Kedutaan Besar Republik Indonesia Beirut Presidential Palace Ave. Str. No 68, Sector 3, Baabda - Lebanon Tel: +961 592 4676/82/83 Fax: +961 592 4680 Email:
[email protected] www.kemlu.go.id/beirut
LAPORAN KINERJA KBRI BEIRUT 2015
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hanya atas karunia-Nya, kami dapat menerbitkan Laporan Kinerja Kedutaan Besar RI Beirut di Lebanon tahun 2015 ini sebagai wujud pertanggungjawaban KBRI Beirut dalam melaksanakan misi di negara akreditasi selama kurun waktu setahun terakhir. Laporan Kinerja ini disusun sesuai Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang diatur oleh Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 tahun 2014 beserta petunjuk teknis dari Biro Perencanaan dan Organisasi Kemlu RI. Laporan ini menyajikan target dan realisasi kinerja KBRI Beirut sepanjang tahun 2105 dan dilengkapi dengan perbandingan kinerja; realisasi kinerja dan serapan anggaran 2015 dengan tahun-tahun sebelumnya. Menjelaskan realisasi kinerja tersebut di atas, laporan ini juga memasukkan analisis pendorong keberhasilan dan penyebab kegagalan serta strategi/upaya antisipasi yang akan dilakukan KBRI Beirut di masa mendatang. Sesuai metodologi yang ditetapkan, kinerja KBRI Beirut tahun 2015 ini diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan pada Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beirut 2015-2019 dan Penetapan Kinerja (PK) 2015. Akhir kata, semoga Laporan Kinerja KBRI Beirut TA 2015 ini dapat bermanfaat serta mendukung penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Luar Negeri RI TA 2015 untuk bisa memberikan bukti nyata keberadaan Pemerintah RI di lini Diplomasi terutama dalam konteks hubungan bilateral Republik Indonesia dan Republik Lebanon. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Beirut, Januari 2016 Kepala Perwakilan RI
Achmad Chozin Chumaidy Duta Besar LBBP RI
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ________________________________________________________________________________________1 BAB I
PENDAHULUAN ________________________________________________________________________________1
A.
ASPEK STRATEGIS KBRI BEIRUT ________________________________________________________________ 1
B.
ISU-ISU STRATEGIS 2015 ________________________________________________________________________ 2
BAB II
PERENCANAAN KINERJA ______________________________________________________________________7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ___________________________________________________________________11 A.
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI _______________________________________________________________ 11
B.
REALISASI ANGGARAN _________________________________________________________________________ 27
BAB IV
PENUTUP _____________________________________________________________________________________29
LAMPIRAN _______________________________________________________________________________________________31 I.
MATRIKS PERJANJIAN KINERJA (PK) _________________________________________________________ 31
II.
MATRIKS REALISASI RENCANA AKSI (RENAKSI) ____________________________________________ 31
III.
MATRIKS INFORMASI KINERJA ________________________________________________________________ 31
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
ASPEK STRATEGIS KBRI BEIRUT Hubungan antara Indonesia dengan Lebanon bermula dengan diumumkannya pernyataan pengakuan de-jure atas negara Republik Indonesia oleh Presiden Lebanon, Bechara El-Khoury pada tanggal 29 Juli 1947. Lebanon adalah negara yang ketiga mengakui Indonesia setelah Mesir dan Suriah. Sementara hubungan diplomatik kedua negara telah dirintis sejak dekade 50-an dengan mengakreditasikan Duta Besar Rl di Cairo untuk merangkap Lebanon, dan sejak tahun 1996 Kedutaan Besar RI resmi berdiri di Beirut. Untuk lebih mempererat hubungan bilateral tersebut, khususnya bidang ekonomi dan perdagangan, pada tahun 1997 Indonesia mengangkat seorang Konsul Kehormatan Rl di Tripoli, kota kedua terbesar di Lebanon. Namun dengan perkembangan kebutuhan dan kondisi yang berkembang, Konsul Kehormatan ditutup sejak 2013. Melihat sejarah dan nilai historis yang dimiliki kedua negara, selain menjalankan tugas dan fungsi untuk mewakili Pemerintah RI dalam melaksanakan hubungan diplomatik di segala bidang, dan melindungi kepentingan Negara dan Warga Negara/Badan Hukum Indonesia di Lebanon, KBRI Beirut juga memiliki tugas penting untuk memastikan bahwa hubungan kedua negara terus berkembang dan saling menguntungkan. Selain itu, untuk menunjukkan komitmen dukungan politis bangsa Indonesia kepada kedaulatan Lebanon dan juga untuk mempertebal posisi kokoh Indonesia di Lebanon, KBRI Beirut juga terus melakukan upaya dalam kapasitasnya untuk memberikan dukungan terhadap keberadaan Kontingen Garuda (Konga) dalam Misi Perdamaian PBB UNIFIL di perbatasan Lebanon – Israel, termasuk untuk mencapai visi “4000 Peacekeepers” yang dicanangkan Pemerintah. Di lingkup yang lebih besar, melihat perkembangan politik di Timur Tengah terutama konflik berkepanjangan Palestina – Israel, dalam kapasitas tertentu, KBRI juga berupaya untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada faksi-faksi Palestina yang ada di Lebanon. Dukungan terhadap upaya organisasi masyarakat Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina melalui rangkaian kegiatan yang dilakukan organisasi masyarakat yang serupa di Lebanon juga dilakukan oleh KBRI. Di bidang sosial yang lebih luas dimensinya, KBRI juga terus menerus menanam dan menyebarkan benih-benih pemahaman Islam moderat yang hidup dan berkembang di Indonesia kepada kalangan muslim Lebanon. Pendekatan ke seluruh pemuka komunitas muslim dan pemuka
LKJ KBRI BEIRUT 2015|1
BAB I
PENDAHULUAN
agama lain di Lebanon terus dilakukan, guna memberikan gambaran bahwa perbedaan yang ada seharusnyalah dapat menjadi sumber kekuatan bersama, seperti halnya yang terjadi di Indonesia. Upaya meningkatkan penetrasi produk-produk Indonesia ke pasar Lebanon dan juga upaya menarik investasi Lebanon ke Indonesia juga telah dilakukan. Bantuan untuk menjawab business inquiries serta asistensi dalam pencarian kontak dagang Indonesia – Lebanon yang di tahun lalu terbukti efektif mendekatkan hubungan bisnis kedua negara, juga terus dilakukan dalam kapasitas yang tersedia. Sementara itu untuk menunjukkan kehadiran negara bagi perlindungan WNI, KBRI Beirut secara konsisten terus mendukung pelaksanaan program repatriasi WNI ex-Suriah yang masih terus berjalan sejak tahun 2012. Perlindungan maksimal juga diberikan kepada WNI ex-Suriah yang menjadi TKW ilegal di Lebanon (dan juga WNI lainnya) dan mendapatkan permasalahan hukum. Sepanjang tahun 2015, didukung dengan formasi Home Staff (7 orang termasuk Duta Besar) dan Local Staff (13 orang termasuk unsur bawaan Keppri) yang terisi penuh, kegiatan KBRI Beirut dapat berjalan secara lancar.
B.
ISU-ISU STRATEGIS 2015 Selama melaksanakan misi sepanjang 2015, KBRI Beirut tentu tak lepas dari tantangan baik dari luar (Lebanon) maupun dalam (dukungan teknis) yang acapkali muncul tanpa diduga dan diprediksi sebelumnya. Pada tataran praktis, selama periode 2015 KBRI Beirut telah berhasil memperkokoh hubungan bilateral Indonesia – Lebanon di bidang politik dengan ditandai saling kunjung delegasi pemerintah, militer, pelaku bisnis serta tokoh-tokoh agama antara kedua Negara. Citra Indonesia yang menitikberatkan pada keberhasilan nasional untuk meramu dan menjaga persatuan dalam keanekaragaman agama dan budaya serta didukung stabilitas politik dan keamanan yang terjaga membuat Indonesia memiliki daya tarik khusus bagi Lebanon yang masih berupaya lepas dari permasalahan laten sektarianisme. Didasari dengan azas politik luar negeri yang bebas – aktif, Indonesia memperoleh tempat khusus di semua kalangan di Lebanon dengan beragam latar belakang sekte/agamanya. Kondisi ini merupakan privilege yang tidak dimiliki oleh banyak perwakilan asing di Lebanon. Keuntungan nyata yang diperoleh dari pendekatan à-la Indonesia ini berbuah pada kemudahan
LKJ KBRI BEIRUT 2015|2
BAB I
PENDAHULUAN
dan keringanan yang diperoleh KBRI Beirut pada saat melaksanakan program repatriasi WNI dari Suriah yang berlangsung sejak September 2012 hingga saat ini. Kemudahan dan privilege tersebut salah satunya adalah dengan dibebaskannya bea visa masuk bagi WNI yang akan direpatriasi serta perpanjangan ijin tinggal hingga 30 hari (dari 48 jam) kepada peserta repatrian. Keberadaan Kontingen Garuda dalam Misi Perdamaian PBB – UNIFIL sejak 2006 telah turut membantu meningkatkan profil positif Indonesia di Lebanon. Menyikapi permasalahan sosial – ekonomi yang muncul akibat keberadaan jutaan pengungsi Palestina dan Suriah, KBRI turut serta dalam memberikan faslitasi dan bantuan bagi lembaga-lembaga sosial kemanusiaan dari Indonesia yang akan menyerahkan bantuan langsung kepada para pengungsi. Mendukung Lebanon untuk terus mengupayakan perdamaian dan keamanan nasional, KBRI Beirut juga aktif berpartisipasi dalam berbagai event pameran di Lebanon melalui pergelaran seni yang diselingi pameran budaya, ekonomi dan pariwisata. Keikutsertaan KBRI selain ditujukan untuk memamerkan potensi dan kekayaan Indonesia, turut membantu pemulihan citra aman Lebanon bagi para pendatang-wisatawan asing. Berbagai upaya juga telah dilakukan KBRI untuk terus meningkatkan profil Indonesia termasuk dalam peningkatan TTI. Meningkatkan kepercayaan para pebisnis Lebanon untuk berbisnis dengan Indonesia melalui tatap muka, pendampingan kegiatan kunjungan ke Trade Expo Indonesia 2015 serta kontak langsung dengan para pebisnis yang akan melakukan bisnis dengan Indonesia atau menjadi bridge builder bagi penyelesaian sengketa bisnis, terbukti efektif. Fasilitasi dan pendampingan pebisnis dalam ajang bisnis di Indonesia serta penyebaran informasi perihal TTI dan jadwal pameran internasional di Indonesia, secara tidak langsung turut mendorong peningkatan nilai transaksi perdagangan Indonesia – Lebanon. Di tahun 2015, Sweet Zone SARL, importir produk PT Mayora Tbk berhasil mendapatkan penghargaan Primaduta Award 2015. Dengan potensi pasar + 4 juta jiwa, total nilai perdagangan Lebanon dengan Indonesia di akhir tahun 2015 dapat ditingkatkan menjadi USD 107 juta dengan USD 105 juta surplus di pihak Indonesia, selain itu nilai investasi Lebanon ke Indonesia tercatat sebessr USD0,56 juta dalam bentuk 4 proyek investasi. Kunjungan wisata juga cukup baik dengan 910 visa wisata/bisnis yang diterbitkan sepanjang 2015, naik dari tahun 2014. Keberadaan KBRI Beirut untuk selalu berupaya hadir bagi setiap masalah yang muncul terkait dengan pemerintah, swasta dan warga Negara Indonesia di Lebanon, memperoleh penilaian yang positif di kalangan pemerintahan Lebanon. Hubungan dekat KBRI dengan banyak pihak dari seluruh sekte yang ada, mempermudah pencapaian kepentingan nasional RI terutama dalam penanganan masalah WNI. Repatriasi WNI ex-Suriah sejak 2012 melalui pintu Lebanon telah berhasil memulangkan lebih dari 6000 orang yang terdiri dari BMI dan mahasiswa. Selain itu
LKJ KBRI BEIRUT 2015|3
BAB I
PENDAHULUAN
kehadiran KBRI di setiap permasalahan BMI ex-Suriah yang kemudian menjadi ilegal di Lebanon atau penyelesaian kasus ABK Indonesia telah mendapat apresiasi tinggi dari General Security/Imigrasi Lebanon dan organisasi internasional seperti IOM, suatu hal yang belum pernah disampaikan kepada perwakilan asing lainnya di Lebanon. TANTANGAN KE DEPAN Memperhatikan kondisi Lebanon saat ini dan dalam beberapa tahun mendatang yang diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sebagai akibat dari perang sipil di Suriah, konflik regional dengan munculnya ISIS, ancaman konflik horizontal di dalam negeri dengan isu sektarian, serta potensi konflik terbuka dengan Israel, menjadikan kegiatan KBRI Beirut dan cara pelaksanaannya akan turut menyesuaikan secara dinamis guna memastikan kepentingan nasional Indonesia tetap tercapai. Pemilihan Presiden yang telah tertunda sejak Mei 2014 turut melemahkan Lebanon secara luas. Kondisi keamanan yang fluktuatif, pertumbuhan ekonomi yang selalu terkoreksi menurun serta keberadaan pengungsi Suriah dan Palestina yang mencapai lebih dari 2 juta jiwa turut membebani Lebanon. Perkembangan politik di kawasan dan dalam negeri sebagai akibat krisis yang terjadi di Suriah hingga saat ini diyakini banyak pengamat dan kalangan diplomatik di Lebanon akan sangat menentukan perkembangan situasi dalam negeri Lebanon karena polarisasi politik yang terpengaruh oleh kekuatan pengaruh Arab Saudi dan Iran serta negara-negara besar dunia di kawasan. Konflik yang terjadi di Suriah sejak 2011 dan ketegangan di kawasan ditambah dengan kondisi politik dalam negeri yang masih terus bersitegang antara kelompok 8 Maret yang dimotori Hizbullah (Syiah) dengan kelompok 14 Maret yang dimotori Future Movement (Sunni) berdampak besar pada suhu politik dan keamanan Lebanon. Tidak dapat dikesampingkan pula adalah ancaman perang yang cukup imminent dengan Israel. Pengalaman terakhir perang 34 hari dengan Israel pada Juli – Agustus 2006, telah membuat Lebanon berada dalam posisi yang cukup mencekam. Dalam kontak bersenjata antara Hizbullah – Israel di bulan Maret 2015, disampaikan secara tegas oleh Hasan Nasrallah, pemimpin/Sekjen Hizbullah, bahwa mereka tidak akan lagi mematuhi code of conduct yang berlaku sejak 2006 dalam menyikapi dan membalas serangan Israel terhadap kepentingan Hizbullah dan Lebanon. Meski menjadikan Israel sebagai musuh resmi Lebanon, dan dalam hal ini pemerintah Lebanon dan Hizbullah memiliki satu suara yang sama, namun seringkali ucapan dan tindakan Hizbullah yang sepihak banyak menimbulkan kontroversi dan pertikaian politik antara kelompok yang berseberangan di Lebanon.
LKJ KBRI BEIRUT 2015|4
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai akibat dari perang sipil di Suriah dan kondisi polkam yang kurang kondusif ekonomi Lebanon mengalami tekanan hingga menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi tahunannya. Dibanding periode sebelum pecah perang sipil di Suriah, pertumbuhan ekonomi Lebanon mencapai kisaran 7-10% pertahunnya, namun akibat pengaruh perang di Suriah, pertumbuhan ekonomi Lebanon di tahun 2011-2013 hanya tercatat sebesar 1,5 - 2% pertahunnya sedangkan di tahun 2014 dan 2015 tercatat naik sedikit mencapai 2 – 2,5%. Konsekuensi dari kondisi perekonomian yang melesu adalah tidak bergeraknya perekonomian dan kemampuan daya beli masyarakat yang turut merosot. Di bidang kekonsuleran, KBRI Beirut banyak menerima limpahan kasus dari TKW yang dipekerjakan di Suriah dan mengalami masalah dengan majikannya saat mereka ikut mengungsi ke Lebanon bersama majikannya. Permasalahan banyak berkisar pada ijin tinggal yang expired, gaji yang tidak terbayarkan, kasus tuduhan pencurian dan beberapa kasus minor lainnya. Namun demikian, di balik permasalahan semua TKW yang diurus oleh KBRI Beirut terdapat satu benang merah yang menunjukkan bahwa para TKW tersebut adalah korban dari Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Merujuk pada telah diberlakukannya moratorium pengiriman TKI ke Suriah sejak 2011, TKW ini rata-rata masuk dan bekerja pada majikan di Suriah selepas 2011 dan mengakui tidak tahu kalau mereka harus berakhir bekerja di Suriah, berbeda dengan tujuan awal saat dia dijanjikan pekerjaan oleh agennya di Indonesia. Dukungan KBRI Beirut dalam upaya penghentian TPPO dilakukan melalui komunikasi intensif dengan Imigrasi/General Security Lebanon dan koordinasi dengan KBRI Damaskus, Kemlu, Polri, Imigrasi dan instansi terkait di Indonesia. Di tahun 2016, diperkirakan KBRI Beirut masih akan menghadapi permasalahan serupa sepanjang kasus TPPO tidak diselesaikan di Indonesia dan mengingat program repatriasi WNI dari Suriah masih terus berjalan. Dukungan teknis bagi keberlangsungan tugas dan fungsi KBRI Beirut sepanjang 2015 dirasakan cukup memadai. DIPA yang dialokasikan untuk KBRI Beirut sebesar Rp. 25.188.930.000,- terserap sebesar Rp. 24.217.300.806, - atau sebesar 96,14%. Namun demikian, akan sangat memadai jika Gedung KBRI dan Wisma Duta yang masih dalam status sewa dapat ditingkatkan menjadi hak milik. Mengingat perawatan gedung yang dari tahun ke tahun makin mahal dan biaya sewa yang tidak sedikit, serta tidak bisanya gedung tersebut diasuransikan karena bukan hak milik KBRI maka tindakan pengamanan untuk keselamatan penghuni dan isi gedung harus ekstra dilakukan. Selain itu, rencana kegiatan yang telah disusun secara rapi seringkali harus disesuaikan dan dikondisikan ulang mengikuti sifat anggaran yang terpengaruh oleh nilai tukar Rupiah
LKJ KBRI BEIRUT 2015|5
BAB I
PENDAHULUAN
terhadap USD. Ke depan akan sangat baik jika rencana Pemerintah untuk menerapkan penganggaran dalam mata uang asing (USD) dapat diberlakukan. Dukungan SDM yang memadai dan cukup mumpuni dalam menopang tugas dan dinamika kondisi Lebanon yang fluktuatif juga dirasa sudah saatnya diberikan penghargaan berupa kenaikan besaran gaji pokok. Dalam catatan KBRI Beirut, tingkat kemahalan dan inflasi yang terjadi selama ini tidak cukup teratasi dengan kenaikan 2% gaji pokok Pegawai Setempat. Kenaikan besaran gaji pokok Pegawai Setempat di lingkungan KBRI Beirut ini akan menjadi salah satu target kegiatan di 2016-2017 guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para pegawai setempat di tengah himpitan kemahalan biaya hidup di Beirut.
LKJ KBRI BEIRUT 2015|6
BAB II BAB II
PERENCANAAN KINERJA
PERENCANAAN KINERJA
Sejalan dengan upaya perbaikan dan penyempurnaan kualitas dokumen AKIP di lingkungan Kementerian Luar Negeri RI, KBRI Beirut juga telah melakukan upaya perumusan Sasaran Strategis yang sedapat mungkin berorientasi kepada outcome dan Indikator Kinerja Utama yang relevan dan terukur. Pada awal tersusunnya dokumen PK, ditandatangani Kepala Perwakilan RI Beirut pada tanggal 30 Maret 2015, KBRI Beirut telah menetapkan PK dan memperoleh dukungan anggaran sebagai berikut:
No Sasaran
Indikator Kinerja
Target
1.
Meningkatnya dukungan Negara Lebanon Persentase rekomendasi hasil 100% terhadap kedaulatan NKRI/ kerjasama kajian komprehensif KBRI Beirut bilateral dan isu-isu global yang ditindaklanjuti stakeholders
2.
Peningkatan peran KBRI Beirut dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi
Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan
100%
3.
Peningkatan peran KBRI Beirut dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia
Persentase peningkatan TTI
15%
4.
Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KBRI Beirut di Lebanon
Persentase publik Lebanon yang berpandangan positif terhadap Indonesia
50%
5.
Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora Indonesia di Lebanon
Persentase permasalahan WN/BHI di Lebanon yang terselesaikan
100%
Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran
100%
LKJ KBRI BEIRUT 2015|7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA Kegiatan
Anggaran
Penyelenggaraan Diplomasi dan Kerja sama Internasional Perwakilan RI
Rp. 21.829.458.000
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perwakilan RI
Rp. 1.338.040.000
Namun kemudian Rumusan indikator utama tersebut di atas dan ditambahkan lagi dengan 1 (satu) lagi Sasaran tambahan “Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel”, yang kemudian digunakan dalam dokumen Renstra KBRI Beirut yang telah ditandantangani Kepala Perwakilan RI Beirut pada tanggal 24 Juni 2015, sebagai berikut:
No Sasaran
Indikator Kinerja
Target
1.
Meningkatnya dukungan Negara Lebanon Persentase rekomendasi hasil 100% terhadap kedaulatan NKRI/ kerjasama kajian komprehensif KBRI Beirut bilateral dan isu-isu global yang ditindaklanjuti stakeholders
2.
Peningkatan peran KBRI Beirut dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi
Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan
100%
3.
Peningkatan peran KBRI Beirut dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia
Persentase peningkatan TTI
15%
4.
Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KBRI Beirut di Lebanon
Persentase publik Lebanon yang berpandangan positif terhadap Indonesia
50%
5.
Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora Indonesia di Lebanon
Persentase permasalahan WN/BHI di Lebanon yang terselesaikan
100%
Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran
100%
LKJ KBRI BEIRUT 2015|8
BAB II 6.
PERENCANAAN KINERJA
Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel
Nilai hasil evaluasi AKIP yang dilakukan Itjen dan BPO
B
Persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KBRI Beirut
95%
Kegiatan
Anggaran
Penyelenggaraan Diplomasi dan Kerja sama Internasional Perwakilan RI
Rp. 21.829.458.000
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perwakilan RI
Rp. 1.338.040.000
LKJ KBRI BEIRUT 2015|9
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Visi Menjadi Ujung Tombak dalam Memperjuangkan Kepentingan Nasional dan Wibawa Diplomasi Indonesia di Republik Lebanon
Misi 1. Meningkatkan dan memperkuat peran KBRI Beirut dalam memajukan kepentingan nasional dalam hubungan dan kerjasama bilateral dengan Republik Lebanon 2. Meningkatkan kapasitas KBRI Beirut dalam mendukung misi diplomasi di Republik Lebanon
Tujuan 1. Peran KBRI Beirut dalam peningkatan kerjasama dengan Lebanon yang saling menguntungkan 2. Nilai manfaat ekonomi dan pembangunan yang optimal melalui hubungan bilateral dengan Lebanon
Sasaran Strategis 1. Meningkatnya dukungan Negara Lebanon terhadap kedaulatan NKRI/kerjasama bilateral dan isu-isu global 2. Peningkatan peran KBRI Beirut dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi 3. Peningkatan peran KBRI Beirut dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia 4. Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilkaukan oleh KBRI Beirut di Lebanon 5. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora Indonesia di Lebanon 6. Meningkatnuya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 10
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A.
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Seluruh capaian Kinerja KBRI Beirut di tahun 2015 dinilai telah berkontribusi langsung bagi pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru pelaksana hubungan luar negeri dalam melaksanakan diplomasi untuk rakyat. Capaian kinerja itu diejawantahkan dalam kegiatan diplomasi di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, perlindungan WNI serta manajemen operasional kantor melalui 6 Sasaran Strategis (SS) dan dijabarkan dalam 8 Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan kinerja selama 2015 berhasil mencapai 96,31% dari target yang ditetapkan (di luar penilaian dokumen AKIP yang belum diperhitungkan). Meskipun masih terdapat kekurangan atau kelemahan serta hambatan dalam pelaksanaan tugas, kegiatan KBRI Beirut telah diupayakan untuk dapat sesegera mungkin mencari alternatif dan pemecahan solutif bagi setiap tantangan dan perubahan kondisi yang dihadapi. Hasilnya, dengan capaian kinerja sebesar 96,31% anggaran dapat terserap sebesar 96,14%, terbukti bahwa mekanisme perencanaan kinerja dan kontrol terhadap seluruh kegiatan yang berjalan di KBRI Beirut dapat berjalan efektif dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
SS - 1
Meningkatnya dukungan Negara Lebanon terhadap kedaulatan NKRI/ kerjasama bilateral dan isu-isu global
Pada sasaran strategis ini kegiatan KBRI, dengan kedatangan Kepala Perwakilan yang baru, difokuskan pada pemantapan dukungan Lebanon terhadap NKRI sekaligus secara imbal balik menegaskan dukungan Republik Indonesia kepada persatuan dan keamanan Lebanon. Persamaan posisi kedua negara terhadap isu-isu global seperti terorisme, revitalisasi kerjasama negara-negara Gerakan Non-Blok, lingkungan hidup, serta upaya menjalin kerjasama yang lebih erat di berbagai bidang mewarnai rangkaian pertemuan dan kegiatan di SS-1 ini. Seluruh target yang ditetapkan dalam SS – 1 selama 2015 dapat dicapai sebesar 100%. Capaian ini sudah sesuai target yang telah ditetapkan dalam PK 2015 dan Renstra KBRI Beirut 2015-2019.
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 11
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Analisa IKU - 1: Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI Beirut yang ditindaklanjuti stakeholders
Secara garis besar upaya KBRI Beirut dalam mencapai Sasaran Strategis “Meningkatnya Dukungan Negara Lebanon terhadap Kedaulatan NKRI/kerjasama bilateral dan isu-isu global” dilakukan dalam bentuk kegiatan lobbying, pelaksanaan seminar dan fasilitasi kunjungan resmi pejabat pemerintah dan parlemen guna menghasilkan suatu rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti oleh stakeholders nasional. Berbagai kegiatan telah ditingkatkan intensitas dan fokus sasaran lebih ditajamkan lagi dari pelaksanaan serupa di tahun 2014 lalu. Upaya pendekatan untuk kegiatan saling dukung posisi RI – Lebanon di pencalonan wakil masing-masing negara telah dilaksanakan secara rutin. Koordinasi dengan stakeholders di pusat terkait dukungan Lebanon terhadap Indonesia telah dilakukan secara efektif untuk memastikan dukungan tersebut tidak berubah hingga waktu pemungutan suara di forum multilateral. Selama kurun 12 bulan, KBRI Beirut telah berhasil memastikan tindak lanjut yang dilakukan Kemlu atas hasil lobby KBRI Lebanon untuk meminta dukungan Lebanon atas 3 (tiga) upaya pencalonan wakil Indonesia di International Maritime Organisation (IMO), World Heritage Council (WHC) UNESCO, dan pencalonan Indonesia di Dewan Keamanan PBB. Upaya tersebut dilakukan melalui lobbying langsung kepada para pengambil kebijakan di Lebanon terkait isu-isu yang dimintakan dukungan seperti kepada Menlu Gebran Bassil, Sekjen Kemlu Lebanon Amb. Wafiq Rhayme, Dir. Multilateral dan Organisasi Internasional Kemlu Amb. Affif Ayoub, dan Dir. Protokol Amb. Mira Daher, total untuk 3 usulan pencalonan Indonesia telah dilakukan lobbying sebanyak 7 kali. Sebagai bagian dari kegiatan lobbying untuk meningkatkan kerjasama bilateral kedua negara, memastikan kerjasama, persamaan pandangan dan dukungan Lebanon terhadap posisi Indonesia di dalam isu-isu global dan sebaliknya menegaskan dukungan Indonesia terhadap keutuhan Lebanon, Dubes RI telah melakukan rangkaian pertemuan marathon selama 10 bulan keberadaan beliau di Beirut. Meski credential letter belum disampaikan karena kekosongan kursi Presiden Lebanon sejak 25 Mei 2014 hingga saat ini, Dubes RI telah melakukan kegiatan diplomasi yang terencana, terukur, dan mengikuti kaidah hubungan diplomatik yang berlaku, dimulai dari pertemuan dengan Menlu Lebanon Gebran Bassil. Dubes RI dalam berbagai pertemuan dengan berbagai pihak dan kalangan di Lebanon seperti dengan PM Tamam Salam, Speaker of Parliament Nabih Berri, Grand Mufti (Sunni) Lebanon/Pimpinan Dar el Fatwa Sheikh Abdul Latif Derian, Kardinal/Patriach Kristen Maronite Bechara Rai, Pimpinan Tertinggi Druze Sheikh Aql Naim Hassan serta Pimpinan Majelis Tinggi Shiah Sheikh Abdul Amir Qabalan, senantiasa menegaskan kesiapan Indonesia untuk bekerjasama dengan Lebanon dalam berbagai bidang seperti ekonomi,
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 12
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
pendidikan, penyebaran paham Islam moderat serta menyampaikan posisi Indonesia dalam isuisu seperti konflik di Suriah, Palestina, atau isu-isu lainnya. Secara diplomatis juga telah disampaikan bahwa Indonesia selalu mendukung keutuhan dan persatuan Lebanon serta siap membantu Lebanon melalui pendekatan yang dapat diterima masyarakat Lebanon untuk mencari titik temu perbedaan politik yang kerap menyandera kehidupan bangsa Lebanon. Pertemuan dengan kalangan diplomatik asing untuk membawa pesan misi Indonesia dalam berbagai isu global juga tidak luput dilakukan selama 2015. Di tingkat Kepala Perwakilan, rangkaian pertemuan Dubes RI dengan berbagai pihak yang selama ini dikenal berseberangan secara politik dapat dilakukan dengan bekal posisi politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif. Bebas memilih dan aktif mengupayakan perdamaian dan ketertiban dunia. Pertemuan dengan Dubes dari negara-negara ASEAN yang ada di Lebanon, seperti Malaysia, Filipina dilakukan terlebih dulu untuk menunjukkan soliditas sesama negara ASEAN dan kemudian dilanjutkan pertemuan dengan Dubes Arab Saudi, Iran, Palestina, UAE, Qatar, Suriah, Australia, Tiongkok, India, Bangladesh dan Rumania. Ke depan, pendekatan dan pemeliharaan hubungan dengan kalangan diplomatik negara-negara yang selama ini berseberangan secara politis akan dilakukan untuk lebih meningkatkan peran dan profil Indonesia di tataran global.
Kegiatan pertemuan dan lobbying Dubes RI kepada Ketua Parlemen, Perdana Menteri dan Menlu Lebanon (Sumber: KBRI Beirut)
Selain itu, kunjungan dan komunikasi dengan pihak parlemen Lebanon berhasil mendorong terbentuknya GKSB antar parlemen kedua negara dan mendukung rencana kunjungan GKSB DPR RI ke Lebanon dan rencana kunjungan balasan Parlemen Lebanon ke Indonesia untuk mengkonkritkan rencana kerjasama parlemen kedua negara.
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Ke depan, melanjutkan capaian di 2015, KBRI Beirut akan mengupayakan kegiatan di SS1 ini yang lebih tajam dengan menggandeng stakeholders nasional di Indonesia dengan target untuk menghasilkan suatu hal konkrit yang dapat yang menguntungkan Indonesia dan lebih menguatkan dukungan Lebanon bagi Indonesia. Faktor penghambat yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain, kadangkadang kurang jelasnya aide memoire dari Jakarta sebagai pelengkap pendekatan ke Pemerintah Lebanon serta kelemahan koordinasi pihak Lebanon yang diajak kerjasama sehingga menimbulkan penundaan kegiatan atau target yang disasar tidak tercapai. Untuk mengantisipasi hambatan yang sama mungkin muncul, KBRI akan mengefektifkan SDM yang tersedia dan lebih aktif lagi meminta informasi lebih lengkap dari pusat mengenai suatu posisi yang akan diperjuangkan, selain itu, untuk meminimalisir koordinasi dari pihak Lebanon yang kurang pas, KBRI akan berupaya untuk lebih mengambil peran dalam pengorganisasian suatu kegiatan yang dikerjasamakan.
SS - 2
Peningkatan peran KBRI Beirut dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi
Di Sasaran Strategis ini KBRI Beirut telah melakukan serangkaian kegiatan untuk lebih meningkatkan profil dan pengaruh Indonesia dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini, sebagai kelanjutan hasil yang telah dicapai tahun lalu, KBRI Beirut menyasar kegiatan kunjungan resmi dari Indonesia untuk lebih menekankan profil Indonesia sebagai negara kontributror UNIFIL terbesar, negara mayoritas muslim yang moderat serta memiliki potensi besar di banyak bidang. Posisi dasar ini yang selalu ditekankan dalam upaya pendekatan Indonesia untuk semakin meningkatkan pengaruh Indonesia di Lebanon. Dari target yang ditetapkan, tercapai seluruhnya atau 100%, dan capaian ini akan menjadi tolok ukur bagi penyusunan kegiatan KBRI Beirut di SS -2 di tahun 2016 sekaligus menjadi catatan untuk mengantisipasi hambatan yang telah muncul di tahun 2015 dan kemungkinan berulang di tahun mendatang.
Analisa IKU - 2: Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan Sebagai realisasi hasil kesepakatan atau hasil komunikasi yang dicapai di tahun 2014/ sebelumnya, di tahun 2015 ini KBRI Beirut telah mendorong dan memfasilitasi 12 (dua belas) buah
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 14
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
kegiatan/pertemuan sebagai pelaksanaan kesepakatan hasil komunikasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Menghargai peran dan bantuan yang telah diberikan General Security/Imigrasi Lebanon selama program repatriasi WNI dari Suriah sejak 2012, dan juga sebagai pelaksanaan janji KBRI Beirut untuk mengagendakan kunjungan balasan Imigrasi Lebanon ke Indonesia guna menjajaki kerjasama yang lebih erat, KBRI telah memfasilitasi kunjungan kerja Imigrasi Lebanon ke Dit. PWNI/BHI Kemlu dan Ditjen Imigrasi Kemkumham RI. Dari hasil pertemuan tersebut kedua instansi telah memulai komunikasi secara lebih intensif untuk membahas masalah-masalah keimigrasian diantara kedua negara termasuk pertukaran informasi intelijen keimigrasian, rencana peningkatan hubungan di masa mendatang serta memperkuat komitmen kedua instansi imigrasi dalam mengantisipasi pergerakan teroris. Selain itu kegiatan lanjutan sebagai implementasi hasil capaian tahun lalu atau inisiatif baru untuk menciptakan peluang kerjasama baru juga telah dilakukan melalui 2 kali pertemuan Komisi I dan GKSB DPR RI dengan counterpart nya dari Parlemen Lebanon untuk mempererat kerjasama parlemen kedua negara, mendorong dukungan Lebanon terhadap visi “4000 Indonesian Peacekeepers” melalui kunjungan dan pertemuan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Dirjen Multilateral Kemlu RI dengan Jenderal Jean Kahwagi Panglima Lebanese Armed Forces (LAF) dan Mayjen Luciano Portolano, Force Commander UNIFIL, untuk lebih meningkatkan peran dan jumlah pasukan TNI yang terlibat dalam misi UNIFIL. Dalam kerangka revitalisasi Gerakan Non Blok, KBRI Beirut juga telah melakukan 2 kali lobi kepada Menlu Lebanon dan Ketua Parlemen Nabih Berri untuk mendorong keikutsertaan Lebanon dalam peringatan KAA ke-60 di Indonesia. KBRI berhasil memastikan kehadiran wakil dari Lebanon yaitu Sekjen Kemlu Wafiq Rhayme dan anggota Parlemen Lebanon MP Nassem Kassem untuk mengikuti rangkaian peringatan 60 tahun KAA dan side eventsnya.
Kunjungan Panglima TNI Jenderal Moeldoko ke Panglima LAF dan Kontingen Garuda UNIFIL (Sumber: KBRI Beirut)
Mendukung dan meningkatkan komitmen bangsa Indonesia bagi kemerdekaan Palestina, KBRI juga telah melakukan 2 kali pendekatan terhadap faksi Palestina di Lebanon untuk menegaskan komitmen Pemerintah RI terhadap kemerdekaan Palestina dan menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah dan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Palestina. KBRI Beirut sendiri sepanjang
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
2015 telah mendukung kehadiran wakil Indonesia (dari PBNU dan MUI) dalam 2 seminar yang diadakan Organisasi Solidaritas Ulama untuk Kemerdekaan Palestina di Lebanon yang mencari peluang dan mendorong upaya pembebasan Palestina melalui jalur non-pemerintah. Menindaklanjuti rencana dan hasil diskusi/komunikasi KBRI dengan banyak pihak di tahun lalu, upaya untuk menunjukkan dan menularkan pengalaman Indonesia dalam menyikapi perbedaan dan menempatkan posisi Islam dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang majemuk tapi demokratis telah dirupakan dalam bentuk Seminar yang menonjolkan keunggulan Indonesia tersebut. Seminar mengenai “Demokrasi di Seminar Islam dan Pluralisme, kerjasama KBRI Beirut dan Darul Indonesia” dilaksanakan bekerjasama Fatwa Lebanon, 11 Nov 2015 (Sumber: KBRI Beirut) dengan American University in Beirut di AUB pada tanggal 27 Oktober 2015 dengan narasumber tunggal mantan Ketua Mahkamah Konsitusi Prof. Mahfud MD, dan Seminar “Islam dan Pluralisme” di Darul Fatwa KBRI tanggal 11 November 2015 dengan salah satu narasumber dari Indonesia yakni Wakil Ketua PBNU (alm) KH Slamet Effendy Yusuf. Kegiatan-kegiatan tersebut di atas telah berhasil mengangkat profil Indonesia untuk makin dikenal di Lebanon. Capaian realisasi renaksi serta fasilitasi yang dilakukan telah mencapai target yang ditetapkan dan meningkat dibanding capaian tahun 2014. Meski demikian, di dalam pelaksanaan rencana aksi masih ditemui hambatan antara lain, situasi politik Lebanon yang masih belum stabil sehingga pihak-pihak terkait di Lebanon belum secara bulat mendukung posisi Indonesia dalam suatu isu karena kepentingan politik yang berbeda dari masing-masing kelompok di Lebanon. Disamping itu juga kurangnya kontribusi langsung materiil Indonesia (selain melalui misi perdamaian PBB) di Lebanon menjadi satu catatan tersendiri. Kontribusi atau bantuan langsung secara fisik masih dinilai tinggi oleh Lebanon terutama dengan kondisinya saat ini yang terbebani dengan 1,5 juta pengungsi Suriah dan 500 ribu pengungsi Palestina. Hambatan lainnya adalah seringnya pemberitahuan perubahan rencana kunjungan delegasi dari Indonesia yang cukup mendadak dan juga seringnya terjadi perubahan secara sepihak dari counterpart di Lebanon terhadap kesepakatan kegiatan yang telah disetujui sebelumnya. Ke depan, mengantisipasi hambatan sama yang mungkin muncul, KBRI akan terus mengintensifkan komunikasi dengan pusat dan juga pendekatan dengan pemerintah dan pihak-
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 16
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
pihak di Lebanon sehingga dapat mendukung misi Indonesia di Lebanon meski tanpa mengandalkan dukungan secara fisik/material .
SS - 3
Peningkatan peran KBRI Beirut dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia
Peningkatan peran KBRI Beirut dalam mencapai Sasaran Strategis – 3 ini dilakukan dalam kondisi perekonomian Lebanon yang kurang baik. Sejak terjadinya perang di Suriah, ekonomi Lebanon mengalami tekanan hingga menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi tahunannya. Dibanding periode sebelum pecah perang sipil di Suriah, pertumbuhan ekonomi Lebanon mencapai kisaran 7-10% pertahunnya, namun akibat pengaruh perang di Suriah, pertumbuhan ekonomi Lebanon di tahun 2011-2013 hanya tercatat sebesar 1,5- 2% pertahunnya sedangkan di tahun 2014 hanya tercatat mencapai 0,9% dan di akhir 2015 ini hanya tercatat naik hingga 2%. Dalam capaian di IKU SS -3 ini neraca perdagangan Indonesia – Lebanon tercatat tetap stabil dan mencatat sedikit kenaikan hingga mencapai USD 107 juta dengan surplus tetap di pihak Indonesia, lebih tinggi dari 2014 yang hanya mencapai USD 99 juta. Nilai investasi terealisasi di 2015 tercatat USD 0,56 juta dari 4 proyek investasi dibandingkan dan wisatawan yang naik dari 875 di 2014 menjadi 910 orang di 2015. Analisa IKU -3: Persentase peningkatan TTI
Kunjungan Pengusaha Lebanon ke TEI 2015 (Sumber: KBRI Beirut)
Mengupayakan kenaikan nilai TTI di Lebanon dalam kondisi perekonomian Lebanon yang terpuruk dan bahkan GDP-nya di bawah Indonesia, merupakan upaya yang cukup menantang. Meski secara posisi Lebanon antara Timur Tengah dan Eropa sangat strategis dan pengusaha/pedagang Lebanon terkenal ulet, namun kondisi keamanan dan politik dalam negeri yang kurang kondusif sebagai imbas kondisi di kawasan dan perseteruan politik dalam negeri membuat para pelaku ekonomi dalam negeri menurunkan intensitas usahanya.
Sepanjang tahun 2015, KBRI Beirut telah melakukan 5 kali pertemuan antara Dubes RI dengan kalangan pengusaha/Kadin Lebanon untuk menarik minat mereka berbisnis dengan
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 17
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Indonesia, melakukan serangkaian komunikasi dalam upaya penyelesaian 2 kasus perselisihan bisnis antara pengusaha Indonesia – Lebanon, menggelar 2 kali pameran dagang dengan mengikuti event yang diselenggarakan pihak swasta di Lebanon serta memfasilitasi kunjungan
Pertemuan Pengusaha Lebanon dengan Gubernur Jawa Barat (Sumber: KBRI Beirut) Penyerahan Primaduta Award 2015 dari Pemerintah RI diwakili Dubes RI Achmad Chozin Chumaidy kepada Sweet Zone SARL
pengusaha/importir Lebanon dalam ajang TEI 2015 di Jakarta; pertemuan dengan Kadin Urusan Timur Tengah dan OKI serta Kadin Provinsi Jawa Barat. Selain itu KBRI Beirut juga telah memberikan bantuan terhadap permintaan kalangan bisnis Lebanon untuk melakukan validasi informasi perusahaan Indonesia (business inquiries) penyedia/produsen ikan hias, arang batok kelapa, suku cadang mobil, mobil bekas, yang kesemuanya menggunakan jasa KBRI guna memastikan calon counterpart mereka di Indonesia adalah perusahaan yang legal dan valid. Hasilnya, selama 2015 tercatat masuknya 4 proyek investasi Lebanon ke Indonesia selama periode Januari – Desember 2015 di bidang industri furniture kayu (PT Indo Century Furniture, PT Fine Line Concept), bidang usaha perdagangan besar (PT Dar El Kheir General Trading), dan bidang usaha industri barang kimia lainnya (PT Indo Briquette International) dengan nilai total investasi USD 0,56 juta yang terealisir, turun 4,5% (-4,5%)dari realisasi investasi 2014. Terpilihnya Sweet Zone SARL, distributor produk Mayora, sebagai pemenang Primaduta Award dengan nilai impor Sweet Zone SARL yang terus naik sejak 2006 dan di tahun 2015 telah mencapai USD 10 juta, juga menjadi capaian signifikan upaya keras KBRI Beirut dalam mempromosikan Indonesia. Kunjungan wisata atau bisnis yang juga disasar sebagai indikator capaian pun menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Visa yang diterbitkan untuk tujuan wisata atau bisnis meningkat dari 871 buah di tahun 2014 menjadi 910 (naik +4,5%) di tahun 2015. Di akhir 2015, Custom Lebanon mengeluarkan statistik perdagangan tahunan Lebanon dan mencatat bahwa neraca perdagangan Lebanon – Indonesia tercatat sebesar USD 107 juta naik dari USD 99 juta di 2014 (naik +8,1%) dengan surplus masih di pihak Indonesia. Secara pro-rata capaian TTI 2015 ini tercatat kenaikan 2,70% (capaian total kunjungan wisata + investasi + neraca perdagangan / 3). Hambatan dan tantangan ke depan diperkirakan masih berat. Perekonomian Lebanon di tahun mendatang kembali diperkirakan tidak akan tumbuh lebih dari 2%, sementara daya beli
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
masyarakat yang makin turun di tengah kenaikan harga (produksi dalam negeri berhenti, dan sebagian besar barang diimpor dari luar), serta kondisi politik dan keamanan dalam negeri dan kawasan Timur Tengah yang menjadi faktor utama pendukung stabilitas ekonomi diperkirakan masih akan buruk. KBRI dalam konteks ini masih akan terus mengupayakan terjaganya neraca perdagangan Indonesia – Lebanon yang menghasilkan surplus bagi pihak Indonesia melalui upaya komunikasi dan penjagaan hubungan dengan para importir produk Indonesia di Lebanon. Di sisi lain, upaya promosi tetap akan dilakukan dengan memperhatikan kondisi keamanan dan peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia. Kebijakan bebas visa bagi WN Lebanon juga diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan Lebanon dan mempermudah upaya impor pengusaha Lebanon dari Indonesia.
SS - 4
Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KBRI Beirut di Lebanon
Meningkatkan peran soft power Indonesia di Lebanon menjadi fokus penting kegiatan KBRI Beirut di Lebanon. Dengan kondisi politik dan keamanan yang kurang kondusif bagi perekonomian nasional, masih terdapat peluang besar Indonesia untuk lebih berperan dan memiliki “panggung” di publik Lebanon melalui pendekatan-pendekatan yang mengedepankan soft-power diplomacy. Keunggulan nasional yang dimiliki Indonesia berupa kekayaan budaya, ekonomi, Islam moderat, serta keberadaan 1296 personel TNI dalam Kontingen Garuda sebagai contributor pasukan terbesar dari 34 negara yang tergabung dalam misi UNIFIL menjadi modal penting untuk upaya meningkatkan peran soft power Indonesia di Lebanon. Dibanding tahun lalu, pendekatan dan upaya yang dilakukan KBRI tahun ini lebih beragam dan dengan target yang lebih luas. Dalam pengukuran capaian di SS ini kami mendapati kesulitan karena sifat kegiatannya yang intangible dan hasilnya tidak dapat dinyatakan langsung dalam angka dan dalam waktu singkat.
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
KBRI selama 12 bulan sepanjang tahun 2015 telah melakukan 4 outreach program untuk mengenalkan Indonesia ke semua lapisan masyarakat bekerjasama dengan Kontingen Garuda UNIFIL dan 30 kali lobbying untuk memfasilitasi kerjasama Indonesia – Lebanon yang di titik akhirnya berhasil membuahkan 3 (tiga) buah kerja sama antara Darul Fatwa Lebanon (Kementerian Agama) dengan pihak terkait dari Indonesia dan 3 (tiga) buah kerja sama pendidikan antar instansi pendidikan kedua Ragam outreach program KBRI Beirut sepanjang 2015 (Sumber: KBRI Beirut) negara. Kesemua capaian ini mengkontribusikan capaian sebesar 85% lebih tinggi dari target semula yang hanya 50%. Analisa IKU - 4: Persentase publik Lebanon yang berpandangan positif terhadap Indonesia Selama 2015 KBRI Beirut telah melaksanakan 4 kali outreach program melalui pertunjukan seni budaya untuk promosi kekayaan budaya Indonesia kepada kalangan masyarakat Lebanon, sekaligus promosi pariwisata di Jounieh Festival, Ramadaniyat Beirutiya, kunjungan pelajar ke KRI Sultan Iskandar Muda dan Resepsi Diplomatik. Sebanyak 30 pertemuan dalam rangka lobbying juga telah dilakukan dengan counterpart/tokoh/pejabat/pemangku kepentingan di Lebanon guna memperjuangkan kepentingan nasional RI dan meningkatkan profil positif Indonesia di Lebanon. Termasuk didalamnya adalah pelaksanaan kunjungan ulama Lebanon ke pondok pesantren di Indonesia untuk promosi Islam moderat di Indonesia, sekaligus berhasil mendorong terbentuknya kesepakatan kerjasama. Pertemuan dan lobbying telah dilaksanakan dengan 30 pemangku kepentingan yaitu: PM Tammam Salam, Ketua Parlemen MP Nabih Berri, Menteri Luar Negeri Gebran Bassil, Menteri Pariwisata Michel Pharaon, Menteri Lingkungan Hidup Muhammad Machnouk, Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Parlemen Lebanon, MP Muhammad Hajjar, Anggota GKSB Parlemen Lebanon, MP Ali Fayyad, dan MP Abdul Latief el Zein, Lebanese Armed Forces (LAF) Commander, General Jean Kahwagi, Kepala Intelijen LAF Brigjen Naim Sleilati, Kepala Imigrasi/General Security
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 20
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
General Abbas Ibrahim, Grand Mufti Sheikh Abdul Latief Derian, Imam Mesjid Besar Al Amin Sheikh Amin Kurdi, Peneliti Dr. Chamseddine, Ketua Jurusan Ilmu Politik AUB Prof. Hilal Khasan, Duta Besar UAE, Duta Besar Qatar, Duta Besar Arab Saudi, Duta Besar Kuwait, Duta Besar Palestina, Duta Besar Mesir, Duta Besar Australia, Duta Besar Turki, Duta Besar Suriah, Duta Besar Bangladesh, Duta Besar Pakistan, Duta Besar Italia, Duta Besar Rumania, Duta Besar Kanada, Duta Besar AS, Duta Besar Perancis, Duta Besar Rusia, Duta Besar Aljazair, Duta Besar Tiongkok, Duta Besar Korea Selatan, Duta Besar Malaysia, Duta Besar Filipina. Dalam rangkaian pertemuan tersebut terus disampaikan profil Indonesia berikut posisi Indonesia dalam isu-isu yang mengemuka dalam tataran global serta penegasan dukungan Indonesia pada persatuan Lebanon dan kesiapan Indonesia untuk bekerjasama mengatasi permasalahan dunia. Respek positif diterima KBRI Beirut terbukti dalam berbagai kunjungan kepada pihak-pihak yang berseberangan secara politis di kawasan, antara “grup lobby” Arab Saudi dengan “grup lobby” Iran di Lebanon dapat berlangsung dengan penuh keakraban dan langsung diterima oleh pimpinan tertinggi (Dubes, Menteri, Panglima, dll). Hal lain yang menunjukkan pamor Indonesia yang positif adalah kehadiran seluruh tokoh/pihak yang secara politik berseberangan dalam acara Resepsi Diplomatik Indonesia dan naskah pidato Dubes RI diminta secara khusus oleh Resepsi Diplomatik HUT RI ke-70 yang dihadiri tokoh-tokoh politik dari banyak pihak untuk di-quote sebagai kelompok yang berbeda di Lebanon (Sumber: KBRI Beirut) pandangan resmi Indonesia yang netral, moderat dan mendukung langkah-langkah komunikasi/ perundingan/ musyawarah dalam menyelesaikan suatu persoalan.
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 21
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Dari program kunjungan ulama Darul Fatwa Lebanon ke Indonesia berhasil disepakati 3 buah MoU kerjasama antara ulama Darul Fatwa Lebanon dengan ulama Indonesia. Disamping itu KBRI Beirut juga berhasil memfasilitasi terbentuknya 3 MoU kerjasama antara lembaga pendidikan Grup Sahid Indonesia dan Universitas Dakwah, Universitas Tripoli, Universitas Jinan di Lebanon.
Beberapa kali kunjungan dan kegiatan Ulama Lebanon di Indonesia (Sumber: KBRI Beirut)
Selain itu selama 2015 KBRI Beirut telah sangat aktif untuk mengenalkan dan “mengekspor” nilai-nilai ke-Islam-an Indonesia yang moderat, toleran dan dapat berjalan seiring dengan perkembangan jaman. Kegiatan-kegiatan seperti mengundang para Ulama Lebanon untuk menghadiri Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama, kunjungan ulama-ulama Darul Fatwa ke Kementerian Agama dan bertemu Menteri Agama RI, PBNU, PP Muhammadiyah, dan safari ke pondok-pondok pesantren di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI, semuanya diarahkan untuk memperlihatkan bahwa Islam di Indonesia adalah gambaran Islam yang dapat menjadi alternatif solusi bagi penyelesaian konflik sektarian di Lebanon atau di Timur Tengah secara umum. Kesemua hal tersebut di atas bermuara hasil pada makin dikenalnya Indonesia dan meningkatnya pengaruh Indonesia secara intangible. Hal ini dibuktikan dengan seringnya Duta Besar RI menerima permintaan wawancara dari bermacam media dari latar belakang platform politik berbeda, yang namun dengan pertimbangan ke-berimbangan media, KBRI memutuskan menyetujui 5 (lima) buah wawancara dan peliputan media dari 3 target yang ditetapkan. Selain itu, secara kasat mata, perlakuan masyarakat Lebanon terhadap WNI baik yang bertugas di KBRI, pekerja formal, maupun TNI yang bertugas di perbatasan Lebanon – Israel menunjukkan rasa persahabatan dan penerimaan yang lebih tulus jika dibandingkan terhadap WN lain. Hal ini tentu sulit untuk dikuantifikasi secara angka target-realisasi, atau dengan persentase sekalipun.
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 22
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Penerimaan ini dapat dirasakan langsung oleh Duta Besar RI yang baru berada sejak Februari 2015 yang selalu diterima dimana-mana, oleh semua pihak (yang berseteru sekalipun) dan di semua kalangan. Banyak permintaan dan harapan agar Indonesia dapat menjadi contoh perdamaian dan gambaran Islam yang sesungguhnya, yang mampu bersanding dengan nilai-nilai global kekinian yang diusung negara-negara barat tanpa harus kehilangan jati dirinya. Posisi Indonesia yang diterima oleh seluruh kalangan ini juga tercermin dari privilege yang diperoleh KBRI Beirut yang selama program repatriasi WNI dari Suriah berupa bebas visa dan ijin tinggal selama 30 hari tanpa biaya. Satu hal yang tidak dapat dimiliki oleh perwakilan asing manapun di Lebanon. Pun demikian, pelaksanaan rencana aksi di lapangan juga masih ditemui hambatan, diantaranya hambatan dalam komunikasi dengan protokol Kemlu Lebanon yang seringkali lama merespons dalam mempersiapkan setiap pertemuan dengan pihak pemerintah Lebanon. Atau hambatan lain berupa perseteruan di antara kelompok di Lebanon yang seringkali “mencoba” menarik KBRI untuk lebih dekat hanya kepada kelompok tertentu dan menegasikan kelompok yang lain. Untuk mengantisipasi hambatan tersebut, ke depan KBRI akan melakukan perencanaan kinerja tahun depan lebih awal untuk memulai pelaksanaan kegiatan sesegera mungkin. Untuk mengantisipasi hambatan dalam pengaturan pertemuan KBRI akan melakukan pendekatan 2 track yaitu melalui Kemlu dan langsung kepada yang bersangkutan serta mengintensifkan hubungan dengan protokol masing-masing lembaga pemerintahan. Guna mensiasati upaya menarik KBRI untuk condong ke salah satu pihak saja, secara diplomatis KBRI akan mengatur dan saling menjaga jarak pertemuan dengan semua kelompok tersebut untuk tetap memelihara posisi netral sekaligus privilege yang dinikmati Indonesia c.q. KBRI Beirut selama ini di Lebanon.
SS - 5
Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora Indonesia di Lebanon
Jumlah WNI di Lebanon hingga pendataan akhir Desember 2015 berjumlah 122 jiwa di luar 1296 personel TNI yang bertugas dalam misi perdamaian PBB, UNIFIL. Di luar keluarga besar KBRI Beirut, para pekerja di sektor formal dan mahasiswa, yang berjumlah 122 tersebut, bisa jadi bertambah dengan para BMI dari Suriah yang dibawa masuk majikannya ke Lebanon untuk mengungsi namun yang bersangkutan tidak/belum melaporkan diri ke KBRI. Proses pelayanan dan perlindungan WNI di Lebanon rutin dilakukan melalui loket pelayanan kekonsuleran, hotline KBRI dan melalui kunjungan langsung memantau kondisi para WNI di tempat tinggal atau tempat kerjanya.
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 23
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Upaya pemberdayaan dan pembinaan diaspora WNI dilakukan melalui 5 kali kegiatan guna memupuk rasa nasionalisme dan kebangsaan mereka. Kegiatan pemberdayaan dan pembinaan WNI di tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dimana di tahun 2015 ini pelibatan Kontingen Garuda lebih intens dilakukan. Hal ini dilakukan untuk tetap mendekatkan TNI dengan WNI dimanapun mereka berada/bertugas. Di bidang pelayanan kekonsuleran baik untuk WNI maupun WNA tidak ditemukan permasalahan berarti, pelayanan dapat berjalan lancar dan transparan dengan penerapan sistem pembayaran melalui bank guna mengurangi potensi kesalahan administrasi. Dari seluruh kegiatan di bidang pelayanan ini, seluruh kasus/permasalahan yang dialami WNI dan membutuhkan bantuan dari KBRI, semuanya (100%) dapat terselesaikan dengan baik. Dan dari 150 orang yang disurvei mengenai kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan, 85% responden menyatakan kepuasannya dan sisanya menilai masih perlu peningkatan kualitas pelayanan di loket kekonsuleran. Ke depannya, meski Lebanon termasuk dalam daftar negara yang memperoleh bebas visa masuk untuk kunjungan singkat ke Indonesia, pelayanan tetap akan ditingkatkan, terutama upayaupaya percepatan proses penyelesaian kasus-kasus yang menimpa BMI.
Analisa IKU - 5: Persentase permasalahan WN/BHI di Lebanon yang terselesaikan Selama kurun 12 bulan di 2015, KBRI Beirut telah menyelesaikan 17 kasus WNI yang bermasalah dengan ijin tinggalnya di Lebanon dan 7 kasus ABK bermasalah. Selain itu KBRI selama 2015 juga telah menyelenggarakan repatriasi untuk 463 WNI ex Suriah. Seluruh kasus 17 orang WNI yang bermasalah dengan ijin tinggalnya di Lebanon dapat diselesaikan dengan tuntas, 100%. Para WNI ini sebelumnya bekerja di Suriah (sebagai Program Repatriasi WNI ex Suriah, yang berlangsung sejak BMI) namun dibawa oleh majikan ke Lebanon September 2012 (Sumber: KBRI Beirut) untuk mengungsi sehingga tidak mempunyai ijin tinggal untuk bekerja. Penyelesaian permasalahan ini selain menggunakan pendekatan dan komunikasi langsung dengan majikan BMI guna memastikan seluruh hak BMI terpenuhi, komunikasi dan jalinan hubungan yang dekat dengan imigrasi Lebanon sangat membantu dalam penyelesaian kasus ini. Selain itu KBRI juga berhasil memulangkan 7 orang ABK yang bekerja di kapal pesiar di Lebanon karena kapal tersebut bangkrut dan meminta bantuan KBRI untuk pengurusan
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 24
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
pemenuhan hak-hak mereka. Bantuan yang diberikan antara lain penerbitan dan perpanjangan dokumen perjalanan WNI, penyelesaian pembayaran sisa gaji dan hak-hak lainnya ke majikan dan juga pembayaran denda ijin keluar Lebanon. Dalam penyelesaian kasus WNI seringkali ditemui permasalahan dengan majikan WNI dimana majikan tersebut sudah tidak berada lagi di Lebanon sehingga KBRI tidak bisa membantu menuntut sisa pembayaran gaji ke majikan tersebut. Selain itu dengan tidak adanya majikan, oeipqwpengurusan ijin keluar sering kali memakan waktu lama karena tidak ada orang yang menjadi penjamin bagi WNI tersebut sehingga penyelidikan mengenai riwayat WNI di Lebanon memakan waktu yang lama. Selain itu proses birokrasi di instansi pemerintah yang lambat dan belum menggunakan computerized system-database seringkali menyebabkan lamanya proses pencarian data kasus yang menimpa WNI. Ke depan KBRI terus berupaya untuk meningkatkan hubungan baik dengan pihak imigrasi Lebanon agar urusan penyelesaian kasus WNI dapat dilakukan secepat mungkin dan waktu penyelesaian kasus yang tidak terlalu lama.
Analisa IKU - 6: Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran Dalam penyelenggaraan pelayanan kekonsuleran bagi WNI dan WNA, persentase kepuasan masyarakat atas pelayanan konsuler KBRI Beirut cukup tinggi dan bahkan melampaui target (50%). Jumlah total responden yang berpartisi adalah 150 orang dan tingkat kepuasan masyarakat mencapai 85%. Selama tahun 2015 KBRI menerbitkan 910 visa bagi warga negara Lebanon dan 9 visa diplomatik dan dinas. Selain itu KBRI menerbitkan 47 dokumen perjalanan bagi WNI dan 24 legalisasi dokumen WNI. Faktor-faktor penghambat dalam pelayanan adalah sering kali para pemohon jasa (applicant) tidak memberikan dokumen sebagaimana yang dipersyaratkan dan telah dipampang pada ruang konsuler dan waktu pengajuan sudah dekat dengan waktu keberangkatan. Sehingga sering kali pemohon visa mendapatkan visa sudah mendekati waktu keberangkatan dan membuat mereka khawatir mengenai status pengajuan visa. Selain itu masih terdapat pemohon visa yang tidak dapat memenuhi seluruh persyaratan sehingga mengakibatkan ditolaknya pengajuan visa mereka, dan mereka menyatakan complaint tidak diterbitkannya visa untuk mereka. Untuk proyeksi percepatan pelayanan ke depan, KBRI telah melakukan perbaikan sistem pelayanan melalui pembukaan rekening khusus PNBP untuk pembayaran visa dan jasa kekonsuleran lainnya serta penambahan staf konsuler guna meningkatkan kualitas; kecepatan; kenyamanan; dan ketepatan pelayanan dengan mengutamakan kemudahan bagi masyarakat. Namun diperkirakan pada tahun 2016 jumlah pemohon visa langsung ke KBRI akan berkurang secara signifikan karena telah diberlakukannya Perpres No. 104 tahun 2015 yang
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 25
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
memperbolehkan warga negara Lebanon untuk berkunjung ke Indonesia dalam rangka wisata dengan tanpa menggunakan visa.
SS - 6
Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel
Analisa IKU -5 dan -6: Nilai hasil evaluasi AKIP yang dilakukan Itjen dan BPO & Persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KBRI Beirut Sebagai SS baru dalam PK KBRI Beirut 2015, penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel sesungguhnya telah dilaksanakan sejak lama. Di tahun 2015 ini, dengan momentum kehadiran Kepala Perwakilan baru, KBRI Beirut telah melaksanakan mekanisme kerja kegiatan selama setahun melalui penyusunan program kegiatan berikut RAB dan sumber daya yang dibutuhkan. Selama setahun tersebut seluruh kegiatan telah dibagi dalam pengelompokan kerja berdasarkan fungsi pelaksana dan penangggungjawab. Setiap kelompok kerja yang dibagi tiap bulan diupayakan untuk dapat dilakukan secara bersinergi antara seluruh fungsi. Misalnya, dalam suatu kunjungan kerja Kepala Perwakilan ke suatu tempat, diupayakan dalam satu rangkaian kegaitan tercakup kegiatan fungsi politik, ekonomi, sosial budaya dan konsuler. Dengan pengaturan ini, capaian tiap kegiatan dapat terkontrol, penggunaan anggaran dapat diefisienkan dan yang paling penting adalah tidak adanya kegiatan serupa yang tumpang tindih. Sepanjang 2015, fungsi susunan program yang telah ada bermanfaat selain untuk mengontrol progress kinerja tiap kegiatan, sehingga dapat dilakukan penyesuaian secara cepat jika diperlukan, dan susunan program ini juga bermanfaat untuk mengontrol rencana pengajuan Uang Persediaan/Tambahan Uang Persediaan (UP/TUP) sehingga KBRI Beirut jarang mengalami keterlambatan/kekurangan anggaran untuk pelaksanaan suatu kegiatan yang sudah direncanakan. Dengan mekanisme di atas realisasi serapan anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KBRI Beirut dapat melebihi target 95% seperti yang ditetapkan di awal tahun. Hingga akhir 2015 serapan anggaran KBRI Beirut mencapai 96,14%. Capaian ini seharusnya dapat lebih tinggi jika saja kekurangan belanja pegawai KBRI Beirut di tahun 2015 tidak diberikan lebih dari yang dibutuhkan oleh KBRI. Secara grafik, sesuai tabel di bawah, dibanding tahun 2014 serapan KBRI Beirut di tahun 2015 di empat macam belanja mengalami kenaikan sebagai berikut:
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 26
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA Perbandingan Realisasi DIPA 2014 - 2015 (milyar rupiah) 11.4
12 10.21 10
10.72
8.93 7.83 7.6
8 6.2 5.93
6
6.83 6.68 4.61 4.56
4 1.33 1.33
2 0.17 0.16 0 Pegawai
Operasional Pagu 2014
Realisasi 2014
Non Operasional Pagu 2015
Modal
Realisasi 2015
Dengan capaian tersebut di atas, dan penyusunan Laporan Kinerja 2015 yang sudah sesuai format ini, diharapkan penilaian evaluasi AKIP KBRI Beirut tahun 2015 naik menjadi (minimal) “B” (baik) dengan nilai minimal 70.
B.
REALISASI ANGGARAN Pada TA 2015 KBRI Beirut memperoleh Anggaran Belanja yang dituangkan dalam DIPA sebesar Rp. 25.188.930.000,- naik 8% dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp. 23.429.250.000,-. Dari anggaran belanja yang diterima selama tahun 2015, telah terealisasikan untuk kegiatan KBRI Beirut sebesar Rp. 24.127.300.806,- atau 96,14%. Secara detil, perolehan DIPA, dan realisasi belanja selama 2015 dapat digambarkan dalam tabel berikut: Uraian Jenis Belanja
Pagu Anggaran
Realisasi Belanja
%
Belanja Pegawai
11.400.546.000
10.720.435.750
94,03
Belanja Barang Operasional
7.837.912.000
7.600.398.314
96,97
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 27
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Belanja Barang Non Operasional
4.612.432.000
4.566.552.867
99,01
Belanja Modal
1.338.040.000
1.329.913.875
99,39
TOTAL
25.188.930.000
24.217.300.806 96,14
Jika membandingkan capaian kinerja KBRI Beirut yang naik dari tahun ke tahun (grafik di bawah) maka secara keseluruhan KBRI Beirut telah menyajikan bukti pelaksanaan budget follows function dalam kerangka membangun sebuah organisasi yang berorientasi hasil.
Realisasi DIPA KBRI Beirut 2011 - 2015 (milyar rupiah)
30 25 20 15
23.43
21.04
19.69
17.84 15.12
10
25.18 24.21 21.71
16.32
14.74
5 0 2011
2012 Pagu
2013 Realisasi
2014
2015
Perbandingan Realisasi Anggaran 2011 - 2015 (%) 120.00% 100.00% 80.00%
82.64%
82.86%
2012
2013
92.68%
96.14%
2014
2015
71.86%
60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 2011
Realisasi
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 28
BAB IV BAB IV
PENUTUP PENUTUP
Selama tahun 2015, hasil capaian kinerja dari 6 (enam) Sasaran Strategis KBRI Beirut diukur dengan 8 IKU. Secara keseluruhan, kinerja dan serapan anggaran KBRI Beirut tahun 2015 tercapai sebesar 96,14% dengan capaian di tiap kategori dari 7 IKU (IKU penilaian dokumen AKIP belum dihitung), sebesar rata-rata 96,31% dari target yang disusun di awal tahun. Jika penilaian AKIP KBRI Beirut mencapai target angka 70(Baik) atau tercapai 100%, maka capaian kinerja KBRI Beirut di tahun 2015 naik menjadi 96,77% . Capaian kinerja KBRI Beirut ini diharapkan dapat berkontribusi secara langsung terhadap capaian kinerja Kementerian Luar Negeri 2015 guna menunjukkan kinerja Diplomasi Republik Indonesia sesungguhnya. Melihat hasil capaian ini, kami melihat dan menyadari masih terdapatnya gap yang ada antara perencanaan yang sudah disusun dengan pelaksanaannya di lapangan yang secara perhitungan kuantitatif sulit untuk dilakukan. Kegiatan diplomasi, sesuai dengan sifatnya, tidaklah langsung menghasilkan suatu capaian riil yang bisa dikuantifikasi di akhir tahun seperti halnya penghitungan penambahan panjang ruas jalan tol (misalnya) atau kegiatan yang terkait material secara langsung. Pun dengan kondisi dinamis perkembangan situasi politik dan keamanan dalam negeri Lebanon dan kawasan Timur Tengah yang terus fluktuatif, beberapa rencana kegiatan harus (terpaksa) ditunda atau bahkan dibatalkan. Kondisi-kondisi ini yang akan dan harus menjadi perhatian dalam penyusunan target Perjanjian Kinerja KBRI Beirut di 2016 mendatang. Kesalahan dalam metode menghitung target kinerja tahunan juga menjadi catatan bagi penetapan rencana aksi kinerja KBRI Beirut mendatang. Pemahaman akan metode yang benar telah diperoleh dari pelaksanaan Bimtek Penyusunan Dokumen AKIP yang diselenggarakan BPO dan akan dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penghitungan target secara benar dan realistis. Hal ini menyebabkan capaian di IKU -3 Persentase Peningkatan TTI, meskipun tercatat ada tren positif namum capaian terhitung rendah karena kesalahan metode penghitungan target kinerja. Perlindungan WNI juga tidak dapat secara serta merta dihitung dari berapa WNI yang terlindungi atau kasus yang terselesaikan, namun jumlah kasus; tingginya kompleksitas dan intensitas kasus WNI yang sulit diprediksi seringkali harus disikapi sebagai suatu proses yang tidak mudah dikuantifikasi. Serapan anggaran 96,14% dengan kinerja 96,31% dapat dinilai bahwa kinerja KBRI Beirut sangat efisien dan efektif. Jika dilihat dari serapan anggaran seperti tergambar dalam tabel realisasi anggaran, serapan anggaran di Belanja Barang Non Operasional sebagai bahan bakar bagi
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 29
BAB IV
PENUTUP
seluruh kegiatan diplomasi KBRI terserap sangat siginifikan hingga 99,01%, pun demikian juga dengan belanja operasional dan belanja modal. Ini membuktikan bahwa perencanaan yang ditetapkan dan diterapkan di KBRI Beirut berjalan dengan baik dan sesuai target. Sebagai langkah solutif untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja ke depan, sejak tahun 2015 KBRI Beirut telah menggunakan perencanaan kegiatan promosi yang sifatnya bertahap dan seluruh upaya diarahkan pada satu tujuan besar yang dipilih dan ditentukan oleh Kepala Perwakilan sebagai suatu “tema/target” dan secara rutin dilakukan crosscheck dalam pelaksanaannya untuk kemudian dilakukan penyesuaian segera. Di bidang perlindungan WNI dan khususnya program repatriasi WNI dari Suriah, KBRI Beirut telah dan terus meningkatkan koordinasi dengan Pusat dan KBRI Damaskus untuk pengelolaannya, serta menyusun perencanaan yang sebisa mungkin berorientasi outcome namun tetap dapat dikuantifikasi capaian kinerjanya. Selain hal tersebut di atas, terdapat beberapa langkah di masa mendatang yang kiranya dapat dilakukan guna meningkatkan kinerja KBRI Beirut, sebagai berikut: 1. Memprioritaskan penyusunan kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan tahun sebelumnya. Sekiranya ada kegiatan baru, diupayakan untuk kegiatan yang mendukung tindak lanjut tersebut. 2. Menyesuaikan strategi serapan anggaran dan pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan yang secara rutin direviu per triwulan untuk melakukan penyesuaian, jika diperlukan. 3. Mengupayakan perbaikan kondisi kesejahteraan pegawai setempat guna memberikan stimulus positif untuk kenyamanan kerja. Kondisi politik keamanan yang fluktuatif dan tingkat kemahalan di Beirut menjadikan tantangan tersendiri bagi KBRI Beirut untuk mempertahankan semangat dan kinerja para pegawai setempat yang terpaksa sudah harus memulangkan dan jauh dari keluarga karena dua kondisi tersebut (keamanan dan biaya hidup mahal). Pencapaian target kinerja KBRI Beirut dan keberhasilan pelaksanaan Diplomasi RI di Lebanon secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh kondisi dalam negeri Lebanon, dan faktor dukungan sarana/prasarana/kesejahteraan dan anggaran. Oleh karena itu peran, keterlibatan, dan sinergisitas seluruh stakeholders di Indonesia dan pemanfaatan seluruh lini kekuatan diplomasi Indonesia di Lebanon akan terus dilaksanakan demi peningkatan pencapaian kinerja KBRI Beirut di masa mendatang.
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 30
LAMPIRAN LAMPIRAN I.
MATRIKS PERJANJIAN KINERJA (PK)
II.
MATRIKS REALISASI RENCANA AKSI (RENAKSI)
III.
MATRIKS INFORMASI KINERJA
L K J K B R I B E I R U T 2 0 1 5 | 31