MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA TABUNGAN HAJI PADA BNI SYARIAH CABANG JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh: IHDINI MAULIDA RAHMAH
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010
MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA TABUNGAN HAJI PADA BNI SYARIAH CABANG JAKARTA SELATAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh: IHDINI MAULIDA RAHMAH NIM. 106046101636
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. H. ASRORUN NI’AM, Lc., MA NIP. 19765312000031001
Dra. MASKUFA, M.Ag NIP. 196807031994032002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji Pada BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 10 Desember 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua
: Dr. Euis Amalia, M.Ag NIP. 197107011998032002
(......................................)
Sekretaris
: Mu’min Rouf, S.Ag., MA NIP. 150281979000000000
(.......................................)
Pembimbing I : Dr. H. Asrorun Ni’am, Lc., MA NIP. 19765312000031001
(......................................)
Pembimbing II: Dra. Maskufa, M.Ag NIP. 196807031994032002
(......................................)
Penguji I
: Dr. H. Muhammad Nurul Irfan, MA NIP. 197308022003121001
(......................................)
Penguji II
: Dr. Hendra Kholid, MA
(.......................................)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 November 2010
Ihdini Maulida Rahmah
ABSTRAKSI
Ihdini Maulida Rahmah, 106046101636, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan studi pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan dengan judul Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji di BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan. Saat ini pengelolaan dana tabungan haji sebagian besar masih dilakukan oleh bank konvensional. Data Kemenag menyebutkan 81% dana tabungan haji dikelola oleh bank konvensional dan sisanya 19% oleh bank syariah. Hal ini karena bank syariah belum dipercaya sepenuhnya untuk mengelola dana tabungan haji. Padahal seharusnya dana tabungan haji dikelola oleh bank syariah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengelolaan dana haji terutama dana tabungan haji beserta dana talangan haji yang ada di BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan. Penelitian ini bersifat deskripsi yaitu menggambarkan tentang pengelolaan dana tabungan haji dengan menggunakan alat analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari segi intern. Serta peluang dan tantangan dari segi eksteren bank dalam mengelola dana tabungan haji. Dalam kajian skripsi ini, penulis menemukan bahwa pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah dengan menggunakan pool of approarch, di mana semua dana dari pihak ketiga disatukan dan diinvestasikan ke sektor produktif yaitu pembiayaan yang ada di BNI Syariah. Dari analisa SWOT ditemukan bahwa BNI Syariah memiliki kekuatan brande image yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola dana tabungannya. BNI Syariah juga memberikan pelayanan yang baik kepada nasabahnya. BNI Syariah mestinya melakukan kerjasama yang baik dengan Pemerintah dan juga kelompok bimbingan haji untuk meningkatkan nasabah, sehingga dapat mengelola dana haji lebih maksimal.
Kata Kunci: Manajemen Dana, Analisis SWOT
Pembimbing I
: Dr. H. Asrorun Ni’am, Lc., MA NIP. 19765312000031001
Pembimbing II
: Dra. Maskufa, M.Ag NIP. 196807031994032002
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kepada Allah Swt atas segala rahmat dan ni’mat yang telah diberikan, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Kebaikan kepada seluruh keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Skripsi yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji pada BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan” diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat rampung. Secara khusus kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Euis Amalia, M.Ag., dan Mu’min Rouf, S.Ag., MA selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Alimin Mesra selaku Dosen Penasehat Akademik, yang memberikan nasihat dan masukan yang bermanfaat bagi penulis. 4. Dr. H. Asrorun Ni’am, Lc., MA dan Dra. Maskufa, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan memberi masukan dalam penulisan skripsi ini. 5. Dr. H. Muhammad Nurul Irfan, MA dan Dr. Hendra Kholid, MA selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak Heru Setiawan dan Ibu Cucu Zakiyah dan semua pegawai Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati Jakarta Selatan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sana. 7. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan. 8. Pimpinan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan. 9. Ibunda dan Ayahanda tercinta Bapak Masim dan Ibu Nanih serta seluruh keluarga yang selalu membimbing dan men-support penulis tanpa pernah mengeluh dan berputus asa. 10. Adikku tercinta Surad Hambari, Eka dan ka’ Iyam yang telah mendoakan penulis. 11. Sahabat-sahabatku Lilis, Juli, Hafiz dan teman-teman seperjuangan Program Studi Muamalat Perbankan Syariah (PS C Bocah Rusuh) angkatan 2006 yang
telah memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan mengisi hari–hariku selama di bangku kuliah. Kiranya skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Namun kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat di harapkan.
Jakarta, 26 November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1 B. Indentifikasi Masalah ............................................................... 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7 E. Review Studi Terdahulu........................................................... 8 F. Kerangka Teori dan Konsep..................................................... 9 G. Metodologi Penelitian .............................................................. 11 H. Sistematika Penulisan .............................................................. 13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Manajemen Bank Syariah ............................. 14 B. Manajemen Pengelolaan Dana Bank Syariah .......................... 19 C. Analisa SWOT ......................................................................... 23
BAB III
GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH A. Sejarah Singkat Berdirinya BNI Syariah ................................. 35 B. Tujuan Berdirinya BNI Syariah ............................................... 37 C. Budaya Kerja BNI Syariah....................................................... 38 D. Struktur Organisasi BNI Syariah ............................................. 40 E. Produk dan Jasa BNI Syariah................................................... 41
iii
BAB IV
TABUNGAN
HAJI
PADA
BNI
SYARIAH
DAN
PENGELOLAANYA A. Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji di BNI Syariah.................................................................. 51 B. Kekuatan dan Kelemahan Pengelolaan Dana Tabungan Haji ......................................................................... 62 C. Peluang dan Ancaman Pengelolaan Dana Tabungan Haji ....... 65 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 69 B. Saran......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga perantara keuangan yang dikenal dengan sebutan financial intermediary. Financial intermediary adalah lembaga yang aktifitasnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat yang memerlukannya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. 1 Pengelolaan dana bank syariah harus didasarkan pada nilai, prinsip dan konsep syariah. 2 Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia resmi beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Pada awalnya Bank Muamalat belum mendapat perhatian yang cukup besar dalam industri perbankan nasional. Hal ini karena landasan hukum yang belum baik, yaitu UU No. 7 Tahun 1992, di mana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil hanya sepintas saja. 3 Selebihnya bank syariah harus tunduk kepada peraturan perbankan umum yang berbasis konvensional. 1
Zubairi Hasan, Undang–Undang Perbankan Syariah Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 259 2
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, edisi I (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 1
3
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, cet 1 (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 25
1
2
Lahirnya UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan dari UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan membuka peluang bank syariah untuk tumbuh pesat. Dalam UU No. 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa bank konvensional dapat membuka divisi syariah. Dengan diundangkannya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, muncul momentum perkembangan perbankan syariah untuk tumbuh dengan pesat. Hingga saat ini bank umum syariah terus mengalami pertumbuhan yang baik. Jumlah bank umum syariah per April 2010 sebanyak tujuh buah, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah BRI, Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Victoria, Bank BCA Syariah dan Bank Jabar dan Banten. 4 Di antara produk dan jasa yang dikembangkan di perbankan syariah adalah tabungan haji. Tabungan haji merupakan produk unggulan di bank syariah. Setiap muslim yang mampu wajib untuk menunaikan ibadah haji. Mampu di sini dibagi menjadi dua yaitu pertama, mampu keadaan fisik dan mental dalam mengikuti setiap proses kegiatan ibadah haji. Kedua, mampu dalam hal materi untuk bekal perjalanan maupun untuk keluarga yang ditinggalkan. 5 Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat ali-Imran ayat: 97 yang berbunyi: 4
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah April 2010 Jaringan Perbankan Syariah, hal 2, artikel di akses pada 10 Juni 2010 dari http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbankan+Syariah/sps_0410.htm 5
M. Julius St, Panduan Lengkap dan Praktis Haji Tamattu, cet 1 ed. I, (Malang: Bayu Media Publishing, 2007) h. 5
3
⌧ ⌧ ⌧
(97 / :)ال ﻋﻤﺮان
⌧
⌧
☺
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim, barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amalan bagi dia, mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. ali-Imran/ 3: 97) Pelaksanaan ibadah haji di Indonesia dikelola oleh Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Agama setelah mendapat persetujuan dari DPR. Besarnya BPIH yang dibayarkan setiap tahunnya mengalami fluktuasi, akibat dari berbagai macam faktor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain-lain. Pada tahun 2010 ini tepatnya tanggal 3 Mei Kementerian Agama menaikkan setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah (BPIH), yang semula Rp 20 juta menjadi Rp 25 juta per calon jamaah haji. Sedangkan setoran awal jemaah BPIH Khusus (ONH plus) naik dari 3.000 menjadi 4.000 dolar AS. 6 Umumnya para pengamat merujuk biaya haji akan lebih efisien bila pengelolaannya mengikuti
6
Media Informasi Haji dan Umroh Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, Setoran Awal BPIH Naik Untuk Menekan Waiting List (Jakarta: Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, 2010), diakses pada 8 Juli 2010 dari http://haji.kemenag.go.id/component/content/article/25umum/166-19-persen-dana-haji-dikelola-bank-syariah
4
pola
tabung
haji
Malaysia.
Lembaga
tabung
haji
Malaysia
mampu
mentransformasikan dana haji untuk diinvestasikan kembali. Keputusan Pemerintah menunjuk bank syariah sebagai salah satu bank penerima setoran (BPS) adalah hal yang baik. Kebijakan ini diharapkan akan menjaga kemabruran ibadah haji, karena seluruh proses pengelolaannya dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. Namun, bank syariah sering disalahpahami tidak mampu dalam mengelola dana haji dengan baik.7 Padahal, jika dana haji dikelola dengan baik oleh bank syariah, maka hasil investasinya dapat dinikmati oleh para calon jemaah haji itu sendiri. Untuk itu, perlu diatur sinergi antara bank syariah dengan Pemerintah. Dalam hal diperkenankanya bank syariah untuk mengelola dan mengoptimalkan dana haji. Saat ini ada lima bank syariah yang aktif dalam mengelola dana haji masyarakat, di antaranya yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah dan BNI Syariah. 8 Dalam hal pengelolaan dana haji bank syariah harus mempunyai manajemen yang baik. Manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan
7
Riawan A. Amin, “Jurus Memangkas BPIH” Seminar Nasional Haji dalam persfektif sosial-budaya, ekonomi–investasi, dan gerakna moral, 16 April 2010 (Jakarta: Auditorium Utama UIN Syahid, 2010), h. 1 8
Media Informasi Haji dan Umroh Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, 19 Persen Dana Haji Dikelola Bank Syariah, (Jakarta: Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, 2010), diakses pada 4 Oktober 2010 dari http://haji.kemenag.go.id/component/content/article/25-umum/16619-persen-dana-haji-dikelola-bank-syariah
5
terarah. Persaingan antar bank syariah juga menuntut bank melakukan terobosan–terobosan yang menarik dalam hal memanage organisasinya. Masalahnya, pengelolaan dana haji saat ini belum adanya keberpihakan penuh dari regulator penyelenggara haji, untuk menyerahkan ke industri keuangan syariah sepenuhnya. Hal ini terlihat dari masih menduanya kebijakan dalam pengelolaan dana haji. Saat ini, sebagian pengelolaan dana haji diberikan ke industri perbankan syariah dan sebagian diserahkan pengelolaannya ke industri perbankan konvensional. Hal–hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan lingkungan perusahaan baik faktor-faktor intern dan eksteren suatu perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan analisa Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (ancaman). Analisa SWOT yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Tujuan analisa ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang jelas mengenai suatu permasalahan nyata, sehingga dapat memformulasikan tindakan nyata yang konkrit. 9 Dari latar belakang di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang Manajemen Pengelolaan Dana Haji di Bank Syariah dengan Menggunakan Analisis SWOT, studi pada BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan. Karena BNI sebagai bank besar pertama yang membuka unit usaha syariah atau layanan
9
Freddy Rangkuti, Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 19
6
perbankan syariah di Indonesia dan turut aktif dalam rangka pengembangan bank syariah di Indonesia.
B. Identifikasi Masalah Masalah yang dapat diidentifikasi sehubungan dengan topik di atas adalah sebagai berikut: a. Manajemen pengelolaan dana b. Mekanisme pengelolaan dana tabungan haji c. Kerjasama bank syariah dengan Kementrian Agama RI dalam pengelolaan dana tabungan haji d. Analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam pengelolaan dana tabungan haji di bank syariah
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Produk dana tabungan di bank syariah dan mekanisme pengelolaanya demikian banyak. Maka dalam penelitian ini dibatasi pada produk dana tabungan haji dan mekanisme pengelolaanya di BNI Syariah Cabang Syariah Jakarta Selatan. 2. Perumusan Masalah
7
Dari pembatasan di atas maka secara umum masalahnya adalah bagaimana mekanisme pengelolaan produk dana tabungan haji di BNI Syariah dengan perumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah? 2) Bagaimana pola kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan Kementrian Agama RI dalam pengelolaan dana haji? 3) Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengelola dana haji yang dilakukan oleh BNI Syariah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah 2) Untuk mengetahui pola kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan Kementrian Agama RI dalam mengelola dana haji 3) Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dalam mengelola dana haji di BNI Syariah
2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:
8
1) Bagi akademisi, dapat mengetahui dan belajar tentang pengelolaan dana haji yang ada di bank syariah. 2) Bagi praktisi, dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai pengelolaan dana haji yang ada di bank syariah. 3) Bagi Masyarakat, dapat mengetahui pengelolaan dana haji di bank syariah sudah baik atau belum. Semoga tulisan ini memberikan manfaat, tentunya banyak kelemahan dan kekurangan dalam penulisan ini.
E. Review Studi Terdahulu 1. Muchlasin, Perbankan Syariah, 2006. Persfektif Ekonomi Islam terhadap Produk Tabungan Haji Pada Bank Syariah, studi pada: Bank BNI Syariah Cab. Fatmawati. Penelitian ini membahas konsep, mekanisme, dan pengelolaan produk tabungan haji yang dilakukan BNI Syariah. Hasil penelitian, Bank BNI menawarkan kemudahan bagi masyarakat yang ingin pergi haji dengan menggunakan akad mudharabah. Dan pengelolaan dana tabungan disalurkan kepada usaha yang halal dan thayyib. Persamaan dari penelitian yang penulis lakukan dengan kajian terdahulu adalah membahas tentang pengertian tabungan haji di bank syariah, mekanisme tabungan haji di bank syariah serta pengelolaan dana tabungan haji di bank syariah. Sedangkan perbedaannya dengan kajian terdahulu adalah
9
penulis melakukan penelitian mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam mengelola dana tabungan haji di bank syariah, melalui metode analisis SWOT. 2. Cipta Kurnia Aji, Perbankan Syariah, 2006. Analisis SWOT terhadap Produk Tabungan Haji Arafah, studi pada: Bank Muamalat Indonesia. Penelitian ini membahas gambaran tentang produk tabungan haji mudharabah dan menganalisis tentang kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), ancaman (Threats) terhadap produk tabungan haji Arafah. Perbedaannya dengan kajian terdahulu ialah penulis menganalisis pengelolaan dana tabungan haji. Pengelolaan dana tabungan haji tidak hanya menggunakan akad mudharabah saja. Tetapi dapat menggunakan akad yang lainnnya, dan hubungan antara bank syariah dengan Kementrian Agama RI dengan menggunakan analisis SWOT. F. Kerangka Teori dan Konsep 1. Kerangka Teori Manajemen dalam bahasa arab disebut dengan “idarah”. Menurut istilah manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap pekerjaan–pekerjaan yang sedang dilakukan. 10 Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola dan mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan ke aktivitas financing. 11 10 11
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: 2005, h. 13 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 43
10
SWOT adalah analisis internal dan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk merancang strategi yang akan dilakukan. 12 2. Kerangka Konsep Kerangka konsep dari penelitian ini adalah manajemen dana yaitu upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola dan mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan ke aktivitas financing. 13 SWOT adalah analisis internal dan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk merancang strategi yang akan dilakukan. 14 Dari kerangka konsep diatas dapat digambarkan sebagai berikut ini: Manajemen Dana
Pengelolaan Dana Tabungan Haji di Bank Syariah
Pola Kerjasama Bank Syariah dengan Kemenag
Analisis SWOT Pengelolaan Tabungan haji Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Freddy Rangkuti, Analisis SDana WOT Teknik Membedah Pustaka Utama, 2008), h. 18 13 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 43 12
14
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 18
11
G. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: 1. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di BNI Syariah Cabang Syariah Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus s.d Oktober 2010.
2. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang datanya berupa kata–kata atau kalimat. 15 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
3. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang dibutuhkan adalah: a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara kepada pihak bank yang berkompeten. Serta dikuatkan dengan dokumendokumen yang dimiliki oleh BNI Syariah. 15
Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, cet 1, edisi., 2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 99
12
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur–literatur kepustakaan, seperti buku, majalah, jurnal, internet dan sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang lengkap dan objektif, maka dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan dua metode, yaitu: a. Observasi Adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala–gejala yang diteliti. 16 b. Wawancara Adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Disini peneliti akan mewawancarai pihak bank yang berkompeten. 17 c. Dokumentasi Adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen–dokumen. 18
5. Teknik Pengolahan Data Setelah pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya adalah proses pengolahan data. Dalam pengolahan data kualitatif pengolahan datanya dilakukan dengan mentranskip hasil wawancara, mengedit kata, kemudian 16
Ibid., h.52
17
Ibid., h.55
18
Ibid., h.69
13
mengkategorisasikan dan mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah atau tema yang dibahas.
6. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data dan informasi yang berlandaskan fakta–fakta yang diperoleh di lapangan, dianalisis kemudian ditarik kesimpulan.
H. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka konsep, metodologi penelitian dan sistematika penulisan Bab II Tinjauan Teoritis, yaitu meliputi tinjauan umum manajemen bank syariah, manajemen pengelolaan dana dan analisa SWOT Bab III Gambaran Umum BNI Syariah, yaitu meliputi sejarah singkat berdirinya BNI Syariah, visi dan misi, budaya, struktur organisasi, produk dan jasa BNI Syariah Bab IV Tabungan Haji pada BNI Syariah dan Pengelolaanya, yaitu meliputi manajemen pengelolaan dana haji di BNI Syariah, pola kerjasama BNI Syariah
14
dengan pemerintah dalam pengelolaan dana haji dan analisa SWOT terhadap pengelolaan dana haji Bab V Penutup, yaitu meliputi kesimpulan dari penelitian ini dan saran-saran
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Manajemen Bank Syariah 1. Pengertian Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu manage yang berarti mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin. Istilah manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan–kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif. 1 Manajemen dalam bahasa arab disebut dengan idarah. Idarah diambil dari kata adartasy-syai’a atau perkataan adarta bihi. Menurut istilah manajemen adalah suatu aktifitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap pekerjaan– pekerjaan yang sedang dilakukan. 2 Manajemen adalah suatu proses pelaksanaan untuk melaksanakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu. Dalam perubahan dan perkembangan industri bisnis perbankan, manajemen diarahkan pada bagaimana mengatur,
1
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1999), Jilid I ed. Bahasa Indonesia, h. 8 2
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 13
14
15
mengelola asset bank, meningkatkan produktivitas bank, menekan resikoresiko yang mengancam laju perkembangan dan kerugian bank. 3 Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dikerjakan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Allah SWT sangat mencintai perbuatan yang terencana dengan baik, sebagaimana dijelaskan dalam al–Qur’an surat ash– Shaff: 4 yang berbunyi:
⌦
⌧
(4
: 61/)اﻟﺼﻒ
Artinya: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang–orang yang berjuang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.”(QS. ash-Shaff/ 61: 4) Ilmu manajemen syariah tidak hanya ditempuh sebagai ilmu belaka. Melainkan dikembangkan juga petunjuk–petunjuk yang mengatur tindakan manusia dalam organisasi yang dipengaruhi oleh pandangan dasar.4 Pandangan dasar yang dimaksud adalah pengertian dan keyakinan awal manusia yang mempengaruhi semua pemikiran dan tindakan lebih lanjut. Oleh karena itu manajemen syariah sebagai bagian dari karakteristik ilmu manajemen yang sangat syarat dengan nilai dan tidak hanya berorientasi kepada aspek tujuan materi–duniawi semata, tetapi juga tidak terlepas dari 3
Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hal. 17 4
Misbahul Munir, Ajaran–Ajaran Ekonomi Rasulullah Kajian Hadits Nabi dalam Perspektif Ekonomi, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), hal. 200
16
nilai–nilai keimanan dan ketauhidan.5 Nilai–nilai keimanan dan ketauhidan ini diharapkan dapat mengontrol segala aktivitas yang dilakukan dan diputuskan oleh seorang manager. Seorang manager harus bersikap hati-hati dalam mengambil setiap keputusan. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh manager tidak bertentangan dengan hukum formal dan syariah Islam.
2. Fungsi–Fungsi Manajemen Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Henry menyebutkan ada lima fungsi manajemen yaitu merancang,
mengorganisasi,
menyusun
staf,
mengarahkan
dan
mengendalikan. Namun, saat ini kelima fungsi tersebut diringkas menjadi empat, yaitu: 6 a. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal–hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan 5
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 5 6
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1999), Jilid I ed. Bahasa Indonesia, h. 8
17
sumber daya yang dimiliki. Pada hakekatnya perencanaan adalah proses penentuan cara–cara terbaik yang dilakukan dalam pencapaian tujuan di antara berbagai cara (alternatif) yang tersedia. Adapun maksud dari perencanaan adalah agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak tumpang tindih dan tidak ada yang terlewatkan. Dalam perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi, apa yang dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya,
mengapa
mengerjakan,
siapa
yang
mengerjakan, kapan harus dikerjakan, di mana kegiatan itu harus dilakukan. Tahap pertama dalam perencanaan adalah mengidentifikasi alternatif– alternatif yang tersedia, kemudian memilih salah satu dari pelbagai alternatif tersebut yang paling baik dan cocok dengan tujuan yang ingin di capai. 7 Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-
7
Krismiaji, Dasar–Dasar Akuntansi Manajemen, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2002), Cet. Ke- 2, h. 2
18
bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. c. Memimpin (Leading) Memimpin adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. Sekaligus mengarahkan dan memotivasi semua pihak yang terlibat dan memecahkan konflik yang terjadi. d. Pengawasan (Controlling) Pengawasan sering disebut juga pengendalian adalah memantau kegiatan untuk memastikan dan mengoreksi bahwa kegiatan–kegiatan diselesaikan seperti yang telah direncanakan sebelumnya. 8 Jadi, dapat dilihat proses manajemen dalam suatu perusahaan yaitu dari proses perencanaan yang matang, pengorganisasian yang bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan, sampai dengan proses pengawasan untuk mengawasi jalannya suatu kegiatan yang telah direncanakan. Kemudian mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
8
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1999), Jilid I ed. Bahasa Indonesia, h. 9
19
B. Manajemen Pengelolaan Dana Bank Syariah Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang aktifitasnya adalah menghimpun dana dari masyarakat yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dan manyalurkannya kepada masyarakat yang kekurangan dana (deficit unit). Hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya adalah hubungan kemitraan. Di mana yang satu bertindak sebagai penyandang dana (shahibul maal) dan yang lain sebagai pengelola dana (mudharib). 9 Pengelolaan dalam kamus bahasa Indonesia adalah mengerjakan sesuatu agar menjadi lain atau menjadi lebih sempurna. Sedangkan dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank. 10 Yang terpenting bagi bank adalah bagaimana mengelola sumber dana yang tersedia dan mengelola dana masyarakat mulai
dari
perencanaan
kebutuhan,
pelaksanaan
pencarian
dana
dan
pengendaliannya. Dengan kata lain, manajemen pengelolaan dana adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat. Pertumbuhan
bank
sangat
dipengaruhi
dari
kemampuannya
dalam
menghimpun dana dari masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dan dengan
9
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 43
10
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 49
20
masa pengendapan yang memadai. Bank syariah dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk: 11 1) Titipan
(wadiah),
yaitu
simpanan
yang
dijamin
keamanan
dan
pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbal hasil. 2) Partisipasi modal di mana bank dan nasabahnya bekerja sama dengan berbagi hasil dan resiko secara proposional. 3) Investasi khusus (mudharabah muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Setelah
dana
pihak
ketiga
(DPK)
terkumpul
maka
bank
harus
mempersiapkan strategi penggunaan dana–dana tersebut. Dana–dana tersebut dialokasikan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Tujuan dari alokasi dana ini adalah untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah. Serta mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. 12 Pola penghimpunan dana dan pengalokasiannya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: 13 1) Pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approarch), yaitu dengan melihat sumber–sumber dana dan penempatannya. Di mana dana yang diperoleh dari berbagai sumber diperlakukan sebagai dana tunggal sehingga
11
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 50
12
Ibid., h. 55
13
Zainul Arifin, Dasar–Dasar Manajemen Bank Syariah,Cet 4, (Jakarta: Pustaka Alvabet,
2006) h. 55
21
sumber dana tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana, selanjutnya dana dialokasikan berdasarkan prioritas dan strategi perusahaan.
Gambar 2.1 14 Sumber & Penggunaan Dana Berdasarkan Pendekatan Pusat Pengumpulan Dana (Pool of Approarch) Sumber dan Penggunaan Dana (Pool of Fund Approarch) Penggunaan Sumber Dana
Dana
Wadiah
Primary Reserve Secondary Reserve Qardh
Mudharabah Muthlaqah
Dana Pool
Musyarakah
Mudharabah Salam Istishna Musyarakah
Ijarah Aktiva Tetap
Mudharabah
Special
Muqayyadah
Project
14
2006) h. 55
Zainul Arifin, Dasar–Dasar Manajemen Bank Syariah,Cet 4, (Jakarta: Pustaka Alvabet,
22
2) Pendekatan alokasi aktiva (assets allocation approarch), yaitu penempatan masing-masing jenis dana ke dalam aktiva bank. Di mana dana yang diperoleh dari berbagai sumber tidak dianggap sebagai dana tunggal sehingga dalam alokasinya diperlakukan secara individu dengan pertimbangan karakterisitik masing-masing sumber dana. Gambar 2.2 15 Sumber & Penggunaan Dana Berdasarkan Assets Allocation Approarch Sumber Dana Wadiah
Penggunaan Dana Primary Reserve Secondary Reserve Qardh
Mudharabah Muthlaqah
Murabahah
Salam Istishna Ijarah Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah
Musyarakah Musyarakah
15
2006) h. 56
Aktiva tetap
Zainul Arifin, Dasar–Dasar Manajemen Bank Syariah,Cet 4, (Jakarta: Pustaka Alvabet,
23
C. Analisa SWOT 1. Pengertian Dalam pengelolaan dan pengembangan suatu kegiatan atau usaha diperlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang paling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang akan dicapai. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program–program yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu analisis yaitu Analisis SWOT. 16 Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). 17 Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada kondisi yang ada saat ini. Analisis SWOT secara sederhana dapat dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal organisasi, Serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya.
16
Analisa SWOT, diakses dari http://www.geocities.com/bela-jar/swot.html, pada tanggal 16
Juli 2010 17
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 18
24
Faktor eksternal adalah faktor lingkungan di luar lembaga baik langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal dapat memberikan dampak positif maupun negatif pada kinerja lembaga. Artinya terdapat faktor yang memberikan peluang/ kesempatan dan ada pula yang sebaliknya, memberikan ancaman. 18 Sedangkan faktor internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi itu sendiri. Faktor internal inilah yang memberikan dampak/ menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan suatu organisasi, baik yang sudah lampau, kini, maupun masa yang akan datang. Analisis eksternal adalah suatu proses yang digunakan dalam perencanaan strategis untuk memantau lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman. Peluang adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif. Sedangkan ancaman adalah faktor lingkungan luar yang negatif. Analisis internal adalah suatu proses yang digunakan dalam perencanaan strategis untuk menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan tiap-tiap divisi dalam suatu organisasi.
2. Tujuan Analisis SWOT Analisis SWOT pada suatu perusahaan adalah untuk membenarkan faktor– faktor internal dan eksternal suatu perusahaan. Apabila terdapat kesalahan agar perusahaan itu tetap berjalan dengan baik, yaitu dengan mengelola untuk
18
Michael A. Hitt, dkk, Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globalisasi; Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), ed. Bahasa Indonesia, peraga 5, hal. 2
25
mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik. Dan perusahaan harus mengatasi kelemahan yang ada dengan membuat kelemahan tersebut menjadi kekuatan, serta mengatasi ancaman yang ada. 19 Untuk itu perusahaan harus mempunyai strategi dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya dan mengambil suatu keputusan yang baik bagi perusahaannya.
3. Pendekatan Interaksi SWOT Terdapat dua model analisa SWOT yang umum digunakan, yaitu: 20 1) Model / Pendekatan Kualitatif Model ini dikembangkan oleh Kearns dengan model yaitu menampilkan delapan kotak yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (peluang dan tantangan). Sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan empat kotak lainnya merupakan isu–isu strategis yang timbul sebagai titik hasil pertemuan antara faktor internal dan eksternal. Dapat kita lihat pada gambar di bawah ini
19
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 12 20
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Persfektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet ke-1, h. 29
26
Gambar 2.3 21 Interaksi Matriks SWOT Kearns FAKTOR
FAKTOR
EKSTERNAL
INTERNAL S SO (A):
O
W ST (B):
Comparative
Mobilitazion
Adventeges
T
WO ( C )
WT (D):
Divestement/
Damage
Investement
Control
Gambar 2.4 Kombinasi dan Matriks SWOT menurut Kearns 22 IFAS
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
• Tentukan 5-10 faktor– • Tentukan 5–10 faktorfaktor kekuatan internal EFAS
faktor
kelemahan
internal
OPPORTUNIES (O)
STRATEGI SO
• Tentukan 5–10 faktor Ciptakan peluang eksternal
strategi
menggunakan untuk peluang
STRATEGI WO yang Ciptakan
strategi
yang
kekuatan meminimalkan kelemahan
memanfaatkan untuk
memanfaatkan
peluang
21
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 82 22
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 31
27
TREATHS (T)
STRATEGI ST
• Tentukan 5–10 faktor Ciptakan ancaman eksternal
strategi
mengunakan untuk
untuk
STRATEGI WT yang Ciptakan
strategi
yang
kekuatan meminimalkan kelemahan mengatasi dan menghindari ancaman
ancaman
2) Model / Pendekatan Kuantitatif Dalam pendekatan ini data yang digunakan adalah angka–angka yang diambil dari data SWOT kualitatif. Analisis kuantitatif ini dikembangkan oleh Pearce dan Robinson. 23 Prosedur penggunaan ini menggunakan tiga tahap, yaitu: a) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a × b) pada setiap faktor SWOT. Untuk memudahkan penilaian dan penghitungan dapat digunakan rentan skor 1–5, untuk bobot yaitu dengan member poin dengan saling ketergantungan. b) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d = S – W) dan faktor dengan T (e = O – T) perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai / titik pada sumbu Y. c) Mencari posisi perusahaan yang ditunjukkan untuk titik (x,y) pada kuadran SWOT . Pearce dan Robinson memberikan empat kemungkinan
23
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Persfektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet ke-1, h. 30
28
posisi perusahaan melalui pemetaan kuadran. Berikut adalah gambar tabel dan kuadran analisis SWOT Pearce dan Robinson.
Gambar 2.5 24 Analisis Internal No
S
SKOR
1
Tentukan 5-10 kekuatan internal
BOBOT
TOTAL
BOBOT
TOTAL
Total No 1
W
SKOR
Tentukan 5-10 kelemahan internal Total Selisih total kekuatan – total kelemahan = S –W = X
Gambar 2.6 25 Analisis Eksternal No 1
O
SKOR
BOBOT
TOTAL
Tentukan 5-10 peluang internal Total
24
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Persfektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet ke-1, h. 31 25
Ibid., h. 34
29
No
T
1
Tentukan 5–10 tantangan internal
SKOR
BOBOT
TOTAL
Total Selisih total peluang – total tantangan = O – T = Y
4.
Mekanisme dan Ancangan Strategi Analisis SWOT 26 a. Mekanisme SWOT Mekanisme SWOT mencakup tiga tahap, yaitu: 1) Penyepakatan persepsi di antara stakeholder. Di bawah ini disampaikan upaya–upaya sistematis untuk dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang dihadapi. 2) Pengisian informasi untuk tiap variabel atau aspek SWOT setelah mengenali pengertian/ batasan tiap aspek SWOT di atas menjadi sangat diperlukan untuk mendapatkan isinya. Yang paling memungkinkan untuk mendapatkan isi tersebut dengan cara: a. Brainstorming: saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya untuk didiskusikan bersama–sama sampai didapat kesepakatan bahwa apa yang disampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT. b. Kuestioner: untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat tentang isi dari aspek SWOT. 26
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 19
30
3) Memakai relevansi data Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud di atas akan menghasilkan beberapa temuan/ identifikasi yang berupa daftar di tiap aspek SWOT. Dengan kedalaman informasi yang berbeda–beda, maka daftar tersebut perlu disusun persepsi yang sama di antara stakeholder, yaitu dengan cara menyusun bobot tiap temuan di masing–masing aspek SWOT, seperti tabel berikut: No. 1.
Aspek SWOT Kekuatan
Hasil Identifikasi 1. Perusahaan memiliki citra yang
A v
Bobot B
C
baik di masyarakat. 2. Perusahaan memiliki jaringan
v
kerja yang luas. 3. Lokasi perusahaan strategis 2.
Kelemahan
1. Promosi
perusahaan
v
terhadap
v
2. Produk yang ditawarkan masih
v
produk masih kurang sedikit/ terbatas 3.
Peluang
1. Faktor ekonomi yang membaik
v
2. Meningkatnya taraf hidup
v
masyarakat 4.
Ancaman
1. Banyaknya pesaing perusahaan 2. Faktor ekonomi setelah krisis
v v
31
Ket: kategori bobot A adalah yang paling diutamakan atau signifikan. Sangat berpengaruh dan harus segera di antisipasi. Demikian juga sampai kategori C sebagai ukuran yang paling rendah. Hasil akhir dari keseluruhan proses adalah berupa informasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang disepakati untuk seluruh stakeholder yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusun strategi penanganan isu. Informasi SWOT di sini mengandung bahwa: a) Pengelompokkan informasi ke dalam masing–masing aspek SWOT sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama. b) Peran/ keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing– masing.
b. Ancangan Strategi SWOT Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Thearts) dengan faktor internal kekuatan (Strenghts) dan kelemahan (Weaknesses). 27 Faktor internal diperoleh dari lingkungan perusahaan, seperti laporan keuangan, kegiatan operasional dan lain–lain. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan luar perusahaan, seperti dari pemerintah, kompetitor dan lain–lain. Perencanaan
27
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Hukum Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet ke-2, h. 19
32
usaha yang baik dengan metode analisis SWOT dirangkum dengan matriks SWOT yang dikembangkan oleh Kearsn (1992). Gambar 2.7 28 Matriks SWOT IFAS
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
OPPORTUNIES (O)
SO Agresif
WO Turn - Around
TREATHS (T)
ST Diversifikasi
WT Defensif
EFAS
IFAS adalah internal strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor– faktor strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah External Strategic Faktor Analysis Summary yaitu faktor–faktor strategis eksternal suatu perusahaan. Keduanya dibandingkan yang dapat menghasilkan alternatif strategis
Strengthts–Opportunities
(S–O),
Strengths–Threats
(S–T),
Weakness–Opportunities (W–O) dan Weakness–Threats (W–T). Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi faktor eksternal dan matriks evaluasi faktor internal dipetakan pada matriks posisi organisasi dengan cara sebagai berikut: 29 a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman. 28
M Ismail Yusanto dan M Karebet Wijayakusuma, Menggagas Bisnis Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002) Cet 1 h. 19 29
M Ismail Yusanto dan M Karebet Wijayakusuma, Menggagas Bisnis Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002) Cet 1 h. 21
33
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut: 1) Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan sebaliknya apabila ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y < 0 2) Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka x > 0 dan sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0 Gambar 2.8 Diagram Analisis SWOT 30 BERBAGAI PELUANG 3. Mendukung Strategi turn -arround
1. Mendukung Strategi Agresif
KELEMAHAN INTERNAL 2. Mendukung Strategi Defensif
KEKUATAN INTERNAL 4. Mendukung strategi diversifikasi
BERBAGAI ANCAMAN
a) Kuadran 1 = Strategi SO : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. b) Kuadran 2 = Strategi ST : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang 30
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 19
34
diterapkan adalah menggunakan kekuatan internalnya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara startegi diversifikasi. c) Kuadran 3 = Strategi WO : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di sisi lain ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internalnya. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah– masalah internal perusahaan. d) Kuadaran 4 = Strategi WT : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Kegiatan ini bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan
kelemahan
yang
ada
serta
menghindari
ancaman. 31
31
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 31
BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH
A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk merupakan bank umum pemerintah pertama yang didirikan pada tangggal 5 Juli 1946. 1 Namun seiring perkembangan zaman dan adanya permintaan dari masyarakat akan perbankan syariah serta mewujudkan visinya menjadi Universal Banking, maka sejak bulan April 2000 BNI telah membentuk Unit Usaha Syariah (UUS) yang sesuai dengan UU No. 10 tahun 1998. BNI menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan Bank Syariah di tanah air. Di mana pada tahun 1999 tepatnya bulan November dibentuklah tim proyek syariah, dengan tujuan untuk memperluas segmen BNI. Kemudian Bank Indonesia mengeluarkan izin prinsip dan usaha untuk beroperasinya Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BNI. BNI Syariah beroperasi pertama kali pada tanggal 29 April 2000 yang ditandai dengan dibukanya 5 kantor cabang sekaligus di kota Malang, Yogyakarta, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Pada tanggal 29 April
1
BNI, Profil perusahaan, Booklet, (Jakarta: BNI Syariah, 2007), h. 8
35
36
tersebut sekaligus diperingati sebagai hari lahir atau Milad BNI Syariah. Saat ini telah terdapat 2 cabang prima, 14 cabang regular dan 14 KCPS. 2 Selanjutnya berlandaskan peraturan Bank Indonesia No 8/3/PBI/2006 tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening produk dana syariah, BNI Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan “office channelling”. Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang konvensional berjumlah 636 outlet. 3 Sejalan dengan peningkatan load business, BNI Syariah melakukan spin off (pemisahan)
berdasarkan
Surat
Keputusan
Gubernur
Bank
Indonesia
No.12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010, maka telah diperoleh izin usaha bank umum syariah (BUS) PT Bank BNI Syariah atau BNI Syariah, dan mulai efektif per tanggal 19 Juni 2010. 4 Melalui spin off ini manajemen BNI Syariah akan lebih fokus mengelola bisnis, independen, fleksibel serta responsif dalam memenuhi kebutuhan nasabah sehingga Bank BNI Syariah dapat menjadi bank syariah pilihan atau bank of choice. BNI Syariah menjadi satu dari empat anak perusahaan BNI Corporate selain BNI Life, BNI Multifinance, BNI Securities. BNI Corporate memiliki 99,9 persen saham di BNI Syariah dan sisanya dimiliki 2
BNI Syariah, Sejarah BNI Syariah, (Jakarta: BNI Syariah, 2007), diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/TentangKami/tabid/367/Default.aspx pada tanggal 21 September 2010, h. 1 3 Ibid., h. 1 4
BNI Syariah, PT BNI Syariah resmi menjadi Bank Umum Syariah, http://www.bni.co.id/BeritaBNI/SiaranPers/tabid/246/articleType/ArticleVeew/articleId/325/PT-BankBNI-Syariah-resmi-menjadi-Bank-Umum- Syariah.aspx diakses pada tanggal 24 September 2010.
37
BNI Life. Hingga akhir 2010 BNI Syariah memiliki aset Rp 5,2 triliun, total dana masyarakat Rp 4,2 triliun, total pembiayaan Rp 3,2 triliun, dan modal sebesar Rp 1 triliun, dengan customer based lebih dari 420.000 nasabah. 5 Ini menujukkan eksistensi bank BNI Syariah dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat Indonesia, serta dapat memberikan sistem perbankan syariah sebagai alternatif bagi kaum muslim yang membutuhkan produk atau layanan yang bernafaskan Islam.
B. Tujuan Berdirinya BNI Syariah Tujuan didirikannya BNI Syariah tercermin dalam visi dan misi bank BNI Syariah itu sendiri. Adapun visi dan misi BNI Syariah adalah: 6 1. Visi Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga insya Allah membawa berkah.
5
BNI Syariah resmi jadi bank umum syariah, diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/18/16464987/BNI.Syariah.Resmi.Jadi.Bank.Umum.S yariah pada tanggal 13 Desember 2010 6
BNI Syariah, Visi Misi, (Jakarta: BNI Syariah, 2007), diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/TentangKami/tabid/367/Default.aspx pada tanggal 21 September 2010, h. 1
38
2. Misi Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri.
C. Budaya Kerja BNI Syariah Budaya Kerja BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI, yang terdiri dari 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja. Dan setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, ada 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI yaitu: 7 4 NILAI
6 NILAI PERILAKU
BUDAYA KERJA
UTAMA
BNI
INSAN BNI Memiliki kompetensi
Profesionalisme (Professionalism)
•
Meningkatkan
handal dan
Kompetensi dan
berkomitmen
Memberikan Hasil
memberikan hasil
Terbaik
terbaik Integritas (Integrity)
7
Berkomitmen untuk
•
selalu konsisten antara pikiran, perkataan dan
Jujur, Tulus dan Ikhlas
•
Disiplin, Konsisten
BNI Syariah, Budaya perusahaan, http://www.bni.co.id/tentangBNI/BudayaPerusahaan/tabid/190/Default.aspx Desember 2010
diakses pada tanggal
dari 12
39
perbuatan yang
dan
dilandasi oleh kata
Bertanggungjawab
hati dan kepercayaan pada prinsip-prinsip kebenaran yang hakiki Senantiasa mengutamakan Orientasi Pelanggan (Customer Orientation)
kepentingan
•
Memberikan Layanan Terbaik
Pelanggan dengan
Melalui Kemitraan
dilandasi sikap saling
yang Sinergis
menghargai dan hubungan kemitraan yang sinergis Senantiasa mencari
Perbaikan Tiada
peluang dan solusi
Henti
untuk meningkatkan
(Continuous
layanan dan kinerja
Improvement)
yang melampaui
•
Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
•
Kreatif dan Inovatif
harapan Pelanggan
D. Struktur Organisasi BNI Syariah BNI Syariah secara struktur tidak terpisah dari organisasi BNI lainnya. Adapun struktur organisasi BNI Syariah dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
40
Struktur Organisasi BNI Syariah 8
Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank Negara Indonesia PERSERO, Tbk Dewan Pengawas Syariah
Dewan Komisaris Direktur Utama
Direktur Ritel Divisi Syariah
Kelompok Perbankan Syariah
Pengelolaan Pengembangan Bisnis Syariah
Pengelolaan Treasury & Investement
Pengelolaan Penunjang Bisnis Syariah
Pengelolaan Penyeliaan Bisnis Syariah
Bagian Umum
Cabang Syariah
Bisnis Operasional
Kontrol Intern
8
Unit Operasional
Unit Umum & Akuntansi
Struktur Organisasi BNI, diakses dari http://bni.co.id/Portals/0/Document/struktur2010.jpg, pada tanggal 12 Desember 2010
Unit Pemasaran Bisnis
41
E. Produk dan Jasa BNI Syariah 1. Produk Dana a. BNI iB Giro Giro Syariah merupakan produk yang memberikan segala kemudahan dalam bertransaksi. Giro Syariah mendukung usaha customer dengan kemudahan on-line pada cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia. Giro Syariah ini menggunakan prinsip wadiah yadh dhamanah yang merupakan titipan dana murni yang dengan seizin dari pemilik, dana ini dapat dioperasikan oleh bank untuk mendukung sektor riil dengan jaminan bahwa dana dapat diambil sewaktu–waktu oleh pemilik dana dengan menggunkan media Cek atau Bilyet Giro. 9 b. Tabungan iB Plus Tabungan iB Plus adalah tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip ini dana tabungan akan diinvestasikan secara produktif dalam investasi yang halal sesuai dengan prinsip syariah. Keuntungan dari investasi akan dibagihasilkan antara nasabah dan Bank sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal pembukaan rekening tabungan. 10
9
BNI Syariah, BNI iB Giro, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/BNIiBGiro/tabid/178/Default.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010 10
BNI Syariah, Tabungan iB Plus, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/TabunganiBPlus/tabid/178/Default.as px, pada tanggal 12 Desember 2010
42
c. BNI iB Deposito BNI iB Deposito diperuntukkan bagi mereka yang ingin memiliki investasi
berjangka
yang
menguntungkan
dan
menenangkan.
Menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah, BNI iB Deposito mengelola dana masyarakat dengan cara disalurkan untuk pembiayaan usaha produktif maupun pembiayaan konsumtif yang halal dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat. 11 d. BNI iB Tapenas BNI iB Tapenas membantu merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan sedini mungkin untuk buah hati. Dengan setoran sesuai kemampuan dan perlindungan asuransi, BNI iB Tapenas dapat membantu masyarakat mewujudkan rencana masa depan keluarga yang lebih baik. 12 e. BNI iB Haji Tabungan haji BNI Syariah yaitu BNI iB Haji merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang dikelola secara aman dan bersih sesuai syariah. Tabungan ini hanya dapat diambil ketika nasabah akan menunaikan
11
BNI Syariah, iB Deposito, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/TabunganiBDeposito/tabid/178/Defa ult.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010 12
BNI Syariah, iB Tapenas, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/TabunganiBTapenas/tabid/178/Defau lt.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010
43
ibadah haji, atau pada kondisi–kondisi tertentu sesuai dengan perjanjian nasabah. Adapun aplikasi dan prosedur tabungan haji bank BNI Syariah sesuai keputusan Ditjen Bimas dan urusan haji tanggal 13 Agustus 1998, tabungan haji merupakan setoran awal sesuai tahun yang dikehendaki, sehingga diatur prosedur pembukaan rekening tabungan haji dengan persyaratan sebagai berikut: 13 1) Yang dapat menjadi penabung BNI iB Haji adalah setiap lapisan masyarakat secara perorangan atau pribadi yang mempunyai niat untuk menunaikan ibadah haji dengan terencana 2) Pembukaan BNI iB Haji, mendaftarkan penabung ke SISKOHAT dan dinyatakan sah sebagai calon haji sesuai tahun keberangkatan yang dikehendaki (jika sudah mencapai saldo minimum) 3) Pembukaan rekening BNI iB Haji dilakukan di kantor cabang BNI Syariah yang domisilinya sama dengan domisili penabung, hal ini diperlukan untuk keperluan Kemenag dalam pembuatan paspor dan mengatur keberangkatan haji. 4) Calon penabung atas nama pribadi penabung sendiri datang ke cabang BNI Syariah membawa kartu identitas diri asli dan masih berlaku (KTP/SIM/PASPOR/KTM/KP) dan satu lembar foto copynya dan
13
Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
44
melakukan setoran pertama dan merupakan saldo minimum sebesar Rp. 500.000,- dan diblokir oleh sistem (tidak dapat ditarik) dan setoran selanjutnya minimum Rp. 5.000,5) Cabang mendaftarkan pemilik BNI iB Haji ke dalam SISKOHAT dengan memasukkan data dalam SISKOHAT meliputi nama calon haji, nomor rekening BNI iB Haji, alamat, jumlah setoran dan tahun keberangkatan 6) Penabung menerima Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) dari kantor Kementerian Agama (Kandepag) Kabupaten/Kodya untuk dilengkapi pengisisan biodata tersebut. Kelengkapan data calon haji berdasarkan SPPH tersebut dimasukkan dalam SISKOHAT oleh petugas kantor Kementerian Agama (Kandepag) Kabupaten/Kodya. 7) Penabung sebagai calon haji yang telah memiliki BNI iB Haji dan telah melaporkan diri ke petugas Kantor Kementerian Agama (Kandepag) kabupaten/Kodya sesuai domosili dan terdaftar dalam SISKOHAT dinyatakan sah sebagai calon haji sesuai tahun yang dikehendaki. 8) Kepada penabung tidak dibebani biaya administrasi dengan kata lain bebas dari biaya pembukaan rekening, biaya pengelolaan rekening maupun biaya penutupan rekening.
45
¾ Manfaat dan Keunggulan yang diperoleh 14 a. Bebas biaya administrasi. b. Calon haji ditutup asuransi kecelakaan diri dan kematian. c. Dapat melakukan setoran di seluruh cabang BNI (on line). d. Setoran ringan. e. On-line dengan Siskohat. f. Memperoleh Bagi Hasil yang menarik yaitu 25% : 75%. g. Fasilitas autodebet untuk setoran bulanan. h. Pembukaan rekening dapat dilakukan di lebih 600 Kantor Cabang BNI (office chanelling). BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim bercita-cita menunaikan ibadah setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji dari BNI Syariah merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang dikelola secara aman dan bersih sesuai syariah. 15 BNI iB Haji telah tergabung dalam layanan online SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang memungkinkan jamaah
14
Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan 15
BNI Syariah, BNI iB Haji, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/BNIiBHaji/tabid/178/Default.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010
46
haji memperoleh kepastian porsi dari Kementrian Agama pada saat jumlah tabungan telah memenuhi persyaratan. 16 Tabungan iB Haji ini menggunkan prinsip Mudharabah Muthlaqah, dimana pihak bank dapat menggunakan dana nasabah untuk dikelola kedalam sektor–sektor pembiayaan yang ada di BNI Syariah.
2. Produk Pembiayaan a. Pembiayaan Komersial Dalam perjalanan usaha terkadang pengusaha menghadapi tantangan yang membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan, di mana keputusan tersebut membutuhkan dukungan modal. BNI Syariah menyediakan pembiayaan yang dijalankan dengan prinsip syariah dengan target win-win solution. Menggunakan akad–akad yang sesuai dengan prinsip syariah antara lain: 17
Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
16
Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan 17
BNI Syariah, Pembiayaan Komersial, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/PembiayaanKomersial/tabid/185/Def ault.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010
47
Mudharabah adalah kerjasama antara pihak bank sebagai penyedia dana 100 % sedangkan nasabah menjadi pengelola dana dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.
Musyarakah adalah kerjasama dalam penyertaan modal antara pihak bank dan nasabah dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.
b. Pembiayaan Personal Syariah Pembiayaan Personal Syariah menyajikan rangkaian jenis pembiayaan yang dikelola secara syariah diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan prasarana hidup personal anda. Pembiayaan ini menggunakan akad–akad yang sesuai dengan prinsip syariah antara lain: 18
Ijarah adalah sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atas barang/ jasa yang disewakan.
Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
18
BNI Syariah, Pembiayaan Personal, diakses Http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/PembiayaanPersonal/tabid/189/Default.aspx tanggal 24 September 2010.
dari pada
48
3. Produk Jasa a. Kiriman uang atau transfer Layanan jasa pengiriman uang ini dapat dilakukan antar cabang BNI Syariah atau BNI Konvensional di seluruh wilayah Indonesia, dengan cepat karena didukung fasilitas on line BNI Syariah. 19 b. Inkaso Layanan jasa yang diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan penagihan warkat–warkat yang berasal dari kota lain dengan cepat dan aman. 20 c. Garansi Bank Layanan jasa yang diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan penjaminan kepada rekanan bisnis untuk keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek. 21 d. Gadai Emas
19
BNI Syariah, Pembiayaan Komersial, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/PembiayaanKomersial/tabid/185/Def ault.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010 20
Inkaso, diakses dari http://www.bnisyariah.tripoid.com/bis_inkaso.html, pada tanggal 12 Desember 2010 21
BNI Syariah, Pembiayaan Komersial, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/PembiayaanKomersial/tabid/185/Def ault.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010
49
Layanan gadai emas ini ditunjukan untuk anda yang membutuhkan dana jangka pendek dalam keadaan mendesak dengan jaminan berupa emas atau perhisaan. 22
4. Produk Layanan Lainnya a. ATM Layanan perbankan yang dilakukan melalui mesin ATM (Automatic Teller Machine) yang dapat melayani selama 24 jam on line ini memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi penarikan dana tunai, pemeriksaan saldo, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran tagihan dan perubahan PIN. 23 b. Phone Banking Layanan yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam mengakses BNI maupun BNI Syariah dan memperoleh informasi dan mutasi rekening, layanan transaksi, layanan pengaktifan atau perubahan PIN, layanan outodebet, bill payment. 24 c. Kartu Anggota Syariah
22
Gadai Emas Syariah, diakses dari http://bnisyariah.tripoid.com/ind_gadai-emassyariah.html, pada tanggal 12 Desember 2010 23 BNI Syariah, BNI ATM, diakses dari http://www.bni.co.id/eBanking/BNIATM/tabid/249/Default.aspx pada tanggal 12 Desember 2010 24
BNI Syariah, PhoneBanking, diakses dari http://www.bni.co.id/eBanking/BNIPhoneBanking/tabid/249/Default.aspx pada tanggal 12 Desember 2010
50
Produk kerjasama antara BNI dengan instansi lain. Desain kartu ini disesuaikan dengan anggota instansi tersebut. 25 d. Reksa Dana Syariah Wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (Shahibul maal) yang kemudian diinvestasikan dalam portofolio manajer investasi. 26 BNI Syariah memiliki fasilitas yang lengkap. Hal ini dilakukan untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada para nasabahnya. Fasilitas yang dimiliki BNI Syariah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu produk penghimpunan dana berupa tabungan, deposito, giro, penyaluran dana yaitu pembiayaan dan investasi serta produk jasa berupa transfer, garansi bank dan lain-lain.
25
Kartu Anggota, diakses dari http://bnisyariah.tripoid.com/ind_kartu-anggota.html, pada tanggal 12 Desember 2010 26
Reksa Dana Syariah, diakses dari http://www.bnisyariah.tripoid.com/ind_reksadanasyariah.html, pada tanggal 12 Desember 2010
BAB IV TABUNGAN HAJI PADA BNI SYARIAH DAN PENGELOLAANYA
A. Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji BNI Syariah 1. Pengelolaan Dana Tabungan Haji Sebuah bank haruslah mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan. Alokasi ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1 a)
Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah
b)
Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. Untuk mencapai tujuan tersebut maka alokasi dana-dana harus diarahkan
sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian dari aktiva bank, yaitu: a)
Earning assets (aktiva yang menghasilkan), Earning assets adalah investasi dalam bentuk: 1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah) 2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah)
1
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 55
51
52
3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al-Ba’i) 4) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah Wa Iqtina) 5) Surat-Surat berharga syariah dan investasi lainnya b)
Non Earning assets (aktiva yang tidak menghasilkan), terdiri dari: 1) Aktiva dalam bentuk tunai (cash asset) Aktiva ini terdiri dari uang tunai, cadangan likuiditas, giro pada bank lain. 2) Pinjaman (qardh) adalah salah satu kegiatan bank syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam. 3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises and equipment). 2 Dalam hal ini tabungan haji iB BNI syariah menggunakan prinsip
mudharabah muthalaqah. 3 Mudharabah muthlaqah adalah investasi tidak terikat, di mana pihak bank diberi kuasa penuh untuk menginvestasikan dana nasabah tanpa adanya batasan waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya. Dengan menggunakan prinsip ini dana tabungan haji akan disalurkan ke sektor produktif yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah, seperti
2
3
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 56
Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
53
pembiayaan kepemilikan rumah (KPR), pembiayaan modal usaha kecil dan menengah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pasal 36 yang berbunyi bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati–hatian dalam melakukan kegiatan usahanya, yakni melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi antara lain giro berdasarkan prinsip wadiah, tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan atau mudharabah, dan deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah. 4 Dalam penghimpunan dan penyaluran dana tabungan haji menggunakan pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approarch), yaitu dengan melihat sumber–sumber dana dan penempatannya. Di mana dana yang diperoleh dari berbagai sumber diperlakukan sebagai dana tunggal sehingga sumber dana tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana. Selanjutnya dana dialokasikan berdasarkan prioritas dan strategi perusahaan.
4
Wiroso, Penghimpuan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), h. 15
54
Gambar 1 5 Sumber & Penggunaan Dana Berdasarkan Pendekatan Pusat Pengumpulan Dana (Pool of Approarch) Sumber dan Penggunaan Dana (Pool of Fund Approarch) Penggunaan Dana
Sumber Dana Wadiah
Primary Reserve Secondary Reserve Qardh
Mudharabah Muthlaqah
Dana Pool
Musyarakah
Mudharabah Salam Istishna Musyarakah
Ijarah Aktiva Tetap
Mudharabah Muqayyadah
Special Project
Skala prioritas yang dilakukan dalam pengelolaan dana yang ada di bank syariah ada empat, yaitu:
5
Zainul Arifin, Dasar–Dasar Manajemen Bank Syariah, Cet 4, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006) h. 55
55
a. Prioritas pertama adalah primary reserves, yang meliputi uang kas, saldo giro pada bank sentral dan bank–bank lainnya. Dana yang disediakan untuk keperluan ini tentu secukupnya saja karena dana ini tidak memberikan hasil, sehingga memelihara persediaan yang berlebihan akan bertentangan dengan prinsip rentabilitas. 6 b. Prioritas kedua adalah protective investement atau secondary reserves, yaitu penananaman dana dalam aktiva yang memberikan hasil, tetapi mudah untuk diuangkan tanpa menderita kerugian. Dalam kebijakan ini menjaga posisi likuiditas lebih utama daripada memperoleh keuntungan. Bank harus memperhatikan syarat–syarat seperti liquidity, safenty, dan profitability. Pemenuhan syarat–syarat ini sangat tergantung pada kondisi pasar uang dan pasar modal. c. Prioritas ketiga adalah customer credits demands, jika bank sudah merasa aman terhadap posisi likuiditasnya barulah bank memenuhi permintaan kredit dari masyarakat. Dalam pemberian kredit biasanya bank memperhatikan faktor keamanan (safety), keuntungan (profitability) dan tingkat likuiditas pinjamannya. d. Prioritas keempat adalah open market investement for income. Apabila masih tersedia dana beku, bank menggunakan dana ini untuk memperoleh
6
Ketut Rindjin, Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000) h. 106
56
keuntungan yang lebih besar lagi. Bank dapat terjun langsung ke pasar modal dan pasar uang. Hal ini dapat membantu perkembangan bank lebih baik lagi. Dengan prinsip mudharabah muthlaqah bank bertindak sebagai manager investasi dalam mengelola dana tabungan haji. Pemilihan konsep pengelolaan sumber dana merupakan langkah penting yang menentukan arah proses perhitungan bagi hasil. Adapun dalam penerapan prinsip mudharabah mengharuskan adanya perhitungan bagi hasil. Dilakukan untuk masingmasing sumber dana yang dikaitkan dengan hasil dari penempatan dana bank atas dana tersebut dalam bentuk aktiva yang menghasilkan. Maka berdasarkan hal tersebut BNI Syariah melakukan kegiatan pengelolaan dana tabungan haji pada pembiayaan yang menghasilkan atau produktif.
2. Realisasi Perhitungan Bagi Hasil Sumber pendapatan bank syariah terdiri dari: 7 a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah b. Keuntungan atas kontrak jual beli c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina’ d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
7
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 61
57
Pendapatan-pendapatan tersebut di atas setelah dikurangi dengan biayabiaya operasional, harus dibagi antara bank dengan para penyandang dana, yaitu nasabah investasi, para penabung, dan para pemegang saham sesuai dengan nisbah bagi hasil yang diperjanjikan. Bank dapat menegosiasikan nisbah bagi hasil atas investasi mudharabah sesuai dengan tipe, tetapi menetapkan bobot yang berbeda-beda atas setiap investasi yang dipilih oleh nasabah. Konsep bagi hasil di bank syariah meliputi: 8 a. Pemilik dana menginvestasikan dananya melalui lembaga keuangan atau bank yang bertindak sebagai pengelola b. Pengelola/bank mengelola dana tersebut dalam sistem pool of fund selanjutnya akan menginvestasikan dana tersebut ke dalam proyek/ usaha yang layak dan mengutungkan serta memenuhi aspek syariah c. Kedua belah pihak menandatangani akad yang berisi ruang lingkup kerja sama, nominal, nisbah dan jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut. Secara garis besar ada dua metode atau sistem yang dapat digunakan dalam perhitungan bagi hasil, yaitu: a. Revenue Sharing Revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima bank sebelum dikurangi dengan biayabiaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan. Biasanya
8
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003), h. 265
58
pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana, dan tidak termasuk pendapatan fee/ komisi atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank. Karena pendapatan tersebut pertama-tama harus dialokasikan untuk mendukung biaya operasional. Revenue sharing mengandung kelemahan, karena apabila tingkat pendapatan bank rendah dan pendapatan telah didistribusikan oleh bank, maka bank tidak mampu membiayai kebutuhan operasionlanya. Sehingga menjadi kerugian bank dan para penyandang dana/ investor tidak menanggung kerugian akibat biaya operasional bank. b. Profit Sharing Profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil net dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan. 9 Perhitungan bagi hasil tabungan haji di BNI Syariah didasarkan pada akad antara pemilik dana dan bank selaku pengelola dana sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal kontrak/ akad. Adapun perhitungan bagi hasil tabungan haji BNI Syariah adalah sebagai berikut:
9
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003), h. 264
59
Simulasi bagi hasil Saldo rata-rata tabungan haji tuan A pada Agustus 2010 senilai Rp. 1.000.000,- dan nisbah BNI iB Haji antara nasabah dengan bank adalah 25% : 75%. Bila diasumsikan: -
Total saldo semua tabungan senilai Rp. 500.000.000,-
-
Total saldo semua Dana Pihak Ketiga senilai Rp. 900.000.000,-
-
Pendapatan bank yang dibagihasilkan kepada nasabah senilai Rp. 10.000.000,- maka bagi hasil yang didapat senilai:
Bagi hasil = 1.000.000,- x 500.000.000,- x 10.000.000,- x 25% = Rp. 2.778,500.000.000,- 900.000.000,Jadi, nasabah memperoleh bagi hasil sebesar Rp. 2.778,-
3. Pembiayaan Dana Talangan Haji BNI Syariah Dana talangan haji merupakan salah satu dari alokasi pengelolaan dana tabungan haji itu sendiri. Pembiayaan talangan haji dimaksudkan agar calon haji dapat segera memenuhi syarat setoran awal biaya haji untuk mendapatkan nomor porsi (seat) yang telah ditetapkan. Syarat untuk mengajukan pembiayaan talangan haji di BNI Syariah adalah: 10
10
Wawancara dengan Ibu Suci Bagian Pemasaran BNI Syariah pada tanggal 14 Oktober 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
60
a)
Memiliki rekening tabungan iB haji di BNI Syariah, dengan saldo minimum Rp 500.000,-
b)
Memiliki formulir SPPH yang telah dilegalisir Kandepag setempat Pembiayaan talangan haji menggunakan prinsip syariah dengan
menggunakan akad ijarah atau jasa. Ijarah adalah akad atau perjanjian antara bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barang atau objek milik bank, dan bank mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya dan diakhir periode nasabah diberi kesempatan untuk membeli barang/ objek yang disewanya. 11 Besarnya jasa tergantung dengan dana talangan dan lama cicilannya. Di BNI Syariah pembiayaan talangan haji yang diajukan mengkover sampai 80% dari setoran awal BPIH. 12 Dana talangan ini dijamin dengan deposit yang dimiliki nasabah itu sendiri jika nasabah lalai. Hal ini sesuai dengan Fatwa DSN MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tanggal 26 Juni 2002 tentang Biaya Pengurusan Haji oleh LKS (Lembaga Keuangan Syariah).
1. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-Ijarah sesuai Fatwa DSNMUI nomor 9/DSN-MUI/IV/2000.
11
Tim Pengembangan Perbankan Syariah, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003), h. 140 12
Wawancara dengan Ibu Suci bagian Pemasaran BNI Syariah pada tanggal 14 Oktober 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
61
2. Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/2001. 3. Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji. 4.
Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah.
Dengan adanya pembiayaan talangan haji yang diberikan oleh BNI Syariah, mempermudah nasabah yang ingin pergi haji untuk memperoleh kursi/ seat haji lebih cepat di Kemenag. Nasabah dapat merencanakan keberangkatan sesuai dengan yang diinginkan.
4. Pola Kerjasama BNI Syariah dengan Pemerintah BNI Syariah tidak melakukan kerjasama dengan Pemerintah dalam hal pengelolaan dana tabungan haji. Kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan Pemerintah hanyalah sebagai bank penerima setoran ibadah haji (BPS). 13 BNI Syariah telah tergabung dalam layanan online SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang memungkinkan jamaah haji memperoleh kepastian porsi dari Kementrian Agama pada saat jumlah tabungan telah memenuhi persyaratan. Jadi, pengelolaan dana tabungan haji di
13
Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
62
BNI Syariah dikelola sesuai dengan kebijakan dari bank itu sendiri sebelum dana tersebut disetorkan kepada Pemerintah. BNI Syariah tidak melakukan kerjasama dengan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH). Padahal dengan melakukan kerjasama dengan KBIH yang ada akan menambah jumlah nasabah tabungan haji. Dan pengelolaan dana tabungan haji akan lebih maksimal.
B. Kekuatan dan Kelemahan Pengelolaan Dana Tabungan Haji BNI Syariah BNI konvensional yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia. Merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman akan kebutuhan konsep dan aplikasi perbankan yang berdasarkan prinsip syariah, maka BNI membuka unit usaha syariah. Walaupun BNI syariah bagian dari BNI konvensional tetapi dalam pengelolaan dana masyarakat dilakukan secara terpisah. Dengan kata lain dana masyarakat yang disimpan di BNI Syariah diperuntukan hanya untuk pembiayaan yang ada di BNI Syariah. Dan sejak awal pembukaan rekening telah dibukukan secara terpisah untuk menjamin pengelolaan dana masyarakat yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini menjadikan BNI Syariah dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola dana tabungannya. 14
14
Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
63
Dalam hal pengelolaan dana tabungan haji BNI syariah menggunakan pendekatan pool of funds approarch. Di mana sumber dana dijadikan satu kemudian dialirkan ke sektor-sektor produktif. Pengelolaan dana tabungan haji yang dilakukan oleh BNI syariah tidak mempunyai batasan waktu pengendapan sampai nasabah telah mencukupi dana hajinya. Hal ini memberikan keleluasaan bagi bank untuk menginvestasikan dana tersebut. Ini akan memberikan hasil yang menguntungkan bagi bank dan juga nasabahnya. Dengan pengalaman yang dimiliki, BNI syariah mampu memberikan pelayanan yang baik dan maksimal untuk kepuasan para nasabahnya. Dengan kemudahan akses teknologi dan jaringan yang unggul sebagai bagian dari bank coverage Nasional dan Internasional. Nasabah dapat mengajukan pembiayaan talangan haji di bank untuk mendapatkan nomor porsi lebih cepat. Pembiayaan talangan haji tidak menggunakan jaminan kebendaan hanya dengan deposit yang dimiliki oleh nasabah. Hal ini mempermudah nasabah dalam segi pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh BNI Syariah. Tetapi tidak dipungkiri saat ini masyarakat masih ada yang belum memahami tentang akad-akad yang ada di perbankan syariah. Seperti akad mudharabah muthlaqah sebagai aplikasi dari tabungan haji dengan metode profit and loss sharing. Dan akad ijarah sebagai aplikasi dari talangan haji dengan metode imbalan jasa (fee). Hal ini karena masih kurangnya sosialisasi tentang mekanisme dan penerapan akad-akad yang ada di bank syariah. BNI syariah juga tidak mempunyai kerjasama dengan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).
64
Hal ini juga menyulitkan bank untuk mensosialisasikan produk-produknya ke masyarakat terutama produk tabungan haji. Pengelolaan dana haji yang dilakukan juga hanya terbatas pada pembiayaan yang ada di bank.
TABEL 4.1 MATRKS IFAS 15 KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
Brande image BNI Syariah
Akad yang belum familiar
Pelayanan yang maksimal
Kurangnya sosialisasi ke masyarakat
Kemudahan akses (teknologi)
Belum memiliki jaringan yang luas ( tdk bekerja sama dengan Pemerintah dan KBIH)
Tidak ada limit waktu yang ditentukan
Kebijakan
Pemerintah
mengenai
pengelolaan dana tabungan haji yang masih di bank konvensional Menggunakan pedekatan pool of funds Pengelolaan dana haji yang hanya approarch dalam pengelolaan dana haji
terbatas pada pembiayaan intern BNI Syariah
Adanya pembiayaan talangan haji
15
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 17
65
C. Peluang dan Tantangan Pengelolaan Dana Tabungan Haji BNI Syariah Mayoritas masyarakat Indonesia adalah beragama Islam. Pada tahun 2009 jumlah muslim yang ada di Indonesia adalah 88,2 % dari 202.867.000 jumlah penduduknya. 16 Seorang muslim wajib menunaikan ibadah haji. Dari tahun ke tahun jumlah calon jamaah haji meningkat. Pada tahun 2010 jumlah jamaah haji berjumlah 7.658 orang naik dari tahun sebelumnya tahun 2009 yang berjumlah 7.276 orang, khusus untuk daerah DKI Jakarta. Hingga saat ini daftar tunggu sudah mencapai 1,2 juta orang dan setiap tahunnya kuota haji untuk Indonesia sekitar 200 ribu orang jamaah. 17 Hal ini membuka peluang bagi bank syariah untuk menghimpun dan mengelola dana tabungan haji semaksimal mungkin. Perkembangan jumlah nasabah tabungan haji di BNI Syariah tiap tahunnya juga mengalami peningkatan terlihat pada tabel berikut: Jumlah Tabungan
Jumlah Rekening
Per Des 2008
1.214.813.023
295
Per Des 2009
2.081.396.817
425
Dengan dikeluarkannya Fatwa DSN MUI No. 1 tahun 2004 mengenai bunga (interest/ faidhah). Diharapkan Pemerintah dan masyarakat beralih ke bank 16
10 Negara dengan jumlah muslim terbanyak , diakses pada tanggal 29 Oktober 2010 dari http://hidayatullah.com/berita/internasional/9436-2009-10-09-10-05-51 17
Media Informasi Haji dan Umroh Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, 19 Persen Dana Haji Dikelola Bank Syariah, (Jakarta: Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, 2010), diakses pada 4 Oktober 2010 dari http://haji.kemenag.go.id/component/content/article/25umum/166-19-persen-dana-haji-dikelola-bank-syariah
66
syariah khususnya berkaitan dengan dana haji yang harus dikelola dengan prinsip syariah. Walaupun hingga saat ini masih banyak bank konvensional yang bertindak sebagai bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH). Bank konvensional masih menerima porsi besar dalam mengelola dana haji. Data Kemenag menyebutkan bahwa dari Rp 25 Triliun dana jamaah haji yang disetorkan baru 19% yang dikelola bank syariah sedangkan 81% dikelola oleh bank konvensional. 18 Hal ini karena belum adanya keberpihakan penuh oleh Pemerintah dalam hal pengelolaan dana haji di bank syariah. Belum lagi BNI syariah harus bersaing dengan bank syariah lain yang memiliki produk sejenis, seperti Bank Syariah Mandiri dengan tabungan haji mabrurnya untuk mengelola dana tabungan haji semaksimal mungkin dan dapat menghasilkan manfaat dan keuntungan yang maksimal.
TABEL 4.2 MATRIKS EFAS 19 PELUANG (O)
ANCAMAN (T)
Mayoritas masyarakat muslim
Sudah banyak produk sejenis yang ditawarkan bank lain
18
Media Informasi Haji dan Umroh Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, 19 Persen Dana Haji Dikelola Bank Syariah, (Jakarta: Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, 2010), diakses pada 4 Oktober 2010 dari http://haji.kemenag.go.id/component/content/article/25umum/166-19-persen-dana-haji-dikelola-bank-syariah 19
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 35
67
Meningkatnya jamaah yang ingin pergi Masih banyak Bank Konvensional yang haji
bertindak sebagai bank penerima setoran haji
Adanya fatwa DSN - MUI mengenai Semakin banyak bank syariah yang bunga
mengelola dana haji
MATRIK SWOT 20 IFAS STRENGTHS (S) • • • • •
• EFAS OPPORTINIES (O) • •
•
Mayoritas masyarakat muslim • Meningkatnya jamaah yang ingin pergi haji 20
Brande image BNI Syariah Pelayanan yang maksimal Kemudahan akses Tidak ada limit waktu yang ditentukan Menggunakan pendekatan pool of funds approarch dalam pengelolaan dananya Adanya pembiayaan talangan haji di BNI Syariah
Meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah dan KBIH Meningkatkan kualitas SDM yang andal dan Profesional
WEAKNESSES (W) • Akad yang belum familiar • Kurangnya sosialisasi ke masyarakat • Belum memiliki jaringan yang luas • Kebijakan Pemerintah yang masih ke Bank Konvensional • Pengelolaan dana haji yang masih terbatas pada pembiayaan yang ada di BNI Syariah • Pengelolaan dana ke instrument lain seperti sukuk • Meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah dan
Sesuai dengan diagram pada buku Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 31
68
KBIH Adanya fatwa MUI • Meningkatkan sosialisasi kepada tentang bunga bank masyarakat haram TREATHS (T) • Memberikan pelayanan • Memberikan yang maksimal kemudahan dalam akses • Sudah banyak produk • Memberikan kemudahan sejenis yang akses dalam setiap • Meningkatkan ditawarkan oleh bank transaksi sosialisasi kepada lain masyarakat • Melakukan investasi • Masih banyak bank pada pembiayaan yang • Menambah mitra konvensional yang ada di BNI Syariah bisnis bertindak sebagai bank penerima setoran haji • Semakin banyak bank yang mengelola dana haji •
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya, Penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan dana tabungan haji di Bank BNI Syariah Cabang Syariah Jakarta Selatan dengan menggunakan pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approarch). Di mana dana yang diperoleh dari berbagai sumber diperlakukan sebagai dana tunggal, sehingga sumber dana tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana. Selanjutnya dana dialokasikan berdasarkan prioritas dan strategi perusahaan. Akad yang digunakan dalam tabungan haji ini adalah mudhrabah muthlaqah sehingga bank dengan bebas menginvestasikan dana tersebut ke sektor-sektor produktif seperti pembiayaan kepemilikan rumah (KPR), pembiayaan modal usaha kecil dan menengah sesuai dengan prinsip syariah. Nasabah penabung mendapatkan bagi hasil dari investasi itu. 2. BNI Syariah tidak melakukan kerjasama dengan Pemerintah dalam hal pengelolaan dana tabungan haji. BNI Syariah hanya sebagai Bank Penerima Setoran (BPS). BNI Syariah juga tidak melakukan kerjasama dengan KBIHKBIH yang ada. 69
70
3. Hasil dari analisa SWOT yang dilakukan BNI Syariah memiliki kekuatan brande image yang sudah dikenal oleh masyarakat. BNI telah memberikan pelayanan yang baik selama bertahun-tahun dan BNI sebagai salah satu pelopor yang membuka UUS. Hal ini memberikan kepercayaan di dalam masyarakat untuk mengelola dananya di BNI Syariah. Dalam pengelolaan dana tabungan haji BNI Syariah memutar dana tersebut ke pembiayaan yang ada di BNI Syariah itu sendiri dengan menggabungkan semua dana dari masyarakat kedalam satu pool dana. Penyaluran dana tabungan haji yang sebatas hanya pada pembiayaan yang ada di BNI Syariah. BNI Syariah juga tidak mempunyai kerja sama dengan Pemerintah dan KBIH-KBIH, sehingga sosialisasi kepada masyarakat kurang optimal. Peluang yang dapat diraih oleh BNI Syariah yaitu jumlah jamaah yang ingin pergi haji dari tahun ke tahun meningkat, dapat dilihat dari jumlah nasabah tabungan haji BNI Syariah pada per Des 2008 adalah 295 rekening meningkat pada per Des 2009 menjadi 425 rekening. Sedangkan ancaman yang dihadapi adalah persaingan antar bank baik konvensional maupun bank syariah.
B. SARAN Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, Penulis mencoba untuk memberi saran kepada Bank BNI Syariah, yaitu: 1. BNI Syariah menjalin dan meningkatkan kerjasama yang baik dengan Pemerintah maupun KBIH-KBIH. Hal ini ditujukkan untuk meningkatkan
71
jumlah nasabah, sehingga dana yang akan dikelola oleh BNI Syariah semakin berkembang dan hasilnya dapat dirasakan, baik untuk BNI Syariah maupun masyarakat. 2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengelola dana tabungan haji nya di bank syariah, misalnya bekerjasama dengan KBIH-KBIH sebagai sarana promosi. 3. Menambah instrument investasi untuk pengelolaan dana tabungan haji yang aman dan sesuai dengan prinsip syariah seperti sukuk.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, A Riawan. Modul Jurus Memangkas BPIH dalam Seminar Nasional Haji dalam Persfektif Sosial-Budaya, Ekonomi–Investasi, dan Gerakan Moral. Jakarta: Auditorium Utama UIN Syahid, 2010. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2001, Cet 1. Arifin, Zainul. Dasar–Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006, Cet. Ke-4. Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2003. Hasan, Zubairi. Undang–Undang Perbankan Syariah Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009. Ib story. Ongkos Naik Haji Naik, Saatnya Bank Syariah Kelola Dana Haji. diakses pada 22 Mei 2010 dari http://ib.eramuslim.com/?p=1490. Indonesia, Bank. Statistik Perbankan Syariah April 2010 Jaringan Perbankan Syariah. hal 2, artikel di akses pada 10 Juni 2010 dari http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbankan+ Syariah/sps_0410.htm. Krismiaji. Dasar–Dasar Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2002, Cet. Ke- 2. Media Informasi Haji dan Umroh Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, Setoran Awal BPIH Naik Untuk Menekan Waiting List (Jakarta: Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, 2010), diakses pada 8 Juli 2010 dari http://haji.kemenag.go.id/component/content/article/25-umum/166-19-persendana-haji-dikelola-bank-syariah. -------. 19 Persen Dana Haji Dikelola Bank Syariah, (Jakarta: Ditjen Bimas dan Haji Kementerian Agama RI, 2010), diakses pada 4 Oktober 2010 dari http://haji.kemenag.go.id/component/content/article/25-umum/166-19-persendana-haji-dikelola-bank-syariah.
72
73
Muhammad. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. -------. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2004. edisi 1. -------. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonosia, 2005. Munir, Misbahul. Ajaran–Ajaran Ekonomi Rasulullah Kajian Hadits Nabi dalam Perspektif Ekonomi. Malang: UIN-Malang Press, 2007. Rangkuti, Freddy. Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001. Ridjin, Ketut. Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000. Robbins P. Stephen dan Mary Coulter. Manajeman. Jakarta: PT. Prenhallindo, 1999, Jilid I ed. Bahasa Indonesia. St, M. Julius. Panduan Lengkap dan Praktis Haji Tamattu. Malang: Bayu Media Publishing, 2007, Cet 1 ed. 1. Tim Pengembangan Perbankan Syariah, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Jakarta: Djambatan, 2003. Usman, Husaini dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet.I, ed. 2. Wiroso. Penghimpuan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005. Yusanto, M Ismail dan M Karebet Wijayakusuma. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani Press, 2002, Cet 1.
DAFTAR WAWANCARA BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan
1. Bagaimana latar belakang diluncurkannya produk tabungan haji iB ini? 2. Kapan diluncurkannya produk tabungan haji iB ini? 3. Bagaimana mekanisme pembukaan tabungan haji iB? 4. Akad yang digunakan dalam tabungan haji iB? 5. Perkembangan jumlah nasabah produk tabungan haji iB ini dari tahun ke tahun? 6. Bagaimana pengelolaan dana tabungan haji iB di BNI Syariah ini? 7. Dalam pengelolaan dana tabungan haji iB tersebut dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana menggunakan metode apa? Pool approarch atau asset allocation approarch? 8. Jenis investasi apa saja yang dipilih perusahaan dalam menginvestasikan dana tabungan haji iB tersebut? 9. Masa pengendapan dana tabungan haji iB di BNI Syariah berapa lama? 10. Apakah BNI syariah menjalin kerjasama dengan Pemerintah dalam hal pengelolaan dana tabungan haji ini? 11. Adakah kendala dan kesulitan yang dihadapi BNI Syariah dalam mengelola dana tabungan haji iB ini, jika ada bagaimana cara mengatasinya? 12. Kekuatan apa yang dimiliki BNI Syariah dalam mengatasi persaingan dalam mengelola dana tabungan haji iB? 13. Apakah kekuatan cukup berpengaruh?
14. Ancaman seperti apa yang dimiliki perusahaan dalam megelola dana tabungan haji iB ini? 15. Apakah manajemen yang diterapkan BNI Syariah saat ini cukup baik atau tidak dalam hal pengelolaan dana tabungan haji iB? 16. Apakah sarana dan prasarana yang ada cukup menunjang? 17. Bagaimana sistem informasi yang dilakukan BNI Syariah? 18. Adakah peluang bagi bank syariah dalam mengelola dana tabungan haji? 19. Apa harapan ke depan dalam mengelola dana tabungan haji di BNI Syariah? 20. Jika nasabah ingin mendapatkan nomor porsi lebih cepat, apakah BNI Syariah mempunyai pembiayaan talangan haji? 21. Mekanisme/ prosedur/ modelnya dan persyaratan pembiayaan talangan tersebut seperti apa? 22. Akad yang digunakan apa? 23. Pembiayaan pastilah menggunakan jaminan atau agunan, berupa apa jaminannya, individu/ lembaga/ kebendaan? 24. Taksiran jaminannya berapa dan apa bentuknya? 25. Jaminannya menggunakan akad apa? 26. Jika nasabah tidak memungkinkan untuk melanjutkan pembiayaan tersebut misalnya karena kondisi ekonomi/ keuangan yang tidak baik, apa kebijakan BNI Syariah yang diambil?
HASIL WAWANCARA Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji di BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan
Nara Sumber
: Ibu Cucu Zakiyah
Jabatan
: Penyelia Customer Service
Tempat Wawancara
: BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan
Tanggal
: 14 September 2010
1. Bagaimana latar belakang diluncurkannya produk tabungan haji iB ini? Karena BNI Syariah sebagai salah satu bank penerima setoran haji maka otomatis BNI membuka produk tabungan haji. 2. Kapan diluncurkannya produk tabungan haji iB ini? Sejak awal berdirinya bank BNI Syariah. 3. Bagaimana mekanisme pembukaan tabungan haji iB? Mekanisme pembukaan tabungan haji nasabah ke bank BNI Syariah dengan membawa persyaratan seperti KTP. Kemudian setoran awalnya Rp. 500.000,untuk selanjutnya tidak ditentukan. Dan khusus untuk nasabah yang berdomosili di Jakarta selatan saja. 4. Akad yang digunakan dalam tabungan haji iB?
Akad yang digunakan dalam tabungan haji ini yaitu Mudharabah Muthlaqah yaitu pihak bank dapat menginvestasikan dana nasabah selama masa pengendapan dan mendapat nisbah bagi hasil 25% : 75%. 5. Perkembangan jumlah nasabah produk tabungan haji iB ini dari tahun ke tahun? Perkembangan jumlah nasabah dari tahun ke tahun stabil, tidak ada perkembangan yang meningkat. Per Des tahun 2008 jumlah tabungan haji adalah Rp. 1.214.813.023 meningkat pada Per Des tahun 2009 sebesar Rp. 2.081.396.817 6. Bagaimana pengelolaan dana tabungan haji iB di BNI Syariah ini? Dikelola di pusat kemudian dana tersebut diputar untuk pembiayaan yang ada di BNI Syariah dan di investasikan ke SWBI, dll. 7. Dalam pengelolaan dana tabungan haji iB tersebut dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana menggunakan metode apa? Pool approarch atau asset allocation approarch? Selama masa pengendapan dan belum terpenuhinya syarat–syarat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Maka dana tersebut disatukan kedalam satu pool dana dengan produk penghimpunan lainnya kemudian disalurkan ke sector produktif dengan menggunakan pendekatan pool approarch. 8. Jenis investasi apa saja yang dipilih perusahaan dalam menginvestasikan dana tabungan haji iB tersebut? Investasi ke sector riil, seperti disalurkan ke pembiayaan yang ada di BNI Syariah yaitu KPR, pembiyaan modal kerja, dll.
9. Masa pengendapan dana tabungan haji iB di BNI Syariah berapa lama? Tidak ada batasan waktu, jadi nasabah diberi keleluasaan sampai saldo tabungannya mencukupi persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah. 10. Apakah BNI syariah menjalin kerjasama dengan Pemerintah dalam hal pengelolaan dana tabungan haji ini? Tidak menjalin kerja sama dalam hal pengelolaan dana tabungan haji. BNI Syariah hanya sebagai bank penerima setoran haji. 11. Adakah kendala dan kesulitan yang dihadapi BNI Syariah dalam mengelola dana tabungan haji iB ini, jika ada bagaimana cara mengatasinya? Tidak ada kendala yang dihadapi dalam pengelolaan dana tersebut karena sudah diatur porsinya masing–masing ke berbagai sector pembiayaan. 12. Kekuatan apa yang dimiliki BNI Syariah dalam mengatasi persaingan dalam mengelola dana tabungan haji iB? Brand image BNI sebagai bank Pemerintah yang sudah berdiri lama. Pelayanan yang baik, dan produk tabungan itu sendiri yang memiliki keunggulankeunggulan. 13. Apakah kekuatan cukup berpengaruh? Berpengaruh 14. Ancaman seperti apa yang dimiliki perusahaan dalam megelola dana tabungan haji iB ini? Ancaman dari para pesaing bank lain yang memiliki produk sejenis. 15. Apakah manajemen yang diterapkan BNI Syariah saat ini cukup baik atau tidak dalam hal pengelolaan dana tabungan haji iB? Cukup baik
16. Apakah sarana dan prasarana yang ada cukup menunjang? Menunjang, BNI Syariah memiliki kerja sama dengan bank BNI. BNI juga memiliki layanan online seperti phone banking, dll 17. Bagaimana sistem informasi yang dilakukan BNI Syariah? BNI Syariah bekerja sama dengan Pemerintah melalui sistem SISKOHAT (Sistem Koordinsi Haji Terpadu ). 18. Adakah peluang bagi bank syariah dalam mengelola dana tabungan haji? Tentu saja dengan adanya tabungan haji dapat sebagai sarana promosi untuk produk lainnya juga, dan dana tersebut dapat dikelola dengan baik dan dapat menghasilkan laba untuk bank. 19. Apa harapan ke depan dalam mengelola dana tabungan haji di BNI Syariah? Harapannya agar lebih baik dalam mengelola dana tersebut.
Nara Sumber
: Suci
Jabatan
: Bagian Pemasaran
Tempat Wawancara : Via Telepon Tanggal
: 14 Oktober 2010
1. Jika nasabah ingin mendapatkan nomor porsi lebih cepat, apakah BNI Syariah mempunyai pembiayaan talangan haji? Iya, BNI Syariah mempunyai pembiayaan talangan haji
2. Mekanisme/ prosedur/ modelnya dan persyaratan pembiayaan talangan tersebut seperti apa? Nasabah mempunyai rekening tabungan haji di BNI Syariah kemudian mempunyai SPPH yang telah dilegalisir dari Kemenag setempat 3. Akad yang digunakan apa? Akad yang digunakan adalah ijarah, pembiayaan dapat mengkover 80% dari setoran awal BPIH 4. Pembiayaan pastilah menggunakan jaminan atau agunan, berupa apa jaminannya, individu/ lembaga/ kebendaan? Tidak ada jaminan dijamin dengan deposit nasabah sendiri. 5. Jika nasabah tidak memungkinkan untuk melanjutkan pembiayaan tersebut misalnya karena kondisi ekonomi/ keuangan yang tidak baik, apa kebijakan BNI Syariah yang diambil? Jika pembiayaan tersebut tidak berjalan lancar maka akan diambil dari deposit yang nasabah punya.
Jakarta, 24 November 2010 Mengetahui, Narasumber,
(Cucu Zakiyah)