Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD
Irene H. Sahertian KONSULTAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KOTA AMBON
29 NOVEMBER 2013
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 1 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1. SITUASI ANALISIS Secara menyeluruh, kegiatan Community Coastal Development (CCD) yang dibiayai oleh International Fund for Agriculture Development (IFAD) tahun 2013 di Kota Ambon telah mencapai 80 % per November 2013. Sosialisasi dan implementasi telah dilakukan bagi 3 desa tujuan proyek tahun 2013 yaitu negeri Latuhalat di kecamatan Nusaniwe, negeri Laha di kecamatan Teluk Ambon, dan Hutumury di kecamatan Leitimur Selatan. Sosialisasi dan inisiasi kegiatan proyek diperluas di 6 desa tetangga yaitu negeri Seilale dan dusun Seri (kec. Nusaniwe), negeri Hative Besar dan Tawiri (kec. Teluk Ambon), negeri Kilang dan Hukurila (kec. Leitimur Selatan), dengan kegiatan seperti pembentukan village working group (VWG), perencanaan desa dan inisiasi pembangunan gedung informasi. Per November 2013, penyiapan masyarakat di tingkat desa telah dipersiapkan secara matang. Semua kegiatan persiapan dan pengembangan yang sifatnya individu di tingkat desa target telah dilakukan, termasuk pelatihan-pelatihan kepada masyarakat lokal. Kerjasama semua pihak terkait dan stakeholder baik di tingkat committee, PIU, tenaga pendamping desa dan penyuluh, dan konsultan telah terbina sangat baik. Faktor-faktor ini merupakan kekuatan dan kesempatan (strength dan oppurtunity) untuk menyelesaikan pekerjaan tersisa untuk tahun ini dan menjemput langkah-langkah percepatan kegiatan untuk tahun mendatang. Telah disepakati oleh semua pelaksana kegiatan CCD-IFAD kota bahwa 20% yang tersisa akan dilakukan secara optimal diawal bulan December 2013. Mengingat bahwa kegiatan tersisa adalah kegiatan yang berhubungan dengan monitoring dan evaluasi yang akan dilaksanakan guna mereview semua kegiatan pengembangan masyarakat dan penyusunan program tahun depan, diantaranya Workshop Coastal Marine Resources Management dan pertemuan jaringan pasar dan pengembangan ‘alternative income generating’ belum dilakukan. Pekerjaan yang masih tersisa adalah realisasi pembangunan gedung informasi di 3 desa tujuan, dimana masih belum rampung atau masih dalam proses membangun. Masyarakat penerima bantuan menjanjikan untuk menyelesaikan pekerjaan ini dalam bulan Desember. Total dana yang telah terserap mencapai 70 %. Tiga puluh persen (30%) tersisa sebagian besar akan direalisasikan dalam membayar kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana dan pembayaran mobil operational CCD-IFAD kota Ambon. Sehingga, semua alokasi dana akan terserap dalam pembiayaan kegiatan sampai dengan akhir 2013. Disadari bahwa terjadinya percepatan dalam penyelesaian kegiatan CCD-IFAD di kota Ambon adalah hasil kerjasama dan akselerasi dari semua pihak terkait. Program kegiatan CCD-IFAD kota Ambon secara efektif mulai berjalan sejak September 2013. Keterlambatan ini disebabkan karena berbagai hambahatan administrasi, selain itu patut disadari karena
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 2 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
semua pihak pelaksana ada dalam proses belajar scenario program dimaksud. Akan tetapi, dengan adanya koordinasi yang intensif antara semua element, sebagian besar realisasi kegiatan diselesaikan dalam kurun waktu 3 bulan. Dalam hal ini, konsultan mengambil peran active based on daily basis dalam memberi masukan kepada PIU, penyuluh dan TPD. Untuk membantu PIU kota Ambon dalam penyelenggaraan kegiatan, konsultan merancang modul-modul pelatihan dan kegiatan lapangan (lihat lampiran), mendiskusikan strategy pelaksanaan kegiatan dan bersama PIU mereview atau reschedule waktu pelaksanaan kegiatan dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, konsultan selalu pro-aktive dalam pendekatan dengan PIU sekalian mengingatkan kegiatankegiatan yang harus diprioritaskan. Konsultan melakukan diskusi intensive bersama TPD dan penyuluh tentang pelaksanaan permasalahan di lapangan. Konsultan juga melakukan konsultasi langsung dengan ketua tim committee ketika diperlukan. Komunikasi antara konsultan dan TPD-penyuluh rutin. Dalam beberapa kasus dilapangan, konsultan mendampingi penyuluh dan TPD pada saat pertemuan masyarakat dimana ada perbedaan pendapat di lapangan, dan terselesaikan dengan jalan keluar yang sangat kondusive. Konsultan juga secara secara rutin monitor perkembangan kegiatan lapangan dari TPD dan memberikan support dan motivasi kepada TPD. Kerjasama dan penghargaan secara timbal balik dari semua unsur terjalin dengan baik. Yang menjadi tantangan dan kendala dalam mengimplementaikan berbagai kegiatan berasal faktor ekstern dan intern. Faktor-faktor ekstern terutama adalah akibat agenda politik seperti pemilihan kepala daerah. Kendala secara intern adalah kesamaan menginterpretasikan kegiatan bersama PIU. Langkah penanganan adalah melakukan penyampaian agenda dan bedah issue secara detail, melalui koordinasi secara intensive. Sharing pendapat menghasilkan solusi yang terintegrasi. Setelah melewati 1 tahun perjalanan, proses belajar ini telah memberi pengalaman dan strategy untuk implementasi kegiatan CCD-IFAD tahun 2014. Selain mencapai target program, PIU Ambon memperhatikan mutu keberhasilan di tingkat masyarakat local, dan keharmonisan semua elemen penyelenggara.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 3 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2. PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KEGIATAN CCDP-IFAD KAB/KOTA Proses yang dilakukan, hasil kegiatan, dan status pencapaian implementasi sesuai rencana AWPB 2013. Berbagai aktifitas adalah :
2.1.
PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT
Pembentukan kelompok masyarakat di Kota Ambon mulai diinisasi February 2013. Pada May 2013 dibentuk dan ditetapkan Village Working Group (VWG) dan kelompok-kelompok masyarakat di masing-masing di negeri Latuhalat, Laha, dan Hutumury. Total kelompok masyarakat yang terbentuk adalah 21 kelompok. Rincian kelompok di tiap desa dan statusnya dalam proses pencairan BLM di sampaikan pada table 1. Tabel 01. Status Pencapaian/pencairan BLM No
Desa/Kecamatan
Kec. Nusaniwe 1
2
Negeri Latuhalat
Kec. Teluk Ambon Negeri Laha
Kelompok
Status Pencairan (%)
Catatan Status
Bintang Laut
100
Toreng
100
Dana BLM telah disalurkan ke bank account kelompok.
Mercusuar
100
Lobster
100
Imanuel
100
Cabar Putih
100
Momar putih
100
Waimahu
100
Cinta Setia
100
Suka Maju
100
Bunga Laut
100
Mawar Baru
100
Usaha Baru
100
Waisawane
100
Hidup Bersaudara
100
Ilahi Kec. Leitimur Selatan Negeri Hutumury
Tatihu
100
Salmaneti
100
Papalele
100
Bubara
100
Papere
100
Gurara
100
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
TPD melakukan pendampingan kelompok selama proses pencairan dan belanja. TPD cenderung melakukan pendampingan dalam pencairan dan belanja satu kelompok perhari untuk mendapatkan hasil yang effective. Kelompok-kelompok usaha yang membuat alat tangkap telah membelanjakan uangnya diatas 50%. Kelompok usaha sebagai pelaku pasar, dana yang diberikan sebagian dipakai untuk membeli alat-alat yang dibutuhkan dan modal untuk pengolahan dan pemasaran Pemanfaatan BLM dibawah 50% , sisa tetap tersimpan dibank. Kelompok –kelompok infrastructure dan konservasi telah membelajakan 100% untuk membeli bahan bangunan. Salah satu kelompok usaha berserikeras membutuhkan ‘rumpon’ untuk membantu usaha penangkapan. Mengingat kerentanan rumpon dilaut, kelompok telah memberikan perjanjian tertulis untuk proses ganti rugi jika rumpon mereka hilang.
Page 4 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2.2.
PENILAIAN DESA BERBASIS MASYARAKAT 9 DESA
Kegiatan penilaian desa berbasis masyarakat belum dilaksanakan. PIU Kota Ambon menghendaki pelaksanaan kegiatan ini dijadikan sebagai paket kegiatan terakhir di tahun 2013 untuk menilai perkembangan proyek CCD-IFAD di masyarakat. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan Pada Minggu Kedua Bulan Desember sebelum tanggal 15 Desember. Tim Konsultan telah membuat instrument penilaian desa terhadap proyek CCD-IFAD berdasarkan persepsi masyarakat. Rangkaian kegiatan CCD-IFAD masih periode awal, sehingga indikator penilaian akan dibatasi pada empat komponen dasar yakni Penguasaan (Pengetahuan), Kelembagaan, Managemen, serta Administrasi Keuangan dan pembukuan. Untuk mendapatkan informasi dalam penilaian Desa, maka instrument yang digunakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner. Kuisioner didasarkan atas beberapa indikator dengan parameter-parameter yang tertuang dalam bentuk pertanyaanpertanyaan. Indikator dan parameter tersebut antara lain : 1) Penguasaan Kegiatan CCD-IFAD a. Apakah anda mengetahui proyek CCD-IFAD b. Apakah anda mengetahui tujuan CCD-IFAD c. Apakah anda mengetahui jenis kegiatan yang dikembangkan dalam proyek CCD-IFAD 2) Kelembagaan pelaksanaan CCD-IFAD a. Apakah anda memahami tujuan pembentukan POKMAS ? b. Apakah anda tahu Mekanisme/cara pembentukan POKMAS? c. Apakah anda tahu persyaratan pembentukan Pokmas ? d. Apakah POKMAS memiliki AD/ART ? e. Apakah anda terlibat dalam menyusun rencana pengembangan kegiatan Pokmas? f.
Apakah Pokmas melakukan koordinasi/komunikasi dengan pihak lain ?
g. Dari pihak-pihak tersebut dengan siapa anda paling intensif melakukan koordinasi? h. Apakah Pokmas biasa melakukan pertemuan (rapat)/musyawarah antar pengurus dan anggota? i.
Apakah anda tahu tugas dan kewajiban pengurus dalam pengembangan unit usaha ?
j.
Apakah pengurus melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik ?
k. Berapa jumlah anggota saat awal pembentukan Pokmas? l.
Berapa jumlah anggota pokmas saat ini?
m. Berapa jumlah anggota yang biasanya terlibat aktif dalam melaksanakan kegiatan?
3)
Managemen pengelola BLM a. Selain dari CCD-IFAD, apakah Pokmas pernah mendapat penyertaan modal dan bantuan dari pihak lain? b. Selain penyertaan modal, apakah ada bentuk bantuan lainnya?
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 5 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
c. Apakah ada ”tambahan investasi” dari anda/kelompok dalam BLM Pokmas? d. Jika ada tambahan investasi, apa saja? e. Sebelum mengelola kegitan Pokmas, apa keahlian/pekerjaan anda sebelumnya? Jelaskan ? f.
Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan/pertemuan formal yang terkait kegiatan Pokmas yang anda kelola
g. Berapa kali anda mendapatkan pelatihan? h. Apa anda memahami isi materi pelatihan? i. 4)
Siapa yang menyampaikan pelatihan?
Administrasi keuangan dan pembukuan Pokmas a. Apakah anda melakukan pencatatan kegiatan Pokmas selama ini ? b. Apakah anda memiliki pembukuan? c. Apakah ada bukti-bukti transaksi/kwitansi selama menjalankan kegiatan Pokmas ? d. Siapakah yang selama ini bertugas untuk melakukan pembukuan ? e. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan dalam membuat pembukuan? f.
Siapa yang memberikan pelatihan ?
g. Apakah selama ini ada pihak yang mengecek/melihat pembukuan pokmas? h. Apakah anda pernah membuat laporan keuangan ? i.
Apakah pembukuan dilaporkan/diketahui oleh para anggota ?
j.
Bagaimana mekanismenya (caranya) ?
k. Kapan waktu pelaporan kepada para anggota tersebut biasanya dilaksanakan ?
2.3.
SOSIALISASI DI 9 DESA
Sosialisasi di desa-desa tujuan CCDP-IFAD, telah dilakukan sejak Desember 2012 . Materi sosialisasi yang diarahkan Kepada pengenalan, tujuan, dan outcome yang akan dicapai melalui CCDP-IFAD. Sosialisasi dilakukan melalui pendekatan penyuluh dan TPD di masing-masing desa sebagai proses persiapan aparat pemerintah, stakeholder dan masyarakat lokal. Kemudian diikuti dengan pertemuan formal yang langsung ditangani oleh PIU Kota Ambon. 2.4.
PERTEMUAN DI 9 DESA
Pertemuan desa dilakukan secara rutin yang dilakukan oleh TPD, Penyuluh, PIU kota Ambon dan konsultan. Kegiatan pertemuan desa dilaksanakan di sembilan Desa tujuan CCD-IFAD. Kegiatan ini di laksanakan dalam dua tahap, yakni tahap pertama dilaksanakan di tiga desa sasaran IFAD tahun 2013 (Negeri Laha. Latuhalat dan Hutumuri) dan tahap kedua dilaksanakan enam Desa perluasan sasaran IFAD tahun 2014 (Negeri Tawiri, Hukurila, Kilang, Hative Besar, Seilale, dan Kampung SeriUrimesseng). Pada Tahap pertama, pertemuan desa di hadiri oleh seluruh Pokmas dan tim perencana desa. Sedang di tahap kedua dihadiri oleh tim perencana desa.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 6 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Kegiatan pertemuan desa dilaksanakan dengan motede partispatif, membantuk Group diskusi menyusun rencana kegiatan untuk pengembangan usaha (pemberdayaan), pengembangan infrastruktur dan kegiatan konservasi. Adapun hasil pertemuan desa tersebut terlampir.
Plate 1. Pertemuan desa
2.5.
PELATIHAN KELOMPOK MASYARAKAT DI 9 DESA
Pelatihan Pokmas dilaksanakan pada minggu keempat bulan November. Pelatihan ini dilaksanakan serentak di sembilan desa sasaran CCD-IFAD. Peserta pelatihan terdiri dari perwakilan kelompok usaha dan semua anggota kelompok pengelola. Metode pelatihan yang dilakukan adalah penyampaian materi, diksusi dan permainan serta kunjungan lapangan/magang. Materi pelatihan terdiri dari achive motivation, Strategi pengembangan usaha dan cara pengolahan ikan asap cair. Materi pengolahan ikan asap cair disampaikan oleh tim dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura. Pasca penyampaian materi olahan asap cair, para peserta mengikuti praktek langsung pengolahan ikan asap cair di kampus FPIK Unpatti.
2.6.
KEGIATAN INVENTORY SUMBERDAYA
Kegiatan inventory sumberdaya dilakukan dengan menggunakan pendekatan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion atau FGD) dan Transek. Metoda FGD dipakai untuk menggali pengetahuan masyarakat setempat tentang potensi sumberdaya, pemanfaatan, permasalahan, dan hambatan yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat pesisir. Metoda transek dan towing dipakai untuk survey lapangan tentang existing potensi sumberdaya alam yang dimiliki. Dengan manta tow ini juga dicatat atau cross check tentang permasalahan lingkungan dan batasan yang berpotensi menghambat pengembangan ekonomi perikanan masyarakat. Kedua pendekatan ini melibatkan partisipatif masyarakat dan dilakukan di 9 desa CCD-IFAD selama November 2013. Output dari kegiatan ini adalah modul kegiatan (lampiran) dan laporan inventarisasi. Laporan inventarisasi sementara dalam proses penulisan, outline laporan terlampir pada modul kegiatan.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 7 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Konsultan pemberdayaan mengambil posisi sebagai coordinator pelaksanaan kegiatan inventory. Keterlibatan aktif dilakukan dalam proses pendampingan untuk FGD dan membantu pengembilan sampel di lapangan.
a. Focus Group Discussion
b. Hasil manta tow
c. survey
Plate 2. Proses inventarisasi sumberdaya desa
2.7.
PELATIHAN CO-MANAGEMEN GROUP DI 9 DESA
Pelatihan co-managemen group dilaksanakan disembilan desa. Kegiatan yang melibatkan perwakilan dari kelompok masyarakat sasaran CCD-IFAD, aparat negeri dan tokoh masyarakat. Fokus pelatihan diarahkan pada pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat dengan melibat berbagai stakeholder. Materi pelatihan dibagi dalam dua bagian yakni achivment motivation, perencanaan pengelolaan berbasis masyarakat. Metode pelatihan yang dilakukan adalah penyampaian materi dan praktek perencanaan dengan fokus group diskusi. Kekompakan penting dalam setiap program pemberdayaan yang berbasis kelompok. Selama dalam pelatihan peserta juga diajak melakukan permainan untuk membentuk tim building dalam mengelola sumberdaya pesisir. Adapun materi pelatihan co-management terlampir.
2.8.
WORKSHOP COASTAL MARINE RESOURCES MANAGEMENT
Workshop ini akan dilakukan pada minggu ke 2 Desember
2.9.
DETAILED VILLAGE CO-MANAGEMENT PLAN DI 9 DESA
Village co-management plan akan dilakukan dalam minggu kedua bulan December. Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah pemetaan rencana 9 desa secara detail berdasarkan hasil inventory sumberdaya desa yang disesuaikan tentang topograghy-geomorphology desa. Sumberdaya desa dimaksud terdiri dari potensi sumberdaya alam di tambah dengan fasilitas infrastructure yang tersedia dan keunggulan komparatif desa. Perencanaan ini juga dengan memperhatikan produk-produk hukum tentang pengembangan ekonomi masyarakat, konservasi SDA, dan pranata desa adat.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 8 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2.10.
FASILITASI KEGIATAN P3MP 1 KALI
Fasilitasi kegiatan P3MP dilaksanakan di Kota Ambon. Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan November ini dilaksanakan di Hotel Ever Green. Acara ini dihadiri oleh Ibu Santi dari Direktorat jenderal KP3K- KKP. Dalam penyampaian materinya, Ibu Santi memperkenalkan P3MP sebagai pusat pelayanan dan pemberdayaan masyarakat pesisir salah satu lembaga pemberdayaan yang fokus pada pengembangan sosial budaya masyarakat. P3MP dapat mengkoordinir kegiatan perempuan pesisir, kegiatan di bawah lembaga keagamaan/adat, lembaga pendidikan dan kegiatan konservasi. Untuk eksistensi P3MP, pengurus yang akan terpilih dapat mengembangkan kegiatan usaha sosial. Kegiatan yang sudah dikembangkan oleh P3MP dilokasi lainnya adalah pengembangan taman bacaan dan perpustakaan, penanaman mangrove oleh kelompok konservasi, warung internet, olahan bahan baku buah mangrove. Dalam sesi diskusi, para peserta mengkonfirmasi mekanisme pembentukan pengurus P3MP dan siapa saja yang berkompeten untuk menjadi pengurus. Pada kesempatan ini, menyarankan untuk memilih pengusur P3MP dari comite pemberdayaan
2.11.
PELATIHAN SISTEM MONEV 1 KALI
Pelatihan system monev akan dilakukan pada minggu ke-2 bulan Desember 2013.
2.12.
PELATIHAN PEMASARAN
Pelatihan pemasaran dilaksanakan pada minggu keempat bulan desember. Pelatihan ini dilaksanakan serentak di sembilan desa sasaran CCD-IFAD. Peserta pelatihan terdiri dari perwakilan kelompok usaha dan semua anggota kelompok pemasaran. Metode pelatihan yang dilakukan adalah penyampaian materi, diksusi dan permainan serta kunjungan lapangan. Materi pelatihan terdiri dari achive motivation, Analisis Peluang Pasar Komoditas Perikanan dan Teknik Untuk Melakukan Analisa Pasar. Para peserta diajak mengunjungi salah satu usaha pemasaran abon ikan tuna.
2.13.
WORKSHOP PENGEMBANGAN AIG DAN JEJARING PEMASARAN
Workshop pengembangan AIG dan jejaring pemasaran akan dilakukan pada minggu ke-2 bulan Desember 2013.
2.14.
SINKRONISASI PERENCANAAN
Kegiatan siknronisasi yang dikoordinir oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Maluku dilaksanakan di Hotel Ever Green. Kota Ambon pada Bulan November. Kegiatan ini dihadiri oleh PIU
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 9 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Ambon dan Maluku Tenggara, serta perwakilan PMO Jakarta (Pa Sunaryanto, Pa Anton dan Pa Sri Bawono). Acara dibuka langsung oleh Pejabat DKP Propinsi Maluku dan dilanjutkan penyampaian perkembangan kegiatan CCD IFAD oleh PIU Kota Ambon dan Maluku Tenggara. Ibu Ola sebagai sekretaris PIU Ambon menyampaikan perkembangan kegiatan CCD-IFAD, realisasi kegiatan mencapai >60%. Sisa kegiatan direalisasikan 100% hingga awal bulan Desember. Hal yang sama disampaikan oleh Bapak Ibrahim Sekretarsi PIU Maluku Tenggara. Pasca penyampai perkembangan kegiatan oleh kedua PIU, kegiatan diskusi dibuka langsung dengan tanggapan dari Pa Anto dan Pa Anton. Pa Sunaryanto mempertanyakan bagaimana kegiatan monev yang dilakukan oleh PIU dan proses pencairan BLM. Sedangkan Pa Anton menanyakan bagaimana serapan anggaran, dan seberapa optimis dapat merealisasikannya. PIU Ambon meyakinkan PMO akan merealisasikan 100% kegiatan CCD-IFAD dan kegiatan monev tahun depan akan diusulkan dari dipa Kota Ambon. Materi singkronisasi juga disampaikan oleh Pa Anton dan Pa Sunaryanto. Pa Anto Fokus pada materi general dan perkembangan proyek CCD-IFAD secara nasional sedangkan Pa Sunaryanto menyampaikan materi tentang Juknis-Jukni pelaksanaan kegiatan CCD-IFAD.
2.15.
PERTEMUAN TEKNIS 3 KALI
Pertemuan tim teknis telah dilakukan. Serangkaian pertemuan tim ini dilakukan dalam membahas dan mengevaluasi proposal Pokmas sebelum diajukan pencairan. Disadari bahwa peranan konsultan merupakan salah satu bagian penting untuk menjembatani konflik yang terjadi diantara pelaku kegiatan terutama, serta menilai dan menjembatani proposal BLM dari Pokmas.
2.16
FOCUS GROUP DISCUSSION UNTUK ANNUAL INCOME DAN MARKET SURVEY
Focus group discussion untuk annual income dan market survey akan dilaksanakan pada minggu ke2 bulan Desember 2013.
2.17
PENJELASAN DAN MONITORING STATUS PENCAIRAN BLM
Penyuluh dan TPD di tiap desa/kelurahan melakukan pendampingan yang intensif dalam proses pencairan dan pembelanjaan barang dalam rangka penggunaan dana BLM, sambil juga di monitor oleh PIU dan konsultan.
2.18.
KOORDINASI UNTUK PERENCANAAN IMPLEMENTASI TAHUN 2014
Dengan adanya kerjasama antara PMO, PIU dan konsultan telah dilakukan koordinasi dan sinkronisasi untuk perencanaan kegiatan 2014.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 10 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Kegiatan identifikasi pola distribusi pemasaran hasil perikanan dilaksanakan di Desa sasaran CCDIFAD dan desa sekitarnya. Fokus kajian prodok pada komiditi hasil tanggapan Tuna, Tongkol dan Cakalng (TTC), ikan asap dan potensi pengembangan olahan. Secara umum, hasil tangkapan TTC diserap oleh pasar lokal maupun regional dan internasional. Tingkat konsumsi ikan dalam kota Ambon yang tinggi secara nasional dan habit masyarakat yang mengkonsumsi ikan segar menjadi potensi besar dalam pemasaran hasil perikanan. Sebagian besar masyarakat nelayan lokal memilih hasil tangkapan di pasarkan di pasar lokal. Pola distribusinya yang temukan adalah 1. Nelayan
papalele
konsumen akhir (masyarakat lokal)
2. Nelayan
Pasar Ikan
3. Nelayan
papalele
4. Nelayan
Unit Pengolahan Ikan
papalele Pasar Ikan
konsumen konsumen Pasar Regional
Dari tiga pola tersebut diatas, nelayan lebih banyak memilih pola pertama dan ketiga. Umumnya istri nelayan bertindak sebagai papalele dan menjual langsung hasil tangkapan suaminya. Nelayan jarang memilih unit pengolahan ikan karena dianggap kurang memberikan keuntungan karena harga penjualan ikan lebih kecil dibandingkan langsung ke masyarakat atau pasar ikan. Pasar ikan Arumabae yang berada di Kota Ambon menjadi sentral pasar tradisional menyediakan ikan bagi penduduk kota Ambon dan sekitarnya.
2.19.
STATUS DAN PEMBANGUNAN PONDOK INFORMASI
Tiga desa penerima bantuan CCD-IFAD tengah melakukan pembangunan pondok informasi. Diupayakan pembangunan diselesaikan pada bulan Desember. 6 desa perluasan yang tersebar di 3 kecamatan yang sama. Per November 2013, lahan untuk pembangunan pondok informasi telah ditetapkan oleh pemerintah negeri dan kelompok yang bersangkutan. 6 Kelompok ini sementara dalam proses pendampingan oleh TPD untuk pembukaan rekening. Kelompok-kelompok infrastuktur ini menjadi salah satu prioritas pada waktu sekarang ini.
2.20. FASILITASI TIM SURVEY ANNUAL INCOME DAN MARKET SURVEY Kegiatan survei annual income dan market survei dilakukan oleh tim dari Univesitas Dipongoro. Kegiatan dilaksanakan pada minggu ketiga bulan November 2013 di 5 Desa yakni Negeri Laha, Tawiri, Hative Besar, Latuhalat dan Seri. Kegiatan yang dilakukan berupa survei dengan menggunakan kuisioner dengan responden 10 orang per desa. Informasi lain yang diperoleh juga dengan wawancara mendalam dan FGD dengan kelompok sasaran masyarakat CCD-IFAD.
2.21.
FASILITASI KEGIATAN SURVEY RIMS
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 11 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Results and Impact Management System (RIMS) adalah sebuah metode atau sistem pengelolaan proyek untuk melihat hasil dan dampak sebuah proyek. Untuk melakukan RIMS CCDP-IFAD, Negeri Latuhalat dan Laha terpilih sebagai situs survey dari total 30 desa sampel di Indonesia. Konsultan bersama TPD, dan tenaga sukarela dari desa melakukan survey dan pengukuran anak dibawah 5 tahun (Anthopometry). Pelaksanaan kegiatan survey Rims berlangsung dari 22 October sampai 23 November 1013. Questionaire yang telah diisi telah disampaikan kepada PMO Jakarta untuk kemudian di analisa oleh tim Rims Nasional. Tahapan yang dilakukan untuk mengelola RIMS sebagai berikut:
Melakukan koordinasi dengan penyuluh dan TPD untuk pelaksanaan RIMS Melakukan coaching dan pre-test RIMS Melakukan survey RIMS Melakukan supervisi Melakukan crossckeck data
2.22. FASILITASI KEGIATAN VILLAGE PROFILING Kegiatan Vilage profeling dilakukan oleh konsultan dari Pusat dilakukan di sembilan desa sasaran CCD-IFAD. Kegiatan pendataan profil dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder, profil desa yang sudah ada, penentuan titik koordintas dengan GPS dan melakukan dokumentasi terhadap sarana-saran publik di sembilan desa tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu keempat Bulan Oktober.
2.23. FASILITASI KEGIATAN STUDY GENDER Survey untuk study Gender dilakukan oleh konsultan nasional yang berlangsung pada tanggal 11 sampai 13 November 2013. Study dilakukan di 3 desa tujuan CCDP-IFAD yaitu Latuhalat, Laha dan Hutumury. Peneliti didampingi oleh TPD masing-masing desa, dan study berlangsung dengan baik. Peneliti mendapat gambaran profil di 3 desa dengan baik.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 12 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
3. STATUS KELOMPOK MASYARAKAT Bagian ini diharapkan menggambarkan secara singkat dan detail terkait jumlah, status, kegiatan, proposal dan kegiatan yang telah dilakukan/direncanakan di desa terkait. 3.1.
KELOMPOK KERJA DESA (VWG)
Kelompok Kerja Masyarakat Desa atau Village Working Group (VWG) dibentuk melalui pemilihan dari masing-masing kelompok sasaran dalam pertemuan desa. Kelompok VWG ini terdiri dari unsur aparat pemerintah, tokoh agama, tokoh pemuda, perwakilan nelayan dan perempuan. Di 9 desa tujuan CCDP-IFAD, telah terbentuk VGG, masing-masing berjumlah 12 orang. VWG terlibat aktif sebagai key person untuk penyusunan perencanaan desa untuk 3 tahun dan inventory sumberdaya. VWG di 6 desa perluasan juga telah terbentuk dengan komposisi yang sama dengan 3 kelompok sebelumnya. 6 VWG ini juga telah terlibat dalam proses inventory dan perencanaan desa. 3.2.
KELOMPOK USAHA (ENTERPRISES) o o o
Kelompok Usaha Perikanan Tangkap Kelompok Usaha Perikanan Budidaya Kelompok Usaha pengolahan/Perempuan
3.3.
KELOMPOK PENGELOLA SUMBERDAYA PESISIR
3.4.
KELOMPOK INFRASTRUKTUR
3.5.
KELOMPOK TABUNGAN
PIU kota Ambon tidak mempunyai kelompok tabungan. Jenis kelompok ini tidak dipaksakan untuk diimplementasikan
Tabel 02. Daftar Status Kelompok Masyarakat (USAHA) di 3 desa I. Negeri Latuhalat No
Nama kelompok Total
Jumlah anggota Laki-laki Perempuan
Proposal Usaha dari masyarakat Jenis Usaha Kelompok
3.
Mercusuar
10
0
10
Pemasaran ikan segar
4.
Lobster
9
6
3
Penangkapan dan pemasaran
5.
Imanuel
7
5
2
Penangkapan dan pemasaran
6.
Cabar Putih
10
6
4
Penangkapan dan pemasaran
7
Momar putih
9
7
2
Penangkapan dan pemasaran
8
Waimahu
10
5
5
Penangkapan dan pemasaran
II. Negeri Laha No
Nama kelompok Total
Jumlah anggota Laki-laki Perempuan
Proposal Usaha dari masyarakat Jenis Usaha Kelompok
1.
Bunga Laut
10
0
10
Pengolahan dan Pemasaran ikan asap
2.
Mawar Baru
10
0
10
Pemasaran ikan segar
3.
Usaha Baru
10
10
0
Nelayan tangkap
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 13 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
4.
Waisawane
8
4
4
Nelayan tangkap dan pemasaran ikan segar
5.
Hidup Bersaudara Ilahi
10
10
0
Nelayan tangkap
6.
Bunga Laut
10
0
10
Pengolahan dan Pemasaran ikan asap
III. Negeri Hutumury No
Nama kelompok Total
Jumlah anggota Laki-laki Perempuan
Proposal Usaha dari masyarakat Jenis Usaha Kelompok
Papalele
10
0
10
2.
Bubara
7
7
0
Pengolahan (ikan asap dan ikan pindang) Pemasaran hasil Penangkapan
3.
Papere
7
7
0
Penangkapan
4.
Gurara
8
8
0
Penangkapan
Papalele
10
0
10
Bubara
7
7
0
Pengolahan (ikan asap dan ikan pindang) Pemasaran hasil Penangkapan
1.
5. 6.
Tabel 03. Daftar Status Kelompok Masyarakat (INFRASTRUKTUR) di 9 Desa/Kelurahan No
Jumlah anggota Total
Laki-laki
Perempuan
1.
KELOMPOK INFRASTRUKTUR DESA Negeri Latuhalat
8
6
2
2.
Negeri Seilale
10
10
0
3.
Negeri Seri
10
10
0
4.
Negeri Laha
10
10
0
5.
Negeri Hative Besar
10
10
0
6.
Negeri Tawiri
10
10
0
7.
Negeri Hutumury
10
10
0
8.
Negeri Kilang
10
10
0
9.
Negeri Hukurila
10
10
0
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Proposal yang diajukan Jenis Usaha infrastruktur Infrastruktur - Pondok informasi - Pembuatan jalan setapak 100 m di dusun Harhia
Infrastruktur Pengadaan Pondok Informasi Tempat sampah Sumur air bersih Jalan setapak
Infrastruktur - Pembuatan pondok informasi - Pembuatan tempat
Page 14 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Tabel 04. Daftar Status Kelompok Masyarakat (VWG) di 9 Desa/Kelurahan No NAMA KELOMPOK VWG
Total
Jumlah Laki-laki Perempuan
1.
Negeri Latuhalat
6
6
0
2.
Negeri Seilale
12
10
2
3.
Negeri Seri
12
10
2
4.
Negeri Laha
8
6
2
5.
Negeri Hative Besar
12
10
2
6.
Negeri Tawiri
12
10
2
4.
Negeri Hutumury
7
7
0
5.
Negeri Kilang
12
10
2
6.
Negeri Hukurila
12
10
2
Kegiatan Yang telah dilakukan
Tabel 05. Daftar Status Kelompok Masyarakat (PENGELOLA SUMBERDAYA PESISIR) di 9 Desa/Kelurahan No
Jumlah
anggota
1.
NAMA KELOMPOK PENGELOLA SUMBERDAYA Negeri Latuhalat
2.
Negeri Laha
10
10
0
3.
Negeri Hutumury
10
10
0
Total 7
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Laki-laki 7
Perempuan 0
Proposal yang diajukan untuk aktifitas pengelola SD Konservasi - Pembuatan tempat sampah di dusun Harhia - Pembuatan 10 tambatan perahu di pantai dusun harhia Konservasi Pengadaan unit perahu untuk membantu kegiatan pembersihan pesisir/armada pengawas Pembuatan papan himbauan ‘menjaga kebersihan pesisir’ Pembuatan tambatan perahu Konservasi - Penanaman bakau - Pengadaan papan himbauan - Pengadaan armada pengawas
Page 15 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
4. PERAN DAN KOORDINASI KELEMBAGAAN Berbagai peran dan kegiatan strategis yang dilakukan oleh berbagai elemen CCDP dalam menunjang implementasi kegiatan-kegiatan secara efektif, antara lain: 4.1.
PMO
Project management Office atau PMO adalah lembaga yang mengkoordinasi seluruh kegiatan CCDPIFAD pada tingkat national. 4.2.
PIU KABUPATEN/KOTA
Unit Pelaksana Proyek atau Project Implementation Unit (PIU) pelaksana CCDP-IFAD di kota Ambon. PIU ini dibentuk dan ditugaskan oleh Walikota setempat untuk mengkoordinasikan pengelolaan Proyek CCD-IFAD di wilayah kota Ambon. 4.3.
KOMITE PESISIR (DOB)
Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir disebut District Oversight Board (DOB) adalah Tim Teknis di tingkat kota yang bertugas memberikan saran, melakukan pengawasan yang terbatas, khususnya untuk memastikan keadilan sosial dalam alokasi input proyek. Komite pesisir terdiri dari unsur Bapekot, Universitas, NGO, dan perwakilan pelaku pasar dan pengusaha di bidang perikanan dan kelautan. 4.4.
PROVINSI
4.5.
TIM PENDAMPING DESA (TPD) / PENYULUH
Penyuluh dan TPD adalah tenaga pendamping Desa orang yang mempunyai latar belakang pendidikan atau berpengalaman di bidang kelautan dan perikanan. Penyuluh adalah staff Dinas Kelautan Perikanan setempat yang mendampingi penyuluh dalam proses pengembangan kelompok masyarakat. TPD tinggal di tengah masyarakat sasaran, dan mendampingi kelompok masyarakat secara terus-menerus selama berlangsungnya Proyek CCD-IFAD. 4.6.
KELOMPOK MASYARAKAT
Kelompok Masyarakat Pesisir atau Pokmas Pesisir adalah kumpulan masyarakat terorganisir yang mendiami wilayah pesisir dan melakukan kegiatan usaha penunjang kelautan dan perikanan ataupun usaha lainnya serta terkait dengan pelestarian lingkungan. Masyarakat pesisir adalah nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan dan masyarakat lain yang hidupnya di wilayah pesisir dan tergantung pada sumber daya ikan dan bermukim di wilayah pesisir, melakukan kegiatan usaha di pesisir ataupun usaha lainnya serta kegiatan yang terkait dengan pelestarian lingkungan. Pokmas adalah kelompok usaha bersama berupa kelompok nelayan (KUB), kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan), kelompok pengolah/pemasar ikan (Poklasar), kelompok usaha garam rakyat (Kugar) dan kelompok masyarakat pesisir dalam rangka mengembangkan usaha produktif untuk mendukung peningkatan pendapatan dan penumbuhan wirausaha kelautan dan perikanan. Di kota Ambon, pada
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 16 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
tahun pertama proyek, Pokmas yang terbentuk adalah kelompok tangkap dan kelompok pengolah/pemasar.
5. FOKUS DAN STRATEGI AKSELERASI HINGGA AKHIR DESEMBER 2013 5.1.
FOKUS KEGIATAN YANG BELUM DILAKUKAN ;
Kegiatan CCD-IFAD kota Ambon tersisa 20% yang akan dilakukan atau direalisasikan pada bulan December 2013. Mengingat bahwa kegiatan tersisa adalah kegiatan yang berhubungan dengan monitoring dan evaluasi yang akan dilaksanakan guna mereview semua kegiatan pengembangan masyarakat dan penyusunan program tahun depan, diantaranya Workshop Coastal Marine Resources Management dan pertemuan jaringan pasar dan pengembangan ‘alternative income generating’ belum dilakukan. Pekerjaan yang masih tersisa adalah realisasi pembangunan gedung informasi di 3 desa tujuan, dimana masih belum rampung atau masih dalam proses membangun. Masyarakat penerima bantuan menjanjikan untuk menyelesaikan pekerjaan ini dalam bulan Desember. 5.2.
STRATEGI MENGAKSELERASI DAN MENGOPTIMALKAN PROGRAM :
Strategi mengakselerasi dan mengoptimalkan program dengan jalan menyiapkan perangkat pertemuan seperti modul dan rencana kegiatan secara detail. Sehingga terjadi kesamaan persepsi dan adanya guideline dalam melaksanakan kegiatan secara bersamaan dibeberapa lokasi proyek. Sehingga staff dan tenaga penyuluh yang berpengalaman dapat ditugaskan untuk melalukan kegiatan dengan menggunakan prodesur untuk mencapai tujuan proyek yang diharapkan. 6. GENDER Issue gender bukan masalah serius untuk kalangan masyarakat di Ambon, terutama untuk pelaku perikanan. Perempuan memainkan peranan yang penting dari pengelolaan rumah tangga sampai pada pengambilan keputusan termasuk mencari nafkah untuk keluarganya. Hampir semua istri nelayan di kota Ambon menjual ikan hasil tangkapan suaminya. Para wanita ini mampu membagi waktu untuk melakukan aktifitas keluarganya sehingga mereka dapat meluangkan waktu untuk menjual hasil tangkapan tersebut. Mereka yang melakukan komunikasi untuk harga pasaran ikan. Kaum wanita juga mampu membagi waktu untuk terlibat dalam ibadah-ibadah unit yang berlangsung hampir disetiap sore. Sehingga terlihat jelas bahwa kaum wanita di Maluku adalah pekerja keras, pantang menyerah dan mampu mengambil keputusan. Di desa pesisir, para ibu dan anak gadis usia kerja cenderung memilih pekerjaan menjadi penjual keliling walaupun dalam skala kecil atau penjual di pasar. Pelaku pasar ini disebut papalele (sebutan untuk penjual ikan dari desa-desa yang memeluk agama Kristen) atau jibu-jibu (untuk penjual ikan dari desa-desa Muslim). Papalele atau jibu-jibu artinya membeli ikan dan kemudian menjual lagi. Mereka membawa kurang lebih 30 kg (1 loyang) di kepalanya sambil menjual keliling pada satu unit komunitas atau dibawa ke pasar. Melalui CCDP-IFAD, minimal 1 kelompok yang terdiri dari 8-10 orang diberikan bantuan secara materi dan motivasi.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 17 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
7. KENDALA DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI Yang menjadi kendala umum dalam proses implementasi program CCDP IFAF adalah kesamaan menginterpretasikan kegiatan bersama PIU. Langkah penanganan adalah melakukan penyampaian agenda dan bedah issue secara detail, melalui koordinasi secara intensive. Sharing pendapat menghasilkan solusi yang terintegrasi. Setelah melewati 1 tahun perjalanan, proses belajar ini telah memberi pengalaman dan strategy untuk implementasi kegiatan CCD-IFAD tahun 2014. Selain mencapai target program, PIU Ambon memperhatikan mutu keberhasilan di tingkat masyarakat local, dan keharmonisan semua elemen penyelenggara. 8. REKOMENDASI Keberhasilan CCDP-IFAD akan sangat tergantung dari kemampuan komponen pelaksanaan di tingkat daerah. Selain itu kerjasama antara semua komponen pelaksana juga merupakan faktor pendorong terjadinya akselerasi di semua level. Untuk itu konsolidasi di level PIU perlu sering dilakukan untuk menghilangkan barrier diantara pelaksana kegiatan. 8. PEMBELAJARAN Pembelajaran yang dapat diusulkan untuk tahun-tahun proyek mendatang adalah kesiapan mental dan seorang konsultan untuk mampu memfasilitasi hubungan semua stakeholder dengan baik. Pendekatan yang persuasive and innovative efektif dalam mencari jalan solusi dan melakukan pendampingan yang berkualitas. Tidak dapat dihindari bahwa PIU telah terbentuk dengan system birokrasi, dimana kondisi ini mempengaruhi proses konsultasi. Pendekatan inilah yang akan menjembatani proses konsultasi dan kerjasama di daerah terutama dalam mengintegrasi pemahaman konsultan dan PIU. Ditambahkan bahwa team work yang solid antar konsultan di daerah merupakan hal yang sangat mendorong terjadinya akselerasi dan penjaminan mutu kegiatan. 9. PENUTUP Demikian laporan ini dibuat. Pemahaman dan analisa yang dibuat berdasarkan hasil pantauan dan keterlibatan di lapangan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi akhir project dan kesiapan memasuki periode 2014. Dengan panjatkan puji syukur pada Tuhan yang maha kuasa karena laporan ini bisa disiapkan. Terima kasih juga kepada Bapak Ibu yang telah memberikan kesempatan tugas dan tanggung jawab ini. Sincerely, KONSULTAN PIU CCDP-IFAD Irene H. Sahertian The Santosa village and Resort Lombok, 3 Desember 2013
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 18 of 18