Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
KATA PENGANTAR Sekretariat Jenderal sebagai unit organisasi yang merupakan unsur pembantu pimpinan dan mempunyai tugas sebagai koordinator pelaksanaan tugas, pembina Sumber Daya Aparatur, sekaligus pemberian dukungan administrasi dan kepada unit eselon I serta sebagai pengarah, penggerak program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan diperlukan organisasi yang efektif, efisien, proporsional dan sesuai dengan perkembangan serta dibutuhkan sumber daya manusia yang tepat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk itu perlu selalu dilakukan monitoring dan evaluasi di bidang organisasi dan SDM yang berkelanjutan. Salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi, memonitor, mengevaluasi serta untuk mengetahui secara lebih objektif tingkat efektivitas dan efisiensi kerja unit, prestasi kerja unit/jabatan serta kebutuhan pegawai adalah Analisis Beban Kerja. Pada tahun ini telah disusun laporan ABK untuk tahun kelima yang merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal dan salah satu program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat di bidang penataan dan penguatan organisasi sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 55/KMK.01/2012, dan juga sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja (Workload Analysis) di Lingkungan Departemen Keuangan. Dalam rangka untuk meningkatkan objektivitas, akurasi, efektivitas dan efisiensi unit/pejabat dan kebutuhan pegawai pada seluruh unit organisasi, kemudahan, kecepatan dalam pelaksanaan analisis beban kerja serta pelayanan, pada tahun ini dilakukan penerapan standar norma waktu dan sistem aplikasi analisis beban kerja di seluruh unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal. Pelaksanaan ABK di tahun ini dapat berjalan dengan optimal, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, serta menghasilkan data ABK yang akurat, objektif, transparan dan komprehensif tidak lepas dari partisipasi, koordinasi, konsolidasi, dan pembahasan bersama secara intensif di seluruh unit eselon II Sekretariat Jenderal. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah melancarkan pelaksanaan ABK serta memberikan masukan agar pelaksanaan ABK kedepan dapat berjalan lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Jakarta, Desember 2012 Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
Anies Said Basalamah 196010011981121001 Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
i
RINGKASAN EKSEKUTIF Sekretariat Jenderal sebagai unit organisasi yang merupakan unsur pembantu pimpinan dan mempunyai tugas sebagai koordinator pelaksanaan tugas, pembina Sumber Daya Aparatur, sekaligus pemberian dukungan administrasi dan kepada unit eselon I serta sebagai pengarah, penggerak program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan diperlukan organisasi yang efektif, efisien, proporsional dan sesuai dengan perkembangan serta dibutuhkan sumber daya manusia yang tepat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk itu perlu selalu dilakukan monitoring dan evaluasi di bidang organisasi dan SDM yang berkelanjutan. Salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi, memonitor, mengevaluasi serta untuk mengetahui secara lebih objektif tingkat efektivitas dan efisiensi kerja unit, prestasi kerja unit/jabatan serta kebutuhan pegawai adalah Analisis Beban Kerja. Pada tahun ini diterapkan sistem aplikasi ABK untuk pelaksanaan ABK di lingkungan Sekretariat Jenderal. Tujuan mendasar dari diterapkannya sistem aplikasi ini adalah untuk meningkatkan objektivitas, akurasi, kemudahan dan kecepatan dalam pelaksanaan ABK, serta agar dengan cepat dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi pejabat/pegawai/unit pada seluruh unit organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal. Selain itu, tahun ini juga merupakan tahun pertama penerapan standar norma waktu di seluruh unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal, dengan ditetapkannya keputusan Sekretaris Jenderal Nomor S-22/SJ/2012 tanggal 13 Februari 2012. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada stakeholders khususnya mengenai kepastian waktu dalam pelaksanaan ABK yang akan selalu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan. Hasil pengolahan data pada 15 unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal sebagaimana pada tabel Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), dan prestasi kerja unit (PU), yang selanjutnya disebut FP4 sebagaimana tampak pada Tabel 1.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
ii
Tabel 1 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Jenderal Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Unit Organisasi Beban Kerja Selisih EU Pejabat/Pegawai yang Ada Biro Perencanaan dan Keuangan 215,489.60 144 orang 143 orang -1 1 Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan 103,028.23 71 orang 75 orang 4 0.91 Biro Hukum 154,714.72 101 orang 97 orang -4 1.06 Biro Bantuan Hukum 133,441.46 87 orang 75 orang -12 1.18 Biro Sumber Daya Manusia 270,399.87 177 orang 168 orang -9 1.07 Biro Komunikasi dan Layanan Informasi 214,553.97 142 orang 121 orang -21 1.18 Biro Perlengkapan 120,457.25 77 orang 76 orang -1 1.05 Biro Umum 437,367.90 287 orang 284 orang -3 1.02 Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan 348,139.18 229 orang 205 orang -24 1.13 Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai 137,897.30 92 orang 93 orang 1 0.98 Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan 121,899.65 81 orang 73 orang -8 1.11 Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik 106,245.42 67 orang 61 orang -6 1.16 Pusat Investasi Pemerintah 78,405.88 49 orang 42 orang -7 1.24 Sekretariat Pengadilan Pajak 491,653.24 323 orang 289 orang -34 1.12 Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan 31,855.53 20 orang 30 orang 10 0.7 Jumlah 2,965,549.20 1,947 orang 1,832 orang -115 1.07
PU
Keterangan
B B A A A A A A A B A A A A C A
Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Dari Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa Sekretariat Jenderal pada tahun 2011 memiliki jumlah beban kerja sebesar 2.965.549,20 orang jam, dengan jumlah kebutuhan pegawai sebanyak 1.947 orang, sedangkan pegawai yang ada sebanyak 1.832 orang, sehingga Sekretariat Jenderal kekurangan pegawai sebanyak 115 orang pegawai dengan perincian sebagai berikut: •
Biro Perencanaan dan Keuangan kekurangan satu orang pegawai.
•
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan kelebihan empat orang pegawai.
•
Biro Hukum kekurangan empat orang pegawai.
•
Biro Bantuan Hukum kekurangan 12 orang pegawai.
•
Biro Sumber Daya Manusia kekurangan sembilan orang pegawai.
•
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi kekurangan 21 orang pegawai.
•
Biro Perlengkapan kekurangan satu orang pegawai.
•
Biro Umum kekurangan tiga orang pegawai.
•
Pusintek kekurangan 24 orang pegawai.
•
PPAJP kelebihan satu orang pegawai.
•
Pushaka kekurangan delapan orang pegawai.
•
PIP kekurangan tujuh orang pegawai.
•
Pusat LPSE kekurangan enam orang pegawai.
•
Sekretariat Pengadilan Pajak kekurangan 34 orang pegawai.
•
Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan kelebihan sepuluh orang pegawai.
Adapun kekurangan pegawai terbesar pada Unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal diantaranya adalah Sekretariat Pengadilan Pajak (34 Orang), Pusintek (24 orang) dan Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (21 orang). Sekretariat Pengadilan Pajak memiliki beban kerja sebesar 491.653,24 orang jam. Dari jumlah pegawai yang ada sebanyak 289 orang, seharusnya Sekretariat pengadilan Pajak memiliki standar beban kerja secara efektif sebesar 435.523 orang jam (289 orang x 1.507 jam). Sehingga terjadi kelebihan beban kerja sebesar 56.130,24 orang jam. Kelebihan beban kerja tersebut dikarenakan di era reformasi dan dalam rangka pelayanan serta mewujudkan keadilan terhadap wajib pajak, terbukti pada tahun 2011 wajib pajak yang mengajukan banding sebanyak 5.951 berkas dan gugatan sebanyak 1.114 berkas, serta putusan pengadilan pajak yang dihasilkan mengalami kenaikan. Pusintek memiliki beban kerja sebesar 348.139,18 orang jam dengan jumlah pegawai yang ada sebanyak 205 orang, sehingga terjadi kelebihan beban kerja dengan kekurangan pegawai sebanyak 24 orang. Tingginya beban kerja tersebut sebagai akibat pengintegrasian TIK Kementerian Keuangan dan membangun Data Center serta memberikan beberapa jasa konsultansi berupa Konsolidasi Infrastruktur TIK, Manajemen Konstruksi Pembangunan Pusat Data, Pembangunan Pusat Data, Peningkatan Kualitas Layanan Infrastruktur TIK, Pengelolaan Infrastruktur TIK, Pengembangan Sistem Pengelolaan Layanan TIK, Peningkatan Maturitas ITSM, dan Pengelolaan Aplikasi dan Basis Data. Selain persiapan
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
iii
integrasi, Pusintek juga melakukan beberapa persiapan untuk SPAN berupa pembenahan konsep Service Desk, penyiapan infrastruktur dan Data Center SPAN. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) memiliki beban kerja sebesar 214.553,97 orang jam yang memiliki kekurangan pegawai sebanyak 21 orang dikarenakan tugas dan fungsi Biro KLI yang mengakibatkan tingginya beban kerja, diantaranya mengoordinasikan aktivitas komunikasi masing-masing unit eselon I, memberikan layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian Keuangan di bidang lainnya kepada para stakeholders, menyelenggarakan rapat pimpinan dan pembahasan RUU, melakukan penyusunan strategi komunikasi kehumasan, melakukan penyusunan program komunikasi publik, melakukan monitoring opini publik, mengoordinasikan pengelolaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dan melakukan pengelolaan pusat referensi Kementerian Keuangan. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan effort sangat besar dan kompleks sehingga membutuhkan adanya penambahan pegawai. Kekurangan pegawai sebagaimana disebutkan di atas memerlukan spesifikasi atau kualifikasi pendidikan dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 2. Tabel 2 Spesifikasi Atau Kualifikasi Pendidikan Yang Dibutuhkan Kualifikasi Pendidikan No.
Diploma III/ Diploma I
Hukum
Ekonomi
Sosial
Komputer/IT
Lain-lain
Ekonomi
Lain-Lain
Tanpa Kualifikasi
1
Biro Perencanaan dan Keuangan
-
-
-
-
-
1 Orang DIII Akuntansi
-
-
2
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Biro Hukum
4 Orang
-
-
-
-
-
-
-
4
Biro Bantuan Hukum
9 Orang
-
-
-
-
3 Orang DIII Perbendaharaan/ Piutang Negara dan Lelang
-
-
5
Biro Sumber Daya Manusia
1 orang
2 Orang Manajemen SDM
2 Orang Administrasi Negara
-
1 Orang Psikologi
-
-
3 Orang
6
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
-
-
-
-
-
-
-
21 Orang
7
Biro Perlengkapan
-
-
-
-
-
-
-
1 Orang
8
Biro Umum
-
-
-
-
-
-
-
3 Orang
9
Pusintek
-
-
-
21 Orang
-
3 Orang DIII Akuntansi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3 Orang
1 Orang Ekonomi Pembangunan
-
-
1 Orang Ilmu Statistiik
-
3 Orang
-
-
-
-
-
-
7 Orang
-
-
-
-
-
10 PPAJP
11 Pushaka
12 PIP 13 Pusat LPSE
14
Sekretariat Pengadilan Pajak
Sekretariat Komite 15 Pengawas Perpajakan
iv
Sarjana
Unit Organisasi
-
-
-
4 Orang
2 Orang Ilmu Komunikasi
4 Orang
1 Orang Manajemen SDM
-
1 Orang
1 Orang Ilmu Perpustakaan
7 Orang DIII Perpajakan
-
20 Orang
-
-
-
-
-
-
-
-
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Selain mengacu pada hasil ABK, pemenuhan kebutuhan pegawai pada Sekretariat Jenderal juga perlu mempertimbangkan dan mengantisipasi adanya perubahan struktur organisasi yang terjadi di Kementerian Keuangan dan pegawai yang telah memasuki masa pensiun serta optimalisasi pelaksanan tugas pada masing-masing Biro/Pusat/Sekretariat Pengadilan Pajak/Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan. Sedangkan unit eselon II yang mengalami kelebihan pegawai diantaranya Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan (4 orang) khususnya pada Bagian Jabatan Fungsional. Hal ini dikarenakan pada tahun 2011 beban kerja yang dilaksanakan masih sebatas pada kegiatan penyempurnaan jabatan fungsional belum mencakup jabatan fungsional di seluruh unit eselon I Kementerian Keuangan sehingga volume beban kerja pada Bagian Jabatan Fungsional belum optimal. Beban kerja yang dilaksanakan masih sebatas kegiatan penyempurnaan Pemeriksa Pajak, Bea dan Cukai, monitoring dan evaluasi Pranata Komputer, serta pelaksanaan tugas Kormonev Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Selain itu, unit Eselon I belum dapat mengevaluasi dan mengidentifikasi jabatan fungsional secara tepat dan optimal, hal ini disebabkan belum adanya pedoman mengenai pengelolaan jabatan fungsional. Selanjutnya, kepada analisa pembentuk jabatan fungsional belum dapat dilaksanakan secara optimal. Namun demikian, di masa depan tugas, fungsi dan peran pada jabatan fungsional beban kerjanya akan meningkat sesuai dengan arahan Menteri Keuangan dalam rangka pengembangan jabatan fungsional pada semua unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Gambaran beban kerja Sekretariat Jenderal sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 meningkat sebesar 48%, hal ini dikarenakan pada tahun 2007 objek analisis beban kerja hanya 13 unit eselon II, sedangkan untuk tahun 2011 dilakukan pada 15 unit eselon II akibat adanya penataan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal yang melakukan pembentukan Pusat LPSE pada tahun 2009 dan pembentukan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan pada tahun 2010. Selain itu peningkatan beban kerja tersebut karena adanya penambahan tugas dan fungsi di lingkungan Sekretariat Jenderal diantaranya manajemen risiko dan balanced scorecard. Secara keseluruhan peningkatan beban kerja dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 tampak pada Grafik 1. Grafik 1 Jumlah Beban Kerja Sekretariat Jenderal
3,500 3,000
2,965
2,500 2,000
2,001
1,972
2,384
2,434
1,500 1,000 500 0 2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah Beban Kerja (dalam ribuan)
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
v
Sebagai konsekuensi logis dari meningkatnya beban kerja Sekretariat Jenderal maka kebutuhan pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal juga mengalami peningkatan, namun demikian kebutuhan pegawai tersebut belum seluruhnya terpenuhi sehingga mengakibatkan kekurangan pegawai. Secara keseluruhan kebutuhan pegawai berdasarkan ABK dan jumlah pegawai yang ada di lingkungan Sekretariat Jenderal dari tahun 2007 sampai dengan 2011 tampak pada Grafik 2. Grafik 2 Jumlah Kebutuhan Pegawai Sekretariat Jenderal
2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 2007 2008 Jml Kebutuhan… Jml Pegawai Yg Ada
2009
2010
2011
Peningkatan beban kerja pada beberapa unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal yang tidak sepenuhnya diimbangi dengan penambahan jumlah pegawai mengakibatkan nilai efektivitas dan efisiensi unit pada beberapa unit eselon II tersebut cenderung tinggi (EU > 1). Secara keseluruhan nilai Efektivitas Dan Efisiensi Unit (EU) di lingkungan Sekretariat Jenderal dalama lima tahun terakhir tampak pada Grafik 3. Grafik 3 Jumlah Efektivitas dan Efisiensi Unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal
1.80 1.60 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 2007
2008
2009
2010
2011
Berdasarkan Grafik 3 terlihat bahwa Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU) di lingkungan Sekretariat Jenderal yang berada pada tingkat kualifikasi A (sangat baik) dan B (baik). Hal ini dikarenakan adanya penempatan komposisi pegawai pada masing-masing unit Eselon II Sekretariat Jenderal berdasarkan beban kerja yang ada, kecuali pada Pusat LPSE tahun 2009 mempunyai EU sebesar 0,26 dengan kualifikasi E (kurang) dikarenakan Pusat LPSE merupakan unit organisasi yang baru dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/2009 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri vi
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan tanggal 8 April 2010, sehingga efektivitas kegiatan pada Pusat LPSE baru dimulai pertengahan tahun 2009 yang tidak mencerminkan beban kerja selama satu tahun. Selain itu dari form FP2, Sekretariat Jenderal mempunyai jumlah produk A sebanyak 4.006 produk dan produk B sebanyak 3.602. Adapun sepuluh produk yang mempunyai beban kerja terbesar di lingkungan Sekretariat Jenderal adalah tampak pada Tabel 3. Tabel 3 Sepuluh Produk Sekretariat Jenderal Dengan Beban Kerja Terbesar No
Nama Produk
1 Pemulihan Permasalahan/Gangguan Layanan TIK
Unit Eselon II
Unit Eselon III
Pusat Sistem Informasi Bidang Operasional dan Teknologi Keuangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Form Jumlah Beban % Beban Kerja Jabatan yang Terlibat Kerja Eselon III A 59,991.50 50.18% Kepala Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi; Kepala Subbidang Dukungan Teknis; Kelompok Jabatan Fungsional; Pelaksana A 30,344.75 67.73% Kepala Biro Bantuan Hukum; Kepala Bagian Bantuan Hukum I; Kepala Subbagian Bantuan Hukum IA; Kepala Subbagian Bantuan Hukum IB; Kepala Subbagian Bantuan Hukum IC; Kepala Subbagian Bantuan Hukum ID; Pelaksana
2 Penanganan perkara gugatan Biro Bantuan Hukum terhadap Menteri Keuangan atau unit lainnya pada Pengadilan Umum, Pengadilan Niaga atau Pengadilan Agama yang mengandung tuntutan ganti rugi
Bagian Bantuan Hukum I
3 Penanganan perkara gugatan Biro Bantuan Hukum terhadap Menteri Keuangan atau unit lainnya pada Pengadilan Umum, Pengadilan Niaga atau Pengadilan Agama yang mengandung tuntutan ganti rugi
Bagian Bantuan Hukum II
A
27,860.25
48.75%
Kepala Biro Bantuan Hukum; Kepala Bagian Bantuan Hukum II; Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIA; Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIB; Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIC; Pelaksana
4 Penatausahaan Dokumen Kepegawaian
Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia
A
22,145.83
36.01%
5 Pengusulan Kenaikan Pangkat Biro Sumber Daya Golongan I/b sampai dengan Manusia Golongan IV/b ke BKN
Bagian Mutasi dan Kepangkatan
A
19,462.12
32.50%
6 Penatausahaan Surat Masuk (Kelengkapan Berkas)
Bagian Umum
A
18,059.62
28.37%
Bagian Perencanaan Dan Keuangan
A
17,947.58
25.80%
Pusat Sistem Informasi Bidang Pengelolaan dan Teknologi Keuangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
A
16,900.42
27.41%
A
16,698.75
50.26%
A
16,449.63
33.96%
Kepala Biro Sumber Daya Manusia; Kepala Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia; Kepala Subbagian Manajemen Naskah dan Dokumentasi; Pelaksana Kepala Biro Sumber Daya Manusia; Kepala Bagian Mutasi dan Kepangkatan; Kepala Subbagian Kepangkatan I; Kepala Subbagian Kepangkatan II; Pelaksana Sekretaris Pengadilan Pajak; Wakil Sekretaris Pengadilan Pajak; Kepala Subbagian Tata Usaha; Pelaksana Kepala Biro Umum; Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan; Kepala Subbagian Perbendaharaan; Pelaksana Kepala Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan; Kepala Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi; Kepala Subbidang Pengelolaan Jaringan; Kelompok Jabatan Fungsional; Pelaksana Kepala Bidang Layanan Teknis Pengguna; Kepala Subbidang Layanan Pengguna; Pelaksana Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi; Kepala Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan; Kepala Subbagian Perpustakaan; Kepala Subbagian Sistem Informasi Kehumasan; Kepala Subbagian Tata Usaha Biro; Pelaksana
Biro Sumber Daya Manusia
Sekretariat Pengadilan Pajak
7 Penerbitan Surat Perintah Biro Umum Membayar (SPM) pada Satker Sekretariat Jenderal 8 Pengelolaan Permasalahan Jaringan (Gangguan)
9 Pelayanan Helpdesk Pada LPSE Pusat Layanan Pengadaan Bidang Layanan Teknis Secara Elektronik Pengguna 10 Pengurusan Surat Keluar - SOP Biro Komunikasi dan 2011 Layanan Informasi
Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Status Non-SNW
SNW
SNW
Non-SNW
Non-SNW
SNW
Non-SNW
Non-SNW
Non-SNW
Non-SNW
vii
Hasil pelaksanaan pengukuran beban kerja ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan informasi secara transparan, baik kepada pimpinan Sekretariat Jenderal maupun seluruh pihak yang terkait, mengenai kebutuhan pegawai, tingkat efektivitas dan efisiensi kerja, prestasi kerja unit/jabatan yang lebih objektif, penataan organisasi dan proses bisnis sebagai masukan dalam menyusun pelaksanaan Reformasi Birokrasi guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan tuntutan para stakeholders. Di samping itu kedepannya Kementerian Keuangan dapat melaksanakan ABK dengan menggunakan Sistem Otomasi ABK agar hasilnya dapat lebih objektif dan akurat.
viii
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................ xx BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1 B.
TUGAS DAN FUNGSI ........................................................................................... 2
C.
TUJUAN DAN MANFAAT .................................................................................. 2
D.
OBJEK DAN PELAKSANAAN ............................................................................ 3
E.
BAGAN PROSES KEGIATAN .............................................................................. 4
BAB II: TEKNIK DAN TOOLS ANALISIS BEBAN KERJA ...................................... 5 A. ALAT UKUR ........................................................................................................... 5 B.
WAKTU PELAKSANAAN ................................................................................... 6
C.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...................................................................... 6
D.
TEKNIK PENGOLAHAN DATA......................................................................... 6
E.
STANDAR NORMA WAKTU .............................................................................. 7
BAB III HASIL ANALISIS BEBAN KERJA SEKRETARIAT JENDERAL ............... 9 A. Biro Perencanaan dan Keuangan........................................................................ 14 1. 2. 3. 4. B.
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan ................................................................ 20 1. 2. 3. 4. 5.
C.
Bagian Perencanaan ..................................................................................... 15 Bagian Penganggaran .................................................................................. 16 Bagian Perbendaharaan ............................................................................... 17 Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan ............................................ 19
Bagian Organisasi I....................................................................................... 22 Bagian Organisasi II ..................................................................................... 23 Bagian Ketatalaksanaan I............................................................................. 24 Bagian Ketatalaksanaan II ........................................................................... 25 Bagian Jabatan Fungsional .......................................................................... 26
Biro Hukum ........................................................................................................... 27 1. Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan ..................................................... 29
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
ix
2. Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan, dan PNBP ........................................................................ 30 3. Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan dan Informasi Hukum ........................................................................................................... 31 4. Bagian Hukum Pengelolaan Utang............................................................ 33 5. Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian ......................................... 34 D.
Biro Bantuan Hukum ........................................................................................... 35 1. Bagian Bantuan Hukum I ............................................................................ 37 2. Bagian Bantuan Hukum II........................................................................... 38 3. Bagian Bantuan Hukum III ......................................................................... 39
E.
Biro Sumber Daya Manusia................................................................................. 40 1. 2. 3. 4. 5.
F.
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi ......................................................... 49 1. 2. 3. 4. 5.
G.
Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia ................ 42 Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia ....................................... 43 Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia ............................ 45 Bagian Mutasi dan Kepangkatan ............................................................... 46 Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun ......................... 47
Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan ............................ 52 Bagian Hubungan Kelembagaan Negara.................................................. 53 Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah .................. 56 Bagian Manajemen Opini Publik................................................................ 58 Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan ......... 59
Biro Perlengkapan................................................................................................. 61 1. 2. 3. 4.
Bagian Perencanaan BMN ........................................................................... 62 Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan ............................................ 63 Bagian Pengelolaan BMN ............................................................................ 65 Bagian Penatausahaan BMN ....................................................................... 66
H. Biro Umum ............................................................................................................ 68 1. 2. 3. 4. 5. I.
Bagian Tata Usaha Kementerian ................................................................ 69 Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan .............................. 71 Bagian Perencanaan dan Keuangan........................................................... 73 Bagian Perlengkapan.................................................................................... 74 Bagian Rumah Tangga ................................................................................. 75
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan ........................................... 77 1. Bagian Tata Usaha ........................................................................................ 79 2. Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi.................................................................................................... 80 3. Bidang Pengembangan Sistem Informasi ................................................. 82 4. Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi ................... 84
x
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
5. Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi ................... 86 J.
Pusat Pembinaan Akuntan dan Penilai Publik................................................. 87 1. 2. 3. 4. 5.
K.
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan ...................................................... 96 1. 2. 3. 4. 5.
L.
Bagian Tata Usaha ........................................................................................ 89 Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik....................................... 90 Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik .......................................... 92 Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik .................................... 94 Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik ....................................... 95
Bagian Tata Usaha ........................................................................................ 97 Bidang Program dan Kegiatan I ................................................................. 98 Bidang Program dan Kegiatan II .............................................................. 100 Bidang Program dan Kegiatan III ............................................................ 101 Bidang Program dan Kegiatan IV ............................................................ 102
Pusat Investasi Pemerintah ............................................................................... 103 1. Divisi Portofolio Investasi I ....................................................................... 105 2. Divisi Portofolio Investasi II..................................................................... 106 3. Divisi Keuangan dan Umum .................................................................... 108
M. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik ................................................. 109 1. 2. 3. 4.
Bagian Tata Usaha ...................................................................................... 111 Bidang Registrasi dan Verifikasi .............................................................. 112 Bidang Layanan Teknis Pengguna ........................................................... 114 Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem ............................................. 115
N. Sekretariat Pengadilan Pajak ............................................................................. 117 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bagian Umum ............................................................................................. 121 Bagian Administrasi Sengketa Pajak I ..................................................... 122 Bagian Administrasi Sengketa Pajak II.................................................... 123 Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data.......................................... 124 Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi .............. 125 Sekretaris Pengganti ................................................................................... 126
O. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan ....................................................... 147 1. 2. 3. 4.
Bagian Umum ............................................................................................. 149 Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi.................................................. 150 Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring ........................................ 152 Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi ............................................. 153
BAB IV: PENUTUP ..................................................................................................... 157 Glosarium...........................................................................................................................
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4
Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12
Tabel 3.13
Tabel 3.14
Tabel 3.15
xii
Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Jenderal ................. ii Spesifikasi Atau Kualifikasi Pendidikan Yang Dibutuhkan ................................... iv Sepuluh Produk Sekretariat Jenderal Dengan Beban Kerja Terbesar................... vii Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Jenderal ..................9 Spesifikasi atau Kualifikasi Pendidikan Yang Dibutuhkan ....................................10 Sepuluh Produk Sekretariat Jenderal Dengan Beban Kerja Terbesar....................13 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Perencanaan dan Keuangan .......................................................................................................................14 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan ...............16 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Penganggaran ............17 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perbendaharaan .........18 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan ....................................................................................................19 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan ............................................................................................................21 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Organisasi I.................22 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Organisasi II ...............23 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Ketatalaksanaan I ..........................................................................................................24 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Ketatalaksanaan II.........................................................................................................25 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Jabatan Fungsional ......................................................................................................................26 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Hukum .............................28
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Tabel 3.16
Tabel 3.17
Tabel 3.18
Tabel 3.19
Tabel 3.20
Tabel 3.21 Tabel 3.22
Tabel 3.23
Tabel 3.24
Tabel 3.25
Tabel 3.26
Tabel 3.27
Tabel 3.28
Tabel 3.29
Tabel 3.30
Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan............................................................................................................29 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan, dan PNBP ........................31 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan dan Informasi Hukum...........................................32 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Pengelolaan Utang ........................................................................................................33 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian .............................................................................................34 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Bantuan Hukum .............36 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Bantuan Hukum I .........................................................................................................................37 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Bantuan Hukum II ........................................................................................................................38 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Bantuan Hukum III ......................................................................................................................39 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Sumber Daya Manusia ..........................................................................................................................41 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia ............................................................................43 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia .................................................................................................44 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia ...............................................................................45 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Mutasi dan Kepangkatan ..................................................................................................................47 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun ................................................................................48 Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
xiii
Tabel 3.31
Tabel 3.32
Tabel 3.33
Tabel 3.34
Tabel 3.35
Tabel 3.36
Tabel 3.37 Tabel 3.38
Tabel 3.39
Tabel 3.40
Tabel 3.41
Tabel 3.42 Tabel 3.43
Tabel 3.44
Tabel 3.45
xiv
Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Komunikasi dan Layanan Informasi ........................................................................................................50 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan ...............................................................................53 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hubungan Kelembagaan Negara ...................................................................................................55 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah ............................................................................57 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Manajemen Opini Publik...................................................................................................................58 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan ...............................................................60 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Perlengkapan ..................61 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan Barang Milik Negara ....................................................................................................63 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan .....................................................................................................64 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara ....................................................................................................66 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Penatausahaan Barang Milik Negara ....................................................................................................67 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Umum ..............................68 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha Kementerian...................................................................................................................70 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan ...............................................................................71 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan dan Keuangan .......................................................................................................................74
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Tabel 3.46 Tabel 3.47 Tabel 3.48 Tabel 3.49
Tabel 3.50
Tabel 3.51
Tabel 3.52
Tabel 3.53
Tabel 3.54 Tabel 3.55
Tabel 3.56
Tabel 3.57
Tabel 3.58
Tabel 3.59
Tabel 3.60
Tabel 3.61
Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perlengkapan .............75 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Rumah Tangga ...........76 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pusintek....................................77 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha Pusintek ..........................................................................................................................79 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi.....................................................81 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pengembangan Sistem Informasi............................................................................................................83 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi .......................................................................85 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi .......................................................................86 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) PPAJP .......................................88 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha PPAJP ..............................................................................................................................89 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik .........................................................................................91 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik .............................................................................................93 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik .........................................................................................94 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik .............................................................................................95 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan ................................................................................................96 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha Pushaka ..........................................................................................................................98 Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
xv
Tabel 3.62
Tabel 3.63
Tabel 3.64
Tabel 3.65
Tabel 3.66
Tabel 3.67 Tabel 3.68 Tabel 3.69
Tabel 3.70
Tabel 3.71
Tabel 3.72
Tabel 3.73
Tabel 3.74
Tabel 3.75
Tabel 3.76
xvi
Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Program dan Kegiatan I .......................................................................................................................99 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Program dan Kegiatan II ....................................................................................................................100 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Program dan Kegiatan III...................................................................................................................101 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Program dan Kegiatan IV ..................................................................................................................102 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pusat Investasi Pemerintah ...................................................................................................................103 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Divisi Portofolio I..................106 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Divisi Portofolio II ................107 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Divisi Keuangan dan Umum ...........................................................................................................................108 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik ....................................................................................110 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha Pusat LPSE ..............................................................................................................................112 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Registrasi dan Verifikasi ......................................................................................................................113 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Layanan Teknis Pengguna......................................................................................................................114 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem .....................................................................................................116 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Pengadilan Pajak ..............................................................................................................................118 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Umum Set-PP ...........121
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Tabel 3.77
Tabel 3.78
Tabel 3.79
Tabel 3.80
Tabel 3.81 Tabel 3.82 Tabel 3.83 Tabel 3.84 Tabel 3.85 Tabel 3.86 Tabel 3.87 Tabel 3.88
Tabel 3.89 Tabel 3.90 Tabel 3.91 Tabel 3.92 Tabel 3.93 Tabel 3.94
Tabel 3.95
Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Administrasi Sengketa Pajak I...........................................................................................................122 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Administrasi Sengketa Pajak II .........................................................................................................123 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data .................................................................................................124 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi ...................................................................125 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti I ..........126 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti II .........127 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti III ........127 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti IV........128 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti V .........128 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti VI........129 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti VII ......130 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti VIII..............................................................................................................130 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti IX ........131 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti X .........132 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XI ........132 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XII ......133 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XIII .....133 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XIV..............................................................................................................134 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XV ......135 Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
xvii
Tabel 3.96
Tabel 3.97
Tabel 3.98
Tabel 3.99
Tabel 3.100
Tabel 3.101
Tabel 3.102
Tabel 3.103
Tabel 3.104
Tabel 3.105
Tabel 3.106
Tabel 3.107
Tabel 3.108
Tabel 3.109
xviii
Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XVI..............................................................................................................135 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XVII ............................................................................................................136 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XVIII ...........................................................................................................137 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XIX ..............................................................................................................137 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XX ...............................................................................................................138 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXI ..............................................................................................................138 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXII.............................................................................................................139 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXIII ...........................................................................................................140 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXIV ...........................................................................................................140 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXV ............................................................................................................141 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXVI ...........................................................................................................142 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXVII..........................................................................................................142 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXVIII ........................................................................................................143 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXIX ...........................................................................................................143
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Tabel 3.110
Tabel 3.111
Tabel 3.112
Tabel 3.113
Tabel 3.114
Tabel 3.115
Tabel 3.116
Tabel 3.117
Tabel 3.118
Tabel 3.119
Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXX.............................................................................................................144 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXXI ...........................................................................................................145 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXXII ..........................................................................................................145 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXXIII.........................................................................................................146 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXXIV ........................................................................................................147 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan .................................................................................................148 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Umum Setkomwasjak ..............................................................................................................150 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultansi ..........................................................................................................151 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring .....................................................................................152 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi..........................................................................................154
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
xix
DAFTAR GRAFIK Grafik 1 Grafik 2 Grafik 3 Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3
xx
Jumlah Beban Kerja Sekretariat Jenderal .................................................................... v Jumlah Kebutuhan Pegawai Sekretariat Jenderal .................................................... vi Jumlah Efektivitas dan Efisiensi Unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal ....................................................................................................... vi Jumlah Beban Kerja Sekretariat Jenderal ...................................................................11 Jumlah Kebutuhan Pegawai Sekretariat Jenderal ....................................................11 Jumlah Efektivitas dan Efisiensi Unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal .......................................................................................................12
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan performance Kementerian Keuangan dan sejalan dengan tujuan nasional untuk menciptakan good governance, Menteri Keuangan menetapkan KMK Nomor 55/KMK.01/2012 tentang Reformasi Birokrasi dan Transformasi Birokrasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2012. Dalam diktum pertama KMK Nomor 55/KMK.01/2012 tersebut program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Birokrasi Kelembagaan Kementerian Keuangan dilaksanakan mencakup bidang-bidang sebagai berikut: 1. Manajemen Perubahan. 2. Penataan Peraturan Perundang-undangan. 3. Penataan dan Penguatan Organisasi. 4. Penataan Tata Laksana. 5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur. 6. Penguatan Pengawasan. 7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja. 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dan 9. Monitoring dan Evaluasi. Pelaksanaan ABK di lingkungan Kementerian Keuangan sudah dilakukan sejak tahun 1992, yang kemudian ditetapkan pedomannya di dalam KMK Nomor 26/KMK.01/1995. Seiring dengan berjalannya program Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan, dilakukan penyempurnaan pedoman ABK melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 yang mengamanatkan agar setiap unit di lingkungan Departemen Keuangan melaksanakan ABK. ABK merupakan suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja jabatan dan organisasi berdasarkan volume kerja. Pelaksanaan ABK juga dimaksudkan untuk dapat meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia serta menciptakan organisasi yang right-sizing, efektif, dan efisien pada setiap unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan, sehingga pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya dalam rangka menentukan standar produk dan norma waktu, perlu dilakukan ABK minimal tiga tahun secara berturut-turut untuk memperoleh data series. Pelaksanaan ABK pada tahun 2008 merupakan ABK tahun pertama yang dilaksanakan oleh Tim Reformasi Birokrasi Pusat, dan ABK tahun 2009 dan 2010 merupakan ABK tahun kedua dan ketiga yang dilakukan secara mandiri oleh masing-masing unit eselon I dan ABK tahun 2011 merupakan perhitungan ABK tahun keempat.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
1
B. TUGAS DAN FUNGSI 1. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan. 2. Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan. b. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Keuangan. c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Kementerian Keuangan. d. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat. e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum. f.
Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara.
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan. C. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan pengukuran/analisis beban kerja adalah untuk memperoleh informasi tentang efisiensi dan prestasi kerja unit/satuan organisasi/pemangku jabatan serta pemanfaatannya dalam rangka meningkatkan kualitas aparatur negara. Ruang lingkup pengukuran beban kerja meliputi beban kerja seluruh produk yang dihasilkan oleh unit organisasi eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal. Dalam laporan ini, data beban kerja yang dipakai adalah data tahun 2011 (sejak awal hingga akhir tahun 2011). Hasil ABK diharapkan dapat memberikan manfaat untuk melakukan hal sebagai berikut: 1. Penataan/penyempurnaan struktur organisasi. 2. Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit. 3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja. 4. Sarana peningkatan kinerja kelembagaan. 5. Penyusunan standar beban kerja jabatan/unit, penyusunan Daftar Susunan Pegawai (DSP) atau bahan penetapan eselonisasi jabatan struktural. 6. Menyusun rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban kerja organisasi. 7. Program mutasi pegawai dari unit yang kelebihan ke unit yang kekurangan. 8. Program promosi pegawai. 9. Bahan penyempurnaan program diklat.
2
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
D. OBJEK DAN PELAKSANAAN Objek Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal pada tahun 2011 adalah seluruh unit organisasi yang ada di lingkungan Sekretariat Jenderal (unit eselon II) yang meliputi unitunit sebagai berikut: 1. Biro Perencanaan dan Keuangan. 2. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. 3. Biro Hukum. 4. Biro Bantuan Hukum. 5. Biro Sumber Daya Manusia. 6. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi. 7. Biro Perlengkapan. 8. Biro Umum. 9. Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan. 10. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai. 11. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan. 12. Pusat Investasi Pemerintah. 13. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik. 14. Sekretariat Pengadilan Pajak, dan 15. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan. Tahapan pelaksanaan Analisis Beban Kerja meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Bimbingan Teknis kepada para peserta wakil dari unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal masing-masing sebagai calon analis. 2. Persiapan Pelaksanaan ABK, meliputi menyiapkan statute, SOP, urjab, kuesioner, dan lain-lain. 3. Pengumpulan Data ABK, meliputi: Form A, Form B, dan Form C. 4. Pengolahan data ABK, meliputi: Form FP1A, Form FP1B, Form FP2, Form FP3, dan Form FP4. 5. Presentasi hasil pengolahan ABK dari seluruh Unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal di depan TRBTKP. 6. Pelaporan hasil ABK.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
3
E. BAGAN PROSES KEGIATAN Gambar 1 – Proses Pelaksanaan Analisis Beban Kerja Bimbingan Teknis Bigan Teknis ABK
Persiapan Pelaksanaan ABK
Pengumpulan Data ABK
Pengolahan Data Beban Kerja
Presentasi Hasil Pengolahan ABK
Pelaporan Hasil ABK kepada Sekretaris Jenderal dan Menteri Keuangan
Dokumen Laporan ABK
4
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
BAB II TEKNIK DAN TOOLS ANALISIS BEBAN KERJA A. ALAT UKUR Untuk dapat melakukan analisis beban kerja secara baik dan benar, terlebih dahulu perlu ditetapkan alat ukur sedemikian rupa, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan secara transparan dan Objektif. Alat ukur yang dimaksud adalah jam kerja efektif, yaitu jam kerja yang harus diisi dengan kerjauntuk menghasilkan suatu produk baik bersifat konkrit atau abstrak (benda atau jasa). Dalam Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1964 tentang Jam kerja Kantor Pemerintah jis. Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1972 dan Keputusan Presiden Nomor 68 tahun 1995 telah ditentukan jam kerja instansi pemerintah sebanyak 37 jam per minggu. Sementara itu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 71/KMK.01/1996 tentang Hari dan Jam Kerja di Lingkungan Departemen Keuangan adalah 42 jam 45 menit per minggu. Atas ketentuan tersebut, perhitungan jam kerja efektif yang digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan analisis beban kerja adalah: Jam kerja formal per minggu : Senin s.d Kamis 07.30 – 12.15 4 jam 45 menit X 4 = 19 jam
Jum’at
13.00 – 17.00 4 jam
X 4 = 16 jam
07.30 – 11.30 4 jam
= 4 jam
13.15 – 17.00 3 jam 45 menit
= 3 jam 45 menit
Total
= 42 jam 45 menit = 2.565 menit
Jam kerja efektif per minggu dengan allowance (waktu luang) 25%: 75/100 x 2.565 menit = 1.923,75 menit = 32 jam Jam kerja efektif per hari: 5 hari kerja = 1923,75 menit: 5 = 384,75 menit = 6 jam 25 menit/hari Jumlah hari kerja per tahun: Jumlah hari per tahun
365 hari
Libur Sabtu-Minggu
104 hari
Libur resmi
14 hari
Hak cuti
12 hari 130 hari 235 hari
Jam kerja efektif per tahun: 5 hr kerja = 235 x 384,75 menit = 90.416,25 menit = 1507 jam
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
5
B. WAKTU PELAKSANAAN Pengukuran beban kerja pada setiap unit organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan setiap tahun sekali. Apabila dipandang perlu, pengukuran beban kerja pada unit/satuan kerja dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, misalnya karena terjadi perubahan kebijakan yang mengakibatkan perubahan sistem dan prosedur, penyempurnaan organisasi atau lain-lain alasan sesuai dengan kebijakan pimpinan. C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Penyampaian/penyebaran kuesioner beban kerja dan petunjuk pengisiannya kepada responden sebagai data primer. 2. Melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh gambaran lengkap data primer di lapangan dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan disertai penjelasan kepada para responden. 3. Menggunakan Formulir yang disebut Form A, Form B, dan Form C. D. TEKNIK PENGOLAHAN DATA Setelah pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Form A, Form B, dan Form C, maka teknik pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Menghitung beban kerja setiap jabatan yang berada pada satu unit organisasi sesuai dengan produk-produk/hasil kerjanya pada form A, form B, dan form C dengan menggunakan rumus: Beban Kerja = Volume x Norma Waktu 2. Membuat rekapitulasi beban kerja jabatan (menggunakan form FP2) untuk menghitung jumlah beban kerja per jabatan dengan menjumlahkan beban kerja seluruh produk pada masing-masing jabatan. 3. Menghitung kebutuhan pegawai dan efektivitas dan efisiensi kerja jabatan dengan formulir FP3 dengan menggunakan rumus: Jumlah Kebutuhan Pegawai/Pejabat =
EJ =
6
Jumlah beban kerja jabatan Jam kerja efektif per tahun
Jumlah beban kerja jabatan Jumlah pemangku jabatan × jam kerja efektif per tahun
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
PJ (Prestasi Kerja Jabatan) a. EJ di atas 1,00
= A (Sangat Baik)
b. EJ antara 0,90 – 1,00 = B (Baik) c. EJ antara 0,70 – 0,89 = C (Cukup) d. EJ antara 0,50 – 0,69 = D (Sedang) e. EJ di bawah 0,50
= E (Kurang)
4. Membuat rekapitulasi kebutuhan pegawai unit dengan cara menjumlahkan kebutuhan pegawai/pejabat dalam satu unit organisasi serta efektivitas/efisiensi unit dengan menggunakan rumus: EU (Efektivitas dan Efisiensi Unit) EU =
Jumlah beban kerja unit Jumlah pegawai unit × jam kerja efektif per tahun
PU (Prestasi Kerja Unit) a. EU di atas 1,00
= A (Sangat Baik)
b. EU antara 0,90 – 1,00 = B (Baik) c. EU antara 0,70 – 0,89 = C (Cukup) d. EU antara 0,50 – 0,69 = D (Sedang) e. EU di bawah 0,50
= E (Kurang)
5. Menghitung jumlah kelebihan/kekurangan pegawai dengan menggunakan rumus: Jumlah kelebihan/ kekurangan pegawai
=
Jumlah Pegawai yang ada – Jumlah Kebutuhan Pegawai/Pejabat
E. STANDAR NORMA WAKTU Norma waktu merupakan waktu yang wajar dan nyata-nyata dipergunakan secara efektif dengan kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan untuk menyelesaikan satu tahapan proses penyelesaian pekerjaan. Dalam melakukan pengukuran dan perumusan norma waktu tersebut, dilakukan secara cermat dan seksama dengan memperhatikan tingkat kewajaran penggunaan waktu kerja bagi pegawai/pemangku jabatan terkait, dan terhadap kebenaran uraian proses/tahapan kerja untuk menghasilkan produk, yang melalui uji coba selama tiga tahun berturut-turut. Selanjutnya norma waktu yang telah teruji harus distandarkan agar menjadi faktor tetap.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
7
Dalam menyusun rancangan standar norma waktu dilakukan melalui pembahasan dengan narasumber agar diperoleh hasil yang wajar. Selanjutnya, rancangan standar norma waktu tersebut disampaikan kepada Sekretaris Jenderal untuk mendapatkan pertimbangan sebelum ditetapkan oleh pimpinan unit Eselon I. Di masa yang akan datang, standar norma waktu yang telah ditetapkan akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan analisis beban kerja, sehingga unit organisasi yang memiliki volume kerja yang tinggi akan menghasilkan beban kerja yang tinggi pula. Manfaat standar norma waktu adalah: 1. Mempercepat dan mempermudah pelaksanaan analisis beban kerja pada masa yang akan datang. 2. Meningkatkan objektivitas pelaksanaan ABK. 3. Meningkatkan pelayanan kepada stakeholders khususnya kepastian waktu. Norma waktu yang telah ditetapkan wajib dievaluasi, apabila: 1. Terjadi penyempurnaan sistem dan prosedur kerja. 2. Terjadi penyempurnaan organisasi. 3. Adanya perubahan peralatan yang sangat mempengaruhi pencapaian hasil kerja. 4. Adanya perubahan kebijakan pemerintah.
8
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
BAB III HASIL PENGUKURAN ANALISIS BEBAN KERJA SEKRETARIAT JENDERAL Sekretariat Jenderal sebagai unit organisasi yang merupakan unsur pembantu pimpinan dan mempunyai tugas sebagai koordinator pelaksanaan tugas, pembina Sumber Daya Aparatur, sekaligus pemberian dukungan administrasi dan kepada unit eselon I serta sebagai pengarah, penggerak program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan diperlukan organisasi yang efektif, efisien, proporsional dan sesuai dengan perkembangan serta dibutuhkan sumber daya manusia yang tepat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk itu perlu selalu dilakukan monitoring dan evaluasi di bidang organisasi dan SDM yang berkelanjutan. Salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi, memonitor, mengevaluasi serta untuk mengetahui secara lebih objektif tingkat efektivitas dan efisiensi kerja unit, prestasi kerja unit/jabatan serta kebutuhan pegawai adalah Analisis Beban Kerja. Pada tahun ini diterapkan sistem aplikasi ABK untuk pelaksanaan ABK di lingkungan Sekretariat Jenderal. Tujuan mendasar dari diterapkannya sistem aplikasi ini adalah untuk meningkatkan objektivitas, akurasi, kemudahan dan kecepatan dalam pelaksanaan ABK, serta agar dengan cepat dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi pejabat/pegawai/unit pada seluruh unit organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal. Selain itu, tahun ini juga merupakan tahun pertama penerapan standar norma waktu di seluruh unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal, dengan ditetapkannya keputusan Sekretaris Jenderal Nomor S-22/SJ/2012 tanggal 13 Februari 2012. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada stakeholders khususnya mengenai kepastian waktu dalam pelaksanaan ABK yang akan selalu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan. Hasil pengolahan data pada 15 unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal sebagaimana pada tabel Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), dan Prestasi Kerja Unit (PU), yang selanjutnya disebut FP4 sebagaimana tampak pada Tabel 3.1.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tabel 3.1 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Jenderal Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Unit Organisasi Beban Kerja Selisih EU Pejabat/Pegawai yang Ada Biro Perencanaan dan Keuangan 215,489.60 144 orang 143 orang -1 1 Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan 103,028.23 71 orang 75 orang 4 0.91 Biro Hukum 154,714.72 101 orang 97 orang -4 1.06 Biro Bantuan Hukum 133,441.46 87 orang 75 orang -12 1.18 Biro Sumber Daya Manusia 270,399.87 177 orang 168 orang -9 1.07 Biro Komunikasi dan Layanan Informasi 214,553.97 142 orang 121 orang -21 1.18 Biro Perlengkapan 120,457.25 77 orang 76 orang -1 1.05 Biro Umum 437,367.90 287 orang 284 orang -3 1.02 Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan 348,139.18 229 orang 205 orang -24 1.13 Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai 137,897.30 92 orang 93 orang 1 0.98 Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan 121,899.65 81 orang 73 orang -8 1.11 Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik 106,245.42 67 orang 61 orang -6 1.16 Pusat Investasi Pemerintah 78,405.88 49 orang 42 orang -7 1.24 Sekretariat Pengadilan Pajak 491,653.24 323 orang 289 orang -34 1.12 Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan 31,855.53 20 orang 30 orang 10 0.7 Jumlah 2,965,549.20 1,947 orang 1,832 orang -115 1.07
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
PU
Keterangan
B B A A A A A A A B A A A A C A
Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik
9
Dari Tabel 3.1 di atas dapat disimpulkan bahwa Sekretariat Jenderal pada tahun 2011 memiliki jumlah beban kerja sebesar 2.965.549,20 orang jam (OJ), dengan jumlah kebutuhan pegawai sebanyak 1.947 orang, sedangkan pegawai yang ada sebanyak 1.832 orang, sehingga Sekretariat Jenderal kekurangan pegawai sebanyak 115 orang pegawai dengan perincian sebagai berikut: A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. O.
Biro Perencanaan dan Keuangan kekurangan satu orang pegawai. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan kelebihan empat orang pegawai. Biro Hukum kekurangan empat orang pegawai. Biro Bantuan Hukum kekurangan 12 orang pegawai. Biro Sumber Daya Manusia kekurangan sembilan orang pegawai. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi kekurangan 21 orang pegawai. Biro Perlengkapan kekurangan satu orang pegawai. Biro Umum kekurangan tiga orang pegawai. Pusintek kekurangan 24 orang pegawai. PPAJP kelebihan satu orang pegawai. Pushaka kekurangan delapan orang pegawai. PIP kekurangan tujuh orang pegawai. Pusat LPSE kekurangan enam orang pegawai. Sekretariat Pengadilan Pajak kekurangan 34 orang pegawai. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan kelebihan sepuluh orang pegawai.
Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk Biro/Pusat/Sekretariat Pengadilan Pajak yang mengalami kekurangan pegawai tersebut adalah sebagaimana tampak pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Spesifikasi atau Kualifikasi Pendidikan Yang Dibutuhkan Kualifikasi Pendidikan No.
1
Biro Perencanaan dan Keuangan
2
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
3
Biro Hukum
Diploma III/ Diploma I
Tanpa Kualifikasi
Hukum
Ekonomi
Sosial
Komputer/IT
Lain-lain
Ekonomi
Lain-Lain
-
-
-
-
-
1 Orang DIII Akuntansi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4 Orang
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Biro Bantuan Hukum
9 Orang
-
-
-
-
3 Orang DIII Perbendaharaan/ Piutang Negara dan Lelang
5
Biro Sumber Daya Manusia
1 orang
2 Orang Manajemen SDM
2 Orang Administrasi Negara
-
1 Orang Psikologi
-
-
3 Orang
6
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
-
-
-
-
-
-
-
21 Orang
7
Biro Perlengkapan
-
-
-
-
-
-
-
1 Orang
8
Biro Umum
-
-
-
-
-
-
-
3 Orang
9
Pusintek
-
-
-
21 Orang
-
3 Orang DIII Akuntansi
-
-
PPAJP
-
-
-
-
-
-
-
-
3 Orang
1 Orang Ekonomi Pembangunan
-
-
1 Orang Ilmu Statistiik
-
3 Orang
-
10
10
Sarjana
Unit Organisasi
11
Pushaka
12
PIP
-
-
-
-
-
7 Orang
-
-
13
Pusat LPSE
-
-
-
4 Orang
2 Orang Ilmu Komunikasi
-
-
-
14
Sekretariat Pengadilan Pajak
4 Orang
1 Orang Manajemen SDM
-
1 Orang
1 Orang Ilmu Perpustakaan
7 Orang DIII Perpajakan
-
20 Orang
15
Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
-
-
-
-
-
-
-
-
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Selain mengacu pada hasil ABK, pemenuhan kebutuhan pegawai pada Sekretariat Jenderal juga perlu mempertimbangkan dan mengantisipasi adanya perubahan struktur organisasi yang terjadi di Kementerian Keuangan dan pegawai yang telah memasuki masa pensiun serta optimalisasi pelaksanan tugas pada masing-masing Biro/Pusat/Sekretariat Pengadilan Pajak/Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan. Gambaran beban kerja Sekretariat Jenderal sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 meningkat sebesar 48%, hal ini dikarenakan pada tahun 2007 objek analisis beban kerja hanya 13 unit eselon II, sedangkan untuk tahun 2011 dilakukan pada 15 unit eselon II akibat adanya penataan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal yang melakukan pembentukan Pusat LPSE pada tahun 2009 dan pembentukan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan pada tahun 2010. Selain itu peningkatan beban kerja tersebut karena adanya penambahan tugas dan fungsi di lingkungan Sekretariat Jenderal diantaranya manajemen risiko dan balanced scorecard. Secara keseluruhan peningkatan beban kerja dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 tampak pada Grafik 3.1. Grafik 3.1 Jumlah Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Sebagai konsekuensi logis dari meningkatnya beban kerja Sekretariat Jenderal maka kebutuhan pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal juga mengalami peningkatan, namun demikian kebutuhan pegawai tersebut belum seluruhnya terpenuhi sehingga mengakibatkan kekurangan pegawai. Secara keseluruhan kebutuhan pegawai berdasarkan ABK dan jumlah pegawai yang ada di lingkungan Sekretariat Jenderal dari tahun 2007 sampai dengan 2011 tampak pada Grafik 3.2. Grafik 3.2 Jumlah Kebutuhan Pegawai Sekretariat Jenderal
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
11
Peningkatan beban kerja pada beberapa unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal yang tidak sepenuhnya diimbangi dengan penambahan jumlah pegawai mengakibatkan nilai efektivitas dan efisiensi unit pada beberapa unit eselon II tersebut cenderung tinggi (EU > 1). Secara keseluruhan nilai efektivitas dan efisiensi unit di lingkungan Sekretariat Jenderal dalama lima tahun terakhir tampak pada Grafik 3.3. Grafik 3.3 Jumlah Efektivitas dan Efisiensi Unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal
Berdasarkan Grafik 3.3 terlihat bahwa Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU) di lingkungan Sekretariat Jenderal yang berada pada tingkat kualifikasi A (sangat baik) dan B (baik). Selain itu dari Form FP2, dapat diketahui Sekretariat Jenderal mempunyai jumlah produk A sebanyak 4.006 produk dan produk B sebanyak 3.602 produk. Adapun 10 produk yang mempunyai beban kerja terbesar di lingkungan Sekretariat Jenderal adalah tampak pada Tabel 3.3. Hasil pelaksanaan pengukuran beban kerja ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan informasi secara transparan, baik kepada pimpinan Sekretariat Jenderal maupun seluruh pihak yang terkait, mengenai kebutuhan pegawai, tingkat efektivitas dan efisiensi kerja, prestasi kerja unit/jabatan yang lebih objektif, penataan organisasi dan proses bisnis sebagai masukan dalam menyusun pelaksanaan Reformasi Birokrasi guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan tuntutan para stakeholders. Pengukuran ABK pada tahun 2012 di lingkungan Sekretariat Jenderal telah menggunakan Sistem Aplikasi Analisis Beban Kerja berbasis web dengan alamat http://www.bebankerja.depkeu.go.id. Dengan penggunaan sistem aplikasi tersebut diharapkan pengukuran ABK di lingkungan Sekretariat Jenderal dapat lebih objektif dan akurat. Namun demikian, sistem aplikasi ABK yang saat ini digunakan masih perlu dikembangkan dan disempurnakan lebih lanjut. Di masa yang akan datang diharapkan sistem aplikasi dapat digunakan oleh seluruh unit di lingkungan Kementerian Keuangan secara terintegrasi agar hasil pengukuran ABK Kementerian Keuangan dapat lebih objektif dan akurat.
12
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Tabel 3.3 Sepuluh Produk Sekretariat Jenderal Dengan Beban Kerja Terbesar
No
Nama Produk
Unit Eselon II
Unit Eselon III
Form Jumlah Beban % Beban Kerja Jabatan yang Terlibat Kerja Eselon III 1 Pemulihan Pusat Sistem Informasi Bidang Operasional A 59,991.50 50.18% Kepala Bidang Operasional Teknologi Informasi Permasalahan/Gangguan dan Teknologi Keuangan Teknologi Informasi dan dan Komunikasi; Layanan TIK Komunikasi Kepala Subbidang Dukungan Teknis; Kelompok Jabatan Fungsional; Pelaksana 2 Penanganan perkara gugatan Biro Bantuan Hukum Bagian Bantuan Hukum I A 30,344.75 67.73% Kepala Biro Bantuan Hukum; terhadap Menteri Keuangan Kepala Bagian Bantuan Hukum I; atau unit lainnya pada Kepala Subbagian Bantuan Hukum IA; Pengadilan Umum, Pengadilan Kepala Subbagian Bantuan Hukum IB; Niaga atau Pengadilan Agama Kepala Subbagian Bantuan Hukum IC; yang mengandung tuntutan Kepala Subbagian Bantuan Hukum ID; ganti rugi Pelaksana 3 Penanganan perkara gugatan Biro Bantuan Hukum terhadap Menteri Keuangan atau unit lainnya pada Pengadilan Umum, Pengadilan Niaga atau Pengadilan Agama yang mengandung tuntutan ganti rugi
Bagian Bantuan Hukum II
A
27,860.25
48.75%
Kepala Biro Bantuan Hukum; Kepala Bagian Bantuan Hukum II; Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIA; Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIB; Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIC; Pelaksana
4 Penatausahaan Dokumen Kepegawaian
Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia
A
22,145.83
36.01%
5 Pengusulan Kenaikan Pangkat Biro Sumber Daya Golongan I/b sampai dengan Manusia Golongan IV/b ke BKN
Bagian Mutasi dan Kepangkatan
A
19,462.12
32.50%
6 Penatausahaan Surat Masuk Sekretariat Pengadilan (Kelengkapan Berkas) Pajak
Bagian Umum
A
18,059.62
28.37%
7 Penerbitan Surat Perintah Biro Umum Membayar (SPM) pada Satker Sekretariat Jenderal
Bagian Perencanaan Dan Keuangan
A
17,947.58
25.80%
Pusat Sistem Informasi Bidang Pengelolaan dan Teknologi Keuangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
A
16,900.42
27.41%
A
16,698.75
50.26%
A
16,449.63
33.96%
Kepala Biro Sumber Daya Manusia; Kepala Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia; Kepala Subbagian Manajemen Naskah dan Dokumentasi; Pelaksana Kepala Biro Sumber Daya Manusia; Kepala Bagian Mutasi dan Kepangkatan; Kepala Subbagian Kepangkatan I; Kepala Subbagian Kepangkatan II; Pelaksana Sekretaris Pengadilan Pajak; Wakil Sekretaris Pengadilan Pajak; Kepala Subbagian Tata Usaha; Pelaksana Kepala Biro Umum; Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan; Kepala Subbagian Perbendaharaan; Pelaksana Kepala Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan; Kepala Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi; Kepala Subbidang Pengelolaan Jaringan; Kelompok Jabatan Fungsional; Pelaksana Kepala Bidang Layanan Teknis Pengguna; Kepala Subbidang Layanan Pengguna; Pelaksana Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi; Kepala Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan; Kepala Subbagian Perpustakaan; Kepala Subbagian Sistem Informasi Kehumasan; Kepala Subbagian Tata Usaha Biro; Pelaksana
8 Pengelolaan Permasalahan Jaringan (Gangguan)
Biro Sumber Daya Manusia
9 Pelayanan Helpdesk Pada LPSE Pusat Layanan Pengadaan Bidang Layanan Teknis Secara Elektronik Pengguna 10 Pengurusan Surat Keluar - SOP Biro Komunikasi dan 2011 Layanan Informasi
Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Status Non-SNW
SNW
SNW
Non-SNW
Non-SNW
SNW
Non-SNW
Non-SNW
Non-SNW
Non-SNW
13
Untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut mengenai pengukuran ABK pada masing-masing unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal, berikut akan dijelaskan pengukuran ABK masing-masing unit eselon II tersebut. A. Biro Perencanaan dan Keuangan Biro Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana jangka menengah, jangka pendek, strategis, dan rencana kerja tahunan, mengolah, menelaah, dan mengoordinasikan perumusan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan Kementerian, penyusunan anggaran Kementerian, pengelolaan dan pembinaan perbendaharaan Kementerian, dan melaksanakan sistem akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Biro Perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan penyusunan rencana jangka menengah, jangka pendek, dan strategis Kementerian serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya. 2. Penyiapan bahan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja Kementerian. 3. Pengelolaan dan pembinaan perbendaharaan Kementerian. 4. Pelaksanaan akuntansi Kementerian.
anggaran
Kementerian
serta
pelaporan
keuangan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian di lingkungan Biro Perencaaan dan Keuangan dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Perencanaan dan Keuangan
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Bagian Perencanaan Bagian Penganggaran Bagian Perbendaharaan Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Jumlah
1,781.54 42,452.24 65,064.37 56,149.56 50,041.90 215,489.61
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 29 orang 29 orang 43 orang 42 orang 37 orang 37 orang 34 orang 34 orang 144 orang 143 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 -1 0 0 -1
1.18 0.97 1.03 1.01 0.98 1
A B A A B B
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Biro Perencanaan dan Keuangan memiliki beban kerja unit sebesar 215.489,61 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,00. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah satu orang Diploma III spesialisasi Akuntansi atau Kebendaharaan Negara. Selain itu, dari form FP2 diketahui bahwa Biro Perencanaan dan Keuangan menghasilkan output sebanyak 271 produk, dengan sepuluh produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Keuangan. 2. Laporan Sosialisasi dan Asistensi Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) di lingkungan Kementerian Keuangan.
14
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
3. Pemrosesan DIPA Kantor Pusat di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Pagu APBN-P Tahun 200x. 4. Pemrosesan DIPA Kantor Pusat di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Pagu Definitif Tahun 200x+1. 5. Perhitungan Rampung Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara (TKPKN). 6. Verifikasi LPP TKPKN lingkup Kementerian Keuangan. 7. Penyelesaian Kerugian Negara melalui Surat Keterangan Tanggung Jawab. 8. Laporan Keuangan Bagian Anggaran (BA) 015 Tahunan UAPA Kementerian Keuangan. 9. Laporan Keuangan Bagian Anggaran (BA) 015 Semester I UAPA Kementerian Keuangan. 10. Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan. Sementara itu delapan produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Pengajuan Usulan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri. 2. Laporan Monitoring Kegiatan yang Dibiayai Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. 3. Laporan Triwulanan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Keuangan. 4. Penyusunan Himpunan Peraturan terkait dengan Pelaksanaan Pembayaran dan Pertanggungjawaban TKPKN. 5. Penelaahan Atas Usulan Tarif PNBP yang Diajukan oleh Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan. 6. Pembahasan Tri Partit. 7. Monitoring dan Evaluasi Program Percepatan (dalam Kota). 8. Rapat Peraturan Perundang-Undangan. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Biro Perencanaan dan Keuangan, berikut akan dijelaskan empat bagian yang ada di Biro Perencanaan dan Keuangan.
1. Bagian Perencanaan Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan rencana jangka menengah, jangka pendek, dan strategis Kementerian serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan kinerja Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi: a. Penelaahan, penyusunan, dan penyerasian rencana jangka menengah, jangka pendek dan strategis di lingkungan Kementerian.
b. Penelaahan, penyusunan, dan penyerasian rencana lintas Kementerian dan pemantauan, evaluasi, dan penyiapan laporan ketenagakerjaan sektor keuangan. c. Penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan kinerja Kementerian. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Perencanaan dapat dilihat pada Tabel 3.5. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
15
Tabel 3.5 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan No. 1 2 3 4 5 6 7
Beban Kerja
Unit Organisasi Kepala Bagian Perencanaan Kepala Subbagian Perencanaan I Kepala Subbagian Perencanaan II Kepala Subbagian Perencanaan III Kepala Subbagian Evaluasi dan Pelaporan Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Perencanaan Pelaksana Bagian Perencanaan Jumlah
1,463.83 1,372.63 1,381.47 1,415.40 1,391.19 1,411.67 34,016.05 42,452.24
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 1 1 1 1 1 23 29
orang orang orang orang orang orang orang orang
1 1 1 1 1 1 23 29
orang orang orang orang orang orang orang orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0 0 0
0.97 0.91 0.92 0.94 0.92 0.94 0.98 0.97
B B B B B B B B
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Perencanaan memiliki beban kerja unit sebesar 42.452,24 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,97. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Perencanaan. Selain itu, dari form FP2 diketahui bahwa Bagian Perencanaan menghasilkan output sebanyak 98 produk. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Keuangan memiliki beban kerja tinggi karena dalam tahapan/prosesnya melibatkan semua unit eselon I lingkup Kementerian Keuangan dan di luar Kementerian Keuangan c.q. Bappenas dalam bentuk pertemuanpertemuan secara intensif. b. Laporan Sosialisasi dan Asistensi Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) di lingkungan Kementerian Keuangan memiliki beban kerja tinggi karena pada proses pelaksanaannya melibatkan seluruh unit eselon I lingkup Kementerian Keuangan hampir di semua satker di seluruh Indonesia dalam bentuk monitoring dan evaluasi serta survei secara sampling. c. Penyusunan Laporan Pengarusutamaan Gender memiliki beban kerja tinggi karena melibatkan semua unit eselon I lingkup Kementerian Keuangan serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dalam bentuk pertemuan secara intensif. Sementara itu produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut:
a. Pengajuan Usulan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri. b. Laporan Monitoring Kegiatan yang Dibiayai Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. c. Laporan Triwulanan Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Keuangan. 2. Bagian Penganggaran Bagian Penganggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Penganggaran menyelenggarakan fungsi: a. Pengumpulan, klasifikasi, analisis, dan penyediaan data anggaran pendapatan dan belanja Kementerian. b. Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja Kementerian, dan pemrosesan permintaan anggaran belanja Bagian 999 (Bendahara Umum Negara) Kementerian. c. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga biro.
16
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Penganggaran dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Penganggaran No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Penganggaran Kepala Subbagian Penganggaran I Kepala Subbagian Penganggaran II Kepala Subbagian Penganggaran III Kepala Subbagian Tata Usaha Biro Pelaksana Bagian Penganggaran Jumlah
Beban Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Kerja Pejabat/Pegawai yang Ada 1,767.29 1 orang 1 orang 1,448.32 1 orang 1 orang 1,623.12 1 orang 1 orang 1,533.73 1 orang 1 orang 1,349.23 1 orang 1 orang 57,342.68 38 orang 37 orang 65,064.37 43 orang 42 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 -1 -1
1.17 0.96 1.08 1.02 0.9 1.03 1.03
A B A A B A A
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Penganggaran memiliki beban kerja unit sebesar 65.064,37 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,03. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa kebutuhan pegawai pada Bagian Penganggaran secara keseluruhan berjumlah 43 orang, dan pegawai yang ada berjumlah 42 orang sehingga terdapat kekurangan satu orang pegawai. Kekurangan pegawai tersebut dikarenakan terdapat satu orang pegawai (pelaksana) yang sedang mengikuti tugas belajar dan direncanakan akan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2012. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah Diploma III spesialisasi Akuntansi atau Kebendaharaan Negara. Berdasarkan form FP2 diketahui bahwa Bagian Penganggaran menghasilkan output sebanyak 66 produk. Adapun produk yang memiliki beban kerja terkecil diantaranya sebagai berikut: a. Penyusunan daftar urut kepangkatan. b. Laporan lulus sekolah/kuliah serta Laporan perkawinan/pertambahan anak pegawai. Sementara itu produk yang memiliki beban kerja terbesar antara lain sebagai berikut: a. Pemrosesan DIPA kantor pusat di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan pagu APBN-P tahun 200x. b. Pemrosesan DIPA kantor pusat di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan pagu definitif tahun 200x+1. c. Surat Keluar.
3. Bagian Perbendaharaan Bagian Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pembinaan perbendaharaan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
a. Pembinaan perbendaharaan dan penyiapan bahan serta penyusunan pedoman teknis pelaksanaan anggaran Kementerian. b. Penyiapan bahan pertimbangan dan mengikuti pelaksanaan penyelesaian masalah ganti rugi dan penagihan. c. Penyiapan bahan dan pengelolaan tunjangan khusus. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
17
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Perbendaharaan dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perbendaharaan No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Perbendaharaan Kepala Subbagian Bimbingan Perbendaharaan I Kepala Subbagian Bimbingan Perbendaharaan II Kepala Subbagian Tuntutan Ganti Rugi dan Penagihan Kepala Subbagian Pengelolaan Tunjangan Khusus Pelaksana Bagian Perbendaharaan Jumlah
Beban Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Kerja Pejabat/Pegawai yang Ada 1,801.03 1 orang 1 orang 0 1,244.25 1 orang 1 orang 0 1,177.75 1 orang 1 orang 0 1,602.50 1 orang 1 orang 0 1,595.28 1 orang 1 orang 0 48,728.75 32 orang 32 orang 0 56,149.56 37 orang 37 orang 0
EU
PU
Keterangan
1.2 0.83 0.78 1.06 1.06 1.01 1.01
A C C A A A A
Sangat Baik Cukup Cukup Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Perbendaharaan memiliki beban kerja unit sebesar 56.149,56 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,01. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Perbendaharaan. Untuk Subbagian Bimbingan Perbendaharaan I dan II mulai efektif sejak tanggal 2 Mei 2011, hal ini dikarenakan sebelum tanggal dimaksud Bagian Perbendaharaan masih menjalankan tugas dan fungsi Verifikasi Perbendaharaan (PPSPM), sehingga mempengaruhi capaian beban kerja Subbagian Bimbingan Perbendaharaan I dan II. Berdasarkan form FP2 diketahui bahwa Bagian Perbendaharaan menghasilkan output sebanyak 69 produk, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Perhitungan Rampung Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara (TKPKN) memiliki beban kerja tinggi disebabkan jumlah satker yang ditangani dalam perhitungan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan (LPP) TKPKN sangat banyak, yaitu sejumlah 834 Satker di lingkungan Kementerian Keuangan termasuk pemberian TKPKN ke-13. b. Verifikasi LPP TKPKN lingkup Kementerian Keuangan memiliki beban kerja tinggi dikarenakan pelaksanaan pembayaran dan pertanggungjawaban TKPKN Tahun Anggaran 2011 masih memberlakukan SR-315 tahun 2007 sebagai Standard Operasional Procedures (SOP), dimana setiap Satker langsung mempertanggungjawabkan pembayaran TKPKN berupa LPP TKPKN kepada KP unit eselon I masing-masing dan dengan pengantar dari Kantor Pusat Unit Eselon (KP UE) I masing-masing kepada Biro Perencanaan dan Keuangan. Sehingga dalam hal ini Subbagian TKPKN memverifikasi berkas LPP TKPKN dari seluruh Satker sejumlah 384 Satker yang menerima droping TKPKN lingkup Kementerian Keuangan setiap bulannya termasuk TKPKN bulan ke-13. c. Penyelesaian Kerugian Negara melalui Surat Keterangan Tanggung Jawab memiliki beban kerja tinggi dikarenakan pada prinsipnya pemulihan kerugian negara itu adalah ”secepat-cepatnya dipulihkan”. Sementara itu yang menjadi berat adalah meyakinkan pihak yang bermasalah untuk segera menerima putusan membayar secara langsung melalui Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) supaya ada kepastian hukum. Pada tahun 2011 terdapat 33 kasus kerugian negara yang statusnya dalam tahap penyelesaian melalui SKTJM.
18
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Sementara itu produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut:
a. Capacity Building dan Pelatihan di Kantor Sendiri terkait dengan Materi TKPKN memiliki beban kerja rendah karena hanya dilaksanakan 2 kali dalam kegiatan PKS yang dilaksanakan di lingkungan Biro Perencanaan dan Keuangan. b. Penyusunan himpunan peraturan terkait dengan pelaksanaan pembayaran dan pertanggungjawaban TKPKN memiliki beban kerja rendah karena himpunan peraturan terkait dengan pelaksanaan dan pertanggungjawaban TKPKN selesai disusun cukup dengan 3 kali kegiatan. c. Penelaahan atas usulan tarif PNBP yang diajukan oleh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan memiliki beban kerja rendah karena pada tahun 2011 volume usulan tarif PNBP yang dilaksanakan pada Bulan Oktober s.d. Desember relatif sedikit. 4. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. Penyelenggaraan sistem akuntansi tingkat Sekretariat Jenderal. b. Penyelenggaraan sistem akuntansi tingkat Kementerian Keuangan. c. Penyusunan laporan keuangan Kementerian meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. d. Pelaksanaan analisis laporan keuangan satuan kerja dan unit organisasi. e. Penyiapan bahan pembinaan serta monitoring dan evaluasi penyelenggaraan sistem akuntansi lingkup Kementerian. f.
Penyiapan tanggapan atas hasil pemeriksaan serta melaksanakan dan/atau monitoring tindak lanjut atas temuan pemeriksa.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan I Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan II Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan III Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan IV Pelaksana Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Jumlah
Beban Jumlah Kebutuhan Kerja Pejabat/Pegawai 1,549.89 1 orang 1,366.11 1 orang 1,366.11 1 orang 1,366.11 1 orang 1,433.73 1 orang 42,959.95 29 orang 50,041.90 34 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 29 orang 34 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0 0
1.03 0.91 0.91 0.91 0.95 0.99 0.98
A B B B B B B
Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.8 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan memiliki beban kerja unit sebesar 50.041,90 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,98. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak diketahui bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Selain itu, form FP2 diketahui bahwa Bagian Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
19
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menghasilkan output sebanyak 42 produk. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Laporan Keuangan Bagian Anggaran (BA) 015 Tahunan UAPA Kementerian Keuangan memiliki beban kerja tinggi dikarenakan Laporan Keuangan BA 015 Tahunan mendapatkan opini langsung dari BPK sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Kementerian Keuangan selama 1 (satu) tahun anggaran serta berdampak material dalam mempengaruhi opini Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. b. Laporan Keuangan Bagian Anggaran (BA) 015 Semester I UAPA Kementerian Keuangan memiliki beban kerja tinggi dikarenakan waktu yang dibutuhkan dalam penyusunan Laporan Keuangan BA 015 Semesteran sangat singkat dibandingkan dengan Tahunan, padahal proses dan jumlah data yang diolah hampir sama besarnya dengan LK BA 015 Semesteran. c. Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan memiliki beban kerja tinggi dikarenakan asistensi yang dilakukan bersifat menyeluruh mulai tingkat Satker sampai tingkat eselon I meliputi pengecekan validitas data, pencegahan dan penyelesaian masalah, dan sebagainya sehingga diperlukan sumber daya yang tidak sedikit. Sementara itu produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pembahasan Tri Partit memiliki beban kerja rendah karena pembahasan tripartit (antara Unit Eselon I, Biro Perencanaan dan Keuangan, dan Badan Pemeriksa Keuangan) sifatnya final, artinya pembahasan temuan dan tindak lanjut antara auditor dan auditee telah dilakukan secara berkesinambungan sebelum dilaksanakannya pembahasan tersebut. b. Monitoring dan Evaluasi Program Percepatan (dalam Kota) memiliki beban kerja rendah karena monitoring dan evaluasi yang dilakukan hanya sebatas DKI Jakarta dan sifatnya sampling, sehingga tidak terlalu membutuhkan sumber daya yang banyak. c. Rapat peraturan perundang-undangan memiliki beban kerja rendah karena kegiatan rapat dilakukan secara intern dengan mengundang beberapa narasumber untuk berbagi pengetahuan dan perkembangan peraturan perundang-undangan terkini. B. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penataan organisasi, tata laksana, dan jabatan fungsional pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan menyelenggarakan fungsi: 1. Pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring organisasi, analisis jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi. 2. Pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum, tata laksana pelayanan publik, dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja. 3. Pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring jabatan fungsional. 4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro. 20
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian di lingkungan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 2 3 4 5 6
Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Bagian Organisasi I Bagian Organisasi II Bagian Ketatalaksanaan I Bagian Ketatalaksanaan II Bagian Jabatan Fungsional Jumlah
1,778.67 20,383.04 19,645.42 28,680.86 18,328.25 14,212.00 103,028.23
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 14 orang 14 orang 0 14 orang 14 orang 0 20 orang 20 orang 0 13 orang 13 orang 0 9 orang 13 orang 4 71 orang 75 orang 4
EU
PU
Keterangan
1.18 0.97 0.93 0.95 0.94 0.73 0.91
A B B B B C B
Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik
Dari Tabel 3.9 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan memiliki beban kerja unit sebesar 103.028,23 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,91. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa kebutuhan pegawai pada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan secara keseluruhan berjumlah 71 orang, sementara pegawai yang ada berjumlah 75 orang, dengan demikian terdapat kelebihan empat orang pegawai. Kelebihan pegawai ini terdapat pada Bagian Jabatan Fugsional. Hal ini dikarenakan pada tahun 2011 beban kerja yang dilaksanakan masih sebatas pada kegiatan penyempurnaan jabatan fungsional belum mencakup jabatan fungsional di seluruh unit eselon I Kementerian Keuangan sehingga volume beban kerja pada Bagian Jabatan Fungsional belum optimal. Beban kerja yang dilaksanakan masih sebatas kegiatan penyempurnaan Pemeriksa Pajak, Bea dan Cukai, monitoring dan evaluasi Pranata Komputer, serta pelaksanaan tugas Kormonev Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Namun demikian, di masa depan tugas, fungsi dan peran pada jabatan fungsional beban kerjanya akan meningkat sesuai dengan arahan Menteri Keuangan dalam rangka pengembangan jabatan fungsional pada semua unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Berdasarkan form FP2 dapat diketahui bahwa Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan menghasilkan output sebanyak 328 produk yang terdiri dari 100 Form A dan 228 Form B. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar diantaranya sebagai berikut: 1. Surat Rekomendasi Standard Operating Procedures (SOP). 2. Laporan Sementara Tim Evaluasi PMPM. 3. Verifikasi Uraian Jabatan. 4. Laporan Monitoring dan Evaluasi SOP. 5. Penyusunan Keputusan Menteri Keuangan mengenai Pelimpahan Wewenang. Sementara itu produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Pembahasan IKU. 2. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. 3. Penyampaian Ceramah Dalam Pelaksanaan Diklat Yang Diselenggarakan Oleh BPPK. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
21
Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, berikut akan dijelaskan lima bagian yang ada di Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. 1. Bagian Organisasi I Bagian Organisasi I mempunyai tugas melaksanakan penelaahan, analisis, dan penyiapan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring organisasi, analisis dan evaluasi jabatan, peringkat jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi pada Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan, Pusat Investasi Pemerintah, Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik, dan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Organisasi I menyelenggarakan fungsi: a. Pengumpulan dan pengolahan data, penelaahan, dan analisis penataan organisasi, analisis dan evaluasi jabatan, peringkat jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi. b. Penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring organisasi, analisis dan evaluasi jabatan, peringkat jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Organisasi I dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Organisasi I
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Organisasi I Kepala Subbagian Organisasi IA Kepala Subbagian Organisasi IB Kepala Subbagian Organisasi IC Pelaksana Bagian Organisasi I Jumlah
Beban Kerja 1,689.17 1,425.42 1,471.67 1,448.83 14,347.96 20,383.04
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 10 orang 10 orang 14 orang 14 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0
1.12 0.95 0.98 0.96 0.95 0.97
A B B B B B
Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.10 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Organisasi I memiliki Beban Kerja unit sebesar 20.383,04 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,97. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Organisasi I. Selain itu, form FP2 diketahui bahwa Bagian Organisasi I menghasilkan output sebanyak 70 produk. Dari 70 produk tersebut terdapat beberapa produk yang memiliki beban kerja terbesar diantaranya sebagai berikut: a. Verifikasi Uraian Jabatan. b. Rapat Koordinasi Dalam Rangka Penataan Organisasi. c. Rapat Koordinasi Dalam Rangka Analisis Beban Kerja, dan d. Penyusunan Standar Norma Waktu Analisis Beban Kerja. Keempat produk tersebut melibatkan seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan dalam bentuk pertemuan secara intensif.
22
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Sementara itu produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penyusunan IKU. b. Mengajar Diklat ABK dan Analisis Jabatan, dan c. Rapat Pembahasan IKU. 2. Bagian Organisasi II Bagian Organisasi II mempunyai tugas melaksanakan penelaahan, analisis, dan penyiapan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring organisasi, analisis dan evaluasi jabatan, peringkat jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi pada Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai, dan Sekretariat Pengadilan Pajak. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Organisasi II menyelenggarakan fungsi: a. Pengumpulan dan pengolahan data, penelaahan, dan analisis penataan organisasi, analisis dan evaluasi jabatan, peringkat jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi. b. Penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring organisasi, analisis dan evaluasi jabatan, peringkat jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Organisasi II dapat dilihat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Organisasi II No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Organisasi II Kepala Subbagian Organisasi IIA Kepala Subbagian Organisasi IIB Kepala Subbagian Organisasi IIC Pelaksana Bagian Organisasi II Jumlah
Beban Kerja 1,568.92 1,156.08 1,470.00 1,059.50 14,390.92 19,645.42
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 10 orang 10 orang 14 orang 14 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0
1.04 0.77 0.98 0.7 0.95 0.93
A C B C B B
Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik
Dari Tabel 3.11 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Organisasi II memiliki beban kerja unit sebesar 19.645,42 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,93. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Organisasi II. Selain itu, form FP2 dapat diketahui bahwa Bagian Organisasi II menghasilkan produk sebanyak 79, dengan produk yang memiliki beban terbesar adalah sebagai berikut: a. Verifikasi Uraian Jabatan. b. Verifikasi SNW Sekretariat Jenderal, dan c. Tugas Kesekretariatan Bagian. Sementara itu produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Rapat dinas Sekretaris Jenderal. b. Laporan capaian Indikator Kinerja Utama.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
23
c. Penyiapan bahan masukan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pusat. 3. Bagian Ketatalaksanaan I Bagian Ketatalaksanaan I mempunyai tugas melaksanakan penelaahan, analisis, dan penyiapan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum, tata laksana pelayanan publik, dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pada Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan, Pusat Investasi Pemerintah, Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik, dan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Ketatalaksanaan I menyelenggarakan fungsi: a. Pengumpulan dan pengolahan data, penelaahan, dan analisis pengembangan sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum, tata laksana pelayanan publik, dan laporan akuntabilitas kinerja. b. Penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum tata laksana pelayanan publik, dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja. c. Penyiapan bahan pemantauan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal. d. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga biro. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Ketatalaksanaan I dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Ketatalaksanaan I
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Ketatalaksanaan I Kepala Subbagian Ketatalaksanaan IA Kepala Subbagian Ketatalaksanaan IB Kepala Subbagian Ketatalaksanaan IC Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro Pelaksana Bagian Ketatalaksanaan I Jumlah
Beban Kerja Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai 1,073.21 1 orang 1 orang 1,399.71 1 orang 1 orang 1,176.71 1 orang 1 orang 1,056.71 1 orang 1 orang 1,283.86 1 orang 1 orang 22,690.67 15 orang 15 orang 28,680.86 20 orang 20 orang
Selisih 0 0 0 0 0 0 0
EU 0.71 0.93 0.78 0.7 0.85 1 0.95
PU C B C C C B B
Keterangan Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik
Dari Tabel 3.12 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Ketatalaksanaan I memiliki Beban Kerja unit sebesar 28.680,86 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,95. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Ketatalaksanaan I. Berdasarkan Form FP2 diketahui bahwa Bagian Ketatalaksanaan I menghasilkan 87produk. Dari 87 produk terdapat produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Surat Rekomendasi Standard Operating Procedures (SOP). b. Laporan Sementara Tim Evaluasi PMPM. c. KMK Pelimpahan Wewenang.
24
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Sementara itu produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. penyampaian ceramah dalam pelaksanaan diklat yang diselenggarakan oleh BPPK, dan b. Penyusunan RKT Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dan Usulan Formasi Pegawai. 4. Bagian Ketatalaksanaan II Bagian Ketatalaksanaan II mempunyai tugas melaksanakan penelaahan, analisis, dan penyiapan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum, tata laksana pelayanan publik, dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pada Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai, dan Sekretariat Pengadilan Pajak. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Ketatalaksanaan II menyelenggarakan fungsi: a. Pengumpulan dan pengolahan data, penelaahan, dan analisis pengembangan sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum, tata laksana pelayanan publik, dan laporan akuntabilitas kinerja. b. Penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum tata laksana pelayanan publik, dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja. c. Penyiapan bahan pemantauan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Ketatalaksanaan II dapat dilihat pada Tabel 3.13. Tabel 3.13 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Ketatalaksanaan II
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Ketatalaksanaan II Kepala Subbagian Ketatalaksanaan IIA Kepala Subbagian Ketatalaksanaan IIB Kepala Subbagian Ketatalaksanaan IIC Pelaksana Bagian Ketatalaksanaan II Jumlah
Beban Kerja 1,124.29 1,125.79 992.00 1,062.88 14,023.29 18,328.25
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 9 orang 9 orang 0 13 orang 13 orang 0
EU
PU
Keterangan
0.75 0.75 0.66 0.71 1.03 0.94
C C D C A B
Cukup Cukup Sedang Cukup Sangat Baik Baik
Dari Tabel 3.13 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Ketatalaksanaan II memiliki beban kerja unit sebesar 18.328,25 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,94. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Ketatalaksanaan II. Berdasarkan Form FP2 diketahui bahwa Bagian Ketatalaksanaan II menghasilkan produk sebanyak 49 produk. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Surat Rekomendasi Standard Operating Procedures (SOP). Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
25
b. Laporan Monitoring dan Evaluasi SOP dan Keputusan Menteri Keuangan mengenai Pelimpahan Wewenang. Sementara produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Rapat Koordinasi Biro. b. Rapat Dinas Tingkat Sekretariat Jenderal dan Rapat Persiapan PMPM. 5.
Bagian Jabatan Fungsional
Bagian Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan penelaahan, analisis, dan penyiapan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring jabatan fungsional pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Jabatan Fungsional menyelenggarakan fungsi:
a. Pengumpulan dan pengolahan data, penelaahan, dan analisis jabatan fungsional. b. Penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan monitoring jabatan fungsional. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Jabatan Fungsional dapat dilihat pada Tabel 3.14. Tabel 3.14 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Jabatan Fungsional
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Jabatan Fungsional Kepala Subbagian Jabatan Fungsional I Kepala Subbagian Jabatan Fungsional II Kepala Subbagian Jabatan Fungsional III Pelaksana Bagian Jabatan Fungsional Jumlah
1,603.59 751.54 1,039.28 1,577.23 9,240.35 14,212.00
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 0 orang 0 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 6 orang 10 orang 4 9 orang 13 orang 4
EU
PU
Keterangan
1.06 0.5 0.69 1.05 0.61 0.73
A D D A D C
Sangat Baik Sedang Sedang Sangat Baik Sedang Cukup
Dari tabel 3.14 diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Jabatan Fungsional memiliki Beban Kerja unit sebesar 14.212,00 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,73. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan berjumlah sembilan orang, sementara jumlah pegawai yang ada pada Bagian Jabatan Fungsional berjumlah 13 orang, dengan demikian terdapat kelebihan empat orang pegawai. Hal ini dikarenakan, pada tahun 2011 beban kerja yang dilaksanakan masih sebatas sebagian kegiatan penyempurnaan jabatan fungsional, belum mencakup jabatan fungsional di seluruh unit eselon I Kementerian Keuangan sehingga volume beban kerja pada Bagian Jabatan Fungsional belum optimal. Beban kerja yang dilaksanakan masih sebatas kegiatan penyempurnaan Pemeriksa Pajak, Bea dan Cukai, monitoring dan evaluasi Pranata Komputer, serta pelaksanaan tugas Kormonev Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Selain itu, unit Eselon I belum dapat mengevaluasi dan mengidentifikasi jabatan fungsional secara tepat dan optimal, hal ini disebabkan belum adanya pedoman mengenai pengelolaan jabatan fungsional. Selanjutnya, kepada analisa pembentuk jabatan fungsional belum dapat dilaksanakan secara optimal. Dari kegiatan pengembangan jabatan fungsional pada tahun 2012 oleh Bagian ini diproyeksikan setelah
26
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
tahun 2012 pelaksanaan tugas dan fungsi pada Bagian Jabatan Fungsional akan mencakup jabatan fungsional di seluruh unit eselon I Kementerian Keuangan. Beberapa jabatan yang dapat diterapkan di lingkungan Kementerian Keuangan antara lain Dosen, Arsiparis, Pustakawan, dan sebagainya serta yang terkait tugas dan fungsi Kementerian Keuangan seperti Juru Sita Pajak, Juru Sita Lelang, dan sebagainya. Berdasarkan form FP2 dapat diketahui bahwa Bagian Jabatan Fungsional menghasilkan produk sebanyak 25, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Laporan Kormonev Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004. b. Persiapan Sosialisasi Inpres Nomor 5 Tahun 2004 dan Evaluasi/Penyempurnaan Jabatan Fungsional. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: c. Administrasi Surat Masuk. d. Pengelolaan keuangan Bagian. C. Biro Hukum Biro Hukum mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan perumusan peraturan perundang-undangan dan memberikan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Biro Hukum menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan serta penyiapan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang pajak, kepabeanan dan cukai. 2. Perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan serta penyiapan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang anggaran, perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, perbendaharaan, dan penerimaan negara bukan pajak. 3. Perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan serta penyiapan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang kekayaan negara, perusahaan, lelang, dan penyusunan dokumentasi dan informasi peraturan perundang-undangan, serta pengelolaan perpustakaan hukum. 4. Perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan serta penyiapan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang pengelolaan utang. 5. Perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan serta penyiapan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang jasa keuangan dan perjanjian. 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
27
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian di lingkungan Biro Hukum dapat dilihat pada Tabel 3.15. Tabel 3.15 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Hukum No.
Unit Organisasi
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 2,124.25 1 orang 1 orang 0 29,058.00 19 orang 19 orang 0 31,112.21 20 orang 20 orang 0
EU
PU
Keterangan
1.41 1.01 1.03
A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
32,946.85
22
orang
22
orang
0
0.99
B
Baik
28,318.96 31,154.45 154,714.72
19 20 101
orang orang orang
19 16 97
orang orang orang
0 -4 -4
0.99 1.29 1.06
B A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik
Beban Kerja
1 Kepala Biro Hukum 2 Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan 3 Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak 4 Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum 5 Bagian Hukum Pengelolaan Utang 6 Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian Jumlah
Dari tabel 3.15 diketahui bahwa pada tahun 2011 Biro Hukum memiliki beban kerja unit sebesar 154.714,72 orang jam (OJ), dengan tingkat Efisiensi unit sebesar 1,06. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, diketahui bahwa jumlah kebutuhan pegawai pada Biro Hukum sebanyak 101 orang, sementara pegawai yang ada sebanyak 97 orang, sehingga Biro Hukum mengalami kekurangan pegawai sebanyak empat orang. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah empat orang Sarjana Hukum. Berdasarkan form FP2, Biro Hukum menghasilkan output sebanyak 289 produk. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah: 1. Penelahaan peraturan hukum pajak I. 2. Penelahaan masalah hukum kepabeanan I. 3. Perumusan peraturan mengenai kebijakan Menteri Keuangan Hukum Penerimaan Negara Bukan Pajak. 4. Harmonisasi rancangan peraturan Perundang-undangan Hukum Penerimaan Negara Bukan Pajak. 5. Penelahaan masalah hukum kekayaan negara dipisahkan dan perusahaan. 6. Pengumpulan peraturan perundang-undangan secara non formal. 7. Perumusan pertimbangan hukum pengelolaan utang III. 8. Perumusan pertimbangan hukum pengelolaan utang I. 9. Penelahaan masalah hukum jasa keuangan I. 10. Penelahaan rancangan peraturan perundang-undangan hukum jasa keuangan I. Sedangkan produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: 1. Perumusan pertimbangan Hukum Kepabeanan I. 2. Penelahaan peraturan hukum perbendaharaan. 3. Penyusunan langkah-langkah dalam rangka kerjasama dengan unit terkait untuk menyelesaikan masalah atau kasus hukum perbendaharaan. 4. Harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan hukum kekayaan negara dipisahkan dan perusahaan. 28
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
5. Pemberian pendampingan pimpinan dalam rangka pembahasan RUU di DPR hukum piutang negara dan lelang. 6. Permohonan pensiun pegawai. 7. Pemberian pendampingan pimpinan dalam rangka pembahasan RUU di DPR hukum jasa keuangan II. 8. Sosialisasi. 9. Rapat Pembinaan. 10. Perjalanan dinas. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Biro Hukum, berikut akan dijelaskan lima bagian yang ada di Biro Hukum.
1. Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang pajak, kepabeanan dan cukai. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang pajak. b. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang kepabeanan dan cukai. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan dapat dilihat pada Tabel 3.16. Tabel 3.16 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan Kepala Subbagian Hukum Pajak I Kepala Subbagian Hukum Pajak II Kepala Subbagian Hukum Kepabeanan I Kepala Subbagian Hukum Kepabeanan II Pelaksana Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan Jumlah
Beban Kerja 1,563.08 1,566.21 1,556.29 1,542.96 1,520.88 21,308.58 29,058.00
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 14 orang 14 orang 19 orang 19 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0 0
1.04 1.04 1.03 1.02 1.01 1.01 1.01
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 3.16 diketahui bahwa pada tahun 2011 Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan memiliki beban kerja unit sebesar 29.058 orang jam (OJ) dengan Efisiensi Unit sebesar 1,01. Berdasarkan besaran beban kerja tersebut, diketahui bahwa tidak terdapat selisih antara jumlah kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
29
Bagian Hukum Pajak dan Kepabeanan menghasilkan produk sebanyak 52 produk. Dari 52 produk tersebut terdapat produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Rapat Koordinasi. b. Penelaahan Peraturan Hukum Pajak I c. Penelaahan Masalah Hukum Kepabeanan I d. Penelaahan Masalah Hukum Pajak I e. Penelaahan Peraturan Hukum Pajak II. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Rapat Pembinaan. b. Perjalanan Dinas. c. Pelatihan. d. Sosialisasi. e. Perumusan Pertimbangan Hukum Kepabeanan I.
2. Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan, dan PNBP Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang anggaran, perimbangan keuangan, perbendaharaan, dan penerimaan negara bukan pajak. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum anggaran. b. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum perimbangan keuangan termasuk otonomi antara pusat dan daerah. c. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum perbendaharaan termasuk pengelolaan dana investasi dan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum. d. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum pendapatan negara bukan pajak. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Hukum Anggaran, PK, Perbendaharaan, dan PNBP dapat dilihat pada Tabel 3.17.
30
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Tabel 3.17 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Anggaran, PK, Perbendaharaan, dan PNBP
No.
Unit Organisasi
1 Kepala Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak 2 3 4 5
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 2,240.94 1 orang
Beban Kerja
Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih yang Ada 1 orang 0
EU
PU
Keterangan
1.49
A
Sangat Baik
Kepala Subbagian Hukum Anggaran Kepala Subbagian Hukum Perimbangan Keuangan Kepala Subbagian Hukum Perbendaharaan Kepala Subbagian Hukum Penerimaan Negara Bukan Pajak
1,385.08 1,478.83 1,373.17 2,237.50
1 1 1 1
orang orang orang orang
1 1 1 1
orang orang orang orang
0 0 0 0
0.92 0.98 0.91 1.48
B B B A
Baik Baik Baik Sangat Baik
6 Pelaksana Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak
22,396.68
15
orang
15
orang
0
0.99
B
Baik
Jumlah
31,112.21
20
orang
20
orang
0
1.03
A
Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 3.17 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2011 Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan dan PNBP memiliki beban kerja unit sebesar 31.112,21 orang jam (OJ) dengan efisiensi unit sebesar 1,03. Berdasarkan data beban kerja tersebut, diketahui bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan dan PNBP. Berdasarkan form FP2, produk yang dihasilkan oleh Bagian Hukum Anggaran, Perimbangan Keuangan, Perbendaharaan dan PNBP sebanyak 51 produk. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Perumusan Peraturan Mengenai Kebijakan Menteri Keuangan Hukum Penerimaan Negara Bukan Pajak. b. Harmonisasi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Hukum Penerimaan Negara Bukan Pajak. c. Penelaahan Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Hukum Penerimaan Negara Bukan Pajak. d. Perumusan Peraturan Mengenai Kebijakan Menteri Keuangan Hukum Perimbangan Keuangan. Sedangkan produk beban kerja terkecil adalah berikut: a. Penelaahan Peraturan Hukum Perbendaharaan. b. Penyusunan langkah-langkah dalam rangka kerjasama dengan unit terkait untuk menyelesaikan masalah/kasus hukum perbendaharaan. c. sosialisasi.
3. Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan dan Informasi Hukum Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang barang milik negara, kekayaan negara yang dipisahkan, kekayaan negara lainnya, piutang negara, lelang, dan perusahaan, serta menyelenggarakan dokumentasi, informasi, dan diseminasi hukum. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum menyelenggarakan fungsi: Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
31
a. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang barang milik negara. b. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang kekayaan negara dipisahkan dan perusahaan. c. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang piutang negara dan lelang. d. Penyusunan dokumentasi dan kompilasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas Kementerian. e. Penelitian dan evaluasi peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan pustaka hukum, pengelolaan perpustakaan hukum serta penyiapan Sistim Jaringan Dokumentasi dan Informasi (SJDI) Hukum di lingkungan Kementerian. f. Komputerisasi pengelolaan peraturan perundang-undangan, pelayanan informasi peraturan perundang-undangan, diseminasi hukum, penerbitan dan publikasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tugas Kementerian. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum dapat dilihat pada Tabel 3.18. Tabel 3.18 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum
No.
Unit Organisasi
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1,993.23 1 orang 1 orang 0
EU
PU
Keterangan
1.32
A
Sangat Baik
1,544.73 1,611.75
1 1
orang orang
1 1
orang orang
0 0
1.03 1.07
A A
Sangat Baik Sangat Baik
1,389.92 1,476.91 0.00
1 1 0
orang orang orang
1 1 0
orang orang orang
0 0 0
0.92 0.98 0
B B E
Baik Baik Kurang
24,930.31
17
orang
17
orang
0
0.97
B
Baik
32,946.85
22
orang
22
orang
0
0.99
B
Baik
Beban Kerja
1 Kepala Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum 2 Kepala Subbagian Hukum Barang Milik Negara 3 Kepala Subbagian Hukum Kekayaan Negara Dipisahkan dan Perusahaan 4 Kepala Subbagian Hukum Piutang Negara dan Lelang 5 Kepala Subbagian Informasi dan Diseminasi Hukum 6 Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum 7 Pelaksana Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum Jumlah
Berdasarkan Tabel 3.18 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum memiliki beban kerja unit sebesar 32.946,85 orang jam (OJ) dengan Efisiensi unit sebesar 0,99. Berdasarkan data beban kerja tersebut, diketahui bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Hukum Kekayaan Negara, Perusahaan, dan Informasi Hukum. Berdasarkan form FP2, Produk yang dihasilkan berjumlah 63 produk. Produk yang memiliki beban kerja tertinggi adalah sebagai berikut: a. penelaahan masalah hukum kekayaan Negara dipisahkan dan perusahaan. b. pengumpulan peraturan perundang-undangan secara non formal dan rapat koordinasi. 32
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Sedangkan produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Sosialisasi. b. Harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan hukum kekayaan Negara dipisahkan dan perusahaan. c. Pemberian pendampingan pimpinan dalam rangka pembahasan rancangan undangundang di DPR Hukum Piutang Negara dan Lelang.
4. Bagian Hukum Pengelolaan Utang Bagian Hukum Pengelolaan Utang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang pengelolaan utang. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Hukum Pengelolaan Utang menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang pengelolaan utang negara yang meliputi surat berharga negara, pinjaman dan hibah luar negeri, dan pembiayaan syariah. b. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga biro. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Hukum Pengelolaan Utang dapat dilihat pada Tabel 3.19. Tabel 3.19 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Pengelolaan Utang
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Hukum Pengelolaan Utang Kepala Subbagian Hukum Pengelolaan Utang I Kepala Subbagian Hukum Pengelolaan Utang II Kepala Subbagian Hukum Pengelolaan Utang III Kepala Subbagian Tata Usaha Biro Pelaksana Bagian Hukum Pengelolaan Utang Jumlah
Beban Kerja 1,565.01 1,598.42 1,596.17 1,646.50 1,562.45 20,350.42 28,318.96
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 14 orang 14 orang 0 19 orang 19 orang 0
EU
PU
Keterangan
1.04 1.06 1.06 1.09 1.04 0.96 0.99
A A A A A B B
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
Berdasarkan tabel 3.19 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 Bagian Hukum Pengelolaan Utang memiliki beban kerja unit sebesar 28.318,96 orang jam (OJ) dengan Efisiensi unit sebesar 0.99. Berdasarkan data beban kerja tersebut, diketahui bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Hukum Pengelolaan Utang. Berdasarkan form FP2, Produk yang dihasilkan berjumlah 67 produk. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. pengurusan surat masuk dan surat keluar. b. perumusan pertimbangan hukum pengelolaan utang III. c. perumusan pertimbangan hukum pengelolaan utang I.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
33
Sedangkan produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. permohonan pensiun pegawai. b. penyelesaian LP2P. c. penyelesaian DP3 dan KP4.
5. Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundang-undangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum jasa keuangan serta pengkajian, pengkoordinasian, dan perumusan rancangan perjanjian atau naskah kerjasama nasional dan internasional di bidang ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum di bidang perbankan, lembaga keuangan bukan bank, pasar modal, asuransi, dana pensiun, jasa pembiayaan, lembaga penjaminan, dan lembaga penyedia jasa keuangan lainnya. b. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan perundangundangan dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum non litigasi eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan eks program penjaminan Pemerintah. c. Penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan perjanjian nasional, perjanjian internasional, dan kerjasama internasional dan bahan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah perjanjian nasional, perjanjian internasional, dan kerjasama internasional di bidang ekonomi dan keuangan serta jaminan pemerintah dan kewajiban kontinjensi. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian dapat dilihat pada Tabel 3.20. Tabel 3.20 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian Kepala Subbagian Hukum Jasa Keuangan I Kepala Subbagian Hukum Jasa Keuangan II Kepala Subbagian Hukum Jasa Keuangan III Kepala Subbagian Hukum Perjanjian Pelaksana Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian Jumlah
1,780.96 1,532.50 1,553.63 1,515.03 1,514.92 23,257.42 31,154.45
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 15 orang 11 orang -4 20 orang 16 orang -4
EU
PU
Keterangan
1.18 1.02 1.03 1.01 1.01 1.4 1.29
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 3.20 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian memiliki beban kerja unit sebesar 31.154,45 jam dengan efisiensi unit sebesar 1,29. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja tersebut, dapat diketahui jumlah kebutuhan pegawai sebanyak 20 orang, sementara jumlah pegawai yang ada 34
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
sebanyak 16 orang, sehingga mengalami kekurangan pegawai (pelaksana) sebanyak empat orang pegawai (pelaksana). Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah empat orang Sarjana Hukum. Berdasarkan form FP2, Bagian Hukum Jasa Keuangan dan Perjanjian menghasilkan produk sejumlah 56 produk. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Rapat koordinasi. b. Penelahaan masalah hukum jasa keuangan I. c. Penelahaan rancangan peraturan perundang-undangan hukum jasa keuangan I. Sedangkan produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Rapat pembinaan. b. Sosialisasi. c. Pemberian pendampingan pimpinan dalam rangka pembahasan RUU di DPR hukum jasa keuangan II. D. Biro Bantuan Hukum Biro Bantuan Hukum mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan penelaahaan kasus hukum, memberikan bantuan hukum, pendapat hukum, pertimbangan hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian, eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Bank Dalam Likuidasi (BDL), Hak Uji Materiil dan Sengketa Kepegawaian, serta Sengketa Internasional, Arbitrase, pemulihan aset negara dan menganalisa peraturan perundang-undangan terkait tugas Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Biro Bantuan Hukum menyelenggarakan fungsi: 1. Penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum kepada semua unit kerja di lingkungan Kementerian. 2. Penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum menyangkut eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional. 3. Penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum menyangkut Hak Uji Materiil, sengketa eks Bank Dalam Likuidasi (BDL), sengketa Internasional, arbitrase, dan kepegawaian. 4. Penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum menyangkut pemulihan aset negara atas putusan pengadilan, tuntutan ganti rugi atas putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, menyelesaikan perkara perdata atas klaim aset yang terdapat di Kementerian/Lembaga/BUMN/BUMD, penanganan perkara di lingkup pengadilan niaga dan peradilan pajak serta menganalisa peraturan perundang-undangan terkait tugas Kementerian yang berpotensi menimbulkan pelanggaran/gugatan. 5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
35
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian di lingkungan Biro Bantuan Hukum dapat dilihat pada Tabel 3.21. Tabel 3.21 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Bantuan Hukum
No. 1 2 3 4
Unit Organisasi Kepala Biro Bantuan Hukum Bagian Bantuan Hukum I Bagian Bantuan Hukum II Bagian Bantuan Hukum III Jumlah
Beban Kerja 1,938.17 44,016.17 56,726.04 30,761.08 133,441.46
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 29 orang 25 orang 37 orang 31 orang 20 orang 18 orang 87 orang 75 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 -4 -6 -2 -12
1.29 1.17 1.21 1.13 1.18
A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.21 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Biro Bantuan Hukum memiliki beban kerja sebesar 133.441,46 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1.18. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan oleh Biro Bantuan Hukum sebanyak 87 orang, sedangkan jumlah pegawai yang ada sebanyak 75 orang sehingga terdapat kekurangan pegawai sebanyak 12 orang pegawai. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah tiga orang pegawai Diploma III spesialisasi Perbendaharaan dan Piutang dan Lelang Negara dan sembilan orang pegawai Sarjana Hukum. Berdasarkan form FP2 dapat diketahui bahwa Biro Bantuan Hukum menghasilkan produk sebanyak 91, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Penanganan perkara gugatan terhadap Menteri Keuangan atau unit lainnya pada pengadilan umum, pengadilan niaga, atau pengadilan agama yang mengandung tuntutan ganti rugi. 2. Penanganan perkara gugatan terhadap Menteri Keuangan pada Pengadilan Tata Usaha Negara. 3. Penyelesaian telaahan kasus hukum. Adapun hal-hal yang menyebabkan besarnya beban kerja tersebut dikarenakan pada tahun 2011 jumlah gugatan perkara terhadap Menteri Keuangan yang ditangani oleh Biro Bantuan Hukum, baik perkara gugatan di Pengadilan Umum maupun di Pengadilan Tata Usaha Negara cukup banyak. Selain itu, penyelesaian telaahan kasus hukum yang dilakukan oleh Biro Bantuan Hukum juga mengalami peningkatan dikarenakan banyaknya usulan permintaan telaahan hukum dari unit-unit terkait. Sementara itu, produk kegiatan pada Biro Bantuan Hukum yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Standar kebijakan perdamaian sehubungan dengan penanganan Aset Negara eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)/Tim Pemberesan BPPN sampai dengan nilai 10 Milyar. 2. Penanganan perkara permohonan pra peradilan terhadap seluruh unit Kementerian Keuangan pada Pengadilan Umum. 3. Penanganan permohonan pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi.
36
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Biro Bantuan Hukum, berikut akan dijelaskan tiga bagian yang ada di Biro Bantuan Hukum.
1. Bagian Bantuan Hukum I Bagian Bantuan Hukum I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum kepada semua unit kerja di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Bantuan Hukum I menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan penelaahan kasus hukum. b. Pemberian bantuan hukum pada unit-unit kerja di lingkungan Kementerian dalam penanganan perkara, pra peradilan, perdata, niaga, agama, tata usaha negara, sengketa pajak, dan perkara-perkara lain yang berada di lingkungan peradilan lain baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk. c. Pendampingan kepada para pejabat, mantan pejabat, dan pegawai Kementerian yang dalam pelaksanaan tugasnya dimintai keterangan oleh aparat penegak hukum dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana umum yang berkaitan dengan jabatan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Bantuan Hukum I dapat dilihat pada Tabel 3.22. Tabel 3.22 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Bantuan Hukum I
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Bantuan Hukum I Kepala Subbagian Bantuan Hukum IA Kepala Subbagian Bantuan Hukum IB Kepala Subbagian Bantuan Hukum IC Kepala Subbagian Bantuan Hukum ID Pelaksana Bagian Bantuan Hukum I Jumlah
Beban Kerja 1,851.50 1,655.92 1,653.33 1,656.33 1,669.92 35,529.17 44,016.17
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 24 orang 29 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 20 orang 25 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 -4 -4
1.23 1.1 1.1 1.1 1.11 1.18 1.17
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.22 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Bantuan Hukum I memiliki beban kerja unit sebesar 44.016,17 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,17. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan adalah 29 orang, sementara pegawai yang ada pada Bagian Bantuan Hukum I sebanyak 25 orang, dengan demikian terdapat kekurangan pegawai sebanyak empat orang. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai adalah empat orang Sarjana Hukum. Berdasarkan form FP2 dapat diketahui bahwa Bagian Bantuan Hukum I menghasilkan produk sebanyak 20, dengan produk kegiatan yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penanganan perkara gugatan terhadap Menteri Keuangan atau unit lainnya pada Pengadilan Umum, Pengadilan Niaga, Pengadilan Agama yang mengandung tuntutan ganti rugi. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
37
b. Penyelesaian telaahan kasus hukum. Sementara itu, produk kegiatan pada Bagian Bantuan Hukum I yang memiliki beban kerja terkecil adalah penanganan perkara permohonan pra peradilan terhadap seluruh unit Kementerian Keuangan pada Pengadilan Umum.
2. Bagian Bantuan Hukum II Bagian Bantuan Hukum II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum yang menyangkut eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Bantuan Hukum II menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan penelaahan kasus hukum. b. Pendampingan kepada para mantan pejabat, dan pegawai Badan Penyehatan Perbankan Nasional, pejabat, mantan pejabat, pegawai dan mantan pegawai Kementerian yang dimintai keterangan oleh aparat penegak hukum dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana umum yang berkaitan dengan jabatan. c. Pemberian bantuan hukum menyangkut eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional dalam penanganan perkara pra peradilan, perdata, niaga, tata usaha negara, sengketa pajak, dan perkara-perkara lain yang berada di lingkungan peradilan lain baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk. d. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga biro. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Bantuan Hukum II dapat dilihat pada Tabel 3.23. Tabel 3.23 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Bantuan Hukum II
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Bantuan Hukum II Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIA Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIB Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIC Kepala Subbagian Tata Usaha Biro Pelaksana Bagian Bantuan Hukum II Jumlah
1,840.83 1,905.83 1,904.79 1,906.13 1,595.71 47,572.75 56,726.04
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 32 orang 37 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 26 orang 31 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 -6 -6
1.22 1.26 1.26 1.26 1.06 1.21 1.21
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.23 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Bantuan Hukum II memiliki beban kerja unit sebesar 56.726,04 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,21. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada yang dibutuhkan pada Bagian Bantuan Hukum II sebanyak 37 orang, sedang pegawai yang ada sebanyak 31 orang, dengan demikian Bagian Bantuan Hukum II mengalami kekurangan enam orang pegawai. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah tiga orang pegawai Sarjana Hukum dan tiga orang Diploma III.
38
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Berdasarkan form FP2 dapat diketahui bahwa Bagian Bantuan Hukum II menghasilkan produk sebanyak 45, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penanganan perkara gugatan terhadap Menteri Keuangan atau unit lainnya pada Pengadilan Umum, Pengadilan Niaga, atau Pengadilan Agama yang mengandung tuntutan ganti rugi. b. Penyelesaian telaahan kasus hukum. Sementara itu, produk kegiatan yang memiliki beban kerja terkecil adalah Standar kebijakan perdamaian sehubungan dengan penanganan asset Negara eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)/Tim Pemberesan BPPN sampai dengan nilai 10 milyar.
3. Bagian Bantuan Hukum III Bagian Bantuan Hukum III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penelaahan kasus hukum dan pemberian bantuan hukum yang menyangkut Hak Uji Materiil, sengketa Bank Dalam Likuidasi (BDL), sengketa Internasional, Arbitrase, dan Kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Bantuan Hukum III menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan penelaahan kasus hukum. b. Pendampingan kepada para pejabat, mantan pejabat, pegawai, dan mantan pegawai Kementerian yang dimintai keterangan oleh aparat penegak hukum dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana umum yang berkaitan dengan jabatan. c. Pemberian bantuan hukum menyangkut Hak Uji Materiil, sengketa Bank Dalam Likuidasi (BDL), sengketa Internasional, Arbitrase, dan Kepegawaian, serta dalam penanganan perkara, pra peradilan, perdata, niaga, tata usaha negara, sengketa pajak, dan perkara-perkara lain yang berada di lingkungan peradilan lain baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Bantuan Hukum III dapat dilihat pada Tabel 3.24. Tabel 3.24 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Bantuan Hukum III
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Bantuan Hukum III Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIIA Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIIB Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIIC Kepala Subbagian Bantuan Hukum IIID Pelaksana Bagian Bantuan Hukum III Jumlah
Beban Kerja 1,524.17 1,805.83 1,668.17 1,887.17 1,595.83 22,279.92 30,761.08
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 15 orang 20 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 13 orang 18 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 -2 -2
1.01 1.2 1.11 1.25 1.06 1.14 1.13
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.24 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Bantuan Hukum III memiliki beban kerja unit sebesar 30.761,08 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1.13. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan adalah 20 orang, sementara jumlah pegawai yang ada pada Bagian Bantuan Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
39
Hukum III sebanyak 18 orang, dengan demikian terdapat kekurangan dua orang pegawai. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah dua orang Sarjana Hukum. Berdasarkan form FP2 dapat diketahui bahwa Bagian Bantuan Hukum III menghasilkan produk sebanyak 26, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penanganan perkara gugatan terhadap Menteri Keuangan atau unit lainnya pada Pengadilan Umum, Pengadilan Niaga, atau Pengadilan Agama yang mengandung tuntutan ganti rugi. b. Penanganan perkara gugatan terhadap Menteri Keuangan pada Pengadilan Tata Usaha Negara. Sementara itu, produk kegiatan pada Bagian Bantuan Hukum III yang memiliki beban kerja terkecil adalah penanganan permohonan pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi. E. Biro Sumber Daya Manusia Biro Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan dan mengoordinasikan penyiapan pembinaan dan pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kementerian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Biro Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia, penyusunan formasi, pelaksanaan pengadaan, penempatan dan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil. 2. Pengelolaan Assessment Center Kementerian Keuangan. 3. Pengembangan sumber daya manusia Kementerian Keuangan dan manajemen kinerja pegawai. 4. Pengelolaan sistem manajemen talenta. 5. Pengembangan, manajemen, dan pelayanan sistem informasi manajemen sumber daya manusia Kementerian Keuangan serta manajemen naskah dan dokumen pegawai Kementerian Keuangan. 6. Penyelesaian mutasi jabatan, dan kepangkatan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. 7. Pengelolaan kesejahteraan, perijinan, dan pengkoordinasian pemberian penghargaan pegawai. 8. Penerapan penegakan disiplin dan penyelesaian kasus kepegawaian di lingkungan Kementerian Keuangan. 9. Penyelesaian pemberhentian dan pemberian pensiun pegawai. 10. Penyusunan, diseminasi, penerapan, dan mengoordinasikan evaluasi regulasi di bidang kepegawaian. 11. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga biro. 40
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian di lingkungan Biro Sumber Daya Manusia dapat dilihat pada Tabel 3.25. Tabel 3.25 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Sumber Daya Manusia No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Biro Sumber Daya Manusia Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia Bagian Mutasi dan Kepangkatan Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun Jumlah
Beban Kerja 2,219.57 47,758.46 52,945.30 61,328.43 59,373.23 46,774.89 270,399.87
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 32 orang 34 orang 41 orang 39 orang 30 orang 177 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 32 orang 33 orang 41 orang 36 orang 25 orang 168 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 -1 0 -3 -5 -9
1.47 0.99 1.06 0.99 1.09 1.24 1.07
A B A B A A A
Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.25 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Biro Sumber Daya Manusia memiliki beban kerja unit sebesar 270.399,87 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,07. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Biro Sumber Daya Manusia sebanyak 177 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 168 orang, dengan demikian Biro Sumber Daya Manusia kekurangan pegawai sebanyak sembilan orang. Berdasarkan analisis kebutuhan pegawai, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah Bagian Pengembangan SDM sebanyak satu orang Sarjana Psikologi, Bagian Mutasi dan Kepangkatan sebanyak tiga orang Sarjana Manajemen SDM dan Administrasi Negara, Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun sebanyak lima orang Sarjana Hukum, Administrasi Negara dan Manajemen. Berdasarkan form FP2 dapat diketahui bahwa Biro SDM menghasilkan produk sebanyak 589, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Penyelesaian surat izin ke Luar Negeri bagi PNS di lingkungan Kementerian Keuangan (kecuali pejabat eselon I). 2. Penyelesaian KMK tentang pengangkatan CPNS Golongan III. 3. Penyusunan Job Person Match (JPM). 4. Pelaksanaan pemeriksaaan psikologi. 5. Penatausahaan dokumen kepegawaian. 6. Pemutakhiran Data Kepegawaian berdasarkan data dari unit eselon I. 7. Pengusulan Kenaikan pangkat Golongan I/b sampai dengan Golongan IV/b ke BKN. 8. Penyusunan Kajian Manajemen Talenta Kementerian Keuangan. 9. Verifikasi berkas dan pengusulan calon penerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya kepada Presiden. 10. Agenda surat masuk Biro Sumber Daya Manusia. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Surat permintaan usul formasi Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Jenderal. 2. Surat permintaan usul formasi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan. 3. Jadwal penyelenggaraan Assessment Center Pejabat eselon IV, fungsional dan pelaksana. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
41
4. Penyusunan konsep metode Assessment Center untuk eselon III. 5. Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan Biro SDM. 6. Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan Sekretariat Jenderal. 7. Penyelesaian Keputusan Sekretaris Jenderal tentang Pemindahan Pelaksana Golongan III/b s.d. IV/a antar unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal. 8. Penerbitan Surat Edaran Sekretariat Jenderal tentang pembentukan pengusulan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya. 9. Pembentukan tim dalam rangka otomatisasi pemberian penghargaan pensiun. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Biro Sumber Daya Manusia, berikut akan dijelaskan lima bagian yang ada di Biro Sumber Daya Manusia.
1. Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia, formasi, pengadaan pegawai, dan penempatan pegawai serta tata usaha dan rumah tangga Biro. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perencanaan dan formasi pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. b. Pengkoordinasian penyiapan dan penyusunan analisa beban kerja, rencana strategis, rencana kerja, rencana kerja anggaran kementerian/lembaga, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan manajemen risiko di lingkungan Biro SDM. c. Penyiapan penerimaan pegawai baru, perpindahan pegawai dari instansi lain ke Kementerian Keuangan, pegawai harian, pegawai magang, hakim pajak, dan staf khusus Menteri Keuangan. d. Penyiapan penempatan pegawai baru, orientasi pegawai baru, pengangkatan CPNS/PNS, penyelesaian pengangkatan Pegawai Negeri Sipil, serta pemrosesan Kartu Pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. e. Penandatanganan pakta integritas, pengiriman peserta diklat prajabatan, dan penyelesaian sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Jenderal. f.
Penyiapan rumah tangga, pengelolaan uang muka, dan penyiapan sarana prasarana umum serta pendistribusian persuratan Biro Sumber Daya Manusia.
g. Pengkoordinasian penyusunan uraian jabatan, standar prosedur operasi, dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) Biro Sumber Daya Manusia. h. Pembinaan sumber daya manusia Biro Sumber Daya Manusia. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia dapat dilihat pada Tabel 3.26. Dari Tabel 3.26 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia memiliki beban kerja unit sebesar 47.758,46 orang jam 42
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
(OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,99. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia. Tabel 3.26 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia No.
Unit Organisasi
1 Kepala Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia 2 Kepala Subbagian Perencanaan dan Formasi Sumber Daya Manusia 3 Kepala Subbagian Rekruitmen Sumber Daya Manusia 4 Kepala Subbagian Penempatan Sumber Daya Manusia 5 Kepala Subbagian Tata Usaha Biro 6 Pelaksana Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia Jumlah
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1,657.74 1 orang
Beban Kerja
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.1
A
Sangat Baik
1,742.91
1
orang
1
orang
0
1.16
A
Sangat Baik
1,471.63
1
orang
1
orang
0
0.98
B
Baik
1,407.42
1
orang
1
orang
0
0.93
B
Baik
1,158.46 40,320.30
1 27
orang orang
1 27
orang orang
0 0
0.77 0.99
C B
Cukup Baik
47,758.46
32
orang
32
orang
0
0.99
B
Baik
Berdasarkan form FP2 Bagian Perencanaan dan Pengadaan Sumber Daya Manusia menghasilkan produk sejumlah 152 produk. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Agenda Surat Masuk Biro SDM. b. Penyelesaian KMK tentang pengangkatan CPNS Golongan III. c. Penyelesaian KMK tentang pengangkatan CPNS Golongan I dan II. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Surat permintaan usul formasi Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Jenderal. b. Surat permintaan usul formasi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan. c. Permintaan nilai atas daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) pejabat eselon III di lingkungan Biro SDM. Kepala Subbagian Perencanaan dan Formasi SDM memiliki beban kerja tertinggi, karena selain pekerjaan yang telah termuat pada SOP, seperti analisis kebutuhan SDM, survei perencanaan SDM, kompilasi dan verifikasi ABK, LAKIP, RKT & PK, Manajemen Risiko Biro SDM, Subbagian Perencanaan dan Formasi SDM juga melakukan persiapan kebutuhan data terkait permintaan pengecualian Moratorium CPNS dan juga koordinasi intensif kepada Kemenpan RB, BKN dan TRBP yang dimulai pada tahun 2011. Karena adanya Kebijakan Moratorium CPNS tersebut pula maka pada tahun 2011 tidak ada pelaksanaan Rekrutmen pegawai baru yang akhirnya mempengaruhi jumlah beban kerja Subbagian Rekrutmen SDM dan Subbagian Penempatan SDM.
2. Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan assessment center, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan pengelolaan kinerja pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan serta melaksanakan pengembangan sumber daya manusia Sekretariat Jenderal. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Pengembangan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
43
a. Pelaksanaan assessment center dan psikotes. b. Pengembangan dan evaluasi assessment center dan psikotes. c. Pengkoordinasian penyusunan Kementerian Keuangan.
rencana
pengembangan
sumber
daya
manusia
d. Pengembangan program Pendidikan dan Pelatihan. e. Pengkoordinasian pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai Kementerian Keuangan. f.
Pengelolaan kinerja pegawai.
g. Pengkoordinasian pelaksanaan penataan pegawai. h. Pengkoordinasian pengelolaan dan penyusunan indikator kinerja utama Biro Sumber Daya Manusia. i.
Penyusunan rencana kebutuhan, pengembangan sumber daya manusia, pemantauan, dan evaluasi pendidikan dan pelatihan di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia dapat dilihat pada Tabel 3.27. Tabel 3.27 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia No.
Unit Organisasi
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 2,009.57 1 orang 1,606.59 1 orang 1,627.08 1 orang
Beban Kerja
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0
1.33 1.07 1.08
A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
orang orang
0 0
1.1 1.05
A A
Sangat Baik Sangat Baik
28
orang
-1
1.05
A
Sangat Baik
33
orang
-1
1.06
A
Sangat Baik
1 Kepala Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia 2 Kepala Subbagian Assesment Center 3 Kepala Subbagian Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia 4 Kepala Subbagian Kinerja Sumber Daya Manusia 5 Kepala Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal 6 Pelaksana Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia
1,664.79 1,583.30
1 1
orang orang
1 1
44,453.98
29
orang
Jumlah
52,945.30
34
orang
Dari Tabel 3.27 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia memiliki beban kerja unit sebesar 52.945,30 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1.06. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia sebanyak 34 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 33 orang, dengan demikian Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia mengalami kekurangan pegawai sebanyak satu orang. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah satu orang Sarjana Psikologi. Berdasarkan form FP2 Bagian Pengembangan SDM menghasilkan produk sejumlah 141, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Job Person Match (JPM). b. Pelaksanaan pemeriksaaan psikologi. c. Pelaksanaan Assessment Center. d. Penyusunan alat ukur Assessment Center. e. Pelaksanaan analisis kebutuhan diklat. 44
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
f.
Keikutsertaan dalam kelompok kerja TRBTKP.
g. Kegiatan administrasi diklat terkait dengan permintaan peserta diklat dan penyelesaian administrasi dan pertanggungjawaban diklat yang meliputi Diklatpim, Diklat Teknis maupun Diklat yang terkait dengan pihak ketiga serta Executive Training. Selain itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Jadwal penyelenggaraan Assessment Center Pejabat eselon IV, fungsional dan pelaksana. b. Penyusunan konsep metode Assessment Center untuk eselon III. c. Agendaris.
3. Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pembangunan, pengelolaan, dan pelayanan sistem informasi manajemen kepegawaian Kementerian Keuangan, serta penyajian, analisis, dan pengintegrasian data sumber daya manusia, pengelolaan naskah dan dokumen pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a. Analisis proses bisnis manajemen sumber daya manusia, disain aplikasi sumber daya manusia, penyiapan infrastruktur, manajemen basis data, dan dukungan teknis teknologi informasi, bimbingan teknis penerapan standarisasi basis data serta pemantauan prosedur pengiriman dan pertukaran data. b. Pelaksanaan analisis, penyusunan, dan penyajian laporan atas data dan informasi sumber daya manusia. c. Verifikasi, penyeragaman dan integrasi data sumber daya manusia. d. Manajemen naskah dan dokumen kepegawaian. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia dapat dilihat pada Tabel 3.28. Tabel 3.28 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia Kepala Subbagian Manajemen Basis Data Kepala Subbagian Analisis Data dan Dukungan Informasi Kepala Subbagian Pengintegrasian Data Kepala Subbagian Manajemen Naskah dan Dokumentasi Pelaksana Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia Jumlah
Beban Kerja 1,497.29 1,361.10 1,366.60 1,241.17 2,079.43 53,782.83 61,328.43
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 36 orang 41 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 36 orang 41 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0 0
0.99 0.9 0.91 0.82 1.38 0.99 0.99
B B B C A B B
Baik Baik Baik Cukup Sangat Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.28 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia memiliki beban kerja unit sebesar 61.328,43 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,99. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, diketahui bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Manajemen Informasi Sumber Daya Manusia.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
45
Berdasarkan form FP2 Bagian Manajemen Informasi SDM menghasilkan produk sejumlah 34, dengan produk beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan tugas penatausahaan dokumen kepegawaian, yang disebabkan oleh banyaknya jumlah dosir pegawai Kementerian Keuangan yang dikelola (dengan estimasi ± 65.000 pegawai aktif dan ± 8.000 pegawai pensiun pada 3 (tiga) tahun terakhir dengan rata-rata setiap dosir mempunyai ± 30 dokumen kepegawaian). b. Pemutakhiran Data Kepegawaian berdasarkan data dari unit eselon I. c. Pemutakhiran Data Kepegawaian berdasarkan data dari Biro SDM. d. Penyusunan Tabel Referensi. Selain itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan Biro SDM. b. Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan Sekretariat Jenderal. c. Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan Kementerian Keuangan. Hal tersebut dikarenakan telah tersedianya modul dalam rangka penyusunan DUK dan perubahan mekanisme untuk pengecekan DUK telah didelegasikan ke masing-masing unit eselon II di lingkup Sekretariat Jenderal.
4. Bagian Mutasi dan Kepangkatan Bagian Mutasi dan Kepangkatan mempunyai tugas melaksanakan mutasi jabatan dan kepangkatan pegawai, pelaksanaan manajemen talenta, pengaturan status, pindah antar unit, dan pelaksanaan pengisian jabatan struktural melalui mekanisme non-reguler serta penugasan lainnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Mutasi dan Kepangkatan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan mutasi jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Kementerian Keuangan serta pemantauan pelaksanaan pola mutasi Sekretariat Jenderal. b. Pelaksanaan pengisian jabatan struktural melalui mekanisme non-reguler serta penugasan lainnya. c. Pelaksanaan manajemen talenta, pengaturan status kepegawaian, penyelesaian perpindahan pegawai antar unit, perpindahan pegawai ke intansi di luar Kementerian Keuangan, penyelesaian penugasan kepala perwakilan Kementerian Keuangan dan Kepala Rumah Tangga Gedung Keuangan Negara. d. Penyiapan dan penyelesaian kenaikan pangkat reguler dan pilihan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Mutasi dan Kepangkatan dapat dilihat pada Tabel 3.29. Dari Tabel 3.29 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Mutasi dan Kepangkatan memiliki beban kerja unit sebesar 59.373,23 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,09. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Mutasi dan Kepangkatan sebanyak 39 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 36 orang, dengan demikian terdapat kekurangan pegawai sebanyak tiga orang. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi 46
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah satu orang Kepala Subbagian Kepangkatan II dan dua orang pelaksana Sarjana Manajemen SDM dan Sarjana Administrasi Negara. Tabel 3.29 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Mutasi dan Kepangkatan
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Mutasi dan Kepangkatan Kepala Subbagian Mutasi Kepala Subbagian Manajemen Talenta Kepala Subbagian Kepangkatan I Kepala Subbagian Kepangkatan II Pelaksana Bagian Mutasi dan Kepangkatan Jumlah
Beban Kerja 2,074.85 1,573.83 1,912.73 1,564.03 1,550.26 50,697.54 59,373.23
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 34 orang 39 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 0 orang 32 orang 36 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 -1 -2 -3
1.38 1.04 1.27 1.04 1.03 1.05 1.09
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Untuk posisi Kepala Subbagian Kepangkatan II memiliki EJ 1,03 (“Sangat Baik”). Sejak tanggal 1 Mei 2011 sampai dengan sekarang posisi Kepala Subbagian Kepangkatan II masih vacant dan sebagai Pelaksana Harian di tunjuk Kepala Subbagian Kepangkatan I. Berdasarkan form FP2 Bagian Mutasi dan Kepangkatan menghasilkan produk sejumlah 95, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pengusulan Kenaikan pangkat Golongan I/b sampai dengan Golongan IV/b ke BKN. b. Penyusunan Kajian Manajemen Talenta Kementerian Keuangan. Hal ini disebabkan pada tahun 2011 terdapat jumlah usulan kenaikan pangkat yang besar yaitu sebanyak 9.386 orang. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah Produk Penyelesaian Keputusan Sekretaris Jenderal tentang Pemindahan Pelaksana Golongan III/b s.d. IV/a antar unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal yaitu sebesar 35 menit. Hal ini dikarenakan pada tahun 2011 hanya terdapat sejumlah dua buah usulan Pemindahan pelaksana Golongan III/b s.d. IV/a antar unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal yang disetujui dan diterbitkan Keputusan Sekretaris Jenderal.
5. Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun mempunyai tugas mengelola kesejahteraan pegawai, menyelesaikan pemberian penghargaan dan tanda jasa, perijinan, menegakkan disiplin pegawai, penyiapan penyelesaian kasus kepegawaian di lingkungan Kementerian Keuangan, usul pemberhentian dan pensiun serta melaksanakan penyusunan, diseminasi, penerapan, dan mengoordinasikan evaluasi regulasi di bidang kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Penegakan Disiplin dan Administrasi Umum menyelenggarakan fungsi: a. Pengelolaan kesejahteraan dan pelaksanaan pemberian penghargaan dan tanda jasa serta perijinan pegawai. b. Pelaksanaan penegakan disiplin, penyiapan penyelesaian kasus kepegawaian serta penerapan kode etik pegawai. c. Penyelesaian pemberhentian dan pemberian pensiun pegawai.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
47
d. Penyiapan, penyusunan, diseminasi, penerapan dan evaluasi regulasi di bidang kepegawaian. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun dapat dilihat pada Tabel 3.30. Tabel 3.30 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 2 3 4 5 6
Kepala Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun Kepala Subbagian Kesejahteraan Kepala Subbagian Penegakan Disiplin Kepala Subbagian Pemberhentian dan Pensiun Kepala Subbagian Regulasi Sumber Daya Manusia Pelaksana Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun Jumlah
1,905.39 1,769.33 1,552.95 1,609.43 1,641.02 38,296.78 46,774.89
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 25 orang 20 orang -5 30 orang 25 orang -5
EU
PU
Keterangan
1.26 1.17 1.03 1.07 1.09 1.27 1.24
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.30 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun memiliki beban kerja unit sebesar 46.774,89 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,24. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun sebanyak 30 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 25 orang, dengan demikian terdapat kekurangan lima orang pegawai. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah dua orang Diploma III dan tiga orang Sarjana Hukum, Sarjana Administrasi Negara dan Sarjana Manajemen. Berdasarkan form FP2 Bagian Penghargaan, Penegakan Disiplin dan Pensiun menghasilkan produk sejumlah 167, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Verifikasi berkas dan pengusulan calon penerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya kepada Presiden. b. Penyelesaian surat izin ke Luar Negeri bagi PNS di lingkungan Kementerian Keuangan (kecuali pejabat eselon I). c. Penyampaian LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara). Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penerbitan Surat Edaran Sekretariat Jenderal tentang pembentukan pengusulan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya. b. Pembentukan tim dalam rangka otomatisasi pemberian penghargaan pension, dan Penerbitan Keputusan Menteri Keuangan tentang pemberian Piagam Penghargaan Pensiun.
48
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
F. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Biro Komunikasi dan Layanan Informasi mempunyai tugas mengoordinasikan aktivitas komunikasi, layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian Keuangan di bidang lainnya kepada para stakeholders, penyelenggaraan rapat pimpinan dan pembahasan RUU, penyusunan strategi komunikasi kehumasan, penyusunan program komunikasi publik, monitoring opini publik, pengelolaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dan pengelolaan pusat referensi Kementerian Keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Biro Komunikasi dan Layanan Informasi menyelenggarakan fungsi: 1. Koordinasi aktivitas komunikasi dan layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian di bidang lainnya. 2. Koordinasi penyusunan dan pelaksanaan strategi komunikasi kehumasan secara terpadu dan berkelanjutan. 3. Edukasi publik mengenai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keuangan dan kekayaan negara. 4. Pemantauan, analisis, dan rekomendasi atas perkembangan opini publik. 5. Evaluasi program komunikasi publik, pengukuran akseptasi publik terhadap kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara dan kebijakan Kementerian di bidang lainnya, dan peningkatan partisipasi publik. 6. Koordinasi dan pengelolaan PPID. 7. Pengelolaan data informasi kehumasan Kementerian. 8. Pembinaan hubungan dan pelayanan informasi keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan pengelolaan keuangan negara dan kebijakan Kementerian di bidang lainnya dan hasil pelaksanaannya kepada lembaga negara, lembaga pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi. 9. Pembinaan hubungan dan pelayanan informasi keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian di bidang lainnya dan hasil pelaksanaannya kepada media cetak dan media elektronik. 10. Pembinaan hubungan dan pelayanan informasi keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian di bidang lainnya dan hasil pelaksanaannya kepada media asing dan media institusi internasional. 11. Koordinasi penyelenggaraan rapat kerja dan pembahasan rancangan undang-undang bidang keuangan dengan Dewan Perwakilan Rakyat. 12. Penyelenggaraan penerbitan, publikasi elektronik, desk informasi dan call center. 13. Perencanaan, perpustakaan.
pengembangan,
pengelolaan
serta
layanan
referensi
dan
14. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian di lingkungan Biro Komunikasi dan Layanan Informasi dapat dilihat pada Tabel 3.31. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
49
Tabel 3.31 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan Bagian Hubungan Kelembagaan Negara Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah Bagian Manajemen Opini Publik Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan Jumlah
Beban Kerja 2,872.37 49,218.42 33,377.55 35,354.03 42,940.92 50,790.68 214,553.97
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 33 orang 30 orang -3 23 orang 18 orang -5 23 orang 21 orang -2 28 orang 22 orang -6 34 orang 29 orang -5 142 orang 121 orang -21
EU
PU
Keterangan
1.91 1.09 1.23 1.12 1.3 1.16 1.18
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.31 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Biro Komunikasi dan Layanan Informasi memiliki beban kerja unit sebesar 214.553,97 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,18. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan Biro Komunikasi dan Layanan Informasi sebanyak 142 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 121 orang, dengan demikian terdapat kekurangan 21 orang pegawai. Hal ini dapat dipahami mengingat adanya perubahan nomenklatur yang disertai perubahan tugas dan fungsi organisasi dari semula Biro Hubungan Masyarakat (s.d. 2010) menjadi Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (sejak 2011). Berdasarkan form FP2 Biro Komunikasi dan Layanan Informasi menghasilkan produk sejumlah 357 yang terdiri dari 203 produk Form A dan 154 produk Form B, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Pengurusan Surat Keluar - SOP 2011. 2. Pembangunan Sistem Informasi. 3. Matriks Isu Berita Pilihan. 4. Penulisan artikel dan berita untuk Media Keuangan. 5. Pengelolaan dan Pengembangan News Web Site. 6. Rapat Konsinyering Pembahasan RUU. 7. Klipping Media TV. 8. Pengurusan Surat Masuk - SOP 2011. 9. Pengadministrasian PPID. 10. Penyiapan Komponen Penyelenggaraan Event Edukasi Publik mengenai Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Keuangan dan Kekayaan Negara serta Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Produk dengan beban kerja terbesar adalah produk “Pengurusan Surat Keluar – SOP 2011” (tipe produk A) dengan jumlah beban kerja sebesar 986,978. Hal ini disebabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Komunikasi dan Layanan Informasi khususnya dalam hal publikasi, penyampaian informasi, dan proses komunikasi dalam bentuk pengiriman surat keluar kepada stakeholder. Selain itu, secara administratif, segala output pekerjaan yang dilaksanakan dituangkan dan/atau disampaikan dalam bentuk tertulis dalam bentuk
50
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
laporan/surat baik kepada pimpinan maupun dalam rangka koordinasi dengan unit-unit terkait. Sementara itu, produk dengan beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Usulan Formasi Pegawai. 2. Persiapan Penyelenggaraan kegiatan Bakohumas Pusat. 3. Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan DUK. 4. Penyelesaian LP2P. 5. Penyusunan surat Menteri Keuangan kepada Presiden mengenai permohonan untuk menerbitkan surat Presiden pengantar RUU Tentang APBN kepada Pimpinan DPR. 6. Penyusunan Surat Fasilitasi Pembahasan RUU Tentang Perubahan APBN dengan DPR. 7. Penyelesaian Input, Up Date, dan Penyampaian Agenda Rapat Kepada Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi dalam rangka Pengelolaan Sistem Manajemen Informasi Bagian Hubungan Kelembagaan Negara, agenda rapat dan/atau kegiatan, serta laporan rapat/kegiatan. 8. Penyelesaian KP4. 9. Penyelesaian DP3. 10. Pemutakhiran data barang inventaris kantor (penatausahaan BMN) di Biro KLI. Produk dengan beban kerja terkecil adalah “Pemutakhiran data barang inventaris kantor (penatausahaan BMN) di Biro KLI” (tipe produk B) dengan beban kerja sebesar 125. Beban kerja yang sedikit tersebut disebabkan dalam pelaksanaannya Biro KLI hanya berperan sebagai unit pengguna saja dan bukan sebagai unit yang bertugas khusus untuk mengelola Barang Milik Negara di lingkungan Sekretariat Jenderal, sehingga pelaksanaan pekerjaan dimaksud lebih bersifat pencatatan ulang yang berguna sebagai data pembanding dengan data yang sudah tersedia di Biro Umum sebagai unit pengelola barang di lingkungan Sekretariat Jenderal. Namun demikian, selain beban kerja tertinggi dan terkecil tersebut, terdapat pula beban kerja yang belum terbagi secara berimbang yang dinilai perlu mendapat perhatian lebih. Beban kerja yang terlihat belum berimbang dimaksud terdapat pada Bagian Hubungan Kelembagaan Negara, di mana beban kerja di satu Subbagian terlampau besar (Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I) sementara di Subbagian yang lain terlalu rendah (Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara II). Hal ini disebabkan pembagian tugas dan fungsi yang dirasa belum sempurna sehingga ke depan perlu dilakukan penataan organisasi agar pembagian beban kerja menjadi lebih seimbang. Berdasarkan hasil pengolahan analisis beban kerja, diketahui pula bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan Biro Komunikasi dan Layanan Informasi sebanyak 142 orang, sedangkan jumlah pegawai yang ada sebanyak 121 orang (meningkat dari jumlah tahun sebelumnya yakni 88 orang), sehingga terdapat gap (kekurangan) pegawai sebanyak 21 orang. Meskipun demikian hasil analisis keseluruhan tersebut perlu disesuaikan kembali dengan kondisi di lapangan (dengan melihat FP3) di mana terdapat 3 posisi jabatan yang kelebihan beban kerja sehingga membuat seolah-olah Biro Komunikasi dan Layanan Informasi membutuhkan tambahan tiga orang. Jabatan-jabatan yang kelebihan beban kerja dimaksud adalah: Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
51
1. Kepala Bagian Hubungan Kelembagaan Negara dengan beban kerja 2.657,64, jumlah kebutuhan pegawai dua orang, jumlah pegawai yang ada satu orang, sehingga terdapat selisih satu orang. 2. Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I dengan beban kerja 2.640,36, jumlah kebutuhan pegawai dua orang, jumlah pegawai yang ada satu orang, sehingga terdapat selisih satu orang. 3. Kepala Subbagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah I dengan beban kerja 2.376,02, jumlah kebutuhan pegawai dua orang, jumlah pegawai yang ada satu orang, sehingga terdapat selisih satu orang. Dari uraian di atas, secara riil sebenarnya hanya terdapat kebutuhan 18 orang pegawai saja (bukan 21 orang seperti yang terlihat di tabel FP4). Adapun 18 pegawai dimaksud terdiri dari 4 posisi jabatan eselon IV yang belum terisi (kosong) dan 14 orang pegawai tingkat pelaksana. Dimana hal ini masih tergolong wajar dan dapat diatasi dengan adanya jam kerja lembur. Selain itu tidak bisa pula serta-merta diartikan bahwa di Biro Komunikasi dan Layanan Informasi terdapat kekurangan pegawai seperti yang tertera dalam perhitungan di atas. Hal ini disebabkan jumlah beban kerja tersebut adalah akumulasi jumlah jam kerja semua pegawai yang dibagi dengan jumlah jam kerja efektif seluruh pegawai, dan bukan setiap pegawai. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, berikut akan dijelaskan lima bagian yang ada di Biro Komunikasi dan Layanan Informasi.
1. Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan mempunyai tugas melaksanakan aktivitas manajemen dan analisis strategi komunikasi kehumasan, layanan informasi dan langkah-langkah kegiatan produksi pemberitaan/kehumasan di lingkungan Kementerian Keuangan melalui media nirmassa, baik media cetak, elektronik, dalam dan luar ruang, maupun pengadministrasian Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan aktivitas manajemen dan analisis strategi komunikasi kehumasan. b. Pengadministrasian Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi. c. Penyiapan, penerbitan, dan publikasi media luar ruang. d. Penyiapan dan pengelolaan website kementerian serta pemutakhiran informasi keuangan dan kekayaan negara maupun kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta hasil pelaksanaanya. e. Penyiapan publikasi informasi keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara dan kebijakan Kementerian di bidang lainnya dan hasil pelaksanaannya dalam bentuk multi media dan publikasi elektronik lainnya. f.
52
Penghimpunan dan pengelolaan informasi keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian dan hasil pelaksanaannya. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
g. Edukasi publik mengenai peraturan perundang-undangan keuangan melalui penerbitan dan publikasi elektronik. h. Pengelolaan aktivitas cyber secara tepat waktu. i.
Peliputan kegiatan Kementerian dan pimpinan.
j.
Pelayanan desk informasi dan call center Kementerian.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan dapat dilihat pada Tabel 3.32. Dari Tabel 3.32 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan memiliki beban kerja unit sebesar 49.218,43 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,09. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan sebanyak 33 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 30 orang, dengan demikian terdapat kekurangan tiga orang pegawai dengan rincian 1 orang untuk mengisi jabatan Kepala Subbagian Strategi Komunikasi dan Layanan Informasi yang hingga saat ini masih kosong serta kekurangan 2 pegawai setingkat pelaksana, akan tetapi masih dapat diatasi dengan adanya penentuan prioritas pekerjaan dan jam kerja lembur (overtime). Tabel 3.32 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan Kepala Subbagian Strategi Komunikasi dan Layanan Informasi Kepala Subbagian Publikasi I Kepala Subbagian Publikasi II Pelaksana Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan Jumlah
Beban Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Kerja Pejabat/Pegawai yang Ada 1,473.13 1 orang 1 orang 0 1,477.50 1 orang 0 orang -1 1,435.73 1 orang 1 orang 0 1,756.88 1 orang 1 orang 0 43,075.19 29 orang 27 orang -2 49,218.43 33 orang 30 orang -3
EU
PU
Keterangan
0.98 0.98 0.95 1.17 1.06 1.09
B B B A A A
Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan form FP2 Bagian Manajemen Strategi Komunikasi Kehumasan menghasilkan produk sejumlah 85, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penulisan artikel dan berita untuk media keuangan. b. Pengelolaan dan pengembangan news website. c. Pengadministrasian PPID. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penerbitan agenda Kementerian Keuangan. b. Distribusi media cetak. c. Pelayanan hasil dokumentasi kegiatan pimpinan.
2. Bagian Hubungan Kelembagaan Negara Bagian Hubungan Kelembagaan Negara mempunyai tugas melaksanakan aktivitas komunikasi dan layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara, kebijakan Kementerian Keuangan di bidang lainnya dengan lembaga negara/pemerintah Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
53
(pusat dan daerah), dan penyiapan fasilitasi penyelenggaraan rapat pimpinan dengan lembaga negara/pemerintah (pusat dan daerah) dan rapat pembahasan RUU/peraturan/ketentuan lainnya. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Hubungan Kelembagaan Negara menyelenggarakan fungsi: a. Pembinaan hubungan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mahkamah Agung (MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Konstitusi (MK), Bank Indonesia (BI), Kementerian Negara, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), Komisi-Komisi Negara, Pemerintah Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). b. Penyiapan bahan dan fasilitasi penyelenggaraan rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mahkamah Agung (MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Konstitusi (MK), Bank Indonesia (BI), Kementerian Negara, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), Komisi-Komisi Negara, Pemerintah Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). c. Pemberian layanan informasi dan data mengenai kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian di bidang lainnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mahkamah Agung (MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Konstitusi (MK), Bank Indonesia (BI), Kementerian Negara, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), Komisi-Komisi Negara, Pemerintah Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). d. Pengkomunikasian kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian di bidang lainnya dan hasil pelaksanaannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mahkamah Agung (MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Konstitusi (MK), Bank Indonesia (BI), Kementerian Negara, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), Komisi-Komisi Negara, Pemerintah Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). e. Penyiapan bahan dan fasilitasi penyelenggaraan pembahasan rancangan undangundang di bidang keuangan dan kekayaan negara dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). f.
Penyiapan dan pendampingan pelaksanaan kunjungan kerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke instansi vertikal Kementerian di daerah pada masa reses persidangan.
g. Penyiapan dan pendampingan pelaksanaan kunjungan kerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam rangka pembahasan rancangan undang-undang di bidang keuangan dan kekayaan Negara. h. Pengelolaan database stakeholders Bagian. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja Bagian Hubungan Kelembagaan Negara dapat dilihat pada Tabel 3.33.
54
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Tabel 3.33 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hubungan Kelembagaan Negara
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Hubungan Kelembagaan Negara Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara II Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara III Pelaksana Bagian Hubungan Kelembagaan Negara Jumlah
Beban Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Kerja Pejabat/Pegawai yang Ada 2,657.64 2 orang 1 orang 2,640.36 2 orang 1 orang 893.59 1 orang 0 orang 1,517.88 1 orang 1 orang 25,668.08 17 orang 15 orang 33,377.55 23 orang 18 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
-1 -1 -1 0 -2 -5
1.76 1.75 0.59 1.01 1.14 1.23
A A D A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sedang Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.33 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Hubungan Kelembagaan Negara memiliki beban kerja unit sebesar 33.377,55 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,23. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Hubungan Kelembagaan Negara sebanyak 23 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 18 orang, dengan demikian terdapat kekurangan lima orang pegawai. Kepala Bagian Hubungan Kelembagaan Negara dan Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I mencapai beban kerja yang cukup tinggi, hal ini terjadi dikarenakan meningkatnya jumlah volume kerja dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I dengan ditetapkannya PMK Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, seluruh kegiatan yang berhubungan dengan DPR menjadi tupoksi Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I, dimana pada tahun-tahun sebelumnya DPR merupakan stakeholder Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I dan Hubungan Kelembagaan Negara II yang artinya seluruh kegiatan yang berhubungan dengan DPR ditangani oleh Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I dan Hubungan Kelembagaan Negara II. Berdasarkan form FP2 Bagian Hubungan Kelembagaan Negara menghasilkan produk sejumlah 93, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Rapat konsinyering pembahasan RUU. b. Pembinaan hubungan dengan Humas Pemerintah Pusat. c. Perjalanan dinas dalam rangka pendampingan sosialisasi PBB-P2 dan BPHTB menjadi Pajak Daerah. Dengan meningkatnya agenda rapat pada tahun 2011, membuat beban kerja Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I menjadi sangat tinggi. Sedangkan untuk beban kerja Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara II memiliki jumlah beban kerja yang rendah, hal ini disebabkan karena berpindahnya seluruh tusi yang terkait dengan DPR ke Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara I dan dalam rangka pelaksanaan tugas kegiatan fasilitasi pertemuan antara pimpinan Kementerian Keuangan dengan stakeholder Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara II, seringkali pelaksanaannya tanpa melalui/mengikutsertakan Biro Komunikasi dan Layanan Informasi c.q Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara II, mengingat tidak terdapatnya SOP link antara Biro Komunikasi dan Layanan Informasi dengan unit teknis. Sehingga agenda sering dilaksanakan tanpa melalui Biro Komunikasi dan Layanan Informasi. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
55
Pada tahun 2011, jabatan Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara II terjadi kekosongan selama 6 bulan, hal ini disebabkan karena terjadinya mutasi. Untuk Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Negara III, sudah memiliki beban kerja yang sangat baik, dikarenakan terjadi peningkatan agenda pertemuan/rapat yang difasilitasi serta meningkatnya jumlah volume kerja untuk Perjalanan Dinas. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penyusunan surat fasilitasi pembahasan RUU tentang Perubahan APBN dengan DPR. b. Penyelesaian input, up date, dan penyampaian agenda rapat kepada Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi dalam rangka Pengelolaan Sistem Manajemen Informasi Bagian Hubungan Kelembagaan Negara, agenda rapat, dan/atau kegiatan, serta laporan rapat/kegiatan. c. Penyusunan surat Menteri Keuangan kepada Presiden mengenai permohonan untuk menerbitkan surat Presiden pengantar RUU tentang APBN kepada Pimpinan DPR.
3. Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah mempunyai tugas melaksanakan aktivitas komunikasi dan layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian Keuangan di bidang lainnya dengan stakeholder non lembaga pemerintah/negara, khususnya kepada institusi beserta organ-organ dari media massa (cetak dan elektronik), organisasi-organisasi, asosiasi dan pemimpin opini baik nasional, internasional maupun daerah. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah menyelenggarakan fungsi: a. Pembinaan hubungan dan pelayanan informasi, data, serta kebijakan Kementerian dan hasil pelaksanaannya kepada media massa yang berkaitan dengan pemberitaan. b. Pembinaan hubungan dan pelayanan informasi, data, serta kebijakan Kementerian dan hasil pelaksanaannya kepada media massa yang berkaitan dengan non pemberitaan. c. Pembinaan hubungan dan pelayanan informasi, data, serta kebijakan Kementerian dan hasil pelaksanaannya kepada media asing. d. Pembinaan hubungan dan pelayanan informasi, data, serta kebijakan Kementerian dan hasil pelaksanaannya kepada organisasi masyarakat, politik, dan profesi (daerah, nasional dan internasional). e. Pembinaan hubungan dan pelayanan informasi, data, serta kebijakan Kementerian dan hasil pelaksanaannya kepada asosiasi (daerah, nasional dan internasional). f.
Pembinaan hubungan dan pelayanan informasi, data, serta kebijakan Kementerian dan hasil pelaksanaannya kepada pelaku usaha (daerah, nasional dan internasional).
g. Pelayanan komunikasi dua arah antara media massa dengan pimpinan Kementerian dan narasumber lainnya. h. Perencanaan, pengkajian, dan optimalisasi pemanfaatan rubrik dan program media. i.
56
Penyiapan dan penyelenggaraan liputan pers, jumpa pers, wawancara, dan kunjungan pers. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
j.
Penyusunan siaran pers, keterangan pers, tanggapan/bantahan, artikel, advertorial, dan surat pembaca.
k. Perencanaan program berita, informasi, dan edukasi pada media. l.
Edukasi publik mengenai peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan kekayaan negara melalui media cetak dan media elektronik.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah dapat dilihat pada Tabel 3.34. Dari Tabel 3.34 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah memiliki beban kerja unit sebesar 35.354,03 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1.12. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah sebanyak 23 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 21 orang, dengan demikian terdapat kekurangan dua orang pegawai. Tabel 3.34 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah
No.
Unit Organisasi
1 Kepala Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah 2 Kepala Subbagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah I 3 Kepala Subbagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah II 4 Kepala Subbagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah III 5 Pelaksana Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah Jumlah
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 2,063.93 1 orang
Beban Kerja
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.37
A
Sangat Baik
2,376.02
2
orang
1
orang
-1
1.58
A
Sangat Baik
2,217.77
1
orang
1
orang
0
1.47
A
Sangat Baik
2,216.98
1
orang
1
orang
0
1.47
A
Sangat Baik
26,479.33
18
orang
17
orang
-1
1.03
A
Sangat Baik
35,354.03
23
orang
21
orang
-2
1.12
A
Sangat Baik
Pada tahun 2011 terjadi peralihan jabatan antara pejabat yang pensiun (Kepala Subbagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah II) yang kemudian digantikan oleh pejabat dari Bagian Manajemen Opini Publik (mutasi pejabat eselon IV). Selama masa peralihan jabatan Kepala Subbagian Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah II, tugas terkait Kepala Subbagian dimaksud dialihkan sementara ke Subbagian lainnya. Hal ini membuat beban kerja Kepala Subbagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah I terlihat tinggi, meskipun dalam prakteknya masih tergolong wajar dan dapat diatasi dengan adanya jam kerja lembur. Berdasarkan form FP2 Bagian Hubungan Non Kelembagaan Negara/Pemerintah menghasilkan produk sejumlah 48, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Piket malam. b. Pelayanan unjuk rasa. c. Pembuatan dan pendistribusian siaran pers 2011. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penyiapan dan penyelenggaraan Press Coffee Morning. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
57
b. Penyelenggaraan kegiatan bersama dengan Lembaga Pers/Media. c. Pembuatan dan penyampaian ucapan terima kasih, selamat, atau duka cita kepada Media.
4. Bagian Manajemen Opini Publik Bagian Manajemen Opini Publik mempunyai tugas melaksanakan monitoring, analisis dan penelitian opini publik terkait dengan bidang tugas Kementerian Keuangan, menyusun rekomendasi tindakan dan tanggapan komunikasi, menyelenggarakan audit komunikasi dan riset opini publik, serta menyelenggarakan kegiatan peningkatan apresiasi, partisipasi dan kapasitas pengetahuan publik. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Manajemen Opini Publik menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan dan evaluasi program komunikasi publik Kementerian dan unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian. b. Edukasi publik mengenai peraturan perundang-undangan keuangan melalui penyelenggaraan seminar, lokakarya, kegiatan sosial budaya, dan kegiatan lainnya. c. Penyusunan bahan tertulis kegiatan komunikasi pimpinan Kementerian. d. Penyelenggaraan kegiatan apresiasi kehumasan bagi unit vertikal. e. Pelayanan unjuk rasa. f.
Pemantauan, analisis, dan penyusunan laporan perkembangan opini publik pada media cetak daerah, nasional dan internasional.
g. Pemantauan, analisis, dan penyusunan laporan perkembangan opini publik pada media elektronik dan online daerah, nasional dan internasional. h. Penyusunan bahan rekomendasi tindakan terkait hasil analisis opini publik. i.
Pengukuran akseptasi publik terhadap kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian di bidang lainnya.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja Bagian Manajemen Opini Publik dapat dilihat pada Tabel 3.35. Tabel 3.35 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Manajemen Opini Publik
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Manajemen Opini Publik Kepala Subbagian Manajemen Opini Publik I Kepala Subbagian Manajemen Opini Publik II Kepala Subbagian Manajemen Opini Publik III Pelaksana Bagian Manajemen Opini Publik Jumlah
1,695.00 1,248.17 1,597.42 2,210.50 36,189.83 42,940.92
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 0 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 24 orang 19 orang 28 orang 22 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 -1 0 0 -5 -6
1.12 0.83 1.06 1.47 1.26 1.3
A C A A A A
Sangat Baik Cukup Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.35 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Manajemen Opini Publik memiliki beban kerja unit sebesar 42.940,92 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,3. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Manajemen Opini Publik sebanyak 28 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 22 orang, dengan demikian terdapat kekurangan enam 58
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
orang pegawai dengan rincian satu orang Kepala Subbagian Manajemen Opini Publik I belum terisi (kosong) akibat mutasi pejabat eselon IV dan lima orang setingkat pelaksana. Berdasarkan form FP2 Bagian Manajemen Opini Publik menghasilkan produk sejumlah 36, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Matriks isu berita pilihan. b. Pelaksana tugas belajar. c. Klipping media TV. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penyusunan kuisioner Audit Komunikasi. b. Penyiapan komponen pengiriman peserta kursus/workshop dalam rangka peningkatan kapasitas kehumasan Kementerian Keuangan. c. Keikutsertaan Kementerian Keuangan pada kursus/workshop dalam rangka peningkatan kapasitas kehumasan Kementerian Keuangan.
5. Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan Bagian Perencanaan, Pengendalian Pogram dan Perpustakaan mempunyai tugas Melaksanakan perencanaan, pengembangan, pengelolaan,pengendalian, monitoring serta evaluasi program, pelayanan perpustakaan, pengelolaan database dan sistem informasi kehumasan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga biro. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana dan program serta pengembangan perpustakaan. b. Penyusunan katalogisasi dan klasifikasi buku-buku, koleksi AV dan digital (CD, DVD), serta koleksi perpustakaan lainnya. c. Penyusunan bibliografi. d. Pengadaan buku-buku dan koleksi perpustakaan lainnya. e. Pelayanan peminjaman buku-buku dan reference work. f.
Pelaksanaan kerjasama di bidang perpustakaan dengan institusi lain.
g. Penyusunan rencana strategis dan laporan akuntabilitas kinerja biro. h. Penyusunan sistem dan prosedur yang berhubungan dengan kegiatan biro. i.
Pelaksanaan manajemen database dan sistem informasi biro.
j.
Pengurusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 3.36. Dari Tabel 3.36 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan memiliki beban kerja unit sebesar 50.790,69 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,16. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Perencanaan, Pengendalian Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
59
Program, dan Perpustakaan sebanyak 34 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 29 orang, dengan demikian terdapat kekurangan lima orang pegawai. Tabel 3.36 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan
No.
Unit Organisasi
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1,608.80 1 orang 1 orang
Beban Kerja
1 Kepala Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan 2 Kepala Subbagian Perpustakaan 3 Kepala Subbagian Sistem Informasi Kehumasan 4 Kepala Subbagian Tata Usaha Biro 5 Pelaksana Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan Jumlah
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.07
A
Sangat Baik
1,164.53 1,259.58
1 1
orang orang
0 1
orang orang
-1 0
0.77 0.84
C C
Cukup Cukup
1,517.58 45,240.20
1 30
orang orang
1 26
orang orang
0 -4
1.01 1.15
A A
Sangat Baik Sangat Baik
50,790.69
34
orang
29
orang
-5
1.16
A
Sangat Baik
Dari Tabel 3.36 juga menunjukkan adanya kebutuhan 1 orang untuk mengisi jabatan Kepala Subbagian Perpustakaan. Kekosongan posisi jabatan tersebut berlangsung sejak Subbagian Perpustakaan berdiri hingga tahun 2011 berakhir. Sebagaimana diketahui, Subbagian Perpustakaan merupakan unit Subbagian baru yang terbentuk sejak PMK/184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan diterapkan (sebelumnya berdasarkan PMK 100/PMK.01/2008 terbagi menjadi 2 unit Subbagian, yaitu Subbagian Perencanaan dan Pengembangan Perpustakaan dan Subbagian Pengelolaan dan Pelayanan Perpustakaan). Adanya kekosongan pejabat dalam rentang waktu cukup lama tersebut cukup mempengaruhi efisiensi kerja jabatan tersebut, terutama terhadap norma waktu setiap kegiatan pada produk-produk yang dihasilkan. Kepala Subbagian Sistem Informasi Kehumasan berada pada kondisi Cukup (C) dengan EJ 0,84 yaitu bekerja dengan jam kerja sebanyak 1.259,58 jam. Sehingga terjadi kekurangan jam kerja sebanyak 247,42 jam. Namun kekurangan jam kerja tersebut masih dalam batas wajar dikarenakan beberapa kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh Subbagian Sistem Informasi Kehumasan berbenturan dengan tupoksi yang sudah ada di Pusintek, selain itu juga, Subbagian ini baru terbentuk pada akhir tahun 2010 sehingga volume kegiatan masih sedikit. Berdasarkan form FP2 Bagian Perencanaan, Pengendalian Program, dan Perpustakaan menghasilkan produk sejumlah 107, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pengurusan Surat Keluar-SOP 2011. b. Pembangunan sistem informasi. c. Pengurusan Surat Masuk-SOP 2011. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pemutakhiran data barang inventaris kantor (penatausahaan BMN) di Biro KLI. b. Usulan formasi pegawai. c. Penyelesaian DP3.
60
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
G. Biro Perlengkapan Biro Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan/kekayaan Kementerian berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Biro Perlengkapan menyelenggarakan fungsi: 1.
Analisis, penyusunan dan penyiapan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk teknis rencana kebutuhan Barang Milik Negara (BMN) bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan kementerian serta analisis dan evaluasi penyusunan rencana kebutuhan Unit Eselon I Sekretariat Jenderal berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
2.
Analisis, penyusunan dan penyiapan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk teknis pengadaan kementerian, serta penyiapan dokumen pelaksanaan dan pelaporan pelaksanaan pengadaan barang/jasa bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan kementerian.
3.
Analisis, penyusunan dan penyiapan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk teknis pengelolaan BMN kementerian, bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan kementerian serta analisis dan evaluasi pengelolaan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.
Analisis, pelaksanaan serta penyusunan petunjuk teknis penatausahaan BMN kementerian serta analisis dan evaluasi penatausahaan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian di lingkungan Biro Perlengkapan dapat dilihat pada Tabel 3.37. Tabel 3.37 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Perlengkapan
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Biro Perlengkapan Bagian Perencanaan BMN Bagian Bimbingan Layanan Pengadaan Bagian Pengelolaan BMN Bagian Penatausahaan BMN Jumlah
Beban Kerja 1,661.45 38,846.87 30,634.92 24,405.73 24,908.28 120,457.25
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 25 orang 25 orang 19 orang 19 orang 16 orang 15 orang 16 orang 16 orang 77 orang 76 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 -1 0 -1
1.1 1.03 1.07 1.08 1.03 1.05
A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.37 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Biro Perlengkapan memiliki beban kerja unit sebesar 120.457,25 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,05. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Biro Perlengkapan sebanyak 77 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 76 orang, dengan demikian terdapat kekurangan pegawai sebanyak satu orang pada Bagian Pengelolaan BMN. Berdasarkan form FP2 Biro Perlengkapan, menghasilkan produk sejumlah 312, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
61
1. Pengurusan surat masuk dan surat keluar, produk ini bisa memiliki beban kerja yang paling besar karena setiap tahun volume surat masuk memang sangat banyak yang mencapai 5875 berkas surat ditahun 2011. 2. Pelaksanaan pemilihan penyedia barang dan jasa, karena di Bagian BLP produk ini termasuk pekerjaan rutin, dan di tahun 2011 paket yang dikerjakan cukup banyak. 3. Penghapusan BMN dengan tindak lanjut dimusnahkan BMN dengan paket usulan diatas Rp.250.000.000, karena produk ini dibagian Pengelolaan BMN termasuk pekerjaan rutin dan ditahun 2011 pekerjaan produk ini cukup banyak. 4. Mengikuti diklat, untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme pegawai maka pegawai yang bersangkutan harus terus mendapatkan pelatihan/diklat yang memadai. Setiap pelatihan/diklat membutuhkan waktu yang cukup lama, lebih dari 3 hari dengan intensitas 8 jam perhari. Sehingga cukup memberikan beban kerja yang besar. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: 1. Penyusunan Rencana Kebutuhan Lima Tahunan (RKBMN) di lingkungan Kementerian Keuangan. 2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa di lingkungan Kementerian Keuangan. 3. Rapat percepatan utilisasi. 4. Analisis atas laporan BMN tingkat eselon I Sekretariat Jenderal. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Biro Perlengkapan, berikut akan dijelaskan empat bagian yang ada di Biro Perlengkapan.
1. Bagian Perencanaan BMN Bagian Perencanaan BMN mempunyai tugas melaksanakan analisis, penyusunan, dan penyiapan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis perencanaan BMN bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Perencanaan BMN menyelenggarakan fungsi: a. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi, penyusunan petunjuk teknis dibidang penyusunan dan pengusulan rencana kebutuhan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan. b. Analisis dan penyiapan bahan evaluasi terhadap usulan rencana kebutuhan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan. c. Analisis dan penyiapan bahan bimbingan teknis penyusunan perencanaan kebutuhan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan. d. Analisis dan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan perencanaan kebutuhan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan serta evaluasi dan penyusunan laporan Unit Eselon I Sekretariat Jenderal. e. Analisis dan penyiapan bahan monitoring dan evaluasi atas realisasi BMN yang direncanakan di lingkungan Kementerian Keuangan.
62
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
f.
Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi penyusunan rencana kebutuhan perlengkapan dan koordinasi pengelolaan Gedung-gedung Keuangan Negara di daerah.
g. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga biro. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Perencanaan BMN dapat dilihat pada Tabel 3.38. Tabel 3.38 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan BMN
No. 1 2 3 4 5 6 7
Unit Organisasi Kepala Bagian Perencanaan BMN Kepala Subbagian Perencanaan BMN I Kepala Subbagian Perencanaan BMN II Kepala Subbagian Perencanaan BMN III Kepala Subbagian Tata Usaha Biro Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Perencanaan BMN Pelaksana Bagian Perencanaan BMN Jumlah
Beban Kerja 1,967.67 1,528.00 1,521.23 1,575.98 1,844.90 135.67 30,273.42 38,846.87
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 0 orang 0 orang 20 orang 20 orang 25 orang 25 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0 0 0
1.31 1.01 1.01 1.05 1.22 0.09 1 1.03
A A A A A E B A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kurang Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.38 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Perencanaan BMN memiliki beban kerja unit sebesar 38.846,87 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,03. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, diketahui bahwa tidak terdapat selisih antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada pada Bagian Perencanaan BMN. Berdasarkan form FP2 Bagian Perencanaan BMN menghasilkan produk sejumlah 78, adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar pada Bagian Perencanaan BMN adalah sebagai berikut:
a. Pengurusan surat masuk dan surat keluar. b. Penyusunan perencanaan anggaran (RKAKL) Gedung Keuangan Negara (GKN). c. Perjalanan dinas. d. Konsinyering penyusunan KMK Perencanaan BMN. e. Konsep penyusunan pagu indikatif tahun 2012. Sementara itu produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: a. Penyelesaian DP3. b. Daftar pertelaan arsip. c. Pengurusan permintaan kebutuhan perlengkapan dan ATK. d. Penyusunan Rencana Kebutuhan 5 Tahunan Barang Milik Negara (RKBMN) di lingkungan Kementerian Keuangan. e. Laporan melanjutkan Sekolah atas biaya sendiri.
2. Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan mempunyai tugas melaksanakan analisis, penyusunan, dan penyiapan pembinaan administrasi, penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis, serta konsultansi pengadaan bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan dan bimbingan Unit Layanan Pengadaan (ULP) serta Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
63
pelaksanaan, penyiapan dokumen, pelaporan layanan pemilihan penyedia barang/jasa Kementerian Keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan menyelenggarakan fungsi: a. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi, penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis pengadaan di lingkungan Kementerian Keuangan. b. Analisis dan penyiapan bahan bimbingan dan pelaksanaan ULP/Panitia/Pejabat Pengadaan di lingkungan Kementerian Keuangan. c. Analisis dan penyiapan bahan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pengadaan di lingkungan Kementerian Keuangan. d. Analisis dan penyiapan bahan penyelesaian proses pengadaan yang memerlukan persetujuan Menteri Keuangan. e. Pelaksanaan, penyiapan dokumen, pelaporan layanan pemilihan penyedia barang/jasa. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan dapat dilihat pada Tabel 3.39. Tabel 3.39 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Bimbingan Layanan Pengadaan Kepala Subbagian Bimbingan dan Layanan I Kepala Subbagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan II Kepala Subbagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan III Pelaksana Bagian Bimbingan Layanan Pengadaan Jumlah
1,764.83 1,997.58 1,989.67 1,988.17 22,894.67 30,634.92
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 15 orang 15 orang 19 orang 19 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0
1.17 1.33 1.32 1.32 1.01 1.07
A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.39 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan memiliki beban kerja unit sebesar 30.634,92 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,07. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan maupun jumlah pegawai yang ada pada Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan berjumlah 19 orang, dengan demikian bagian ini tidak terdapat kelebihan maupun kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2 Bagian Bimbingan dan Layanan Pengadaan menghasilkan produk sejumlah 36, adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pemilihan penyedia barang dan jasa. b. Konsinyering pembahasan KAK dengan PPK dalam pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa. c. Konsinyering dalam rangka evaluasi penawaran pemilihan penyedia barang dan jasa. d. Tugas belajar. e. Konsinyering dalam rangka pelatihan dan ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Rencana umum pengadaan di lingkungan Satker Sekretariat Jenderal. 64
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
b. Penunjukan Pejabat Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Sekretariat Jenderal. c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa di lingkungan Kementerian Keuangan. d. Penunjukan Panitia Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Sekretariat Jenderal. e. Penunjukan Pejabat penerima hasil pekerjaan di lingkungan Sekretariat Jenderal.
3. Bagian Pengelolaan BMN Bagian Pengelolaan BMN mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis pengelolaan BMN bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Pengelolaan BMN menyelenggarakan fungsi:
a. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis dibidang pelaksanaan penggunaan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dan pelaksanaan penggunaan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal. b. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis dibidang pelaksanaan pemanfaatan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dan pelaksanaan pemanfaatan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal. c. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis dibidang pelaksanaan penghapusan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dan pelaksanaan penghapusan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal. d. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis dibidang pelaksanaan pemindahtanganan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dan pelaksanaan pemindahtanganan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal. e. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis dibidang pelaksanaan kegiatan pengelolaan BMN lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan, dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BMN lainnya Unit Eselon I Sekretariat Jenderal. f. Penyiapan bahan pembinaan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Pengelolaan BMN dapat dilihat pada Tabel 3.40. Dari Tabel 3.40 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Pengelolaan BMN memiliki beban kerja unit sebesar 24.405,73 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,08. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Pengelolaan BMN sebanyak 16 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 15 orang, dengan demikian bagian ini kekurangan pegawai sebanyak satu orang.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
65
Tabel 3.40 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Pengelolaan BMN
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Pengelolaan BMN Kepala Subbagian Pengelolaan BMN I Kepala Subbagian Pengelolaan BMN II Kepala Subbagian Pengelolaan BMN III Pelaksana Bagian Pengelolaan BMN Jumlah
1,722.17 1,404.42 1,382.50 1,446.25 18,450.40 24,405.73
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 12 orang 11 orang 16 orang 15 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 -1 -1
1.14 0.93 0.92 0.96 1.11 1.08
A B B B A A
Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan form FP2 Bagian Pengelolaan BMN menghasilkan produk sejumlah 133, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut:
a. Penghapusan BMN dengan tindak lanjut dimusnahkan BMN dengan paket usulan diatas Rp. 250.000.000. b. Penghapusan BMN dengan tindak lanjut dimusnahkan BMN dengan paket usulan dibawah Rp. 250.000.000. c. Pemanfaatan BMN dengan cara sewa. d. Pengalihan status penggunaan Barang Milik Negara antar kuasa pengguna barang dilingkungan Kementerian Keuangan. e. Penyelesaian permintaan klarifikasi/kelengkapan dokumen usulan pengelolaan BMN dari pengelola barang. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Sosialisasi IMK 299 diruang rapat Inspektorat Jenderal. b. Rapat penyelesaian tanah KP2K Buntok Eks KP4. c. Rapat pembahasan Kantor PTIK-BMN. d. Rapat lanjutan dalam rangka penyempurnaan PMK Nomor 113/PMK.01/2006/ e. Rapat percepatan utilisasi.
4. Bagian Penatausahaan BMN Bagian Penatausahaan BMN mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan BMN Kementerian Keuangan, analisis, penyusunan, dan penyiapan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis penatausahaan BMN bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Penatausahaan BMN menyelenggarakan fungsi: a. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis dibidang pelaksanaan inventarisasi BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dan pelaksanaan inventarisasi BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal. b. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis dibidang pelaksanaan pembukuan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dan pelaksanaan pembukuan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal.
66
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
c. Analisis dan penyiapan bahan pembinaan administrasi serta penyusunan petunjuk dan bimbingan teknis dibidang pelaksanaan pelaporan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dan pelaksanaan pelaporan BMN Unit Eselon I Sekretariat Jenderal. d. Penyiapan bahan pembinaan serta monitoring dan evaluasi penyelenggaraan sistem informasi manajemen dan akuntansi BMN lingkup Kementerian Keuangan, dan tingkat Unit Eselon I Sekretariat Jenderal. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Penatausahaan BMN dapat dilihat pada Tabel 3.41. Tabel 3.41 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Penatausahaan BMN
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Penatausahaan BMN Kepala Subbagian Penatausahaan BMN I Kepala Subbagian Penatausahaan BMN II Kepala Subbagian Penatausahaan BMN III Kepala Subbagian Penatausahaan BMN IV Pelaksana Bagian Penatausahaan BMN Jumlah
Beban Kerja 1,516.03 1,534.67 1,535.75 1,539.75 1,539.67 17,242.42 24,908.28
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 11 orang 16 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 11 orang 16 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0 0
1.01 1.02 1.02 1.02 1.02 1.04 1.03
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.41 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Penatausahaan BMN memiliki beban kerja unit sebesar 24.908,28 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,03. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa baik jumlah pegawai yang ada maupun yang dibutuhkan pada Bagian Penatausahaan BMN sebanyak 16 orang, dengan demikian bagian ini tidak mengalami kelebihan maupun kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2 Bagian Penatausahaan BMN menghasilkan 24 produk dalam form A dan 41 produk dalam form B, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut:
a. Mengikuti diklat. b. Perjalanan dinas dalam rangka migrasi SIMAK-BMN. c. Pelatihan kantor sendiri terkait dengan Penatausahaan BMN. d. Pelaksanaan bimbingan teknis terkait Penatausahaan BMN kepada seluruh eselon I dilingkungan Kementerian Keuangan. e. Rapat Internal. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan bahan bimbingan dan monitoring pelaksanaan inventarisasi, pembukuan, pelaporan BMN di lingkungan Sekretariat Jenderal. b. Analisis atas laporan BMN Tingkat Eselon I Sekretariat Jenderal. c. Penyampaian bahan bimbingan administrasi pelaksanaan inventarisasi, pembukuan, pelaporan BMN pada seluruh UAPPB-E1/UPPB-E1 di lingkungan Kementerian Keuangan. d. Evaluasi pelaksanaan pembinaan dan monitoring inventarisasi, pembukuan dan pelaporan BMN di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
67
H. Biro Umum Biro Umum mempunyai tugas membina pelaksanaan ketatausahaan Kementerian dan melaksanakan urusan tata usaha, rumah tangga serta pemberian pelayanan pelaksanaan tugas kantor pusat Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Biro Umum menyelenggarakan fungsi: 1. Pembinaan dan pelaksanaan urusan tata usaha Kementerian, kearsipan, kesehatan pegawai, dan tata usaha perjalanan dinas Kementerian Keuangan. 2. Pelaksanaan dukungan program dan kegiatan serta tata usaha Sekretaris Jenderal, Staf Ahli, dan Staf Khusus Menteri, pengelolaan Indikator Kinerja Utama dan Manajemen Risiko di lingkungan Sekretariat Jenderal, serta urusan protokol dan akomodasi. 3. Pelaksanaan urusan perencanaan anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan dan pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. 4. Pelaksanaan urusan pengadaan, penyimpanan dan distribusi perlengkapan, dan pentausahaan barang milik negara di lingkungan sekretariat Jenderal, serta urusan pencetakan dan penggandaan. 5. Melaksanakan urusan dalam, pemeliharaan peralatan, dan keamanan dalam, serta pengelolaan telekomunikasi dan kendaraan dinas. 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian di lingkungan Biro Umum dapat dilihat pada Tabel 3.42. Tabel 3.42 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Umum
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Biro Umum Bagian Tata Usaha Kementerian Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan Bagian Perencanaan Dan Keuangan Bagian Perlengkapan Bagian Rumah Tangga Jumlah
1,971.82 98,935.25 66,304.07 69,221.85 81,545.70 119,389.22 437,367.90
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 65 orang 67 orang 2 44 orang 39 orang -5 45 orang 43 orang -2 54 orang 56 orang 2 78 orang 78 orang 0 287 orang 284 orang -3
EU
PU
Keterangan
1.31 0.98 1.13 1.07 0.97 1.02 1.02
A B A A B A A
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.42 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Biro Umum memiliki beban kerja unit sebesar 437.367,90 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,02. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Biro Umum sebanyak 287 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 284 orang, dengan demikian Biro Umum kekurangan pegawai sebanyak tiga orang. Berdasarkan form FP2 Biro Umum menghasilkan 585 produk, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Perjalanan dinas. 68
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
2. Penatausahaan Surat Masuk Setjen. 3. Pembuatan daftar TKPKN. 4. Permintaan barang cetakan (map, kop surat, anplop, lembar disposisi, verbal, dan karcis parker) dan buku. 5. Pengecekan rutin kendaraan dinas. Berdasarkan PMK Nomor 184/PMK.01/2010 Biro Umum mengalami perubahan yang cukup besar dan terdapat penggabungan dari 2 Subbagian menjadi 1 Subbagian yang terjadi pada Subbagian Tata Usaha Persuratan, Arsip dan Dokumentasi yang merupakan penggabungan dari Subbagian sebelumnya yang berdasarkan PMK Nomor 100/PMK.01/2009 Jo. PMK Nomor 73/PMK.01/2009 yaitu Subbagian Asip dan Dokumentasi dan Subbagian Tata Usaha Persuratan sehingga beban kerja pada Subbagian Tata Usaha Persuratan dan Arsip dan Dokumentasi menjadi bertambah dan begitu pula dengan Subbagian Urusan Dalam I dan II menjadi Urusan Dalam, Subbagian Pemeliharaan I dan II menjadi Subbagian Pemeliharaan, Subbagian Pengelolaan Telekomunikasi dan Pengelolaan Kendaraan Dinas bergabung menjadi Subbagian Pengelolaan Telekomunikasi dan Kendaraan Dinas. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Penatausahaan dokumen Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Dalam Negeri dalam rangka pensiun/mutasi pegawai. 2. Pembuatan DP3. 3. Penyusunan bahan Renstra, Renja, RKT, RKA/KL, PK dan Lakip. 4. Penyusunan IKU, BSC, dan Manual IKU. 5. Penyusunan laporan dan analisa hasil pengecekan. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Biro Umum, berikut akan dijelaskan lima bagian yang ada di Biro Umum.
1. Bagian Tata Usaha Kementerian Bagian Tata Usaha Kementerian mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha Kementerian, kearsipan, kesehatan pegawai, dan tata usaha perjalanan dinas Kementerian Keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Usaha Kementerian menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan urusan pengendalian surat masuk dan surat keluar kantor pusat Kementerian Keuangan, perbaikan redaksi, penyusunan risalah, dan pencatatan/penomoran surat kantor pusat Kementerian, serta penyiapan bahan pembinaan tata usaha di lingkungan Kementerian Keuangan. b. Pengurusan arsip dan dokumentasi meliputi pengelolaan arsip, penyusunan jadwal retensi, dan penyusutan arsip, serta penyiapan bahan pembinaan kearsipan dan dokumentasi di lingkungan Kementerian Keuangan. c. Penatausahaan penyelenggaraan kesehatan dan keluarga berencana bagi pegawai di lingkungan kantor pusat Kementerian beserta keluarganya dan perencanaan kebutuhan obat-obatan dan bahan-bahan laboratorium. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
69
d. Pengurusan perjalanan dinas dalam dan luar negeri. e. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga biro. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Tata Usaha Kementerian dapat dilihat pada Tabel 3.43. Tabel 3.43 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha Kementerian
No.
Unit Organisasi
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1,511.81 1 orang 1 orang 2,201.08 1 orang 1 orang
Beban Kerja
1 Kepala Bagian Tata Usaha Kementerian 2 Kepala Subbagian Tata Usaha Persuratan, Arsip dan Dokumentasi 3 Kepala Subbagian Tata Usaha Kesehatan Pegawai 4 Kepala Subbagian Tata Usaha Perjalanan Dinas 5 Kepala Subbagian Tata Usaha Biro 6 Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Tata Usaha Kementerian 7 Pelaksana Bagian Tata Usaha Kementerian Jumlah
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0
1 1.46
B A
Baik Sangat Baik
1,452.13 1,356.67 1,797.36 13,116.99
1 1 1 9
orang orang orang orang
1 1 1 7
orang orang orang orang
0 0 0 -2
0.96 0.9 1.19 1.24
B B A A
Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
77,499.22 98,935.25
51 65
orang orang
55 67
orang orang
4 2
0.94 0.98
B B
Baik Baik
Dari Tabel 3.43 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Tata Usaha Kementerian memiliki beban kerja unit sebesar 98.935,25 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,98. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Tata Usaha Kementerian sebanyak 65 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 67 orang, dengan demikian terdapat kelebihan dua orang pegawai. Hal ini disebabkan karena jenis pekerjaan yang spesifik pada Subbagian Tata Usaha Perjalanan Dinas dan Subbagian Tata Usaha Kesehatan Pegawai, serta belum tersusun dengan jelas tugas dan fungsi Unit Pembinaan Mental dan Agama. Tingkat Efisiensi Jabatan Kepala Subbagian Tata Usaha Persuratan, Arsip dan Dokumentasi sebesar 1,46 disebabkan karena melaksanakan tugas dan fungsi dari dua Unit Eselon IV (Subbagian Tata Usaha Persuratan dan Subbagian Arsip dan Dokumentasi) yang telah digabungkan menjadi satu Unit Eselon IV (Subbagian TU Persuratan, Arsip dan Dokumentasi) berdasarkan PMK Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Khusus pada Jabatan Fungsional masih kekurangan dua orang pegawai. Hal ini disebabkan karena belum adanya asisten lab/kimia dan asisten apoteker pengganti petugas lama yang telah pensiun. Berdasarkan form FP2 Bagian Tata Usaha Kementerian menghasilkan 146 produk, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Perjalanan Dinas. b. Pelayanan Dokumen Paspor, Visa dan Exit Permit untuk perjalanan dinas Luar Negeri. c. Pelayanan kesehatan gigi Subbagian Kesehatan Pegawai. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Daftar Urutan Kepangkatan.
70
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
b. Penatausahaan Dokumen Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Dalam Negeri dalam rangka pensiun/mutasi pegawai. c. Penyampaian matriks hasil tindak lanjut aplikasi DAMS.
2. Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan mempunyai tugas melaksanakan dukungan program dan kegiatan serta tata usaha Sekretaris Jenderal, Staf Ahli, dan Staf Khusus Menteri, pengelolaan Indikator Kinerja Utama dan Manajemen Risiko di lingkungan Sekretariat Jenderal, serta urusan protokol dan akomodasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan menyelenggarakan fungsi: a. Pemantauan, evaluasi, dan penyajian informasi pelaksanaan program dan kegiatan Sekretariat Jenderal. b. Pengelolaan Indikator Kinerja Utama dan Manajemen Risiko di lingkungan Sekretariat Jenderal. c. Pengurusan tata usaha, penyiapan, pengolahan dan penyajian bahan masukan untuk pengambilan keputusan, penyajian data, informasi, laporan, pemantauan dan evaluasi kegiatan serta pencatatan acara dan pengaturan penerimaan tamu Staf Ahli dan Staf Khusus Menteri. d. Pelaksanaan urusan protokol, tamu asing dan akomodasi Kementerian Keuangan. e. Urusan tata usaha, pencatatan acara, dan pengaturan penerimaan tamu Sekretaris Jenderal. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan dapat dilihat pada Tabel 3.44. Tabel 3.44 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan
No.
Unit Organisasi
1 Kepala Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan 2 Kepala Subbagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan I 3 Kepala Subbagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan II 4 Kepala Subbagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan III 5 Kepala Subbagian Dukungan Program dan Kegiatan pimpinan IV 6 Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan 7 Pelaksana Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan Jumlah
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1,750.00 1 orang
Beban Kerja
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.16
A
Sangat Baik
1,798.97
1
orang
1
orang
0
1.19
A
Sangat Baik
1,205.54
1
orang
1
orang
0
0.8
C
Cukup
1,173.63
1
orang
1
orang
0
0.78
C
Cukup
1,599.88
1
orang
1
orang
0
1.06
A
Sangat Baik
0.00
0
orang
0
orang
0
0
E
Kurang
58,776.05
39
orang
34
orang
-5
1.15
A
Sangat Baik
66,304.07
44
orang
39
orang
-5
1.13
A
Sangat Baik
Dari Tabel 3.44 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan memiliki beban kerja unit sebesar 66.304,07 orang jam (OJ), dengan Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
71
tingkat efisiensi sebesar 1,13. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan sebanyak 44 orang, sementara pegawai yang ada juga sebanyak 39 orang, dengan demikian bagian ini kekurangan pegawai sebanyak lima orang. Berdasarkan Tabel 3.44 tersebut terdapat peningkatan jumlah jam kerja dan efektifitas/pretasi kerja unit Bagian DPKP dibandingkan hasil ABK Tahun 2010. Peningkatan tersebut seiring dengan bertambahnya jumlah Produk Form A menjadi 18 produk dan Produk Form B mejadi 100 produk. Bertambahnya jumlah produk Form B berasal dari Subbagian DPKP I yang memiliki tugas-tugas baru. Adapun penjelasan jumlah jam kerja masing-masing Kepala Subbagian adalah sebagai berikut: a. Subbagian DPKP I adanya peningkatan jumlah jam kerja Kepala Subbagian DPKP I, hal ini sejalan dengan bertambahnya beban kerja Subbagian I yaitu diantaranya mengelola IKU dan BSC, Laporan Capaian Kinerja, Manajemen Risiko, Pemetaan Risiko, Pengendalian Intern, DAMS Menteri dan Sekjen, Pendampingan dan Penyusunan risalah Rapat Sekjen, Dukungan Pelaksanaan Rapat Dinas Setjen dan lain-lain. Subbagian DPKP I memiliki sebelas orang pegawai pelaksana dan seiring bertambahnya tugas masih memerlukan tambahan pegawai pelaksana. b. Subbagian DPKP II adanya peningkatan jumlah beban kerja Kepala Subbagian DPKP II, hal ini sejalan dengan meningkatnya volume kegiatan pelayanan terhadap aktifitas tugas lima orang Staf Ahli dan dua orang Staf Khusus yang mana pada tahun Tahun 2011 ini aktivitas para Staf Ahli dan Staf Khusus meningkat seiring penugasan yang diberikan oleh pimpinan. Subbagian DPKP II memiliki enam orang pegawai pelaksana. c. Subbagian DPKP III adanya penurunan jumlah beban kerja Kepala Subbagian DPKP III, hal ini sejalan dengan menurunnya volume kegiatan pimpinan bila dibanding tahun 2010. Penurunan volume kegiatan dapat dilihat dari kegiatan berikut: 1) Satu Pendampingan kegiatan pimpinan di dalam kota (2010: N/A-2011: 69, produk baru). 2) Pelayanan kunjungan tamu asing (40- 16). 3) Upacara Bendera (3- 3). 4) Empat Upacara Pelantikan (11- 13). 5) Lima Upacara Penandatangan MOU (4- 1). 6) Enam Jamuan Makan Pimpinan (42- 17). 7) Tujuh Antar jemput pimpinan (142- 61). Walaupun terjadi penurunan jumlah beban kerja Kepala Subbagian DPKP III, namun tugas-tugas yang diberikan tetap terlaksana sebesar 100%. Penurunan jumlah jam beban kerja ini tidak dapat langsung diartikan Subbagian DPKP III kelebihan pegawai, karena dalam pelaksanaan tugas kadang diperlukan koordinasi dan kerjasama dari seluruh pegawai pelaksana. Dan terkadang ada lebih dari satu tugas yang harus dilaksanakan secara bersamaan di lokasi yang berbeda sehingga memerlukan pembagian penempatan pegawai pelaksana tugas. Demikian juga dengan tugas pelayanan yang kadang diperlukan pelaksanaan dan persiapan pada waktu malam hari atau dini hari atau pada 72
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
hari libur, yang mana memerlukan jumlah pegawai yang cukup dengan stamina yang baik dan waktu istirahat yang cukup. Subbagian DPKP III memiliki lima orang pegawai pelaksana; d. Jumlah beban kerja Kepala Subbagian DPKP IV relatif stabil dengan tahun-tahun sebelumnya. Subbagian DPKP IV memiliki sembilan orang pegawai pelaksana. Berdasarkan form FP2 Bagian Dukungan Program dan Kegiatan Pimpinan menghasilkan 199 produk, dengan produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pendampingan kegiatan harian pimpinan di dalam kantor. b. Pertemuan tamu pimpinan. c. Penatausahaan surat masuk Sekretaris Jenderal. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: a. Pembuatan DP3. b. Pembuatan evaluasi jabatan fungsional pelaksana. c. Administrasi kegiatan upacara penandatanganan naskah kerjasama/MOU.
3. Bagian Perencanaan dan Keuangan Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan dan pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. b. Pelaksanaan pengujian tagihan kepada negara dan penerbitan surat perintah membayar dan penetapan SKPP, penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan, penatausahaan dokumen pembayaran serta penyusunan laporan realisasi pembiayaan. c. Pelaksanaan sistem akuntansi, meneliti kebenaran, menyajikan hasil penelitian, menyusun dan menyajikan laporan keuangan, monitoring, evaluasi pelaksanaan sistem akuntansi, penatausahaan pelaksanaan pembayaran, penyusunan laporan keuangan, dan menindaklanjuti hasil review Inspektorat Jenderal/temuan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. d. Pelaksanaan penyusunan dan penyiapan administrasi belanja pegawai dan pengelolaan penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak di lingkungan Kantor Pusat Kementerian Keuangan yang secara administratif di bawah pembinaan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Perencanaan dan Keuangan dapat dilihat pada Tabel 3.45.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
73
Tabel 3.45 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perencanaan dan Keuangan
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 2 3 4 5
Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Kepala Subbagian Perencanaan Anggaran Kepala Subbagian Perbendaharaan Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Kepala Subbagian Administrasi Gaji dan Pengelolaan Penerimaan Bukan Pajak 6 Pelaksana Bagian Perencanaan Dan Keuangan Jumlah
1,555.83 1,778.25 1,976.63 1,710.75 1,557.70 60,642.68 69,221.85
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 40 45
orang orang
38 43
orang orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0
1.03 1.18 1.31 1.14 1.03
A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
-2 -2
1.06 1.07
A A
Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.45 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Perencanaan dan Keuangan memiliki beban kerja unit sebesar 69.221,85 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,07. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Perencanaan dan Keuangan sebanyak 45 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 43 orang, dengan demikian bagian ini kekurangan pegawai sebanyak dua orang. Kekurangan pegawai tersebut dikarenakan intensitas SPM yang mencapai 4.666 pada tahun 2011 yang juga mengakibatkan beban kerja Kepala Subbagian Perbendaharaan mencapai 1.976,63 jam atau dengan tingkat efisiensi 1,31 sehingga jumlah permintaan pegawai agar dapat disesuaikan. Adapun kelebihan jam kerja disamping disebabkan itensitas/jumlah/volume SPM yang mencapai 4.666 pada tahun 2011 juga adanya gangguan aplikasi GPP dan TKPKN yang bersifat sementara sehingga dikerjakan secara manual, diharapkan pada tahun 2012 tidak akan terjadi lagi. Berdasarkan form FP2 Bagian Perencanaan dan Keuangan menghasilkan 58 produk, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pembuatan daftar TKPKN. b. Pelaksanaan penyusunan laporan keuangan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan UAKPA Biro Umum dan UAPPA E1 Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. c. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) pada satker Sekretariat Jenderal. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: a. Penyusunan bahan Renstra, Renja, RKT, RKA-K/L, PK dan LAKIP Bagian Perencanaan dan Keuangan. b. Penatausahaan dan pelaporan PNBP (Open Table). c. Pemrosesan berkas lembur.
4. Bagian Perlengkapan Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengadaan, penyimpanan dan distribusi perlengkapan, dan pentausahaan barang milik negara di lingkungan Sekretariat Jenderal, serta urusan pencetakan dan penggandaan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Perlengkapan menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan urusan pengadaan di lingkungan Sekretariat Jenderal. 74
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
b. Pelaksanaan urusan penyimpanan dan distribusi perlengkapan di lingkungan Sekretariat Jenderal. c. Penatausahaan barang milik negara di lingkungan Sekretariat Jenderal. d. Pelaksanaan urusan pencetakan dan penggandaan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Perlengkapan dapat dilihat pada Tabel 3.46. Tabel 3.46 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Perlengkapan
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bagian Perlengkapan Kepala Subbagian Pengadaan Kepala Subbagian Penyimpanan dan Distribusi Kepala Subbagian Penatausahaan Barang Milik Negara Kasubbag Pencetakan Dan Penggadaan Pelaksana Bagian Perlengkapan Jumlah
Beban Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada Kerja Pejabat/Pegawai 1,802.52 1 orang 1 orang 1,480.50 1 orang 1 orang 1,569.00 1 orang 1 orang 1,600.25 1 orang 1 orang 1,559.35 1 orang 1 orang 73,534.08 49 orang 51 orang 81,545.70 54 orang 56 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 2 2
1.2 0.98 1.04 1.06 1.03 0.96 0.97
A B A A A B B
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.46 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Perlengkapan memiliki beban kerja unit sebesar 81.545,70 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,97. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Perlengkapan sebanyak 54 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 56 orang, dengan demikian bagian ini kelebihan pegawai sebanyak dua orang. Hal ini disebabkan karena tugas dan tanggung jawab pelaksana pada Subbagian Penyimpanan dan Distribusi dan Subbagian Percetakan dan Penggandaan belum disusun dengan rinci dan runtut, sehingga terdapat pekerjaan yang dikerjakan secara double dan kurang efisien. Berdasarkan form FP2 Bagian Perlengkapan menghasilkan produk sejumlah 83, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Permintaan barang cetakan (Map, Kop Surat, Kop Garuda, Amplop, Lembar Disposisi, Verbal, dan Karcis Parkir) dan buku. b. Labelisasi BMN Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang. c. Pencetakan nota keuangan dan RAPBN dan dokumen yang berkaitan dengan APBN. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: a. Penyusunan DP3. b. Penyusunan IKU, BSC, dan Manual IKU. c. Pembuatan evaluasi Subbagian Pengadaan.
5. Bagian Rumah Tangga Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan urusan dalam, pemeliharaan peralatan, dan keamanan dalam, serta pengelolaan telekomunikasi dan kendaraan dinas. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi: Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
75
a. Pelaksanaan urusan perawatan, kebersihan gedung dan halaman, pertamanan, penataan lay out kantor, rumah jabatan, penyiapan tempat rapat/pertemuan/upacara dan konsumsi pada kantor pusat, di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. b. Pelaksanaan urusan pemeliharaan peralatan. c. Pelaksanaan urusan keamanan dalam. d. Pelaksanaan urusan pengelolaan telekomunikasi dan kendaraan dinas. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Rumah Tangga dapat dilihat pada Tabel 3.47. Tabel 3.47 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Rumah Tangga
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Rumah Tangga Kepala Subbagian Urusan Dalam Kepala Subbagian Pemeliharaan Kepala SubbagianKeamanan Dalam Kepala Subbagian Pengelolaan Telekomunikasi Dan Kendaraan Dinas 6 Pelaksana Bagian Rumah Tangga Jumlah
1,963.42 1,956.08 1,858.55 1,585.62 1,645.17 110,380.38 119,389.22
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 73 78
orang orang
73 78
orang orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0
1.3 1.3 1.23 1.05 1.09
A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
0 0
1 1.02
B A
Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.47 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Rumah Tangga memiliki beban kerja unit sebesar 119.389,22 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,02. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa baik jumlah pegawai yang dibutuhkan maupun jumlah pegawai yang ada pada Bagian Rumah Tangga sebanyak 78 orang, dengan demikian tidak terdapat kekurangan maupun kelebihan pegawai. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, dapat dianalisa bahwa jumlah pelaksana pada Bagian Rumah Tangga saat ini sudah dalam kondisi ideal. Beban kerja Kepala Bagian Rumah Tangga sebesar 1.963,42 dengan tingkat efisiensi 1,3 dilatarbelakangi banyaknya pekerjaan yang bersifat koordinasi, pelayanan kerumahtanggaan, pengawasan lapangan, serta analisa/kajian terkait pelaksanaan tugas dan fungsi. Tingkat Efisiensi Jabatan Kepala Subbagian Urusan Dalam sebesar 1,3 dan tingkat efisensi Kepala Subbagian Pemeliharaan sebesar 1,23 dilatarbelakangi oleh sifat pekerjaan yang cenderung pada pelaksanaan pengawasan, analisa, dan kajian lapangan, serta lingkup pekerjaan yang cukup luas bahkan berada di luar area Kantor Pusat Kementerian Keuangan. Selain hal tersebut, Subbagian Urusan Dalam dengan Subbagian Pemeliharaan masing-masing merupakan penggabungan dari dua Unit Eselon IV yakni "Subbagian Urusan Dalam I digabung Subbagian Urusan Dalam II" serta "Subbagian Pemeliharaan I digabung dengan Subbagian Pemeliharaan II" berdasarkan PMK Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Berdasarkan form FP2 Bagian Rumah Tangga menghasilkan 99 produk, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pengecekan rutin kendaraan dinas. b. Pelaksanaan atau persiapan kegiatan/rapat pimpinan. 76
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
c. Pelayanan antar jemput. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: a. Pengurusan izin frekuensi alat komunikasi/HT. b. Penanganan tamu VVIP. c. Penyusunan laporan dan analisa hasil pengecekan. I. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek) mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rencana strategis, kebijakan, dan standarisasi teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan sistem informasi dan teknologi keuangan, pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan komunikasi, dan pengelolaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer. Dalam melaksanakan tugas tersebut Pusintek menyelenggarakan fungsi: 1. Koordinasi penyusunan rencana strategis teknologi informasi dan komunikasi. 2. Koordinasi dan pembinaan pengembangan arsitektur teknologi informasi dan komunikasi. 3. Koordinasi penyusunan kebijakan dan standarisasi tata kelola teknologi informasi dan komunikasi. 4. Koordinasi pelaksanaan manajemen program. 5. Pembinaan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi tata kelola teknologi informasi dan komunikasi dan manajemen risiko teknologi informasi dan komunikasi. 6. Pelayanan pengembangan sistem informasi. 7. Koordinasi pertukaran data dan pengelolaan basis data. 8. Pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan komunikasi. 9. Pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer. 10. Pelaksanaan administrasi pusat. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian/bidang di lingkungan Pusintek dapat dilihat pada Tabel 3.48. Tabel 3.48 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pusintek
No.
Unit Organisasi
1 Kepala Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan 2 Bagian Tata Usaha 3 Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi 4 Bidang Pengembangan Sistem Informasi 5 Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi 6 Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Jumlah
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 2,383.74 1 orang
Beban Kerja
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.58
A
Sangat Baik
57,613.62 45,578.76
39 30
orang orang
41 28
orang orang
2 -2
0.93 1.08
B A
Baik Sangat Baik
61,725.63 61,472.17
39 41
orang orang
35 39
orang orang
-4 -2
1.17 1.05
A A
Sangat Baik Sangat Baik
119,365.27
79
orang
61
orang
-18
1.3
A
Sangat Baik
348,139.18
229
orang
205
orang
-24
1.13
A
Sangat Baik
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
77
Dari Tabel 3.48 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan memiliki beban kerja unit sebesar 348.139,18 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,13. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan sebanyak 229 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 205 orang, dengan demikian Pusintek kekurangan 24 orang pegawai. Berdasarkan analisa kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah 21 orang Sarjana Komputer/TI dan tiga orang Diploma III Akuntansi. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek) menghasilkan output sebanyak 282 produk, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan panitia pengadaan. 2. Konsinyering dalam rangka pembahasan pelaksanaan integrasi TIK Kementerian Keuangan dan kegiatan SPAN. 3. Diklat/training. 4. Perancangan dan pengembangan aplikasi dan basis data. 5. Pemantauan dan evaluasi pencapaian sasaran program TIK strategis. 6. Pengelolaan permasalahan jaringan (gangguan). 7. Pengelolaan permasalahan aplikasi (gangguan). 8. Pemulihan permasalahan/gangguan layanan TIK. 9. Pemantauan pusat data. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Usulan pemberian Satyalancana Karya Satya. 2. Laporan melanjutkan sekolah. 3. User Acceptance Test (UAT) aplikasi JFPK. 4. Melaksanakan perubahan layanan TIK. 5. Penyusunan konsep rancangan integrasi sistem aplikasi dan basis data, jaringan dan infrastruktur TIK. 6. Surat permintaan perbaikan computer/printer. 7. Prosedur koordinasi penerapan sistem manajemen keamanan informasi (laporan pusat, kompilasi perbaikan, laporan perbaikan). 8. Pengadaan buku. 9. Penatausahaan surat keluar. Pusintek mendapat tanggung jawab dalam hal integrasi TIK Kementerian Keuangan. Untuk mempersiapkan hal tersebut, pada tahun 2011 diadakan pembangunan Data Center serta beberapa jasa konsultansi, diantaranya adalah Jasa Konsultansi Konsolidasi Infrastruktur TIK, Manajemen Konstruksi Pembangunan Pusat Data, Pembangunan Pusat Data, Peningkatan Kualitas Layanan Infrastruktur TIK, Pengelolaan Infrastruktur TIK, Pengembangan Sistem Pengelolaan Layanan TIK, Peningkatan Maturitas ITSM, dan
78
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Pengelolaan Aplikasi dan Basis Data. Selain persiapan integrasi, Pusintek juga melakukan beberapa persiapan untuk SPAN, diantaranya adalah pembenahan konsep Service Desk, penyiapan infrastruktur dan Data Center SPAN. Sehubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, beban kerja Pusintek pada tahun 2011 menjadi tinggi. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Pusintek, berikut akan dijelaskan lima bagian/bidang yang ada di Pusintek.
1. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada semua unsur di lingkungan pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan analisis dan evaluasi jabatan, serta pengukuran beban kerja. b. Pelaksanaan urusan kepegawaian. c. Penyelenggaraan urusan penyusunan, pelaksanaan, pertanggungjawaban anggaran dan perbendaharaan.
dan
pelaporan
d. Penyelenggaraan urusan perencanaan, pertanggungjawaban Barang Milik Negara.
dan
pelaporan
penatausahaan,
e. Pelaksanaan urusan rumah tangga, perlengkapan, angkutan, perjalanan dinas, dan perjanjian/kontrak dengan mitra kerja. f.
Pengelolaan keamanan ruangan.
g. Pelaksanaan urusan tata usaha, organisasi dan tata laksana, keprotokolan, dokumentasi, dan kearsipan. h. Koordinasi penyusunan dan evaluasi prosedur standar operasi. i.
Koordinasi penyusunan laporan kegiatan, dan akuntabilitas kinerja.
j.
Evaluasi pelaporan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.
k. Pengelolaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer. l.
Koordinasi pelaksanaan tugas di bidang teknologi informasi di daerah.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Tata Usaha Pusintek dapat dilihat pada Tabel 3.49. Tabel 3.49 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha Pusintek
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Subbagian Organisasi dan Kepegawaian Kepala Subbagian Keuangan Kepala Subbagian Umum Pelaksana Bagian Tata Usaha Jumlah
Beban Kerja 1,498.26 1,560.59 959.18 1,224.80 52,370.80 57,613.62
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 0 orang 1 orang 1 orang 35 orang 38 orang 39 orang 41 orang
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 -1 0 3 2
0.99 1.04 0.64 0.81 0.91 0.93
B A D C B B
Baik Sangat Baik Sedang Cukup Baik Baik
79
Dari Tabel 3.49 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Tata Usaha memiliki beban kerja unit sebesar 57.613,62 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,93. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Tata Usaha sebanyak 39 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 41 orang, dengan demikian terdapat kelebihan dua orang pegawai. Adapun penyusunan kebutuhan pegawai lebih kepada prediksi kebutuhan ke depan dan pengganti pegawai yang memasuki usia pensiun. Pada Tahun 2011, tiga pejabat struktural di Bagian Tata Usaha memasuki masa purnabhakti. Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Subbagian Umum memasuki masa purnabhakti terhitung mulai tanggal 1 September 2011, baru terisi kembali tanggal 23 November 2011, sedangkan Kepala Subbagian Keuangan memasuki masa purnabhakti terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2011, dan baru terisi kembali pada bulan Mei 2012. Berdasarkan form FP2 Bagian Tata Usaha menghasilkan produk sejumlah 92, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Kegiatan panitia pengadaan. Jumlah volume pengadaan barang/jasa melalui Panitia Pengadaan pada tahun 2011 sangat tinggi terkait kegiatan pengadaan untuk kebutuhan integrasi TIK Kementerian Keuangan dan pemberian layanan TIK ke seluruh unit Kementerian Keuangan. Selain itu, Pusintek juga melakukan kegiatan pengadaan terkait pemeliharaan asset TIK dan memberikan layanan TIK ke seluruh unit Kementerian Keuangan. b. Konsinyering. Volume kegiatan konsinyering meningkat berbanding lurus dengan volume kegiatan Pusintek dalam melaksanakan integrasi TIK Kementerian Keuangan dan kegiatan SPAN. c. Penerbitan SPP. Semakin tinggi volume pengadaan dan kegiatan yang menyebabkan pengeluaran anggaran, maka semakin tinggi pula SPP yang harus diterbitkan. Untuk mengantisipasi beban kerja yang tinggi sebagaimana uraian di atas, kegiatan konsinyering dilaksanakan dengan lebih selektif dan kegiatan pengadaan dialihkan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) di Biro Perlengkapan pada tahun 2012. Untuk diklat/training masih menyesuaikan kebutuhan antara SDM TIK yang ideal dengan kondisi SDM TIK saat ini. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Laporan melanjutkan sekolah. b. Usulan pemberian satyalencana karyasatya. c. Usulan pembuatan kartu pegawai.
2. Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan rencana strategis teknologi informasi dan komunikasi dan indikator kinerja utama, pengembangan dan pemutakhiran arsitektur 80
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
teknologi informasi dan komunikasi, serta pengelolaan program teknologi informasi dan komunikasi, melakukan perumusan, diseminasi, sosialisasi, dan pembinaan pelaksanaan kebijakan dan standar tata kelola teknologi informasi dan komunikasi serta manajemen risiko teknologi informasi dan komunikasi. Dalam melaksanakan tugas tersebutBidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi penyusunan rencana strategis teknologi informasi dan komunikasi dan indikator kinerja utama. b. Koordinasi pengembangan dan pemutakhiran arsitektur teknologi informasi dan komunikasi. c. Koordinasi penyusunan, diseminasi, dan sosialisasi kebijakan dan standar tata kelola teknologi informasi dan komunikasi. d. Pengkajian dan analisis dalam rangka seleksi dan prioritasi usulan program teknologi informasi dan komunikasi serta memantau dan mengevaluasi pencapaian sasaran program teknologi informasi dan komunikasi. e. Pembinaan pelaksanaan kebijakan dan standar tata kelola teknologi informasi dan komunikasi. f.
Pengembangan Manajemen Risiko teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.50. Tabel 3.50 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi No.
Unit Organisasi
1 Kepala Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 Kepala Subbidang Perencanaan dan Arsitektur Teknologi Informasi dan Komunikasi 3 Kepala Subbidang Pengembangan Kebijakan TIK 4 Kepala Subbidang Manajemen Program 5 Kepala Subbidang Bina Kepatuhan dan Manajemen Risiko Teknologi Informasi dan Komunikasi
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1,912.08 1 orang
Beban Kerja
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.27
A
Sangat Baik
1,562.33
1
orang
0
orang
-1
1.04
A
Sangat Baik
1,520.93 1,729.25 1,612.08
1 1 1
orang orang orang
1 1 0
orang orang orang
0 0 -1
1.01 1.15 1.07
A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
6 Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
13,458.16
9
orang
9
orang
0
0.99
B
Baik
7 Pelaksana Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi Jumlah
23,783.92
16
orang
16
orang
0
0.99
B
Baik
45,578.76
30
orang
28
orang
-2
1.08
A
Sangat Baik
Dari Tabel 3.50 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki beban kerja sebesar 45.578,76 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,08. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebanyak 30 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 28 orang, dengan demikian bagian ini kekurangan pegawai
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
81
sebanyak dua orang. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah dua orang Sarjana Komputer/IT. Pada Tahun 2011, Kepala Subbidang Perencanaan dan Arsitektur Teknologi Informasi dan Komunikasi dimutasi ke Subbidang Pengembangan Jaringan, dan Kepala Subbidang Bina Kepatuhan dan Manajemen Risiko Teknologi Informasi dan Komunikasi dimutasi ke bagian Tata Usaha. Di tahun 2011 terdapat dua orang pegawai yang sedang mengikuti tugas belajar. Berdasarkan form FP2 Bidang Perencanaan dan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi menghasilkan produk sejumlah 32, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Diklat/Training. Integrasi TIK Kementerian Keuangan dan pelaksanaan SPAN menjadi salah satu alasan Pusintek untuk mempersiapkan SDM yang kompeten dan berkualitas. Untuk membentuk SDM yang kompeten dan berkualitas maka dibutuhkan diklat dan training bagi hamper seluruh pegawai di lingkungan Pusintek. b. Pemantauan dan Evaluasi Pencapaian Sasaran Program TIK Strategis. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program TIK Strategis Kementerian Keuangan adalah kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap rangkaian proses kegiatan program TIK Strategis. Program TIK Strategis adalah program TIK pada unit Eselon I yang terkait dengan rencana startegis dan arsitektur TIK Kementerian Keuangan, mendukung kelangsungan proses bisnis utama organisasi (Kemenkeu dan/atau unit Eselon I lain), dan/atau dianggap strategis oleh Eselon I yang bersangkutan. c. Penyusunan Rencana Pemantauan dan Evaluasi Pencapaian Sasaran Program TIK Strategis. Sebelum melakukan pemantauan dan Evaluasi pencapaian sasaran program TIK Strategis dilakukan koordinasi dengan semua unit eselon I unutk menyusun rencana pelaksanaan pemantauan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: a. Kegiatan pembicara sosialisasi TIK. b. Administrasi PPK. c. User Acceptance Test (UAT) aplikasi JFPK.
3. Bidang Pengembangan Sistem Informasi Bidang Pengembangan Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan perancangan, pembangunan, pengembangan, dan pengujian sistem aplikasi, basis data, dan jaringan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pengembangan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi: a. Pengkajian dan perancangan sistem aplikasi, basis data, dan jaringan. b. Pembangunan dan pengembangan sistem aplikasi, basis data, dan jaringan. c. Pengujian sistem aplikasi, basis data, dan jaringan.
82
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Pengembangan Sistem Informasi dapat dilihat pada Tabel 3.51. Tabel 3.51 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pengembangan Sistem Informasi
No. 1 2 3 4
Unit Organisasi Kepala Bidang Pengembangan Sistem Informasi Kepala Subbidang Perancangan Aplikasi dan Basis Data Kepala Subbidang Perancangan Jaringan Kepala Subbidang Pengembangan Aplikasi dan Basis Data
Beban Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Kerja Pejabat/Pegawai yang Ada 2,173.32 1 orang 1 orang 2,053.70 1 orang 1 orang 2,093.92 1 orang 1 orang 2,228.87 1 orang 0 orang
5 Kepala Subbidang Pengembangan Jaringan 2,063.25 6 Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Pengembangan Sistem 46,910.74 Informasi 7 Pelaksana Bidang Pengembangan Sistem Informasi 4,201.83 Jumlah 61,725.63
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 -1
1.44 1.36 1.39 1.48
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
1 31
orang orang
1 12
orang orang
0 -19
1.37 2.59
A A
Sangat Baik Sangat Baik
3 39
orang orang
19 35
orang orang
16 -4
0.15 1.17
E A
Kurang Sangat Baik
Dari Tabel 3.51 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Pengembangan Sistem Informasi memiliki beban kerja unit sebesar 61.725,63 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,17. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Pengembangan Sistem Informasi sebanyak 39 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 35 orang, dengan demikian terdapat kekurangan empat orang pegawai. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah tiga orang Diploma III Akuntansi Pemerintahan dan satu orang minimal Sarjana untuk Kepala Subbidang Pengembangan Aplikasi dan Basis Data. Pada tahun 2011, Kepala Subbidang Pengembangan Aplikasi dan Basis Data dimutasi ke Subbidang Project Management Office (PMO), dan dua pegawai Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Pengembangan Sistem Informasi dimutasi ke Bidang Pengelolaan TIK. Jumlah kebutuhan Jabatan Fungsional mencapai 31 orang, sedangkan pegawai yang ada hanya 12 pegawai, sehingga kekurangan 19 orang. Disisi lain, pelaksana mengalami kelebihan pegawai sebesar 16 pegawai. Hal tersebut disebabkan karena pekerjaan teknis di bidang PSI selain oleh pejabat fungsional, dibantu oleh pelaksana yang memang diproyeksikan sebagai pejabat fungsional pranata komputer. Berdasarkan form FP2 Bidang Pengembangan Sistem Informasi menghasilkan produk sejumlah 35, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Perancangan dan Pengembangan Aplikasi dan Basis Data. Pada tahun 2011 jumlah volume perancangan dan pengembangan aplikasi dan basis data sangat tinggi dikarenakan permintaan aplikasi yang banyak yaitu sebanyak 29 aplikasi, baik permintaan aplikasi baru ataupun pengembangan dari aplikasi yang sudah ada. Selain itu, bisnis proses yang kompleks dan berbeda-beda di setiap aplikasi dan basis data membuat penyelesaian setiap tahapan dalam oerancangan dan pengembangan aplikasi dan basis data memerlukan waktu yang cukup banyak.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
83
b. Konsinyering. Volume kegiatan konsinyering meningkat berbanding lurus dengan volume kegiatan Bidang Pengembangan Sistem Informasi dalam melaksanakan Perancangan dan Pengembangan Aplikasi dan Basis Data. c. Pembangunan/Pengembangan Sistem Jaringan dan Infrastruktur. Pada tahun 2011 jumlah volume Pembangunan/Pengambangan Sistem Jaringan dan Infrastruktur tinggi dikarenakan permintaan yang banyak yaitu sebanyak 60 permintaan, dalam pengerjaan pembangunan/pengembangan sistem jaringan dan infrastruktur memerlukan waktu yang cukup banyak. Sebagaimana uraian di atas, beban kerja yang terbesar disebabkan oleh kurangnya pejabat fungsional (pranata komputer) yang mengerjakan pekerjaan teknis, dan sementara waktu ini pekerjaan teknis di bidang Pengembangan Sistem Informasi dibantu oleh pelaksana. Untuk mengantisipasi beban kerja yang terbesar, pada tahun 2012 dibutuhkan tambahan tiga orang pelaksana dan pelaksana yang sekarang berada di bidang Pengembangan Sistem Informasi memang diproyeksikan sebagai pejabat fungsional pranata komputer. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan perubahan layanan TIK. b. Penyusunan Konsep Rancangan Integrasi Sistem Aplikasi dan Basis Data, Jaringan dan Infrastruktur TIK . c. Administrasi PPK.
4. Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan tingkat layanan teknologi informasi dan komunikasi, aplikasi, basis data, dan jaringan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyelenggarakan fungsi: a. Pengelolaan tingkat layanan teknologi informasi dan komunikasi terhadap ketersediaan dan kualitas. b. Pelaksanaan sosialisasi layanan teknologi informasi dan komunikasi. c. Pengelolaan aplikasi, basis data, dan jaringan. d. Pengelolaan pertukaran data. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.52. Dari Tabel 3.52 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki beban kerja unit sebesar 61.472,17 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,05. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebanyak 41 orang, sedangkan jumlah pegawai yang ada sebanyak 39 orang, dengan demikian bidang ini kekurangan pegawai sebanyak dua orang. 84
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Adapun dua orang pegawai dimaksud adalah dua pegawai kelompok jabatan fungsional Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah Sarjana Komputer atau yang telah mengikuti Diklat Teknis Pranata Komputer. Tabel 3.52 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
No.
Unit Organisasi
1 Kepala Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 Kepala Subbidang Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi 3 Kepala Subbidang Pengelolaan Aplikasi 4 Kepala Subbidang Pengelolaan Pertukaran Data dan Basis Data 5 Kepala Subbidang Pengelolaan Jaringan 6 Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi 7 Pelaksana Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Jumlah
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada Pejabat/Pegawai 2,054.92 1 orang 1 orang
Beban Kerja
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.36
A
Sangat Baik
1,349.08
1
orang
1
orang
0
0.9
B
Baik
1,414.17 1,462.25
1 1
orang orang
1 1
orang orang
0 0
0.94 0.97
B B
Baik Baik
1,635.58 16,112.33
1 11
orang orang
1 9
orang orang
0 -2
1.09 1.19
A A
Sangat Baik Sangat Baik
37,443.83
25
orang
25
orang
0
0.99
B
Baik
61,472.17
41
orang
39
orang
-2
1.05
A
Sangat Baik
Pada tahun 2011 terdapat satu Pejabat Eselon IV yang promosi menjadi Pejabat Eselon III, satu Pejabat Eselon IV yang pensiun serta ada satu Pejabat Fungsional Pranata Komputer yang promosi menjadi Pejabat Eselon IV, dan dua Pejabat Eselon IV yang masuk ke Bidang PTIK. Berdasarkan form FP2 Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi menghasilkan produk sejumlah 63, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pengelolaan Permasalahan Jaringan. Volume kegiatan pengelolaan permasalahan jaringan (gangguan) sangat tinggi terkait banyaknya laporan gangguan oleh pengguna. b. Pengelolaan Permasalahan Aplikasi. Volume kegiatan pengelolaan permasalahan aplikasi (gangguan) sangat tinggi terkait banyaknya laporan gangguan oleh pengguna. c. Dinas Luar. Volume kegiatan Dinas Luar sangat tinggi karena perhitungannya dijadikan satu antar Dinas Luar dan Konsinyering. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Surat permintaan perbaikan computer/printer. b. Prosedur koordinasi penerapan sistem manajemen keamanan informasi (laporan perbaikan, kompilasi perbaikan, laporan pusat). c. Pengurusan laporan absensi untuk uang makan pegawai bidang PTIK.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
85
5. Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas memberikan layanan teknologi informasi dan komunikasi dan dukungan teknis kepada pengguna, melakukan pengoperasian dan pengamanan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi pada Pusat Data dan Disaster Recovery Center, dan melakukan pengelolaan konfigurasi teknologi informasi dan komunikasi dan kepustakaan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Operasional Teknologi Informasi menyelenggarakan fungsi: a. Penyelenggaraan permintaaan dan perubahan layanan teknologi informasi dan komunikasi. b. Penyediaan informasi, solusi, dan edukasi kepada pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi. c. Pemberian dukungan dan penyelesaian permasalahan layanan teknologi informasi dan komunikasi pada pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi. d. Pengamanan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi pada Pusat Data dan Disaster Recovery Center. e. Pengelolaan rilis teknologi informasi dan komunikasi. f.
Pemantauan komunikasi.
akurasi
dan
pengamanan
konfigurasi
teknologi
informasi
dan
g. Pengelolaan konfigurasi teknologi informasi dan komunikasi dan kepustakaan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.53. Tabel 3.53 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi
No.
Unit Organisasi
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1,794.38 1 orang 1 orang
Beban Kerja
1 Kepala Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 Kepala Subbidang Layanan Pengguna 1,728.42 3 Kepala Subbidang Dukungan Teknis 1,431.33 4 Kepala Subbidang Operasional Pusat Data 1,381.23 5 Kepala Subbidang Kepustakaan Teknologi Informasi dan 1,412.87 Komunikasi 6 Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Operasional Teknologi 29,943.28 Informasi dan Komunikasi 7 Pelaksana Bidang Operasional Teknologi Informasi dan 81,673.75 Komunikasi Jumlah 119,365.27
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.19
A
Sangat Baik
1 1 1 1
orang orang orang orang
1 1 1 1
orang orang orang orang
0 0 0 0
1.15 0.95 0.92 0.94
A B B B
Sangat Baik Baik Baik Baik
20
orang
10
orang
-10
1.99
A
Sangat Baik
54
orang
46
orang
-8
1.18
A
Sangat Baik
79
orang
61
orang
-18
1.3
A
Sangat Baik
Dari Tabel 3.53 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki beban kerja unit sebesar 119.365,27 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,3. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi sebanyak 79 orang, sedangkan jumlah pegawai yang ada 86
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
sebanyak 61 orang, dengan demikian bidang ini kekurangan pegawai sebanyak 18 orang. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah Sarjana TIK dan Diploma TIK. Berdasarkan form FP2 Bidang Operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi menghasilkan produk sejumlah 60, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pemulihan Permasalahan/Gangguan Layanan TIK. Pada tahun 2011, jumlah tiket gangguan (incident) tercatat sebanyak 2.053 tiket dengan norma waktu yang berbeda pada tiap tahapannya. Hal ini mengindikasikan pengguna (user) agar mulai aware untuk menghubungi Service Desk sebagai Single Point of Contact untuk layanan-layanan yang dikelola oleh Pusintek serta juga merefleksikan gangguangangguan TIK yang dialami Pengguna (user) sepanjang tahun 2011. b. Diklat/Training. Integrasi TIK Kementerian Keuangan dan pelaksanaan SPAN menjadi salah satu alasan Pusintek untuk mempersiapkan SDM yang kompeten dan berkualitas. Untuk membentuk SDM yang kompeten dan berkualitas dibutuhkan diklat dan training bagi hamper seluruh pegawai di lingkungan Pusintek. Selain itu, dalam pengelolaan Service Desk diselenggarakan training Soft Skill. c. Pemantauan Pusat Data. Beban kerja dalam pemantauan Pusat Data tinggi disebabkan jumlah perangkat yang banyak dan sifatnya pemantauannya yang terus-menerus. Hal-hal yang dipantau pada pusat data antara lain perangkat UPS, AC, Network, dan Server. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pengadaan buku. b. Penatausahaan surat keluar. c. Penyusunan laporan DP3 Bidang Operasional TIK. J. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pembinaan profesi akuntan publik dan penilai publik, pengembangan dan pengawasan jasa akuntan publik dan jasa penilai publik, serta penyajian informasi akuntan dan penilai publik. Dalam melaksanakan tugas tersebut PPAJP menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan pembinaan profesi akuntan publik dan penilai publik, register akuntan, perizinan, dan pengembangan jasa akuntan dan jasa penilai. 2. Penyiapan dan pelaksanaan program pemantauan kegiatan serta pemeriksaan akuntan publik dan penilai publik. 3. Penyajian informasi akuntan dan penilai publik. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian/bidang di lingkungan PPAJP dapat dilihat pada Tabel 3.54. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
87
Tabel 3.54 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) PPAJP
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Bagian Tata Usaha Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik Jumlah
1,901.65 28,491.14 33,721.25 24,040.30 23,200.79 26,542.17 137,897.30
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 19 orang 19 orang 0 22 orang 22 orang 0 16 orang 16 orang 0 16 orang 16 orang 0 18 orang 19 orang 1 92 orang 93 orang 1
EU
PU
Keterangan
1.26 1 1.02 1 0.96 0.93 0.98
A B A B B B B
Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.54 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai memiliki beban kerja unit sebesar 137.897,30 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,98. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai sebanyak 92 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 93 orang, dengan demikian terdapat kelebihan pegawai sebanyak satu orang. Berdasarkan form FP2 PPAJP menghasilkan produk sejumlah 160, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Penatausahaan surat keluar. 2. Belanja bahan. 3. Penyusunan regulasi profesi di bidang akuntansi. 4. Evaluasi Realisasi Penidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) oleh Akuntan Publik. 5. Administrasi laporan tahunan KJPP. 6. Kegiatan konsinyering. 7. Pengembangan dan Pemantauan Standar Penilaian Indonesia (SPI) dan/atau Petunjuk Teknis SPI. 8. Pemeriksaan berkala. 9. Laporan Hasil Pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan kartu istri/kartu suami. 2. Pengelolaan transfer masuk BMN. 3. Permohonan Registrasi Ulang. 4. Perpanjangan izin Akuntan Publik. 5. Partisipasi kegiatan internasional. 6. Permohonan pembatalan persetujuan pencantuman nama Kantor Jasa Penilai Publik Asing (KJPPA) dan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). 7. Evaluasi Kinerja Bidang PUAP. 8. Rencana pemeriksaan tahunan. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III PPAJP, berikut akan dijelaskan lima bagian/bidang yang ada di PPAJP. 88
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
1. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi penyusunan rencana strategik, rencana dan program kerja. b. Pelaksanaan urusan penataan organisasi, analisis dan evaluasi jabatan, serta pengukuran beban kerja. c. Pelaksanaan urusan kepegawaian dan administrasi jabatan fungsional. d. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan keuangan. e. Pelaksanaan urusan tata usaha, tata laksana, dokumentasi, dan kearsipan. f.
Koordinasi penyusunan laporan kegiatan dan akuntabilitas kinerja.
g. Evaluasi pelaporan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Tata Usaha PPAJP dapat dilihat pada Tabel 3.55. Tabel 3.55 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha PPAJP
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Subbagian Umum Kepala Subbagian Kepegawaian Kepala Subbagian Rumah Tangga Pelaksana Bagian Tata Usaha Jumlah
Beban Kerja 1,712.18 1,520.46 1,265.78 1,762.91 22,229.81 28,491.14
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 15 orang 15 orang 19 orang 19 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0
1.14 1.01 0.84 1.17 0.98 1
A A C A B B
Sangat Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.55 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Tata Usaha memiliki beban kerja unit sebesar 28.491,14 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, diketahui bahwa baik jumlah pegawai yang dibutuhkan maupun jumlah pegawai yang ada pada Bagian Tata Usaha sebanyak 19 orang, dengan demikian bagian ini tidak kelebihan maupun kekurangan pegawai. Beban Kerja Kepala Bagian Tata Usaha sebesar 1,712.18 dan dikategorikan bernilai A (sangat baik), untuk Kepala Subbagian Umum beban kerja sebesar 1,518.04 dan bernilai A (sangat baik), hal tersebut dikarenakan: a. Variasi pekerjaan pada Subbagian Umum ini beragam. b. Meskipun beberapa pekerjaan dilakukan secara periodik atau kasuistik, namun seluruh elemen Subbagian Umum ini selalu berusaha untuk memenuhi standar waktu yang telah ditetapkan. c. Sifat pekerjaan administratif pada Subbagian Umum tidak memerlukan waktu yang relatif lama dikarenakan seluruh elemen berusaha menerapkan SOP yang berlaku untuk menghasilkan pelayanan terbaik. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
89
Sedangkan untuk Kepala Subbagian Kepegawaian beban kerja sebesar 1,265.78, dikategorikan bernilai C (cukup), hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa hal, antara lain: a. Jumlah pegawai yang tidak terlalu banyak untuk dilayani menyebabkan volume pelayanan administratif kepegawaian relatif rendah. b. Sifat pekerjaan administratif pada Subbagian ini tidak memerlukan waktu yang relatif banyak untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. c. Beberapa pekerjaan hanya dilakukan secara periodik atau kasuistik sehingga tidak dilakukan sepanjang tahun. d. Terdapat beberapa pekerjaan yang tidak teridentifikasi sehingga belum tercatat dalam perhitungan ABK. Untuk Kepala Subbagian Rumah Tangga beban kerja sebesar 1,762.91 dikategorikan bernilai A (sangat baik), hal ini dikarenakan tugas-tugas pokok dari Subbagian Rumah Tangga sangat beraneka ragam yang mencakup bidang keuangan dan urusan rumah tangga di lingkungan Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai. Dari sisi pelaksana di Bagian Tata Usaha beban kerja selama tahun 2012 adalah 22,229.81 dikategorikan bernilai B (baik). Dengan jumlah pelaksana sebanyak 15 orang dirasa sudah cukup untuk mengerjakan pekerjaan di Bagian Tata Usaha dengan bermacammacam tipe pekerjaan dan beban pekerjaan yang relatif besar. Berdasarkan form FP2 Bagian Tata Usaha menghasilkan produk sejumlah 63, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penataan Surat Keluar. b. Belanja Bahan. c. Mengikuti Kegiatan Rapat-Rapat Internal. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pembuatan Kartu Istri/Kartu Suami. b. Pengelolaan transfer masuk BMN. c. Pembuatan Kartu Askes.
2. Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisis persyaratan perijinan akuntan publik dan kantor akuntan publik, pemantauan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, sistem pelaporan kantor akuntan publik, perumusan rancangan kebijakan pembinaan akuntan dan hubungan kelembagaan profesi akuntan, serta penyajian informasi akuntan publik. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik menyelenggarakan fungsi: a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis persyaratan perijinan akuntan publik dan kantor akuntan publik, pemantauan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, penyelenggaraan register akuntan, penyajian informasi register akuntan, dan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan kantor akuntan publik. 90
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
b. Pengembangan dan pemantauan standar akuntansi keuangan dan standar profesi akuntan publik, pendidikan dan pelatihan akuntan dan akuntan publik, ujian profesi akuntan serta perumusan rancangan kebijakan pembinaan akuntan dan hubungan kelembagaan profesi akuntan. c. Pengumpulan, pengolahan, dan pengembangan sistem pelaporan kegiatan dan keuangan kantor akuntan publik, serta penyajian informasi akuntan publik. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik dapat dilihat pada Tabel 3.56. Tabel 3.56 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik Kepala Subbidang Kelembagaan Usaha dan Akuntan Publik Kepala Subbidang Pengembangan Akuntan Publik Kepala Subbidang Laporan Usaha dan Akuntan Publik Pelaksana Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik Jumlah
Beban Kerja 1,594.28 1,572.17 1,624.95 1,394.92 27,534.93 33,721.25
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 18 orang 18 orang 0 22 orang 22 orang 0
EU
PU
Keterangan
1.06 1.04 1.08 0.93 1.02 1.02
A A A B A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.56 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik memiliki beban kerja unit sebesar 33.721,25 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,02. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, diketahui bahwa tidak terdapat selisih antara jumlah pegawai yang dibutuhkan maupun jumlah pegawai yang ada pada Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik yaitu sebanyak 22 orang. Berdasarkan form FP2 Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik menghasilkan produk sejumlah 38, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Regulasi Profesi di Bidang Akuntansi. b. Evaluasi Realisasi Penidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) oleh Akuntan Publik. c. Kajian Pengembangan Profesi Akuntan Publik. Dengan demikian, produk dari Bidang Pembinaan Usaha dan Akuntan Publik yang memiliki beban kerja terbesar adalah Penyusunan Regulasi Profesi di Bidang Akuntansi. Hal ini disebabkan karena tujuan penyusunan peraturan perundang-undangan adalah perlindungan publik namun juga harus mendukung perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Regulasi yang terlalu ketat (overregulated) akan membuat publik terlindungi (khususnya pengguna jasa). Namun demikian, regulasi yang terlalu ketat akan mengakibatkan profesi akuntan publik menjadi sulit berkembang. Padahal profesi juga merupakan salah satu pihak (kepentingan publik) yang harus dilindungi juga. Untuk mewujudkan regulasi yang benar-benar mampu melindungi publik (pengguna jasa dan profesi), diperlukan kajian yang mendalam baik melalui kajian literatur maupun dialog secara intensif dengan segenap stakeholder seperti akademisi, pengguna jasa, asosiasi profesi dan pihak-pihak lainnya.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
91
Selain itu, penyusunan regulasi profesi akuntan publik juga harus memperhatikan peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan. Sebagai contoh, terdapat perbedaan signifikan antara model pengaturan syarat seseorang untuk dapat menjadi akuntan publik antara Undang-Undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dengan Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Perbedaan tersebut tentunya harus dipecahkan bersama dengan melibatkan ahli hukum, perguruan tinggi, PPAJP, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Permohonan Registrasi Ulang. Registrasi ulang dilakukan untuk Akuntan Publik yang masih terdaftar di Kementerian Keuangan yakni Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) sesuai dengan ketentuan Pasal 59 huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tetang Akuntan Publik. Perpanjangan izin Akuntan Publik dapat dilakukan setiap 5 (lima) tahun setelah Akuntan Publik terdaftar atau melakukan registrasi ulang izin Akuntan Publik sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tetang Akuntan Publik. b. Perpanjangan izin Akuntan Publik.
3. Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan analisis persyaratan perijinan penilai publik dan usaha jasa penilai, pemantauan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, sistem pelaporan usaha jasa penilai, perumusan rancangan kebijakan pembinaan penilai dan hubungan kelembagaan profesi penilai, serta penyajian informasi penilai publik. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik menyelenggarakan fungsi: a. Jasa penilai, pemantauan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta tindak lanjut atas laporan penilaian dan laporan hasil pemeriksaan usaha jasa penilai publik. b. Pengembangan dan pemantauan, standar penilaian, pendidikan dan pelatihan penilai, ujian profesi penilai serta perumusan rancangan kebijakan pembinaan penilai dan hubungan kelembagaan profesi penilai publik. c. Pengumpulan, pengolahan, dan pengembangan sistem pelaporan kegiatan dan keuangan usaha jasa penilai serta penyajian informasi penilai publik. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik dapat dilihat pada Tabel 3.57. Dari Tabel 3.57 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik memiliki beban kerja unit sebesar 24.040,30 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, diketahui bahwa baik jumlah pegawai yang ada maupun yang dibutuhkan pada Bidang Pembinaan Usaha dan
92
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Penilai Publik sebanyak 16 orang, dengan demikian bidang ini tidak kelebihan maupun kekurangan pegawai. Tabel 3.57 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik Kepala Subbidang Kelembagaan Usaha dan Penilai Publik Kepala Subbidang Pengembangan Penilai Publik Kepala Subbidang Laporan Usaha dan Penilai Publik Pelaksana Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik Jumlah
Beban Kerja 1,524.75 1,494.42 1,436.82 1,272.50 18,311.82 24,040.30
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 12 orang 12 orang 0 16 orang 16 orang 0
EU
PU
Keterangan
1.01 0.99 0.95 0.84 1.01 1
A B B C A B
Sangat Baik Baik Baik Cukup Sangat Baik Baik
Dalam menjalankan tugas dan fungsi terdapat beberapa hambatan yang terjadi pada Subbidang Kelembagaan Usaha dan Penilai Publik diantaranya adalah: a. Peraturan perundang-undangan yang mengatur jasa penilai masih setingkat Menteri, untuk itu perlu ditingkatkan sehingga mempunyai jangkauan yang lebih luas; b. Peraturan asosiasi profesi penilai yang tidak fleksibel sehingga mempersulit penilai untuk mengajukan permohonan izin menjadi penilai publik. Hambatan Subbidang Pengembangan Penilai Publik (PPP) adalah: a. Belum adanya pendidikan formal setara Strata 1 di bidang penilaian dan masih terbatasnya tenaga pengajar baik dari segi jumlah maupun kualitas, untuk itu perlu adanya kesadaran dan kemauan dari pihak-pihak yang terkait di bidang pendidikan khususnya instansi pemerintah untuk segera dapat menyelenggarakan pendidikan formal di bidang penilaian sekurang-kurangnya setara Strata 1. b. Peraturan perundang-undangan yang mengatur jasa penilai masih setingkat Menteri, untuk itu perlu ditingkatkan sehingga mempunyai jangkauan yang lebih luas. c. Masih kurangnya pemahaman pengguna jasa terhadap profesi Penilai Publik, akibatnya jasa yang disediakan oleh Penilai Publik tidak dimanfaatkan dengan maksimal oleh pengguna jasa, sehingga perlu adanya pengenalan profesi Penilai Publik terhadap pengguna jasa. Hambatan Subbidang Laporan Usaha & Penilai Publik (LUPP) adalah: a. Standar laporan kegiatan usaha masih banyak kelemahan dan validitas laporan kegiatan usaha diragukan, hal ini disebabkan ketidaksadaran penilai publik untuk menyampaikan informasi dengan benar dan ketakutan akan ketidakbenaran penggunaan informasi oleh pihak lain yang menggunakan informasi. b. Peraturan perundang-undangan yang mengatur jasa penilai masih setingkat Menteri, untuk itu perlu ditingkatkan sehingga mempunyai jangkauan yang lebih luas. Berdasarkan form FP2 Bidang Pembinaan Usaha dan Penilai Publik menghasilkan produk sejumlah 34, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Administrasi laporan tahunan KJPP.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
93
b. Kegiatan konsinyering. c. Pengembangan dan Pemantauan Standar Penilaian Indonesia (SPI) dan/atau Petunjuk Teknis SPI. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Partisipasi kegiatan internasional. b. Permohonan pembatalan persetujuan pencantuman nama Kantor Jasa Penilai Publik Asing (KJPPA) dan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). c. Surat undangan rapat dan permintaan data/tanggapan dari asosiasi dalam rangka pembinaan penilai publik.
4. Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan atas usaha akuntan publik. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan penyusunan program pemeriksaan. b. Penyusunan dan pelaksanaan program pemeriksaan. c. Penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik dapat dilihat pada Tabel 3.58. Tabel 3.58 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik
No. Unit Organisasi Beban Kerja Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai 1 Kepala Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik 1,490.79 1 orang 1 orang 2 Kepala Subbidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik Wilayah I 3 Kepala Subbidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik Wilayah II 4 Kepala Subbidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik Wilayah III 5 Pelaksana Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik Jumlah
Selisih 0
EU 0.99
PU B
Keterangan Baik
1,351.92
1
orang
1
orang
0
0.9
B
Baik
1,400.13
1
orang
1
orang
0
0.93
B
Baik
1,396.46
1
orang
1
orang
0
0.93
B
Baik
17,561.50
12
orang
12
orang
0
0.97
B
Baik
23,200.79
16
orang
16
orang
0
0.96
B
Baik
Dari Tabel 3.58 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang PUAP memiliki beban kerja unit sebesar 23.200,79 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,96. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, diketahui bahwa baik jumlah pegawai yang dibutuhkan maupun jumlah pegawai yang ada pada Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik sebanyak 16 orang, dengan demikian tidak terdapat kekurangan maupun kelebihan pegawai.
94
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Berdasarkan form FP2 Bidang Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik menghasilkan produk sejumlah 12, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaan berkala (revised). b. Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP. c. Rapat internal maupun eksternal. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Evaluasi Kinerja Bidang PUAP. b. Rencana pemeriksaan tahunan. c. Konsinyering.
5. Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan atas usaha penilai publik. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan penyusunan program pemeriksaan. b. Penyusunan dan pelaksanaan program pemeriksaan. c. Penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik dapat dilihat pada Tabel 3.59. Tabel 3.59 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik Kepala Subbidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik I Kepala Subbidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik II Kepala Subbidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik III Pelaksana Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik Jumlah
Beban Kerja 1,425.00 1,493.08 1,434.58 1,402.50 20,787.00 26,542.17
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 14 orang 15 orang 1 18 orang 19 orang 1
EU
PU
Keterangan
0.95 0.99 0.95 0.93 0.92 0.93
B B B B B B
Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.59 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik memiliki beban kerja unit sebesar 26.542,17 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,93. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Pengelolaan Basis Data dan Penyajian Informasi sebanyak 18 orang, sedangkan jumlah pegawai yang ada sebanyak 19 orang, dengan demikian bidang ini kelebihan pegawai sebanyak satu orang. Berdasarkan form FP2 Bidang Pemeriksaan Usaha dan Penilai Publik menghasilkan produk sejumlah 13, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
95
a. Kegiatan pemeriksaan berkala. b. Laporan hasil pemeriksaan. c. Konsinyering. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: a. Kegiatan penyusuan Laporan Evaluasi Kinerja. b. Penyusunan rencana pemeriksaan tahunan (RPT). K. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka) mempunyai tugas melaksanakan analisis, harmonisasi dan sinergi kebijakan atas pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, dan pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Pushaka menyelenggarakan fungsi: 1. Pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan negara, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya. 2. Pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang belanja negara dan kekayaan negara. 3. Pelaksanaan pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan. 4. Pelaksanaan pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian Keuangan. 5. Pelaksanaan administrasi pusat. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian/bidang di lingkungan Pushaka dapat dilihat pada Tabel 3.60. Tabel 3.60 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pushaka
No. 1 2 3 4 5 6 7
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Bagian Tata Usaha Bidang Program dan Kegiatan I Bidang Program dan Kegiatan II Bidang Program dan Kegiatan III Bidang Program dan Kegiatan IV Kelompok Jabatan Fungsional Jumlah
1,868.73 26,130.79 20,750.31 19,096.42 30,526.94 23,526.46 0.00 121,899.65
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 17 orang 16 orang 14 orang 12 orang 13 orang 11 orang 20 orang 19 orang 16 orang 14 orang 0 orang 0 orang 81 orang 73 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 -1 -2 -2 -1 -2 0 -8
1.24 1.08 1.15 1.15 1.07 1.12 0 1.11
A A A A A A E A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Kurang Sangat Baik
Dari Tabel 3.60 diketahui bahwa pada tahun 2011, Pushaka memiliki beban kerja unit sebesar 121.899,65 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,11. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Pushaka sebanyak 81 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 73 orang, dengan demikian terdapat kekurangan delapan orang pegawai. Berdasarkan analisis 96
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah tiga orang Sarjana Hukum, satu orang Sarjana Ekonomi Pembangunan, satu orang Sarjana Ilmu Statistik, dan tiga orang Diploma III. Berdasarkan form FP2 Pushaka menghasilkan produk sejumlah 341, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pemutakhiran Matriks Tindak Lanjut dalam aplikasi DAMS. 2. Perekaman data Matrik Tindak Lanjut dalam aplikasi DAMS. 3. Pengolahan bahan/data/informasi pendukung pertemuan Menteri Keuangan. 4. Penyusunan laporan kegiatan pendampingan Menteri Keuangan. 5. Harmonisasi program dan kegiatan Menteri Keuangan Wakil Menteri Keuangan. 6. Monitoring dan evaluasi data yang disampaikan dari manajer IKU. 7. Analisis serta rekomendasi perubahan IKU Depkeu dan Unit Eselon I. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Pengoperasian perangkat komputer pada operating room Menteri Keuangan. 2. Penyiapan materi Rapimum. 3. Rapat di luar Kemenkeu. 4. Penyusunan uraian jabatan. 5. Persiapan kunjungan Menteri ke daerah. 6. Permintaan data usulan penyempurnaan peta strategi/sasaran strategis/manual IKU Depkeu Wide/Depkeu One. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Pushaka, berikut akan dijelaskan lima bagian/bidang yang ada di Pushaka.
1. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Pusat, serta koordinasi penyediaan informasi pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana, program kerja, dan evaluasi serta laporan kegiatan dan akuntabilitas kinerja. b. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, dokumentasi, dan kearsipan. c. Pelaksanaan urusan penataan organisasi, analisis dan evaluasi pengukuran beban kerja.
jabatan, serta
d. Pelaksanaan urusan keuangan dan rumah tangga. e. Pengolahan dan analisis data serta koordinasi penyediaan data dan informasi pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Tata Usaha Pushaka dapat dilihat pada Tabel 3.61. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
97
Tabel 3.61 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha Pushaka
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Subbagian Tata Laksana dan Kepegawaian Kepala Subbagian Keuangan dan Rumah Tangga Kepala Subbagian Pengolahan Data Pelaksana Bagian Tata Usaha Jumlah
1,778.78 1,514.96 1,567.38 1,350.70 19,918.98 26,130.79
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih yang Ada Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 13 orang 12 orang -1 17 orang 16 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.18 1.01 1.04 0.9 1.1 1.08
A A A B A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.61 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Tata Usaha memiliki beban kerja unit sebesar 26.130,79 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,08. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Tata Usaha sebanyak 17 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 16 orang, dengan demikian terdapat kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah Diploma III. Berdasarkan form FP2 Bagian Tata Usaha Pushaka menghasilkan produk sejumlah 100, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pemuktahiran Matriks Tindak Lanjut dalam aplikasi DAMS. b. Perekaman data Matrik Tindak Lanjut dalam aplikasi DAMS. c. Pengelolaan DIPA Pushaka. d. Pengelolaan administrasi pegawai dan administrasi pusat. Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan utama yang menunjang langsung fungsi Pushaka sebagai Delivery Unit dan Private Office. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah pengoperasian perangkat komputer pada operating room Menteri Keuangan. Hal ini disebabkan karena ruangan tersebut sudah tidak aktif lagi digunakan.
2. Bidang Program dan Kegiatan I Bidang Program dan Kegiatan I mempunyai tugas melaksanakan analisis, harmonisasi dan sinergi kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan APBN, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Program dan Kegiatan I menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan pengolahan dan pengkajian kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan APBN, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya. b. Pelaksanaan penyiapan masukan dan saran dalam pengambilan keputusan di bidang pendapatan negara, pembiayaan APBN, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya.
98
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
c. Pelaksanaan penyiapan penyusunan skala prioritas pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan APBN, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya. d. Pelaksanaan kerjasama internal dan eksternal Kementerian Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan APBN, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya. e. Pelaksanaan penyiapan penyajian data, informasi, pendampingan dan laporan program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan APBN, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya. f.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang pendapatan negara, pembiayaan APBN, pasar modal dan lembaga keuangan serta program dan kegiatan pendukung lainnya.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Program dan Kegiatan I dapat dilihat pada Tabel 3.62. Tabel 3.62 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Program dan Kegiatan I
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bidang Program dan Kegiatan I Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IA Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IB Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IC Pelaksana Bidang Program dan Kegiatan I Jumlah
Beban Kerja 1,602.68 1,614.38 1,173.08 1,553.04 14,807.13 20,750.31
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 0 orang -1 1 orang 1 orang 0 10 orang 9 orang -1 14 orang 12 orang -2
EU
PU
Keterangan
1.06 1.07 0.78 1.03 1.09 1.15
A A C A A A
Sangat Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.62 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Program dan Kegiatan I memiliki beban kerja unit sebesar 20.750,31 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,15. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Program dan Kegiatan I sebanyak 14 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 12 orang, dengan demikian terdapat kekurangan dua orang pegawai yaitu satu orang pelaksana dan satu orang Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IB. Namun pada akhir tahun 2011 posisi Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IB telah terisi, sehingga kebutuhan pegawai menjadi satu orang pelaksana. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah Sarjana Hukum atau Sarjana Ekonomi Pembangunan. Berdasarkan form FP2 Bidang Program dan Kegiatan I menghasilkan produk sejumlah 64, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah: a. Pengolahan bahan/data/informasi pendukung pertemuan Menteri Keuangan. b. Penyusunan laporan kegiatan pendampingan Menteri Keuangan. c. Penyusunan risalah dan matrik tindak lanjut rapat Menteri Keuangan.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
99
Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah penyiapan materi Rapimum dan pelaksanaan tugas pendampingan kegiatan Menteri Keuangan di luar Kota.
3. Bidang Program dan Kegiatan II Bidang Program dan Kegiatan II mempunyai tugas melaksanakan analisis, harmonisasi dan sinergi kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang belanja negara dan kekayaan negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Program dan Kegiatan Internal II menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan pengolahan dan pengkajian kebijakan, program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang belanja negara dan kekayaan negara. b. Pelaksanaan penyiapan masukan dan saran dalam pengambilan keputusan di bidang belanja negara dan kekayaan negara. c. Pelaksanaan penyiapan penyusunan skala prioritas pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang belanja negara, dan kekayaan negara. d. Pelaksanaan kerjasama internal dan eksternal Kementerian Keuangan di bidang belanja negara dan kekayaan negara. e. Pelaksanaan penyiapan penyajian data, informasi, pendampingan dan laporan program dan kegiatan Menteri Keuangan di bidang belanja negara dan kekayaan negara. f.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan di belanja negara dan kekayaan negara.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Program dan Kegiatan II dapat dilihat pada Tabel 3.63. Tabel 3.63 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Program dan Kegiatan II
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bidang Program dan Kegiatan II Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IIA Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IIB Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IIC Pelaksana Bidang Program dan Kegiatan II Jumlah
1,629.46 1,550.50 1,554.13 1,525.92 12,836.42 19,096.42
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 9 orang 7 orang -2 13 orang 11 orang -2
EU
PU
Keterangan
1.08 1.03 1.03 1.01 1.22 1.15
A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.63 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Program dan Kegiatan II memiliki beban kerja unit sebesar 19.096,42 orang jam (OJ), dengan efisiensi unit sebesar 1,15. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Program dan Kegiatan II sebanyak 13 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak sebelas orang, dengan demikian terdapat kekurangan dua orang pegawai. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah satu orang Sarjana Hukum dan satu orang Diploma III.
100
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Berdasarkan form FP2 Bidang Program dan Kegiatan II menghasilkan produk sejumlah 50, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pengolahan bahan/data/informasi pendukung pertemuan Menteri Keuangan. b. Penyusunan laporan kegiatan pendampingan Menteri Keuangan. c. Penyusunan risalah dan matrik tindak lanjut rapat Menteri Keuangan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah rapat di luar Kementerian Keuangan dan penyusunan uraian jabatan.
4. Bidang Program dan Kegiatan III Bidang Program dan Kegiatan III mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Program dan Kegiatan Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan, penyiapan bahan, pendampingan dan asistensi kegiatan Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan, dan melaksanakan layanan administrasi Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Program dan Kegiatan III menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan Agenda Program dan Kegiatan Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan. b. Koordinasi penyiapan, penyusunan, dan penyajian bahan program dan kegiatan Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan. c. Pelaksanaan pendampingan dan asistensi kegiatan Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan. d. Koordinasi pelaksanaan rapat pimpinan dan kegiatan Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan lainnya. e. Layanan administrasi Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Program dan Kegiatan III dapat dilihat pada Tabel 3.64. Tabel 3.64 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Program dan Kegiatan III
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi Kepala Bidang Program dan Kegiatan III Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IIIA Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IIIB Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IIIC Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Program dan Kegiatan III Pelaksana Bidang Program dan Kegiatan III Jumlah
Beban Kerja 1,866.85 1,378.07 1,852.05 1,528.28 0.00 23,901.70 30,526.94
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 0 orang 0 orang 0 16 orang 15 orang -1 20 orang 19 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.24 0.91 1.23 1.01 0 1.06 1.07
A B A A E A A
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Kurang Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.64 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang program dan Kegiatan III memiliki beban kerja unit sebesar 30.526,94 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,07. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Program dan Kegiatan III sebanyak 20 orang,
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
101
sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 19 orang, dengan demikian terdapat kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah satu orang Sarjana Hukum. Berdasarkan form FP2 Bidang Program dan Kegiatan III menghasilkan produk sejumlah 55, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Harmonisasi Program dan Kegiatan Menteri Keuangan. b. Harmonisasi Program dan Kegiatan Wakil Menteri Keuangan dan Penanganan Surat Masuk Non-verbal yang diajukan kepada Menteri Keuangan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah persiapan kunjungan Menteri ke daerah dan persiapan kunjungan Menteri ke Luar Negeri.
5. Bidang Program dan Kegiatan IV Bidang Program dan Kegiatan IV mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan perencanaan, monitoring, dan evaluasi Key Performance Indicators di lingkungan Kementerian Keuangan dengan menggunakan pendekatan manajemen kinerja strategik berbasis Balanced Scorecard. Dalam melaksanakan tugas tersebutBidang Perencanaan dan Evaluasi Indikator Kinerja Utamamenyelenggarakan fungsi: a. Pengumpulan data dan analisis Key Performance Indicators berbasis Balanced Scorecard di lingkungan Kementerian Keuangan. b. Penyiapan bahan perencanaan, monitoring, dan evaluasi Key Performance Indicators berbasis Balanced Scorecard di lingkungan Kementerian Keuangan. c. Penyajian informasi Key Performance Indicators dan implementasi sistem manajemen kinerja strategik berbasis Balanced Scorecard di lingkungan Kementerian Keuangan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Program dan Kegiatan IV dapat dilihat pada Tabel 3.65. Tabel 3.65 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Program dan Kegiatan IV
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bidang Program dan Kegiatan IV Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IVA Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IVB Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IVC Kepala Subbidang Program dan Kegiatan IVD Pelaksana Bidang Program dan Kegiatan IV Jumlah
1,519.13 1,539.46 1,574.63 1,526.63 1,527.13 15,839.50 23,526.46
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 11 orang 9 orang 16 orang 14 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 -2 -2
1.01 1.02 1.04 1.01 1.01 1.17 1.12
A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.65 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Program dan Kegiatan IV memiliki beban kerja unit sebesar 23.526,46 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,12. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Program dan Kegiatan IV sebanyak 16 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 14 orang, dengan demikian terdapat 102
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
kekurangan pegawai sebanyak dua orang. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah satu orang Sarjana Ilmu Statistik dan satu orang Diploma III. Berdasarkan form FP2 Bidang Program dan Kegiatan IV menghasilkan produk sejumlah 72, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Monitoring dan evaluasi validitas data yang disampaikan dari manajer IKU. b. Analisis dan rekomendasi perubahan IKU Depkeu dan Unit Eselon I. c. Administrasi data pendukung capaian kinerja. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah permintaan data usulan penyempurnaan peta strategi/sasaran strategi/sasaran strategi/manual IKU Depkeu Wide/Depkeu One dan permintaan persetujuan Menteri Keuangan atas Kontrak Kerja. L. Pusat Investasi Pemerintah Pusat Investasi Pemerintah (PIP) mempunyai tugas melaksanakan kewenangan operasional dalam pengelolaan investasi Pemerintah Pusat sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Pusat Investasi Pemerintah menyelenggarakan fungsi: 1. Pengelolaan Rekening Induk Dana Investasi. 2. Penyusunan rencana strategis bisnis. 3. Penyusunan rencana bisnis dan anggaran (RBA) tahunan. 4. Penilaian kelayakan, manajemen risiko, divestasi, pengembangan instrumen, pengendalian, pembiayaan, dan masalah hukum dan perjanjian investasi Pemerintah Pusat. 5. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan pelaporan. 6. Pemeriksaan intern atas pelaksanaan tugas Pusat Investasi Pemerintah. 7. Pelaksanaan urusan umum. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing divisi di lingkungan PIP dapat dilihat pada Tabel 3.66. Tabel 3.66 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) PIP
No. 1 2 3 4
Unit Organisasi Kepala Pusat Investasi Pemerintah Divisi Keuangan dan Umum Divisi Portofolio Investasi I Divisi Portofolio Investasi II Jumlah
Beban Kerja 1,887.95 26,908.00 22,272.00 27,337.93 78,405.88
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 17 orang 14 orang 17 orang 49 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai 1 orang 14 orang 14 orang 13 orang 42 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 -3 0 -4 -7
1.25 1.28 1.06 1.4 1.24
A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
103
Dari Tabel 3.66 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) memiliki beban kerja unit sebesar 78.405,88 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,24. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Pusat Investasi Pemerintah sebanyak 49 orang, sedangkan jumlah pegawai yang ada sebanyak 42 orang, dengan demikian terdapat kekurangan pegawai sebanyak tujuh orang. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah tujuh orang Diploma III di bidang Keuangan. Berdasarkan form FP2 PIP menghasilkan produk sejumlah 269, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Pelaporan atas proposal pinjaman dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). 2. Rapat dalam rangka penjajakan dan kerja sama investasi. 3. Inisiasi investasi Pusat Investasi Pemerintah dalam bentuk pinjaman. 4. Penagihan bunga dan/atau pokok pinjaman. 5.
Permintaan pembayaran, serta pembukaan, perpanjangan dan pencairan deposito. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut:
1. Rapat mutasi. 2. Rekrutmen pegawai. 3. Pencairan rekening Escrow. 4. Pencairan dana pinjaman. 5. Daftar urut kepangkatan dan laporan pajak-pajak pribadi. Pada tahun 2011 tingkat EU PIP sebesar 1,24 (sangat baik). Peran dan fungsi PIP sudah mulai berjalan sebagaimana mestinya dan telah semakin berkembang, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Terhadap pengembangan internal, PIP telah menetapkan goal setting pada setiap pegawai dan telah melakukan sosialisasi serta implementasi budaya kerja Kementerian Keuangan. Selain itu terhadap pola kerja telah dilakukan pengembangan kompetensi, penataan organisasi yang andal, dan pengembangan IT demi kelancaran pekerjaan pada PIP. 2. Berkaitan dengan bisnis utama, PIP telah melakukan kegiatan mencari peluang investasi serta melaksanakan kajian kelayakan dan analisis risiko terhadap fokus investasi PIP pada pinjaman daerah dan BUMN, penugasan pemerintah berupa pembelian 7% Saham Divestasi PT Newmont Nusa Tenggara serta peluang investasi pada sektor ramah lingkungan. 3. Lingkup investasi Divisi Portofolio Investasi I diperluas pada beberapa sektor dan adanya beberapa penugasan khusus yang diberikan Menteri Keuangan kepada PIP, diantaranya mengolah Fasilitas Dana Geothermal, Pemberian pinjaman lunak kepada PLN, dan divestasi saham PT. Newmont yang masih dalam proses. Pada tahun 2011, Divisi Portofolio Investasi I juga melakukan perjanjian dana talangan kepada beberapa BUJT yang tiga diantaranya sudah disahkan dalam perjanjian namun dalam 2011 belum
104
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
dapat dicairkan karena terhambat oleh pembebasan tanah yang merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam pencairan dana talangan.
4. Investasi yang telah dilakukan oleh Divisi Portofolio Investasi II adalah sebagai berikut: a. Perjanjian Investasi pembelian 7% Saham Divestasi PT NNT, tetapi belum dapat dilaksanakan proses pencairan dananya sampai dengan ada Keputusan Tetap dari Mahkamah Konstitusi terkait dengan legalitas perjanjian dimaksud sebagaimana yang dipertanyakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. b. Perjanjian investasi pemberian pinjaman modal kerja dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi tenggara dalam rangka pekerjaan pembangunan RSUD Tipe B Sulawesi Tenggara. c. Perjanjian investasi pemberian pinjaman modal dengan Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka pembangunan RSUD Tipe C Surakarta. d. Perjanjian investasi pemberian pinjaman modal kerja dengan PT. Industri Kereta Api Persero (PT. INKA) dalam rangka pengadaan 1200 unit gerbong PPCW. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III PIP, berikut akan dijelaskan tiga divisi yang ada di PIP.
1. Divisi Portofolio Investasi I Divisi Portofolio Investasi I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penilaian kelayakan, manajemen risiko, divestasi, pengembangan instrumen dan pengendalian, pembiayaan, dan masalah hukum dan perjanjian investasi Pemerintah Pusat, serta penyusunan rencana strategis investasi dan kegiatan tahunan, yang pembagian jenis/sektor investasinya ditetapkan oleh Kepala Pusat Investasi Pemerintah. Dalam melaksanakan tugas tersebut Divisi Portofolio Investasi I menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan penilaian kelayakan investasi, penyusunan rekomendasi atas pelaksanaan investasi pemerintah, dan divestasi terhadap surat berharga dan kepemilikan investasi langsung serta analisis risiko investasi. b. Penyiapan bahan penyusunan rencana strategis investasi dan kegiatan tahunan, pengembangan instrumen investasi, dan pengendalian terhadap investasi. c. Penyiapan bahan penilaian sumber pembiayaan, dan penetapan status dan kebijakan penempatan dana dan/atau barang dalam rangka investasi Pemerintah Pusat. d. Penyiapan bahan kebijakan penempatan dana Rekening Induk Dana Investasi. e. Penyiapan bahan penyusunan peraturan dan perjanjian investasi serta penyelesaian masalah hukum atas pelaksanaan perjanjian investasi. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Divisi Portofolio Investasi I dapat dilihat pada Tabel 3.67. Dari Tabel 3.67 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Divisi Portofolio Investasi I memiliki beban kerja unit sebesar 22.272 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,06. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
105
maupun yang dibutuhkan pada Divisi Portofolio Investasi I sebanyak 14 orang, dengan demikian tidak terdapat kekurangan maupun kelebihan pegawai. Tabel 3.67 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Divisi Portofolio Investasi I
No.
Unit Organisasi
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 2,014.54 1 orang 1 orang 2,028.13 1 orang 1 orang 1,958.63 1 orang 1 orang
Beban Kerja
1 Kepala Divisi Portofolio Investasi I 2 Kepala Subdivisi Pembiayaan dan Hukum I 3 Kepala Subdivisi Pengembangan Instrumen dan Pengendalian I 4 Kepala Subdivisi Penilaian Kelayakan dan Manajemen Risiko I 5 Pelaksana Divisi Portofolio Investasi I Jumlah
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0
1.34 1.35 1.3
A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
1,903.25
1
orang
1
orang
0
1.26
A
Sangat Baik
14,367.46 22,272.00
10 14
orang orang
10 14
orang orang
0 0
0.95 1.06
B A
Baik Sangat Baik
Berdasarkan form FP2, Divisi Portofolio Investasi I menghasilkan produk sejumlah 96, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pelaporan atas proposal pinjaman dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). b. Rapat dalam rangka penjajakan dan kerja sama investasi. c. Penyusunan SOP pada Divisi Portofolio Investasi I. d. Pembahasan penyusunan rancangan peraturan pelaksanaan perundang-undangan dalam rangka investasi. e. Penyusunan perjanjian investasi. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Rapat mutasi. b. Rekrutmen pelaksana. Hal ini disebabkan rapat mutasi dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu atau dengan kata lain frekuensi kerja rendah dan beberapa produk lain seperti mengikuti psikotest Setjen, mengikuti tes TOEFL dan sebagainya yang pada prinsipnya frekuensi kegiatan masih rendah dan tidak semua pegawai harus terlibat. Namun, semua kegiatan yang memiliki beban rendah tersebut saling mendukung dan tetap memberikan kontribusi yang signifikan dalam menunjang performance suatu organisasi sehingga kegiatan tersebut tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, monitoring kompetensi dan beban kerja mutlak diperlukan oleh PIP. Berdasarkan uraian tersebut, kegiatan Divisi Portofolio Investasi I membutuhkan waktu dan pemikiran serta koordinasi dengan berbagai pihak.
2. Divisi Portofolio Investasi II Divisi Portofolio Investasi II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penilaian kelayakan, manajemen risiko, divestasi, pengembangan instrumen dan pengendalian, pembiayaan, dan masalah hukum dan perjanjian investasi Pemerintah Pusat, serta penyusunan rencana strategis investasi dan kegiatan tahunan, yang pembagian jenis/sektor investasinya ditetapkan oleh Kepala Pusat Investasi Pemerintah. Dalam melaksanakan tugas tersebut Divisi Portofolio Investasi II menyelenggarakan fungsi:
106
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
a. Penyiapan bahan penilaian kelayakan investasi, penyusunan rekomendasi atas pelaksanaan investasi pemerintah, dan divestasi terhadap surat berharga dan kepemilikan investasi langsung serta analisis risiko investasi. b. Penyiapan bahan penyusunan rencana strategis investasi dan kegiatan tahunan, pengembangan instrumen investasi, dan pengendalian terhadap investasi. c. Penyiapan bahan penilaian sumber pembiayaan, dan penetapan status dan kebijakan penempatan dana dan/atau barang dalam rangka investasi Pemerintah Pusat. d. Penyiapan bahan kebijakan penempatan dana Rekening Induk Dana Investasi. e. Penyiapan bahan penyusunan peraturan dan perjanjian investasi serta penyelesaian masalah hukum atas pelaksanaan perjanjian investasi. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Divisi Portofolio Investasi II dapat dilihat pada Tabel 3.68. Tabel 3.68 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Divisi Portofolio Investasi II
No.
Unit Organisasi
1 Kepala Divisi Portofolio Investasi II 2 Kepala Subdivisi Pembiayaan dan Hukum II 3 Kepala Subdivisi Pengembangan Instrumen dan Pengendalian II 4 Kepala Subdivisi Penilaian Kelayakan dan Manajemen Risiko II 5 Pelaksana Divisi Portofolio Investasi II Jumlah
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1,580.21 1 orang 1 orang 0 1,829.08 1 orang 1 orang 0 1,925.13 1 orang 1 orang 0
EU
PU
Keterangan
1.05 1.21 1.28
A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
1,916.83
1
orang
1
orang
0
1.27
A
Sangat Baik
20,086.67 27,337.93
13 17
orang orang
9 13
orang orang
-4 -4
1.48 1.4
A A
Sangat Baik Sangat Baik
Beban Kerja
Dari Tabel 3.68 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Divisi Portofolio Investasi II memiliki beban kerja unit sebesar 27.337,93 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,40. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak 17 orang, sedangkan yang dibutuhkan Divisi Portofolio Investasi II sebanyak 13 orang, dengan demikian terdapat kekurangan sebanyak empat orang. Dengan demikian, Divisi Portofolio Investasi II membutuhkan empat orang tambahan pelaksana. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah empat orang Diploma III di bidang keuangan. Berdasarkan form FP2, Divisi Portofolio Investasi II menghasilkan produk sejumlah 40, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Inisiasi Investasi Pusat Investasi Pemerintah dengan bentuk pinjaman. b. Penagihan bunga dan/atau pokok pinjaman. c. Penetapan keputusan investasi dalam bentuk pinjaman oleh Kepala Pusat Investasi Pemerintah. d. Penilaian kelayakan (termasuk aspek hokum) dan risiko oleh Divisi Portofolio Investasi Initiator. e. Penyusunan perjanjian atau amandemen perjanjian investasi dalam bentuk pinjaman. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
107
Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pencairan Rekening Escrow. b. Pencairan dana pinjaman. c. Input data dalam monitoring informasi investasi. d. Penetapan keputusan investasi dalam bentuk pinjaman uang kewenangannya di luar Kepala Pusat Investasi Pemerintah.
3. Divisi Keuangan dan Umum Divisi Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan anggaran, pembayaran dan/atau penerimaan atas transaksi investasi pada Rekening Induk Dana Investasi, akuntansi dan pelaporan, koordinasi penyusunan rencana strategis bisnis dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, dan urusan umum. Dalam melaksanakan tugas tersebut Divisi Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana strategis bisnis dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran. b. Pelaksanaan urusan perencanaan dan kebendaharaan serta pembayaran dan/atau penerimaan atas transaksi investasi pada Rekening Induk Dana Investasi. c. Penyiapan bahan penyusunan sistem dan manual akuntansi, laporan keuangan dan kinerja, serta akuntansi atas setiap transaksi. d. Pelaksanaan administrasi kepegawaian, dan urusan perlengkapan, tata usaha dan rumah tangga Pusat. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Divisi Keuangan dan Umum dapat dilihat pada Tabel 3.69. Dari Tabel 3.69 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Divisi Keuangan dan Umum memiliki beban kerja unit sebesar 26.908 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,28. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak 17 orang, sedangkan yang dibutuhkan pada Divisi Keuangan dan Umum sebanyak 14 orang, dengan demikian terdapat kekurangan pegawai sebanyak tiga orang pegawai. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah tiga orang Diploma III di bidang Keuangan. Tabel 3.69 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Divisi Keuangan dan Umum
No. 1 2 3 4 5
108
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Divisi Keuangan dan Umum Kepala Subdivisi Akuntansi dan Pelaporan Kepala Subdivisi Anggaran Kepala Subdivisi Umum Pelaksana Divisi Keuangan dan Umum Jumlah
1,709.25 1,835.71 1,689.63 1,978.71 19,694.71 26,908.00
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 13 orang 10 orang -3 17 orang 14 orang -3
EU
PU
Keterangan
1.13 1.22 1.12 1.31 1.31 1.28
A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Berdasarkan form FP2, Divisi Keuangan dan Umum menghasilkan produk sejumlah 133, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Permintaan pembayaran. b. Pembukaan, perpanjangan, dan pencairan deposito. c. Pelaksanaan pembayaran atas pertanggungjawaban uang muka keperluan sehari-hari kantor. d. Laporan keuangan bulanan (SAP san SAK). e. Penyusunan petunjuk operasional kerja (POK) dan Revisi POK. f.
Administrasi surat masuk.
g. Administrasi surat keluar. h. Penerimaan tamu. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Daftar urut kepangkatan. b. Laporan pajak-pajak pribadi. c. Surat izin melanjutkan pendidikan di luar kedinasan. M. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (Pusat LPSE) mempunyai tugas menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan secara elektronik Kementerian Keuangan, pengelolaan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik serta memberikan pelayanan pengadaan secara elektronik Kementerian/Lembaga. Dalam melaksanakan tugas tersebut Pusat LPSE menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan regulasi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan. 2. Pelayanan pengadaan secara elektronik kepada Panitia Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan Kementerian Keuangan serta Kementerian/Lembaga/Komisi. 3. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan secara elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan. 4. Pelaksanaan administrasi pusat. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian/bidang di lingkungan Pusat LPSE dapat dilihat pada Tabel 3.70. Dari Tabel 3.70 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Pusat LPSE memiliki beban kerja unit sebesar 106.245,42 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,16. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Pusat LPSE sebanyak 67 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 61 orang, dengan demikian Pusat LPSE terdapat kekurangan pegawai sebanyak enam orang dan kekurangan tersebut belum termasuk kekurangan pegawai untuk Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
109
ditugaskan pada agency daerah. Berdasarkan analisis kebutuhan, kualifikasi pendidikan untuk kekurangan pegawai tersebut adalah dua orang Sarjana Ilmu Komunikasi dan empat orang Sarjana Sistem Informasi atau Sarjana Teknik Informatika. Tabel 3.70 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pusat LPSE
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik Bagian Tata Usaha Bidang Registrasi dan Verifikasi Bidang Layanan Teknis Pengguna Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem Jumlah
1,942.42 21,291.73 21,293.45 33,212.83 28,504.99 106,245.42
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 13 orang 13 orang 22 orang 18 orang 67 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai 1 orang 13 orang 13 orang 20 orang 14 orang 61 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 -2 -4 -6
1.29 1.09 1.09 1.1 1.35 1.16
A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dapat diinformasikan bahwa pada tahun 2012 Pusat LPSE telah memiliki 32 agency daerah yang beroperasi di seluruh ibukota provinsi di Indonesia. Pembukaan agency LPSE Kementerian Keuangan telah dilakukan sejak tahun 2009 yaitu sebanyak lima daerah di pulau Jawa, tahun 2010 sebanyak 15 daerah di luar pulau Jawa, dan tahun 2011 sebanyak 12 daerah di luar pulau Jawa. Tugas-tugas agency LPSE di daerah selama ini dilakukan oleh Tim Pelaksana Penerapan LPSE pada Instansi Vertikal di lingkungan Kementerian Keuangan di daerah, sehingga beban kerja tim tersebut dapat diukur sebagai beban kerja Pusat LPSE. Kantor agency daerah merupakan kantor layanan LPSE yang memberikan pelayanan selama jam kerja. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Pusat LPSE, kinerja tim pengelola LPSE daerah belum optimal. Hal ini disebabkan, tugas pelayanan kepada pengguna system yang dilakukan oleh anggota tim tersebut sering berbenturan dengan tugas dan fungsi pegawai dari unit asalnya. Sesuai dengan amanat Perpres 54 Tahun 2010 dan Surat Edaran nomor SE-633/MK.1/2011 tanggal 5 Desember 2011 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2012 yang mewajibkan semua pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan/seleksi dilakukan melalui pengadaan secara elektronik (e-procurement). Sehubungan dengan hal itu, mengingat bahwa kantor agency daerah juga kantor pelayanan maka kebutuhan pegawai merupakan sesuatu yang mendesak bagi Pusat LPSE untuk mendapat tambahan pegawai minimal dua orang pada tiap-tiap agency LPSE di daerah yang fokus melaksanakan tugas dan fungsi Pusat LPSE. Kualifikasi pendidikan pegawai yang dibutuhkan oleh Pusat LPSE sebagai berikut: No.
Bagian/Bidang
Kekurangan Pegawai
Kualifikasi Pendidikan
Berdasarkan perhitungan ABK 1.
Bidang Layanan Pengguna
2.
Bidang Kebijakan Pengelolaan Sistem
Teknis
2 orang
Ilmu Komunikasi (Kehumasan)
dan
4 orang
• Sistem Informasi • Teknik Informatika
Berdasarkan analisis kebutuhan pegawai di daerah 110
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
3.
Agency LPSE Daerah
64 orang
• DIII Akuntansi Pemerintah • DIII Kebendaharaan Negara
Berdasarkan form FP2, Pusat LPSE menghasilkan output sebanyak 788 produk, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Penatausahaan Surat Masuk Pusat. 2. Penerbitan dan Pertanggungjawaban Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). 3. Pemberian user id dan password bagi penyedia barang/jasa. 4. Pelaksanaan Monev. 5. Pelayanan helpdesk pada LPSE. 6. Penyelenggaraan publikasi layanan pengadaan secara elektronik kementerian keuangan. 7. Pendampingan pembangunan system aplikasi LPSE. 8. Monitoring Kinerja Sistem Aplikasi. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Koordinasi perumusan indikator kinerja dalam rangka penyempurnaan Renja TA 2012. 2. Usulan mengikuti program S2/S3. 3. Meeting dengan WB perihal assessment Pusat LPSE. 4. Rapat pembahasan integrasi SPSE dan SPAN. 5. Konsinyering 6. Pelatihan. 7. Pelatihan Aplikasi RUP Kementerian Keuangan. 8. Pembentukan Panitia Musyawarah KORPRI Kementerian Keuangan. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Pusat LSPE, berikut akan dijelaskan lima bagian/bidang yang ada di Pusat LPSE.
1. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana, program kerja, dan evaluasi serta laporan kegiatan dan akuntabilitas kinerja. b. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, dokumentasi, dan kearsipan. c. Pelaksanaan urusan keuangan. d. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II, hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Tata Usaha Pusat LPSE dapat dilihat pada Tabel 3.71. Dari Tabel 3.71 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Tata Usaha memiliki beban kerja unit sebesar 21.291,73 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,09. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
111
Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Tata Usaha sebanyak 13 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 13 orang, dengan demikian tidak terdapat kelebihan maupun kekurangan pegawai. Tabel 3.71 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Tata Usaha Pusat LPSE
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Subbagian Umum Kepala Subbagian Keuangan Kepala Subbagian Rumah Tangga Pelaksana Bagian Tata Usaha Jumlah
Beban Kerja 1,686.70 1,795.99 1,738.06 1,891.52 14,179.46 21,291.73
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 9 orang 9 orang 13 orang 13 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0
1.12 1.19 1.15 1.26 1.05 1.09
A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan form FP2, Bagian Tata Usaha menghasilkan produk sejumlah 261, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penatausahaan Surat Masuk Pusat. b. Penerbitan dan Pertanggungjawaban Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). c. Penerbitan SPM LS. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Koordinasi perumusan indikator kinerja dalam rangka penyempurnaan Renja TA 2012. b. Usulan Mengikuti Program S2/S3. c. Usulan Pemberian Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya.
2. Bidang Registrasi dan Verifikasi Bidang Registrasi dan Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelayanan pengadaan secara elektronik kepada Panitia Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan Kementerian Keuangan serta Kementerian/Lembaga/Komisi. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Registrasi dan Verifikasi menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan dan penyimpanan persyaratan dan tata cara registrasi pengguna sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik. b. Penyiapan bahan verifikasi/validasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan pada pengguna sistem. c. Penyiapan bahan penetapan, pengembangan, dan pengadministrasian identitas digital kepada pengguna sistem. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Registrasi dan Verifikasi dapat dilihat pada Tabel 3.72. Dari Tabel 3.72 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Registrasi dan Verfikasi memiliki beban kerja unit sebesar 21.293,45 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,09. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah 112
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Registrasi dan Verfikasi sebanyak 13 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 13 orang, dengan demikian tidak terdapat kelebihan atau kekurangan pegawai. Tabel 3.72 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Registrasi dan Verifikasi
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bidang Registrasi dan Verifikasi Kepala Subbidang Registrasi Kepala Subbidang Verifikasi Kepala Subbidang Sertifikasi Digital Pelaksana Bidang Registrasi dan Verifikasi Jumlah
Beban Kerja 1,866.23 1,910.00 2,090.25 1,737.82 13,689.15 21,293.45
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 9 orang 9 orang 13 orang 13 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 0
1.24 1.27 1.39 1.15 1.01 1.09
A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Kepala Bidang Registrasi dan Verifikasi mempunyai beban kerja sebesar 1.866.23 orang jam (OJ) yang apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektivitas Kerja Jabatan (EJ) sebesar 1,24 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Kepala Subbidang Registrasi mempunyai beban kerja sebesar 1.910.00 orang jam (OJ) yang apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektivitas Kerja Jabatan (EJ) sebesar 1,27 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Kepala Subbidang Verifikasi mempunyai beban kerja sebesar 2.090.25 orang jam (OJ) yang apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektivitas Kerja Jabatan (EJ) sebesar 1,39 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Kepala Subbidang Sertifikasi Digital mempunyai beban kerja sebesar 1.737.82 orang jam (OJ) yang apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektivitas Kerja Jabatan (EJ) sebesar 1,15 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Pelaksana Bidang Registrasi dan Verifikasi pada tahun 2011 berjumlah 9 orang, dan mempunyai beban kerja sebesar 13.689.15 orang jam (OJ) yang apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektivitas Kerja Jabatan (EJ) sebesar 1,01 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Berdasarkan form FP2, Bidang Registrasi dan Verifikasi menghasilkan 155 produk, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pemberian user id dan password bagi penyedia barang/jasa. b. Pelaksanaan Monev. c. Verifikasi lapangan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah: a. Meeting dengan WB perihal assessment Pusat LPSE. b. Rapat pembahasan integrasi SPSE dan SPAN. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
113
c. Pemberian User ID dan Password kepada Verifikator, Trainer, dan Helpdesk.
3. Bidang Layanan Teknis Pengguna Bidang Layanan Teknis Pengguna mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan secara elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Layanan Teknis Pengguna menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan pelayanan keluhan dan kebutuhan bantuan teknis setiap saat dari pengguna sistem. b. Penyiapan bahan pelatihan sosialisasi, dan diseminasi pengadaan barang/jasa secara elektronik kepada seluruh pengguna sistem, serta kerjasama dan kehumasan LPSE. c. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Layanan Teknis Pengguna dapat dilihat pada Tabel 3.73. Tabel 3.73 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Layanan Teknis Pengguna
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bidang Layanan Teknis Pengguna Kepala Subbidang Layanan Pengguna Kepala Subbidang Publikasi dan Kerja Sama Kepala Subbidang Monitoring dan Evaluasi Pelaksana Bidang Layanan Teknis Pengguna Jumlah
1,600.67 1,959.88 1,724.17 1,533.79 26,394.33 33,212.83
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 18 orang 16 orang 22 orang 20 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 -2 -2
1.06 1.3 1.14 1.02 1.09 1.1
A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.73 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Layanan Teknis Pengguna memiliki beban kerja unit sebesar 33.212,83 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,10. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Layanan Teknis Pengguna sebanyak 22 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 20 orang, dengan demikian bagian ini kekurangan pegawai sebanyak dua orang. Kepala Bidang Layanan Teknis Pengguna mempunyai beban kerja sebesar 1.600,67 orang jam (OJ) apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif pertahun (1.507) menghasilkan Tingkat Efisiensi dan Efektifitas Kerja Jabatan (EJ) sebesar 1,06, sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi jabatan (PJ) A atau Sangat Baik. Kepala Subbidang Layanan Pengguna mempunyai beban kerja mempunyai beban kerja sebesar 1.959,88 orang jam (OJ) dan apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507) menghasilkan Tingkat Efisiensi dan Efektifitas Jabatan (EJ) 1,3 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian prestasi jabatan (PJ) A atau Sangat Baik. Kepala Subbidang Publikasi dan Kerjasama mempunyai beban kerja mempunyai beban kerja sebesar 1.724,17 orang jam (OJ) dan apabila dibandingkan dengan jam kerja 114
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
efektif per tahun (1.507) menghasilkan Tingkat Efisiensi dan Efektifitas Jabatan (EJ) 1,14 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian prestasi jabatan (PJ) A atau Sangat Baik. Kepala Subbidang Monitoring dan Evaluasi mempunyai beban kerja mempunyai beban kerja sebesar 1.533,79 orang jam (OJ) dan apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507) menghasilkan Tingkat Efisiensi dan Efektifitas Jabatan (EJ) 1,02 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian prestasi jabatan (PJ) A atau Sangat Baik. Pelaksana Bidang Layanan Teknis Pengguna pada tahun 2011 berjumlah 16 orang dan mempunyai beban kerja kumulatif sebesar 26.394,33 orang jam (OJ) atau 1.552,61 per pelaksana, apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507) menghasilkan Tingkat Efisiensi dan Efektifitas Kerja Jabatan (EJ) 1,03 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan (PJ) A atau Sangat Baik. Berdasarkan form FP2, Bidang Layanan Teknis Pengguna menghasilkan produk sebanyak 155 dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pelayanan helpdesk pada LPSE. b. Penyelenggaraan publikasi layanan pengadaan secara elektronik kementerian keuangan. c. Penanganan keluhan pengguna sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Konsinyering b. Pelatihan. c. Rapat Pembahasan. Hasil analisis beban kerja tahun 2011 ini mencerminkan asumsi jam kerja efektif selama satu tahun dan menjadi dasar dalam penghitungan pemenuhan kebutuhan pejabat/pegawai pada Bidang Layanan Teknis Pengguna.
4. Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem mempunyai tugas melaksanakan penyiapan regulasi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan serta mengelola sistem serta memberikan jaminan aksesibilitas pengguna dan koneksi kepada pusat data pengadaan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem menyelenggarakan fungsi: a. Monitoring, pengkajian, dan penyiapan bahan regulasi dan kebijakan pengadaan barang secara elektronik di lingkungan Kementerian Keuangan yang berkordinasi dengan LKPP. b. Pengkajian, pelaporan kinerja, dan administrasi sistem aplikasi dan penyusunan Pengelolaan Tingkat Layanan dengan instansi terkait. c. Pengkajian, perencanaan kapasitas, pemeliharaan, dan administrasi perangkat jaringan, perangkat lunak, dan perangkat keras Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
115
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem dapat dilihat pada Tabel 3.74. Tabel 3.74 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem
1 Kepala Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem
Beban Jumlah Kebutuhan Kerja Pejabat/Pegawai 1,538.10 1 orang
2 Kepala Subbidang Pengembangan Kebijakan 3 Kepala Subbidang Pemeliharaan Sistem Aplikasi
1,784.68 2,071.03
1 1
orang orang
1 1
orang orang
0 0
1.18 1.37
A A
Sangat Baik Sangat Baik
4 Kepala Subbidang Pemeliharaan Infrastruktur Sistem 1,646.68
1
orang
1
orang
0
1.09
A
Sangat Baik
5 Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Kebijakan dan 1,869.50 Pengelolaan Sistem 6 Pelaksana Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem 19,594.99
1
orang
1
orang
0
1.24
A
Sangat Baik
13
orang
9
orang
-4
1.44
A
Sangat Baik
18
orang
14
orang
-4
1.35
A
Sangat Baik
No.
Unit Organisasi
Jumlah
28,504.99
Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.02
A
Sangat Baik
Dari Tabel 3.74 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem memiliki beban kerja unit sebesar 28.504,99 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,35. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem sebanyak 18 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 14 orang, dengan demikian terdapat kekurangan empat pegawai. Kepala Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem mempunyai beban kerja sebesar 1.538,10 orang jam (OJ) yang apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektifitas Kerja (EJ) sebesar 1,02 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Kondisi ini disebabkan beban kerja Kepala Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem telah berjalan dengan efektif. Kepala Subbidang Pengembangan Kebijakan mempunyai beban kerja sebanyak 1.784,68 orang jam (OJ) yang apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektifitas Kerja Jabatan (EJ) sebesar 1,18 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Kondisi ini terjadi disebabkan beban kerja Kepala Subbidang Pengembangan Kebijakan telah berjalan dengan efektif. Kepala Subbidang Pemeliharaan Sistem Aplikasi mempunyai beban kerja sebanyak 2.071,03 orang jam (OJ) yang apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektifitas Kerja Jabatan (EJ) sebesar 1,37 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Kondisi ini terjadi disebabkan beban kerja Kepala Subbidang Pemeliharaan Sistem Aplikasi telah berjalan dengan efektif. Kepala Subbidang Pemeliharaan Infrastruktur Sistem mempunyai beban kerja sebanyak 1.646,68 orang jam (OJ) yang apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektifitas Kerja Jabatan (EJ) sebesar 1,09 sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Kondisi ini
116
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
terjadi disebabkan beban kerja Kepala Subbidang Pemeliharaan Infrastruktur Sistem telah berjalan dengan efektif. Pelaksana Bidang Kebijakan dan Pengelolan Sistem pada tahun 2010 berjumlah sembilan orang dan satu orang jabatan fungsional. Pelaksana mempunyai beban kerja sebesar 19.594,99 orang jam (OJ) dan jabatan fungsional mempunyai beban kerja sebesar 1.869,50. Apabila dibandingkan dengan jam kerja efektif per tahun (1.507), menghasilkan tingkat Efisiensi dan Efektifitas Kerja Jabatan (EJ) Pelaksana sebesar 1,44, sehingga jabatan ini mempunyai penilaian Prestasi Jabatan A (Sangat Baik). Sementara itu, jumlah Pelaksana yang dibutuhkan Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem pada tahun 2011 sebanyak empat orang sehingga terdapat kekurangan pelaksana sebanyak empat orang. Berdasarkan form FP2, Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem menghasilkan produk sejumlah 217. Produk-produk tersebut dihasilkan berdasarkan kondisi riil beban kerja Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem, yakni berdasarkan uraian jabatan, SOP, dan surat tugas yang telah dilaksanakan. Adapun produk/kegiatan pada bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem yang memiliki beban kerja terbesar adalah: a. Pendampingan pembangunan system aplikasi LPSE. b. Monitoring Kinerja Sistem Aplikasi. c. Monitoring Kinerja Infrastruktur Sistem. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pelatihan Aplikasi RUP Kementerian Keuangan. b. Pembentukan Panitia Musyawarah KORPRI Kementerian Keuangan. c. Diklat. Hasil Analisis Beban Kerja Tahun 2011 ini telah mencerminkan asumsi jam kerja efektif selama satu tahun dan dapat dijadikan dasar dalam pemenuhan jabatan atau pegawai pada Bidang Kebijakan dan Pengelolaan Sistem. N. Sekretariat Pengadilan Pajak Sekretariat Pengadilan Pajak mempunyai tugas memberikan pelayanan di bidang tata usaha, kepegawaian, keuangan, rumah tangga, administrasi persiapan berkas banding dan/atau gugatan, administrasi persiapan persidangan, administrasi persidangan, administrasi penyelesaian putusan, dokumentasi, administrasi peninjauan kembali, administrasi yurisprudensi, pengolahan data, dan pelayanan informasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan program kerja dan pelaporan serta pelaksanaan administrasi di bidang tata usaha kepegawaian, keuangan, dan rumah tangga. 2. Pelaksanaan pelayanan administrasi berkas banding dan/atau gugatan. 3. Penghimpunan dan pengklasifikasian putusan pengadilan pajak dan penyelenggaraan perpustakaan. 4. Pelayanan administrasi peninjauan kembali putusan pengadilan pajak. 5. Pelayanan administrasi yurisprudensi putusan pengadilan pajak. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
117
6. Pengolahan data dan pelayanan informasi. 7. Pelayanan administrasi persiapan persidangan. 8. Pelayanan administrasi persidangan. 9. Pelayanan administrasi penyelesaian putusan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian dan sekretaris pengganti di lingkungan Sekretariat Pengadilan Pajak dapat dilihat pada Tabel 3.75. Tabel 3.75 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Pengadilan Pajak No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Unit Organisasi
Beban Kerja
Sekretaris Pengadilan Pajak Wakil Sekretaris Pengadilan Pajak Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi Bagian Administrasi Sengketa Pajak I Bagian Administrasi Sengketa Pajak II Bagian Umum Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data Sekretaris Pengganti I Sekretaris Pengganti II Sekretaris Pengganti III Sekretaris Pengganti IV Sekretaris Pengganti V Sekretaris Pengganti VI Sekretaris Pengganti VII Sekretaris Pengganti VIII Sekretaris Pengganti IX Sekretaris Pengganti X Sekretaris Pengganti XI Sekretaris Pengganti XII Sekretaris Pengganti XIII Sekretaris Pengganti XIV Sekretaris Pengganti XV Sekretaris Pengganti XVI Sekretaris Pengganti XVII Sekretaris Pengganti XVIII Sekretaris Pengganti XIX Sekretaris Pengganti XX Sekretaris Pengganti XXI Sekretaris Pengganti XXII Sekretaris Pengganti XXIII Sekretaris Pengganti XXIV Sekretaris Pengganti XXV Sekretaris Pengganti XXVI Sekretaris Pengganti XXVII Sekretaris Pengganti XXVIII Sekretaris Pengganti XXIX Sekretaris Pengganti XXX Sekretaris Pengganti XXXI Sekretaris Pengganti XXXII Sekretaris Pengganti XXXIII Sekretaris Pengganti XXXIV Jumlah
2,094.33 1,540.28 21,629.32 22,657.74 13,519.30 61,596.88 18,735.17 10,681.63 11,527.38 12,124.28 9,733.70 11,618.47 9,995.63 9,195.17 10,513.95 10,229.33 9,853.44 10,544.56 9,703.04 11,652.32 9,787.63 11,333.51 10,408.62 9,270.74 11,836.69 9,088.54 8,683.88 10,558.81 9,201.75 10,158.08 9,820.56 10,922.73 9,251.98 8,182.44 9,305.67 11,402.73 11,288.06 9,288.35 11,300.19 11,023.07 10,393.33 491,653.24
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 13 orang 13 orang 14 orang 13 orang 10 orang 12 orang 41 orang 40 orang 13 orang 14 orang 7 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 6 orang 6 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 5 orang 7 orang 5 orang 7 orang 6 orang 7 orang 7 orang 6 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 5 orang 7 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 5 orang 7 orang 6 orang 6 orang 6 orang 6 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 5 orang 7 orang 6 orang 7 orang 5 orang 7 orang 6 orang 6 orang 6 orang 6 orang 6 orang 6 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 5 orang 7 orang 6 orang 7 orang 6 orang 7 orang 6 orang 324 orang 292 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 -1 2 -1 1 -1 -1 -1 0 -1 -2 -2 -1 0 0 -1 -2 -1 -1 -1 -1 -2 -1 0 0 -1 -2 -1 -2 -1 0 0 0 -1 -1 -2 -1 -1 -1 -32
1.39 1.02 1.1 1.16 0.75 1.02 0.89 1.18 1.27 1.34 1.08 1.28 1.33 1.22 1.16 0.97 1.09 1.17 1.29 1.29 1.08 1.25 1.15 1.23 1.31 1.01 0.96 1.17 1.22 1.12 1.3 1.21 1.02 0.9 1.03 1.26 1.25 1.23 1.25 1.22 1.15 1.12
A A A A C A C A A A A A A A A B A A A A A A A A A A B A A A A A A B A A A A A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik Cukup Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.75 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretariat Pengadilan Pajak memiliki beban kerja unit sebesar 491.653,24 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,12. Beban Kerja Sekretariat Pengadilan Pajak tahun 2011 mengalami kenaikan dari tahun 2010 karena jumlah Berkas Banding dan Gugatan yang masuk serta Putusan Pengadilan pajak yang dihasilkan mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil perhitungan 118
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Sekretariat Pengadilan Pajak sebanyak 323 orang, sementara jumlah pegawai yang ada pada Sekretariat Pengadilan Pajak sebanyak 289 orang, dengan demikian Sekretariat Pengadilan Pajak kekurangan 34 pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretariat Pengadilan Pajak menghasilkan produk sejumlah 1.792 dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Penataan surat masuk. 2. Permohonan banding/gugatan I. 3. Administrasi putusan II. 4. Resume putusan pengadilan pajak. 5. Dokumentasi putusan pengadilan pajak. 6. Berita acara sidang pemeriksaan acara biasa. 7. Sidang pemeriksaan. 8. Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Penghapusan BMN. 2. Pembuatan DP3. 3. Pembuatan laporan evaluasi pelaksana. 4. Pencabutan permohonan peninjauan kembali. 5. Permintaan perbaikan/penambahan. 6. Pengiriman berkas alih. 7. Penetapan alih. 8. Permintaan alat tulis kantor. Sekretariat Pengadilan Pajak dipimpin oleh satu Sekretaris dan satu Wakil Sekretaris Pengadilan Pajak (eselon II) dan membawahi 39 unit eselon III (5 Bagian dan 34 Sekretaris Pengganti) yaitu: 1. Bagian Umum membawahkan empat subbagian; 2. Bagian ASP I membawahkan tiga subbagian; 3. Bagian ASP II membawahkan tiga subbagian; 4. Bagian Yurpenda membawahkan tiga subbagian; 5. Bagian APKD membawahkan tiga subbagian; 6. Sekretaris Pengganti Pengganti.
masing-masing
membawahkan
dua
Pembantu
Sekretaris
Secara umum Sekretaris Pengganti pada Sekretariat Pengadilan Pajak memiliki beban kerja terbesar, berupa produk sidang pemeriksaan dan pembuatan konsep Putusan Acara Biasa. Beban kerja tersebut sejak tahun 2011 terbagi dalam 34 unit eselon III. Besarnya beban kerja tersebut karena dalam satu tahun setiap Sekretaris Pengganti harus melaksanakan ± 40 hari sidang pemeriksaan. Sebagai konsekuensinya, pada tahun 2011 Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
119
Sekretariat Pengadilan Pajak mampu menghasilkan 7.794 konsep Putusan Acara Biasa yang setiap pembuatannya memerlukan waktu yang relatif lama bila dibandingkan dengan produk lainnya. Sementera itu, produk dengan beban kerja tertinggi pada bagian ada pada subbagian Tata Usaha yaitu Penatausahaan Surat Masuk (Kelengkapan Berkas) yang disebabkan karena banyaknya jumlah berkas banding dan gugatan yang masuk pada tahun 2011 yaitu masing-masing sebanyak 5.951 dan 1.114 berkas. Kondisi tersebut menyebabkan Bagian Umum memiliki beban kerja atas produk-produk tersebut adalah dengan penambahan satu Majelis (2 Sekretaris Pengganti) pada tahun 2012 agar alokasi berkas pada masing-masing Sekretaris Pengganti dapat lebih merata. Disamping itu perlu dikembangkan Sistem Informasi Manajemen Sengketa Pajak Quick Win dalam rangka mempersingkat waktu penatausahaan surat masuk (kelengkapan berkas). Untuk produk dengan beban kerja terkecil yang terdapat pada produk Penghapusan BMN terjadi akibat gagalnya lelang dalam pelaksanaan Penghapusan BMN tersebut. Oleh karena itu, rencana aksinya melaksanakan lelang ulang Penghapusan BMN pada bulan Agustus 2012. Sekretaris Pengganti mempunyai tugas kepaniteraan yang terdiri dari pelayanan administrasi persiapan persidangan, pelayanan administrasi persidangan, dan pelayanan administrasi penyelesaian putusan. Beban kerja Sekretaris Pengganti pada masing masing harsinom tergantung pada pengalokasian berkas. Kebijakan alokasi berkas ini terletak pada Ketua Pengadilan Pajak dimana berkas dari Pemohon Banding/Gugatan yang sama dialokasikan pada majelis yang menangani berkas sebelumnya, untuk menjaga konsistensi Putusan dan efektivitas pemeriksaan. Hal ini yang mengakibatkan volume berkas pada masing-masing Sekretaris Pengganti tidak merata. Jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Sekretariat Pengadilan Pajak sebanyak 323 orang, sementara jumlah pegawai yang ada pada Sekretariat Pengadilan Pajak sebanyak 289 orang, dengan demikian Sekretariat Pengadilan Pajak kekurangan 34 orang. Dengan rincian sebagai berikut: 1. Kelebihan satu pegawai pada jabatan Kepala Subbagian Administrasi Peninjauan Kembali II karena beban kerjanya rendah terkait tingkat pengajuan berkas Peninjauan Kembali dari luar wilayah DKI Jakarta sangat rendah. 2. Kekurangan delapan pegawai pada jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti karena terdapat promosi dan Tugas Belajar. 3. Kekurangan sejumlah 27 pada jabatan Pelaksana, telah ditambah sejumlah 13 orang dari lulusan Prodip STAN tahun 2011 yang baru mulai bekerja TMT 1 Maret 2012 sehingga masih terdapat kekurangan sejumlah 14 pegawai yang telah diajukan permohonan kebutuhan pegawai tersebut kepada Biro Sumber Daya Manusia untuk Tahun Anggaran 2013 dengan kualifikasi sebagai berikut: No.
120
Program Studi
Tingkat Pendidikan (S1/D3)
Tahun 2013
1.
Akuntansi
S1
0
2.
Hukum
S1
4
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
No.
Program Studi
Tingkat Pendidikan (S1/D3)
Tahun 2013
3.
Manajemen SDM
S1
1
4.
Kearsipan/Kepustakaan
S1
1
5.
Komputer
S1
1
6.
Perpajakan
D3
7 14
Efisiensi Jabatan pada Sekretaris Pengadilan Pajak sejumlah 1,39 karena Wakil Sekretaris Pengadilan Pajak hanya menjabat sampai tanggal 31 Oktober 2011 dan Pejabat Baru dilantik pada Tahun 2012 sehingga saat kekosongan jabatan tersebut, tugas-tugas Wakil Sekretaris dilakukan oleh Sekretaris. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Sekretariat Pengadilan Pajak, berikut akan dijelaskan lima bagian dan 34 Sekretaris Pengganti yang ada di Sekretariat Pengadilan Pajak.
1. Bagian Umum Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan program kerja, tata usaha, kepegawaian, keuangan, pelaporan, dan rumah tangga Sekretariat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, bagian umum menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan program kerja. b. Pelaksanaan urusan kepegawaian. c. Pelaksanaan urusan keuangan. d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan pelaporan. e. Pelaksanaan urusan perlengkapan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Umum Sekretariat Pengadilan Pajak dapat dilihat pada Tabel 3.76. Tabel 3.76 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Umum Sekretariat Pengadilan Pajak
No. 1 2 3 5 7 9
Unit Organisasi Kepala Bagian Umum Kepala Subbagian Kepegawaian Kepala Subbagian Keuangan Kepala Subbagian Pelengkapan dan Rumah Tangga Kepala Subbagian Tata Usaha Pelaksana Bagian Umum Jumlah
Beban Kerja 1,555.93 1,446.31 2,024.35 1,365.81 1,586.46 52,077.74 60,056.59
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 35 orang 40 orang
Jumlah Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 33 orang 38 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 -2 -2
1.03 0.96 1.34 0.91 1.05 1.05 1.05
A B A B A A A
Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.76 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Umum memiliki beban kerja unit sebesar 60.056,59 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,05. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
121
dibutuhkan pada Bagian Umum sebanyak 40 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 38 orang, dengan demikian terdapat kekurangan dua pegawai. Wakil Sekretaris Pengadilan Pajak hanya menjabat sampai tanggal 31 Oktober 2011 dan Pejabat Baru dilantik pada Tahun 2012 sehingga saat kekosongan jabatan tersebut, tugas-tugas Wakil Sekretaris dilakukan oleh Sekretaris. Berdasarkan form FP2 Bagian Umum menghasilkan produk sejumlah 112, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penataan Surat Masuk (kelengkapan berkas). b. Tugas belajar. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penghapusan BMN. b. Laporan perceraian.
2. Bagian Administrasi Sengketa Pajak I Bagian Administrasi Sengketa Pajak I mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang administrasi berkas banding dan/atau gugatan dalam wilayah provinsi DKI Jakarta. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Administrasi Sengketa Pajak I menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan urusan tata usaha permohonan banding dan/atau gugatan. b. Pelaksanaan urusan tata usaha berkas banding dan/atau gugatan dalam rangka persiapan sidang. c. Pelaksanaan urusan tata usaha berkas putusan sidang. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Administrasi Sengketa Pajak I dapat dilihat pada Tabel 3.77. Tabel 3.77 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Administrasi Sengketa Pajak I
No. 1 2 3 6 7 8
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Administrasi Sengketa Pajak I Kepala Subbagian Banding dan Gugatan I Kepala Subbagian Persidangan I Kepala Subbagian Putusan I Koordinator Pelaksana Penggandaan Putusan I Pelaksana Bagian Administrasi Sengketa Pajak I Jumlah
1,945.30 2,217.92 1,296.27 1,915.94 0.00 15,282.32 22,657.74
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 0 orang 0 orang 10 orang 9 orang 14 orang 13 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0 0 -1 -1
1.29 1.47 0.86 1.27 0 1.13 1.16
A A C A E A A
Sangat Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik Kurang Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.77 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Administrasi Sengketa Pajak I memiliki beban kerja unit sebesar 22.657,74 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,16. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Administrasi Sengketa Pajak I sebanyak 14 orang, dementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 13 orang, dengan demikian terdapat kekurangan satu orang pegawai. 122
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Berdasarkan form FP2 Bagian Administrasi Sengketa Pajak I menghasilkan produk sejumlah 16, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Permohonan banding/gugatan I. b. Administrasi putusan I. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pembuatan DP3. b. Pembuatan laporan evaluasi pelaksana.
3. Bagian Administrasi Sengketa Pajak II Bagian Administrasi Sengketa Pajak II mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang administrasi berkas banding dan/atau gugatan dalam wilayah di luar provinsi DKI Jakarta. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Administrasi Sengketa Pajak II menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan urusan tata usaha permohonan banding dan/atau gugatan. b. Pelaksanaan urusan tata usaha berkas banding dan/atau gugatan dalam rangka persiapan sidang. c. Pelaksanaan urusan tata usaha berkas putusan sidang. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Administrasi Sengketa Pajak II dapat dilihat pada Tabel 3.78. Tabel 3.78 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Administrasi Sengketa Pajak II
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Administrasi Sengketa Pajak II Kepala Subbagian Banding dan Gugatan II Kepala Subbagian Persidangan II Kepala Subbagian Putusan II Pelaksana Bagian Administrasi Sengketa Pajak II Jumlah
Beban Kerja 1,111.47 1,245.52 962.38 1,556.13 8,643.81 13,519.30
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih yang Ada Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 6 orang 7 orang 1 10 orang 11 orang 1
EU
PU
Keterangan
0.74 0.83 0.64 1.03 0.82 0.82
C C D A C C
Cukup Cukup Sedang Sangat Baik Cukup Cukup
Dari Tabel 3.78 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Administrasi Sengketa Pajak II memiliki beban kerja unit sebesar 13.519,30 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,82. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak sebelas orang sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Administrasi Sengketa Pajak II sebanyak sepuluh orang, dengan demikian terdapat kelebihan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2 Bagian Administrasi Sengketa Pajak II menghasilkan produk sejumlah 16 dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Administrasi putusan II. b. Permohonan banding/gugatan II.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
123
Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pembuatan DP3. b. Pembuatan laporan evaluasi pelaksana. Adapun Beban kerja Bagian Administrasi Sengketa Pajak II tidak sebanyak Bagian Administrasi Sengketa Pajak I dikarenakan berkas banding dan/atau gugatan dalam wilayah di luar provinsi DKI Jakarta lebih sedikit daripada dari DKI Jakarta.
4. Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi yurisprudensi putusan Pengadilan Pajak, serta pengolahan data dan pelayanan informasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan pelayanan administrasi yurisprudensi putusan pengadilan pajak. b. Pelaksanaan pelayanan pengolahan data. c. Pelaksanaan pelayanan informasi. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data dapat dilihat pada Tabel 3.79. Tabel 3.79 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data
No. 1 2 3 4 5 6
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data Kepala Subbagian Pelayanan Informasi Kepala Subbagian Pengolahan Data Koordinator Pelaksana Operasional Komputer Kepala Subbagian Yurisprudensi Pelaksana Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data Jumlah
1,383.08 1,021.75 1,492.67 0.00 1,200.50 13,637.17 18,735.17
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 1 orang 1 orang 0 0 orang 0 orang 0 1 orang 1 orang 0 9 orang 10 orang 1 13 orang 14 orang 1
EU
PU
Keterangan
0.92 0.68 0.99 0 0.8 0.9 0.89
B D B E C B C
Baik Sedang Baik Kurang Cukup Baik Cukup
Dari Tabel 3.79 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data memiliki beban kerja unit sebesar 18.735,17 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,89. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data sebanyak 13 orang sedangkan jumlah pegawai yang ada 14 orang, dengan demikian terdapat kelebihan pegawai sebanyak satu orang. Berdasarkan form FP2 Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data menghasilkan produk sejumlah 46, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Resume putusan pengadilan pajak. b. Pemberian nomor putusan.
124
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: c. Pembuatan user SISPA. d. Pembuatan DP3.
5. Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi mempunyai tugas menghimpun dan mengklasifikasikan, menatausahakan berkas putusan Pengadilan Pajak, pelayanan perpustakaan dan melaksanakan pelayanan administrasi peninjauan kembali putusan Pengadilan Pajak. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan urusan tata usaha permohonan peninjauan kembali. b. Penghimpunan dan pengklasifikasian putusan Pengadilan Pajak. c. Pelaksanaan urusan dokumentasi dan perpustakaan. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi dapat dilihat pada Tabel 3.80. Tabel 3.80 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi
1 Kepala Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi
Jumlah Kebutuhan Pejabat/Pegawai 1,620.68 1 orang
2 3 4 5
2,108.65 397.12 2,023.70 0.33
1 0 1 0
orang orang orang orang
1 1 1 0
orang orang orang orang
0 1 0 0
1.4 0.26 1.34 0
A E A E
Sangat Baik Kurang Sangat Baik Kurang
15,478.84
10
orang
9
orang
-1
1.14
A
Sangat Baik
21,629.32
13
orang
13
orang
0
1.1
A
Sangat Baik
No.
Unit Organisasi
Kepala Subbagian Administrasi Peninjauan Kembali I Kepala Subbagian Administrasi Peninjauan Kembali II Kepala Subbagian Dokumentasi dan Perpustakaan Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi 6 Pelaksana Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi Jumlah
Beban Kerja
Jumlah Pejabat/Pegawai 1 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0
1.08
A
Sangat Baik
Dari Tabel 3.80 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi memiliki beban kerja unit sebesar 21.629,32 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,1. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak 13 orang sedangakan jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi sebanyak 13 orang, dengan demikian tidak terdapat kelebihan atau kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2 Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi menghasilkan produk sejumlah 19, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Dokumentasi putusan pengadilan pajak. b. Administrasi permohonan peninjauan kembali. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pencabutan permohonan peninjauan kembali.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
125
b. Pembuatan DP3. Adapun beban kerja Subbagian Administrasi Peninjauan Kembali II lebih kecil dibandingkan dengan Subbagian Administrasi Peninjauan Kembali I dikarenakan tingkat pengajuan berkas Peninjauan Kembali dari luar wilayah DKI Jakarta sangat rendah.
6. Sekretaris Pengganti Sekretaris Pengganti mempunyai tugas kepaniteraan yang terdiri dari pelayaan administrasi persiapan persidangan, pelayanan administrasi persidangan, dan pelayanan administrasi penyelesaian putusan. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing Sekretaris Pengganti yang ada pada Sekretariat Pengadilan Pajak. a. Sekretaris Pengganti I. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti I dapat dilihat pada Tabel 3.81. Tabel 3.81 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti I
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti I 2 Pembantu Sekretaris Pengganti I 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti I Jumlah
1,371.39 3,312.45 5,997.78 10,681.63
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
0.91 1.1 1.33 1.18
B A A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.81 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti I memiliki beban kerja unit sebesar 10.681,63 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,18. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Sekretaris Pengganti I sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti I terdapat kekurangan satu pegawai. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti I menghasilkan produk sejumlah 48, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan Acara Biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan perbaikan/penambahan. 2) Permintaan alat tulis kantor. b. Sekretaris Pengganti II Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti II dapat dilihat pada Tabel 3.82.
126
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Dari Tabel 3.82 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti II memiliki beban kerja unit sebesar 11.527,38 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,27. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Sekretaris Pengganti II sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti II terdapat kekurangan satu pegawai. Tabel 3.82 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti II
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti II 2 Pembantu Sekretaris Pengganti II 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti II Jumlah
Beban Kerja 1,701.71 3,523.28 6,302.38 11,527.38
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 4 orang 3 orang 7 6
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 -1 -1
1.13 1.17 1.39 1.27
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti II menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan perbaikan/penambahan. 2) Daftar rekapitulasi kehadiran terbanding. c. Sekretaris Pengganti III Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti III dapat dilihat pada Tabel 3.83. Tabel 3.83 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti III
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti III 2 Pembantu Sekretaris Pengganti III 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti III Jumlah
Beban Kerja 1,819.28 3,736.89 6,568.12 12,124.28
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 4 orang 3 orang 7 orang 6 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 -1 -1
1.21 1.24 1.45 1.34
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.83 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti III memiliki beban kerja unit sebesar 12.124,28 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,34. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang sedangkan pegawai yang ada pada Sekretaris Pengganti III sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti III mengalami kekurangan sebanyak satu pegawai. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti III menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Berita Acara Sidang Pemeriksaan Acara Biasa.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
127
2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Upacara bendera. 2) Seminar/workshop. d. Sekretaris Pengganti IV Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti IV dapat dilihat pada Tabel 3.84. Tabel 3.84 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti IV
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti IV 2 Pembantu Sekretaris Pengganti IV 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti IV Jumlah
1,404.05 3,125.80 5,203.85 9,733.70
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 3 orang 3 orang 0 6 orang 6 orang 0
EU
PU
Keterangan
0.93 1.04 1.15 1.08
B A A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.84 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti IV memiliki beban kerja unit sebesar 9.733,70 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,08. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa baik jumlah pegawai yang ada maupun yang dibutuhkan sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti IV tidak kelebihan maupun kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti IV menghasilkan produk sejumlah 48, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Berita Acara Sidang Pemeriksaan Acara Biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pembuatan DP3. 2) Permintaan perbaikan/penambahan. e. Sekretaris Pengganti V Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti V dapat dilihat pada Tabel 3.85. Tabel 3.85 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti V
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti V 2 Pembantu Sekretaris Pengganti V 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti V Jumlah
128
Beban Kerja 1,985.11 3,659.49 5,973.87 11,618.47
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.32 1.21 1.32 1.28
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Dari Tabel 3.85 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti V memiliki beban kerja unit sebesar 11.618,47 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,28. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang sedangkan pegawai yang ada pada Sekretaris Pengganti V sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti V mengalami kekurangan sebanyak satu pegawai. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti V menghasilkan produk sejumlah 43, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Daftar rekapitulasi kehadiran terbanding. 2) Penyusunan rencana usulan sidang ucap. f.
Sekretaris Pengganti VI
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti VI dapat dilihat pada Tabel 3.86. Tabel 3.86 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti VI
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti VI 2 Pembantu Sekretaris Pengganti VI 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti VI Jumlah
Beban Kerja 1,593.48 2,674.88 5,727.28 9,995.63
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang 4 orang 3 orang 7 orang 5 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 -1 -1 -2
1.06 1.77 1.27 1.33
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.86 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti VI memiliki beban kerja unit sebesar 9.995,63 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,33. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang sedangkan pegawai yang ada pada Sekretaris Pengganti VI sebanyak lima orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti VI mengalami kekurangan sebanyak dua pegawai, satu pegawai pada jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti dan satu pegawai pada jabatan Pelaksana. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti VI menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan perbaikan/penambahan. 2) Daftar rekapitulasi kehadiran terbanding.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
129
g. Sekretaris Pengganti VII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti VII dapat dilihat pada Tabel 3.87. Dari Tabel 3.87 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti VII memiliki beban kerja unit sebesar 9.195,17 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,22. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang sedangkan pegawai yang ada pada Sekretaris Pengganti VII sebanyak lima orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti VII mengalami kekurangan sebanyak dua pegawai, satu pegawai pada jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti dan satu pegawai pada jabatan pelaksana. Tabel 3.87 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti VII
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti VII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti VII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti VII Jumlah
1,454.65 2,336.40 5,404.12 9,195.17
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 1 orang -1 4 orang 3 orang -1 7 orang 5 orang -2
EU
PU
Keterangan
0.97 1.55 1.2 1.22
B A A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti VII menghasilkan produk sejumlah 48, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan perbaikan/penambahan. 2) Penetapan alih. h. Sekretaris Pengganti VIII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti VIII dapat dilihat pada Tabel 3.88. Tabel 3.88 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti VIII
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti VIII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti VIII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti VIII Jumlah
Beban Kerja 1,595.95 3,283.88 5,634.12 10,513.95
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.06 1.09 1.25 1.16
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.88 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti VIII memiliki beban kerja unit sebesar 10.513,95 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,16. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang 130
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
dibutuhkan sebanyak tujuh orang sedangkan pegawai yang ada pada Sekretaris Pengganti VIII sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti VIII mengalami kekurangan sebanyak satu pegawai. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti VIII menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) pembuatan DP3. 2) Permintaan perbaikan/penambahan. i.
Sekretaris Pengganti IX
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti IX dapat dilihat pada Tabel 3.89. Tabel 3.89 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti IX
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti IX 2 Pembantu Sekretaris Pengganti IX 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti IX Jumlah
Beban Kerja 1,417.56 3,406.62 5,405.15 10,229.33
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 4 orang 4 orang 7 orang 7 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0
0.94 1.13 0.9 0.97
B A B B
Baik Sangat Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.89 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti IX memiliki beban kerja unit sebesar 10.229,33 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,97. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak tujuh orang, dengan demikian tidak terdapat kelebihan atau kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti IX menghasilkan produk sejumlah 47, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Daftar rekapitulasi kehadiran terbanding. 2) Permintaan alat tulis kantor. j.
Sekretaris Pengganti X
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti X dapat dilihat pada Tabel 3.90. Dari Tabel 3.90 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti X memiliki beban kerja unit sebesar 9.853,44 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
131
1,09. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, diketahui bahwa baik jumlah pegawai yang ada maupun yang dibutuhkan sebanyak enam orang, sehingga Sekretaris Pengganti X tidak kelebihan maupun kekurangan pegawai. Tabel 3.90 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti X
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti X 2 Pembantu Sekretaris Pengganti X 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti X Jumlah
1,467.28 3,220.81 5,165.35 9,853.44
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 3 orang 3 orang 0 6 orang 6 orang 0
EU
PU
Keterangan
0.97 1.07 1.14 1.09
B A A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti X menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan perbaikan/penambahan. 2) Pembuatan DP3. k. Sekretaris Pengganti XI Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XI dapat dilihat pada Tabel 3.91. Tabel 3.91 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XI
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XI 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XI 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XI Jumlah
Beban Kerja 1,931.60 3,263.99 5,348.97 10,544.56
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.28 1.08 1.18 1.17
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.91 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XI memiliki beban kerja unit sebesar 10.544,56 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,17. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XI mengalami kekurangan pegawai sebanyak satu orang. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XI menghasilkan produk sejumlah 45, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa.
132
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pengiriman berkas alih. 2) Permintaan alat tulis kantor. l.
Sekretaris Pengganti XII
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XII dapat dilihat pada Tabel 3.92. Tabel 3.92 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XII
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XII Jumlah
Beban Kerja 1,566.68 2,664.39 5,471.97 9,703.04
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 1 orang -1 4 orang 3 orang -1 7 orang 5 orang -2
EU
PU
Keterangan
1.04 1.77 1.21 1.29
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.92 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XII memiliki beban kerja unit sebesar 9.703,04 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,29. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak lima orang sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XII mengalami kekurangan pegawai sebanyak dua orang, satu pegawai pada jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti dan satu pegawai pada jabatan pelaksana. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XII menghasilkan produk sejumlah 44, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan alat tulis kantor. 2) Pengiriman berkas alih. m. Sekretaris Pengganti XIII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XIII dapat dilihat pada Tabel 3.93. Tabel 3.93 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XIII
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XIII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XIII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XIII Jumlah
Beban Kerja 1,833.52 3,667.94 6,150.86 11,652.32
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 4 orang 3 orang 7 orang 6 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 -1 -1
1.22 1.22 1.36 1.29
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
133
Dari Tabel 3.93 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XIII memiliki beban kerja unit sebesar 11.652,32 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,29. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XIII mengalami kekurangan pegawai sebanyak satu orang. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XIII menghasilkan produk sejumlah 47, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pengiriman berkas alih. 2) Penetapan alih. n. Sekretaris Pengganti XIV Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XIV dapat dilihat pada Tabel 3.94. Tabel 3.94 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XIV
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XIV 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XIV 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XIV Jumlah
Beban Kerja 1,607.04 2,642.16 5,538.43 9,787.63
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang 4 orang 4 orang 7 orang 6 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 -1 0 -1
1.07 1.75 0.92 1.08
A A B A
Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.94 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XIV memiliki beban kerja unit sebesar 9.787,63 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,08. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XIV mengalami kekurangan pegawai sebanyak satu orang pada jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XIV menghasilkan produk sejumlah 44, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pengiriman berkas alih. 2) Permintaan alat tulis kantor.
134
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
o. Sekretaris Pengganti XV Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XV dapat dilihat pada Tabel 3.95. Tabel 3.95 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XV
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XV 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XV 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XV Jumlah
1,643.68 3,718.42 5,971.41 11,333.51
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai yang Ada Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 4 orang 3 orang 7 orang 6 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 -1 -1
1.09 1.23 1.32 1.25
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.95 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XV memiliki beban kerja unit sebesar 11.333,51 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,25. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XV mengalami kekurangan pegawai sebanyak satu orang. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XV menghasilkan produk sejumlah 46, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan alat tulis kantor. 2) Berita acara sidang pemeriksaan acara cepat. p. Sekretaris Pengganti XVI Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XVI dapat dilihat pada Tabel 3.96. Tabel 3.96 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XVI
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XVI 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XVI 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XVI Jumlah
Beban Kerja 1,552.08 3,423.50 5,433.04 10,408.62
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 4 orang 3 orang 7 orang 6 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 -1 -1
1.03 1.14 1.2 1.15
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.96 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XVI memiliki beban kerja unit sebesar 10.408,62 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,15. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XVI kekurangan satu orang pegawai. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
135
Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XVI menghasilkan produk sejumlah 48, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara cepat. 2) Pengiriman berkas alih. q. Sekretaris Pengganti XVII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XVII dapat dilihat pada Tabel 3.97. Tabel 3.97 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XVII
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XVII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XVII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XVII Jumlah
1,576.23 2,295.17 5,399.34 9,270.74
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 1 orang -1 4 orang 3 orang -1 7 orang 5 orang -2
EU
PU
Keterangan
1.05 1.52 1.19 1.23
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.97 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XVII memiliki beban kerja unit sebesar 9.270,74 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,23. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak lima orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XVII kekurangan dua orang pegawai, satu pegawai pada jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti dan satu pegawai pada jabatan pelaksana. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XVII menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Berita acara sidang pemeriksaan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pengiriman berkas alih. 2) Permintaan perbaikan/penambahan. r. Sekretaris Pengganti XVIII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XVIII dapat dilihat pada Tabel 3.98.
136
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Tabel 3.98 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XVIII
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XVIII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XVIII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XVIII Jumlah
Beban Kerja 1,701.13 3,537.01 6,598.55 11,836.69
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.13 1.17 1.46 1.31
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.98 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XVIII memiliki beban kerja unit sebesar 11.836,69 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,31. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XVIII kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XVIII menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Berita acara sidang pemeriksaan acara biasa. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan perbaikan/penambahan. 2) Pengiriman berkas alih. s. Sekretaris Pengganti XIX Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XIX dapat dilihat pada Tabel 3.99. Tabel 3.99 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XIX
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XIX 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XIX 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XIX Jumlah
Beban Kerja 1,380.48 3,095.33 4,612.73 9,088.54
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 3 orang 3 orang 6 orang 6 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 0 0
0.92 1.03 1.02 1.01
B A A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.99 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XIX memiliki beban kerja unit sebesar 9.088,54 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,01. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa baik jumlah pegawai yang ada maupun yang dibutuhkan sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XIX tidak kelebihan maupun kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XIX menghasilkan produk sejumlah 47, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
137
Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Penetapan alih. 2) Pengiriman berkas alih. t.
Sekretaris Pengganti XX
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XX dapat dilihat pada Tabel 3.100. Tabel 3.100 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XX
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XX 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XX 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XX Jumlah
1,295.26 2,984.31 4,404.32 8,683.88
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih yang Ada Pejabat/Pegawai 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 3 orang 3 orang 0 6 orang 6 orang 0
EU
PU
Keterangan
0.86 0.99 0.97 0.96
C B B B
Cukup Baik Baik Baik
Dari Tabel 3.100 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XX memiliki beban kerja unit sebesar 8.683,88 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,96. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa baik jumlah pegawai yang ada maupun yang dibutuhkan sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XX tidak kelebihan maupun kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2 Sekretaris Pengganti XX menghasilkan produk sejumlah 44, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pengiriman berkas alih. 2) Penetapan alih. u. Sekretaris Pengganti XXI Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXI dapat dilihat pada Tabel 3.101. Tabel 3.101 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXI
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XXI 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXI 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXI Jumlah 138
Beban Kerja 1,518.73 3,193.23 5,846.85 10,558.81
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.01 1.06 1.29 1.17
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Dari Tabel 3.101 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXI memiliki beban kerja unit sebesar 10.558,81 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,17. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXI kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2 , Sekretaris Pengganti XXI menghasilkan produk sejumlah 45, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Penetapan alih. 2) Permintaan alat tulis kantor. v. Sekretaris Pengganti XXII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXII dapat dilihat pada Tabel 3.102. Tabel 3.102 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXII
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XXII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXII Jumlah
Beban Kerja 1,475.18 2,386.79 5,339.78 9,201.75
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 1 orang -1 4 orang 3 orang -1 7 orang 5 orang -2
EU
PU
Keterangan
0.98 1.58 1.18 1.22
B A A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.102 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXII memiliki beban kerja unit sebesar 9.201,75 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,22. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak lima orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXII kekurangan dua orang pegawai, satu pegawai pada jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti dan satu pegwai pada jabatan pelaksana. Berdasarkan form FP2 , Sekretaris Pengganti XXII menghasilkan produk sejumlah 44, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) pengiriman berkas ahli. 2) Permintaan alat tulis kantor.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
139
w. Sekretaris Pengganti XXIII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXIII dapat dilihat pada Tabel 3.103. Tabel 3.103 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXIII
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XXIII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXIII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXIII Jumlah
1,514.17 3,147.56 5,496.35 10,158.08
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1 1.04 1.22 1.12
B A A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.103 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXIII memiliki beban kerja unit sebesar 10.158,08 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,12. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXIII kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXIII menghasilkan produk sejumlah 47, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pengiriman berkas ahli. 2) Upacara bendera. x. Sekretaris Pengganti XXIV Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXIV dapat dilihat pada Tabel 3.104. Tabel 3.104 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXIV
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XXIV 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXIV 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXIV Jumlah
1,711.01 2,681.10 5,428.45 9,820.56
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang 4 orang 3 orang 7 orang 5 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 -1 -1 -2
1.14 1.78 1.2 1.3
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.104 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXIV memiliki beban kerja unit sebesar 9.820,56 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,30. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Sekretaris Pengganti XXIV sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak lima orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXIV 140
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
kekurangan dua orang pegawai, satu pegawai pada jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti dan satu pegawai pada jabatan pelaksana. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXIV menghasilkan produk sejumlah 46, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Upacara bendera. 2) Pembuatan DP3. y. Sekretaris Pengganti XXV Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXV dapat dilihat pada Tabel 3.105. Tabel 3.105 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXV
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XXV 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXV 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXV Jumlah
1,820.19 3,352.69 5,749.85 10,922.73
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.21 1.11 1.27 1.21
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.105 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXV memiliki beban kerja unit sebesar 10.922,73 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,21. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Sekretaris Pengganti XXV sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXV kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXV menghasilkan produk sejumlah 50, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan perbaikan/penambahan. 2) Rapat koordinasi. z. Sekretaris Pengganti XXVI Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXVI dapat dilihat pada Tabel 3.106. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
141
Tabel 3.106 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXVI
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XXVI 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXVI 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXVI Jumlah
1,584.63 3,036.57 4,630.78 9,251.98
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 3 orang 3 orang 0 6 orang 6 orang 0
EU
PU
Keterangan
1.05 1.01 1.02 1.02
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.106 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXVI memiliki beban kerja unit sebesar 9.251,98 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,02. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa baik jumlah pegawai yang ada maupun yang dibutuhkan sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXVI tidak kelebihan maupun kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXVI menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Upacara bendera. 2) Pengambilan sumpah saksi dalam rangka Novum. aa. Sekretaris Pengganti XXVII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXVII dapat dilihat pada Tabel 3.107. Tabel 3.107 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXVII
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XXVII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXVII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXVII Jumlah
1,197.47 2,632.09 4,352.88 8,182.44
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 3 orang 3 orang 0 6 orang 6 orang 0
EU
PU
Keterangan
0.79 0.87 0.96 0.9
C C B B
Cukup Cukup Baik Baik
Dari Tabel 3.107 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXVII memiliki beban kerja unit sebesar 8.182,44 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,90. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa baik jumlah pegawai yang ada maupun yang dibutuhkan sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXVII tidak kelebihan maupun kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXVII menghasilkan produk sejumlah 47, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 142
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pengiriman berkas ahli 2) Penetapan alih. bb. Sekretaris Pengganti XXVIII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXVIII dapat dilihat pada Tabel 3.108. Tabel 3.108 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXVIII
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XXVIII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXVIII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXVIII Jumlah
1,494.14 3,173.42 4,638.11 9,305.67
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 3 orang 3 orang 0 6 orang 6 orang 0
EU
PU
Keterangan
0.99 1.05 1.03 1.03
B A A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.108 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXVIII memiliki beban kerja unit sebesar 9.305,67 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,03. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa baik jumlah pegawai yang ada maupun yang dibutuhkan sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXVIII tidak kelebihan maupun kekurangan pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXVIII menghasilkan produk sejumlah 47, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) pembuatan DP3. 2) Pembuatan laporan evaluasi pelaksana. cc. Sekretaris Pengganti XXIX Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXIX dapat dilihat pada Tabel 3.109. Tabel 3.109 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXIX
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XXIX 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXIX 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXIX Jumlah
Beban Kerja 1,601.28 3,729.26 6,072.20 11,402.73
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 4 orang 3 orang 7 orang 6 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 -1 -1
1.06 1.24 1.34 1.26
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
143
Dari Tabel 3.109 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXIX memiliki beban kerja unit sebesar 11.402,73 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,26. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Sekretaris Pengganti XXIX sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXIX kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXIX menghasilkan produk sejumlah 48, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Rapat koordinasi (tim, internal, eksternal, dan lain lain). 2) Permintaan perbaikan/penambahan. dd. Sekretaris Pengganti XXX Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXX dapat dilihat pada Tabel 3.110. Tabel 3.110 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXX
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XXX 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXX 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXX Jumlah
1,805.45 3,704.44 5,778.17 11,288.06
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.2 1.23 1.28 1.25
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.110 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXX memiliki beban kerja unit sebesar 11.288,06orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,25. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Sekretaris Pengganti XXX sebanyak tujuh orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXX kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXX menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pembuatan DP3. 2) Permintaan perbaikan/penambahan.
144
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
ee. Sekretaris Pengganti XXXI Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXXI dapat dilihat pada Tabel 3.111. Tabel 3.111 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXXI
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XXXI 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXXI 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXXI Jumlah
1,428.69 2,519.66 5,340.00 9,288.35
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 1 orang -1 4 orang 3 orang -1 7 orang 5 orang -2
EU
PU
Keterangan
0.95 1.67 1.18 1.23
B A A A
Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.111 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXXI memiliki beban kerja unit sebesar 9.288,35orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,23. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak lima orang, sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXXI mengalami kekurangan dua orang pegawai, satu pegawai pada jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti dan satu pegawai pada jabatan pelaksana. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXXI menghasilkan produk sejumlah 49, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Berita acara sidang pemeriksaan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Penyusunan analisis beban kerja. 2) Pembuatan DP3. ff. Sekretaris Pengganti XXXII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXXII dapat dilihat pada Tabel 3.112. Tabel 3.112 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXXII
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XXXII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXXII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXXII Jumlah
Beban Kerja 1,702.13 3,700.07 5,898.00 11,300.19
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.13 1.23 1.3 1.25
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.112 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXXII memiliki beban kerja unit sebesar 11.300,19orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
145
1,25. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXXII mengalami kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXXII menghasilkan produk sejumlah 48, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Sidang pemeriksaan. 2) Konsep putusan acara biasa. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Pembuatan DP3. 2) Penyusunan analisis beban kerja. gg. Sekretaris Pengganti XXXIII Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXXIII dapat dilihat pada Tabel 3.113. Tabel 3.113 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXXIII
No.
Unit Organisasi
Beban Kerja
1 Sekretaris Pengganti XXXIII 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXXIII 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXXIII Jumlah
1,836.39 3,697.18 5,489.50 11,023.07
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.22 1.23 1.21 1.22
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.113 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXXIII memiliki beban kerja unit sebesar 11.023,07 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,22. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXXIII mengalami kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXXIII menghasilkan produk sejumlah 44, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan perbaikan/penambahan. 2) Pengiriman berkas alih.
146
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
hh. Sekretaris Pengganti XXXIV Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Sekretaris Pengganti XXXIV dapat dilihat pada Tabel 3.114. Tabel 3.114 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretaris Pengganti XXXIV
No.
Unit Organisasi
1 Sekretaris Pengganti XXXIV 2 Pembantu Sekretaris Pengganti XXXIV 3 Pelaksana Sekretaris Pengganti XXXIV Jumlah
Beban Kerja 1,588.28 3,148.84 5,656.20 10,393.33
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 2 orang 2 orang 0 4 orang 3 orang -1 7 orang 6 orang -1
EU
PU
Keterangan
1.05 1.04 1.25 1.15
A A A A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari Tabel 3.114 dapat diketahui pada tahun 2011, Sekretaris Pengganti XXXIV memiliki beban kerja unit sebesar 10.393,33orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 1,15. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak tujuh orang, dengan demikian Sekretaris Pengganti XXXIV mengalami kekurangan satu orang pegawai. Berdasarkan form FP2, Sekretaris Pengganti XXXIV menghasilkan produk sejumlah 28, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1) Konsep putusan acara biasa. 2) Sidang pemeriksaan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1) Permintaan perbaikan/penambahan. 2) Permintaan alat tulis kantor. O. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas teknis Komite Pengawas Perpajakan. Dalam melaksanakan tugas tersebutSekretariat Komite Pengawas Perpajakan menyelenggarakan fungsi: 1. Koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis dan program kerja fasilitasi analisa dan konsultasi, fasilitasi pencegahan dan monitoring, serta fasilitasi pengaduan dan verifikasi di lingkungan Komite Pengawas Perpajakan. 2. Koordinasi penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan. 3. Penyiapan rekomendasi dan pemberian saran/masukan dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas instansi perpajakan. 4. Pengelolaan urusan sumber ketatalaksanaan, serta keuangan.
daya
manusia,
penataan
organisasi
dan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Komite Pengawas Perpajakan.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
147
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja untuk masing-masing bagian di lingkungan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan dapat dilihat pada Tabel 3.115. Tabel 3.115 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Sekretaris Komwas Perpajakan Bagian Umum Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi Jumlah
636.63 9,976.04 7,122.15 7,511.00 6,609.71 31,855.53
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 0 orang 0 orang 6 orang 10 orang 5 orang 7 orang 5 orang 7 orang 4 orang 6 orang 20 orang 30 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 4 2 2 2 10
0.42 0.66 0.68 0.71 0.73 0.7
E D D C C C
Kurang Sedang Sedang Cukup Cukup Cukup
Dari Tabel 3.115 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan memiliki beban kerja unit sebesar 31.855,53 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan sebanyak 20 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 30 orang, dengan demikian Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan terdapat kelebihan pegawai sebanyak sepuluh orang. Jabatan Sekretaris Komite Pengawas Perpajakan diisi oleh Plt. Sekretaris Komite Pengawas Perpajakan yang dijabat oleh Kepala Bagian Umum. Bagian Umum lengkap terisi jabatannya pada awal bulan Desember 2011. Satu subbagian terdiri dari dua orang pelaksana. Bagian Fasilitasi Analisa dan Konsultasi lengkap terisi jabatannya pada awal bulan Desember 2011. Satu subbagian terdiri dari satu orang pelaksana. Bagian Fasilitasi Pencegahan dan Monitoring lengkap terisi jabatannya pada awal bulan Desember 2011. Satu subbagian terdiri dari satu orang pelaksana. Bagian Fasilitasi Pengaduan dan Verifikasi, jabatan Kepala Subbagian Fasilitasi Verifikasi sampai dengan akhir Desember 2011 belum terisi. Satu subbagian terdiri dari satu orang pelaksana. Berdasarkan Form FP2 Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan menghasilkan produk sejumlah 181. Dari dokumen tersebut diketahui bahwa produk-produk pada Form B lebih banyak dibandingkan dengan produk-produk pada Form A. Hal ini disebabkan karena Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan merupakan unit yang baru terbentuk pada tahun 2010 sehingga masih perlu penambahan dan penyempurnaan SOP. Adapun produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan/Penyempurnaan Draft SOP Bagian Umum. 2. Pembayaran SPPD berdasarkan Surat Tugas. 3. Kegiatan Analisis/Kajian Mengenai Prosedur, Sistem, dan Kebijakan di Bidang Perpajakan. 4. Permintaan Keterangan dari Pihak Internal (Petugas Instansi Perpajakan). 5. Permintaan Keterangan dan Masukan dari Pihak Eksternal Terkait Pelaksanaan Tugas Instansi Perpajakan. 6. Pengumpulan Keterangan dari Petugas Instansi Perpajakan dalam Rangka Pencegahan 148
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
dan Monitoring. 7. Pengumpulan Informasi Perpajakan dari Pihak Eksternal Terhadap Pelaksaaan Tugas Instansi Perpajakan. 8. Pengamatan dan Pemantauan Terhadap Pelaksanaan Tugas Instansi Perpajakan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: 1. Pengurusan Data Capacity Building. 2. Pengurusan Matriks Kompetensi Teknis. 3. Pengurusan HCDP (Human Capacity Development Plan) Sekretariat Jenderal. 4. Forum Diskusi dengan Komite Pengawas Perpajakan. 5. Penerimaan Telepon. 6. Pemantapan Materi Sosialisasi. 7. Penyusunan Masukan RKAKL. 8. Verifikasi Prosedur, Sistem, Kebijakan dan Ketentuan Perundang-undangan di Bidang Perpajakan Terkait Pengaduan. Untuk lebih memahami analisis beban kerja di masing-masing unit eselon III Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan, berikut akan dijelaskan empat bagian yang ada di Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan.
1. Bagian Umum Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kordinasi dan penyusunan rencana kerja, rencana strategik dan pengelolaan laporan, urusan kepegawaian, penataan organisasi dan tata laksana, keuangan, dan urusan tata usaha dan rumah tangga di lingkungan Komite Pengawas Perpajakan dan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan. b. Pengelolaan urusan sumber daya manusia. c. Pelaksanaan penataan organisasi dan tata laksana. d. Penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran Komite Pengawas Perpajakan dan pengajuan permintaan pembayaran. e. Pelaksanaan urusan perbendaharaan Komite Pengawas Perpajakan dan penerbitan surat perintah pembayaran. f.
Akuntansi pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan Komite Pengawas Perpajakan.
g. Pelaksanaan urusan surat menyurat, pengetikan, penggandaan, distribusi, dan kearsipan Komite Pengawas Perpajakan. h. Pelaksanaan urusan gaji dan tunjangan pegawai. i.
Pelaksanaan urusan rumah tangga, pengamanan kantor, pemeliharaan sarana, dan prasarana.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
149
j.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan keprotokolan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komite Pengawas Perpajakan.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Umum Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan dapat dilihat pada Tabel 3.116. Tabel 3.116 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Umum Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Umum Kepala Subbag Tata Usaha Kepala Subbagian Organisasi dan Kepegawaian Kepala Subbagian Keuangan Pelaksana Bagian Umum Jumlah
Beban Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Kerja Pejabat/Pegawai yang Ada 1,334.56 1 orang 1 orang 1,537.02 1 orang 1 orang 239.62 0 orang 1 orang 167.80 0 orang 1 orang 6,697.05 4 orang 6 orang 9,976.04 6 orang 10 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 0 1 1 2 4
0.89 1.02 0.16 0.11 0.74 0.66
C A E E C D
Cukup Sangat Baik Kurang Kurang Cukup Sedang
Dari Tabel 3.116 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Umum memiliki beban kerja unit sebesar 9.976,04 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,66. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Umum sebanyak enam orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak sepuluh orang, dengan demikian bagian ini kelebihan pegawai sebanyak empat orang. Pejabat yang mengisi jabatan Kepala Bagian Umum sekaligus menjabat sebagai Plt. Sekretaris Komite Pengawas Perpajakan. Jabatan Kepala Subbagian Organisasi dan Kepegawaian dan Kepala Subbagian Keuangan baru mulai terisi pada awal bulan Desember 2011. Selama jabatan tersebut belum terisi dirangkap oleh Kepala Subbagian Tata Usaha. Jabatan Pelaksana pada Bagian Umum baru mulai terisi pada awal bulan April 2011. Pada pengisian Form A beban kerja tetap disesuaikan dengan Jabatan walaupun pada saat itu belum terisi. Pada pengisian Form B beban kerja disesuaikan dengan realisasi yang ada. Berdasarkan form FP2 Bagian Umum menghasilkan produk sejumlah 90, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Penyusunan/Penyempurnaan Draft SOP Bagian Umum. b. Pembayaran SPPD berdasarkan Surat Tugas. c. Pengelolaan IKU Bagian Umum. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Pengurusan Data Capacity Building. b. Pengurusan Matriks Kompetensi Teknis. c. Pengurusan HCDP (Human Capacity Development Plan) Sekretariat Jenderal.
2. Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi Bagian Fasilitasi Analisa dan Konsultasi mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi penyiapan koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis dan program, penyiapan dan evaluasi pelaksanaan terhadap kebijakan dan/atau pelaksanaan kebijakan yang 150
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
berhubungan dengan analisa dan konsultasi pelaksanaan tugas instansi perpajakan serta penerapan prioritas yang memerlukan proses lebih lanjut, dan penyiapan bahan rekomendasi dan pemberian saran dan/atau masukan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas instansi perpajakan. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis dan program di bidang fasilitasi analisa dan konsultasi. b. Penyiapan bahan dan evaluasi pelaksanaan fasilitasi analisis dan konsultasi. c. Penyiapan bahan rekomendasi dan pemberian saran dan/atau masukan dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas instansi perpajakan, di bidang fasilitasi analisa dan konsultasi. d. Fasilitasi analisis mengenai prosedur, sistem, dan kebijakan di bidang perpajakan dengan meminta keterangan dan memperoleh masukan termasuk pihak terkait. Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi dapat dilihat pada Tabel 3.117. Tabel 3.117 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi Kepala Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi Kepala Subbagian Fasilitasi Analisa Pajak Kepala Subbagian Fasilitasi Analisa Bea dan Cukai Kepala Fasilitasi Konsultasi Pelaksana Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi Jumlah
Beban Kerja 1,404.70 213.95 1,284.27 258.67 3,960.57 7,122.15
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 orang 1 orang 1 orang 1 orang 0 orang 1 orang 3 orang 3 orang 5 orang 7 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 1 0 1 0 2
0.93 0.14 0.85 0.17 0.88 0.68
B E C E C D
Baik Kurang Cukup Kurang Cukup Sedang
Dari Tabel 3.117 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi memiliki beban kerja unit sebesar 7.122,15 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,68. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi sebanyak lima orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak tujuh orang, dengan demikian bagian ini kelebihan pegawai sebanyak dua orang. Jabatan Kepala Subbagian Fasilitasi Analisa Pajak dan Kepala Subbagian Fasilitasi Konsultasi baru mulai terisi pada awal bulan Desember 2011. Selama jabatan tersebut belum terisi dirangkap oleh Kepala Subbagian Fasilitasi Analisa Bea dan Cukai. Jabatan Pelaksana pada Bagian Fasilitasi Analisa dan Konsultasi baru mulai terisi pada awal bulan April 2011. Pada pengisian Form A beban kerja tetap disesuaikan dengan Jabatan walaupun pada saat itu belum terisi. Pada pengisian Form B beban kerja disesuaikan dengan realisasi yang ada. Berdasarkan form FP2 Bagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi menghasilkan produk sejumlah 29, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Analisis/Kajian Mengenai Prosedur, Sistem, dan Kebijakan di Bidang Perpajakan.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
151
b. Permintaan Keterangan dari Pihak Internal (Petugas Instansi Perpajakan). c. Permintaan Keterangan dan Masukan dari Pihak Eksternal Terkait Pelaksanaan Tugas Instansi Perpajakan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penerimaan Telepon. b. Pemantapan Materi Sosialisasi. c. Forum Diskusi dengan Komite Pengawas Perpajakan.
3. Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring Bagian Fasilitasi Pencegahan dan Monitoring mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi penyiapan koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis dan program, penyiapan dan evaluasi pelaksanaan fasilitasi terhadap pencegahan penyimpangan dan monitoring pelaksanaan tugas instansi perpajakan serta menerapkan prioritas yang memerlukan proses lebih lanjut, dan bahan rekomendasi dan pemberian saran dan/atau masukan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas instansi perpajakan. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis dan program di bidang fasilitasi pencegahan dan monitoring. b. Penyiapan bahan dan evaluasi pelaksanaan fasilitasi pencegahan dan monitoring. c. Penyiapan bahan rekomendasi dan pemberian saran dan/atau masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan terhadap prosedur, sistem, ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang fasilitasi pencegahan dan monitoring. d. Pengamatan, pemantauan, pengumpulan pelaksanaan tugas instansi perpajakan.
informasi
dan
klarifikasi
terhadap
e. Pengumpulan keterangan dari petugas instansi perpajakan terhadap pelaksanaan tugas instansi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. f.
Inventarisasi masukan dari masyarakat atau pihak lain dan mengkaji ketentuan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring dapat dilihat pada Tabel 3.118. Tabel 3.118 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring
No. 1 2 3 4 5
152
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring Kepala Subbagian Fasilitasi Pencegahan Penyimpangan I Kepala Subbagian Fasilitasi Pencegahan Penyimpangan II Kepala Subbagian Fasilitasi Monitoring Pelaksana Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring Jumlah
1,381.08 174.87 1,674.75 243.98 4,036.33 7,511.00
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Selisih Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 0 orang 1 orang 1 1 orang 1 orang 0 0 orang 1 orang 1 3 orang 3 orang 0 5 orang 7 orang 2
EU
PU
Keterangan
0.92 0.12 1.11 0.16 0.89 0.71
B E A E C C
Baik Kurang Sangat Baik Kurang Cukup Cukup
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Dari Tabel 3.118 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring memiliki beban kerja unit sebesar 7.511 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,71. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring sebanyak lima orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak tujuh orang, dengan demikian bagian ini kelebihan pegawai sebanyak dua orang. Jabatan Kepala Bagian Fasilitasi Pencegahan dan Monitoring baru mulai terisi pada awal pada bulan Juli 2011. Pada saat jabatan tersebut belum terisi, dirangkap oleh Kepala Bagian Fasilitasi Pengaduan dan Verifikasi. Jabatan Kepala Subbagian Fasilitasi Pencegahan Penyimpangan I dan Kepala Subbagian Fasilitasi Monitoring baru mulai terisi pada awal bulan Desember 2011. Selama jabatan tersebut belum terisi dirangkap oleh Kepala Subbagian Fasilitasi Pencegahan Penyimpangan II. Jabatan Pelaksana pada Bagian Fasilitasi Pencegahan dan Monitoring baru mulai terisi pada awal bulan April 2011. Pada pengisian Form A beban kerja tetap disesuaikan dengan Jabatan walaupun pada saat itu belum terisi. Pada pengisian Form B beban kerja disesuaikan dengan realisasi yang ada. Berdasarkan form FP2 Bagian Fasilitas Pencegahan dan Monitoring menghasilkan produk sejumlah 31, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan keterangan dari petugas instansi perpajakan dalam rangka pencegahan dan monitoring. b. Pengumpulan informasi perpajakan dari pihak eksternal terhadap pelaksaaan tugas instansi perpajakan. c. Pengamatan dan pemantauan terhadap pelaksanaan tugas instansi perpajakan. Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Penyusunan Masukan RKAKL. b. Penerimaan Telepon. c. Upacara.
4. Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi Bagian Fasilitasi Pengaduan dan Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi penyiapan koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis dan program, penyiapan dan evaluasi pelaksanaan fasilitasi pengaduan dan verifikasi pelaksanaan tugas instansi perpajakan, menerapkan prioritas yang memerlukan proses lebih lanjut, dan penyiapan bahan rekomendasi dan pemberian saran dan/atau masukan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas instansi perpajakan. Dalam melaksanakan tugas tersebutBagian Fasilitas Analisa dan Konsultasi menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis di bidang fasilitasi pengaduan dan verifikasi. b. Penyiapan bahan dan evaluasi pelaksanaan fasilitasi pengaduan dan verifikasi.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
153
c. Penyiapan bahan rekomendasi dan pemberian saran dan/atau masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan terhadap prosedur, sistem, ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang fasilitasi pengaduan dan verifikasi. d. Inventarisasi masukan dari masyarakat atau pihak lain dan mengkaji ketentuan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan perpajakan. e. Pelaksanaan verifikasi terhadap prosedur, sistem, ketentuan peraturan perundangundangan dan kebijakan di bidang perpajakan. f.
Pengumpulan keterangan dari petugas instansi perpajakan terhadap pelaksanaan tugas instansi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan teknik pengolahan data sebagaimana disebutkan dalam Bab II hasil pengolahan analisis beban kerja pada Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi dapat dilihat pada Tabel 3.119. Tabel 3.119 Rekapitulasi Kebutuhan Pejabat/Pegawai, Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi
No. 1 2 3 4 5
Unit Organisasi
Beban Kerja
Kepala Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi Kepala Subbagian Fasilitas Pengaduan I Kepala Subbagian Fasilitas Pengaduan II Kepala Subbagian Fasilitas Verifikasi Pelaksana Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi Jumlah
1,443.45 151.03 1,416.32 7.23 3,591.68 6,609.71
Jumlah Kebutuhan Jumlah Pejabat/Pegawai Pejabat/Pegawai yang Ada 1 orang 1 orang 0 orang 1 orang 1 orang 1 orang 0 orang 0 orang 2 orang 3 orang 4 orang 6 orang
Selisih
EU
PU
Keterangan
0 1 0 0 1 2
0.96 0.1 0.94 0 0.79 0.73
B E B E C C
Baik Kurang Baik Kurang Cukup Cukup
Dari Tabel 3.119 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi memiliki beban kerja unit sebesar 6.609,71 orang jam (OJ), dengan tingkat efisiensi sebesar 0,73. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja, tampak bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan pada Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi sebanyak empat orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak enam orang, dengan demikian bagian ini kelebihan pegawai sebanyak dua orang. Jabatan Kepala Subbagian Fasilitasi Pengaduan I dan Kepala Subbagian Fasilitasi Verifikasi baru mulai terisi pada awal bulan Desember 2011. Selama jabatan tersebut belum terisi dirangkap oleh Kepala Subbagian Fasilitasi Pengaduan II. Jabatan Pelaksana pada Bagian Fasilitasi Pengaduan dan Verifikasi baru mulai terisi pada awal bulan April 2011. Pada pengisian Form A beban kerja tetap disesuaikan dengan Jabatan walaupun pada saat itu belum terisi. Pada pengisian Form B beban kerja disesuaikan dengan realisasi yang ada. Berdasarkan form FP2 Bagian Fasilitas Pengaduan dan Verifikasi menghasilkan produk sejumlah 31, dengan produk yang memiliki beban kerja terbesar adalah sebagai berikut: a. Inventarisasi Masukan dari Masyarakat atau Pihak Lain yang Terkait dengan Fasilitasi Pengaduan dan Verifikasi. b. Pengumpulan Informasi dan Keterangan dari Pihak Eksternal Terhadap Pelaksanaan Tugas Instansi Perpajakan di Bidang Fasilitasi Pengaduan dan Verifikasi. c. Tindak Lanjut Pengaduan / Informasi. 154
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
Sementara itu, produk yang memiliki beban kerja terkecil adalah sebagai berikut: a. Upacara. b. Forum diskusi dengan Komite Pengawas Perpajakan. c. Verifikasi Prosedur, Sistem, Kebijakan dan Ketentuan Perundang-undangan di Bidang Perpajakan Terkait Pengaduan.
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
155
156
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
BAB IV PENUTUP
Pelaksanaan pengukuran Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal Tahun Anggaran 2011 dilakukan pada 15 unit eselon II, yaitu Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Biro Hukum, Biro Bantuan Hukum, Biro Sumber Daya Manusia, Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Biro Perlengkapan, Biro Umum, Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan, Pusat Pembinaan Akuntansi dan Jasa Penilai, Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, Pusat Investasi pemerintah, Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik, Sekretariat Pengadilan Pajak, dan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan. Dari hasil pengolahan data Analisis Beban Kerja pada 15 Unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal, diketahui bahwa jumlah beban kerja unit sebesar 2.965.549,21 jam, tingkat efisiensi unit 1,07, kebutuhan pegawai sebanyak 1.948 orang, sedangkan jumlah pejabat/pegawai yang ada 1.832 orang, sehingga Sekretariat Jenderal masih kekurangan 116 orang pegawai. Kekurangan tersebut terjadi sebagai akibat antara lain: 1. Tingginya beban kerja dikarenakan di era reformasi dan di dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan serta mewujudkan keadilan terhadap wajib pajak, yang terbukti pada tahun 2011 wajib pajak yang mengajukan banding sebanyak 5.951 berkas dan gugatan sebanyak 1.114 berkas, serta putusan pengadilan pajak yang dihasilkan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010. 2. adanya tanggung jawab menjadi prime mover dalam rangka mengintegrasikan TIK Kementerian Keuangan dan diadakan pembangunan Data Center serta pemberian beberapa jasa konsultansi berupa Pemberian Jasa Konsultansi Konsolidasi Infrastruktur TIK, Manajemen Konstruksi Pembangunan Pusat Data, Pembangunan Pusat Data, Peningkatan Kualitas Layanan Infrastruktur TIK, Pengelolaan Infrastruktur TIK, Pengembangan Sistem Pengelolaan Layanan TIK, Peningkatan Maturitas ITSM, dan Pengelolaan Aplikasi dan Basis Data. Selain persiapan integrasi, juga melakukan beberapa persiapan untuk SPAN berupa pembenahan konsep Service Desk, penyiapan infrastruktur dan Data Center SPAN. 3. tingginya beban kerja diantaranya mengoordinasikan aktivitas komunikasi masingmasing unit eselon I, Memberikan Layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta kebijakan Kementerian Keuangan di bidang lainnya kepada para stakeholders, menyelenggarakan rapat pimpinan dan pembahasan RUU, melakukan penyusunan strategi komunikasi kehumasan, melakukan penyusunan program komunikasi publik, melakukan monitoring opini publik, mengoordinasikan pengelolaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dan melakukan pengelolaan pusat referensi Kementerian Keuangan. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan effort sangat besar dan kompleks sehingga membutuhkan adanya penambahan pegawai. Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
157
Hasil pengukuran ABK adalah gambaran awal dari perhitungan kebutuhan pegawai secara kuantitatif, sedangkan pertimbangan dari aspek kualitatif yang antara lain syarat jabatan, kompetensi, pendidikan, dan sebagainya melekat pada peran dan tugas fungsi serta uraian jabatan organisasi eselon II yang bersangkutan, yang tentunya merupakan proses lanjutan dari kegiatan Analisis Beban Kerja serta pembuatan kebijakan lainnya. Hasil pengolahan data ABK untuk tahun 2011 sudah berdasarkan pada standar norma waktu. Selain mengacu pada hasil ABK, pemenuhan kebutuhan pegawai tersebut juga perlu mempertimbangkan antisipasi adanya perubahan struktur organisasi yang terjadi di Kementerian Keuangan dan pegawai yang telah memasuki masa pensiun serta optimalisasi pelaksanan tugas pada masing-masing Biro/Pusat/Sekretariat Pengadilan Pajak/Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan. Pengukuran analisis beban kerja dimulai dengan pengukuran dan perumusan norma waktu setiap proses/tahapan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan uraian prosedur kerja yang berlaku. Dalam melakukan pengukuran dan perumusan norma waktu tersebut, dilakukan secara cermat dan seksama dengan memperhatikan tingkat kewajaran penggunaan waktu kerja bagi pegawai/pemangku jabatan terkait, dan terhadap kebenaran uraian proses/tahapan kerja untuk menghasilkan produk, sehingga dapat diperoleh hasil pengukuran beban kerja yang memadai. Standar norma waktu merupakan salah satu faktor tetap sebagai unsur pengali pada pengukuran Analisis Beban Kerja, sehingga tidak dapat diubah sebagaimana yang telah ditetapkan. Untuk membuat standar norma waktu perlu pengkajian tentang tahapan proses pekerjaan, jabatan yang terlibat, nama produk/kegiatan, serta waktu yang digunakan. Idealnya, di dalam proses kegiatan tersebut diperlukan data series paling tidak untuk kurun waktu selama tiga tahun berturut-turut. Dengan adanya standar norma waktu, perhitungan analisis beban kerja yang akan datang tidak lagi menggunakan data waktu subjektif yang berasal dari masing-masing unit organisasi, namun telah menggunakan waktu yang telah dianalisis tingkat kewajarannya, sehingga setiap unit organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal hanya menyampaikan laporan volume kerja secara berkala dengan mengisi formulir/daftar isian volume kerja dalam formulir A2 (Laporan Volume Kerja Produk Berdasarkan Norma Proses Tahapan), Formulir B2 (Laporan Volume Kerja produk Berdasarkan Norma Pelayanan), dan Formulir C2 (Laporan Jumlah Pemangku Jabatan) yang terdapat pada aplikasi ABK. Hasil pelaksanaan pengukuran ABK dapat digunakan untuk memberikan informasi secara transparan baik kepada pimpinan Sekretariat Jenderal maupun seluruh pihak yang terkait mengenai proses bisnis, serta dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk pelaksanaan kebijakan yang akan dilakukan termasuk sebagai acuan dalam menyusun action plan pelaksanaan Reformasi Birokrasi, guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan tuntutan stakeholder. Dengan demikian, diharapkan pada tahun yang akan datang kegiatan ABK dapat terus menerus dikembangkan dan disempurnakan, baik dalam hal metodologi, proses, maupun penggunaan hasil pengukurannya, mengingat signifikansi kegiatan ini sebagai bahan masukan untuk kegiatan-kegiatan yang strategis di Sekretariat Jenderal.
158
Laporan Analisis Beban Kerja Sekretariat Jenderal
GLOSARIUM Dalam Analisis Beban Kerja, terdapat beberapa pengertian/istilah sebagai berikut: Analisis Beban Kerja
:
suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja
Volume kerja
:
sekumpulan tugas/pekerjaan yang harus/dapat diselesaikan dalam waktu 1 tahun
Efektivitas
:
perbandingan antara bobot/beban kerja dan jam kerja efektif dalam rangka penyelesaian tugas dan fungsi organisasi
Beban kerja
:
besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi, dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu
Norma waktu
:
waktu yang wajar dan nyata-nyata dipergunakan secara efektif dengan kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan untuk menyelesaikan satu tahapan proses penyelesaian pekerjaan
Pengukuran kerja
:
teknik yang dilakukan secara sistematis untuk menetapkan standar norma waktu kerja
Jam kerja kantor
:
jam kerja formal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Jam kerja efektif
:
jam kerja yang harus dipergunakan untuk berproduksi/ menjalankan tugas, yaitu jam kerja kantor dikurangi waktu luang
Waktu luang
:
jam kerja yang diperkenankan untuk dipergunakan secara tidak produktif
Unit pelaksana
:
unit organisasi yang secara fungsional mempunyai tugas dibidang organisasi dan ketatalaksanaan pada setiap unit organisasi Eselon I
Form A
:
Formulir pengumpulan data beban kerja norma waktu produk berdasarkan norma proses tahapan
Form B
:
Formulir pengumpulan data beban kerja norma waktu produk berdasarkan norma pelayanan
Form C
:
Formulir inventarisasi jumlah pemangku jabatan
dan efisiensi kerja
Form FP1A
:
Formulir tabulasi data norma waktu berdasarkan proses tahapan
Form FP1B
:
Formulir tabulasi data norma waktu berdasarkan norma layanan
Form FP2
:
Formulir Rekapitulasi Jumlah Beban Kerja Jabatan berdasarkan Produk
Form FP3
:
Formulir perhitungan kebutuhan pejabat/pegawai, tingkat efisiensi jabatan (EJ) dan prestasi kerja jabatan (PJ)
Form FP4
:
Formulir perhitungan kebutuhan pejabat/pegawai, tingkat efisiensi unit (EU) dan prestasi kerja unit (PU)