UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UJI EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA EKSTRAK ETANOL BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume) TERHADAP KOLESTEROL TOTAL, TRIGLISERIDA, DAN VLDL PADA TIKUS PUTIH JANTAN
SKRIPSI
ANI KURNIAWATI NIM. 1111102000127
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA MEI 2015
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UJI EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA EKSTRAK ETANOL BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume) TERHADAP KOLESTEROL TOTAL, TRIGLISERIDA, DAN VLDL PADA TIKUS PUTIH JANTAN
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
ANI KURNIAWATI NIM. 1111102000127
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA MEI 2015
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Ani Kurniawati
NIM
: 1111102000127
Tanda Tangan : Tanggal
i
: 28 Mei 2015
ii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Nama : Ani Kurniawati Program Studi : Farmasi Judul :Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan VLDL Pada Tikus Putih Jantan.
Buah Parijoto memiliki senyawa flavonoid, tanin, dan saponin yang telah diketahui pada penelitian sebelumnya memiliki efek antihiperlipidemia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% buah parijoto sebagai antihiperlipidemia dengan melihat kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL pada pada tikus jantan. Tikus diberi induksi kolesterol dan lemak dengan komposisi kuning telur 80%, larutan sukrosa 65% sebesar 15%, dan lemak hewan 5%. Sebanyak 30 ekor tikus galur Sparague dawley berusia ± 2 bulan dibagi dalam enam kelompok yang terdiri dari kontrol normal (Na CMC 0,5%), kontrol induksi kolesterol dan lemak, kontrol pembanding (Simvastatin), kelompok dosis I (5 mg/Kgbb), Dosis II (50 mg/Kgbb), dan Dosis III (500 mg/Kgbb). Setelah 42 hari dilakukan pengujian kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga dosis memiliki efek penurunan terhadap kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL tetapi dosis 500 mg/Kgbb memiliki efek penurunan yang paling signifikan karena memberikan hasil yang yang berbeda bermakna (p < 0,05) dibandingkan dengan kontrol induksi kolesterol dan lemak.
Kata Kunci : Medinilla speciosa Blume, efek antihiperlipidemia, Kolesterol total, trigliserida, VLDL, kandungan Flavonoid total, kandungan tanin total.
iv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
Name Program Study Judul
: Ani Kurniawati : Pharmacy : Test of Antihyperlipidemia Effects of Ethanol Extract of Parijoto fruit (Medinilla speciosa Blume) Toward Cholesterol total,Triglyceride, and VLDL in White Male.
Parijoto fruit contain flavonoid, tannin, and saponin which known before in few researchs had antihyperlipidemia efffect. The aim of the present study to observed the effect of antihyperlipidemia from 70% Ethanol Extract of Parijoto fruit (Medinilla speciosa Blume) seen from total Cholesterol,Triglyceride, and VLDL in male white rats. Rats given induction of cholesterol and fat by composition of 80% yolk, 65% sucrose solution 15%, and 5% animal fat. Thirty white male rats Sparague dawley strain with age ± 2 months were devide into 6 groups are normal control (Na CMC 0,5%), Induction of cholesterol and fat control, comparator control (simvastatin), and Dose I (5 mg/Kg body weight), Dose II (50 mg/Kg body weight), dan Dose III (500 mg/Kg body weight). After 42 days, examination carried out on total Cholesterol,Triglyceride, and VLDL. These finding showed that every doses can reduce total Cholesterol,Triglyceride, and VLDL but dose 500 mg/Kg body weight has significant effect because it gives results that significantly different (p < 0,05) compared with Induction of cholesterol and fat control.
Key Word : Medinilla speciosa Blume, Antihyperlipidemia Effects, total Cholesterol,Triglyceride, and VLDL.
v
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan jalan dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam untuk baginda Rasulullah SAW yang telah diutus Allah untuk membawa peengetahuan yang luar biasa dan semoga kita mendapatkan syafaatnya nanti. Skripsi yang berjudul “Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan VLDL Pada Tikus Putih Jantan” disusun sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penulisan skripsi tidak dipungkiri ada banyak hambatan yang terkadang membuat saya berada ditik terlemah, adanya dukungan, doa, dan restu dari orang tua membuat saya tetap semnagat dalam melanjutkan penulisan skripsi ini. Untuk saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, Bapak Suko dan Ibu Sudarni. Serta adik saya tercinta Tika dwi apri yanti yang selalu menyemangati saya untuk menjadi panutan yang baik Selanjutnya dengan segala kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Yardi Ph.D., M.Si., Apt selaku pembimbing I dan Dr. Dra. Delina Hasan, M.Kes., Apt selaku pembimbing II, yang memiliki andil besar dalam proses penelitian dan penyelesaian skripsi saya ini, semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mendapat imbalan yang lebih baik dari-Nya
2.
Kementrian Agama selaku pemberi beasiswa, sehingga saya bisa menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 3.
Dr. Arif Sumantri, M.KM selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.
Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku ketua Program Studi Farmasi Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5.
Seluruh Bapak/ Ibu staf pengajar, laboran, dan karyawan yang telah mencurahkan waktu dan membekali ilmu kepada saya selama di bangku perkuliahan.
6.
Bapak Herry dan keluarga yang telah membantu mengumpulkan sampel buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) dari Gunung Muria Kudus.
7.
Teman-taman sejawat CSS MoRA UIN Jakarta 2011 (Community Santri Scholar of Ministry of Religious Affair) dan Farmasi BD 2011 (Beng-beng) Khususnya Rifda, Indri, Norma, Iis, Sukma, Azmi, Eca, Aska yang selalu memberikan dukungan dan semnagat dalam masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan pengetahuan yang lebih luas khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 28 Mei 2015
Penulis
vii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ani Kurniawati
NIM
: 1111102000127
Program studi
: Farmasi
Fakultas
: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Jenis Karya
: Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi karya ilmiah saya dengan judul UJI EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA EKSTRAK ETANOL BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume) TERHADAP KOLESTEROL TOTAL, TRIGLISERIDA, DAN VLDL PADA TIKUS PUTIH JANTAN Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta. Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat
: Ciputat
Pada tanggal : 28 Mei 2015
Yang menyatakan,
(Ani Kurniawati)
viii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............... Ошибка! Закладка не определена. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....... Ошибка! Закладка не определена. ABSTRAK ............................................................................................................. ii ABSTRACT ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 1.2. Rumusan masalah .................................................................................. 3 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3 1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................ 3 1.3.2. Tujuan khusus ............................................................................ 3 1.4. Manfaat Hasil Penelitian ....................................................................... 4 1.4.1. Secara teoritis ............................................................................. 4 1.4.2. Secara metodologi ...................................................................... 4 1.4.3. Secara aplikatif ........................................................................... 4 1.3. Ruang Lingkup ...................................................................................... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................5 2.1. Medinilla speciosa Blume ..................................................................... 5 2.1.1 Taksonomi ................................................................................... 5 2.1.2 Pertelaan ...................................................................................... 6 2.1.3 Ekologi dan Penyebaran .............................................................. 6 2.1.4 Kandungan Kimia ....................................................................... 7 2.1.5 Khasiat ......................................................................................... 8 2.2. Lipid .......................................................................................................9 2.2.1 Lipoprotein ................................................................................ 10 2.2.2 Kolesterol .................................................................................. 13 2.2.3 Trigliserida ................................................................................ 14 2.3. Hiperlipidemia ..................................................................................... 14 2.3.1 Definisi ......................................................................................14 2.3.2 Terapi Farmakologi hiperlipidemia ........................................... 16 2.3.3 Obat-obat yang digunakan dalam hiperlpidemia ...................... 17 2.3.4 Induksi Hiperlipidemia .............................................................. 20 2.4. Senyawa Flavonoid, Saponin, dan Tannin .......................................... 21 2.5.1 Senyawa Flavonoid ................................................................... 21 2.5.2 Senyawa Saponin ...................................................................... 23 2.5.3 Senyawa Tannin ........................................................................ 25 2.5. Ekstraksi .............................................................................................. 26
ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6. Penapisan Fitokimia ............................................................................ 28 BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................33 3.1. Jenis Penelitian dan Metode ............................................................... 33 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33 3.2.Alat...................... ................................................................................. 33 3.3. Bahan ................................................................................................... 33 3.3.1. Bahan Uji.................................................................................. 33 3.3.2. Hewan Uji ................................................................................ 34 3.3.3. Bahan Kimia............................................................................. 34 3.4. Cara Kerja ............................................................................................ 34 3.4.1. Persiapan Hewan Uji ................................................................ 34 3.4.2. Penentuan Dosis Bahan Uji ...................................................... 34 3.4.3. Penentuan Dosis Simvastatin ................................................... 35 3.4.4. Penyiapan Bahan Uji ................................................................ 35 3.4.5. Penapisan Fitokimia Kualitatif ................................................. 37 3.4.6. Standarisasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto ..................... 38 7.4.7. Pelaksanaan Percobaan ............................................................ 42 3.4.8. Analisa Data ............................................................................. 48 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................49 4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 49 4.1.1 Hasil Ekstraksi Buah Parijoto ................................................... 49 4.1.2 Hasil Uji Penapisan Fitokimia................................................... 49 4.1.3 Hasil Pengamatan Organoleptis ............................................... 50 4.1.3 Hasil Uji Susut Pengeringan ..................................................... 50 4.1.4 Hasil Uji Kadar Abu .................................................................. 50 4.1.5 Hasil Kandungan Flavonoid Total ............................................ 51 4.1.6 Hasil Kandungan Tanin Total ................................................... 53 4.1.7 Hasil Pengamatan Berat Badan Hewan Uji............................... 54 4.1.8 Hasil Pengukuran Kadar Plasma Darah ................................... 54 4.2 Pembahasan ......................................................................................... 58 4.2.1 Hasil ekstraksi ........................................................................... 58 4.2.2 Pembuatan Makanan Induksi Kolesterol dan Lemak ................ 60 4.2.3 Pelaksanaan percobaan Antihiperlipidemia .............................. 62 4.2.4 Pengukuran Kadar Plasma Darah ............................................. 64 4.2.5 Aktivitas Farmakologi Kandungan Kimia Ekstrak Parijoto ..... 66 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................71 5.1. Kesimpulan ................................................................................. 67 5.2 Saran ........................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................72
x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kandungan Buah parijoto ......................................................................7 Tabel 2.2. Klasifikasi kolesterol .......................................................................... 15 Tabel 2.3. Klasifikasi hiperlipoprtoteinemia Fredickson-Levy-Lees ...................15 Tabel 2.4. Efek-efek terapi obat pada lipid dan lipoprotein ..................................16 Tabel 3.1. Pengelompokan Hewan uji dan perlakuan. ...........................................43 Tabel 3.2. Pengukuran kadar kolesterol total ........................................................45 Tabel 3.3. Pengukuran kadar trigliserida ...............................................................47 Tabel 4.1. Hasil Uji penapisan fitokimia ekstrak kering ........................................49 Tabel 4.1. Hasil Uji Kadar Air ...............................................................................50 Tabel 4.3. Hasil Uji kadar abu total........................................................................50 Tabel 4.4. Hasil Uji kadar abu yang tidak larut asam ............................................51 Tabel 4.5. Nilai Absorbansi Standar Rutin. ...........................................................51 Tabel 4.6. Kandungan flavonoid total dari ekstrak parijoto ...................................52 Tabel 4.7. Nilai Absorbansi Standar Asam Galat ..................................................53 Tabel 4.8. Kandungan tanin total dari ekstrak parijoto ..........................................54 Tabel 4.9. Kadar rata-rata kolesterol & % penurunann total, trigliserida, dan VLDL ....................................................................................................55
xi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Parijoto (Medinilla speciosa Blume) ................................................5 Gambar 2.2. Komponen Lipid Plasma ................................................................... 9 Gambar 2.3. Mekanisme kerja Niasin,Resin,Ezetimibe,dan HMG CoA reduktase inhibitor ......................................................................................... 19 Gambar 2.4. Struktur Rutin ...................................................................................22 Gambar 2.5 . Struktur soysaponin dan azukasaponin ............................................24 Gambar 2.6 . epikatekin (a) katekin (b) .................................................................25 Gambar 2.7. Reaksi Uji Mayer .............................................................................29 Gambar 2.8. Reaksi Uji Dragendorff ....................................................................29 Gambar 2.9. Mekanisme reaksi pembentukan garam flavilium ..........................30 Gambar 2.10. Reaksi hidrolisis saponin dalam air ................................................31 Gambar 2.11. perkiraan uji keller kiliani ..............................................................32 Gambar 4.1. Kurva Standar Rutin .........................................................................52 Gambar 4.2. Kurva Standar Asam Galat ...............................................................53 Gambar 4.3. Grafik peningkatan berat badan hewan uji pada setiap kelompok ...54 Gambar 4.4. Diagram batang kadar kolesterol total rata-rata ...............................57 Gambar 4.5. Diagram batang kadar trigliserida rata-rata ......................................57 Gambar 4.6. Diagram batang kadar VLDL rata-rata ............................................58
xii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kerangka Penelitian .........................................................................80 Lampiran 2. Konversi dosis ekstrak dan pembuatan larutan Uji .........................81 Lampiran 3. Perhitungan dosis dan pembuatan suspensi simvastatin .................82 Lampiran 4. Pembuatan diit tinggi kolesterol dan lemak ....................................83 Lampiran 5. Perhitungan Kadar Total Flavonoid ................................................84 Lampiran 6. Perhitungan Kadar Total Tanin .......................................................85 Lampiran 7. Tabel kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL.......................86 Lampiran 8. Uji statistik kadar kolesterol total hewan uji (SPSS 16.0) ...............87 Lampiran 9. Uji statistik kadar trigliserida hewan uji (SPSS 16.0) .....................92 Lampiran 10. Uji statistik kadar VLDL hewan uji (SPSS 16.0) ............................96 Lampiran 11. Alat dan Bahan .............................................................................100 Lampiran 12. Ekstrak Buah parijoto dan Skrining Fitokimia .............................101 Lampiran 13. Gambar Kandungan Flavonoid Total ...........................................103 Lampiran 14. Gambar Kandungan Tanin Total ..................................................104 Lampiran 15. Hasil Determinasi Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) ...105 Lampiran 16. Surat Keterngan Kesehatan Hewan Uji .......................................106 Lampiran 17. Certificate of Analysis Asam Galat ..............................................107 Lampiran 18. Certificate of Analysis Folin Ciocalteu .........................................108 Lampiran 19. Certificate of Analysis Rutin Hydrate ...........................................109
xiii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup meliputi perubahan aktivitas dan konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol seperti makanan cepat saji yang jumlah pengkonsumsinya semakin meningkat serta kebiasaan merokok pada masyarakat, tentunya menyebabkan peningkatan resiko terjadinya berbagai penyakit. Adapun salah satu penyakit yang terjadi akibat perubahan gaya hidup adalah hiperkolesterolemia (Polychronopoulus et al.,2005). Hiperlipidemia
merupakan
penyakit
gangguan
metabolisme
kolesterol yang disebabkan kadar kolesterol dalam darah yang melebihi batas normal (Murray, Granner dan Rodwell., 2009). Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya total kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL, peningkatan apolipoprotein B, peningkatan VLDL dan peningkatan LDL (Dipiro, 2005 dan Khera and Aruna.,2012). Ketidaknormalan kadar lipid di dalam darah merupakan salah satu faktor resiko timbulnya penyakit kardiovaskular dan metabolik, misalnya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, berdasarkan diagnosa dan gejala menunjukkan prevalensi penderita penyakit jantung sebesar 7,2%. Sedangkan menurut data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi penderita penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke yang pernah didiagnosa dokter masingmasing sebesar 0,5% , 0,13% , dan 7% dan berdasarkan diagnosa dokter serta gejala masing-masing sebesar 1,5%, 0,3%, dan 12,1%. Dalam data Riskesdas tahun 2013 juga dicantumkan bahwa penduduk >15 tahun didapatkan kolesterol total abnormal 35,9%, HDL rendah 22,9%, LDL tidak optimal dengan kategori gabungan near optimal-borderline tinggi 60,3% dan kategori tinggi-sangat tinggi 15,9%, trigliserida abnormal dengan kategori borderline tinggi 13,0% dan kategori tinggi-sangat tinggi 11,9%.
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari data Riskesdas 2013 diketahui jika abnormalitas kadar lipid dalam darah merupakan salah satu faktor resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler dan metabolik, misalnya aterosklerosis, penyakit jantung koroner, stroke, sindrom metabolik dan sebagainya. Oleh karena itu penting untuk mengontrol kadar lipid plasma agar resiko terjadinya penyakit tersebut dapat diturunkan. Dengan menurunkan kolesterol total dan LDL dapat menurunkan kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan kematian total (Dipiro, 2005). Peningkatan kadar trigliserida diketahui sebagi salah satu faktor resiko independen penyakit jantung koroner dan paling sering dijumpai pada penderita sindrom metabolik, yang menjadi target penatalaksanaan gangguan profil lipid (Riskesdas, 2013). Kenaikan trigliserida juga berimplikasi terhadap kenaikan VLDL dan menyebabkan meningkatnya kadar LDL (Gilman, 2012). Dari sekian banyak orang yang menderita hiperlipidemia kebanyakan menggunakan obat-obat sintetik seperti golongan klofibrat, statin yang terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol. Akan tetapi obatobat ini memiliki efek samping seperti gangguan pencernaan, miopati, dan kemerahan pada kulit (Gilman, 2012). Oleh sebab itu, banyak dilakukan penelitian-penelitian tanaman yang memiliki efek yang sama dengan obat sintetik namun memiliki efek samping yang lebih ringan seperti tanaman seledri, buah oyong atau gambas, dan buah belustru yang biasa digunakan masyarakat (Juheini, 2002 ; Purwanti, 2012 ; Pimple, 2011). Parijoto (Medinilla speciosa Blume) diketahui selain sebagai tanaman hias juga tanaman obat, masyarakat kudus dan sekitarnya biasanya mengkonsumsi parijoto untuk mengobati sariwan, diare, dan menurunkan kolesterol. Masyarakat kudus dan sekitarnya meyakini dengan mengkonsumsi parijoto saat hamil akan membuat anak menjadi cantik atau ganteng (Anonim, 2014) Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wachidah (2013) dan Niswah (2014), Parijoto (Medinilla speciosa L.) merupakan tanaman yang telah diketahui mengandung tanin, Flavonoid, Saponin dan glikosida dalam buahnya, serta memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antibakteri.
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tanaman-tanaman lain yang mengandung tanin, flavonoid, dan saponin seperti Woodfordia fruticosa, Cucumis melo, Saussurae lappa, Luffa acutangula, dan Bacoppa moniera masing-masing telah diuji dan memiliki efek antihiperlipidemia (Khera and Aruna., 2012 ; Luhure et al., 2013 ; Anbu et al.,2011 ; Purwanti, 2012 ; Kamesh and Thangarajan,2012). Dengan demikian buah parijoto diprediksi mempunyai efek antihiperlipidemia karena memiliki kandungan yang sama seperti tanin, flavonoid, dan saponin. 1.2. Rumusan masalah Buah parijoto secara empiris sering digunakan masyarakat kudus dan sekitarnya sebagai obat untuk sariawan, diare, dan menurunkan kolesterol. Penelitian yang telah dilakukan pada buah ini adalah efek antibakteri dan antioksidan (Wachidah, 2013 dan Niswah, 2014). Sementara aktivitas terhadap efek antihiperlipidemia belum pernah dilakukan sehingga peneliti tertarik untuk menguji efek antihiperlipidemia. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efek antihiperlipidemia ekstrak etanol 70% buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) pada tikus putih jantan yang diberi induksi kolesterol dan lemak. 1.3.2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui efek terhadap pengendalian kadar kolesterol total. b. Untuk mengetahui efek terhadap pengendalian kadar trigliserida. c. Untuk mengetahui efek terhadap pengendalian kadar VLDL.
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.4. Manfaat Hasil Penelitian 1.4.1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang tanaman herbal yang memiliki efek antihiperlipidemia. 1.4.2. Secara metodologi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan peneliti
lain
dalam
melakukan
penelitian
tentang
efek
antihiperlipidemia secara in vivo. 1.4.3. Secara aplikatif Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pengaruh buah parijoto terhadap penurunan kadar kolesterol dan lemak. juga dapat digunakan sebagai informasi kepada Badan POM dalam membuat daftar obat tradisional yang memiliki khasiat antihiperlipidemia. 1.3.
Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini mencakup fitokimia dan farmakologi. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 hingga April 2015 di Fakultas kedokteran dan Ilmu Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 ekor tikus putih jantan galur Sparague Dawley yang diberi induksi kolesterol dan lemak. Bahan intervensi yang diberikan adalah ekstrak etanol 70% buah parijoto.
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Medinilla speciosa Blume 2.1.1 Taksonomi Adapun taksonomi dari tanaman parijoto adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spertaphyta (menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas
: Rosidae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Melastomaceae
Genus
: Medinilla
Species
: Medinilla speciosa Blume
(www.plantamor.com)
[Koleksi pribadi] Gambar 2.1: Parijoto (Medinilla speciosa Blume)
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.2 Pertelaan Parijoto merupakan tanaman obat dengan bentuk perdu, tegak dengan tinggi 1-2 m. memiliki batang bulat, jika tua kulit batangnya berlapis gabus, bergerigi, kasar, dan berwarna putih kecoklatan. Morfologi daun tunggal, bersilang berhadapan, memiliki tangkai pendek, bulat, lunak, berwarna ungu kemerahan, helaian daun berbentuk lonjong sedangkan pangkal dan ujung daun runcing, bertepi rata, panjang 10-20 cm, lebar 5-15 cm, pertulangan melengkung, permukaan alas licin, berwarna hijau, permukaan bawah kasar danberwarna hijau kelabu. Bunga majemuk, di ketiak daun, sempurna, berkelamin ganda, kelopak 5 helai, ujung runcing, pangkal berlekatan, panjang 3-8 mm, warna ungu tua, benang sari 2 kali lipat jumlah mahkota, kepala sari berupa kuncup membengkok, warna merah keunguan, kepala putik duduk di atas bakal buah, kepala putik bulat, ungu, mahkota lepas, 5 helai, bentuk kuku, panjang 5-8 mm, warna merah muda. Buah buni, bulat, bagian ujung berbenjol bekas pelekatan kelopak, diameter 5-8 mm, warna merah keunguan. Biji bulat, berjumlah banyak, kecil, putih. Akar serabut, putih kotor (Anonim, 2014 dan Wachidah, 2013). 2.1.3 Ekologi dan Penyebaran Parijoto merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di lereng – lereng gunung atau di hutan-hutan dan terkadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik pada tanah yang berhumus tinggi dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Tanaman ini berbunga pada bulan November-Januari dan waktu panen yang tepat bulan Maret-Mei (Anonim,2014 dan wachidah, 2013). Prijoto juga ditemukan di daerah Kinabalu-Borneo dan juga di daerah Bali dengan sebutan “Trijata”. Di Bali Trijata biasa disebut sebagai tanaman surga dan digunakan dalam upacara adat (Sumantera, 2014). Tidak hanya di Indonesia Medinilla speciosa Blume juga ditemukan di Malaisya dan India. Di india, tanaman parijoto ini
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
termasuk spesies baru dalam bidang ilmu pengetahuan (Annual Report, 2010-2011). Di Malaisya, Medinilla speciosa Blume tumbuh di Gunung Kajang dengan tinggi 3 meter pada ketinggian 500-1200 m dan endemik di daerah Penang, Perak, Pahang, dan Selangor (Latif, A.,1999). Di daerah gunung Kinabalu, Borneo di hutan tropis terdapat delapan spesies
Medinilla,
yaitu:
M.clemensiana,
M.crassifolia,
M.amplectens, M.Beamanii, M.homoeandra,
M.speciosa,
M.stephanostegia, dan M. Suberosa yang telah diteliti aktivitas masa optimal berbunga (Flowering) dan berbuahnya (fruiting) (Kazuya et al, 2009). Spesies lain dari Medinilla juga ditemukan di Romania yaitu Medinilla magnifica yang dikenal sebagai tanaman indoor yang eksotis dan menarik dengan harga tinggi (Maria, Buta, and Hort, 2012). 2.1.4 Kandungan Kimia Parijoto (Medinilla speciosa L.) merupakan tanaman yang telah diketahui mengandung tanin, flavonoid, dan saponin dalam buah dan daunnya (Anonim, 2014). Dari hasil penelitian Wachidah (2013) dan Niswah (2014) buah parijoto dilaporkan mengandung tanin, saponin, flavonoid dan glikosida. Data yang dihasilkan dari penelitian tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.1: Kandungan Buah parijoto dari hasil penapisan fitokimia ekstrak kasar, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi metanol (Wachidah, 2013) No. 1 2 3 4 5 6
Metabolit sekunder
Ekstrak kasar
Fraksi nheksan
fraksi etil asetat
Fraksi metanol
Alkaloid Saponin Glikosida Flavonoid Tannin Antrakuinon
++ + ++ +++ -
-
+ + ++ +++ -
+ ++ ++ +++ -
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Spesies lain dari Medinilla, yaitu Medinilla Magnifica telah diteliti oleh Casteele (1981) mengandung Fenol 19%, flavonoid 5%, dan Tanin terhidrolisis 69%, tanin terkondensasi 7%. Senyawa fenol dan asam fenolat sederhana yang diidentifikasi adalah floroglusinol, asam p-hidroksibenzoat, asam vanilat, asam protokatekin, asam galat, asam syringat, asam trans p-kumarik, asam trans-ferulat dan asam trans-kafeat. Ekstrak metanol Medinilla speciosa Blume mengandung Fenolat total 388 mg GAE/g ekstrak dan Flavonoid total 164 mg RE/g ekstrak (Wachidah,2013). 2.1.5 Khasiat Menurut Anggana (2011) parijoto merupakan jenis tumbuhan obat yang menjadi primadona bagi masyarakat Jawa khususnya masyarakat
lereng
Gunung
Merapi
karena
dipercaya
dapat
meningkatkan kesuburan janin dan kesehatan ibu. Sedangkan menurut Wibowo, Wasino dan Dewi (2012) masyarakat Colo punya keyakinan kalau makan buah Parijoto saat hamil jika lahir anak laki-laki akan terlihat cakap, sedangkan jika perempuan akan terlihat cantik secara budi pekerti. Dan biasanya parijoto ini digunakan secara tradisional sebagai antiradang, sariawan, dan antibakteri (Anonim, 2014). Parijoto juga dikabarkan mempunyai khasiat untuk mengobati sariawan, diare, dan dapat menurunkan kolesterol Daun dan buah parijoto merupakan bagian yang sering dimanfaatkan baik segar maupun kering (Anonim, 2014). Menurut wachidah (2013) ekstrak parijoto aktif sebagai antioksidan dengan IC50 pada fraksi etil asetat 20,34 µg/mL, fraksi metanol 46,65 µg/mL, dan ekstrak kasar 48,24 µg/mL. Niswah (2014) menyatakan jika parijoto juga memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri uji Escherichia coli dan Staphylococcus aureus pada ekstrak metanol dan n-heksan. Medinilla Luchuenesis telah diteliti oleh Xia Jin Yao et al (2009) memiliki efek sebagai antbakteri. Spesies lain dari Medinilla seperti Medinilla crassinorvia Blume yang berasal dari Papua New geniu diteliti sebagai terapi 8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kanker nasal (Maffei,2003). Spesies lain seperti Medinilla arbaricola F.C How (X.Zeng et al.,2013) yang ada di Cina merupakan tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai obat luka luar. Tanaman lain dari famili yang sama yaitu melastomaceae seperti Melastoma malabathricum Linn telah diteliti aktif sebagai antihiperlipidemia pada dosis 150-300 mg/KgBB pada tikus putih jantan yang diinduksi diabetes (Balamurugan et al.,2014). 2.2 Lipid Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen yang terdiri dari lemak, minyak, steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya dari pada sifat kimianya. Lipid secara relatif tidak larut dalam air dan dapat larut dalam pelarut nonpolar (eter dan kloroform). Lipid dibagi menjadi lipid sederhana (lemak dan wax), lipid kompleks (Fosfolipid, glikolipid, dan lipid kompleks lain), dan prekusor serta turunan lipid (asam lemak, gliserol, steroid, alkohol lain, aldehida, lemak, badan keton, hidrokarbon, vitamin larut lemak, dan hormon (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis di hati dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan. Karena lipid tidak larut dalam air, maka untuk mengangkut lipid dalam plasma darah diperlukan penggabungan lipid nonpolar (trigliserida dan ester kolesterol) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat bercampur dengan air (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
[ S u m b e r : M u r r a y, G r a n n e r , d a n R o d w e l l , 2 0 0 9 ] Gambar 2.2 : Komponen lipid plasma 9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lipid diangkut di dalam plasma sebagai lipoprotein. Lipid plasma terdiri dari trigliserida (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), dan ester kolesterol (36%), serta sedikit asam lemak rantai panjang tak terseterifikasi (asam lemak bebas, FFA) (4%) merupakan lemak plasma yang paling aktif secara metabolik (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). 2.2.1 Lipoprotein Lipoprotein merupakan kompleks antara lipid dengan protein. Lipoprotein mengangkut lipid dari usus sebagai kilomikron dan dari hati sebagai lipoprotein berdensitas sangat rendah atau VLDL (Very Low Density Lipoprotein) ke sebagian jaringan untuk dioksidasi dan ke jaringan adiposa untuk disimpan. Kelainan metabolisme lipoprotein dapat menyebabkan hipo/hiperlipoproteinemia. Lipoprotein terdiri dari inti nonpolar (trigliserida dan ester kolesterol) serta dikelilingi oleh satu lapisan permukaan molekul kolesterol dan fosfolipid amfipatik. Terdapat empat kelompok utama lipoprotein plasma yang telah diketahui dan penting secara fisiologis dan penting dalam diagnosa klinis, meliputi: kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density Lipoprotein) (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). a.
Kilomikron Kilomikron ditemukan dalam kilus yang hanya dibentuk oleh sistem limfa yang mengaliri usus. Kilomikron bertanggung jawab mengangkut semua lipid dari makanan ke dalam sirkulasi. Pembersihan kilomikron dari darah berlangsung cepat, dengan waktu paruh kurang dari satu jam pada manusia. Asam-asam lemak dari triasilgliserol klilomikron terutama disalurkan 80% ke jaringan adiposa, jantung, dan otot dan 20% ke hati. (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). Pada individu normal, kilomikron terdapat di dalam plasma setelah 3-6 jam mengkonsumsi daging berlemak, namun setelah 10-12 jam kilomikron tidak terdapat lagi di dalam plasma (Gilman, 2012).
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b.
Lipoprotein Densitas Sangat Rendah (VLDL) VLDL (Very Low Density Lipoprotein) atau pra-βlipoprotein yang berasal dari hati untuk ekspor trigliserida ke jaringan ekstrahepatik. Reseptor VLDL berperan penting dalam penyaluran asam lemak dari trigliserida VLDL ke adiposit dengan mengikat VLDL dan membawanya berkontak dengan lipoprotein lipase (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). VLDL Memiliki diameter 400-1000 A dan cukup besar untuk menimbulkan kekeruhan plasma, tetapi tidak seperti kilomikron, pertikel VLDL tidak mengapung spontan ke permukaan tubular plasma yang didiamkan tanpa diganggu selama 12 jam (Gilman, 2012). Kilomikron dan VLDL dimetabolisme melalui hidrolisis triasilgliserolnya, dan sisa lipoprotein tetap berada di dalam sirkulasi. Sisa lipoprotein ini diserap oleh hati, tetapi sebagian sisa (IDL) yang berasal dari VLDL membentuk LDL yang diserap oleh hati jaringan lain melalui reseptor LDL (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). Faktor-faktor yang meningkatkan sintesis trigliserida dan VLDL oleh hati meliputi, keadaan kenyang, menkonsumsi induksi karbohidrat terutama sukrosa dan fruktosa yang meningkatkan lipogenesis dan esterifikasi asam lemak, tingginya kadar asam lemak bebas dalam darah, konsumsi etanol, dan adanya insulin yang tinggi dan kadar glukagon yang rendah sehingga meningkatkan sintesis dan esterifikasi asam lemak serta manghambat oksidasinya (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
c.
Lipoprotein Densitas Rendah (LDL) LDL
(Low
Density
Lipoprotein)
atau
β-lipoprotein
merupakan lipoprotein berdensitas rendah yang menggambarkan suatu
tahap
akhir
metabolisme
VLDL.
LDL
bertugas
menyalurkan kolesterol ke jaringan. Setelah dimetabolisme menjadi IDL, VLDL kemudian dapat diserap oleh hati secara langsung melalui reseptor LDL (apo B-100 E) atau dapat diubah
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menjadi LDL. Hanya terdapat satu molekul apo B-100
di
masing-masing partikel lipoprotein dan dipertahankan selama transformasi sehingga setiap partikel LDL berasal dari satu partikel VLDL prekusor. Pada manusia, cukup banyak IDL membentuk LDL dan merupakan penyebab meningkatnya kadar LDL pada manusia dibanding hewan mamlalia (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). LDL memiliki waktu paruh 1,5-2 hari, hal ini menyebabkan konsentrasi LDL dalam plasma lebih tinggi dibanding VLDL dan IDL. Penanganan hiperkolesterolemia yang paling efektif melalui diet dan farmakologi bekerja dengan meningkatkan ekspresi reseptor LDL di hati (Gilman, 2012). d. Lipoprotein Densitas Tinggi (HDL) HDL (High density
Lipoprotein)
atau
α-lipoprotein
disintesis di hati dan diekskresikan ke dalam usus. HDL berperan dalam transpor kolesterol bebas keluar jaringan yang dikenal sebagi transport kolesterol balik (reverse cholesterol transport) dan pada metabolisme VLDL dan kilomikron. HDL yang disintesis miskin akan kolesterol dan mengandung Apo A, C, dan E, disebut HDL nascent yang menerima kolesterol bebas. Fungsi utama HDL adalah bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk apo C dan E yang dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron dan VLDL. Lipoprotein ini disintesis dalam hati dan usus, namun sintesis di usus terjadi lewat rute tak langsung. Kadar HDL bervariasi secara timbal balik dengan kadar Trigliserida plasma dan secara langsung dengan aktivitas lipoprotein lipase yang mungkin disebabkan oleh konstituen permukaan surplus, misanya fosfolipid dan apo A-1 ynag dibebaskan sewaktu hidrolisis kilomikron dan VLDL serta ikut membentuk praβ-HDL dan HDL diskoid (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.2 Kolesterol Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau dalam bentuk simpanan, yang berikatan dengan asam lemak rantai panjang sebagai ester kolesteril. Kolesterol merupakan lipid amfipatik dan merupakan komponen struktural esensial pada membran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Senyawa ini disintesis di banyak jaringan dari asetil-koA dan sebagai prekusor semua steroid di dalam tubuh. Sebagai produk tipikal metabolisme hewan, kolesterol terdapat dalam makanan hewani seperti kuning telur, daging, hati dan otak. Kolesterol adalah unsur pokok batu empedu dan sebagai faktor utama
pembentukan
aterosklerosis
arteri-arteri
vital,
yang
menimbulkan penyakit pembuluh darah perifer, koroner, dan serebrovaskuler. Peningkatan kadar kolesterol yang terdapat di VLDL dan IDL, atau LDL menyebabkan aterosklerosis, sedangkan HDL dalam kadar tinggi memberikan efek protektif. (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap. (1) mevalonat, yang meruakan senyawa enam-karbon, disintesis dari asetil KoA. (2) Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat dengan menghilangkan CO2. (3) enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk intermediet, skualen. (4) Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu lanosterol. (5) kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lanjut, termasuk menghilangnya tiga gugus metil. Sintesis kolesterol dikendalikan oleh regulasi HMG KoA reduktase (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). Setiap hari, sekitar 1 gram kolesterol di keluarkan dari tubuh, separuhnya di dalam tinja setelah mengalami konversi menjadi asam empedu. Sisanya diekskresikan sebagai kolesterol. Koprostanol adalah sterol utama dalam tinja, senyawa ini dibentuk dari kolesterol oleh bakteri di usus di bagian bawah (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.3 Trigliserida Trigliserida (triasilgliserol) merupakan ester trihidrat alkohol gliserol dengan asam lemak dan merupakan bentuk simpanan utama asam lemak. Mono- dan diasilgliserol, tempat satu atau dua asam lemak teresteriifikasi dengan gliserol, juga ditemukan di jaringan. Simpanan trigliseridadi jaringan adiposa terus menerus mengalami lipolisis (hidrolisi) dan re-esterifikasi. Sintesis trigliserida terjadi di hati dan sejumlah kecil di jaringan adiposa. Tahap biosintesis trigliserida berawal dari molekul asil-KoA yang dibentuk dari pengaktifan asam lemak oleh asil-KoA sintase, berikatan dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat), yaitu, prekusor dalam biosintesis triasilgliserol. Fosfatidat ini akan diubah oleh fosfatidat fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransferase (DGAT)
menjadi
1,2-diasilgliserol
dan
kemudian
menjadi
triasilgliserol (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).
2.3. Hiperlipidemia 2.3.1 Definisi Hiperlipidemia didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan satu atau lebih kolesterol, ester kolesterol, fosfolipid, atau trigliserida. Hiperlipidemia juga biasanya dikaitkan dengan meningkatnya total kolesterol
dan
apolipoprotein
trigliserida, B,
dan
penurunan
peningkatan
HDL,
LDL
peningkatan
(Dipiro,
2005).
Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya serum kolesterol total (LC), LDL (Low Density Lipoprotein), VLDL (Very Low Density Lipoprotein), dan penurunan HDL (High Density Lipoprotein) (Khera and Aruna., 2012). Hiperlipidemia (naiknya kadar trigliserida atau kolesterol) dan menurunnya kadar HDL-C disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
konsentrasi berbagai lipoprotein plasma. Faktor-
faktornya meliputi gaya hidup atau perilaku (diet atau kerja fisik), genetik (mutasi gen yang mengatur lipoprotein), atau kondisi
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
metabolik (diabetes melitus) yang mempengaruhi metabolisme lipoprotein plasma (Gilman, 2012). Hipertrigliseridemia dan tingkat HDL rendah berhubungan dengan obesitas (BMI> 26 Kg/m2),merokok, gaya hidup, tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, dan glukosa darah di atas 4,4 mmol/L. Kenaikan trigliserida yang berlebihan dapat meningkatkan resiko kardiovaskuler (Dipiro, 2005). Pada hipertrigliserida yang parah (>1000 mg/dL) diperlukan terapi untuk mencegah pankreatitis (Gilman, 2012). Tabel 2.2 : Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan Trigliserida menurut NCEP ATP III 2001 mg/dl Kolesterol Total <200 200-239 ≥240 Kolesterol LDL <100 100-129 130-159 160-189 ≥190 Kolesterol HDL <40 ≥60 Trigliserida <150 150-199 200-499 ≥500
Optimal Diinginkan Tinggi Optimal Mendekati optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi Rendah Tinggi Optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi [Sumber: Dipiro,2005]
Tabel 2.3 : klasifikasi hiperlipoprtoteinemia Fredickson-Levy-Lees Tipe
Peningkatan Lipoprotein
I IIa IIb III IV V
Kilomikron LDL LDL+ VLDL IDL (LDL1) VLDLVLDL + Kilomikron [Sumber: Dipiro,2005] 15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.2 Terapi Farmakologi hiperlipidemia Obat-obat penurun lipid dapat dikelompokkan menjadi agen yang menurunkan sintesis VLDL dan LDL, agen yang meningkatkan klirens VLDL, agen yang meningkatkan katabolisme LDL, agen yang menurunkan absorpsi kolesterol, agen yang meningkatkan HDL, atau beberapa kombinasi yang dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2.4 : Efek-efek terapi obat pada lipid dan lipoprotein Drug Kolestiramin, kolestipol, dan kolsevelam
Niasin
Probukol Gemfibrozil, klofibrat, fenofibrat Lovastatin, pravastatin, flufastatin, atorvastatin, resuvastatin Ezetimibe
Mekanisme Efek pada kerja lipid ↑Katabolisme ↓Kolesterol, LDL,↓Absor psi kolesterol,
Efek pada lipoprotein ↓LDL, ↑VLDL
Keterangan
↓sintesis ↓trigliserida LDL dan dan VLDL kolesterol
↓VLDL, ↓LDL, ↑HDL
Bermasalah dengan kepatuhan pasien, baik dikombinasikan dengan resin asam empedu.
↑Klirens LDL ↑Klirens VLDL, ↓Sintesis VLDL
↓LDL dan HDL ↓LDL, ↓VLDL dan ↑HDL
↓HDL
↑Katabolisme ↓kolesterol LDL, menghambat sintesis LDL
↓LDL
-
↓kolesterol
↓LDL
Beberapa efek samping, dan efek tambahan pada obat lain.
Menghambat absorpsi kolesterol
↓Kolesterol ↓Trigliserida dan kolesterol
Bermasalah dengan kepatuhan, mengikat kebanyakan obatobat asam yang diberikan sebagai tambahan
Klofibrat menyebabkan batu empedu kolesterol
[Sumber: Dipiro,2005]
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Inhibitor reduktase (statin), niasin, atau eztimibe. Dari pilihanpilihan tersebut statin merupakan pilihan utama karena dianggap sebagai agen yang paling poten dalam menurunkan LDL. Statin mengganggu konversi HMG-KoA menjadi mevalonat, dengan menghambat enzim HMG-KoA reduktase. Produk statin yang ada saat ini termasuk lovastatin, pravastatin, simvastatin, fluvastatin, dan atorvastatin (Dipiro,2005). Kombinasi terapi dengan sequestran asam empedu dan lovastatin dianggap rasional karena jumlah reseptor LDL meningkat, memicu terjadinya degradasi kolesterol LDL, sintesis intraseluler kolesterol dihambat, dan pengolahan kembali enterohepatik asam empedu diganggu. Kombinasi terapi statin dengan ezetimibe juga rasional karena eztimibe menghambat absorpsi kolesterol melewati mukosa usus dan reduksi bertambah 12%-20% ketika dikombinasi dengan statin atau obat lain (Dipiro,2005). 2.3.3 Obat-obat yang digunakan dalam hiperlpidemia 2.3.3.1 Statin Statin (Simvastatin, lovastatin, atorvastatin, dan Fluvastatin) merupakan senyawa yang paling efektif dan baik toleransinya untuk mengobati dislipidemia. Merupakan inhibitor kompetitif 3-OH-3-metilglutaril koenzim A (HMGCoA) reduktase yang mengkatalisis tahap awal pembatasan laju pada biosintesis kolesterol. Mekanisme kerja dalam menghambat kerja HMG CoA reduktase dapat dilihat pda gambar 2.3. Statin yang lebih kuat (atorvastatin dan simvastatin) dalam dosis tinggi dapat menurunkan kadar trigliserida yang disebabkan naiknya kadar VLDL. Statin juga
mempengaruhi
kadar
kolesterol
darah
menghambat pembentukan kolesterol di dalam hati
dengan yang
menyebabkan peningkatan ekspresi gen reseptor LDL. Kadar trigliserida tinggi > 250 mg/dl dikurangi secara berarti oleh
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
statin dan presentase penurunannya sama dengan presentase penurunan LDL-C. Efek samping yang perlu diperhatikan adalah terjadinya gangguan pencernaan, miopati, dan gangguan hati (Gilman, 2012). 2.3.3.2 Sekuestren asam empedu (Resin) Kolestiramin
dan
kolestipol
merupakan
obat
hipolipidemia yang pertama kali, dan paling aman karena tidak di absorpsi dari usus. Kolestiramin dapat menurunkan kolesterol total 13% dan LDL-C 20%, dibandingkan dengan diet, penurunan kolesterol total 5% dan LDL-C 8%. Sekuestren asam empedu sangat bermuatan positif dan mengikat asam-asam empedu bermuatan negatif. Karena ukurannya yang besar, resin tidak diabsorbsi, dan asam empedu yang terikat diekskresi dalamm feses. Karena biasanya lebih dari 95% asam empedu diabsorbsi, gangguan ini akan mendeplesi akumulasi asam empedu dalam hati dan sintesis asam empedu di hati meningkat. Akibatnya kandungan kolesterol di hati berkurang, menstimulasi produksi reseptor LDL. Karena resin diberikan dalam bentuk garam
klorida,
jarang
dilaporkan
adanya
asidosis
hiperkloremia. Penggunan terhadap hipertrigliserida parah dihindari karena resin-resin ini dapat meningkatkan kadar trigliserida (Gilman, 2012).mekanisme kerja resin sebagai antihiperlipidemia dapat dilihat pada gambar 2.3.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hepatosit
Darah
usus
Asam empedu
[Sumber :Basic & clinical pharmacology,2007]
Gambar 2.3 : Mekanisme kerja Resin, Niasin,Ezetimibe, dan Inhibitor HMG-CoA reduktase
2.3.3.3 Asam nikotinat (Niasin) Niasin cenderung mempengaruhi hampir semua parameter lipid. Niasin menghambat lipolisis trigliserida oleh lipolisis sensitif hormon di jaringan adiposa yang akan mengurangi transpor asam lemak bebas ke hati dan menurunkan sintesis trigliserida di hati. Menurunnya Trigliserida juga berimplikasi kepada penurunan VLDL dan menyebabkan berkurangnya kadar meningkatkan
kadar
LPL
yang
LDL. Niasin mendorong
juga
bersihan
kilomikron dan trigliserida VLDL serta meningkatkan HDLC dengan mengurangi bersihan fraksional apoA-1 dalam HDL dan bukan meningkatkan sintesis HDL. Dua efek samping yang penting untuk diperhatikan adalah terjadinya kulit memerah dan dispepsia yang berakibat terhadap
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ketidakpatuhan pasien (Gilman, 2012). Mekanisme kerja Niasin dapat dilihat pada gambar 2.3. 2.3.3.4 Turunan asam Fibrat Asam fibrat bekerja dengan mengikat reseptor Peroxisome Proliferator-Activated Receptors (PPARs) yang mengatur transkripsi gen sehingga dapat menurunkan trigliserida, LDL, dan meningkatkan HDL. Pengikatan ini mengakibatkan terjadinya peningkatan oksidasi asam lemak, aktivitas lipoprotein lipase, dan penurunan ekspresi Apo CIII. Pada pasien dengan hipertrigliserida ringan (<400 mg/dl) dapat menurunkan kadar trigliserida hingga 50% dan meningkatkan HDL-c sekitar 15%. Efek samping yang sering terjadi
adalah
gangguan
gastrointestinal
sebesar
5%,
kemudian ruam kulit, urtikaria, rambut rontok, mialgia, lelah, sakit kepala, impotensi, dan anemia tapi jarang. Dilaporkan terjadi sedikit peningkatan transaminase di hati dan penurunan alkalinfosfatase (Gilman, 2012). 2.3.4 Induksi Hiperlipidemia Induksi hiperlipidemia dapat dilakukan secara endogen dan eksogen.
Induksi
eksogen
dilakukan
dengan
memberikan
propiltiourasil yang merupakan antitiroid golongan tioamida. Hormon tiroid berperan dalam mengaktifkan hormon sensitif lipase yang bertanggung jawab terhadap proses katabolisme lipid dalam tubuh, sehingga hewan hipertitoid laju katabolisme lipid di dalam tubuh menjadi tinggi. Karena propiltiourasil merupakan antitiroid yang dapat menurunkan kadar hormon tiroid, maka pemberian propiltiourasil pada hewan uji dapat menurunkan hormon tiroid sehingga terjadi penurunan laju katabolisme lipid (Tisnadjaja dkk, 2010). Sedangkan induksi secara eksogen dilakukan dengan pemberian diet tinggi kolesterol dan lemak yang terdiri dari campuran kuning telur, sukrosa dan lemak hewani. Kuning telur dan lemak hewan yang merupakan
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sumber lemak dan kolesterol hewani, Sedangkan menkonsumsi diet tinggi karbohidrat terutama sukrosa dan fruktosa yang meningkatkan lipogenesis dan esterifikasi asam lemak dan memicu peningkatan sintesis Trigliserida dan VLDL (Juheini, 2002 dan Dipiro, 2005) atau dapat juga diberikan makanan diet tinggi kolesterol berupa campuran kolesterol dengan asam kolat (Anbu et al.,2011 dan luhure et al.,2013) 2.4. Senyawa Flavonoid, Saponin, dan Tanin Flavonoid, saponin, alkaloid, glikosida dan tanin yang terkandung dalam Woodfordia fruticosa telah dilaporkan aktif sebagai antioksidan pada hewan coba tikus. Efek hipolipidemia kemungkinan disebabkan oleh aksi individual atau sinergis komponen-komponen ini, dengan mengontrol hidrolisis lipoprotein tertentu dan selective uptake dan metabolisme pada jaringan tertentu. Kemungkinan, komponen-komponen menekan produksi enzzim lipogenik atau dengan menghambat absorpsi kolesterol. Di sampig itu adanya tanin yang memiliki efek diuretik kemungkinan juga ikut berkontribusi efek antihiperkolesterolemia (Khera and Aruna., 2012). Flavonoid dan kandungan fitosterol lain pada B.monniera dilaporkan dapat menurunkan LDL, VLDL dan meningkatkan HDL dengan mereduksi kolesterol total plasma dan meningkatkan sensitivitas reseptor LDL (kamesh and Tangarajan.,2012). Adanya senyawa fenolik dan bioflavonoid (seperti antosianin
dan
glikosida)
memberikan
efek
antioksidan
dan
antihiperlipidemia karena telah diketahui bahwa falvonoid merupakan agen penagkap radikal bebas yang poten serta kemungkinan untuk menurunkan sters oksidatif dengan menginduksi enzim antioksidan (Ochani and Priscilla, 2009). 2.5.1 Senyawa Flavonoid Senyawa flavonoid tersebar luas di alam, terutama dalam tumbuhan tingkat tinggi dan jaringan muda. Sekitar 5-10% metabolit sekunder tumbuhan adalah flavonoid, flavonoid berperan sebagai pigmen bunga dan berperan dalam menarik serangga untuk membantu penyerbukan. Beberapa kemungkinan fungsi flavonoid yang lain bagi
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tumbuhan adalah sebagai zat pengatur tubuh, pengatur proses fotosintesis, zat antimikroba, antifirus, antiinsektisida, dan antioksidan (Middleton et al., 1998). Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol dan terdistribusi luas dalam kingdom tumbuhan. Flavonoid memiliki tiga struktur cincin dasar yang terdiri dari dua cincin aromatik (cincin A dan B) dan sebuah pusat separuh heterosiklik oksigenasi (cincin C) (Zou et al., 2005). Kerangka dasar flavonoid yaitu 15 atom karbon yang
membentuk
susunan
C6-C3-C6.
Flavonoid
sendiri
diklasifikasikan menjadi flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan antosianin (Dai and Russel, 2010). Salah satu contoh senyawa flavonoid yang umum adalah rutin.
[Sumber:Unnikrishnan,2014]
Gambar 2.4 : Struktur Rutin
2.5.1.1 Aktivitas Flavonoid dalam Menurunkan kadar lipid plasma Flavonoid telah dikenal sebagai senyawa yang memiliki aktivitas potensial biologi yang aktif mencegah penyakit kronik termasuk penyakit kardiovaskuler. Flavonoid kemungkinan dapat mencegah kerusakan oksidasi dan oksidasi dari LDL. Flavonoid aktif sebagai anti-inflamasi, menurunkan
kolesterol,
antihipertensi,
dan
antiplatelet
(Gross, 2004). Flavonoid yang terkandung dalam citrus aurantium
menurunkan
lipid
dengan
menghambat
adipogenesis dan diferensiasi pada sel 3T3-L1 yang menginduksi down-regulation dari akumulasi lipid dan gen yang memetabolisme lipid (Kim et al., 2012). 22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Anioksidan merupakan antioksidan poten yang dapat mencegah oksidasi LDL, memblokade ambilan LDL oleh makrofag, mencegah pembentukan sel busa, dan mencegah arterosklerosis pada model hewan. Aktivitas antioksidan flavonoid dapat terjadi melelui beberapa mekanisme yaitu mengeruk oksigen reakstif/nitrogen, logam pengkhelat, dalam menghambat
reaksi
perkembangan
peroksidasi
lipid.
Beberapa penelitian juga melaporkan efek flavonoid pada sintesis kolesterol dalam model seluler hepatosit dan sel HepG2 menunjukkan menstimulasi penghambatan sintesis kolesterol tergantung pada dosis dan flavonoid yang spesifik (Gross, 2004). Penurunan kolesterol total oleh flavonoid juga dipicu oleh adanya penghamabtan terhadap aktivias HMG CoA reduktase atau mneingkatkan ekskresi asam empedu dan kolesterol (Zou et al., 2005). 2.5.2 Senyawa Saponin Saponin merupakan steroid atau triterpenoid glikosida, umum terdapat dalam banayak tumbuhan dan produk tumbuhan yang penting bagi manusia dan nutrisi hewan. Beberapa efek biologis dari saponin telah dilaporkan telah yaitu sebagai immunostimulan, meningkatkan permeabilitas membran, hipokolesterolemia, dan antikarsinogen. Triterpenoid saponin terdeteksi pada banyak tumbuhan polong seperti kedelai, kacang, dan polong dan lain-lain. Dan juga dalam bawang, bayam, bunga matahari dan ginseng. Sedangkan steroid saponin terdapat pada gandum, biji tomat, asparagus, ginseng, dan ubi rambat (Francis et al., 2002). Nama Saponin berasal dari kemampuannya membentuk busa, seperti busa sabun dalam larutan air. Saponin terdiri dari bagian yang selalu mengandung glukosa, galaktosa, asam glukoronat, xilosa, ramnosa, atau metipentosa, dengan glikosida terikat pada aglikon hidrofobik (sapogenin) yang dapat berupa terpenoid atau steroid di alam. Sisi aglikon dapat terdiri dari satu atau lebih ikatan C-C tidak
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jenuh. Rantai oligosakarida terikat pada posisi C3, tapi kebanyakan saponin memiliki tambahan bagian gula pada C26 atau C28. Kompleksitas dari struktur saponin disebabkan oleh variasi dari struktur aglikon, salah satu contoh saponin adalah dioscin dengan diosgenin sebagai aglikon (Francis et al., 2002).
[Sumber: Hong yu et al.2011]
Gambar 2.5: Struktur Soysaponin dan Azukasaponin 2.5.2.1 Aktivitas Saponin dalam Menurunkan kadar lipid plasma Dalam review yang dilakukan oleh Francis et al., 2002, sejumlah penelitian telah menujukkan jika saponin dari sumber yang berbeda dapat menurunkan level serum kolesterol pada hewan coba termasuk manusia. Sehingga dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan jika saponin memiliki efek hipokolesterolemia. karena saponin terikat pada lumen usus, faktor-faktor seperti jumlah saponin dan kolesterol, dan adanya ligan dari kedua senyawa tersebut kemungkinan memegang peranan penting dalam aksi pengikatan saponin-kolesterol sehingga dapat memiliki efek hipokolesterolemia yang signifikan (Francis et al., 2002). Pada penelitian kamesh dan
tangarajan (2012)
saponin bekerja dengan mengendapkan kolesterol dari misel dan ikut campur dengan sirkulasi enterohepatik asam empedu membuat usus tidak mungkin untuk diabsorbsi dan memaksa hati untuk memproduksi asam empedu lebih dari plasma kolesterol dan meningkatkan reduksi level plasma kolesterol.
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.3 Senyawa Tanin Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tak larut dalam air. Dalam industri, tanin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuanya menyambung silang protein. Secara kimia terdpaat dua jenis tanin utama yaitu tanin terkondensasi yang
tersebar
luas
dalam
paku-pakuan,
gimnospermae,
dan
angiospermae dan yang kedua tanin terhidrolisa yang penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua (Harbone, 1987). Tannin merupakan senyawa yang larut dalam air dan dapat ditemukan pada banyak taumbuhan tingkat tinggi. Tanin dapat bereaksi dengan protein, enzim pencernaan, polisakarida dan molekul lain (Aiura and Maria., 2007).
Menurut Hagerman (2002) tanin
memiliki efek pada sistem biologi karena kemampuannya sebagai agen pengkhelat ion logam, agen presipitasi protein, dan antioksidan biologi.
(a)
(b) [Sumber:Hagerman, 2002]
Gambar 2.6 : epikatekin (a) katekin (b)
2.5.3.1 Aktivitas Tannin dalam Menurunkan kadar lipid plasma Selain memilki efek antimikroba dengan menghambat enzim dan membentuk komplek dengan ion logam, tanin juga dapat menurunkan profil lipid dan meningkatkan aktivitas antioksidan yang signifikan (Shallan et al.,2014). Pada penelitian ekstrak 25
etanol Terminalia chebula, tanin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menurunkan kadar kolesterol plasma dengan meningkatkan ekskresi dalam asam empedu (Choudary, 2013). Tannin juga memiliki efek diuretik yang dapat berkontribusi sebagai antihiperkolesterolemia (Khera and Aruna., 2012). Tanin terkondensasi dalam tanaman juga dapat menurukan serum kolesterol dengan meningkatkan variasi makanan, pengikatan tanin pada lipid dalam saluran pencernaan (Silanikove et al., 2004). 2.5. Ekstraksi 2.6.1 Pengertian ekstrak Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengesktraksi senyawwa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua-hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 2000). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak meliputi: a.
Faktor biologi Faktor-faktor biologi yang mempengaruhi mutu ekstrak adalah identitas jenis (spesies), lokasi tumbuhan asal, periode pemanenan hasil tumbuhan, penyimpanan bahan tumbuhan, umur tumbuhan dan bagian yang digunakan.
b.
Faktor kimia Faktor-faktor kimia yang mempengaruhi mutu ekstrak adalah: 1) Faktor internal : jenis senyaa aktif dalam bahan, komposisi kualitatif-kuantitatif seyawa aktif, dan kadar total rata-rata senyawa aktif. 2) Metode eksternal: metode ekstraksi, perbandinngan ukuran alat ekstraksi (diameter dan tinggi alat) ukuran, kekerasan dan
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kekeringan bahan,pelarut yang digunakan, kandungan logam berat, dan kandungan pestisida. 2.6.2 Metode Ekstraksi menggunakan pelarut Ekstraksi menggunakan pelarut dibagi menjadi dua, yaitu ekstraksi dengan cara dingin dan cara panas. Cara dingin dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya a.
Maserasi Maserasi
adalah
proses
pengesktrakan
simplisia
dengan
menggunakan beberapa pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada teperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi dilakukan
pada
keseimbangan.
pengadukan
yang
Maserasi
kontinu.
kinetik
berarti
Remaserasi
berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya (Depkes RI, 2000). b.
Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan esktrak, terus menerussampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes RI, 2000). Ekstraksi dengan cara panas dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu : a.
Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendinginan balik. Umumnya
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraski sempurna (Depkes RI, 2000). b.
Soxhlet Soxhlet adalah ekstraski menggunakan pelarut yang selalu baru umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000).
c.
Digesti Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) 40-50oC (Depkes RI, 2000).
d.
Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus terceluo dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit) (Depkes RI, 2000).
e.
Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30oC) dan temperatur sampai titik didih air (Depkes RI, 2000).
2.6. Penapisan Fitokimia Tujuan utama dai penapisan fitokimia adalah mengetahui informasi awal golongan senyawa sehingga memudahkan proses pengisolasiannya. selain itu juga bertujuan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan tersebut potensial untuk dimanfaatkan. Pendekatan ini meliputi analisa kualitatif kandungan dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, dan biji) terutama kandungan metabolit sekunder seperti
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, antrakuinon, dan glikosida (Harborne, 1987). a. Alkaloid Alkaloid adalah senyawa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasaya tidak berwarna, seringkali bersifat optis aktif, dan umumnya berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar, misalnya nikotin (Harborne, 1987). Alkaloid umumnya berada dalam bentuk garamnya dan larut dalam air. Adanya alkaloid dapat diuji dengan pereaksi Mayer, di mana hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Endapan tersebut diperkirakan terjadi karena terbentuknya kompleks K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) dan nitrogen pada alkaloid.
[sumber : Marliana dkk, 2005]
Gambar 2.7 : Reaksi Uji Mayer Uji alkaloid juga dapat dilihat dengan pereaksi Dragendorff. Hasil positif alkaloid dengan pereaksi ini ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda sampai kuning. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid.
[sumber : Marliana dkk, 2005]
Gambar2.8 : Reaksi Uji Dragendorff
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Flavonoid Flavonoid merupakan senyawa yang umumnya terdapat pada tumbuhan berpembuluh, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid. Dalam menganalisa flavonoid, yang diperiksa adalah aglikon dalam ekstrak tumbuhan yang sudah dihidrolisis. Pada ekstraksi senyawa ini dilakukan dengan etanol mendidih untuk menghindari oksidasi enzim (Harbone, 1987). Flavonoid dapat diekstraksi dalam keadaan segar, kering atau beku. Kepolaran sangat penting menentukan ekstraksi flavonoid, flavonoid yang kurang polar (seperti isoflavon, flavanon, flavanon termetilasidan flavonol) diekstraksi dengan kloroform, diklorometan, dietil eter, etil asetat, sementara flavonoid glikosida dan aglikon yang lebih polar dapat diekstraksi dengan alkohol-campuran alkohol (Anderson & Markham, 2006). Pendeteksian adanyaa flavonoid dapat dilakukan dengan metode wilstater sianidin. Uji wilstater sianidin biasa digunakan untuk mendeteksi senyawa yang mempunyai inti alfa-benzophiron. Warna merah yang terbentuk pada uji wilstater disebabkan karena terbentuknya garam flavilium (Marliana dkk., 2005).
[Sumber : Achmad, 1986 dalam Marliana, dkk., 2005]
Gambar 2.9: mekanisme reaksi pembentukan garam flavilium
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Saponin Saponin adalah glikosida triterpen yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun yang jika dikocok kuat akan menimbulkan busa. (Harbone, 1987). Identifikasi saponin dapat dilakukan dengan mengocok ekstrak bersama air di dalam tabung reaksi dan akan timbul busa yang dapat bertahan lama (tidak hilang selama 30 detik (Marliana dkk., 2005).
[sumber : Marliana dkk, 2005]
Gambar 2.10: Reaksi hidrolisis saponin dalam air
d. Tanin Tanin merupakan senyawa umum yang terdapat pada dalam tumbuhan berpembuluh, memiliki gugus fenol, memiliki rasa sepat dan mampu menyamak kulit karena kemampuannya menyambung silang protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air (Harborne, 1987). Tanin pada ekstrak tumbuh-tumbuhan diidentifikasi dengan uji gelatin dengan prinsip pengendapan protein dari gelatin oleh tanin. Dan hasil positif juga diberikan oleh pereaksi ferri klorida (FeCl3), di mana tanin terhidrolisa memberikan warna biru atau biru-hitam, sedangkan kondensasi tanin memberikan warna biru-hijau. Senyawa polifenol juga memberikan reaksi warna spesifik dengan FeCl3, tetapi tidak memberikan endapan dengan gelatin (Tiwari, et al., 2011 dan Marliana dkk., 2005).
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Antrakuinon Antrakuinon mungkin dijumpai baik dalam bentuk glikosida dengan ikatan O- atau C-glikosida maupun aglikonnya. Biasanya digunakan sebagai zat warna dan katartiks (Purgatives). Identifikasinya dilakukan dengan cara uji Borntrager’s. Antrakuinon memberikan warna spesifik dengan basa seperti merah, violet, dan hijau (Marliana dkk., 2005).
f. Glikosida Glikosida merupakan senyawa yang bila dihirolisis akan terurai menjadi gula (glikon) dan senyawa lain (aglikon atau genin), contohnya adalah amigdalin dan biasnya memiliki aktivitas sebagai antidiare (Tiwari et al., 2011). uji Keller Kiliani juga dapat digunakan untuk identifikasi kandungan glikosida. Uji keller kiliani positif menunjukkan adanya deoksi gula untuk glikosida. Warna merah yang terbentuk kemungkinan disebabkan terbentuknya kompleks. Atom oksigen yang mempunyai pasangan elektron bebas pada gugus gula bisa mendonorkan elektronnya pada Fe3+ membentuk kompleks. Perkiraan reaksi yang terjadi pada uji Keller Killiani adalah sebagai berikut:
[sumber : Marliana dkk, 2005]
Gambar 2.11: perkiraan uji keller kiliani
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian dan Metode Jenis penelitian yang dikerjakan termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimental. Metode penelitian menggunakan ekstrak etanol 70% buah parijoto yang diekstraksi dengan cara dingin, yaitu maserasi, selanjutnya dilakukan standarisasi pada ekstrak. Ekstrak yang diperoleh diberikan ke hewan uji yang diberi induksi kolesterol dan lemak untuk melihat efek antihiperlipidemia, yang dievaluasi pada hari ke-43 melalui pengukuran kolesterol total, trigliserida dan VLDL. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium penelitian I, Penelitian II, Laboratorium Fitokimia, Laboratorium PMC, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium Animal House, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, selama empat bulan, selama bulan November hingga April 2015. 3.2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Vis single beam, spektrofotometer UV-Vis double beam, kuvet, sentrifugator, mikrotube, mikropipet, spuit, sonde lambung, timbangan analitik, timbangan hewan, tanur, rotatory evaporator, alkoholmeter, desikator, waterbath, Tabung ependorf, tabung EDTA, serta alat-alat gelas. 3.3. Bahan 3.3.1. Bahan Uji Buah Medinilla speciosa Blume dengan spesifikasi warna merah muda keunguan dan rasa asam sepat.
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.2. Hewan Uji Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus galur Sparague Dawley sebanyak 30 ekor, berumur 2 bulan, berjenis kelamin jantan dengan berat 150-250 gram.
3.3.3. Bahan Kimia Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah reagen kit kolesterol total, reagen kit trigliserida, Na CMC, Simvastatin (Kimia Farma), akuabides, etanol 70%, akuades, pereaksi dragendorff, pereaksi Mayer, HCl 2N, asam sulfat pekat, H2SO4 1 M, FeCl3, NaCl 10%, FeCl3 0,1%, NaOH, Kloroform, AlCl3, Na2CO3, NaNO2, Rutin Hidrat (Sigma), Asam Galat (Sigma), Reagen Folin ciocalteu (Merck), dan metanol.
3.4. Cara Kerja 3.4.1. Persiapan Hewan Uji Hewan uji diaklimatisasi selama ±14 hari dengan tujuan untuk mengadaptasikan hewan uji dengan lingkungannya yang baru dan mengurangi stres pada tikus yang dapat mempengaruhi metabolisme dan mengganggu penelitian. Setiap tikus diberi makan dan minum. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap keadaan umum hewan uji meliputi berat badan dan keadaan fisiknya. Tikus yang diikutsertakan dalam percobaan ini adalah tikus yang sehat dengan ciri-ciri mata jernih, bulu tidak berdiri, warna putih bersih, aktif, tingkah laku normal, dan mengalami peningkatan berat badan (Purwanti, 2012).
3.4.2. Penentuan Dosis Bahan Uji Dikarenakan pengujian efek antihiperlipidemia pada ekstrak metanol buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) baru pertama kali dilakukan sehingga belum ada acuan dosis penggunaan ekstrak ini
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
secara langsung sebagai antihiperlipidemia. Maka dari itu penelitian ini digunakan dosis skrining yaitu Dosis I (5 mg/KgBB/hari), Dosis II (50 mg/KgBB/hari), dan Dosis III (500 mg/KgBB/hari). Setelah dikonversi ke dosis hewan dengan dikali 0,018 dan di kali 10 sebagai faktor farmakokinetik konversi dosis pada 200 g bb tikus yaitu : Dosis I (0,9 mg/200 bb/hari), Dosis II (9 mg/200 bb/hari), dan Dosis III (90 mg/200 bb/hari).
3.4.3. Penentuan Dosis Simvastatin Dosis lazim simvastatin pada manusia adalah 10-20mg/hari (Dipiro, 2005). Dosis simvastatin yang digunakan pada percobaan adalah 10 mg/hari. Dosis tikus didapatkan dari perkalian dengan faktor konversi dari manusia ke tikus yaitu 0,018 dan faktor farmakokinetik yaitu 10. Dosis untuk tikus adalah 10 mg x 0,018 x 10 = 1,8 mg/200 g bb per hari.
3.4.4. Penyiapan Bahan Uji 3.4.4.1. Pembuatan Ekstrak etanol 70% Buah parijoto Buah Medinilla speciosa Blume yang digunakan pada penelitian ini setelah dikumpulkan. Selanjutnya dilakukan sortasi basah
untuk dipisahkan dari kotoran-kotoran atau
bahan-bahan asing sehingga dapat mengurangi jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan uji kemudian dicuci dengan air. Kemudian dihaluskan dengan diblender dan dimaserasi dengan etanol 70% selama 2-3 hari. Maserat yang nanti terbentuk selanjutnya diuapkan menggunakan rotatory evaporator dengan suhu ± 45o C. Selanjutnya filtrat diuapkan menggunakan cawan penguap didalam waterbath suhu ± 45oC hingga diperoleh ekstrak kental kemudian ekstrak kental yang diperoleh ditimbang. 38,972 g dan dikeringkan dengan cara freeze dried.
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.4.2. Pembuatan Suspensi Ekstrak etanol 70% Buah Parijoto Ekstrak etanol 70% bauh parijoto sesuai dengan dosis yang telah ditentukan disuspensikan dengan Na CMC 0,5%. Pembuatan suspensi ini dimulai dengan dosis tertinggi yaitu 90 mg ekstrak /200 g bb (dosis III). Dosis I dan dosis II diperoleh dengan cara mengencerkan dosis III.
Suspensi
yang sudah dibuat nantinya kan diberikan peroral ke hewan uji dengan volume yang disesuaikan dengan berat badan Lampiran 2. 3.4.4.3. Pembuatan suspensi Simvastatin Simvastatin disuspensikan dalam larutan CMC 0,5%. Tiap 3 ml suspensi simvastatin, mengandung 1,8 mg simvastatin (Lampiran 3). 3.4.4.4. Pembuatan Larutan Na CMC 0,5% Larutan
Na
CMC
yang
dibuat
dengan
cara
menimbang Na CMC sejumlah 0,5 g dan dikembangkan dalam akuades dengan dipanaskan pada suhu 60oC sebanyak 10 ml (20 kali berat Na CMC) selama 30 menit lalu dihomogenkan. Volume larutan dicukupkan hingga 100 ml kemudian dihomogenkan kembali (Lampiran 3). 3.4.4.5. Pembuatan Makanan Induksi Kolesterol dan Lemak Makanan induksi kolesterol dan lemak yang diberikan ke hewan uji dibuat dengan komposisi kuning telur sebesar 80%, sukrosa 65% sebesar 15%, dan lemak hewan sebesar 5%. Dibuat dalam bentuk emulsi, semua bahan dicampurkan, kemudian dikocok dengan kecepatan tinggi hingga homogen dan dibuat baru setiap hari dan diberi peroral ke hewan uji dengan volume yang sesuai dengan berat badan (Lampiran 4).
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.5. Penapisan Fitokimia Kualitatif Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto Penapisan fitokimia dilakukan pada ekstrak kental dan ekstrak kering. Penapisan ini dilakukan untuk melihat adanya senyawa metabolit sekunder secara kualitatif, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin,
Glikosida, dan terpenoid. Prosedur pengujiannya adalah
sebagai berikut: a.
Identifikasi senyawa alkaloid Ekstrak ditimbang 10 mg dilarutkan dalam asam klorida encer disaring, filtrat diguanakan untuk identifikasi senyawa alkaloid. Filtrat yang diperoleh dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing bagian berturut-turut direaksikan dengan pereaksi Dragendorff, dan perekaksi Mayer. Terbentuknya endapan berwarna kuning yang ditetesi dengan
pereaksi
Mayer dan
endapan berwarna merah pada ekstrak yang ditetesi dengan pereaksi dragendorf menunjukkan hasil positif adanya alkaloid (Tiwari et al, 2011 dan Niswah, 2014). b.
Identifikasi senyawa flavonoid Ekstrak parijoto ditetesi dengan larutan NaOH. Adanya perubaha menjadi warna kuning dan ketika ditambahkan larutan asam warna menjadi pudar menunjukkan hasil positif adanya flavonoid (Tiwari et al, 2011).
c.
Identifikasi senyawa Saponin Uji Forth Ekstrak ditimbang 10 mg, lalu ditambahkan 10 ml air panas. Selanjutnya dikocok kuat selama 10 detik, akan terbentuk buih yang mantap setinggi 1-10 cm selama 10 menit. Kemudian ditambahkan 1 tetes HCl 2N dan diamati (Guevera, 1985 dalam Wachidah,2013).
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d.
Identifikasi senyawa tanin Ekstrak ditimbang 0,5 g ekstrak direbus dalam 10 mL air dalam tabung reaksi dan disaring. Kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl3 0,1% dan diamati warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman (Ayoola et al, 2008).
e.
Identifikasi Senyawa Glikosida Metode Keller-Killiani Ekstrak sebanyak 10 mg lalu ditambahkan 3 ml pereaksi FeCl3 kemudian diadukdan dipindahkan campuran ke dalam tabung reaksi. Diteteskan 1 ml larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi. Biarkan campuran beberapa lama sehingga terbentuk warna dari merah kecoklatan, yang mungkin berubah menjadi biru atau lembayung. Perubahan tersebut menunjukkan reaksi positif terhadap 2-deoksi-gula (Guevera, 1985 dalam Wachidah,2013).
f.
Identifikasi Terpenoid Sebanyak
0,5
g
ekstrak
ditimbang
kemudian
ditambahakan 2 ml klorofom. Sebanyak 3 ml H2SO4 ditambahkan dengan hati-hati untuk membentuk lapisan. Perubahan warna menjadi coklat kemerahan pada antar lapisan mengindikasikan adanya terpenoid (Ayoola et al, 2008).
3.4.6. Standarisasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto 3.4.6.1. Pengamatan Organoleptis Organoleptis ekstrak dinyatakan melalui pengamatan dengan panca indera, mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa ekstrak (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000).
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.6.2. Penetapan kadar air (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000) Eksrak ditimbang 1-2 g lalu dimasukkan ke dalam botol timbang dangkal yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105oC selama 30 menit dan telah ditara. Sebelum ditimbang ekstrak diratakan dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga membentuk lapisan setebal kurang lebih 5-10 mm. Kemudian dimasukkan ke dalam oven, tutup botol dibuka, dikeringkan pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, botol timbang dalam posis tertutup dan dibiaran mendingin terlebih dahulu dalam desikator hingga suhhu kamar. Jika ekstrak sulit dikeringkan dan sulit mencair pada pemanasan, dapat ditambahkan 1 g silika pengering yang telah ditimbang seksama, setelah dikeringkan dan disimpan dalam desikator pada suhu kamar. Silika tersebut dicampurkan secara rata dengan ekstrak pada saat panas, kemudian dikeringkan kembali pada suhu penetapan hingga bobot tetap.
3.4.6.3. Penetapan kadar abu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000) a. Penetapan Kadar Abu Total Kurang lebih 1-2 g ekstrak yang telah digerus dan ditimbang dengan seksama, dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, ekstrak diratakan. Kemudian, krus silikat dipijarkan perlahanlahan hingga arang habis, didinginkan, dan ditimbang. Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui kertas saring dalam krus yang dipijarkan. Filtrat dimasukkan ke dalam krus, diuapkan, dipijarkan hingga bobot tetap kemudian ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang dikeringkan.
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Penetapan Kadar Abu yang tidak larut dalam Asam Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu dididihkan dengan 25 ml asam sulfat encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulka, disaring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas, dipijarkan hingga bobot tetap kemudian ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
3.4.6.4. Penetapan Kadar Flavonoid Total 1.
Pembuatan Larutan Uji Ekstrak kering ditimbang sebanyak 15 mg kemudian dilarutkan dalam 10 mL metanol (Konsentrasi larutan 1.500 µg/mL).
2.
Pembuatan Larutan Standar Ditimbang 20 mg rutin kemudian dilarutkan dengan metanol hingga 20 mL (Konsentrasi larutan 1.000 µg/mL). Dipipet 1.250, 1.750, 2.250, 2.750, dan 3.250 µL ke dalam labu ukur dan ditambah metanol hingga 5 µL dan didapatkan konsentrasi sampel 250, 350, 450, 550, dan 650 µg/mL.
3.
Pembuatan Larutan NaNO2 5% Ditimbang sebanyak 1,25 gram NaNO2, kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL.
4.
Pembuatan Larutan AlCl3 10% Ditimbang sebanyak sebanyak 2,5 gram AlCl3, kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL.
5.
Pembuatan Larutan NaOH 1 M Ditimbang sebanyak sebanyak 1 gram NaOH, kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 25 mL.
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6.
Penentuan Kandungan Flavonoid Total 1 mL sampel dimasukkan ke dalam vial yang sebelumnya sudah ditambahkan 4 ml aquades, dan ditambahkan 0,3 ml larutan NaNO2 5% dibiarkan 5 menit. Ditambah 0,3 mL AlCl3 10% dan dibiarkan selama 6 menit, setelah itu ditambahkan 2 mL NaOH I M, segera ditambahkan aquades
2,4
absorbansinya
mL, pada
dikocok. panjang
Kemudian gelombang
diukur
510
nm.
Percobaan dilakukan 3 kali pengulangan (Zou et al. 2004 dan Wachidah,2013).
3.4.6.5. Penetapan Kadar Tanin Total 1. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak kering ditimbang sebanyak 5 mg kemudian dilarutkan dalam 5 mL aquades (Konsentrasi larutan 1.000 µg/mL). 2. Pembuatan larutan asam galat sebagai standar Ditimbang 5 mg asam galat kemudian dilarutkan dengan aquades hingga 5 mL (Konsentrasi larutan 1.000 µg/mL). Dipipet 1.000, 1.500, 2.000, 2.500, dan 3.000 µL ke dalam labu ukur dan ditambah metanol hingga 5 µL dan didapatkan konsentrasi sampel 200, 300, 400, 500, dan 600 µg/mL. 3. Pembuatan Larutan Na2CO3 35% Ditimbang sebanyak sebanyak 17,5 gram Na2CO3, kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 50 mL. 4. Penentuan Kandungan Tanin Total Sebanyak 0,1 mL sampel dicampur dengan 7,5 ml aquades, kemudian ditambahkan reagen Folin Ciocalteu 0,5 ml, ditambahkan Na2CO3 35% sebanyak 1 ml, segera ditambahkan air sebanyak 0,9 mL, campuran dikocok dan didiamkan selama 30 menit. Absorbansinya diukur pada
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
panjang gelombang 725 nm. Percobaan ini dilakukan 3 kali pengulangan (Tambe and Rajendra, 2014).
7.4.7. Pelaksanaan Percobaan 7.4.7.1. Pengelompokan Hewan Uji dan Perlakuan Hewan uji dibagi menjadi 6 (enam) kelompok, pengelompokan hewan uji dilakukan secara acak lengkap dengan jumlah minimal per kelompok mengikuti rumus Federer tahun 1963 (Syam et al., 2011) yaitu: (n-1)(t-1) ≥ 15 Keterangan
: t adalah jumlah perlakuan n adalah jumlah pengulangan untuk tiap perlakuan (n-1)(6-1) ≥ 15
maka :
(n-1)(5) ≥ 15 ≥ 15
5n-5
5n ≥ 20 n≥4 Sehingga jumlah minimum hewan uji yang digunakan ialah 4 ekor tiap kelompok. Pada percobaan ini digunakan 30 ekor tikus yang dibagi ke dalam 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok normal, Induksi kolesterol-lemak, simvastatin, dan kelompok dosis. Kelompok kontrol normal bertujuan untuk mengetahui kadar
lipid
plasma
tikus
yang
tidak
mengalami
hiperlipidemia, sedangkan kelompok kontrol simvastatin digunakan sebagi kelompok pembanding untuk melihat perbandingan pengaruh bahan uji dengan obat, yang telah diketahui efektif dalam menurunkan kadar lipid plasma. Kelompok dosis dibuat dalam 3 variasi dosis untuk mengetahui dosis yang secara signifikan dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL. Setiap
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kelompok akan diberi perlakuan selama 42 hari dengan rancangan perlakuan yang tercantum pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rancangan perlakuan hewan uji selama 42 hari Perlakuan
No.
Kelompok
Jumlah tikus (ekor)
1.
Kontrol normal
5
Diberi larutan Na CMC 0,5%
2.
Kontrol Induksi kolesterol dan lemak
5
Diberi induksi kolesterol dan lemak 2,5 g/200 g bb/hari
5
Diberi induksi kolesterol dan lemak 2,5 g/200 g bb/hari, suspensi simvastatin 1,8 mg/200 g bb
5
Diberi induksi kolesterol dan lemak 2,5 g/200 g bb/hari, suspensi ekstrak uji dosis I
5
Diberi induksi kolesterol dan lemak 2,5 g/200 g bb/hari, suspensi ekstrak uji dosis II
5
Diberi induksi kolesterol dan lemak 2,5 g/200 g bb/hari, suspensi ekstrak uji dosis III
3.
Kontrol simvastatin
4.
Dosis I (5 mg/Kgbb)
5.
Dosis II (50 mg/Kgbb)
6.
Dosis III (500 mg/Kgbb)
Hari ke 1-42
Keterangan : selama 42 hari kelompok kontrol normal diberikan Na CMC 0,5%, sedangkan kelompok kontrol induksi kolesterol dan lemak, simvastatin, dosis I, II, III diberikan induksi kolesterol dan lemak sebanyak 2,5 g/200 g bb pada pukul 07.00 WIB kemudian pada pukul 16.00 WIB diberikan larutan Na CMC 0,5% untuk kelompok kontrol normal dan
induksi kolesterol-lemak. Pada hari ke 43
dilakukan pengambilan darah dan pengukuran plasma.
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7.4.7.2. Pengamatan Berat badan Hewan Uji Hewan uji yang dikelompokkan dan diberi perlakuan, juga dilakukan pengamatan berat badan dengan cara menimbang semua hewan uji pada setiap kelompok perlakuan
setiap
hari
selama
42
hari.
Pengamatan
peningkatan berat badan dilakukan perminggu atau pada hari ke-7, ke-14, ke-21, ke-28, ke-35, dan ke-42. 7.4.7.3. Pengambilan Darah Pengambilan darah dilakukan pada hari ke 43 pada vena ekor dengan cara disayat menggunakan silet. Darah kemudian ditampung pada tabung EDTA, selanjutnya disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 7000 rpm. Plasma
yang diperoleh
kemudian
dipisahkan
dengan
menggunakan mikropipet lalu disimpan dalam lemari pendingin hingga dilakukan pengukuran kadar kolesterol (Purwanti, 2012). Sebelum diambil darahnya hewan uji dipuasakan selama 14 jam (Jeong et al,2010).
7.4.7.4. Pengukuran sampel (ELITech Clinical System. 2014) a. Prosedur Pengukuran Kadar Kolesterol Total Kadar koleterol total ditetapkan dengan metode kolorimetri
enzimatik
dengan
kolesterol
esterase,
kolesterol oksidase, dan peroksidase sebagai katalis indikator reaksi. Prinsip dari metode ini adalah sebagai berikut: Kolesterol ester + H2O Kolesterol + O2
kolesterol esterse
kolesterol oksidase
2 H2O2 + 4-aminoantipirin + fenol
44
Kolesterol + asam lemak kolest-4-en-3on + H2O2
Peroksidase
Kuinonimin + 4 H2O
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Komposisi Reagen: 4-Aminoantipirin
0,5 mmol/L
Fenol
24 mmol/L
Sodium Cholate
5 mmol/L
Peroksidase
≥1000 U/L
Kolesterol esterase
≥180 U/L
Kolesterol oksidase
≥200 U/L
Buffer
50 mmol/L; pH 6,7
Komposisi Standar: Standar Kolesterol
200 mg/dL
Jumlah aquades, sampel, standar, dan reagen kit kolesterol yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Pengukuran kadar kolesterol total Ke dalam kuvet diteteskan Blangko
Standard
Sampel
(µl)
(µl)
(µl)
10
-
-
-
-
10
-
10
-
1000
1000
1000
Akuabides Sampel (plasma) Standar Larutan reagen Kit kolesterol
Campuran sampel plasma dengan reagen kit kolesterol dan campuran standar dan reagen kit kolesterol diinkubasi selama 325 detik pada suhu 37oC. Serapan sampel (A sampel) dan serapan standar (A standar)
diukur
terhadap
blangko
pada
panjang
gelombang 500 nm.
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Perhitungan : Kadar
kolesterol
total
dapat
diperoleh
dengan
menggunakan rumus: 𝐦𝐠 𝐀 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 = 𝑋𝐂 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫𝐝 𝐝𝐋 𝐀 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫)
𝐂 𝐊𝐨𝐥𝐞𝐬𝐭𝐞𝐫𝐨𝐥 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 b.
Penetapan kadar Trigliserida dalam plasma Darah (ELITech Clinical System, 2014) Kadar trigliserida ditetapkan dengan metode kolorimetri enzimatik menggunakan gliserol-3-fosfat oksidase (GPO). Prinsip dari metode ini adalah sebagai berikut: Lipase
Trigliserida Gliserol + ATP
gliserol + asam lemak
Gliserol kinase
Gliserol-3-fosfat + O2
Gliserol-3fosfat + ADP
GPO
Dihidroksiaseton + fosfat + H2O2 2 H2O2 +Amino-4-antipirin + 4-klorofenol peroksidase
kuinonimin + HCl + 4H2O
Komposisi Reagen: Buffer
50 mmol/L, pH 7
Mg2+
14,8 mmol/L
p-klorofenol
2,7 mmol/L
ATP
3,15 mmol/L
Potasium ferosianida
10 µmol/L
Amino-4-antipirin
0,31mmol/L
Lipoprotein Lipase
≥2000 U/L
Gliserol Kinase
≥500 U/L
Gliserol-3-fosfat oksidase
≥4000 U/L
Peroksidase
≥ 500 U/L
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Komposisi Standar: Standar Trigliserida(Gliserol) 200 mg/dL
Jumlah Aquades, sampel, standar, dan reagen kit trigliserida yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Pengukuran kadar trigliserida Kedalam kuvet dipipetkan : Blangko
Standard
Sampel
(µl)
(µl)
(µl)
10
-
-
-
-
10
-
10
-
1000
1000
1000
Aquades Sampel (plasma) Standar Larutan reagen Kit trigliserida
Campuran sampel plasma dengan larutan reagen kit trigliserida dan campuran standar dan reagen kit trigliserida akan diinkubasi selama 425 detik pada suhu 37oC. Serapan sampel (A sampel) dan serapan standar (A standar)
diukur
terhadap
blangko
pada
panjang
gelombang 500 nm. Perhitungan : Kadar trigliserida dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: 𝐂 𝐊𝐨𝐥𝐞𝐬𝐭𝐞𝐫𝐨𝐥 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥
47
𝐦𝐠 𝐀 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 = 𝑋𝐂 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫𝐝 𝐝𝐋 𝐀 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Penetapan kadar kolesterol LDL dalam Plasma Darah Penetapan kadar kolesterol VLDL ditetapkan dengan secara tidak langsung dengan menggunakan rumus (Dipiro, 2005) : Kolesterol VLDL (mg/dl) = Trigliserida : 5
3.4.8. Analisa Data Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS versi 16 untuk melihat uji homogenitas dan kenormalan (Uji saphiro-Wilk) yang digunakan sebagai syarat uji ANOVA. Apabila data terdistribusi normal dan homogen, dilakukan analisa satu arah (ANOVA) untuk melihat adanya perbedaan rata-rata dari duaatau lebih kelompok perlakuan dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Ekstraksi Buah Parijoto Ekstraksi buah parijoto sebanyak 1950 gram dengan 15 liter etanol 70% didapatkan ekstrak kental sebesar 54,409 gram dengan rendemen 2,790%. 4.1.2 Hasil Uji Penapisan Fitokimia Ekstrak etanol 70% yang telah diperoleh dilanjutkan dengan penapisan fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia ekstrak. Adapun hasil dari skrining fitokimia yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil uji penapisan fitokimia ekstrak kental dan ekstrak kering No.
Metabolit Sekunder
Ekstrak Kering
1.
Alkaloid
-
2.
Saponin
+
3.
Tanin
+
4.
Flavonoid
+
5.
Glikosida
+
6.
Terpenoid
-
Dari tabel terlihat bahwa masing-masing esktrak kering dan kental memberikan hasil positif pada uji saponin, tanin, flavonoid, dan glikosida. Sedangkan untuk uji alkaloid dan terpenoid memberikan hasil negatif. 4.1.3 Hasil Pengamatan Organoleptis Secara organoleptik ekstrak etanol 70% buah parijoto berupa serbuk kering, berbau aromatik, berwarna coklat kemerahan, dan terasa pahit. 49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.4 Hasil Uji Kadar Air Uji Kadar air dilakukan terhadap ekstrak kering etanol 70% buah parijoto pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Hasil uji kadar air dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Uji kadar air ekstrak buah parijoto No.
Berat Akhir (g)
Kadar Air (%)
1.
Berat Ekstrak yang ditimbang (g) 1,001
0,94
3,921
2.
1,000
0,92
4,613 4,267
Rata-rata
Rata-rata kadar air ekstrak kering yang dihasilkan adalah < 10% 4.1.5 Hasil Uji Kadar Abu 4.1.5.1 Uji kadar abu total Uji kadar abu total dilakukan pada ekstrak kering buah parijoto menggunakan alat tanur dengan suhu 600oC hingga bobot tetap. Hasil pengujian kadar abu total dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Uji kadar abu ekstrak kering etanol 70% buah parijoto No. 1.
Berat Ekstrak yang ditimbang (g ) 1,000
Berat Akhir (g) 0,150
Kadar Abu (%) 0,295
2.
1,002
0,124
0,481
Rata-rata
0,388
Rata-rata kadar Abu esktrak kering yang didapatkan adalah < 1%
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.5.2 Uji kadar abu yang tidak larut dalam asam Uji kadar abu yang tidak larut dalam asam dilakukan pada ekstrak kering etanol 70% buah parijoto menggunakan alat tanur dengan suhu 600oC. kadar abu yang tidak larut dalam asam dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji kadar abu yang tidak larut asam No.
1. 2.
Berat Ekstrak yang ditimbang (g) 1,000 1,002
Berat Akhir (g) 0,0057
Kadar Abu Tidak larut asam (%) 0,011
0,0033
0,013 0,012
Rata-rata
Rata-rata kadar Abu yang tidak larut asam dari pada ekstrak didapatkan sebesar <0,1% 4.1.6 Hasil Kandungan Flavonoid Total Penentuan kandungan flavonoid total yang dilakukan dengan menggunakan reagen AlCl3 dan rutin sebagai standar menghasilkan absorbansi sebagai berikut (Tabel 4.5) :
Tabel 4.5 Nilai Absorbansi Standar Rutin Sampel
Rutin
Konsentrasi (µg/mL) (x) 000 250 350 450 550 650
Absorbansi (y) 0,000 0,229 0,342 0,437 0,546 0,649
Persamaan Regresi
y = 0,001x - 0,009 R² = 0,998 R = 0,999
Koefsien korelasi (R2) dari kurva kalibrasi standar rutin sebesar 0,999; lebih besar dari 0,98. Hasi linearitas yang baik jika nilai koefisien regresi mendekati 1(Taylor,1990).
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
0.7 y = 0,001x - 0,009 R² = 0,998 R = 0,999
0.6
Absorbansi
0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
-0.1
0
100
200
300
400
500
600
700
Konsentrasi (µg/mL)
Gambar 4.1. Kurva Standar Rutin Nilai absorbansi dari ekstrak kering diplotkan terhadap kurva standar rutin dan dihitung kandungan flavonoid totalnya. Kandungan flavonoid total dalam tumbuhan dinyatakan dalam RE (Rutin Equivalent) yaitu jumlah kesetaraan miligram rutin dalam 1 gram sampel.
Tabel 4.6. Kandungan flavonoid total dari ekstrak kering etanol 70% buah parijoto. No
Konsentrasi (µg/mL) (x)
Absorbansi (y)
Kandungan Flavonoid total (mg RE/g ekstrak)
1.
1500
0,261
180,00
2.
1500
0,265
182,67
3.
1500
0,267
184,00
Rata-rata
182,22
Kandungan flavonoid total yang dihasilkan dari pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada ʎ 510 nm sebesar 182,22 mg RE/g Ekstrak atau 0,009% dihitung dari jumlah total buah parijoto yang diekstraksi.
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.7 Hasil Kandungan Tanin Total Penentuan kandungan tanin total yang dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan asam galat sebagai standar menghasilkan absorbansi sebagai berikut (Tabel 4.7) : Tabel 4.7. Nilai Absorbansi Standar Asam Galat Sampel
Asam Galat
Konsentrasi (µg/mL) (x) 000 200 300 400 500 600
Absorbansi (y)
Persamaan Regresi
0,000 0,200 0,288 0,383 0,472 0,550
y = 0,0009x + 0,008 R² = 0,999 R= 0,999
Koefisien korelasi (R2) dari kurva kalibrasi standar asam galat sebesar 0,999; lebih besar dari 0,98. Hasi linearitas yang baik jika nilai koefisien regresi mendekati 1(Taylor,1990). 0.6 y = 0,0009x + 0,008 R² = 0,998 R = 0,999
Absorbansi
0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0
100
200
300
400
500
600
700
Konsentrasi (µg/mL)
Gambar 4.2. Kurva Standar Asam Galat Nilai absorbansi dari ekstrak kering diplotkan terhadap kurva standar rutin dan dihitung kandungan tanin totalnya. Kandungan tanin total dalam tumbuhan dinyatakan dalam GAE (Gallic Acid Equivalent) yaitu jumlah kesetaraan miligram asam galat dalam 1 gram sampel.
53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.8. Kandungan tanin total dari ekstrak kering etanol 70% buah parijoto.
1.
Konsentrasi (µg/mL) (x) 1000
Absorbansi (y) 0,335
Kandungan Tanin total (mg GAE/g ekstrak) 363,33
2.
1000
0,335
360,00
3.
1000
0,332
360,00
No.
Rata-rata
361,11
Kandungan tanin total pada ʎ 725 nm sebesar 361,11 mg GAE/g Ekstrak atau 0,018% dihitung dari jumlah total buah parijoto yang diekstraksi. 4.1.8 Hasil Pengamatan Berat Badan Hewan Uji Pada penelitian dilakukan pengamatan berat badan hewan uji selama 6 minggu atau 42 hari, yang dilakukan perminggu. Grafik perubahan Berat badan ditunjukkan oleh Gambar 4.4. 300 1
Berat Badan (g)
250
2 200 3 150 4 100
5
50
6
0 0
2
4
6
8
Waktu (minggu ) Gambar 4.3. Grafik peningkatan berat badan hewan uji pada setiap kelompok perlakuan, 1 = Kontrol normal (Na CMC 0,5%), 2 = Kontrol Induksi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g bb), 3 = kontrol simvastatin, 4 = Dosis I (5 mg/KgBB), 5 = Dosis II (50 mg/KgBB), 6 = Dosis III (500 mg/KgBB).
Dari grafik di atas (Gambar 4.3) terlihat pada kelompok kontrol induksi kolesterol dan lemak terus mengalami kenaikan berat
54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
badan perminggu, sedangkan pada kelompok lain terjadi perubahan berat badan yang fluktuatif setiap minggunya. 4.1.9 Hasil Pengukuran Kadar koleterol total, kadar Trigliserida, dan kadar VLDL Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-43 dan dilakukan pengukuran kadar kolesterol total, kadar trigliserida, dan kadar VLDL, dan diperoleh kadar rata-ratanya pada tabel 4.9, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9. Tabel 4.9. Kadar rata-rata (mg/dL) ± SD dan % Penurunan kolesterol total, trigliserida, dan VLDL. Kadar rata-rata (mg/dL) ± SD Kelompok
Kolesterol Total
Normal
60,11 ±
%
Trigliserida
%
VLDL
%
55,09
97,14 ±
36,77
19,43 ±
36,77
7,386c Induksi
133,84 ±
(-)
7,264
Simvastatin
93,26 ±
(+)
6,186c
5
126,68 ±
mg/KgBB
17,943d
50
124,44 ±
mg/KgBB
10,011d
500
107,95 ±
mg/KgBB
10,242b
6,535c 0
153,63 ±
1,307b 0
38,835 30,32
95,05 ±
129,23 ±
38,13
127,65 ±
15,88
108,11 ± 5,978a
38,14
25,85 ±
15,88
5,277d 16,91
11,781d 19,30
19,01 ± 1,506c
26,385d 7,02
0
7,767
7,530c 5,37
30,73 ±
25,53 ±
16,92
2,356d 29,63
21,62 ±
29,64
1,196a
Data ditunjukkan dalam bentuk rata-rata ± SD, n = 5 setiap kelompok kecuali kelompok II (n=4). a menunjukkan signifikansi statistik vs. Kelompok induksi kolesterol-lemak (p < 0,05). b menunjukkan signifikansi statistik vs. Kelompok induksi kolesterol-lemak (p < 0,01). c menunjukkan signifikansi statistik vs. Kelompok induksi kolesterol-lemak (p < 0,001). d tidak menunjukkan signifikansi statistik vs. Kelompok induksi kolesterol-lemak (p > 0,05).
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari data di atas (tabel 4.9) dapat dilihat bahwa masing-masing kelompok normal, simvastatin dan dosis III memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol induksi kolesterollemak, dimana kelompok yang diberikan induksi kolesterol dan lemak memiliki rata-rata kolesterol total 133,84 ± 7,264 mg/dL dan pada masing-masing
kelompok
normal,
simvastatin
dan
dosis
III
mengalami penurunanan sebesar 55,09 %, 30,32 % , dan 19,30 %. Untuk kelompok dosis I dan dosis II tidak terlihat perbedaan yang signifikan dibandingkan kelompok induksi kolesterol dan lemak karena hanya mengalami penurunan sebesar 5,37 % dan 7,02% . Pada data trigliserida juga menunjukkan bahwa masing-masing kelompok normal, simvastatin dan dosis III memiliki perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok induksi kolesterol dan lemak, di mana rata-rata kadar trigliserida kelompok induksi koleterol dan lemak sebesar 153,63 ± 38,835 mg/dL dan pada masing-masing kelompok normal, simvastatin dan dosis III mengalami penurunan 36,77% , 38,13% , dan 29,63%. Untuk kelompok dosis I dan dosis II tidak terlihat perbedaan yang signifikan dibandingkan kelompok induksi kolesterol dan lemak karena hanya mengalami penurunan yang kecil masing-masing 15,88% dan 16,91%. Pada data VLDL dapat dilihat bahwa masing-masing kelompok normal, simvastatin dan dosis III memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol induksi kolesterollemak, di mana kelompok yang diberikan induksi kolesterol dan lemak memiliki rata-rata VLDL 30,73 ± 7,767 mg/dL dan pada masing-masing
kelompok
normal,
simvastatin
dan
mengalami penurunanan sebesar 36,77% , 38,14%, dan
dosis
III
29,64%.
Untuk kelompok dosis I dan dosis II tidak terlihat perbedaan yang signifikan dibandingkan kelompok induksi kolesterol dan lemak karena hanya mengalami penurunan yang kecil masing-masing 15,88% dan 16,92%.
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
133.835
126.684
Kolesterol Total (mg/dL)
140
124.438 107.945
120
93.26
1
100 80
2 60.109
3
60
4
40
5
20
6
0 Kelompok
Gambar 4.4. Diagram batang kadar kolesterol total rata-rata, 1 = Kontrol normal (Na CMC 0,5%), 2 = Kontrol Induksi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g bb), 3 = kontrol simvastatin, 4 = Dosis I (5 mg/KgBB), 5 = Dosis II (50 mg/KgBB), 6 = Dosis III (500 mg/KgBB).
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total kelompok induksi kolesterol-lemak paling tinggi dibandingkan kelompok lain, diikuti dengan kelompok dosis dan simvastatin, sedangkan kelompok normal
menunjukkan kadar kolesterol total
yang paling rendah.
30.727
35
25.846
VLDL (mg/dL)
30 25
25.53 21.622
19.428
18.764
1 2
20
3
15
4 5
10
6 5 0 Kelompok Gambar 4.5. Diagram batang kadar trigliserida rata-rata, 1 = Kontrol normal (Na CMC 0,5%), 2 = Kontrol Induksi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g bb), 3 = kontrol simvastatin, 4 = Dosis I (5 mg/KgBB), 5 = Dosis II (50 mg/KgBB), 6 = Dosis III (500 mg/KgBB).
57
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa kadar trigliserida kelompok induksi kolesterol-lemak paling tinggi dibandingkan kelompok lain, diikuti dengan kelompok dosis dan normal, sedangkan kelompok simvastatin menunjukkan kadar trigliserida yang paling rendah.
30.727
35
25.846
VLDL (mg/dL)
30
25.53 21.622
25
19.428
1 2
18.764
20
3
15
4 5
10
6 5 0 Kelompok Gambar 4.6. Diagram batang kadar VLDL rata-rata, 1 = Kontrol normal (Na CMC 0,5%), 2 = Kontrol Induksi kolesterol dan lemak (2,5 g/200 g bb), 3 = kontrol simvastatin, 4 = Dosis I (5 mg/KgBB), 5 = Dosis II (50 mg/KgBB), 6 = Dosis III (500 mg/KgBB).
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa kadar VLDL kelompok induksi kolesterol-lemak paling tinggi dibandingkan kelompok lain, diikuti dengan kelompok dosis dan normal, sedangkan kelompok simvastatin menunjukkan kadar VLDL yang paling rendah. 4.1 Pembahasan 4.2.1 Hasil ekstraksi Buah parijoto segar diekstraksi dengan menggunakan cara dingin yaitu metode maserasi. Pelarut yang digunakan adalah etanol 70%. Menurut Depkes RI (Departemen Kesehatan) tahun 2000 tentang penggunaan etanol sebagai pelarut dikarenakan penelitian ini menggunakan hewan uji sehingga bila digunakan pelarut lain, seperti metanol yang penggunaannya dihindari karena sifatnya yang toksik akut dan kronik.
58
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penggunaan etanol 70% sebagai pelarut alasannya karena senyawa aktif yang diduga berkhasiat sebagai antihiperlipidemia seperti flavonoid, saponin, dan tanin lebih mudah untuk disari dengan etanol 70% dibanding menggunakan etanol murni. Hasil penelitian ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh Bimakr et al. tahun 2010 yang menggunakan etanol 70% sebagai pelarut dalam mengesktraksi Mentha spicata L. di mana kadar flavonoid yang diperoleh lebih tinggi dibanding menggunakan etanol murni (99,5%). Rendemen
yang
dihasilkan
sangat
kecil
(2,790%)
kemungkinan karena buah parijoto yang digunakan dalam bentuk segar. Selain itu juga karena faktor pemilihan pelarut.
Hasil ini
hampir sama dengan penelitian yang dilakuakan wachidah tahun 2013 yang menggunakan metanol sebagai pelarut dan hanya menghasilkan rendemen sebesar 4,60%
di mana
adanya perbedaan pelarut
mempengaruhi jumlah ekstrak yang dihasilkan. Skrining ekstrak buah parijoto menunjukkan hasil positif terhadap flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida. Hasil skrining ini sesuai dengan yang telah dilakukan oleh wachidah (2013) dan Niswah (2014). Skrining fitokimia yang dilakukan
merupakan
jenis
analisis
kualitatif
yang
hanya
mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa tanpa menentukan kadarnya (Harvey 2000). Pada ekstrak
buah parijoto dilakukan uji kadar air untuk
mengetahui besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan (Depkes RI, 2000) dan karena sampel yang digunakan merupakan sampel segar dan tidak mengandung minyak atsiri sehingga perlu dicek kandungan air yang terdapat dalam ekstrak (Wachidah, 2013). Penetapan kadar abu juga dilakukan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak (Depkes RI, 2000). Penentuan kandungan flavonoid total dilakukan dengan memanfaatkan adanya reaksi antara flavonoid dengan NaNO2, diikuti
59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan pembentukan kompleks flavonoid-alumunium dalam AlCl3 berwarna kuning, serta dalam kondisi basa (penambahan NaOH) akan berubah warna menjadi merah muda hingga merah tergantung kadar flavonoid yang terkandung dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 510 nm (Abu bakar et al, 2009). Prinsip penggunaan metode kolorimetri AlCl3 juga karena adanya pembentukan kompleks antara AlCl3 dengan gugus keto pada atom C-4 dan juga gugus hidroksi pada atom C-3 dan C-4 yang bertetangga dengan flavon dan flavonol. Sehingga metode ini dapat digunakan untuk menentukan jumlah flavonoid golongan flavon dan flavonol (Desmiaty, Julia dan Andini 2009). Pada penelitian digunkan rutin sebagai pembanding karena rutin merupakan flavonoid golongan flavonol yang stabil (Dar and Nahida, 2012 dan Jelena et al.,2012). Prinsip penentuan kandungan tanin total dilakukan dengan menggunakan metode folin ciocalteu dimana reagen folin ciocalteu akan berubah warna menjadi biru ketika bereaksi dengan tanin yang terkandung dalam ekstrak. Kemudian dittambahkan Na2CO3 35% untuk menciptakan kondisi basa dan warna biru akan semakin pekat, tetapi jika tidak ada senayawa tanin yang terkandung penambahan Na2CO3 35% akan membuat warna menjadi pudar. Tanin yang terkandung kemudian diukur pada panjang gelombang 725 nm (Tambe and Rajendra, 2014). Asam galat digunakan sebagai pembanding karena asam galat dalam kadar rendah dapat memberikan serapan yang tinggi dibandingkan asam tanat. Selain itu asam galat lebih mudah diperoleh, lebih stabil dalam bentuk larutan dan lebih murah (Purwanti, 2012). 4.2.2 Pembuatan Makanan Induksi Kolesterol dan Lemak Komposisi makanan induksi kolesterol dan lemak terdiri dari campuran kuning telur 80%, larutan sukrosa 65% sebanyak 15%, dan lemak hewan 5%. Komposisi ini pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh juheini (2002), Purwanti (2012) dan Nurcahyaningtias
60
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2012) pada tiga penelitian yang berbeda menghasilkan peningkatan kadar kolesterol dan trigiserida secara bermakna. Pada penelitian ini komposisi induksi kolesterol dan lemak yang digunakan sama dengan komposisi
yang
digunakan
oleh
juheini,
Purwanti,
dan
Nurcahyaningtias yang juga berhasil meningkatan kadar koletserol total dan trigliserida secara bermakna (Tabel 4.9 dan Lampiran 8,9,10). Kuning telur dan lemak hewan yang digunakan berasal dari ayam ras, dimana menurut Saidin (2002) kuning telur dan lemak hewan yang berasal dari ayam ras memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi sekitar 290 mg - 732 mg. Pada penelitian sebelumnya oleh juheini (2002) dan Purwanti (2012) juga menggunakan kuning telur dan lemak hewan dari ayam ras. Pengambilan lemak hewan dari kulit ayam ras dilakukan dengan memanaskan kulit ayam dalam api kecil. Kemudian setelah minyak yang berwarna kuning keluar ditampung dalam wadah kedap udara serta terhindar dari cahaya untuk menghindari oksidasi lemak (Nurcahyaningtias, 2012). Campuran kuning telur dan lemak hewan merupakan sumber kolesterol dan lemak yang dapat meningkatan kolesterol dan lemak secara eksogen (Nurcahyaningtyas, 2012) sedangkan menkonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak terutama sukrosa dan fruktosa dapat meningkatkan lipogenesis dan esterifikasi asam lemak dan memicu peningkatan sintesis Trigliserida dan VLDL (Juheini, 2002 dan Dipiro, 2005). Glukosa akan mengalami glikolisis menjadi pirruvat dan di dalam mitokondria piruvat akan mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi Asetil KoA dalam siklus asam sitrat dan menghasilkan energi. Jika kebutuhan energi sudah terpenuhi maka asetil KoA akan mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan disimpan sebagai trigliserida. Jika dibutuhkan energi, trigliserida akan
61
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dihidrolisis kembali menjadi asam lemak dan dapat dibentuk kolseterol (Murray, Granner, and Rodwell, 2009). Pemberian induksi kolesterol dan lemak secara eksogen dipilih karena hewan uji ingin dibuat sebagai model hiperlipidemia seperti yang dialami penderita hiperlipidemia yaitu pola makan yang tidak
sehat
dengan
mengkonsumsi
makanan
yang
banyak
mengandung kolesterol. Selain itu juga karena bahan-bahan yang diperlukan
mudah
didapatkan
dan
harganya
lebih
murah
(Nurcahyaningtyas,2012). 4.2.3 Pelaksanaan percobaan Antihiperlipidemia Dalam penelitian, tikus dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal yang hanya diberikan Na CMC, kelompok induksi kolesterol-lemak, kelompok dosis dan kelompok pembanding. Pembanding yang digunakan dalam penelitian ini adalah simvastatin dari golongan statin karena simvastatin dapat menurunkan kolesterol total 20% - 30% dan dapat menurunkan trigliserida 15%-45% (Kimble et al, 2009 dan Miettinen et al., 2003). Percobaan ini dilakukan selama 42 hari (6 minggu) dengan tujuan untuk memastikan jika pemberian induksi kolesterol dan lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida pada hewan uji karena
induksi
yang
diberikan
berasal
dari
makanan
yang
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida (Nurcahyaningtyas,2012). Seperti yang ditunjukkan pada penelitian Dwiloka (2003) jika efek kolesterolemik pada tikus yang diberi makan telur terlihat perbedaannya secara signifikan terhadap kelompok kontrol setelah 4 minggu dan bertambah tinggi setelah 8 minggu. Lamanya percobaan juga disesuaikan dengan simvastatin yang dapat memberikan respon maksimum dalam 4-6 minggu terhadap penurunan kadar kolesteroltotal dan trigliserida (Ascent, 2012). Penelitian yang sama juga dilkukan oleh juheini (2002) yang juga menguji efek antihiperlipidemia selama 42 hari dan
62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menunjukkan peningkatan kolesterol total dan trigliserida secara bermakna. Induksi
kolesterol dan lemak diberikan kepada hewan uji
dalam bentuk emulsi melalui sonde lambung pada pagi hari. Rentang waktu yang dibutuhkan antara pemberian induksi kolesterol-lemak dan pemberian simvastatin atau ekstrak buah parijoto adalah ± 9 jam. Penelitian ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh edwards et al pada tahun 1972 dalam review yang ditulis oleh Santosa et al.(2007) disebutkan jika edwards et al. memberikan makan tikus pada pagi hari jam 9 pagi sampai jam 1 siang yang kemudian mengamati sintesis koletserol dihati maksimal terjadi setelah 9 jam dan juga mengamati sintesis kolesterol di dalam usus yang terjadi pada siang hari higga jam 6 sore (Santosa et al,2007). Rentang yang cukup lama ini juga dimaksudkan agar pemberian induksi kolesterol dan lemak berhasil meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida di dalam tubuh hewan uji dan disesuaikan dengan waktu pengosongan lambung hewan uji. Setelah 42 hari perlakuan, pada hari ke-43 dilakukan pengambilan darah hewan uji yang sebelumnya sudah dipuasakan selama 14 jam (Jeong et al.,2010). Darah diambil dari vena ekor tikus sebanyak ±0,5 mL dan ditampung dalam tabung EDTA untuk mencegah koagulasi darah dan disentrifugasi untuk mendapatkan plasma darah. Setelah plasma dipisahkan dari darah, plasma disimpan dalam suhu 4oC selama 5-7 hari (ELITech Clinical System, 2014). Pengukuran kadar kolesterol total dan triglierida dilakukan dengan metode kolorimetri enzimetik (ELITech Clinical System, 2014) dimana akan terjadi reaksi secara enzimatik antara masingmasing
reagen kolesterol total dan reagen trigliserida terhadap
plasma kemudian akan menghasilkan perubahan warna yang dapat diukur serapannya secara spektrofotometri. Untuk pengukuran VLDL dapat dihitung dari kadar trigliserida yang didapat dan tidak memerlukan reagen sehingga lebih ekonomis.
63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2.4 Pengukuran Kadar Kolesterol Total, Kadar Trigliserida, dan Kadar VLDL Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan berat badan setiap minggu selama 6 minggu. Hasil grafik pengamatan berat badan dapat dilihat lebih lengkap pada gambar 4.1. Pada gambar terlihat jika kelompok kontrol induksi kolesterol-lemak mengalami peningkatan berat badan yang paling besar, hal ini dikarenakan pada kelompok ini hanya diberikan makanan induksi kolesterol dan lemak dan tidak diberikan intervensi simvastatin atau esktrak etanol 70% buah parijoto. Pada kelompok kontrol normal dan kontrol simvastatin terjadi peningkatan berat badan yang fluktuatif, hal ini terkait aktivitas dan nafsu makan pada hewan uji. Untuk kelompok dosis juga terjadi fluktuasi peningkatan berat badan, tetapi rata-rata menunjukkan peningkatan berat badan yang kecil khususnya pada dosis III, sehingga ada kemungkinan ekstrak etanol 70% buah parijoto dapat menurunkan berat badan. Pada minggu ke-6 (hari ke-42) terjadi peningkatan nafsu makan pada semua kelompok perlakuan kecuali kelompok dosis II. Pada hari ke-43 dilakukan pengambilan darah dan pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL. Kadar rata-rata kolesterol total dan trigliserida dapat dilihat pada tabel 4.9 dan data selengkapnya pada lampiran 7. Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat jika dosis I, II, dan III memiliki kadar kolesterol total lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol induksi kolesterol-lemak. Hal ini menunjukkan jika pemberian ekstrak etanol 70% buah parijoto dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah pada hewan uji. Data yang diperoleh kemudian danalisis secara statistik dengan uji SaphiroWilk, Uji Levene, Uji ANOVA, dan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Pada uji saphiro-wilk dan uji levene menunjukkan jika bahwa data kolesterol total terdistribusi secara normal (p > 0,05) dan bervariasi homogen (p > 0,05). Pada uji ANOVA diperoleh hasil perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan nilai signifikansi (p < 0,05). Selanjutnya dilakukan uji BNT untuk melihat 64
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
perbedaan antar kelompok. Dari uji BNT diperoleh hasil bahwa antara kelompok normal dan kelompok kontrol induksi kolesterol dan lemak terdapat perbedaan yang bermakna, hal ini berarti jika diet yang diberikan memang dapat meningkatkan kadar kolesterol total pada hewan uji. Pada kelompok dosis I dan Dosis II tidak terlihat perbedaan kadar kolesterol total yang bermakna (p > 0,05) dibandingkan dengan kelompok induksi kolesterol-lemak, hal ini berarti pada dosis I (5 mg/Kgbb) dan dosis II (50 mg/KgBB) tidak bisa menurunkan kadar kolesterol total secara signifikan, kemungkinan karena dosis terlalu kecil. Pada dosis III (500 mg/Kgbb) terlihat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) dibandingkan dengan kelompok induksi kolseterol-lemak, hal ini berarti dosis III dapat menurunkan kadar kolsterol total secara signifikan. Secara statistik, kadar kolesterol total antar kelompok dosis tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) sehingga efek penurunan kadar kolesterol tidak sebanding dengan peningkatan dosis. Antara kelompok simvastatin, dosis I, dan dosis II terjadi perbedaan secara signifikan (p < 0,05) sedangkan jika dibandingkan dengan dosis III tidak terjadi perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa kelopok dosis III dapat menurunkan kadar kolesterol total seperti simvatatin namun efektivitasnya masih di bawah simvastatin. Menurut tabel
4.9 pengukuran kadar trigliserida pada
kelompok dosis I, II, dan III memiliki kadar trigliserida yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang hanya diberikan induksi kolesterol dan lemak. Hal ini menunjukkan jika pemberian ekstrak etanol 70% buah parijoto dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Dari hasil uji statistik saphiro-wilk dan uji Levene diketahui jika data trigliserida terdistribusi normal (p > 0,05) dan bervariasi homogen (p > 0,05). Dari hasil uji ANOVA diperoleh hasil yang berbeda secara bermakna antar kelompok perlakuan (p < 0,05). Pada
65
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
analisa
BNT diketahui jika dosis I dan II, tidak berbeda secara
bermakna dengan kontrol induksi kolesterol-lemak sedangkan pada dosis III berbeda secara bermakna. Pada kelompok dosis III menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05) dengan kontrol normal yang menunjukkan jika dosis III dapat menurunkan kadar trigliserida mendekati normal tetapi tidak lebih efektif dari simvastatin yang menunjukkan penurunan lebih signifikan. Menurut tabel 4.9 pengukuran kadar VLDL pada kelompok dosis I, II, dan III memiliki kadar VLDL
yang lebih rendah
dibandingkan kelompok yang hanya diberikan induksi kolesterol dan lemak. Hal ini menunjukkan jika pemberian ekstrak etanol 70% buah parijoto dapat menurunkan kadar VLDL dalam darah. Pada analisa BNT diketahui jika dosis I dan II, tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol induksi kolesterol-lemak sedangkan pada dosis III berbeda secara bermakna. Pada kelompok dosis III menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05) dengan kontrol normal yang menunjukkan jika dosis III dapat menurunkan kadar VLDL mendekati normal tetapi tidak lebih efektif dari simvastatin yang menunjukkan
penurunan
lebih
signifikan
karena
Simvastatin
merupakan obat yang sudah dalam bentuk murni sedangkan parijoto masih dalam bentuk ekstrak masih campuran berbagai senyawa. 4.2.5 Aktivitas Farmakologi Kandungan Kimia Ekstrak Parijoto Aktivitas esktrak etanol 70%buah parijoto dalam menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan VLDL kemungkinan karena adanya senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Flavonoid diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol total (Gross,2004). Maka dari itu dianalisis kadar flavonoid total pada esktrak etanol 70% buah parijoto dan diperoleh kadar flavonoid sebesar 182,22 mg RE/ g sampel menggunakan standar rutin. Adanya flavonoid khususnya rutin yang mungkin terdapat dalam ekstrak buah parijoto yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol pada hewan uji dengan menghambat reaksi peroksidasi lipid
66
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serta menghambat oksidasi lipoprotein sehingga dapat menurunkan resiko arteriosklerosis. Penelitian ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh Brenesel (2013) dimana kandungan rutin yang tinggi dapat bermanfaat dalam regulasi metabolisme kolesterol atau dapat mencegah hiperlipidemia. Pada penelitian yang dilakukan oleh Park et al (2002) juga menunjukkan jika rutin (1 g/kgbb) memiliki efek penurunan lipid plasma dan efek antioksidatif yang poten dengan menurunkan absorbsi lemak. Penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh
Supkamonseni
membandingkan
et
al.
(2009)
yang
efek
antihiperlipidemia pada C. asiatica (1000 mg dan 2000 mg/4mL/Kg) dan rutin (1000/4mL/Kg) menunjukkan adanya kandungan rutin dalam C. asiatica kemungkinan memiliki efek langsung dalam penghambatan aktivitas lipase pankreas. Aktivitas rutin dan
C.
asiatica sebagai antihiperlipidemia juga telah dilakukan oleh Adisakwattana et al.,(2012)
dimana adanya rutin kemungkinan
berpengaruh terhadap aktivitas penghambatan koletserol esterase dan pengikatan terhadap asam empedu. Efek rutin sebagai antihiperlipidemia juga ditunjukkan oleh Ziaee et al.(2009), di mana rutin bekerja dengan diperantarai oleh adanya penurunan aktivitas enzim liver (3-hidroksi-3-metilglutarilcoA reduktase) dan penurunan berat badan pada tikus yang diberi induksi kolesterol. Rutin juga berperan dalam penurunan kadar trigliserida yang paling tinggi dibandingkan naringenin dan asam nikotinat (Santos et al, 1999). Adanya flavonoid seperti rutin yang terkandung dalam buah mulberry juga menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida dalam serum darah dengan menghambat pembentukan produk peroksidasi lipid dan aktivitas enzim antioksidan (Yang et al., 2010). Penelitian lain yang menunjukkan aktivitas rutin sebagai antihiperlipidemia adalah Ahmed (2010) yang membandingkan rutin (50 mg/Kgbb) dengan Ruta graveolens (125 mg/Kgbb), di mana rutin
67
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
secara
signifikan
dapat
menurunkan
kadar
kolesterol
total,
Trigliserida, VLDL, dan menaikkan HDL hingga mendekati normal. Tidak hanya rutin saja yang memiliki efek antihiperlipidemia, senyawa flavonoid flavonol lain seperti kuersetin, mirisetin, dan morin yang mungkin terdapat pada buah parijoto juga dapat berperan di dalam menurunkan kadar lipid karena keempat senyawa tersebut telah diteliti oleh Lu et al. (2006) memiliki aktivitas antioksidan yang efektif. Senyawa lain dalam buah parijoto yang diduga memiliki efek sebagai antihiperlipidemia adalah saponin. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Francis et al (2002) saponin dari sumber yang berbeda
dapat
kemungkinan
menurunkan adanya
level
pengikatan
serum saponin
kolesterol dengan
dengan
kolesterol.
Sementara menurut penelitian lain saponin juga bekerja dengan mengendapkan
kolesterol
dan
ikut
campur
dalam
sirkulasi
enterohepatik asam empedu yang membuat penyerapan kolesterol di usus terganggu (Kamesh dan tangarajan, 2012). Mekanisme pengikatan saponin-kolesterol di
usus dan
mengganggu absorbsi di usus yang telah dijelaskan oleh francis et al (2002) dan Kamesh dan tangarajan (2012) kemungkinan juga merupakan salah satu mekanisme kerja dari buah parijoto dalam menurunkan kadar lipid, di mana terlihat peningkatan berat badan yang kecil pada kelompok dosis dibanding kelompok induksi kolesterol-lemak. Pada penelitian terdahulu juga memperlihatkan bahwa saponin yang dimurnikan dari sumber yang berbeda dapat menurunkan kadar trigliserida dengan menghambat pancreatic lipoprotein lipase (Kamesh and Tangaradjan, 2012 dan Hong yu et al., 2011). Tanin yang terkandung dalam ekstrak etanol 70% buah parijoto juga kemungkinan memiliki efek dalam menurunkan kadar kolesterol melalui aktivitasnya sebagai antioksidan seperti yang dilakukan Shallan et al (2014) yang menguji efek protektif
68
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fagopyrum esculentum Moench pada hewan hiperkolesterolemia. Tanin dalam buah parijoto kemungkinan juga bekerja dengan mengikat lipid di saluran pencernaan sehingga mengganggu absorbsi lipid di dalam usus seperti yang pernah diteliti Silanikove et al.,2006 pada tanaman Ceraonia siliqua. Kandungan tanin total dalam eksktrak etanol 70% buah parijoto sebesar 361,11 mg GAE/g sampel menggunakan standar asam galat. Asam galat merupakan salah satu tanin terhidrolisis yang memiliki
aktivitas
sebagai
antioksidan,
antikarsinogenik,
antimutagenik, antialergik, dan antiinflamasi. Asam galat
yang
mungkin terkandung di dalam buah parijoto kemungkinan memiliki efek antihiperlipidemia. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh latha dan daisy (2011) menunjukkan jika pemberian asam galat dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida hingga mendekati kelompok normal. Asam galat merupakan agen penurun lipid yang efektif dan kemungkinan dapat melindungi dari penyakit kardiovaskuler (Jang et al., 2008). Penelitian lain yang menunjukkan efek asam galat sebagai antihiperlipidemia adalah Gandi et al. (2014) di mana asam galat murni (20 mg/Kgbb) dapat meningkatkan metabolisme lipid dengan cara menormalkan integritas struktur adiposa dan mengontrol peningkatan berat badan. Senyawa tanin lain seperti asam tanat yang kemungkinan terkandung dalam buah parijoto juga dapat beraktifitas sebagai antihiperlipidemia. Hal ini sesuai yang telah dilaporkan Park et al. (2002) jika asam tanat (1 g/Kgbb) dapat menurunkan kolesterol total, trigliserida, dan meningkatkan HDL melebihi kontrol normal pada tikus yang diberi induksi kolesterol dengan menghambat enzim HMGCoA reduktase. Penelitian yang dilakukan Adisakwattana et al. (2012) menunjukkan jika kandungan fenolat total yang menggunakan standar asam galat pada 9 tanaman yang berbeda antara lain Beijing grass
69
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(12,2 mg GAE/g), Sweetleaf (34,8 mg GAE/g), pennywort (37,0 mg GAE/g), Safflower (63,5 mg GAE/g), Ginkgo (37,5 mg GAE/g), Cat’s whiskers (33,9 mg GAE/g), senna (65,4 mg GAE/g), jiaogulan (80,1mg GAE/g), mulberry (130,9 mg GAE/g) dapat menurunkan kolesterol dengan menghambat miselisasi kolesterol dan pengikatan asam empedu, di mana semakin besar kandungan fenolat total semakin besar aktivitasnya dalam menurunkan kolesterol. Adanya fitokimia aktif yang terkandung dalam ekstrak etanol 70%buah parijoto seperti flavonoid, saponin, tanin dan senyawa kemungkinan dapat memperbaiki kerusakan metabolisme lipid pada hiperlipidemia, sehingga perlu untuk dilakukan evaluasi terkait senyawa aktif dan mekanisme kerjanya yang memang bertanggung jawab sebagai antihiperlipidemia.
70
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Ekstrak etanol buah Parijoto memiliki efek sebagai antihiperlipidemia. Terbukti pada : 1. Dosis 5 mg/KgBB memiliki efek antihiperlipidemia tetapi tidak signifikan (p>0,05) 2. Dosis 50 mg/KgBB memiliki efek antihiperlipidemia tetapi tidak signifikan (p>0,05) 3. Dosis 500 mg/KgBB memiliki efek antihiperlipidemia dan signifikan (p<0,05) b. Jadi dosis 500 mg/KgBB ekstrkak buah Parijoto menunjukkan mempunyai efek untuk pengendalian kolesterol total, Trigliserida, dan VLDL. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: a. Perlu dilakukan uji lebih lanjut untuk mengetahui dosis yang berbeda dan lebih tinggi daaei dosis signifikan (500 mg/kgBB) b. Perlu dilakukan uji toksisitas untuk mengetahui keamanan dari ekstrak buah Parijoto c. Perlu dilakukan uji lebih lanjut terhadap senyawa aktif yang berperan sebagai antihiperlipidemia.
71
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar M,F., Mohamed, M., Rahmat, A., and Fry, J. 2009. Phytochemicals and antioxidant activity of different parts of bambangan (Mangifera pajang) and tarap (Artocarpus odoratissimus). Food Chemistry 113: 479–483. Adisakwattana et al., 2012. Extracts of Edible Plants Inhibit Pancreatic Lipase, Cholesterol Esterase and Cholesterol Micellization, and Bind Bile Acids. Food Technol. Biotechnol. 50 (1) 11–16 Ahmed et al., 2010. Antihyperglycemic, Antihyperlipidemic And Antioxidant Effects And The Probable Mechanisms Of Action Of Ruta Graveolens Infusion And Rutin In Nicotinamide-Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Diabetologia Croatica :39-1,p.15-35. Aiura, Felipe Shindy and Maria Regina B. 2007. Body Lipid depositon in Nile tilapia fed on rations containing tannin. Pesq. Agropec.Brasilia, 42:1. 5156. Anbu, J. Et al., 2011. Evaluation pf Antihyperlipidemic Activity of ethanolic Extract of Saussurae Lappa in Rats. International Journal of pharma and Bio Sciences. Vol.2.550-556. Andersen, M. and Kenneth R. Markham. 2006. Flavonoid: Chemistry, biochemistry, and application. America :CRC Press. Hal. 2-3. Anggana, A.FA.2011. Kajian Etnobotani Masyarakat Di sekitar Taman Nasional Gunung Merapi. Skripsi.Bogor :Institut Pertanian Bogor. Hal. 37. Annual Report. 2010-2011. Ministry of Environment and Forest. Goverment of India. Vol.22.p.3-4. Anonim, 2014. http://alamendah.org/2014/08/10/parijoto-membuat-anak-cantikatau-ganteng/pertanyaan. diakses tangal 1 November 2014 jam 20:58. Anonim.http;//www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depke s/5-062.pdf. diakses tanggal 30 Juni 2014. Ascent. 2012. Simvastatin-DP Product Information. South Melbourn. 130603.p125. Ayoola, GA., dkk. 2008. Phytochemical screening and antioxidant Activities of some selected medicinal plants used for malaria therapy in southwestern Nigeria. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, September 2008; 7(3): 1019-1024. Balamurugan et al.,2014. Antidiabetic and antihyperlipidaemic activity of ethanol extract of Melastoma malabathricum Linn. leaf in alloxan induced 72
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diabetic rats. Sciencediret: Asian Pac J Trop Biomed; 4(Suppl 1): S442S448. Bimakr, Mandana et al., 2011. Comparison of different extraction methods for the extraction of major bioactive flavonoid compounds from spearmint (Mentha spicata L.) leaves. Elsevier : food and bioproducts processing. 89. 67–72. Brenesel, Maja D. et al.,2013. Hypolipidemic and Antioxidant effects of buckwheat leaf and flower mixture in hyperlipidemic rats. Bosn J Basic Med Sci; 13 (2): 100-108. Casteele et al., 1981. The Phenolics and a Hydrolysable Tannin Polyphenol Oxidase of Medinilla Magnifica. Elsevier : Phytochemsitry. Vol. 20. No.5. pp. 1105-1112. Choudary, GP.2013. Hypocholesterolemic Effect of Ethanolic Extract of Fruits of Terminalia Chebula in High Fat Diet Fed Foster Rats. IJAPBC – Vol. 2(1). ISSN: 2277 – 4688. Dai, Jin and Russel. 2010. Plant Phenolics: Extraction, Analysis and Their Antioxidant and Anticancer Properties. Molecules, Vol. 15.pp. 73137352. Dar, Arif M. and Nahida T. 2012. Rutin-Potent Natural Thrombolytic agent. International Current Pharmaceutical Journal. 1(12): 431-435. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000.Parameter Standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta:Departemen Kesehatan RI., Hal. 13-17. Desmiaty Y., Julia Ratnawati, dan Peni Andini. 2009. Penentuan Jumlah Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) Secara kolorimetri Komplementer. Cimahi : Jurusan Farmasi Universitas Jend. Achmad Yani, 1-8. Dipiro, Joseph T., 2005. Pharmacotherapy : A patophysiologic Approach. New York : McGaraw-Hill.,p.429-452. Dwiloka, B. 2003. Efek Kolesterolemik berbagai telur. Media Gizi & Keluarga. 27. 58-65. ELITech Clinical System. 2014. Cholesterol SL. Zone Industrielle-61500 SEES FRANCE.p.1-2. Francis, George., Zohar kerem, Harider P.S., andKlaus Becker.. 2002. The ciological action of saponins in animal systems: a review. British Journal of Nutrition. (88).p.587-605. Gandi et al., 2014. Gallic acidattenuateshigh-fatdietfed-streptozotocin-induced insulin resistance via partial agonism of PPARγ in experimental type2 diabetic rats and enhances glucose uptake through translocation and
73
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
activation of GLUT4 in PI3K/p-Akt signaling pathway. Elsevier: European Journal of Pharmacology.p.1-16. Gilman, 2012. Goodman and Gilman: Dasar farmakologi terapi. Edisi 10. Vol. 2 Jakarta : EGC. Hal. 943-968. Gross, Myron. 2004. Flavonoid and Cardiovascular Disease. Pharmaceutical Biology. 21-35. Hagerman, Ann E. (2002). Tannin Handbook. USA : Departement of chemistry and Biochemistry Miami University. 3-17. Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Terjemahan dari Phytochemical Methods oleh Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB.Hal. 84-116. Harvey D. 2000. Modern Analytical Chemistry. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2-8. Hong yu, et al., 2011. Effects of a Purified Saponin Mixture from Alfalfa on Plasma Lipid Metabolism in Hyperlipidemic Mice. Journal of Health Science, 57(5). 401-405. Jang et al., 2008. Comparison of hypolipidemic activity of synthetic gallic acid– linoleic acid ester with mixture of gallic acid and linoleic acid, gallic acid, and linoleic acid on high-fat diet induced obesity in C57BL/6 Cr Slc mice. Elsevier: Chemico-Biological Interactions 174. 109–117 Jelena B. et al., 2012. Irreversible UV-induced quercetin and rutin degradation in solution studied by UV spectrophotometry and HPLC chromatography. J. Serb. Chem. Soc. 77 (3) 297–312 Jeong et al., 2010. Antihyperlipidemic effects of buckwheat leaf and flower in rats fed a high-fat diet.Elsevier: Food Chemistry.Vol.119.p.235–240 Juheini 2002. Pemanfaatan Herba Seledri (Apium graveolens L.) untuk Menurunkan Kolesterol dan Lipid dalam Darah Tikus Putih yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak. Makara Sains. 6. 65-68. Kamesh,
Venkatakrishnan and Thangarajan Sumathi. 2012. Antihypercholesterolemic effect of Bacopa monniera Linn. On high cholesterol diet induced hypercholesterolemia in rats. Asian Pasific Journal of Tropical medicine, 949-955.
Katzung, Bertram G. 2007. Basic and Pharmacology, ed.10th. New york: Mc Graw Hill.p.560 (35). Kazuya et al., 2009. Flowering and fruiting seasonality of eight species of Medinilla (Melastomataceae) in a tropical montane forest of Mount Kinabalu, Borneo. Tropics. Vol. 18(1).p.35-44.
74
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Khera, Nishu and Aruna Bhatria. 2012. Antihyperlipidemic Activity of Woodfordia fruticosa Extract in High Cholesterol Diet Fed Mice. International Journal and Phytopharmacology Research. 2:3. 211-215. Kim et al., 2012. Citrus aurantium flavonoids inhibit adipogenesis through the Akt signaling pathway in 3T3-L1 cells. BMC Complementary and Alternative Medicine. 12:31 Kimble, Marry A., et al., 2009. Applied Therapeuics-The clinical Use of Drugs. USA: Lippincott Williams & Wilkins.p.12-28. Latif,A. et al.,1999. On the vegetation and Flora Of Pulau Tioman, Peninsular Malaisya.The Raffles Bulletin Of zoology. No.6:11-72. Latha dan P. Daisy. 2011. Insulin-secretagogue, antihyperlipidemic and other protective effects of gallic acid isolated from Terminalia bellerica Roxb. in streptozotocin-induced diabetic rats. Elsevier : Chemico-Biological Interactions 189. 112–118. Lu et al., 2006 dalam Yang et al., 2010. Hypolipidemic and antioxidant effects of mulberry (Morus alba L.) fruit. in hyperlipidaemia rats. Elsevier: Food and Chemical Toxicology 48. 2374–2379. Luhure R.R.. et al., 2013. Preclinical Evaluation For Determination Of Antihyperlipidemic Potential Of Cucumis Melo Fruit Juice In HighCholesterol Diet Induced Hyperlipidemia In Rats. IPBSRD. 1-9. Maffei, Massimo. 2003. Dietary Supplements of plat Origin:A nutrition and Health approach. Taylor & Francis Ltd.p.229. Maria, Buta, and Hort. 2014. Medinilla: an exotic and attractive indoor plant with great value. Journal of Horticulture, Forestry and Biotechnology.Vol. 16(2).p.9-12.
Marliana, S.D., Venty Suryanti, Suyono. 2005. Skrining Fitokomia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule jacq. Swartz) Dalam Ekstrak etanol. Jurnal Biofarmasi 3(1): 26-31. Middleton, E.C., Kandaswami, Theoharides. 1998. The effects of plant flavonoids on mammalian cells:implications for inflamation, hearth disease, and cancer. Pharmacological Reviews 52:673-571. Miettinen et al.,2003 dalam Santosa, Sylvia., et al., 2007. Physiological and therapeutic factor affecting cholesterol metabolism: Does a reciprocal relationship between cholesterol absorption and synthesis really excist?. Science Direct. 80. 505-514. Murray.R.K., Granner, and Rodwell. 2009. Biokimia Harper (Brahm U. Pendit, et all, penerjemah.). (Ed ke-27). Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC., 128-137, 217-223, 225-237, 239-246.
75
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Niswah, Lukluatun. 2014. Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) menggunakan metode difusi cakram. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.hal.14-27. Nurcahyaningtyas, Haviani. 2012. (Skripsi) Efek Antihiperlipidemia Susu Kacag kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) Pada Tikus Putih Jantan yang Diberi Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.hal.31-55. Ochani, Pooja C.dan priscilla D’Mello. 2009. Antioxidant and Antihyperlipidemic activity of Hibiscus sabdariffa Linn. Leaves and calyces extract in rats. Indian Journal of Experimental Biology Vol. 47, PP. 276-282. Parijoto. www. Platamor.com/index.php?plant=826 diakses pada tanggal 30 Juni 2014. Park et al., 2002. Effect of rutin and tannic acid supplements on cholesterol metabolism in rats. Elsevier: Nutrition Research 22. 283–295. Pimple, B.P., Kadam, P.V., dan Patil, M.J. 2011. Comparative antidiabetic activity of herbal plants extract. An international Journal of Pharmaceutical Sciences, 1, 12-19. Polychronopulus, Evangelos, Panagiotakos, Demosthenes B dan Polystipioti Anna. 2005. Diet, Lifestyle factors and hypercholesterolemia in elderly men and women from Cyprus.Journal of Lipids Health Disease 4:17.p.17. Purwanti, Septi. 2012. (Skripsi) Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol 70% buah Oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb) Pada Tikus Putih Jantan yang Diberi Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.hal.17-41. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI., 115. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 92, 259-260. Saidin, Muhammad. 2002. Cholesterol Content of Foods Originatinf From Animal Tissue. Litbangkes-Depkes RI. 27(2). 224-230. Santos et al, 1999. Hypolipidaemic Effects Of Naringenin, Rutin, Nicotinic Acid And Their Associations. Pharmacological Research, Vol. 40, No. 6. 493496. Santosa, Sylvia., et al., 2007. Physiological and therapeutic factor affecting cholesterol metabolism: Does a reciprocal relationship between cholesterol absorption and synthesis really excist?. Science Direct. 80. 505-514.
76
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Shallan et al., 2014. Protective Effects of Wheat Bran and Buckwheat Hull Extracts against Hypercholesterolemia in Male Rats. International Journal of Advanced Research. Vol. 2, Issue 4 ,724-736. Silanikove et al., 2006. Analytical approach and effects of condensed tannins in carob pods (Ceratonia siliqua) on feed intake, digestive and metabolic responses of kids. Elsevier 99. 29– 38. Sumantera, Wayan I.2004.Potensi Hutan Bukit Tapak sebagai Sarana Upacara adat, Pendidikan, dan Konservasi Lingkungan. Biodiversitas. Vol.5 (2). Hal. 81-84. Supkamonseni et al., 2014. Hypolipidemic and hypoglycemic effects of Centella asiatica (L) extract in vitro and in vivo. Indian Journl of Experimental Biology. Vol.52.pp.965-971. Syam et al., 2011. Gastric Ulcers induced by systemic hypoxia. Acta Med Indonesia-Indonesia J. Intern Med, Vol. 43. p243-248. Tambe, Vijay D., And Rajendra S. 2014. Estimation of Total Phenol, Tannin, Alkaloid and Flavonoid in Hibiscus Tiliaceus Linn. Wood Extracts. RRJPP. Volume 2. Issue 4. 41-47. Taylor, Richard, 1990. Interpretation of the correlation coeffisient: A Basuc Riview. Journal of Diagnostic Medical Sonography.Vol.1.pp.35-39. Tisnadjaja, D., dkk., 2010. Pengkajian efek hipokolesterolemik kapsul monasterol dan produksi senyawa bioaktif antidiabetes oleh kapang endofit dari tanaman obat Indonesia. Laporan Akhir program intensif peneliti dan perekayasa LIPI., 9-10. Tiwari et al., 2011. Phytochemical screening and Extraction: A Review. Internationale Pharmaceutica Sciencia. Jan-March. Vol. 1. Issue 1.p.98105. Unnikrishnan et al.,2014. Antidiabetic, Antihyperlipidemic and Antioxidant Effects of the Flavonoids.Elsevier: Polyphenols in Human Health and Disease..p.143-161. Wachidah, Leliana N., 2013. Uji aktivitas antioksidan serta penentuan kandungan fenola dan flavonoid total dari buah parijoto (Medinilla speciosa Blume).Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.hal.4-7,15-18,25-28,3048. Wibowo, H.A., Wasino & Dewi Lisnoor Setyowati. 2012. Kearifan lokal dalam menjaga Lngkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat di Desa Colo Kecematan Dawe Kapbupaten Kudus), Journal of Educational Social Studies 1 (1) : 25-30. Xia. Jin Yao et al.., 2009. Screen of Chinese herbal medicines originated in Yunnan province against drug resistant, Escherichia coli producing
77
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ESBLs in vitro.Medical Journal of National Dfending Forces in Southwest China. Vol.19(7).pp.664-666. X. Zeng et al., 2013. Ethnobotanical study on medicinal plants around Limu Mountains of Hainan Island, China. Elsevier: Journal of Ethnopharmacology. 148.p964–974 Yang et al., 2010. Hypolipidemic and antioxidant effects of mulberry (Morus alba L.) fruit. in hyperlipidaemia rats. Elsevier: Food and Chemical Toxicology 48 . 2374–2379. Ziaee et al.,2009. Effects of rutin on lipid profile in hypercholesterolaemic rats. NCBI: Basic Clin Pharmacol Toxicol. 104(3):253(8). Zou, Yanping., Yanhua Lu, Dongzhi Wei. 2005. Hypocholesterolemic Effect of Flavonoid-Rich Ekstract of Hypericum perfolatum L. In Rats Fed a Cholesterol-Rich Diet. Journal of Agricultural and food Chemistry. (53). 2462-2466. Zou, Yanping., Yanhua Lu, Dongzhi Wei. 2004. Antioxidant Activity of a Flavonoid-Rich Extract of Hypericum perforatum L. in Vitro. Journal of Agricultural and food Chemistry. (52).p.5032-5039.
78
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN
79
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 1 : Kerangka Penelitian Buah parijoto segar
ekstraksi dengan etanol 70% standarisasi ekstrak
evaporasi
% rendemen
Adaptasi Sampel tikus 14 hari, dibagi 6 kelompok uji
Ekstrak etanol 70% parijoto
Skrining fitokimia
Pembuatan Diet hiperlipidemia
Pembuatan suspensi simvastatin
Pembuatan suspensi intervensi sesuai dosis
Pemberian intervensi 42 hari
Hewan siap diberikan intervensi sesuai kelompok uji Total Kolesterol (TC) Cek BB sampel seminggu sekali
Hari 43, pengambilan darah sampel
Analisa dengan spektrofotometer UV-Vis
80
Trigliserida (TG)
VLDL
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
A N O V A
Lampiran 2: Konversi dosis ekstrak dan pembuatan larutan Uji
1. Konversi dosis ekstrak Rata-rata bobot tikus yang digunakan adalah 200 g bb, sehingga perhitungan dosis yang digunakan setelah dikonversi ke berat tikus: Dosis I
= 5 mg / Kg BB x 0,018 x 10 = 0,9 mg /200 bb/ hari
Dosis II
= 50 mg / Kg BB x 0,018 x 10 = 9 mg /200 bb/ hari
Dosis III
= 500 mg / Kg BB x 0,018 x 10 = 90 mg /200 bb/ hari
2. Pembuatan ekstrak Etanol 70% buah parijoto Pembuatan larutan ekstrak etanol dibuat dengan perhitungan sebagai berikut dengan volume larutan yang diberikan adalah 3 ml/200 bb, maka volume yang dibutuhkan untuk masing-masing dosis adalah: Dosis III
: 5 ekor x 3 ml
= 15 ml
Dosis II
: 1/10 x 15 ml
= 1,5 ml
Dosis I
: 1/100 x 15 ml
= 0,15 ml
Untuk suspensi bahan uji dosis I dan II, dibuat dengan pengenceran dari dosis III, yakni dengan cara mensuspensikan larutan uji dosis III dalam Na CMC 0,5% sampai volumenya 15 ml untuk masing-masing dosis I dan dosis II. Jumlah total suspensi bahan uji dosis III yang dibutuhakan perhari adalah 15 + 1,5 + 0,15 ml = 16,65 ml ≈ 18 ml. Jumlah ekstrak dosis III yang harus ditimbang = 18 ml/3 ml x 90 mg = 540 mg (disuspensikan dengan larutan CMC 0,5% ad 18 ml) Dosis I dan II akan dibuat dari pengenceran dosis III Dosis II : 1,5 ml suspensi dosis III, ditambahkan larutan Na CMC 0,5% ad 15 ml Dosis I : 0,15 ml suspensi dosis, ditambahkan larutan Na CMC 0,5% ad 15 ml
81
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 3: Perhitungan dosis dan pembuatan suspensi simvastatin
Dosis efektif simvastatin pada manusia adalah 10-20 mg/hari, dan dosis yang akan dipakai adalah simvastatin dengan dosis 10 mg/hari. Maka dosis untuk tikus per 200 g bb adalah 10 mg/hari x 0,018 x 10 = 1,8 mg/hari. Volume larutan yang akan diberikan adalah 3 ml maka volume yang dibutuhkan adalah: 5 ekor x 3 ml =15 ml. Simvastatin yang digunakan adalah dapalm bentuk tablet berisi dosis 10 dengan berat tablet 100 mg. Jadi jumlah simvastatin yang akan ditimbang : 15 𝑚𝑙 3 𝑚𝑙
𝑥 1,8 𝑚𝑔 = 9 𝑚𝑔 Simvastatin ≈ 90 mg dari berat tablet Simvastatin
Jadi, ditimbang 90 mg yang mengandung simvastatin 9 mg kemudian disuspensikan dengan larutan Na CMC 0,5% ad 15 ml. 0,5 𝑔
Na CMC yang ditimbang 100 𝑚𝑙 𝑥 15 𝑚𝑙 = 0,075 𝑔 Larutan Na CMC 0,5% dibuat dengan menimbang 0,1 g Na CMC lalu ditaburkan dalam air panas pada suhu 60oC dengan volume 20 kali berat Na CMC yaitu 2 ml dan didiamkan selama kurang lebih 30 menit hingga Na CMC mengembang. Setelah pendiaman, Na CMC digerus hingga homogen, lalu ditambahkan aquadest hingga 15 ml.
82
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 4: Pembuatan induksi kolesterol dan lemak
Induksi kolesterol dan lemak akan dibuat dengan komposisi: Kuning telur
80%
Larutan sukrosa 65% 15% Lemak hewan
5%
Volume emulsi yang diberikan 3 ml maka volume yang dibutuhkan adalah: [(5 kelompok x 5 ekor) x 3 ml]= 75 ml Kuning telur
80 𝑔
: 100 𝑚𝑙 𝑥 75 𝑚𝑙 = 60 𝑔 15 𝑔
Larutan sukrosa 65% : 100 𝑚𝑙 𝑥 75 𝑚𝑙 = 11,25 𝑔 Lemak hewan
5𝑔
: 100 𝑚𝑙 𝑥 75 𝑚𝑙 = 3,75 𝑔
Induksi kolesterol dan lemak dibuat dalam bentuk emulsi, sama bahan dicampur, kemudian dikocok dengan kecepatan tinggi hingga homogen. Induksi dibuat baru setiap harinya.
83
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 5: Perhitungan Kadar Total Flavonoid
Didapatkan persamaan regresi linier rutin : Y = 0,001x - 0,009; R² = 0,998 Perhitungan kadar flavonoid total 1. Ekstrak etanol seri 1 (1.500 ppm) Y = 0,001x - 0,009 0,261 = 0,001x – 0,009 X = (0,261+0,009) : 0,001 = 270 ppm 𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 270 𝑥 0,01 0,015
= 180,000 𝑚𝑔 RE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
2. Esktark etanol seri 2 (1.500 ppm) Y = 0,001x - 0,009 0,265 = 0,001x – 0,009 X = (0,265+0,009) : 0,001 = 274 ppm 𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
274 𝑥 0,01 0,015
= 182,667 𝑚𝑔 RE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
3. Ekstrak etanol seri 3 (1.500 ppm) Y = 0,001x - 0,009 0,267 = 0,001x – 0,009 X = (0,267+0,009) : 0,001 = 276 ppm 𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐹𝑙𝑎𝑣𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
276 𝑥 0,01 0,015
84
= 184,000 𝑚𝑔 RE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 6: Perhitungan Kadar Total Tanin
Didapatkan persamaan regresi linier Asam Galat : y = 0,0009x + 0,008 Perhitungan kadar flavonoid total 1. Ekstrak etanol seri 1 (1.000 ppm) Y = 0,0009x + 0,008 0,335 = 0,0009x + 0,008 X = (0,335-0,008) : 0,0009 = 363,333 ppm 𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
363,333 𝑥 0,005 0,005
= 363,333 𝑚𝑔 GAE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
2. Esktark etanol seri 2 (1.000 ppm) Y = 0,0009x + 0,008 0,332 = 0,0009x + 0,008 X = (0,332-0,008) : 0,0009 = 360 ppm 𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
360 𝑥 0,005 0,005
= 360,000 𝑚𝑔 GAE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
3. Ekstrak etanol seri 3 (1.000 ppm) Y = 0,0009x + 0,008 0,332 = 0,0009x + 0,008 X = (0,332-0,008) : 0,0009 = 360 ppm 𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑥 𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝐿(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =
360 𝑥 0,005 0,005
85
= 360,000 𝑚𝑔 GAE/g 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 7: Tabel kadar kolesterol total, trigliserida, dan VLDL setelah perlakuan selama 42 hari.
Kelompok
I. Kontrol Normal (Na CMC 0,5%) Rata-rata ± SD II. Kontrol Induksi kolesterol-lemak Rata-rata ± SD III. Kontrol Simvastatin Rata-rata ± SD IV. Dosis I (5 mg/KgBB) Rata-rata ± SD V. Dosis II (50 mg/KgBB) Rata-rata ± SD VI. Dosis III (500 mg/KgBB) Rata-rata ± SD
Kadar Kolesterol Total 55,34 62,47 53,15 71,78 57,81 60,11 ± 7,386 126,03 130,68 143,01 135,62 133,84 ± 7,264 95,62 95,89 100,55 89,59 84,66 93,26 ± 6,186 118,9 114,79 123,01 158,36 118,36 126,68 ± 17,943 110,14 124,38 133,69 133,97 120 124,44 ± 10,011 117,26 118,08 102,74 93,69 107,95 107,95 ± 10,242
86
Kadar Trigliserida 107,14 97,7 97,7 89,54 93,62 97,14 ± 6,535 170,41 133,93 111,22 198,98 153,63 ± 38,835 105,1 94,64 88,52 87,24 99,74 95,05 ± 7,530 120,66 172,7 133,93 112,25 106,63 129,23 ± 26,385 110,2 133,42 121,17 139,03 134,44 127,65 ± 11,781 113,52 100,76 114,54 103,83 107,91 108,11 ± 5,978
Kadar VLDL 21,43 19,54 19,54 17,91 18,72 19,42 ± 1,307 34,08 26,79 22,24 39,79 30,73 ± 7,767 21,02 18,93 17,7 17,45 19,95 19,01 ± 1,506 24,13 34,54 26,79 22,45 21,33 25,847 ± 5,277 22,04 26,68 24,23 27,81 26,89 25,53 ± 2,356 22,7 20,15 22,91 20,76 21,58 21,62 ± 1,196
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 8: Uji statistik kadar kolesterol total hewan uji (SPSS 16.0)
1.
Uji normalitas (Uji saphiro-Wilk) terhadap kolesterol total plasma seluruh kelompok hewan uji (spss 16.0)
Tujuan: untuk melihat data kadar kolesterol total plasma seluruh kelompok hewan uji terdistribusi normal atau tidak Hipotesis:
Ho = Data kadar kolesterol total plasma tikus terdistribusi normal Ha = Data kadar kolesterol total plasma tikus tidak terdistribusi normal
p: 0,05 Pengambilan Kesimpulan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05 Shapiro-Wilk
Kolesterol_total
Kelompok
Statistic
df
Sig.
Kontrol Normal
.911
5
.475
.986
4
.937
Kontrol Simvastatin
.954
5
.764
Dosis 1
.702
5
.010
Dosis 2
.915
5
.496
Dosis 3
.926
5
.569
Kontrol
Induksi
kolesterol-lemak
Keputusan : Data kadar kolesterol total plasma tikuspada tiap kelompok terdistribusi normal
87
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
Uji homogenitas (Uji Levene) terhadap kadar kolesterol total plasma seluruh kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk melihat data kadar kolesterol total plasma seluruh kelompok hewan uji bervariasi homogen atau tidak Hipotesis:
Ho = Data kadar kolesterol total plasma tikus bervariasi secara homogen Ha = Data kadar kolesterol total plasma tikus tidak bervariasi secara
homogen p: 0,05 Pengambilan Kesimpulan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05 Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1.087
5
23
.394
Keputusan : Data kadar kolesterol total plasma tikuspada tiap kelompok bervariasi homogen 3.
Uji analisis variansi (ANOVA) satu arah terhadap kadar kolesterol total plasma seluruh kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data terhadap kadar kolesterol total plasma seluruh kelompok hewan uji Hipotesis:
Ho = Data kadar kolesterol total plasma tikus tidak berbeda secara bermakna Ha = Data kadar kolesterol total plasma tikus berbeda secara bermakna
α: 0,05 Pengambilan Kesimpulan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05 88
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
18279.492
5
3655.898
31.876
.000
Within Groups
2637.875
23
114.690
Total
20917.367
28
Keputusan : Data kadar kolesterol total plasma tikus antar kelompok perlakuan berbeda secara bermakna 4.
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap kadar kolesterol total plasma kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: Untuk mengetahui letak perbedaan data kadar kolesterol total plasma antar kelompok hewan uji Hipotesis:
Ho = Data kadar kolesterol total plasma tikus tidak memiliki perbedaan Ha = Data kadar kolesterol total plasma tikus berbeda memiliki perbedaan
p : 0,05 Pengambilan keismpulan : Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
89
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) Kadar Kolesterol Total 95% Confidence Interval
Mean (I) Kelompok
(J) Kelompok
Kontrol Normal Kontrol Induksi
Difference (I-J) Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
-73.725900 7.184052
*
.000
-96.01804
-51.43376
Kontrol Simvastatin
-33.150600 6.773189
*
.001
-54.16783
-12.13337
Dosis 1
-66.575400 6.773189
*
.000
-87.59263
-45.55817
Dosis 2
-64.329000 6.773189
*
.000
-85.34623
-43.31177
Dosis 3
-47.835600 6.773189
*
.000
-68.85283
-26.81837
73.725900 7.184052
*
.000
51.43376
96.01804
40.575300 7.184052
*
.000
18.28316
62.86744
Dosis 1
7.150500 7.184052
.915
-15.14164
29.44264
Dosis 2
9.396900 7.184052
.778
-12.89524
31.68904
Dosis 3
25.890300 7.184052
*
.016
3.59816
48.18244
Kontrol
Kontrol Normal
33.150600 6.773189
*
.001
12.13337
54.16783
Simvastatin
Kontrol Induksi
-40.575300 7.184052
*
.000
-62.86744
-18.28316
Dosis 1
-33.424800 6.773189
*
.001
-54.44203
-12.40757
Dosis 2
-31.178400 6.773189
*
.002
-52.19563
-10.16117
Dosis 3
-14.685000 6.773189
.290
-35.70223
6.33223
Kontrol Normal
66.575400 6.773189
*
.000
45.55817
87.59263
Kontrol Induksi
-7.150500 7.184052
.915
-29.44264
15.14164
33.424800 6.773189
.001
12.40757
54.44203
Dosis 2
2.246400 6.773189
.999
-18.77083
23.26363
Dosis 3
18.739800 6.773189
.100
-2.27743
39.75703
Kontrol Normal
64.329000 6.773189
*
.000
43.31177
85.34623
Kontrol Induksi
-9.396900 7.184052
.778
-31.68904
12.89524
31.178400 6.773189
.002
10.16117
52.19563
Dosis 1
-2.246400 6.773189
.999
-23.26363
18.77083
Dosis 3
16.493400 6.773189
.186
-4.52383
37.51063
Kontrol Normal
47.835600 6.773189
*
.000
26.81837
68.85283
Kontrol Induksi
-25.890300 7.184052
*
.016
-48.18244
-3.59816
14.685000 6.773189
.290
-6.33223
35.70223
-18.739800 6.773189
.100
-39.75703
2.27743
Kontrol Induksi Kontrol Normal Kontrol Simvastatin
Dosis 1
Kontrol Simvastatin
Dosis 2
Kontrol Simvastatin
Dosis 3
Kontrol Simvastatin Dosis 1
*
*
90
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
*Lanjutan : Uji BNT Kadar kolesterol total Dosis 2
-16.493400 6.773189
.186
-37.51063
4.52383
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
91
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 9: Uji statistik kadar trigliserida hewan uji (SPSS 16.0) 1.
Uji normalitas (Uji saphiro-Wilk) terhadap Trigliserida plasma seluruh kelompok hewan uji (spss 16.0)
Tujuan:
untuk melihat data kadar Trigliserida plasma seluruh kelompok hewan uji
terdistribusi normal atau tidak Hipotesis:
Ho = Data kadar Trigliserida plasma tikus terdistribusi normal Ha = Data kadar Trigliserida plasma tikus tidak terdistribusi normal
p: 0,05 Pengambilan Kesimpulan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05 Shapiro-Wilk
Trigliserida
Kelompok
Statistic
Df
Sig.
Kontrol Normal
.942
5
.679
.974
4
.865
Kontrol Simvastatin
.937
5
.644
Dosis 1
.867
5
.256
Dosis 2
.901
5
.413
Dosis 3
.924
5
.559
Kontrol
Induksi
kolesterol-lemak
Keputusan : Data kadar Trigliserida plasma tikuspada tiap kelompok terdistribusi normal
2.
Uji homogenitas (Uji Levene) terhadap kadar trigliserida
plasma seluruh
kelompok hewan uji (SPSS 16.0) Tujuan:
untuk melihat data kadar trigliserida plasma seluruh kelompok hewan uji
bervariasi homogen atau tidak
92
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hipotesis:
Ho = Data kadar trigliserida plasma tikus bervariasi secara homogen Ha = Data kadar trigliserida plasma tikus tidak bervariasi secara
homogen p: 0,05 Pengambilan Kesimpulan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Levene Statistic 2.115
df1
df2 5
Sig. 23
.100
Keputusan : Data kadar trigliserida plasma tikuspada tiap kelompok bervariasi homogen 3.
Uji analisis variansi (ANOVA) satu arah terhadap kadar trigliserida plasma seluruh kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan:
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data terhadap kadar trigliserida
plasma seluruh kelompok hewan uji Hipotesis:
Ho = Data kadar trigliserida plasma tikus tidak berbeda secara bermakna Ha = Data kadar trigliserida plasma tikus berbeda secara bermakna
p: 0,05 Pengambilan Kesimpulan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Sum of Squares
Df
Mean Square
Between Groups
.000
5
.000
Within Groups
.000
23
.000
Total
.000
28
93
F 8.668
Sig. .000
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keputusan : Data kadar trigliserida plasma tikus antar kelompok perlakuan berbeda secara bermakna 4.
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap kadar trigliserida plasma kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: Untuk mengetahui letak perbedaan data kadar trigliserida plasma antar kelompok hewan uji Hipotesis:
*Lanjutan : Uji BNT Kadar Trigliserida Ho = Data kadar trigliserida plasma tikus tidak memiliki perbedaan Ha = Data kadar trigliserida plasma tikus berbeda memiliki perbedaan
p : 0,05 Pengambilan keismpulan : Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
94
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) Kadar Trigliserida
95% Confidence Interval
Mean (I) Kelompok
(J) Kelompok
Difference (I-J) Std. Error
Sig.
Lower Bound Upper Bound
*
.000694
.001
.00121
.00551
Kontrol Simvastatin
-.000100
.000655
1.000
-.00213
.00193
Dosis 1
.002328
*
.000655
.018
.00030
.00436
Dosis 2
.002370
*
.000655
.016
.00034
.00440
Dosis 3
.000947
.000655
.700
-.00108
.00298
-.003360
*
.000694
.001
-.00551
-.00121
Kontrol Simvastatin
-.003460
*
.000694
.001
-.00561
-.00131
Dosis 1
-.001032
.000694
.676
-.00319
.00112
Dosis 2
-.000990
.000694
.712
-.00314
.00116
Dosis 3
-.002413
*
.000694
.022
-.00457
-.00026
Kontrol Normal Kontrol Induksi
Kontrol Induksi Kontrol Normal
.003360
Kontrol
Kontrol Normal
.000100
.000655
1.000
-.00193
.00213
Simvastatin
Kontrol Induksi
.003460
*
.000694
.001
.00131
.00561
Dosis 1
.002428
*
.000655
.013
.00040
.00446
Dosis 2
.002470
*
.000655
.011
.00044
.00450
Dosis 3
.001047
.000655
.608
-.00098
.00308
Dosis 1
Kontrol Normal
-.002328
*
.000655
.018
-.00436
-.00030
Kontrol Induksi
.001032
.000694
.676
-.00112
.00319
*
.000655
.013
-.00446
-.00040
Dosis 2
.000042
.000655
1.000
-.00199
.00207
Dosis 3
-.001381
.000655
.317
-.00341
.00065
Kontrol Normal
-.002370
*
.000655
.016
-.00440
-.00034
Kontrol Induksi
.000990
.000694
.712
-.00116
.00314
Kontrol Simvastatin
Dosis 2
Dosis 3
-.002428
Kontrol Simvastatin
-.002470
*
.000655
.011
-.00450
-.00044
Dosis 1
-.000042
.000655
1.000
-.00207
.00199
Dosis 3
-.001423
.000655
.287
-.00345
.00061
Kontrol Normal
-.000947
.000655
.700
-.00298
.00108
Kontrol Induksi
.002413
*
.000694
.022
.00026
.00457
Kontrol Simvastatin
-.001047
.000655
.608
-.00308
.00098
Dosis 1
.001381
.000655
.317
-.00065
.00341
Dosis 2
.001423
.000655
.287
-.00061
.00345
95level. *. The mean difference is significant at the 0.05
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 10: Uji statistik kadar VLDL hewan uji (SPSS 16.0) 1.
Uji normalitas (Uji saphiro-Wilk) terhadap VLDL plasma seluruh kelompok hewan uji (spss 16.0)
Tujuan:
untuk melihat data kadar VLDL plasma seluruh kelompok hewan uji
terdistribusi normal atau tidak Hipotesis:
Ho = Data kadar VLDL plasma tikus terdistribusi normal Ha = Data kadar VLDL plasma tikus tidak terdistribusi normal
p: 0,05 Pengambilan Kesimpulan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05 Shapiro-Wilk
VLDL
Kelompok
Statistic
df
Sig.
Kontrol Normal
.942
5
.679
.974
4
.865
Kontrol Simvastatin
.937
5
.644
Dosis 1
.867
5
.256
Dosis 2
.901
5
.413
Dosis 3
.924
5
.558
Kontrol
Induksi
kolesterol dan lemak
Keputusan : Data kadar Trigliserida plasma tikuspada tiap kelompok terdistribusi normal
96
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
Uji homogenitas (Uji Levene) terhadap kadar VLDL plasma seluruh kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk melihat data kadar VLDL plasma seluruh kelompok hewan uji bervariasi homogen atau tidak Hipotesis:
Ho = Data kadar VLDL plasma tikus bervariasi secara homogen Ha = Data kadar VLDL plasma tikus tidak bervariasi secara homogen
α: 0,05 Pengambilan Kesimpulan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Levene Statistic
df1
2.574
df2 5
Sig. 23
.054
Keputusan : Data kadar VLDL plasma tikus pada tiap kelompok bervariasi homogen 3.
Uji analisis variansi (ANOVA) satu arah terhadap kadar VLDL plasma seluruh kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data terhadap kadar VLDL plasma seluruh kelompok hewan uji Hipotesis:
Ho = Data kadar VLDL plasma tikus tidak berbeda secara bermakna Ha = Data kadar VLDL plasma tikus berbeda secara bermakna
p: 0,05 Pengambilan Kesimpulan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
97
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Between Groups
.001
5
.000
Within Groups
.001
23
.000
Total
.002
28
Sig.
9.676
.000
Keputusan : Data kadar VLDL plasma tikus antar kelompok perlakuan berbeda secara bermakna
4.
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap kadar VLDL plasma kelompok hewan uji (SPSS 16.0)
Tujuan: Untuk mengetahui letak perbedaan data kadar VLDL plasma antar kelompok hewan uji Hipotesis:
Ho = Data kadar VLDL plasma tikus tidak memiliki perbedaan Ha = Data kadar VLDL plasma tikus berbeda memiliki perbedaan
p : 0,05 Pengambilan keismpulan : Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) Kadar VLDL Mean
95% Confidence Interval
Difference (I(I) Kelompok
(J) Kelompok
Kontrol Normal Kontrol Induksi Kontrol Simvastatin
J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound Upper Bound
*
.00348
.001
.0062
.0278
-.00200
.00328
.989
-.0122
.0082
.01700
Dosis 1
.01200
*
.00328
.015
.0018
.0222
Dosis 2
.01200
*
.00328
.015
.0018
.0222
Dosis 3
.00600
.00328
.469
-.0042
.0162
*
.00348
.001
-.0278
-.0062
Kontrol Induksi Kontrol Normal
-.01700
98
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
*Lanjutan : Uji BNT Kadar VLDL Kontrol
*
.00348
.000
-.0298
-.0082
Dosis 1
-.00500
.00348
.706
-.0158
.0058
Dosis 2
-.00500
.00348
.706
-.0158
.0058
Dosis 3
-.01100
*
.00348
.044
-.0218
-.0002
Simvastatin
-.01900
Kontrol
Kontrol Normal
.00200
.00328
.989
-.0082
.0122
Simvastatin
Kontrol Induksi
.01900
*
.00348
.000
.0082
.0298
Dosis 1
.01400
*
.00328
.004
.0038
.0242
Dosis 2
.01400
*
.00328
.004
.0038
.0242
Dosis 3
.00800
.00328
.185
-.0022
.0182
Dosis 1
Kontrol Normal
-.01200
*
.00328
.015
-.0222
-.0018
Kontrol Induksi
.00500
.00348
.706
-.0058
.0158
*
.00328
.004
-.0242
-.0038
Dosis 2
.00000
.00328
1.000
-.0102
.0102
Dosis 3
-.00600
.00328
.469
-.0162
.0042
Kontrol Normal
-.01200
*
.00328
.015
-.0222
-.0018
Kontrol Induksi
.00500
.00348
.706
-.0058
.0158
*
.00328
.004
-.0242
-.0038
Dosis 1
.00000
.00328
1.000
-.0102
.0102
Dosis 3
-.00600
.00328
.469
-.0162
.0042
Kontrol Normal
-.00600
.00328
.469
-.0162
.0042
Kontrol Induksi
.01100
*
.00348
.044
.0002
.0218
-.00800
.00328
.185
-.0182
.0022
Dosis 1
.00600
.00328
.469
-.0042
.0162
Dosis 2
.00600
.00328
.469
-.0042
.0162
Kontrol Simvastatin
Dosis 2
Kontrol Simvastatin
Dosis 3
Kontrol Simvastatin
-.01400
-.01400
99
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 11. Alat dan Bahan
Buah Parijoto
Spektrofotometer UV-Vis Double beam
Oven
Kit Kolesterol total dan Trigliserida
Hewan Uji
Spektrofotometer UV-Vis Single beam
Emulsi Induksi hiperlipidemia
Rotatory Evaporator
Wather Bath
Tanur
Tanur
Mikropipet
100
Sentrifugator
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 12. Ekstrak Buah parijoto dan Skrining Fitokimia
101
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
102
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 13. Gambar Kandungan Flavonoid Total
Gambar 19. Kandungan senyawa flavonoid dari rutin
Gambar 20. Kandungan senyawa flavonoid dalam ekstrak
103
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 14. Gambar Kandungan Tanin Total
Gambar 3. Kandungan senyawa tanin dalam asam galat
Gambar 4. Kandungan senyawa tanin dalam ekstrak
104
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 15. Hasil Determinasi Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)
105
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 16. Surat Keterngan Kesehatan Hewan Uji
106
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 17. Certificate of Analysis Asam Galat
107
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 18. Certificate of Analysis Folin Ciocalteu
108
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 19. Certificate of Analysis Rutin Hydrate
109
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta