Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD
AHADAR TUHUTERU KOTA AMBON
1 DESEMBER 2013
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 1 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1. SITUASI ANALISIS
Ambon memiliki sumberdaya potensi perikanan yang cukup tinggi. Masyarakat Ambon menjadikan laut sekitarnya sebagai lokasi fishing ground terutama laut Banda yang masih kaya akan sumberdaya ikan. Berdasarkan data laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Propisni Maluku (2013), total potensi yang tersedia di WPP-714 (Laut Banda) adalah sebesar 248.400 ton/tahun dengan jumlah tangkap yang diperbolehkan 198.700 ton/tahun. Hasil kajian untuk WPP Laut Banda ini juga menunjukan bahwa, telah terjadi aktifitas tangkap lebih (over fishing) terutama jenis ikan pelagis kecil, demersal dan cumi-cumi. Dengan demikian peluang pengembangan di WPP-714 hanya dapat dilakukan pada sumberdaya pelagis besar, sedangkan sumberdaya ikan pelagis kecil, demersal dan cumi-cumi sudah menunjukan tingkat pemanfaatan yang tinggi atau melampaui potensi lestari. Sehingga butuh pengeloaan sumberdaya yang berkelanjutan dengan meningkat nilai tambah komoditi ikan ekonomis. Kota Ambon masuk dalam 13 Kabupaten/Kota sasaran proyek CCDP-IFAD. Pada tahun 2013 ini terdapat tiga desa sasaran proyek CCDP-IFAD yang tersebar di tiga Kecamatan. Desa sasaran tersebut adalah Negeri Laha Kecamatan Teluk Ambon, Negeri Latuhalat Kecematan Nusaniwe dan Negeri Hutumuri Kecamatan Laitumur. Dalam pengembangan dan perluasan di tahun 2014, terdapat enam desa yang telah ditetapkan sebagai sasaran proyek CCDP-IFAD Kota Ambon. Enam desa tersebut masih tersebar di tiga yang sama yakni Negeri Tawiri dan Hative Besar (Kecamatan Teluk Ambon), Negeri Seilale dan Urimesseng Dusun Seri (Kecamatan Nusaniwe), Negeri Hukurila dan Kilang (Kecamatan Leitimur). Pada proyek CCDP-IFAD tahun 2013, tugas dan peran Konsultan bidang pemasaran dan rantai pasok PIU Ambon dominan membantu kegiatan-kegiatan pada komponen 1 yang dibidangi oleh bidang pemberdayaan dan perencanaan pengelolaan Sumberdaya. Kegiatan Konsultan bidang pemasaran dan rantai pasok pada Tahun 2013 dikomponen 2 hanya terdapat dua kegiatan yakni pelatihan market awareness dan workshop pengembangan AIG dan jejaring pemasaran. Kegiatan pendukung adalah memfalitasi tim Universitas Diponogoro dalam annual outcome dan market study, serta melakukan identifikasi pola distribusi pemasaran hasil perikanan. Sehingga dalam pelaporan ini lebih banyak menyinggun kegiatan pada komponen 2. Kelembagaan PIU Ambon lengkap dan bekerja melaksanakan kegiatan proyek CCDPIFAD Kota Ambon. Pelaksanaan kegiatan proyek CCDP-IFAD Kota Ambon melibatkan PIU Ambon, Konsultan PIU, Penyuluh dan Tenaga Pendamping Desa (TPD). Keberadaan penyuluh, TPD Konsultan pemberdayaan perencanan pengelolaan sumberdaya membantu kegiatan PIU Ambon difase kegiatan sosiailiasasi, pembentukan kelompok, hingga
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 2 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
penyusunan proposal kelompok masyarakat (pokmas). Konsultan pemasaran dan rantai pasok direkrut pada akhir bulan September dan membantu kegiatan-kegiatan lainnya. Secara umum pelaksanaan kegiatan proyek CCDP-IFAD Kota Ambon per 31 November yang tereliasir mencapai 80%. Proyek CCDP-IFAD sudah tersosialisasi di Sembilan desa sasaran proyek untuk tahun 2013 dan 2014. Pada tiga desa sasaran proyek tahun CCDP-IFAD sudah terbentuk 21 kelompok peneriman BLM dan 6 kelompok infrastrutur untuk 6 desa perluasan di tahun 2014. Sebagian besar kelompok sudah mencairkan dan membelanjakan kebutuhan kegiatannya. Jumlah desa sasaran Proyek CCDP-IFAD yang sudah melaksanakan pertemuan desa dan menghasilkan rencana program untuk tiga tahun kedepan. Dalam rencana program tersebut focus pada pengembangan usaha bidang kelautan dan perikanan, pengembangan infrastruktur yang mendukung pengembangan usaha dan menjaga keberlanjutan pengelolaan sumberdaya melalui kegiatan konservasi. Konsultan pemasaran ikut membantu konsultan pemberdayaan dalam pelaksanaan kegiatan resource inventory. Kegiatan ini menghasilan data base potensi sumberdaya yang esksisting dan telah mengalami gangguan serta rekomendasi pengelolaannya. Umumnya sumberdaya pesisir dan laut yang ada di tiga kecamatan ini adalah ikan pelagis dan demersal (ikan karang), terumbu karang, sedikit mangrove dan lamun. Khusus di Kecamatan Leitimu memiliki sebaran ekosistem terumbu karang yang masih natural dan sudah berkembang kegiatan wisata penangkapan meskipun masih berskala lokal. berperan lembaga adat seperti dewan adat saniri yang berfungsi menjaga (mengawasi) pemanfaatan sumberdaya alam baik didarat maupun di laut. Pengembangan kapasitas Pokmas dilaksanakan melalui pelatihan Pokmas dan pelatihan pemasaran. Fokus pelatihan pokmas diarahkan pada pengolahan ikan asap cair dan abon ikan tuna. Masyarakat dilatih dan ikut mempraktekan pengolahan prodak-prodak tersebut. Sedangkan pelatihan pemasaran diarahkan pada peningkatan kesadaran akan pentingnnya pasar. Kegiatan survey sudah semua terealisir. Survei RIMS yang dilaksanakan oleh Konsultan PIU Ambon di dua lokasi dan konsultan pemasaran mensurvei responden dari Negeri Laha. Survei profil Sembilan desa sasaran proyek CCDP-IFAD di juga telah dilaksanakan. Fasilitasi riset gender yang dilakukan konsultan PMO bidang gender juga telah selesai dilaksanakan. Begitupula dengan survey annual outcome dan market study telah dilakukan oleh tim Universitas Diponogor di lima Negeri (Laha, Tawiri, Hative Besar, Latuhalat dan Dusun Seri) Kegiatan yang belum rampung mencapai 20%. Kegiatan yang belum direalisasikan adalah Workshop Coastal Marine Resources Management, pertemuan jaringan pasar dan pengembangan ‘alternative income generating’, pelatihan system monitoring dan penilaian desa berbasis masyarakat. Kesepakati PIU Ambon, kegiatan tersisa akan realisir diawal bulan December 2013. Kegiatan yang lain sedang dalam tahap berlangsung adalah pembangunan gedung informasi di 9 desa tujuan. Masyarakat penerima bantuan menjanjikan untuk menyelesaikan pekerjaan ini dalam bulan Desember.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 3 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Total dana yang telah terserap mencapai 70 %. Tiga puluh persen (30%) tersisa sebagian besar akan direalisasikan dalam membayar kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana dan pembayaran mobil operational CCD-IFAD kota Ambon. Sehingga, semua alokasi dana akan terserap dalam pembiayaan kegiatan sampai dengan akhir 2013. Selama dalam pelaksanaan kegiatan proyek CCDP-IFAD di kota Ambon, konsultan pemasaran dan rantai pasok menjalankan tugas konsultasinya. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan selalu diawali dengan membangun koordinasi melalui pertemuan dan rapat yang mengatur perencanaan dan persiapan kegiatan, pelaksanaan hingga evaluasi yang dilakukan bersama tim lainnya (PIU, Penyuluh dan TPD). Peran ini berjalan optimal meskipun pada koordinasi tersebut cukup dinamis dan terdapat perbedaan persepsi pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek CCDP-IFAD, namun peran konsultasi tetap berjalan lancar. usaha yang terbentuk di tiga desa sasaran proyek CCDP-IFAD kota Ambon umum sama yakni terdiri dari tiga jenis kelompok yakni kolompok nelayan perikanan tangkap, kelompok pengelola ikan dan kelompok pemasaran ikan. Komuditas unggulang perikanan tangkap di tiga desa ini adalah ikan pelagis besar maupun kecil berupa tuna, tongkol dan cakalang (TTC), layang, dan kembung. Hasil tangkapan nelayan ini umum dapat terserap habis dipasar lokal maupun dalam kota Ambon. Selain itu, pemasaran juga sering diekspor keluar daerah seperti Bali, Surabaya, Jakarta, Makasar dan Bitung. Bahkan untuk komuditi unggulan seperti Tuna dan Cakalang Besar sudah dapat diekspor keluar negeri melalui unitunit pengolahan ikan yang berada di Ambon. Untuk prodak olahan ikan yang sudah berkembang dan terkenal di Kota Ambon adalah ikan asap cakalang. Prodak ini sudah dikembangkan oleh anggota kelompok pokmas terutama di Negeri Laha. Untuk pemasaran ikan yang ditemukan di tiga desa ini umumnya diambil alih oleh istri-istri nelayan (papalele). Tingkat konsumsi ikan masyarakat Maluku 49,19 kg per kapita per tahun mencapai tertinggi secara nasional yang hanya 33,89 kg per kapita per tahun. Komoditi ikan dan prodak hasil olahan ikan asap terserap diwilayah kota ambon dan sekitarnya. Daya beli masyarakat cukup tinggi dipengaruhi kebiasaan masyarakat ambon yang mengkonsumsi ikan terutana ikan segar. Pertumbuhan ekonomi kota Ambon pada Tahun 2011 mencapai 6.77% dengan PDRB mencapai Rp.1,9 trilyun. Jumlah pendapatan per kapita tercatat sebesar Rp.5.053.118,‐. Kondisi perpolitikan di Kota Ambon sedang mengalami ganjang ganjing agenda pemilihan kepala daerah propinsi Maluku yang belum tuntas. Meskipun demikian, kegiatan proyeks CCDF-IFAD tetap berjalan. Sampai sejauh ini, kebijakan yang mendukung langsung proyek ini dari pemerintah kota Ambon seperti bantuan anggaran APBD berlum ada. Di harapkan Tahun 2014, sudah ada partisipasi pemerintah kota Ambon
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 4 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Di Ambon terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ambon, dibantu dua tanggahan yakni di Galala dan Laha serta satu pelabuhan perikanan ikan (PPI) Eri. Semua pelabuhan tersebut terdapat unit-unit pengolahan ikan (UPI). UPI-UPI ini masih hanya pada tahapan penangan hasil tangkap dan kemudian di pasarkan. Sedangkan kegiatan pengolahan belum berkembang. Hal ini juga terkait dengan kebiasaan masyarakat yang lebih memilih ikan segar dibanding olahan. Selain itu, pengembangan olahan masih terbatas pada kualitas SDM dan teknologi. Masyarakat masih membutuhkan intervensi teknologi. Olahan prodak ikan cakalang asap yang sudah berkembang berpeluang untuk dikembangan dengan intervensi teknologi yang menjamin kualitas rasa, higienis, dan daya tahan. Ikan asap cair menjadi salah satu produk yang berpeluang dikembangkan dengan pendekatan teknologi. Prodak-prodak ikan yang sudah berkembang di Kota Ambon adalah ikan asap. Ikan asap atau yang biasa disebut "Ikan Asar merupakan salah satu prodak kuliner khas yang paling digemari di Kota Ambon. Bukan hanya turis domestik yang menyukai hidangan tradisional itu, puluhan wisatawan yang datang dari sejumlah negara di Eropa, menjadi salah satu penikmat wisata kuliner ini. Saat ini, sedangkan mulai dirintis pengembangan ikan asap cair yang dianggap memiliki kelebihan dari ikan asar terutama daya tahan. Ikan asap cair berpeluang bersaing dengan ikan asar yang sudah merakyat. Persiangan dapat dihindari jika segmen pasar berbeda. Ikan asar untuk masyarakat local dengan pendapatan menengah kebawah dan pemasaran di local. Sedangkan ikan asap cair untuk segmen ekonomi menengah keatas dan dapat menjangkau pasar regional bahkan internasional. Belanda menjadi salah satu pangsa pasarnya. Saat ini ikan asap cair sudah dapat masuk dan dipasarkan melalui swalayan. Begitpula dengan abon tuna yang sudah dapat dipasarkan hingga pulau Jawa. Bagi masyarakat Maluku, sehari tidak mengkonsumsi ikan, “badan terasa lemas”. Konsumsi ikan menjadi panganan wajib tersaji seperti Nasi. Ikan yang konsumsi juga adalah ikan segar. Kecuali dalam kondisi paceklik, terpaksa masyarakat mengkonsumsi “ikan es”. Sedangkan untuk olahan berbahan baku ikan selain ikan asar belum berkembang. Perkembangn ikan asar cukup baik, bahkan para wisatawan maupun penduduk lokal sudah menjadikan prodak ini sebagai “oleh-oleh”. Cara mendapatkan prodak ikan asar sudah melalui pemesanan terutama di Negeri Laha, desa terdapat Bandara Udara Pattumura Ambon. Pengembangan prodak ikan asar memiliki prospek yang tinggi. Kekuatannyanya ikan asar adalah sudah lama berkembangan dan diakui sebagai hasil karya nenek moyang Maluku; Tingkat daya beli masyarakat terhadap ikan asar cukup tinggi dan terserap dipasar lokal mapun kota serta menjadi buah tangan bagi para pelancong atau masyarakat hendak yang hendak keluar daerah; pengelohannya juga sederhana dan tidak membutuhkan pendektan teknologi. Sedangkan kelemahannya adalah daya tahan (penyimpanan) singkat untuk dikonsumsi hanya (2-4 hari); sulit untuk mengontrol kualitas, higienis dan LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 5 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
keseragaman prodak; serta belum ada kemasan. Pengembangan lebih lanjut adalah pengemasan dan system vakum untuk membuat daya tahan lebih lama. Ikan asap cair menjadi prodak yang memiliki prospek untuk dikembangkan. Kekuatan dari prodak ini adalah, kualitas rasa dan higienitas terjamin; daya taha lama hingga 1-2 bulan (penyimpanan pada suhu dingin, daya tahan hingga lebih dari 3 bulan). Kelemahan yang akan dihadapi modifikasi rasa ikan masih hanya terbatas pada asap, belum ada kombinasi (inovasi). Arahan pengembangannya adalah modifikasi prodak dengan perpaduan rasa tambahan. Peluang pengembangan prodak ikan asar sudah maksimal. Tingkat konsumsi ikan asar cukup tinggi, harga mudah terjangkau dengan banyak pilihan berdasarkan klasifikasi ukuran dan kualitas, jenis ikan (Tongkol, baby Tuna dan Cakalang); bahan baku tersedia; lokasi pemasaran bisa di pasar tradisional, kompleks perumahan atau lapak-lapak sekitar jalan raya. Tantangan yang akan dihadapi adalah belum dipasarkan di swalayan, ketergantungan pada bahan bakar kayu, tempurung dan sabuk kelapa yang sudah mulai menipis. Solusi pengengembangan adalah membangun kerjasama dengan penngembang usaha kuriner untuk membuat outlet khusus dan bagi pelaku usaha kuriner menjadikan ikan asar sebagai panganan yang terjual langsung pada rumah makan, restoran. Penggunaan vakum dan kemasan untu dipasarkan di swalayan. Peluang pengembangan ikan asap cair terbuka. Daya beli masyarakat yang masih tinggi terhadap ikan segar dan olahan segar, pendekatan teknologi; bahan baku asap cair tersedia (Universitas Pattimura Ambon), sudah dipasarkan di swalayan. Tantangan yang akan dihadapi adalah butuh investasi yang besar untuk pengembangan sarana pengolahannya, prodak belum terpublikasi dengan baik, skala pemasaran sulit menjangkau masyarakat ekonomi bawah. Solusinya adalah pengembangan sarana olahan, pengemasan yang baik dan segmetasi pasar swalayan, regional dan ekspor. Dalam pengembangan ikan asar dan ikan asap cair menjadi komoditi unggulan Ambon diperlukan dukungan prasarana dan sarana penunjang. Pada Tahun 2014, perlu pertimbangkan untuk pengembangan rumah olahan yang ilengkapi dengan alat pengolahan, membangun outlet khusus untuk penjualan hasil olahan, dan mengadakan kerjasama dengan swalayan, rumah makan sea food, serta kerjasam dengan Angkasa Pura untuk membuka outlet mini di bandara udara Pattimura.
2. HASIL / PERKEMBANGAN YANG DICAPAI DAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTANSI 2.1. BERBAGAI STATUSNYA.
KEGIATAN
YANG
TELAH
DILAKUKAN,
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
PERKEMBANGAN,
DAN
Page 6 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
AWPB 2013. Berbagai aktifitas adalah : 2.1.1. PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT Kegiatan pembentukan Kelompok masyarakat (Pokmas) sasaran peneima manfaat proyek CCD IFAD didampingi oleh TPD dan Penyuluh. Kegiatan ini sudah diinisasi sejak February 2013. Pada May 2013 dibentuk dan ditetapkan Village Working Group (VWG) dan kelompok-kelompok masyarakat di masing-masing di negeri Latuhalat, Laha, dan Hutumury. Total kelompok masyarakat yang terbentuk adalah 21 kelompok. Rincian kelompok di tiap desa dan statusnya dalam proses pencairan BLM di sampaikan pada table 1. Tabel 01. Status Pencapaian/pencairan BLM No
Desa/Kecamatan
Kec. Nusaniwe 1
2
Negeri Latuhalat
Kec. Teluk Ambon Negeri Laha
Kelompok
Status Pencairan (%)
Catatan Status
Bintang Laut
100
Toreng
100
Dana BLM telah disalurkan ke bank account kelompok.
Mercusuar
100
Lobster
100
Imanuel
100
Cabar Putih
100
Momar putih
100
Waimahu
100
Cinta Setia
100
Suka Maju
100
Bunga Laut
100
Mawar Baru
100
Usaha Baru
100
Waisawane
100
Hidup Bersaudara
100
Ilahi Kec. Leitimur Selatan Negeri Hutumury
Tatihu
100
Salmaneti
100
Papalele
100
Bubara
100
Papere
100
Gurara
100
TPD melakukan pendampingan kelompok selama proses pencairan dan belanja. TPD cenderung melakukan pendampingan dalam pencairan dan belanja satu kelompok perhari untuk mendapatkan hasil yang effective. Kelompok-kelompok usaha yang membuat alat tangkap telah membelanjakan uangnya diatas 50%. Kelompok usaha sebagai pelaku pasar, dana yang diberikan sebagian dipakai untuk membeli alat-alat yang dibutuhkan dan modal untuk pengolahan dan pemasaran Pemanfaatan BLM dibawah 50% , sisa tetap tersimpan dibank. Kelompok –kelompok infrastructure dan konservasi telah membelajakan 100% untuk membeli bahan bangunan. Salah satu kelompok usaha berserikeras membutuhkan ‘rumpon’ untuk membantu usaha penangkapan. Mengingat kerentanan rumpon dilaut, kelompok telah memberikan perjanjian tertulis untuk proses ganti rugi jika rumpon mereka hilang.
2.1.2. PENILAIAN DESA BERBASIS MASYARAKAT 9 DESA
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 7 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Kegiatan penilaian desa berbasis masyarakat belum dilaksanakan. PIU Kota Ambon menghendaki pelaksanaan kegiatan ini dijadikan sebagai paket kegiatan terakhir di tahun 2013 untuk menilai perkembangan proyek CCD-IFAD di masyarakat. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan Pada Minggu Kedua Bulan Desember sebelum tanggal 15 Desember. Tim Konsultan telah membuat instrument penilaian desa terhadap proyek CCDIFAD berdasarkan persepsi masyarakat. Rangkaian kegiatan CCD-IFAD masih periode awal, sehingga indikator penilaian akan dibatasi pada empat komponen dasar yakni Penguasaan (Pengetahuan), Kelembagaan, Managemen, serta Administrasi Keuangan dan pembukuan. Untuk mendapatkan informasi dalam penilaian Desa, maka instrument yang digunakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner. Kuisioner didasarkan atas beberapa indikator dengan parameter-parameter yang tertuang dalam bentuk pertanyaanpertanyaan. Indikator dan parameter tersebut antara lain : 1) Penguasaan Kegiatan CCD-IFAD a. Apakah anda mengetahui proyek CCD-IFAD b. Apakah anda mengetahui tujuan CCD-IFAD c. Apakah anda mengetahui jenis kegiatan yang dikembangkan dalam proyek CCDIFAD 2) Kelembagaan pelaksanaan CCD-IFAD a. Apakah anda memahami tujuan pembentukan POKMAS ? b. Apakah anda tahu Mekanisme/cara pembentukan POKMAS? c. Apakah anda tahu persyaratan pembentukan Pokmas ? d. Apakah POKMAS memiliki AD/ART ? e. Apakah anda terlibat dalam menyusun rencana pengembangan kegiatan Pokmas? f. Apakah Pokmas melakukan koordinasi/komunikasi dengan pihak lain ? g. Dari pihak-pihak tersebut dengan siapa anda paling intensif melakukan koordinasi? h. Apakah Pokmas biasa melakukan pertemuan (rapat)/musyawarah antar pengurus dan anggota? i. Apakah anda tahu tugas dan kewajiban pengurus dalam pengembangan unit usaha ? j. Apakah pengurus melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik ? k. Berapa jumlah anggota saat awal pembentukan Pokmas? l. Berapa jumlah anggota pokmas saat ini? m. Berapa jumlah anggota yang biasanya terlibat aktif dalam melaksanakan kegiatan? 3) Managemen pengelola BLM a. Selain dari CCD-IFAD, apakah Pokmas pernah mendapat penyertaan modal dan bantuan dari pihak lain? LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 8 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
b. c. d. e.
Selain penyertaan modal, apakah ada bentuk bantuan lainnya? Apakah ada ”tambahan investasi” dari anda/kelompok dalam BLM Pokmas? Jika ada tambahan investasi, apa saja? Sebelum mengelola kegitan Pokmas, apa keahlian/pekerjaan anda sebelumnya? Jelaskan ? f. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan/pertemuan formal yang terkait kegiatan Pokmas yang anda kelola g. Berapa kali anda mendapatkan pelatihan? h. Apa anda memahami isi materi pelatihan? i. Siapa yang menyampaikan pelatihan? 4) Administrasi keuangan dan pembukuan Pokmas a. Apakah anda melakukan pencatatan kegiatan Pokmas selama ini ? b. Apakah anda memiliki pembukuan? c. Apakah ada bukti-bukti transaksi/kwitansi selama menjalankan kegiatan Pokmas ? d. Siapakah yang selama ini bertugas untuk melakukan pembukuan ? e. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan dalam membuat pembukuan? f. Siapa yang memberikan pelatihan ? g. Apakah selama ini ada pihak yang mengecek/melihat pembukuan pokmas? h. Apakah anda pernah membuat laporan keuangan ? i. Apakah pembukuan dilaporkan/diketahui oleh para anggota ? j. Bagaimana mekanismenya (caranya) ? k. Kapan waktu pelaporan kepada para anggota tersebut biasanya dilaksanakan ? 2.1.3. SOSIALISASI DI 9 DESA Sosialisasi di desa-desa tujuan CCDP-IFAD, telah dilakukan sejak Desember 2012 . Materi sosialisasi yang diarahkan Kepada pengenalan, tujuan, dan outcome yang akan dicapai melalui CCDP-IFAD. Sosialisasi dilakukan melalui pendekatan penyuluh dan TPD di masing-masing desa sebagai proses persiapan aparat pemerintah, stakeholder dan masyarakat lokal. Kemudian diikuti dengan pertemuan formal yang langsung ditangani oleh PIU Kota Ambon. 2.1.4. PERTEMUAN DI 9 DESA Pertemuan desa dilakukan secara rutin yang dilakukan oleh TPD, Penyuluh, PIU kota Ambon dan konsultan. Kegiatan pertemuan desa dilaksanakan di sembilan Desa tujuan CCD-IFAD. Kegiatan ini di laksanakan dalam dua tahap, yakni tahap pertama dilaksanakan di tiga desa sasaran IFAD tahun 2013 (Negeri Laha. Latuhalat dan Hutumuri) dan tahap kedua dilaksanakan enam Desa perluasan sasaran IFAD tahun 2014 (Negeri Tawiri, Hukurila, Kilang, Hative Besar, Seilale, dan Kampung Seri-Urimesseng). Pada Tahap pertama, pertemuan desa
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 9 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
di hadiri oleh seluruh Pokmas dan tim perencana desa. Sedang di tahap kedua dihadiri oleh tim perencana desa. Kegiatan pertemuan desa dilaksanakan dengan motede partispatif, membantuk Group diskusi menyusun rencana kegiatan untuk pengembangan usaha (pemberdayaan), pengembangan infrastruktur dan kegiatan konservasi. a. Negeri Laha Pelaksanaan rapat perencaan desa di tiga desa penerima manfaat CCDP IFAD dalam tiga hari kedepan akan gelar. Hari ini tanggal 1 Oktober, kegiatan ini dilaksanakan di negeri Laha, desa dimana terdapat Bandara Internasional Pattimura Ambon. Kegiatan yang dimulai dari jam 10.00, dihadiri oleh Pihak PIU, BAPPEDA kota Ambon, Raja Laha dan para stafnya, tokoh masyarakat dan agama, 7 kelompok penerima manfaat, penyuluh dan konsultan. Kegiatan diawali dgn sambutan Raja Laha yang menekankan pada anggota kelompok utk menghayati dan menggunakan bantuan CCDP IFAD dengan baik dan bijak. Acara dilanjutkan dgn penyampain paparan profil dan rencana pengembangan negeri laha oleh Raja laha dan sekretarisnya dan materi pengantar perencanaan oleh Bappeda dan PIU Kota ambon. Dalam materinya, raja laha menyampaikan profil desa sebagai negeri adat memiliki jumlah penduduk 4.487 jiwa yang terdiri dari 2.225 jiwa laki-laki dan 2.162 jiwa dalam 187 KK. Jumlah nelayan 369 orang dan bakul/penjual ikan yang didominasi kaum ibu-ibu sebanyak 31 orang. Armada penangkapan yang ada di negeri ini adalah kapal arumbae 12 buah,long boat 16 buah, perahu katinting 2 buah, dan perahu tanpa mesin 37 buah. Alat tangkap yang digunakan purse seine 12 buah, pancing tonda 16 buah, gillnet 2 buah dan pancing ulur 46 buah. Masalah yang dihadapi masyakat laha, nelayan tradisional masih miskin, sistem penangkapan masih menggunkan pengetahuan berdasarkan pengalaman secara outodidak, sehingga kalah bersaing dengan nelayan modern. Masalah lingkungan, gelombang pasang laut yang sudah memasuki rumah pemukiman akibat abrasi pantai, talut kurang berfungsi. Kiriman sampah dari kota ambon bermuara di laut dan terdistribusi hingga ke negeri laha. Solusi yang ditawarkan, bantun pihak terkait utk pembuatan Talut, pembentukan kelompok pembersih laut dan pantai, pembuatan alat pembakaran sampah (incenerator) di titik-titik TPS. Rencana kegiatan negeri tahun 2014-2015 yang diusulkan meliputi (i) pelatihan dan pendampingan utk nelayan secara rutin, (ii) bantun modal usaha/kredit lunak, (iii) pembentukan koperasi nelayan dan (iv) terbentuk posko informasi dan konsultansi bagi nelayan. LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 10 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Pihak Bappeda Kota Ambon menjelasan mengapa perlu perencanaan. Harmonisasi, integrasi dan sinergi antar wilayah dan antar sektor; keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; partisipasi masyarakat disemua tingkatan pemerintahan; serta penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan potensi pengembangan. Bagaimana melakukan perencanaan, perlu dilakukan (i) identifikasi dan libatkan semua elemen; (ii) kenali wilayah (fisik wilayah, kependudukan, sosial budaya, potensi ekonomi dan SDA, kerentanan terhadap bencana); (iii) kajian kondisi wilayah termasuk keterkaitan dgn sekitanya meliputi rencana pemerintah kota Ambon, kecenderungan, potensi dan peluang serta permasalahan; (iv) musyawarkan Rencana dengan melihat kondisi saat ini dan harapan bersama; (v) evaluasi/finilisasi Rencana meliputi waktu, lokasi, biaya, penanggungjawab, dan Hal-Hal tidak terduga seperti bencana alam. Dalam struktur ruang, negeri Laha masuk dalam kawasan khusus Bandara. Kawasan ini berupa pengamanan keselamatan penerbangan dan pelayanan. Bandara distribusi tersier pertanin tanaman pangan, perikanan, pariwisata, industri jasa maritim, dan pertambangan bahan galian tipe c. Potensi pesisir kota ambon memiliki sumberdaya fisik, pariwisata bahari termasuk d negeri laha memiliki pantai berpasir putih. Kawasan ini sudah dilirik oleh pars investor utk berinvestasi di kegiatan pariwisata bahari termasuk diving/penyelaman. Potensi penangkapan dan budidaya laut juga dapat dikembangkan d kawansan ini. Pihak PIU yang diwakili oleh sekretarisnya menyampaikan perencanaan program berbasis kelautan dan perikanan. Dalam paparannya, Ibu Ola sebagai sekretaris menjelakan Maksud dan Tujuan CCDP IFAD, Maksud kegiatan utk mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yg berkelanjutan bagi masyarkat pesisir dan pulau- pulau kecil, dan tujuannya utk meningkatkn pendapatan masyarakat pesisir yang menjadi kelompok sasaran kegiatan. Komponen pemberdayaan masyarakat, pembangunan dan pengelolaan sumberdaya salahsatunya adalah perencanaan yang partisipatif yakni menyusun skala prioritas dan pengambilan keputusan dengan output Rencana 3 tahun pelaksanaan pembangunan proyek utk memberikan arahan kegiatan ccdp di bidang kelautan dan perikanan (KP). Perencanaan kegiataan tersebut dimediasi dalam pertemuan desa. Tujuan adalah agar masyakat desa dan seluruh stakeholder tingkat desa dapat menyepakati hal-Hal berupa, (i) Rencana pembangunan desa berbasis KP selama 3 tahun, (ii) kegiatan-kegiatan yang akan didanai oleh proyek CCDP IFAD, (iii) prioritas kegiatan yang akan di ajukan. Berdasarkan ajuan proposal dari 7 kelompok ( 5 kelompok usaha, sisanya kelompok konservsi dan infrastruktur) sasaran kegiatan, terdapat enam kegiatan yang di usulkan. Kegiatan-kegiatan yang akan didanai di Negeri Laha melalui program ini di tahun 2013 berupa (i) pengadaan
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 11 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
alat tangkap alat tangkap gillnet dan pancing tonda, (ii) pengadaan alat bantu penangkapan (rumpon), (iii) pengolahan, (iv) pemasaran, (v) infrastruktur dan (vi) konservasi. Untuk menjamin keberlnjutan program, kegiatan pengadaan rumpon di usul diganti dengan kegiatan lainnya. Berdasarkan pengalaman, pengadaan rumpon tidak bertahan lama, kemungkinan dibawah dibawah arus atau di curi. Pada kesempatan ini, pihak konsultan (Irene) menjelaskan bahwa perencanaan kegiatan sebaiaknya mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan eksistensi kegitan. Karena KegiAtan bantuan CCDP IFAD hanya sekali utk setiap kelompok sehingga usulan kegiatan perlu di kaji kelayakannya. Kasus pengadaan rumpon, memiliki kerentanan yang tinggi, sedangkan dalam akhir program proyek CCDP-IFAD, ada penilaian hasil kegiatan. Dibutuhkan eksistensi program bantuan secara fisik dan dampaknya. Pengadaan rumpon dapat diganti dengan kebutuhan usaha lainnya. Jika dianggap rumpon menjadi kebutuhan anggota, dapat diadakan dari hasil kegiatan penangkapan kelompok. Untuk memudahkan proses perencanaan, dibentuk tim penyusun program yang terdiri dari seoranh ketua, sekretaris, dan dibantu oleh anggota yang mewakili unsur desa, tokoh masyarakat, wakil perempuan dan perwakilan dari VWG. Tugas tim ini menyusun perencanaan pembangunan desa berbasis KP dan menentukan skala prioritas program. Dalam kesempatan ini sudah terpilih 12 orang sebagai tim penyusun program yang di ketuai bapak Bagus Suparto. Pada sesi diskusi, isu dan permasalahaan yang mengemuka adalah belum optimalnya pemanfaatan rumah nelayan di dusun air manis yang sudah lama berkembang (bapak Bagus S). Pemberian bantuan bagi nelayan ditahun-tahun sebelumnya selalu mengalami kegagalan, program banyak disalah gunakan dan tidak tepat sasaran; masih terdapat orang/kelompok yang pernah mendapat bantuan; perlu evaluasi penggunaan rumah nelayan di dusun air manis (Tahir); Pengalaman kawan-kawan lain yang mendpt bantuan, tidak sesuai dengan volume kebutuhan nelayan, sehingga mereka banyak menambalnya, contoh ukuran jaring yang kurang. Dalam menanggapi isu dan permasalahan tersebut, sudah ada perencanaan untuk perbaikan rumah nelayan dan pembuatan jalan setepak menuju rumah tersebut, sehingga dapat dioptimalkan. Kedepan rumah nelayan juga dioptimalkan utk ruang pertemuan. Selain itu, akan d bangun pondok pusat informasi di dusun kampung baru (Bapak Jhon-penyuluh). Lanjut Ibu Ola (sek. PIU), pengembangan infrastruktur disesuaikan dengan kebutuhan dan mendukung program CCDP IFAD serta dapat dimanfaatkan dengan baik. Persoalan pemilihan dan penetapan kelompok sudah dilakukan berdasarkan petunjuk teknis CCDP IFAD, d awali pengambilan data dan survei langsung oleh TPD dan Penyuluh. Kegiatan selanjutnya adalah perumusan program untuk tahun 2014-2015. Dalam sesi ini di awali dengan pengantar dari Bappenas memberikan contoh bagaimana menyusun program yang baik. Selama dalam penjelasan, tim penyusun diharapkan untuk fokus pada kegiataan lingkup KP dan integrasi lainnya, memperjelas nama kegiatan, anggaran, lokasi yang spesifik.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 12 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Kegiatan ini berakhir setelah pihak konsultan (ahadar t) memberikan saran agar kegiatan penyusunan program bersifat partisipatif, lebih mengoptimalkan peran tim penyusun. Penyusunan program sebaiknya bersumber dari masyarakat, merespon cara pandang mereka, menterjemahkan dalam program. Perencanaan diawali dengan mengidentifikasi permasalah dan potensi wilayah dan sdm, menangkap kebutuhan meraka, sebagai Rencana program. Kegiatan diusulkan untuk dilanjutkan pada sesi selanjutkan dengan membuat focus group discuss. Sesi diharapkan dapat mempertajam kebutuhan inventarisasi program. Paska kegiatan pertemuan desa, tim PIU, panitia, penyuluh, dan konsultan melakukan Evaluasi untuk penyempurnaan kegiatan di dua desa selanjutnya. Beberapa catatan evaluasi atas masukan tim konsultan : mengurangi sesi penyampaian materi presentasi dari dinas KP, mempertejam sesi penyusunan rencanan program dengan membentuk group disscus menjadi tiga kelompok yakni kelompok usaha, infrastruktur dan konservasi, setiap kelompok didampingi oleh tim PIU. Hasil dari group disscus akan d paparkan oleh ketua tim, untuk selanjutnya disepakati bersama sebagai rencana program untik tahun 2014-2015. b. Negeri Latuhalat Kegiatan pertemuan desa di Negeri Latuhalat Kecamatan Nusawniwe dengan agenda pembentukan tim penyusun program dan penetapan rencana program Tahun 2014-2015. Kegiatan ini dilaksanakan di pondok pertemuan Colin Beach Hotel Latuhalat. Lokasi berhadap langsung dengan Pantai Latuhalat. Lokasi yang asri dan membuat suasana pertemuan rileks. Acara dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Negeri Latuhalat (Bapak Kres Mahulate). Dalam sambutannya mengurai letak geografis Negeri Latuhalat yang terletak di Tanjung Nusaniw e Manis, diapit oeh Laut Banda dan Teluk Ambon. Negeri yang sebagaian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Hasil tangkapan ikan dari nelayan-nelayan Latuhalat menyumbang iakn segar untuk konsumsi Ambon mencapai 95%. Kontribusi masih dapat diitingkat dengan kegiatan-kegiatan pemberdayaan seperti program CCDP-IFAD.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 13 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Sambutan kedua di sampaikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan yang diwakili Ibu Meti mewakili Ibu Kadis yang sedang berhalangan (tugas lain). Dalam paparannya, Ibu menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah pertemuan desa untuk menyusun perencanaan desa untuk tahun 2014-2015. Sasaran dalam kegiatan pertemuan desa ini adalah kelompokkelompok penerima manfaat CCDP-IFAD dan singkronisasi dengan program desa. Output yang akan dicapai dalam program ini, diharapkan terbentuknya tim penyusun program dan terinventaris rencana program di desa Latuhalat selama dua tahun. Acara selanjutnya adalah penyampaian doa pembukaan yang dipimpin oleh Bapak Kres Mahulate, memohon agar acara ini berjalan dengan lancar. Pada sesi penyampai materi dikurangi, tidak seperti pelaksanaan di negeri Latuhalat. Atas masukan dari konsultan agar kegiatan pertemuan desa difokuskan pada pembahasan rencana program. Sebelum rapat pembahasan program kerja, forum membentuk tim penyusun program yang terdiri dari : Ketua : Bpk Jhon Risakotta Sekretaris : Bpk Buce Tehusalawany Anggota : Bpk Nany Risakotta 1. Unsur Desa : Ibu Tasya Latuhihin 2. Tokoh Masyarakat : Bpk Buce Lekatompessy 3. Wakil Perempuan : Ibu Yeny Maulany 4. Perwakilan dari VWG : a. Bpk. Ateng Latuhihin. Bpk Noke Oppier Rapat pembahasan rencana kerja di negeri Latuhalat dibagi menjadi tiga kelompok yakni kelompok infrastruktur, konservasi dan pemberdayaan. Penetapan tiga kelompok ini atas usulan dari konsultan agar dapat menjawab kebutuhan program CCDP-IFAD. Dalam pegantar Ibu Sil (DKP Kota Ambon), program yang direncanakan ini dapat disingkronkan dengan rencana BAPPEDA Ambon. Melalui Musrembang dapat disampaikan sebagai bagian dari aspirasi (kebutuhan) masyarakat. Sumber anggaran diharapkan lebih banyak dari Pemda Kota Ambon, karena keterbatasan dana dari CCDP-IFAD. Namun kegiatan yang direncanakan ini dapat singkron dengan program CCDP-IFAD. Usulan program pemberdayaan untuk pengembangan usaha yang telah disepakati di Negeri Latuhalat adalah Pengadaan Armada Tangkap bagi nelayan tangkap meliputi Body
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 14 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Katinting (5,5 PK) 50 unit, Pancing Tonda (15 PK) 30 unit, mesin tempel (5 PK) 50 unit; pengadaan alat pendingin ikan bagi pedagang ikan/bakul 6 unit; pelatihan pengolahan ikan untuk 7 kelompok; pengadaan alat pengolahan ikan (ikan asin, ikan asap cair, abon, bakso, nugget, kerupuk); penguatan modal usaha pengolahan ikan untuk 7 kelompok; kios (outlet)/kedai penjualan hasil olahan; dan pengadaan bangsal pengolahan ikan. Dalam penetapan program ini, forum cukup kritis dan dinamis dalam menanggapai prensentasi dari kelompok pemberdayaan. Forum menghendaki ada prioritas pengembangan produk olahan ikan yang menjadi ciri khas Negeri Latuhalat. Kesimpulannya adalah menetapkan ikan asin dan ikan asap cair. Usulan program infrastruktur yang telah disepakati di Negeri Latuhalat adalah Pembuatan Sumur Bor 20 buah; Pembuatan Saluran Air (8 buah) 200 meter; Pembangunan Jalan Setapak 800 meter; Pengadaan Bak Sampah (2x2,5 m) 20 buah; Pembangunan Talud Penahan gelombang 450 meter; Pembangunan/Rehabilitasi Rumah Nelayan 5 buah. Usulan program konservasi yang telah disepakati di Negeri Latuhalat adalah; tempat berlabuh perahu (tambatan) 600 meter dienam titik, Penyuluhan dan pendidikan lingkungan kawasan pesisir untuk 30 orang; sasi laor (cacing laut) sepanjang pesisir latuhalat; revitaliasi tim pengawas pantai dan laut; penentuan lokasi konservasi ikan. Forum semangat untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas yang merusak pantai dan ekosistem laut, dengan melakukan pergantian 6 orang pengurus lama yang dianggap tidak aktif. Hal yang menarik dari forum ini, rencana penetapan sasi laor. Kegiatan panen laor yang hanya sekali dalam setahun ini akan dijadikan sebagai ajang pariwisata. Dan rencananya tahun ini akan menjadi ajang internasional. Setelah acara berakhir, kami melakukan evaluasi untuk melakukan perbaikan di Negeri Hutumuri (rencana Jumat, 4 Oktober 2013). Kegiatan pertemuan desa mengalami kemajuan dan perubahan yang signifikan. Peserta lebih dinamis dan partispatif dalam menyusun rencana program. Kekurangnnya, tidak semua kelompok hadir dalam pertemuan ini. Tim konsultan (ahdar dan Irena) menyarangkan agar kegiatan pertemuan desa yang berikutnya di Negeri Hutumuri perlu melibatkan semua perwakilan kelompok sasaran menerima manfaat CCDP-IFAD. LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 15 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
c. Negeri Hutumuri Kegiatan pertemuan desa di Hutumuri diselenggarakan hari Jumat, 04 Oktober 2013. Desa terakhir dari tiga desa sasaran program CCDP-IFAD ditahun pertama. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Orsos Doskas yang dihadiri oleh seluruh kelompok Sasaran penerima manfaat program CCDP-IFAD, Raja Negeri Latuhalat bersama para stafnya, tokoh masyarakat dan agama, anggkatan muda, tenaga sarjana penggerak desa (program kementrian dalam negeri) dan TPD, Penyuluh, Tim konsultan PIU dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Acara dibuka oleh Bapak Raja Negeri Hutumuri yang diawali dengan sambutannya. Raja Negeri Hutumuri mengapresiasi DKP, yang senantiasa memperhatikan negeri mereka. Beberapa bantuan untuk nelayan sudah perna digulirkan di negeri ini. Dan di Tahun ini, Hutumuri masih dipercaya untuk menerima program luar negeri CCDP-IFAD yang tujuannya tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beliau menghimbau agar masyarakat fokus pada program yang sudah ada dan mengajak partisipasi aktif mereka. Kegiatan pertemuan seperti ini wajib hadir, agar dapat mendengar informasi langsung dari pihak berwenang. Hal ini diharapkan agar semuanya memahami dan paham program CCDP-IFAD agar dalam pelaksanaan kegiatan berlangsung. Sehingga pada saat evaluasi di akhir kegiatan, hasilnya menunjukan keberhasilan program. Diakhir sambutannya, Raja Negeri Hutumuri membuka acara pertemuan desa dengan pembahasan rencana program untuk tahun 2014-2015 dibuka dengan resmi. Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Bapak Pendeta Jamlean. Dalam doanya memohon agar acara pertemuan desa ini berjalan dengan lancar dan berharap kuasa Tuhan membimbing peserta untuk merumuskan rencana kegiatan dengan baik. Semoga rumusan ini pula bermanfaat bagi masyarakat di Negeri Hutumuri. Acara penyampaian materi diawali oleh presentasi Raja Hutumuri yang memaparkan profil serta rencana program desanya. Negeri Hutumuri yang berbatasan langsung disebelah selatan dengan Laut Banda memiliki potensi perikanan yang besar. Sebagai salah satu daerah penyumbang ikan segar di kota ambon memiliki jumlah nelayan yang juga
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 16 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
berprofesi sebagai petani mencapai 702 orang dari total jumlah penduduk 3.926 jiwa. Jumlah laki-laki mencapai 1960 jiwa dan perempuan 1966 jiwa dari 962 KK. Program kerja yang sudah disusun di tingkat desa terkait dengan sektor kelautan dan perikanan adalah pembentukan kelompok papalele yang rencana dan pembuatan perahu arumbae manggurebe untuk kegiatan festival di Teluk Ambon. Materi kedua disampaikan oleh Ibu Sil yang mewakili Kepala DKP. Dalam materinya, memaparkan maksud dan tujuan dari kegiatan CCDP IFAD. Maksudnya adalah mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil yang menjadi sasaran proyek. Sedangkan tujuan CCDP IFAD ialah untuk meningkatkan pendapatan Rumah Tangga dari masyarakat pesisir yang menjadi kelompok sasaran di bidang KP pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Adapun tujuannya dari pelaksanaan pertemuan desa ini adalah agar masyarakat desa dan seluruh stacholder tingkat Desa dapat menyepakati (i) rencana pembangunan desa berbasis kelautan & perikanan selama 3 (tiga) tahun; (ii) kegiatan-kegiatan yang akan didanai oleh proyek CCD-IFAD; dan (iii) prioritas kegiatan yang akan diajukan. Ibu Sis menyampaikan bahwa untuk Tahun 2013, usulan program yang akan didanai dari CCDPIFAD telah disepakti sebelumnya yakni kegiatan pembedayaan untuk nelayan tangkap, ibu papalele dan pengolahan, serta kegiatan membangun desa untuk infrastruktur dan konservasi. Pertemuan hari ini difokuskan pada perencanaan program untuk tahun 20142015. Untuk melaksanakan kegiatan perencanaan ini, Ibu Sis mengharapkan pembentukan Tim Penyusun program. Kegiatan pemilihan tim penyusun di pimpin langsung oleh Raja Hutumuri. Adapun tim yang telah dipilih sebagai berikut : Ketua : Ph. Waas Sekretaris : Safarudin Anggota : 1. Unsur Desa : Pdt. Jamlean 2. Tokoh Masyarakat : Dony Thenu 3. Wakil Perempuan : Tasya Pattiasina 4. Perwakilan dari VWG : L. Matuankotta Setelah tim penyusun di bentuk, peserta rapat di bagi menjadi tiga kelompok yakni kelompok pemberdayaan, infrastruktur dan konservasi. Masing-masing diberi tugas untuk menyusun rencana program. Hasil rumusan akan dipresentasikan oleh ketuaketua kelompok. Kelompok pemberdayaan membahas rencana program terkait dengan kegiatan usaha di sektor kelautan dan perikanan.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 17 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Dalam mengawali pembahasan program, konsultan Pemasaran dan Value Chain (Ahadar Tuhuteru), memberikan pengantar bagaimana menyusun rencana program didasarkan pada kebutuhan, peserta diminta untuk menggambarkan kegiatan usaha yang sudah berkembang. Dia juga memfasiltasi peserta untuk mengurai permasalahan yang dihadapi dan harapan yang ingin dicapai pelaku usaha di Negeri Hutumuri. Dari hasil eksporasi, usaha disektor kelautan dan perikanan yang sudah berkembang adalah nelayan tangkap, perdagangan ikan, pengolahan ikan asap. Adapula kegiatan budidaya rumput laut dan KJA, namun tidak berkambang. Ekplorasi permasalahan yang dihadapi untuk nelayan tangkap adalah armada penangkapan yang masih tradisional (perahu tanpa motor) sehingga jangkauan daerah penangkapan terbatas berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Harapan nelayan agar memiliki perahu besar agar hasil tangkapan lebih banyak. Permasalahan yang dihadapi papalele/bakul (pedagang ikan), harga ikan yang tidak menentu, harga ikan turun disaat musim tangkap (panen), sering diusir/ditertibkan oleh petugas di Passo (Negeri yang berbatasan sebalah timur dengan Hutumuri yang telah berkembang menjadi daerah perdagangan pendukung kota ambon) dan kesulitan menangani ikan yang belum habis terjual (boks pendingin ikan). Harapan para papalele adalah memiliki tempat penjualan di pasar Passo, memiliki alat pendingin ikan di Negeri Hutumuri dan beberapa Collbox fiber di Pasar Arumbai Kota Ambon. Sedangkan kelompok pengolahan, belum banyak masalah yang dihadapi karena kegiatan pengolahan belum berkembang, hanya terbatas pada olahan ikan asap. Namun mereka menghendaki ada pengembangan kegiatan olahan ikan seperti Abon, pindang, pepes, ikan asin, dan kerupuk. Untuk dapat mengembangkan itu, mereka butuh pelatihan dan alat olahan. Adapun hasil perencaan program pemberdayaan yang disepakati adalah pengadaan armada tangkap untuk nelayan berua boy pancing tonda 50 unit, katiting 25 unit dan bagan 6 unit; unit pemasaran berupa pengadaan lemari pendingin ikan ukuran ½ ton 2 unit, coll box fiber ukuran besar 6 unit, kios/los pemasaran ikan di Passo; unit pengolahan berupa pelatihan dan pengadaan alat pengolahan ikan untuk 6 kelompok. Hasil penyusunan rencana program untuk infrastruktur yang telah sepakati oleh forum adalah pembangunan MCK 1 unit, jalan setapak 300 meter, saluran air 50 meter, pembuatan temapt sampah 2 buah, alat pembakar sampah 2 unti, renovasi talud ombak 185 meter dan pembangunan pasar tradisional di Negeri Hutumuri. Kegiatan penyusunan rencana program konservasi mendapat perhatian serius dari peserta. Program ini sudah digalakan seperti penanaman mangrove namun belum optimal. Adapaun hasil rencana program yang di sepakati adalah program Sosialisasi Sadar 3R melalui organisasi gereja dan Kemasyarakatan dengan kegiatan berupa (i) Melakukan kampanye/ sosialisasi tentang 3R (Reduce, Reuse, Recycle) (ii) Sosialisasi pemisahan sampah Organik, Non organik dan limbah B3, (iii) Pengadaan Bak sampah dan alat pencacah plastic, (iv) Sosialisasi Bank Sampah. Program kedua adalah mendorong rancangan Peraturan negeri untuk konservasi terumbu karang di Hutumuri dengan kegiatan berupa (i) Sosialisasi rutin
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 18 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang (ii) Konservasi Mangrove dengan penetapan kawasan lindung. Untuk memperkuat rencana program konservasi, Raja Negeri Hutumuri mengharapkan partisipasi masyarakat. Beliau juga mengharapkan agar dalam penanaman mangrove dapat mempertimbangkan jenis dan musim yang sesuai, harusnya saat ini musim yang tepat untuk melakukan penanaman mangrove. Tim Konsultan (Irene) menambahkan agar stok ikan tetap tersedia, pengembangan kawasan untuk ekosisitem mangrove dan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan pembesaran ikan. Selanjutnya, kita akan mengembangkan kawasan perlindungan laut yang fungsinya untuk memberikan keluasan kepada ikan berkembanng lebih banyak dan diharapkan masyarakat tidak beraktivitas diwilayah itu dalam kurung waktu tertentu. Untuk mewujukan kawasan konservasi, Tim Konsultan PIU Lainnya (Ahdar T) menambahkan agar ada peran pengawasan dengan membentuk tim pengawas yang dapat berperan aktif. Singkronisasi. Usulan ini direspon positif oleh forum dan menghedaki peran Kewang (perangkat negeri berjumlah 4 orang yang telah dibentuk oleh Raja Hutumuri untuk mengawasi sumberdaya alam baik di darat maupun dilaut ) dengan kelompok konservasi untuk menjadi tim pengawas konservasi pantai dan laut. Di akhir sesi pembahasan program, salah satu peserta dari kelompok konservasi mengharapkan ada “pengertian” dari kelompok pemberdayaan (usaha) yang bekerja untuk kelompok. Kelompok konservasi dan infrastruktur bekerja untuk negeri dan tidak mendapat manfaat secara ekonomi dibandingkan kelompok usaha. Kegiatan ini diakhir dengan arahan singkat dari penyuluh (Jhon) mengharapakn partisipasi dari masyarakat untuk mendukung kelompok infrastruktur dan konservasi, mereka bekerja untuk Negeri tampa mendapat digaji. Kegiatan di tutup oleh Ibu Sis yang mewakili Kepala DKP. Beliau berharap agar rencana kegiatan ini dapat tercapai. Namun karena keterbatasan anggaran dari CCDP IFAD, anggaran dapat diupayakan dari sumber pendanaan lainnya. Catatan evaluasi dari kegiatan ini, selama proses berlangsung partispasi peserta pertemuan desa aktif dan aparat Negeri Hutumuri mendukung kegiatan ini. Karena Negeri Hutumuri menjadi kegiatan pertemuan desa yang terakhir dari tiga desa, sehingga pelaksanaannya berjalan dengan lancar. Tim pelaksana kegiatan memperhatikan dan melaksanakan hasil evaluasi di dua lokasi sebelumnya. 2.1.5. PELATIHAN KELOMPOK MASYARAKAT DI 9 DESA Pelatihan Pokmas dilaksanakan pada minggu keempat bulan November. Pelatihan ini dilaksanakan serentak di sembilan desa sasaran CCD-IFAD. Peserta pelatihan terdiri dari perwakilan kelompok usaha dan semua
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 19 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
anggota kelompok pengelola. Metode pelatihan yang dilakukan adalah penyampaian materi, diksusi dan permainan serta kunjungan lapangan/magang. Materi pelatihan terdiri dari achive motivation, Strategi pengembangan usaha dan cara pengolahan ikan asap cair. Materi pengolahan ikan asap cair disampaikan oleh tim dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura. Pasca penyampaian materi olahan asap cair, para peserta mengikuti praktek langsung pengolahan ikan asap cair di kampus FPIK Unpatti.
Pengembangan ikan menjadi pilihan utama Pokmas Pengeolahan hasil perikanan, sehingga PIU mengundang inisiator ikan asap cair (FKPIK-Unpatti) menjadi instruktur dalam pelatihan ini. Para peserta cukup antusias mengikuti kegiatan ini. Semua peserta mengikuti pelatihan ikan asap juga di bawah ke kampus untuk mempraktekan cara pengolahan secara langsung.
2.1.6. KEGIATAN INVENTORY SUMBERDAYA Kegiatan inventory sumberdaya dilakukan dengan menggunakan pendekatan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion atau FGD) dan Transek. Metoda FGD dipakai untuk menggali pengetahuan masyarakat setempat tentang potensi sumberdaya, pemanfaatan, permasalahan, dan hambatan yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat pesisir. Metoda transek dan towing dipakai untuk survey lapangan tentang existing potensi sumberdaya alam yang dimiliki. Dengan manta tow ini juga dicatat atau cross check tentang permasalahan lingkungan dan batasan yang berpotensi menghambat pengembangan ekonomi perikanan masyarakat. Kedua pendekatan ini melibatkan partisipatif masyarakat dan dilakukan di 9 desa CCD-IFAD selama November 2013. Output dari kegiatan ini adalah modul kegiatan (lampiran) dan
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 20 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
laporan inventarisasi. Laporan inventarisasi sementara dalam proses penulisan, outline laporan terlampir pada modul kegiatan. Konsultan pemberdayaan mengambil posisi sebagai coordinator pelaksanaan kegiatan inventory. Keterlibatan aktif dilakukan dalam proses pendampingan untuk FGD dan membantu pengembilan sampel di lapangan.
2.1.7. PELATIHAN CO-MANAGEMEN GROUP DI 9 DESA Pelatihan co-managemen group dilaksanakan disembilan desa. Kegiatan yang melibatkan perwakilan dari kelompok masyarakat sasaran CCD-IFAD, aparat negeri dan tokoh masyarakat. Fokus pelatihan diarahkan pada pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat dengan melibat berbagai stakeholder. Materi pelatihan dibagi dalam dua bagian yakni achivment motivation, perencanaan pengelolaan berbasis masyarakat. Metode pelatihan yang dilakukan adalah penyampaian materi dan praktek perencanaan dengan fokus group diskusi. Kekompakan penting dalam setiap program pemberdayaan yang berbasis kelompok. Selama dalam pelatihan peserta juga diajak melakukan permainan untuk membentuk tim building dalam mengelola sumberdaya pesisir.
2.1.8. WORKSHOP COASTAL MARINE RESOURCES MANAGEMENT Workshop ini akan dilakukan pada minggu ke 2 Desember
2.1.9. DETAILED VILLAGE CO-MANAGEMENT PLAN DI 9 DESA Village co-management plan akan dilakukan dalam minggu kedua bulan December. Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah pemetaan rencana 9 desa secara detail berdasarkan hasil inventory sumberdaya desa yang disesuaikan tentang topograghygeomorphology desa. Sumberdaya desa dimaksud terdiri dari potensi sumberdaya alam di tambah dengan fasilitas infrastructure yang tersedia dan keunggulan komparatif desa. Perencanaan ini juga dengan memperhatikan produk-produk hukum tentang pengembangan ekonomi masyarakat, konservasi SDA, dan pranata desa adat.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 21 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2.1.10. FASILITASI KEGIATAN P3MP 1 KALI Fasilitasi kegiatan P3MP dilaksanakan di Kota Ambon. Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan November ini dilaksanakan di Hotel Ever Green. Acara ini dihadiri oleh Ibu Santi dari Direktorat jenderal KP3K- KKP. Dalam penyampaian materinya, Ibu Santi memperkenalkan P3MP sebagai pusat pelayanan dan pemberdayaan masyarakat pesisir salah satu lembaga pemberdayaan yang fokus pada pengembangan sosial budaya masyarakat. P3MP dapat mengkoordinir kegiatan perempuan pesisir, kegiatan di bawah lembaga keagamaan/adat, lembaga pendidikan dan kegiatan konservasi. Untuk eksistensi P3MP, pengurus yang akan terpilih dapat mengembangkan kegiatan usaha sosial. Kegiatan yang sudah dikembangkan oleh P3MP dilokasi lainnya adalah pengembangan taman bacaan dan perpustakaan, penanaman mangrove oleh kelompok konservasi, warung internet, olahan bahan baku buah mangrove.
Dalam sesi diskusi, para peserta mengkonfirmasi mekanisme pembentukan pengurus P3MP dan siapa saja yang berkompeten untuk menjadi pengurus. Pada kesempatan ini, menyarankan untuk memilih pengusur P3MP dari comite pemberdayaan
2.1.11. PELATIHAN SISTEM MONEV 1 KALI Pelatihan system monev akan dilakukan pada minggu ke-2 bulan Desember 2013.
2.1.12. PELATIHAN PEMASARAN Pelatihan pemasaran dilaksanakan pada minggu keempat bulan desember. Pelatihan ini dilaksanakan serentak di sembilan desa sasaran CCD-IFAD. Peserta pelatihan terdiri dari perwakilan kelompok usaha dan semua anggota kelompok pemasaran. Metode pelatihan yang dilakukan adalah penyampaian materi, diksusi dan permainan serta kunjungan lapangan. Materi pelatihan terdiri dari achive motivation, Analisis Peluang Pasar Komoditas Perikanan dan Teknik Untuk Melakukan Analisa Pasar. Para peserta diajak mengunjungi salah satu usaha pemasaran abon ikan tuna.
2.1.13. WORKSHOP PENGEMBANGAN AIG DAN JEJARING PEMASARAN
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 22 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Workshop pengembangan AIG dan jejaring pemasaran akan dilakukan pada minggu ke-2 bulan Desember 2013.
2.1.14. SINKRONISASI PERENCANAAN Kegiatan siknronisasi yang dikoordinir oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Maluku dilaksanakan di Hotel Ever Green. Kota Ambon pada Bulan November. Kegiatan ini dihadiri oleh PIU Ambon dan Maluku Tenggara, serta perwakilan PMO Jakarta (Pa Sunaryanto, Pa Anton dan Pa Sri Bawono). Acara dibuka langsung oleh Pejabat DKP Propinsi Maluku dan dilanjutkan penyampaian perkembangan kegiatan CCD IFAD oleh PIU Kota Ambon dan Maluku Tenggara. Ibu Ola sebagai sekretaris PIU Ambon menyampaikan perkembangan kegiatan CCD-IFAD, realisasi kegiatan mencapai >60%. Sisa kegiatan direalisasikan 100% hingga awal bulan Desember. Hal yang sama disampaikan oleh Bapak Ibrahim Sekretarsi PIU Maluku Tenggara. Pasca penyampai perkembangan kegiatan oleh kedua PIU, kegiatan diskusi dibuka langsung dengan tanggapan dari Pa Anto dan Pa Anton. Pa Sunaryanto mempertanyakan bagaimana kegiatan monev yang dilakukan oleh PIU dan proses pencairan BLM. Sedangkan Pa Anton menanyakan bagaimana serapan anggaran, dan seberapa optimis dapat merealisasikannya. PIU Ambon meyakinkan PMO akan merealisasikan 100% kegiatan CCD-IFAD dan kegiatan monev tahun depan akan diusulkan dari dipa Kota Ambon. Materi singkronisasi juga disampaikan oleh Pa Anton dan Pa Sunaryanto. Pa Anto Fokus pada materi general dan perkembangan proyek CCD-IFAD secara nasional sedangkan Pa Sunaryanto menyampaikan materi tentang Juknis-Jukni pelaksanaan kegiatan CCD-IFAD.
2.1.15. PERTEMUAN TEKNIS 3 KALI Pertemuan tim teknis telah dilakukan. Serangkaian pertemuan tim ini dilakukan dalam membahas dan mengevaluasi proposal Pokmas sebelum diajukan pencairan. Disadari bahwa peranan konsultan merupakan salah satu bagian penting untuk menjembatani konflik yang terjadi diantara pelaku kegiatan terutama, serta menilai dan menjembatani proposal BLM dari Pokmas.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 23 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2.1.16 FOCUS GROUP DISCUSSION UNTUK ANNUAL INCOME DAN MARKET SURVEY Focus group discussion untuk annual income dan market survey akan dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Desember 2013.
2.1.17 PENJELASAN DAN MONITORING STATUS PENCAIRAN BLM Penyuluh dan TPD di tiap desa/kelurahan melakukan pendampingan yang intensif dalam proses pencairan dan pembelanjaan barang dalam rangka penggunaan dana BLM, sambil juga di monitor oleh PIU dan konsultan.
2.1.18. KOORDINASI UNTUK PERENCANAAN IMPLEMENTASI TAHUN 2014 Dengan adanya kerjasama antara PMO, PIU dan konsultan telah dilakukan koordinasi dan sinkronisasi untuk perencanaan kegiatan 2014.
2.1.19. STATUS DAN PEMBANGUNAN PONDOK INFORMASI Tiga desa penerima bantuan CCD-IFAD tengah melakukan pembangunan pondok informasi. Diupayakan pembangunan diselesaikan pada bulan Desember. 6 desa perluasan yang tersebar di 3 kecamatan yang sama. Per November 2013, lahan untuk pembangunan pondok informasi telah ditetapkan oleh pemerintah negeri dan kelompok yang bersangkutan. 6 Kelompok ini sementara dalam proses pendampingan oleh TPD untuk pembukaan rekening. Kelompok-kelompok infrastuktur ini menjadi salah satu prioritas pada waktu sekarang ini.
2.1.20. FASILITASI TIM SURVEY ANNUAL INCOME DAN MARKET SURVEY Kegiatan survei annual income dan market survei dilakukan oleh tim dari Univesitas Dipongoro. Kegiatan dilaksanakan pada minggu ketiga bulan November 2013 di 5 Desa yakni Negeri Laha, Tawiri, Hative Besar, Latuhalat dan Seri. Kegiatan yang dilakukan berupa survei dengan menggunakan kuisioner dengan responden 10 orang per desa. Informasi lain yang diperoleh juga dengan wawancara mendalam dan FGD dengan kelompok sasaran masyarakat CCD-IFAD.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 24 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2.1.21. FASILITASI KEGIATAN SURVEY RIMS Results and Impact Management System (RIMS) adalah sebuah metode atau sistem pengelolaan proyek untuk melihat hasil dan dampak sebuah proyek. Untuk melakukan RIMS CCDP-IFAD, Negeri Latuhalat dan Laha terpilih sebagai situs survey dari total 30 desa sampel di Indonesia. Konsultan bersama TPD, dan tenaga sukarela dari desa melakukan survey dan pengukuran anak dibawah 5 tahun (Anthopometry). Pelaksanaan kegiatan survey Rims berlangsung dari 22 October sampai 23 November 1013. Questionaire yang telah diisi telah disampaikan kepada PMO Jakarta untuk kemudian di analisa oleh tim Rims Nasional. Tahapan yang dilakukan untuk mengelola RIMS sebagai berikut:
Melakukan koordinasi dengan penyuluh dan TPD untuk pelaksanaan RIMS Melakukan coaching dan pre-test RIMS Melakukan survey RIMS Melakukan supervisi Melakukan crossckeck data
2.1.22. FASILITASI KEGIATAN VILLAGE PROFILING Kegiatan Vilage profeling dilakukan oleh konsultan dari Pusat dilakukan di sembilan desa sasaran CCD-IFAD. Kegiatan pendataan profil dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder, profil desa yang sudah ada, penentuan titik koordintas dengan GPS dan melakukan dokumentasi terhadap sarana-saran publik di sembilan desa tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu keempat Bulan Oktober.
2.1.22. FASILITASI KEGIATAN STUDY GENDER Survey untuk study Gender dilakukan oleh konsultan nasional yang berlangsung pada tanggal 11 sampai 13 November 2013. Study dilakukan di 3 desa tujuan CCDP-IFAD yaitu
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 25 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Latuhalat, Laha dan Hutumury. Peneliti didampingi oleh TPD masing-masing desa, dan study berlangsung dengan baik. Peneliti mendapat gambaran profil di 3 desa dengan baik.
2.2. JENIS PRODUK USAHA KELOMPOK MASYARAKAT DAN POTENSI KOMODITAS UNGGULAN LAIN YANG DIIDENTIFIKASI o Kelompok Usaha Perikanan Tangkap o Kelompok Usaha Perikanan Budidaya o Kelompok Usaha pengolahan/Perempuan PIU kota Ambon tidak mempunyai kelompok tabungan. Jenis kelompok ini tidak dipaksakan untuk diimplementasikan Tabel 02. Daftar Status Kelompok Masyarakat (USAHA) di 3 desa I. Negeri Latuhalat No
Nama kelompok Total
Jumlah anggota Laki-laki Perempuan
Proposal Usaha dari masyarakat Jenis Usaha Kelompok
3.
Mercusuar
10
0
10
Pemasaran ikan segar
4.
Lobster
9
6
3
Penangkapan dan pemasaran
5.
Imanuel
7
5
2
Penangkapan dan pemasaran
6.
Cabar Putih
10
6
4
Penangkapan dan pemasaran
7
Momar putih
9
7
2
Penangkapan dan pemasaran
Waimahu
10
5
5
Penangkapan dan pemasaran
8
Semua kelompok usaha telah mencairkan dan membelanjakan kebutuhan usahanya. Kelompok pemasaran akan memasarkan hasil tangkapan nelayan di Negeri Latuhalat. Tujuan pemasarannya adalah pasar local dalam pasar dalam kota. Kedepan akan dibentuk kelompok pengolahan untuk ikan asin dan cakalang asap cair. II. Negeri Laha No
Nama kelompok Total
Jumlah anggota Laki-laki Perempuan
Proposal Usaha dari masyarakat Jenis Usaha Kelompok
1.
Bunga Laut
10
0
10
Pengolahan dan Pemasaran ikan asap
2.
Mawar Baru
10
0
10
Pemasaran ikan segar
3.
Usaha Baru
10
10
0
Nelayan tangkap
4.
Waisawane
8
4
4
Nelayan tangkap dan pemasaran ikan segar
5.
Hidup Bersaudara Ilahi
10
10
0
Nelayan tangkap
6.
Bunga Laut
10
0
10
Pengolahan dan Pemasaran ikan asap
Semua kelompok usaha telah mencairkan dan membelanjakan kebutuhan usahanya. Kelompok pemasaran akan memasarkan hasil tangkapan nelayan di Negeri Laha. Tujuan pemasarannya adalah pasar local dalam pasar dalam kota. Sedangkan kelompok pengolahan sudah mengembangkan prodak ikan asar, dan rencana mengembangkan ikan cue dan asap cair. Ikan asar di pasarkan di pasar local dan dalam kota, ikan cue rencana akan dipasarkan didalam kota Ambon. LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 26 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
III. Negeri Hutumury No
Nama kelompok Total
Jumlah anggota Laki-laki Perempuan
Proposal Usaha dari masyarakat Jenis Usaha Kelompok
Papalele
10
0
10
Bubara
7
7
0
Pengolahan (ikan asap dan ikan pindang) Pemasaran hasil Penangkapan
3.
Papere
7
7
0
Penangkapan
4.
Gurara
8
8
0
Penangkapan
Papalele
10
0
10
Bubara
7
7
0
Pengolahan (ikan asap dan ikan pindang) Pemasaran hasil Penangkapan
1. 2.
5. 6.
Semua kelompok usaha telah mencairkan dan membelanjakan kebutuhan usahanya. Kelompok pemasaran akan memasarkan hasil tangkapan nelayan di Negeri Hutumuri. Tujuan pemasarannya adalah pasar lokal dalam pasar dalam kota. Sedangkan kelompok pengolahan sudah mengembangkan prodak ikan asar, dan rencana mengembangkan ikan asap cair. Ikan asar di pasarkan di pasar lokal dan dalam kota. Secara garis besar komuditi unggulan di Kota ambon adalah perikanan tangkap berupa ikan Tuna, Tongkol dan Cakalang (TTC), layang, kembung, kemudian disusul ikan kue, kakap dan kerapu. Wilayah penangkapan dapat berasal dari laut Banda, Laut Seram dan laut disekitar pulau Ambon dan sekitarnya.
2.3. GAMBARAN RANTAI PASOK DAN PEMASARAN PRODUK USAHA DAN KOMODITAS UNGGULAN. Kegiatan identifikasi pola distribusi pemasaran hasil perikanan dilaksanakan di Desa sasaran CCD-IFAD dan desa sekitarnya. Fokus kajian prodok pada komiditi hasil tanggapan Tuna, Tongkol dan Cakalng (TTC), ikan asap dan potensi pengembangan olahan. Secara umum, hasil tangkapan TTC diserap oleh pasar lokal maupun regional dan internasional. Tingkat konsumsi ikan dalam kota Ambon yang tinggi secara nasional dan habit masyarakat yang mengkonsumsi ikan segar menjadi potensi besar dalam pemasaran hasil perikanan. Sebagian besar masyarakat nelayan lokal memilih hasil tangkapan di pasarkan di pasar lokal. Pola distribusinya yang temukan adalah 1. Nelayan
papalele
konsumen akhir (masyarakat lokal)
2. Nelayan
Pasar Ikan
3. Nelayan
papalele
4. Nelayan
Unit Pengolahan Ikan
papalele
konsumen (end user atau haroka)
Pasar Ikan
konsumen (end user atau haroka) Pasar Regional
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 27 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Dari empat pola tersebut diatas, nelayan lebih banyak memilih pola pertama dan ketiga. Umumnya istri nelayan bertindak sebagai papalele dan menjual langsung hasil tangkapan suaminya. Nelayan jarang memilih unit pengolahan ikan karena dianggap kurang memberikan keuntungan karena harga penjualan ikan lebih kecil dibandingkan langsung ke masyarakat atau pasar ikan. Pasar ikan Arumabae yang berada di Kota Ambon menjadi sentral pasar tradisional menyediakan ikan bagi penduduk kota Ambon dan sekitarnya. Perhitungan value chain untuk produk cakalang dilakukan untuk melihat struktur biaya, peneriman profit dan margin dari setiap level. Jika dilihat dari biaya tambahan yang timbul, terlihat di tingkat retail memiliki tingkat proporsi margin dan profit lebih besar dari unit lainnya. Sedangkan kegiatan yang menyumbang biaya tambahan dan profit terendah adalah bakul.
Tabel. Analisis total cost dan margin setiap unit usaha cakalang beku di Kota Ambon Cost
Value Chain Actor
Unit Total Cost
Added Unit Cost
Nelayan Pole and Line
6,000
-
Jibu-jibu
6,000
500
Processor
6,000
Trader/Agen Retailer
Revenue % Added Cost
Unit Price
Unit Profit
Margin
% Total Profit
Unit Margin
% Total Margin
6,000
0
0.00%
6,000
15.00%
3.45%
12,000
5,500
21.57%
6,000
15.00%
2,000
13.79%
13,000
5,000
19.61%
1,000
2.50%
13,000
5,000
34.48%
25,000
7,000
27.45%
12,000
30.00%
25,000
7,000
48.28%
40,000
8,000
31.37%
15,000
37.50%
14,500 100.00%
96,000
56,000
25,500 100.00%
40,000 100.00%
Kegiatan pengolahan memberikan nilai tambah bagi rumah tangga nelayan di sekitar Kota Ambon. Olahan ikan yang terkenal di kota ini adalah Ikan Asap yang dapat dijumpai disetiap pasar tradisonal. Khusus di Galala, sepanjang jalan raya telah dibangun outlet/tenda khusus untuk menjual ikan asap. Satu ekor yang beli dengan harga Rp15.000, setelah diolah dapat dijual dengan harga Rp25.000, pendapat mencapai 60%.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 28 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Secara umum pengolahan ikan selain ikan asap belum berkembang di Ambon. Budaya masyarakat yang cenderung mengkonsumsi ikan segar dan belum terbiasa mengkonsim olahan ikan menjadi penyebab utamanya. Belum banyak permintaan akan olahan ikan. Namun saat ini, terdapat koperasi kelompok nelayan Fajar di Negeri Latuhalat sudah mengembangkan prodak olahan seperti Abon, nugget, bakso dan ikan asap cair. Bahan baku Ikan Tuna, Cakalang/Tongkol dan Tenggiri dengan harga beli Rp. 600.000/loyang dan tenaga karyawan 11 orang yang didominasi kaum hawa. Produk olahan yang dihasilkan dijual dengan harga yang bervariasi a) b) c) d)
abon dengan harga Rp 12.500 /bungkus nugget seharga Rp 17.500 /bungkus Bakso seharga Rp 15.000 /bungkus Ikan asap cair seharga Rp 35.000/bungkus
2.3. STATUS, PRODUK/KOMODITAS
POTENSI,
DAN
RENCANA
PEMASARAN
Visi pengembangan kegiatan pemasaran komoditi dan prodak proyek CCDP IFAD kota ambon adalah peningkatan kesejehteraan masyarakat pesisir melalui peningkatan profit usaha. Untuk mencapai visi tersebut, misi pengembangan proyek adalah menembus pasar regional dan internasional untuk komoditi dan prodak unggulan kota Ambon. Strategi dalam mencapai visi misi tersebut diurain dari kegiatan hulu-hilir. Adapun strategi- strategi pemasaran komuditi dan prodak adalah : 1. 2. 3. 4.
Menjamin ketersediaan stok komuditi ikan (kontinutas). Mengembangkan produksi olahan berbasis teknologi Penguatan sumberdaya manusia dalam penguasaan skill pengolahan Melakukan pengorganisasian dengan mengembangan kelembagaan yang kuat mendukung/berperan dalam pemasaran. 5. Penguasaan informasi akses pemasaran dan menjaring mitra pemasaran Dari strategi pemasaran yang akan diharapakan dalam pencapaian kinerja adalah prodak olahan dapat diterima dipasar dan dipasarkan dalam volume yang besar. Pemasaran komuditi unggulan (TTC) di ambon tidak mengalami hambatan. Pasar lokal dapat menyerap hasil tangkapan nelayan. Persoalannya yang dijumpai pada peningkatan kesejahteraan dengan meningkatkan nilai tambah nelayan, harga penjuluan ikan masih tergantung pada harga pasar lokal. Pada saat musim panen, harga ikan menurun. Butuh terobosan dan ekspansi pasar keluar daerah serta alternatif pemberdayaan para istri nelayan mengembangkan prodak olahan. Dalam pengembangan prodak olahan, Pokmas pengolahan dan pemasaran tertarik mengembangkan ikan asap cair, ikan asar dengan metode vakum, dan pengembangan ikan asin dan abon tuna. Pencapaian kinerja yang diharapakan adalah :
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 29 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1. Kelompok Pokmas nelayan tangkap dapat menangkap ikan TTC sebagai bahan baku olahan dan berlangsung kontinu 2. Kelompok Pokmas Pengolahan mampu mengembangkan prodak olahan ikan asap cair dan abon tuna sebagain prodak baru 3. Kelompok pemasaran mampu memasarkan komoditi dan prodak olahan dengan memanfaatkan segala peluang dan jaringan di memiliki. Dua prodak ini dapat dipasarkan hingga keluar negeri terutama Belanda. Rencana pendapatan (profil) dari kegiatan pemasaran diharapkan meningkat setelah proyek CCDP-IFAD. Minimal pendapatan anggota pokmas dapat meningkat 20%. Peningkatan profit ini tercapai dengan melakukan sentuhan teknologi dan cluster segmen pasar disesuaikan dengan kualitas dan diversifikasi prodak. Ikan asap cair berpeluang untuk meningkatkan pendapatan.
3. PEMBAHASAN / ANALISIS SINGKAT TERKAIT TEMUAN LAPANGAN/STATUS KEGIATAN Hasil temuan lapangan selama kegiatan proyek CCDP-IFAD PIU Ambon khsusus untuk bidang pemasaran terkait penyadaran pemasaran. Pemasaran hasil perikanan tidak mendapat masalah terutama pemasaran ikan segar. Tingkat konsumsi ikan yang tinggi masyarakat kota Ambon menjadi potensi besar dalam penyerapan Ikan segar di lokal. Kecenderungan nelayan memasarkan ikan di pasar dan jarang bekerjasama dengan UPI atau agen (buyer) skala besar. Menjual di pasar masih menguntungkan dibandingkan dengan kemitraan. Permasalahannya adalah harga penjuanlan ikan rendah di UPI maupun agen besar. Kemitraan belum banyak berkembang dan belum berkembangan pada hubungan mutualisme. Kedepan kemitraan dibangun dengan memperhatikan harga jual, kewajiban buyer untuk memperkuat usaha nelayan seperti penguatan modal dan teknologi. Prodak olahan yang sudah berkembang dalam skala besar adalah ikan asar yang menjadi komuditi unggulan kota Ambon. Kelemahan prodak ini ada pada daya tahan, sehingga perlu pendekatan teknbologi seperti system vakum dengan kemasan yang baik. Prodak lain yang berpeluang untuk dikembangkan adalah ikan asap cair. Dalam pelatihan kesadaran pemasaran, anggota pokmas mengkwatirkan keberadaan ikan asap cair dapat mengelimir ikan asar. Namun isu dapat teratasi dengan pengembangan segmentasi pasar yang berbeda antara iakn asar dan asap cair. Segmen pasar ikan asar adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah dengan tujuan pasar lokal, dan berpeluang untuk pasar regional dengan pendekatan kemasan dan vakum. Sedangkan segmen ikan asap cair adalah masyarakat eknomi menengah keatas dengan tujaun pasar adalah local, regional dan internasional. Dalam pengembanangan penetrasi pasar, strategi yang akan dikembangkan adalah : 1. Pengembangan outlet khusus olahan ikan 2. Pemasaran melalui swalayan
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 30 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
3. Pengembangan kemasan dan system vakum 4. Memenuhi standar kesehatan dan sertifikasi halal 5. Meningkatkan kemitraan dengan pelaku usaha yang sudah eksis di Maluku dan pengembangan hingga ke Belanda melalui pendekatan hubungan kekeluargaan MalukuBelanda.
4. KEGIATAN PELATIHAN / WORKSHOP / KOORDINASI Kegiatan pelatihan, workshop dan koordinasi sudah dilaksanakan dua kali. Kegiatan pertama adalah bimbingan teknis untuk meningkatkan Pemahaman logframe proyek CCDP-IFAD (tujuan, dan indicator proyek) yang dilaksanakan pada minggu terakhir bulan September di Jakarta. Kegiatan kedua adalah Lokakarya Monev dan support training yang dilakasanakan pada minggu ketiga bulan Oktober di Jakarta.
5. FOKUS DAN STRATEGI AKSELERASI HINGGA AKHIR DESEMBER 2013 DAN 2014 5.1.
FOKUS KEGIATAN YANG BELUM DILAKUKAN ;
Kegiatan CCD-IFAD kota Ambon tersisa 20% yang akan dilakukan atau direalisasikan pada bulan December 2013. Mengingat bahwa kegiatan tersisa adalah kegiatan yang berhubungan dengan monitoring dan evaluasi yang akan dilaksanakan guna mereview semua kegiatan pengembangan masyarakat dan penyusunan program tahun depan, diantaranya pertemuan jaringan pasar dan pengembangan ‘alternative income generating’ belum dilakukan. 5.2.
STRATEGI MENGAKSELERASI DAN MENGOPTIMALKAN PROGRAM :
Strategi mengakselerasi dan mengoptimalkan program dengan jalan menyiapkan perangkat pertemuan seperti modul dan rencana kegiatan secara detail. Sehingga terjadi kesamaan persepsi dan adanya guideline dalam melaksanakan kegiatan secara bersamaan dibeberapa lokasi proyek. Sehingga staff dan tenaga penyuluh yang berpengalaman dapat ditugaskan untuk melalukan kegiatan dengan menggunakan prodesur untuk mencapai tujuan proyek yang diharapkan. Dalam minggu kedua ini, kegiatan pertemuan jaringan pasar dan pengembangan ‘alternative income generating akan d realisir dengan mengundang para pelaku usaha bidang perikanan yang sudah eksis di Kota Ambon.
5.3. BEBERAPA RENCANA DILAKUKAN TAHUN 2014
KEGIATAN
/
PRIORITAS
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
YANG
AKAN
Page 31 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
•
Melakukan penguatan SDM anggota Pokmas dalam rangka peningkatan kesadaran pasar
•
Membangun outlet khusus ikan olahan
•
Mendesain kemasan olahan
•
Mencari informasi pasar dan jaringannya
•
Melakukan kerjasama dengan supermarket di kota Ambon
6. GENDER Issue gender bukan masalah serius untuk kalangan masyarakat di Ambon, terutama untuk pelaku perikanan. Perempuan memainkan peranan yang penting dari pengelolaan rumah tangga sampai pada pengambilan keputusan termasuk mencari nafkah untuk keluarganya. Hampir semua istri nelayan di kota Ambon menjual ikan hasil tangkapan suaminya. Para wanita ini mampu membagi waktu untuk melakukan aktifitas keluarganya sehingga mereka dapat meluangkan waktu untuk menjual hasil tangkapan tersebut. Mereka yang melakukan komunikasi untuk harga pasaran ikan. Kaum wanita juga mampu membagi waktu untuk terlibat dalam ibadah-ibadah unit yang berlangsung hampir disetiap sore. Sehingga terlihat jelas bahwa kaum wanita di Maluku adalah pekerja keras, pantang menyerah dan mampu mengambil keputusan. Di desa pesisir, para ibu dan anak gadis usia kerja cenderung memilih pekerjaan menjadi penjual keliling walaupun dalam skala kecil atau penjual di pasar. Pelaku pasar ini disebut papalele (sebutan untuk penjual ikan dari desa-desa yang memeluk agama Kristen) atau jibu-jibu (untuk penjual ikan dari desa-desa Muslim). Papalele atau jibu-jibu artinya membeli ikan dan kemudian menjual lagi. Mereka membawa kurang lebih 30 kg (1 loyang) di kepalanya sambil menjual keliling pada satu unit komunitas atau dibawa ke pasar. Melalui CCDP-IFAD, minimal 1 kelompok yang terdiri dari 8-10 orang diberikan bantuan secara materi dan motivasi. 7. KENDALA DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI Yang menjadi kendala umum dalam proses implementasi program CCDP IFAF adalah kesamaan menginterpretasikan kegiatan bersama PIU. Langkah penanganan adalah melakukan penyampaian agenda dan bedah issue secara detail, melalui koordinasi secara intensive. Sharing pendapat menghasilkan solusi yang terintegrasi. Setelah melewati 1 tahun perjalanan, proses belajar ini telah memberi pengalaman dan strategy untuk implementasi kegiatan CCD-IFAD tahun 2014. Selain mencapai target program, PIU Ambon memperhatikan mutu keberhasilan di tingkat masyarakat local, dan keharmonisan semua elemen penyelenggara.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 32 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
8. REKOMENDASI Keberhasilan CCDP-IFAD akan sangat tergantung dari kemampuan komponen pelaksanaan di tingkat daerah. Selain itu kerjasama antara semua komponen pelaksana juga merupakan faktor pendorong terjadinya akselerasi di semua level. Untuk itu konsolidasi di level PIU perlu sering dilakukan untuk menghilangkan barrier diantara pelaksana kegiatan. 8. PEMBELAJARAN Pembelajaran yang dapat diusulkan untuk tahun-tahun proyek mendatang adalah kesiapan mental dan seorang konsultan untuk mampu memfasilitasi hubungan semua stakeholder dengan baik. Pendekatan yang persuasive and innovative efektif dalam mencari jalan solusi dan melakukan pendampingan yang berkualitas. Tidak dapat dihindari bahwa PIU telah terbentuk dengan system birokrasi, dimana kondisi ini mempengaruhi proses konsultasi. Pendekatan inilah yang akan menjembatani proses konsultasi dan kerjasama di daerah terutama dalam mengintegrasi pemahaman konsultan dan PIU. Ditambahkan bahwa team work yang solid antar konsultan di daerah merupakan hal yang sangat mendorong terjadinya akselerasi dan penjaminan mutu kegiatan. 9. PENUTUP Demikian laporan ini dibuat. Pemahaman dan analisa yang dibuat berdasarkan hasil pantauan dan keterlibatan di lapangan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi akhir project dan kesiapan memasuki periode 2014. Dengan panjatkan puji syukur pada Tuhan yang maha kuasa karena laporan ini bisa disiapkan. Terima kasih juga kepada Bapak Ibu yang telah memberikan kesempatan tugas dan tanggung jawab ini.
TTD AHADAR TUHUTERU KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 33 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LAMPIRAN Lampiran 1.Matrix laporan Bulanan Lampiran 2.Timesheet Lampiran 3. Dokumentasi (bila ada) Lampiran 4. dll
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK
Page 34 of 34