INVESTASI DAN PASAR MODAL SYARIAH
PENULIS: ANGGOTA IKATAN MAHASISWA EKONOMI SYARIAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Penulis : Anggota Ikatan Mahasiswa Ekonomi Syariah Editor & Layout : - Fikri Kurniadi - Muhamad Ihsan Hadzami Desain Cover : Mufqi Firaldi & M.Ihsan.H Redaksi : IMES PUBLISHING Pemimpin Redaksi : Widi Wicaksono Sekertaris Redaksi : Nur Hikmah Maulidina Bendahara : Endang Nurjaya Alamat Redaksi : Jaya Jl. Flamboyan I AA No. 9 Pamulang Barat 15417, - Tlp : 085691321177 - Email :
[email protected] - Facebook : Pasar Modal Syariah
Tangerang Selatan
Terbit Perdana : Mei 2010/ 1431 H
ISBN : 978-602-97080-0-4
Hak Cipta & Penerbitan : Pada Redaksi “Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotocopy atau memperbanyak dalam bentuk apapun, baik sebagian atau keseluruhan isi buku ini tanpa izin tertulis dari IMES PUBLISHING”
Sepatah Kata Ketua IMES IMES UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA adalah kependekan dari Ikatan Mahasiswa Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dimana organisasi ini dipelopori oleh DR.Ir.Roikhan Ma,MM kemudian ditindak lanjuti oleh rekan-rekan dari kelas Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan konsentrasi Ekonomi Syariah. Tentu saja pada awalnya organisasi ini merupakan organisasi kelas dari IESP konsentrasi Ekonomi Syariah semester 6 angkatan 2007. Seiring berjalannya waktu kamipun menjadikan IMES sebagai organisasi terbuka untuk umum. IMES berdiri pada tanggal 26 Maret 2010; kegiatan IMES yang pertama kali adalah kunjungan perusahaan ke PT. Valbury Asia Securities pada tanggal 6 April 2010 diikuti oleh 25 anggota IMES. Buku INVESTASI DAN PASAR MODAL SYARIAH yang diterbitkan oleh IMES PUBLISHING merupakan usaha kami dalam membukukan aspirasi,pemikiran dan wacana yang coba diutarakan anggota IMES sebagai tindak lanjut kegiatan pertama kami; materi dalam buku ini mengkhususkan dalam ruang lingkup Investasi Pasar Modal Syariah di Indonesia. Ekonomi Syariah bukan hanya merubah nama dari bahas arab ke bahasa inggris ataupun bahasa Indonesia namun ekonomi syariah haruslah memiliki produk yang benar-benar ASLI dalri sebuah konsep ekonomi dan GENUINE OF SYARIA ECONOMICS IS IBADAH. Dalam setiap kegitan harus dengan semangat ibadah baik kepada manusia, ALLAH SWT ataupun Ibadah kepada lingkunagn masyarakat. Bagaimana kelanjutan GENUINE OF SYARIA ECONOMIS silahkan anda telusuri bab demi bab yang kami persembahkan untuk anda Tentu saja buku yang kami terbitkan ini masih sangat jauh dari sempurna karena kami sadar sebagai pemula kami harus banyak belajar. Untuk itu saran dan kritik yang membangun untuk kemajuan kami dimasa yang akan dating sangat kami harapkan dari para pembaca. Semoga yang kami lakukan menjadikan nilai IBADAH disisi Allah SWT dan Bagi anda para pembaca yang budiman semoga buku ini bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama. Salam hangat, Pimpinan redaksi IMES PUBLISHING
WIDHI WICAKSONO
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmatNya sehingga kami atas nama IKATAN MAHASISWA EKONOMI SYARIAH (IMES)bisa menyelesaikan pembuatan buku kelas ini. Kami menyadari bahwa buku yang dibuat ini hanya bertujuan untuk menambah wawasan ilmu studi ekonomi islam yang akan bisa memberikan harapan dan kesempurnaan yang berlandaskan Ibadah, namun berkat kerjasama anggota tim serta bantuan dari berbagai pihak yang berkompeten akhirnya buku kelas ini dapat diselesaikan dengan baik. Sebagai bentuk apresiasi yang layak, maka segenap anggota tim IMES menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku ini, diantaranya adalah : 1. Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS; 2. Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Bpk. Drs. Lukman M,Si
3. Dosen Pasar Modal dan Investasi Syariah, Bpk Dr. Ir. H. Roikhan Mochammad Aziz, MM; 4. Ketua Ikatan Mahasiswa Ekonomi Syariah sekaligus Ketua Mahasiswa IESP 6C Konsentrasi Ekonomi Islam, Widhi Wicaksono; 5. All The University Student of Islamic Economy 2007. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, Tim berharap semoga buku ini bisa bermanfaat untuk mahasiswa pada khususnya dan Masyarakat luas pada umumnya. Akhirnya, semoga buku ini dapat menjadi langkah awal untuk menerbitkan buku lainnya dimasa yang akan datang khususnya berkaitan dengan investasi pada pasar modal syariah.
`
Ciputat, Mei 2010
Tim Penulis
Q.S. Ali „Imran :96 Really, the first house to be appointed for human was at Bakkah tha full of blessing and of guideance for universe.
PERSONAL PARTICULARS Full Name : DR. IR. Roikhan Mochamad Aziz, MM. Date of Birth : Solo, Indonesia, 25 June 1970 Postal Address : Jl. Bendi Besar B1/19B, Tanah Kusir Jakarta Selatan 12240, Indonesia Phone (Home) : +6221-7290576, Fax: +6221-7290576 Phone (Office) : +6221-7492855, Fax: +6221- 7493315 Phone (HP) : +6281-319913-199 Citizenship : Indonesian Marital Status : Married Sex : Male Identity Card No : 5305.250670.0367 Social Network : -
[email protected] - Http://www.roikhanmochamadaziz.com -
[email protected]
EDUCATIONS Elementer (1977-1989) 1977-1983 Elementary School Morning, SD Negeri 01 Kebayoran Baru, Jakarta. 1977-1983 Elementary School Afternoon, Madrasah Ibtidaiyah Simprug, Jakarta 1983-1986 Junior High School, SMP Negeri XI Kebayoran Baru, Jakarta. 1986-1989 Senior High School, SMA Negeri 70 Bulungan, Jakarta S-1 (1990-1995) Institute Technology of Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. Bachelor Program, Faculty of Civil Engineering and Planning, Concentration in City and Regional Planning < Http://www.pl.itb.ac.id>. Theses: “Financial Analysis of Rail Road Track in South Bandung”
S-2 (1996-1998) Magister Management at University of Indonesia (MM-UI), Jakarta. • Master Program, Faculty of Economic, Concentration in Finance and Banking • Theses: “The Development Analysis of Scripless Trading At Guarantee Clearing • Agent And Settlement Custodian Agent Integrating with Jakarta Stock Exchange”. • S-3 (2003-2008) State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta • Doctoral Program, School of Post Graduate, Study Program of Islamic Studies, • Faculty of Islamic Economy, Concentration in Islamic Capital Market. • • Dissertation: “The Sukuk Modeling In Indonesia And Malaysia On System Dynamics • Method”.
EXPERIENCES 1994 - 1995 PT Belaputera Interplan, Consultant, Bandung, Indonesia Planner Assistant Full Time Job to Analyst the Development of Master Plan for Sister Cities and Twinning Cities, Bandung Braunschweeg. 1995 – 1996 Tourism Research Center (P2Par), Institute Technology of Bandung (ITB), Bandung, Indonesia Researcher Assistant Full Time Job to Research Indonesia Tourism, Aviation, and Leisure to Master Plan of National Tourism Development (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional – RIPPNAS) 1997 – 1999 Dow Jones Markets Inc., Jakarta, Indonesia Risk Management Division Implementation Front to Back Office System in Banking and Securities. 1999 – 2001 Bridge Information System, Jakarta, Indonesia Research And Marketing Division Development Financial Engineering of BI and IDX 2001 – 2003 Telerate, Pte. Ltd., Jakarta, Indonesia Technical and Fundamental Division Technical and Fundamental Specialist For Treasury System 2003 - 2004 Moneyline, Inc., Jakarta, Indonesia Internet Financial System Division Development The System Database On Internet Networking Technology 2004 - 2005 Reuters, Plc, Jakarta, Indonesia Financial Dealing System Division Transaction System In Capital Market And Central Banks 2005 – 2007 Sinlammim Learning Management, Jakarta, Indonesia Founder, President Director Kaffah Sinlammim Management Http://www.sinlammim.com
2007-Now Jakarta
2008-Now Jakarta 2008-Now
State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Lecturer in Economic & Social Science Faculty Lecturer in Scrience & Technology Faculty Http://www.uinjkt.ac.id Center Information Development Studies (CIDES) Indonesia Moslem Scholar Association (ICMI) Jakarta Islamic Economics Division Http://www.cidesonline.com Economics University (STIE) Ahmad Dahlan, Jakarta Chairman Islamic Banking Finance Program Graduate School Http://pasca.stiead.ac.id
FIELD OF SPECIALISATION 1. Kaffah Economics & System Thinking 2. Sinlammim Method & System Dynamics 3. Digital Root & Powersim REFEREE: 1. Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail (Ekonis, UKM, Malaysia) ACADEMICS/PROFESSIONAL QUALIFICATIONS • Broker Dealer Certified, 2000, Finance Ministry (Departemen Keuangan), Financial Institution and Capital Market Supervisory Board (BapepamLK) Jakarta, Indonesia MEMBERSHIP OF PROFESSIONAL INSTITUTIONS • Moderator of Islamic Capital Market Community At [email protected] since 2007. • Owner of Islamic Bonds Mailing List LANGUAGES Arabic (Active in Speaking and Writing) Course Language Certified, 2005-2007 Basic, Intermediate, Advance, Insan Institute, Jakarta, Indonesia. English (Active in Speaking and Writing) Course Language Certified, Basic, Intermediate, Advance, LIA (Lembaga Indonesia Amerika), Jakarta, Indonesia Indonesian (Native Language)
PUBLICATIONS BOOKS 1. “Sinlammim: The God Code”, Esa Alam, Jakarta, 2005. 1. “The Missing Footprints of Islam”, Sinlammim, Jakarta, 2006. JOURNAL 1. ”Comparative Study of Islamic Bonds in Indonesia and Malaysia on System Dynamics Approach”, Jurnal Ekonomi Kemasyarakatan Equilibrium, Vol, 5, No. 2, January-April, Jakarta, 2008. Http://www.stiead.ac.id PAPERS 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
The Mistery Of Digital Root Based On Sinlammim Method. Proceeding. Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. October 2008. The Root Of Mathematics And Science Is Level Compared With Religious Thinking. Proceeding. State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia. October 2008. The Sukuk Competition Between Indonesia and Malaysia With System Dynamics. Proceeding. University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia. November 2008. The Application Of Mathematics In Information System Based On Al-Quran. Working Paper, Studium General, State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia. October 2008. The Assimilation Of Sinlammim Into System Thinking In The Quantitative Method With Modeling On Sukuk As Islamic Economic Instrument. Proceeding. University Of Malahayati, Lampung, Indonesia. October 2008. The Future Of Sukuk Between Malaysia and Indonesia Based on System Thinking. Proceeding. Monash University, Sunway Campus, Malaysia. October 2008. Sukuk Dynamics In System Thinking. School Of Business (SBM), Institute Technology Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. September 2008.
8.
Kaffah Approach In Islamic Economics Theory. Journal. University Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia. August 2008. 9. Holistic Thinking To Develop Islamic Bonds In Indonesia. Proceeding. IAEI – University Airlangga (Unair), Surabaya, Indonesia. August 2008. 10. The Development Of Kaffah Economics System In Islam. State Islamic Religion University (STAIN) Kediti, Indonesia. July 2008. CONFERENCES • Speaker in Studium General: The Application Of Information System In Islamic Banking Toward The Global Technology. Information System Department, Science & Technology Faculty, State Islamic University (UIN), Jakarta, Indonesia. November 7, 2008. • Speaker in Applied International Business Conference (AIBC). University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia. November 6-8, 2008. • Speaker in Annual Conference Islamic Studies (ACIS) VIII. Religion Ministery Department – State Islamic Religion University (IAIN), Palembang, Indonesia. November 3-5, 2008. • Speaker in Studium General: The Application Of Mathematics Based On Al-Quran. Mathematics Department, Science & Tecnology Faculty, State Islamic University (UIN), Jakarta, Indonesia. October 22, 2008. • Speaker in 6th International Islamic Finance Conference on Innovation In Islamic Finance: A Fast Track To Global Acceptance. Monash University Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia. October 1314, 2008. • Speaker in International Conference on Quantitative Methods Used In Economics and Business. University of Malahayati, Bandar Lampung, Indonesia, October 15-17, 2008. • Speaker in 2nd National Seminar on Islamic Financial System. Institute Technology of Bandung (ITB) Bandung, Indonesia. September 6, 2008. Http://sbm.itb.ac.id/syariah • Joint Paper in International Muamalah Seminar (IMS) on Unlocking Islamic Banking and Finance in Indonesia. Gran Melia Hotel, Jakarta, Indonesia. August 27-28, 2008. • Speaker in International Forum in Islamic Economics, International Workshop on “Exploring Islamic Economic Theory”. Universiti
Kebangsaan Malaysia (UKM), Islamic University of Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia, August 2008. ASSIGNMENTS AND COURSES • Forex, Money Market And Corporate Trading By Dow Jones, Jakarta, 1997 • Indonesia Government Securities Trading By Surabaya Stock Exchange, • Jakarta, 1998 • Risk Management System: By Storm Technology, Jakarta, 1999 • Government Bank: Time Deposit And Lending Rate By BNI, Jakarta, 2000 • Technical Analysis: Fundamental and Advanced Analysis, Jakarta, 2001 • Treasury Trading Room System: By Telerate, Jakarta, 2002 • Central Bank: SBI And Tbills For Monetary Management By Bank Indonesia, • Jakarta, 2003 • Corporate Finance: Financial Report Analysis By Moneyline, Jakarta, 2004 • Financial Instruments: Regional Economic Indicator Performance By S&P, • Jakarta, 2005 • Fixed Income: Yield Book Calculator By Salomon Smith Barney, Jakarta, • 2005 • Two Days Training In System Dynamics • Learning Laboratory, Post Graduate, University Of Indonesia, Jakarta, 2007 COMPUTER/IT LITERACY • Office Computer Skills: Microsoft Office, Presentation, Antivirus, Burn, Internet, Multimedia, System, Zip, Utilities Tools, and Hardware and Peripherals Upgrading and Repairing. • Internet Skills: Mozilla 1.5, Netscape Navigator 7.0, Internet Explorer 7.0, Mailing List, Homepage, HTTP, FTP, HTML, Intranet, Modem, Web Site, Web Server, Web Hosting, Linux, Open Source.
• • •
Network Skills: ADSL, TCP/IP, LAN/WAN, ISDN, DOV Line, Router, Hub. Financial Program Software Skills: DowJones Workstation, STORM Risk Management System, Telerate Workstation, Bridge Workstation, Bridge Station, Active1, ActiveX, BDDE Link, , Telerate Channel, Bridge Channel, Webstation, Trading Room System: DJTRS, TTRS, BTRS, MTRS, Bridge Feed 4.0, JEX Server System, Solitaire System, Merlin System, JTOP System, Bridge Collector System, Contribution System, Yield Book Calculator, Teletrac, Metastock, Tradestation.
Community Development 1. Preacher at some Mosques, Jakarta, since 2005 2. Preacher at some Religion Communities, Jakarta, since 2005 3. Preacher at some Islamic Days and Wedding Parties, since 2005
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Makna Haji Islam adalah agama yang sempurna. Islam akan memandu umatnya ke arah kesempurnaan yakni ke arah mencapai keridhaan Allah di dunia dan akhirat. Islam mendorong umatnya menjadi contoh kebaikan, mempunyai kemampuan dalam mencari nafkah secara halalan thoyiban sesuai ajaran alQuran dan Hadis. Dalam Islam terdapat rukun Islam. Rukun Islam ke-5 yaitu haji. Untuk melaksanakan ibadah haji diperlukan persediaan dan kesiapan jamaah sehingga dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar. Selain itu kesiapan secara jasmani dan rohani sangatlah penting karena ibadah haji harus dijalani dengan badan yang sehat, harta yang bersih/halal, berakal sehat, dan hati yang bersih. Sejarah ibadah haji bermula sejak Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah membangun Baitullah dan kemudian Allah memerintahkan umat manusia mengerjakan ibadah haji seperti dalam surat al-Haji [22] ayat 27. Ibadah haji bertujuan untuk mencari ridha Allah yang sifatnya wajib jika mampu, oleh karena itu sejarah dan syariatnya memang harus dipahami oleh umat Islam Menyadari bahwa umat Islam di Indonesia menghadapi masalah ketika membuat persiapan untuk menunaikan ibadah haji maka dibutuhkan keberadaan Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menyempurnakan persiapan, pengelolaan dana, penyelenggaraan, dan paska ibadah haji untuk memperoleh haji yang mabrur serta sistem haji yang kaffah.. Ibadah haji merupakan ibadah yang selalu ingin dilakukan oleh setiap umat Islam di Indonesia, sehingga penyelenggaraan haji hanya perlu promosi terbatas dengan implikasi dari tahun ke tahun jamaah haji selalu bertambah peminatnya sejalan dengan kesadaran beragama umat Islam. 1. Sejarah Haji Regulasi pertama dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda membuat regulasi yang mempersulit perjalanan haji, seperti Resolusi tahun 1825. Resolusi 1825 tersebut kemudian diubah dengan Resolusi tahun 1831 yang memuat ketentuan; pelanggar paspor haji atau yang tidak memiliki paspor haji akan dikenakan denda f 1000. Besaran jumlah denda kemudian hari
diubah menjadi f 220. Di tahun 1852 kedua Resolusi itu dihapus, tetapi aturan keharusan memiliki paspor haji tetap ada meski pembayarannya tidak terlalu mahal. Pada tahun 1859 Belanda kembali mengatur haji dengan mengeluarkan Ordonansi Haji yang berisi; 1) harus memiliki surat keterangan dari bupati bagi yang ingin berhaji, dan memiliki bekal yang cukup selama haji dan bagi keluarga yang ditinggalkan; 2) diadakan ujian bagi yang telah datang dari haji; 3) bila telah lulus ujian baru jamaah haji bisa memakai gelar haji dan memakai busana khusus haji. Pada tahun 1912, Perserikatan Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan mendirikan Bagian Penolong Haji yang diketuai KH. M. Sudjak, sebagai awal Direktorat Urusan Haji. Pada tahun 1922 Volksraad mengubah ordinansi haji yang dikenal dengan Pilgrim Ordinasi 1922 yang menyebutkan bangsa pribumi dapat mengusahakan pengangkutan calon haji. Kekosongan pengaturan haji terjadi di awal kemerdekaan, yaitu 1945-1949. Kemudian Masyumi yang dipimpin KH. Hasjim Asj'ari mengeluarkan fatwa yang menyebutkan ibadah haji dimasa perang tidaklah wajib. Fatwa ini dituangkan dalam Maklumat Menteri Agama Nomor 4 Tahun 1947, yang menyatakan ibadah haji dihentikan selama dalam keadaan genting., Penyelenggaraan haji mulai dilaksanakan lagi pada 1949/1950. Selanjutnya Menteri Agama mengeluarkan keputusan yang menyatakan bahwa satusatunya badan penyelenggara perjalanan haji adalah YPHI. Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 3170 tanggal 6 Februari 1950 dan Surat Edaran Menteri Agama di Yogyakarta Nomor A.III/648 tanggal 9 Februari 1959. Periode tahun 1962-1964 : Pemerintah membentuk dan menyerahkan penyelenggaraan haji Indonesia kepada Panitia Perbaikan Perjalanan Haji (P3H) B. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana pengelolaan keuangan haji yang memberikan nilai tambah bagi jamaah, umat, dan Islam secara kaffah menjadi pola pengelolaan keuangan yang bersifat autonomous agency ? C. Tujuan Dan Kegunaan 1. Naskah Akademik ini memiliki tujuan yaitu dengan menjadikan landasan ilmiah filosofis, yuridis, sosiologis, dan teoritis pola pengelolaan keuangan haji dalam Rancangan Undang-Undang Keuangan Haji 2. Kegunaan dari Naskah Akademik ini adalah sebagai masukan bagi penyusunan Rancangan Undang-Undang Keuangan Haji dan masukan bagi lembaga negara yang terkait antara lain: Kementerian Agama RI, Kementertian Keuangan RI, Kementerian Hukum dan HAM RI, Kementerian Dalam Negeri RI, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat RI, Sekertaris Kabinet RI, dan Sekertaris Negegara RI, dan Presiden RI maupun organisasi Islam serta masyarakat pada umumnya.. D. Metode Penelitian a. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam Naskah Akademik ini adalah deskriptif analisis dengan menganalisis masalah dalam penjelasan melalui pendekatan kualitatif dengan metode pendekatan penelitian kaffah finance legal research dalam kerangka Kaffah Thinking, sehingga didapatkan pola Naskah Akademik yang memasukkan semua aspek secara menyeluruh. Pemilihan metodologi deskriptif analisis ini didasari pertimbangan bahwa metdodologi ini mampu mempresentasikan keterkaitan dari setiap aspek yang dikaji dan dapat memberikan ruang untuk interaksi dari semua aspek yang ditelaah. Metode penyusunan Naskah Akademik ini didasarkan pada alur pikir untuk memberikan justifikasi akademik dalam bentuk alasan-alasan ilmiah sebagai bahan pertimbangan formulasi norma-norma hukum yang diusulkan. Naskah Akademik ini merupakan konsep dasar substansi norma hukum yang akan dijadikan materi muatan Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Keuangan Haji. Atas dasar pemikiran tersebut cara penyusunan Naskah Akademik ini dilakukan dengan memberikan: 1) Uraian deskriptif tentang norma apa yang berlaku saat ini dan permasalahan apa yang dihadapai (current condition) sehubungan dengan kegiatan pengelolaan Keuangan haji; 2) Uraian analitis tentang harapan (expectation) dan sasaran (goal) yang ingin dicapai melalui perbaikan aturan yang sudah tidak sesuai atau halhal baru yang belum ada; 3) Uraian analitis tentang pola normative sebagai patokan termasuk rujukan pada hasil studi perbandingan hukum (sebagai benchmark); dan 4) Uraian tentang rekomendasi sebagai bahan pertimbangan penyusunan rancangan undang-undang pengelolaan Keuangan haji. b. Pendekatan Kaffah Finance Legal Research Penelitian Naskah Akademik dilakukan secara Kaffah dan menyeluruh yang merupakan keterkaitan dengan berbagai bidang seperti agama, keuangan, maupun hukum dan lainnya. Penelitian dilakukan dengan pengumpunlan data yang dilakukan untuk mendapatkan data primer serta data sekunder. Penelitian ini dilakukan melalui riset dokumentasi dan kepustakaan dengan mempelajari literature-literatur seperti:
1) Buku-buku dan referensi majemen Keuangan Islam yang juga berkaitan dengan haji (dan umroh); 2) Artikel-artikel dari koran, majalah, serta media cetak lainnya yang memberikan informasi tentang sistem keuangan Islam dan haji; 3) Makalah-makalah yang diterbitkan yang berhubungan dengan sistem keuangan Islam dan haji 4) Peraturan dan keputusan pemerintah perihal pengelolaan Keuangan Islam dan haji; 5) Surat edaran otoritas keuangan Islam dan otoritas haji ; 6) Undang-Undang yang berhubungan dengan sistem keuangan Islam dan haji; 7) Data ekonomi makro dari Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, Departemen Keuangan, dan Kementerian Agama; 8) Data statistik haji dari Kementerian Agama Dengan terbatasnya data dan informasi mengenai pengelolaan Keuangan haji di Indonesia maka pencarian data dan informasi juga dilakukan dengan cara mengeksplorasi melalui media internet browsing terhadap situs resmi yang menyediakan data (upload data) dan pengambilan data (retrieved data). Selain studi literatur juga dilakukan studi lapangan untuk memperoleh masukan dari otoritas haji maupun lembaga keuangan baik di dalam negeri dan di luar negeri antara lain Tabung Haji Malaysia, Jawatan Kemajuan Islam Malaysia, Kementerian Agama Republik Indonesia, dan Departemen Keuangan Republik Indonesia, serta institusi lainnya yang berkaitan dengan instrument keuangan islami dan haji. Masukan pokok yang diharapkan dapat diperoleh dalam studi lapangan ini adalah tanggapan dari institusi keuangan islami dan haji. Studi lapangan ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dan informasi dari para nara sumber yang berasal dari lembaga pemerintah, fatwa, swasta, serta pakar keuangan Islam ataupun pengamat haji lainnya. c. Metode Penelitian Kaffah Thinking Institusi keuangan dunia dalam dasawarsa terakhir sedang mengalami perubahan yang sangat mendasar. Terjadi pertumbuhan sistem keuangan yang tidak menentu yang mengarah pada situasi krisis finansial. Salah satu sebab krisis finansial yang terjadi di dunia karena tidak bekerjanya sistem keuangan yang selama ini menopang konsep institusi keuangan dalam meramalkan krisis yang sedang melanda dunia. Kemudian perkembangan sistem keuangan konvensional ini mencari model yang lebih komprehensif dan holistik. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan solusi yang lebih baik
dalam menghadapi masalah perekonomian. Salah satu jalan keluar dengan mengembangkan sistem keuangan yang lebih menyeluruh dan sistemik yang juga dikenal dalam ekonomi Islam. Di dalam Islam terdapat sistem keuangan yang lebih baik. Makna Islam di dalamnya juga berisikan solusi dari semua masalah yang ada. Islam mampu memberikan kontribusi dalam memperbaiki sistem dunia dengan pendekatan menyeluruh atau Kaffah Thinking.. Dengan kata lain dalam Islam terdapat pendekatan yang lebih komprehensif dan holistik. 1. Ontologi Ontologis dari konsep Kaffah adalah Islam. Bahwa sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, di lingkungan sekitar, dan alam semesta berawal dari konsep Islam. Dengan kata lain konsep penciptaan awal adalah Islam. Kata Islam memiliki akar kata dari 3 huruf yaitu huruf „s‟ atau sin, huruf „l‟ atau lam, dan huruf „m‟ atau mim. س ل مAda ayat yang mendukung makna ontologis dari Islam yaitu pada QS. Ali Imran [3]: 19. Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam. 2. Epistemologi Islam dimaknai sebagai suatu sistem yang holistik, komprehensif, atau menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang menjadi epistemology dari konsep institusi keuangan yang sedang dikembangkan yaitu Kaffah. Institusi keuangan yang Kaffah merupakan epistemology yang muncul karena beranggapan bahwa konsep dasar kehidupan adalah Islam dan Islam dianggap sebagai suatu sistem. Epistemologi ini didukung oleh ayat al-Quran Surah al-Baqarah [2] ayat 208 yang berbunyi: Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara Kâffah (menyeluruh). 3. Aksiologi Diawali dari ontologis berupa Islam sebagai alasan kehidupan termasuk ekonomi, kemudian epistemologi yang digunakan adalah Kaffah sebagai suatu sistem dalam institusi keuangan dan terakhir adalah aksiologi yang lebih sederhana berupa penerapan dalam pengembangan institusi yaitu adanya keseimbangan dari 2 hal. Dalam aksiologi ini, hubungan tersebut selalu ada 2 hal yang merupakan hubungan antara fungsi horizontal dan struktur vertical. Munculnya Islam, membentuk konsep Kaffah, yang dilakukan
secara horizontal dan vertikal. Dua hal ini dianalogikan sebagai hal yang berbeda seperti kata gembira dan kata peringatan merujuk pada kata di alQuran. QS. Saba [34] ayat 28 yang menyatakan 2 hal yaitu “pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. 4. Metodologi Metode Kaffah Thinking secara umum merupakan salah satu solusi untuk mengintegrasikan berbagai sektor dan bidang dalam suatu hubungan terkait yang tersistem sehingga menghasilkan nilai tambah dan multiplier effect yang komprehensif, holistic, dan menyeluruh. Hal ini juga sejalan dengan perkembangan metode pendekatan yang menyatakan bahwa dirasakan perlu untuk mencari jalan tengah dari permasalahan institusi keuangan yang ada dengan beralih ke hal-hal yang berkaitan dengan spiritual dan keagamaan. Diagram Keuangan Haji (KH) Islam
KH
Haji
Jemaah Umat
Metode Kaffah Thinking, dapat dikembangkan dalam pengembangan institusi pengelola Keuangan haji. Salah satu metodologi adalah Sinlammim Kaffah. Dalam pendekatan yang menyeluruh ini terdapat hubungan sebab akibat (causal loop) dari tiga elemen yaitu sumber, hasil dan umpan balik. Elemen pertama adalah Keuangan Jamaah Haji, kemudian elemen kedua adalah Invetasi dengan prinsip Islam, dan feedbacknya adalah multiplier effect dengan landasan Islam, ibadah, dan profitabilitas. Untuk model pengelolaan Keuangan haji digambarkan sebagai pola dari jamaah haji yang melakukan ibadah haji di baitullah untuk mendapatkan haji mabrur. Sedangkan dalam rancang bangun pengelolaan Keuangan haji yang sederhana tergambarkan adanya hubungan dari Keuangan jamaah haji yang terhimpun kemudian dikelola dan diinvestasikan berdasarkan Sharia Compliance yang memberikan nilai tambah beserta multiplier effect lain kepada jamaah haji serta umat secara keseluruhan. .
DAFTAR PUSTAKA A. EKONOMI DAN KEUANGAN Abdillah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah al Maqdisy, Abi Muhammad. Al Mughnî „Alâ Mukhtashar Al-Kharqî. Beirut: Dârul Kutub Al‟Ilmiyah, Juz III, 1993. -------, Al Mughnî „Alâ Mukhtashar Al-Kharqî. Beirut: Darul Kutub Al‟Ilmiyah, Juz III, 1993. Al-„Abbadi, „Abd al-Salam Dawud. Al-Milkiyah fi al-Shari‟ah al-Islamiyyah. Beirût: Mu‟assasah al-Risalah, 2000. Ibn Abidin, Muhammad Amin al-Dimashqi. Rad al-Muhtar „ala al-Dur alMukhtar. Beirût: Dâr al-Fikr, Vol.6, 1995. Abu Ghuddah, Abdul Sattar. “Sharikat al-Aqd wa Sharikat al-Milk wa Tatbiqatuha fi al-Sukuk”. Paper at Fifth Shari‟ah Conference. Bahrain: Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institutions (AAOIFI), 2007. Al-Amin. “Bay‟ al-Ism al-Tijari wa al-Tarkhis”. Majjalah Majma‟ al-Fiqh alIslami. Jeddah: Ed. 5, Vol. 3, 1988. Ibn al-Athir, Majd al-Din Abi al-Sa‟adat al-Mubarak. Al-Nihayah fi Ghaîb alHadith wa al-Athar. Beirût: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1997. Al-Ayni, Abu Muhammad Mahmud ibn Ahmad. Al-Binayah fi Sharh alHidayah. Beirût: Dâr al-Fikr, Vol.11, 1990. Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution. Syarî`ah Standard No. 17: Investment Sukuk. Bahrain: AAOIFI, 2003. Abod, Sheikh Ghazali, et. al. An Introductin to Islamic Finance. Kuala Lumpur: Quill Publishers, 1992. Achsien, Iggi H. Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep dan Praktek manajemen Portfolio Islam. Jakarta: Gramedia, 2003. Adam, Nathif. ”Sukuk: A Panacea for Convergence and Capital Market Develoopment in the OIC Countries”. Makalah International Conference on Islamic Economics and Finance, Jakarta, 2005. Al-Kahlânî, Muhammad Ibn Ismâ‟il. Subul al-Salâm. Bandung: Dahlan, t.t. Aiminullah, E. Berpikir Sistemik Untuk Pembuatan Kebijakan Publik, Bisnis, dan Ekonomi. Jakarta: PPM, 2004.
Al-Qur‟ân al-Karim dan Terjemahnya. Lembaga Percetakan al-Qur‟ân Raja Fahd, 2006. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta, Kementerian Agama, 2003. Al-Rifai, Tariq. An Overview of Islamic Finance and the Growth of Islamic Funds. London: Islamic Funds World 2003 Conference, 2003. Algra, N.E. Kamus Istilah Hukum. Jakarta: Fockema Anreae Bina Cipta, 1983. Alwi, Iskandar Z. Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2003. Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta: Tazkia Institute, 1999. ---------. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Aribowo, Bambang. Enam Saham Baru Masuk JII. Jakarta: Siaran Pers, BEJ, 2003. Arief, Sritua. Teori dan Kebijaksanaan Pembangunan. Jakarta: CIDES,1988. Arifin, Johar, et. al. Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan. Jakarta: Gramedia, 1999. Al-Ashqar, „Umar Sulayman. Khiyar al-Shart fi al-Buyu‟ wa-Tatbiquhu fi alMu‟amalat al-Mas‟arif al-Islamiyyah. Amman: Dâr al-Nafa‟is, 1992. Al-Attar, „Abd al-Nasir Tawqif. Nazariyat al-Ajal fi al-Iltizam fi al-Shari‟ah alIslamiyyah wa al-Qawanin. Al-Qahirah: Matba‟at al-Sa‟adah, 1978. Aseambankers. The International Islamic Financial Center Report 2006. Kuala Lumpur: The Center Of Islamic Product Innovation And Global Recognition In Malaysia, 2006.. Ayub, Muhammad. Islamic Banking and Finance: Theory and Practise. Karachi: State Bank of Pakistan, 2002. Babbie, E. The Practise of Social Research. 6th Ed. California: Belmont Press, 1992. Badan Pengawas Pasar Modal. Himpunan Peraturan Perundangan Pasar Modal. Jakarta: Badan Pelaksana Pasar Modal, 1990. ---------. Regulasi Pasar Modal, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Badan Pengawas Pasar Modal, Jakarta, 2006. Buarque, Cristovam. The End of Economics: Ethics and the Disorder of Progress. Zed Books, Brazil. 1993.
Bursa Efek Jakarta. Laporan Tahunan 2005. Jakarta: Bursa Efek Jakarta, 2006. Bursa Efek Surabaya. Annual Report Surabaya Stock Exchange 2006. Jakarta: BES, 2007. ---------. Fact Book 2007. Jakarta: BES, 2007. ---------. Laporan Tahunan. Jakarta: Bursa Efek Surabaya-Bursa Efek Jakarta, 2006. ---------. Mengenal Surat Utang Negara. Jakarta: Bursa Efek Surabaya-Bank Indonesia, 2003. Al-Bahuti. Al-Rawd al-Murbi‟ Sharh Zad al-Mustaqni‟. Al-Riyad: Maktabah alRiyad al-Hadithah, Vol.3, 1970. Bank Indonesia. Laporan Tahunan (Beberapa Tahun) 2002-2006. Jakarta: Bank Indonesia, 2006. ---------. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Tahun 2002-2006. Jakarta: Bank Indonesia, 2007. BNM. Annual Report, (Beberapa Tahun) 2002-2006. Kuala Lumpur: Bank Negara Malaysia, 2006. ---------. Financial Sector Masterplan. Kuala Lumpur: Bank Negara Malaysia, 2001.
LAMPIRAN DIAGRAM LEMBAGA KEUANGAN HAJI KAFFAH
Daftar Isi Kata Pengantar……………………………………………………….…. Daftar Isi…………………………………………………………..……. Bab 1 Obligasi Syariah …………………………………………….... Nurhikmah M
1
Bab 2 Harta Dalam Perspektif Islam ……………………….....…….. Endang Nurjaya
11
Bab 3 Investasi Konvensional …………………………….....……… Dini juliansah
18
Bab 4 Investasi Syariah …………………………….....…………….. Widhi Wicaksono
27
Bab 5 Perkembangan Pasar modal syariah di Malaysia …………….. Ahmad Fahrudin
35
Bab 6 Perkembangan Pasar modal Syariah di Indonesia……………. Edo.M.Hafiz
52
Bab 7 Instrumen Saham Syariah ……………………………………. Satria Ali.S
55
Bab 8 Riset Saham Syariah di Indonesia …………………………… Rizka Cholidah
71
Bab 9 Riset Saham Syariah di Malaysia …………………………...... M.Ishaq
78
Bab
10 Spekulasi di Berbagai Pasar Modal ………………………….. Finsa. R
89
Bab
11 Reksadana Konvensional ……………………………………. Regina
96
Bab
12 Reksadana Syariah ………………………………………… Karmila. F
103
Bab
13 Instrumen Sukuk ………………………………………….. Fikry . K
113
Bab
14 Masalah dan tinjauan Sukuk ………………………………. A.Tabrizi
132
Bab
15 Sukuk di Indonesia …………………………………….…. Luthfi.H.S
138
Bab
16 Sukuk di Malaysia ……………………………......………... M.Ihsan.H
145
Bab
17 Perkembangan Sukuk di indosia …………………..………. Mufqi.F
154
Bab
18 Perkembangan sukuk di Malaysia …………………………. Iim Muhidah
162
Bab
19 Area Potensi Riil Sukuk …………………………………… Yuni. F
177
Bab
20 Baitul Maal Wat Tamwil …………………………………. Mawaddah
185
Bab
21 Ziswaf ……………………………………………………… Arudin.S
195
Catatan Akhir ............................................................................................ Daftar Pustaka
205
Berfikir Kaffah Dalam Ekonomi Islam I.
Konsep System Thinking
Suatu pendekatan yang tersedia untuk mempelajari dunia nyata adalah pendekatan sistem, yaitu studi pengenalan dunia nyata melalui pemilahan dunia nyata tersebut kepada bagian-bagiannya. Sebagai landasan berpikir, di dalam model terdapat analisis dari dunia nyata dan sistem. Unsur dan proses penyusun bagian-bagian tersebut kemudian diidentifikasi, dikarakterisasi, dan selanjutnya dirakit kembali dalam suatu kesatuan struktur (sistem) untuk menghasilkan produk atau tujuan yang dipertimbangkan. Jadi, sistem adalah bagian dari dunia nyata yang tediri dari berbagai unsur pada suatu tempat dan batasan waktu. Komponen dan proses yang saling berinteraksi yang dirancang berdasarkan konsep yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. System thinking atau pendekatan sistem merupakan pendekatan yang dilakukan dengan dalam kaitan sistem, tidak terlepas sendiri, karena bagaimanapun juga semuanya selalu berada dalam satu sistem tertentu. Pendekatan berpikir sistem dilandasi oleh unsur-unsur lingkungan yang berhubungan dengan obyek sebagai satu kesatuan, bagian integral, tidak terpisahkan, dan saling mempengaruhi. Dengan berpikir sistem maka paradigma yang muncul adalah penyelesaian komprehensif (think global, act local). Berpikir sistemik, komprehensif, atau holistik adalah hubungan ketergantungan/independen antar unsur (obyek dan lingkungan) yang bersiffat dinamis, non linier, dalam keadaan far from equilibrium, asymmetric information. Makna komprehensif digunakan untuk menjelaskan sistem yang berarti menyeluruh. Holistik yang juga berarti keseluruhan berasal dari kata whole atau seluruh didasari pendekatan ekosistem dan rantai makanan (food chain).Holistik berarti bahwa antara satu sistem dengan sistem lainnya selalu ada kaitannya, jadi tidak dapat dilepaskan begitu saja. Sistem, komprehensif, dan holistik dalam Islam dikenal dengan Kâffah, yang dinyatakan dalam al-Quran Surah al-Baqarah [2] ayat 208 yang berbunyi: ...... .
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara Kâffah (keseluruhan)…… Sistem, komprehensif, dan holistik dapat dipahami oleh sebagian manusia. Begitu juga dengan Kâffah yang hanya dapat dipahami oleh sebagian
umat, sesuaidengan bagian ayat sebelumnya, yaitu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman. Tidak semua umat Islam mampu mengerti makna Kâffah.
Pengertian sistem, komprehensif, holistik dan Kâffah merupakan pengertian yang lebih kompleks dibandingkan dengan pengertian yang selama ini dianut oleh sebagian besar akademisi. Selama 200 tahun, sejak era pasca revolusi industri di tahun 1800-an konsep yang mendominasi adalah linier thinking, extrapolasi dari 2 titik, yang meniadakan elemen metafisik, menghilangkan faktor x, memisahkan antara ilmu pengetahuan dengan keimanan. Konsep ini merasuk dalam teori Adam Smith dan Malthus yang merupakan pendekatan ekonomi yang menyederhanakan dunia nyata. Untuk generasi terdahulu, konsep ini dapat menjadi daya dukung bagi kinerja perekonomian secara keseluruhan. Tetapi dengan kompleksitas masalah dunia akhir-akhir ini, maka konsep black box seperti ini tidak bisa menjadi acuan solusi bagi masa depan dunia. Sebagai contoh, pangan yang semula hanya dikonsumsi oleh manusia, kini diperebutkan juga oleh mesin-mesin pabrik maupun mesin kendaraan. Dengan kekompleksitasan masalah maka diperlukan konsep baru, yaitu konsep ketiga, titik ketiga, the third wave, sebagai pengisi teori yang sesuai dengan zamannya saat ini. Forrester dari MIT mengisi kekosongan teori titik ketiga ini dengan System Dynamics, yang merupakan metode dalam System Thinking. Kalangan pemikir Islam juga sedang mengisi kekosongan teori ketiga ini salah satunya dengan konsep bagi hasil oleh ekonom fuqaha Islam, dan juga konsep Sinlammim serta konsep-konsep lainnya.
Sinlamim Metode System Dynamics mampu menjadi konsep baru untuk menyempurnakan teori-teori yang sudah ada. Dalam bentuk piramida yang dibagi secara horizontal yang terdiri dari 3 bagian (puncak, tengah, dan dasar), maka bagian pertamanya yaitu puncak piramida merupakan konsep System Thinking. Kemudian dibagian kedua yaitu di tengah adalah metode System Dynamics. Sedangkan di bagian ketiga yaitu di dasar adalah software Powersim.
Untuk piramida yang sama dengan pendekatan Islam, bagian 1 puncak adalah konsep Islam Kâffah, bagian 2 tengah adalah metode Sinlammim, dan bagian 3 dasar adalah formula akar digit.
II.
Pendekatan Islam Kâffah
Selain surat al-Baqarah [2]: ayat 208, kata Kâffah juga terdapat dalam surat Saba [34] ayat 28 yang menyatakan 2 hal yaitu: “pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan”. Jika dalam System Thinking terdapat causal loop positif, maka Islam Kâffah terdapat pembawa berita gembira. Dan sebagai pemberi peringatan merupakan causal loop negatif. Sehingga System Thinking dapat disandingkan dengan Islam Kâffah. Jadi, kalau pendekatan barat adalah System Thinking, maka pendekatan Islam adalah Islam Kâffah.
Untuk metode Sinlammim, juga memenuhi syarat sebagai salah satu pembanding dalam System Dynamics yaitu dengan pola feedbacknya. Elemen pertama adalah Tuhan, kemudian elemen kedua adalah alam, dan feedbacknya adalah ibadah. Bila System Dynamics mensyaratkan feedback sebagai bagian dari struktur sistemnya, maka Sinlammim juga memiliki feedback dalam hubungan di dalam sistem, seperti tersebut di atas.
Dengan kemampuan ilmuwan barat untuk menguasai bahasa komputer dan teknologi, maka kehadiran platform Powersim merupakan hal yang biasa. Sedangkan dengan kemampuan menerjemahkan konsep Islam Kâffah ke dalam Sinlammim, maka kemunculan formula akar digit adalah hal yang luar biasa, karena di dalamnya tersirat nilai sederhana, ketakterhinggaan, dan bernilai mutlak. Berawal dari angka bulat positif yaitu satu, dua, tiga, dan seterusnya (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, tak berhingga), yang disebut dengan deret hitung maka selanjutnya angka-angka ini akan dijumlahkan satu per satu secara berurut untuk mendapatkan hasil akumulasi setiap angka berurutan tersebut. Tabel Akar Digit
Jika dikelompokkan menjadi tiga bagian yang masing-masingnya terdiri dari tiga angka, maka terdapat beberapa kemungkinan pola kelompok dalam tiap kelompoknya yang berulang. Salah satu bentuk pola berulang yang dapat dipisahpisahkan adalah: 13 616 319 913 616 319 9 …dst. Maka tiga kelompok yang sesuai dengan pola berulang yang di tiap kelompok ada tiga angka seperti yang disebutkan di atas. kelompok pertama: 3 1 9, kelompok kedua: 9 1 3, dan kelompok ketiga: 6 1 6.
III.
System Dynamics
Menurut Massachusetts Institute of Technology (MIT), System Dynamics adalah suatu metodologi untuk mempelajari permasalahan di sekitar kita. Tidak seperti metodologi lain, yang mengkaji permasalahan dengan memilahnya menjadi bagianbagian yang lebih kecil, System Dynamics melihat permasalahan secara keseluruhan. Konsep utama System Dynamics adalah pemahaman tentang bagaimana semua objek dalam suatu sistem saling berinteraksi satu sama lain. Pemahaman atas sistem melahirkan identifikasi dan definisi atas permasalahan yang terjadi dalam sistem tersebut. Konseptualisasi sistem kemudian dilakukan atas dasar permasalahan yang didefinisikan, hal ini akan menimbulkan pemahaman yang lebih mendalam atas sistem yang selanjutnya mungkin akan menimbulkan redefinisi masalah sampai konseptualisasi sistem dinyatakan diterima. Didasari atas konseptualisasi ini, selanjutnya analisis diformulasikan secara detail dalam pemahaman matematis yang juga akan menimbulkan tambahan pemahaman atas sistem. Pola System Thinking dengan metode System Dynamics ini merupakan pendekatan yang sangat berbeda dengan metodologi yang selama 200 tahun ini digunakan oleh akademisi dan peneliti. Perbedaan fundamental yang disuguhkan oleh Forrester adalah hadirnya fungsi operator dan fungsi designer. Sebagai ilustrasi adalah keberadaan arsitek pesawat dan pilot pesawat. Arsitek pesawat merancang pesawat supaya pilot biasapun mampu menerbangkannya. Pendekatan System Dynamics menyimpan filosofi tinggi mengenai pentingnya seorang peneliti menciptakan sesuatu yang baru, karena di dalam proses System Dynamics selalu ada stock flow diagram yang baru. Hal ini berarti setiap penelitian yang dibuat dalam kerangka System Dynamics akan menciptakan suatu yag baru. Secara umum terdapat enam langkah dalam menganalisis suatu masalah dengan perspektif System Dynamics, yaitu identifikasi dan pendefinisian masalah, konseptualisasi sistem, formulasi analisis, simulasi dan validasi analisis, analisis kebijaksanaan dan perbaikan, serta implementasi analisis.
Curriculum vitae
PERSONAL PARTICULARS Full Name
Date of Birth Postal Address Phone (Home) Phone (Office) Phone (HP) Citizenship Marital Status Sex Identity Card No
: DR. IR. Roikhan Mochamad Aziz, MM. : Solo, Indonesia, 25 June 1970 : Jl. Bendi Besar B1/19B, Tanah Kusir Jakarta Selatan 12240, Indonesia : +6221-7290576, Fax: +6221-7290576 : +6221-7492855, Fax: +6221- 7493315 : +6281-319913-199 : Indonesian : Married : Male : 5305.250670.0367
EDUCATIONS Elementer (1977-1989) 1977-1983 Elementary School Morning, SD Negeri 01 Kebayoran Baru, Jakarta. 1977-1983 Elementary School Afternoon, Madrasah Ibtidaiyah Simprug, Jakarta 1983-1986 Junior High School, SMP Negeri XI Kebayoran Baru, Jakarta. 1986-1989 Senior High School, SMA Negeri 70 Bulungan, Jakarta S-1 (1990-1995) Institute Technology of Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. Bachelor Program, Faculty of Civil Engineering and Planning, Concentration in City and Regional Planning < Http://www.pl.itb.ac.id>. Theses: “Financial Analysis of Rail Road Track in South Bandung” S-2 (1996-1998) Magister Management at University of Indonesia (MM-UI), Jakarta. • Master Program, Faculty of Economic, Concentration in Finance and Banking • Theses: “The Development Analysis of Scripless Trading At Guarantee Clearing • Agent And Settlement Custodian Agent Integrating with Jakarta Stock Exchange”. • S-3 (2003-2008) State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta • Doctoral Program, School of Post Graduate, Study Program of Islamic Studies, • Faculty of Islamic Economy, Concentration in Islamic Capital Market. • • Dissertation: “The Sukuk Modeling In Indonesia And Malaysia On System Dynamics • Method”.
EXPERIENCES 1994 - 1995 PT Belaputera Interplan, Consultant, Bandung, Indonesia Planner Assistant Full Time Job to Analyst the Development of Master Plan for Sister Cities and Twinning Cities, Bandung Braunschweeg. 1995 – 1996 Tourism Research Center (P2Par), Institute Technology of Bandung (ITB), Bandung, Indonesia Researcher Assistant Full Time Job to Research Indonesia Tourism, Aviation, and Leisure to Master Plan of National Tourism Development (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional – RIPPNAS) 1997 – 1999 Dow Jones Markets Inc., Jakarta, Indonesia Risk Management Division Implementation Front to Back Office System in Banking and Securities. 1999 – 2001 Bridge Information System, Jakarta, Indonesia Research And Marketing Division Development Financial Engineering of BI and IDX 2001 – 2003 Telerate, Pte. Ltd., Jakarta, Indonesia Technical and Fundamental Division Technical and Fundamental Specialist For Treasury System 2003 - 2004 Moneyline, Inc., Jakarta, Indonesia Internet Financial System Division Development The System Database On Internet Networking Technology 2004 - 2005 Reuters, Plc, Jakarta, Indonesia Financial Dealing System Division Transaction System In Capital Market And Central Banks 2005 – 2007 Sinlammim Learning Management, Jakarta, Indonesia Founder, President Director Kaffah Sinlammim Management Http://www.sinlammim.com
2007-Now State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Lecturer in Economic & Social Science Faculty Lecturer in Scrience & Technology Faculty Http://www.uinjkt.ac.id 2008-Now Center Information Development Studies (CIDES) Jakarta Indonesia Moslem Scholar Association (ICMI) Jakarta Islamic Economics Division Http://www.cidesonline.com 2008-Now Economics University (STIE) Ahmad Dahlan, Jakarta Chairman Islamic Banking Finance Program Graduate School Http://pasca.stiead.ac.id FIELD OF SPECIALISATION 1. Kaffah Economics & System Thinking 2. Sinlammim Method & System Dynamics 3. Digital Root & Powersim REFEREE: 1. Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail (Ekonis, UKM, Malaysia) ACADEMICS/PROFESSIONAL QUALIFICATIONS • Broker Dealer Certified, 2000, Finance Ministry (Departemen Keuangan), Financial Institution and Capital Market Supervisory Board (BapepamLK) Jakarta, Indonesia MEMBERSHIP OF PROFESSIONAL INSTITUTIONS • Moderator of Islamic Capital Market Community At [email protected] since 2007. • Owner of Islamic Bonds Mailing List LANGUAGES Arabic (Active in Speaking and Writing) Course Language Certified, 2005-2007 Basic, Intermediate, Advance, Insan Institute, Jakarta, Indonesia. English (Active in Speaking and Writing) Course Language Certified, Basic, Intermediate, Advance, LIA (Lembaga Indonesia Amerika), Jakarta, Indonesia Indonesian (Native Language)
PUBLICATIONS BOOKS 1. “Sinlammim: The God Code”, Esa Alam, Jakarta, 2005. 1. “The Missing Footprints of Islam”, Sinlammim, Jakarta, 2006. JOURNAL 1. ”Comparative Study of Islamic Bonds in Indonesia and Malaysia on System Dynamics Approach”, Jurnal Ekonomi Kemasyarakatan Equilibrium, Vol, 5, No. 2, January-April, Jakarta, 2008. Http://www.stiead.ac.id PAPERS 1. The Mistery Of Digital Root Based On Sinlammim Method. Proceeding. Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. October 2008. 2. The Root Of Mathematics And Science Is Level Compared With Religious Thinking. Proceeding. State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia. October 2008. 3. The Sukuk Competition Between Indonesia and Malaysia With System Dynamics. Proceeding. University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia. November 2008. 4. The Application Of Mathematics In Information System Based On AlQuran. Working Paper, Studium General, State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia. October 2008. 5. The Assimilation Of Sinlammim Into System Thinking In The Quantitative Method With Modeling On Sukuk As Islamic Economic Instrument. Proceeding. University Of Malahayati, Lampung, Indonesia. October 2008.
6. The Future Of Sukuk Between Malaysia and Indonesia Based on System Thinking. Proceeding. Monash University, Sunway Campus, Malaysia. October 2008. 7. Sukuk Dynamics In System Thinking. School Of Business (SBM), Institute Technology Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. September 2008. 8. Kaffah Approach In Islamic Economics Theory. Journal. University Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia. August 2008. 9. Holistic Thinking To Develop Islamic Bonds In Indonesia. Proceeding. IAEI – University Airlangga (Unair), Surabaya, Indonesia. August 2008. 10. The Development Of Kaffah Economics System In Islam. State Islamic Religion University (STAIN) Kediti, Indonesia. July 2008. CONFERENCES • Speaker in Studium General: The Application Of Information System In Islamic Banking Toward The Global Technology. Information System Department, Science & Technology Faculty, State Islamic University (UIN), Jakarta, Indonesia. November 7, 2008. • Speaker in Applied International Business Conference (AIBC). University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia. November 6-8, 2008. • Speaker in Annual Conference Islamic Studies (ACIS) VIII. Religion Ministery Department – State Islamic Religion University (IAIN), Palembang, Indonesia. November 3-5, 2008. • Speaker in Studium General: The Application Of Mathematics Based On Al-Quran. Mathematics Department, Science & Tecnology Faculty, State Islamic University (UIN), Jakarta, Indonesia. October 22, 2008. • Speaker in 6th International Islamic Finance Conference on Innovation In Islamic Finance: A Fast Track To Global Acceptance. Monash University Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia. October 13-14, 2008. • Speaker in International Conference on Quantitative Methods Used In Economics and Business. University of Malahayati, Bandar Lampung, Indonesia, October 15-17, 2008.
• Speaker in 2nd National Seminar on Islamic Financial System. Institute Technology of Bandung (ITB) Bandung, Indonesia. September 6, 2008. Http://sbm.itb.ac.id/syariah • Joint Paper in International Muamalah Seminar (IMS) on Unlocking Islamic Banking and Finance in Indonesia. Gran Melia Hotel, Jakarta, Indonesia. August 27-28, 2008. • Speaker in International Forum in Islamic Economics, International Workshop on “Exploring Islamic Economic Theory”. Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Islamic University of Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia, August 2008. ASSIGNMENTS AND COURSES • Forex, Money Market And Corporate Trading By Dow Jones, Jakarta, 1997 • Indonesia Government Securities Trading By Surabaya Stock Exchange, • Jakarta, 1998 • Risk Management System: By Storm Technology, Jakarta, 1999 • Government Bank: Time Deposit And Lending Rate By BNI, Jakarta, 2000 • Technical Analysis: Fundamental and Advanced Analysis, Jakarta, 2001 • Treasury Trading Room System: By Telerate, Jakarta, 2002 • Central Bank: SBI And Tbills For Monetary Management By Bank Indonesia, • Jakarta, 2003 • Corporate Finance: Financial Report Analysis By Moneyline, Jakarta, 2004 • Financial Instruments: Regional Economic Indicator Performance By S&P, • Jakarta, 2005 • Fixed Income: Yield Book Calculator By Salomon Smith Barney, Jakarta, • 2005 • Two Days Training In System Dynamics • Learning Laboratory, Post Graduate, University Of Indonesia, Jakarta, 2007
COMPUTER/IT LITERACY • Office Computer Skills: Microsoft Office, Presentation, Antivirus, Burn, Internet, Multimedia, System, Zip, Utilities Tools, and Hardware and Peripherals Upgrading and Repairing. • Internet Skills: Mozilla 1.5, Netscape Navigator 7.0, Internet Explorer 7.0, Mailing List, Homepage, HTTP, FTP, HTML, Intranet, Modem, Web Site, Web Server, Web Hosting, Linux, Open Source. • Network Skills: ADSL, TCP/IP, LAN/WAN, ISDN, DOV Line, Router, Hub. • Financial Program Software Skills: DowJones Workstation, STORM Risk • Management System, Telerate Workstation, Bridge Workstation, Bridge Station, Active1, ActiveX, BDDE Link, , Telerate Channel, Bridge Channel, Webstation, Trading Room System: DJTRS, TTRS, BTRS, MTRS, Bridge Feed 4.0, JEX Server System, Solitaire System, Merlin System, JTOP System, Bridge Collector System, Contribution System, Yield Book Calculator, Teletrac, Metastock, Tradestation. Community Development 1. Preacher at some Mosques, Jakarta, since 2005 2. Preacher at some Religion Communities, Jakarta, since 2005 3. Preacher at some Islamic Days and Wedding Parties, since 2005
Teori Obligasi Syariah Dengan Nilai Ibadah Nur Hikmah Maulidina
Abstraks Obligasi merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuriti. “Penerbit” obligasi adalah merupakan si peminjam atau debitur, sedangkan “pemegang” obligasi adalah merupakan pemberi pinjaman atau kreditur dan “kupon” obligasi adalah bunga pinjaman yang harus di bayar oleh debitur kepada kreditur Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Pada prinsipnya obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrument investasi yang di terbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah yang melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah (sewa), mudarabah (bagi-hasil), musyarakah atau yang lain Ibadah atau pray disini dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya pada kondisi tersebut Katakunci : Obligasi, Obligasi Syariah dan Ibadah
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi
1
1.1 Latar Belakang Obligasi merupakan instrumen investasi yang memberikan hasil investasi tetap berupa bunga atau yang lebih dikenal dengan nama Kupon pada instrumen investasi ini. Kupon adalah bunga yang didapat pada obligasi dan besarnya sudah ditetapkan sejak awal, serta tidak dapat diubah hingga jatuh tempo. Walaupun pada saat tertentu nilai obligasi tersebut mengalami penurunan atau kenaikan, besarnya bunga atau kupon yang sudah dijanjikan di awal tidak akan berubah hingga saat jatuh tempo obligasi terakhir. Obligasi dikeluarkan dengan tujuan agar perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut mendapatkan sejumlah dana untuk mengembangkan bisnisnya dengan menerbitkan dan menjual surat berharga tersebut dan memberikan janji berupa bunga (kupon) yang tetap sebagai kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan hingga jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, perusahaan membeli kembali surat berharga tersebut sesuai dengan nilainya. Oleh karena itu obligasi juga dikenal dengan surat hutang. Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumeninstrumen yang mempunyai komponen bunga (interest-bearing instruments) ini keluar dari daftar investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah.. Sebagaimana Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/ DSN-MUI/ IX/ 2002, “obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ margin/ fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”.
1.2 Maksud Dan Tujuan a. Mengetahui informasi tentang obligasi konvensional dan obligasi syariah b. Membandingkan antara obligasi konvensional dan obligasi syariah c. Mengeatahui pemahaman teori islam kaffah dengan memasukkan unsur ibadah dalam obligasi syariah
2.1 Pengertian Dan Karakteristik Obligasi Pemegang obligasi memiliki suatu kepastian mengenai kapan dan berapa lama investasinya akan kembali. Karena sifat obligasi yang menawarkan kepada para investor hasil yang tetap dari investasinya sesuai yang diperjanjikan, membuat resiko memiliki sebuah obligasi itu lebih kecil dibandingkan saham. Obligasi pada umumnya adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada investor dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu serta membayar nilai nominalnya pada saat jatuh tempo. Para investor akan mendapatkan return dalam bentuk tingkat suku bunga tertentu, yang besarnya sangat bervariasi dan sangat tergantung pada bisnis penerbitnya. Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap diatas 10 tahun. Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun disebut “Surat Utang” dan utang dibawah 1 tahun disebut “Surat Perbendaharaan”. Di Indonesia, Surat Utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Utang Negara (SUN) dan utang dibawah 1 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Sebagai surat utang, penerbitan obligasi melibatkan perjanjian kontrak yang mengikat antara pihak penerbit dengan pihak pembeli pinjaman/investor. Kontrak perjanjian yang mengikat antara penerbit dengan pihak pemberi pinjaman sebagai investor minimal harus berisi empat hal, sebagai berikut : a. b. c. d.
Besarnya tingkat kupon serta periode pembayarannya Jangka waktu jatuh tempo Besarnya nominal Jenis obligasii
Karakteristik Obligasi Berikut beberapa karakteristik obligasi sebagai instrumen utang jangka panjang, yaitu a) Surat berharga yang mempunyi kekuatan hukum b) Nilai Obligasi (jumlah dana yang dipinjam) c) Jangka Waktu Obligasi Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
3
d) Tingkat Suku Bunga e) Jadwal Pembayaran f) Tahap Membeli Obligasi g) Membuka Rekening h) Pahami Produk obligasi i) Lakukan Analisis j) Memberikan Amanat Beli k) Siapkan Dana l) Penyelesaian Pembayaran Obligasi
2.2 Pengertian Obligasi Syariah Pada awalnya penggunaan istilah “obligasi syariah” sendiri dianggap kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga tidak dimungkinkan untuk disyariahkan. Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/ DSNMUI/ IX/ 2002, “ obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ margin/ fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini lazim dinamakan muqaradhah bond, dimana muqaradhah merupakan nama lain dari mudharabah. Dalam bentuknya yang sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emiten sebagai pengelola atau mudharib dan dibeli oleh investor atau shahib mal.
2.3 Proses Penerbitan Obligasi Syariah Penerbitan obligasi syariah pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan obligasi konvensional, untuk lebih jelas lihat gambar:
DOKUMEN EMITEN
PENAWARAN UNDERWRITER
INVESTOR DANA
DANA
BAGI HASIL DAN PEMBAYARAN POKOK
(Gambar I) Langkah – langkah umum untuk penerbitan obligasi syariah yaitu : 1. Emiten menyerahkan dokumen yang di perlukan untuk penerbitan obligasi syariah kepada underwriter (wakil dari emiten). 2. Underwriter melakukan penawaran kepada investor. 3. Bila investor tertarik, maka akan menyerahkan dananya kepada emiten melalui underwriter. 4. Emiten akan membayarkan bagi hasil dan pembayaran pokok kepada investor. Selain proses di atas, sebelumnya harus di lakukan pula opini syariahnya, yang di lakukan oleh DSN dengan tahapan yaitu :
MUI UNDERWRITER
Poposal/ surat pemberitahuan
PRESENTASI BADAN PELAKSAN HARIAN DSN
RAPAT TIM AHLI
OPINI SYARIAH
(Gambar 2) Proses Fatwa / Opini Syariah Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
5
Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat di jelaskan proses dari opini syariah: 1. Emiten melalui underwriter menyerahkan proposal atau surat pemberitahuan penerbitn obligasi syariah kepada Majelis Ulama Indonesia. 2. Presentasi proposal di lakukan di badan pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional. 3. Dewan Syariah Nasional mengadakan rapat dengan tim ahli Dewan Pengawas Syariah (DPS), hasil rapat akan menyatakan opini syariah terkait proposal yang diajukan. Di Indonesia terdapat 2 skema obligasi syariah, yaitu: 1. Obligasi Mudarabah Obligasi syariah mudarabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan akad mudarabah dengan memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudarabah. Obligasi mudarabah emiten bertindak sebagai mudarib (pengelola modal), sedangkan pemegang obligasi syariah mudarabah bertindak sebagai sahibul maal (pemodal). Skema obligasi mudarabah adalah sebagai berikut: Modal
Keterampilan
Investor/ pemodal / shahibul al- maal
Emiten/ perusahaan/ mudharib KEGIATAN USAHA
Nisbah
Nisbah BAGI HASIL PENDAPATAN
Pengembalian Modal Pokok MODAL (Gambar 3)
Skema Obligasi Syariah Mudarabah
2. Obligasi Syariah Ijarah Obligasi ini merupakan suatu sertifikat yang memuat nama pemiliknya (investor) dan melambangkan kepemilikan terhadap asset yang bertujuan untuk disewakan, atau kepemilikan manfaat dan atau kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli dengan harapan mendapatkan keutungan dari hasil sewa yang berhasil direalisasikan berdasarkan transaksi ijarah. Suatu kontrak sewa menyewa akan memberikan return yang lebih besar jika terjadi dalam jangkawaktu yang panjang.
2.4 KENDALA PENGEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH Kendala dalam pengembangan obligasi syariah diantaranya sebagai berikut: a. Belum banyak masyarakat paham tentang keberadaan obligasi syariah, apalagi sistem yang digunakannya. b. Masyarakat dalam menyimpan dananya cenderung di dasarkan atas pertimbangan pragmatis. c. Di usia yang masih relatif muda dan sistem yang berbeda, obligasi syariah dikondisikan untuk menghadapi masyarakat yang kurang percaya akan keberadaan sistem yang belum ia kenal. 2.6 STRATEGI PENGEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH Usaha yang perlu di lakukan untuk menjawab kendala-kendala obligasi syariah adalah sebagai berikut: a. Langkah-langkah sosialisasi dilakukan untuk membangun pemahaman akan keberadaan obligasi syariah di tengah-tengah masyarakat. b. Usaha untuk menarik pasar emosional secara statistik relatif lebih sedikit dari pada pasar rasional. c. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, usaha untuk meningkatkan profesionalitas, kualitas, kapabilitas dan efisiensi untuk selalu dilakukan oleh obligasi syariah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
7
ANALISIS
Dalam bab ini, kita akan coba membahas dan menganalisis tentang pemahaman teori islam kaffah dengan memasukkan unsur ibadah dalam obligasi syariah. Teory Islam Kaffah atau Kaffah Thinking mempunyai makna yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Al-Imran ayat 19 : The Din Beside Allah Is Islam. Teory Kaffah thinking ini bisa digambarkan sebagai berikut : God
Human Pray
Teory Kaffah bisa dijelaskan juga dalam bentuk Sinlammim Method, yaitu sebagai berikut : Sinlammim : سلم
word root
Islam
Sinlamim : On Right Hand Sin : Human / Result Lam : God / Source Mim : Pray / Feed Back
Dalam hal ini, jika Sinlammim method di masukkan ke dalam konsep obligasi syariah, yaitu sebagai berikut : a. God diibaratkan sebagai SBI = Sertifikat Bank Indonesia INF = Inflasi DPK = Dana Pihak Ketiga NAB = Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan KURS = Kurs US Dollar RBOND = return indeks obligasi syariah b. Human di ibaratkan sebagai obligasi syariah
c. Pray dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat SBI, INF, DPK, NAB, dll, pada kondisi tersebut. PERBEDAAN OBLIGASI SYARIAH DENGAN KONVENSIONAL Obligasi Syariah Dengan Obligasi Konvensional Keterangan
Obligasi Syariah
Obligasi Konvensional
Harga Penawaran
100%
100%
Jatuh Tempo
5 tahun
Pokok Obligasi saat jatuh tempo
100%
100%
Pendapatan
Bagi hasil
Bunga
Return
15,5 – 16% indikatif
15.5 – 16% tetap
Rating
AA+
AA+
Teori Islam Kaffah
Memasukkan nilai ibadah
Belum memasukkan nilai ibadah
4.1 Kesimpulan Obligasi adalah istilah keuangan yang merupakan pernyataan utang yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun swasta. Obligasi ini digunakan untuk pembiayaan investasi jangka panjang dengan sumber dana dari luar perusahaan. Kepada pemegang obligasi yaitu pemberi pinjaman atau kreditur diberikan kupon obligasi berupa bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur secara berkala sampai jatuh tempo. Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Pada prinsipnya obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrument investasi yang di terbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah yang melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah (sewa), mudarabah (bagi-hasil), musyarakah atau yang lain. Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
9
4.2 Saran Sebaiknya pemerintah ikut turut mengontrol dan mengawasi dalam pelaksanaan Obligasi Syariah,dan teori obligasi syariah sebaiknya dimasukkan pemahaman teori islam kaffah dapat dengan unsur ibadah, penggambarannya yaitu God diibaratkan sebagai SBI, INF, DPK, NAB. Human di ibaratkan sebagai obligasi syariah. Dan pray dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat SBI, INF, DPK, NAB, dll, pada kondisi tersebut. Sehingga, dalam pelaksanaannya obligasi syariah mempunyai genuine yang penting dan berbeda dengan sebelumnya.
Harta dalam Perspektif Ekonomi Islam Endang nurjaya
Abstrak Harta yang dimiliki sebaiknya digunakan dengan sebaik-baiknya, terutama untuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Zakat, sedekah, wakaf dan lain sebagainya yang kita berikan untuk orang-orang yang membutuhkannya, karena sebagian dari harta kita ada harta milik orang lain yang harus dikeluarkan. Kata Kunci : Ibadah, kepemilikan harta, pembagian harta, saling tolong menolong.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
11
Latar Belakang Harta seharusnya dijadikan untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk keluarga, diri sendiri dan yang paling penting adalah untuk ibadah atau untuk saudara kita yang membutuhkan. Karena harta yang kita miliki merupakan rezeki dari Allah SWT dan sebagian dari harta tersebut ada harta milik saudara kita. Maka dari sudut pandang islam harta yang kita miliki sebaiknya dimanfaat dengan sebaik-baiknya yang sesuai dengan syariat islam. Tujuan Dengan adanya pendistribusian harta yang adil, maka akan terciptanya kesejahteraan yang merata dan tingkat kualitas hidup yang lebih baik maka akan terciptanya keamanan. Landasan Teori Al-Qur'an bagi kaum Muslimin diyakini bukan hanya kitab suci 'ansich' yang bersifat pasif, tapi merupakan wahyu Allah kepada ummat manusia lewat perantaraan Nabi Muhammad saw dan utusan 'ruh suci' Jibril yang berisi kebenaran-kebenaran absolut dari Rabb al-Alamin Azza wa Jalla.1 Dengan demikian al-Qur'an dijadikan sebagai pedoman hidup bagi ummat Islam dalam melakukan ibadah, muamalah dan pembinaan akhlaq. Aspek yang menarik untuk dikaji lebih mendalam ialah bagaimana nilainilai Islami (syari'ah) dilaksanakan dalam berbagai sendi kehidupan, salah satunya ialah mengenai pembelanjaan harta. Pengertian harta (maal) dalam bahasa Arab ialah apa saja yang dimiliki manusia. Kata maal itu sendiri berakar dari kata dan frase: مول، ملت ، تو تت ّوت، تو sebagaimana Rasulullah bersabda dalam sebuah Hadits:" Sebaik-baik maal ialah yang berada pada orang yang saleh." (Bukhari dan Muslim) Pengertian harta secara Istilah Hanafiyah: Semua yang mungkin dimiliki, disimpan dan dimanfaatkan. sesuatu yang digandrungi oleh tabiat manusia dan mungkin disimpan untuk digunakan saat dibutuhkan. Dua unsur menurut madzhab: 1. Dimiliki dan disimpan 2. Biasa dimanfaatkan.
Jumhur Fuqaha: Setiap yang berharga yang harus diganti apabila rusak. Hambali: apa-apa yang memiliki manfaat yang mubah untuk suatu keperluan dan atau untuk kondisi darurat. Imam Syafii: barang-barang yang mempunyai nilai untuk dijual dan nilai harta itu akan terus ada kecuali kalau semua orang telah meninggalkannya (tidak berguna lagi bagi manusia). Ibnu Abidin: segala yang disukai nafsu atau jiwa dan bisa disimpan sampai waktu ia dibutuhkan. As Suyuti dinukil dari Imam Syafii: tidak ada yang bisa disebut mal (harta) kecuali apa-apa yang memiliki nilai penjualan dan diberi sanksi bagi orang yang merusaknya. Harta (nilai harta). Islam memandang harta dengan acuan akidah yang disarankan AlQur‟an, yakni dipertimbangkannya kesejahteraan manusia, alam, masyarakat dan hak milik. Pandangan demikian, bermula dari landasan iman dan ibadah kepada Allah, bahwa Dia-lah pengatur segala hal dan kuasa atas segalanya. Manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya karena hikmah Ilahiah. Hubungan manusia dengan lingkungannya diikat oleh berbagai kewajiban, sekaligus manusia juga mendapatkan berbagai hak secara adil dan seimbang. Analisis Metode yang dilakukan adalah metode analisis isi (content analysis)2, yaitu analisis terhadap makna yang terkandung dalam suatu ayat dengan melalui pendekatan sosiologis untuk mengetahui pendistribusian harta. Prinsip dalam Distribusi Harta Prinsip utama yang menentukan dalam distribusi harta ialah keadilan dan kasih sayang. Tujuan pendistribusian meliputi: Pertama, agar kekayaan tidak menumpuk pada sebagian kecil masyartakat, tetapi selalu beredar dalam masyarakat. Kedua, berbagai faktor produksi yang perlu mempunyai pembagian yang adil dalam kemakmuran negara.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
13
Pembersihan jiwa dalam dataran doktrin diimbangi dengan pertimbangan keadilan untuk mewujudkan suatu sistem kehidupan yang sejahtera. Islam menghendaki kesamaan di kalangan manusia di dalam perjuangannya untuk mendapatkan harta tanpa memandang perbedaan kelas, kepercayaan atau warna kulit.3 Tujuan utama Islam ialah memberikan peluang yang sama kepada semua orang dalam perjuangan ekonomi tanpa membedakan status sosialnya, di samping itu Islam tidak membenarkan perbedaan kehidupan lahiriah yang melampaui batas dan berusaha mempertahankannya dalam batasan-batasan yang wajar dan seksama. Dalam rangka mengontrol pertumbuhhan dan penimbunan harta kekayaan, Islam mencegah terjadinya penimbunan dan menolong setiap orang untuk membelanjakannya demi kebaikan masyarakat.4 Kalau harta seluruhnya adalah milik Allah, maka tangan manusia hanyalah tangan suruhan untuk jadi khalifah. Maksudnya manusia adalah khalifah-khalifah Allah dalam mempergunakan dan mengatur harta itu. Ada tiga asas pokok tentang harta dalam ekonomi Islam, yaitu: 1. Allah Maha Pencipta, bahwa kita yakin semua yang ada di bumi dan di langit adalah ciptaan Allah. 2. Semua harta adalah milik Allah. Kita sebagai manusia hanya memperoleh titipan dan hak pakai saja. Semuanya nanti akan kita tinggalkan, kita kembali ke kampung akhirat. 3. Iman kepada hari Akhir. Hari Akhir adalah hari perhitungan, hari pembalasan terhadap dosa dan pahala yang kita perbuat selama mengurus harta di dunia ini. Kita akan ditanya darimana harta diperoleh dan untuk apa ia digunakan, semua harus dipertanggungjawabkan. Pengelolaan harta dalam Islam Ada 3 poin penting dalam pengelolaan harta kekayaan dalam Islam (sesuai Al-Qur‟an dan Hadits); yaitu: 1. Larangan mencampur-adukkan yang halal dan batil. Hal ini sesuai dengan Q.S. Al-Fajr (89): 19; ”Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil)”
2. Larangan mencintai harta secara berlebihan Hal ini sesuai dengan Q.S. Al-Fajr (89): 20; ”Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan” 3. ”Setiap muslim terhadap muslim lainnya haram darahnya, hartanya dan kehormatannya” (hadits Muslim) Memproduksi barang-barang yang baik dan memiliki harta adalah hak sah menurut Islam. Namun pemilikan harta itu bukanlah tujuan tetapu sarana untuk menikmati karunia Allah dan wasilah untuk mewujudkan kemaslahatan umum. Dalam Al-Quran surat Al-Hadiid (57):7 disebutkan tentang alokasi harta. ”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu ‟menguasainya‟. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu akan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” Yang dimaksud dengan menguasai disini ialah penguasaan yang bukan secara mutlak. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hak milik pada hakikatnya adalah milik Allah. Manusia menafkahkan hartanya itu haruslah menurut hukum-hukum yang telah disyariatkan Allah. Karena itu tidak boleh kikir dan boros. Belanja dan konsumsi adalah tindakan yang mendorong masyarakat berproduksi sehingga terpenuhinya segala kebutuhan hidupnya. Jika tidak ada manusia yang bersedia menjadi konsumen, dan jika daya beli masyarakat berkurang karena sifat kikir melampaui batas, maka cepat atau lambat roda produksi niscaya akan terhenti, selanjutnya perkembangan bangsa akan terhambat. Islam mewajibkan setiap orang membelanjakan harta miliknya untuk memenuhi kebutuhan diri pribadi dan keluarganya serta menafkahkan di jalan Allah atau untuk beribadah. Dengan kata lain Islam memerangi kekikiran dan kebakhilan. Larangan kedua dalam masalah harta adalah tidak berbuat mubadzir kepada harta karena Islam mengajarkan bersifat sederhana. Harta yang mereka gunakan akan dipertanggungjawabkan di hari perhitungan. Sebagaimana seorang muslim dilarang memperoleh harta dengan cara haram, maka dalam membelanjakannya pun dilarang dengan cara yang Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
15
haram. Ia tidak dibenarkan membelanjakan uang di jalan halal dengan melebihi batas kewajaran karena sikap boros bertentangan dengan paham istikhlaf harta majikannya (Allah). Norma istikhlaf adalah norma yang menyatakan bahwa apa yang dimiliki manusia hanya titipan Allah. Adanya norma istikhlaf ini makin mengukuhkan norma ketuhanan dalam ekonomi Islam. Dasar pemikiran istikhlaf adalah bahwa Allah-lah Yang Maha Pemilik seluruh apa dan siapa yang ada di dunia ini: langit, bumi, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, batuan, dans ebagainya, baik benda hidup ataupun mati, yang berpikir ataupun tidak bepikir, manusia atau nonmanusia, benda yang terlihat ataupun tidak terlihat Islam membenarkan pengikutnya menikmati kebaikan dunia. Prinsip ini bertolak belakang dengan sistem kerahiban Kristen, Manuisme Parsi, Sufisme Brahma, dan sistem lain yang memandang dunia secara sinis. Sikap mubadzir akan menghilangkan kemaslahatan harta, baik kemaslahatan pribadi dan orang lain. Lain halnya jika harta tersebut dinafkahkan untuk kebaikan dan untuk memperoleh pahala, dengan tidak mengabaikan tanggungan yang lebih penting. Sikap mubadzir ini akan timbul jika kita merasa mempunyai harta berlebihan sehingga sering membelanjakan harta tidak untuk kepentingan yang hakiki, tetapi hanya menuruti hawa nafsunya belaka. Allah sangat keras mengancam orang yang berbuat mubadzir dengan ancaman sebagai temannya setan. Muhammad bin Ahmad As-Shalih mengemukakan jika Islam telah melarang berlaku boros, maka Islam juga telah menetapkan balasan bagi orang yang menghamburkan harta kekayaan, yaitu mencegahnya dari membelanjakan harta tersebut. Inilah yang disebut hajr. Menurut para fuqaha, hajr adalah mencegah seseorang dari bertindak secara utuh oleh sebab-sebab tertentu. Di antara sebab-sebab itu adalah kecilnya usia sehingga harta itu tidak musnah karena kecurangan, tipu muslihat, dan tindakan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ada beberapa ketentuan hak milik pribadi untuk sumber daya ekonomi dalam Islam: 1. harta kekayaan harus dimanfaatkan untuk kegiatan produktif (melarang penimbunan dan monopoli); 2. pembayaran zakat serta pendistribusian (produktif/konsumtif)
3. penggunaan yang berfaidah (untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan material-spiritual) 4. penggunaan yang tidak merugikan secara pribadi maupun secara kemasyarakatan dalam aktivitas ekonomi maupun non ekonomi 5.
kepemilikan yang sah sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah dalam aktifitas transaksi ekonomi.
Kesimpulan Harta adalah semua yang mungkin dimiliki, disimpan dan dimanfaatkan. Islam memandang harta dengan acuan akidah yang disarankan Al-Qur‟an, yakni dipertimbangkannya kesejahteraan manusia, alam, masyarakat dan hak milik. Pandangan demikian, bermula dari landasan iman dan ibadah kepada Allah, bahwa Dia-lah pengatur segala hal dan kuasa atas segalanya. Manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya karena hikmah Ilahiah. Hubungan manusia dengan lingkungannya diikat oleh berbagai kewajiban, sekaligus manusia juga mendapatkan berbagai hak secara adil dan seimbang.
Menggunakan harta dengan jalan yang benar dan sesuai dengan unsur ibadah, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
17
INVESTASI KONVENSIONAL DINI YULIANSAYAH
PENDAHULUAN Investasi merupakan sebuah cara alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai aset di masa depan, dengan melakukan investasi, menurunnya purchasing power akibat inflasi dapat di ofsett oleh return yang di dapatkan dari investasi. investasi sendiri dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu : 1.
Investasi pada real asset
2.
Investasi pada financial asset
Investasi pada real asset dapat dilakukan dengan membeli peralatan, pendirian pabrik, perbaikan mesin produksi, dll. Sedangkan investasi pada financial asset (instrumen keuangan) dapat dilakukan pada pasar uang (berupa sertifikat deposito, commercial papper, dll) maupun pasar modal (berupa saham, obligasi, dll). Investor pada umumnya merupakan pihak yang sangat tidak menyukai resiko tetapi menginginkan return yang maksimal, untuk itulah dewasa ini, investasi di sektor financial menjadi primadona di kalangan investor, karena menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di sektor real asset maupun di pasar uang. Pada tahun 1992-1998 nilai emisi dan nilai kapitalisasi di pasar modal tumbuh rata-rata 44,9%, dan 61,31% per tahun. Padahal pada periode yang sama dana masyarakat, aktiva dan kredit perbankan hanya tumbuh
masing-masing sebesar 24,76%, 23,12%, dan 22,37% (Achsien, 2003 dalam Yuliastuti 2007). Meskipun investasi di pasar modal menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi, namun kita perlu ingat bahwa semakin besar return, maka tingkat resiko-nya akan semakin besar pula. Untuk itulah sebagai seorang investor yang rasional, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana investasi dapat menghasilkan return optimal pada tingkat resiko yang minimal. Dalam memaksimalkan return dan meminimalkan resiko, investor dapat melakukan diversifikasi, diversifikasi dapat diwujudkan dengan cara mengkombinasikan berbagai pilihan saham dalam investasinya (membentuk portofolio saham optimal). Melalui portofolio ini investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu. Menurut Tandelilin (2000:9) ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Semua investor tentunya mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyertaan modalnya ke perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak investor harus melakukan suatu analisis terhadap saham-saham yang akan dibeli. Hasil analisis dapat digunakan untuk pembentukan portofolio investasi. Analisis terhadap saham harus dilakukan dengan teliti, terutama mengenai tingkat return dan risk. Dengan adanya analisis, diharapkan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat akan dapat memberikan hasil yang optimal. PERMASALAHAN Kegagalan para investor dalam membentuk portofolio yang optimal pada umumnya disebabkan karena investor mendapatkan informasi yang terlalu banyak (overload informasi), sehingga investor tidak bisa mengambil informasi yang paling relevan dan paling dibutuhkan dalam membuat portofolio set dan menganalisis prospek jangka panjangnya. Konsep diversivikasi sebenarnya merupakan sebuah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, diversifikasi memberikan sebuah informasi yang paling relevan yang bisa digunakan untuk mengukur ketidakpastian resiko investasi dengan menggunakan varian dari return. Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
19
Hasil pengukuran varian dari tersebut nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk menganalisa saham-saham yang dapat dipilih untuk membentuk rangkaian portofolio yang bisa memberikan return yang optimal. Permasalahan yang timbul sekarang adalah bagaimana model- model optimasi portofolio maksimal seperti, Markowitz, Single Index Model, dan CAPM dapat menghasilkan suatu formula yang benar-benar mungkin dilakukan investor dalam memperhitungkan pembentukan portofolio yang maksimal? Beberapa penelitian telah banyak dilakukan untuk melihat apakah model Markowitz dapat digunakan dengan mudah untuk membentuk portofolio yang eficient? apakah Single Index Model dapat memberikan jaminan untuk memperkirakan beta di masa yang akan datang dengan baik? dan apakah CAPM cukup valid dalam menentukan return di masa yang akan datang? PEMBAHASAN Investasi pada dasarnya merupakan sebuah usaha menempatkan dana saat ini pada sektor tertentu untuk menghasilkan manfaat finansial di masa yang akan datang. Pada saat melakukan investasi, investor harus memperhatikan tingkat return yang akan didapatkan, return terdiri dari dua komponen, meliputi : 1. Capital gain (loss), merupakan keuntungan (kerugian) yang didapatkan oleh investor atas selisih harga beli dengan harga jual di pasar sekunder. 2. Yield, merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, baik berupa bunga maupun deviden. Menghitung rata-rata (mean) hasil pengembalian (expected return) dapat dilakukan dengan rumus : dimana E = hasil pengembalian rata-rata, Pt = probabilitas dari etiap tingkat hasil pengembalian Rt = tingkat hasil pengembalian Menghitung rata-rata (mean) hasil pengembalian (expected return) portofoli dilakukan dengan rumus : dimana E = hasil pengembalian rata-rata,
We = prosentase jumlah yang diinvestasikan Rs = tingkat hasil pengembalian dari saham „S‟ Rc = tingkat hasil pengembalian dari saham „c‟ Meskipun tingkat return merupakan komponen yang sangat menentukan dalam pemilihan investasi, namun kita juga harus ingat bahwa semakin tinggi tingkat return yang dijanjikan, maka tingkat resiko yang dihadapi pun akan semakin tinggi, oleh karena itulah disamping memperhitungkan return, kita juga harus memperhatikan hubungan antara return dengan resiko dalam menentukan pilihan investasi. Seperti yang kita ketahui, resiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return), bila penyimpangan semakin besar, maka semakin besar pula tingkat resikonya. Resiko sendiri terdiri dari resiko sistematis dan resiko tidak sistematis, resiko sistematis merupakan resiko yang dialami oleh semua investasi tanpa terkecuali, resiko ini dinamakan juga resiko pasar, sedangkan resiko tidak sistematis merupakan resiko yang hanya dialami oleh jenis investasi tertentu yang bisa disebabkan oleh faktor manajemen, ciri khusus industri, dsb (Francis, 1988 dalam Yuliastuti 2007). Risiko tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikelola agar risiko tersebut dapat diminimalisasi (risiko terkontrol). Resiko dapat dihitung dengan menggunakan rumus sbb: Rumus deviasi standar (standar penyimpangan) : Menghitung deviasi standar (standar penyimpangan) dengan rumus : a dan b dapat dicari melalui : MODEL MARKOWIT Melalui konsep diversifikasi (dengan pembentukan portofolio saham yang optimal), investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu. Di tahun 1952, Markowitz mengembangkan suatu bentuk diversifikasi yang efisien. Ukuran yang dipakai dalam portofolio Markowitz adalah koefisien korelasi. Koefisien korelasi positip menunjukkan bahwa kedua asset bergerak searah, sedang koefisien korelasi negatip menunjukkan bahwa kedua asset bergerak Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
21
berlawanan. Menurut Markowitz, portofolio yang maksimal adalah dengan mengkombinasikan beberapa aset yang koefisien korelasi-nya kurang dari positif, disamping itu, apabila ada dua surat berharga yang return-nya sama tetapi resikonya berbeda, maka dipilih yang risiko rendah. (Agus, 2005). Kumpulan portofolio efisien Markowitz terletak pada garis batas (efficient frontier) serangkaian portofolio yang memiliki pengembalian maksimal untuk tingkat pengembalian tertentu. Inti dari efficient frontier Markowitz adalah bagaimana mengalokasikan dana ke masing-masing saham dalam portofolio untuk mencari titik maksimal portofolio. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kita dapat mengimplementasikan Algoritma Genetika dalam model Efficient frontier Markowitz, jika dalam model Markowitz tradisional alokasi dilakukan dengan menggunakan Quadratic programming (aplikasi MS Excell), dimana resiko ditahan konstan kemudian algoritma bergerak untuk memperoleh return yang maksimal, atau sebaliknya return ditahan konstant kemudian algoritma meminimalkan resiko, maka dalam model Algoritma Genetika, pergerakan dapat dilakukan dengan berssamaan dalam memaksimalkan return dan meminimalkan resiko, dengan demikian, total jumlah alokasi akan selalu = 1, sehingga tidak akan terjadi solusi yang tidak mungkin dalam proses pengalokasian dana (Rostianingsih, Taufik N, 2005). Penggunaan Algoritma Genetika untuk pemilihan portofolio saham dalam model Markowitz dapat mengatasi kelemahan pengalokasian dana dalam pembentukan efficient set portofolio Model Markowitz telah terbukti membawa pemilihan portofolio yang efisien, yang terletak pada garis efisien (efficient frontier), yaitu portofolio yang merupakan porfolio pasar, tetapi dengan asumsi: (1) para investor adalah penghindar risiko yang memaksimalkan utility yang diharapkan; (2) investor memilih portofolio dengan dasar pertimbangan rata-rata varian dan return yang diharapkan; (3) semua investor melakukan periode pemegangan tunggal (single holding periode); disamping itu ada asumsi impilisit bahwa modal yang digunakan investor adalah modal sendiri, bukan dari pinjaman. (Agus, 2005). Dengan menggunakan model Markowitz, investor bisa memanfaatkan semua informasi yang tersedia sebagai dasar pembentukan portofolio yang maksimal. MODEL SINGLE INDEX
Single Index Model memberikan sebuah alternatif analisis varian yang lebih mudah jika dibandingkan dengan analisis model markowitz, lewat SIM, kita dapat menentukan efficient set portofolio dengan kalkulasi yang lebih mudah, karena SIM menyederhanakan jumlah dan jenis input (data), serta prosedur analisis untuk menentukan fortfolio yang optimal. SIM mengasumsikan bahwa korelasi return masing-masing sekuritas terjadi karena adanya respon sekuritas tersebut terhadap perubahan indeks tertentu (seperti IHSG). Penggunaan model indeks tunggal memerlukan penaksiran beta dari saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam porfolio, dalam menentukan beta, kita dapat menggunakan sebuah judgement, di samping itu kita bisa menggunakan beta historis untuk menghitung beta waktu lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta di masa yang akan datang. Beta historis memberikan informasi yang berguna tentang beta di masa yang akan datang karena itu seringkali para analis menggunakan beta historis sebelum merekamenggunakan judgement untuk memperkirakan beta. Rumus Estimating BetaRi = αi + βi Ŕm + ei (1.19) Persamaan ini merupakan persamaan regresi sederhana. Beta menunjukkan kemiringan (slope) garis regresi tersebut. Alpha menunjukkan intercept dengan sumbu Rij. Makin besar beta, makin curam kemiringan garis tersebut dan sebaliknya. Beberapa variabel akuntansi yang digunakan untuk memperkirakan beta, antara lain: a. Divident Payout (yaitu perbandingan antara dividen perlembar saham dengan laba perlembar saham) b. Pertumbuhan aktiva (yaitu perubahan aktiva pertahun) c. Leverage (yaitu rasio antara hutang dengan total aktiva) d. Likuiditas (yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar) e. Asset size (yaitu nilai kekayaan total) f. Variabilitas keuntungan (yaitu standar deviasi dari earning price ratio) Beta akunting (yaitu yang timbul dari regresi time series laba perusahaan terhadap rata-rata keuntungan semua (sampel) perusahaan. Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (yaitu bentuk kwadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bisa dijelaskan oleh Rm. Dengan menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko masing-masing saham yang diamati, dan tingkat return saham, maka kita dapat menentukan excess return to beta Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
23
(ERB) yang mencerminkan tingkat keuntungan yag sangat mungkin dapat dicapai. Untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat, kita tinggal membandingkan ERB dengan Cut off Rate untuk menhasilkan saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang minimal yang dapat mengeliminir risiko tidak sistematis. jika suatu jenis saham angka Excess Return to Beta (ERB)-nya lebih besar dari angka batas C (cut of rate) maka saham tersebut masuk sebagai kandidat portofolio. Penentuan proporsi dana yang diinvestasikan dapat dilakukan dengan cara membagi persentase tingkat return dengan total proporsi investasi. Rumus dasar SIM : Tujuan Akhir dari Single Index Model sama dengan analisis Markowitz, yaitu mencari garis portofolio yang efisien. Dengan demikian investor dapat menentukan jenis saham dan proporsi dana yang diperlukan dalam membentuk sebuah portofolio yang maksimal dengan analisis yang lebih mudah.
MODEL CAPM Di tahun 1965, Sharpe menyempurnakan model portofolio Markowitz ditambah dengan asumsi: (1) adanya tingkat bebas risiko; (3) investasi bisa dipecah-pecah dalam bentuk yang sekecil mungkin; (3) adanya kebebasan short sales (4) semua aktiva bisa diperjual belikan. Dengan demikian maka portofolio yang efisien suatu garis pasar modal (capital market line) yang intersepnya adalah tingkat bebas risiko (rf). Untuk mengambarkan trade-off antara risiko dan return untuk seluruh surat berharga, baik yang efisien maupun yang tidak, maka ukuran yang dipakai bukanlah varian, tetapi adalah risiko sistematisnya (β). Hubungan antara risiko sistematis dengan return tersebut apabila digambarkan dalam suatu model akan membentuk Capital Asset Pricing Model (CAPM) (Agus, 2005). Capital Asset Pricing Model merupakan suatu model keseimbangan yang bisa menggambarkan atau memprediksi realitas di pasar yang bersifat kompleks, sehinga dapat membantu kita melihat hubungan return dan resiko di dunia nyata yang terkadang sangat kompleks. Selain itu CAPM juga dapat dipergunakan untuk menentukan harga suatu aktiva modal (capital assets), dengan mengingat segala karakteristik aktiva tersebut. Yang dimaksud karakteristik aktiva tersebut adalah risikonya. Dengan model ini kita mencoba menentukan berapa harga yang seharusnya bersedia dibayar oleh
para investor terhadap Model CAPM : E(Ri)=Rf+[E(Rm)-Rf]βi
suatu
aktiva
modal.
Dimana, E(Ri) = return yang diharapkan dari surat berharga i(β)
= resiko sistematis
[E(Rm)-Rf]
= market risk premium
Dalam CAPM, β adalah ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam pasar saham. Bila β > 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar. β < 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indek pasar secara umum (general market index). Perubahan persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) dengan memasukan faktor β dinyatakan sebagai: Rs = Rf + βs (Rm Rf) Rs = Expected Return on a given risky security Rf = Risk-free rate Rm = Expected return on the stock market as a whole βs = Stock‟s beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentu CAPM bertahan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi (higher βs) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko lebih rendah (lower βs). Riset empiris mendukung argumen mengenai βs sebagai prediktor yang baik untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang (future stock prices) (Yohan Naftali, 2007). Berbagai pengujian CAPM dengan data empiris telah banyak dilakukan. Pada tahun 2005, Saputra dan Leng menggunakan sampel saham-saham di BEJ pada tahun 1999, untuk melihat pegaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap return saham-saham. Likuiditas diukur dengan bid-ask spread. Hasilnya menunjukkan bahwa baik likuiditas maupun risiko sistematis secara signifikan mempengaruhi return, tetapi diantara kedua faktor tersebut yang paling banyak berpengaruh adalah risiko sistematis (Agus, 2005) KESIMPULAN Alternatif investasi modal sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi pasar modal yang mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan harga saham yang terjual belikan. Rationalitas investor dapat diukur sejauhmana mereka dapat menentukan pilihannya untuk mendapatkan hasil Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
25
yang maksimum pada tingkat risiko tertentu. Para investor secara rasional akan mencari portofolio yang memberikan Return maksimal pada risiko minimal. Analisis portofolio dapat digunakan untuk menentukan return optimal pada.risiko yang minimal, salah satu metode analisis yang banyak digunakan adalah SIM, model ini merupakan bentuk penyederhanaan dari model portofolio maksimal Markowitz, analisis dilakukan dengan menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko dan tingkat return masingmasing saham yang diamati, dengan diketahuinya tingkat return saham dan koefisien beta, kita dapat menentukan exess returns to beta (ERB) yang. mencerminkan tingkat keuntungan yang sangat mungkin dapat dicapai. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat, diperoleh dengan membandingkan antara ERB dengan Cut off Rate untuk menghasilkan saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang minimal untuk mengeliminir risiko tidak sistematis. Dari analisis portfolio tersebut, kita dapat menentukan proporsi dana vang diinvestasikan, dengan cara membagi persentase tingkat return dengan total proporsi investasi. Disamping beberapa model analisis seperti Eficient Frontier Markowitz dan SIM, terdapat beberapa model keseimbangan seperti CAPM dan APT Model keseimbangan CAPM membantu menggambarkan hubungan resiko dan return secara lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variable (disebut juga variable beta) untuk menggambarkan resiko, sedangkan APT lebih kompleks disbanding CAPM karena menggunakan sekian banyak variable pengukur resiko (eduardus tandelilin, 2001) Model-model analisis dan model keseimbangan telah banyak digunakan untuk menentukan portfolio set yang optimal, dalam beberapa decade terakhir, model-model tersebut telah banyak dikembangkan untuk lebih memberi kemudahan bagi investor dalam membuat analisis. Beberapa Software aplikasi juga turut mendukung kemudahan analisis, sehingga beberapa kendala yang sering ditemui (kompleksitas, waktu perhitungan) oleh investor dapat di atasi. Setiap keeegiatran Investasi tentunya harus sesuai syariah yang berdasarkan Ibadah, agar terciptanya Ekonomi yang Islami sehingga terciptalah nilai Ibadah di dalamnya.
SEKELUMIT TENTANG INVESTASI DENGAN SEMANGAT IBADAH WIDHI WICAKSONO
A. Investasi Investasi banyak teori yang menjelaskan hal ini namun pada intinya adalah sebagai suatu TINDAKAN untuk mengembangkan nilai aset yang kita punya atau kita miliki. Mengapa disebut sebagai TINDAKAN? Karena investasi memang benarbenar memerlukan action dalam menjalankannya. Bila hanya angan,impian, wacana, omongan dan tidak disertai tindakan belumlh disebut sebagai investasi. Bila anda memiliki 1 gram emas dan berniat untuk dijual tahun depan dengan asumsi harga emas naik maka anda sudah melakukan investasi; lain halnya bila anda bercerita pada teman kuliah, teman kantor atau reken-rekan anda bahwa anda ingin membeli tanah dan membangun
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
27
rumah disana tahun depan tapi uangnya belum terkumpul maka apa yang anda lakukan belumlah dikatakan sebagai sebuah investasi karena belum ada action dari anda untuk mewujudkannya. Contoh lain sebuah investasi adalah Anda punya uang Rp 5 juta, lalu ingin mengembangkan dana tersebut menjadi Rp 10 juta dalam waktu satu tahun. Nah, usaha apa yang Anda lakukan untuk mengembangkan uang tersebut. Itulah yang dimaksud TINDAKAN BERINVESTASI.
Uang tersebut bisa Anda depositokan, ditabungan, dibelikan emas atau caracara lain. Berkaitan dengan tindakan dalam berinvestasi tentunya sebuah tindakan akan menimbulkan yang namanya akibat. Tentunya akibat dalam sebuah investasi terbagi menjadi 2: 1. Akibat positif disebut dengan hasil 2. Akibat negatif disebut dengan resiko Dalam berinvestasi kita harus memperhatikan beberapa hal sebelum memutuskan untuk berinvestasi diantarnya adalah: 1. 2. 3. 4.
Niatkan investasi untuk beribadah Tentukanlah tujuan anda investasi Kenali produk investasi yang ingin anda beli Sesuaikn dengan profil resiko
1. 1Niatkan untuk beribadah Sebagai umat muslim tentunya segala sesuatu yang kita lakukan sematamata dalam rangk berbadah pada Allah S.W.T karena sesungguihnya manusia diciptkan allah untuk beribadah. Dan tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk berbadah pada Allah S.W.T sudah selayaknya lah niatkan segala sesuatu untuk beribadah 2.1 Tentukan tujuan anda berinvestasi Apa bedanya investasi di tabungan dengan saham ? Apa bedanya berinvestasi dengan membeli tanah dengan membeli emas ?
Bila Anda melakukan investasi tanpa tujuan, pasti Anda akan sulit menjawabnya. Seorang klien berkata bahwa ia menabung di tabungan supaya uangnya tidak habis. Sebagian klien saya juga beralasan dia membeli tanah supaya investasinya ada bentuknya. Dan ada juga klien saya bercerita dia membeli emas supaya uangnya tidak turun nilainya dibanding inflasi. Secara umum sih benar. tapi sebaiknya sebuah investasi harus memiliki tujuan. Kenapa demikian ? karena tiap tujuan investasi akan mengakibatkan pemilihan alat investasi yang berbeda, hasil investasi yang diharapkan yang berbeda dan yang pasti risiko yang siap diterima juga berbeda. Untuk tujuan jangka pendek, fokuslah ke risiko dan likuiditas artinya untuk jangka pendek cari produk yang risikonya rendah dan likuiditasnya tinggi. Kenapa ? karena Anda membutuhkan dananya cepat. Jadi jangan sampai pada waktu dibutuhkan nilai uang Anda turun. Untuk jangka panjang ? bolehlah memilih produk yang berisiko dan likuiditas rendah tapi tentu dengan imbal hasil yang tinggi. Karena Anda membutuhkan dananya masih agak lama jadi pengendalian risikonya bisa lebih mudah dijaga. 3.1 Kenali Produk Investasinya Berhubungan dengan tujuan di atas,dalam berinvestasi Anda sebaiknya mengenal produk pilihan Anda. Suatu produk investasi memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan produk lainnya. Produk jangka panjang memiliki kelebihan di hasil yang tinggi sedangkan produk jangka pendek memiliki kelebihan di risiko yang rendah. Sesuaikan hal tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai. 4.1 Sesuaikan dengan profil risiko Apa tipe risiko pribadi Anda ? apakah senang berisiko atau tidak ? untuk Anda yang senang berisiko, mungkin tidak menjadi masalah memilih produk yang berisiko. Tapi untuk Anda yang tidak senang berisiko, cari produk yang tidak berisiko pula. Mungkin beberapa orang senang berinvestasi di saham untuk investasi jangka panjangnya karena memberikan imbal hasil yang tinggi walaupun penuh ketidak pastian. Tapi sebagian lagi tidak. Mereka lebih senang berinvestasi jangka panjang di produk property seperti tanah atau bangunan karena merasa lebih pasti. Selain pribadi, ada lagi pertimbangan lain seperti misalnya usia dan status. Usia Anda sudah cukup tinggi, sebaiknya jangan berinvestasi di produk yang berisiko tinggi. Begitu pula sebaliknya. Kenapa ini penting ? karena biasanya investasi yang memberikan hasil tinggi adalah produk untuk tujuan jangka panjang. Jadi kalau usia Anda sudah tinggi, untuk apa berinvestasi untuk jangka panjang ? Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
29
Setelah anda memperhatikan hal-hal yang harus dicermati sebelum berinvestasi maka langkah selanjutnya adalah hal hal apa saja yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan sebuah invesrtasi. Diantaranya adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kebiasaan Tingkat pengetahuan Tawaran hasil Likuiditas Keamanan lalu ditambah niatan dalam rangka beribadah pada Allah S.W.T
1.1 Kebiasaaan Faktor ini menjadi penentu keputusan seseorang dalam memilih produk investasi. Itu yang menyebabkan kenapa deposito sampai saat ini masih digemari orang kendati bunganya terus turun. Orang sudah terbiasa menabung hanya di bank. Jarang yang kepikiran lewat cara lain, misalnya asuransi, emas atau saham. Sepanjang kebiasaan orang tidak bergeser, maka tabungan dan deposito tetap akan menjadi pilihan. 2.1 Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan seseorang terhadap sebuah produk investasi akan mempengaruhi keputusan mereka dalam berinvestasi. Strategi lembaga keuangan yang sering melakukan edukasi kepada masyarakat sangat mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap produk investasi. Jadi sepanjang ada edukasi atau promosi, maka tingkat pengetahuan seseorang terhadap sebuah produk investasi akan meningkat, sehingga kecenderungan mereka untuk lebih memilih produk tersebut juga semakin besar. Fakta yang terjadi sekarang, produk-produk yang masih paling banyak melakukan edukasi dan promosi adalah produk-produk perbankan, asuransi dan jasa manajemen investasi. Di masa depan promosi mereka tentu kian gencar. 3.1 Tawaran Hasil Tidak bisa dipungkiri, tawaran hasil yang diberikan oleh sebuah produk investasi mempengaruhi keputusan seseorang untuk memilih produk investasi. Sebagai contoh, kalau Anda dibilang bahwa ada produk investasi yang bisa memberikan hasil diatas bunga deposito, maka biasanya Anda akan mengernyitkan dahi dan mulai penasaran dan minta dijelaskan bukan? Yang terjadi sekarang produk-produk seperti saham, reksa dana dan unit link masih mendominasi tawaran produk-produk yang memberikan hasil tinggi walaupun investasi ini risikonya lebih tinggi. Ke depan, sepanjang ada produk yang bisa menawarkan hasil yang lebih tinggi, maka produk itu bisa jadi akan menjadi tren.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
31
4.1 Likuiditas Prinsipnya, ketika seseorang mulai berinvestasi, dia bisa melakukannya dengan dua cara. Pertama adalah dengan membeli sebuah produk investasi yang dia pegang sendiri (seperti emas atau properti). Produk tersebut bisa diharapkan jika dijual lagi harganya lebih tinggi. Cara kedua, dia bisa berinvestasi dengan "menitipkan" uangnya ke dalam sebuah lembaga (seperti bank, asuransi atau jasa manajemen investasi). Pada cara pertama, likuiditas atau kemudahan dalam menjual kembali produk investasi yang sudah Anda beli akan mempengaruhi keputusan seseorang dalam berinvestasi. Semakin mudah dijual, biasanya produk itu akan semakin disukai. Saat ini emas masih menjadi produk yang dianggap cukup mudah untuk dijual, selain saham dan reksa dana. 5.1 Keamanan Hal kelima yang menjadi faktor tren berinvestasi di masa mendatang adalah faktor keamanan. Semakin baik reputasi lembaga (bank, asuransi, jasa manajemen investasi), maka masyarakat makin mempercayai. Masyarakat pun akan merasa aman "menitipkan" uangnya ke lembaga-lembaga yang reputasinya tinggi. 6.1 Niatan Ibadah Sebagai umat muslim tentunya segala sesuatu yang kita lakukan sematamata dalam rangk berbadah pada Allah S.W.T karena sesungguihnya manusia diciptkan allah untuk beribadah. Dan tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk berbadah pada Allah S.W.T sudah selayaknya lah niatkan segala sesuatu untuk beribadah
Fakta yang terjadi sekarang adalah bahwa orang masih melihat bank sebagai tempat yang aman untuk berinvestasi. Untuk jasa asuransi, orang masih melihat bahwa perusahaan asuransi yang join dengan perusahaan asing memiliki kesan kuat di masyarakat bahwa lembaga tersebut adalah lembaga yang aman, sehingga pantas untuk didatangi sebagai tempat berinvestasi. Di masa depan, bila suatu lembaga bisa menunjukkan bahwa mereka adalah perusahaan yang kuat dan sehat, bukan tidak mungkin orang akan memutuskan untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
33
B.KONSEP SEDERHANA YANG DIJARKAN DALAM INVESTASI ISLAM
Inti dalam investasi syariah adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tidak mengandung unsur riba atau bunga Tidak mengandungf unsur maysir ( untung-untungan) Tidak mengandung unsur Gharar (Judi) Tidak haram baik Input,proses dan hasilnya Lebih baik menghindari yang mengandung unsur syuhat terakhir ada kejelasan atau underlying Asset
Demikianlah sekelumit informasi tentang investasi. Semoga bermanfaat. Kritik dan saran mohon disampaikan melalui redaksi.
PERKEMBANGAN SAHAM SYARIAH DI MALAYSIA Ahmad Fahrudin
ABSTRAK Tujuan analisis ini adalah untuk meninjau secara akademis teori-teori tentang pasar modal syariah dan saham syariah serta mengenai perkembangan saham syariah di dunia muslim dengan metode perbandingan dari perkembangan masing-masing negara di dunia muslim maupun non muslim yang menerapkan pasar modal yang berlandaskan syariah. Dari segi teori, para ekonom muslim terus mngkaji formulasi mengenai pasar modal yang sesuai dengan syariah sehingga dalam bertransaksi pada pasar modal, umat muslim mampu melakukan hal tersebut tanpa ada keraguan akan kehalalan dan kesahihan dalam bertransaksi bisnis sesuai dengan syariah Islam di pasar modal. Dari segi penerapan dan aplikasi pasar modal serta saham syariah, ternyata sudah ada beberapa Negara yang melakukan inovasi pada keuangan syariah dengan meluncurkan saham yang sesuai dengan syariat islam, di anataranya Amerika serikat yang dirintis oleh Amana Fund pada tahun 1986 dan meluncurkannya pada februari 1999 dengan nama Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI), Di Indonesia yang dirintis pada tahun 1997 dan diluncurkan saham syariah pada tahun 2000 dengan nama Jakarta Islamic Index (JII), di Malaysia sendiri saham syariah diluncurkan pada april 1999 dengan nama Kuala Lumpur Sharia Index (KLSI) dan penerapan perdagangan saham syariah di beberapa Negara didunia . Kata kunci : pasar modal, saham syariah, DJIMI, JII dan KLSI. Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
35
PENDAHULUAN
Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-qur‟an dengan tegas melarang kegiatan penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dimiliki. Dalam ajaran Islam, bahwa kegiatan berinvestasi dapat dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang sekaligus kegiatan tersebut termasuk kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar manusia. Sementara itu berdasarkan kaidah Fikih, bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah itu adalah mubah (boleh) yaitu semua kegiatan dalam pola hubungan antar manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang jelas ada larangannya (haram). Ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah yang kegiatan tersebut baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran Islam maka kegiatan tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat implikasi dari Al Qur‟an dan Hadist yang melarangnya secara implisit maupun eksplisit. Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu pengejawantahan dari seruan Allah tentang investasi tersebut. Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Sebagaimana dipahami, Pasar Modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek tersebut. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Sayangnya selama ini pasar modal
menjadi wadah ekonomi yang paling banyak menjalankan transaksi yang dilarang seperti bunga (riba), perjudian (gambling/maysir), gharar, penipuan dan lain-lain. Upaya untuk melakukan Islamisasi pada sektor perputaran modal yang sangat vital bagi perekonomian modern ini semakin gencar. Dalam rangka mengkaji reksadana berdasarkan syariah, peserta lokakarya Alim-Ulama MUI menetapkan sejumlah dalil sebagai alasan, yaitu dalil yang diambil dari ayat Al-Qur‟an, hadits dan pendapat ulama. Ayat al-Qur‟an yang dijadikan dalil adalah QS. Al-Maidah (5);1 tentang perintah bagi umat Islam agar menunaikan perikatan dan perjanjian; dan QS. An-Nisa (4);29 tentang cegahan mengkonsumsi harta sesama dengan cara yang batil. Sedangkan hadits yang dijadikan dalil hadits riwayat Abu Dawud tentang kebolehan melakukan perdamaian selama tidak untuk menghalalkan sesuatu yang haram atau sebaliknya. Pendapat ulama yang dijadikan dalil adalah pendapat wahbah zuhaili yang menyatakan transaksi apa pun dibolehkan selama tidak dilarang dan tidak bertentangan syariah. Disamping mempertimbangkan dalil Al-Qur‟an, hadits dan pendapat ulama, dalam keputusan lokakarya Alim-Ulama tentang reksadana juga terdapat pertimbangan sosial; yaitu dalam kehidupan terdapat dua kenyataan yang cenderung kontradiktif: Di satu sisi, terdapat golongan masyarakat yang memiliki modal tapi tidak memiliki keahlian berbisnis; sedangkan di sisi lain, terdapat juga masyarakat yang memiliki keahlain berbisnis tapi tidak memiliki modal. Dengan pertimbangan sosial tersebut, ditetapkanlah fungsifungsi reksadana syariah sebagai berikut: Pertama, reksadana syariah berfungsi sebagai lembaga yang mengelola harta memiliki kemampuan untuk mengembangkan harta yang dikelolanya; kedua, reksadana syariah berfungsi sebagai penghimpunan dana dari umat untuk diinvestasikan dalam bidang usaha yang halal; ketiga, reksadana syariah merupakan upaya untuk memberi jalan bagi umat Islam agar tidak bermu‟amalah dengan cara yang batil; dan keempat, reksadana syariah menyediakan sarana bagi umat Islam untuk ikut serta dalam pembangunan melalui investasi sesuai dengan syariat Islam. Adapun pendapatnya Wahbah al Zuhaili dalam al Fiqh al Islami wa adillatuhu juz 3/1841 dinyatakan bahwa: “bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham hukumnya oleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.” Pendapat para ulama yang memperbolehkan jual beli saham serta pengalihan kepemilikan porsi suatu surat berharga berdasar pada ketentuan bahwa selama semua itu disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi idzni syarikihi). Keputusan Muktamar ke-7 Majma‟ Fiqh Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
37
Islami tahun 1992 di Jeddah pun menyatakan bahwa boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan. Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia merupakan sebuah Negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam, oleh karena itu sektor industri pasar modal diharapkan bisa mengakomodir dan sekaligus melibatkan peran serta warga muslim dimaksud secara langsung untuk ikut aktif menjadi pelaku utama pasar, tentunya adalah sebagai investor lokal di pasar modal Indonesia. Sebagai upaya dalam merealisasikan hal tersebut, maka sudah sewajarnya disediakan dan dikembangkan produk-produk investasi di pasar modal Indonesia yang sesuai dengan prinsip dasar ajaran agama Islam. Hal tersebut di atas menjadi penting mengingat masih adanya anggapan di kalangan umat Islam sendiri bahwa berinvestasi di sektor pasar modal di satu sisi adalah merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan (diharamkan) berdasarkan ajaran Islam, sementara pada sisi yang lain bahwa Indonesia juga perlu memperhatikan serta menarik minat investor mancanegara untuk berinvestsi di pasar modal Indonesia. terutama investor dari negara-negara Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial. Melalui makalah ini ingin diungkapkan teori-teori yang berkaitan dengan pasar modal syariah dan saham syariah serta perkembangan perdagangan saham syariah di beberapa Negara.
LANDASAN TEORITIS Pasar Modal Syariah Secara teoritis pasar modal (capital market) didefiniskan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun hutang (bond), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (Privat sector). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (Financial market), dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana jangka panjang maupun jangka pendek, baik bersifat negotiable maupun non negotiable.
Konsep bursa saham yang sesuai dengan prinsip syariah ialah dalam berbagi keuntungan dan kerugian, tetapi tidak semua bisnis yang terdaftar dalam bursa saham sesuai dengan prinsip syariah, isu ini merupakan tantangan dalam pengembangan pasar modal syariah. Sehingga dapat difahami bahwa Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, di mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan basis syariah.
Instrumen Pasar Modal Syariah Investasi keuangan syariah harus disertai dengan kegiatan sektor riil atau transaksi yang mendasari (underlying transaction). Untuk itu, penciptaan instrumen investasi syariah dalam pasar modal adalah dari sekuritasi aset/proyek (asset securitisation) yang merupakan bukti penyertaan, sekuritasi utang (debt securitisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli (al dayn) atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan, sekuritasi modal (equity securitisation), merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham. Adapun instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah dalam pasar perdana adalah muqaradah/mudharabah funds, saham biasa (common stock), muqaradah/mudharabah Bonds. Karena instrumen pasar modal tersebut diperdagangkan di pasar perdana, maka prinsip dasar pasar perdana adalah semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil, tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al dayn), dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil investasi akan diterima pemodal (shohibul maal), tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-mata merupakan fungsi dari waktu. Sedangkan untuk pasar sekunder ada beberapa tambahan dari prinsip dasar pasar perdana, yaitu tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks), suatu efek dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat) yang diperoleh dari efek tersebut berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjual belikan, tidak boleh melakukan suatu transaksi murabahah dengan menjadikan objek transaksi sebagai jaminan. Adapun jenis instrument pasar modal yang jelas diharamkan syariah adalah preferred stock (saham istimewa), forward contract, option.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
39
Saham Syariah Secara umum saham (stock) didefinisikan sebagai surat berharga keuangan (Financial Securities) yang diterbitkan oleh suatu perusahaan saham patungan (Joint Stock Company) sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan sebagai bentuk penyertaan modal dan mereka menerima sebuah sertifikat saham (Stock Certificate) sebagai tanda bukti kepemilikan atas saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham (Stock Register). Para pemegang saham (stock holder) dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum dan berhak untuk memperoleh bagian laba dari perusahaan dalam bentuk deviden (dividens). Saham-saham diperdagangkan dalam bursa saham (stock exchange)
Definisi saham menurut syariah : 1. Penyertaan seseorang untuk menyertakan hartanya untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk penyertaan modal individu. 2. Makna penyertaan ini adalah sang investor mendapatkan hak bagi hasil/dividen pada atas penyertaan modalnya dan pengambilan keputusan perusahaan pada saat Rapat umum pemegang Saham (RUPS).
Makna yang kedua mengandung penyertaan modal dalam perusahaan dan tidak menutup kemungkinan bersatunya dua makna saham tersebut di atas. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha.Indeks Islam yang objektif adalah menjajaki saham dapat dipertukarkan sesuai dengan petunjuk investasi Islam yang sesuai dengan syariah. Penyertaan saham di sebuah perusahaan untuk mendapatkan keuntungan jika perusahaan itu meraup keuntungan, di dalam fikih muamalah (ekonomi) Islam disebut dengan al-syirkah. Sekalipun pembahasan al-syirkah di zaman klasik masih amat sederhana, namun hal tersebut bisa berkembang dan dikembangkan sesuia dengan tuntutan waktu dan ruang. Dari berbagai bentuk al-syirkah yang dikemukakan para ulama fikih, syirkah al-inan amat berdekatan dengan penyertaan modal melalui pembelian saham suatu perusahaan. Para ulama fikih mendefinisikan
syirkah al-„inan dengan penggabungan modal dari dua orang atau lebih yang jumlahnya tidak harus sama. Syirkah (Perseroan) al-„inan dibangun atas prinsip perwakilan (wakalah) dan kepercayaan (amanah), karena masingmasing pihak yang telah menanamkan modalnya dalam bentuk saham kepada perseroan, berarti telah memberikan kepercayaan kepada perseroan untuk mengelola saham tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari perseroan ini dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama, dan kerugian yang diderita ditanggung oleh pemegang saham sesuai dengan persentase masing-masing sesuai dengan kaidah fikih yang mengatakan : al-ribh „ala ma syaratha wa al wadi‟ah „ala qadr al-malain (keuntungan sesuai dengan persentase modal masing-masing). Hukum Islam (Shari‟ah) mengijinkan kegiatan ekonomi patungan dan mengaturnya di bawah ketentuan persekutuan (masharikah) dan pembagian keuntungannya (Mudaharabah). perusahaan berdasarkan pada persekutuan menjadi versi modern dari aktivitas yang dilaksanakan di bawah ketetapan persekutuan (musharikah). biasanya tindakan persekutuan menyediakan cukup kebebasan kepada mitra untuk setuju pada terminologi yang seperti itu akan konsisten dengan ketetapan hukum islam (shariah). Untuk menjadi diizinkan, persekutuan harus tidak melanggar ketetapan yang wajib dari hukum islam
Jenis-jenis saham Dalam prakteknya terdapat beberapa jenis saham yang dapat dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham. a.Cara peralihan hak Ditinjau dari cara peralihannya, saham dibedakan menjadi saham atas unjuk dan saham atas nama. 1.Sahamatasunjuk(bearerstock) Saham atas unjuk adalah saham yang tidak ditulis nama pembelinya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. 2. Saham atas nama (Registered stock) Saham atas nama adalah saham yang ditulis dengan jelas nama pemegang saham dan dicatat dalam buku perusahaan yang memuat khusus daftar pemegang saham.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
41
b. Menurut hak tagihan 1. Saham biasa (Common stock) Saham biasa (Common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham ini yang paling dikenal masyarakat. Saham biasa memiliki harga nomila yang nilainya ditetapkan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan saham) dan harga saham ini disebut dengan nilai pari (par value). Besarnya harga nominal saham tergantung pada keinginan emiten, harga nominal yang ditentukan oleh emiten berbeda dengan harga perdana (primar pric) dari suatu saham, harga perdana adalah harga sebelum suatu saham dicatat (listed) di bursa efek. Jika suatu saham terjual dengan harga perdana yang lebih tinggi dari harga nominalnya, maka selisihnya disebut dengan agio saham.
Saham biasa dapat dibedakan ke dalam lima jenis : a) Blue chip stock, yakni saham biasa dari suatu perusahaan yang meiliki reputasi, sebagai leader dari industri sejenisnya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden b) Income stock, yakni saham dari suatu emiten, dan emiten bersangkutan dapat dibayar deviden lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayar pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.Emiten sperti ini tidak suka menekan laba dan memetingkan potensi pertumbuhan harga saham (P/E ratio), saham ini mempunyai indeks beta (sensitivitas terhadap harga saham) yang lebih kecil dari 1 c) Growth Stock (well known), yakni saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, selain itu terdapat pula growth stock (leser known), yakni saham dan emiten tidak sebagai leader dalam industri, tetapi memiliki cirri seperti gowth stock (well known) . Umumnya saham ini berasal dari daerah-daerah yang kurang popular di kalangan emiten. d) Speculative ston, yakni saham yang emiten tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemapuan penghasilan yang tinggi di masa yang akan dating meskipun belum pasti. e) Counter cyclical stock, yakni saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, karena emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten ini biasanya bergeraka pada komoditi yang dibutuhkan masyarakat seperti rokok dan komoditi pertanian . 2. Saham Preferen (Prefered stock) Tanpa hak suara (Versi Amerika), sedangkan di Indonesia memiliki hak suara. Jenis-jenisnya : Cummulativepreferredstock Kalau emiten tidak mebayar deviden maka akan diperhitungkan pada tahun berikutnya. Memiliki hak lebih dulu dari pada saham biasa Non CummulativepreferredstockMendapat prioritas sampai persentase tertentu, tetapi tidak diperhitungkan pada pembagian deviden tahun berikutnya. Participatingpreferredstock Di samping dividen biasa, pemegangnya berhak atas dividen ekstra yang dibayarkan perusahaan emisi.
Indeks Harga Saham Angka indeks atau sering disebut indeks saja, pada dasarnya merupakan suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan anatar kegiatan yang sama (produksi, ekspor, hasil penjualan, jumlah uang yang beredar dan lain sebagainya) dalam dua waktu yang berbeda. Demikian juga dengan indeks harga saham, indeks di sini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Apakah suatu harga saham mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu. Seperti dalam indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga saham kita memerlukan juga dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlaku.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
43
C. ANALISIS KOMPARATIF PENERAPAN PENGEMBANGAN SAHAM SYARIAH DI DUNIA Karena larangan dan batasan Islam pada bisnis-bisnis tertentu yang bertentangan dengan syariah, sampai tahun 1970 sejumlah besar masyarakat muslim tidak dapat terlibat dalam investasi di pasar modal. Untuk memenuhi kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya berdasarkan kepada prinsip-prinsip syariah, maka di sejumlah bursa efek dunia telah disusun indeks yang secara khusus terdiri dari komponen saham-saham yang tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Adapun negara yang pertama kali mengintrodusir untuk mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah “Jordan dan Pakistan”, karena kedua negara tersebut telah menyusun dasar hukum penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya pada tahun 1978, Pemerintah Jordan melalui Law Nomor 13 tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Muqaradah Bond Act pada tahun 1981, sedangkan pemerintah Pakistan pada pada tahun 1980 menerbitkan the Madarabas Company dan Madarabas Ordinance. Berikut penerapan pengembangan saham syariah di beberapa Negara : 1. Amerika Serikat Menurut Achsien (2000) pengembang pertama indeks syariah dan equity fund seperti reksadana adalah Amerika Serikat, setelah The Amana Fund diluncurkan The North American Islamic Trust sebagai equity fund pertama di tahun 1986, tiga tahun kemudian Dow Jones Index meluncurkan Dow Jones Islamic Market Index (DJIM). Sharia Suvervisory Board (SSB) dari Dow Jones Islamic Market Index (DJIM) melakukan filterisasi terhadap saham-saham hala berdasarkan aktivitas bisnis dan rasio finansialnya. SSB secara lebih spesifik langsung mengeluarkan perusahaan\ yang memiliki usaha dalam bidang-bidangberikut: 1)Alkohol; 2)Rokok/Toacco; 3)DagingBabi; 4)JasaKeuanganKonvensional;
5)Pertahanandanpersenjataan;dan 6)Hiburan(Hotel,kasino/perjudian,cinema,musik) Selanjutnya, sariangan kedua berupa ketentuan atas rasio financial untuk mengeluarkan perusahaan-perusahaan dengan utang dan/atau tingkat pendapatan dari bunga. Perusahaan akan dkeluarkan dari DJIM indeks jika : 1) Total Utang/Total Asset = atau > 33 % 2) Total Piutang/Total Aset = atau > 47 % 3) Non Operating Ineterest Income/Operating income = atau > 9 % Pada februari 1999, Dow Jones meluncurkan Pasar Index Islam pertama nya. Dow Jones Islamic Index adalah salah satu bagian dari Dow Jones index Global group, yang meliputi dari 34 negara dan 10 sektor ekonomi, 18 sektor pasar, 51 grup industri dan 89 sub-sub kelompok yang digambarkan oleh Dow Jones Global Classification Standard. Dow Jones tidak memasukkan bursa index kelompok industri yang bertentangan dengan prinsip Islam. Aktivitas itu meliputi tembakau, minuman beralkohol, daging babi, perjudian, perdagangan senjata, pornografi, industri kesenian dan hotel, dan jasa keuangan konvensional ( perbankan, asuransi, dll) DJIMI mendaftar sekitar 1400 saham syariah dalam memenuhi hak kekayaan index global nya lebih dari 5200 bursa/saham. Itu meliputi saham syariah di seluruh dunia, menyediakan Investor Islam dengan perangkat menyeluruh berdasar pada suatu perspektif investasi global. DJMI berisi 636 bursa/stock, dengan 234 di dalam Dow Jones Islam Market US Index, 32 di dalam Dow Jones Islamic Market Canada Index, 218 di dalam Dow Jones Islam Pacific Index, 117 di dalam Dow Jones Islamic Market Jepang Index, 127 di dalam Dow Jones Islamic Market Eropa, 43 di dalam Dow Jones Islamic Market UK Index, 100 di dalam Dow Jones Islam Extra Liquid Index dan 57 di dalam Dow Jones Islamic Market Technology Index DJIMI diciptakan dan dipelihara berdasarkan metodologi yang konsisten. Dimonitor oleh dewan pengawas pakar-pakar Islam yang memberi masukan pada Dow Jones dalam hal yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap komponen-koomponen persyaratan indeks. Komposisi DJIMI dievaluasi setiap tiga bulan (secara kuartalan) dengan perubahan-perubahan yang diimplementasikan pada Jumat ketiga bulan maret, Juni, September dan desember. Data pasar pada akhir januari, april, juli dan oktober digunakan sebagai dasar untuk proses revisi. Proses evaluasi dilaksanakan dengan mengulang kriteria dan komponen umum proses seleksi, sebagaimana yang
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
45
telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai tambahan dari evaluasi berdasarkan proses berjalan. Suatu perubahan pada indeks diperlukan jika terjadi kejadian luar biasa seperti kebangkrutan, merger, dan pengambilalihan yang memengaruhi komponen indeks. Selanjutnya, saat ada masalah-masalah baru dan hal tersebut ditambahkan pada indeks-indeks Global Dow Jones, hal tersebut juga dievaluasi berdasarkan kriteria DJIMI untuk menentukan apakah akan dimasukkan dalam DJIMI. Telah dibahas sebelumnya bahwa pengeluaran bagian-bagian bisnis yang penting dari pendanaan portofolio Islam mengakibatkan risiko kehilangan bagian tertentu dari keseluruhan kinerja, karena perusahaan-perusahaan minuman kersa secara umum dapat bertahan dengan baik pada keadaan resesi global saat ini dan juga diantara perusahaan-perusahaan terbaik lainnya. Di sisi lain, masa resesi global saat ini dan beberapa kejadian sebelum jatuhnya perusahaan dengan profil tinggi seperti worldCom dan enron, DJIMI mampu mendeteksi tanda-tanda adanya masalah dalam perusahaan dan mengeluarkan saham-saham mereka dari indeks-indeks Islam. Hamper setahun sebelum WorlCom jatuh, DJIMI mengeluarkan WorldCom dari indeks-indeksnya. WorldCom dikeluarkan karena rasio utang terhadap kapitalisasi pasarnya melebihi 33 % yang disyaratkan DJIMI agar dapat dimasukkan dalam perusahaan pada indeks-indeks Islam. Begitu WorlCom dikeluarkan dari DJIMI, manajer pendanaan Islam menjual saham-saham WorldCom, dimana saham diperdagangkan dengan harga 14 dollar. Enam bulan kemudian saham telah kehilangan nilainya. Kemunculan indeks dari Dow Jones pasti mempunyai dampak yang luar biasa pada investasi kekayaan menurut Islam. DJIM pasti mempunyai suatu efek yang kekal pada seluruh konsep keuangan berbasis syariah dan standardisasi itu telah memcapai sesuatu yang sangat banyak dicari pada area keuangan Islam yang lain. Dengan 35 Indeks Islam dan hampir 1,8 miliyar dollar AS diatur berdasarkan syariah. Dow Jones Islamic Market Index telah sangat sukses dalam waktu yang relatif pendek. Syekh Mohammad bin Rasyid Al-Maktoum Award telah memberikan penghargaan atas inovasi dalam keuangan Islam kepada Dow Jones Islamic Index Market atas kontribusinya untuuk menstandardisasi investasi kekayaan menurut criteria islam semenjak peluncurannya pada 1998.
2. Indonesia Di Indonesia, perkembangan instrument syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang diprakarsai dana reksa. Selanjutnya, PT Bursa Eefek Jakarat (BEJ) bersama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hokum syariah. Penentuan criteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah DIM. Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengna prinsip hokum syariah Islam adalah : • Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. • Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan konvensional. • Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. • Usaha yang memproduksi mendistribusi serta menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat madharat. Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam menentukan criteria sahamsaham emiten yang menjdai komponen dari Jakarta Islamic Index tersebut adalah : 1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip hokum syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10 berkapitalisasi besar) 2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal 90 % (sembilan puluh persen) 3. Memilih 60 (enam puluh ) saham dari susunan di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. 4. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir. Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
47
dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada tahun 2004, terbit untuk pertama kali obligasi syariah dengan akad sewa atau dikenal dengan obligasi syariah Ijarah.Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul instrumen baru yaitu Reksa Dana Indeks dimana indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah Indeks JII. Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung juga dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang terlebih dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di Indonesia diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta Islamic Index. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks. Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi pasar (market capitalization) dari saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten dipilih yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60 saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali. Seiring dengan perkembangannya, pada tanggal 12 september 2007 dan 30 nopember 2007 BAPEPAM telah merilis Daftar Efek Syariah (DES), daftra tersebut akan menjadi panduan investasi bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di portofolio syariah. Proses screening (penyariangan) dalam penentuan Daftar Efek Syariah – BAPEPAM LK ialah: ScreeingPertama(corebisnis) Screeningkedua(rasiokeuangan)
Kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah seperti : 1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; 2. menyelenggarakan jasa keuangan yang berkonsep ribawi , jual beli risiko yang mengandung gharar dan atau maisir 3. Memproduksi,mendistribusikan, memperdagangkan, atau menyediakan : • Barang dan atau jasa yang haram zatnya (haram lidzatihi) • Barang atau jasa yang haram bukan karena dzatnya (haram ligairihi) • Barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat madharat 1. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 % 2. Utang berbasis bungan dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45:55 % 3. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan tidak lebih dari 10 %
3. Malaysia. Malaysia adalah salah satu negara yang telah meluncurkan pasar modal Islam dengan bentuk Kuala Lumpur Stock Exchange Shariha Index (KLSE SI). KLSE SI diluncurkan pada 17 April 1999 Dalam rangka mengimbangi permintaan investor asing dan lokal yang mencari untuk menanam modal dalam sekuritas yang konsisten dengan prinsip shariah. Investor mencari-cari untuk dilibatkan dalam investasi berdasar pada prinsip shariah sekarang mempunyai suatu benchmark untuk membuat keputusan informasi yang lebih baik. KLSE SI adalah suatu rata-rata tertimbang index berisikan Sekuritas dari perusahaan papan utama yang telah didesain oleh Shariah Advisory Council (SAC) dari Komisi Sekuritas (SC). SAC mengeluarkan criteria standar yang difokuskan pada aktivitas utama dari perusahaanperusahaan yang tercatat di KLSE. Dengan demikian perusahaan-perusahaan yang aktivitasnya tidak bertentangan dengan prinsip syariah akan termasuk dalam saham-saham yang disahkan. Pasar Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena besarnya permintaan pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan penerapan perbankan
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
49
syariah memicu investor untuk dapat berinvestasi sesuai dengan kaidahkaidah investasi secara islami.
Pada tahun 1994 sebagai jawaban atas permintaan pasar di atas, pemerintah Malaysia melalui Securities Commission Malaysia membentuk Islamic Capital Market Unit (ICMU) dan Islamc Instrument Stuy Group (IISG). ICMU ini bertugas melakukan riset dan pengembangan produk Pasar Modal Islam dan melakukan analisa terhadap semua efek yang tercatat di bursabursa Malaysia, disamping itu ICMU juga berfungsi sebagai tenaga riset dan sekretariat bagi SAC.
Dalam perkembangannya IISG kemudian berubah nama menjadi Syariah Advisory Council (SAC) pada tahun 1996. SAC ini bertugas memberikan masukan kepada Securities Commission atas semua hal yang berhubungan dengan pengembangan Pasar Modal Islam dan sebagai pusat referensi, disamping itu SAC juga melakukan pengkajian efek-efek konvensional yang sudah ada dari perspektif syaiah serta melakukan pengkajian dan pengembangan atas efek dan instrument pasar modal lainnya. Sebagai hasil dari pengkajian tersebut, SAC mengeluarkan daftar efek-efek yang telah sesuai dengan prinsip Sekuritas yang dikeluarkan dari saham-saham yang halal adalah perusahaan yang : 1. Operasionalnya berdasarkan riba, seperti aktivitas yang dilakukan bank dan institusi keuangan konvensional. 2. Operasionalnya melibatkan perjudian (al-maysir atau gambling) 3. Aktivitasnya melibatkan pabrikasi dan/atau penjualan produk-produk haram, seperti alcohol, makanan haram, dan daging babi. 4. Operasinya mengandung elemen ketidakpastian (gharar atau uncertainty) seperti bisnis asuransi konvensional. 5. Aktivitas inti ( Core Activities) perusahaan harus tidak bertentangan dengan prinsip syariah seperti empat criteria di atas. 6. Persepsi public dan image perusahaan harus baik.
7. Aktivitas inti (core Activities) perusahaan memiliki kepentingan dan Masalah (public benefit) untuk umat dan bangsa. Di Malaysia, ada dua indeks sayariah, KLSE Syariah Indeks dan Rashid Hussain Bhd (RHB) Islamic Equity Index, yang mana mencerminkan tumbuhnya minat akan saham islam di negeri tersebut. Indeks ini sudah menyajikan suatu platform yang kuat untuk pertumbuhan saham dan manajemen dana islami dan industri broker saham di Malaysia. KLSE Syariah Indeks tlah menunjukkan performa yang baik pada tahun 2001 dengan keuntungan 2.3 persen.
KESIMPULAN Dari pemaparan di atas, maka saya menyimpulkan beberapa hal mengenai teori tentang saham syariah dan penerapannya di beberapa Negara diantara kesimpulannya ialah : 1. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, di mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan basis syariah 2. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha. 3. Penyertaan saham di sebuah perusahaan untuk mendapatkan keuntungan jika perusahaan itu meraup keuntungan, di dalam fikih muamalah (ekonomi) Islam disebut dengan al-syirkah. Sekalipun pembahasan al-syirkah di zaman klasik masih amat sederhana, namun hal tersebut bisa berkembang dan dikembangkan sesuia dengan tuntutan waktu dan ruang. Dari berbagai bentuk al-syirkah yang dikemukakan para ulama fikih, syirkah al-inan amat berdekatan dengan penyertaan modal melalui pembelian saham suatu perusahaan 4. Saham Syariah sudah diterapkan di beberapa Negara untuk memfasilitasi para investor muslim yang ingin bertransaski di pasar modal yang sesuai dengan prinspi syariah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
51
PERKEMBANGAN PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA Edo Muhammad Hafidz
Pengertian Pasar modal Pengertian pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam bentuk instrument keuangan baik dalam modal dan utang. Secara teoritis pasar modal didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan jangka panjang, dalam bentuk modal sendiri maupun hutang, baik yang diterbitkan pemerintah maupun swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar uang. Sedangkan pasar modal syariah adalah konsep bursa saham yang sesuai dengan prinsip syariah yakni dalam berbagi keuntungan dan kerugian. Sehingga dapat dipahami bahwa pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga harus sesuai atau berbasis syariah dan berlandaskan ibadah. Adapun dalil-dalil tentang pasar modal
Dan mereka berkata: "Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?,(Al-Furqan 7)
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha Melihat. Kegiatan pasar modal syariah di Indonesia diatur dalam undang-undang no. 8 tahun 1995 (UUPM) yang menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Sedangkan efek dalam UUPM dinyatakan sebagai surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham obligasi. Di Indonesia, perkembangan instrument syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang diterbitkan oleh dana reksa. Selanjutnya PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hokum syariah, yang diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertantangan dengan prinsip hokum syariah islam adalah :
Usaha perjudian Usaha lembaga keuangan konvensional Usaha yang memproduksi makanan dan minuman haram Usaha yang dapat merusak moral
Prinsip pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional, sejumlah instrument syariah di pasar modal sudah diperkenalkan kepada masyarakat, misalnya saham syariah, obligasi syariah, dan reksa dana syariah. Dalam kerangka kegiatan pasar modal syariah ada beberapa lembaga penting yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pengawasan dan perdagangan, yaitu: Bapepam, Dewan Sariah Nasional (DSN). DSN dalam hal ini akan Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
53
berfungsi sebagai pusat referensi atas semua aspek-aspek sariah yang ada dalam kegiatan pasar modal sariah. dSN bertugas memberikan fatwa-fatwa sehubungan dengan kegiatan emisi, perdagangan. dSN mempunyai kewenangan penuh untuk memberikan keputusan tentang berhak tidaknya sebuah efek menyandang label syariah. Bapepam menetapkan pengembangan pasar modal syariah sebagai salah satu prioritas kerja lima tahun kedepan. Rencana ini dituangkan dalam master plan pasar modal Indonesia 2005-2009. Dengan program ini, pengembangan pasar modal syariah memilki arah yang jelas dan makin membaik. Lebih lanjut dinyatakan ada dua strategi utama yang dicanangkan bapepam untuk mencapai pengembangan pasar modal syariah dan produk pasar modal syariah. Pertama, mengembangkan kerangka hokum untuk memfasilitasi pengembangan pasar modal berbasis syariah. Yang kedua, mendorong perkembangan produk pasar modal syariah. Tujuh implementasi strategi yang dijabarkan oleh bapepam : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mengatur penerapan prinsip syariah Menyusun standar akutansi Mengembangkan profesi pelaku pasar Sosialisasi prinsip syariah Mengembangkan produk Menciptakan produk baru Meningkatkan kerjasama dengan DSN
Untuk mendukung pengembangan pasar modal berbasis syariah perlu disusun standar akutansi khusus yang terkait dengan penerapan prinsip syariah. Prinsip-prinsip ekonomi syariah, dan praktek akutansi syariah yang telah diterapkan di Negara lain. Pengembangan kerangka hokum pasar modal dan penyusunan standar yang berlaku secara internasional seperti IOSCO dan accountingand auditing organization for Islamic financial institution (AAOIFI). Dalam perkembangannya kemudian bapepam LK pada bulan November 2006 mengeluarkan keputusan ketua badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan nomor kep.130/BI/2006 tentang penerbitan efek syariah yang dituangkan dalam peraturan nomor IX.A.13 yang berisi antara lain tentang ketentuan untuk menerbitkan efek syariah.
Instrumen Saham Syariah Satria Ali Suadi
I. Pendahuluan Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran secara umum (go public) dalam nominal ataupun persentase tertentu.Saham secara umum merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum dalam nominal atau persentase umum. Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli maupun berbagai buku-buku teks, antara lain: a). Menurut Gitman : Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan. (Gitman:2000, 7) b). Menurut Bernstein : Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaaan. (Bernstein:1995, 197) c). Menurut adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. (Mishkin:2001, 4) d). Menurut Subagyo : Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT). (Subagyo:1997)
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
55
II. Jenis – jenis Saham A. Ditinjau dari hak tagih a. Saham biasa (common stocks). Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security) dari badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas. Saham biasa memberikan jaminan untuk turut serta daiam pembagian laba daiam bentuk deviden, apabila perusahaan tersebut memperoleh laba. Saham biasa Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak pembagian kekayaan pada waktu likuidasi b. Saham Preferen (preferred stocks). Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara saham biasa dengan obligasi, karena bisa menghasilkan dividen secara tetap seperti halnya pendapatan bunga obligasi. Saham ini mempunyai hak istimewa menurut ketentuan dalam anggaran dasar, misalnya berupa prioritas terhadap pembayaran dividen, penentuan pengurus, dan sisa harta perusahaan dalam hal terjadi likuidasi. B. Ditinjau dari cara peralihannya a. Saham atas unjuk (bearer stocks) Merupakan saham tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. b. Saham atas nama (registered stocks). Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya, harus melalui prosedur tertentu.
C. Ditinjau dari kinerja perdagangan a. Saham dengan reputasi tinggi (blue-chips stock). b. Saham pendapatan (income stock).
c. Saham pertumbuhan (growth stock). d. Saham spekulatif (speculative stock). e. Saham musiman (cyclical stock).
1. Perbedaan Saham biasa (common stocks) dengan Saham Preferen (preferred stocks). Saham preferen biasanya memiliki prioritas lebih tinggi dibanding saham biasa dalam pembagian dividen dan aset, dan kadangkala memiliki hak pilih yang lebih tinggi seperti kemampuan untuk memveto penggabungan atau pengambilalihan atau hak untuk menolak ketika saham baru dikeluarkan (yaitu, pemegang saham preferen dapat membeli saham yang dikeluarkan sebanyak yang dia mau sebelum saham itu ditawarkan kepada orang lain). Saham yang biasa dijual di bursa efek adalah saham biasa dan saham preferen tidak diperjualbelikan di bursa efek. Struktur kelas ganda memiliki beberapa kelas saham (contohnya, Kelas A, Kelas B, Kelas C) masing-masing dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri. Saham biasa (common stock) memang paling dikenal masyarakat. Di antara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik, baik bagi pemodal maupun bagi emiten. Jadi dapat disimpulkan perbedaan antara saham preferen dengan saham biasa: 1. Pada saham biasa mendapatkan hak untuk memilih direksi dan kebijakan tertentu, sedangkan preferen tidak (kecuali dalam situasi tertentu). 2. Deviden pada saham biasa tergantung kinerja perusahaan, kalau baik mereka akan medapatkan keuntungan setimpal, begitupun sebaliknya. Tapi untuk saham preferen sudah ditetapkan devidennya.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
57
3. Jika perusahaan gulung tikar atau dilikuidasi, dalam hal pengembalian investasi, pemegang saham preferen yang diutamakan dibandingkan dengan pemegang saham biasa. 4. Pada pemegang saham biasa diberi hak untuk memesan kembali, sehingga dapat memelihara proporsi kepemilikan perusahaan, kalau preferen tidak.
2. Karakteristik Saham biasa (common stocks) dengan Saham Preferen (preferred stocks) a. Karakteristik hak pemegang Saham biasa: 1. Mendapatkan dividen. 2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang Saham. 3. Memiliki hak residual dalam pembagian aktiva ketika perusahan dilikuidasi. 4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sesuai dengan porsi yang dimilikinya. 5. Hak mengalihkan kepemilikan Saham
b. Karakteristik Saham preferen 1. Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam hal menerima deviden. 2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi. 3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap. 4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan
syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu. 5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). 6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh perusa-haan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarkan deviden terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa.
3. Keuntungan dan Kerugian Membeli Saham Biasa Dengan Saham Istimewa
Keuntungan membeli saham biasa 1. Mendapatkan dividen. 2. Mendapatkan capital gain. 3. Mendapat saham bonus (jika ada).
Risiko membeli saham biasa 1. Tidak mendapatkan dividen. 2. Harga jual saham di bawah harga beli (capital loss). 3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi. 4. Saham di-delist (dihapus) dari Bursa (delisting). 5. saham di-suspend (ditangguhkan perdagangannya) dari Bursa.
Keuntungan Membeli saham istimewa 1. Didahulukan dalam penerimaan dividen
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
59
2. Pemodal mendapatkan dividen tetap setiap tahunnya 3. Mendapatkan hak kumulatif untuk menerima dividen yang belum dibayar tahun-tahun sebelumnya. 4. Pemodal berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa. 5. Pemodal mendapat prioritas pembayaran dividennya menyesuaikan dengan saham biasa.
Risiko saham preferen Dalam situasi di mana emiten bangkrut (pailit) dan harus melakukan likuidasi, maka hak pemegang saham preferen dalam pembayaran hasil likuidasi urutannya berada di bawah pemegang obligasi. saham preferen yang memberikan dividen tetap, biasanya harganya tidak berubah. Sekalipun perusahaan penerbitnya bisa mencetak laba yang besar. Dengan demikian, pemegang saham preferen yang memberikan dividen tetap tidak akan mendapat penghasilan dari capital gain. III. Saham Syariah Saham syariah adalah saham-saham yang memiliki karakteristik sesuai dengan syariah Islam atau yang lebih dikenal dengan syariah compliant . Terdapat beberapa pendekatan untuk menyeleksi suatu saham apakah bisa dikategorikan sebagai saham syariah atau tidak (Kurniawan,T,2008), yaitu: Pendekatan jual beli. Dalam pendekatan ini diasumsikan saham adalah asset dan dalam jual beli ada pertukaran asset ini dengan uang. Juga bisa dikategorikan sebagai sebuah kerja sama yang memakai prinsip bagi hasil (profit-loss sharing). Pendekatan aktivitas keuangan atau produksi. Dengan menggunakan pendekatan produksi ini, sebuah saham bisa diklaim sebagai saham yang halal ketika produksi dari barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan bebas dari element-element yang haram yang secara explicit disebut di
dalam Al-Quran seperti riba, judi, minuman yang memabukkan, zina, babi dan semua turunan-turunannya. Pendekatan pendapatan. Metode ini lebih melihat pada pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan tersebut. Ketika ada pendapatan yang diperoleh dari Bunga (interest) maka secara umum kita bisa mengatakan bahwa saham perusahaan tersebut tidak syariah karena masih ada unsur riba disana. Oleh karena itu seluruh pendapatan yang didapat oleh perusahaan harus terhindar dan bebas dari bunga atau interest. P endekatan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dengan melihat ratio hutang terhadap modal atau yang lebih dikenal dengan debt/equity ratio. Dengan melihat ratio ini maka diketahui jumlah hutang yang digunakan untuk modal atas perusahaan ini. Semakin besar ratio ini semakin besar ketergantungan modal terhadap hutang. Akan tetapi untuk saat ini bagi perusahan agak sulit untuk membuat ratio ini nol, atau sama sekali tidak ada hutang atas modal. Oleh karena itu ada toleransi-toleransi atau batasan seberapa besar “Debt to Equity ratio“ ini. Dan masing masing syariah indeks di dunia berbeda dalam penetapan hal ini. Namun secara keseluruhan kurang dari 45% bisa diklaim sebagai perusahaan yang memiliki saham sariah. 3.1 Sejarah Syariah Secara praktis Instrumen saham belum didapati pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat. Pengakuan kepemilikan sebuah perusahaan (syirkah) pada masa itu belum direpresentasikan dalam bentuk saham seperti sekarang.Pada masa itu yang terbentuk hanyalah pasar riil biasa yang mengadakan Jual Beli dan Barter sehingga bukti kepemilikan dan/atau jual beli atas sebuah aset hanya melalui mekanisme jual beli biasa dan belum melalui Initasi Public Offering. Itu dikarenakan belum adanya nash atau teks Al-Qur‟an maupun Al-hadis yang menghukumi secara jelas dan pasti tentang keberadaan saham, maka para ulama dan fuqaha kontmporer berusaha mencari dengan istilah Ijtihad untuk menemukan rumusan kesimpulan hukum tersendiri untuk saham. 3.2 PENGEMBANGAN SAHAM SYARIAH DI DUNIA Karena larangan dan batasan Islam pada bisnis-bisnis tertentu yang bertentangan dengan syariah, sampai tahun 1970 sejumlah besar masyarakat muslim tidak dapat terlibat dalam investasi di pasar modal. Untuk memenuhi Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
61
kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya berdasarkan kepada prinsip-prinsip syariah, maka di sejumlah bursa efek dunia telah disusun indeks yang secara khusus terdiri dari komponen sahamsaham yang tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Adapun negara yang pertama kali mengintrodusir untuk mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah “Jordan dan Pakistan”, karena kedua negara tersebut telah menyusun dasar hukum penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya pada tahun 1978, Pemerintah Jordan melalui Law Nomor 13 tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Muqaradah Bond Act pada tahun 1981, sedangkan pemerintah Pakistan pada pada tahun 1980 menerbitkan the Madarabas Company dan Madarabas Ordinance. Perkembangan Di Indonesia Indonesia Di Indonesia, perkembangan instrument syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang diprakarsai dana reksa. Selanjutnya, PT Bursa Eefek Jakarat (BEJ) bersama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hokum syariah. Penentuan criteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah DIM. Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengna prinsip hokum syariah Islam adalah : • Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. • Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan konvensional. • Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. • Usaha yang memproduksi mendistribusi serta menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat madharat.
Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam menentukan criteria sahamsaham emiten yang menjdai komponen dari Jakarta Islamic Index tersebut adalah : 1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip hokum syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10 berkapitalisasi besar) 2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal 90 % (sembilan puluh persen) 3. Memilih 60 (enam puluh ) saham dari susunan di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. 4. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir. Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada tahun 2004, terbit untuk pertama kali obligasi syariah dengan akad sewa atau dikenal dengan obligasi syariah Ijarah. Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul instrumen baru yaitu Reksa Dana Indeks dimana indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah Indeks JII. Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung juga dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang terlebih dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di Indonesia diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta Islamic Index. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
63
Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks. Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi pasar (market capitalization) dari saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten dipilih yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60 saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali. Kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah seperti : 1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; 2. menyelenggarakan jasa keuangan yang berkonsep ribawi , jual beli risiko yang mengandung gharar dan atau maisir 3. Memproduksi,mendistribusikan, memperdagangkan, atau menyediakan : • Barang dan atau jasa yang haram zatnya (haram lidzatihi) • Barang atau jasa yang haram bukan karena dzatnya (haram ligairihi) • Barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat madharat : 1. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 % 2. Utang berbasis bungan dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45:55 % 3. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan tidak lebih dari 10 %
3.3 Instrumen pasar modal syariah Instrumen pasar modal syariah diperdagangkan di pasar perdana dan pasar sekunder. Prinsip dasar pasar perdana adalah (Harahap, 2001): 1.
Semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil.
2. Tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al dayn). 3.
Dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan.
4. Hasil investasi akan diterima pemodal (shohibul maal) yang merupakan fungsi dari manfaat yang diterima perusahaan dari dana atau harta hasil penjualan efek. 5. Tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-mata merupakan fungsi dari waktu. Sedangkan untuk pasar sekunder ada tambahan dari prinsip dasar pasar perdana: 1.
Tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks).
2. Suatu efek dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat) yang diperoleh dari efek tersebut berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjual belikan. 3. Tidak boleh melakukan suatu transaksi murabahah dengan menjadikan objek transaksi sebagai jaminan. 3.4. Jenis instrumen pasar modal yang jelas diharamkan syariah Adapun jenis instrumen pasar modal yang jelas diharamkan syariah adalah sebagai berikut: 1.Preferred Stock (saham istimewa) Saham jenis ini diharamkan oleh ketentuan syariah karena terdapat dua karakteristik utama, yaitu:
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
65
a. Adanya keuntungan tetap (pre-determinant revenue). Hal ini menurut kalangan ulama dikategorikan sebagai riba. b. Pemilik saham preferen mendapatkan hak istimewa terutama pada saat likuidasi. Hal ini mengandung unsur ketidakadilan. 2. Forward Contract Forward contract Diharamkan karena segala bentuk jual beli utang (dayn bi dayn) tidak sesuai dengan syariah. Bentuk kontrak forward ini dilarang dalam Islam karena dianggap jual beli utang/piutang terdapat unsur ribawi, sedangkan terjadinya transaksi jual beli dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo. 3.Option Option merupakan hak, yaitu untuk membeli dan menjual barang yang tidak disertai dengan underlying asset atau real asset. Transaksi option ini bersifat tidak ada (non exist) dan dinilai oleh kalangan ulama bahwa kontrak option ini termasuk future, yaitu mengandung unsur gharar (penipuan/spekulasi) dan maysir (judi). Di Indonesia, pasar modal telah berkembang sejalan dengan perkembangan perekonomian. Bahkan di tahun 2007, berdasarkan pencapaian peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), telah menempatkan Bursa Efek Indonesia sebagai bursa berkinerja terbaik kedua diantara bursa-bursa utama di dunia. Seiring perkembangan pasar modal, di Indonesia juga telah dikembangkan pasar modal syariah, dimana pada pertengahan tahun 2000 dikeluarkan Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini mensyaratkan saham dengan jenis usaha utama dan ratio keuangan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan diharapkan menjadi tolak ukur kinerja sahamsaham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah (PT.BEI,2008). Pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam – LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan Bapepam – LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. (PT.BEI,2008b)
3. A.Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi Prinsip-prinsip Syariah Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Bapepam – LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam adalah: 1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli resiko yang mengandung gharar dan maysir. 3. Memproduksi, menyediakan :
mendistribusikan,
memperdagangkan
dan
atau
4. Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi) 5. Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI, dan atau 6. Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 7. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI. Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam katagori syariah adalah: 1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas. 2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang / jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu 3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut: 4. Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%) 5. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10% Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
67
3. B.Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Index Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut: 1. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam – LK. 2. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir. 3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu nilai transaksi di pasar reguler selama 1 tahun terakhir. Berikut ini diberikan perkembangan daftar saham perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index selama periode Tahun 2007 – 2008 Daftar Nama Saham dalam JII Periode Tahun 2007 – 2008
No. Nama Saham 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Astra Agro Lestari Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Bumi Resources Tbk Ciputra Development Tbk International NickelInd .Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Lippo Karawaci Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Total Bangun Persada Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk United Tractors Tbk
Juli Jan– Kode Juni Des 2007 2007 AALI v v ANTM v v BUMI v v CTRA v v INCO v v
Jan- JuliJuni Des 2008 2008 v v v v v
V V V V V
INTP
v
v
v
V
KLBF LPKR LSIP
v v v
v v v
v
V V V
PTBA
v
v
v
V
TLKM TOTL UNSP UNTR
v v v v
v
v
v
v
V V V V
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Unilever Indonesia Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bisi International Tbk Sentul City Tbk Global Mediacom Tbk Ciputra Property Tbk Elnusa Tbk Bakrieland Development Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Media Nusantara Citra Tbk Sampoerna Agro Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Timah Tbk Truba Alam Manunggal Eng. Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk Adhi Karya (Persero) Tbk. Astra International Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Telecom Tbk Citra Marga Nusaphala Persada Tbk Ciputra Surya Tbk Gajah Tunggal Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Indosat Tbk Medco Energi International Tbk Perusahaan Gas Negara Tbk Holcim Indonesia Tbk Sumalindo Lestari Jaya Tbk Apexindo Pratama Duta Tbk Central Proteinaprima Tbk Mobile-8 Telecom Tbk.
UNVR v ASRI BISI BKSL BMTR CTRP ELSA ELTY ITMG KIJA MNCN SCRO SMGR TINS
v
v v
v v
V V V V V V V V V V V V V V
TRUB
v
v
V
WIKA ADHI ASII BLTA BNBR BTEL
v
v v
V v v v v v
v v v v
CMNP v CTRS GJTL INDF INKP ISAT MEDC PGAS SMCB SULI APEX CPRO FREN
v
v v v v v v v v v
v v v
v v v v v v v v v
v v
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
69
49 50 51 52 53 54 55 56
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk Jaya Real Property Tbk Matahari Putra Prima Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Ramayana Lestari Sentosa Tbk SMART Tbk Summarecon Agung Tbk Tempo Scan Pacific Tbk
HITS
v
JRPT MPPA PLIN RALS SMAR SMRA TSPC
v v v v v v v
v
RISET SAHAM SYARIAH DI INDONESIA DENGAN BERBASIS IBADAH RIZKA CHOLIDAH
Abstrak Dari segi penerapan dan aplikasi pasar modal serta saham syariah, ternyata sudah ada beberapa Negara yang melakukan inovasi pada keuangan syariah dengan meluncurkan saham yang sesuai dengan syariat Islam, di anataranya Amerika serikat yang dirintis oleh Amana Fund pada tahun 1986 dan meluncurkannya pada februari 1999 dengan nama Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI), Di Indonesia yang dirintis pada tahun 1997 dan diluncurkan saham syariah pada tahun 2000 dengan nama Jakarta Islamic Index (JII), di Malaysia sendiri saham syariah diluncurkan pada april 1999 dengan nama Kuala Lumpur Sharia Index (KLSI) dan penerapan perdagangan saham syariah di beberapa Negara di dunia Dengan perkembangan tersebut, tentunya merupakan suatu hal yang menggembirakan bagi pertumbuhan dan perkembangan Ekonomi Syariah secara global baik di Negara-negara muslim maupun Negara-negara yang memiliki kontribusi dan perhatian pada perkembangan ekonomi dan saham syariah dengan berbasis ibadah. Kata kunci : pasar modal, saham syariah, DJIMI, JII, KLSI dan ibadah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
71
1.1 Latar Belakang Indeks Islam atau Indeks syariah telah mengambil tempat pada proses Islamisasi pasar modal dan menjadi awal dari pengembangan pasar modal syariah. Beberepa Indeks besar Islam didunia seperti Dow Jones Islamic Market Index (DJMI), RHB syariah Index, Kuala Lumpur Syariah Index dan lain-lain telah berkembang dan telah mulai popular diantara komunitas muslim yang memiliki komitmen dengan prinsip-prnisip Islam. Kita mengenal Jakarta Islamic Index (JII). Indeks tersebut dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta (yang kini telah menjadi Bursa Efek Indonesia). Ada 30 Emiten yang masuk perhitungan JII, yang dievaluasi setiap 6 bulan. Penentuan komponen Indeks setiap bulan Januari dan Juli. JII mensyaratkan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal, jika di awal bulan nilai indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka dapat dikatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakahmereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena hargaharga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. 1.2 Maksud Dan Tujuan a. Mengetahui informasi tentang perkembangan saham syariah di Indonesia pada suatu penelitian . b. Membandingkan perkembangan saham antara saham syariah dengan saham konvensional di Indonesia. c. Mengetahui perkembangan saham syariah di Indonesia yang berbasis ibadah.
2.1 Di Bursa Efek Indonesia terdapat 6 (enam) jenis indeks, antara lain: 1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI. 2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor. 3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. 4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45 tersebut. 5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. 6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Yaitu indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama . Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti: 1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional. 3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. 4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
73
2.2 Hasil Penelitian A. Penelitian Rahmayanti Tema penelitian Rahmayanti adalah Analisis Kinerja Portofolio Saham Syariah pada Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2002. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk : Membandingkan apakah kinerja saham syariah (JII) lebih baik dari saham konvensional (IHSG). Mengungkapkan apakah sharia screening system menghasilkan portofolio saham yang lebih baik dari saham konvensional. Return portofolio saham syariah superior baik terhadap portofolio saham konvensional maupun kedua benchmark. Dengan demikian, dari penelitian Rahmayanti menyimpulkan bahwa saham syariah secara keseluruhan relatif lebih baik dari saham konvensional dari indeks-indeks kinerja yang ada. Hal ini dikarenakan saham syariah berbasis ibadah kepada Allah yang berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadits, sehingga mendapat keberkahan atas saham tersebut. B. Penelitian Huda Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham pada kelompok JII, hasil penelitian antara lain menyatakan bahwa rata-rata beta saham kelompok JII berada pada nilai satu yang berarti mempunyai risiko di bawah risiko pasar, sebaliknya terjadi pada saham pada kelompol LQ-45. C. Penelitian Darmansyah Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan analisis performa saham syariah antara yang konsisten dan yang tidak konsisten dalam Jakarta Islamic Index (JII) studi perbandingan. Data saham yang diteliti adalah selama empat semester. Selama rentang waktu penelitian yaitu 4 semester ternyata jumlah saham JII yang tidak konsisten sekitar 33 saham selama periode 2002-2004.
2.3 Perkembangan dan evaluasi JII Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung juga dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang terlebih dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di Indonesia diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta Islamic Index. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks. Perkembangan produk syariah di pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memang cukup menggembirakan. Namun, pengembangan produk syariah tersebut juga mengalami beberapa hambatan. Berdasarkan hasil studi tentang investasi syariah di Indonesia oleh Tim Studi tentang Investasi Syariah di Indonesia-BAPEPAM LK menunjukkan terdapat beberapa hambatan dalam pengembangan pasar modal berbasis syariah di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g.
Tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah; Ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah; Minat pemodal atas efek syariah; Kerangka peraturan tentang penerbitan efek syariah; Pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait; Pra-proses (persiapan) penerbitan Efek syariah; Kelembagaan atau Institusi yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal syariah di Indonesia
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
75
BAB III ANALISIS
Pasar Modal Syariah
Al-Qur‟an Qur‟an
IBADAH
& Hadits Hadits
Al&
Saham Syariah (JII) Keterangan bagan : Pasar modal syariah berbasis ibadah mempunyai hubungan yang erat terhadap saham syariah (JII) berbasis ibadah yang berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadits. Dengan saham syariah yang berbasis ibadah, maka perkembangan saham syariah (JII) akan selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat di lihat dari hasil penelitian-penelitian di atas. PENUTUP
Kesimpulan : Dari pemaparan di atas, maka saya menyimpulkan beberapa hal mengenai teori tentang saham syariah dan perkembangannya di Indonesia diantara kesimpulannya ialah : 1. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, maka secara umum dapat disimpulkan saham-saham dalam kelompok JII memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal return yang diberikan dan dari segi risiko relatif lebih rendah dibandingkan dengan saham-saham kelompok non-JII.
2. Saham syariah adalah saham yang dijalankan dengan konsep syariah, di mana setiap perdagangan harus mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan basis ibadah. 3. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha. 4. Saham Syariah sudah diterapkan di beberapa Negara untuk memfasilitasi para investor muslim yang ingin bertransaski di pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah. Saran : Dari gambaran kinerja pasar modal syariah, maka bisa dinyatakan secara umum kinerja dan perkembangannya cukup menggembirakan, tentunya tidak boleh puas dengan kondisi tersebut, Oleh karena itu harus lebih ditingkatkan.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
77
RISET SAHAM SYARIAH DI PASAR MODAL MALAYSIA MUHAMMAD ISHAQ
A. Latar Belakang Pasar modal secara umum dapat diidentikkan dengan sebuah tempat dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan modal (investor) dengan orang yang membutuhkan modal (issuer) untuk mengembangkan investasi. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995, pasar modal didefinisikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor terpenting dalam ikut membangung perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir dengan baik. Sebagai upaya dalam mendukung terwujudnya Pasar Modal Indonesia menjadi penggerak ekonomi nasional yang tangguh dan berdaya saing global sebagaimana tertuang dalam cetak biru pasar modal Indonesia,
perlu dilakukan secara terus menerus untuk menyempurnakan dan mengembangkan infrastruktur pasar modal menuju ke arah yang lebih baik lagi. Salah satu faktor bagi terciptanya pasar modal Indonesia yang tangguh dan berdaya saing global dimaksud adalah dengan tersedianya fasilitas dan instrumen pasar modal Indonesia yang mampu bersaing dengan instrumen pasar modal negara-negara lain. Sehubungan denganitu, ditengah kemerosotan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, yang juga berimbas ke sektor pasar modal selaku subsistem dari perekonomian nasional Indonesia, kini industri pasar modal Indonesia mulai melirik pengembangan penerapan prinsip-prinsip syariah islam sebagai alternatif instrumen investasi dalam kegiatan pasar modal di Indonesia. Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal. Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi. Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah pada 25 Juni 1997 diikuti dengan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002, kemudian diikuti pula dengan hadirnya Jakarta Islamic Index (JII) pada Juli 2000. Instrumen-instrumen investasi syariah tersebut kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan maraknya pertumbuhan bank-bank nasional yang membuka “window” syariah. Dilihat dari kenyataannya, Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
79
walaupun sebagian besar penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam namun perkembangan pasar modal yang berbasis syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah di dunia, karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar modal syariah kita hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi, terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor perbankan. Pada sisi lain, harus diakui bahwa masih terdapat beberapa permasalahan mendasar yang menjadi kendala berkembangnya pasar modal yang berprinsip syariah di Indonesia. Kendala-kendala dimaksud diantaranya adalah selain masih belum meratanya pemahaman dan atau pengetahuan masyarakat Indonesia tentang investasi di pasar modal yang berbasis syariah, juga belum ditunjangnya dengan peraturan yang memadai tentang investasi syariah di pasar modal Indonesia serta adanya anggapan bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal syariah dibutuhkan biaya yang relatif lebih mahal apabila dibandingkan dengan investasi pada sektor keuangan lainnya. Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, tim studi investasi syariah perlu mempelajari secara seksama tentang jenis-jenis kendala baik yang bersifat teknis maupun non teknis berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap berbagai kendala dan atau hambatan yang melatarbelakangi investasi syariah di pasar modal Indonesia, serta menambah pemahaman dan sebagai bahan pertimbangan terutama bagi otoritas pasar modal dan institusi terkait lainnya dalam menfasilitasi infrastruktur kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. B. Tujuan Studi investasi syariah ini bertujuan untuk : 1. mempelajari pasar modal malaysia 2. Mempelajari perkembangan investasi syariah di pasar modal Malaysia C. Identifikasi Masalah Untuk mempermudah penelaahan dan penganalisaan masalah, maka tim studi telah mengidentifikasi masalah berupa batasan masalah dan rumusan masalah antara lain :
1). Batasan Masalah Agar kajian studi ini terfokus pada pokok permasalahan yang dituju, maka studi ini membatasi permasalahan seputar aspek-aspek kendala yang mungkin timbul dalam praktek kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Untuk itu tim studi juga melakukan kajian terbatas melalui situs-situs internet dan referensi lain tentang praktek investasi syariah di pasar modal pada negara-negara di Asia, Timur Tengah dan Eropa/ AS. 2). Rumusan Masalah Dalam studi ini, tim merumuskan beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian serius, yaitu : � Hal-hal apa saja yang menjadi kendala bagi perkembangan investasi syariah di pasar modal Indonesia; � Hal-hal apa sajakah yang perlu disediakan otoritas pasar modal beserta institusi lainnya terkait dengan peraturan dan lan-lain dalam rangka kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia; � Hal-hal apa sajakah yang perlu dipersiapkan oleh para pelaku pasar modal di lapangan guna terselenggaranya kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia; � Bagaimana kemungkinan dan atau prospek perkembangan investasi syariah di pasar modal ke depan sebagai salah satu alternatif investasi masyarakat di Indonesia
BAB II TINJAUAN INVESTASI SYARIAH DI PASAR MODAL MALAYSIA a. Malaysia Pasar Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena besarnya permintaan pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan penerapan perbankan syariah memicu investor untuk dapat berinvestasi sesuai dengan kaidah-kaidah investasi secara islami. Pada tahun 1994 sebagai jawaban atas permintaan pasar di atas, pemerintah Malaysia melalui Securities Commission Malaysia membentuk Islamic Capital Market Unit (ICMU) dan Islamc Instrument Stuy Group (IISG). ICMU ini bertugas melakukan riset dan pengembangan produk Pasar Modal Islam dan melakukan analisa terhadap semua efek yang tercatat di bursa-bursa Malaysia, disamping itu ICMU juga berfungsi sebagai tenaga riset dan sekretariat bagi SAC.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
81
Dalam perkembangannya IISG kemudian berubah nama menjadi Syariah Advisory Council (SAC) pada tahun 1996. SAC ini bertugas memberikan masukan kepada Securities Commission atas semua hal yang berhubungan dengan pengembangan Pasar Modal Islam dan sebagai pusat referensi, disamping itu SAC juga melakukan pengkajian efek-efek konvensional yang sudah ada dari perspektif syaiah serta melakukan pengkajian dan pengembangan atas efek dan instrument pasar modal lainnya. Sebagai hasil dari pengkajian tersebut, SAC mengeluarkan daftar efek-efek yang telah sesuai dengan prinsip syariah. Selanjutnya daftar tersebut akan di up-date dua kali dalam setahun dan disebarluaskan secara gratis. Saat ini, berbagai instrument pasar modal syariah telah tersedia bagi investor antara lain Reksa Dana Syariah, Saham Syariah, Index Syariah dan Obligasi Syariah. Reksa Dana Syariah pertama berdiri pada tahun 1993. Data sampai dengan tahun 2002, Malaysia telah mempunyai 36 (tiga puluh enam) Reksa Dana Syariah dari 174 (seratus tujuh puluh empat) total Reksa Dana yang ada di Malaysia. Total pemegang unit Reksa Dana Syariah sebanyak 288.132 investor. Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 5% (lima per seratus) dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia. Pada pasar modal Malaysia, saham yang sesuai dengan prinsip syariah sampai dengan tahun 2003 terlah tercatat sebanyak 684 (enam ratus delapan puluh empat) saham syariah perusahaan yang terdiri dari 397 (tiga ratus sembila puluh tujuh) saham pada papan utama, 277 (dua ratus tujuh puluh tujuh) saham pada papan kedua dan 10 (sepuluh) saham pada papan Mesdaq. Jumlah total saham tersebut mencapai 79% dari total saham yang tercatat atau sekitar 60% dari total kapitalisasi pasar di malaysia. Tabel 8 Kapitalisasi pasar saham yang sesuai dengan prinsip syariah di Malaysia
1998
Kapitalisasi pasar % dari total Saham Syariah (juta kapitalisasi pasar USD) 55.982,8 56,00
1999
70.082,4
48,00
2000
65.129,3
54,70
Tahun
2001
75.131,6
59,20
2002
76.426,3
57,55
2003
102.926,3
57,70
Di beberapa negara proses screening (penyaringan) atas saham yang memenuhi prinsip syariah dilakukan oleh lembaga yang berbeda. Di Malaysia proses screening kesyariahan suatu saham dilakukan oleh Shariah Advisory Council (SAC) yang berada pada Securities Commision, sedangkan di negara lain proses screening kesariahan suatu saham dapat juga dilakukan oleh lembaga swasta. Secara garis besar perkembangan kapitalisasi pasar atas saham yang memenuhi prinsip syariah di beberapa negara islam adalah sbb : Tabel 14 Kapitalisasi Pasar Saham Syariah di Bahrain dan Malaysia TH
BAHRAIN KAPITALISAS I PASAR (JUTA US$)
% DARI TOTAL KAPITALISASI PASAR
KAPITALISASI PASAR (JUTA US$)
% DARI TOTAL KAPITALISASI PASAR
1998 1999 2000 2001 2002
411.8 462.7 647.3 612.9 603.2
6.13% 6.46% 9.77% 9.30% 7.98%
55,982.8 70,082.4 65,129.3 75,131.60 76,426.32
56.00% 48.00% 54.70% 59,20% 57.55%
2003
621.2
6.40%
102,926.32
57.70%
MALAYSIA
C. Perkembangan Investasi Syariah di Pasar Modal Luar Negeri Sejarah perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan, asuransi dan pasar modal pada dasarnya merupakan suatu proses sejarah yang sangat panjang. Lahirnya Agama Islam sekitar 15 (lima belas) abad yang lalu meletakkan dasar penerapan prinsip syariah dalam industri keuangan, karena di dalam Islam dikenal kaedah muamalah yang merupakan kaedah hukum atas hubungan antara manusia yang di dalamnya termasuk hubungan perdagangan dalam arti yang luas. Namun demikian, perkembangan penerapan prinsip syaria mengalami masa surut selama kurun waktu yang relatif lama pada masa imperium negara-negara Eropa. Pada masa tersebut negara-negara di Timur Tengah serta negara-negara Islam lain hampir semuanya menjadi wilayah jajahan negara-negara Eropa. Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
83
Dalam perkembangan selanjutnya, dengan banyaknya negara Islam yang terbebas dari penjajahan dan semakin terdidiknya generasi muda Islam, maka ajaran Islam mulai meraih masa kebangkitan kembali. Sekitar tahun 1960-an banyak cendekiawan moslem dari negara-negara Islam sudah mulai melakukan evaluasi ulang atas penerapan sistem hukum Eropa dalam industri keuangan dan memperkenalkan penerapan prinsip syariah islam dalam industri keuangan. Pada saat-saat awal prinsip syariah diterapkan pada industri perbankan yaitu ditandai dengan didirikannya bank Islam pertama di Cairo pada sekitar tahun 1971 dengan nama “Nasser Social Bank” yang operasionalnya berdasarkan sistem bagi hasil (tanpa riba). Berdirinya Nasser Social Bank tersebut, kemudian diikuti dengan berdirinya beberapa bank Islam lainnya seperti Islamic Development Bank (IDB) dan the Dubai Islamic pada tahun 1975, Faisal Islamic Bank of Egypt, Faisal Islamic Bank of Sudan dan Kuwait Finance House tahun 1977. Pada sektor di luar industri perbankan, penerapan prinsip syariah juga telah diterapkan pada industri asuransi (takaful) dan industri Pasar Modal. Pada bidang Pasar Modal, prinsip syariah saat ini diterapkan pada instrumen obligasi, saham dan fund (Reksa Dana). Adapun negara yang pertama kali mengintrodusir untuk mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah “Jordan dan Pakistan”, karena kedua negara tersebut telah menysusun dasar hukum penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya pada tahun 1978, Pemerintah Jordan melalui Law Nomor 13 tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Muqaradah Bond Act pada tahun 1981, sedangkan pemerintah Pakistan pada pada tahun 1980 menerbitkan the Madarabas Company dan Madarabas Ordinance. Walaupun pembentukan kerangka hukum instrumen obligasi syariah pertama kali dilakukan oleh Jordan dan Pakistan, namun demikian sampai dengan saat ini di kedua negara tersebut belum ada perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah. Berdasarkan informasi yang dimuat dalam IOSCO Report of The Islamic Capital Market Task Force of The International Organization of Securities Commissions, bond syariah yang pertama kali diterbitkan dan cukup sukses adalah obligasi syariah yang diterbitkan oleh Pemerintah Malaysia pada tahun 1983,
yaitu the Government Investment Issue (GII). Pada awalnya the Government Investment Issue diterbitkan berdasarkan konsep qardh hasan yang tidak dapat diperdangkan pada pasar sekunder, namun dikemudian hari konsep qardh hasan the Government Investment Issue dirubah menjadi obligasi yang bersifat bai‟ al-Inah sehingga the Government Investment Issue tersebut dimungkinkan untuk diperdagangkan pada pasar sekunder. Kesimpulan Sebagaimana telah diutarakan dalam tujuan studi ini diantaranya adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk hambatan dan kendala apa sajakah yang melatar belakangi berkembangnya investasi syariah di pasar modal Indonesia. Untuk itu, berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dengan ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan kemajuan hal sama yang telah dicapai oleh sektor perbankan. Kenyataan lain adalah bahwa hingga saat ini, jumlah pemodal yang melakukan investasi di pasar modal khususnya yang berbasis syariah masih tergolong minim, walaupun kegiatan investasi syariah dimaksud telah lama diperkenalkan di Indonesia yaitu dengan diterbitkannya instrumen reksa dana syariah pada pertengahan tahun 1997. Disamping itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui organnya yaitu Dewan Syariah Nasional (DSN) juga telah mengeluarkan sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Hal lain yang kurang menggembirakan juga tergambar bahwa, jika dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, maka Indonesia terlihat sangat jauh tertinggal dalam mengembangkan kegiatan investasi syariah di pasar modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal syariahnya sejak awal tahun 1990 dan sejak saat itu terus mengalami kemajuan yang cukup pesat. Data lain menunjukkan pula bahwa, sejak diperkenalkannya instrumen reksa dana syariah di Malaysia pada tahun 1993, terbukti hingga akhir tahun 2002 telah tercatat 36 (tiga puluh enam) Reksa Dana Syariah dari 174 (seratus tujuh puluh empat) total Reksa Dana yang ada di Malaysia. Kemudian Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 5% (lima per seratus) dari total NAB industri Reksa Dana yang ada di Malaysia. Sementara Indonesia yang memulai hal yang sama pada pertengahan tahun 1997, hingga awal November 2004 baru memiliki 10 Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
85
(sepuluh) reksa dana syariah dari total 223 (duaratus dua puluh tiga) reksa dana yang ada, dengan NAB sebesar 0,32% (nol koma tiga puluh dua per seratus) dari total NAB industri reksa dana yang ada di Indonesia. Selain hal di atas, untuk instrumen obligasi juga terlihat bahwa total nilai obligasi syariah di Pasar Modal Malaysia sampai dengan bulan September 2002 mencapai USD 15,52 miliar (43% dari total nilai obligasi yang tercatat di pasar modal Malaysia), sementara di Indonesia hingga awal Desember 2004 baru mencapai Rp. 1,28 Triliun (USD 141,9 juta) atau 1,63% dari total nilai emisi obligasi di Indonesia. Lambatnya perkembangan investasi syariah di pasar modal Indonesia tersebut dikarenakan masih adanya beberapa permasalahan mendasar yang menjadi kendala. Kendala-kendala sebagaimana yang telah teridentifikasi diantaranya adalah selain masih belum meratanya pemahaman dan atau pengetahuan masyarakat Indonesia tentang investasi di pasar modal yang berbasis syariah, juga adanya anggapan bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal syariah dibutuhkan biaya yang relatif lebih mahal apabila dibandingkan dengan investasi pada sektor keuangan lainnya. Hasil studi investasi syariah di pasar modal Indonesia sebagaimana terurai pada bab-bab sebelumnya, telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 12 hingga 14 permasalahan mendasar yang dianggap menjadi kendala dan atau hambatan dalam pengembangan 85 kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Adapun kendala dan atau hambatan dimaksud diantaranya adalah : 1. Tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah ; 2. Ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah ; 3. Minat pemodal atas efek syariah ; 4. Kerangka peraturan tentang penerbitan efek syariah ; 5. Pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait ; 6. Pra-proses (persiapan) penerbitan Efek syariah ; 7. Kelembagaan atau Institusi yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal syariah di Indonesia ;
Disamping hal di atas, pada sisi lain terlihat pula bahwa Emtien/Perusahaan Publik selaku responden terbesar dalam studi ini, secara khusus menyatakan bahwa kewajiban penggunaan dana yang dibatasi hanya untuk kegiatan yang sesuai dengan prinsip syariah juga merupakan hal yang menghambat/ menjadi kendala. Sementara responden lainnya yaitu Penjamin Emisi Efek (PEE) menyatakan bahwa tingkat kemampuan Penjamin Emisi Efek juga merupakan kendala dalam pengembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal. Sedangkan pada sisi permintaan (Demand) yang diwakili oleh responden kelompok Manajer Investasi, secara khusus menyatakan bahwa ketersediaan efek yang terbatas untuk dijadikan portofolio merupakan sebuah kendala dan atau hambatan. Beberapa identifikasi masalah lainnya yang semula tim studi menganggap sebagai sebuah kendala dalam pengembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal, ternyata dari ketiga kelompok responden menyatakan bahwa hal tersebut bukan merupakan sebuah kendala dan atau hambatan, yaitu : 1. Tingkat kemampuan profesi penunjang (Notaris, Konsultan hukum dan Akuntan publik) tentang pasar modal syariah. 2. Biaya yang dikeluarkan dalam proses penerbitan efek syariah. 3. Mekanisme dan birokrasi proses penerbitan efek syariah. 4. Waktu (lama-tidaknya) dari proses penerbitan efek syariah. Ada pendapat lain yaitu bahwa Manajer Investasi selaku salah satu kelompok responden dalam studi ini menyatakan secara khusus, bahwa tingkat pengembalian hasil (return) juga bukan merupakan sebuah kendala. Namun demikian pada sisi intermediari yang diwakili responden lainnya yaitu Penjamin Emisi Efek, menyatakan bahwa tingkat kemampuan profesi penunjang (Notaris, Konsultan hukum dan Akuntan publik) serta mekanisme dan birokrasi proses penerbitan efek syariah dianggap sebuah kendala. Sejalan dengan kenyataan yang ada bahwa sebagian besar identifikasi permasalahan yang ditetapkan oleh tim studi memang merupakan kendala dalam pengembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia, maka dalam studi ini juga tergambar bahwa dalam 5 (lima) tahun ke depan Emiten/Perusahaan Publik dan Penjamin Emisi Efek tidak memiliki rencana untuk melakukan penerbitan atau membantu proses penerbitan efek syariah. Namun demikian, Manajer Investasi tetap merasa optimis dan secara umum memiliki rencana untuk menerbitkan efek (reksa dana) syariah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
87
Kenyataan di atas memperlihatkan bahwa dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan akan terjadi kesenjangan antara sisi permintaan dan penawaran efek syariah. Dalam hal ini Manajer Investasi menyatakan sangat kekurangan efek syariah untuk dijadikan portofolionya, dikarenakan emiten masih belum berminat menerbitkan efek syariah. Selain hal-hal di atas, ketiga kelompok responden juga menyarankan dan mengharapkan bahwa dalam rangka mendorong dan mengembangkan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia, perlu dilakukannya halhal sebagai berikut : 1. Penyusunan kerangka peraturan yang lebih jelas dalam rangka penerbitan efek syariah dan kegiatan investasi syariah di pasar modal ; 2. Membentuk pola kelembagaan (hubungan antara Bapepam, SROs, DSN, dan Profesi) yang efisien dalam fungsi dan peran untuk mengatur, membina, mengawasi, terhadap pelaku dalam menjalankan kegiatan investasi syariah di pasar modal ; 3. Meningkatkan secara intensif program sosialisasi tentang kegiatan investasi syariah di pasar modal yang mencakup antara lain : prinsip-prinsip dasar, produk, mekanisme transaksi, peraturan dan pola pengawasannya. Dengan dilakukannya hal-hal tersebut di atas, maka diharapkan dapat memacu semua pihak, baik pemodal maupun pelaku aktif melakukan kegiatan investasi di pasar modal sehingga dapat menjadi alternatif solusi untuk mendorong sisi penawaran (supply) melakukan penerbitan efek syariah.
SPEKULASI DI PASAR MODAL SYARIAH Finsa Ramadhan
َفلَف ْوو َف ت َف َف َف ُه ُه ت َّل ِذ يَف ت َّل َف ُه ت ِذميت ُه ِذوت َّل ِذت ُه ْو َفن نًات ِذ َف ًات َف ْو ت َف ُّللو ت َف ْو ُه ْو ت َف َف ِذ َف ت ِذ ْو ُه ُه ْو ت َف َفمنت َف ن ُهو ت َف ْو َف ُه وَفت Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan mereka
\ 1.1 SPEKULASI DI PASAR MODAL SYARIAH Kegiatan spekulasi tidak berbeda dengan kegiatan mengambil resiko (risk taking action) yang biasa dilakukan oleh pelaku bisnis atau investor. Ada yang membedakan spekulan dengan pelaku bisnis (investor) dari derajat ketidakpastian yang dihadapinya. Spekulan berani menghadapi sesuatu yang derajat ketidakpastiannya tinggi tanpa perhitungan, sedangkan pelaku bisnis (investor) senantiasa menghitung-hitung resiko dengan return yang diterimanya. Salah satu ayat al-Qur‟an yang berbicara mengenai spekulasi adalah surat al-ahraaf (46) ayat :28 yang berbunyi sebagai berikut :
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
89
dan apa yang dahulu mereka ada-adakan. (46:28) Dengan berbagai model penilaian modern saat ini, investor dan pasar modal secara luas akan dapat memiliki pengetahuan tentang nilai sebuah perusahaan, sehingga saham-saham dapat diperjualbelikan secara wajar dengan harga pasar yang rasional. Dalam hal ini, market value tampaknya lebih mencerminkan nilai yang lebih wajar dibandingkan dengan book value. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa sekuritas-sekuritas bisa diperjualbelikan dengan menggunakan mekanisme pasar sebagai penentu harga, sehingga capital gain maupun profit sharing dari dividen dapat diperoleh. Mekanisme pasar modal masih perlu terus disempurnakan untuk mencegah terbukanya pintu praktek riba, maysir, dan gharar. Sesuai dengan wasiat Rasullah Muhammad SAW. dalam salah satu sabda beliau : “Segala sesuatu yang halal dan haram telah jelas, tetapi diantara keduanya terdapat hal-hal yang samar dan tidak di ketahui oleh kebanyakan orang. Barang siapa berhati-hati terhadap hal-hal yang meragukan, berarti telah menjaga agama dan kehormatan dirinya...” (HR. Bukhari Muslim). Sebagai institusi keuangan modern, pasar modal tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi yang dilakukan oleh sebagian investor, karena dalam berinvestasi dipasar modal, setiap investor harus selalu memperhatikan perubahan pasar, membuat berbagai analisis dan perhitungan, serta mengambil tindakan spekulasi didalam pembelian maupun penjualan saham. Inilah yang membuat pasar modal tetap aktif. Secara umum, keadaan yang tidak pasti di dalam kegiatan pasar modal, harus dapat diperhitungkan secara “rasio” yang ada. Oleh karena itu, untuk mengetahui perbedaan antara spekulan dan investor, maka harus diketahui mengenai kriteria-kriteria yang dapat dikatakan sebagai spekulan dengan pelaku bisnis (investor). Hakekat aktifitas spekulasi dapat dirinci sebagai berikut : 1. spekulasi sesungguhnya bukan merupakan investasi, meskipun di antara keduanya ada kemiripan.
2. spekulasi telah meningkatkan unearned income bagi sekelompok orang dalam masyarakat, tanpa mereka memberikan kontribusi apapun, baik yang bersifat positif maupun produktif. 3. spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan. 4. spekulasi adalah outcome dari sikap mental „ingin cepat kaya‟ 2.2 FUNGSI DAN KARAKTERISTIK PASAR MODAL SYARIAH Apabila meninjau dari pendapat Metwally (1995,177), keberadaan pasar modal khususnya syariah, memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : 1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikkonya. 2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas. 3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya. 4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional. 5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.
Adapun karakteristik yang dapat membedakan antara spekulan dengan investor, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Investor di pasar modal adalah mereka yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk berinvestasi di perusahaan - perusahaan Tbk yang diyakininya sebagai perusahaan yang baik dan menguntungkan. 2. Spekulasi sesungguhnya bukan merupakan investasi, meskipun diantara keduanya ada kemiripan. Perbedaan yang sangat mendasar diantara keduanya terletak pada spirit yang menjiwainya, bukan pada bentuknya.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
91
3. Spekulasi adalah game of chance, sedangkan bisnis adalah game of skill. 4. Spekulasi telah meningkatkan unearned income bagi sekelompok orang dalam masyarakat, tanpa memberikan kontribusi yang bersifat positif maupun produktif. 5. Spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan. 6. Spekulasi adalah outcome yang dari sikap yang ingin cepat kaya.
3.2 KENDALA-KENDALA DALAM PASAR MODAL SYARIAH Berdasarkan uraian pada bagian diatas, terlihat ada beberapa kendala untuk mengembangkan pasar modal syariah, kendala-kendala tersebut (Sudarsono,2003) antara lain adalah : 1. Belum ada ketentuan yang menjadi legitimasi pasar modal syariah dari Bapepam atau pemerintah, misalnya undang-undang. Perkembangan keberadaan pasar modal syariah saat ini merupakan gambaran bagaimana legalitas yang diberikan Bapepam dan pemerintah lebih tergantung dari permintaan pelaku pasar yang menginginkan keberadaan pasar modal syariah. 2. Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah wacana dimana banyak bicara tentang bagaimana pasar yang di syariahkan. Dimana selama ini praktek pasar modal tidak bisa dipisahkan dari riba, maysir, dan gharar, dan bagaimana memisahkan ketiganya dari pasar modal. 3. Sosialisasi instrumen syariah di pasar modal perlu dukungan dari berbagai pihak. Karena ternyata perkembangan pasar modal perlu dukungan dari berbagai pihak. Khusunya dari praktisi dan akademisi. Praktisi dapat menjelaskan keberadaan pasar modal secara pragmatis sedangkan akademisi bisa menjelaskan secara ilmiah. Berdasarkan pada kendala-kendala yang telah disebutkan diatas, maka strategi-strategi yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut : 1. Keluarnya undang-undang pasar modal syariah diperlukan untuk mendukung keberadaan pasar modal syariah atau minimal
menyempurnakan UUPM No.8 Tahun 1995, sehingga dengan hal ini diharapkan semakin mendorong perkembangan pasar modal syariah. 2. Perlu keaktifan dari pelaku bisnis (pengusaha) muslim untuk membentuk kehidupan ekonomi yang islami. Hal ini guna memotivasi meningkatkan image pelaku pasar terhadap keberadaan instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah. 3. Diperlukan rencana jangka pendek dan jangka panjang oleh Bapepam untuk mengakomodir perkembangan instrumen-instrumen syariah dalam pasar modal. Sekaligus merencanakan keberadaan pasar modal syariah di Tanah air. 4. Perlu adanya kajian-kajian ilmiah mengenai pasar modal syariah, oleh karena itu, dukungan dari akademisi sangat diperlukan guna memahamkan perlunya keberadaan pasar modal syariah.
3.3 FUNGSI PASAR MODAL DALAM EKONOMI ISLAM Peranan dasar Pasar Modal di dalam ekonomi Islam adalah memfasilitasi aliran dana dari perusahaan yang memiliki modal lebih kepada perusahaan yang kekurangan modal kerja, hal ini berkaitan dengan usaha pihak perusahaan guna mendapatkan modal tambahan dengan menerbitkan surat berharga saham. Pasar Modal diatur ke dalam dua konsep terpisah, namun dengan mekanisme pasar yang saling berkaitan, yaitu: 1. Pasar Modal Utama, di mana saham aktual yang baru diterbitkan ditawarkan untuk dijual. 2. Pasar Modal Sekunder, di mana memungkinkan bagi para pemilik modal untuk saling tawar-menawar atas saham yang diterbitkan. Fungsi dari pasar utama adalah guna memberikan kesempatan bagi para emiten untuk menginvestasikan dana perusahaannya guna perluasan usaha. Hal ini merupakan peran utama pasar saham karena institusi ini memobilisir para emiten untuk berinvestasi dalam rangka menanggulangi tingkat pengangguran. Berikut adalah beberapa prinsip dasar yang dapat di terapkan untuk membangun pasar modal yang sesuai dengan ajaran islam : 1. Tidak diperkenankannya penjualan dan pembelian secara langsung. 2. Penelitian account books secara cermat.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
93
3.4 Prinsip dasar Ada beberapa prinsip dasar untuk membangun sistem pasar modal yang sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan untuk implementasinya, memang dibutuhkan proses diskursus yang panjang. Prinsip tersebut, antara lain, tidak diperkenankannya penjualan dan pembelian secara langsung. Saat ini, jika seseorang ataupun sebuah perusahaan ingin menjual atau membeli saham, dia akan menggunakan jasa broker atau pialang. Kemudian broker tersebut akan menghubungi jobbers dan menyampaikan maksud untuk bertransaksi, baik dalam pembelian maupun penjualan saham. Kemudian para jobber ini menawarkan 2 rate harga, yaitu rate harga yang akan dibelinya yang biasanya lebih rendah dan rate harga yang akan dijualnya yang biasanya lebih tinggi. Selanjutnya para jobber berkewajiban untuk membeli saham tersebut. Transaksi model ini memberikan 2 implikasi. Yang pertama, para jobber akan melakukan pembelian saham meskipun mereka belum tentu membutuhkannya. Mereka membeli saham dengan harapan akan dapat menjualnya kembali kepada pihak yang memerlukan. Hal ini akan membuka pintu spekulasi. Para spekulan mengetahui bahwa mereka dapat membeli saham yang menguntungkan dari pasar karena para jobber ini mampu menyediakan ready stock. Begitu pula bila saham tersebut ternyata kurang menguntungkan, mereka secara cepat dapat pula melepasnya. Implikasi selanjutnya adalah perubahan harga hanya ditentukan oleh kekuatan pasar, dimana tidak ada perubahan yang berarti dari nilai intrinsik saham. Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik. Untuk itu, prosedur pembelian/penjualan saham secara langsung tidak diperkenankan. Prosedurnya, setiap perusahaan yang memiliki kuota saham tertentu memberikan otoritas kepada agen di lantai bursa, untuk membuat deal atas
sahamnya. Tugas agen ini adalah mempertemukan perusahaan tersebut dengan calon investor, dan bukan membeli atau menjualnya secara langsung. Saham-saham tersebut dijual ataupun dibeli jika memang tersedia. Jika banyak pihak yang menginginkan saham tertentu, maka mereka terlebih dahulu harus terdaftar sebagai applicant, dan saham tersebut kemudian dijual/dibeli dengan prinsip first-come-first-served (siapa datang dulu dia dilayani.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
95
REKSADANA KONVENSIONAL Regina
A. DEFINISI REKSADANA Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.” Dari kedua definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu: 1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi 2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi 3. Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor. Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank
kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur.
B. SEJARAH REKSADANA Reksadana yang pertama kali bernama Massachusetts Investors Trust yang diterbitkan tanggal 21 Maret 1924, yang hanya dalam waktu setahun telah memiliki sebanyak 200 investor reksadana dengan total aset senilai US$ 392.000. Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri reksadana ini menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan Undang-undang Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934). Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan pada Securities and Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang menangani perdagangan surat berharga dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit reksadana wajib untuk menyediakan prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan informasi reksadana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek kelolaan, informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksadana. SEC juga terlibat dalam perancangan Undang-undang Perusahaan Investasi tahun 1940 yang menjadi acuan bagi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi untuk setiap pendaftaran reksadana hingga hari ini. Dengan pulihnya kepercayaan pasar terhadap bursa saham, reksadana mulai tumbuh dan berkembang. Hingga akhir tahun 1960 diperkirakan telah ada sekitar 270 reksadana dengan dana kelolaan sebesar 48 triliun US Dollar. Reksadana indeks pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 oleh John Bogle dengan nama First Index Investment Trust, yang sekarang bernama Vanguard 500 Index Fund yang merupakan reksadana dengan dana kelolaan terbesar yang mencapai 100 triliun US Dollar. Salah satu kontributor terbesar dari pertumbuhan reksadana di Amerika yaitu dengan adanya ketentuan mengenai rekening pensiun perorangan (individual retirement account - IRA) [1], yang menambahkan ketentuan Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
97
kedalam Internal Revenue Code( peraturan perpajakan di Amerika) yang mengizinkan perorangan (termasuk mereka yang sudah memiliki program pensiun perusahaan) untuk menyisihkan sebesar 4.000 US $ setahun.
C. BENTUK HUKUM REKSADANA Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). 1. Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana) suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha pengelolaan portofolio investasi. 2. Kontrak Investasi Kolektif kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan administrasi investasi. D. KARAKTERISTIK REKSADANA Berdasarkan karakteristiknya maka reksadana dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Reksadana Terbuka adalah reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan Manajemen Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan di Bursa efek. Harga jualnya biasanya sama dengan Nilai
Aktiva Bersihnya. Sebagian besar reksadana yang ada saat ini adalah merupakan reksadana terbuka. 2. Reksadana Tertutup adalah reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen investasi yang menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutup hanya dapat dijual kembali kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Harga jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya. E. JENIS-JENIS REKSADANA 1. Reksadana Pendapatan Tetap. Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang. 2. Reksadana Saham. Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas. 3. Reksadana Campuran. Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana lainnya. 4. Reksadana Pasar Uang. Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun. F. NILAI AKTIVA BERSIH NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana.NAB per saham/unit penyertaan
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
99
adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
G. MANFAAT REKSADANA Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain: 1. Dikelola oleh manajemen profesional Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar modal. 2. Diversifikasi investasi Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu. 3. Transparansi informasi Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur
sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin. 4. Likuiditas yang tinggi Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masingmasing Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila Investor individu melakukan transaksi sendiri di bursa. H. RISIKO INVESTASI REKSADANA Untuk melakukan investasi Reksa Dana, Investor harus mengenal jenis risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana. 1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
101
2. Risiko Likuiditas Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga mempengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut. 3. Risiko Pasar Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri. 4. Risiko Default Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat.
REKSADANA SYARIAH KARMILA FITRIANINGTYAS
PENDAHULUAN Dewasa ini investasi merupakan solusi bagi pemilik modal dalam mengembangkan hartanya. Dalam berinvestasi ini banyak jalan yang bisa dilalui, baik dilakukan oleh pemilik modal sendiri maupun diserahkan kepada pihak lain untuk diinvestasikan. Pada saat pemilik modal tidak bisa menjalankan usahanya sendiri, maka usaha dilakukan oleh pihak lain. Pengalokasian modal kepada pihak lain itu bisa disalurkan pada orang perorang yang bersifat individual atau disalurkan kepada lembaga atau badan usaha. Badan usaha yang dijadikan tempat investasi itu dapat berupa lembaga ekonomi maupun keuangan. Lembaga keuangan itu sendiri bisa berupa lembaga keuangan yang menyelenggarakan kegiatan perbankan atau kegiatan non perbankan. Sedangkan reksadana itu sendiri dapat dikategorikan lembaga keuangan non perbankan yang bisa dijadikan sebagai tempat investasi bagi para pemilik modal.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang
103
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya 1. Pengertian Secara bahasa reksadana tersusun dari dua konsep, yakni konsep „reksa‟ yang berarti jaga atau pelihara dan konsep „dana‟ yang berarti (himpunan) uang. Dengan demikian, secara bahasa reksadana berarti kumpulan uang yang dipelihara. Sedangkan secara istilah reksadana adalah sebuah wadah dimana masyarakat dapat menginventasikan dananya dan oleh pengurusnya (manajer investasi) dana itu diinvestaikan ke portofolio efek. Reksadana merupakan .jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta dalam pasar modal dengan modal minimal yang relative kecil dan kemampuan menanggung risiko yang sedikit. Sedangkan reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam. Reksa Dana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik harta ( shabib al-mal/rabb al-mal) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal menurut ketentuan dan prinsip Syariah islam. Reksadana syariah, misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam. Seperti pabrik makanan/minuman yang mengandung alkohol, daging babi, rokok dan tembakau, jasa keuangan konvensional, pertahanan dan persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau maksiat. Nilai ini merupakan nilai ibadah yang memberikan kenyamanan bagi seorang muslim dengan adanya tujuan hidup yaitu yang dimaknai sebagai investasi
jangka panjang, dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya memandang aspek material namun justru lebih ditekankan pada aspek spiritual.
2. Sejarah Di Indonesia reksadana muncul pada tahun 1977 seiring dengan aktifnya pasar modal, yang kemudian dilegitimasi lagi dengan lahirnya UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal. Setelah itu, investasi reksadana semakin hari semakin meningkat dan tumbuh subur, terutama sejak tahun 1996 di mana pada tahun tersebut oleh Bapepam dicanangkan sebagai tahun reksadana di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan itu, sebagaian masyarakat muslim Indonesia memandang bahwa di dalam mekanisme reksadana masih ditemukan unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat Islam, terutama unsur riba, maysir dan gharar. Alasan-alasan itu yang menyebabkan munculnya reksadana syariah. Pertumbuhan reksadana syariah mengalami kenaikan yang cukup pesat. Menurut data statistik bahwa sampai dengan tahun 2003 hanya ada tiga reksadana syariah dimana hanya satu reksadana syariah yang dinyatakan efektif, sedangkan tahun 2004 terdapat sebanyak tujuh reksadana syariah baru yang dinyatakan efektif. Akhir 2004 secara kumulatif terdapat sepuluh reksadana syariah.Perkembangan reksadana syariah cukup signifikan di Indonesia pasar reksa dana syariah akan makin berkembang beberapa tahun ke depan. peningkatan tersebut sangat signifikan jika didukung oleh perkembangan ekonomi syariah yang kini mulai menunjukkan geliat yang menggembirakan.dan Tidak mustahil nantinya kelolaan reksadana syariah ini bisa menyamai kelolaan reksa dana konvensional
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
105
3. Dasar Hukum a. Al – Qur‟an Hukum dan aturan yang berisi perintah dan larangan dan ditetapkan oleh Allah SWT kepada Hamba-Nya
b. Al – Hadits Segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam.
c. Ibadah Hubungan Manusia dengan Allah. Semua TIDAK BOLEH dilakukan KECUALI yang diperintahkan atau ketentuan Allah
d. Muamalah Hubungan manusia dengan manusia KECUALI jelas ada larangannya
Semua BOLEH dilakukan
e. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan menurut fatwa DSN-MUI NO: 20/DSN-MUI/IV/2001
4. Prinsip Syariah Reksadana
Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman agar memenuhi akad yang mereka lakukan seperti disebutkan dalam al-Qur‟an� “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu” (QS. Al-Maaidah (5):1)
Syarat-syarat yang berlaku dalam akad, adalah syarat-syarat yang ditentukan sendiri oleh kaum muslim, selama tidak melanggar ajaran Islam. Dalam berakad juga harus mengikuti hukum yang telah digariskan oleh Allah SWT disebutkan dalam al-Qur‟an: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil kecuali jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” (QS. An-Nissa (4) : 29)
4. Tujuan Berdirinya Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional, yang bertujuan mengumpulkan dana dari masyarakat, yang selanjutnya dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen di pasar modal dan pasar uang. Instrumen itu seperti halnya saham, obligasi, deposito, sertifikat deposito, valuta asing dan surat utang jangka pendek (commercial paper). Reksadana Syariah ini termasuk dalam kategori reksadana terbuka (kontrak investasi kolektif). Selain itu, diharapkan dengan berdirinya reksadana syariah dapat memicu kaum muslim untuk menerapkan nilai ibadah dalam berinvestasi. Yaitu tidak hanya mencari keuntungan dunia tetapi juga keuntungan akhirat. B. Prinsip Transaksi Syariah Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
107
� Semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkanya � Asas kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan dan kewajiban memenuhi akad � Pelaksanaan transaksi haris dilakukan menurut rinsip kehatihatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang didalamnya mengandung unsur riba, gharar, maysir � Menjunjung Etika (Akhlak) dalam bertransaksi �Melakukan pencatatan (dokumentasi) perjanjian/akad untuk transaksi tidak tunai
atau
penulsan
C. Jenis Produk dan Mekanisme Operasionalnya 1. Jenis Produk Berdasarkan konsentrasi portofolio reksadana yang dikelola oleh manajer investasi dapat dibedakan beberapa jenis reksa dana: a. reksadana pasar uang adalah reksadana yang hanya melakukan investasi pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. b. Reksadana penetapan tetap adalah reksadana yang melakukan infestasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat hutang c. Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan infestasi sekurang-kurangnya 80% dari dalam efek bersifat ekuitas. d. Reksadana campuran adalah reksadan yang melakukan infestasi dalam efek bersifat ekuitas dan bersifat hutang
yang ysng perbsndinganya tidak termaksud dalam kategori yang disebut pada butir B dan C di atas. Contoh produk reksadana syariah di pasaran: Nama Reksa Dana
Manager Investasi Pengelola Reksa Dana
Danareksa Syariah Berimbang Dana PNM Syariah Rifan Syariah Batasa Syariah
Danareksa Permodalan Nasional Madani (PNM) Rifan Financindo Batasa Capital
2. Mekanisme Operasionalnya Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syari‟ah terdiri atas: Antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah, dan Antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah. Karakteristik sistem mudarabah adalah: Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith)
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
109
D. Legalitas Hukum Reksadana syariah didirikan dalam bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), berdasarkan UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Bapepam mengesahkan keberadaan reksadana syariah pada tanggal 12 Juni tahun 1997 yang dibuat dihadapan Notaris Djedjem Wijaya, SH di Jakarta antara PT Danareksa Fund Management sebagai Manajer Investasi dengan Citibank N.A. Jakarta sebagai Bank Kustodian. PT Danareksa Fund Management sendiri, sebarai manajer investasi, didirikan pada tanggal 1 Juli 1992, yang kemudian dilegitimasi oleh Mentri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan nomor C2/7283.HT.01.TH.92 tanggal 3 September 1992. E. Perkembangan dan Pertumbuhan Reksadana Syariah di Indonesia Sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka dalam perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek syariah di pasar modal Indonesia terus meningkat. Harus dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah secara umum di Indonesia, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut telah dimulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Saat ini aset reksa dana syariah baru mencapai 2% jika dibandingkan dengan aset reksa dana konvensional yang mencapai 98%. Hingga akhir tahun ini diharapkan asetnya bisa mencapai 5%, untuk menyamai pertumbuhan reksadana konvesnsional, dibutuhkan waktu 2-3 tahun, jadi wajar masih butuh waktu.
F. Prospek, Kendala dan Strategi Pengembangannya 1. Prospek Pasar reksadana syariah saat ini makin menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Sejak dari kegiatan perbankan dan investasi syariah yang baru muncul beberapa tahun belakangan, pertumbuhan reksa dana syariah terus mengalami kenaikan.Aset reksadana syariah nasional tahun 2009 diproyeksi tumbuh di atas 10% menjadi sekitar Rp 2,08 triliun. Jumlah tersebut diproyeksi akan terus meningkat dengan makin banyaknya investor yang kini mulai melirik berinvestasi di reksa dana syariah yang dianggap lebih menguntungkan. 2. Kendala Tingkat pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar modal dan pemodal terhadap prinsip syariah masih kurang. Banyak di antara mereka yang menganggap bahwa prinsip syariah ini terkait dan hanya untuk kepentingan umat Islam. Padahal, prinsip tersebut terbuka untuk digunakan oleh semua pihak. Kendala lainnya antara lain, informasi tentang pasar modal syariah juga masih sangat terbatas, pola kelembagaan atau institusi dalam rangka pengawasan masih dianggap sebagai disinsentif oleh para pelaku. 3. Strategi Bapepam berupaya untuk melakukan sejumlah langkah strategis untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satunya, adalah dengan menetapkan pengembangan pasar modal syariah sebagai salah satu sasaran dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009. Dengan demikian, yang akan berperan dalam hal ini tidak hanya Bapepam namun juga pemerintah secara umum.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
111
PENUTUP Reksa dana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta dalam pasar modal dengan modal minimal yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit. Reksa dana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian nasional karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaanperusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta. Disisi lain, reksa dana memberikan keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan keuntungan materi yang meningkatkan kesejahteraan material. Dan dengan reksadana syariah, diharapkan ada nilai investasi ibadah dimana tidak hanya dicari nilai material/duniawi tetapi juga nilai spiritual/akhirat.
PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS SUKUK DENGAN MEMASUKAN UNSUR IBADAH Fikry Kurniadi
Abstrak Fatwa Dewan Syariah Nasional No.32/DSN-MUI/IX/2002: Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga barjangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emitten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emitten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah,tersebut berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Pada prinsipnya obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrument investasi yang di terbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah yang melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah (sewa), mudarabah (bagi-hasil), musyarakah atau yang lain. Ibadah atau pray disini dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya pada kondisi tersebut. Kata Kunci : Obligasi syariah,sukuk dan ibadah
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
113
1.1 Latar Belakang Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen yang mempunyai komponen bunga (interest-bearing instruments) ini keluar dari daftar investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah. Sebagaimana Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/ DSN-MUI/ IX/ 2002, “obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ margin/ fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”. Sukuk dikenal sebagai obligasi syariah. Sukuk menunjukan pemilikan atas asset, dimana klaim didalam sukuk tidak sebuah klaim terhadap chas tetapi merupakan klaim pemilikan atas sekumpulan asset. Jadi pada prinsipnya sukuk mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep margin dan bagi hasil sebagai pengganti bunga.
1.2 Maksud Dan Tujuan a) Mengetahui informasi tentang sukuk/obligasi syariah b) Membandingkan sukuk dengan obligasi konvensional c) Memasukan unsur ibadah dalam pengertian dan jenis-jenis sukuk
PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sukuk Sukuk berasal dari kata sakk yang berarti dokumen atau lembaran kontrak. Sukuk digunakan secara luas oleh muslim di abad pertengahan sebagai surat yang menunjukan kewajiban pembayaran berasal dari perdagangan atrau aktivitas komersial. Kata sakk dalam trnsaksi perdagangan berubah nama menjadi kata latin, cheque. Namun demikian sukuk saat ini berbeda dengan penggunaan sukuk pada awal mulanya. Saat ini, struktur sukuk mendekati konsep sekuritas konvensional, dimana proses pemilikan underlying asset ditrnsfer kepada sejumlah
investor melalui sertifikat yang menunjukan proporsi nilai atas asset. Jadi, sukuk adalah sebagai asset-backed security yang berdasarkan shariah complain. Suatu kenyataan dari keseluruhan system islam bahwa alternatif yang berlandaskan syariah keberadaannya seharusnya merupakan alternatif terhadap aktivitas yang tidak berlandaskan syariah, yang selalu berlanjut sepanjang masa dan diakui, yang diperaktikkan oleh umat manusia pada seluruh aspek kehidupan dalam hal ini, para sarjana muslim selama bertahun-tahun telah memberikan pemikiran mendasar, untuk mencari alternative islam terhadap instrument keuangan konvensional yang dapat diperdagangkan. 2.2 Perbedaan dan Sifat Sukuk Perbedaan sukuk dengan surat berharga konvensional, sukuk membutuhkan instrument penyertaan atas asset, sedangkan obligasi sebagai sebuah kontrak atas utang dimana penerbit wajib membayar pemegang obligasi pada waktu tertentu, sekaligus dengan bunga dan pokok. Perbedaan yang mengemuka antara sukuk dengan obligasi konvensional pada underlying asset yang digunakan. Di dalam sukuk, underlying asset dibutuhkan sebagai jaminan bahwa penerbitan sukuk didasarkan nilai yang sama dengan asset yang tersedia. Adapun fungsi underlying asset tersebut adalah : (i) untuk menghindari riba, (ii) sebagai prasyarat untuk dapat diperdagangkannya sukuk dipasar sekunder, dan (iii) akan menentukan jenis struktur sukuk. Dalam UU No 19/2008 dikatakan bahwa underlying asset adalah asset SBSN, dimana asset SBSN adalah obyek pembiayaan SBSN dan/ atau barang milik Negara yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/ atau bangunan maupun selain tanah dan/ atau bangunan, yang dalam rangka penerbitan SBSN dijadikan sebagai dasar penerbitan SBSN. Adapun barang yang dimaksud milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lain yang sah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
115
Tabel Perbandingan antara sukuk dan obligasi Deskripsi Penerbit Sifat instrument Penghasilan Jangka waktu Underlying asset Pihak yang terkait Price Investor Pembayaran pokok Penggunaan hasil penerbitan
Sukuk Pemerintah dan korporasi
Obligasi Pemerintah dan korporasi Sertifikat kepemilikan/ Instrument pengakuan penyertaan atas suatu asset utang Imbalan, bagi hasil dan margin Bunga/kupon, capital gain Pendek dan menengah Menengah dan panjang Perlu Tidak perlu Obligator,SPV,investor,trustee Harga pasar Islami dan konvensional Bullet atau amortisasi
Obligator/issue dan investor Harga pasar Konvensional Bullet atau amortisasi
Harus sesuai dengan syariah
Bebas
2.3 Penjelasan Tentang Sukuk
No. Pertanyaan
Jawaban
1. Apakah yang dimaksud dengan yaitu surat berharga yang diterbitkan Surat Berharga Syariah Negara berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas (SBSN) atau Sukuk Negara? bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
2. Apakah yang dimaksud dengan yaitu Surat Berharga Negara yang diterbitkan Sukuk Negara Ritel? berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang diperuntukkan bagi investor individu.
3. Apakah dasar hukum Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang penerbitan Sukuk Negara Ritel? Surat Berharga Syariah Negara.
4. Apakah yang membedakan antara Sukuk Negara Ritel dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) seri IFR-001 dan IFR-002
SBSN seri IFR-001 dan IFR-002 diperuntukkan bagi investor institusi dengan nilai pembelian minimal Rp1 miliar. Sedangkan Sukuk Negara Ritel diperuntukkan bagi investor individu dengan nilai minimal pembelian Rp 5 juta dan kelipatannya.
5. Apakah persamaan dan Persamaan: perbedaan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) dengan ORI dan Sukuk Negara Ritel merupakan Surat Berharga Negara yang diperuntukkan Sukuk Negara Ritel? bagi investor ritel. ORI dan Sukuk Negara Ritel merupakan bukti investasi masyarakat kepada Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
117
pemerintah. Baik ORI maupun Sukuk Ritel pembayaran bunga/imbalan dan pelunasan/pembelian kembali dijamin oleh Pemerintah. Perbedaan: ORI adalah pinjaman modal dari masyarakat kepada Pemerintah, sedangkan Sukuk Negara Ritel adalah bentuk penyertaan modal masyarakat atas bagian dari aset Sukuk Negara Ritel yang dijadikan obyek transaksi. ORI memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa bunga. Sedangkan Sukuk Negara Ritel memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa imbalan sewa, sesuai dengan akad yang digunakan 6. Apakah bentuk transaksi yang Bentuk transaksi yang digunakan adalah Ijarah digunakan dalam Sukuk Negara Sale and Lease Back. Transaksi ini diawali Ritel tahun 2010? dengan penjualan (sale) hak manfaat atas Barang Milik Negara kepada investor yang melalui Perusahaan Penerbit SBSN (SPV), kemudian investor melalui SPV menyewakan kembali (lease back) kepada Pemerintah. Sewa yang dibayarkan oleh Pemerintah merupakan imbal hasil yang diterima oleh investor.
7. Apakah yang dimaksud dengan Adalah Barang Milik Negara (BMN) yang Aset Sukuk Negara Ritel? menjadi obyek transaksi atau dasar penerbitan SBSN atau Sukuk Negara Ritel.
8. Siapa yang menerbitkan Sukuk Perusahaan Penerbit SBSN yaitu badan hukum yang didirikan berdasarkan Undang-Undang
Negara Ritel?
Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN, khusus untuk melaksanakan kegiatan penerbitan SBSN
9. Apakah tujuan penerbitan Tujuan penerbitan Sukuk Negara Ritel adalah: Sukuk Negara Ritel? Memperluas sumber-sumber pembiayaan APBN Diversifikasi investor dan instrumen Memberikan alternatif instrumen ritel berbasis syariah bagi investor Mendukung pengembangan pasar keuangan syariah Memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk berinvestasi dalam instrumen pasar modal yang aman dan menguntungkan. 10.Untuk apa dana hasil Dana tersebut akan dipergunakan oleh penerbitan Sukuk Negara Ritel? Pemerintah untuk pembiayaan umum APBN, termasuk untuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur.
11.Siapa saja berinvestasi Negara Ritel?
yang pada
dapat Seluruh Warga Negara Indonesia Sukuk berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel.
dapat
12.Apakah bukti kepemilikan Sukuk Negara Ritel diterbitkan dalam bentuk Sukuk Negara Ritel? tanpa warkat (scripless), namun kepada para investor akan diberikan Surat Bukti Kepemilikan
13.Apakah berinvestasi
keuntungan Keuntungannya yang diperoleh diantaranya pada Sukuk adalah:
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
119
Negara Ritel?
investasi ini dijamin pembayaran Imbalan dan Nilai Nominalnya oleh Pemerintah bagi investor syariah, investasi ini tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, sehingga selain aman juga menentramkan Imbalan yang diperoleh lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN Berpotensi memperoleh capital gain Dapat diperdagangkan di pasar sekunder Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta mendukung pembiayaan pembangunan nasional.
14.Bagaimana cara membeli Prosedur pembelian Sukuk Negara Ritel di Sukuk Negara Ritel di Pasar Pasar Perdana adalah: Perdana? 1. mendatangi kantor pusat/cabang Agen Penjual yang telah dipilih oleh Pemerintah dalam melayani pembelian Sukuk Negara Ritel; 2. membuka rekening dana (jika diperlukan) pada salah satu bank umum dan rekening surat berharga (jika diperlukan) pada salah satu subregistry; 3. menyediakan dana yang cukup sesuai jumlah pesanan untuk pembelian Sukuk Negara Ritel melalui Agen Penjual; 4. Mengsisi Formulir Pemesanan; 5. menyampaikan Formulir Pemesanan, fotokopi identitas diri (KTP/SIM), dan bukti setor (jika diperlukan) kepada Agen Penjual dan menerima bukti penyerahan dokumen dari Agen Penjual. 15.Berapa satuan pembelian dalam Harga per unit Sukuk Negara Ritel adalah Rp Sukuk Negara Ritel? Apakah 1.000.000,- (satu juta rupiah). Mininal ada batasan minimal dan pembeliannya adalah 5 (lima) unit dan
maksimal pembelian?
kelipatannya, sedangkan batasan maksimal pembeliannya tidak ada.
16.Bagaimana cara menghitung Untuk mengetahui cara menghitung imbalan imbalan Sukuk Negara Ritel? yang akan diperoleh dalam berintasi pada Sukuk Negara Ritel, disajikan ilustrasi perhitungan hasil investasi sebagai berikut: 1. Harga Par Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di Pasar Perdana sebesar Rp 10.000.000,00 dengan nilai indikatif imbalan 12% dan tidak dijual sampai jatuh tempo, maka hasil yang diperoleh adalah: Imbalan = 12 % x Rp 10.000.000,00 x 1/12 = Rp 100.000,00 setiap bulan sampai dengan jatuh tempo Nilai Nominal pada saat jatuh tempo = Rp 10.000.000,00 Total yang diperoleh pada saat jatuh tempo = Imbalan + Nilai Nominal = Rp 10.100.000,00 2. Harga Premium Investor B membeli Sukuk Negara Ritel di Pasar Perdana sebesar Rp 10.000.000,00 dengan kupon 12% dan dijual di Pasar Sekunder dengan harga 105%, maka hasil yang diperoleh adalah : Imbalan = 12 % x Rp10.000.000,00 x 1/12 = Rp 100.000,00 setiap bulan sampai dengan saat dijual
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
121
• Capital Gain (105-100)%
= Rp 10.000.000,00 x = Rp 500.000,00
• Nilai Nominal yang diterima saat dijual Rp 10.500.000,00 yang berasal dari Nilai Nominal SRI sebesar Rp 10.000.000,00 + Capital Gain. Total yang diperoleh pada saat dijual = Imbalan + Nilai Nominal pada saat dijual = Rp 10.600.000,00
3. Harga Discount Investor C membeli Sukuk Negara Ritel di Pasar Perdana sebesar Rp10.000.000,dengan kupon 12% dan dijual di Pasar Sekunder dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah: • Imbalan = 12 % x Rp 10.000.000,00 x 1/12 = Rp 100.000,00 setiap bulan sampai dengan saat dijual • Capital Loss = Rp 10.000.000,00 x (95%-100%) = - Rp 500.000,00 • Nilai Nominal yang diterima saat dijual Rp 9.500.000,00 yang berasal dari Nilai Nominal SRI sebesar Rp 10.000.000,00 + Capital Loss. Total yang diperoleh pada saat dijual = Imbalan + Nilai Nominal pada saat dijual = Rp
9.600.000,00
Catatan: Ilustrasi di atas belum memperhitungkan biaya-biaya transaksi dan pajak. Transaksi penjualan di Pasar Sekunder dengan asumsi penjualan terjadi pada saat pembayaran Imbalan, sehingga tidak memperhitungkan accrued yang ada. 17.Bagaimana perlakuan pajak Terkait perlakuan pajak terhadap Sukuk terhadap Sukuk Negara Ritel? Negara Ritel sudah diperhitungkan oleh Pemerintah dan besarnya pajak yaitu Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 15% atas imbalan dan 15% atas capital gain. Pajak untuk Sukuk Negara Ritel sama dengan Pajak yang dikenakan atas Surat Utang Negara (SUN). 18.Siapakah yang dapat menjadi Adalah Bank Umum Syariah dan Bank Umum Agen Penjual Sukuk Negara Konvensional yang telah memiliki ijin usaha Ritel? dari Bank Indonesia dan Perusahaan Efek yang telah memiliki surat ijin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, serta memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
19.Siapakah yang dapat menjadi Adalah Konsultan Hukum yang telah terdaftar Konsultan Hukum Sukuk sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal di Negara Ritel? Bapepam dan Lembaga Keuangan, serta memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan Pemerintah.
20.Apakah Sukuk Negara Ritel Dapat. dapat dijual sebelum jatuh Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
123
tempo dan bagaimana caranya?
Caranya adalah: 1. melalui Agen Penjual di tempat investor membeli Sukuk Negara Ritel, atau 2. melalui bursa. Untuk dapat memperdagangkan Sukuk Negara Ritel melalui bursa, investor harus menghubungi anggota bursa karena investor tidak dapat bertransaski langsung melalui bursa. Proses transaksi akan lebih rumit dan investor harus membayar jasa broker, serta waktu yang dibutuhkan akan lebih lama apabila tidak terdapat titik temu antara harga penawaran dan harga pembelian Sukuk Negara Ritel.
21.Bagaimanakah mekanisme PROSES PEMBELIAN DI PASAR transaksi (jual beli) Sukuk SEKUNDER: Negara Ritel di pasar sekunder? 1. Nasabah datang kepada perbankan untuk mendapat informasi atau mengunjungi langsung perusahaan sekuritas yang sudah berpengalaman dalam perdagangan; 2. Nasabah membuka rekening surat berharga pada perusahaan sekuritas dimaksud dengan mengisi formulir pembukaan rekening yang antara lain mewajibkan penyebutan nomor rekening tabungan yang sudah dimiliki pada salah satu bank nasional; 3. Nasabah mengisi formulir pemesanan pembelian dengan antara lain menyebutkan nomor rekening surat berharga, nomor rekening tabungan, harga beli (dinyatakan dalam persen dengan 2 angka di belakang koma), dan jumlah nominal pembelian (minimal Rp5.000.000,00 dengan kelipatan Rp5.000.000,00);
4. Perusahaan sekuritas menyampaikan minat beli nasabah ke Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendapatkan nasabah lain yang bermaksud menjual pada harga yang sesuai dengan permintaan nasabah yang berminat membeli; 5. Dalam hal terjadi kesesuaian harga antara nasabah pembeli dan nasabah penjual, maka transaksi pembelian diselesaikan melalui mekanisme bursa yang melibatkan PT. BEI, PT. KPEI, PT. KSEI, dan Perusahaan sekuritas; 6. Jumlah dana yang harus dibayar oleh nasabah pembeli adalah sejumlah harga Sukuk Ritel ditambah dengan Imbalan berjalan. PROSES PENJUALAN SEKUNDER:
DI
PASAR
1. Nasabah datang kepada perbankan untuk mendapat informasi atau mengunjungi langsung perusahaan sekuritas dimana yang bersangkutan memiliki rekening surat berharga; 2. Nasabah mengisi formulir pemesanan penjualan dengan antara lain menyebutkan nomor rekening surat berharga, nomor rekening tabungan, harga jual (dinyatakan dalam persen dengan 2 angka di belakang koma), dan jumlah nominal penjualan (minimal Rp5.000.000,00 dengan kelipatan Rp5.000.000,00); 3. Perusahaan sekuritas menyampaikan minat jual nasabah ke Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendapatkan nasabah lain yang bermaksud membeli Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
125
Sukuk Ritel pada harga yang sesuai dengan permintaan nasabah yang berminat menjual; 4. Dalam hal terjadi kesesuaian harga antara nasabah penjual dan nasabah pembeli, maka transaksi penjualan diselesaikan melalui mekanisme bursa yang melibatkan PT. BEI, PT. KPEI, PT. KSEI, dan Perusahaan sekuritas; 5. Jumlah dana yang akan diterima oleh nasabah penjual adalah sejumlah harga Sukuk Ritel ditambah dengan Imbalan berjalan. 22.Apakah risiko investasi pada Terdapat beberapa risiko berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel? inistrumen investasi di pasar keuangan, diantaranya adalah: 1. Risiko gagal bayar (default risk) adalah risiko di mana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. Sukuk Negara Ritel tidak mempunyai risiko gagal bayar karena Pemerintah berdasarkan Undang-Undang SBSN dan Undang-Undang APBN stiap tahunnya menjamin pembayaran Imbalan dan Nilai Nominal Sukuk Negara Ritel sampai dengan jatuh tempo. 2. Risiko pasar (market risk), adalah potensi kerugian bagi investor (capital loss) karena menjual Sukuk Negara Ritel sebelum jatuh tempo dalam kondisi bunga sedang mengalami kenaikan. Kondisi ini dapat dihindari dengan memegang Sukuk Negara sampai dengan jatuh tempo. 3. Risiko Likuditas (liquidity risk), adalah potensi kerugian apabila sebelum jatuh
tempo pemegang Sukuk Negara Ritel yang memerlukan dana mengalami kesulitan dalam menjual Sukuk Negara Ritel dalam harga wajar. 23.Bagaimana apabila Pemerintah Sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undangmengalami gagal bayar Undang Nomor 19 tahun 2008, Pemerintah (default)? memberikan jaminan untuk membayar Imbalan dan Nilai Nominal setiap SBSN yang diterbitkan.
24.Apabila pemegang Sukuk Negara Ritel meninggal dunia, apakah bisa diwariskan kepada ahli warisnya dan bagaimana caranya?
Sukuk Negara Ritel dapat diwariskan kepada ahli waris yang sah dan kepadanya tetap diberikan pembayaran Imbalan dan Nilai Nominal Sukuk Negara Ritel.
25.Pada saat Sukuk Negara Ritel jatuh tempo, bagaimana mekanisme pembayaran Nilai Nominal kepada pemegang Sukuk Negara Ritel?
Mekanisme pembayaran Nilai Nominal kepada Pemegang Sukuk Negara Ritel pada saat jatuh tempo akan dilaksanakan secara otomatis dengan mentransfer ke Rekening Pemegang Sukuk Negara Ritel.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
127
2.4 Proses Penerbitan Sukuk/Obligasi Syariah Penerbitan sukuk /obligasi syariah pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan obligasi konvensional, untuk lebih jelas lihat gambar:
DOKUMEN EMITEN
PENAWARAN UNDERWRITER
INVESTOR DANA
DANA
BAGI HASIL DAN PEMBAYARAN POKOK (Gambar I)
Langkah – langkah umum untuk penerbitan sukuk/obligasi syariah yaitu : 5. Emiten menyerahkan dokumen yang di perlukan untuk penerbitan sukuk/obligasi syariah kepada underwriter (wakil dari emiten). 6. Underwriter melakukan penawaran kepada investor. 7. Bila investor tertarik, maka akan menyerahkan dananya kepada emiten melalui underwriter. 8. Emiten akan membayarkan bagi hasil dan pembayaran pokok kepada investor. Selain proses di atas, sebelumnya harus di lakukan pula opini syariahnya, yang di lakukan oleh DSN dengan tahapan yaitu :
MUI UNDERWRITER
OPINI SYARIAH
Poposal/ surat pemberitahuan
RAPAT TIM AHLI
PRESENTASI BADAN PELAKSAN HARIAN DSN
(Gambar 2) Proses Fatwa / Opini Syariah Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat di jelaskan proses dari opini syariah: 4. Emiten melalui underwriter menyerahkan proposal atau surat pemberitahuan penerbitn obligasi syariah kepada Majelis Ulama Indonesia. 5. Presentasi proposal di lakukan di badan pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional. 6. Dewan Syariah Nasional mengadakan rapat dengan tim ahli Dewan Pengawas Syariah (DPS), hasil rapat akan menyatakan opini syariah terkait proposal yang diajukan. 2.5 Jenis-jenis Sukuk Sukuk Ijarah adalah merupakan instrument investasi yang menunjukan kepemilikan saham bernilai sama dengan asset yang disewakan, dalam struktur sukuk ini investor akan mendapatkan return dari asset yang disewakan secara periodik. Sukuk Murabahah adalah merupakan sukuk yang diterbitkan dengan prinsip jual beli, penerbit sertifikat adalah penjual, sedangkan investornya adalah pembeli. Penerbitan sukuk ini hanya dapat dilakukan pada primary market dan tidak dapat diperjual belikan pada secondary market, karena sertifikat ini menunjukan kepemilikan pembiayaan. Sukuk Mudharabah adalah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, satu pihak sebagai penyedia modaldan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian. Sukuk Istisna adalah merupakan sertifikat yang digunakan untuk memobilisasi kebutuhan dana untuk memproduksi barang yang dimiliki dengan bukti kepemilikan sertifikat. Return dapat dilakukan dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Sukuk Musyarokah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih dengan modal, tenaga dan keahlian berasal dari kedua belah pihak (emmiten dan investor). Sukuk Salam adalah merupakan sukuk yang diterbitkan dengan akad salam. Dana yang sudah terkumpul dari para investor dibayar secara
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
129
tunai kepada emmiten, sedangkan komoditi yang menjadi obyek akad dapat diserahkan secara tangguh.
BAB III ANALISIS Dalam bab ini, kita akan coba membahas dan menganalisis tentang pemahaman teori islam kaffah dengan memasukkan unsur ibadah dalam sukuk/ obligasi syariah. Teory Islam Kaffah atau Kaffah Thinking mempunyai makna yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Al-Imran ayat 19 : The Din Beside Allah Is Islam. Teory Kaffah thinking ini bisa digambarkan sebagai berikut : God
Human Pray
Teory Kaffah bisa dijelaskan juga dalam bentuk Sinlammim Method, yaitu sebagai berikut : Sinlammim : سلم
word root
Islam
Sinlamim : On Right Hand Sin : Human / Result Lam : God / Source Mim : Pray / Feed Back Dalam hal ini, jika Sinlammim method di masukkan ke dalam konsep obligasi syariah, yaitu sebagai berikut : d. God diibaratkan sebagai SBI = Sertifikat Bank Indonesia INF = Inflasi DPK = Dana Pihak Ketiga NAB = Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan KURS = Kurs US Dollar
RBOND = return indeks sukuk/obligasi syariah e. Human di ibaratkan sebagai sukuk/obligasi syariah f. Pray dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat SBI, INF, DPK, NAB, dll, pada kondisi tersebut. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Sukuk adalah istilah keuangan yang merupakan pernyataan dana yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun swasta. Sukuk ini digunakan untuk pembiayaan investasi jangka panjang dengan sumber dana dari luar perusahaan. Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Pada prinsipnya obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrument investasi yang di terbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah yang melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah (sewa), mudarabah (bagi-hasil), musyarakah atau yang lain. Saran Sebaiknya pemerintah ikut turut mengontrol dan mengawasi dalam pelaksanaan Obligasi Syariah,dan teori obligasi syariah sebaiknya dimasukkan pemahaman teori islam kaffah dapat dengan unsur ibadah, penggambarannya yaitu God diibaratkan sebagai SBI, INF, DPK, NAB. Human di ibaratkan sebagai obligasi syariah. Dan pray dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat SBI, INF, DPK, NAB, dll, pada kondisi tersebut. Sehingga, dalam pelaksanaannya obligasi syariah mempunyai genuine yang penting dan berbeda dengan sebelumnya.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
131
MASALAH TINJAUAN SUKUK Ahmad Tabrizi
ABSTRAK Istilah sukuk berasal dari bentuk jamak dari bahasa Arab „sak‟ atau sertifikat. Secara singkat AAOIFI mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu asset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu. Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya aqad atau penjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.
B. LATAR BELAKANG Lemahnya pembangunan infrastruktur telah menjadi salah satu factor yang menyebabkan ketertinggalan Indonesia dalam memacu pembangunan ekonomi dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir. Keberadaan infrastruktur yang memadai memegang peranan yang sangat vital bagi perekonomian nasional. Ketersediaan infrastruktur yang baik merupakan pondasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, ini mengingat, gerak laju dan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, komukikasi, dan juga ketersediaan energi. Karakteristik Sukuk
Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat (beneficial title); Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai jenis aqad yang digunakan; Terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir; Penerbitannya melalui special purpose vehicle (SPV); Memerlukan underlying asset. Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah. Tujuan Penerbitan Sukuk Negara (SBSN)
Memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara; Mendorong pengembangan pasar keuangan syariah; Menciptakan benchmark di pasar keuangan syariah; Diversifikasi basis investor; Mengembangkan alternatif instrumen investasi; Mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara; dan Memanfaatkan dana-dana masyarakat yang belum terjaring oleh Sistem perbankan konvensional
Kebutuhan Alternatif Pembiayaan Berdasarkan road map pembiayaan infrastruktur 2005-2009, disebutkan bahwa dalam 5 tahun kedepan, pemerintah membutuhkan pembiayaan mencapai Rp 130 triliyun untuk mendorong pembangunan infrastruktur (kementrian BUMN, 2005). Nilai pembniayaan tersebut Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
133
rencananya akan dipenuhi dari berbagai sumber pembiayaan seperti hibah bantuan Aceh (1%), APBN (17%) dan sumber dana domestic (215). Dari skema tersebut masih ada sekitar Rp 810 triliyun yang belum jelas darimana sumber pembiayaanya (funding gap) Kondisi ini mengindikasikan tentang perlunya pemerintah dan BUMN untuk segera melakukan trobosan-trobosan untuk menutupi besarnya funding gap tersebut, yang hmpir tidak mungkin dapat dipenuhi oleh APBN maupun pendanaan internal BUMN. Disamping itu, besarnya pembayaran pokok dan bunga hutang harus dibayar pemerintah akibat ketergantungan terhadap skema pembiayaan pembangunan yang berbasis hutang harus ditinggalkan, perangkap hutang dapat mereduksi alokasi anggaran belanja pembangunan dan kesejahteraan rakyat yang seharusnya menjadi prioritas. Para pakar keuangan yang objektif telah mengakui bahwa obligasi syri‟ah (sukuk) dengn system syri‟ahnya akan jauh lebih baik daripada surat hutang dengan basis bunga. Hal ini didasari oleh beberapa ketentuan yang biasanya harus dipenuhi dalam emisi obligasi syri‟ah, yaitu: pertama, penggunaan dana obligasi syri‟ah sejak awal jelas untuk membangun proyek tertentu. Kedua resiko obligasi syri‟ah terdifinisi sejak awal oleh proyek yang dibiayainya. Ketiga, tuntutan kedisiplinan penggunaan dana obligasi syri‟ah karena sifat peruntukkan penggunaan dana yang terdefinisi secara jelas berkaitan dengan proyek tertentu (Karim, 2006) Banyaknya proyek-proyek infrastruktur seharusnya menjadikan Indonesia mempunyai daya tarik luar biasa bagi investor syri‟ah. Apalagi sector infrastruktur biasanya paling diminati investor syri‟ah. Hal ini dikarenakan prilaku prilaku investor syri‟ah memang berbeda dengan investor konvensional. Investor syri‟ah biasanya memilih dan memiliki horizon investasi jangka panjang, antara 5 sampai 15 tahun. Perhatian utama investor ini adalah pada kebutuhan modal, return (hasil) yang kompetitif, dengan horizon investasi jangka panjang, bukan pada return jangka pendek. Sayangnya sampai dengan saat ini, pemerintah belum secara sistematis menciptakan instrument investasi yang bisa digunakan oleh investor syari‟ah global untuk masuk , pemerintah juga belum mempromosikan Indonesia secara serius sebagai lokasi investasi yang memberikan kepastian dan kenyamanan bagi investor syri‟ah.
Dari berbagai emisi obligasi syari‟ah di tanah air, baru PT PLN yang akan menerbitkan obligasi syari‟ah internasional untuk membangun infrastruktur listrik. Trobosan PLN ini layak diikuti oleh BUMN yang lain, juga oleh pemerintah dan kalangan swasta nasional. Obligasi syari‟ah internasional (korporasi maupun pemerintah) yang diterbitkan tentunya akan memberikan manfaat strategis sebagai (Achsien): Pertama, akses atau investor-based baru, sehingga dapat merespon perkembangan lembaga keuangan syari‟ah (lokal dan global) yang sedang tumbuh secara pesat dan kelebian liquiditas. Kedua, diversifikasi sumber dana, serta memberikan fleksibilitas dalam strategi pendanaan jangka panjang yang dibutuhkan baik oleh maupun pemerintah. Ketiga, obligasi syari‟ah memiliki banyak skema inovatif yang dapat dikembangkan dengan biaya yang juga lebih kompetitif (seperti skema Mudharobah, Ijarah, Salam, dan juga Istishna) Kendala Perkambangan instrument dan system kuangan syari‟ah baik dalam skla domestik maupun global, secara strategis memberikan peluang kepada pemerintah dan BUMN untuk dapat memanfaatkan peluang alternative sumber pembiayaan pembangunan yang lebih beragam. Dalam memanfaatkan potensi ini, Indonesia sangat tertinggal disbanding dengan Malaysia yang telah dapat menikmati dana investasi untuk pembangunan dengan skema sukuk sebesar 40 miliyar Dolam dalam beberapa tahun terakhir. Dalam rangka mengembankan obligasi syari‟ah sebagai alternative pendanaan infrastruktur di Indonesia masih ada beberapa tantangan strategis yang perlu segara diselasaikan. Pertama, keterbatasan regulasi dimana belum ada peraturan yang memadai sebagai dasar kepastian hokum untuk obligasi syari‟ah. Berkaitan dengan penerbitan obligasi syari‟ah Negara msalnya, undung-undang yang berlaku seperti UU No.24/2002 tentang Surat Utang Negara dan UU No.1/2004 tentang perbendaharaan Negara tidak mendukung penerbitan sukuk. Dalam UU No.24/2002 terdapat permasalahan yang sangat mendasar dimana definisi hutang serta tingkat suku bunga sebagai reference rate yang tidak dikenal dalam syari‟ah. UU tersbut belum mengakomodasi dan mencakup tata cara penerbitan revenue bonds yang karakteristik operasionalnya mirip dengan sukuk, selain itu definisi efek “equity” dan “bonds” dalam dunia keuangan konvensional tidak lagi mencukupi untuk Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
135
mengakkomodasi berbagai peluan pengembangan skema obligasi syari‟ah yang memiliki keragaman kontrak/akad. Kendala dalam UU No.1/2004 yaitu berkaitan dengan kebutuhan untuk penjualan dan penjaminan (lease back) asset Negara dan pembentukan SPV (Special Purpose Vehicle), serta status hokum SPV dan organisasinya. Tiada kepercayaan hokum (trust law) seperti halnya preseden yang dibutuhkan oleh penerbitan obligasi syari‟ah pemerintah di negara-negara yang lain juga menjadi masalah yang mendasar. Kedua, kendala dalam aspek operasional, dimana belum ada standar baku untuk operasional dan ketentuan akuntansinya, hal ini tentu menyebabkan kegamangan praktisi untuk mendukung pengembangan instrument yang relative baru ini, selain itu permasalahan juga timbul akibat ketentuan fiqh versusu hokum formal yang seringkali tidak sejalan. Ketiga, kendala aspek pajak dimana aturan perpajakan atas transaksi keuangan syari‟ah masih belum mendapatkan kepastian. Dan keempat, kebanyakan produk keuangan syari‟ah yang berkembang saat ini kebanyakan berbasis hutang (debt-based) atau lebih menyukai yang berbasis hutang (debt-likely), sementara genuine keuangan syari‟ah adalah condong untuk mengembangkan profit-loss sharing. Hal ini menyebabkan ketersediaan dana untuk investasi jangka panjang relative terbaas, dan lebih condong diarahkan ke pembiayaan jangka pendek. Untuk menjawab tantangan itu ada beberapa inisiatif strategis yang perlu segera dijalankan dalam upaya mengoptimalkan peluan pengembangan instrument obligasi syari‟ah ini. Pertama, kemauan dan keberanbian kebijakan yang lebih mendukung pengembangan instrument ini, disamping itu yang mendesak adalah bagaimana melengkapi regulasi untuk memberi kepastian hokum. Untuk itu pemerintah perlu segera menyelesaikan syarat legalisasi sebagai langkah strategis dalam proses penerbitan sukuk, terutama dalam proses revisi UU No.24/2002 dan UU No.1/2004 atau membuat undang-undang baru. Kedua, pemerintah perlu segera mendorong terbentuknya lembaga SPV milik negra sebagai lembaga pengelola asset yang dibutuhkan untuk memudahkan penerbitan sukuk, sehubungan dengan upaya penerbitan sukuk, pembentukan SPV sebaiknya dilakukan berdasarkan perintah UU yang mengatur penerbitan dan pengadministrasiannya.
Ketiga, pemerintah dapat pula memberikan peluang kepada BUMN untuk dapat menawarkan investasi secara langsung baik melalui penerbitan sukuk maupun project financing secara syari‟ah atas proyek-proyek infrastruktur yang direncanakan. Berikutnya setelah kelengkapan terpenuhi, pemerinta perlu merealisasikan penerbitan obligasi syari‟ah pemerintah (local dan internasional). Selain itu korporasi BUMN terutama BUMN infrastruktur juga perlu segera merespon peluang tersebut. Keempat, dalam hal aspek perpajakan dibutuhkan kebijakan yang jelas dan mendukung, dan juga insentif yang memadai, Securties Commision Malaysia misalnya, memberikan insentif pajak yang menarik untuk penerbitan obligasi syari‟ah, dimana biaya yang dikeluarkan terkait emisi obligasi syari‟ah menjadi pengurang pajak, begitu juga dengan pendapatan dari obligasi syari‟ah juga dihitung sebagai pengurang pajak, hal ini menjadikan sukuk Malaysia sangat diminati investor internasional. Berikutnya kelima, dukungan berbagai kalangan sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan inovasi struktur investasi syari‟ah yang lebih beragam, terutama kearah income sharing sebagai genuine keuangan syari‟ah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
137
SUKUK DI INDONESIA LUTHFI HILMAN SYAH 107084003289
BAB I PENDAHULUAN
Sukuk telah berkembang pesat di pasar keuangan dunia saat ini, tidak terkecuali di Indonesia. Sukuk (Bahasa Arab: صكوك, jamak of صكSakk, "instrumen legal, amal, cek") adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan untuk obligasi yang berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dapat pula diartikan dengan Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas: 1. kepemilikan aset berwujud tertentu; 2. nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau 3. kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu. Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Pada Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk Negara (sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU
Sukuk Negara ini. Dikatakan terlambat, karena perkembangan sukuk di Indonesia, sesungguhnya sudah dimulai oleh swasta, meskipun pangsanya masih kecil. Melalui makalah ini, penulis mencoba menerangkan mengenai sukuk di Indonesia. Dalam makalah ini, dijelaskan mengenai pengertian sukuk, macam-macam sukuk di Indonesia, serta kelebihan/kekurangan sukuk di Indonesia yang berlandaskan ekonomi Islam. Dengan landasan tersebut, sukuk sebagai suatu amal yang hasilnya dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam kerangka IBADAH kepada Allah SWT, karena dengan ekonomi Islam yang menarik banyak perhatian saat ini dengan pertimbangan tidak hanya memperkaya beberapa individu, tapi memberikan kesejahteraan kepada rakyat melalui program welfare state yang bernilai IBADAH. BAB II PEMBAHASAN
Saat ini penerbitan sukuk sudah menjadi perbincangan para ekonom Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sukuk? Pengertian sukuk menurut fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Sedangkan Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) berpendapat lain mengenai arti sukuk. Menurut organisasi tersebut,
sukuk
adalah
sebagai
sertifikat
dari
suatu
nilai
yang
direpresentasikan setelah penutupan pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat dan menggunakannya sesuai rencana, sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset yang tangible, barang, atau jasa, atau modal dari suatu Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
139
proyek tertentu atau modal dari suatu aktivitas inventasi tertentu. Sedangkan, menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 Tahun 2006 Peraturan No. IX.A.13, sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas: kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu. Dalam pegaplikasiannya, praktek sukuk berlandaskan pada akad-akad (underlying transaction) yang sesuai dengan prinsip syariah seperti mudarabah (bagi hasil), musyarakah (kerjasama), ijarah (sewa) dan lainlain. Syarat sebuah obligasi disebut syariah adalah sebagai berikut : 1. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain: a. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh (trust financing/trust investment). Adalah perjanjian kerjasama usaha antara dua pihak, dengan pihak pertama sebagai penyedia modal, dan pihak lainnya sebagai pengelola. b. Musyarakah (partnership, project financing participation). Adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu. c. Murabahah (deferred paymen sale). Merupakan sukuk yang diterbitkan dengan prinsip jual beli, penerbit sertifikat adalah penjual, sedangkan investornya adalah pembeli. Penerbitan sukuk ini hanya dapat dilakukan pada primary market dan tidak dapat diperjual belikan pada secondary market, karena sertifikat ini menunjukan kepemilikan pembiayaan.
d. Salam (in-front payment sale). Adalah penjualan suatu komodity yang telah ditentukan kualitas dan kuantitasnya yang akan diberikan kepada pembeli pada waktu yang telah ditentukan di masa depan pada harga sekarang. e. Istishna (purchase by order or manufacture). Adalah suatu kontrak yang digunakan untuk menjual barang manufaktur dengan usaha yang dilakukan penjual dalam menyediakan barang tersebut dari material, deskripsi dan harga tertentu. f. Ijarah (operational lease). Adalah sebuah kontrak yang didasarkan pada adanya pihak yang membeli dan menyewa peralatan yang dibutuhkan klien dengan uang sewa tertentu. 2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional; c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram; d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non halal; 4. Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai akad yang digunakan; 5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan. 6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah Ijarah dimulai. Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
141
7. Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama disepakati dalam akad. Potensi Bagi Indonesia Perkembangan sukuk di Indonesia sesungguhnya bermula karena adanya inisiatif dari swasta. Dukungan yang kurang dari pemerintah dan regulator terhadap perkembangan sukuk ini, menyebabkan posisi Indonesia dalam pasar keuangan syariah global tidak mendapatkan tempat yang semestinya. Hingga saat ini, baru terdapat sekitar 20 sukuk yang diakui sebagai emiten syariah oleh Bapepam. Pemerintah telah menerbitkan sukuk (Surat Berharga Syariah Negara/SBSN) senilai Rp 13,994 triliun sepanjang kuartal I-2010. Sementara, total penyaluran sukuk yang sudah disalurkan pemerintah mulai Agustus 2008 hingga Maret 2010 mencapai Rp 35,195 triliun. Sementara kendala sampai saat ini adalah RUU SBSN belum dijadikan UU. Pembahasan RUU diyakini akan berjalan alot. Salah satunya menyangkut pembentukan special purpose vehicle (SPV) yang kelak akan mengelola asset baik fisik maupun hak pemanfaatannya yang dijadikan jaminan penerbitan sukuk. Padahal, tanpa SPV, katanya, sukuk bisa dianggap barang haram. Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara, diperkirakan perkembangan pasar sukuk di Indonesia bakal lebih semarak dibandingkan sebelumnya. Terlebih lagi, minat investor terhadap sukuk ini sangat besar, sebagaimana ditunjukan dari perkembangan sukuk global saat ini. Tahun ini pemerintah memang memfokuskan diri untuk pengembangan pasar sukuk domestik. Jika penerbitan perdana ini sukses, diperkirakan akan semakin menarik investor asing, khususnya dari Timur Tengah, untuk masuk ke pasar keuangan syariah di Indonesia. Di antara solusi mendesak yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan sukuk dan bursa syariah Indonesia adalah dengan disahkannya RUU SBSN Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) menjadi undang-undang. UU tersebut diharapkan dapat memberi landasan hukum yang lebih kuat bagi penerbitan sukuk, terutama sukuk negara. Dalam banyak studi dan riset, faktor regulasi ini menjadi variabel yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan pasar modal, termasuk pasar modal syariah. Ada banyak manfaat yang akan diraih oleh bangsa ini jika RUU tersebut dapat segera disahkan. Dari sudut pandang investor, undang-undang tersebut akan memberikan jaminan kepastian hukum yang lebih besar. Selanjutnya, dukungan regulasi dan kebijakan yang tepat dan terencana akan menjamin efektivitas penerapan
good corporate governance sekaligus peningkatan daya saing, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Bernard S Black (2001) dalam risetnya terhadap bursa Korea Selatan. Dari riset itu dia merekomendasikan sejumlah reformasi kebijakan strategis yang perlu dilakukan pemerintah Korsel dalam meningkatkan iklim investasi dan menciptakan pasar modal yang lebih kompetitif. Keuntungan lainnya, keberadaan undang-undang tersebut diyakini dapat mendorong pengembangan (inovasi) produk sukuk. Inovasi ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan dapat menjadi mesin pertumbuhan (engine of growth) bagi industri keuangan syariah. Ayub dan Kawish (2007) dalam studi mereka tentang Bursa Syariah Malaysia, menyimpulkan bahwa inovasi produk yang dihasilkan dari dukungan regulasi dan kebijakan yang sangat kuat, adalah faktor utama yang menjadikan bursa syariah Malaysia menarik bagi arus investasi. Sehingga tidaklah mengherankan jika pada tahun 2006 lalu, volume penerbitan sukuk di Malaysia telah melebihi separuh dari total volume penerbitan obligasi secara keseluruhan. Dari 116 obligasi yang diterbitkan, 64 di antaranya adalah dalam bentuk sukuk. Bagi perekonomian secara keseluruhan, UU SBSN tersebut nantinya diharapkan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
BAB III KESIMPULAN
Dalam pegaplikasiannya, praktek sukuk berlandaskan pada akad-akad (underlying transaction) yang sesuai dengan prinsip syariah seperti mudarabah (bagi hasil), musyarakah (kerjasama), ijarah (sewa) dan lainInvestasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
143
lain. Syarat sebuah obligasi disebut syariah adalah sebagai berikut :Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain: Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh (trust financing/trust investment), Musyarakah (partnership, project financing participation), Murabahah (deferred paymen sale), Salam (in-front payment sale), Istishna (purchase by order or manufacture), Ijarah (operational lease). Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan
dan
asuransi
konvensional;
Usaha
yang
memproduksi,
mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram; dan usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non halal; Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai akad yang digunakan; Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah Ijarah dimulai. Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama disepakati dalam akad.
Perkembangan Pasar Sukuk Malaysia Muhamad Ihsan Hadzami
ABSTRAK SUKUK adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syari‟ah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syari‟ah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo dengan niat untuk beribadah kepada Allah sebagai tujuan akhir Manusia. Sukuk pemerintah merupakan terobosan penting dan menciptakan banyak peluang baru dalam bidang perbankan dan keuangan syariah. Penerbitan sukuk pemerintah oleh Malaysia menunjukkan peran dari instrumen keuangan sukuk dalam pembangunan nasional dengan cara membantu pemerintah mendapatkan uang di mana pajak bukanlah pilihan. Perkembangan ekonomi makro di masing-masing negara dipengaruhi oleh perkembangan pasar modal dan pasar uang yang ada. Dari laju ekonomi makro ini akan mengakibatkan perubahan pada minat investasi di sektor obligasi. Yang kemudian laju obligasi ini akan mempengaruhi perkembangan dari perdagangan Obligasi Syariah. Sehingga laju Obligasi Syariah ikut memberikan perubahan pada peluang usaha yang ada di Indonesia maupun Malaysia. Kemudian laju peluang usaha, yang dalam hal ini adalah peluang dalam bidang keuangan, pada akhirnya ikut mempengaruhi gejolak pertumbuhan ekonomi makro.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
145
1. Latar Belakang Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat memberikan pengaruh yang signifikan pada negara-negara lain di seluruh penjuru dunia. Bursa saham berbagai negara di dunia pun mengalami panic selling sehingga indeks harga saham di pasar modal mengalami degradasi berjamaah. Pasar modal London mencatat rekor kejatuhan terburuk dalam sehari yang mencapai penurunan 8%. Sedangkan Jerman dan Prancis masing-masing ditampar dengan kejatuhan pasar modal sebesar 7% dan 9%. Pasar modal emerging market seperti Rusia, Argentina dan Brazil juga mengalami keterpurukan yang sangat buruk yaitu 15%, 11% dan 15%. Bursa saham China anjlok 57%, India 52%, Indonesia 41%, dan zona Eropa 37%. ii Realitas krisis finansial global di atas menjadi pijakan untuk mempertanyakan kembali ke‟ampuh‟an sistem ekonomi kapitalisme (laize faire) yang berpijak pada riba. Masyarakat dunia mempertanyakan kembali kebenaran konsep kapitalisme sebagai mekanisme pijakan pembangunan konstruksi masyarakat yang adil dan makmur. Fenomena menyesakkan dada tersebut di atas memunculkan gelombang kesadaran untuk menggunakan sistem ekonomi baru yang membawa implikasi keadilan, pemerataan, kemakmuran secara komprehensif serta pencapaian tujuan-tujuan masyarakat, bangsa, dan negara. Sistem ekonomi tersebut menggunakan analisis objektif terhadap keseluruhan format ekonomi kontemporer dengan pandangan yang jernih dan pendekatan yang segar dan komprehensif. Kesadaran inilah yang akhirnya menuntun kearifan perilaku pelaku ekonomi dunia pada ekonomi syariah. Dalam momentum inilah, para intelektual ekonomi dan pengambil kebijakan pemerintah di beberapa negara membaca dan memahami kembali pemikiran-pemikiran ekonomi Ibnu Taymiyah dan Ibnu Khaldun. Pemikiran ekonomi mereka sebelumnya hanya diyakini beberapa negara di TimurTengah sebagai suatu ijtihad yang shahih guna menciptakan konstruksi masyarakat yang menuju pada kemaslahatan ekonomi.
2. Tujuan Makalah ini bertujuan untuk memperoleh penjelasan yang komprehensif mengenai Obligasi Syariah Malaysia yaitu ; (1) Untuk memberikan gambaran atas perkembangan Obligasi Syariah di Malaysia, (2) Untuk melakukan analisis dengan pendekatan Kaffah Thinking tentang sukuk di malaysia, II. Pembahasan 1. Pengertian Sukuk Sesungguhnya, sukuk / obligasi syariah ini bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, dimana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk. iii Ia dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya iv. Namun demikian, sejumlah penulis Barat yang memiliki concern terhadap sejarah Islam dan bangsa Arab, menyatakan bahwa sakk inilah yang menjadi akar kata “cheque” dalam bahasa latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu yang lazim dipergunakan dalam transaksi dunia perbankan kontemporerv. Obligasi Syariah ( SUKUK) adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syari‟ah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syari‟ah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo dengan niat untuk beribadah kepada Allah sebagai tujuan akhir Manusia. Dalam fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002, sukuk atau obligasi syariah didefinisikan sebagai ”suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo vi.” Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
147
3. Pekembangan Sukuk Malaysia Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini terus mengalami kemajuan yang cukup pesat. Sebagai contoh, data menunjukkan hingga akhir tahun 2004 total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 7,7% (tujuh koma tujuh perseratus) dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia, sedangkan Indonesia baru mencapai 0,51% (nol koma lima puluh satu per seratus) dari total NAB industri reksa dana. Untuk obligasi syariah, di Malaysia hingga akhir tahun 2004 mencapai kenaikan 31,69% dari total nilai obligasi yang tercatat di pasar modal Malaysia, sementara di Indonesia hingga akhir Desember 2004 baru mencapai Rp. 1.424 Triliun atau 1,72% dari total nilai emisi obligasi di Indonesia pada tahun yang sama yaitu sebesar Rp. 83.005,345 Triliun. Berdasarkan informasi yang dimuat dalam IOSCO Report of The Islamic Capital Market Task Force of The International Organization of Securities Commissions, obligasi syariah yang pertama kali diterbitkan dan cukup sukses adalah obligasi syariah yang diterbitkan oleh Pemerintah Malaysia pada tahun 1983, yaitu The Government Investment Issue (GII). Dalam perkembangannya, berbagai instrument pasar modal berbasis syariah kini telah tersedia pasar modal Malaysia antara lain Reksa Dana Syariah, Saham Syariah, Index Syariah dan Obligasi Syariah. Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC) kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA – Bahrain Monetary Agency) untuk meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun yang sama meluncurkan global corporate Sukuk di pasar keuangan Islam internasional. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar internasional. Harus kita akui, bahwa sukuk atau obligasi syariah ini adalah salah satu bentuk terobosan baru dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah tersebut adalah istilah yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah satu bentuk produk yang paling inovatif dalam pengembangan sistem keuangan syariah kontemporer.
Banyak negara di dunia yang telah menerbitkan sukuk sebagai salah satu instrumen investasi. Dengan penerbitan sukuk, maka negara akan mendapatkan sumber pembiayaan alternati untuk pembangunan. Di Malaysia pembiayaan Islam sudah menjadi kebijakan negara yang integral dengan strategi negara. Karenanya, pemerintah memberikan dukungan yang besar terhadap sukuk. Tak heran jika banyak pembangunan di negara tersebut yang sumber pendanaannya berasal dari pembiayaan Islam, termasuk sukuk. Misalnya, Sirkuit Sepang yang menjadi salah satu arena balap mobil Fl. Salah satu hal yang menarik, sukuk atau obligasi syariah ini dalam praktiknya harus didasarkan pada akad-akad yang sesuai dengan standar syariah, seperti mudarabah, musyarakah, murabahah, ijarah, salam, istisna, dan lain-lain. Skema yang ada bisa bermacam-macam, tergantung pada kebutuhan dan kondisi perekonomian suatu negara dan masyarakat. Skema tersebut bisa dalam bentuk mudarabah sukuk, musyarakah sukuk, murabahah sukuk, salam sukuk, dan lain-lain. Dengan pola demikian, obligasi syariah ini dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong pertumbuhan sektor riil karena akad-akad tersebut pada dasarnya merupakan bentuk investasi di sektor riil. Sukuk pemerintah merupakan terobosan penting dan menciptakan banyak peluang baru dalam bidang perbankan dan keuangan syariah. Penerbitan sukuk pemerintah oleh Malaysia, Bahrain, dan Qatar telah membuka peluang pasar dan telah mendapat pengakuan secara internasional. Ini sekaligus menunjukkan peran dari instrumen keuangan sukuk dalam pembangunan nasional dengan cara membantu pemerintah mendapatkan uang di mana pajak bukanlah pilihan. III. Analisis 3.1 Indikator Ekonomi Makro Malaysia Meskipun Malaysia Terletak di geografis yang tidak terlalu beda dengan Indonesia dan pernah mengalami krisis dunia keuangan asia di tahun 1997 dan 1998 tetapi Negara Malaysia menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi nasionalnya yaitu Gross Domestik Bruto daimana pada tahun 2002 yang hanya mencapai 4,7 %, ditahun 2003 membaik menjadi 5,1%. Sedangkan dari data ekonomi makronya menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan yang selalu tinggi di Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
149
angka 5,2 % untuk tahun 2004, kemudian meningkat lagi 5,8% pada tahun 2005, dan tidak bergerak jauh pada tahun 2006 dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7%. 3.2 Sukuk Malaysia Pola perdagangan secara umum pada pasaar modal di Malaysia terbagi dalam dua pasar yaitu Pasar utama dan padar kedua atau disebut juga pasar regular. Dalam pasar utama terdapat penerbitan efek-efek baruy yang belum pernah di dagangkann sebelumnya. Bahwa fugsi pasar utama adalah untuk meningkatkan modal bagi para emitan. Sedangkan prinsip-prinsp yang digunakan dalam pasar utama anttara lain qardul hasan, mudharabah, bai‟bitsaman ajil, murabahah,musyarakah, bai‟ istisna, dan ijarahh. Kemudian untuk pasar kedua menganut asas bai‟ al-dayn. Sesuai syariah setiap penambahan atau pengurangan dari jumlah pokok masuk dalam katagori riba,gharar, dan maysirvii. Tabel emisi Obligassi Korporat Malaysia Tahun Obligasi 2002 2003 2004 2005 2006
Emisi Nilai (RM Miliar) Emisi Nilai (RM Miliar) Emisi Nilai (RM Miliar) Emisi Nilai (RM Miliar) Emisi Nilai (RM Miliar)
Obligasi Knvensional 137 38.362 87 35.279 75 32.679 52 31.952 49 35.436
Sumber: Bank Negara Malaysia, 2007
Sukuk 34 17.645 31 12.048 49 15.161 64 34.321 77 39.953
Notable Malaysian Sukuk Issuance Issuer Shell MDS
Amount Year RM125 million 1990 (USD33 m)
Kumpulan Guthrie Bhd Government of Malaysia International Finance Corporation (World Bank) Cagamas MBS Bhd PLUS
USD 150 million
2001
USD 600 million
2002
Khazanah Nasional (Rafflesia Capital Limited) AEON Credit Services Nucleus Avenue (Malakoff Corporation) Khazanah Nasional (Cherating Capital) Maybank Berhad
USD 750 million
Binariang GSM
RM 15.35 billion 2007 (USD4.8 billion)
RM500 million 2005 (USD 132 m)
RM2.05 billion 2006 (USD 540 million) RM9.17 billion 2006 (USD 2.86 billion)
2006
Transaction Highlights World‟s first ringgit sukuk issuance by foreign-owned, non-Islamic company World‟s first global corporate sukuk World‟s first global sovereign sukuk First ringgit sukuk issuance by suprational agency World‟s first residential mortgage-backed securities Complex and innovative structure – conversion of existing debts of PLUS into Islamic financing World‟s first exchangeable sukuk
RM 400 million 2007 (USD 125 million) RM 8 billion 2007 (USD 2.5 billion)
First Japanese-owned company issuing sukuk First hybrid sukuk in the world
USD 850 million)
2007
Largest equity-linked sukuk issuance and record highest over-subscription
USD 300 million
2007
World‟s first international subordinated sukuk Largest-ever sukuk in the world
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
151
3.3 Konsep Kaffah Thinking Kaffah thinking atau pendekatan system merupakan pendekatan yang dilakukan dengan dalamm kaitan system, tidak terlepass sendiri, karena bagaimanapun jjuga semuanya selalu berada dalam satu system tertentu viii. Sistem kompeherensif, dan holistic dalam islam dikenal denggan kaffah, yang dinyatakan dalam Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah [2] ayat 208 yang berbunyi : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu ix. Dalam piramida digambarkan pendekatan Islam, bagian 1 puncak adalah kosep islam sebagai ontologinya, bagian 2 tangah adalah sinlammim sebagai epistemologinya, dan bagian 3 dasar adalah equilibrium sebagai aksiologi dalam keseimbanganx. Kekhususan yang dimiliki oleh Ekonomi Kaffah adalah. Penjabaran dari metode sinlamim. Hal ini sesuai dengan is Al-Qur‟an yang berbuni “silmi Kaffah” dengan penjelasan bahwa kata silmi merupakan derivasi dari huruf sin lam mim. Metode senlammim dalam ekonomi kaffah, juga menjadi metode yang baru bagi pengemnbangan epistemology system ekonomi islam keseluruhan. Karena Manusia diciptakaan Oleh Allah senantiasa Untuk Beribadah kepada-Nyaxi. Jika dalam System Thinking terdapat causal loop positif, maka Islam Kâffah terdapat pembawa berita gembira. Dan sebagai pemberi peringatan merupakan causal loop negatif. Sehingga System Thinking dapat disandingkan dengan Islam Kâffah. Jadi, kalau pendekatan barat adalah System Thinking, maka pendekatan Islam adalah Islam Kâffah xii. Untuk metode Sinlammim, juga memenuhi syarat sebagai salah satu pembanding dalam System Dynamics yaitu dengan pola feedbacknya. Elemen pertama adalah Tuhan, kemudian elemen kedua adalah alam, dan feedbacknya adalah ibadah. Bila System Dynamics mensyaratkan feedback sebagai bagian dari struktur sistemnya, maka Sinlammim juga memiliki feedback dalam hubungan di dalam system. Di bawah ini merupakan model mental dari kaffah thinking dalam perekonomian Malaysia.
EKONOMI MALAYSIA
ALLAH
IBADAH
PELUANG EKONOMI
MANUSIA
OBLIGASI SYARIAH
Perkembangan ekonomi makro di masing-masing negara dipengaruhi oleh perkembangan pasar modal dan pasar uang yang ada. Dari laju ekonomi makro ini akan mengakibatkan perubahan pada minat investasi di sektor obligasi. Yang kemudian laju obligasi ini akan mempengaruhi perkembangan dari perdagangan Obligasi Syariah. Sehingga laju Obligasi Syariah ikut memberikan perubahan pada peluang usaha yang ada di Indonesia maupun Malaysia. Kemudian laju peluang usaha, yang dalam hal ini adalah peluang dalam bidang keuangan, pada akhirnya ikut mempengaruhi gejolak pertumbuhan ekonomi makro. Kesimpulan Sukuk pemerintah merupakan terobosan penting dan menciptakan banyak peluang baru dalam bidang perbankan dan keuangan syariah. Penerbitan sukuk pemerintah oleh Malaysia menunjukkan peran dari instrumen keuangan sukuk dalam pembangunan nasional dengan cara membantu pemerintah mendapatkan uang di mana pajak bukanlah pilihan. sukuk atau obligasi syariah ini dalam praktiknya harus didasarkan pada akad-akad yang sesuai dengan standar syariah, seperti mudarabah, musyarakah, murabahah, ijarah, salam, istisna, dan lainlain. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini terus mengalami kemajuan yang cukup pesat Di Malaysia pembiayaan Islam sudah menjadi kebijakan negara yang integral dengan strategi negara Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
153
PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA Mufqi Firaldi
ABSTRAK Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan sukuk atau obligasi syariah di Indonesia, mulai dari pertama kali sukuk berada di Indonesia dan hal-hal yang terkait dalam mempengaruhi perkembangannya. Dalam kegiatan perkembangannya di Indonesia ada beberapa Negara yang cukup berperan membantu Indonesia dalam menerapkan obligasi syariah. Dari awalnya hanya sukuk koorporasi saja yang ada hingga adanya sukuk Negara di Indonesia yang sudah mulai berkembang.
A. Latar Belakang Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-qur‟an dengan tegas melarang kegiatan penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dmiliki. Dalam ajaran Islam, bahwa kegiatan berinvestasi dapat dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang sekaligus kegiatan tersebut termasuk kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar manusia. Sementara itu berdasarkan kaidah Fikih, bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah itu adalah mubah (boleh) yaitu semua kegiatan dalam pola hubungan antar manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang jelas ada larangannya (haram). Ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah yang
kegiatan tersebut baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran Islam maka kegiatan tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat implikasi dari Al Qur‟an dan Hadist yang melarangnya secara implisit maupun eksplisit. Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya melalui Sukuk atau obligasi syariah. Tentunya segala kegiatan termasuk dalam berinvestasi kita harus senantiasa menganggap semua itu kegiata ibadah kita kepada allah swt. Saat ini penerbitan sukuk sudah menjadi perbincangan para ekonom Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sukuk? Pengertian sukuk menurut fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Sedangkan [1]Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) berpendapat lain mengenai arti sukuk. Menurut organisasi tersebut, sukuk adalah sebagai sertifikat dari suatu nilai yang direpresentasikan setelah penutupan pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat dan menggunakannya sesuai rencana, sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset yang tangible, barang, atau jasa, atau modal dari suatu proyek tertentu atau modal dari suatu aktivitas inventasi tertentu. Sedangkan, menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 Tahun 2006 Peraturan No. IX.A.13, sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas: kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu. Dalam pegaplikasiannya, praktek sukuk berlandaskan pada akad-akad (underlying transaction) yang sesuai dengan prinsip syariah seperti mudarabah (bagi hasil), musyarakah (kerjasama), ijarah (sewa) dan lain-lain. 2Syarat sebuah obligasi disebut syariah adalah sebagai berikut : Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain: 1. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
155
2. Musyarakah 3. Murabahah 4. Salam 5. Istishna 6. Ijarah Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional; Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram; Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non halal;
Perkembangan Sukuk di Indonesia Buruknya iklim investasi di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal : pertama, karena pemboroan atau inefisiensi dalam pengeluaran pemerintah, yakni apakah pemerintah telah menyediakan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan pokok bagi dunia usaha yang tidak disediakan oleh pasar, termasuk infrastruktur dasar. Kedua, beban yang harus ditanggung oleh pelaku bisnis dari regulasi-regulasi pemerintah pusat, yaakni dalam memenuhi persyaratan-persyaratan administrasi berkaitan dengan perizinan, pelaporan, dan sebagainya. Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Pada Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk
Negara (sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU Sukuk Negara ini. Dikatakan terlambat, karena perkembangan sukuk di Indonesia, sesungguhnya sudah dimulai oleh swasta, meskipun pangsanya masih kecil.
Pada tahun ini, pemerintah berencana menerbitkan sukuk hingga Rp18 triliun. Bila dibandingkan dengan obligasi negara konvensional, rencana penerbitan sukuk ini memang masih kecil. Namun, dimulainya penerbitan sukuk ini oleh pemerintah ini akan dapat menjadi trigger bagi penerbitan sukuk lainnya. Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara dan adanya rencana penerbitan sukuk oleh pemerintah, itu berarti sukuk kini menjadi instrumen pembiayaan yang diakui sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap sukuk kita, baik sukuk negara maupun sukuk korporasi. Fakta menunjukkan perkembangan sukuk memang dimulai dengan adanya soverign sukuk. Berdasarkan data dari Standard & Poor‟s (S&P), bila pada tahun 2003, sovereign sukuk masih mendominasi pasar sukuk global yaitu sebesar 42% dan sukuk yang diterbitkan oleh lembaga keuangan sebesar 58%, maka sejak saat itu komposisinya mengalami pergeseran. Pada tahun 2007, kini justru sukuk korporasi yang mendominasi pasar sukuk global, yaitu sekitar 71%, lembaga keuangan 26%, dan pemerintah tinggal 3%. Sukuk kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sistem keuangan global. Pada tahun 2007, nilai sukuk yang diperdagangkan di pasar global telah meningkat lebih dari dua kali dibandingkan tahun 2006, dan mencapai US$62 miliar dibandingkan tahun 2006 sebesar US$27 miliar. Dari tahun 2001 hingga tahun 2006, Sukuk mengalami pertumbuhan ratarata sebesar 123%. Berdasarkan proyeksi S&P, dalam lima tahun ke depan, pasar sukuk dapat menembus level US$100 miliar, tergantung pada kondisi stabilitas pasar kredit. Sementara itu, Moody‟s memperkirakan bahwa pasar sukuk akan meningkat sebesar 35% per tahun. Pada tahun 2010, pasar sukuk global diperkirakan dapat menembus hingga US$200 miliar, terutama ditopang oleh negara-negara di kawasan Teluk, Inggris, Jepang, dan Thailand. Pengembangan sukuk sangat didukung regulator dan pemerintah di kawasan Teluk dan Asia. Kini, semakin banyak negara yang telah Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
157
menerbitkan sukuk sebagai instrumen pembiayaan. Pada tahun 2007, telah ada 10 negara yang menerbitkan sukuk, padahal pada tahun 2001 baru ada 2 negara. Uni Emirat Arab (UEA) dan Malaysia masih mempertahankan sebagai negara penerbit sukuk terbesar di dunia. Pada tahun 2007, lebih dari US$25 miliar sukuk (atau sekitar 75% dari seluruh sukuk yang diterbitkan di seluruh dunia pada tahun itu) adalah sukuk yang diterbitkan oleh UEA dan Malaysia. Sementara itu, Malaysia sendiri menguasai sekitar 66% dari seluruh penerbitan sukuk di dunia. S&P memperkirakan Malaysia dan UEA akan tetap memegang posisinya sebagai penguasa pasar, karena ditopang oleh regulator dan status UEA sebagai pintu masuk (gateway) para investor global. Selain dukungan yang kuat dari pemerintah setempat, perkembangan pesat tersebut juga tidak terlepas dari kinerja sukuk itu sendiri. Berdasarkan data dari Dowjones terlihat bahwa di seluruh dunia indeks surat berharga yang berbasis syariah (saham dan sukuk), kinerjanya lebih baik dibandingkan indeks konvensional. Hal yang sama juga terjadi di Malaysia, sebagai negara terbesar dalam hal pangsa pasar penerbitan sukuk di dunia. Potensi Bagi Indonesia Sebagaimana disebut di atas, perkembangan sukuk di Indonesia sesungguhnya bermula karena adanya inisiatif dari swasta. Dukungan yang kurang dari pemerintah dan regulator terhadap perkembangan sukuk ini, menyebabkan posisi Indonesia dalam pasar keuangan syariah global tidak mendapatkan tempat yang semestinya. Hingga saat ini, baru terdapat sekitar 20 sukuk yang diakui sebagai emiten syariah oleh Bapepam. Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara, diperkirakan perkembangan pasar sukuk di Indonesia bakal lebih semarak dibandingkan sebelumnya. Terlebih lagi, minat investor terhadap sukuk ini sangat besar, sebagaimana ditunjukan dari perkembangan sukuk global saat ini. Tahun ini pemerintah memang memfokuskan diri untuk pengembangan pasar sukuk domestik. Jika penerbitan perdana ini sukses, diperkirakan akan semakin menarik investor asing, khususnya dari Timur Tengah, untuk masuk ke pasar keuangan syariah di Indonesia. Namun demikian, pasar sukuk di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, pasar keuangan syariah di Indonesia tidak terlalu likuid. Penyebabnya, pangsa pasarnya yang relatif kecil, yaitu kurang dari 5% dari seluruh sistem keuangan di Indonesia. Kecilnya pangsa pasar keuangan syariah ini diperkirakan akan menyebabkan pertumbuhan pasar
sukuk domestik akan tetap terbatas. Oleh karenanya, bila langkah perdana pemerintah menerbitkan sukuk domestik berhasil, selanjutnya perlu dibuka pasar sukuk global sebagai benchmark bagi penerbitan sukuk global lainnya, baik sovereign sukuk maupun corporate sukuk. Selain itu, regulasi yang masih dirasakan menghambat perkembangan pasar sukuk domestik juga perlu dibenahi, sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/12 tahun 2004. Dalam PBI tersebut, bank yang memiliki sukuk agar memegangnya hingga jatuh tempo. Meski aturan ini penting untuk menjaga aspek kesyariahan bank syariah, namun PBI ini perlu direvisi agar tidak menghambat likuiditas pasar sukuk. Kedua, belum adanya kepastian masalah perpajakan terkait dengan transaksi yang melibatkan investor sukuk. Permasalahan perpajakan ini tidak hanya terkait dengan sukuk, namun menyangkut transaksi keuangan syariah secara keseluruhan. Isu yang paling mengemuka adalah adanya double taxation dalam transaksi keuangan syariah. Ketiga, kebanyakan produk keuangan syariah bersifat “debt-based” atau “debt-likely”. Padahal, idealnya keuangan syariah adalah “profit-loss sharing”. Ini terlihat dari komposisi tingkat kupon sukuk yang dibayarkan masih mendasarkan pada tingkat suku bunga tertentu. Sehingga, tidak mengherankan jika AAOIFI memberikan penilaian bahwa sekitar 85% sukuk belum sesuai dengan syariah. Oleh karena itu, bagi Indonesia perlu pengembangan inovasi dan struktur sukuk yang lebih beragam. Sukuk atau obligasi syariah mengalami perkembangan yang relatif pesat. Dan sukuk menjadi alternatif bagi masyarakat untuk melakukan investasi. Iming-iming bunga dan jaminan pemerintah menjadi salah satu pesatnya perkembangan Sukuk Menurut Mahmoud Abbusama, Head of HSBC Amanah Indonesia di Jakarta , menuturkan pada tahun 2010 akan terjadi pertumbuhan yang luar biasa pada pasar sukuk nasional. Ia bahkan memperkirakan pada kuartal I tahun 2010, pemerintah akan menerbitkan dua sukuk. Namun, sayang Mahmoud menolak menjelaskan secara rinci nilai sukuk tersebut. Ia hanya menjelaskan kemungkinan HSBC Amanah yang akan menjadi penjamin emisi sukuk tersebut. Pasar sukuk global saat ini mencapai 15 miliar dollar AS. Secara global Malaysia dan Arab Saudi menduduki peringkat teratas penerbitan sukuk. Disusul Indonesia dan Bahrain. Ia merasa optimis Indonesia dapat menjadi penggerak dalam sukuk global, pasalnya terdapat permintaan yang cukup besar terhadap sukuk dari beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Eropa. Hal tersebut disebabkan investor sukuk lebih luas dibanding investor obligasi konvensional. "Investor muslim enggan membeli obligasi Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
159
konvensional. Tapi investor sukuk bukan hanya investor muslim, melainkan investor global," kata Mahmoud. Alasan besarnya respon masyarakat terhadap instrumen investasi tersebut, menurut Euis Amalia Kepala Prodi Muamalah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Jakarta, bahwa semua ini tidak terlepas bahwa berinvestasi dengan obligasi syariah akan aman karena ditanggung pemerintah, dan bunganya cukup jelas 12%. Apalagi jaminan aturan mengenai transaksi produk tersebut telah dijamin dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN. Namun demikian, sosialisasi tentang aman dan untungnya berinvestasi dengan obligasi syariah harus lebih banyak dilakukan.Jika dibandingkan dengan komoditas investasi lainnya, jaminan pemerintah terhadap instrumen sukuk sebesar 100%, sedangkan yang lainnya seperti saham dan reksadana tidak ada. Proyeksinya, Euis mengatakan bahwa perkembangan ke depan sangat bisa menyeimbangkan dengan obligasi konvensional, dengan catatan adanya akuntabilitas, good corporate governance dan transparansi pengelolaan dari Sukuk kemana arahnya, sehingga akan mampu menyaingi dengan konvensional. Untuk mengantisipasi besarnya minat masyarakat akan sukuk maka pada hari Selasa, tanggal 30 Maret 2010 Pemerintah Indonesia akan melakukan Lelang Penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara seri IFR0003 (reopening), IFR0005 (reopening), IFR0006 (new issue), dan IFR0007 (reopening) . Selain itu tujuan pemerintah melakukan Lelang Penjualan SBSN untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2010. Lelang dibuka pada tanggal 30 Maret 2010 pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB, sedangkan hasil lelang akan diumumkan pada hari yang sama setelah pukul 15.30 WIB. Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 1 April 2010 atau 2 hari kerja setelah tanggal pelaksanaan lelang (T+2) melalui sistem BI-SSSS (Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System) dan hanya dilakukan dengan Peserta Lelang. Penerbitan SBSN dengan cara lelang ini menggunakan underlying asset berupa Barang Milik Negara (BMN) yang telah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 31 Agustus 2009, dan telah memenuhi persyaratan seperti yang diatur dalam Pasal 2 ayat 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 04/PMK.8/2009 tentang Pengelolaan Aset Surat Berharga Syariah Negara Yang Berasal Dari Barang Milik Negara. SBSN seri IFR0003, IFR0005, IFR0006, dan IFR0007 akan diterbitkan dengan menggunakan akad Ijarah Sale & Lease Back yang telah mendapatkan Pernyataan Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional -
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor B-373/DSN-MUI/X/2009 tanggal 20 Oktober 2009. Kesimpulan Sukuk atau obligasi syariah telah mengalami perkembangan yang pesat baik dalam kualitas maupun kuantitas. Dengan semakin terlibatnya banyak Negara untuk menerbitkan sukuk Negara (sovereign sukuk). Sukuk bukanlah jual beli surat berharga di pasar sekunder melainkan sebuah pembiayaan. Jenis sukuk yang paling popular saar ini tentunya sukuk ijarah, hal ini lebih baik dikarenakan model ini tidak terlalu ambisius untuk penerapan dasar syariah, serta skemanya yang relative lebih mudah dipahami. Di Indonesia penerapan sukuk Negara belum seaplikatif penerapan sukuk swasta. Ada beberapa kendala seperti masalah fiscal dan peraturan perundangan.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
161
PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI MALAYSIA Iim Muhidah
Abstract Kegagalan perbankan yang mendorong terjadinya krisis keuangan domestik maupun international dalam dasawarsa terakhir. Efisiensi investor akhirnya menjadi perhatian penting tidak hanya di Asia setelah krisis di tahun 1997, namun juga di belahan dunia lainnya. Disisi lain perkembangan bank-bank Islam kiranya telah dianggap sebagai alternatif solusi untuk menuju perbankan yang sehat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intermediasi yang dianggap paling sesuai dengan prinsip-prinsip sistem keuangan Islam. bank-bank Islam masih sangat tergantung pada sistem keuangan dan segala bentuk peraturan perbankan yang berlaku baik di tingkat nasional, regional maupun global, serta karakteristik perbedaan resiko yang berkonsekuensi pada perbedaan regulasi prudential sangat menentukan fluktuasi skor effisiensi.
PENDAHULUAN Sejarah Sukuk/ Obligasi Syariah Sesungguhnya, sukuk / obligasi syariah ini bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, dimana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk yang memiliki arti yang sama dengan sertifikat atau note. Ia dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. Namun demikian, sejumlah penulis Barat yang memiliki concern terhadap sejarah Islam dan bangsa Arab, menyatakan bahwa sakk inilah yang menjadi akar kata “cheque” dalam bahasa latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu yang lazim dipergunakan dalam transaksi dunia perbankan kontemporer. Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC) kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA – Bahrain Monetary Agency) untuk meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun yang sama meluncurkan Global Corporate Sukuk di pasar keuangan Islam internasional. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar internasional. Selanjutnya, penerbitan sukuk di pasar internasional terus bermunculan bak cendawan di musim hujan. Tidak ketinggalan, pemerintahan di dunia Islam pun mulai melirik hal tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 2002 pemerintah Malaysia menerbitkan sukuk dengan nilai 600 juta dolar AS dan terserap habis oleh pasar dengan cepat, bahkan sampai terjadi over subscribe. Begitu pula pada Desember 2004, pemerintah Pakistan menerbitkan sukuk di pasar global dengan nilai 600 juta dolar AS dan langsung terserap habis oleh pasar. Dan masih banyak contoh lainnya. Harus kita akui, bahwa sukuk atau obligasi syariah ini adalah salah satu bentuk terobosan baru dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
163
tersebut adalah istilah yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah satu bentuk produk yang paling inovatif dalam pengembangan sistem keuangan syariah kontemporer. PEMBAHASAN A. Pengertian Obligasi Syariah Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen yang punya komponen bunga (interest-bearing instruments) ini keluar dari daftar investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah. Sebenarnya obligasi yang tidak dibenarkan itu adalah obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar bunga (sistem riba). Di dalam Islam, istilah obligasi lebih dikenal dengan istilah sukuk. Merujuk kepada Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No: 32/DSNMUI/IX/2002, “Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syari‟ah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syari‟ah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”. Untuk menerbitkan obligasi syariah, beberapa persyaratan harus dipenuhi, yakni aktivitas utama (core business) yang halal, dan tidak bertentangan dengan substansi fatwa DSN. Pasar Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena besarnya permintaan pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan penerapan perbankan syariah memicu investor untuk dapat berinvestasi sesuai dengan kaidah-kaidah investasi secara islami. Pada tahun 1994 sebagai jawaban atas permintaan pasar di atas, pemerintah Malaysia melalui Securities Commission Malaysia membentuk Islamic Capital Market Unit (ICMU) dan Islamc Instrument Stuy Group (IISG). ICMU ini bertugas melakukan riset dan pengembangan produk Pasar Modal Islam dan melakukan analisa terhadap semua efek yang tercatat di bursa-bursa Malaysia, disamping itu ICMU juga berfungsi sebagai tenaga riset dan sekretariat bagi SAC. Dalam perkembangannya IISG kemudian berubah nama menjadi Syariah Advisory Council (SAC) pada tahun 1996. SAC ini bertugas memberikan masukan kepada Securities Commission atas
semua hal yang berhubungan dengan pengembangan Pasar Modal Islam dan sebagai pusat referensi, disamping itu SAC juga melakukan pengkajian efekefek konvensional yang sudah ada dari perspektif syaiah serta melakukan pengkajian dan pengembangan atas efek dan instrument pasar modal lainnya. Sebagai hasil dari pengkajian tersebut, SAC mengeluarkan daftar efekefek yang telah sesuai dengan prinsip syariah. Selanjutnya daftar tersebut akan di up-date dua kali dalam setahun dan disebarluaskan secara gratis. Saat ini, berbagai instrument pasar modal syariah telah tersedia bagi investor antara lain Reksa Dana Syariah, Saham Syariah, Index Syariah dan Obligasi Syariah. Reksa Dana Syariah pertama berdiri pada tahun 1993. Data sampai dengan tahun 2002, Malaysia telah mempunyai 36 (tiga puluh enam) Reksa Dana Syariah dari 174 (seratus tujuh puluh empat) total Reksa Dana yang ada di Malaysia. Total pemegang unit Reksa Dana Syariah sebanyak 288.132 investor. Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 5% (lima per seratus) dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia. Pada pasar modal Malaysia, saham yang sesuai dengan prinsip syariah sampai dengan tahun 2003 terlah tercatat sebanyak 684 (enam ratus delapan puluh empat) saham syariah perusahaan yang terdiri dari 397 (tiga ratus sembila puluh tujuh) saham pada papan utama, 277 (dua ratus tujuh puluh tujuh) saham pada papan kedua dan 10 (sepuluh) saham pada papan Mesdaq. Jumlah total saham tersebut mencapai 79% dari total saham yang tercatat atau sekitar 60% dari total kapitalisasi pasar di malaysia.
Kapitalisasi pasar saham yang sesuai dengan prinsip syariah di Malaysia Tahun pasar
Kapitalisasi pasar Saham Syariah
% dari total kapitalisasi
(juta USD) 1998
55.982,8
56,00
1999
70.082,4
48,00
2000
65.129,3
54,70
2001
75.131,6
59,20
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
165
2002
76.426,3
57,55
2003
102.926,3
57,70
Sumber : IOSCO Annual Report 2003
Adapun Index Syariah diluncurkan pertama kali oleh Kuala Lumpur Stock Exchange pada tahun 1999. Index Syariah dimaksud berfungsi untuk melihat kinerja saham-saham syariah yang tercatat pada papan utama. Sedangkan Obligasi Syariah di Malaysia dibentuk dan direstrukturisasi berdasarkan kontrak-kontrak yang bernuansa islami. Sampai dengan bulan September 2002 total nilai obligasi syariah di Pasar Modal Malaysia mencapai USD 15,52 miliar (43% dari total nilai obligasi yang tercatat di pasar modal Malaysia), selain itu terdapat instrumen lain yaitu Islamic Unit Trust . Sampai dengan tahun 2002 terdapat 30 Islamic Unit Trust dimana 4 unit trust dikelola oleh pemerintah dan 26 unit trust dikelola oleh swasta. Adapun nilai total Islamic Unit Trust mencapai RM 3,2 milyar. Adapun faktor lain yang ikut memberikan kontribusi adalah, perkembangan Labuan International Financial Exchange (LFX) ternyatajuga memicu peningkatan kegiatan Pasar Modal Syariah di Malaysia. LFX menyediakan fasilitas pencatatan dan perdagangan instrument keuangan internasional. LFX mencatat Global Sukuk pertama di dunia pada bulan Januari 2002 yang nilainya mencapai USD 150 juta. Hingga akhir tahun 2002 tercatat instrumen dengan kapitalisasi pasar senilai USD 1,6 miliar dimana 3 instrumen diantaranya adalah obligasi syariah. Kesuksesan Malaysia dalam menerbitkan instrumen obligasi yang menerapkan prinsip syariah tersebut mendorong beberapa Negara Islam lain untuk menerbitkan instrumen serupa seperti the Central Bank of Kuwait yang menerbitkan obligasi syariah untuk mendanai pembelian aset-aset yang dikelola oleh negara selain Gulf Co-operation Council states serta Iran yang menerbitkan instrumen obligasi yang berbasisikan mudharabah. Secara umum tergambar dalam tabel 2 berikut : Daftar negara penerbit obligasi syariah berdasarkan laporan IOSCO per-31 Desember 2003
No. 1. 2.
NEGARA PENERBIT
NILAI (juta US$)
Qatar
700
Islamic Development Bank (Global)
400
3.
Bahrain
1.000
4.
Malaysia
22.680
5.
Malaysia (Global)
600
6.
Guthrie Bhd (Global)
7.
Indonesia
119
8.
Singapura
35
9.
Sudan
148
150
Total
25.832
Secara umum dapat disebutkan bahwa instrumen obligasi syariah yang cukup dikenal dan diterima oleh para investor di Malaysia adalah obligasi syariah yang berbasiskan ijarah. Hal ini dapat diketahui dari tingkat berhasilnya obligasi yang berbasisiskan ijaraah yang diterbitkan oleh pemerintah Malaysia dan Qatar, Guthrie Berhad maupun organisasi multilateral seperti the Islamic Development Bank (IDB). Di lihat dari pendekatan geografi, para investor instrument obligasi syariah terutama yang diterbitkan oleh Malaysia, Qatar dan Islamic Development Bank adalah sebagai berikut : Komposisi persentase investor terhadap Malaysia Global Bond No.
WILAYAH
PERSENTASE
1.
Timur Tengah
2.
Asia
30%
3.
Eropa
15%
51%
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
167
4.
USA
4%
Komposisi persentase investor terhadap Qatar Global Bond No.
WILAYAH
1.
Timur Tengah
2.
Asia
3.
Eropa
4.
USA
PERSENTASE 72% 13% 14% 1%
Komposisi persentase investor atas Islamic Development Bank Bond No.
WILAYAH
PERSENTASE
1.
Timur Tengah
2.
Asia
17%
3.
Eropa
13%
70%
Secara umum, penerapan prinsip syariah pada instrument saham dilakukan berdasarkan penilaian atas saham yang diterbitkan oleh masingmasing perusahaan tesebut, karena instrumen saham secara natural telah sesuai dengan prinsip syariah mengingat sifat saham dimaksud bersifat penyertaan. Para ahli fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat dikatergorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang dilarang dalam syariah islam, seperti : a. alkohol; b. perjudian; c. produksi yang bahan bakunya berasal dari babi; d. pornografi; e. jasa keuangan yang bersifat konvensional;
f. asuransi yang bersifat konvensional. Penilaian kesyariahan suatu saham disamping dilihat dari sektor kegiatan usaha oleh perusahaan yang bersangkutan, juga bisa di dilihat dari sisi permodalan dari perusahaan dimaksud, seperti: a. rasio atas utang dan ekuitas (debt to equity ratio); b. cash and interest bearing securities to equity ratio; c. rasio atas kas dan aset (cash to asset ratio). Di beberapa negara proses screening (penyaringan) atas saham yang memenuhi prinsip syariah dilakukan oleh lembaga yang berbeda. Di Malaysia proses screening kesyariahan suatu saham dilakukan oleh Shariah Advisory Council (SAC) yang berada pada Securities Commision, sedangkan di negara lain proses screening kesariahan suatu saham dapat juga dilakukan oleh lembaga swasta. B. Ketentuan Obligasi Syariah Ketentuan Umum: ��Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang bersifat hutang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga; ��Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah � �Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Ketentuan Khusus ��Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain: 1. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
169
2. Musyarakah 3. Murabahah 4. Salam 5. Istishna 6. Ijarah ��Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan memper-hatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah; ��Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non halal; ��Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai akad yang digunakan; ��Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan.
C. Skema Bagi Hasil Obligasi Konvensional Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima.
Obligasi Syariah
Melalui fatwanya, DSN sebenarnya mengkategorikan tiga jenis pemberian keuntungan kepada investor pemegang Obligasi Syariah. Yaitu, pertama adalah berupa bagi hasil kepada pemegang Obligasi Mudharabah atau Musyarakah. Kedua, keuntungan berupa margin bagi pemegang Obligasi Murabahah, Salam atau Istishna. Dan ketiga, berupa fee (sewa) dari aset yang disewakan untuk pemegang Obligasi dengan akad Ijarah. Pada prinsipnya, semua Obligasi Syariah adalah surat berharga bukti investasi jangka panjang yang berdasarakan prinsip syariah Islam. Namun yang membedakan adalah akad dan transaksinya. D. Perbandingan konvensional
Harga
Obligasi
antara
syariah
dengan
Konvensional Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu: ��Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta. ��at premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta ��at discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta. Namun yang terpenting adalah, instrument bunga (interest instruments) sangat mempengaruhi permintaan obligasi. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin sedikit orang (calon investor) membeli obligasi, tetapi semakin rendah suku bunga, maka semakin banyak orang (calon investor) yang akan berinvestasi dengan membeli obligasi. Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
171
Syariah Obligasi syariah atau mudharabah bond ini dijual pada harga nominal pelunasan jatuh temponya (at maturity par value) di pasar perdana. Landasan syariah dari obligasi ini antara lain berdasarkan hadist Mudharabah yang diriwayatkan oleh Suhaib Ar Rumi (H.R. Ibnu Majah). Pada prinsipnya mudharib memiliki kewajiban finansial kepada shahibul maal, untuk mengembalikan pokok penyertaan ditambah bagi hasil dari keuntungan. Peluang mendapatkan bagi hasil inilah, oleh shahibul maal bisa dialihkan ke pihak lain melalui mekanisme al Hawalah (pengalihan piutang dengan tanggungan bagi hasil). Mekanisme al Hawalah ini bisa menjadi dasar transaksi mudharabah bond di pasar sekunder. Landasan syariahnya antara lain H.R. Imam Bukhari dan Muslim: Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu kezaliman. Dan jika salah seorang dari kamu diikutkan (dihawalahkan) kepada orang yang mampu / kaya, maka terimalah hawalah itu.” Dalam kaitan ini mayoritas ulama sepakat membolehkan al Hawalah pada satu bentuk kewajiban finansial. Atas dasar landasan syariah al Hawalah, maka di pasar modal syariah tidak ada transaksi yang bisa dikategorikan jual beli murni setelah perdananya. Karena sebagian besar ulama telah mengharamkan Bai‟ Al Dayn (the sale of payable right raises from transaction), yang berarti melarang untuk diperjualbelikan utang piutang secara tangguh. Yang bisa dilakukan oleh pemegang obligasi syariah (Shariah bonds holders) adalah meng-hawalah-kan syariah bonds-nya untuk mendapatkan dana segar sebesar maturity par value-nya, dengan melakukan perjanjian revenue sharing atas initial revenue sharing yang diperoleh dari penerbit syariah bonds. Dengan demikian syariah bonds sebaiknya dikeluarkan atas nama, bukan atas unjuk. Pendekatan lain yang kini tengah dibahas oleh para ahli fiqih dan ahli keuangan syariah adalah membeli utang secara tunai (karena yang dilarang adalah membeli utang secara tangguh). Salah satu di antara skema yang tengah dikembangkan adalah lembaga keuangan tertentu menjual metal kepada bond holders dengan mempergunakan obligasi syariah itu sebagai proceednya. Harga yang disepakati sesuai dengan harga nominal (par value obligasi tersebut). Dalam transaksi ini
tidak terjadi diskon atau mark down dari nilai obligasi karena hal ini bisa menjadi pintu belakan bagi riba nasi‟ah. Lembaga keuangan mendapat keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual metal tersebut.
Dalam table perbandingannya : Perbandingan Obligasi dan Sukuk Obligasi Syariah Konvensional Mudharabah Mudharabah (Bagi Akad Tidak Ada Hasil) (Transaksi) Jenis Uncertainty Contract Transaksi Surat Hutang Investasi Sifat Harga 100% 100% Penawaran Pokok Obligasi 100% 100% saat Jatuh Tempo Pendapatan/Bagi Bunga Kupon Hasil Indikatif berdasarkan Float/Tetap Return Pendapatan/Income Fatwa No. 33/DSNDewan Tidak Ada MUI/IX/2002 Syariah Nasional Jenis Konvensional Syariah/Konvensional Investor
Syariah Ijarah Ijarah (Sewa/Lease) ertainty Contract Investasi 100%
100%
Imbalan/Fee Ditentukan sebelumnya No: 41/DSNMUI/III/2004 Syariah/Konvensional
Sumber: Iggi Achsien (2005)
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
173
Studi Kasus Sukuk– Cagamas Malaysia Cagamas Berhad merupakan Perusahaan Perumahan Malaysia yang didirikan tahun1987 menyusul resesi dan liquidity crunch yang mengakibatkan kredit perumahan menjadi terbatas, terutama untuk rumah tangga berpendapatan menengah kebawah. Dengan modal disetor 150 juta ringgit, Cagamas merupakan anak perusahaan dari sebuah lembaga keuangan besar di Malaysia. Tahun 2005, Cagamas melakukan sekuritasisasi aset KPR syariah, ditawarkan dalam bentuk obligasi syariah dengan skim musyarakah. Cagamas, menerbitkan obligasi syariah dengan nilai 2,05 juta miliar ringgit. Obligasi itu dibagi dalam enam tingkat mulai dari jangka waktu tiga hingga 15 tahun. Cagamas menerbitkan sukuk tersebut untuk digunakan pembangunan perumahan bagi pegawai negeri aktif (99,6 persen) dan pensiun (0,4 persen). Obligasi ini ditawarkan melalui roadshow ke Hongkong, Singapura dan Timur Tengah. Penerbitan obligasi sekuritisasi asset ini dikelola oleh CIMB dan HSBC Bank Malaysia Berhad. Obligasi ini memperoleh rating AAA dari Rating Agency of Malaysia dan Malaysian Rating Corporation. Sebenarnya, penerbit obligasi syariah ini adalah pemerintah Malaysia. Kemudian, melalui perusahaan perumahan, pemerintah menunjuk Cagamas pada April 2004 untuk membuat sekuritisasi seluruh proyek perumahan yang diperuntukkan bagi pegawai negeri dan pensiunan. Mandat dibuat tidak hanya untuk saat ini tapi juga untuk proyek pembiayaan dan pembangunan perumahan di masa mendatang. Tujuan Cagamas adalah menyediakan tingkat likuiditas yang lebih bagi mortgage lenders, mengurangi resiko pasar, membantu pembiayaan untuk perumahan sosial, menopang sektor konstruksi, serta menciptakan pasar perumahan untuk pribadi berpenghasilan tetap. Cagamas membeli mortgage loans dari mortgage originators, secara fixed atau floating rate untuk 3 sampai 7 tahun. Ini hakekatnya merupakan pembiayaan yang dijamin oleh Cagamas atas kredit lembaga keuangan ketika mortgage loans mengalami default. Cagamas mengeluarkan debt securitieske investor, dalam bentuk obligasi dengan fixed atau floating rate, yang disebut Cagamas notes, atau Cagamas Murabaha (Islamic) Bonds.
Cagamas telah dengan sukses memelopori sejumlah produk yang bervariasi di pasar meliputi: tingkat rate yang tetap dan variabel (fixed and variable rate), jatuh tempo lebih panjang (longer maturities), Islamic debt, dan leasing/commercial property lending. Cagamas menerima sejumlah perlakuan khusus penting dari pemerintah Malaysia, karena tanpa aktivitas refinancing ini tidak akan dirasakan menarik bagi pemilik dana utama (primary lenders). Loans yang dijual kepada Cagamas tidak tergolong sebagai subyek reserve requirements bank sentral. Sekuritas ini dapat digolongkan seperti asset liquid, dimana perusahaan keuangan dan bank harus menambah cadangan 10% dari asset yang berbentuk liquid ini. Sekuritas Cagamas memiliki bobot resiko 10%, hal ini sangat rendah bila dibandingkan dengan rate 50% untuk kredit perumahan atau untuk investasi lembaga kredit. xiii
BAB III ANALISIS Ditengah pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah di Indonesia yang semakin marak, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Walaupun kegiatan investasi syariah telah mulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana syariah dan sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal juga telah diterbitkan, hingga saat ini pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi syariah di pasar modal masih tergolong minim. Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, Indonesia terlihat begitu tertinggal dalam mengembangkan kegiatan investasi syariah di pasar modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Sebagai contoh, data menunjukkan hingga akhir tahun 2002 total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 5% (lima per seratus) dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia, sedangkan Indonesia baru mencapai 0,32% (nol koma tiga puluh dua per seratus) dari total NAB industri reksa dana. Untuk obligasi syariah, di Malaysia hingga bulan Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
175
September 2002 mencapai USD 15,52 miliar (43% dari total nilai obligasi yang tercatat di pasar modal Malaysia), sementara di Indonesia hingga awal Desember 2004 baru mencapai Rp. 1,28 Triliun (USD 141,9 juta) atau 1,63% dari total nilai emisi obligasi di Indonesia. Secara umum, responden menyatakan bahwa ada beberapa masalah yang memang benar menjadi kendala, yaitu: tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah, ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah, minat pemodal, kerangka peraturan tentang penerbitan efek syariah, pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait, praproses (persiapan) penerbitan efek syariah, dan kelembagaan atau institusi yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal syariah di Indonesia. BAB IV KESIMPULAN Perkembangan penggunaan obligasi syariah sebenarnya telah dimulai pada tingkat korporasi dan perbankan syariah di Indonesia. Namun demikian, pengembangan instrumen pasar keuangan yang efisien akan juga ditentukan oleh keberadaan instrumen keuangan pemerintah. Secara domestik, keberadaan instrumen keuangan syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dapat digunakan sebagai sumber pendanaan dalam negeri dan kemungkinan penggunaan instrumen tersebut sebagai piranti moneter. Secara internasional, penerbitan instrumen keuangan syariah oleh pemerintah dapat berfungsi sebagai benchmark bagi investor sehingga pricing dapat terbentuk secara efisien. Namun demikian, lingkungan pendukung, terutama perangkat hukum yang operasional pada saat ini belum memungkinkan pemerintah untuk menerbitkan instrumen sukuk.
AREA POTENSI RIIL SUKUK YUNI
A. Abstrak Stabilitas sistem keuangan, mempercepat kegiatan ekonomi di sektor riil, dan meningkatkan kesejahteraan distributif. Stabilitas moneter mempercepat kegiatan ekonomi di sector riil dan bersinergi dengan kesejahteraan sosial.xiv B. Latar Belakang Struktur keuangan Islam harus dikembangkan dengan tujuan mencapai pertumbuhan keuangan dan sektor komoditas yang seimbang dan membantu tercapainya tujuan pengembangan sosial ekonomi dengan distribusi pendapatan yang luas. Hal ini juga sebagai sarana perwujudan ibadah kita sebagai khalifah di bumi, yang mempunyai tugas untuk mensejahterakan bumi. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah, manusia wajib tolong-menolong dan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk beribadah kepada Allah. Sementara sistem konvensional secara utama memberi kontribusi terhadap pertumbuhan keuangan yang menghasilkan peningkatan perbedaan/kesenjangan anatara yang kaya dengan yang miskin, baik di negara berkembang maupun di negara maju.xv
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
177
PEMBAHASAN A. Potensi untuk Pengembangan dan Pertumbuhan Sukuk mudharabah dapat diterbitkan untuk melakukan bisnis dengan mengombinasikan dana dari shahibul mal dan keahlian mudharib. Sukuk mudharabah ideal diterbitkan untuk memobilisasi dana dan memperkuat aktivitas perdagangan dan industri. Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Pada Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk Negara (sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU Sukuk Negara ini. Dikatakan terlambat, karena perkembangan sukuk di Indonesia, sesungguhnya sudah dimulai oleh swasta, meskipun pangsanya masih kecil. Pada tahun ini, pemerintah berencana menerbitkan sukuk hingga Rp18 triliun. Bila dibandingkan dengan obligasi negara konvensional, rencana penerbitan sukuk ini memang masih kecil. Namun, dimulainya penerbitan sukuk ini oleh pemerintah ini akan dapat menjadi trigger bagi penerbitan sukuk lainnya. Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara dan adanya rencana penerbitan sukuk oleh pemerintah, itu berarti sukuk kini menjadi instrumen pembiayaan yang diakui sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap sukuk kita, baik sukuk negara maupun sukuk korporasi. Fakta menunjukkan perkembangan sukuk memang dimulai dengan adanya soverign sukuk. Berdasarkan data dari Standard & Poor‟s (S&P), bila pada tahun 2003, sovereign sukuk masih mendominasi pasar sukuk global yaitu sebesar 42% dan sukuk yang diterbitkan oleh lembaga keuangan sebesar 58%, maka sejak saat itu komposisinya mengalami pergeseran. Pada tahun 2007, kini justru sukuk korporasi yang mendominasi pasar sukuk global, yaitu sekitar 71%, lembaga keuangan 26%, dan pemerintah tinggal 3%. Berdasarkan data MMI, dalam beberapa tahun terakhir, industri reksa dana syariah di Tanah Air tumbuh cukup signifikan. Hal itu ditandai dengan lonjakan pertumbuhan industri pada 2004 lebih dari 500 persen menjadi Rp 413,9 miliar dari setahun sebelumnya Rp 66,94 miliar. Namun, pada 2005, pertumbuhan industri melambat akibat terjadinya redemption (penarikan dana) oleh berbagai investor. Hal ini juga terjadi pada industri reksa dana konvensional. Meskipun demikian, pada 2006, industri reksa dana syariah di
Indonesia kembali bangkit dengan mencatat peningkatan dana kelola pada kisaran 100 persen menjadi Rp 792,9 miliar. Selanjutnya, pada akhir tahun lalu, industri kembali mengalami peningkatan sebesar 137 persen menjadi hampir mencapai Rp 2 triliun. Salah satu faktor cukup pesatnya pertumbuhan industri reksa dana syariah di Indonesia dipicu banyaknya pemain baru yang masuk dalam industri. Sejak 2000 hingga 2007, pasar modal syariah mencatat memiliki 24 perusahaan manajemen investasi yang telah memiliki reksa dana syariah. Selain itu, sejak 2000 hingga 2007, indeks syariah Jakarta (Jakarta Islamic Index/JII) tercatat memiliki return saham rata-rata 38,04 persen melebihi return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSH) dan LQ45. Bahkan, pada 2001, JII memiliki return positif sebesar 5,92 persen ketika kedua indeks lain menderita return negatif. Saat itu, return IHSG dan LQ45 tercatat minus 5,83 persen dan minus 0,74 persen. Pada tahun lalu, indeks syariah Jakarta kembali menunjukkan keperkasaan dengan membukukan return 60,27 persen. Sedangkan, kedua indeks lain, IHSG dan LQ45, hanya mencatat return sebesar 52,08 persen dan 54,48 persen. Namun, menurut Presiden Direktur Fortis Investments, Eko P Pratomo, perkembangan reksa dana syariah tahun lalu lebih banyak didominasi perkembangan reksa dana syariah berbasis ekuitas. Hal itu karena sangat terbatasnya ketersediaan sukuk di pasar. Kondisi ini menyebabkan reksa dana syariah berbasis pendapatan tetap kurang berkembang secara optimal. Mengenai telah disahkan UU SBSN, Eko mengaku bersyukur. Hal itu karena penerbitan UU tersebut dapat mendorong pemerintah untuk segera menerbitkan sukuk negara yang cukup dinanti pasar. Ketersediaan sukuk negara di pasar diyakini akan mendorong perkembangan pasar modal syariah terutama reksa dana syariah pendapatan tetap. Sejak 2002 hingga 2007, nilai total sukuk yang diterbitkan di dunia mencapai 71,464 miliar dolar AS. Sukuk berdenominasi ringgit Malaysia tercatat 33,819 dolar AS atau mengkomposisi 47,32 persen. Sukuk berdenominasi dolar AS tercatat 25,200 miliar dolar AS atau mengkomposisi 35,26 persen. Sementara, sukuk berdenominasi lain sebesar 12,445 miliar dolar AS atau 17,41 persen. Sepanjang tahun lalu, sukuk yang diterbitkan di dunia mencapai 30,803 miliar dolar AS atau meningkat 69,95 persen dibandingkan tahun sebelumnya 18,125 miliar dolar AS.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
179
Bila nilai sukuk 2006 dibandingkan dengan nilai sukuk 2005, maka terjadi peningkatan persentase nilai penerbitan sebesar 138,68 persen. Ratarata peningkatan nilai sukuk per tahun sejak 2002 hingga 2007 sekitar 48,14 persen. Sejak 2002 hingga 2007, penerbitan sukuk mencatat pertumbuhan lebih dari 1.300 persen. Sukuk kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sistem keuangan global. Pada tahun 2007, nilai sukuk yang diperdagangkan di pasar global telah meningkat lebih dari dua kali dibandingkan tahun 2006, dan mencapai US$62 miliar dibandingkan tahun 2006 sebesar US$27 miliar. Dari tahun 2001 hingga tahun 2006, Sukuk mengalami pertumbuhan ratarata sebesar 123%. Berdasarkan proyeksi S&P, dalam lima tahun ke depan, pasar sukuk dapat menembus level US$100 miliar, tergantung pada kondisi stabilitas pasar kredit. Sebagaimana disebut di atas, perkembangan sukuk di Indonesia sesungguhnya bermula karena adanya inisiatif dari swasta. Dukungan yang kurang dari pemerintah dan regulator terhadap perkembangan sukuk ini, menyebabkan posisi Indonesia dalam pasar keuangan syariah global tidak mendapatkan tempat yang semestinya. Hingga saat ini, baru terdapat sekitar 20 sukuk yang diakui sebagai emiten syariah oleh Bapepam. Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara, diperkirakan perkembangan pasar sukuk di Indonesia bakal lebih semarak dibandingkan sebelumnya. Terlebih lagi, minat investor terhadap sukuk ini sangat besar, sebagaimana ditunjukan dari perkembangan sukuk global saat ini. Tahun ini pemerintah memang memfokuskan diri untuk pengembangan pasar sukuk domestik. Jika penerbitan perdana ini sukses, diperkirakan akan semakin menarik investor asing, khususnya dari Timur Tengah, untuk masuk ke pasar keuangan syariah di Indonesia. Namun demikian, pasar sukuk di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, pasar keuangan syariah di Indonesia tidak terlalu likuid. Penyebabnya, pangsa pasarnya yang relatif kecil, yaitu kurang dari 5% dari seluruh sistem keuangan di Indonesia. Kecilnya pangsa pasar keuangan syariah ini diperkirakan akan menyebabkan pertumbuhan pasar sukuk domestik akan tetap terbatas. Oleh karenanya, bila langkah perdana pemerintah menerbitkan sukuk domestik berhasil, selanjutnya perlu dibuka pasar sukuk global sebagai benchmark bagi penerbitan sukuk global lainnya, baik sovereign sukuk maupun corporate sukuk.
Untuk mengevaluasi kinerja sukuk dibandingkan obligasi konvensional tidaklah mudah. Hal ini disebabkan karena porsi instrumen sukuk dibandingkan obligasi konvensional sangat kecil. Tercatat instrumen sukuk yang telah dikeluarkan perbankan global hingga saat ini hanya mencapai 70 miliar dolar. Sementara itu instrumen obligasi konvensional mencapai besaran 37 triliun dolar. Dan karena sukuk hanya dapat dijual pada nilai pokok maka tidak ada pasar sekunder untuk instrumen ini. Meskipun demikian krisis kerdit yang terjadi saat ini telah mengakibatkan popularitas instrumen sukuk meningkat pesat. Pasar sukuk meningkat empat kali lipat dari tahun 2004 hingga 2007. Akan tetapi tahun ini pasar sukuk mengalami penurunan sebesar 31%. xvi Seluruh bentuk-bentuk Islam memiliki potensi untuk berkembanag. Bentuk berdasarkan shirakah yang memberikan pendanaan berdasarkan resiko yang diperlukan dapat digunakan untuk pembiayaan proyek jangka pendek, menengah dan panjang, pembiayaan impor, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan dari seluruh transaksi tunggal. B. Sekuritisasi dan manajemen Pendanaan Sukuk di Indonesia Sekuritisasi dan manajemen pendanaan adalah kendaraan yang saling menguatkan bagi promosi keuangan Islam. Sukuk mudharabah mulai diikuti dengan suku ijarah yang mewakili kepemilikan aset, juga sertifikat salam, sertifikat istisna‟, sertifikat murabahah, sertifikat agen investasi, dan sertifikat muzara‟/musaqah. Pada 9 April 2008 lalu, Indonesia mulai memasuki era investasi baru. Pada hari itu, rapat paripurna DPR mengesahkan RUU Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang cukup ditunggu berbagai pelaku keuangan dan bisnis. Dengan UU tersebut, maka Indonesia bisa lebih leluasa menjaring dana investasi syariah yang dibutuhkan dalam membiayai berbagai proyek infrastruktur. Hal itu dilakukan dengan menerbitkan obligasi syariah (sukuk) negara. Keyakinan atas pentingnya sukuk negara dalam mendorong perekonomian Indonesia diungkapkan berbagai anggota DPR. Salah satunya adalah Ketua Komisi XI, Awal Kusumah. Bagi politisi asal Partai Golkar ini, pengesahan UU SBSN bisa mendorong tersedianya sumber keuangan alternatif bagi negara yang dapat menjaring dana petrodolar Timur Tengah. Dengan penjaringan dana tersebut, pertumbuhan perekonomian di Indonesia Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
181
bisa terdorong lebih baik. Pemerintah juga mengakui pentingnya penerbitan sukuk. Hal itu karena instrumen tersebut bisa menjadi instrumen alternatif penjaring dana pembiayaan untuk menutupi defisit APBN. Dengan demikian, pemerintah tidak lagi hanya mengandalkan pajak dan surat utang negara (SUN) sebagai media penjaring dana APBN. Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, Rahmat Waluyanto, sempat menyebutkan, pemerintah telah menginventarisiasi aset barang milik negara (BMN) untuk mendukung penerbitan sukuk negara awal Agustus mendatang. Berdasarkan data terakhir, aset BMN yang bisa menjadi underlying asset tercatat sekitar Rp 18,8 triliun. Dengan demikian, pemerintah bisa menerbitkan sukuk untuk menjaring dana sebesar itu. Kendati begitu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyebutkan penetapan nilai sukuk masih dikaji karena harus disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah. Selain DPR dan pemeringah, berbagai pelaku bisnis keuangan, perbankan, dan pasar modal di Indonesia juga mengakui pentingnya penerbitan sukuk negara. Mereka meyakini perkembangan industri keuangan syariah di Tanah Air akan berkembang cukup pesat bila sukuk negara tersedia. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksadana Syariah Indonesia (APRDI), Abiprayadi Riyanto, yang juga presiden direktur Mandiri Manajemen Investasi (MMI), sempat menyebutkan penerbitan sukuk mengestimasi bahwa perkembangan pasar reksa dana syariah di Indonesia tahun ini akan jauh lebih pesat dibandingkan tahun lalu bila pemerintah jadi menerbitkan sukuk. Pertumbuhan itu terutama terjadi pada sisi bisnis reksa dana syariah pendapatan tetap yang sempat lesu dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, penerbitan sukuk negara akan menyebabkan cukup banyak aliran dana Timur Tengah yang masuk ke pasar modal syariah Indonesia. C. Perubahan Strukturisasi pada Bisnis Perbankan Sukuk/sertifakat berdasarkan syariah dan transformasi pelaksanaan neraca syariah sangat berpengaruh positif pada pergerakan investasi produktif. Pendanaan investasi memberikan kesempatan dan akses yang lebih baik tergadap berbagai bisnis sektor riil di seluruh dunia. Sukuk juga merupakan obligasi karena memiliki karakteristik pendapatan tetap tetapi strukturnya memiliki kualitas seperti saham dan mengurangi ketidakpastian. Penerbitan sukuk di Inggris didasarkan lebih pada isu fundamental makroekonomi. Kendati demikian, menurut orang dalam di industri ini, keputusan ini akan memberikan harapan bagi penerbitan korporasi.
D. Pertumbuhan IFIs Nonbank Keuangan Islam adalah untuk tujuan manajemen aset dan sekuritisasi. Usman (2000), telah mengindikasikan kategori-kategori berikut ini sebagai pendanaan investasi Islam : Pendanaan saham, proses di mana investasi dalam bentuk bagian/saham dari perusahaan saham gabungan, dan return dalam bentuk capital gain dan dividendidistribusikan sama banyak di antara para investor Manajemen pendanaan dapat dilaksanakan berdasarkan mudharabah atau berdasarkan agensi. Pendanaan mudharabah di mana keuntrungan yang dibagikan kepada investor (pemegang obligasi) adalah sesuai hasil yang didapatkan oleh emiten. Pendanaan ijarah, sejumlah perjanian pendanaan tertentu yang digunakan untuk pembelian aset guna tujuan leasing. Sewa yang diterima dari pengunaan didistribusikan di antara orang yang melakukan perjanjian pendanaan. Pendanaan komoditas, di mana jumlah perjanjian digunakan dalam pembelian komoditas yang berbeda untuk tujuan penjuala kembali. Keuntungan yang dihasilakn dari penjualan dibagikan pada pihakpihakyang melakukan perjanjian. Pendanaan murabahah, pendanaan tertentu yang dibuat untuk penjualan murabahah merupakan pendanaan yang tertutup dan berakgir, unit ini tidak dapat diperjualbelikan pada pasar sekunder karena portofolio murabahah pada bank Islam tidak tidak memiliki aset tangible. Pendanaan gabungan, merupakan sejumlah perjanjian yang ditempatkan dalam jenis-jenis investasi yang berbeda seperti saham, leasing, komoditas dan sebagainya. Untuk perdagangan pendanaan gabungan aset yang tangible sebaiknya lebih dari 51% sementara aset dan utang yang likuid kurang dari 50%. PENUTUP A. Kesimpulan Diversifikasi sukuk di Indonesia juga sangat penting, misalnya sukuk istishna yang berpotensi untuk membiayai proyek-proyek di Indonesia, khususnya infrastruktur. Institusi keuangan Islam harus melakukan seluruh jenis perbankan retail sampai manajemen pendanaan dan jasa perusahaan, dengan memengaruhi beberapa perubahan struktural. Hal ini membutuhkan koordinasi yang baik antara bank sentral dan SECs di masing-masing Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
183
negaar, yang memungkinkan IFIs untuk mengadopsi model dan struktur yang cocok untuk menjalankan bisnis dengan memerhatikan permintaan pasar dan prinsip-prinsip syariah.xvii Diharapkan dengan berkembangnya sukuk di Indonesia akan meningkatkan arus kas, pintu lapangan kerja semakin tersedia, dan angka kemiskinan dapat dikurangi. Rencana pemerintah menerbitkan obligasi syariah senilai Rp 15 triliun patut mendapat apresiasi yang luar biasa. Meski demikian, bangsa ini harus terus-menerus berbenah dan memperbaiki diri, mengingat tantangan dan persaingan merebut pasar sukuk akan semakin ketat.xviii
Baitul Maal Wat Tamwil Mawaddah
ABSTRAK BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro. BMT ini adalah lembaga yang independen yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan perekonomian di suatu daerah. Sesuai dengan teori sinlammim kaffah “ ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA UNTUK BERIBADAH “, yang menggambarkan dengan adanya usaha yang halal dan thoyib dari manusia merupakan suatu bentuk ibadah manusia kepada Allah. Begitupun dengan pembiayaan yang diberikan BMT untuk masyarakat menengah bawah untuk menjalankan entrepreneurship denga amanah, adil, jujur, transparansi, halal dan thoyib. Keyword: BMT dan ibadah
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
185
1. Latar Belakang BMT ( Baitul Maal Wat Tamwil ) pada dewasa ini memang sedang berkembang dikarenakan BMT merupakan salah satu model lembaga keuangan mikro syariah yang paling sederhana. Keberadaan BMT ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam pengembangan sector riil, terlebih lagi bagi kegiatan usaha yang belum memenuhi persyaratan untuk mengajukan pembiayaan dari bank. Selain memberikan pelayanan kepada UMK, ada juga hal lain yang lebih penting untuk diperjuangkan oleh BMT, yakni terwujudnya masyarakat yang berbasis kepada nila-nilai syariah melalui pelaksanaan muamalah syariah yang menjadi dasar bagi BMT. Disinilah indicator value atau brand yang membedakan antara BMT dengan lembaga keuangan mikro lainnya. Apabila tidak ada atau hilangnya brand ini dalam operasional BMT, maka tidak ada lagi ruh yang diperjuangkan oleh BMT . Maka, aktualisasi muamalah syariah menjadi prasyarat dan sekaligus core value bagi BMT. 2. Tujuan Dengan adanya pembahasan yang mendetail dalam bab ini, diharapkan dapat memberikan wawasan ataupun pengetahuan bagi pembaca mengenai BMT dan memahami BMT lebih mendalam lagi. A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil atau Balai Usaha Mandiri Terpadu merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada system ekonomi yang salaam: keselamatan ( berintikan keadilan ), kedamaian, dan kesejahteraan. xix Balai Usaha Mandiri Terpadu ( BMT ) memiliki padanan kata Baitu Maal wat Tamwil, yaitu Lembaga Keuangan Mikro yang memiliki 2 ( dua fungsi utama )xx a. Baitul Tamwil ( Bait = Rumah, at-Tamwil = Pengembangan harta ) melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro
dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. b. Baitul Maal ( Bait = Rumah, Maal = Harta ) menerima titipan dana Zakat, Infaq dan Shadaqoh serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
2.
Sifat, Peran dan Fungsi
Baitul Maal wat Tamwil ( BMT ) bersifat terbuka, independen, tidak partisan, berorientasi pada pengembangan tabungan dan pembiayaan untuk mendukung bisnis ekonomi yang produktif bagi anggota dan kesejahteraan social masyarakat sekitar, terutama usaha mikro dan fakir miskin xxi. Peran BMT di masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Motor penggerak ekonomi dan social masyarakat banyak. 2. Ujung tombak pelaksanaan system ekonomi syariah 3. Penghubung antara kaum aghnia ( kaya ) dan kaum dhu‟afa ( miskin ) 4. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah, ahsanu „amala, dan salaam melalui spiritual communication dengan dzikir qalbiyah ilahiah. Fungsi BMT di masyarakat adalah untuk: a. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pebelola menjadi lebih professional, salaam ( selamat, damai, dan sejahtera ), dan amanah. b. Mengorganisir dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak. c. Mengembangkan kesempatan kerja d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produkproduk anggota.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
187
e. Memperkuat dan meningkatkan kualitas ekonomi dan social masyarakat banyak.
3.
lembaga-lembaga
Ciri-ciri BMT
Sebagai lembaga usaha yang mandiri, BMT memiliki cirri-cirixxii sebagai berikut: 1. Berorientasi bisnis, yaitu memilii tujuan mencari laba bersama dan meningkatkanpemanfaatan sebanyak-banyaknya bagi para anggota an lingkungannya. 2. Bukan merupakan lembaga social, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengelola dana social umat, seperti ZISWAF 3. Lembaga ekonomi umat yang dibangun dari bawah secara swadaya yang melibatkan peran serta masyarakat di sekitarnya. 4. Lembaga ekonomi milik bersama antara kalangan masyarakat bawah dan kecil serta bukan milik perorangan atau sekelompok tertentu di luar masyarakat sekitar BMT. Selama beberapa waktu BMT dilaksanakan dalam bentuk koperasi syariah tetapi setelah dikeluarkannya UU No. 7/1992 dan PP No. 72/1992, BMT mulai mengembangkan diri menjadi lembaga keuangan yang mandirixxiii.
4. Pendiri BMT BMT dapat didirikan oleh: a. Sekurang-kurangnya 20 orang b. Satu pendiri dengan lainnya sebaiknya tidak memiliki hubungan keluarga vertical dan horizontal satu kali. c. Sekurang-kurangnya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar daerah kerja BMT. d. Pendiri dapat berambah dalam tahun-tahun kemudian jika disepakati oleh rapat para pendiri.
5.
Permodalan BMT Modal BMT dapat bersumber dari: a. Simpanan Pokok ( SP ) yang ditentukan besarnya sama besar untuk semua anggota. b. Simpanan Pokok Khusus ( SPK ) , yaitu simpanan pokok yang khusus diperuntukkan untuk mendapatkan sejumlah modal awal sehingga memungkinkan BMT melakukan persiapan-persiapan pendirian dan mulai operasinya. Jumlahnya dapat berbeda-beda antar anggota pendiri. Pada pendirian BMT, para pendiri dapat bersepakat agar dalam waktu 4 ( empat ) bulan sejak disepakati dapat berkumpul uang sejumlah: 1. Minimal Rp 75 Juta untuk wilayah JABODETABEK 2. Minimal Rp 50 Juta untuk wilayah ibukota provinsii 3. Minimal Rp 30 Juta untuk wilayah ibukota kabupaten/kota 4. Minimal Rp 20 Juta untuk wilayah ibukota kecamatan 5. Minimal Rp 15 Juta untuk daerah pedesaan 6. Status BMT Status BMT ditentukan oleh sejumlah asset yang dimiliki sebagai berikut: a. Pada awal pendiriannya hingga mencapai asset lebih kecil dari Rp 100 Juta, BMT adalah sekelompok Swadaya Masyarakat yang berhak meminta/mendapatkan Sertifikat Kemitraan dari PINBUK ( Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ) b. Jika BMT telah memiliki asset Rp 100 Juta atau lebih, maka BMT diharuskan melakukan proses pengajuan Badan Hukum kepada notaries setempat, antara lain dapat berbentuk: 1. Koperasi Syariah ( KOPSYAH ) 2. Unit Usaha Otonom Pinjam Syariah dari KSP ( Koperasi Simpan Pinjam ), KSU ( Koperasi Serba Usaha ), KUD (
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
189
Koperasi Unit Desa ), kopontren ( Koperasi Pondok Pesantren ), atau Koperasi lainnya yang beroperasi otonom termasuk pelaporan dan pertanggung jawabannya 7. Anggota BMT 1. Anggota pendiri BMT , yaitu anggota yang membayar simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan-simpanan pokok khusus minimal 4% dari jumlah modal awal BMT yang direncanakan. 2. Anggota biasa, yaitu anggota yang membayar simpanan pokok dan simpanan wajib. 3. Calon anggota, yaitu mereka yang memanfaatkan jasa BMT tetapi belum melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib. 4. Anggota kehormatan, yaitu anggota yang mempunyai kepedulian untuk ikut serta memajukan BMT baik moril maupun material tetapi tidak bisa ikut serta penuh sebagai anggota BMT. 8. Cara Kerja BMT a. Pendamping atau beberapa pemprakarsa yang mengetahui tentang BMT, menyampaikan dan menjelaskan idea atau gagasan ini kepada rekan-rekannya sebagai upaya untuk menarik beberapa orang sebagai pemprakarsa awal sehingga mencapai lebih dari 20 orang. b. Dua puluh orang atau lebih tersebut kemudian menyepakati pendirian BMT di desa, kecamatan, pasar atau mesjid dan bersepakat mengumpulkan modal awal pendirian BMT. c. Modal awal kemudian ditentukan sesuai dengan kesepakatan bersama ( tidak harus jumlahya antara pemprakars, hingga mencapai jumlah yang telah ditentukan untuk pendirian sebuah BMT. d. Pemprakarsa membuat rapat untuk memilih pengurus BMT. e. Pengurus BMT merapatkan dan merekrut pengelola/siddiq, tabligh, amanah, fathonah dan benar-benar menguasai visi, misi, tujuan dan usaha-usaha BMT, serta memiliki keinginan keras dan dengan sepenuh hati untuk mengembangkan BMT.
f. Pengurus BMT menghubungi PINBUK setempat untuk memberikan pelatihan kepada calonh-calon pengelola/manajemen BMT tersebut ( umumnya 2 minggu pelatihan dan magang ) g. Pengelola yang telah diberi pelatihan kemudian membuka kantor dan menjalankan BMT, dengan giat menggalakkan simpanan masyarakat dan memberikan pembiayaan pada usaha mikro dan kecil di sekitarnya. h. Pembiayaan pada usaha mikro dilakukan dengan menerapkan system bagi hasil yang disampaikan sesuai dengan akad yang telah disepakati. i. Hasil bagi hasil ini kemudian digunakan oleh para pengelola untuk membayar honor para pengelola dan membayar kegiatan operasional BMT. j. Hasil bagi hasil juga digunakan untuk membayar bagi hasil kepada penyimpan dana, diupayakan agar nilai bagi hasil yang diperoleh para penyimpan dana bisa lebih besar dari bunga bank konvensional. 9.
Struktur BMT stándar PINBUK BMT diorganisasikan dan dilaksanakan oleh masyarakat setempat secara mandiri. Keberadaan BMT diharapkan dapat berperan untukxxiv : 1. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil 2. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syariah. 3. Melepaskan ketergantungan pada rentenir 4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. Dalam menjalankan usaha BMT menggunakan prinsip seperti halnya bank syariah yang terdiri dari : 1. Prinsip bagi hasil 2. Prinsip jual beli 3. Prinsip non profit. 4. Prinsip bersyarikat 5. Prinsip pembiayaan
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
191
10. Kesehatan BMT Sebuah BMT perlu diketahui tingkat kesehatannya, karena BMT merupakan sebuah lembaga keuangan pendukung kegiatan ekonomi rakyat. Aspek kesehatan BMT dapat dilihat dari: 1. Aspek Jasadiyah yang meliput a. Kinerja Keuangan BMT mampu melakukan penggalangan, pengaturan, penyaluran dan penempatan dana dengan baik, teliti, hati-hati cerdik dan benar, sehingga berlangsung kelancaran arus pendanaan dalam pengelolaan kegiatan usaha BMT dan akan meningkatkan keuntungan secara berkelanjutan. b. Kelembagaan dan menejemen BMT memiliki kesiapan untuk melakukan operasinya dilihat dari sisi kelengkapan legalitas, aturan-aturan, dan mekanisme organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pendampingan dan pengawasan, SDM, permodalan, sarana, dam prasarana kerja. 2. Aspek Ruhiyah, yang meliputi a. Visi dan Misi BMT Pengelola, pengurus dan pengawas syariah dan seluruh anggotanya memiliki kemampuan dalam mengaplikasikan visi dan misi BMT b. Kepekaan social Pengelola, pengurus dan pengawas syariah, dan seluruh anggotanya memiliki kepekaan yang tajam dan dalam, responsive, proaktif, terhadap nasib para anggota dan nasib ( kualitas hidup ) warga masyarakat di sekitar BMT tersebut. c. Rasa memiliki yang kuat Pengelola, pengurus dan pengawas syariah, dan seluruh anggota serta masyarakat sekitar memiliki kepeduliann untuk memelihara keberlangsungan hidup BMT sebagai sarana ibadah.
d. Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah Pengelola, pengurus dan pengawas syariah, dan seluruh anggota memberlakukan aturan dan implementasi operasional BMT sesuai dengan syariah.
B. ANALISIS ALLAH MANUSIA IBADAH
Dengan adanya peminjaman dana yang dilakukan oleh BMT, maka akan mempermudah masyarakat menengah kebawah, berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara membuat ukm. Karena sesuai dengan gambar diatas bahwa “ ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA UNTUK BERIBADAH “, yang menggambarkan adanya usaha yang halal dan thoyib dari manusia merupakan suatu bentuk ibadah manusia kepada Allah. Baik dari sisi membuat usaha ( berusaha tuk membuka ukm ) ataupun penyaluran dana dari zakat, wakaf dan sebagainya merupakan ibadah kepada-Nya. Mari kita landasi dengan nilai IBADAH, dari semua kegiatan kita baik social, ekonomi, politik dan sebagainya di dunia ini untuk mendapatkan keberkahan dari-Nya. C. KESIMPULAN BMT ( Baitul Maal Wat Tamwil ) merupakan suatu lembaga mikro mandiri yang isinya berintikan lembaga bait al-mal wa al-tamwil, yakni lembaga usaha masyarakat yang mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi dalam skala kecil dan menengah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
193
BMT memiliki 2 ( dua fungsi utama ) a. Baitul Tamwil ( Bait = Rumah, at-Tamwil = Pengembangan harta ) melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. c. Baitul Maal ( Bait = Rumah, Maal = Harta ) menerima titipan dana Zakat, Infaq dan Shadaqoh serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
ZAKAT, INFAK, SHADAQAH DAN WAKAF (ZISWAF) Arudin Subkhi
Abstrak Zakat adalah ibadah yang memiliki dua dimensi yaitu vertikal dan horisontal, yaitu merupakan ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah (vertical) dan sebagai kewajiban kepada sesama manusia (horizontal). Zakat juga sering disebut sebagai ibadah maaliyah ijtihadiyah. Tingkat pentingnya zakat terlihat dari banyaknya ayat (sekitar 82 ayat) yang menyandingkan perintah zakat dengan perintah sholat. Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat merupakan salah satu implementasi azas keadilan dalam sistem ekonomi Islam. Menurut M.A Mannan (1993) zakat mempunyai enam prinsip yaitu : 1. prinsip keyakinan keagamaan; yaitu bahwa orang yang membayar zakat merupakan salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya; 2. prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat yaitu membagi kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada manusia. 3. prinsip produktifitas; menekankan bahwa zakat memang harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat jangka waktu tertentu. 4. prinsip nalar; sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus dikeluarkan. 5. prinsip kebebasan; zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
195
6. prinsip etika dan kewajaran; yaitu zakat tidak dipungut secara semenamena Menurut Monzer Kahf, tujuan utama dari zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi. Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta si kaya untuk dialokasikan kepada si miskin (Kahf,1999). Muhammad Daud Ali menerangkan bahwa tujuan zakat adalah : 1. mengangkat derajat fakir miskin; 2. membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil dan mustahik lainnya; 3. membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya; 4. menghilangkan sifat kikir dan loba para pemilik harta; 5. menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang miskin; 6. menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam masyarakat; 7. mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang terutama yang memiliki harta; 8. mendidik manusia untuk berdisiplin menunaika kewajiban dan menyerahkan hak orang lain padanya; 9. sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial (Ali, 1988). Sedangkan menurut M.A. Mannan, secara umum fungsi zakat meliputi bidang moral, sosial dan ekonomi. Dalam bidang moral, zakat mengikis ketamakan dan keserakahan hati si kaya. Sedangkan dalam bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Di bidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk perbendaharaan negara. Latar belakang Penerimaan zakat dari banyak orang oleh Rasulullah dikataka sebagai suatu ibadah mensucikan mereka dari kekotoran hartanya. Kata zakat itu sendiri menunjukkan bahwa harta yang dibelanjakan secara tidak bijaksana baik untuk kepentingan diri sendiri maupun orang lain, akan menimbukan keburukan didalam masyarakat (dengan cara menggalakkan industri-industri
yang tidak produktif dan mewah sehingga melahirkan pertentangan dan perbedaan kelas). Hanya apabila harta dibelanjakan untuk hal-hal yang baik saja dapat menumbuhkan dan mensucikan masyarakat dari keburukan (dengan mendorong pembangunan industri yang sehat, bermanfaat dan produktif). Sesungguhnya, zakat disebut “Zakat” karena zakat membantu mensucikan jiwa manusia (dari sifat mementingkan diri sendiri, kikir dan cinta harta) sehingga mampu membuka jalan untuk pertumbuhan dan kemajuan suatu perekonomian (melalui pembelanjaan untuk orang lain). Zakat bukan sekedar sumbangan, melainkan merupakan suatu langkah yang penting demi kemajuan umat manusia. Pembayaran zakat merupakan ketaatan yang sungguh-sungguh terhadap Allah, yang hasilnya ditunjukkan dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku orang-orang yang melaksanakannya. Kitab suci Al-Qur‟an telah menggambarkan ketakwaan dan kebaikan orang-orang yang melaksanakan pembayaran zakat dengan ayat-ayat yang artinya; “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada tuhan mereka”. (Al-Mu‟minuun : 4) Kata zakat, seperti yang dijelaskan diatas, membentuk dua fungsi yang penting. Pertama zakat akan mensucikan jiwa orang yang membayarnya dari sifat serakah dan sebaliknya, mendorong untuk berderma dan membelanjakan harta untu hal-hal yang baik. Kedua, zakat menjadikan masyarakat tumbuh dengan baik (sehat). Zakat mencegah segala pengaruh yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi, sebaiknya, mendorong tercapainya kemajuan ekonomi. Dengan menjadikan zakat sebagai suatu kewajiban bagi setiap muslim yang berharta untuk membayar zakat atas harta kekayaanya, harta miliknya, barang perdagangan dan sebagainya, akan memberikan dorongan yang sangat kuat kepada banyak orang untuk melakukan investasi modalnya sehingga mampu menumbuhkan dan meningkatkan kekayaan total seluruh masyarakat.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
197
ZAKAT a. Zakat menurut etimologi Zakat menurut etimologi berarti, berkah, bersih, berkembang dan baik. Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan harta yang telah diambil zakatnya dari bahaya. Menurut Ibnu Taimiah hati dan harta orang yang membayar zakat tersebut menjadi suci dan bersih serta berkembang secara maknawi. b. Zakat menurut terminologi Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah swt. untuk diberikan kepada para mustahik yang disebutkan dalam Al-qur‟an. Atau bisa juga berarti sejumlah tertentu dari harta tertentu yang diberikan untuk orang tertentu. Lafal zakat dapat juga berarti sejumlah harta yang diambil dari harta orang yang berzakat. Zakat dalam Al-qur‟an dan hadis kadang-kadang disebut dengan sedekah, seperti firman Allah swt. yang berarti, "Ambillah zakat (sedekah) dari harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah buat mereka, karena doamu itu akan menjadi ketenteraman buat mereka." (Q.S. At Taubah, 103). Dalam sebuah hadis sahih, Rasulullah saw. ketika memberangkatkan Muaz bin Jabal ke Yaman, beliau bersabda, "Beritahulah mereka, bahwa Allah mewajibkan membayar zakat (sedekah) dari harta orang kaya yang akan diberikan kepada fakir miskin di kalangan mereka." (Hadis ini diketengahkan oleh banyak perawi). c. Syarat-syarat Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya Islam selalu menetapkan standard umum pada setiap kewajiban yang dibebankan kepada umatnya, termasuk penetapan harta yang menjadi sumber atau obyek zakat. Persyaratan harta yang menjadi sumber atau obyek zakat Pertama, harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal. Artinya harta yang haram, baik substansi bendanya maupun cara mendapatkannya jelas tidak akan dikenakan zakat, karena Allah tidak akan menerimanya, sebagaimana yang tersebut dalam QS Al Baqarah 267 menyatakan :
“ Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian drai apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang burukburuk lalu kamu nafkahkan darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” Kedua, harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan, seperti melalui kegiatan usaha atau perdagangan atau diinvestasikan, baik oleh diri sendiri atau orang lain. Dalam terminologi fiqhiyyah, menurut Yusuf al Qardhawi pengertian berkembang ada dua macam, yaitu secara konkret dan tidak konkret. Yang konkret dengan cara dikembangbiakkan, diusahakan, diperdagangkan dan yang sejenis dengannya. Sedangkan yang tidak konkret maksudnya harta tersebut berpotensi untuk berkembang, baik berada ditangannya maupun di tangan orang lain atas namanya. Syarat ini sesungguhnya mendorong setiap muslim untuk memproduktifkan harta yang dimilikinya. Harta yang diproduktifkan akan selalu berkembang dari waktu-waktu dan ini sesuai dengan makna zakat “Al Naama” yang berarti berkembang dan bertambah. Ketiga, milik penuh, yaitu harta tersebut berada di bawah kontrol dan dalam kekuasaan pemiliknya. Atau menurut sebagian ulama bahwa harta itu berada di tangan pemiliknya di dalamnya tidak tersangkut hak orang lain dan ia dapat memilikinya. Keempat, harta tersebut menurut jumnhur ulama, harus mencapai nisab, yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat. Contohnya nisab zakat emas adalah 85 gram, nishab zakat hewan ternak kambing adalah 40 ekor dan sebagainya. Hal ini berdasarkan berbagai hadist yang berkaitan dengan standard minimal kewajiban zakat, misalnya hadist riwayat Bukhari dan Abi Said bahwa Rasulullah saw bersabda : “Tidaklah wajib sedekah (zakat) pada tanaman kurma yangkurang dari lima ausaq. Tidak wajib sedekah (zakat) pada perak yang kurang dari lima awaq. Tidak wajib sedekah (zakat) pada unta yang kurang dari lima ekor.” Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa banyak atau sedikit hasil tanaman yang tumbuh di bumi wajib dikeluarkan zakatnya, jadi tidak ada nishab. Hal ini berdasarkan hadist riwayat Imam Bukhari dari Salim bin Abdillah, dari bapaknya, bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda : “Setiap tanaman yang diari oleh air hujan atau air sungai, maka zakatnya adalah sepersepuluh. Dan yang diairi dengan mempergunakan alat, zakatnya adalah separo dari sepersepuluh (lima persen).” Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
199
Namun menurut Dr. Didin Hafidhuddin, nisab merupakan keniscayaan sekaligus merupakan kemaslahatan, sebab zakat itu diambil dari orang yang kaya (mampu) dan diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu. Indikator kemampuan harus jelas, dan nisablah merupakan indikator kemampuannya. Jika kurang dari nisab, Islam memberikan pintu untuk mengeluarkan sebagian dari penghasilan yaitu infak dan sedekah. Kelima, sumber-sumber zakat tertentu seperti perdagangan, peternakan, emas dan perak harus sudah berada atau dimiliki atau diusahakan dalam tenggang waktu satu tahun. Persyaratan ini yang disebut persyaratan al haul. Ini berdasarkan hadist riwayat Abu Dawud dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda: “ Jika Anda memiliki dua ratus dirham dan telah berlalu waktu satu tahun, maka wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak lima dirham. Anda tidak mempunyai kewajiban apa-apa sehingga Anda memiliki dua puluh dinar dan telah berlalu waktu satu tahun, dan Anda harus berzakat sebesar setengah dinar. Jika lebih, maka dihitung berdasarkan kelebihannya. Dan tidak ada zakat pada harta sehingga berlalu waktu satu tahun. Keenam, sebagian ulama mahzab Hanafi mensyaratkan kewajiban zakat setelah terpenuhi kebutuhan pokok, atau dengan kata lain zakat dikeluarkan setelah terdapat kelebihan dari kebutuhan hidup sehari-hari. Yang dimaksud dengan kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang jika tidak terpenuhi akan mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan dalam hidup. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa amatlah sulit untuk menentukan atau mengukur seseorang itu telah terpenuhi kebutuhan pokoknya atau belum. Dan kebutuhan pokok setiap orang berbeda-beda. Karena itu menurut mereka syarat nishab dan an namaa sudahlah cukup. d. Sumber-sumber Zakat Jenis-jenis harta yang menjadi sumber zakat yang dikemukakan secara terperinci dalam Al Qur‟an dan hadist, menurut sebagian ulama pada dasarnya ada empat jenis yaitu (1) tanam-tanaman dan buah-buahan, (2) hewan ternak, (3) emas dan perak serta (5) harta perdagangan. Pada masa Rasulullah kelompok harta yang ditetapkan menjadi obyek zakat terbatas pada (1) emas dan perak; (2) tumbuh-tumbuhan tertentu seperti gandum, jelai, kurma dan anggur; (3) hewan ternak tertentu seperti domba atau biri-
biri, sapi dan unta; (4) harta perdagangan (tijarah); (5) harta kekayaan yang ditemukan dalam perut bumi (rikaz). Sedangkan menurut ulama yang lain menyatakan bahwa harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah nuqud (emas dan perak), barang tambang dan temuan, harta perdagangan, tanaman dan buah-buahan, hewan atau binatang ternak. Selain dari yang disebutkan itu, Qur‟an hanya merumuskan apa yang wajib dizakati dengan rumusan yang sangat umum yaitu ”kekayaan”, seperti firman Nya ” Pungutlah olehmu zakat dari kekayaan mereka .....” . ”Di dalam kekayaan mereka terdapat hak peminta-minta dan orang yang melarat.” Yang harus diperhatikan adalah, apakah definisi dari kekayaan tersebut ? Menurut Yusuf Qardhawi (Yusuf Qardhawi, 123, 2002)9 kekayaan atau amwal (kata jamak dari maal) menurut bahasa Arab adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya. Atas dasar tersebut setiap benda berwujud yang diinginkan manusia untuk disimpan atau dimilikinya setelah memenuhi syarat-syarat wajib zakat, harus dikeluarkan zakatnya. e. Zakat Merupakan Pajak Atau Kewajiban Agama Beberapa ahli ekonomi islam menganggap zakat merupakan sejenis pajak karena zakat memenuhi beberapa persyaratan perpajakan. Sumbangan biasa yang memenuhi persyaratan dibawah ini oleh para ahli ekonomi dianggap sebagai pajak. a. Pembayaran yang diwajibkan b. Tidak ada balasan atau imbalan dan c. Diwajibkan kepada seluruh masyarakat suatu negara. Zakat memenuhi persyaratan pertama dan kedua sedangkan persyaratan ketiga tidak. Zakat adalah pembayaran yang diwajibkan dan tidak ada balasan atau imbalan atas pembayaran tersebut, akan tetapi hanya dikenakan kepada orang muslim dinegara itu sedangkan orang-orang non muslim terbebas dari kewajiban membayar zakat. Sebenarnya zakat, seperti halnya menunaikan shalat atau mengerjakan haji, merupakan suatu bentuk ibadah atau tugas agama yang mempunyai perbedaan psikologis sangat berbeda dengan pajak biasa. Oleh karena itu, zakat bukanlah suatu pajak dalam arti yang sebenarnya.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
201
f. Tujuan Zakat salah satu tujuan zakat terpenting adalah mempersempit ketimpangan ekonomi didalam masyarakat hingga kebatas yang seminimal mungkin. Tujuannya adalah menjadikan perbedaan ekonomi diantara masyarakat secara adil dan seksama, sehingga yang kaya tidak tumbuh semakin kaya (dengan mengeksploitasi anggota masyarakat yang miskin) dan yang miskin semakin miskin. INFAQ adalah Seluruh bentuk pembelanjaan atau pengerahan potensi/kemampuan kita dalam bentuk materil maupun non materi seperti keilmuan, pemikiran, skill dan sebagainya untuk syiar/kepentingan islam. Ada yang hukumnya wajib, seperti nazar, kafarat dan ada pula yang sunah seperti bantuan bencana, dana kemanusiaan dan lainnya. SHADAQAH Shadakqah adalah memberikan benda tanpa ada tukarannya atau timbal balik namun dengan memiliki niat untuk mengharapkan pahala diakhirat (Al-Baqarah, 177). Shadaqah merupakan bentuk kejujuran dalam rangka implementasi/pembuktian iman dan bakti seorang muslim kepada Allah SWT.
WAKAF secara etimoogis, waqf berarti menahan. Adapun secara terminologis, berarti menghentikan harta yang dapat dimanfaatkan dengan dijamin kelestariannya, tidak melakukan tindakan hukum kepada benda tersebut, tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwariskan. Wakaf termasuk bagian dari amal Jariyah atau untuk kepentingan umum dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Syarat harta wakaf adalah harta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diperjulbelikan, dapat digunakan, dan tidak hilang manfaatnya setelah digunakan, dan tidak pula hilang bentuk aslinya dengan penggunaan tersebut.
Harta yang telah diwakafkan, telah lepas dari kepemilikan pemiliknya semula, telah kembali menjadi milik Allah, yang berarti telah menjadi milik umat, atau ulu al-amri (negara). Untuk pengelolaannya ditunjuk suatu badan yang disebut nazhir waqf, yang gajinya diambil dari hasil dari harta wakaf tersebut. Keadaan harta wakaf tidak boleh diubah bentuknya, sesuai dengan kehendak orang yang mewakafkan, kecuali jika keadaan harta tersebut telah tidak bermanfaat lagi. Dalam keadaan demikian, harta tersebut dapat dijual, yang hasil penjualannya dibelikan harta lain yang bermanfaat dan senilai dengan itu.
Harta Wakaf Adalah Dana Umat Wakaf merupakan salah satu bentuk ibadah, yang nilainya lebih dominan pada ibadah sosial. Ini juga berarti merupakan salah satu jenis dari beberapa jenis ibadah serupa, seperti amal shalih, shadaqah, infaq dan lainnya: yang kesemuanya itu merupakan bentuk charity (chari-table endowments). Oleh karena itu, untuk kemaslahatan umum dengan sekian banyak skala prioritas, maka akan meliputi setidaknya program-program yang dikategorikan kedalam beberapa jenis: a. Bangunan fsik b. Peningkatan keilmuan, termasuk perpustakaan c. Pendidikandari TK sampai keatas sesuai dengan kemampuan d. Beasiswa e. Pemberdayaa masyarakat, meliputi pemberdayaan ekonomi umat, pemberdayaan partisipasi masyarakat/umat, pemberdayaan HAM masyarakat/umat. f. Pembinaan keluarga sakinah g. Pembinaan dan pengembangan remaja/pemuda muslim h. Pusat kajian/studi i. Pusat konsultasi j. Pembinaan anak jalanan dan lain-lain.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
203
Dari kesemuanya itu dapat dibuat sekala prioritas atau dapat pula memakai cara presentasi dari pemanfaatan semua harta wakaf tadi. Perlu kita perhatikan, bahwa dari jenis-jenis dari program yang dsebut diatas, yang haruss dikerjakan adalah keberadaan dana umat sebagai modal pemberdayaan eokonomi rakyat/umat. Disini bukan saja untuk memberi modal usaha kepada anggota umat, namun harus diawali dari pelatihan (training) yang mencakup mentalitas dan skill untuk usaha mandiri. Ini mencakup pelatihan kewirausahaan oleh para pelatih yang profesional, bukan sekedar oleh para birokrat. Dari training sampai implementasi usahanya sekaligus dapat dilatahi dengan bisnis, manajemen, dan ekonomi yang sesuai dengan syari‟ah.
CATATAN AKHIR 1. Abdul Aziz Alkhayyat. Al-Ashum wa As-Sanadat Min Mandzuur Al-Islam.Daarussalam. Mesir. 1979 2. Achsien, Iggi H. Investasi Syariah di Pasar Modal. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.2000 3. Ahmad Azhar Syarief.Evaluasi satu semester penerbitan Daftar Efek Syariah demi pengembangan Industri Pasar Modal Syariah di Indonesia.Karim Riview.2008 4. BAPEPAM. Studi tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia. Jakarta.2004 5. Christopher Pass and Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi.Perj. Tumpal Rumapea, Erlanga. Jakarta. 1999 6. Hamida Chapakia dan Yulizar D Sanrego.an Empirical Analysis of Islamic Stock Return in Malaysia. The International Conference on Islamic Capital Markets. Muamalat Institute.IRTI. Jakarta. 2007 7. Hifzur Rab. Economic Justice in Islam.A.S Noordeen. Gombak.Kuala Lumpur.2006 8. Jaih Mubarok. Perkembangan fatwa Ekonomi Syariah di Indonesia.Pustaka bani Quraisy.Jakarta. 2004 Ahmad Fikri Assegaf & Muhammad Faiz Aziz. Jurnal Hukum & Pasar Modal. (Jakarta : Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal). Hal. 5-7. 1
Umi Karomah Yaumidin. Investasi Syariah Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik. (Yogyakarta : Kreasi Wacana). Hal. 341. 1
Inggrid Tan. Bisnis & Investasi Sistem Syariah. (Yogyakarta : Universitas Atma Jaya). Hal.54. Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, (Yogyakarta:Ekonisia, 2008). Hal. 239. 1 Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group). Hal. 83-88. 1 Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, (Yogyakarta:Ekonisia, 2008). Hal. 239. 1 Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution, investasi pada pasar modal syarih, (Jakarta: kencana prenada media group, 2008), Hal. 90-100 1 Prof. Dr. Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2009), Hal.61. 1
11
Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2008), Hal . 242-246. www.bapepam.go.id Majelis Ulama Indonesia. (2003). Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. MUI, Jakarta. Abdul Aziz Alkhayyat. Al-Ashum wa As-Sanadat Min Mandzuur Al-Islam.Daarussalam. Mesir. 1979 Achsien, Iggi H. Investasi Syariah di Pasar Modal. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.2000 Ahmad Azhar Syarief.Evaluasi satu semester penerbitan Daftar Efek Syariah demi pengembangan Industri Pasar Modal Syariah di Indonesia.Karim Riview.2008 BAPEPAM. Studi tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia. Jakarta.2004 Christopher Pass and Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi.Perj. Tumpal Rumapea, Erlanga. Jakarta. 1999 Hamida Chapakia dan Yulizar D Sanrego.an Empirical Analysis of Islamic Stock Return in Malaysia. The International Conference on Islamic Capital Markets. Muamalat Institute.IRTI. Jakarta. 2007
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
205
Hifzur Rab. Economic Justice in Islam.A.S Noordeen. Gombak.Kuala Lumpur.2006 Jaih Mubarok. Perkembangan fatwa Ekonomi Syariah di Indonesia.Pustaka bani Quraisy.Jakarta. 2004 Khaled A. Hussein. Islamic Investment : Evidence From Dow Jones And FTSE Indices. On Islamic Economic and Banking in 21 century. Jakarta .2005 Marzuki Usman. Pengetahuan Dasar Pasar Modal IBI. Jakarta.1997 Al-Qur‟an Al-Karim 1
- Muhammad Yusuf, "Perspektif al-Qur'an tentang al-Qasas" (Yogyakarta: STIS, 1999), hal.1.
2
- Untuk mengetahui metode ini lebih jauh bisa baca bukunya Noeng Muhadjir, "Metodologi Penelitian Kualitatif" (Yogyakarta: Rakersorasin, 1996), hal.49-51. 3 - Afzoekir Rahman, "Doktrin Ekonomi Islam jilid I", penerjemah: Soenoyo (Yogyakarta: Dara Bakti Wakaf, 1995), hal.83. 4
- Ibid.
Huda, nurul dan M.E.Nasution.(2008). Investasi pada Pasar Modal Syariah. Kencana Prenada Media Group, Jakara Sudarsono, Heri. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi. Ekonisia :Yogyakarta Huda , Nurul. Mustafa Edwin Nasution. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syarih. kencana prenada media group: Jakarta Tan, Inggrid. 2009. Bisnis & Investasi Sistem Syariah. Penerbit Universitas Atma Jaya : Yogyakarta. Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Lembaga Penelitian UIN : Jakarta. Yaumidin, Umi Karomah. Investasi Syariah Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik.
i
Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, (Yogyakarta:Ekonisia, 2008). Hal. 239. ii Anjrah Lelono Broto “Kapitalisme Dan Sukuk” kompas.com. iii
. Hendro Wibowo “sejarah Sukuk” Rabu,18 Juni 2008
iv
(Ayub, 2005).
v
(Adam, 2005).
vi
DSN, Himpunan Fatwa, h. 197.
vii
Norashikin, Abdul Hamid, Guide to the Malaysian Bond Market, Rating Agency Malaysia Berhad,Kuala Lumpur, 2000, h. 27 viii
Dr.Ir. Roikhan Mochamad Aziz.MM Kode Tuhan. (Jakarta: Esa Alam, 2006), h.141. Islam mampu memberikan kontribusi dalam memperbaiki sistem dunia dengan pendekatan menyeluruh yaitu dengan konsep Islam Kâffah (QS. Al-Baqarah [2]: ayat 208) sebagai system thinking dan metode sinlammim sebagai System Dynamicsnya. Http://groups.yahoo.com/group/sinlammim ix
(QS. Al-Baqarah [2]: ayat 208) Artinya: masuklah kalian ke dalam Islam secara Kaffah. Kaffahdiintepretasikan sebagai pendekatan holistic.Berpikir holistic adalah berpikir kaffah, dalam hal ini„Berpikir Kaffah‟ merupakan pendekatan yang sama dengan System Thinking dan metode Islamnyaberupa akar kata dari Islam yaitu Sinlammim dapat dimaknai dengan persamaan dengan metode System Dynamicsnya. Http://www.sinlammim.net x
Dr.Ir. Roikhan Mochamad Aziz.MM Sinlammim Kode Tuhan. (Jakarta: Esa Alam, 2006), h.142. Proses menciptakan, membangun, dan mengembangkan yang baik adalah menggunakan metode. Sang Pencipta juga menggunakan metode dalam proses kehidupan, salah satunya adalah metode sinlammim. Metode ini merupakan pendekatan lebih detil, sejalan dengan peradaban komputer, era digital, nano teknologi, dan teknik akar. Sinlammim merupakan akar dari kata Islam, atau bisa dikatakan sinlammim adalah akar dari semua huruf (hijaiyah root), dan 319 adalah akar dari semua bilangan (digital root). Semakin banyak pembuktian dari sinlammim, maka semakin besar kekuatan ekonomi kaffah. Http://www.sinlammim.com xi
Dr.Ir. Roikhan Mochamad Aziz.MM Sinlammim Kode Tuhan. (Jakarta: Esa Alam, 2006), h.142. Proses menciptakan, membangun, dan mengembangkan yang baik adalah menggunakan metode. Sang Pencipta juga menggunakan metode dalam proses kehidupan, salah satunya adalah metode sinlammim. Metode ini merupakan pendekatan lebih detil, sejalan dengan peradaban komputer, era digital, nano teknologi, dan teknik akar. Sinlammim merupakan akar dari kata Islam, atau bisa dikatakan sinlammim adalah akar dari semua huruf (hijaiyah root), dan 319 adalah akar dari semua bilangan (digital root). Semakin banyak pembuktian dari sinlammim, maka semakin besar kekuatan ekonomi kaffah. Http://www.sinlammim.com xii
Dr.Ir. Roikhan Mochamad Aziz.MM Sinlammim Kode Tuhan. (Jakarta: Esa Alam, 2006), h.142. Proses menciptakan, membangun, dan mengembangkan yang baik adalah menggunakan metode. Sang Pencipta juga menggunakan metode dalam proses kehidupan, 207
salah satunya adalah metode sinlammim. Metode ini merupakan pendekatan lebih detil, sejalan dengan peradaban komputer, era digital, nano teknologi, dan teknik akar. Sinlammim merupakan akar dari kata Islam, atau bisa dikatakan sinlammim adalah akar dari semua huruf (hijaiyah root), dan 319 adalah akar dari semua bilangan (digital root). Semakin banyak pembuktian dari sinlammim, maka semakin besar kekuatan ekonomi kaffah. Http://www.sinlammim.com xiii
Salman Syed Ali (2005: 74) merujuk Loïc Chiquier; Olivier Hassler; dan Michael Lea (2004) dan Republika, 2 Agustus 2005. xiv
Ascarya, Ali Sakti, Noer A. Achsani, dan Yumanita Diana
xv
Huda, Nurul dkk. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syariah Cetakan kedua. Jakarta : Kencana Predana Media Group xvi
Miftachul Hudasiwi
xvii
Opcit
xviii
Irfan Syauqi Beik
xix
Hosen M. Nadratuzzaman, dkk. Materi Dakwah Ekonomi Syariah. ( Jakarta: PKES, 2008 ) halaman 167 xx Madjid Baihaqi Abdul, dkk. Pedoman Pendirian, Pembinaan dan Pengawasan LKM BMT. ( Jakarta Selatan: LAZNAS BMT, 2007 ) halaman 9 xxi Hosen M. Nadratuzzaman, dkk. Op Cit. halaman 168 xxii Halaman 107-108
DAFTAR PUSAKA An-Nabhani, Taqiyuddin. Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Al-Azhar Press. 2009 Huda, Nurul. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Prenada Media Grup. 2008 Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.2000 Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonosia. 2007 Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Yogyakarta: Ekonosia, 2007) Rasjid. Sulaiman. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004 Sudarsono, Heri. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi. Ekonisia :Yogyakarta Huda , Nurul. Mustafa Edwin Nasution. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syarih. kencana prenada media group: Jakarta Tan, Inggrid. 2009. Bisnis & Investasi Sistem Syariah. Penerbit Universitas Atma Jaya : Yogyakarta. Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Lembaga Penelitian UIN : Jakarta. Yaumidin, Umi Karomah. Investasi Syariah Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik. Kreasi Wacana : Yogyakarta Rahman, Afzalur. Doktrin ekonomi islam, Yogyakarta: Dana Bhaki Wakaf, 1996 Saleh, H.E. Hassan. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, Jakarta: Rajawali Pers, 2008 Azizy, A. Qodri. Membangun Fondasi Ekonomi Umat, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004 Ibrahim. Pengantar Hukum Islam, Djakarta: Garda, 1965 Anshari, Endang Saiffudin. wawasan islam, Bandung: Pustaka, 1983 Haryono, Anwar. Hukum Islam, keluasan dan keadilannya. Jakarta: BulanBintang, 1967Hifzur Rab. Economic Justice in Islam.A.S Noordeen. Gombak.Kuala Lumpur.2006
Jaih Mubarok. Perkembangan fatwa Ekonomi Syariah di Indonesia.Pustaka bani Quraisy.Jakarta. 2004 Ensiklopedia Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abdul Madjid, Baihaqi. Pedoman Pendirian, Pembinaan dan Pengawasan LKM BMT Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal Wat Tamwil. Jakarta: Laznas BMT. 2008 M Nadratuzzaman, Hosen, dkk. Materi Dakwah Ekonomi Syariah. Jakarta: PKES. 2008 Majelis Ulama Indonesia. (2003). Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. MUI, Jakarta. Google :Risiko Dan Spekulasi Dalam Investasi Syariah Abdul Aziz Alkhayyat. 1979. Al-Ashum wa As-Sanadat Min Mandzuur AlIslam. Mesir : Daarussalam. Achsien, Iggi H. 2000. Investasi Syariah di Pasar Modal. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Ahmad Azhar Syarief. 2008. Evaluasi satu semester penerbitan Daftar Efek Syariah demi pengembangan Industri Pasar Modal Syariah di Indonesia. Karim Review. Huda, Nurul dkk. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syariah Cetakan kedua. Jakarta : Kencana Predana Media Group. Nasrun Haroen. 2000. Perdagangan saham di bursa efek. Tinjauan hukum Islam. Yayasan kalimah. www.idx.co.id www.google.com www.niriah.com www.bapepam.go.id [email protected] www.portalreksadana.com www.reksadanasyariah.com www.reksadanasyariah.net
KONSENTRASI EKONOMI ISLAM JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Quote Of The Day Satria Ali Suadi “ Berjuanglah untuk satu hal yang buat kamu bahagia. Don’t give up and spirit”
Yunie Fitiani “ Semoga hidup kita diridhai oleh Allah SWT, Insya Allah keberkahan menyertai kita ”
Karmila Fitrianingtyas “ mencintailah karena Allah.. Maka Allah akan menjaga Cinta itu”
Mufqi Firaldi “ korelasikan antara angan, mimpi, dan kenyataan…buatlah hidupmu nyaman dan bermanfaat ”
Iim Muhidah “ Al-Ilmu Kan Nur (Ilmu itu Seperti cahaya ) memberikan kecerahan bagi manusia dan alam semesta “
Finsa Ramadhan “ Lebih baik jadi pohon tinggi, dari pada jadi rumput yang di injak-injak” H. Muhammad Ishaq “ Ambil jika saya mengatakan atau berbuat yang bermanfaat tapi buanglah ketika saya melakukan kesalahan”
Rizka Cholidah “Jangan lihat siapa yang mengatakan, tetapi dengar apa yang Ia katakan”
Edo Muhammad Hafidz “ Kesabaran Adalah Barometer keimanan dan ketakwaan seseorang”
Ahmad Tabrizi “ Masa depan adalah ibadah apa yang kita lakukan hari ini”
Arudin Subki “ Strategi tanpa taktik adalah langkah paling lama menuju kemenangan. Taktik tanpa strategi adalah suara bising menuju kekalahan”
Luthfi Hilman Syah “ Hadapilah segala sesuatu dengan sabar dan shalat, karena hal tersebut yang membuat kita konsisten dalam beribadah kepada Allah SWT ”
Endang Nurjaya “Ibadah, Rajin, Disiplin, Tekun, Ulet, dan Teliti, merupakan kunci kesuksesan”
Regina Ahmad “Buatlah sesuatu dengan tanganmu sendiri, jangan kau terus mengandalkan tangan orang lain”
Dini Yuliansyah “Dunia Adalah Jembatan akhirat. Oleh karena itu, sebrangilah ia dan janganlah kamu menjadikan sebagai tujuan”
Fiqri Kurniadi “Jika kamu bersyukur atas nikmat Allah, Maka Allah akan menambah nikmatnya, tapi jika kita kufur maka azab Allah sangatlah pedih “
M. Ihsan Hadzami “A Drop Of Ink Can Move A Million People To THINK” (BY_BUB) Ahmad Fahrudin “KNOWLEDGE AND SKILLS WORKMAN IS CHARACTER”
ARE
TOOLS,
THE
Nur Hikmah Maulidina “ Luruskan niat, jalankan usaha dengan maksimal di depan ada pintu kesuksesan yang menunggu kita, jangan sia-siakan waktu yang ada, semangat bagi para pejuang ekonomi Islam,,,,!!!
Widhi Wicaksono “ peraturan ada banyak. prinsip hanya sedikit. Peraturan selalu berubah. Prinsip tak pernah berubah” ( John C Maxwell)
Mawaddah ” Allah akan memberikan apa yang ada dalam prasangka Hamba-Nya. Maka berkhusnudzonlah kepada Allah dalam beribadah kepadaNya” Hidup Ekonomi Islam….. Allahu Akbar !!!!!!
TIM PENULIS
TIM EDITOR DESAIN LOVER :
: : : :
MUFQI FIRALDI JAKARTA, 25 MEI 1989 SERENGSENG, JAKARTA BARAT [email protected]
EDITOR :
: : : :
FIKRY KURNIADI JAKARTA, 16 NOVEMBER 1989 MARGONDA RAYA, DEPOK [email protected]
LAYOUT :
: : : :
MUHAMAD IHSAN HADZAMI JAKARTA, 16 JANUARI 1990 KEBON JERUK, JAKARTA BARAT [email protected]