ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh Siti Nurhayati NIM : 10.40.32.20.10.33
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H /2009 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syaif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Februari 2009
Siti Nurhayati
ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh Siti Nurhayati NIM : 10.40.32.20.10.33
Pembimbing,
Dr. Masri Mansoer, M.A
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H /2009 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 Februari 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada program studi Sosiologi Agama.
Jakarta, 26 Februari 2009 Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Dra. Hermawati, MA NIP. 150.227.408
Dra. Joharotul Jamilah, M.Si NIP. 150.282.401
Penguji I,
Penguji II
Prof. Dr. Suwarno Imam NIP. 150.033.254
Dra. Joharotul Jamilah, M.Si NIP. 150.282.401
Pembimbing,
Dr. Masri Mansoer, MA NIP. 150.244.493
ABSTRAC Siti Nurhayati Colleges Student Learned Ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta This researches is description of figure in common college student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. But, writer had the assumption that a few factor has been influence the ethos of college student. So, writer tried to do explanatory research, which is survey research have objectives to explain influence and correlation between religiousity and social cultural with the ethos of college student through a hypothesizing examination. This research is executed at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This observational population is all UIN Syarif Hidayatullah Jakarta college student on the academic year 2007/2008. Observational sample is 250 respondents which chosen by cuota random sampling of ten faculties without proportional. Data collecting utilizes questionnaire and observation. Analysis is data utilizes descriptive statistic, correlation product moment and multiple regression two predictors. The result of observation show us that : 1). Colleges student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tends to high with percentage 51,6%. 2) There is positive correlation and significant between religiousity with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,466 on significant 1%. 3 ). There is positive correlation and significant between social cultural with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,265 on significant 1%. 4 ) There is positive influence and significant between religious and social cultural with college student learned ethos, it showed by F hitung about 21,25 on significant 5%. Contribution have given by religiousity variable about 80,23% and cultural social variable about 19,71%. Key word: Religiousity, Social Cultural and College Student Learned Ethos.
ABSTRAK Siti Nurhayati Etos Belajar Mahasaswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara keberagamaan dan lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa melalui pengujian hipotesa. Penelitian ini dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun akademik 2007/2008. Sampel penelitian adalah 250 orang responden yang dipilih secara cuota random sampling dari sepuluh fakultas dengan tidak menggunakan proporsional. Pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif, korelasi product moment dan regresi berganda dua prediktor. Hasil penelitian menunjukkan : 1). Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan prosentase 51,6%. 2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat signifikansi 1%. 3). Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,265 pada tingkat signifikansi 1%. 4) Ada pengaruh positif dan signifikan antara keberagamaan dan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa yang ditunjukkan dengan F hitung sebesar 21,25 pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi yang diberikan oleh variabel keberagamaan sebesar 80,23% dan variabel sosial budaya sebesar 19,71% terhadap etos belajar mahasiswa. Kata Kunci : Keberagamaan, Sosial Budaya dan Etos Belajar.
ABSTRAC Siti Nurhayati Colleges Student Learned Ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta This researches is description of figure in common college student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. But, writer had the assumption that a few factor has been influence the ethos of college student. So, writer tried to do explanatory research, which is survey research have objectives to explain influence and correlation between religiousity and social cultural with the ethos of college student through a hypothesizing examination. This research is executed at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This observational population is all UIN Syarif Hidayatullah Jakarta college student on the academic year 2007/2008. Observational sample is 250 respondents which chosen by cuota random sampling of ten faculties without proportional. Data collecting utilizes questionnaire and observation. Analysis is data utilizes descriptive statistic, correlation product moment and multiple regression two predictors. The result of observation show us that : 1). Colleges student learned ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tends to high with percentage 51,6%. 2) There is positive correlation and significant between religiousity with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,466 on significant 1%. 3 ). There is positive correlation and significant between social cultural with college student learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,265 on significant 1%. 4 ) There is positive influence and significant between religious and social cultural with college student learned ethos, it showed by F hitung about 21,25 on significant 5%. Contribution have given by religiousity variable about 80,23% and cultural social variable about 19,71%. Key word: Religiousity, Social Cultural and College Student Learned Ethos.
ABSTRAK Siti Nurhayati Etos Belajar Mahasaswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara keberagamaan dan lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa melalui pengujian hipotesa. Penelitian ini dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun akademik 2007/2008. Sampel penelitian adalah 250 orang responden yang dipilih secara cuota random sampling dari sepuluh fakultas dengan tidak menggunakan proporsional. Pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif, korelasi product moment dan regresi berganda dua prediktor.
Hasil penelitian menunjukkan : 1). Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan prosentase 51,6%. 2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat signifikansi 1%. 3). Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,265 pada tingkat signifikansi 1%. 4) Ada pengaruh positif dan signifikan antara keberagamaan dan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa yang ditunjukkan dengan F hitung sebesar 21,25 pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi yang diberikan oleh variabel keberagamaan sebesar 80,23% dan variabel sosial budaya sebesar 19,71% terhadap etos belajar mahasiswa. Kata Kunci : Keberagamaan, Sosial Budaya dan Etos Belajar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.” Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Olehnya, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. M. Amin Nurdin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Dra. Ida Rosyidah, MA dan Ibu Dra. Jaoharatul Jamilah, MSi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Masri Mansoer, MA selaku dosen pembimbing atas kesabaran, kritik, dan saran-saran yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. 5. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Sosiologi Agama (SA) atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Keluargaku yang tercinta dan terkasih, tiada yang lebih indah kecuali dirumah kita sendiri. Penulis sangat berterimakasih kepada Bapak Sumadi dan Ibu Parmi atas segala kepercayaan, pendidikan, semangat, kesabaran, pengorbanan, harapan dan doa sehingga mengantar penulis pada kesuksesan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih untuk adik-adikku, Agus Triono yang selalu ceriwis mengingatkan dan membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Tri Widyanto yang selalu membuat kepalaku pusing karena tingkahnya yang aneh-aneh. Meskipun begitu, aku sangat sayang kalian adik-adikku. Saudari kembarku, Sundari Wening Warastri yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Terima kasih atas segala persahabatan yang selama ini kita bina dengan baik dan menjaga keutuhannya meski terpisah oleh jarak. 7. Team Of BAN. Siti Nay Nurjanah, sahabat yang tak pernah ku duga sebelumnya dari awal Propesa Jurusan 2004. Terima kasih atas kebaikanmu yang selalu menopangku ketika sedih hadir menyapa hariku dan menjadi pendengar setiaku dalam banyak kisah. Nadzariyah, sahabat yang selalu membuatku terus bertanya tentang sikap diam dan keterlambatannya dalam setiap event. Terima kasih atas pengertianmu yang
membuat ku tetap bertahan dalam segala kondisi. Lina
Hermawati, sahabat yang selalu membuatku terus berekspresi dalam berbagai tantangan. Terima kasih atas ketegaranmu yang membuatku selalu berani menghadapi apapun. Iik Ikrimah, sahabat yang selalu menjadi partner kerjaku dalam berbagai kesempatan. Terima kasih atas keceriaannya yang membuatku tertawa terbahak-bahak dan mengajarkanku untuk selalu optimis dalam banyak hal. Siti Suraidah, seseorang yang selalu memberikan masukan positif ketika
galau menghantauiku. Terima kasih untuk segalanya, semoga kau dan aku tak akan pernah merasakan kecewa. 8.
Sosiologi 2004. Terima kasih untuk teman-teman kelasku yang telah menciptakan pelangi di sisi kelas : Ilham, Hari, Wahid, Angga, Nia, Zumy, Soleh, Budi, dan lain–lain. Sosiologi 2005-2006. Terima kasih karena kalian telah membantuku dalam try out penelitianku. Tyo Z. Amri, Rica H. Syah, Ade Ferdiawan, Faturrahman, dan Lucky Setiawan. Terima kasih telah membantu penulis dalam pengumpulan data.
9.
Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesain skripsi ini. Namun, penulis tidak mungkin dapat menyebutkan satu-persatu. Atas bantuan mereka, penulis hanya bisa mendoakan semoga semua yang dilakukan akan menjadi amal shaleh dan Allah memberikan balasan pahala yang berlipat ganda. Amin ya rabbal’alamin. Tak ada gading yang tak retak, sebuah peribahasa yang menggambarkan
bahwa tak ada sesuatu yang sempurna. Begitu pula dengan skripsi ini tentu saja bukan suatu karya yang sempurna dan bebas dari kesalahan. Karena itu, saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis nantikan.
Ciputat, 16 Februari 2009
Siti Nurhayati
DAFTAR ISI
ABSTRAC………………………………………………………………………..
i
ABSTRAK……………………………………………………………………….
ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….…….
v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….…. viii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI………………………………………………...
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….…
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………….…
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………..
5
D. Metodologi Penelitian……………………………………………….....
5
1. Variabel Penelitian………………………………………………….
6
2. Operasional Variabel Penelitian ……………………………………
8
3. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………….
10
4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel……. …………
10
5. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….
12
6. Teknik Uji Instrumen……………………………………………….
13
7. Teknik Analisis Data………………………………………………..
16
8. Prosedur Penelitian………………………………………………….
17
9. Hipotesis Penelitian ………………………………………………..
18
E. Sistematika Penulisan………………………………………………….
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Agama…………………………………………………………………
22
1. Agama dalam Perspektif Sosial…………………………………….
22
2. Fungsi Agama………………………………………………………
23
3. Dimensi-dimensi Keberagamaan…………………………………...
25
B. Etos Belajar……………………………………………………………
27
1. Pengertian Etos Belajar…………………………………………….
27
2. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar ……………………
34
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar……………………
40
BAB III PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ……………............
43
B. Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ………………............
45
C. Motto UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……………………………….
46
D. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta…………………
47
E. Deskripsi Responden…………………………………………………..
48
BAB IV ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA A. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar Mahasiswa ………….
52
1. Motivasi…………………………………………………………….
52
2. Disiplin……………………………………………………………...
52
3. Rasionalitas…………………………………………………………. 53 4. Kreativitas……………….
…………………………………………..
54
B. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……………………………………….
56
1. Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……… 56
a). Keyakinan Keberagamaan ……………………………………
56
b). Pengetahuan Keberagamaan……………………………………. 57 c). Praktek Keberagamaan …………………………………………. 59 2. Sosial Budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……….................. 60 a). Lingkungan Teman …………………………………………….
60
b). Lingkungan Dosen ………………………………………………
62
c). Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal……………………… 63
C. Pengaruh Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……………
64
1. Koefisien Determinasi …………………………………………......
65
2. Persamaan Regresi Linear Berganda……………………………… 67 3. Uji F Hitung
……………………………………………………….
68
4. Uji t Hitung
…………………………………………………………
69
A. Kesimpulan ………………………………………………………….
70
B. Saran………………………………………………………………….
71
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel
1 Definisi Operasional Variabel/Parameter Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa……………………………
8
Tabel
2 Skor untuk Setiap Pilihan Jawaban…………………………………...
12
Tabel
3 Nilai Signifikansi Pertanyaan Setiap Parameter……………………...
14
Tabel
4 Nilai Koefisien Reliabilitas…………………………………………...
16
Tabel
5 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin…………………………
49
Tabel
6 Sebaran Responden Menurut asal sekolah sebelum masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta…………………………………………...
50
Tabel
7 Sebaran Responden Menurut Motivasi Belajar………………………
51
Tabel
8 Sebaran Responden Menurut Disiplin………………………………..
53
Tabel
9 Sebaran Responden Menurut Rasionalitas…………………………...
54
Tabel
10 Sebaran Responden Menurut Kreativitas…………………………….
55
Tabel
11 Sebaran Responden Menurut Etos Belajar…………………………...
55
Tabel
12 Sebaran Responden Menurut Tahun Akademik………………………
56
Tabel
13 Sebaran Responden Menurut Keyakinan Keagamaan………………..
57
Tabel
14 Sebaran Responden Menurut Pengetahuan Keagamaan……………...
58
Tabel
15 Sebaran Responden Menurut Praktek Keagamaan…………………...
59
Tabel
16 Sebaran Responden Menurut Tingkat Keberagamaan………….........
60
Tabel
17 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Teman Kuliah……………
61
Tabel
18 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Dosen……………………
63
Tabel
19 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Tempat Tinggal………….
64
Tabel
20 Hasil Korelasi Antar Variabel independen dan variabel dependen …
64
Tabel
21 Nilai Koefisien Determinasi………………………………………….
66
Tabel
22 Nilai Koefisien………………………………………………………..
67
Tabel
23 Kontribusi Variabel…………………………………………………..
67
Tabel
24 Hasil Uji Anova………………………………………………………
68
Tabel
25 Hasil Uji T Hitung……………………………………………………
69
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Lampiran
I: Daftar Pertanyaan Kuesioner II: Daftar Jawaban Kuesioner Responden
Lampiran
III: Reliabilitas dan Validitas Instrumen
Lampiran
IV: Daftar Jawaban Kuesioner Responden Perdimensi
Lampiran
V: Daftar Transformasi Data Kuesioner Perdimensi
Lampiran Lampiran
VI: Hasil Uji Normalitas VII: Daftar Wisuda Angkatan ke 74 Tahun 2008/2009
Lampiran VIII: Hasil Analisis Deskriptif Lampiran Lampiran Lampiran
IX: Hasil Rataan dan Hasil Uji T-Test X: Hasil Uji Korelasi XI: Hasil Uji Regresi Berganda antara Variabel Keberagamaan dengan Variabel Sosial Budaya dengan Variabel Etos Belajar
Lampiran
XII: Hasil Uji Regresi Linear antara Variabel Keberagamaan dengan Variabel Etos Belajar
Lampiran XIII: Hasil Uji Regresi Linear antara Variabel Sosial Budaya dengan Variabel Etos Belajar Lampiran
XIV Hasil Uji Multikolineratitas
Lampiran
XV Hasil Uji Heterokedastisitas
PEDOMAN TRANSLITERASI
Arab ا
Latin =
Arab
Latin
ض
=
dh
Arab
Latin
ب
=
b
ط
=
th
ال
=
al
ت
=
t
ظ
=
zh
َ
=
a
ث
=
ts
ع
=
‘
ِ
=
i
ج
=
j
غ
=
gh ُ
و
ح
=
h
ف
=
f
خ
=
kh
ق
=
q
Vokal Panjang
د
=
d
ك
=
k
ــــ
=
â
ذ
=
dz
ل
=
l
ْـــ
=
î
ر
=
r
م
=
m
ْــــ
=
û
ز
=
z
ن
=
n
س
=
s
و
=
w
َــــ
=
aw
ش
=
sy
هـ
=
h
َــــ
=
ay
ء
=
’
ي
=
y
ص
=
sh
=
u
Diftong
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejarah telah mencatat bahwa sudah seabad bangsa Indonesia bangkit. Semarak gempita dalam kemeriahan perayaan yang diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 2008 di Senayan, Gelora Bung Karno mengundang keprihatinan yang mendalam di tengah keterpurukan bangsa Indonesia. Kebangkitan Nasional bukan sekedar peringatan seremonial dengan penghamburan dana, tenaga dan emosi yang sia-sia. Namun, pemaknaan semangat perubahan untuk mencapai Indonesia yang lebih baik. Seratus tahun kebangkitan nasional merupakan moment yang tepat untuk membangunkan masyarakat Indonesia secara nyata dan terencana dengan tujuan yang terukur dan pasti. Sudah seharusnya, kebangkitan nasional dapat mengugah semangat para generasi penerus bangsa untuk melakukan perubahan dipelbagai bidang dan menggapai cita-cita nasional dengan mengibarkan bendera merah putih di segala penjuru dunia dengan segudang prestasi. Kebangkitan Nasional diawali dengan berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo adalah organisasi pendidikan yang sangat peduli terhadap nasib bangsa terutama di bidang pendidikan. Budi Utomo berusaha memajukan rakyat agar terlepas dari belenggu kemiskinan, dan kebodohan. Kebangkitan Nasional tidak dapat dipisahkan dari aspek pendidikan. Pendidikan merupakan kunci utama untuk meraih kemajuan dan perubahan.
Kebangkitan Nasional yang bermula dari organisasi pendidikan berusaha untuk memajukan negara dan rakyat, dengan munculnya kaum Intelektual yang mengubah negara ke arah yang lebih baik. Kebangkitan nasional hendaknya dapat dihayati maknanya dengan aplikasi yang nyata. Kemajuan suatu bangsa tidak hanya tergantung oleh kekayaan yang dimiliki atau jumlah penduduk yang banyak, tetapi ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dalam menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi. Disinilah peran pendidikan sebagai sarana untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, karena pada hakikatnya keberhasilan pendidikan berarti keberhasilan menyongsong masa depan bangsa yang lebih cerah. Banyak contoh yang dapat dipetik dari berbagai bangsa atas keberhasilannya mencetak sumber daya manusia yang berkualitas meskipun sumber daya alam yang dimiliki tak berlimpah, seperti Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Keberhasilan tersebut dikarenakan peran pendidikan yang tinggi. Pendidikan Tinggi di Indonesia diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan.1 Perilaku masyarakat Indonesia dikenal dengan etos yang rendah. Hal ini tampak pada kondisi yang terjadi pada mahasiswa di perguruan tinggi. Tercatat dalam penelitian bahwa perguruan tinggi di Indonesia hanya menempati urutan 50 dan 70 di tingkat Asia. Sedangkan di tingkat dunia, Indonesia hanya menempati posisi 500. Nampaknya, Indonesia akan benar-benar tertinggal dari Myanmar dan Laos.2
1 Sidhunata, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan (Demokratisasi, Otonomi, Civil Society, Globalisasi), (Yogyakarta : Kanisius, 2000), hal. 61. 2 Nn, 3 PT di Indonesia masuk 500 Universitas Terbaik, 15 Oktober 2008, diakses melalui situs internet http://gogle.com//
Masa depan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh
kaum terpelajar.
Namun, mahasiswa sebagai agen perubahan tak dapat mencerminkan etos keilmuan yang tinggi. Mereka cenderung malas untuk meningkatkan kompetensi, akuntabilitas dan kreatifitas dalam bidang akademik. Selain itu, mahasiswa tidak lagi menghargai disiplin dan sering kali bolos. Islam mengajarkan bahwa seseorang akan memperoleh sesuai dengan ikhtiar yang dilakukannya. Hal itu dipertegas dalam Al-quran pada surat (Al-Anfaal : 53).
%☺"!$ & ☺!"#$ 2 './01 +,- '()*
9 &: 5678$ CDE >?@AB ;;<☺= artinya : (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dengan demikian, tidak ada manusia yang dapat makmur tanpa usaha yang sungguh-sungguh. Maka dapat ditafsirkan bahwa perubahan nasib sangat tergantung pada etos. Ada dua indikator yang membicarakan mengenai relevansi usaha penumbuhan dan pengembangan etos keilmuan dikalangan Islam yaitu pertama, faktor sosiologis-demografis; semata-mata berdasarkan kenyataan bahwa rakyat Indonesia sebagian beragama Islam. Kedua, faktor historis-ideologis; untuk jangka waktu yang lama Islam telah menunjukkan kejeniusannya sebagai pendukung dan
pendorong pesatnya perkembangan etos keilmuan.3 Lebih lanjut, dalam studi yang dilakukan oleh Geertz pada tahun 1950-an menyatakan pertumbuhan ekonomi dan pembaruan Islam berjalan secara beriringan. Mohammad Sobary dalam Kesalehan dan Tingkah laku Ekonomi (1999) juga menyimpulkan hal yang sama untuk masyarakat Betawi di Desa Suralaya dan Ahmad Janan Asifudin (2003) membuktikan bahwa agama Islam menjadi basis etos kerja Islami untuk menghasilkan kemajuan. Fakta yang terjadi berbanding terbalik dengan yang seharusnya. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berbasis pada agama Islam masih terdapat banyak mahasiswa yang memperlihatkan indikasi etos belajar
yang rendah. Mahasiswa
cenderung belajar instans dalam kondisi keterpaksaaan dan keinginan belajarnya hanya timbul ketika ujian dengan sistem kebut semalam.4 Padahal, etos belajar dan orientasi kuliah menentukan kematangan intelektual dan jiwa kemandirian. Ironi memang, Islam selalu mengajarkan bahwa manusia hendaknya bersikap, berpikir dan berbuat sesuai dengan pedoman Al-quran dan Hadis. Islam juga sangat mendorong etos belajar. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang seluruh mahasiswanya muslim seharusnya mempunyai etos belajar yang tinggi. Nampaknya, Tingkat religiusitas mahasiswa sangat mempengaruhi dalam pembentukkan sikap di kehidupannya termasuk bidang akademik.
Selain itu, faktor sosial budaya di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta juga ikut andil dalam pembentukan etos belajar mahasiswa. 3 Nurcholish Madjid. Tradisi Islam (Peran dan fungsinya), (Jakarta: PARAMADINA, 1997), hal. 31. 4Eri Sumarwan, Meluruskan Orientasi Kuliah, 30 Desember 2004, diakses melalui situs internet http://yahoo.com// pada tanggal 11 Agustus 2008.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan pada etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar tidak meluasnya permasalahan. Selanjutnya, penulis merumuskan masalah ke dalam petanyaan sebagai berikut : “Bagaimana etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Memberikan kontribusi dan motivasi etos belajar bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi, akuntabilitas dan kreatifitas dalam bidang akademik. 2. Menambah khasanah pengetahuan dan literatur kepustakaan, khususnya bagi Mahasiswa Ushuluddin dan Filsafat dalam kajian sosial agama. Sehingga, hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan landasan bagi penelitian selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian Metode penelitian adalah kerangka teoritis yang dipergunakan oleh penulis untuk menganalisa, mengerjakan, atau mengatasi masalah yang dihadapi dalam
penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba
melakukan explanatory research, yaitu
penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesa. Senada dengan pendapat Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989), bahwa “Apabila untuk data yang sama peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa, maka penelitian tersebut tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengujian hipotesa atau penelitian penjelasan”.5
1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yang akan di uji yaitu Faktor keberagamaan (X1) dan Faktor Sosial budaya (X2) independent variable sedangkan etos belajar mahasiswa sebagai dependent variable (Y). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perhitungan statistik dengan bantuan program SPSS (Statistic Program Social Science) 15.00 for windows. Data yang diperoleh dihasilkan dari angket yang disebarkan kepada responden dengan skor menurut skala likert. Selanjutnya, digunakan transformasi indeks parameter pada setiap variabel yang akan diuji. Dalam transformasi indeks parameter, interval antara nilai indeks terkecil dengan nilai indeks terbesar adalah 1 - 100. Maka, transformasi
5 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989) hal. 21
indeks parameter adalah hasil dari penjumlahan nilai transformasi dari setiap parameter. Seperti yang dikutip oleh Masri Mansoer dalam disertasi ”Perilaku Keberagamaan Remaja”, Rumus transformasi adalah : a) Transformasi Indeks Parameter Indeks Parameter =
JDP - JM
x 100
JMX - JM di mana : JDP
= Jumlah nilai yang didapat dari tiap parameter
JM
= Jumlah nilai minimum tiap parameter
JMX
= Jumlah nilai maksimum tiap parameter
b) Transformasi Indeks Variabel Nilai variabel merupakan nilai indeks yang didapat dari penjumlahan indeks tiap parameter yang telah ditransformasikan.6 Indeks Variabel
=
JPV - JMV
x 100
JXV - JMV di mana : JPV
= Jumlah indeks parameter yang di dapat tiap variabel
JMV = Jumlah nilai minimum tiap variabel JXV
= Jumlah nilai maksimum tiap variabel
6 Masri Mansoer, 2008, Perilaku Keberagamaan Remaja ( Kasus pada siswa SLTA di Kota Jakarta Selatan, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak, Disertasi Pasca Sarjana IPB, hal. 114.
2. Operasional Variabel Penelitian Konsep yang masih abstrak, tidak dapat diukur dan disajikan dalam bentuk bilangan. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran terhadap konsep yang
masih
abstrak yang disebut sebagai definisi operasional. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989), definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberikan informasi bagaimana caranya mengukur sesuatu variabel. 7 Tabel 1. Definisi Operasional Variabel/Parameter Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa No.
Variabel
Parameter
Indikator
Skala
Keyakinan tentang adanya Tuhan
sebagai
pencipta,
malaikat
yang
senantiasa
mencatat
semua
perkataan
perbuatan
manusia,
dan 1
Keberagamaan
Dimensi Keyakinan
Alquran
sebagai
sumber
Keagamaan
pedoman dan petunjuk, segala
Ordinal
sesuatu yang terjadi sesuai dengan
takdir
dan
setiap
perbuatan
akan
dipertanggungjawabkan
di
akhirat. • Intensitas
individu
mengakses Dimensi Pengetahuan Keagamaan
informasi
keagamaan media
baik
cetak,
melalui media
elektronik dan media massa
7 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metodologi Penelitian Survei, hal. 39.
Ordinal
• Keterlibatan
aktif
dalam
diskusi keagamaan. Ketaatan dalam menjalankan shalat wajib, shalat sunnah, Dimensi Praktek
shalat
Keagamaan
sunah,
berjamaah,
puasa
bersedekah
atau
Ordinal
membantu orang lain, serta berdzikir.
Lingkungan Teman Kuliah
Penilaian
tingkat
disiplin,
tanggung
jawab
terhadap
motivasi,
pro-aktif,
tugas,
Ordinal
ketaatan pada peraturan, dan prestasi belajar. Penilaian tingkat pro-aktif,
2
Sosial Budaya
Lingkungan Dosen
motivasi,
sikap
terbuka
terhadap kritik, ketaatan pada Ordinal peraturan, dan kreativitas para dosen pengajar.
Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal
Penilaian
tingkat
disiplin,
tanggung
jawab,
motivasi,
pro-aktif,
sikap
terbuka
terhadap kritik, kreativitas,
Ordinal
dan integritas keilmuan di lingkungan tempat tinggal.
3
Pemaknaan mengenai Etos Belajar
Motivasi Belajar
mahasiswa belajar
sebagai
rahmat,
belajar
sebagai
amanah,
belajar
sebagai
Ordinal
panggilan jiwa, dan belajar sebagai aktualisasi diri. Konsistensi mahasiswa dalam Disiplin
mengatur
waktu
belajar, Ordinal
kebiasaan datang ke kampus tepat waktu, dan taat pada peraturan yang berlaku di kampus. Intensitas mahasiswa dalam membaca berbagai literatur, Rasionalitas
menghadiri berbagai diskusi Ordinal dan seminar serta mengikuti kursus atau pelatihan. Intensitas untuk merubah atau
Kreativitas
memperbaiki kebiasaan buruk Ordinal individu dalam belajar.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang meliputi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Adab dan Humaniora, Ushuluddin dan Filsafat, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Komunikasi, Dirasat Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Ilmu Sosial, Sains dan Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 November sampai dengan 30 November 2008.
4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tercatat sebagai mahasiswa aktif pada tahun akademik 2007/2008 yang berjumlah 20.000 mahasiswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah cuota random sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel secara acak dengan kelompok-kelompok kecil (cluster), dimana unsur-unsur dalam cluster sifatnya tidak homogen.8 Mengacu pada rumus solvin dalam menetapkan jumlah sampel dengan tingkat kepercayaan 10 % maka jumlah sampel yang diperlukan adalah 100 orang mahasiswa. Namun, peneliti menyesuaikan dengan teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini, maka mendapatkan perwakilan 250 orang yang didistribusikan ke seluruh fakultas yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan tidak menggunakan proporsional. Rumus Solvin n=
N 1+ N. (e) 2
Keterangan: n = Besar Sampel N = Besar Populasi e = Batas Error (10 %) Dengan menggunakan rumus solvin diketahui jumlah sampel : n=
20.000 = 99, 5 = 100 orang 1 + 20.000 (0.10) 2
8 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar penelitian Ilmiah, (Bandung : Pustaka Setia, 2005) hal. 123.
5. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a). Angket Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan angket (questionnaire), yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah data pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Angket yang digunakan adalah angket tertutup dimana jawaban atas pertanyaan sudah tersedia, responden tinggal memilih jawaban sesuai pertanyaaan yang dimaksud. Angket ini disebarkan untuk mendapatkan data yang komprehensif yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penulis memberikan penilaian terhadap jawaban dari masing-masing soal angket tersebut dengan menggunakan ketentuan skala Likert. Angket yang disusun mempunyai skor jawaban dengan interval 1-5.
Setiap jawaban memiliki skor
tersendiri sesuai dengan item positif dan negatif, seperti yang tergambar dalam tabel berikut ini : Tabel 2. Skor untuk Setiap Pilihan Jawaban No. 1 2
Pilihan Jawaban Positif Negatif
5 1
4 2
Skor 3 3
2 4
1 5
b). Studi kepustakaan Dalam penelitian ini, Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber, seperti buku-buku, jurnal, dan internet.
c). Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sarana pengamatan.9 Penulis mengadakan observasi secara seksama terhadap bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di dalam dan luar kampus serta mengamati keadaan di sekitar lingkungan kampus, seperti sarana dan prasarana.
6. Teknik Uji Instrumen a). Validitas Instrumen sebagai alat ukur pengumpul data yang berkaitan dengan kualitas data. Ada dua persyaratan penting yang berlaku dalam sebuah angket yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid menunjukkan seberapa baik sebuah instrumen digunakan untuk mengukur parameter dalam penelitian. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam pengujian tingkat validitas instrumen, peneliti dapat melakukan try-out dengan memakai responden terbatas terlebih dahulu sebanyak 30 mahasiswa. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan pearson correlation dengan ketentuan bahwa suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05.
9 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hal. 76.
Tabel 3. Nilai Signifikansi Pertanyaan Setiap Parameter No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Parameter Keyakinan Agama Pengetahuan Agama Praktek Agama Motivasi Disiplin Rasionalitas Kreativitas Lingkungan Teman Kuliah Lingkungan Dosen Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal
Nilai Signifikansi 0,016 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,041 0,000 0,031
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : data primer yang diolah
Tabel menunjukkan nilai signifikansi dari setiap parameter. Maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang terdapat dalam setiap parameter dapat dikatakan valid karena memiliki signifikansi dibawah 0,05.
b). Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat keterhandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Apabila data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan, berapakalipun pengambilan data yang dilakukan hasilnya akan tetap sama. Hasil pengukuran kuesioner dapat dianalisa dengan teknik Alpha Cronbach, rumus sebagai berikut: Rumus Varians
σi
=
Σ X2(ΣX)2 n n
Rumus Alpha Cronbach
ri
(k) =
k-1
(1-Σσi2) σt2
Keterangan : n
= jumlah sampel
X
= nilai skor yang dipilih
ri = reliabilitas instrumen k σi
= banyak butir pertanyaan = mean kuadrat kesalahan
σt2 = jumlah varians butir
Interpretasi data nilai Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: (1) 0.00 - 0.20 = tidak reliabel (2) 0.21 – 0.40 = kurang reliabel (3) 0.41 – 0.60 = cukup reliabel (4) 0.61 – 0.80 = reliabel (5) 0.81 – 1,00 = sangat reliabel
Jadi koefisien reliabilitas instrumen untuk penelitian ini setiap variabel adalah seperti pada tabel 4. Dari nilai Alpha Cronbach yang terlihat pada semua variabel penelitian ini berada diatas nilai 0,60 maka dapat dinyatakan bahwa semua kuesioner yang digunakan untuk instrumen penelitian ini adalah reliable.
Tabel 4. Nilai Koefisien Reliabilitas Variabel Keagamaan Sosial Budaya Etos Belajar Jumlah
Jumlah Pertanyaan 24 buah 21 buah 27 buah 72 buah
Koefisien Reliabilitas 0,80 0,77 0,90 0,83
Sumber : data primer yang diolah
7. Teknik Analisis Data Data yang dihasilkan berupa data kuantitatif, maka metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif adalah menggunakan rumus statistic untuk menguji hipotesis dengan data angka dan mencari tingkat signifikansi. Analisis kuantitatif yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. Analisis data deskriptif dengan penyajian dalam bentuk tabel, grafik, dan ukuran pemusatan gejala sentral, seperti persentase, rata-rata, dan variasi.10 Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan variabel-variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan perilaku keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tingkat sosial budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan analisis data inferensial dilakukan untuk pengujian hipotesis dengan taraf kesalahan tertentu, dimana hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil.11
10 Agus Purwonto, Panduan Laboratorium Statistik Inferensial, (Jakarta: GRASINDO, 2007), hal. 1. 11 Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. (Bandung : CV ALFABETA, 2005). hal 14.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap etos belajar adalah uji korelasi dan regresi linear sederhana. Selain itu, untuk mengetahui arah kuatnya hubungan antara variabel keberagamaan dan variabel sosial budaya secara bersama-sama terhadap etos belajar digunakan uji regresi berganda. Pengujian tersebut dilakukan karena data yang digunakan berdistribusi normal dan interval. Analisis statistik deskriptif dari data skor yang diperoleh pada setiap parameter/variabel dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu: a) Sangat Rendah/Sangat Tidak Taat/Sangat Tidak Tahu
: skor 0 - 20
b) Rendah/Tidak Taat/Tidak Tahu
: skor 21 - 40
c) Sedang/Kurang Taat/Ragu-ragu
: skor 41 - 60
d) Tinggi/Taat/Tahu
: skor 61 - 80
e) Sangat Tinggi/Sangat Taat/Sangat Tahu
: skor 81 -100
8. Prosedur Penelitian a). Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan, penulis merumuskan permasalahan, menentukan variabel, melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori pendukung, kemudian menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini. b). Tahap Pengambilan Data
Dalam tahap pengambilan data, penulis menentukan jumlah sampel (responden) dari populasi yang ada. Selanjutnya, para responden diminta untuk mengisi angket yang telah tersedia. c). Tahap Pengolahan Data Dalam tahap pengolahan data, data yang telah terkumpul kemudian diberi nilai dan diinput ke dalam program SPSS. Kemudian, diakhiri dengan menganalisa data melalui metode statistika. d). Tahap Pembahasan Tahap pembahasan merupakan tahapan akhir dari penelitian, dimana penulis menginterpretasikan dan membahas hasil analisis data melalui metode statistik yang didukung dengan teori. Kemudian, membuat kesimpulan serta saran dan diskusi yang menjadi penunjang kelengkapan penulisan penelitian ini.
9. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Keberagamaan (X1)
Etos Belajar (Y) Sosial Budaya (X2)
Keterangan: Variabel keberagamaan (X1), dan variabel sosial budaya (X2) mempengaruhi variabel etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y). Berdasarkan gambar diatas, maka dapat di susun beberapa proposisi sebagai hipotesis yang akan di uji kebenarannya secara empirik. Hipotesis I “Bagaimana pengaruh keberagamaan dan sosial budaya terhadap etos belajar mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta secara simultan”.
Ho : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) tidak mempengaruhi etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara simultan. Ha : Keberagamaan (X1) dan
sosial budaya (X2) mempengaruhi etos belajar
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara simultan.
Hipotesis II “Bagaimana pengaruh keberagamaan dan sosial budaya terhadap etos belajar mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta secara parsial”.
Ho : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) tidak mempengaruhi etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara parsial.
Ha : Keberagamaan (X1) dan
sosial budaya (X2) mempengaruhi etos belajar
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara parsial.
E. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi sistematika penulisan terdiri atas : BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis akan menjabarkan tinjauan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan dimulai dengan Agama dalam Perspektif Sosial, Fungsi Agama, Dimensi-dimensi Keberagamaan, Pengertian Etos Belajar, Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar. BAB III PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Bab ini membahas mengenai Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Motto UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Deskripsi Responden. BAB
IV
ETOS
BELAJAR
MAHASISWA
HIDAYATULLAH JAKARTA
UIN
SYARIF
Bab pembahasan hasil penelitian merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian. Dalam bab ini berisikan tentang Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar Mahasiswa, Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengaruh Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan saran-saran yang diperuntukkan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam meningkatkan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. AGAMA 1. Agama dalam Perspektif Sosial Banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai agama. Salah satunya, Hendropuspito yang mendefinisikan agama sebagai suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan nonempiris yang dipercayai dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas pada umumnya. Pengertian mengenai agama yang dikemukakan oleh Hendropuspito nampaknya sejalan dengan pendapatnya Durkheim, yang menekankan ciri kolektif dalam definisinya. Durkheim menyatakan bahwa agama adalah sistem yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan yang berkaitan dengan benda-benda yang terpisah dan terlarang kepercayaankepercayaan dan peribadatan-peribadatan yang mempersatukan semua orang yang menganutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut gereja.”12 Sedangkan Yinger mengemukakan definisi yang bersifat fungsional. Menurutnya, Agama merupakan sistem kepercayaan dan peribadatan yang digunakan oleh berbagai bangsa 12 Betty R. Scharf, Sosiologi Agama, (Jakarta : Prenada Media, 2004), hal. 34.
dalam perjuangan mereka mengatasi persoalan-persoalan tertinggi dalam kehidupan manusia.13
2. Fungsi Agama Dalam menjalani kehidupannya, manusia selalu menghadapi masalah. Manusia tidak mampu menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya dengan akalnya semata namun berdasarkan pada agama yang dianutnya. Berbagai permasalahan yang sering dihadapi oleh manusia, yaitu ketidakmengertian, ketidakpastian, keterbatasan manusia untuk mengatasi masalahnya serta kelangkaan sumber-sumber kebutuhan manusia. Dalam menghadapi masalah tersebut, muncul beban psikologis seperti perasaan takut, bingung, kesal, putus asa, dan tertekan. Kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi sering tidak mampu memecahkan semua masalah itu. Agama yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis tersebut. Oleh karena itu, manusia memberikan beberapa fungsi terhadap agama, diantara adalah sebagai berikut: a. Fungsi edukatif Agama memiliki fungsi edukatif yang mencakup tugas mengajar dan bimbingan.
Dalam
menyampaikan
perantara, seperti Nabi, kyai, pendeta.
ajaran-ajarannya
agama
memiliki
Selain itu, manusia diberi petunjuk
untuk mencapai keselamatan baik didunia maupun diakhirat melalui kitab suci. Agama memberi pedoman pada manusia untuk menjalankan aktivitasnya didunia agar mendapatkan karunia Tuhan. Jika manusia kehilangan arah atau 13 Betty R. Scharf, Sosiologi Agama, hal. 35.
menyimpang dari norma atau nilai yang berlaku, maka agama dapat mengembalikan keseimbangan. b. Fungsi penyelamatan Setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup pada saat ini hingga kehidupan sesudah mati. Agama mengajarkan dan memberikan jaminan untuk mencapai kebahagiaan di kehidupan mendatang (sesudah mati). Manusia percaya bahwa seseorang yang religius dapat mencapai titik kebahagiaan tersebut. c. Fungsi pengawasan sosial Agama
memiliki
fungsi
pengawasan
sosial
dimana
agama
bertanggungjawab atas adanya norma-norma susila yang berlaku dalam masyarakat. Agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau tabu. Selain itu, agama juga memberikan sanksi kepada manusia yang melanggar dan melakukan pengawasan yang ketat pada pelaksanaanya. Sebagai manusia yang beragama, individu senantiasa harus konsekuen terhadap aturan-aturan agamanya dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia kelak akan kembali ke pangkuan Sang Pencipta dan mempertanggungjawabkan segala perbuatan di dunia. d. Fungsi memupuk persaudaraan Konflik dan perpecahan seringkali terjadi dalam masyarakat. Dalam hal ini, agama mengajarkan untuk cinta perdamaian dan persatuan dengan
mengukuhkan toleransi dan sikap saling menghargai diantara sesama umat beragama dan antar umat beragama. Bila
nilai-nilai positif tersebut
ditanamkan pada setiap individu maka konflik yang terjadi akan dapat diredam. e. Fungsi transformatif Fungsi transformasi
memiliki
pengertian mengubah bentuk
kehidupan
masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Hal ini berarti mengubah nilai-nilai lama dengan mengganti nilai-nilai baru. Kehidupan masyarakat lama dibentuk oleh nilai-nilai adat yang diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga pola pikir dan tingkah laku telah terbentuk sesuai dengan nilai adat yang berlaku. Seiring dengan perkembangannya, agama membawa pengaruh terhadap nilai-nilai adat yang telah dianut oleh masyarakat. Apabila nilai adat ada yang bertentangan dengan nilai agama dan dianggap kurang wajar, maka transformasi terjadi dengan mengubah kesetiaan manusia adat dan membentuk kepribadian manusia yang ideal. Dalam hal ini, transformasi memiliki pengertian membina dan mengembangkan nilai-nilai sosial adat yang baik dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas.14
3. Dimensi-dimensi Keberagamaan Religiusitas mempunyai kata dasar religio yang berasal dari bahasa Latin yaitu religio. Religio yang memiliki akar kata religare yang berarti mengikat. Konsep religiusitas dalam literatur sosiologis diartikan sebagai interaksi antara agama dan masyarakat, dimana agama berperan dalam melakukan segala aktivitas yang didorong
14 D. hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta : Kanisius, 1983), hal.56.
oleh nilai-nilai agama yang diyakininya. Maka, tingkat religiusitas atau tingkat keberagamaan adalah kadar atau kualitas dalam individu mengintegrasikan ajaranajaran agamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Sedangkan tingkat religiusitas dalam penelitian ini adalah seberapa besar individu mampu mengintegrasikan ajaranajaran agama terhadap etos belajar. Menurut R. Stark dan C. Y Glock, keberagamaan meliputi dimensi keyakinan, dimensi praktek agama (ritual), dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama dan dimensi konsekuensi. 15 Dimensi keyakinan berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dengan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan akidah yaitu kepercayaan dan keyakinan yang mendalam sehingga melahirkan keimanan kepada Allah yang Maha Esa, malaikat, al-quran, rasul-rasul, adanya hari kiamat, dan kepada Qada dan Qadar. Pada hakekatnya, akidah merupakan pengaplikasian rukun iman. Dimensi praktek agama mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan ibadah yaitu pelaksanaan perintah Allah dan Rosul-Nya seperti syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan hakekat ibadah adalah ketaatan dan ketundukan secara mutlak kepada Allah. Sehingga segala amal perbuatan manusia yang dilakukan dengan dasar ketaatan dan ketundukkan kepada Allah adalah sebuah ibadah. 15 Roland Robertson, Agama Analisa dan Interpretasi Sosiologis, (Jakarta : CV Rajawali, 1992), hal. 291-303.
Dimensi pengalaman berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, dimana perasaan
seseorang
mengalami ketenangan dan kedamaian terhadap kekuatan supranatural. Dimensi pengetahuan agama yang mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi konsekuensi dan pengamalan merupakan akibat dari dimensi-dimensi sebelumnya yang tampak dalam perilaku seseorang dalam melakukan setiap aktivitas. Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan akhlak yaitu perilaku yang telah menjadi pribadi bagi seorang muslim sehingga munculnya secara spontan. Akhlak merupakan buah dari iman yang kuat.
B. ETOS BELAJAR 1. Pengertian Etos Belajar a. Definisi Etos Secara etimologi, etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.16 Menurut pendapat Franz Magnis-Suseno yang dikutip oleh Toto Tasmara, etos adalah semangat dan sikap batin tetap seseorang atau sekelompok orang sejauh di dalamnya termuat tekanan moral dan nilai-nilai moral tertentu. Sedangkan Clifford Geertz
16 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta : Gema Insan Press, 2002), hal. 15.
mengartikan etos sebagai sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup.17 Pada mulanya, etos diteliti lebih lengkap oleh seorang sosiolog Jerman, Max Weber pada tahun 1905 yang memformulasikan hubungan rasional antara etos kerja dengan kesuksesan suatu bangsa dalam buku yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme. Weber mencirikan etos kerja bangsa Jerman antara lain bertindak rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras, berorientasi sukses secara materi, tidak berfoya-foya, hemat dan sederhana, menabung serta berinventasi. Menurut Weber, Protestan memiliki pengaruh dalam pembentukan spirit kapitalisme di negara-negara Barat.
Selain itu, kapitalisme diidentikkan dengan pencarian
keuntungan (profit), dan keuntungan tersebut dapat diperbaharui secara terusmenerus. Selanjutnya, Robert N. Bellah juga berusaha menemukan faktor-faktor yang menunjang keberhasilan Jepang menjadi masyarakat industri modern. Jepang merupakan
satu-satunya
bangsa
non-Barat
yang
mampu
dengan
cepat
mentransformasikan dirinya menjadi negara industri memiliki peranan ekonomi yang sangat penting dalam sistem sosial dan sistem nilai. Keberhasilan itu disebabkan adanya faktor-faktor tertentu pada masa pra-modern yang mempersiapkan landasan bagi perkembangan-perkembangan yang terjadi saat ini. Bellah yang dipengaruhi oleh karya Max Weber mempertanyakan kemungkinan adanya faktor-faktor religius di masyarakat Jepang yang mirip dengan
17 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta : Gema Insan Press, 2002), hal. 15.
etika Protestan pada masyarakat Barat yang memicu keberhasilan ekonomi bangsa Jepang. Setelah diteliti, masyarakat Jepang pra-modern telah dibentuk dengan etika yang bersumber sebelum era Tokugawa. Etika ini berkembang sedemikian rupa pada masa Tokugawa, dan mempersiapkan masyarakat Jepang untuk mengalami kemajuan yang pesat pada masa Meiji. Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa etos merupakan semangat yang terdapat dalam diri setiap individu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari untuk mengerjakan sesuatu secara optimal atau seringkali disebut sebagai spirit. Jansen Sinamo juga berpendapat dalam kata etos mengandung semua kata kunci yang menjadi elemen sukses dalam ratusan bahkan ribuan buku sukses yang sudah terwakili dengan lengkap.18
b. Definisi Belajar Beralih pada pengertian yang kedua mengenai belajar. Menurut Witherington, belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian. Sedangkan Charles E. Skinner mengungkapkan learning is a process of progressive behavior adaptation.19 Morgan menyatakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 20
18 Jansen Sinamo, Etos Kerja Profesiona Navigator Anda Menuju Sukses, (Jakarta : PT Spirit Mahardika, 2008), hal. 26 19 Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi, (Jakarta : Bumi Aksara, 1988), hal. 42. 20 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal.84
Chaplin (1972) dalam bukunya Dictionary of Psychology merumuskan dua macam belajar, yaitu pertama adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman; kedua, belajar adalah proses memperoleh respons-respons karena adanya latihan khusus. 21 Belajar merupakan suatu proses dimana membantu manusia untuk menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungannya. Proses belajar inilah yang membuat manusia tetap bertahan hidup (survive). Dari definisi mengenai belajar yang diungkapkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang terjadi dalam individu dari yang belum bisa menjadi sudah bisa menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi itu harus relatif bersifat permanen dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). 22 Dari kedua pengertian etos dan belajar diatas, dapat diketahui bahwa etos belajar adalah semangat dan perilaku belajar yang terdapat dalam diri setiap individu untuk melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Sehingga, mahasiswa yang memiliki etos belajar yang tinggi cenderung meningkatkan kompetensi, akuntabilitas dan kreatifitas dalam bidang akademik. Dalam proses belajar, Cronbach mengemukakan ada tujuh unsur utama yang meliputi :
21 Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta : PT Raja Garfindo Persada, 2004), hal. 26 22 Irwanto, dkk, Psikologi Umum (Buku Panduan Mahasiswa), (Jakarta : Gramedia, 1989), hal. 105.
a.
Tujuan. Pada awalnya, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang hendak dicapai oleh individu. Kegiatan belajar akan lebih efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu. Adapun tujuan dari belajar
yaitu:
mendapatkan
pengetahuan,
perencanaan
konsep
dan
ketrampilan, serta pembentukkan sikap.23 Ibn Khaldun juga berpendapat mengenai tujuan pendidikan yang saling terkait, diantaranya: pertama, memberikan kesempatan akal pikiran untuk aktif dan bekerja menuju terwujudnya kematangan individu agar dapat hidup dengan baik dalam masyarakat yang berkembang kebudayaannya. Kedua, menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang dipandang sebagai alat membantunya untuk hidup dimasyarakat. Ketiga, membantu mendapatkan rizki, karena pendidikan dipandang sebagai suatu lapangan pekerjaan.24 Sedangkan menurut The Liang Gie, belajar di perguruan tinggi harus diarahkan kepada suatu cita-cita tertentu, dimana cita-cita tersebut diperjuangkan dengan pelbagai kegiatan.25 Dalam hal ini, mahasiswa didorong untuk bersungguh-sungguh mencapai tujuan belajar dan memiliki orientasi ke masa depan. Dari paparan diatas dapat dikemukakan tujuan belajar mencakup tiga dimensi yang saling berkaitan yaitu: pengembangan intelektual, akademik dan profesionalitas. b.
Kesiapan. Dalam proses belajar, individu perlu memiliki kesiapan, baik
23 Sardinian A.M, Interaksi dan Motivasi, Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1986), hal. 25. 24 Nidlomun Ni’am, Ibn Khaldun dan Pendidikan, (INKOMA No.6 Th. II – Juli 1991), hal. 50. 25 The Liang Gie, Cara belajar yang efisien, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1997), hal. 15.
kesiapan fisik dan psikis, kesiapan berupa penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya. c.
Situasi. Situasi belajar yang kondusif akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang baik. Dalam hal ini, situasi dipengaruhi oleh sarana dan prasarana tempat belajar, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, para pengajar yang turut andil dalam kegiatan belajar serta kondisi fisik individu tersebut.
d.
Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi, yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan kemungkinan pencapaian tujuan. Berdasarkan interpretasi tersebut, individu dapat menentukan apakah ia dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak.
e.
Respons. Dalam hal ini, respon terkait erat dengan interpretasi. Respon merupakan usaha untuk melakukan perhitungan dan perencanaan apakah individu akan menghentikan langkahnya untuk mencapai sebuah tujuan ketika tujuan yang diharapkan tidak mungkin tercapai.
f.
Konsekuensi. Setiap usaha yang dilakukan oleh individu akan membawa hasil, baik keberhasilan maupun kegagalan. Apabila seorang mahasiswa berhasil dalam belajarnya, maka ia akan merasa senang, puas, bangga, dan akan meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha-usaha berikutnya.
g.
Reaksi terhadap kegagalan. Usaha yang dilakukan selamanya tidak membuahkan hasil yang baik kadang kala kegagalan yang didapat. Sebuah kegagalan akan menimbulkan perasaan yang sedih dan kecewa. Reaksi mahasiswa terhadap kegagalan dalam belajar bisa saja membawa pengaruh
yang positif dan negatif. Pengaruh positif yaitu dengan memandang kegagalan sebagai keberhasilan yang tertunda. Sehingga, kegagalan tersebut bisa membangkitkan semangat untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan atau merubah kebiasaan-kebiasan buruk dalam belajar. Sedangkan, pengaruh negatif yaitu terlalu sedih dan kecewa dalam menghadapi kegagalan. Sehingga, kegagalan tersebut malah menurunkan semangat dan memperkecil usaha belajar selanjutnya. Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan perkembangan memiliki hubungan yang erat, dimana dengan belajar maka individu akan mengalami perkembangan yang pesat dan dalam proses perkembangan individu dituntut untuk terus belajar. Kedua hal tersebut merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. b. Belajar berlangsung seumur hidup. Kegiatan belajar dimulai sejak buaian sampai menjelang lahat. Artinya, tidak ada batasan untuk individu melakukan proses belajar. c. Keberhasilan
belajar
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
bawaan,
faktor
lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri. Hasil belajar yang maksimal bisa didapat bila individu memiliki potensi yang tinggi dan dukungan dari lingkungan yang kondusif, serta usaha belajar yang tinggi untuk mencapai tujuan tersebut. d. Belajar mencakup semua aspek. Sebaiknya, belajar tidak hanya pada atau
aspek tertentu saja, melainkan menyentuh segala aspek yang ada. e. Belajar berlangsung dengan pengajar ataupun tanpa pengajar. Proses belajar bisa berlangsung dengan atau tanpa siapapun, baik dalam situasi formal dan informal. f. Kegiatan belajar bisa berlangsung di setiap tempat dan waktu. Kegiatan belajar tidak hanya terjadi di kampus, melainkan dimana saja seperti di rumah, di organisasi, lingkungan masyarakat, dan lain-lain. Belajar juga bisa terjadi setiap saat tidak hanya terjadi ketika kuliah berlangsung. g. Belajar membutuhkan perencanaan dan motivasi. Dalam belajar, perencanaan merupakan hal yang terpenting. Sebab, dengan perencanaan individu dapat mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai dalam belajar. Selain itu, hal tersebut juga didukung oleh motivasi yang tinggi. h. Proses belajar terjadi bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat kompleks.26 Proses belajar akan berjalan dengan lancar dan mudah apabila beberapa prinsip diterapkan dengan benar. Jika prinsip-prinsip ini tidak diterapkan, maka terkadang proses belajar tidak pernah terjadi. Kalaupun terjadi, maka akan berjalan dengan sulit dan lambat.
2. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar
26 Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 165-166.
Menurut Wardi Bachtiar dalam bukunya yang berjudul “ Metodologi Penelitian Dakwah” memaparkan uraian variabel yang menjadi tolak ukur dalam etos kerja muslim. Terkait dengan penelitian ini, penulis mencoba mengadaptasi beberapa aspek yang menjadi tolak ukur dalam etos belajar, yaitu: a. Motivasi Motivasi berasal dari kata moti yaitu sesuatu yang memulai gerakan. Sedangkan motivasi berarti to move atau menyebabkan terjadinya aktifitas-aktifitas seeorang. Motivasi adalah sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu.27 Dengan kata lain, motivasi merupakan pemicu dan pendorong untuk bertingkah laku secara terarah dalam mencapai tujuan. Selain itu, motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri sendiri yang mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. 2) motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu mahasiswa yang juga mendorong untuk melakukan kegiatan belajar. Apabila seorang mahasiswa melakukan kegiatan dengan memiliki motivasi yang lemah, maka hasil yang ditempuh tidak akan maksimal. Maka, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan modal yang sangat penting untuk belajar. Beberapa fungsi motivasi secara umum adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pendorong untuk membangkitkan keinginan, 2. Sebagai penentu arah perbuatan yakni
27 Michael Amstrong, Seri Pedoman Manajemen Sumber Daya Alam, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1990), hal 65.
ke arah tujuan yang hendak dicapai, 3. Penyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan, 4. Membentuk sikap disiplin diri.
Manusia pada hakekatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain, seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang berprestasi lebih baik dari karya orang lain. Bertitik tolak dari definisi motivasi pada dasarnya terdapat tiga komponen utama yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan akan timbul dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya. Dorongan dalam diri seseorang secara sadar menimbulkan upaya untuk memenuhi kekurangan dan kebutuhannya. Berkaitan dengan motivasi, Mc. Clelland (1961) menghubungkan motif dengan kebutuhan manusia. Pada dasarnya kebutuhan dapat dibagi menjadi tiga golongan, yakni sebagai berikut : 1.1. Kebutuhan untuk berprestasi (Need for achievement), yaitu dimana masingmasing orang ingin diketahui sebagai orang yang sukses atau berhasil dalam hidupnya. Keberhasilan itu meliputi seluruh segi kehidupan dan penghidupan seseorang. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya need for achievement seseorang selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang lebih baik dari orang lain, misalnya seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari teman-temannya. 2.1. Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for Affiliation), yaitu seseorang
mempunyai kebutuhan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain, terutama orang-orang yang mengadakan interaksi dengannya, misalnya pengaruh seorang dosen mempunyai wewenang untuk menentukan nilai seorang mahasiswa dari mata kuliah yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan. 3.1. Kebutuhan untuk kekuasaan (Need for power), yaitu kebutuhan ini pada umumnya tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat dalam interaksi seseorang dengan orang lain, apakah orang lain itu teman kuliah, teman satu organisasi dan lain-lainnya. Pentingnya motivasi belajar bagi mahasiswa adalah sebagai berikut : (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, (2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar dengan teman, (3) mengarahkan kegiatan belajar dengan meningkatkan semangat belajar (4) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja. Jansen Sinamo yang dijuluki sebagai Bapak Ethos Indonesia, memetakan motivasi kerja dalam konsep yang disebut sebagai “Delapan Etos Kerja Profesional”. Dalam hal ini penulis, mencoba mengadopsi konsep tersebut yang dikaitkan dengan etos belajar. Etos pertama, belajar adalah rahmat. Allah memberikan rahmat kepada setiap manusia, hendaknya anugrah tersebut dapat diterima dengan ikhlas. Belajar merupakan ajang bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan intelektual dan akademiknya. Sudah seharusnya kesempatan itu dapat dimanfaatkan dengan baik. Tak pantas rasanya, bila kita merespon nikmat yang diberikan dengan sikap yang malas.
Etos Kedua, belajar adalah amanah. Mahasiswa mendapatkan amanah dari orang tua untuk menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa, Negara dan agamanya. Etos ini membuat kita bisa belajar dengan sepenuh hati dan menjauhi tindakan yang tercela, misalnya mencontek pada saat ujian ataupun melakukan prokrastinasi akademik. Etos ketiga, belajar adalah panggilan. Jika kita menyadari bahwa belajar merupakan suatu panggilan, maka kita akan melakukannya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Etos keempat, belajar adalah aktualisasi. Belajar adalah proses perubahan yang terjadi dalam individu dari yang belum bisa menjadi sudah bisa menuju ke arah yang lebih baik. Etos kelima, belajar adalah ibadah. Seseorang yang memiliki etos belajar yang tinggi, maka ia akan belajar secara serius dengan rasa cinta didalamnya. Etos keenam, belajar adalah seni. Kesadaran untuk belajar dilakukan dengan menyenangkan. Sehingga, mahasiswa dapat menikmati peran dan kewajibannya sebagai generasi penerus bangsa. Mahasiswa belajar dengan penuh kreatifitas. Dari pengertian
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
motivasi
sangat
mempengaruhi seorang mahasiswa untuk cenderung berprestasi mencapai sukses dan jika mendapatkan sebuah kegagalan, maka ia akan berusaha lebih keras.
b. Disiplin Disiplin berasal dari bahasa latin “disciple” yang artinya mengikuti dengan taat.28 Disiplin erat kaitannya dengan penggunaan terhadap waktu, dimana seseorang yang memiliki pribadi yang disiplin akan berhati-hati dalam pengelolaan waktu dan 28 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, hal. 88.
mempertanggungjawaban apa yang telah dilakukannya. Kedisiplinan dalam belajar tercermin melalui sikap rajin, penghargaan terhadap waktu dan mematuhi segala peraturan yang ada dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Seorang individu yang membangun kehidupannya diatas pondasi-pondasi yang mendalam dan maju jauh lebih cepat dan lebih menyakinkan daripada individu yang bertindak secara sembarangan dan tanpa disiplin. Ketiadaan disiplin dan ketertiban akan membawa kerugian besar, yang tidak dapat dipulihkan oleh apapun.
c. Rasionalitas Dalam
Kamus Bahasa Indonesia,
Rasional mempunyai pengertian
mempertinggi produksi dengan berhemat tenaga kerjanya. 29 Namun, terkait dengan penelitian ini
rasional lebih diartikan sebagai kemampuan untuk meningkatkan
produktivitas diri dengan prestasi belajar. Berpikir rasional merupakan perwujudan perilaku belajar terutama yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Dalam berpikir rasional, mahasiswa dituntut menggunakan logika untuk menentukan sebabakibat, menganalisis, menarik kesimpulan, dan bahkan juga menciptakan ramalanramalan.
30
Dengan belajar rasional, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan
rational problem solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis.
29 Daryanto, S.S, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Apollo, 1998), hal. 472. 30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 123.
d. Kreativitas Kreativitas berasal dari bahasa latin “Creare” yang artinya menghasilkan, melahirkan, mencipta, mencapai.31 Dalam hal ini, kreatif memiliki pengertian yaitu tidak puas hanya dengan apa yang ada. Dia selalu melakukan perubahan baru dengan cara mencari alternatif yang lebih baik, sebagaimana sabda Rasullah, “Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik lagi daripada hari ini…”.32 Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada. Kreativitas seseorang ditandai dengan kemampuannya dalam mencetuskan sesuatu gagasan yang relatif baru dan kemampuan untuk menyelesaikan dari suatu persoalan ke persoalan lain. Dalam belajar, mahasiswa yang kreatif biasanya tampak dari cara belajarnya yang seakanakan tidak kehilangan akal. Jika mengalami kesulitan dalam memecahkan sebuah persoalan, maka ia cenderung menemukan gagasan yang baru.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar meliputi : a. Faktor Internal 1) Faktor Jasmaniah. Kondisi tubuh yang sehat sangat mempengaruhi semangat dan intesitas mahasiswa dalam mengikuti berbagai kegiatan
31
Diennaryati Tjokro Suprihatono, Kaitan Intelegensia, Kreativitas dan Pengikat diri terhadap tugas dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri. Tesis Pasca sarjana Universitas Indonesia, 1990, hal, 31. 32 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, hal. 108.
kampus. Selain itu, kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan juga sangat mempengaruhi kemampuan mahasiwa dalam menyerap informasi dan pengetahuan. Apabila tubuh seorang individu lemah akan menimbulkan penurunan kualitas ranah cipta sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diserap dengan baik bahkan tidak berbekas. Oleh karena itu, sudah seharusnya kondisi jasmani dijaga dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, pola istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur. 2) Faktor Psikologi, baik yang bersifat bawaan ataupun yang diperoleh. Faktor ini terdiri dari : a) Faktor interaksi yang meliputi faktor potensi yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor nyata yakni prestasi yang dimiliki. b) Faktor non-interaksi yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu. Seperti: sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi dengan penyesuaian diri.
b. Faktor Eksternal 1) Faktor Sosial a) Lingkungan sosial kampus. Lingkungan sosial kampus dapat mempengaruhi semangat belajar seorang mahasiswa, seperti para dosen, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas. Daya dorong yang positif dalam lingkungan sosial kampus dapat ditunjukkkan dengan sikap yang terbuka dan memperlihatkan suri teladan yang baik
oleh para dosen. b) Lingkungan sosial keluarga. Keluarga merupakan tempat pembelajar yang pertama dan utama bagi seseorang. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga akan memberi dampak yang baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh mahasiswa. c) Lingkungan sosial masyarakat tempat tinggal. Lingkungan sosial masyarakat yang kondusif, akan memacu individu untuk terus meningkatkan integritas keilmuan. 2) Faktor Budaya Koentjaraningrat memberikan sebuah pernyataan bahwa Bangsa Indonesia belum mempunyai bayangan bentuk masyarakat seperti apa yang hendak dicapai.33 Akibatnya, bangsa ini belum mempunyai orientasi untuk masa depan. Dalam hal ini, langkah yang paling tepat untuk menumbuhkan sikap mental tersebut adalah dengan cara mengembangkan budaya pembelajar melalui pendidikan. Kemajuan teknologi membuat mahasiswa pada khususnya, dituntut untuk terus menerus belajar. Menurut Emi Zulaifah yang dikutip dari Schein (1992) memaparkan lima dimensi mengenai budaya organisasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik yang disebut sebagai budaya pembelajar.34 Adapun dimensi yang dimaksud meliputi : Hubungan antara lingkungan dan organisasi, Sifat aktivitas
33 Ricardi S Adnan, Potret Suram Bangsaku (Gugatan alternatif desain pembangunan), (Depok : UI Press, 2006), hal. 97. 34 Emi Zulaifah, Budaya Pembelajar dan Pemimpin Organisasi, (Psikologika Nomor 11 Tahun VI, 2001), hal. 37.
manusia, Penghayatan akan realitas dan kebenaran, Sifat dasar manusia, Penghayatan akan hubungan antar manusia, Informasi dan komunikasi. 3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar. 4) Faktor lingkungan spiritual/keagamaan. 35
35 M. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upayakan Optimalkan kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Al-gesindo, 1998), hal. 40.
BAB III PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode fakultas IAIN al-Jami’ah, periode IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah. 36 a. Periode Perintisan Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak penjajah Belanda. Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942) karena pendudukan Jepang. Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Pada 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta.
36 Komarudin Hidayat, dkk, Profil Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007), hal. 3.
Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) dengan penambahan fakultas-fakultas baru. Sampai dengan 1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu (1) Fakultas Agama, (2) Fakultas Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, dan (4) Fakultas Pendidikan. Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan sesuai dengan namanyaberstatus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. b. Periode ADIA (1957-1960) ADIA didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah agama. ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal Irsyad yang juga dikenal dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. c. Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963) Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas kelembagaan, fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 1960 tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan dengan 2 Rabi’ul Awal 1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus
mengubah dan menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. d. Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002) Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) pada Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.37
37 Komaruddin Hidayat, dkk, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah 2008-2009. (Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal. 13.
B. Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Visi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan. Adapun misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah : 1. Melakukan reintegrasi epistemologi keilmuan, sehingga tidak ada dikotomi antara ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama. 2. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan IPTEK dan melakukan pencerahan dalam pembinaan IMTAQ, sehingga IPTEK dan IMTAQ sejalan. 3. Mengartikulasikan ajaran Islam secara professional ke dalam konteks kehidupan masyarakat, sehingga tidak ada jarak antara norma agama dan sofistikasi masyarakat. 4. Mempertahankan nilai-nilai lama yang positif dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih positif. 5. Mengembangkan riset dan penelitian, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, sehingga tidak ada kesan deduktifikasi ilmu-ilmu keislaman.38
C. Motto UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto Knowledge, Piety, Integrity. Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN
38 Komarudin Hidayat, dkk, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah 2008-2009, hal. 14.
Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and angagement hasil-hasil riset kepada masyarakat. Sedangkan Piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam bentuk kesalehan di kalangan sivitas akademika. Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari. Dalam moto knowledge, piety, integrity terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.
D. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Susunan struktur organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut: a.
Dewan Penyantun
b.
Rektor dan Pembantu Rektor
c. Senat Universitas d. Fakultas 1) Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2) Adab dan Humaniora 3) Ushuluddin dan Filsafat 4) Syariah dan Hukum 5) Dakwah dan Komunikasi
6) Dirasat Islamiyah 7) Psikologi 8) Ekonomi dan Ilmu Sosial 9) Sains dan Teknologi 10) Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 11) Sekolah Pascasarjana e. Lembaga Penelitian f. Lembaga Pengabdian pada Masyarakat g. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan h. Biro Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi i.
Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian
j.
Unit Pelaksana Teknis 1) Perpustakaan 2) Pusat Bahasa dan Budaya. 39
E. Deskripsi Responden Sebaran identitas responden yang dideskripsi dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dan asal sekolah sebelum masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini sangat terkait dengan pola pikir yang melandasi para responden. Maka dapat dilihat sebaran responden pada Tabel 5 dan 6.
39 Komaruddin Hidayat, dkk, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah 2008-2009, hal 16.
Tabel 5. menunjukkan bahwa jumlah responden yang tersebar di sepuluh fakultas terdiri atas 56 % perempuan dan 44 % laki-laki. Maka, dapat dikemukakan bahwa responden perempuan lebih mendominasi dibandingkan laki-laki. Dalam hal pendidikan, peluang perempuan untuk meningkatkan potensi keilmuannya setaraf dengan laki-laki. Oleh karena itu, kesempatan untuk memperoleh ilmu antara perempuan dan laki-laki tidak ada perbedaan. Tabel 5. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Adab dan Humaniora Ushuluddin dan Filsafat Syariah dan Hukum Dakwah dan Komunikasi Dirasat Islamiyah Psikologi Ekonomi dan Ilmu Sosial Sains dan Teknologi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Jumlah
Laki-laki N % 4 16 8 32 12 48 15 60 17 68 12 48 6 24 9 36 19 76
Perempuan N % 21 84 17 68 13 52 10 40 8 32 13 52 19 76 16 64 6 24
Total N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
% 100 100 100 100 100 100 100 100 100
8
32
17
68
25
100
110
44
140
56
250
100
Sebaran responden menurut asal sekolah sebelum masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 56 % berasal dari SMU, 22,8 % berasal dari Madrasah Aliyah, 16,4 % berasal dari Pesantren dan 4,8 % berasal dari SMK. Sehingga, dapat disimpulkan 60,8 % mahasiswa yang menjadi responden berasal dari sekolah umum lebih banyak dibandingkan sekolah keagamaan. Hal ini dikarenakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak hanya mengkaji satu disiplin ilmu agama saja. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah membuka fakultas-fakultas yang mengkaji ilmu-ilmu
umum. Selain itu, mahasiswa yang berminat belajar di fakultas agama tidak dibatasi oleh persyaratan latar belakang asal sekolah madrasah atau pesantren. Kesempatan lebih terbuka bagi siapapun asalkan memiliki kemampuan.
Tabel 6. Sebaran Responden Menurut asal sekolah sebelum masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Asal Sekolah MA Pesantren
SMU
Total
SMK
N
%
N
%
N
%
N
%
N
%
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
11
44
11
44
2
8
1
4
25
100
Adab dan Humaniora
13
52
5
20
6
24
1
4
25
100
Ushuluddin dan Filsafat
10
40
7
28
6
24
2
8
25
100
Syariah dan Hukum
14
56
9
36
1
4
1
4
25
100
Dakwah dan Komunikasi
15
60
3
12
4
16
3
12
25
100
Dirasat Islamiyah
4
16
9
36
12
48
0
0
25
100
Psikologi
17
68
4
16
3
12
1
4
25
100
Ekonomi dan Ilmu Sosial
19
76
3
12
0
0
3
12
25
100
Sains dan Teknologi
21
84
2
8
2
8
0
0
25
100
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
16
64
4
16
5
20
0
0
25
100
Jumlah
140
56
57
22,8
41
16,4
12
4,8
250
100
Sumber : data primer yang diolah
BAB IV ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar Mahasiswa 1. Motivasi Motivasi merupakan pendorong individu dalam melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatu. Bila seorang individu memiliki motivasi yang rendah, maka ia akan melakukan sesuatu dengan tidak bersungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil yang maksimal. Motivasi belajar dapat diukur dengan pemaknaan mahasiswa mengenai belajar adalah rahmat, belajar adalah amanah, belajar adalah panggilan jiwa, dan belajar adalah aktualisasi diri. Tingkat motivasi belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan kisaran 62 %. Tabel 7. Sebaran Responden Menurut Motivasi Belajar Parameter
Kriteria
Motivasi Belajar
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi
Total N 0 1 85
0 0,4 34,0
155
62,0
9
3,6
250
100
Sangat Tinggi Jumlah
%
Rataan : 64,00 Keterangan :
0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
2. Disiplin Disiplin dalam belajar sangat diperlukan. Bila seorang mahasiswa dapat mendisiplinkan diri, maka ia akan dapat hidup teratur dan mengerjakan tugas tepat pada waktunya. Disiplin terhadap diri dapat diukur dengan konsistensi dalam mengatur waktu belajar, kebiasaan datang ke kampus tepat waktu, dan taat pada peraturan yang berlaku di kampus. Tingkat disiplin mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif sedang yaitu 48 %. Mahasiswa yang berdomisili di JABODETABEK lebih memilih untuk pulang pergi ke kampus dengan menggunakan kendaraan pribadi, sehingga mempermudah akses mahasiswa untuk datang lebih awal sebelum perkuliahan dimulai. Namun, tak jarang toleransi sekitar 15 menit yang diberikan oleh dosen nampaknya membuat 14 % mahasiswa bersikap santai dan malas-malasan. Kebiasaan mahasiswa untuk selalu datang ke kampus lebih awal daripada waktu yang telah ditentukan belum sepenuhnya dilakukan. Kebiasaan tersebut hanya kadang-kadang dilakukan oleh mahasiswa pada waktu tertentu. Contohnya, ketika ujian tengah semester atau ujian akhir semester mahasiswa akan datang lebih awal daripada biasanya. Selain itu, penundaan terhadap tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen kadang-kadang masih terjadi. Tugas yang seringkali tidak diperiksa atau aktivitas yang terlalu padat yang dilakukan oleh seorang dosen kerap menjadi pemicu mahasiswa untuk melakukan prokratinasi akademik. Alasan lain yang menjadi penyebab dalam penundaan tugas mata kuliah adalah kegiatan diluar kuliah yang
kadang-kadang mengganggu waktu belajar mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa nampaknya masih belum bisa mengatur waktu dengan baik.
Tabel 8. Sebaran Responden Menurut Disiplin Parameter
Kriteria
Disiplin
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah
Keterangan :
Total N
% 3 1,2 35 14,0 120 48,0 70 28,0 32 8,8 250 100 Rataan : 55,83
0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
3. Rasionalitas Rasionalitas merupakan kemampuan diri mahasiswa untuk meningkatkan produktivitas dengan prestasi belajar. Rasionalitas dapat diukur dengan intensitas mahasiswa dalam membaca berbagai literatur, menghadiri berbagai diskusi dan seminar serta mengikuti kursus atau pelatihan. Tingkat rasionalitas mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif sedang dengan prosentase 44,6 % dan tinggi dengan prosentase 39,2 %. Antusisme mahasiswa untuk meningkatkan keilmuannya didorong oleh rasa keingintahuan yang tinggi dan tuntutan dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan yang berkembang sangat pesat. Intensitas mahasiswa dalam membaca berbagai literatur untuk meningkatkan prestasi belajar masih relatif cukup atau hanya kadang-kadang. Hampir sebagian
besar mahasiswa mengeluh manakala dosen memberikan berbagai macam literatur sebagai bahan diskusi.
Selain itu, berbagai seminar dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh universitas kurang begitu menarik perhatian bagi mahasiswa. Nampaknya, mahasiswa kurang berminat untuk melakukan diskusi. Padahal, membaca dan berdiskusi merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dalam belajar di perguruan tinggi. Tabel 9. Sebaran Responden Menurut Rasionalitas Parameter
Kriteria
Rasionalitas
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah
Total N
% 0 23 110 98 19 250
0 9,2 44,6 39,2 7,6 100
Rataan : 61,60 Keterangan :
0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
4. Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk menemukan dan menciptakan alternatif yang lebih baik bagi dirinya maupun orang lain. Dalam hal ini, kreativitas dapat diukur dengan gagasan-gagasan baru yang diusulkan oleh mahasiswa dan usaha yang ditempuh untuk merubah atau memperbaiki kebiasaan buruk individu dalam belajar. Dalam Tabel 10 menyatakan bahwa kreativitas mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung sedang dengan prosentase sebesar 56,4 % dan 31,6 % tinggi. Dengan kata lain, mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki intelegensia yang tinggi. Sebab, kreativitas individu ditentukan oleh tingkat intelegensia. Semakin tinggi, tingkat intelegensia individu maka kreativitasnya relatif tinggi dan begitupula sebaliknya.
Tabel 10. Sebaran Responden Menurut Kreativitas Parameter
Kriteria
Kreativitas
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Total N
% 1 25 141 79 4 250
Jumlah
0,4 10,0 56,4 31,6 1,6 100
Rataan : 55,28 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
Etos belajar dapat diukur melalui motivasi terhadap belajar, disiplin terhadap waktu, rasionalitas yang terkait dengan produktivitas diri, dan kreatifitas dalam mengembangkan keilmuannya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa etos belajar belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung sedang dengan prosentase 46,4% dan tinggi 51,6 % (lihat tabel 11).
Tabel 11. Sebaran Responden Menurut Etos Belajar Variabel
Kriteria
Etos Belajar
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah
Total N
%
0 2 116 129 3 250
0 0,8 46,4 51,6 1,2 100
Rataan : 61,01 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif tinggi dengan rataan 61,01. Hal ini diperkuat dengan data daftar wisuda angkatan ke 74 tahun akademik 2008/2009 yang menunjukkan bahwa 78,2 % mahasiswa yang lulus memiliki nilai IPK rata-rata 2,75-3,49 pada kategori amat baik dan 67 % mahasiswa yang lulus merupakan mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2004. Sedangkan 32,6 % menunjukkan mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2001-2003.
Tabel 12. Sebaran Responden Menurut Tahun Akademik Missin g N %
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Adab dan Humaniora Ushuluddin dan Filsafat Syariah dan Hukum Dakwah dan Komunikasi Dirasat Islamiyah Psikologi Ekonomi dan Ilmu sosial Sains dan Teknologi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Total
2001 N %
2002 N %
2003 2004 N % N %
2005 N %
Total N %
0
0
6
4,9
10
8,1
31
25
76
62
0
0
123
100
0
0
3
5,7
9
17
17
32
22
42
2
3,8
53
100
4 7
8,5 4,8
3 4
6,4 2,7
11 8
23 5,4
16 25
34 17
13 102
28 69
0 1
0 0,7
47 147
100 100
0
0
2
3,1
9
14
8
13
45
70
0
0
64
100
0 1
0 2
0 2
0 4
1 1
7,7 2
3 8
23 16
9 38
69 76
0 0
0 0
13 50
100 100
0 0
0 0
2 0
2,7 0
2 8
2,7 14
5 14
6,8 25
65 34
88 61
0 0
0 0
74 56
100 100
0
0
0
0
0
0
0
0
46
100
0
0
46
100
12 1,8
2 2
3, 3
5 9
8, 8
12 7
45 19 0
67
3
0, 4
Sumber : data primer yang diolah
B. FaktorFaktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. Keyakinan Keagamaan
67 3
10 0
Keyakinan keagamaan dapat menciptakan dalam diri manusia bahwa setiap kegagalan yang terjadi didunia ini semata-mata hanyalah ujian dari Allah kepada hambanya yang beriman. Selain itu, kegagalan tersebut tidak dipandang secara negatif melainkan sebaliknya. Kegagalan yang diterima merupakan kesuksesan yang tertunda. Keyakinan keagamaan dapat diukur dengan percaya kepada Allah, percaya kepada Malaikat, percaya kepada Kitab Allah, percaya kepada Qada dan Qadar dan percaya setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Tabel 13. menginformasikan bahwa sekitar 87,2 % responden menyatakan sangat yakin dan 12 % menyatakan yakin terhadap keyakinan keagamaannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki keyakinan keagamaan yang sangat tinggi meskipun berbeda latar belakang pendidikannya. Tingkat keyakinan keagamaan yang relatif sangat tinggi boleh jadi dikarenakan dimensi ini bersifat normatif dan belum menuntut aksi (tindakan). Tabel 13. Sebaran Responden Menurut Keyakinan Keagamaan Parameter Keyakinan Keagamaan
Total
Kriteria Sangat Tidak Yakin Tidak Yakin Ragu-ragu Yakin Sangat Yakin Jumlah
N
%
0 0 2 30 218 250
0 0 8,0 12,0 87,2 100
Rataan : 90,97 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
b. Pengetahuan Keagamaan
Pengetahuan keagamaan berkaitan dengan seberapa besar pemahaman individu terhadap ajaran agamanya. Ketika, individu banyak membaca dan mendengarkan berbagai kajian diskusi, maka akan memungkinkan berkembangnya pemikiran. Dalam hal ini, pengetahuan keagamaan dapat diukur dengan intensitas individu mengakses informasi keagamaan baik melalui media cetak, media elektronik dan media massa serta aktif dalam diskusi-diskusi mengenai keagamaan. Tabel 14 menyebutkan bahwa 2,8 % sangat rendah, 17,6% rendah, 47,6% sedang, 27,6 % tinggi, dan 4,4 % sangat tinggi. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan agama yang relatif sedang, dominasi latar belakang sekolah umum nampaknya sangat mempengaruhi. Selain itu, tingkat pengetahuan keagamaan yang berada pada tingkat sedang atau cukup disebabkan oleh motivasi, intensitas dan kesediaan waktu yang khusus mahasiswa yang kurang untuk melakukan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan keagamaan. Mahasiswa hanya kadang-kadang mengakses informasi dan berpartisipasi dalam diskusi keagamaan mengenai kajian keagamaan. Mahasiswa yang banyak melakukan kontak dengan sumber informasi keagamaan dan berhubungan dengan individu dan kelompok akan mampu meningkatkan perilaku keberagamaan mereka terutama dari aspek kognisi dan sikap. Tabel 14. Sebaran Responden Menurut Pengetahuan Keagamaan Parameter
Total
Kriteria N
Pengetahuan Keagamaan
Sangat Rendah Rendah Sedang
7 44 119
% 2,8 17,6 47,6
Tinggi Sangat Tinggi
69 11 250
Jumlah
27,6 4,4 100
Rataan : 52,58 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
c. Praktek Keagamaan Praktek keagamaan merupakan salah satu komponen paling dasar dalam membangun kedekatan dengan Allah. Intensitas Praktek keagamaan menjadi ukuran sejauhmana individu mengingat Allah. Praktek keagamaan dapat diukur dengan ketaatan dalam menjalankan shalat wajib, shalat sunah, shalat berjamaah, puasa sunnat, bersedekah atau membantu orang lain, serta berdzikir. Tabel 15. menunjukkan bahwa praktek keagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif sedang dengan prosentase 50,4%. Tabel 15. Sebaran Responden Menurut Praktek Keagamaan Parameter
Total
Kriteria N
Praktek Keagamaan
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah
Keterangan :
%
3 1,2 33 13,2 126 50,4 79 31,6 9 3,6 250 100 Rataan : 55,75
0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
Tingkat ketaatan mahasiswa dalam menjalankan praktek keagamaan relatif sedang dengan rataan 55,75. Mahasiswa masih belum menjalankan ibadah shalat wajib lima waktu sehari semalam secara sempurna. Selain itu, mahasiswa hanya kadang-kadang menjalankan shalat sunah, puasa sunah, dan infaq atau sedekah. Pengaruh utama dari praktek keagamaan yang dilakukan individu adalah memberikan ketenangan dalam hidupnya, memiliki ketentraman dan ketenangan hati. Dengan kata lain, individu yang memiliki intensitas praktek keagamaan yang relatif rendah jauh lebih gelisah dalam hidupnya dibandingkan dengan individu yang relatif lebih tinggi. Secara umum, dapat dikatakan bahwa tingkat keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung taat dengan 71,6 % (lihat tabel 16). Tingkat keberagamaan dapat diukur melalui parameter keyakinan keagamaan, pengetahuan keagamaan dan praktek keagamaan. Dalam hal ini, keyakinan merupakan kekuatan dasar yang diperlukan dalam mencapai ketakwaan. Namun, tidak hanya dengan keyakinan saja seorang individu dapat mencapai ketakwaan. Melainkan, diperlukan aktualisasi dari keyakinan tersebut. Keyakinan keagamaan merupakan level abstrak, dimana individu bisa saja mengakui bahwa ia yakin tetapi tidak merealisasikan keyakinan tersebut ke dalam praktek keagamaan. Tabel 16. Sebaran Responden Menurut Tingkat Keberagamaan Variabel
Total
Kriteria N
Keberagamaan
Sangat Tidak Taat Tidak Taat Kurang Taat
% 0 0 27
0 0 10,8
Taat Sangat Taat Jumlah
179 44 250
71,6 17,6 100
Rataan : 71,82 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
2. Sosial Budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. Lingkungan Teman Kuliah Teman merupakan salah satu faktor yang mendorong seorang individu mempunyai etos belajar. Besarnya pengaruh teman dalam memotivasi seorang individu ditentukan oleh intensitas dan bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan bersama. Dalam hal ini, lingkungan sosial budaya teman kuliah dapat diukur dengan penilaian seorang mahasiswa terhadap tingkat disiplin, tanggung jawab terhadap tugas, motivasi, pro-aktif, ketaatan pada peraturan, dan prestasi belajar. Tabel 17 menunjukkan bahwa lingkungan teman kuliah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada pada kategori sedang dengan prosentase 51,2% dan kategori tinggi dengan prosentase 36 %. Dengan kata lain, lingkungan teman kuliah mahasiswa hanya pada tataran yang cukup. Bila bentuk aktivitas bersama teman lebih banyak pada aktivitas positif seperti belajar bersama, olah raga dan diskusi, maka akan berdampak positif untuk terbentuknya etos belajar mahasiswa. Namun, bila bentuk aktivitas bersama lebih banyak pada aktivitas negatif seperti menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke mall tanpa ada tujuan yang jelas atau membicarakan hal-hal yang tidak penting. Sementara waktu untuk belajar
bersama menghadiri pelatihan, dan mengikuti diskusi jauh lebih sedikit. Maka akan berdampak negatif, mahasiswa akan memiliki etos belajar yang rendah. Tabel 17. Sebaran Responden Menurut Lingkungan Teman Kuliah Parameter
Kriteria
Lingkungan Teman Kuliah
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah
Total N 2 13 128 90 17 250
% 0,8 5,2 51,2 36,0 6,8 100
Rataan : 57,96 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
b. Lingkungan Dosen Tidak dapat dipungkiri bahwa dosen merupakan posisi strategis dalam menyukseskan program dan proses belajar di perguruan tinggi. Adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan sosial dosen terhadap etos belajar mahasiswa. Mahasiswa yang berprestasi, umumnya memiliki akses berkembang yang lebih baik dibawah bimbingan dosen-dosen yang profesional serta memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Terkait dengan hal tersebut, mahasiswa memberikan penilaian terhadap dosen yang meliputi : motivasi, pro-aktif, sikap terbuka terhadap kritik, ketaatan pada peraturan, dan kreativitas para dosen pengajar. Tabel 18 menunjukkan bahwa 45,2 % lingkungan dosen berada pada kategori tinggi dan 34,8 % kategori sedang. Secara umum, mahasiswa menilai bahwa para dosen memiliki motivasi yang tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar dan sikap
pro-aktif yang tinggi dalam mengembangkan keilmuan. Sedangkan ketaatan pada peraturan, sikap terbuka terhadap kritik dan kreativitas daam mengajar dinilai cukup. Rutinitas yang padat seharusnya tidak menyebabkan dosen menyampingkan tugas utamanya sebagai pengajar. Sehingga disiplin terhadap waktu mengajar bisa lebih ditingkatkan. Hal tersebut dapat memicu mahasiswa untuk melakukan prokratinasi atau penundaan dalam bidang akademik. Sudah seharusnya, dosen pengajar dapat memberikan contoh yang baik bagi mahasiswa.
Tabel 18. Sebaran Responden Menurut Lingkungan Dosen Parameter
Kriteria
Lingkungan Dosen
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah
Total N 2 24 87 113 24 250
% 0,8 9,6 34,8 45,2 9,6 100
Rataan : 60,43 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
c. Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal Dalam masyarakat, mahasiswa melakukan interaksi sosial dengan anggota masyarakat lain di lingkungan tempat tinggalnya. Bila masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya memiliki etos yang tinggi, maka mahasiswa tersebut cenderung
akan memiliki etos yang tinggi pula. Namun sebaliknya, jika masyarakatnya kurang mendukung atau bahkan tidak memiliki etos yang tinggi maka mahasiswa tersebut akan cenderung memiliki etos yang rendah. Mahasiswa memberikan penilaian terhadap lingkungan tempat tinggalnya yang meliputi :
tingkat disiplin, tanggung
jawab, motivasi, pro-aktif, sikap terbuka terhadap kritik, kreativitas, dan integritas keilmuan. Tabel 19 menunjukkan bahwa penilaian mahasiswa terhadap etos yang dimiliki lingkungan tempat tinggalnya sebesar 52 % yang berada pada kategori sedang dan 24,4 % berada pada kategori yang rendah. Dengan demikian, etos pada masyarakat perlu ditingkatkan kembali.
Tabel 19. Sebaran Responden Menurut Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal Parameter
Total
Kriteria N
Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah
9 61 130 42 8 250
% 3,6 24,4 52,0 16,8 3,2 100
Rataan : 48,21 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
C. Pengaruh antara Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 20. Hasil Korelasi antara variabel independen dan variabel dependen KeberagaEtos Variabel maan Sosial Budaya Belajar Keberagamaan Pearson 1 0,290(**) 0,466(**) Correlation Sig. (2. 0,000 0,000 tailed) N 250 250 250 Sosial Budaya Pearson 0,290(**) 1 0,265(**) Correlation Sig. (20,000 . 0,000 tailed) N 250 250 250 Etos Belajar Pearson 0,466(**) 0,265(**) 1 Correlation Sig. (20,000 0,000 . tailed) N 250 250 250 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel diatas menyajikan hasil korelasi Pearson. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa keberagamaan memiliki hubungan yang positif dengan etos belajar mahasiswa sebesar 0,466 dan signifikan sebesar 0,000. Hal ini berarti adanya hubungan yang cukup erat antara keberagamaan dan etos belajar mahasiswa. Nilai angka yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi keberagamaan mahasiswa akan semakin tinggi pula etos belajar mahasiswa. Tingginya tingkat religiusitas akan membentuk sikap yang positif seperti motivasi yang tinggi, disiplin waktu, lebih rasional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Sikap-sikap positif tersebut akan menghindarkan mahasiswa dari etos belajar yang rendah. Sebaliknya, rendahnya tingkat religiusitas akan membentuk sikap–sikap negatif seperti melakukan penundaan, motivasi belajar yang rendah dan lebih irasional. Sikap-sikap negatif ini yang akhirnya membentuk etos belajar yang rendah. Variabel sosial budaya memiliki korelasi yang positif dan signifikan sebesar 0,265. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kurang erat antara sosial budaya dan etos belajar mahasiswa. Meskipun nilai angka yang tertera positif. Namun, hubungannya lemah. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel keberagamaan memiliki hubungan yang cukup erat dengan variabel etos belajar dibandingkan dengan variabel sosial budaya. Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda dengan menggunakan SPSS dapat dijabarkan sebagai berikut : 1.
Koefisien determinasi (R2)
Menurut Sugiono, jika R semakin mendekati angka 1, maka hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini, koefisien determinasi akan menggambarkan seberapa besar hubungan antara variabel keberagamaan dan variabel sosial budaya terhadap variabel etos belajar, baik dilihat secara bersama-sama dengan regresi berganda ataupun dilihat per variabel independen dengan regresi sederhana. Tabel 21. Nilai Koefisien Determinasi
Model 1
R R Square 0 ,466 (*) 0,217 0 ,265 (**) 0,070 0,485 (a) 0,236
Adjusted R Square 0,214 0,067 0,229
Std. Error of the Estimate 7,965 8,678 7,886
a Predictors: (Constant), lingkungan sosial budaya, Keberagamaan b Dependent Variable: Etos belajar (*) regresi linear variabel keberagaman dengan variabel etos belajar (**) regresi linear variabel lingkungan sosial budaya dengan variabel etos belajar
Pengaruh variabel keberagamaan terhadap variabel etos belajar sebesar 46,6% yang artinya hubungan antara variabel keberagamaan terhadap variabel etos belajar relatif sedang. Selain itu, pengaruh variabel sosial budaya terhadap variabel etos belajar sebesar 26,5 % yang artinya hubungan antara variabel sosial budaya terhadap variabel etos belajar rendah. Pada tabel 21 menunjukkan nilai R Square sebesar 23,6 %. Nilai tersebut menunjukkan informasi bahwa 23,6 % nilai dari besarnya etos belajar telah dapat dijelaskan oleh variabel keberagamaan dan variabel lingkungan sosial budaya. Sedangkan sisanya, 76,4 % dijelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak termasuk ke dalam analisis regresi ini.
2. Persamaan regresi linear berganda Tabel 22. Nilai Koefisien
Model 1
(Constant) Keberagamaan Sosial budaya
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 25,625 4,087 0,414 0,057 0,424 0,102 0,041 0,142
T
Sig.
6,270 7,302 2,450
0,000 0,000 0,015
a Dependent Variable: Etos belajar mahasiswa
Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 25,625 + 0,414 X1 + 0,102 X2 Hasil diatas dapat diinterpretasikan bahwa variabel X1 mempunyai pengaruh yang positif terhadap etos belajar dengan koefisien regresi sebesar 0,414 yang artinya jika nilai variabel keberagamaan terjadi peningkatan maka etos belajar mahasiswa akan meningkat. Sedangkan variabel X2 juga mempunyai pengaruh yang positif terhadap etos belajar dengan koefisien regresi sebesar 0,102 yang artinya jika nilai variabel lingkungan sosial budaya terjadi peningkatan maka etos belajar mahasiswa akan meningkat. Tabel 23. Kontribusi Variabel Variabel Independen Keberagamaan Lingkungan sosial budaya Total
Nilai Koefisien Regresi 0,414 0,102 0,516
Kontribusi (%) 80,23 19,71 100
Dengan memperhatikan kembali persamaan regresi berganda, maka dapat diperoleh besarnya kontribusi variabel independen (variabel keberagamaan dan variabel sosial budaya) terhadap variabel dependen (variabel etos belajar). Kontribusi
terbesar terhadap variabel etos belajar diberikan berturut-turut oleh variabel keberagamaan (80, 23 %) dan variabel sosial budaya (19, 71 %). Variabel keberagamaan lebih besar memberikan kontribusi daripada variabel sosial budaya. Hal ini dikarenakan etos belajar merupakan perwujudan dari nilai yang diamalkan. Dalam agama terkandung nilai-nilai etos belajar. Selain itu, variabel sosial budaya juga dibentuk oleh nilai agama. Sehingga, mahasiswa yang memiliki etos belajar yang tinggi seiring dengan keberagamaan yang taat.
3. Uji F hitung Uji F ini dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi. Bila F hitung lebih besar dari F tabel, tingkat signifikansinya lebih kecil dari 5 % (alpha : 5 % = 0,05), maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, berarti bahwa variable independent secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variable dependen.
Tabel 24. Hasil Uji Anova
Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 5,702 66,542 72,244
df 1 248 249
Mean Square 5,702 0,268
F 21,251
Sig. 0,000(a)
a Predictors: (Constant), Keberagamaan b Dependent Variable: Etos belajar mahasiswa
Uji Anova menghasilkan F hitung sebesar 21,251 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena angka probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa variabel keberagamaan dan variabel lingkungan sosial budaya secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar.
4. Uji T hitung Uji hipotesis yang digunakan adalah uji T, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variable independent secara individual dalam menerangkan variable dependen. Jika T hitung lebih besar dari T tabel, atau nilai signifikan T hitung < alpha 0,05, maka terdapat pengaruh signifikan antara variable independent secara parsial terhadap variable dependen. Tabel 25. Hasil Uji T
Model
T
1 (Constant) Keberagamaan Sosial budaya
6,270 7,302 2,450
Sig. 0,000 0,000 0,015
Berdasarkan pada hasil perhitungan tabel diatas dapat diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 untuk variabel keberagamaan. Selanjutnya, nilai signifikansi 0,000 dibandingkan dengan nilai α 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel keberagamaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel etos belajar mahasiswa. Pengujian pada variabel lingkungan sosial budaya, dapat dilihat dengan nilai signifikansi 0,015. Perbandingan nilai signifikansi dengan nilai α 0,05 menunjukkan bahwa variabel sosial budaya secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel etos belajar mahasiswa. Dengan kata lain, Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara umum cenderung tinggi dengan prosentase sebesar 51,6 %. Etos belajar terdiri atas pengukuran terhadap parameter motivasi belajar yang relatif tinggi (62 %), disiplin yang relatif sedang (48 %), rasionalitas yang relatif sedang (44,6 %) dan kreativitas yang relatif sedang (56,4 %).
2. Perilaku keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara umum cenderung taat dengan prosentase sebesar 71,6 %. Tingkat keberagamaan terdiri atas pengukuran terhadap parameter keyakinan keagamaan mahasiswa yang relatif sangat yakin (87,2 %), pengetahuan keagamaan mahasiswa yang cukup (47,6 %) dan praktek keagamaan mahasiswa yang relatif cukup (50,4 %). 3. Sosial budaya mahasiswa terdiri atas pengukuran terhadap parameter lingkungan teman, lingkungan dosen, dan lingkungan masyarakat tempat tinggal yang menunjukkan relatif sedang.
4. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah keberagamaan dan sosial budaya. Hal ini
sesuai
dengan
hasil
penelitian
yang
menyatakan
variabel
keberagamaan dan variabel sosial budaya secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar. Sedangkan secara parsial, pengaruh keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat signifikansi 1% yang berarti terdapat pengaruh yang cukup erat. Selain itu, pengaruh budaya dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,265 pada tingkat signifikansi 1% yang berarti terdapat pengaruh yang lemah.
B. Saran Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan penelitian sebagai bahan pertimbangan guna lebih meningkatkan etos belajar mahasiswa adalah sebagai berikut : 1.
Bagi subjek penelitian Pada dimensi keberagamaan mahasiswa menunjukkan kategori yang taat.
Meskipun begitu, mahasiswa dirasa perlu meningkatkan pengetahuan dan praktek keberagamaan. Hal ini dikarenakan, keberagamaan secara positif dapat mempengaruhi etos belajar mahasiswa. Bila keberagamaan mahasiswa ditingkatkan maka etos belajarpun juga akan meningkat. Selain itu, mahasiswa juga perlu meningkatkan rasionalitas dan kreativitas dalam belajar. Hal ini bisa
didapatkan dari mengakses berbagai informasi yang tersebar dan literatur yang tersedia atau bahkan menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk mengadakan event-event yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya mahasiswa. 2.
Bagi pihak fakultas a) Fakultas hendaknya meninjau kembali peraturan-peraturan yang telah dibuat agar tidak menjadi pemicu berkurangnya etos belajar mahasiswa. Bila setiap
fakultas menginginkan mahasiswanya
memiliki etos belajar sehingga bisa meningkatkan kualitas secara berkesinambungan, maka fakultas harus memberikan teladan dengan menjadikan kampus sebagai tempat pembelajar. b) Adanya kerjasama antar fakultas untuk menciptakan suasana yang religius dilingkungan kampus karena lingkungan dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap perubahan individu. Dengan demikian, bila hal ini dapat dicapai dengan baik maka sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa tingkat keberagamaan dan lingkungan sosial budaya akan menambah etos belajar mahasiswa. Sehingga etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah akan meningkat. c) Fakultas
hendaknya
selalu
memberikan
penghargaan
kepada
mahasiswa yang berprestasi dalam segala bidang, baik akademis maupun olahraga. Hal ini dapat memacu motivasi mahasiswa untuk terus belajar dengan mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, hukuman juga perlu ditegakkan agar menjadi kontrol bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitasnya. Seperti parameter kedisiplinan yang
berada pada kategori sedang. Nampaknya, perlu ditingkatkan. Sebab, tidak mustahil sikap yang kurang disiplin dapat menimbulkan prokrastinasi akademik bagi mahasiswa. d) Upaya peningkatan etos belajar mahasiswa dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan dan tujuan universitas dapat diupayakan melalui peningkatan motivasi dan pemberdayaan mahasiswa melalui pelatihan yang diselenggarakan diluar jam kuliah. Di samping itu, perlu peningkatan fasilitas pendidikan bagi mahasiswa. 3. Bagi peneliti yang berminat untuk menggali lebih dalam mengenai etos belajar mahasiswa bisa menguji pada faktor lain yang tidak menjadi objek penelitian dalam skripsi ini, seperti sosial ekonomi responden atau dimensi konsekuensi dan dimensi pengamalan pada variabel keberagamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Ricardi S. Potret Suram Bangsaku pembangunan). (Depok : UI Press, 2006).
(Gugatan
alternatif
desain
Amstrong, Michael. Seri Pedoman Manajemen Sumber Daya Alam. (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1990). Badari, Hesti dan Yulianti Dwi Astuti. Religiusitas dan Penerima Diri Pada Penderita Diabetes Mellitus. (PSikologika Nomor 17 tahun IX Januari 2004). Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006). Gie, The Liang. Cara Belajar yang Efisien. (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1997). Hartati, Netty. dkk. Islam dan Psikologi. (Jakarta : PT Raja Garfindo Persada, 2004). Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. Sosiologi. (Jakarta : Erlangga, 1999). Irwanto, dkk. Psikologi Umum (Buku Panduan Mahasiswa). (Jakarta : Gramedia, 1989). M, Sardinian A. Interaksi dan Motivasi, Belajar Mengajar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1986). Madjid, Nurcholish. Tradisi PARAMADINA, 1997).
Islam
(Peran
dan
fungsinya).
(Jakarta:
Mansoer, Masri. Perilaku Keberagamaan Remaja (Kasus pada siswa SLTA di Kota Jakarta Selatan, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak). Disertasi Pasca Sarjana IPB. 2008. Nn. 3 PT di Indonesia Masuk 500 Universitas Terbaik. 15 Oktober 2008. diakses melalui situs internet http://gogle.com// Ndraha, Taliziduhu. Manajemen Perguruan Tinggi. (Jakarta : Bumi Aksara, 1988).
Ni’am, Nidlomun. Ibn Khaldun dan Pendidikan. (INKOMA No. 6 Th. II – Juli 1991). Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996). Purwonto, Agus. Panduan GRASINDO, 2007).
Laboratorium
Statistik
Inferensial.
(Jakarta:
Robertson, Roland. Agama Analisa dan Interpretasi Sosiologis. (Jakarta : CV Rajawali, 1992). Scharf, Betty R. Sosiologi Agama. (Jakarta : Prenada Media, 2004). Sidhunata,. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan (Demokratisasi, Otonomi, Civil Society, Globalisasi). (Yogyakarta : Kanisius, 2000). Sinamo, Jansen. Etos Kerja Profesional Navigator Anda Menuju Sukses. (Jakarta : PT Spirit Mahardika, 2008). Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendy. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: GRASINDO, 1999). S.S, Daryanto. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Apollo, 1998). Subana, M. dan Sudrajat. Dasar-dasar penelitian Ilmiah. (Bandung : Pustaka Setia, 2005). Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003). Suprihatono, Diennaryati Tjokro. Kaitan Intelegensia, Kreativitas dan Pengikat diri terhadap tugas dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri. Tesis Pasca sarjana Universitas Undonesia, 1990. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. (Bandung : CV ALFABETA, 2005). Sumarwan, Eri. Meluruskan orientasi Kuliah. 30 desember 2004. diakses melalui situs internet http://yahoo.com// pada tanggal 11 agustus 2008. Syahatah, Husein. Kiat Islami Meraih Prestasi. (Jakarta : Gema Insani, 2004). Tasmara, K.H. Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami. (Jakarta : Gema Insan Press, 2002). Tebba, Sudirman. Membangun Etos Kerja dalam Perspektif Tasawuf. (Bandung : Pustaka Nusantara, 2003).
Usman, M. Uzer dan Lilis Setiawati, Upayakan Optimalkan kegiatan Belajar Mengajar. (Bandung : Sinar Baru Al-gesindo, 1998). Zulaifah, Emi. Budaya Pembelajar dan Pemimpin Organisasi. (Psikologika Nomor 11 Tahun VI, 2001).
DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
x1.a 43 43 36 54 32 46 61 50 64 64 46 57 64 71 57 50 36 50 54 54 57 43 61 57 50 54 57 43 50 79 50 43 79 68 93 57 64 50 57 71 68 54
x1.b 54 50 50 63 63 50 79 54 88 75 67 67 50 83 54 75 46 58 67 71 63 38 58 92 54 58 58 63 46 63 63 46 75 67 79 63 79 50 42 67 63 33
x1.c 65 75 83 100 79 88 81 98 98 83 85 83 85 98 96 100 96 90 83 96 88 83 100 75 88 96 98 83 94 94 96 83 96 75 100 96 100 96 100 88 92 75
X1 56 60 62 78 62 67 75 74 86 76 70 72 71 87 75 80 67 71 71 78 73 61 79 74 69 75 77 67 70 82 75 63 86 71 93 77 85 72 74 78 78 59
x2.a 50 43 68 57 50 68 61 43 50 89 36 46 46 39 61 54 79 0 82 46 57 54 25 75 57 61 79 54 54 46 50 54 61 46 71 54 57 64 68 79 64 -25
x2.b 50 43 79 57 71 71 86 61 71 39 71 36 29 61 68 71 79 96 71 61 79 61 50 75 64 54 89 50 43 54 43 43 71 36 89 61 82 75 100 79 71 -25
x2.c 50 54 79 68 50 61 82 39 61 68 50 32 39 61 32 46 57 18 25 36 29 46 93 64 57 43 32 21 50 54 39 29 46 43 46 43 57 57 50 86 64 -25
X3 50 46 75 61 57 67 76 48 61 65 52 38 38 54 54 57 71 38 60 48 55 54 56 71 60 52 67 42 49 51 44 42 60 42 69 52 65 65 73 81 67 -
y1.a 73 75 64 68 54 48 79 79 79 84 73 61 63 71 64 82 64 84 73 61 57 64 61 84 52 50 55 48 50 57 70 59 61 79 70 48 75 59 61 66 59 54
y1.b 56 50 69 44 44 31 56 69 63 75 38 75 56 88 56 81 56 50 38 56 88 44 63 88 50 56 56 63 50 63 50 50 63 56 100 69 88 56 63 63 50 50
y1.c 70 70 50 75 60 85 80 70 95 75 65 65 55 85 75 75 40 100 85 70 65 55 65 80 95 50 65 60 50 50 75 35 100 70 100 45 75 40 75 65 65 40
y1.d 38 56 63 50 56 50 44 63 69 56 81 69 56 63 69 56 44 63 56 31 38 38 50 63 50 56 63 56 50 56 63 75 56 69 75 50 63 50 44 56 63 31
Y1 65 68 62 63 54 53 70 73 78 77 68 65 59 75 66 77 56 79 68 57 60 56 60 81 59 52 58 54 50 56 67 56 68 72 81 51 75 54 61 64 59 47
43 44 45 46 47 48 49 50
75 43 71 82 61 61 57 75
63 71 71 83 79 58 54 63
98 85 96 98 100 90 98 100
83 70 83 90 84 74 76 84
75 50 50 54 71 82 54 46
75 50 54 57 86 61 54 54
57 43 39 54 61 61 50 50
25 69 48 48 55 73 68 52 50
57 63 71 64 86 75 75 66
56 56 50 56 88 63 38 56
55 70 50 60 65 60 55 65
50 88 56 63 69 69 56 31
56 67 62 62 80 69 63 59
y1.d 50 69 25 56 50 56 44 63 50 63 38 56 38 50 63 50 31 94 56 56 69 63 69 63 38 69 75 75 63 44 75 44 50 50
Y1 40 60 42 59 72 50 78 64 61 77 50 71 68 63 72 59 41 81 71 49 79 68 73 69 58 68 77 72 76 69 66 55 49 44
DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI No. 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
x1.a 54 57 61 75 75 61 54 64 68 68 46 64 82 43 71 32 57 25 64 57 75 57 64 57 57 57 79 50 79 57 39 71 57 39
x1.b 63 46 67 79 71 50 100 58 58 75 46 50 75 50 67 29 46 46 63 42 71 67 63 42 38 54 58 33 83 63 54 58 54 13
x1.c 85 75 92 96 96 100 100 92 100 94 94 75 98 94 96 79 90 83 100 92 92 100 98 98 83 94 94 73 100 85 98 92 75 100
X1 71 63 77 86 84 77 87 76 81 82 69 66 88 69 82 54 70 58 81 70 82 80 80 73 65 74 81 57 90 72 71 78 65 62
x2.a 43 68 93 50 61 64 93 25 50 82 71 75 50 50 50 39 61 61 57 68 50 54 71 61 50 46 50 68 43 50 64 57 68 68
x2.b 36 86 50 36 71 57 100 25 50 86 89 75 50 64 54 79 71 14 68 89 32 36 50 75 50 61 61 50 96 64 68 32 29 68
x2.c 43 79 46 29 54 50 50 25 50 79 29 75 50 57 50 21 61 14 68 64 7 46 39 46 50 54 46 54 50 57 64 25 25 46
X3 40 77 63 38 62 57 81 25 50 82 63 75 50 57 51 46 64 30 64 74 30 45 54 61 50 54 52 57 63 57 65 38 40 61
y1.a 32 66 52 70 82 54 80 66 66 79 57 75 70 68 79 66 46 84 71 50 86 66 75 75 63 59 79 68 79 79 70 59 48 55
y1.b 38 44 38 38 75 38 75 56 56 88 38 75 75 63 63 63 38 81 88 38 56 69 56 81 50 88 69 94 50 63 75 50 50 19
y1.c 55 50 30 50 60 45 100 65 60 75 50 70 80 60 70 45 35 65 70 50 85 75 85 50 70 75 80 65 100 65 40 55 50 30
85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
46 50 64 71 50 64 93 50 57 54 68 29 25 57 46 82
75 42 42 42 54 46 79 71 46 33 50 50 21 50 21 58
100 100 98 88 94 75 94 90 98 88 100 50 92 90 88 92
79 72 75 72 72 65 90 74 74 65 79 44 56 71 60 81
61 57 61 50 54 46 61 57 86 50 46 46 57 50 57 43
64 61 71 64 57 57 57 71 68 54 46 46 50 29 36 71
61 39 50 64 50 32 32 54 46 18 50 43 14 29 0 54
62 52 61 60 54 45 50 61 67 40 48 45 40 36 31 56
73 57 79 64 54 73 75 63 71 46 64 57 80 61 45 59
81 63 56 38 50 88 69 56 63 50 56 56 44 56 50 88
70 45 75 40 55 55 85 70 60 65 70 65 35 60 35 50
38 56 50 56 63 50 63 50 50 50 69 63 69 69 6 50
69 56 70 55 55 69 74 61 65 51 65 59 65 61 38 60
y1.d 50 44 63 69 75 56 50 38 50 63 75 56 44 50 94 56 50 50 63 50 50 75 50 44 69 63 56
Y1 63 61 66 66 74 58 57 53 61 56 61 61 47 59 71 57 48 66 51 50 55 61 58 46 68 62 65
DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI No. 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127
x1.a 54 39 79 64 57 61 36 18 61 57 57 57 18 54 57 50 57 79 57 50 36 46 50 39 54 54 57
x1.b 25 25 50 50 75 58 38 67 25 67 50 42 29 38 46 67 54 50 50 50 38 38 54 33 50 54 71
x1.c 75 98 88 90 98 94 98 96 98 96 100 100 77 100 71 75 96 96 100 77 90 96 81 85 85 85 100
X1 57 64 76 73 81 76 66 67 70 78 76 74 49 72 61 66 75 80 76 63 62 68 66 60 68 69 81
x2.a 43 54 46 96 86 54 54 50 89 50 96 46 43 57 57 61 54 68 96 57 50 61 50 79 64 54 54
x2.b 50 68 32 61 82 75 54 50 54 50 71 25 54 68 64 54 57 57 71 50 43 75 50 50 71 75 71
x2.c 54 61 21 100 68 46 50 25 57 25 82 39 68 57 29 50 46 18 89 50 61 54 50 54 50 50 50
X3 49 61 33 86 79 58 52 42 67 42 83 37 55 61 50 55 52 48 86 52 51 63 50 61 62 60 58
y1.a 64 70 73 68 80 61 59 55 59 59 57 64 45 61 66 64 45 73 43 50 63 66 61 54 68 63 70
y1.b 81 63 44 63 56 56 44 50 63 44 63 69 38 50 88 31 44 56 63 50 38 50 63 19 75 56 69
y1.c 55 50 65 60 70 55 70 60 75 55 60 50 65 70 55 60 60 65 55 50 50 45 55 50 60 65 55
128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150
57 54 46 54 50 61 61 46 68 68 43 82 57 79 57 57 36 43 57 61 61 68 32
42 54 42 21 46 63 46 33 67 42 46 88 50 79 50 50 29 38 67 38 46 67 13
94 98 96 90 98 90 98 94 98 100 71 100 83 98 96 85 88 83 96 96 90 94 94
71 75 69 63 72 75 75 66 82 77 57 92 68 88 74 69 59 61 78 72 71 80 57
54 68 61 68 64 57 71 57 64 61 39 79 57 68 68 54 54 50 57 61 64 71 50
68 71 64 71 50 57 100 61 71 64 36 96 79 61 71 43 61 54 71 57 43 50 50
39 64 32 43 54 46 29 32 50 50 32 79 61 57 46 46 50 32 64 61 32 50 50
54 68 52 61 56 54 67 50 62 58 36 85 65 62 62 48 55 45 64 60 46 57 50
70 55 50 64 55 75 57 54 70 68 46 82 70 61 71 57 64 55 68 57 64 61 41
50 38 44 56 44 69 44 50 56 75 38 81 56 63 56 44 63 56 75 44 69 38 44
55 65 60 50 50 80 70 55 65 70 55 70 60 80 70 55 50 60 70 80 65 45 35
50 56 50 56 25 69 50 38 69 50 44 56 50 63 56 44 50 44 50 69 63 56 50
61 55 51 59 48 74 56 51 67 67 46 76 63 65 67 53 59 55 67 61 65 54 42
y1.d 69 56 56 69 44 56 56 44 69 31 44 50 56 56 63 56 69 56 50 50
Y1 69 63 74 69 46 63 57 54 70 58 53 52 60 51 68 67 69 68 62 65
DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI No. 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170
x1.a 57 46 71 75 32 57 54 57 71 75 46 36 54 64 54 75 39 29 43 61
x1.b 54 54 54 58 50 54 42 38 83 88 33 63 38 63 54 63 38 67 50 63
x1.c 92 90 98 85 75 94 88 100 100 96 100 94 100 100 98 92 75 85 100 100
X1 73 69 80 76 57 74 67 73 88 88 69 70 72 81 75 80 56 65 72 80
x2.a 50 50 75 71 61 68 64 75 54 71 64 54 64 57 68 71 75 61 68 82
x2.b 61 71 64 79 43 61 71 57 75 61 71 54 75 75 75 86 96 71 93 68
x2.c 29 36 71 61 25 54 54 50 71 43 57 39 50 50 39 64 68 57 50 57
X3 46 52 70 70 43 61 63 61 67 58 64 49 63 61 61 74 80 63 70 69
y1.a 79 73 77 68 43 71 59 63 73 73 61 50 64 52 71 71 75 73 70 68
y1.b 50 63 63 69 44 56 50 44 63 44 44 44 56 44 63 63 56 63 69 56
y1.c 60 40 90 70 60 50 60 45 70 50 45 65 55 50 65 65 65 65 45 75
171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200
43 57 71 54 39 79 39 57 57 68 50 18 29 57 61 50 64 79 61 32 32 39 50 43 61 43 54 57 54 75
50 58 54 46 29 58 42 71 63 50 42 0 42 63 29 58 42 79 42 21 33 33 46 58 58 29 38 50 38 75
94 92 96 90 92 94 88 100 100 100 83 92 88 100 88 69 88 90 92 88 77 100 92 90 85 65 100 75 100 94
69 74 79 69 62 81 63 81 79 79 64 49 60 79 66 61 70 84 71 56 54 67 69 69 72 50 72 64 72 84
75 57 68 57 64 50 50 71 61 64 21 36 61 46 57 46 43 61 71 50 46 54 68 54 50 50 96 32 43 57
64 54 64 75 75 61 57 57 61 68 39 21 82 68 61 64 75 61 54 75 46 32 61 46 68 50 93 57 32 68
32 68 54 54 57 46 36 43 43 50 54 43 25 64 43 61 50 32 50 50 32 29 50 39 50 50 39 50 14 50
57 60 62 62 65 52 48 57 55 61 38 33 56 60 54 57 56 51 58 58 42 38 60 46 56 50 76 46 30 58
48 66 70 57 70 75 57 79 68 73 71 54 59 68 61 61 63 54 68 55 48 64 73 66 68 57 59 68 61 61
56 38 100 63 63 69 44 38 56 50 31 31 50 63 56 50 63 44 44 88 56 50 56 63 38 50 56 63 44 56
40 60 50 30 55 80 60 40 75 85 60 50 60 65 70 70 65 85 60 60 45 50 70 55 75 50 65 60 60 60
31 56 63 38 56 75 31 50 69 75 50 50 56 56 50 75 44 69 75 50 50 56 56 63 50 50 63 56 50 69
45 59 69 50 64 75 52 61 68 72 60 49 57 65 60 63 60 60 64 60 49 58 68 63 62 54 60 64 56 61
y1.d 44 69 63 56 63 56 56 69 56 75 63 56 56
Y1 49 62 69 69 67 68 63 69 53 60 72 70 74
DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI No. 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213
x1.a 32 46 79 68 75 68 46 64 57 54 86 68 86
x1.b 33 38 71 54 54 58 13 71 67 50 71 75 88
x1.c 92 94 100 92 100 75 100 100 100 100 100 100 100
X1 61 67 87 76 82 69 64 83 80 75 89 85 93
x2.a 50 64 71 68 61 57 46 57 57 68 57 93 64
x2.b 64 68 64 61 61 50 43 71 57 50 86 71 86
x2.c 54 39 61 50 39 36 46 50 50 43 46 71 50
X3 56 57 65 60 54 48 45 60 55 54 63 79 67
y1.a 50 64 73 80 70 73 70 64 61 59 73 79 80
y1.b 63 44 63 56 56 56 44 69 25 56 81 56 63
y1.c 40 65 70 60 70 70 65 80 50 55 70 70 80
214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250
64 54 75 57 54 46 39 43 54 54 61 39 57 50 61 54 54 57 25 39 54 54 68 54 61 32 36 82 43 64 57 71 54 57 43 39 54
88 63 67 50 54 58 33 33 38 46 33 4 50 42 54 50 42 50 42 54 29 46 42 58 46 0 17 58 25 67 54 63 33 25 50 42 42
98 100 94 98 83 58 88 90 79 94 65 77 100 100 81 96 90 85 85 92 88 81 100 75 79 88 98 83 90 92 100 83 90 100 94 92 92
86 78 82 75 68 55 61 63 62 71 56 49 76 72 69 73 68 69 58 68 64 65 77 65 66 51 61 77 61 78 77 75 66 70 69 65 69
36 61 64 50 50 36 50 50 50 82 75 43 50 57 54 50 50 46 75 61 50 36 43 68 43 82 54 57 50 71 50 71 54 25 61 50 46
43 71 50 54 54 32 82 50 50 71 75 32 50 46 71 50 50 50 50 64 50 54 61 50 32 61 71 50 50 71 46 75 57 32 64 50 50
46 86 32 39 50 32 29 54 50 75 71 29 50 43 100 50 50 29 36 46 36 36 57 43 43 54 71 50 43 50 39 54 54 57 61 50 50
42 73 49 48 51 33 54 51 50 76 74 35 50 49 75 50 50 42 54 57 45 42 54 54 39 65 65 52 48 64 45 67 55 38 62 50 49
63 61 79 73 48 46 54 50 57 64 61 50 55 50 59 55 52 55 46 66 61 52 54 73 64 63 57 59 64 71 54 70 63 61 61 57 73
44 63 38 63 44 38 38 31 38 63 50 44 31 56 63 69 50 25 38 44 50 19 63 38 44 44 63 38 50 56 44 63 44 69 38 50 56
45 60 80 65 50 40 30 35 45 80 55 70 50 55 60 60 50 55 35 50 50 50 65 95 80 60 55 40 45 85 45 80 65 85 40 80 75
63 63 44 44 50 50 38 31 50 56 56 50 50 50 69 56 56 38 50 25 50 31 50 56 75 50 50 69 50 69 50 56 38 56 50 63 56
56 61 68 66 48 44 44 42 51 66 57 53 50 52 61 58 52 48 44 54 56 44 56 69 66 57 56 54 56 71 50 69 56 66 52 61 69
ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama : Fakultas/Jurusan/semester: Pendidikan Terakhir : SMA/MA/Pesantren/SMK Organisasi : PETUNJUK PENGISIAN
Jenis Kelamin : L/P
a) Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda menjawab dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang salah. Jangan ragu untuk memilih jawaban yang tersedia. b) Berilah tanda (√ atau X) pada kolom yang anda pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 1. ETOS BELAJAR MAHASISWA
Keterangan : TP = Tidak Pernah JS = Jarang Sekali KD = Kadang-kadang Sering SL = Selalu
SR =
Pilihan Jawaban No
Pertanyaan
1
Apakah Anda seringkali mengeluh atas tugas yang diberikan oleh dosen. Apakah Anda selalu merasa percaya diri dalam segala situasi. Apakah Anda seringkali menerima kritik dengan hati lapang. Apakah Anda merasa bangga menjadi seorang mahasiswa. Apakah Anda merasa kecewa bila teman Anda mendapat nilai yang lebih baik. Apakah Anda pernah memberikan jawaban kepada teman dekat Anda ketika ujian. Apakah Anda selalu menyatakan sesuatu dengan apa adanya, tanpa kepura-puraan atau kebohongan. Apakah Anda selalu bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh dosen. Apakah Anda berani menyatakan gagasan dan pikiran Anda, walaupun dalam situasi yang menekan. Apakah Anda pernah mengalami kegagalan. Apakah Anda pernah mengganggap kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda. Apakah Anda selalu bersemangat untuk belajar dengan baik.
2 3 4 5 6 7
8 9
10 11 12
TP
JS
KD
SR
SL
Pilihan Jawaban No
Pertanyaan
13
Apakah Anda pernah merasa tidak senang dengan mata kuliah tertentu. Apakah Anda selalu merasa bahwa belajar tidak hanya sekedar mendapatkan nilai atau ijazah semata. Apakah Anda selalu datang ke kampus lebih awal daripada waktu yang telah ditentukan. Apakah Anda pernah menunda tugas mata kuliah. Apakah Anda selalu mengatur waktu belajar Anda dengan baik. Apakah kegiatan diluar kampus (misalnya berorganisasi) seringkali mengganggu waktu belajar Anda. Apakah Anda selalu meningkatkan prestasi belajar dengan cara membaca. Apakah Anda selalu meningkatkan wawasan akademik dengan menghadiri seminar dan diskusi. Apakah Anda selalu meningkatkan kemampuan akademik dengan cara kursus dan pelatihan. Apakah Anda selalu membuat perencanaan dalam setiap tindakan. Apakah Anda merasa puas bila tugas-tugas yang diberikan selesai pada waktunya. Apakah Anda selalu senang mengambil resiko yang telah Anda perhitungkan. Apakah Anda menemukan kesulitan dalam menentukan hal-hal yang penting dan tidak penting dari mata kuliah yang dipelajari. Apakah Anda seringkali mengalami kesulitan dalam memusatkan konsentrasi ketika belajar. Apakah Anda selalu berusaha mengubah atau memperbaiki kebiasaan buruk dalam belajar.
14
15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27
TP
JS
KD
SR
SL
2. KEBERAGAMAAN MAHASISWA
Keterangan : TP = Tidak Pernah JS = Jarang Sekali KD = Kadang-kadang SR = Sering SL = Selalu Pilihan Jawaban No
Pertanyaan
1
Apakah Anda melaksanakan Shalat lima waktu tepat pada waktunya. Apakah Anda menunaikan shalat sunah. Apakah Anda melaksanakan shalat berjamaah. Apakah Anda melaksanakan puasa sunah pada hari-hari tertentu (ex. Senin-kamis). Apakah Anda selalu melaksanakan infaq/sedekah setiap minggu. Apakah Anda selalu berzikir ketika selesai shalat. Apakah Anda seringkali menyapa dan
2 3 4 5 6 7
TP
JS
KD
SR
SL
mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang No lain. Pertanyaan 8 Apakah Anda membaca Al-quran setiap hari. seringkali membaca 79 Apakah AndaAnda yakin bahwa Malaikat senantiasa terjemahan/tafsiran al-quran setiap minggu. mencatat segala amal perbuatan Anda. 10 Apakahyakin Andabahwa pernahsetiap berusaha memahami 8 Anda perbuatan yangmakna Anda yang terkandung didalam Al-Quran. di akhirat. lakukan akan dipertanggungjawabkan 11 Apakahyakin AndaAl-quran pernah berpartisipasi dalam diskusi 9 Anda merupakan pedoman dan keagamaan. petunjuk yang paling benar untuk diamalkan. 12 Anda Apakahyakin, Andajika pernah peringatan hari10 Andamengikuti selalu membaca al-quran hari besar keagamaan. akan diberi kemudahan atas kesulitan yang dihadapi. Anda pernah mengakses informasi 13 Apakah mengenai kajian lewat internet. 11 Anda yakin, jikakeagamaan selalu membaca al-quran akan tenang hatinya 12 Anda yakin bahwa Allah akan meninggikan kedudukannya beberapa derajat untuk orangorang yang berilmu.
Pilihan Jawaban TY
Keterangan: TY = Tidak Yakin KY = Kurang Yakin RG = Ragu-ragu Sangat Yakin
KY
Y = Yakin
RG
Y
SY
SY =
3. LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA Keterangan : ST = Sangat Tinggi T = Tinggi S = Sedang R =Rendah SR = Sangat Rendah
No . 1
2 3 4 5 6
Pilihan Jawaban Pertanyaan Ada yakin bahwa mengimani adanya Allah dengan cara memahami dan memikirkan CiptaanNya. Anda yakin bahwa Allah yang menciptakan, mengatur dan mengendalikan hidup Anda. Anda yakin bahwa setiap doa akan dikabulkan oleh Allah. Anda yakin bahwa pertolongan Allah akan selalu datang menghampiri. Anda yakin bahwa ketika berbuat suatu kebajikan di dunia, balasannya pasti syurga di akhirat. Apakah Anda yakin bahwa Malaikat senantiasa mencatat segala amal perbuatan Anda.
TY
KY
RG
Y
SY
Pilihan Jawaban No 1 2
3
4
5
6
7
8 9
Pertanyaan Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah Anda memiliki tingkat disiplin yang tinggi. Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah Anda memiliki tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas mata kuliah. Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah Anda memiliki motivasi yang tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar. Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah Anda memiliki sikap pro-aktif dalam mengembangkan keilmuan. Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah Anda memiliki kesadaran yang tinggi untuk taat pada peraturan. Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah Anda memiliki usaha yang tinggi untuk mengubah atau memperbaiki kebiasaaan buruk dalam belajar. Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah Anda memiliki integritas yang tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar. Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda memiliki tanggung jawab yang tinggi. Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda memiliki motivasi yang tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar.
ST
T
S
R
SR
No
Pertanyaan
10
Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda memiliki sikap pro-aktif dalam mengembangkan keilmuan. Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda memiliki sikap terbuka terhadap kritik. Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda memiliki kesadaran yang tinggi untuk taat pada peraturan. Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda memiliki kreatifitas yang tinggi untuk mengembangkan keaktifan diskusi dan partisipasi mahasiswa dalam belajar. Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda memiliki integritas yang tinggi dalam meningkatkan keilmuan. Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat tempat tinggal Anda memiliki tingkat disiplin yang tinggi. Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat tempat tinggal Anda memiliki tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas mata kuliah. Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat tempat tinggal Anda memiliki motivasi yang tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar. Menurut penilaian Anda, masyarakat tempat tinggal Anda memiliki sikap pro-aktif dalam mengembangkan keilmuan. Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat tempat tinggal Anda memiliki sikap terbuka terhadap kritik. Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat tempat tinggal Anda memiliki kreatifitas yang tinggi untuk mengembangkan keaktifan diskusi dan partisipasi belajar. Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat tempat tinggal Anda memiliki integritas yang tinggi dalam meningkatkan keilmuan.
11 12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
ST
Pilihan Jawaban T S R
SR
DAFTAR WISUDA ANGKATAN KE 74 TAHUN AKADEMIK 2008/2009 SEBARAN WISUDA MENURUT FAKULTAS Frequency Fakultas Valid Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Fakultas Adab dan Humaniora Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Fakultas Syariah dan Hukum Fakultas Dakwah dan Komunikasi Fakultas Dirasat Islamiyah Fakultas Psikologi Fakultas Ekonomi dan Ilmu sosial Fakultas Sains dan Teknologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Total
Percent
123 53 47 147 64 13 50 74 56
18,3 7,9 7,0 21,8 9,5 1,9 7,4 11,0 8,3
46 673
6,8 100
Valid Cumulative Percent Percent 18,3 18,3 7,9 26,2 7,0 33,1 21,8 55,0 9,5 64,5 1,9 66,4 7,4 73,8 11,0 84,8 8,3 93,2 6,8 100
100,0
SEBARAN WISUDA MENURUT TAHUN MASUK Frequency Percent Valid Cumulative THN Percent Percent Valid tidak menjawab 12 1,8 1,8 1,8 2001 22 3,3 3,3 5,1 2002 59 8,8 8,8 13,8 2003 127 18,9 18,9 32,7 2004 450 66,9 66,9 99,6 2005 3 0,4 0,4 100 Total 673 100 100 SEBARAN WISUDA MENURUT IPK IPK Valid
2.00 - 2.74 2.75 - 3.49 3.50 - 4.00 Total
Frequency 60 526 87 673
Percent 8,9 78,2 12,9 100
Valid Cumulative Percent Percent 8,9 8,9 78,2 87,1 12,9 100 100
HASIL RATAAN
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Motivasi
250
32
86
64,00
10,067
Disiplin
250
19
100
55,83
14,894
Rasionalitas
250
30
100
61,60
14,432
Kreativitas
250
6
94
55,28
12,108
Etos
250
38
81
61,01
8,983
Praktek Agama
250
18
93
55,75
13,873
Pengetahuan Agama
250
0
100
52,58
16,973
Keyakinan Agama
250
50
100
90,97
9,001
Keberagamaan
250
44
93
71,82
9,207
Teman
250
-25
96
57,96
14,739
Dosen
250
-25
100
60,43
16,841
Valid N (listwise)
250
HASIL UJI T-TEST
Beda fakultas Motivasi
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Fakultas Agama
150
64,44
Fakultas Umum
100
63,33
8,976
,898
Fakultas Agama
150
58,23
15,577
1,272
Fakultas Umum
100
52,24
13,077
1,308
Fakultas Agama
150
62,60
14,675
1,198
Fakultas Umum
100
60,10
13,998
1,400
Fakultas Agama
150
55,65
12,851
1,049
Fakultas Umum
100
54,72
10,939
1,094
Fakultas Agama
150
61,86
9,466
,773
Fakultas Umum
100
59,74
8,084
,808
Fakultas Agama
150
56,53
13,656
1,115
Fakultas Umum
100
54,58
14,181
1,418
Pengetahuan Agama
Fakultas Agama
150
54,99
16,270
1,328
Fakultas Umum
100
48,95
17,438
1,744
Keyakinan Agama
Fakultas Agama
150
90,99
8,900
,727
Fakultas Umum
100
90,95
9,196
,920
Fakultas Agama
150
72,63
8,969
,732
Fakultas Umum
100
70,60
9,468
,947
Fakultas Agama
150
58,09
15,753
1,286
Fakultas Umum
100
57,76
13,146
1,315
Fakultas Agama
150
60,41
18,211
1,487
Fakultas Umum
100
60,47
14,634
1,463
Disiplin Rasionalitas Kreativitas Etos Praktek Agama
Keberagamaan Teman Dosen
10,739
,877
HASIL UJI REGRESI BERGANDA ANTARA VARIABEL KEBERAGAMAAN DAN VARIABEL SOSIAL BUDAYA DENGAN VARIABEL ETOS BELAJAR Variables Entered/Removed (b)
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Sosial Budaya, Keberagamaan (a)
Method .
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Etos Model Summary Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate ,485(a) ,236 ,229 7,886 a Predictors: (Constant), Sosial Budaya, Keberagamaan Model 1
ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual
Sum of Squares 4731,893
df
15359,071
2
Mean Square 2365,947
247
62,182
F 38,048
Sig. ,000(a)
Total
20090,964 249 a Predictors: (Constant), Sosial Budaya, Keberagamaan b Dependent Variable: Etos Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) Keberagamaan Sosial Budaya
a Dependent Variable: Etos
Standardized Coefficients
B 25,625 ,414
Std. Error 4,087 ,057
,102
,041
t
Sig.
Beta ,424
6,270 7,302
,000 ,000
,142
2,450
,015
HASIL UJI REGRESI LINEAR ANTARA VARIABEL KEBERAGAMAAN DENGAN Variables Entered/Removed(b) VARIABEL ETOS BELAJAR Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Keberagamaan (a)
Method .
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Etos Model Summary Adjusted R R R Square Square ,466(a) ,217 ,214 a Predictors: (Constant), Keberagamaan
Std. Error of the Estimate 7,965
Model 1
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual Total
df
Mean Square
4358,652
1
4358,652
15732,312
248
63,437
20090,964 a Predictors: (Constant), Keberagamaan b Dependent Variable: Etos
F
Sig.
68,709
,000(a)
249
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) Keberagamaan
a Dependent Variable: Etos
Standardized Coefficients
Std. Error
28,375
3,969
,454
,055
t
Sig.
Beta ,466
7,148
,000
8,289
,000
HASIL UJI REGRESI LINEAR ANTARA VARIABEL SOSIAL BUDAYA DENGAN VARIABEL ETOS BELAJAR Variables Entered/Removed(b) Variables Entered Sosial Budaya (a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Etos Model 1
Variables Removed
Method .
Enter
Model Summary Adjusted R Square ,265(a) ,070 ,067 a Predictors: (Constant), Sosial Budaya Model 1
R
R Square
Std. Error of the Estimate 8,678
ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1415,956 18675,008
df 1 248
20090,964 a Predictors: (Constant), Sosial Budaya b Dependent Variable: Etos
Mean Square 1415,956 75,302
F 18,804
Sig. ,000(a)
t
Sig.
249
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) Sosial Budaya
a Dependent Variable: Etos
B 50,493 ,189
Std. Error 2,487 ,044
Standardized Coefficients Beta ,265
20,303 4,336
,000 ,000
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF Praktek Agama
3
Percent 1,2
Valid Percent 1,2
Cumulative Percent 1,2
Frequency Valid
Tidak Pernah Jarang Sekali
33
13,2
13,2
14,4
126
50,4
50,4
64,8
Sering
79
31,6
31,6
96,4
Selalu
9
3,6
3,6
100,0
250
100,0
100,0
Frequency
Valid Percent 2,8
Cumulative Percent 2,8
Kadang-kadang
Total
Pengetahuan Agama
Valid
7
Percent 2,8
Tidak Tahu
44
17,6
17,6
20,4
Ragu-ragu
68,0
Sangat Tidak Tahu
119
47,6
47,6
Tahu
69
27,6
27,6
95,6
Sangat Tahu
11
4,4
4,4
100,0
250
100,0
100,0
Total Keyakinan Agama
Frequency Valid
Ragu-ragu Yakin
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
2
,8
,8
,8
30
12,0
12,0
12,8 100,0
Sangat Yakin
218
87,2
87,2
Total
250
100,0
100,0
Frequency 27
Percent 10,8
Valid Percent 10,8
179
71,6
71,6
82,4
44
17,6
17,6
100,0
250
100,0
100,0
Keberagamaan
Valid
Kurang Taat Taat Sangat Taat Total
Cumulative Percent 10,8
LIngkungan Sosial Teman
Frequency Valid
Sangat Rendah
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
2
,8
,8
,8
Rendah
13
5,2
5,2
6,0
Sedang
128
51,2
51,2
57,2
90
36,0
36,0
93,2 100,0
Tinggi Sangat Tinggi Total
17
6,8
6,8
250
100,0
100,0
Lingkungan Sosial Dosen
Frequency Valid
Sangat Rendah
Percent 2
Cumulative Percent
Valid Percent ,8
,8
,8
9,6
9,6
10,4
34,8
34,8
45,2
Rendah
24
Sedang
87 113
45,2
45,2
90,4
24
9,6
9,6
100,0
250
100,0
100,0
Tinggi Sangat Tinggi Total
Lingkungan Tempat Tinggal
Frequency Valid
Cumulative Percent
9
3,6
Valid Percent 3,6
Rendah
61
24,4
24,4
28,0
Sedang
130
52,0
52,0
80,0
42
16,8
16,8
96,8
8
3,2
3,2
100,0
250
100,0
100,0
Sangat Rendah
Tinggi Sangat Tinggi Total
Percent
3,6
Lingkungan Sosial Budaya
Frequency Valid
Sangat Rendah
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
1
,4
,4
,4
Rendah
25
10,0
10,0
10,4
Sedang
136
54,4
54,4
64,8
81
32,4
32,4
97,2 100,0
Tinggi Sangat Tinggi Total
7
2,8
2,8
250
100,0
100,0
Motivasi
Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Rendah
1
,4
,4
,4
Sedang
85
34,0
34,0
34,4
155
62,0
62,0
96,4 100,0
Tinggi Sangat Tinggi Total
9
3,6
3,6
250
100,0
100,0
Disiplin
Frequency Valid
Rendah
3 35
1,2 14,0
Valid Percent 1,2 14,0
Sedang
Sangat Rendah
Percent
Cumulative Percent 1,2 15,2
120
48,0
48,0
Tinggi
70
28,0
28,0
91,2
Sangat Tinggi
22
8,8
8,8
100,0
250
100,0
100,0
Total
63,2
Rasionalitas
Valid
Rendah
Frequency 23
Sedang
Percent 9,2
Valid Percent 9,2
Cumulative Percent 9,2
110
44,0
44,0
Tinggi
98
39,2
39,2
92,4
Sangat Tinggi
19
7,6
7,6
100,0
250
100,0
100,0
Total
53,2
Kreativitas
Frequency Valid
Sangat Rendah
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
1
,4
,4
,4
Rendah
25
10,0
10,0
10,4
Sedang
141
56,4
56,4
66,8
79
31,6
31,6
98,4
4
1,6
1,6
100,0
250
100,0
100,0
Tinggi Sangat Tinggi Total
Etos Belajar
Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Rendah
2
,8
,8
,8
Sedang
116
46,4
46,4
47,2
Tinggi
129
51,6
51,6
98,8
3
1,2
1,2
100,0
250
100,0
100,0
Sangat Tinggi Total
HASIL REABILITAS VARIABEL ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
Reliability Coefficients Variabel Etos Belajar N of Cases = Alpha =
250,0
N of Items = 27
,7723
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
Reliability Coefficients Variabel Keberagamaan N of Cases = Alpha =
250,0
N of Items = 25
,8347
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
Reliability Coefficients Variabel Sosial Budaya N of Cases = Alpha =
250,0
N of Items = 21
,9140
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A) Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
250,0
,8978
A N A L Y S I S
-
S C A L E
N of Items = 73
(A L P H
HASIL RELIABILITAS VARIABEL ETOS BELAJAR ***** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A)
Statistics for SCALE
Mean 92,8800
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
N of Variables 27
Variance 93,5679
Std Dev 9,6730
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
89,7320 89,3520 89,1360 88,6360 89,3640 90,1400 89,1880 88,7680 89,6640 90,1720 88,7760 88,8640 89,8800 88,8280 89,4960 89,8280 89,7280 89,5600 89,3600 89,8360 90,2320 89,3200 88,3320 89,4720 90,1280 90,1320 88,9560
87,9399 87,3615 88,5035 86,4975 89,7023 89,7755 87,4786 85,0464 87,3324 89,1309 85,8773 84,3107 89,2064 87,2434 88,4116 89,1631 83,5562 87,7012 85,0908 86,8766 87,8496 83,8972 89,3873 88,9811 90,5860 89,8178 86,4519
Item-total Statistics
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
,3518 ,3064 ,2548 ,3153 ,1185 ,1707 ,2765 ,4100 ,2972 ,2846 ,3626 ,4773 ,2610 ,2734 ,2408 ,1968 ,5169 ,2300 ,4449 ,3519 ,2406 ,4384 ,2461 ,1813 ,1499 ,2189 ,3450
Reliability Coefficients N of Cases =
250,0
N of Items = 27
Alpha if Item Deleted ,7633 ,7649 ,7675 ,7643 ,7771 ,7719 ,7665 ,7589 ,7654 ,7664 ,7616 ,7554 ,7673 ,7668 ,7684 ,7707 ,7530 ,7697 ,7574 ,7626 ,7687 ,7568 ,7679 ,7721 ,7723 ,7691 ,7627
Alpha =
,7723
HASIL RELIABILITAS VARIABEL KEBERAGAMAAN ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y A)
Statistics for SCALE
Mean 41,2000
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
N of Variables 13
Variance 49,5181
Std Dev 7,0369
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
37,6840 38,0760 38,1360 38,3880 38,1680 37,6560 37,6880 37,9160 38,4800 38,0960 38,1680 37,6840 38,2600
43,9038 42,2793 44,2786 44,0537 43,2086 42,2105 44,5207 40,8644 41,2787 41,4285 42,0600 43,8074 43,5265
Item-total Statistics
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13
,4304 ,5831 ,3633 ,4024 ,4834 ,4946 ,2929 ,5569 ,5168 ,5235 ,4722 ,3130 ,3176
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
250,0
,8050
N of Items = 13
Alpha if Item Deleted ,7930 ,7816 ,7980 ,7950 ,7890 ,7872 ,8044 ,7812 ,7849 ,7844 ,7890 ,8037 ,8039
HASIL RELIABILITAS VARIABEL SOSIAL BUDAYA ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A) Statistics for SCALE
Mean 123,2680
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted P1 118,7240 P2 118,5560 P3 118,7680 P4 118,5960 P5 118,6840 P6 118,5120 P7 118,4880 P8 118,4640 P9 118,8080 P10 118,6560 P11 118,5960 P12 118,7440 R1 120,1440 R2 119,8400 R3 119,7160 R4 119,9280 R5 120,1360 R6 120,0120 R7 119,8720 R8 119,8720 R9 119,7960 R10 119,7360 R11 120,0280 R12 119,9360 R13 119,8200 R14 119,7640 R15 120,3080 R16 120,4000 R17 120,1920 R18 120,2360 R19 120,4720 R20 120,4600 R21 120,3120 _ R E L I A B I L I T Y A) Reliability Coefficients
A N A L Y S I S
-
S C A L E N of Variables 33
Variance 152,9680
Std Dev 12,3680
Scale Variance if Item Deleted 150,9797 148,3201 147,8978 148,2177 148,2893 148,2750 148,4758 148,3862 147,3124 147,6964 148,2177 147,9021 145,3928 143,7655 143,3287 142,6293 140,5196 142,7107 142,1201 140,3450 139,9783 139,8738 140,6699 140,1485 141,6984 140,9120 142,8485 141,2289 142,1156 143,2895 142,1056 143,2293 141,7175
Corrected ItemTotal Correlation ,1004 ,3197 ,2766 ,3140 ,2861 ,3720 ,3236 ,4334 ,3494 ,3892 ,3431 ,2465 ,4027 ,4942 ,4657 ,4958 ,5842 ,4957 ,5625 ,5911 ,6288 ,6185 ,5322 ,5874 ,5086 ,5788 ,4817 ,5276 ,5313 ,4679 ,4900 ,4363 ,5035
A N A L Y S I S
-
(A L P H
S C A L E
Alpha if Item Deleted ,9080 ,9051 ,9058 ,9051 ,9055 ,9045 ,9050 ,9042 ,9047 ,9043 ,9048 ,9065 ,9040 ,9026 ,9031 ,9026 ,9010 ,9026 ,9015 ,9009 ,9002 ,9004 ,9019 ,9009 ,9023 ,9011 ,9028 ,9020 ,9020 ,9030 ,9027 ,9036 ,9024 (A L P H
N of Cases = Alpha =
250,0
,9059
N of Items = 33
Hasil Uji Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Resid Dependent Variable: Etos 1,0
Expected Cum Prob
,8
,5
,3
0,0 0,0
,3
,5
Observed Cum Prob
,8
1,0
Hasil Uji Heterokedastisitas
Scatterplot Dependent Variable: Etos Regression Standardized Residual
4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardiz ed Coefficient
t
Sig.
95% Confidence Interval for B
Correlations
Collinearity Statistics
s
B (Constant)
1
Std. Error
25,625
4,087
,414
,057
,102
,041
Keberag amaan Sosial Budaya
Lower Bound
Beta
Upper Bound
Zeroorder
Partial
Part
1
Dimension
Eigenvalue
,000
17,575
33,675
,424
7,302
,000
,302
,526
,466
,421
,406
,916
1,092
,142
2,450
,015
,020
,183
,265
,154
,136
,916
1,092
Condition Index
Variance Proportions Sosial Budaya ,00
Keberagamaan ,00
1
2,962
1,000
(Constant) ,00
2
,030
9,936
,08
,99
,08
3
,008 19,141 a Dependent Variable: Etos
,91
,00
,92
Residuals Statistics(a)
Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum 47,52 -21,91 -3,095
VIF
6,270
Collinearity Diagnostics(a)
Model
Tolera nce
Maximum 72,36 28,31 2,603
Mean 61,01 ,00 ,000
Std. Deviation 4,359 7,854 1,000
-2,779 3,590 ,000 a Dependent Variable: Etos
,996
N 250 250 250 250