori kadang –kadang 2 atau 8 % berada pada kategori tidak pernah . Kemudian untuk aspek sering mengajukan pertanyan yang serius di peroleh 17 atau 74 % berada pada kategori sering ,4 atau 18 % berada pada kategori kadang-kadang dan 2 atau 8 % siswa beradapada kategori tidak pernah .Selanjutnya pada aspek memberikan banyak gagasan terdapat 16 atau 70 % berada Pada kategori sering ,2 atau 8 % siswa berada pada kategori kadang-kadang 5 atau 22 % berada pada kategori tidak pernah . dan pada akhirnya untuk aspek mampu mengajukan Pendapat secara spontan 14 atau 61 % siswa berada pada kategori sering ,5 atau 22 % siswa berada pada kategori kadang-kadang dan 4 atau 17 % siswa berada pada kategori tidak pernah .untuk nilai siswa sebanyak 18 atau 78 % yang memperoleh nilai >75 dengan Kategori tuntas sebanyak 18 atau 78 %,sedangkan sisanya sebesar 5 atau 26 % berada pada Kategori tidak tuntas. Dengan demikian dapat di simpukan bahwa penerapan media pembelajaran visual dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa baik secara individu maupun kelompok terutama pada materi mengenal penggunaan uang sesuai kebutuhan pada pelajaran ilmu pengetaguan sosial di kelas III SDN 10 Mananggu artinya hipotesis dapat diterima. Kata Kunci : Kemampuan kreativitas Media Visual 1
Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si selaku Ketua Jurusan juga dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo; Muchtar Ahmad S.Pd, M.Si; dan Samsudin Djaena selaku Mahasiswa Program PPKHB S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan.
2
Pelajaran IPS di tingkat sekolah dasar pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and value) yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. siswa sebagai manusia dapat memiliki perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan, semangat dan sebagainya. Untuk membentuk dimensi perilaku etis dalam pendidikan dasar sangat memerlukan proses dan kesabaran dari seorang guru dalam memecahkan permasalahan individual siswa di kelas. Sebagaimana yang teramati oleh peneliti pada observasi di SDN 10 Mananggu Kabupaten Boalemo khususnya di kelas III bahwa kreativitas belajar siswa masih sangat rendah, bahkan lebih tergantung pada guru sehingga hal ini memberi dampak pada evaluasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS. Dari 23 orang siswa yang diobservasi, sebanyak 20 atau 87% siswa tingkat kreativitas belajar siswa masih rendah, sisanya yaitu 3 orang siswa atau 13% yang sudah memiliki kreativitas belajar baik, hal ini dibuktikan dengan nilai akhir semester ganjil tahun akademik 2013-2014. Fanomena ini harus mendapat perhatian serius bagi guru karena kreativitas merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Selain itu sikap kreativitas sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran disekolah mapun diluar sekolah. Karenanya untuk meningkatkan kreativitas ini maka sangat perlu inovasi pembelajaran yang dilaksanakan guru guna meningkatkan kreativitas siswa. Adapun langkah yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan media visual, dimana siswa akan diajak untuk dapat mengamati gambar yang ditayangkan guru, diharapkan kreativitas belajar siswa saat melihat
3
tayangan media visual yang diberikan oleh guru pada pelajaran IPS materi mengenal penggunaan uang sesuai kebutuhan. Akan terbangun dengan sendirinya. Namun penerapan media visual dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa harus melalui proses kajian imiah agar kesimpulan yang diambil adalah kesimpulan yang valid dan sistematika. Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut : “Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada Materi Mengenal Penggunaan Uang Melalui Media Visual di Kelas III SDN 10 Mananggu Kabupaten Boalemo”. Dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut; “Apakah melalui media pembelajaran Visual dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada Materi Mengenal Penggunaan Uang di kelas III SDN 10 Mananggu Kabupaten Boalemo”. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengenal penggunaan uang melalui media pembelajaran visual sebagai berikut: Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. media pembelajaran dapat mengatasi hal tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari.maka obyeknyalah yang di bawa ke peserta didik. Obyek yang dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniature, model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara visual. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada materi mengenal penggunaan uang di kelas III SDN 10 Mananggu Kabupaten Boalemo melalui media pembelajaran Visual Hamalik (2010;27) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, dimana belajar diarahkan sebagai suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
4
Slameto (2010;2-3) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sidah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Sementara Siregar & Nara (2010;3) bahwa belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalaam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tinggkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (efektif). Sementara itu Djamara & Zain (2006;10-11) bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Menurut Uno (2010 : 22) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Siregar dan Nara (2010;3) belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, dari buayian sampai ke liang lahat. Sementara Sardiman (2011 :20) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan sikap dan tingkah laku dalam diri setiap individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungannya.Dalam pengertian ini terdapat kata perubahan yang berarti bahwa seseorang yang telah
5
mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun dalam sikapnya. Berdasarkan paparan para ahli dia atas tentang hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses berfikir) terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses berfikir ini ada enam jenjang, mulai dari yang terendah sampai dengan jenjang tertinggi. Keenam jenjang tersebut dapat diidentifikasi adalah: (1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus- rumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. (2) Pemahaman (comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalui penjelasan dari kata- katanya sendiri. (3) Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk menggunakan ide- ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsip- prinsip, rumus- rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. (4) Analisis (analysis) yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut. (5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagian- bagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang baru dan terstruktur. Pengertian kreativitas menurut Drevdahl (dalam Hurlock, 2004: 4) mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya. Saiki (dalam Martopo, 2006: 215) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mengenal (mengidentifikasi) masalah secara tepat dan memberikan
jawaban
yang
tepat
terhadap
masalah
itu.
jurnalekonomipend.blogspot.com.2013 Sementara itu Slameto (2010;145) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar
6
sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreativitas dengan produk-produk kreasi; dengan perkataan lain, produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas, tipe-tipe produk kreasi yang bagaimanakah yang memenuhi standar kreativitas. Pada hakikatnya kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Mack (2002: 7) yang penting dari kreativitas adalah proses menyusun ide sehingga membentuk sesuatu yang baru. Pendapat tersebut disempurnakan oleh Rukky (2005: 13) yang mengemukakan bahwa kreativitas adalah upaya melakukan aktivitas yang baru dan mengagumkan. Sementara menurut Semiawan (2000: 7) kreativitas belajar adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menetapkannya dalam pemecahan masalah dalam belajar. Kreativitas belajar dapat dilihat berdasarkan aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif seperti kelancaran (fluency), keluwesan (fleksibelitas) dan keaslian (orisinalitas) dalam pemikiran. Sedangkan yang termasuk aspek afekif seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan
dan
selalu
ingin
mencari
pengalaman
baru.
jurnalekonomipend.blogspot.com Menurut Agung (2011) bahwa media visual merupakan penyampaian pesan atau informasi secara teknik dan kreatif yang mana menampilkan gambar, grafik serta tata dan letaknya jelas, sehingga peneria pesan dan gagasan dapat diterima sasaran. Apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka pembelajaran itu akan menarik, efektif dan efesien apabila menggunakan media visual sebagai sebagai media pembelajarannya, dipilih media visual karena kita harus ingat bahwa peserta didik khususya nak-anak terutama siswa sekolah dasar karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudia media visual merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang di buat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak dan animasi yang di sesuaikan dengan usia peserta
7
didik yang dapat menarik peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran akan menyenangka dan tidak menjenuhkan. agung030492.blogspot.com/2011/06/mediaaudio_14.html. Dalam upaya mencapai suatu proses pembelajaran yang baik, kita memerlukan suatu media atau alal-alat yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu medianya adalah media visual yang lebih berkaitan dengan indera penglihatan. Media visual itu sendiri mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri seperti penggunaannya yang praktis, lebih efektif dan efisien serta dapat mempercepat daya serap peserta didik. Oleh karena itu, para pendidik dapat memanfaatkan media-media khususnya media visual untuk mempermudah dalam pemberian materi yang akan diberikan. Media visul adalah penyimpangan pesan atau informasisecara teknik dan kreatif mana menampilkan gambar, grafis serta tata dan letaknya jelas, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima sasaran Metode Penelitian Adapun yang menjadi latar penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 10 Mananggu Kabupaten Boalemo pada siswa kelas III. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III yang berjumlah 23 siswa terdiri dari 12 siswa lakilaki dan 11 siswa perempuan, dengan usia rata-rata 10-11 tahun Prosedur Penelitian Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan Tindakan, Pemantauan dan Evaluasi, Analisis dan Refleksi. Analisis data dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dilakukan setiap akhir dari setiap siklus pencapaian tujuan tindakan yang dihipotesiskan diharapkan meningkat sejalan dengan kualitas pendidikan yang dikembangkan secara terus-menerus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.
8
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan deskripsi data pada masing-masing siklus di atas menunjukan bahwa proses pembelajaran baik itu pada siklus I maupun siklus II menunjukan bahwa ada peningkatan pada evaluasi memiliki gagasan belajar sisa khususnya pada materi mengenal penggunaan uang pada pelajaran (IPS).siswa kelas III SDN 10 Mananggu Kabupaten Boalemo tahun pelajaran 2013/2014 ketercapaian hasil evaluasi memiliki gagasan belajar siswa n,sangat erat hubungannya dengan kemampuan guru menerapkan Media pembelajaran Visual Meskipun kualitas Pembelajaran dapat di tingkatkan dan telah berdampak pada peningkata emampuan memiliki gagasan belajar siswa baik secara individu maupun kelompok ,Namunhal ini masih perlu pengembangan lebih lanjut .Hal ini sesuai dengan analisis data hasil pengamatan dan penilaian ,dimana hasil evaluasi Belajar siswa belum dapat memiliki gagasan bagi siswasecara tuntas pada siklus I Sehingga harus di perbaiki dan di sempunakan pada siklus II,Dengan kata lain bahwa dalam pembelajaran materi mengenal penggunaan uang pada pelajaran IPS Dan dan materi selanjutnya di usahakan penerapan media Visual lebih di optimalkan terutama tahap-tahap pelaksanaannya agar dapat menuntaskan materi Tentang penggunaan uang sesuai kebutuhan pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial(IPS) pada siklus I tanpa di lakukan pengulangan siklus II
Hasil
evaluasi
belajar siswa pada siklus I rata-rata memiliki gagagsan Belajar dalam materi mengenal penggunaan uang sesuai kebutuhan pada pelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) mencapai 75 %dari kriteria yang telah ditetapk ole sekolah. Berdasarkan hasil analisis pengamatan baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa, maka guru mengadakan perbaikan dan penyempurnaan pada proses selanjutnya, yaitu pada siklus II. Tindakan yang dilakukan adalah mengorganisir kembali siswa dalam kelompok berdasarkan ketuntasan siswa yang sudah memahami benar dan menginterpretasi materi mengenal penggunaan uang sesuai kebutuhan pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan menjadi tutor pada pelajaran ilmu
9
pengeytahuan sosial dan menjadi tutor pada kelompok tersebut. Media pembelajaran yang digunakan masih sama yaitu media pembelajaran visual. Setelah diadakan pengujian siklus II hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang baik, hasilnya adalah memiiki gagasan belajar siswa meningkat dan siswa merasa nyaman dalam belajar terutama dalam membangun rasa ingin tahu, keberanian mengungkapkan pendapat dan mengnembangkan memiliki gagasan individu siswa dengan ketercapaian melebihidari KKM 75% yang telah Ditetapkan .artinya bahwa model pembelajaran visual ini untuk mengenalkan pada anak-anak untuk bersosialisasi dalam mengenal uang di lingkungannya. Dari 23 siswa yang dkenai tindakan pada siklus II ini, 2 siswa atau 9% yang belum menunjukkan memiliki kemampuan memiliki gagasan masing-masing. Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa penerapan media pembelajaran visual dapat meningkatkan memiliki gagasan belajar siswa baik itu dari segi rasa ingin tahu dan keberanian siswauntuk berkolaborasi dengan lingkungannya terutama pada materi mengenal penggunaan uang sesuai kebutuhan pada pelajaran ilmu pengetauan sosial terbukti meningkat dengan baik. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian pembahasan pada diatas Hasil evaluasi Belajar siswa pada siklus rata-ratamemiliki gagasan belajar siswa dalam materi Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial(IPS)mencapai 75%dari kriteria yang telah di tetapkan oleh sekolah Berdasarkan hasil analisis pengamatan baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa, maka guru mengadakan perbaikan dan penyempurnaan pada proses selanjutnya, yaitu pada siklus II. Tindakan yang dilakukan adalah mengorganisir kembali siswa dalam kelompok berdasarkan ketuntasan siswa yang sudah memahami benar dan menginterpretasi materi mengenal penggunaan uang sesuai kebutuhan pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan menjadi tutor pada pelajaran ilmu pengeytahuan sosial dan menjadi tutor pada kelompok tersebut. Media pembelajaran
10
yang digunakan masih sama yaitu media pembelajaran visual. Setelah diadakan pengujian siklus II hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang baik, hasilnya adalah memiiki gagasan belajar siswa meningkat dan siswa merasa nyaman dalam belajar terutama dalam membangun rasa ingin tahu, keberanian mengungkapkan pendapat dan mengnembangkan memiliki gagasan individu siswa dengan ketercapaian melebihidari KKM 75% yangtelah Ditetapkan .artinya bahwa model pembelajaran visual ini untuk mengenalkan pada anak-anak untuk bersosialisasi dalam mengenal ang di lingkungannya sebab Materi ini sudah sering di praktekkan langsung oleh siswa di luar sekolah Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran visual dapat meningkatkan memiliki gagasan belajar siswa baik secara individual maupun kelompok terutama pada materi mengenal penggunaan uang sesuai kebutuhan pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas III SDN 10 Mananggu, artinya hipotesis dapat diterima. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut; 1) Penelitian tindakan kelas ini diharapkan menjdi acuan bagi siswa untuk
meningkatkan memliki gagasan belajar siswa terutama pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial, diperlukan konsistensi dan memilki gagasan guru secara kontinue. 2) Bagi peneliti sendiri kiranya dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam
penerapan Media pembelajaran Visual.
11
Daftar Pustaka
12