LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2012
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 1
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012 adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja pelaksanaan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan sesuai tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan dan dimanfaatkan untuk: 1) Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan; 2) Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang; 3) Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang; dan 4) Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan. Pada tanggal 31 Januari 2012 telah disahkan Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012 oleh Direktur Tanaman Tahunan dan Direktur Jenderal Perkebunan dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil dengan 6 (enam) sasaran strategis, adalah sebagai berikut: 1) Pengembangan Budidaya Tanaman Tahunan (karet, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan); 2) Pembangunan Kebun Sumber Benih Tanaman Tahunan; 3) Terwujudnya Kelembagaan Perkebunan yang Harmonis dan Berkesinambungan; 4) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Usaha Tanaman Kelapa Sawit, Karet, dan Kakao melalui Program Revitalisasi Perkebunan; 5) Pelaksanaan Layanan Perkantoran Pusat; 6) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tanaman Tahunan. Kebijakan yang ditempuh adalah meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas dalam proses menuju pelayanan prima melalui peningkatan nilai-nilai profesionalisme, keterbukaan, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen LAKIP Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2012 ini tersusun berkat dukungan dan kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak terkait. Ucapan terima kasih kami sampaikan atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan 2012, semoga dokumen ini dapat menjadi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Tanaman Tahunan. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Tahunan
Dr. Ir. Herdradjat Natawidjaja, MSc NIP. 19570228 198403 1 001
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………………………………………... DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
i ii iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1.1. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1.2. Organisasi ………………………………………………………………..
1 1 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA …………………………... 2.1. Perencanaan (Rencana Strategis) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 ………………… 2.1.1. Visi Sekretariat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 ……. 2.1.2. Misi Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 …… 2.1.3. Nilai-nilai ……………………………………………………. 2.1.4. Tujuan Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 ……………. 2.1.5. Sasaran Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 …………. 2.1.6. Arah Kebijakan Pengembangan Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 …………………………………………. 2.1.7. Strategi Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 … 2.1.8. Kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 .. 2.1.9. Fokus Kegiatan Yang Terkait Dengan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 …… 2.1.10. Keluaran (Output) …………………………………………..
4 4
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012…………………… 2.2.1. Program Pembangunan Tanaman Tahunan Tahun 2012 .. 2.2.2. Sasaran Pembangunan Tanaman Taunan Tahun 2012 ….. 2.2.3. Indikator Kinerja ……………………………………………….. 2.3. Perjanjian Kinerja ……………………………………………………. BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA …………………………………………….. 3.1. Pengukuran Kinerja ………………………………………………… 3.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs)
3.2.1. 3.2.2.
8 9 11 11 12 14 14 14 14 14 16 16
Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Pengembangan Tanaman Daerah dan Pusat Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Kinerja Direktorat
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
4 4 5 5 6
Page 3
19 21
Tanaman Tahunan di Pusat 3.3. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut …………………………. 3.3.1. Permasalahan …………………………………………………… 3.3.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian ……………………… 3.3.2.1 Administrasi …………………………………………………….. 3.3.2.2 Pengorganisasian ……………………………………………… 3.3.2.3 Pengawasan Pelaksanaan …………………………………….. BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………... 4.1. Kesimpulan........................................................................................ 4.2. Saran Rekomendasi .......................................................................
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 4
30 30 31 31 31 33 33 33 33
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 ini dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Tanaman Tahunan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi. Pemerintah. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014, Direktorat Tanaman Tahunan mempunyai tujuan adalah (1) Meningkatkan luas areal, produksi dan produktivitas tanaman tahunan, (2) Meningkatkan penyediaan benih unggul bermutu tanaman tahunan, (3) Meningkatkan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya tanaman tahunan, (4) Meningkatkan pemberdayaan petani dan peran kelembagaan tanaman tahunan dan (5) Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Tahunan. Sasaran kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012 yaitu: (1) Terlaksananya pengembangan budidaya tanaman tahunan (karet, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar, kemiri sunan), (2) Terbangunnya kebun sumber benih tanaman tahunan, (3) Terwujudnya kelembagaan perkebunan yang harmonis dan berkesinambungan, (4) Terlaksananya layanan perkantoran pusat, dan (5) Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan tanaman tahunan. Terhadap sasaran sebagaimana tertuang dalam RKT Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012, pada umumnya realisasinya mencapai 100%. Pengukuran kinerja untuk kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya yang tersebar di 32 provinsi, capaian fisiknya rata-rata mencapai 95,99% dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 185.391.211.000 (94,39 %). Untuk pengukuran kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012, diperoleh realisasi keuangan sebesar Rp. 213.698.420,418 (97,53%). Rincian masing-masing komponen yang menggambarkan kinerja bagian meliputi (1) Layanan Perkantoran Pusat, dengan realisasi keuangan sebesar 94,28% dengan katagori berhasil, (2) Kegiatan Penyediaan Bahan Bakar Nabati/Bioenergi dengan realisasi keuangan sebesar 98,50% dengan katagori berhasil, (3) Kegiatan Pengembangan Komoditas Ekspor dengan realisasi keuangan sebesar 98,85% dengan katagori berhasil, (4) Pembangunan kebun sumber benih tanaman tahunan, dengan realisasi keuangan sebesar 99,60% masuk katagori berhasil, (5) Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan Tanaman Tahunan, dengan realisasi keuangan sebesar 95,94%, masuk katagori berhasil, (6) Revitalisasi Tanaman Perkebunan dengan realisasi keuangan sebesar 76,97 % masuk katagori berhasil, (7) Kebijakan Norma, Standard, Prosedur, Kriteria, Bintek, dan Evaluasi Dirat Tan. Tahunan dengan realisasi keuangan sebesar 76,10 %, (8) Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan dengan realisasi keuangan sebesar 86,57 % dan (9) Dukungan LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 5
Kegiatan Peningkatan, Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan dengan realisasi keuangan sebesar 89,60 % Permasalahan yang dihadapi pada tahun 2012, antara lain sebagai berikut: (a) Masih adanya revisi POK/DIPA yang diajukan; (b) Penetapan CP/CL di lokasi lahan yang diusulkan sering terlambat dan mengalami perubahan sebagai akibat kurangnya koordinasi dengan institusi setempat; (c) Penyesuaian RTRWP harus sesuai dengan penetapan calon lahan; dan (d) terbatasnya SDM yang telah memenuhi kualifikasi panitia pengadaan barang/jasa. Berbagai upaya telah dilakukan baik dari aspek Administrasi, antara lain melalui (1) Penetapan CP/CL secara bertahap; (2) Melakukan upaya percepatan transfer dana bansos ke rekening kelompok; (3) Memacu percepatan pelaksanaan kegiatan di lapangan; (4) Memacu percepatan proses pengadaan barang/jasa; (5) Membuat penetapan reward dan punishment sehingga memicu Provinsi dan Kabupaten untuk menjadi lebih baik yang sebelumnya terlambat menjadi tepat waktu dalam penyampaian data dan informata sesuai yang direncanakan; dan (5) Dukungan Pemprov dan Pemkab setempat dalam mendukung pelaksanaan program untuk mempersiapkan calon petani dan calon lahan. Kemudian dari aspek Pengorganisasian telah dilaksanakan: (1) Pembagian tugas antara Sekretariat dan Direktorat sebagai penanggung jawab teknis dalam capaian fisik kegiatan dan keuangan sesuai wilayah binaan (6 Provinsi yaitu Sumut, Riau, Kepri, Kalbar, Banten, Papua); (2) Evaluasi kinerja satker per triwulan dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan dan mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian; (3) Surat tentang capaian kinerja satker kepada Gubernur selaku wakil pemerintah pusat sekaligus penanggungjawab kegiatan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota selaku penanggungjawab pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten; (4) Penilaian kinerja satker; dan (5) Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya. Dari aspek pengawasan pelaksanaan, adalah: (1) Mengambil langkah-langkah yang strategis untuk percepatan penyerapan keuangan; (2) Mengintensifkan pengawalan, pendampingan dan pembinaan petugas ke Satker Daerah; (3) Melaksanakan pengawalan, pendampingan dan monitoring pelaksanaan kegiatan secara intensif; (4) Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Direktur Tanaman Tahunan, baik melalui e-mail, faksimile, telepon maupun media lainnya.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam pembangunan nasional dan pembangunan pertanian, pembangunan perkebunan merupakan salah satu bagian yang pada akhirnya harus dilaksanakan secara keseluruhan dan berkelanjutan karena menyangkut berbagai aspek seperti ekonomi, ekologi, lingkungan pengembangan wilayah dan banyaknya tenaga kerja yang terlibat serta menggantungkan hidupnya dari sub sektor perkebunan sehingga berdampak pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang perkebunan, pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan, sehingga peran penting perkebunan sebagai penyedia devisa negara, penyerap tenaga kerja, pendorong pengembangan industri hilir perkebunan di dalam negeri, pendukung pengembangan wilayah serta peran pentingnya dalam mendukung kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup akan semakin meningkat. Dengan adanya otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang sudah diperbaiki dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 serta peraturan pendukungnya, kebijakan pembangunan perkebunan kedepan harus mampu melaksanakan tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di dalam memberikan pelayanan optimal kepada para pelaku dan pihak yang berkepentingan dalam pembangunan usaha perkebunan. Untuk mewujudkan pertanggung jawaban kinerja instansi pemerintah maka perlu dibuat Laporan Akuntabilitas Kinerja yang merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat berdasarkan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) sesuai dengan Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Pemerintah. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 7
1.2.
Organisasi
Pada tahun 2010 sesuai dengan perubahan organisasi Kementerian Pertanian telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan dipimpin oleh Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perkebunan. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi : (a) perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; (b) pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; (c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan; (d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pasca panen perkebunan; dan (e) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No.61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 terdiri atas (a) Sekretariat Direktorat Jenderal; (b) Direktorat Tanaman Semusim; (c) Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar; (d) Direktorat Tanaman Tahunan; (e) Direktorat Perlindungan Perkebunan; dan (f) Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha. Direktorat Tanaman Tahunan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman tahunan. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Tanaman Tahunan menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan. 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan. 5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 8
Direktorat Tanaman Tahunan terdiri atas : 1. Sub Direktorat Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya; 2. Sub Direktorat Perbenihan; 3. Sub Direktorat Budidaya; 4. Sub Direktorat Pemberdayaan dan Kelembagaan; 5. Sub Bagian Tata Usaha; dan 6. Kelompok Jabatan Fungsional.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Rencana strategis Direktorat Tanaman Tahunan disusun berdasarkan analisis strategis atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terkini yang dihadapi dalam pembangunan tanaman tahunan selama kurun waktu 2010 – 2014. Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Tanaman Tahunan memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan yang akan dilaksanakan selama lima tahun kedepan. 2.1.1. Visi Direktorat Tanaman TahunanTahun 2010 – 2014 Dalam rangka mendukung visi pembangungan perkebunan tahun 2010 – 2014 dari aspek manajemen dan kegiatan teknis Direktorat, maka ditetapkan Visi Direktorat Tanaman Tahunan, adalah: ”Menjadi Institusi Pemerintah yang profesional dalam memberikan fasilitasi dan pelayanan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tanaman tahunan yang berkelanjutan, untuk meningkatkan pendapatan petani”. 2.1.2. Misi Direktorat Tanaman TahunanTahun 2010 – 2014 Untuk dapat berkontribusi secara signifikan dalam misi pembangunan perkebunan tanaman tahunan tahun 2010 – 2014 dalam mencapai visi tersebut diatas, maka Direktorat Tanaman Tahunan menetapkan misinya sebagai berikut : 1. Memfasilitasi peningkatan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumber daya tanaman tahunan; 2. Memfasilitasi peningkatan dukungan penyediaan benih unggul bermutu tanaman tahunan; 3. Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan; 4. Memfasilitasi pemberdayaan petani dan kelembagaan tanaman tahunan; 5. Meningkatkan pembinaan dan pengawalan Program Revitalisasi Perkebunan; 6. Mendukung penyediaan Bahan Baku Bahan bakar Nabati/BBN; dan 7.
Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Tahunan.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 10
2.1.3.
Nilai – Nilai Nilai – nilai yang mendukung pelaksanaan kegiatan pada Direktorat Tanaman adalah: 1. Kebersamaan dalam melaksanakan kegiatan guna mencapai hasil yang optimal dan berdaya guna sesuai dengan visi dan misi Direktorat Tanaman Tahunan; 2. Keterbukaan/transparansi, sebagai upaya mendukung pemerintahan yang bersih dan akuntabel sesuai sasaran Direktorat Tanaman Tahunan; 3. Profesionalisme, bagi seluruh aparat yang terkait dalam melaksanakan tugas yang didukung dengan peningkatan kualitas aparat sehingga menghasilkan hasil maksimal.
2.1.4. Tujuan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Untuk dapat mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional dan tujuan pembangunan pertanian, maka tujuan pembangunan perkebunan ditujukan sebagai berikut: 1. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing perkebunan; 2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan; 3. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari subsektor perkebunan; 4. Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan; 5. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan penyediaan bahan baku industri dalam negeri; 6. Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia bahan baku bahan bakar nabati; 7. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya secara arif dan berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah. 8. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia perkebunan 9. Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan kerja 10. Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 11
Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan tahun 2010 – 2014 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan Tahun 2010 – 2014, maka tujuan Direktorat Tanaman Tahunan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan luas areal, produksi dan produktivitas tanaman tahunan; 2. Meningkatkan penyediaan benih unggul bermutu tanaman tahunan; 3. Meningkatkan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya tanaman tahunan; 4. Meningkatkan pemberdayaan petani dan peran kelembagaan tanaman tahunan; 5. Memfasilitasi pembinaan dan pengawasan Program Revitalisasi Perkebunan; 6. Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Tahunan.
2.1.5. Sasaran PengembanganTanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Pengembangan Tanaman Tahunan dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014 difokuskan kepada 6 (enam) komoditas unggulan tanaman tahunan yaitu karet, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan. Sasaran pengembangan tanaman tahunan tahun 2010 – 2014, adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan luas areal, produksi dan produktivitas tanaman tahunan; Sasaran: a. Peningkatan luasan areal tanaman tahunan ( Karet 17.350.000 Ha, Kelapa Sawit 42.785.000 Ha, Kelapa 18.950.000 Ha, Jambu Mete 2.875.040 Ha, Jarak pagar 76.930 Ha, Kemiri Sunan 24.000 Ha). b. Peningkatan produksi tanaman tahunan (Karet 2.734.854 Ton, Kelapa Sawit 21.958.120 Ton, Kelapa 3.166.666 Ton, Jambu Mete 115.149 Ton, Jarak pagar 7.081 Ton, Kemiri Sunan 2 Ton). c.
Peningkatan produktivitas tanaman tahunan (Karet 793,77 Kg/Ha, Kelapa Sawit 2.618,62 kg/Ha, Kelapa 864,85 kg/Ha, Jambu Mete 201.69 Kg/Ha, Jarak pagar 141,32 kg/Ha, Kemiri Sunan 2,18 Kg/Ha).
d. Penyiapan dan penerapan model-model paket teknologi pengembangan sistem pertanian berbasis tanaman tahunan (Karet, Kelapa Sawit, Kelapa).
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 12
2. Meningkatkan penyediaan benih unggul bermutu tanaman tahunan; Sasaran: a. Terbangunnya kebun sumber benih tanaman tahunan (Ha) yaitu Kebun Entres Karet 101 ha, Kebun Induk Kelapa 133 ha, Kebun Induk Jambu Mete 100 ha, Kebun Induk Kemiri Sunan 24 ha. b. Terlaksananya pelepasan varietas unggul baru 14 varietas/tahun. c. Tercapainya peningkatan jumlah penangkar benih yang memiliki Tanda Registrasi Usaha Perbenihan (TRUP) sebanyak 270 unit usaha pada tahun 2014. 3. Meningkatkan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumber daya tanaman tahunan. Sasaran: a. Tersedianya data lahan kegiatan budidaya tanaman tahunan seluas 329.468 Ha/tahun. b. Tersedianya data petani kegiatan budidaya tanaman tahunan sebanyak 41.737.420 KK/tahun. c. Tersedianya data kebutuhan sarana produksi (pupuk dan alat mesin) di 32 provinsi. 4.
Meningkatkan pemberdayaan petani dan peran kelembagaan tanaman tahunan. Sasaran: Terlaksananya pemberdayaan petani sebanyak 28.380 orang.
5. Memfasilitasi pembinaan dan pengawasan Program Revitalisasi Perkebunan. Sasaran: a. Terlaksananya pembinaan dan pengawalan pembangunan perkebunan melalui Program Revitalisasi Perkebunan di 22 provinsi. b. Memfasilitasi tercapainya persetujuan kredit KPEN-RP / Kredit Program seluas 50.000 Ha. 6.
Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Tahunan. Sasaran: Tercapainya peningkatan pelayanan administrasi, keuangan, perlengkapan, kepegawaian dan surat menyurat pada kegiatan di 4(empat) Subdit Direktorat Tanaman Tahunan.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 13
2.1.6. Arah Kebijakan Pengembangan Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Mempertimbangkan kinerja pembangunan perkebunan tanaman tahunan tahun 2010 – 2014 dan prospek komoditas tanaman tahunan, baik di dalam negeri maupun luar negeri, maka peningkatan upaya pengembangan usaha budidaya tanaman tahunan akan bertumpu kepada hasil produksi tanaman produktif yang sudah ada. Bertumpu pada hasil produksi tanaman yang sudah ada, intinya adalah mengupayakan agar potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal dan difasilitasi agar arus hasil produksi pada proses pemasaran hasil berjalan lancar. Sehingga akan berlangsung terus minat investasi pengembangan tanaman tahunan. Berkembangnya minat investasi yang dimaksud selain sektor dunia usaha, juga oleh petani dan usaha kecil menengah. Sebagai kegiatan investasi jangka panjang, kelanjutan proses kegiatan perlu terjamin konsistensinya, namun tetap mengacu pada perkembangan kondisi yang ada. Sedangkan upaya fasilitasi untuk pengembangan baru ditempuh dengan prioritas komoditas tanaman tahunan melalui bimbingan, pendampingan, pelayanan, dan stimulus dalam bingkai pembinaan usahatani skala kecil. Pemecahan pengangguran, kemiskinan, dan pembangunan daerah, tetap harus merupakan bagian integral dari pengembangan perkebunan tanaman tahunan, karena selain secara nasional masih merupakan masalah. Saat ini secara bersamaan oleh masyarakat internasional sedang dikampanyekan pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menekankan pentingnya penghapusan kemiskinan, peningkatan kesehatan, perbaikan lingkungan, dan akses pada kesehatan serta pengembangan kerjasama global untuk pembangunan perkebunan. Mengacu pada permasalahan dan tantangan kedepan yang dihadapi dewasa ini dalam 5 (lima) tahun mendatang, dengan mempertimbangkan manfaat, potensi, peluang dan prospek usaha serta tuntutan penerapan pembangunan perkebunan tanaman tahunan berkelanjutan, maka penyesuaian dan pemantapan arah kebijakan pengembangan pembangunan tanaman tahunan periode 2010 – 2014, adalah: (a) Melanjutkan pengembangan perkebunan tanaman tahunan dengan mengacu pada penerapan konsep perkebunan tanaman tahunan berkelanjutan, yaitu mentaati ketentuan yang berlaku, menerapkan Good Agriculture Practices (GAP), dan pendekatan yang berorientasi akses kesempatan kerja, kesempatan berusaha, menjadi petani peserta melalui pola kemitraan; (b) Memperluas jangkauan peranan pengembangan perkebunan tanaman tahunan terhadap pembangunan daerah, melalui pengembangan disekitar wilayah-wilayah perkebunan yang telah ada (pengutuhan) dan wilayah-wilayah bukaan baru dalam wadah pola kemitraan; (c) Meningkatkan manfaat pengembangan perkebunan tanaman tahunan dengan cara melanjutkan kegiatan perluasan dan peremajaan, peningkatan produktivitas, pengembangan industri hilir, dan pemanfaatan limbah dan hasil samping serta optimasi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia pada awal kegiatan peremajaan maupun pengembangan baru; LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 14
(d) Mendukung program pengembangan energi alternatif dengan tetap menjaga pemenuhan kebutuhan untuk bahan baku industri pangan dan industri oleochemical, dengan cara meningkatkan laju pengembangan kelapa sawit khususnya dan komoditi lainnya seperti karet, jarak pagar dan jambu mete; (e) Meningkatkan Pemberdayaan Petani dan Peran Kelembagaan Tanaman Tahunan dengan cara memberikan pelatihan kepada petani. 2.1.7. Strategi Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 - 2014 Untuk mencapai sasaran, mewujudkan visi, misi dan tujuan, serta mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan selama periode 20102014, strategi pembangunan pertanian tahun 2010-2014 yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi strategi umum pembangunan perkebunan tahun 20102014. Komponen 7 (tujuh) Gema Revitalisasi dan penjelasannya seccara garis besar sebagai berikut : 1) Revitalisasi Lahan Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harus dijaga kelestariannya agar sistem produksi dapat berjalan secara berkesinambungan. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian secara serius dalam revitalisasi lahan adalah : ketersediaan, kesuburan, atau pengelolaan, status dan kepemilikan lahan pertanian dan ketersediaan air pertanian. 2) Revitalisasi Perbenihan Setelah lahan dan air maka dalam aspek budidaya ketersediaan benih dan bibit unggul merupakan suatu hal yang sangat fundamental. Perpaduan antara lahan, yang subur dengan benih/bibit yang unggul akan memproduksi/melahirkan produksi yang unggul. Secara historis peran benih unggul telah dibuktikan pada saat keberhasilan dalam peningkatan produksi pada era Revolusi Hijau di tahun 1960-an, dan keberhasilan swasembada beras dan jagung yang dicapai barubaru ini juga karena penggunaan benih unggul. Dengan demikian untuk mencapai dan mempertahankan swasembada pangan yang berkelanjutan maka perangkat perbenihan harus kuat. 3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana Jalan usaha tani sangat penting meningkatkan efisiensi usahatani terutama dalam hal pengangkatan sarana produksi dan hasil panen. Upaya untuk membuat jalan usaha tani dan jalan tingkat desa perlu terus dilakukan. Untuk hal ini koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah setempat sangat diperlukan terutama untuk membuka akses ke daerah sentra produksi pertanian. LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 15
4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia Manusia merupakan sumber daya yang sangat vital karena merupakan pelaku utama pembangunan, termasuk pertanian. Tanpa pelaku yang handal dan berkompenten, maka pembangunan pertanian tidak dapat berjalan secara optimal. Kementerian Pertanian mengembangkan berbagai kegiatan bagi peningkatan sumber daya pertanian melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan sekolah lapang.Pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia ini diperuntukkan bagi petani dan aparatur pertanian. 5) Revitalisasi Pembiayaan Pertanian Kendala yang dialami petani utamanya petani menengah ke bawah adalah akses terhadap permodalan. Hal ini disebabkan karena masalah klasik yaitu tidak adanya jaminan/agunan yang dipersyaratkan perbankan. Pada kondisi ini petani terpaksa berhubungan dengan rentenir yang sudah barang tentu dengan bunga yang mencekik. Untuk memperbaiki kendala ini, maka upaya-upaya yang selama ini dilakukan perlu diteruskan seperti penyediaan skim perkreditan dengan kemudahan proses administrasi seperti KKP-E, KPEN-RP, KUPS; memperluas skim baru yang lebih mudah; menumbuhkan kelembagaan ekonomi mikro di pedesaan; melakukan koordinasi dengan instansi di pusat dan di daerah untuk mempermudah petani dalam mengakses sumber pembiayaan koperasi termasuk skim pembiayaan yang sudah ada, dan menumbuhkan kembali koperasi khususnya di bidang pertanian. 6) Revitalisasi Kelembagaan Petani Kegiatan pertanian secara alami melibatkan sumberdaya manusia (petani) yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan yang cukup besar. Selain itu juga sangat berhubungan erat dengan sumber inovasi tekhnologi dan informasi pasar mulai dari hulu sampai hilir. Dengan karakteristik seperti ini maka mempermudah melakukan koordinasi sangat diperlukan kelembagaan petani. Melalui kelembagaan petani, mereka dengan mudah melakukan koordinasi di antara anggota kelompok dan antara kelompok. Demikian juga melalui kelompok mereka akan menjadi kuat untuk bisa mengakses pasar dan informasi. 7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir Hal yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi teknologi dan industri hilir adalah meningkatkan kegiatan penelitian khususnya dalam rangka penciptaan inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan, pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, dan pengelolaan limbah kebun menjadi suatu produk bermanfaat; mempercepat diseminasi hasil penelitian dengan mengoptimalkan kelembagaan pengkajian, diklat, penyuluhan, tenaga teknis pertanian lapangan dan kelembagaan petani; mendorong pengembangan industri pengolahan pertanian di perdesaan secara efisien guna peningkatan nilai tambah dan daya saing di pasar dalam negeri dan internasional; meningkatkan LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 16
jaminan pemasaran dan stabilitas harga komoditas pertanian, dan; meningkatkan dan menjaga mutu dan keamanan pangan pada semua tahapan produksi mulai dari hulu sampai hilir. Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 merupakan strategi yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karakteristik khusus sub sektor perkebunan, strategi umum dimaksud diformulasikan ke dalam strategi khusus sebagai berikut: (1) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; (2) Pengembangan komoditas; (3) Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan; (4) Investasi usaha perkebunan; (5) Penguatan dan Pengembangan sistem informasi manajemen tanaman tahunan; (6) Pengembangan SDM; (7) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha; (8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup. Dari 8 (delapan) strategi umum tersebut, maka strategi yang tepat terkait dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Tanaman Tahunan, adalah: (1) Kegiatan Revitalisasi Tanaman Perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao); (2) Kegiatan Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bio Energi; (3) Kegiatan Pengembangan Komoditas Ekspor; (4) Dukungan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. 2.1.8. Kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Program Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 mengacu kepada program Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu ”Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Berkelanjutan”. Sedangkan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan adalah fasilitasi pembangunan tanaman tahunan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan melalui perluasan, peremajaan, rehabilitasi, dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana produksi, serta pelayanan organisasi secara optimal. 2.1.9. Fokus Kegiatan yang terkait dengan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014 Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan sumber daya (SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang jumlahnya terbatas, maka kegiatan pengembangan tanaman tahunan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala prioritas, diharapkan sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan yang ada secara LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 17
komprehensif. Atas dasar skala prioritas tersebut ditetapkan fokus kegiatan pengembangan tanaman tahunan tahun 2010 – 2014, adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Revitalisasi Tanaman Perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao) Pengawalan Kegiatan Revitalisasi di Provinsi dan Kabupaten Operasional Petugas Pendamping (TKP dan PLP-TKP) Penilaian Kebun Program Revitalisasi Perkebunan (2) Kegiatan Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bio Energi Demplot Pengembangan Kemiri Sunan Pengutuhan Tanaman Jarak Pagar DME Pengadaan Kompor Biji Jarak (3) Kegiatan Pengembangan Komoditas Ekspor; Peremejaan Kelapa Perluasan Kelapa Pengembangan Kelapa Sawit Non Revitalisasi Pengembangan Model-model Peningkatan Produksi Kelapa Sawit Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit melalui Penggantian Benih Tidak bersertifikat dengan Benih Unggul Bermutu Bersertifikat Peremajaan Jambu Mete Rehabilitasi Jambu Mete Perluasan Jambu Mete Demplot Peremajaan Jambu Mete Peremajaan Karet Perluasan Karet Non Revit di wilayah Perbatasan, Pasca Konflik, dan Bencana Alam (4) Dukungan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Pembangunan Kebun Entrys Karet Pembangunan Kebun Induk Kelapa Penilaian dan Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Pohon Induk Tanaman Kelapa Pembangunan Kebun Induk Jambu Mete Pembangunan Kebun Induk Kemiri Sunan Pemeliharaan Demplot Peremajaan Kelapa Sawit TBM-1 Identifikasi dan Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Tahunan Integrasi Tanaman Tahunan dan Ternak Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 18
2.1.10. Keluaran (Output) Sesuai dengan restrukturisasi program dan kegiatan, indikator kinerja yang harus dipertanggungjawabkan oleh Unit Eselon II adalah output kegiatan. Output dan komponen kegiatan yang merupakan penjabaran dari kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Berkelanjutan, adalah output kegiatan Tahun 2011, sebagai berikut: 1. Terlaksananya kegiatan pengembangan budidaya tanaman tahunan Dukungan komponen output terdiri dari:
Pengutuhan Desa Mandiri Energi (jarak pagar, kemiri sunan, pengadaan kompor biji jarak) Pelaksanaan kegiatan perluasan, peremajaan, rehabilitasi untuk kelapa sawit, karet, kelapa dan jambu mete Pengembangan model-model peningkatan produksi kelapa sawit
2. Terlaksananya pembangunan kebun sumber benih tanaman tahunan Dukungan komponen output terdiri dari: Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit melalui Penggantian Benih Tidak bersertifikat dengan Benih Unggul Bermutu Bersertifikat Pembangunan kebun entrys, kebun induk untuk karet, kelapa, jambu mete dan kemiri sunan Penilaian dan Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Pohon Induk Tanaman Kelapa 3. Terlaksananya dukungan kegiatan identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya tanaman tahunan Dukungan komponen output terdiri dari: Identifikasi sumber daya melalui kegiatan mengidentifikasi ketersediaan potensi lahan tanaman tahunan Pendayagunaan sumber daya melalui dukungan M3 EI
4. Terlaksananya kegiatan pemberdayaan petani dan peran kelembagaan tanaman tahunan Dukungan komponen output terdiri dari:
Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan Penguatan peran Kelembagaan Tanaman Tahunan
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 19
5. Terlaksananya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao) melalui program revitalisasi perkebunan Dukungan komponen output terdiri dari: Pengawalan Kegiatan Revitalisasi di Provinsi dan Kabupaten
2.2.
Operasional Petugas Pendamping (TKP dan PLP-TKP)
Penilaian Kebun Program Revitalisasi Perkebunan Rencana Kerja Tahunan ( RKT ) Tahun 2012
Rencana Kinerja Tahunan secara detail yang meliputi sasaran strategis, indikator kinerja dan target disajikan pada Formulir RKT (Lampiran 2). 2.2.1. Program Pembangunan Tanaman Tahunan Tahun 2012 Program Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2012 merupakan bagian dari program pembangunan perkebunan tahun 2010 – 2014 yaitu “Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Berkelanjutan”.
2.2.2. Sasaran Direktorat Tanaman TahunanTahun 2012 Sasaran strategis pada Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012 ditetapkan sesuai dengan Renstra Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 adalah “Meningkatkan Produksi, Produktivitas Tanaman Tahunan yang Berkelanjutan Melalui Upaya Pengembangan Tanaman Tahunan serta Dukungan Penyediaan Benih Unggul Bermutu”.
2.2.3 Indikator Kinerja Utama (IKU) Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan telah ditetapkan indikator kinerja utama berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor: 49/Permentan/05.148/8/2012 Tanggal 15 Agustus 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, maka Indikator Kinerja (IKU) Direktorat Tanaman Tahunan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara rinci pada lampiran 3.
2.3.
Perjanjian Kinerja (PK)
Dokumen
Penetapan
Kinerja
(PK)
merupakan
suatu
dokumen
pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya yang tersedia melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya yang berupa keluaran (output). LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 20
Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2012 berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2012 yang disusun setelah DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan diterima pada bulan Januari 2012 dengan mengikuti format sesuai Pedoman Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun 2010. Penetapan Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan telah ditanda tangani oleh Direktur Tanaman Tahunan dan Direktur Jenderal Perkebunan pada bulan Januari tahun 2012. Penetapan Kinerja tersebut berupa output yang salah satunya dimanifestasikan dalam dimensi perluasan areal tanaman tahunan secara rinci seperti pada lampiran 4.. Direktorat Tanaman Tahunan dalam rangka melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2012 dengan program utama yaitu program “Peningkatan Produksi, Produktivitas Tanaman Tahunan Berkelanjutan“ mendapat alokasi dana dari APBN sebesar Rp. 221.710.415.000- dana tersebut untuk melaksanakan kegiatan Direktorat Tanaman Tahuna. Sebagaimana tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012 sebagai berikut :
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhimya kegiatan, instansi harus melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan Format Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010. Capaian kinerja pembangunan tanaman tahunan pada tahun 2012 meliputi capaian kinerja pengembangan tanaman tahunan di daerah dan capaian kinerja pusat Direktorat Tanaman Tahunan . 3.2.
Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs)
Capaian kinerja untuk kegiatan tanaman tahunan, dikelompokkan menjadi capaian sasaran kinerja daerah dan capaian sasaran kinerja Direktorat Tanaman Tahunan (pusat).
3.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Pengembangan Tanaman Tahunan Daerah dan Pusat
Pengukuran kinerja capaian pembangunan Tanaman Tahunan dihitung dengan membandingkan RKT tahun 2012 dengan realisasi kegiatan baik fisik maupun keuangannya. Alokasi anggaran APBN di daerah dan di Pusat untuk kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sesuai dengan Formulir Penetapan Kinerja sebesar Rp. 218.993.064.000,- namun dalam pelaksanaannya menjadi Rp. 221.710.415.000,-. Pembangunan Tanaman Tahunan pada tahun 2012 mendapatkan alokasi anggaran dari APBN yang termuat dalam DIPA/POK daerah dan pusat sebesar Rp. 221.710.415.000,dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 213.698.420.418,- (97,53%) seperti pada table 7. Target fisik di daerah untuk Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan target seluas 25 ha LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 22
dengan realisasi mencapai 25 ha, Pengukuhan Tanaman Jarak Pagar DME target 200 ha dengan realisasi 200 ha, Pengembangan Tanaman Kelapa target 19.986 ha dengan realisasi 19764 ha, Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Non Revitalisasi target 7.255 ha dengan realisasi 7.055 ha, Pengembangan Tanaman Jambu Mete target 3.865 ha dengan realisasi 3.865 ha, Pengembangan Tanaman Karet target 15.575 ha dengan realisasi 14.823 ha, Identifikasi dan pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Tahunan target 19 kegiatan dengan realisasi 18 kegiatan, Implementasi MP3EI target 16 kegiatan dengan realisasi 15 kegiatan, Pelatihan Fasilitator Daearah target 7.775 orang dengan realisasi 7.775 orang, Pembinaan dan Pengawalan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Tanaman Tahunan target 23 kegiatan dengan realisasi 23 kegiatan, dan Revitalisasi Perkebunan target 1 kegiatan dengan realisasi 1 kegiatan.
a.
RKT RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN
Unit Organisasi Eselon II
:
Direktorat Tanaman Tahunan
Tahun Anggaran
:
2012
Tabel 1. Sasaran Strategi, Indikator Kinerja, dan Target Berdasarkan RKT Tahun 2012l,
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
1. Luas areal tanaman Kelapa Sawit
7.060.Ha
2. Luas areal tanaman Karet
15.575 Ha
3. Luas areal tanaman Kelapa
19.925. Ha
4. Luas areal tanaman Jambu Mete
3.867. Ha
5. Luas areal tanaman Jarak Pagar
200 Ha
6. Luas areal tanaman Kemiri Sunan
25. Ha
Peningkatan Luas Areal Tanaman Tahunan
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 23
c.
PenetapanKinerja
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 24
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 25
1. PENGUKURAN KINERJA 2.1. Indikator Kinerja Utama (Berdasarkan Permentan no 49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012) Tabel.2. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama No 1.
Sasaran Peningkatan Luas Areal Tanaman Tahunan
Indikator Kinerja Utama
1. Luas areal tanaman Kelapa Sawit
Sumber Data Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota
2. Luas areal tanaman Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota Karet 3. Luas areal tanaman Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota Kelapa 4. Luas areal tanaman Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota Jambu Mete 5. Luas areal tanaman Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota Jarak Pagar 6. Luas areal tanaman Dinas yang membidangi Perkebunan Prov, Kab/Kota Kemiri Sunan
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 26
1.2. Pengukuran Kinerja PENGUKURAN KINERJA DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN Unit Organisasi Eselon II
:
Direktorat Tanaman Tahunan
Tahun Anggaran
:
2012
Tabel.3. Sasaran Strategi, Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pengukuran Kinerja Tahun 2012
I.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Terlaksananya kegiatan Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bioenergi
1. Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan
25 Ha
25 Ha
100
200 Ha
200 Ha
100
19.986 Ha
19,764 Ha
89,01
2. Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Non Revitalisasi
7.255 Ha
7,055 Ha
97,24
3. Pengembangan Tanaman Jambu Mete
3.865 Ha
3,865 Ha
100
15.575 Ha
14.823 Ha
95,17
74 Ha
98,67
II. Terlaksananya Kegiatan Pengembangan Komoditas Ekspor
2. Pengutuhan Tanaman Jarak Pagar DME 1. Pengembangan Tanaman Kelapa
4. Pengembangan Tanaman Karet III. Dukungan Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan
1. Pembangunan Kebun Sumber Benih Tanaman Tahunan
75 Ha
2. Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan Tanaman Tahunan
7.775 Org
3. Revitalisasi Perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao) 4. Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
%
7.775 Org
100
500 Ha
500 Ha
100
26 KT
26 KT
100
.
Page 27
5. Kebijakan Norma, Standard, Prosedur, Kriteria, Bintek dan Evaluasi Dirat Tan Tahunan
2 Dok
2 Dok
100
6. Layanan Perkantoran Pusat
1 Thn
1 Thn
100
50 Pkt
50 Pkt
100
7. Dukungan Kegiatan Peningkatan, Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
2. Pelaporan Kinerja Capaian kinerja pembangunan perkebunan pada Direktorat Tanaman Tahunan 2012 secara makro meliputi luas areal, produksi dan produktivitas sebagai berikut:
pada tahun
Tabel 4.Perkembangan Luas Areal Tanaman Tahunan pada Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010-2014 CAPAIAN LUAS AREAL (000) HA NO.
Laju
Komoditas
Pertumb. 2010
2011
2012
2013
2014 Per th (%)
1 Kelapa Sawit
8.127
8.324
8557
8.772
8.987
2.55
2
Karet
3.445
3.456
3.466
3.476
3.487
0.30
3
Kelapa
3.807
3.814
3.820
3.827
3.833
0.17
4
Jambu Mete
573
574
575
5.76
577
0.17
5
Jarak Pagar
10
12
15
18
21
20.42
6
Kemiri Sunan
0.5
1
1.5
2
2
45.33
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 28
Produksi komoditas tanaman tahunan tahun 2011-2012 dapat diketahui pada bulan Desember 2012. Tabel 5.Perkembangan Produksi Komoditas Tanaman Tahunan pada Tahun 2011– 2012 No
Komoditas
Tahun 2011
LajuPertumb. 2012
%
1
Karet / Rubber
2.711.000
2.741.000
1,10
2
Kelapa/ Coconut
3.291.000
3.317.000
0,86
3
KelapaSawit / Oil Palm
24.429.000 25.710.000
5,22
4
Jambu Mete/Cashewnut
5
JarakPagar / Jatrophacurcas
6
KemiriSunan Jumlah
148.000
152.000
2,33
20.000
24.000
23,71
5.000
5.000
5,00
30.404.000 31.949.000
2.1. Penjelasan yang memadai atas capaian kinerja tahun 2012 Pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program yang berupa output yang diwujudkan dalam bentuk produksi tanaman tahunan dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Secara umum capaian produksi 6 komoditas unggulan pada tahun 2012 mencapai 30.404.000 ton dan tahun 2012 mencapai 31.949.000 ton dengan laju pertumbuhan (karet 1.10%, Kelapa 0,86%, Kelapa Sawit 5,22%, Jambu Mete 2,33%, Jarak Pagar 23,71% dan Kemiri Sunan 5,00%). Pengukuran Kinerja Tahun 2012 berdasarkan capaian sasaran program (Output) secara detail yang meliputi sasaran strategis, indikator kinerja, target dan realisasi serta anggaran disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja.. Untuk mengukur keberhasilan kinerja sesuai kesepakatan di lingkup Kementerian Pertanian ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan yaitu: 1) Sangat Berhasil (capaian > 100%); 2) Berhasil (capaian 80%-100%); 3) cukup berhasil (capaian 60%-79%), dan 4) tidak berhasil (capain < 60%) dari target sasaran.
3.3. Akuntabilitas Keuangan 3.3.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2012
Berdasarkan pagu alokasi anggaran tahun 2012, alokasi anggaran untuk Direktorat Tanaman Tahunan sebesar Rp 221,710,415,000 untuk mendukung pengembangan perkebunan tahun 2012. Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2012 sebesar Rp 213.698.420.418,- dari total pagu sebesar Rp. 221.710.415,000,atau mencapai 97,53%. Adapun rinciannya sebagaimana disajikan pada Tabel 6. LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 29
Tabel 6. Realisasi Serapan Keuangan Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
II.
Program Kegiatan
Pagu (Rp.000)
Realisasi
Sasaran Strategis (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan
172.040
168.392.000
97,88
744.150
737.505.000
99,11
45.514.602
45.008.015.300
98,89
2. Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit Non Revitalisasi
39.419.140
38.723.765.250
98,24
3. Pengembangan Tanaman Jambu Mete
10.402.369
10.285.126.700
98,87
4. Pengembangan Tanaman Karet
82.690.006
82.178.526.990
99,38
1. Pembangunan Kebun Sumber Benih Tanaman Tahunan
2.554.530
2.375.625.900
93.60
2. Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan Tanaman Tahunan
6.620.103
6.351.572.100
95,94
3. Revitalisasi Perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao)
11.553.003
8.891.991.525
76,97
4. Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan
1.394.700
1.207.409.375
86,57
5. Kebijakan Norma, Standard, Prosedur, Kriteria, Bintek dan Evaluasi Dirat Tan Tahunan
2.880.720
2.797.050.079
97,10
Terlaksananya kegiatan Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bioenergi
II. Terlaksananya Kegiatan Pengembangan Komoditas Ekspor
III. Dukungan Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan
2. Pengutuhan Tanaman Jarak Pagar DME
1. Pengembangan Tanaman Kelapa
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
%
.
Page 30
6. Layanan Perkantoran Pusat
901.850
850.288.204
94.28
7. Dukungan Kegiatan Peningkatan, Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
13.920.202
12.472.756.995
89,60
JUMLAH
221.710.415 213.698.420.418 97,53
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 31
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012 (Berdasarkan Dari RKT/Renstra) Unit Organisasi Eselon II
:
Program
:
Direktorat Tanaman Tahunan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
Tabel 8. Sasaran Strategi, Indikatot Kinerja, Target, dan Realisasi Berdasarkan RKT/Renstra Tahun 2012
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
1. Luas areal tanaman Kelapa Sawit 2. Luas areal tanaman Karet
Peningkatan Luas Areal Tanaman Tahunan
Realisasi
%
7.060.Ha
7.255 Ha
102,76
15.575 Ha
15.590 Ha
100,09
3. Luas areal tanaman 19.925. Ha Kelapa
19.986 Ha
100,30
4. Luas areal tanaman Jambu Mete
3.867. Ha
3.902 Ha
100,90
5. Luas areal tanaman Jarak Pagar
200 Ha
200 Ha
100
6. Luas areal tanaman Kemiri Sunan
25. Ha
31 Ha
124,00
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 32
3.4.
Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut. Dalam mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan tanaman tahunan dan terkait dengan keragaan pembangunan perkebunan tanaman tahunan yang telah mampu dicapai, perubahan lingkungan strategis, permasalahan, tantangan dan peluang yang dihadapi serta tuntutan pembangunan ke depan dan tujuan serta program pembangunan perkebunan tanaman tahunan pada tahun 2012, maka terdapat permasalahan dan upaya penyelesaian serta rencana tindak lanjut yang dapat diuraikan sebagai berikut: 3.4.1. Permasalahan Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2012 secara umum adalah tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai. Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 3.4.1.1.Administrasi 1) Masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan; 2) Lambatnya penetapan CP/CL oleh Bupati maupun Kepala Dinas; 3) Terbatasnya SDM yang memenuhi kualifikasi panitia pengadaan barang/jasa; 4) Sanggahan banding; 5) Terbatasnya waktu untuk pelaksanaan anggaran; 6) Pergantian Pejabat di Tingkat Kabupaten sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan; 7) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan kabupaten. 3.4.1.2.Teknis a. Perencanaan 1) Unit cost yang terlalukecil; 2) Sertifikasi lahan petani belum ada; 3) Tumpang tindih lahan; 4) RTRWP/RTRWK provinsi yang belum selesai; 5) Syarat-syarat sebagai avalis yang menyulitkan perusahaan mitra; 6) Terjadinyaanomaliiklim. b.
Pengorganisasian 1) Terlambatnya proses distribusi bibit dan pupuk; 2) SDM Petugas kurang profesional, penempatan petugas yang tidak tepat, Sebagian Petugas Lapangan memasuki usia pensiun; 3) Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan (petugas dan petani); 4) Terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga petani sulit mendapatkan benih bermutu;
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 33
c.
Pelaksanaan 1 Pemanfaatan pengolahan limbah dan hasil samping pada kegiatan integrasi sawit-ternak sapi tidak dipergunakan sebagaimana mestinya; 2 ImplementasiTeknologibelumsepenuhnyaditerapkandanbelumtersosialis asidenganbaik; 3 Banyaknya permasalahan dan luasnya areal perkebunan tanaman tahunan yang harus ditangani dengan waktu yang terbatas; 4 Pengetahuan dan keterampilan petani sebagian besar petani belum memadai; 5 Ketepatan waktu penyediaan bibit dan pengadaan sarana dan prasarana yang tidak sinkron antara provinsi dan kabupaten/kota, 6 Kurang tersedianya infrastruktur khususnya jalan produksi dan jalan usaha tani; 7 Koperasikomoditi rata-rata belumberjalankarenaketerbatasan modal untukmenampunghasilproduksianggotanya.
d. Pengawasan 1) Kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun untuk masyarakat belum dilaksanakan; 2) Penerapan ISPO belum sepenuhnya terlaksana (paling lambat tanggal 31 Desember 2014 seluruh perusahaan perkebunan sudah harus menerapkan ISPO). 3.4.2
Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi telah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mempercepat pelaksanaan serapan anggaran dan pencapaian fisik. Rencana aksi tersebut meliputi: 3.4.2.1
Administrasi 1) Penetapan CP/CL secara bertahap terhadap yang telah memenuhi syarat administrasi dan teknis; 2) Percepatan proses pengadaan barang/jasa; 3) Melakukan upaya percepatan transfer dana Bansos ke rekening kelompok 4) Penerapan reward dan punishment; 5) pencapaian pelaksanaan anggaran tahun 2012 sebagai pertanggungjawaban moral dan pemanfaatan anggaran kepada pemerintah maupun masyarakat. 6) Dukungan Pemprov dan Pemkab setempat dalam mendukung pelaksanaan program untuk mempersiapkan calon petani dan calon lahan
3.4.2.2 Pengorganisasian 1) Telah dilaksanakan pembagian tugas antara Sekretariat dan Direktorat sebagai penanggung jawab capaian fisik kegiatan dan keuangan sesuai wilayah binaan (5-6 provinsi); 2) Evaluasi kinerja satker per triwulan yang disampaikan kepada setiap satker. Penilaian capaian kinerja yang meliputi realisasi keuangan dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan dan mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian; LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 34
3)
4)
5) 6)
7)
Surat tentang capaian kinerja satker kepada Gubernur selaku wakil pemerintah pusat sekaligus penanggung jawab kegiatan di tingkat provinsi dan Bupati/Walikota selaku penanggung jawab pelaksanaan kegiatan; Penilaian kinerja satker yang akan disampaikan pada awal tahun 2012. Penilaian kinerja satker meliputi 5 (lima) unsur yang terdiri atas capaian fisik, capaian keuangan, ketepatan dan keteraturan pelaporan serta penyelesaian LHP/A; Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan secara intensif baik di internal dinas maupun dilapangan/petani; Melakukan koordinasi dengan BMG untuk mendapatkan informasi perubahan iklim yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan jadwal kegiatan lapangan; Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya.
3.4.2.3 Pelaksanaan 1) Mengambil langkah-langkah yang luar biasa untuk percepatan penyerapan keuangan; 2) Diupayakan unitcost disesuaikan dengan perkembangan harga yang berlaku di daerah; 3) Pengembangan program integrasi sawit-ternak sapi pada perkebunan rakyat perlu diarahkan pada suatu gerakan yang terkonsentrasi dengan orientasi bisnis; 4) Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk Program Revitalisasi Perkebunan dapat dimasukan dalam Program PRONA dan Sertifikasi Massal; 5) Proses sertifikasi lahan dapat dilakukan sebelum akad kredit, (didahulukan dengan cover letter jikaSertifikasi lahan petani belum ada); 6) Diperlukan adanya Pedum dari bank pelaksana di tingkat Pusat kepada seluruh cabang-cabang untuk mendukung Program Revitalisasi Perkebunan; 7) Penerapan kemitraan usaha antara lain melalui pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan dalam rangka untuk mencegah terjadinya gangguan usaha perkebunan. 3.4.2.4
Pengawasan 1) Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan petugas pusat ke satker daerah, 2) Melaksanakan pengawalan, pendampingan dan monitoring pelaksanaan kegiatan secara intensif; 3) Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Sekretariat Ditjen Perkebunan, baik melalui email, faksimile, telepon maupun media lainnya. 4) Koordinasi dengan instansi/institusi terkait dalam rangka pelaksanaan monitoring pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang diusahakan.
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 35
BAB IV PENUTUP 1.1. Kesimpulan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2012 adalah laporan kinerja tahunan yang disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaran tugas dan fungsi yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun sesuai Rencana Strategis Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2010 – 2014. Pada tahun 2012 Direktorat Tanaman Tahunan Telah melaksanakan kegiatan dari dana APBN Direktorat Jenderal Perkebunan baik kegiatan Pusat maupun kegiatan daerah yang berupa Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan. Berdasarkan program Direktorat Jenderal Perkebunan maka Direktorat Tanaman Tahunan melaksanakan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan. Kegiatan tersebut antara lain terdiri dari kegiatan : (1) Pengembangan budidaya tanaman tahunan khususnya 6 (enam) komoditi unggulan tanaman tahunan yaitu kelapa, kelapa sawit, karet, jambu mete, jarak pagar, kemiri sunan; (2) Pembangunan Kebun Sumber Benih Tanaman Tahunan; (3) Perwujudan Kelembagaan Perkebunan yang Harmonis dan Berkesinambungan; (4) Pelaksanaan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Usaha Tanaman Kelapa Sawit, Karet, dan Kakao melalui Program Revitalisasi Perkebunan; (5) Pelaksanaan Layanan Perkantoran Pusat; dan (6) Terlaksananya monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tanaman Tahunan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah dilakukan Pengukuran Kinerja. Secara umum capaian kinerja Direktorat Tanaman Tahunan pada tahun 2012 sudah mendekati tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, hal ini dilihat dari Persentase Pengukuran kinerja rata-rata kegiatan mencapai lebih dari 90%, namun untuk mencapai sasaran tersebut diatas masih diperlukan adanya kerjasama dengan berbagai pihak terkait baik pemerintah pusat dan daerah maupun dengan pihak terkait lainnya.
1.2 Saran Rekomendasi Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Tanaman Tahunan ini disusun sebagai pertanggung jawaban kinerja Direktorat Tanaman Tahunan selama 1 (satu) tahun dan disusun di akhir tahun anggaran 2012. Dalam penyusunan laporan perlu adanya perbaikan dalam penyusunan rencana strategis, pengumpulan hasil pelaksanaan kegiatan sampai pada laporan akhir kegiatan dari masing-masing sub direktorat sehingga laporan ini dapat digunakan sebagai perbandingan dalam pencapaian kinerja pada tahun anggaran berikutnya. LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 36
LAKIP Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
Page 37