PENGARUH FAKTOR PERSONAL PELAKU USAHA, KEMAMPUAN PENYULUH, DAN PROSES PEMBELAJARAN DALAM PENYULUHAN TERHADAP KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN MAGELANG Kiki Kusumawati, Sutarno J, Susilaningsih Magister Pendidikan Ekonomi Program Pascasarjana UNS Email :
[email protected] ABSTRACT Kiki Kusumawati. S991208011. The Influence of Entrepreneurs Personal Factor, Extension Officers Capability, and Learning Process in Counseling to the Micro and Small-Scale Industry Entrepreneurship Competence. Thesis. First Counselor: Prof. Dr. Sutarno J, M.Pd, Second Counselor: Dr. Susilaningsih, M.Bus. Economic Education Study Program, Postgraduate Program. Sebelas Maret University, 2014 The purposes of this study are to determine : 1) the influence of entrepreneurs personal factor to learning process in counseling, 2) the influence of extension officers capability to learning process in counseling, 3) the influence of learning process in counseling to the entrepreneurship competence, 4) the influence of entrepreneurs personal factor to entrepreneurship competence and 5) the influence of the extension officers capability to entrepreneurship competence. This is descriptive quantitative study. The population of the sample was all small-scale entrepreneurs at Kab. Magelang who got counseling from the Cooperatives and Small and Medium Enterprises Department fiscal year 2013. 92 participants were randomly chosen. The instruments used in collecting data are questionnaire, interview and documentation. The data analysis was done through path analysis. The result of this study shows that 1) 19.1% entrepreneurs personal factor influenced the learning process of counseling directly, 2) 26.8% extension officers competence affected the learning process in counseling directly, 3) 5.88% learning process in counseling influenced the entrepreneurship competence directly, 4) 1.92% entrepreneurs personal factor affected the entrepreneurship competence indirectly, 5) 5.29% extension officers competence directly influenced the entrepreneurship competence. Keywords: entrepreneurs personal factor, extension officers capability, learning process in counseling, entrepreneurship competence, small-scale industry
44
45
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)
meningkatkan
PENDAHULUAN Sektor industri sebagai peng-
pemasaran
makin ketatnya persaingan setelah
gerak perekonomian telah mampu
dibukanya
memberikan sumbangan yang besar
perdagangan bebas.
dan
telah
lapangan
mampu kerja
menciptakan
yang
sejumlah
perjanjian
Pengembangan
IKM
yang
bagi
tidak dapat lepas dari hambatan dan
masyarakat. Sektor industri jika ingin
tantangan berupa kemajuan teknologi
dapat bersaing harus mampu ber-
dan informasi yang semakin cepat
tahan di zaman IPTEK yang terus
membuat IKM berhadapan dengan
menerus
industri
mengalami
luas
seiring
perubahan.
besar
yang
memiliki
Industri Kecil Menengah (IKM)
kemampuan finansial yang tentunya
merupakan salah satu segmen in-
lebih besar dan memiliki teknologi
dustri yang dapat dijadikan tumpuan
yang canggih. Namun demikian,
dalam penciptaan iklim wirausaha
dengan keterbatasan yang dimiliki,
yang dapat menyerap tenaga kerja.
IKM
diharapkan
masih
dapat
Masalah nyata yang terjadi di
menjadi andalan bagi perekonomian
masyarakat adalah produk IKM be-
daerah. Hal ini tentunya mendorong
lum memiliki daya saing. Indonesia
pemerintah untuk lebih memberikan
memiliki banyak jasa dan produk
perhatian khusus kepada para pelaku
unggulan yang berdaya saing in-
IKM untuk lebih maju, salah satunya
ternasional,
di Kabupaten Magelang Provinsi
kurang
namun
mengenal
pasar merek
global produk
Jawa Tengah.
tersebut. Berdasarkan data Kemen-
Permasalahan dihadapi
dari 3,6 juta IKM yang ada di
Magelang antara lain: mereka tidak
Indonesia, baru sekitar 1.678 yang
bisa
terdaftar dan mengajukan fasilitas
Penjualan (HPP), jaringan pemasaran
perlindungan merek. Hal inilah yang
masih
menjadi faktor penyebab daya saing
dimanfaatkan
IKM
Padahal
besar yang mengendalikan harga,
untuk
dan tidak memiliki visi yang jelas
branding
rendah.
sangat
penting
di
yang
terian Perindustrian pada tahun 2011
masih
IKM
umum
menghitung
lemah,
Kabupaten
Harga
hasil
Pokok
produksi
pedagang-pedagang
46
Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)
karena
tujuan
mereka
adalah
tungan, ketika seseorang mengelola
mendapat penghasilan untuk biaya
sebuah usaha bisnis atau perusahaan.
hidup sehari-hari.
Menurut
Hazlina,
Wilson,
IKM di Kabupaten Magelang
dan Kummerow (2011) kompetensi
dinilai masih belum mampu menyi-
kewirausahaan meliputi: komitmen,
apkan sumberdaya manusia (SDM)
pembelajaran dan kekuatan personal.
yang terlibat di dalamnya untuk
Sarwoko, Surachman, dan Djumilah
memiliki dan mengembangkan ke-
(2013) menyatakan bahwa kompe-
mampuan yang ada pada dirinya agar
tensi
selalu relevan dengan perubahan
peran bagi kinerja bisnis, kompetensi
lingkungan dan situasi persaingan.
yang tinggi dari pemilik usaha kecil
SDM dalam hal ini para pelaku usaha
dan menengah akan menyebabkan
memegang peranan penting dalam
kinerja bisnis yang lebih tinggi.
memanfaatkan
sumberdaya
kewirausahaan
memberikan
alam
Menurut Darling, Gabrielson,
guna memenuhi kebutuhannya dan
dan Seristo (2007), Bernard (2000),
kebutuhan orang lain secara bijak.
serta Hurley dan Brown (2010)
Oleh sebab itu, pelaku usaha perlu
seorang pengusaha harus menun-
mempunyai
jukkan kepemimpinan yang kuat
kompetensi
kewira-
usahaan.
dengan membentuk strategi bisnis dan memotivasi karyawan melalui
Kompetensi Kewirausahaan Inyang dan Oliver (2009) mengemukakan bahwa kompetensi kewirausahaan merupakan kemampuan yang terkait dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki seorang pengusaha melalui pelatihan manajerial dan pengembangan untuk memungkinkan dia menghasilkan kinerja yang berbeda, dan memaksimalkan keun-
kreativitas berpikir. Teori dan model kepemimpinan menekankan pekerjaan yang harus dilakukan dan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin. Para pemimpin atau pemilik usaha harus lebih fokus dalam memberikan perhatian, membangkitkan semangat, dan menggembleng energi para pekerjanya. Menurut Daisy dan Azura (2011), Hood dan Young (1993),
47
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)
Covin
and
Slevin
(1991)
serta
libatan pembelajar dalam kegiatan
Dimitratos and Plakoyiannaki (2003)
pembelajaran, dan tingkat kepuasan
Seorang pengusaha selain memiliki
pembelajar dalam mengikuti kegia-
karakteristik
tan
kepemimpinan
juga
pembelajaran.
Pelaku
usaha
harus memiliki karakteristik: me-
merupakan salah satu faktor keber-
nguasai komunikasi lisan dan tulisan,
hasilan proses pembelajaran dalam
hubungan relasi, mampu mencari
penyuluhan
peluang, inovatif, kreatif, proaktif
menerima penyuluhan. Salah satu
berani mengambil risiko, berorientasi
faktor yang berperan sebagai pemicu
pasar, berpandangan jauh ke depan,
keberhasilan
sikap pantang menyerah, memiliki
adalah personal factor yang me-
pengetahuan dalam bisnis, memiliki
nyangkut aspek kepribadian sese-
jaringan yang baik, independen, serta
orang (Alma, 2002).
ulet.
sebagai
dalam
pihak
yang
berwirausaha
Kemampuan penyuluh merupakan salah satu faktor keberhasilan
Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Kompetensi
usaha.
Kewirausahaan
(2007)
Sarah serta
dan,
Widyoko
(2011) menyatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kompetensi kewirausahaan adalah sumberdaya manusia. Upaya meningkatkan sumber daya manusia terkait kompetensi kewirausahaan dapat ditempuh melalui kegiatan penyuluhan. dalam
Syafiuddin (2008) menge-
mukakan bahwa salah satu strategi
Handerson, Stephan
kegiatan penyuluhan selain pelaku
Proses
penyuluhan
pembelajaran dapat
dikaji
melalui kekompakan diantara para pembelajar (pelaku usaha), keter-
untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan adalah dengan pendampingan oleh penyuluh dengan menitikberatkan pada peningkatan kemampuan manajerial guna merangsang adanya motivasi yang akan berimplikasi pada peningkatan produksi dan pendapatan. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kompetensi kewirausahaan IKM meliputi: (1) faktor personal pelaku usaha, (2) kemampuan penyu-
48
Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)
luh, dan (3) proses pembelajaran da-
daripada orang yang masih kurang
lam penyuluhan.
berpengalaman.
Kusnadi,
Lana,
Kadarisman dan Suherman (2002) Faktor Personal Pelaku Usaha Syarief
(2013)
menjelaskan bahwa motivasi adalah
mengemu-
kakan bahwa faktor personal adalah ciri-ciri yang melekat pada individu yang membedakan dirinya dengan orang lain. Faktor personal pelaku
upaya untuk memunculkan semangat dalam diri atau bagi orang lain agar mau bekerja guna mencapai tujuan yang diinginkan melalui pemberian atau pemenuhan kebutuhan mereka.
usaha berkaitan dengan pendidikan yang ditempuh, pengalaman usaha dan motivasi yang dimiliki pelaku usaha.
Terdapat
hubungan
yang
linier antara faktor personal pelaku usaha dengan proses pembelajaran dalam penyuluhan dan kompetensi
Mulyasa (2002) berpendapat bahwa pendidikan berperan dalam mewujudkan
masyarakat
yang
berkualitas, menampilkan individuindividu yang memiliki keunggulan yang tangguh, kreatif, mandiri, dan kompeten dalam bidangnya masingmasing. Malta (2011) pengalaman adalah segala sesuatu yang muncul dalam riwayat hidup seseorang yang menentukan perkembangan keterampilan, kemampuan dan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya. Bagi orang yang telah lama menggeluti suatu pekerjaan akan lebih terampil dan memiliki kompetensi yang lebih baik sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik
kewirausahaan. Penyuluhan sebagai proses
pembelajaran
menekankan
interaksi antara keadaan internal dan stimulus dari lingkungan. Keberhasilan proses pembelajaran dalam penyuluhan tidak mungkin dapat terlepas dari peran aktif pelaku usaha sebagai peserta penyuluhan atau masyarakat sasaran. Selain memiliki hubungan
linier
pembelajaran
dengan
dalam
proses
penyuluhan,
faktor personal pelaku usaha yang terdiri dari: pendidikan, pengalaman usaha, dan motivasi juga memiliki hubungan
yang
linier
terhadap
kompetensi kewirausahaan. Semakin kuat faktor personal dimiliki pelaku usaha,
akan
semakin
tinggi
49
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)
kompetensi
kewirausahaan
yang
dimilikinya.
individu melalui materi, motode, dan media yang disesuaikan dengan lokasi
Kemampuan Penyuluh
1999).
Kemampuan penyuluh menurut Syarief (2013) adalah kemampuan penyuluh dalam memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas pelaku usaha untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Kemampuan penyuluh
meliputi:
kemampuan
menguasai materi, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan mengembangkan kemitraan. Terdapat
dan
kondisi
(Sumardjo,
Adapun indikator proses
pembelajaran
dalam
penyuluhan
meliputi: tingkat pencapaian tujuan penyuluhan, materi penyuluhan, metode penyuluhan, media penyuluhan dan interaksi pelaku usaha dengan penyuluh. Menurut Inyang dan Oliver (2009), Xiang (2009), serta Bailey (2007) kompetensi kewirausahaan kewirausahaan adalah penting dan
hubungan
yang
linier antara kemam-puan penyuluh terhadap proses pembelajaran dalam penyuluhan dan kompetensi kewirausahaan. Kemampuan penyuluh yang memadai akan mendukung tercapainya proses pembelajaran dalam penyuluhan yang berkualitas. Kemampuan penyuluh juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan kom-
merupakan
faktor
keberhasilan
berwirausaha yang dapat ditingkatkan melalui program-program pelatihan dan pendidikan yang tepat, serta kegiatan pengembangan yang efektif. Oleh sebab itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran dalam penyuluhan akan mendukung peningkatan kompetensi kewirausahaan pelaku usaha.
petensi kewirausahaan pelaku usaha. Proses Pembelajaran dalam
Berdasarkan landasan teori
Penyuluhan Penyuluhan merupakan
proses
pada
dasarnya
pembelajaran
masyarakat yang bertujuan untuk mencapai
HIPOTESIS
perubahan
perilaku
yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran diatas, diajukan hipotesis sebagai berikut:
50
Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)
H1: Faktor personal pelaku usaha
personal pelaku usaha, kemampuan
berpengaruh langsung terhadap
penyuluh, dan proses pembelajaran
proses
dalam penyuluhan terhadap kom-
pembelajaran
dalam
penyuluhan.
petensi
H2: Kemampuan penyuluh berpengaruh proses
langsung
dilakukan dengan metode survey karena ingin memperoleh fakta-fakta
dalam
dari gejala-gejala yang ada dan
penyuluhan.
mencari keterangan-keterangan seca-
pembelajaran dalam
ra faktual.
penyuluhan berpengaruh langsung
Penelitian
terhadap
pembelajaran
H3: Proses
kewirausahaan.
terhadap
kompetensi
kewirausahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha IKM yang mendapatkan penyuluhan dari
H4: Faktor personal pelaku usaha
Disperinkop
UMKM
Kabupaten
berpengaruh langsung terhadap
Magelang pada tahun anggaran 2013.
kompetensi kewirausahaan.
Sampel
H5: Kemampuan
penyuluh
ber-
diambil
responden.
Teknik
sebanyak
92
pengambilan
pengaruh langsung terhadap
sampel dalam penelitian ini meng-
kompetensi kewirausahaan.
gunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini
berupa:
kuesioner
Kabupaten Magelang Provinsi Jawa
(angket), wawancara dan dokumen-
Tengah. Waktu yang direncanakan
tasi. Kuesioner dalam penelitian ini
dalam penelitian ini terhitung mulai
menggunakan
bulan Oktober 2013 sampai dengan
langsung tertutup dengan model
Februari 2014..
rating scale. Skala penilaian yang
Penelitian
ini
merupakan
kuesioner
bentuk
digunakan adalah skala likert.
jenis penelitian deskriptif kuantitatif
Wawancara dalam penelitian
karena bertujuan untuk membuktikan
ini
dilakukan
terhadap
pegawai
hubungan sebab akibat atau antar
Disperinkop dan UMKM bagian
variabel yang diteliti yaitu faktor
industri. Data yang diperoleh beru-
51
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)
pa: masalah yang dihadapi IKM
Bentuk
diagram
koefisien
Kabupaten Magelang dan nama-
jalur dalam penelitian ini ditunjukkan
nama sentra yang mendapat penyu-
oleh gambar 1 dan 2 sebagai berikut.
luhan. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat data-data yang sudah tersedia di kantor-kantor atau instansi-instansi yang terkait dengan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan path analysis meng-
Gambar 1. Hubungan Struktur X1
gunakan program SPSS 19.00, yang
dan X2, terhadap X3
sebelumnya data telah melalui uji prasyarat
analisis,
multikolineritas, tisitas,
uji
meliputi:
uji
uji
heterokedas-
normalitas,
dan
uji
linieritas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Tabel 1. Deskripsi Data
Gambar 2. Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 terhadap X4 Hasil
perhitungan
analisis
jalur dapat memberikan informasi tentang beberapa pengaruh langsung dan tidak langsung (melalui X3) serta pengaruh total X1, X2, dan X3 terhadap X4 yang diuraikan sebagai berikut:
52
Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)
1.
2.
Pengaruh langsung X1 terhadap
memengaruhi X4 sebesar Rsquare
X3 sebesar sebesar 0,4372 =
= 0,693 = 69,3%.
0,191 atau 19,1%.
sebesar
30,7%
Pengaruh langsung X2 terhadap
variabel
lain
X3 sebesar 0,5182 = 0,268 atau
dijelaskan dalam penelitian ini.
Sisanya
dipengaruhi yang
tidak
26,8%. 3.
Pengaruh X1 dan X2 secara simultan
yang
langsung
memengaruhi X3 sebesar Rsquare = 0,848 = 84,8%. sebesar
15,2%
variabel
lain
Sisanya
dipengaruhi yang
tidak
dijelaskan dalam penelitian ini. 4.
Pengaruh langsung X1 terhadap X4 = 0,1032 = 0,0106 atau 1,06%
5.
Pengaruh langsung X2 terhadap X4 = 0,2302 = 0,0529 atau 5,29%
6.
Pengaruh langsung X3 terhadap X4 = 0,7672 = 0,588 atau 5,88%
7.
Pengaruh tidak langsung X1 terhadap X4 melalui X3= 0,103 + (0,437
x
0,767)
=
0,438.
Pengaruh total X1 terhadap X4 = 0,4382 = 0,192 atau 1,92% 8.
Pengaruh tidak langsung X2 terhadap X4 melalui X3 = 0,230 + (0,518
x
0,767)
=
0,627.
Pengaruh total X2 terhadap X4 = 0,6272 = 0,393 atau 3,93% 9.
Pengaruh X1, X2, dan X3 secara simultan
yang
langsung
Rangkuman Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan Pengaruh Total Variabel X1, X2, X3 terhadap X4 ditunjukkan pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Rangkuman Hasil Path Analysis
53
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)
Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhi-
luhan sebesar ρx3x1 = 0,437 dengan
tungan dan Pengujian Koefisien Jalur
thitung = 5,446 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,661. Karena thitung > ttabel maka koefisien jalur signifikan. Temuan ini sejalan dengan pendapat para tokoh terdahulu yang mengung-kapkan adanya pengaruh faktor personal pelaku usaha terhadap proses pembelajaran dalam penyuluhan. Mosher (1987) menge-
Tabel 3 menunjukkan bahwa
mukakan bahwa pendidikan mem-
terdapat empat koefisien jalur yang
percepat proses belajar. Menurut Ban
signifikan yaitu koefisen jalur faktor
dan Hawkins (1999) melalui penga-
personal pelaku usaha dengan proses
laman dan praktik seseorang dapat
pembelajaran
memperoleh
dalam
penyuluhan,
kemampuan
melak-
koefisen jalur kemampuan penyuluh
sanakan suatu pola sikap. Menurut
dengan proses pembelajaran dalam
Syarief (2013) pelaku usaha yang
penyuluhan, koefisen jalur kemam-
memiliki
puan penyuluh dengan kompetensi
memajukan usahanya akan sebaik
kewirausahaan dan koefisien jalur
mungkin mengikuti proses pembe-
proses pembelajaran dalam penyu-
lajaran dalam penyuluhan agar ha-
luhan dengan kompetensi kewirau-
rapannya tersebut dapat tercapai.
sahaan. Satu koefisien yang tidak
motivasi
tinggi
Berdasarkan
untuk
perhitungan
signifikan yaitu koefisien jalur faktor
menggunakan path analysis dipe-
personal pelaku usaha dengan kom-
roleh hasil koefisien jalur kemam-
petensi kewirausahaan.
puan
Berdasarkan
perhitungan
penyuluh
pembelajaran
terhadap
dalam
proses
penyuluhan
menggunakan path analysis dipe-
sebesar ρx3x2 = 0,518 dengan thitung =
roleh hasil koefisien jalur faktor
6,446 pada α = 0,05 diperoleh ttabel =
personal
1,661. Karena thitung > ttabel
pelaku
usaha
terhadap
proses pembelajaran dalam penyu-
koefisien jalur signifikan.
maka
54
Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)
Temuan
tersebut
sejalan
ngaruh proses pembelajaran dalam
dengan pendapat para tokoh ter-
penyuluhan terhadap kompetensi ke-
dahulu yang mengungkapkan adanya
wirausahaan. Inyang dan Oliver
pengaruh kemampuan penyuluh ter-
(2009), Xiang (2009),
hadap proses pembelajaran dalam
(2007) menyatakan bahwa kom-
penyuluhan. Hidayat (2006) menge-
petensi kewirausahaan dapat diting-
mukakan bahwa peranan penyuluh
katkan
sebagai pelatih dan penghubung
pelatihan dan pendidikan yang tepat,
dalam proses pembelajaran dalam
dan pengembangan yang efektif.
penyuluhan sangat menentukan peri-
Syarief (2013) proses pembelajaran
laku peserta penyuluhan. Syarief
dalam penyuluhan akan membantu
(2013) menyatakan bahwa kemam-
pelaku usaha melaksanakan usa-
puan penyuluh dalam hal pendidikan
hanya dan meningkatkan kompe-
melalui proses pembelajaran dalam
tensinya yang pada akhirnya akan
penyuluhan merangsang masyarakat
meningkatkan produktivitas.
sasaran untuk melaksanakan per-
Berdasarkan
melalui
dan Bailey
program-program
perhitungan
cobaan dan proyek pembelajaran
menggunakan path analysis dipe-
dengan berbuat (action learning
roleh hasil koefisien jalur faktor
project).
personal
Berdasarkan
pelaku
usaha
terhadap
perhitungan
proses kompetensi kewirausahaan
analysis
sebesar ρx4x1 = 0,103 dengan thitung =
diperoleh hasil koefisien jalur proses
0,882 pada α = 0,05 diperoleh ttabel =
pembelajaran
1,661. Karena thitung < ttabel maka
menggunakan
path
dalam
penyuluhan
terhadap kompetensi kewirausahaan sebesar ρx4x3 = 0,767 dengan thitung =
koefisien jalur tidak signifikan. Temuan
ini
bertentangan
11,341 pada α = 0,05 diperoleh ttabel =
dengan pendapat para tokoh ter-
1,661. Karena thitung > ttabel
dahulu yang telah mengungkapkan
maka
koefisien jalur signifikan. Temuan
tersebut
bahwa faktor personal pelaku usaha sejalan
yang meliputi: pendidikan, penga-
dengan pendapat tokoh terdahulu
laman, dan motivasi yang dimiliki
yang mengungkapkan adanya pe-
pelaku usaha berpengaruh terhadap
55
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)
kompetensi
kewirausahaan.salah
terhadap kompetensi kewirausahaan.
satunya dikemukakan oleh Sarwoko,
Menurut Syafiuddin (2008) kemam-
Armanu, dan Hadiwidjojo (2013)
puan penyuluh sangat berpengaruh
bahwa tinggi rendahnya kompetensi
terhadap
ditentukan oleh karakteristik pengu-
kewirausahaan pelaku usaha. Ke-
saha. Sedangkan menurut pendapat
mampuan penyuluh berkaitan dengan
Hendra (2011) bahwa rata-rata orang
kompetensi kewirausahaan meliputi:
yang memiliki prestasi akademis
kemampuan
menguasai
tidak
mempunyai
kemampuan
berkomunikasi,
dan
keinginan yang lebih kuat untuk
kemampuan
mengembangkan
ke-
menjadi pengusaha. Dapat disim-
mitraan. Dapat disimpulkan bahwa
pulkan bahwa faktor personal pelaku
kemampuan penyuluh yang terdiri
usaha tidak berpengaruh langsung
dari kemampuan menguasai materi,
terhadap kompetensi kewirausahaan.
kemampuan
berkomunikasi,
dan
Pelaku usaha yang memiliki faktor
kemampuan
mengembangkan
ke-
personal tinggi dalam berwirausaha
mitraan dapat meningkatkan kom-
belum tentu dapat meningkatkan
petensi kewirausahaan pelaku usaha.
tinggi
justru
peningkatan
kompetensi
materi,
kompetensi kewirausahaanya. Berdasarkan menggunakan peroleh
path
hasil
kemampuan
perhitungan analysis
koefisien
penyuluh
dijalur
SIMPULAN Faktor personal pelaku usaha berpengaruh
langsung
terhadap
terhadap
proses pembelajaran dalam penyu-
kompetensi kewirausahaan sebesar
luhan sebesar 19,1%. Kemampuan
ρ
penyuluh berpengaruh langsung ter-
pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,661.
hadap proses pembelajaran
Karena thitung > ttabel maka koefisien
penyuluhan sebesar 26,8%. Proses
jalur signifikan.
pembelajaran dalam penyuluhan ber-
x4x2 = 0,230 dengan thitung = 2,003
Temuan
tersebut
dalam
sejalan
pengaruh langsung terhadap kompe-
dengan pendapat para tokoh ter-
tensi kewirausahaan sebesar 5,88%
dahulu yang mengungkapkan adanya
Faktor personal pelaku usaha ber-
pengaruh
pengaruh tidak langsung terhadap
kemampuan
penyuluh
56
Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)
kompetensi kewirausahaan sebesar
dan mampu menguasai situasi pada
1,92% Kemampuan penyuluh ber-
proses pembelajaran sehingga dapat
pengaruh langsung terhadap kompe-
mengendalikan berlangsungnya kegi-
tensi kewirausahaan sebesar 5,29%.
atan penyuluhan. Kegiatan penyu-
Berdasarkan simpulan di atas,
luhan
hendaknya
tidak
berhenti
diketahui bahwa faktor personal
sebatas menyelesaikan program yang
pelaku
sudah dianggarkan.
usaha
tidak
berpengaruh
langsung terhadap kompetensi kewi-
Kepada Pelaku Usaha IKM
rausahaan. Kompetensi kewirausa-
hendaknya bersungguh-sungguh da-
haan paling dominan dipengaruhi
lam mengikuti kegiatan penyuluhan
secara langsung oleh proses pem-
yang ditunjukkan melalui keaktifan
belajaran dalam penyuluhan. Sedang-
baik dalam bertanya kepada in-
kan proses pembelajaran dalam pe-
struktur
nyuluhan paling dominan dipenga-
masukan-masukan yang menunjang
ruhi secara langsung oleh kemam-
keberhasilan
puan penyuluh.
dalam penyuluhan. Pelaku usaha
maupun
hendaknya
memberikan
proses
pembelajaran
memperluas
jaringan
dengan berbagai pihak salah satunya
SARAN Kepada Disperinkop UMKM
melalui kegiatan kemitraan. Selain
proses pembelajaran dalam penyu-
itu, pelaku usaha hendaknya lebih
luhan yang diselenggarakan hen-
memaksimalkan pemanfaatan ber-
daknya memiliki tujuan yang jelas,
bagai media informasi dan bantuan
memberikan
peralatan yang telah diberikan pe-
materi-materi
yang
benar-benar dibutuhkan oleh pelaku
merintah
usaha, menggunakan metode dan
Disamping hal di atas, pelaku usaha
media yang tepat sasaran, serta
hendaknya meningkatkan: kompe-
mampu menumbuhkan interaksi dua
tensi
arah antara pelaku usaha dengan
baik lisan maupun tertulis, krea-
penyuluh.
tivitas,
Para
instruktur
yang
ditunjuk hendaknya lebih mampu meningkatkan kerjasama antar tim
dan
dinas
kepemimpinan,
kemampuan
terkait.
komunikasi
menghadapi
risiko, kemampuan mencari peluang
57
dan kemampuan untuk senantiasa berpandangan ke masa depan.
DAFTAR PUSTAKA Alma, B. 2002. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta. Bailey, H. 2007. Entrepreneurial spirit as Crucial driver for Development and Cooperation. ISSN:1862-6289. Discussion Paper Ban, V. & Hawkins, HS. 1999. Proses Penyuluhan. Yogyakarta: Kanisius. Bernard, MB. 2000. Enhancing Contemporary Entrepreneurship: a Focus on Management Leadership. European Business Review, Volume.19, No.1, pp.4-22. Covin, JG. dan Slevin, DP. 1991. A Conceptual Model of Entrepreneurship as Firm Behaviour. Entrepreneurship Theory and Practice. Vol 16 (1): 7-25. Daisy, K dan Azura, A.E. 2011. A Preliminary Study of Top SMEs in Malaysia: Key Success Factor vs Government Support Program. Journal of Global Business and Economics. Volume 2, Number 1, 48-58 Darling, J., Gabrielson, M. and Seristo, H. 2007. Enhancing Contemporary Entrepreneurship: A Focus On Mana-
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)
gement Leadership. European Business Review. Vol.19, No.1, pp.4-22. Handerson, J., Sarah, AL., & Stephan, W. 2007. The Drivers of Regional Entrepreneurship in Rural and Metro Areas in Entrepreneurship and Local Economic Development. London: Lexington Books. Hazlina, N., Wilson, C., dan Kummerow, L. 2011. A Cross-Cultural Insight into the Competency-Mix of SME Entrepreneurs in Australia and Malaysia. International Journal of Business and Management Science, Vol. 4, No. 1,pp 33-50 Hendra. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga Hidayat, K. 2006. Peranan Penyuluh Pertanian dan Tingkat Kemandirian Kelompok Petani Kecil. Jurnal Habitat, Vol. XVII, No.3, Hal.200. Hood, JN., dan Young, JE. 1993. Entrepreneurships Requisite Areas of Development Survey of Top Executive in Successful Entrepreneurial Firm. Journal of Business Venturing. 8. 115-135. Hurley, TJ. dan Brown, J. 2010. Conversational Leadership: Thinking Together for a Change. Oxford Leadership Journal, Volume 1, Issue 2, 1-9
58
Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)
Inyang, BJ. and Oliver, R. 2009. Entrepreneurial Competencies: The Missing Links to Successful Entrepreneurship in Negeria. International Business Research Journal. 2 (2): 62-67. Kusnadi, M., Lana, S., Kadarisman dan Suherman, D. 2002. Pengantar Manajemen: Konseptual dan Perilaku. Malang: Penerbit Universitas Brawijaya Press. Malta, J. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Petani Jagung di Lahan Gambut. Mimbar. Vol. XXVII. No. 1 (Juni 2011): 67-78 Mosher, AT. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: CV. Yasaguna. Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sarwoko, E., Armanu, S., dan Hadiwidjojo, D. Entrepreneurial Characteristics and Competency as Determinants of Business Performance in SMEs. Journal of Business and Management. ISSN: 2278-487X. Volume 7, Issue 3, PP 31-38 Sumardjo. 1999. Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani. Disertasi
Sekolah Pascasarjana. Bogor. (Unpublished).
IPB.
Syafiuddin. 2008. Hubungan Karakteristik dengan Kompetensi Pembudidaya Rumput Laut (Euchema spp.) Di Tiga Kabupaten Di Provinsi Sulawesi Selatan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor. Syarief, YA. 2013. Kompetensi Kewirausahaan Petani Jagung di Provinsi Lampung. Disertasi Program Pascasarjana UNS. Surakarta. (Unpublished). Widyoko. 2011. Evaluasi Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Xiang, L. 2009. Entrepreneurial Competencies as an Entrepreneurial Distinctive: An Examination of the Competency Approach inn Defining Entrepreneurs. Dissertations and Theses Collection (Open Access).